AHMAD
SHOHIBULWAFA TAJUL ‘ARIFIN (ABAH ANOM)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S. Ag)
Oleh:
Walid
NIM: 1112033100027
FAKULTAS USHULUDDIN
JAKARTA
1440 H/2019 M
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat serta karunia, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
oleh Allah SWT kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga dan
sahabatnya yang telah memberikan tuntunan bagi kita semua (Umat Islam)
hambatan rintangan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan
motivasi serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis
besarnya kepada :
1. Ibunda tercinta Hj. Khadijah dan Ayahanda Riyaz Mauladzad yang selalu
memberikan limpahan kasih dan sayang yang tak terhingga, yang tidak
2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN
vi
3. Dra. Tien Rahmatin M.A, Ketua Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam. Dan
Bapak Abdul Hakim Wahid S. Ag. M.A, Sekertaris Jurusan Aqidah dan
dalam ujiannya.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ushuluddin yang tidak bisa disebutkan satu
kepada penulis.
8. Kanda Idris Hemay M.Si, Kanda Sabran Sanaf M.Si, Kanda Abdus Saleh
Siswanto, Suliyati Sanaf S.Th.I, Nia Trisnawati M.Pd, Atifatul Uyun Elvas
vii
MA, selaku senior yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam
Jamilah, Ilma Inayah Diana, Kurratul Aini, Nita Nur Ningsih, Nory
Fitriani Fajrin dan keluarga besar Kost Kampung Utan yang telah
selama penyusunan skripsi ini (semoga Allah membalas semua amal baik
Teman-teman seperjuangan).
10. Terima Kasih juga buat Kakak Angkat penulis Rimayanti Wardani
11. Terima Kasih juga buat kanda Idris Hemay M.Si, FaizalAs’adi S.Sos dan
Faizal Hazbi S.Ag yang telah meng-edukasi dan membantu dengan diskusi
12. Teman-teman Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) angkatan 2012 yang tidak
viii
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan doa kehadirat
Allah SWT. Semoga amal baik semua pihak yang telah membimbing,
amal shaleh dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Dan mudah-mudahan
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
BAB III BIOGRAFI AHMAD SHOHIBULWAFA TAJUL ARIFIN (ABAH
ANOM)
A. Riwayat hidup Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom)............36
B. Pendidikan dan Guru. .............................................................................40
C. Karya-karya Abah Anom........................................................................48
D. Thariqah Qadiriyyah Naqshabandiyyah (TQN).......................................49
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan ............................................................................................75
2. Saran......................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................78
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN
bergeser menuju sesuatu yang bersifat materi sehingga sangat wajar apabila nilai-
nilai tersebut hampir punah. Berbagai macam persoalan yang terjadi di masyrakat,
prestasi belajar pada orang dewasa naik lebih cepat untuk hal-hal yang lebih
prestasi iman seseorang yang merupakan hal yanga lebih bersifat abstrak, akan
dapat semakin meningkatkan lebih cepat dan bahkan memiliki wawasan iman dan
taqwa yang lebih luas dan mendalam kalau ia telah dewasa, atau setidak-tidaknya
tetap bertahan dalam menghadapi berbagai cobaan hidup, bila mana ia selalu
1
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), h. 148.
1
2
Etika Sufistik ini menjadi hal yang sangat penting dan sangat dibutuhkan
oleh individu maupun masyrakat di era modern saat ini. Moral dan karakter
masyrakat yang lemah perlu dikembangkan lagi melalui banyak cara karena
bentuk pendidikan Sufistik secara vertikal adalah berakhlak dan beribadah kepada
Allah SWT dengan baik, dan secara horizontal adalah berakhlak baik kepada
sesama makhluk.
perhatian, bahkan banyak yang meramalkan akan menjadi trend di abad XXI.
Ramalan ini cukup beralasan, karena sejak akhir abad ke-20 mulai terjadi
spiritualitas ini sebagai reaksi terhadap dunia modern yang terlalu menekankan
hal-hal yang bersifat material profan. Manusia ingin kembali menengok dimensi
spiritualnya yang selama ini di lupakan. Salah satu gerakan yang paling menonjol
di akhir abad ke-20 dan di awal abad ke 21 adalah gerakan new age (new age
movement).2
2
Ruslani, Wacana Spiritualitas Timur Dan Barat (Yogyakarta: Kalam, 2000), h. 6.
3
kemajuan ilmu dan teknologi, manusia cenderung lari kepada pencarian spiritual
manusia modern? Kesimpulan singkat yang bisa dicatat antara lain: pertama,
tasawuf merupakan basis yang bersifat fitri pada setiap manusia. Ia merupakan
potensi ilahiyah yang berfungsi untuk mendesain sejarah dan peradaban manusia.
Tasawuf dapat mewarnai segala aktifitas baik yang berdimensi sosial, politik,
signifikasi dengan problema manusia modern, karena tasawuf secara imbang telah
pembentuk tingkah laku melalui pendekatan tasawuf suluki dan bisa memuaskan
setiap muslim, dari lapisan sosial manapun dan ditempat manapun. Secara fisik
mereka menghadap satu arah yaitu ka’bah, dan secara rohaniah mereka berlomba
4
lomba menempuh jalan (tarekat) melalui maqamat dan ahwal menuju kapada
Dunia modern sendiri di kenal mulai abad ke 19 dan 20. Zuhud merupakan
salah satu maqam dalam tasawuf Islam. Zuhud diartikan sebagai hilangnya
bagaimana konsep zuhud dalam dunia modern di abad sekarang. Iqbal (1290 H/
1873M ) misalnya, berpandangan bahwa dunia adalah sesuatu yang haq. Manusia
sebagai Khalifah Allah, “teman sekerja” (co worker) Tuhan harus aktif
anatara ilmu dan amal, antara kontemplasi dan aksi, dan jangan sampai menjadi
biarawan.4
diri dari dunia, tidak bekerja dan hanya melakukan ibadah saja. Konsep zuhud
yang menjauhkan diri dari dunia pernah terjadi di abad abad sebelumnya. Konsep
zuhud yang banyak dipraktikkan antara lain; menyepi di dalam gua, gunung, tidak
makan dan minum dan hanya menyendiri dan beribadah (sholat, dzikir) kepada
Allah Swt.
3
Solihin, M.Ag, Melacak Pemikiran Tasawuf Di Nusantara (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2005), h. 5.
4
Syukur, Amin, Zuhud di Abad Modern ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1997), h. 7.
5
Indonesia sama tuanya dengan kehadiran Islam itu sendiri sebagai agama yang
telah mengenalkan ajaran Islam dalam kapasitas mereka sebagai guru-guru sufi.
dari sekian banyak tarekat yang ada di seluruh dunia, hanya ada beberapa tarekat
Beberapa tarekat yang masuk dan berkembang di Indonesia sejak abad ke-
16 atau abad ke-17 hingga abad ke-19 di antaranya adalah Tarekat Qadiriyah,
tarekat yang lebih dikenal dengan sebutan Haddadiyah, yang muncul berkat
kreativitas umat Islam Indonesia, terutama para habib keturunan Arab. Pada
periode berikutnya, tarekat Tijaniyah masuk pada awal abad ke-20, yang dibawa
tarekat-tarekat yang masih survive dan berkembang pesat bahkan pengikutnya dari
5
Ajid Thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik
Antikolonialisme Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah di Pulau Jawa (Bandung : Penerbit Pustaka
Hidayah, 2002), h. 27.
6
Ajid Thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik
Antikolonialisme Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah di Pulau Jawa, h.28.
6
tokohnya yang fenomenal KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom).
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik mengangkat tarekat yang berkembang
ANOM)”.
1. Batasan Masalah
menurut KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom) yang di tinjau dari
karya karya Abah Anom dan berbagai sumber yang membahas tentang abah anom
2. Rumusan Masalah
akan diteliti sebagai berikut: Bagaimana konsep pemikiran dan praktek Etika
C. Tujuan Penelitian
kehidupan modern.
D. Manfaat Penelitian
berikut: Untuk melahirkan paradigma, konsep, dan teori mengenai “Etika Sufistik
Modern, Telaah Pemikiran Kh. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom)”.
akademisi.
E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau telaah pustaka sering disebut dengan teoritik yaitu
yang sedang diteliti atau kajian tentang ada atau tidaknya studi, buku, atau skripsi
dengan judul pokok dari penelitian yang penulis teliti yaitu sebagai berikut:
Desa Beji. Dalam skripsi tersebut objek kajiannya adalah peran TQN di
desa Beji.7 Persamaan dengan penelitian yang penulis akan lakukan adalah
kajiannya dan lokasi beserta tokoh yang diangkat, jika penulis fokus
7
Abdul Muklis. Peran Ajaran Tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah (TQN) Dalam
Peningkatan (ESQ) Emotional Spiritual Quotient Santri di Pondok Pesantren Nurul Barokah Desa
Beji. Skripsi. (Purwokerto: STAIN Purwokerto, 2014), h. 6.
9
dari abdul muklis itu sendiri tentang peran tqn dalam peningkatan ESQ.
2. Penelitian Saiful Anam dalam skripsinya pada tahun 2007 yang berjudul
Perbedaannya jelas terlihat, jika dalam penelitian saudara Saiful anam ini
3. Hasil disertasi Saifuddin Zuhri pada tahun 2011 yang telah diterbitkan
adalah sama sama meneliti tentang tarekat sebagai salah satu factor dalam
8
Saiful Anam.Fungsi Sosial Tarekat Studi Kasus tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah di
Sokaraja Tahun Pelajaran 2007.Skripsi. (Purwokerto: STAIN Purwokerto, 2007), h. 3-4.
9
Saifuddin Zuhri, Tarekat Syadziliyah Dalam Perspektif Perilaku Perubahan Sosial
(Yogyakarta: TERAS, 2011), h. 1-10.
10
kajiannya, bila dalam disertasi ini DR. Saifuddin Zuhri meneliti tentang
4. Sri Mulyati dalam buku yang berjudul “Peran Edukasi Tareka Qadiriyah
tarekat ini di dalam dan di luar pulau jawa serta meneliti tentang aktivitas
hanya saja terdapat perbedaan yang sigifikan antara penelitian ini dengan
10
Sri Mulyati, Peran Edukasi Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah Dengan Referensi Utama
Suryalaya (Jakarta: KENCANA, 2010), h. 8.
11
mengidentifikasi) yang relevan dengan tema yang akan penulis angkat, ternyata
Naqsabandiyah (TQN), akan tetapi dari kesemuanya belum ada yang spesifik
F. Metode Penelitian
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,
1. Jenis Penelitian
mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan obyek
masyarakat yang diteliti dan apara penganut dan pengamal TQN di Pondok
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 60-61.
12
2. Sumber Data
Sumber data yang di gunakan dalam skripsi ini adalah sumber data
karya Abah Anom ataupun karya penulis lain yang berkaitan dengan TQN Abah
Anom dan rekaman proses kegiatan harian yang ada di Pondok Pesantren
Suryalaya.
suryalaya serta aktifitas atau amaliah yang dilakukan oleh para anggota
Analisis data dalam kajian pustaka (library research) ini adalah analisis isi
isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Atau analisis isi
adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru
G. Sistematika Penulisan
penelitian. Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bagian yang meliputi bagian,
yaitu:
(Abah Anom), Riwayat Hidup, Pendidikan dan Guru, Corak Pemikiran Sufistik.
Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom), Pengikut dan jemaah TQN).
KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin (Abah Anom), Praktek Etika Sufistik
Modern KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin (Abah Anom) dalam Thariqah
Sufistik dalam Kehidupan Modern KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah
Anom).
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos dalam bentuk tunggal
memiliki banyak arti yaitu: kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan
cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta- etha artinya adat kebiasaan. Dalam istilah
lain dinamakan moral yang berasal dari bahasa latin yaitu mos yang berarti budi
pekerti, yang dalam bahasa Indonesia berarti tata susila.1 Etika adalah suatu ilmu
yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerapkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya. Menyatakan tujuan yang harus
dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka yang melakukan jalan untuk
yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat pula
1
Hasbullah Bakri, Sistematika Filsafat (Jakarta: Wijaya, 1986), h. 70.
2
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak) (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 3.
15
16
yang dilandasi dengan etika moral. Namun, penerapan itu dapat juga
yaitu:
Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
dua kata yaitu Ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaan, tempat yang
biasa. Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang baik.3 Istilah
moral berasal dari kata latin yaitu mores, yang merupakan bentuk jama’ dari mos,
yang berarti adat istiadat atau kebiasaan watak, kelakuan, tabiat, dan cara hidup.4
Sedangkan dalam bahasa Arab kata etika dikenal dengan istilah akhlak, artinya
K Bertens dalam buku etikanya menjelaskan lebih jelas lagi. Etika berasal
dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai
banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat,
akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak artinya adalah
3
Lorens bagus, kamus filsafat (Jakarta: PT Gramedia pustaka, 2000), h. 217.
4
Lorens bagus, kamus filsafat, h. 672.
5
Hasbullah Bakry, Sistematika Filsafat ( Jakarta: Wijaya, 1978), h. 9.
17
adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik,
tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang atau kepada masyarakat.
Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke
generasi lain.
Kebiasaan hidup yang baik ini lalu dibekukan dalam bentuk kaidah, aturan
atau norma yang di sebarluaskan, dikenal, dipahami, dan diajarkan secara lisan
dalam masyarakat. Kaidah, norma atau aturan ini pada dasarnya, menyangkut
baik-buruk perilaku manusia. Atau, etika dipahami sebagai ajaran yang berisikan
Adapun menurut Burhanuddin Salam, istilah etika berasal dari kata latin,
yakni “ethic, sedangkan dalam bahasa Greek, ethikos yaitu a body of moral
principle or value Ethic”, arti sebenarnya ialah kebiasaan, habit. Jadi, dalam
pengertian aslinya, apa yang disebutkan baik itu adalah yang sesuai dengan
kebiasaan masyarakat (pada saat itu). Lambat laun pengertian etika itu berubah
Perkembangan pengertian etika tidak lepas dari substansinya bahwa etika adalah
suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia,
mana yang dinilai baik dan mana yang jahat. Istilah lain dari etika, yaitu moral,
asusila, budi pekerti, akhlak. Etika merupakan ilmu bukan sebuah ajaran. Etika
dalam bahasa arab disebut akhlak, merupakan jamak dari kata khuluq yang berarti
adat kebiasaan, perangai, tabiat, watak, adab, dan agama. Istilah etika diartikan
6
Keraf. A. Sonny. Etika Lingkungan (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002), h. 2.
18
etika adalah suatu studi mengenai perbuatan yang sah dan benar dan moral yang
dilakukan seseorang.7
Menurut Frans Magnis Soeseno etika Jawa adalah panduan hidup yang
berlandaskan moral, hati nurani, dan olah rasa. Terdapat penekanan dimensi
semesta). Dalam buku etika jawa, Frans menjelas kan bahwa orang Jawa tidak
mengenal baik dan jahat melainkan orang yang bertindak karena ketidaktahuan,
jadi apabila ada orang yang bertindak merugikan orang lain itu dianggap orang
yang belum mengerti mana yang baik dan mana yang tidak baik.
kehidupan salah satunya dimensi dengan alam. Orang Jawa yang ideal adalah
hak.
masyarakat Jawa di mana keadaan rukun adalah di mana semua pihak berada
dalam kedamaian, suka bekerjasama, saling asah, asih dan asuh. Hal inilah yang
sosial, rukun tetangga dan rukun satu kampung. Kerukunan perlu dilandasi
7
Hamzah Ya’kub, Etika Islam: Pembinaan Akhlakul Karimah, (Suatu Pengantar)
(Bandung: CV, Diponegoro, 1993), h. 12.
19
dengan adanya saling percaya antar pribadi. Adanya keterbukaan terhadap siapa
saja, adanya bertanggung jawab dan merasa adanya saling ketergantungan atau
rasa kebersamaan.
terjadi konflik bagi masyarakat Jawa akan berkesan secara mendalam dan selalu
ditarik kesimpulan dari kedudukan etika Jawa, simpulan tersebut akan banyak
kepatuhan bawahan terhadap otoritas atau pemerintah. Patuh dalam bahasa Jawa
disebut setya tuhu, tidak menolak, tidak membangkang, dan karena itu orang
bahwa mereka menemukan kedamaian. Ketika atasan dapat menemukan apa yang
dialog sejati, walaupun tatakrama pergaulan menentukan bahwa yang boleh bicara
hanyalah atasan sedangkan bawahan diam saja. Dalam dialog itu ia berusaha
melaksanakannya.
Konsep etika demikian menandai hadirnya prinsip saling asah, asuh, dan
asih dalam kehidupan. Masing-masing pihak dapat menahan diri, memahami satu
20
untuk tetap diam dan tetap mengatakan “setuju” demi untuk memaksakan
interaksinya melalui dua prinsip, prinsip kerukunan dan prinsip hormat. Dua
prinsip itu menuntut bahwa dalam segala bentuk interaksi, konflik-konflik terbuka
harus dicegah.8
Manusia disebut etis, ialah manusia yang secara utuh dan menyeluruh
Penilaian etik dan tidak etik, menjadi kunci pokok dalam mendudukkan
posisi seseorang dalam komunitas Jawa. Orang yang tergolong etik, dipandang
lebih bersahaja, lebih memahami Jawa, dan yang lain sebaliknya. Apabila ada
seseorang yang kurang menaruh hormat atau tidak rukun kepada sesama, sering
mendapat cercaan, pengucilan, dan yang lebih bahaya lagi jika disuruh pergi
(minggat). Hukuman etika ini sering disebut pula disebratake, atau disongkrah,
artinya dikeluarkan dari golongan atau kelompok orang-orang yang etis. Yang
unik, etika itu juga sering diwarnai dengan berbagai sentimen suku dan agama.
Biarpun hal ini sebenarnya kurang tepat, namun realitas sering terjadi, ada orang
8
Suwardi Endraswara, Etika Hidup Orang Jawa (Jakarta: Narasi, 2010), h.13-14.
21
yang mendapat malu bertubi-tubi, lantaran dianggap tidak etis, apalagi berbeda
suku dan agama. Orang Jawa justru memiliki strategi tersendiri dalam
memberikan “pelajaran” bagi yang melanggar etika Jawa. Atas dasar hal ini,
berarti etika jawa itu amat penting bagi keberlangsungan hidup habitat Jawa itu
sendiri.9
memiliki perilaku yang mengarah pada kebaikan. Yang termasuk atau contoh-
1. Rukun
keadaan yang harmonis. Keadaan yang seperti itu disebut rukun. Rukun berarti
Keadaan rukun terdapat di semua pihak berada dalam keadaan damai satu
sama lain, suka bekerja sama, saling menerima, dalam suasana tenang dan
sepakat. Rukun adalah keadaan ideal yang diharapkan dapat dipertahankan dalam
semua hubungan sosial, dalam keluarga, dalam rukun tetangga, di desa, dalam
semangat kerukunan.10
9
Suwardi Endraswara, Etika Hidup Orang Jawa (Jakarta: Narasi, 2010), h. 16-17.
10
Franz Magnis-Suseno SJ, Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan
Hidup Orang Jawa (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 39.
22
2. Prinsip Hormat
Prinsip hormat mengatakan bahwa setiap orang dalam cara bicara dan
membawa diri selalu harus menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai
dengan derajat dan kedudukannya. Apabila dua orang bertemu, terutama dua
orang Jawa, bahasa, pembawaan dan sikap mereka mesti mengungkapkan suatu
yang tersusun dengan terperinci dan cita rasa. Mengikuti aturan-aturan tatakrama
yang sesuai, dengan mengambil sikap hormat atau kebapakan yang tepat adalah
sangat penting.11
3. Kebaikan
dan menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik dan benar, jika
(value), apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang konkrit.12
4. Kemurahan hati
kehidupan ini dari sudut pandang yang egois dan mementingkan diri sendiri,
hanya dengan menyediakan diri kita bagi orang lainlah kita akan merasakan
betapa berartinya hidup ini. Jadi, disaat kita mencari makna kehidupan, salah satu
tempat terbaik untuk mencarinya adalah diluar (mencari pada diri orang lain)
11
Franz Magnis-Suseno SJ, Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan
Hidup Orang Jawa (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 60.
12
Suwardi Endraswara, Etika Hidup Orang Jawa (Jakarta: Narasi, 2010), h. 17.
23
sedekah atau menyumbangkan sejumlah uang kepada orang yang secara ekonomi
kekurangan. Padahal, kemurahan hati dalam arti murninya jauh lebih luas.
Kemurahan hati antara lain berarti memberikan hati kita, pikiran kita, dan
keahlian kita dengan cara yang dapat membantu hidup semua orang, tidak
memandang apakah mereka miskin atau kaya. Kemurahan hati adalah sikap tidak
mementingkan diri sendiri. Kemurahan hati adalah cinta yang dibalut pakaian
kerja.
nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu sendiri, sedangkan etika
berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk. Jadi bisa dikatakan, etika
berfungsi sebagai teori tentang perbuatan baik dan buruk. Dalam filsafat
Etika membatasi dirinya dari disiplin ilmu lain dengan pertanyaan apa itu
Tetapi di samping itu tugas utamanya ialah menyelidiki apa yang harus dilakukan
manusia. Semua cabang filsafat berbicara tentang yang ada, sedangkan filsafat
13
Haidar Baqir, Buku Saku Filsafat Islam (Bandung Mizan, 2005), h. 189-190.
14
K Bertens, Etika (Jakarta: Gramedia, 1993), h. 27.
24
dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan. Sebagian orang menyebut
etika dengan moral atau budi pekerti. Ilmu etika adalah ilmu yang mencari
yang diperoleh dengan akal budi manusia. Menurut KBBI, filsafat etika adalah
1. Ilmu tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk dan tentang
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.15
Jadi, filsafat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah
laku manusia yang baik dan buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual
sendiri.
Menurut hukum etika, suatu perbuatan itu dinilai dari 3 tingkat, yaitu :
1. Tingkat pertama: semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni berupa rencana
3. Tingkat ketiga: akibat atau hasil dari perbuatannya itu baik atau buruk.
Dengan demikian, pandangan baik dan buruk, dan hakikat nilai dalam
15
Soegiono,Tamsil, Filsafat Pendidikan Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012.
25
3. Cara merujuk kepada sumber-sumber nilai yang menjadi tujuan pokok dalam
bertindak.
Selain itu juga pengertian etika adalah cabang ilmu filsafat yang
hidupnya. Etika merupakan sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap serta pola perilaku
suatu ilmu yang membahas tentang arti baik dan buruk, benar dan salah kemudian
manusia menggunakan akal dan hati nuraninya untuk mencapai tujuan hidup yang
baik dan benar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Jadi manusia dapat
melakukan apa saja yang dikehendaki yang dianggap baik dan benar, meskipun
ilmu yang menjelaskan sesuatu yang baik dan yang buruk, mana tugas atau
kewajiban moral, tau bisa juga mengenai kumpulan prinsip atau nilai moral.16
pemikiran tentang benar dan salah. Simorangkir menilai etika adalah hasil usaha
serta nilai-nilai yang berbobot untuk bisa dijadikan pedoman hidup. Satyanugraha
16
Sofyan S Harahap, Etika bisnis dalam perspektif islam (Jakarta: Salemba Empat, 2011),
h. 15.
26
masyarakat. Sebagai ilmu, etika juga bisa diartikan pemikiran moral yang
mempelajari tentang apa yang harus dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan.17
Kata Arab untuk etika adalah akhlaq (akhlak). Dalam bentuk tunggal, kata
itu berarti sifat, namun dalam bentuk jamak bermakna moralitas atau etika.
Akhlak digunakan untuk menyebut tabiat yang baik, sopan santun, keadilan dan
kebaikan hati.18
Sebelum munculnya teologi dan filsafat aktifitas semacam itu benar terputus. Para
luar. Akan tetapi aktivitas tersebut berhubungan erat menggunakan akal sebagai
karakter aktivitas dialektika dan rasional murni, dengan kesan koherensi dan
atau refleksi moral dan bukan teori etika dalam arti baku. Untuk memperluas
usaha yang telah dilakukan oleh para komentator, para ahli hadist dan ahli hukum
Qur’an membentuk keseluruhan ethos islam. Jadi, cara mengeluarkan ethos ini
menjadi sangat penting daam studi etika islam. Usaha mereka dalam lapangan
17
Sofyan S Harahap,Etika bisnis dalam perspektif islam (Jakarta: Salemba Empat, 2011),
h. 15.
18
Azyumardi Azra dkk, Ensiklopedi Islam ( Jakarta : PT. Ictiar Baru Van Hoeve, 2001), h.
102.
27
etika dapat dikatakan untuk menyusun substansi apa yang kita sebut moralitas
spiritual.19
Dalam Bahasa Arab Etika Islam sama artinya dengan akhlak jamak dari
Khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.20 Dengan
demikian dari beberapa arti di atas dapat dikemukakan bahwa etika menurut
bahasa mempunyai beberapa makna yang komprehensip antara teori dan praktek,
Namun ada yang memahami antara etika dan akhlak berbeda, jika etika
hanya berhubungan dengan sopan santun antara sesame manusia serta tingkah
laku lahiriah, maka kahlak lebih luas cakupannya, yakni mencakup hal-hal yang
tidak bersifat lahiriah tetapi termasuk sikap batin dan pikiran manusia. Oleh sebab
itu etika Islam mencakup etika terhadap Allah, etika terhadap Rasul, etika
terhadap manusiadan etika terhadap manusia dan etika terhadap alam lingkungan
sekitar.21
kebiasaan serta perbuatan itu dilakukan dengan sadar karena dorongan emosi-
emosi jiwanya, bukan karena adanya tekanan yang datang dari luar dirinya, seperti
adanya paksaan atau bujukan. Oleh sebab itu etika berupaya melakukan
penyelidikan dan penilaian terhadap perbuatan baik dan buruk manusia maka
disini harus dipahami bahwa perbuatan atau tabiat manusia sangat beragam.
19
Majid Fakhry, Etika Dalam Islam (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996), h. 1.
20
Hamzah Ya’kub, Etika Islam (Bandung : Diponegoro, 1985), h. 11.
21
Zuly Qadir, Etika Islam Suatu Pengantar (Sejarah, Teologi Dan Etika Agama-Agama)
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003), h. 270-276.
28
Keragaman ini dapat ditinjau dari segi nilai kelakuannya apakah baik atau buruk
dan filosof Islam untuk menengahkan teori-teori akhlak atau etika, yang
Al-Qur’an dan Hadist. Ihwanus Shafa adalah suatu kelompok yang bergerak
lapangan etika kelompok ini mendasarkan pada prinsip rohaniyah dan zuhud.
yang hakiki.
Qur’an dan Hadist sebagai sumber ajaran etika Islam atau akhlak, maka kita dapat
mencakup segala hal yang telah kita lihat dan alami sehari-hari. Karena Al-Qur’an
adalah petunjuk bagi manusia meliputi segala segi kehidupan manusia tidak hanya
mengajarkan kebaikan-kebaikan daripada akhlak Islam akan tetapi juga janji dan
Jika kita memahami Al-Qur’an dengan baik dan benar, maka kita dapat
kejahatan. Konsekuensi logis dari pemahaman islam yang bersumber dari Al-
29
Qur’an dan Hadist mengatur kehidupan manusia secara individu dan kolektif, Al-
Qur’an dan Hadist mengatur kehidupan manusia secara individu dan kolektif. Al-
Qur’an sendiri sebagai dasar etika Islam bagi kehidupan manusia, terutama dalam
hal kemasyarakatan harus di tegakkan atas tiga dasar yaitu keadilan, musyawarah,
dan persaudaraan dan persamaan. Dengan demikian sasaran pokok dari pada etika
Islam atau akhlak menurut Muh. Zain Yusuf mempunyai ciri-ciri yang khusus
yang membedakan dengan akhlak yang diciptakan manusia yaitu: kebajikan yang
menjadikan amal baik sebagai sesuatu yang wajib dan menghindari perbuatan
Fungsi etika Islam adalah untuk menuntun umat manusia terutama yang
beragama Islam agar tidak terjerumus kepada kezoliman yang diciptakan oleh
moral atau adab yang buruk yang mana akan merusak manusia itu sendiri atau
yang ada disekitarnya yang akhirnya akan menuntun ke jalan menuju pintu
neraka. maka dari pada etika islam sangat penting untuk dipahami dan diikuti
sebagai pembeda pula antara manusia dengan hewan yang tidak memiliki akal
a. Al-Kindi
22
Ali Saefudin, Etika Islam Sebagai Modal Kebahagiaan, Jurnal Teologis, h. 22-23.
30
Yang dimaksud dengan definisi ini ialah agar manusia memiliki keutamaan
yang sempurna, juga diberi definisi yaitu sebagai latihan untuk mati. Yang
dimaksud ialah mematikan hawa nafsu, dengan jalan mematikan hawa nafsu
b. Al-Farabi
akhlak, bertujuan mencari kebaikan. Jenis keutamaan ini berada dibawah dan
dengan tabiatnya dan bisa juga terjadi dengan kehendak sebagai penyemprna
suatu perbuatan apakah baik atau buruk, akal sebagai limpahan dari alam ulwa
dan ma’rifat sebagai pokok keutamaan, mengapa tidak meletakkan akal pada
kaidah-kaidah akhlak.
melakukan dua cara yaitu mengenal akhlaknya sendiri dan bercermin pada
d. Ibnu Bajjah
hewan dan manusiawi serta tindakan yang timbul dari pemikiran yang lurus
dan kemauan yang bersih dan tinggi. Pandangan Ibnu Bajjah diatas sejalan
mendasarkan perbuatanya atas iradah yang merdeka dan akal budi akan dapat
demi memuaskan akal semata, perbuatan ini mirip dengan perbuatan ilahy dari
e. Ibnu Miskawaih
tetap pada jiwa yg melahirkan perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa
f. Ibnu Rusyd
23
Sirajuddin Zan, Filsafat Islam (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), h. 135.
32
g. Ahmad Amin
arti baik atau buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
seorang manusia kepada manusia yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus
di tuju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
h. Al-Ghazali
Filsafat etika al-Ghozali secara sekaligus dapat kita lihat pada teori
tasawufnya dalam bukunya Ihya’ Ulumuddin. Dengan kata lain, filsafat etika
24
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak) (Jakarta : Bulan Bintang, 1978), h. 3.
33
mana, juga dalam materi. Hanya pemakaiannya yang disedeeer hanakan, yaitu
membimbing manusia sehingga dalam jalan yang baik dan benar. Di dunia barat
pemikiran tentang dunia ini berawal dari Sokrates, mazwab Stoa, dan Epikurus.
Dalam filsafat India pemikiran etik berpangkal pada ajaran Karma dan Dharma.
Kaum sufi akrab dengan berbagai ritual keagamaan seperti wirid, do’a dan i’tikaf
untuk melakukan ritual ini kaum sufi ada yang melakukannya dengan cara Uzlah
masyarakat dunia Muslim, Ibrahim Basyuni, dalam kitab “Nasy At-Tasawuf fil
Zaar al-Ghiffari. Mereka menempuh pola hidup yang sangat sederhana, zuhud
terhadap dunia dan menghabiskan waktu beribadah kepada Allah. Pola hidup
mereka kemudian di contoh oleh sebagian umat Islam yang dalam perkembangan
selanjutnya disebut kaum sufisme. Sejak kemunculan kaum sufi sudah bisa
dilacak apakah memiliki konsep hidup yang etis, membedakan mana perbuatan
yang baik dan mana perbuatan yang buruk. Cara hidup kaum sufi dalam
34
fase awal kemunculan sufi, fase asketisme setidaknya berlangsung sampai akhir
aban II Hijriah dan memasuki fase kedua dimana peralihan dari asketisme ke arah
sufisme yang ditandai dengan pergantian sebutan zahid menjadi sufi. Dalam fase
ini ramai para ulama sufi bermunculan tak ubahnya jamur dimusim hujan seperti
al-Muhashibi (w. 243 H), al-Harraj (w.277) dan al-Junaid al-Bagdadi (w. 297 H)
tokoh terkemuka ini telah mengkonsep hidup etis tentang bagaimana cara hidup
Keramaian ini agaknya memiliki faktor pemicu paling tidak ada tiga hal:
pertama karena gaya hidup yang glamor dan corak kehidupan materialis yang
dipraktikan oleh kalangan eksekutif dan segera menyebar ke masyarakat luas. dan
para kaum sufi melakukan protes dengan gaya murni etis, melalui pendalaman
dapat ditunujuk Hasan al-bashri (w. 110 H) yang mempunyai pengaruh kuat
dalam kesejarahan Islam, melalui doktrin al-zuhd, al-khauf, dan al-raja, selain itu
juga Rabiah al Adawiyah (w. 185 H) dengan ajaran populernya al-mahabbah serta
menjadi faktor kedua, dilihat dari kondisi sosio-politik pada masanya singgah
mengasingkan diri dan menjauhi masyaraka yang sudah memilih hidup hedonis
dengan gerakan politik yang mempropaganda pilihan untuk hidup sendiri dan
25
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf (Jakarta: AMZAH 2014), h. 242.
35
tampaknya dari faktor kodifikasi hukum Islam Fiqih dan Teologi yang dialektis
sepiritualnya hilang, menjadi semajam wahana tiada isi, semacam bentuk tanpa
jiwa.
Seperti yang sudah dipaparkan Di atas sejak Abad ke-II Hijriyah hingga III
Hijriyah banyak sekali tokoh sufi yang muncul antara lain: Al-Muhasibi (w.243
H), Al-Harraj (w. 277 H), Al-Junaid al-Bagdadi (w. 297), Hasan Al-Bashri (w.
110 H), Rabiah al-Adawiyah (w. 185 H), Ma’ruf al-Kharki (w. 200 H), Surri as-
Saqathi (w. 253 H), Abu Yazid al-Bistomi (w. 260 H)dan begitu seterusnya
hingga jaman Imam Al-Ghazali yang bernama lengkap Abu Hamid Muhammad
dirujuk pemikiranya tentang etika. Ia adalah seorang filsuf, teologi, ahli hukum,
dan sufi: dikalangan barat ia dikenal dengan nama Alqazeel. Al-ghazali lahir dan
Seperti yang sudah disinggung di atas, bahwa sumber etika dalam sufi
adalah Al-Quran. Setelah itu dalam pembahasan ini akan dipaparkan juga sumber-
sumber seperti kehidupan Nabi, Akhlak, dan perkataan (Sunnah). Setelah itu
BAB III
Ayah Muda, sebutan kehormatan untuk Abah Anom ketika masih muda sudah
menjadi kiyai. Abah Anom dilahirkan pada tanggal 1 Januari 1915 dan meninggal
dunia pada tanggal 5 September 2011. Ketika kecilnya, Abah Anom masuk
Abah Anom telah diberi wewenang untuk menjadi wakil talqin1 oleh Mursyid
mendapatkan ilmu Hikmah, bela diri pencak silat dan tarekat dari Kyai Aceng
1
Wakil Talqin adalah orang yang dipercaya oleh Mursyid untuk mengajarkan dzikir
kepadamasyarakat yang mau ditalqin (baiat), karena keterbatasan ruang dan waktu, Mursyid TQN
Suryalaya mengangkat beberapa wakil talqinnya untuk membaiat masyarakat di setiap penjuru
daerah. Talqin sendiri secara harfiah berarti pembelajaran, di dalam TQN Suryalaya Talqin adalah
proses pembelajaran dzikir dengan media rukhiah untuk menanamkan bibit dzikir ke dalam qolbu
manusia, agar qolbunya terus aktif bisa terhubung terus kepada Allah. Lihat Wahfiudin Sakam,
modul Kursus Tashawuf: Membangun Qalbu Insani, diselenggarakan di Masjid Al-Hijrah, Tempe-
New South Wales Australia, tanggal 19 Juni 2011. Lihat juga Sri Mulyati, Peran Edukasi, h. 112.
36
37
Dahlan dan KH. Fakih.2 Abah Anom menikah dengan Euis Ru’yanah pada tahun
1938 pada usia 23 tahun. Di tahun yang sama ia pergi ke Makkah ditemani oleh
tasawuf dan tarekat kepada seorang wakil talqin Abah Sepuh yang bernama
syaikh Romli Garut yang sedang mukim di Jabal Qubaish dekat kota Makkah.
Setahun kemudian pada 1939, Abah Anom kembali ke Suryalaya dan langsung
perkawinannya dengan Ibu Euis Ru’yanah (meninggal tahun 1978) Abah Anom
Didin Hidir Arifin, Noneng Hesyati, Endang Ja’far Shidik, Otin Khodijah,
Kankan Zulkarnaen, Memet Ruhimat, Ati Unsuryati, Ane Utia Rohyani, Baban
Ahmad Jihad, dan Nia Iryanti. Dari istri keduanya Yoyoh Yosfiah (dinikahi tahun
Pada tahun 1945-1949 Abah Anom juga aktif/ikut andil dalam membantu
perang kemerdekaan. Ketika tahun 1953 Indonesia sedang masa orde lama, Abah
sekaligus wakil talqin dari Abah Sepuh. Sepanjang periode 1953-1962, Abah
2
Unang Sunardjo, Menelusuri PerjalananPondok Pesantren Suryalaya (Suryalaya:
Yayasan Serba Bakti, 1995) h. 47-48.
3
Unang Sunardjo, Menelusuri Perjalanan Pondok Pesantren Suryalaya, hal. 48.
38
dapatkan dari kerja keras dan antusiasme, beritkut daftar penghargaan/tanda jasa
7. Kesehatan Kebersihan, 1955 oleh PAN. HUT. RI. KE-X Kab. Tasikmalaya.
Maka dari itu, atas kiprah Abah Anom bahkan sering mendapatkan pujian
dan penghargaan dari pemerintah Negara seperti Satya Lencana Bakti Sosial
Sampai saat ini, Inabah bentukan Abah Anom sudah mencapai 21 pondok Inabah
yang tersebar di pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan di luar negri seperti di
39
Singapura dan Malaysia. Peran ini sangat bermanfaat untuk generasi bangsa dan
Abah Anom sebagai kiyai atau tokoh yang mempunyai posisi strategis dan
yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Sejak berdiri tahun 1905
sampai sekarang (100 tahun lebih) Pondok Pesantren Suryalaya sudah memiliki
lembaga pendidikan yang lengkap, mulai TK, SMP Islam, MTs, SMA, SMK,
MA, dan perguruan tinggi Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM)
juga Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Latifah Mubarokiyah. Dalam bidang
pasar rakyat rutin manakib setiap bulan pada tanggal 11 Hijriyah.Dalam bidang
4
Dengan menggunakan metode inabah ini, dihasilkan kesembuhan para santri bina
dengan capaian 80%-92%, bahkan memiliki relevansi yang positif dengan penurunan gejala-gejala
keluhan fisik maupun gejala somatisasi lainnya.Dengan metode ini juga, Abah Anom selaku
penemu pertama mendapatkan penghargaan dari United Nations (PBB) atas perannya
menyembuhkan pecandu narkoba.Lihat Agus Samsul Bassar, “Implementasi Nilai-nilai Sufistik
dalam Kurikulum Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah” dalam Jurnal Ilmiah Tasawuf dan
Kebudayaan Islam, edisi 1(tahun 2009).hal. 105. Sebagai pembanding, lihat juga Sri Mulyati,
Peran Edukasi. h. 214 .
40
Servis Award. Dalam bidang teknologi informasi, Abah Anom mendirikan stasiun
radio Inayah FM, radio ini juga dijadikannya sebagai media sosialisasi TQN
Naqsabandiyyah dikembangkan oleh dua figur, Abah Sepuh dan pengganti yang
notabene adalah putranya, K.H. A. Shohibulwafa Tajul Arifin, yang akrab dan
lebih dikenal dengan nama Abah Anom. Abah Sepuh mengajar murid-muridnya
masyarakat. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan bahwa pengajaran tarekat ini
tidak terdata dengan rapi selama beberapa periode. Hal ini berbeda dengan
sebuah kitab.
5
Ajid Thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik
Antikolonialisme Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah di Pulau Jawa (Bandung : PenerbitPustaka
Hidayah, 2002), h. 50-54.
6
Unang Sunardjo, Sejarah pondok Pesantren Suryalaya (Tasikmalaya : Yayasan Serba
Bakti Pondok Pesantren Suryalaya), h. 47.
7
Talqin secara harfiah berarti intruksi.Di sini berarti bahwa Abah Anom mewakilkan
ayahnya dalam membai’at murid-murid baru.
41
ilmu hikmah dan tarekat. Beliau juga belajar seni bela diri yang dikenal dengan
pencak silat. Abah Anom juga belatih ritual rohaniah (riyadhah) di bawah
Kemudian beliau pergi ke Bangkalan di temani oleh kakanya, H.A Dahlan dan
wakil talqin Abah Sepuh, K.H. Faqih untuk daerah Talaga Majalengka.8
Abah Anom nama aslinya H.A. Shohibulwafa Tajul Arifin adalah anak
kelima dari delapan bersaudara. Abah Anom memang disiapkan ayahnya (Abah
Cicariang, tempat beliau belajar Fiqih, Al-Qur‟an dan Hadis Nabi. Setelah itu,
Abah Anom mempelajari Nahwu, Sharaf, dan Balaghah (sastra Arab) di Pesantren
Jambudipa selama satu setengah tahun. Kemudian Abah Anom belajar pada
beberapa guru tarekat, antara lain Kyai Gentur di Cianjur, Kyai Djunaidi di
Pesantren Citengah Panjalu (Ciamis), Ajengan Aceng Mumu yang terkenal karena
8
Sri Mulyati, Peran Edukasi Tarekat Qadiriyyah Naqsabandiyyah dengan Refrensi
Utama Suryalaya (Jakarta: Kencana, 2010), h. 212.
42
Antara tahun 1938 dan 1939, beliau pergi ke Makkah untuk menunaikan
ibadah haji dan tinggal di sana selama tujuh tahun. Selama periode ini Abah
beliau mempelajari tafsir dan hadis. Menurut gambaran Juhaya S. Praja di Jabal
Qubaisy seorang khalifah Abah Sepuh dari Garut, yang bernama Syaikh Ramli,
sering mengadakan diskusi tentang sufisme, terutama buku Sirr al-Asrar dan
Qadiriyyah), dan Abah Anom juga ikut serta dalam diskusidiskusi ini.9 Di
Mekkah selama 7 bulan memperdalam ilmu Tasawuf dan Tarekat kepada Syekh
H. Romli asal Garut, wakil abah sepuh yang bermukim di Jabal Gubeys,
Mekkah.10
formal, yang sekarang ini terdiri dari pelbagai jenjang pendidikan, dari taman
kanakkanak sampai pada Pendidikan Tinggi Islam. Sebagai seorang anak Syaikh
samping memelihara dan mengembangkan warisan itu, Abah Anom adalah pakar
dalam tiga cabang keilmuan Islam yang penting: tauhid (teologi Islam), fiqih
sebuah syarat penting bagi seorang kyai dalam tradisi pesantren, serta dalam
9
M. Solihin, Melacak Pemikiran Tasawuf di Nusantara (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005), h. 213-214.
10
Unang Sunardjo, Sejarah pondok Pesantren Suryalaya (Tasikmalaya : Yayasan Serba
Bakti Pondok Pesantren Suryalaya), h. 47.
43
dan kesaktian, seperti banyak cerita dari para pengikutnya yang aneh dan mistikal,
sebagaimana kelaziman adanya tentang kekuatan aneh yang dimiliki oleh para
guru tarekat yang lain. Pada hari tertentu terdapat antrian orang berjajar
memanjang sampai puluhan meter ba’da shalat fardu, sambil membawa air
mineral dalam botol yang terbuka tutupnya. Antrian ini semakin memanjang
setelah shalat subuh pada acara sawelasan, yaitu acara manaqiban yang
bulan Hijriyah. Mereka menunggu dengan sabar untuk bisa bertemu dengan Abah
masing.
dalam perilaku yang diperankannya, sehingga banyak orang yang datang tanpa
tersendiri. Akhirnya, karena kondisi dan kesehatan Abah Anom sendiri yang
11
M. Solihin, Melacak Pemikiran Tasawuf di Nusantara (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005),h. 220-221.
44
semakin uzur, beberapa waktu terakhir ini perjumpaan dengan beliau mulai
dibatasi.
duduk bersila di atas lantai berkarpet hijau polos.Begitu duduk, dihidangkan air
minum panas dan makanan kecil khas Priangan. Abah Anom duduk besila di atas
alas setebal 2 cm, lalu setiap orang maju untuk mendekat dan mengemukakan
maksudnya dengan sangat singkat, rata-rata hanya sekitar 15 detik, baik dalam
bahasa Sunda maupun bahasa Indonesia. Setiap orang tidak merasa segan
memohon doa dengan menyebut maksudnya dengan secara terbuka kepada beliau,
dan juga tidak khawatir terdengar orang lain. Tamu demi tamu mendekat kepada
Abah Anom secara terus-menerus. Jika telah merasakan kelelahan, Abah Anom
tidak dikehendaki Tuhan, pertemuan itu pun tidak akan pernah terjadi. Pertemuan
ini dipandang sangat penting, mengingat dalam kehidupan para pengikut tarekat,
sosok guru harus selalu hadir dalam dirinya. Setiap kali berzikir, para pengikut
diyakini akan menghilangkan dosa dan kesalahan yang telah ia perbuat. Melalui
kekuatan kharisma yang dimiliki sang guru, ada semacam kesadaran bertobat
ketika bertemu dan memperoleh nasihat darinya. Sebab, seperti pada umumnya
kesadaran agama, kesadaran para pengikut tarekat ini, terutama ketika berjumpa
guru, seorang pengikut dapat mengharapkan barakah12 dan karamah13 dari guru.
Barakah dan karamah selaku dicari karena dipandang sangat membantu dalam
Menurut pengkuan hamper semua pengunjung, barakah dan karamah ini telah
dirasakan berkali-kali oleh mereka. Oleh karena itu, setiap ada persoalan yang
menyangkut hajat hidup sehari-hari, mereka selalu datang dan memohon doa dari
Abah. Setelah bertemu dengan Abah dan minta barakah melalui sebotol air yang
Gerakan tarekat pimpinan Abah Anom meliputi daerah yang sangat luas
(pengganti) atau “khalifah”. Abah Anom dari Pesantren Suryalaya ini mempunyai
lebih dari enam ratus khalifah atau badal yang tersebar di berbagai wilayah untuk
12
Barakah ialah kekuatan mistik Syaikh atau guru yang menyebabkan segala sesuatu yang
dimiliki murid terus bertambah berlipat ganda. Melalui barakah dari guru, harta benda akan
bermanfaat dan bertambah setiap waktu. Pangkat dan kedudukan akan naik dan bertahan.
Kesehatan akan semakin prima dan keluarga bertambah tentram dan saling mencintai.
13
Karamah ialah pengetahuan dan amalan luar biasa dari guru yang biasa melintasi
dimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, perkataan guru mempunyai makna yang amat dalam
serta dapat dirasakan pada waktu singkat atau pada waktu yangakan datang. Dengan kata lain,
karamah ialah kekuatan guru yang penuh rahasia dan multidimensi.
14
Dadang Kahmad, Tarekat dalam Islam, Spiritualitas Masyarakat Moder (Bandung:
Pustaka Setia, 2002), h. 106-108.
46
melayani para muridnya dari kota solo di timur sampai Singapura di barat. Silsilah
seterusnya dari TQN, yang dikutip Imam Suhadi dari buku Sinar Keemasan 2
tarekat sufinya didasarkan atas Al-Quran dan Hadis. Dalam buku Miftah al-
Shudur (Kunci Pembuka Dada), Abah Anom mengutip banyak ayat Al-Qur‟an
dan hadis sebagai dasar tarekat sufi. Mereka mengacu pada materi-materi seperti
48
zikir, talqin (instruksi), bai‟ah (sumpah setia), dan silsilah. Untuk mendukung
ajarannya, beliau juga mengacu kepada pemikiran beberapa sufi kenamaan seperti
Syaikh Abdul Qadir Jailani, Syaikh Baha al-Din al-Naqsyabandi, dan al-Ghazali.
Islam, tidak juga merupakan unsur tambahan padanya. Tarekat ini bahkan
sebagai berikut :
1. Miftahus Shudur (Kunci pembuka dada), kitab ini terdiri dari 2 juz. Isi dari
kitab ini merupakan keterangan asal mulanya “Thareqat Islam” beserta amalnnya
dzikrullah yang berdasarkan : al-Qur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas, guna membina
Iman manusia, agar teguh dari pada godaan syetan dan bujukan nafsu serta tabah
2. Uqudul Jumaan, merupakan tuntunan bagi para ikhwan atau akhwat didalam
Suryalaya. Kitab ini berisi dzikir harian, khotaman, wiridan, tawassul dan
silsislah.16
15
Shohibulwafa Tajul Arifin, Miftahus Shudur (Tasikmalaya : PT MUDAWWAMAH
WAROHMAH, 2005), h. 2.
16
Shohibulwafa Tajul Arifin, Kitab Uquudul Jumaan (Tasikmalaya : PT
MUDAWWAMAH WAROHMAH, 2009), h. 1.
49
kenakalan remaja khusus untuk Ikhwan TQN. Disamping sebagai bekal ibadah
Tarekat ini lebih merupakan sebuah tarekat yang baru dan berdiri sendiri, yang
17
Shohibulwafa Tajul Arifin, Akhlakul Karimah, Akhlakul Mahmudah (Tasikmalaya :
Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya), h. 2.
18
Shohibulwafa Tajul Arifin, Ibadah (Tasikmalaya : PT MUDAWWAMAH
WAROHMAH, 2005) h. 2.
19
Martin Van Bruinessen, Tarekat Masyarakat Indonesia (Bandung : Mizan, cet. V,
1998),h.89.
50
perpaduan dari dua buah tarekat besar, yaitu Thariqah Qadiriyah dan Thariqah
Naqsabandiyah. Pendiri tarekat baru ini adalah seorang Sufi Syaikh besar Masjid
Abd.Ghaffar al-Sambasi al-Jawi (w.1878 M.). Beliau adalah seorang ulama besar
dari Indonesia yang tinggal sampai akhir hayatnya di Makkah. Syaikh Ahmad
sanad Thariqah Qadiriyah saja. Sampai sekarang belum diketemukan secara pasti
tarekat yang dipimpinnya. Karena dalam tradisi Thariqah Qadiriyah memang ada
kebebasan untuk itu bagi yang telah mempunyai derajat mursyid. Karena pada
masanya telah jelas ada pusat penyebaran Thariqah Naqsabandiyah di kota suci
Pada abad modern saat ini, Abah Anom memberikan dampak yang sangat
signifikan terhadap para perkembangan TQN. Hal itu terlihat dari begitu
banyaknya para pengikut di berbagai daerah, kota dan manca Negara. Seperti
20
Website Pondok Pesantren Suryalaya, Sejarah Pondok Pesantren Suryalaya,
(http://www.suryalaya.org/ver2/sejarah.html) di akses pada 26 Mei 2019 jam 05:11.
51
yang diterbitkan oleh media massa bahwa pengikut abah anom di jawa barat saja
lebih dari satu juta orang, di Jakarta sudah mencapai setengah juta, dilain-lain
tempat dengan sendirinya membaca bisa terka sendiri, sehingga ada surat kabar
dan majalah yang membuat ramalan, bahwa pengikut TQN pimpinan abah anom
sudah mencapai sekitar 5 juta orang di Indonesia dan lebih dari 20.000 orang
Selatan.21 Oleh karena itu TQN tetap survive dalam mengembangkan dan
barat (westernisasi).
21
H. Bachtiar Djamily, Latar Belakang Dan Perkembangan Pondok Pesantren Suryalaya
(Bogor Utara Oktober 1987), h. 35.
52
BAB IV
(ABAH ANOM)
hal-hal kesufian. Beberapa dalam ajaran inti dalam tarekat ini selalu berdasarkan
pada Al-Qur’an, Al-Hadits, dan perkataan para ulama Arifin dari kalangan Salafu
shalihin. Mengenai ajaran Abah Anom yang meliputi Ilmu Amaliah Amal Ilmiah
yakni dengan mengembangkan suatu wasiat dari Abah Sepuh untuk menjadi
yaitu tanbih.
A. Tanbih
Kata tanbih ini berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata, “Nabbaha-
fiilnya muta’adi. Dilakukan oleh seorang dan tembus kepada orang lain. Oleh
karena itu disebut “Pepeling” atau (peringatan). Mengapa ikhwan harus terus
mendengarkan tanbih dengan khusyu dan tawadlu? Karena, tanbih itu merupakan
1
Mamat Rahmat, Tanbih Dari Masa Ke Masa, (Wasiat Pendiri Pondok Pesantren
Suryalaya Tentang Tuntunan Sikap Hidup Yang Harus Dilaksanakan Oleh Seluruh Komponen
Keluarga Besar Pondok Pesantren Suryalaya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari), h. i.
52
53
Tanbih ini adalah sebuah nama dari Syeikh H. Abdullah Mubarrak yang
ibadah kepada Allah SWT dan menciptakan kerukunan hidup sesame manusia.2
Alasan para Ikhwan harus berpegang teguh pada tanbih, karena dengan tanbih
Suryalaya, tanbih bukan hanya sekedar bacaan yang diucapkan serta didengarkan
pada saat acara manakiban saja. Namun dijadikan way of life dalam mengarungi
bahtera kehidupan yang penuh dengan onak dan duri. Kalau hal tersebut dijadikan
dan pertolongan Allah akan segera turun. Pada akhirnya kita berharap kehidupan
airnya, barokah udaranya dan seluruh makhluk pada umumnya. Untuk dapat
menggapai barokah ikhwan TQN sudah diajarkan untuk peduli pada orang lain
Tanbih mengingatkan diri kita kepada kalimat agung yang terdiri dari 12
huruf, siapa saja yang telah memilikinya akan aman dari godaan syetan dan
berada dalam lindungan Allah SWT. Kalimat 12 huruf yang dimaksud adalah
kalimat Laa ilaha illallah. Dalam tanbih tujuh kali kata Agama dan Negara
Agama dan Negara. Keduanya harus diayomi secara proporsional untuk tujuan
2
Bachtiar Djamily, Latar Belakang dan Perkembangan Pondok Pesantren Suryalaya
(Bogor Utara, Oktober 1987), h. 157.
54
tersebut. Karena tanpa ilmu yang memadai manusia sulit beramal sesuai tuntutan
Sunnah. Makanya Pengersa Abah Anom membuat jargon, Ilmu Amaliah Amal
menjadi sesuatu yang sangat penting. Ilmu harus menjadi dasar amal. Dan amal
harus didasari ilmu, karena amal tanpa ilmu mardudatun laa tuqbalu, ditolak tidak
Seluruh isi teks dalam Tanbih selalu dibaca oleh murid-murid (Ikhwan)
TQN Suryalaya dalam setiap ritual acara manakib. Urutan posisinya dibaca
setelah pembacaan ayat suci al-Qur’an. Hal ini menunjukan pentingnya Tanbih ini
bagi setiap ikhwan. Bahkan, menurut H.S. Nasution dalam bukunya Samudera
mempunyai tujuh fungsi utama, yaitu: Pertama, Tanbih sebagai wasiat yang
disampaikan oleh Seorang Guru Mursyid kepada setiap ikhwan TQN Suryalaya
untuk diamalkan dengan totalitas dan sistemik, guna mencapai keselamatan dunia
akhirat. Kedua, Tanbih adalah amanat berupa tanggung jawab manusia selaku
memelihara dan mengurus setiap jengkal bumi dengan baik dan bermanfaat.
perintah agama dan negara. Keempat, Tanbih sebagai pedoman bagi setiap ikhwan
tuntunan untuk selalu mengamalkan ajaran inti TQN Suryalaya, yaitu dzikir zahar
dan dzikir khofi. Keenam, Tanbih sebagai bimbingan hubungan baik antara
55
sesama manusia dan alam semesta. Dan ketujuh, Tanbih sebagai nasihat berupa
nilai-nilai kasih sayang dari seorang Guru Mursyid kepada semua muridnya.
pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara secara lebih luas. Pandangan TQN
menyangkut hubungan dengan negara, misalnya dapat dilihat dalam uraian tanbih
sebagai berikut:
kebahagiaan yang kekal dan abadi dan semoga tak akan timbul keretakan dalam
rakyat dalam keadaan aman, adil dan makmur zhohir maupun bathin. Pun kami
segala hal, jangan sampai berbuat sesuatu yang bertentangan dengan peraturan
sikap manusia yang tetap dalam ke Imanan, tegasnya dapat mewujudkan kerelaan
terhadap Hadlirat Ilahi Robbi yang membuktikan perintah Agama dan Negara.
3
H. A. S. Nasution, Samudera Tanbih (Tasikmalaya: Yayasan Serba Bakti PP. Suryalaya,
1997), h. 29-43.
56
perintah Agama maupun Negara, agar dapat meneliti diri, kalau-kalau tertarik
oleh bisikan Iblis yang selalu menyelinap dalam hati sanubari kita semua”4.
melalui pendidikan etika sufistiknya kepada seluruh Ikhwan TQN tentang upaya
untuk melakukan hubungan yang ideal antara sesama manusia dengan sebaik
kebaikan secara sosial yang diperoleh melalui kesucian hatinya yang bermuara
berikut;
tinggi tingkatannya, baik secara zhohir maupun bathin. Hal ini harus di
kehidupan.
4
Bachtiar Djamily, Latar Belakang dan Perkembangan Pondok Pesantren Suryalaya
(Bogor Utara, Oktober 1987), h. 193.
57
mereka harus dipandu dengan nasihat yang lembut akan membuat mereka sadar
Keempat, terhadap mereka yang lemah miskin (fakir miskin), para Ikhwan
harus bersikap lembut, baik hati, dermawan, penyabar, dan murah senyum yang
merupakan perwujudan dari kesadaran hati para ikhwan akan nasib mereka.
Bayangkanlah kalau ada diposisi mereka. Oleh karena itu, janganlah untuk tidak
punya rasa peduli. Wujudkanlah rasa dari mereka kebahagiaan karena berada
disamping para ikhwan.Perlu disadari bahwa mereka bersetatus lemah atau miskin
bukanlah atas kehendak mereka sendiri, melainkan adalah Qadrat Allah SWT.5
kepada orang asing, karena mereka itu masih keturunan Nabi Adam as, mengingat
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
Selanjutnya disebutkan bahwa kesimpulan dari ayat ini ialah bahwa kita
surat al-Maidah yang artinya “Hendaklah tolong menolong dengan sesama dalam
5
Bachtiar Djamily, Latar Belakang dan Perkembangan Ponpes Suryalaya (Bogor Utara,
Oktober 1987), h. 193-194.
58
dan negara, sebaliknya jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
ideal interaksi sosial antara kita dengan orang yang lebih tinggi dari kita, dengan
sesama (yang sederajat dalam segala-galanya), dengan orang yang ada di bawah
kita, dan dengan fakir miskin. Tanbih melukiskan bahwa kedamaian lahir dan
etika sosial yang telah digariskan dalam ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW
bersabda: “bukanlah dari golonganku orang yang tidak kasih kepada orang yang
ada di bawahnya, dan tidak menaruh hormat kepada orang yang ada
diatasnya”.32
sejauh tidak melanggar etika teologis, jangan sampai terjadi, karena alasan
toleransi, keyakinan dikorbankan. Oleh karena itu dalam urusan agama janganlah
budiman, tertib dan damai. Andaikan tidak demikian pasti sesal dahulu
diri pribadi itu adalah akibat dari perbuatan diri kita sendiri”.
juga mengandung ajaran teologi. Ketika seseorang dituntut untuk bersikap dan
segenap murid-murid bertindak teliti dalam segala jalan yang ditempuh, guna
kebaikan dzahir batin, dunia maupun akhirat, supaya hati tenteram, jasad nyaman,
jangan sekali-kali timbul persengketaan, tidak lain tujuannya; budi utama, jasmani
menjauhi segala kejahatan dzahir batin yang bertalian dengan jasmani maupun
rohani, yang selalu diselimuti bujukan nafsu digoda oleh perdaya setan.
Kebahagiaan lahir batin bagi manusia beriman, khususnya para ikhwan TQN
TQN itu sendiri secara sungguh-sungguh, yaitu taqarrub ilallah dan mardatillah.
yang muncul dari seseorang yang telah mengamalkan TQN secara intensif.
putus asa, frustasi, ingin bunuh diri atau bahkan sudah menjurus ke arah
umumnya mereka merasa sedih sekali, tetapi setelah talqin lalu mencoba
wasilah problem yang berat itulah mereka dapat menemukan jalan untuk
6
Subandi M.A, A Demographic profil of Tharekat Qodiriyyah Naqsabandiyyah,
Pesantren suryalaya, (UGM, rima 2001) h. 33
61
ketika dibimbing belajar dzikir khafi seringkali orang merasa terbuka pintu
hatinya, sehingga segala sesuatu yang selama ini dipendam sendiri, seakan
ini “zaman kecemasan”. Dalam kondisi semacam ini, para pengamal TQN
tetap tenang. Hal ini sesuai dengan kandungan makna surat ar-Ra‟d ayat
28 yang Artinya:
62
4. Pengendalian diri yang baik (kontrol diri), tidak terbawa arus kemanapun
pergi. Jika seseorang khususnya remaja, tidak memiliki kontrol diri yang
aku” sebagai makhluk Allah, tidak rendah diri, tidak penakut, tidak berani
tanpa perhitungan.
1. Zikir (Dzikrullah)
Zikir atau Dzikrullah yang dilakukan setelah sholat wajib lima waktu oleh
istilah bahasa Arab wird (litany), wiridan dapat dilakuakn secara individu atau
al-Fatikhah untuk nabi, keluarga dan para sahabat. Langkah berikutnya membaca
istigfar tiga kali, dan doa ilahi anta maqsudi wa ridhaka mathlubi a’thini
mahabbataka wa ma’rifatak. Ini diikuti dengan bacaan la ilaha illa Allah tiga kali.
Bacaan ini diulangi 165 kali dan diselesaikan dengan mengatakan sayyidina
Muhammad Rosul Allah SAW. Kemudian membaca shalawat munjiyat, dan surat
yang diikuti oleh al-Fatikhah. Berikutnya bacaan surat al-Fatikhah untuk Syeikh
Abd Qadir al-Jailani, Syaikh Junaid al-Baghdadi, Syeikh Ahmad Khatib Sambas,
Syeikh Abd Karim al-Banten, Syeikh Tolhah Cirebon, Syeikh Abdullah Mubarak
dan untuk guru yang sekarang. Kemudain surat al-Fatikhah harus dibaca untuk
arwah dari semua orang tua dan semua pengikut muslim, laki-laki dan perempuan
yang hidup atau mati, diikuti oleh istighfar (yang diulangi tiga kali), kemudian
shalawat kepada nabi Muhammad SAW. Dan Nabi Ibrahim as. Dan doa ilahi anta
orang berkonsentrasi hanya kepada Tuhan (tawajjuh) dengan bibir dan mata yang
dilaksanakan setiap ba’da shalat fardhu maupun shalat sunat dengan ketentuan
sebagi berikut :
tidak boleh lebih dari 165 kali, lebih banyak bahkan lebih baik dengan
b. Bagi orang yang memiliki kesibukan atau sedang dalam perjalanan, maka
boleh dzikir dengan bilangan 3 kali saja. Tetapi bisa diganti dengan lain
waktu malam hari sebelum tidur atau setelah melaksanakan shalat malam.
kerasnya hati yang diliputi oleh sifat-sifat yang buruk dan digantikan
7
Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara: Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka (Jakarta: Kencana,
2006), h. 239-240.
8
K.H Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin, Uqudul Jumaan (Suryalaya, Januari 2014), h. 1.
65
saja dan bukan Thoreqat lain. Dengan dzikir itulah ikhwan akan tercapai
itu terdiri dari asma Allah dan akan kembali kepada Allah dan tetap bersama
dengan Allah dari segala sesuatu yang dihadapi. Apabila ada kemauan tentang
urusan yang lain, yang sekiranya akan membawa lupa terhadap Allah SWT, maka
hal itu harus meninggalkan dan cepat kembali berdzikir, karna dalam dzikir
pelaksanaannya dan diyakini bahwa dzikir berjamaah itu lebih kuat berbekas.
Dalam dzikir jamaah, setiap orang yang berdzikir, dzikirnya itu kembali untuk
pahala. Allah telah memerintahkan hambaNya untuk saling tolong menolong atas
kebajikan dan taqwa. Maksudnya adalah dengan kita berdzikir dan didengarkan
orang lain itu akan menolong orang lain untuk jauh dari perbuatan maksiat.9
2. Khataman
Senin dan Kamis malam, dan berlangsung setelah selesai shalat Maghrib sampai
waktu Isya’. Ini juga dilakukan setelah shalat Jum’at pada hari Jum’at. Yang ideal
9
K.H Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin, Mistahus Shudur/Kunci Pembuka Hati
(Suryalaya, 2 September 1975), h. 9-10
66
memerlukan banyak waktu dan bahwa pada umumnya dibaca menurut rumusan
Pondok Pesantren Suryalaya tatacaranya sudah diatur oleh Syaikh Mursyid KH.
Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin yang dihinpun dalam kitab Uquudul Jumaan,
dan bacaan yang biasa diamalkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
memiliki dimensi mental serta spiritual yang sangat kuat. Seiring dengan
kebutuhan yang berkaitan dengan urusan dunia dan akhirat, dan juga sebagai
upaya untuk kejayaan agama dan Negara maka intensitas pelaksanaan khotaman
lebih ditingkatkan supaya lebih baik lagi.Amalan ini bisa dilaksanakan dalam
seminggu sekali, seminggu 2 kali atau juga setiap hari pada waktu diantara shalat
3. Manaqiban
atau Syaikh Abd al-Qadir al-Jailani, menitik beratkan pada aspek kebaikan dan
10
Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara: Rangkaain Mutiara Sufi Terkemuka, (Jakarta:
Kencana, 2006), h. 241-242.
67
Manaqib adalah bentuk kegiatan khidmat amaliah dan ilmiah jamaah TQN
Pesantren Suryalaya. Manaqib berasal dari bahasa Arab, dari lafadz “manqobah”
yang berarti kisah tentang keshalehan dan keutamaan ilmu dan amal seseorang.
pelaksanaannya dilakukan sekali dalam sebulan, sesuai dengan jadwal yang telah
a. Pembukaan
c. Pembacaan Tanbih
d. Tawasul
Keseluruhan aktivitas ini harus diikuti oleh Jemaah yang hadir pada
kegiatan manaqib. Prosesi inti dari manaqib dimulai saat pembacaan ayat suci Al
Tanbih adalah wasiat dari pendiri Pesantren Suryalaya, Syekh Abdullah Mubarok
bin Nur Muhammad. Tanbih berisi pedoman dan tuntunan sikap hidup yang harus
68
Abdul Qadir Al Jaelani. Pembacaan manaqib ini berisi tentang cerita berbagai
keunggulan dan karomah dari Syaikh Abdul Qadir Al Jaelani yang ditulis dalam
bentuk prosa dan syair. Setelah pembacaan manaqib, aktivitas dilanjutkan dengan
dakwah/ tabliqul Islam. Kegiatan ini merupakan bentuk khidmat ilmiah dari
kemajuan ilmu pengetahuan dalam dunia Islam. Kegiatan manaqib ditutup dengan
Manaqib dapat menciptakan dan mewujudkan kondisi dinamis serta tata nilai
Seperti yang diminta oleh tarekat sufi yang lain, untuk menjadi anggota
mengikuti upacara yang disebut dengan bay’ah. Ini melibatkan sumpah seseorang
untuk bersumpah setia dan loyal kepada syaikh, berjanji untuk melakukan semua
ritual dan aturan yang ditetapkan oleh Syaikh. Di Pesantren Suryalaya, talqin
zikir dalam TQN) dan amalanamalan TQN yang lain, biasanya diawali dengan
proses talqin. Hal ini dimaksudkan agar dalam melakukan setiap amalan tarekat,
jamaah dapat mengoptimalkan kualitas ibadah dan amaliahnya. Proses talqin ini
dilakukan oleh seorang guru (mursyid) yang telah ditentukan. Amalan zikir khas
(yakni zikir dalam TQN) dan amalanamalan TQN yang lain, biasanya diawali
dengan proses talqin. Hal ini dimaksudkan agar dalam melakukan setiap amalan
talqin ini dilakukan oleh seorang guru (mursyid) yang telah ditentukan.
menjadi motivasi bagi Abah Anom untuk menuangkan wasiat Abah Sepuh ini
kepada setiap ikhwan. Meskipun dalam realitanya tidak banyak ikhwan yang
maupun wanita, tua maupun muda, semuanya tercakup untuk memahami esensi
Tanbih. Dalam perspektif etika, terdapat beberapa nilai yang penting untuk dikaji,
yaitu:
Pada alinea awal, Abah Sepuh menyampaikan do’a untuk semua golongan
dikaruniai Allah Subhanahu Wata’ala kebahagiaan yang kekal dan abadi dan
semoga tak akan timbul keretakan dalam lingkungan kita sekalian”.11 Do’a
tersebut adalah do’a yang menunjukan harapan Abah Sepuh agar semua rakyat
bisa bersatu, tidak ada keretakan dan persengketaan. Rakyat diharapkan untuk
nanti akan tercipta persatuan. Jika telah bersatu, maka akan menumbuhkan
keselarasan hidup.12
membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil dan makmur dhohir
maupun bathin”.13
memposisikan citra pemimpin tetap positif, tidak ada celaan karena pemimpin
berbuat kejahatan, a-moral, dan jauh dari kebijakan yang tidak populer di
masyarakat. Pemimpin negara yang mulia pastinya akan dicintai oleh rakyatnya.
pemimpin Negara.
11
Bachtiar Djamily, Latar Belakang dan Perkembangan Ponpes Suryalaya (Bogor Utara,
Oktober 1987), h. 193.
12
Civil society yang bersatu padu tidak ada keretakan akan menumbuhkankekuatan besar
untuk mengontrol kebijakan pemerintah agar selalu pro rakyat. A.Bakir Ihsan, Etika dan Logika
Berpolitik (Bandung: Rosdakarya, 2009), h. 64.
13
Bachtiar Djamily, Latar Belakang dan Perkembangan Ponpes Suryalaya (Bogor Utara,
Oktober 1987), h. 193-194.
71
selalu mentaati peraturan agama dan Negara. Hal ini berarti Abah ingin
mewujudkan keutuhan bangsa yang arif, yang harus dijunjumg tinggi dengan
maupun negara”.15
dengan aturan agama, dan posisi taat kepada agama di dahulukan daripada taat
terhadap negara. Hal ini menunjukkan jika ada pertentangan, maka peraturan
menilai bahwa ukuran keimanan seseorang bisa dilihat dari kemampuan manusia
14
Bachtiar Djamily, Latar Belakang dan Perkembangan Ponpes Suryalaya (Bogor Utara,
Oktober 1987), h. 193.
15
Bachtiar Djamily, Latar Belakang dan Perkembangan Ponpes Suryalaya (Bogor Utara,
Oktober 1987), h. 193.
72
akan lalai dari melaksanakan perintah agama dan negara. Maka setiap manusia
hendaklah bertaubat dan evaluasi keimanan dirinya. Apalagi setan dan nafsu
manusia selalu mengajak manusia untuk tidak taat agama dan negara seperti yang
meneliti diri, kalau kalau tertarik oleh bisikan iblis yang selalu
hidup. Masyarakat yang rukun akan membuat kondisi negara menjadi lebih stabil.
Kerusuhan, kekacauan, lalu akan lebih berbahaya jika terjadi krisis sosial. TQN
Suryalaya mengantisipasi itu dengan nasihat yang lemah lembut dan bisa
rendah hati, peduli terhadap fakir miskin, ramah terhadap kaum lemah, dan ramah
4. Menghargai Perbedaan
16
Bachtiar Djamily, Latar Belakang dan Perkembangan Ponpes Suryalaya (Bogor Utara,
Oktober 1987), h. 193-194.
73
fundamental, dalam hal aqidah telah mutlak dan tidak bisa dicampuri akidah
lainnya. Tetapi, ternyata keimanan yang kuat itu justru akanmelahirkan jiwa
toleransi yang tinggi. Ini terbukti dari perintah wajib dari Abah untuk
perselisihan antar agama, harus hidup rukun dan damai meski berbeda agama.
Sehingga, ketika antar agama sudah bisa hidup rukun, maka kehidupan berbangsa
dan bernegara ini akan rukun juga. Meski Indonesia mayoritas Muslim, namun
warga non-Muslim tetap harus dihargai dan dihormati untuk bisa hidup bersama.
Inilah etika kehidupan berupa toleransi yang digagas Abah dalam Tanbihnya.
Abah mendasarkan etika ini kepada surat Al-Kafirun ayat 6: ”Agamamu untuk
kamu, agamaku untuk aku”. Namun, Abah juga membatasi interaksi dengan
warga non-Muslim dengan istilah “jangan campur baur”. Artinya interaksi yang
ikhwan dalam urusan agama janganlah ikut-ikutan, tetapi dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, ikhwan TQN Suryalaya harus menyatu secara damai dan toleran.
budiman, tertib dan damai, andaikan tidak demikian, pasti sesal dahulu
74
penderitaan diri pribadi itu adalah akibat dari perbuatan diri sendiri".17
akhlak, mengandung pula ajaran teologi. Ketika seseorang dituntut untuk bersikap
dan berperilaku terhadap fakir miskin, maka ia harus bersikap halus. Akan tetapi,
ada tuntutan untuk mendakwahinya secara tegas karena kehancuran dan kehinaan
17
Bachtiar Djamily, Latar Belakang dan Perkembangan Ponpes Suryalaya (Bogor Utara,
Oktober 1987), h. 193.
75
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Arifin (Abah Anom) yang juga di kembangkan dalam beberapa karya-karya kitab
didalamnya terdapat doa-doa dan peringatan secara umum dalam etika kehidupan,
tanbih juga menegaskan dalam pembuktian dengan empat seruan yang membahas
tentang harus menghormati yang lebih tinggi derajatnya, harus rendah hati kepada
sesama derajatnya, tidak boleh menghinakan yang lebih rendah derajatnya, dan
kepada fakir miskin harus menyayangi, ramah tamah, dan murah tangan.
Begitulah yang seharusnya manusia bersikap lemah lembut dan saling menghargai
Dilihat dari hasil analisis data yang ada dalam setiap buku ataupun kitab
Abah Anom tentang Etika Sufistik Modern saat ini yang masih eksis dan dapat
kita pelajari lebih dalam lagi dari salah satu pondok pesantren Suryalaya, yang
terletak di daerah Tasik Malaya (Jawa Barat). Pondok pesantren Suryalaya yang
75
76
sering di kenal sebagai tempat menuai ilmu dan mengamalkan tentang Thoreqat
dari Jawa Barat, melainkan dari seluruh Indonesia, bahkan sampai ke manca
Negara.
2. Saran
Pada era modern saat ini, masih banyak pengetahuan yang bisa dipetik dari
nilai-nilai etika dan spiritual Islam meskipun sudah banyak moral masyarakat yang
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam analisis data ini
sebagai berikut :
2. Bagi yang membaca skripsi ini, skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna
(di atas langit masih ada langit) seperti kata pepatah lamanya, sangat
disarankan untuk mencari perbandingan yang lebih bagus dan lebih detile
Buku
Amin, Syukur, Zuhud di Abad Modern, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1997.
WAROHMAH, 2005.
Azra, Azyumardi dkk, Ensiklopedi Islam, Jakarta : PT. Ictiar Baru Van Hoeve,
2001.
78
79
Harahap, Sofyan S, Etika bisnis dalam perspektif islam, Jakarta: Salemba Empat,
2011.
2003.
Pelajar, 2003.
Kencana, 2006.
Suryalaya, 1997.
Qadir, Zuly, Etika Islam Suatu Pengantar (Sejarah, Teologi Dan Etika Agama-
Soegiono, Tamsil, Filsafat Pendidikan Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012.
Persada, 2005.
Pesantren
Rosdakarya, 2007.
Purwokerto, 2014.
Thohir, Ajid, Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik
jam 05:11.
Dokumentasi foto KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom)
82
83