HASIL
Oleh:
2021
KATA PENGANTAR
serta salam kami kirimkan kepada baginda Rasulullah saw; sebagai tokoh
revolusioner suri tauladan bagi umat Islam yang telah merubah tatanan hidup
Rasa syukur tiada terkira bagi penulis yang telah menyelesaikan penelitian
dan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini
tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah memberi berbagai dukungan baik
dukungan moril maupun dukungan materil serta bantuan khususnya kepada bapak
dan ibu saya HELMI IRMAWATY SIRMAN S.Ag yang selalu sabar dan
memberikan dedikasinya, motivasi serta doa yang tulus sehingga penulis dapat
1. Prof. Dr. Faizah Binti Awad, M.Pd. selaku Rektor IAIN Kendari yang
ii
2. Dr. Nurdin S.Ag, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin Adab,
mahasiswa.
mulai dari proposal, hasil penelitian, sampai skripsi serta telah banyak
7. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Kendari, terkhusus Dosen dan Staf
perkuliahan
paman dan bibi saya sampai dengan adik-adik saya Muhammad Rafi
iii
Abdul Hakim Nursyah, Riska Amalia Putri Arifin, serta seluruh
penyusunan skripsi.
Erba Putra Diansyah S.Ag, Syawal Rasyid S.Ag, Lusy Sariani S.Ag,
Egy Misra Dewi S.Ag, Almarhum Ahsanul Amal S.Ag dan teman saya
yang berada di UNIDA Faris Naufal Lutfhi S.Ag” serta seluruh teman-
teman yang tidak sempat disebutkan satu persatu. Terima kasih telah
Zakiyah, Sula, oyi, dan teman teman IKPM (Ikatan Keluarga Pondok
iv
Penulis berharap semoga bantuan dan berbagai upaya yang telah
disumbangkan kepada penulis mendapat pahala yang setimpal di sisi Allah swt;
Akhirnya penulis memohon ampunan kepada Allah swt; atas segala khilaf baik
v
ABSTRAK
Fenomena yang kerap sering terjadi dalam kehidupan masyarakat adalah sebagian
banyak orang-orang bersumpah dengan menggunakan nama Allah swt., bahkan
menggunakan selain nama Allah swt., agar dipercaya orang, padahal sedang
berbohong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hakikat sumpah palsu
dalam QS. A<li-Imra>n/3:77, untuk mengetahui ancaman bagi orang-orang yang
bersumpah palsu dalam QS.A<li-‘Imra>n/3:77, dan untuk mengetahui pengaruh
sumpah palsu dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini merupakan kajian
pustaka atau library research. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan linguistik dan pendekatan tafsir. Data primer yang digunakan
adalah QS. A<li-‘Imra>n/3:77, sedangakan data sekunder yang digunakan
meliputi kitab-kitab tafsir, kitab-kitab hadits dan kamus-kamus yang berkaitan
dengan penelitian ini serta literatur keIslaman lainnya. Adapun teknik
pengumpulan data adalah dengan mengumpulkan berbagai referensi yang
berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian teknik analisis yang digunakan adalah
teknik/metode tah}lili>, adapun dalam menganalisis data-data tersebut penulis
menggunakan teknik interpretasi yang meliputi interpretasi tekstual dan
interpretasi kontekstual. Adapun hasil penelitian ini menemukan bahwa hakikat
dari sumpah palsu dalam QS. A<li-‘Imra>n/3:77 adalah menghalalkan sumpah
demi kepentingan dunia dan menimbulkan kesyirikan. Ancaman orang yang
melakukan sumpah palsu dalam QS. A<li-‘Imra>n/3:77 meliputi mereka tidak
mendapatkan bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, Allah tidak
akan memperhatikan mereka pada hari kiamat, Allah tidak akan menyucikan
mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. Pengaruh sumpah palsu dalam
kehidupan masyarakat yaitu lalai, zalim dan sesat.
vi
DAFTAR IS
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ix
TRANSLITERASI..............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................................8
1.4 Pengertian Judul dan Ruang Lingkup Penelitian........................................9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Relevan............................................................................................14
2.2 Pengertian Sumpah.....................................................................................18
2.3 Macam-Macam Sumpah.............................................................................19
2.3.1 Sumpah Dilihat dari Segi Bentuk.....................................................19
2.3.2 Sumpah Dilihat dari Segi Isi atau Materi.........................................21
2.4 Unsur-Unsur Sumpah.................................................................................22
2.4.1 Adat Sumpah....................................................................................22
2.4.2 Muqsam Bih......................................................................................24
2.4.3 Muqsam ‘Alaih.................................................................................24
2.5 Hukum Sumpah Palsu.................................................................................25
2.6 Dalil- Dalil yag Berkaitan dengan Sumpah................................................28
2.7 Derivasi kata Sumpah.................................................................................30
2.7.1 َيِم ْيٌن....................................................................................................31
2.7.2 َقَس م.....................................................................................................31
2.7.3 َح َلَف....................................................................................................32
vii
4.2 Hakikat Sumpah Palsu dalam QS. A<li-‘Imra>n/#:77...............................63
4.3 Ancaman Orang yang Melakukan Sumpah Palsu dalam QS. A<<li
‘Imra>n/ 3:77.............................................................................................66
4.3.1 Mereka tidak dapat Bagian di Akhirat..............................................68
4.3.2 Allah tidak akan Menyapa Mereka...................................................68
4.3.3 Allah Tidak akan Memperhatikan Mereka di Hari Kiamat..............69
4.3.4 Allah Tidak akan Menyucikan Mereka............................................70
4.3.5 Mendapatkan Azab yang Pedih........................................................70
4.4 Pengaruh Sumpah Palsu dalam Kehidupan Masyarakat............................71
4.4.1 Lalai..................................................................................................71
4.4.2 Zalim.................................................................................................73
4.4.3 Sesat..................................................................................................74
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................76
5.2 Saran ..........................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................79
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................84
viii
TRANSLITERASI
Transliterasi adalah pengalihan huruf dari abjad yang satu ke abjad lainnya.
Sedangkan maksud transliterasi Arab - Latin dalam proposal penelitian skripsi ini
adalah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf-hurf latin serta segala
perangkatnya.
Ada beberapa sistem transliterasi Arab-Latin yang selama ini digunakan
dalam lingkungan akademik, baik di Indonesia maupun di tingkat global. Namun,
dengan sejumlah pertimbangan praktis dan akademik, tim penyusunan pedoman
mengadopsi “Pedoaman Trasliterasi Arab Latin” yang merupakan hasil keputusan
bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikandan Kebudayaan R.I.,
Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.
1. Konsonan
ix
ق Qof Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha H Ha
ء Hamzah __’ Apostrof
ي Ya Y Ye
2. Vokal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
Contoh:
َكْيَف : Kaifa
َهْو َل : Haula
Harakatdan
Nama HurufdanTanda Nama
Huruf
A dan garis di
_َا Fatḥah dan Alif A<
atas
Fatḥah dan Ya A dan garis di
_َى (tanpa titik)
A<
atas
I dan garis di
_ِي Kasrah dan Ya I>
atas
x
U dangaris di
_ُو Ḍammah dan Wau U<
atas
Contoh:
َم اَت : Ma>ta
َر َم ى : Rama>
ِقْيَل : Qi>la
4. Ta Marbu>ṭah
5. Syaddah (Tasydi>d)
Jika huruf ى ber-tasydid diakhir sebuah kata dan didahului oleh huruf
kasrah ( )إّى, maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (i). Contoh:
َع ِلٌّى :‘Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)
َع َر ِبُّى :‘Arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)
6. Kata Sandang
7. Hamzah
xi
8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan Dalam Bahasa Indonesia
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan seperti yang berlaku
dala EYD, diantara huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang dibawa oleh malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad Saw. sebagai petunjuk dan panduan hidup manusia untuk meraih
keselamatan dunia dan akhirat. Secara istilah, Al-Qur’an ialah firman Allah yang
menjadi salah satu mu’jizat yang luar biasa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
dimulai dengan surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah al-Na>s. Allah
menurunkannya untuk menjadi undang-undang bagi umat manusia dan petunjuk serta
kata Allah yang mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa, turun kepada Nabi
petunjuk bagi manusia dan menjadi ibadah jika diamalkan. (Shihab,2012, h.2).
Salah satu bentuk penegasan dalam memberikan kesan kepada seseorang agar
pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau kepada
sesuatu yang dianggap suci. Sumpah selalu mengaitkan diri sendiri (penyumpah)
dengan suatu perkara, dan perkara tersebut bisa berupa janji yang berujung menjadi
1
perkataan dan perbuatan di dunia akan dicatat dan dimintai pertanggung jawaban,
menugaskan dua malaikat yang bertugas mencatat dan mengawasi perbuatan manusia
sebagai bukti sehingga mereka tidak bisa mengelaknya. Maka setiap manusia yang
mengucapkan suatu kalimat pasti ada malaikat yang senantiasa mencatat apa yang
diucapkan.
mengawasi, sedangkan al-‘Ati>d, yang selalu hadir dan senantiasa siap untuk
mencatat dan menyaksikan setiap perkataan dan perbuatan yang dilakukan oleh
semua manusia. Salah satu bentuk perkataan dan perbuatan yang sering kali
dilakukan dan sering pula dilupakan atau bahkan diingkari oleh manusia yaitu
bersumpah.
mengenai “Sumpah” yang difirmankan oleh Allah Swt. Seperti dalam QS. A<li
-‘Imra>n/ 3:77
2
ِاَّن اَّل ِذْيَن َيْش َتُر ْو َن ِبَعْه ِد الّٰل ِه َو َاَمْياِهِنْم َمَثًن ا َقِلْياًل ُاوٰۤلِٕى َك اَل َخ اَل َق ُهَلْم ىِف اٰاْلِخ َر ِة َو اَل
َذ ا َاِل
ْي ٌب َع ُهَل ۖ ُيَك ِّل ُه الّٰل ُه اَل َيْنُظ ِاَلْيِه َي َم اْلِق ٰي ِة اَل ُيَز ِّك ْيِه
ٌم ْم َو ْم ُر ْم ْو َم َو ُم ُم َو
Terjemahnya:
“Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-
sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di
akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka
pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang
pedih.” (Kemenag RI, 2010, h.75)
menukar janji Allah dalam perkara kebatilan sehinggah mereka berdusta kepada
Allah Swt. yakni meinggalkannya dan meninggalkan wasiat Allah kepada mereka
didalam Kitab, berupa keimanan kepada Nabi Muhammad) dan menukar sumpah-
sumpah mereka dengan berdusta kepada Allah Swt. (yakni dengan menghalalkan
segala sesuatu yang Allah haramkan, misalnya menghalalkan harta orang lain
sehingga tidak menunaikan amanahnya), berarti telah menukar hal itu semua dengan
harga yang sangat murah (berupa harta benda dunia). Maka mereka tidak akan
mendapat (pahala) di akhirat yakni tidak mendapatkan kebaikan akhirat, surga dan
segala macam yang dijanjikan Allah kepada hambanya. (Al-Zuhaili, 2013,h. 306)
titik fokus penelitian diantaranya karena dalam ayat tersebut terdapat 2 kata yang
saling berkaitan yaitu antara janji dan sumpah sekaligus dilihat dari sebab turun ayat
ini mengatakan bahwa ayat ini menjelaskan tentang sumpah palsu yang berkaitan
3
Terkait dengan hal tersebut sumpah dalam bahasa Al-Qur’an disebut dengan
beberapa penyebutan, yaitu qasam, half, yamin, atau wa’d. Menurut bahasa berarti
mulazamah yaitu suatu keharusan atau diharuskan, maksudnya adalah ketika manusia
telah melakukan sumpah, berarti ia telah mengakui atau menjanjikan suatu perkara,
Jauziyah,2001,h. 2)
Sumpah dalam bahasa Arab juga disebut aima>n yang dibahasakan sebagai
tangan beristilah sumpah, karena kebiasaan orang-orang Arab apabila bersumpah dia
memukul tangan kanan saudaranya dengan tangan kanannya dan juga menjadi
menyebut nama dan sifat Allah Swt. atau menegaskan pernyataan yang diucapkan
secara resmi dengan bersaksi kepada Allah Swt. untuk menguatkan kebenaran dan
kesungguhan. Artinya seorang manusia jika ingin menegaskan bahwa dirinya benar
dalam perkataannya atau berupaya membersihkan diri dari tuduhan fitnah yang
Dewasa ini, sumpah sering kali dijadikan senjata untuk meraup simpati,
empati, dan kepercayaan masyarakat. Terlebih lagi saat seseorang hendak mengampu
mereka akan dihadapkan pada prosesi pengambilan sumpah yang dipandu oleh
pemuka masing-masing. Bagi umat islam mereka bersumpah dengan nama Allah
Namun sumpah yang telah diambil tidak cukup untuk meredam hasrat untuk
berbuat curang, beberapa pejabat yang bersumpah untuk menjalankan tugas dan
4
jabatan dengan sebaik-sebaiknya malah melanggar sumpah tersebut. Salah satu
contoh terbaru, datang dari jajaran kementrian pemerintahan Presiden Jokowi jilid
dua, yaitu mantan Mentri Kelautan Bapak EP yang terjerat kasus korupsi perizinan
ekspor benih lobster yang berdampak pada kerugian Negara dan rusaknya moral
pengelolahan Negara dan juga dijatuhkan hukuman 5 tahun penjara serta dicabut hak
sesuatu namun tidak jarang melupakan sumpah yang telah diikrarkan. Sebagaimana
beberapa kasus anggota dewan atau pemegang kekuasaan. Saat hendak mencalonkan
diri ia mengumbar janji kepada masyarakat, dan saat terpilih ia di sumpah untuk
maupun setelah dilantik, dan hal ini merugikan banyak pihak khususnya masyarakat-
masyarakat kecil yang telah percaya akan janji dan sumpah mereka. Padahal ketika
mereka bersumpah telah menyebut nama Allah serta meletakkan mushaf al-Qur’an
diatas pengakuannya sebagai tanda bahwa sumpah ini adalah sesuatu yang harus
palsu ialah perbuatan orang yang sengaja mengelabui orang lain dan dengan
sumpahnya itu ia berdusta, misalnya seseorang mengatakan “Demi Allah saya tidak
Adapun janji menurut KBBI adalah perkataan atau ucapan yang menyatakan
kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat sesuatu, pengakuan yang terikat dengan
5
diri sendiri terhadap ketentuan yang harus ditepati. Sedangkan ingkar janji ialah suatu
bentuk perbuatan yang sangat dibenci dalam Agama Islam terlebih sangat dimurkai
oleh Allah Swt. Sebab, ingkar janji termasuk salah satu sifat dari orang munafik.
Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukha>ri dalam kitabnya S}ahih
Bukha>ri:
َح َّد َثَنا ُقَتْيَب ُة ْبُن َس ِعيٍد َح َّد َثَنا ِإَمْساِعيُل ْبُن َج ْع َف ٍر َعْن َأيِب ُس َهْيٍل َن اِفِع ْبِن َم اِل ِك ْبِن
َّلِه َّل َّل ِه َّل ِض َّل ِب ِه ِم ٍر
َأيِب َعا َعْن َأ ي َعْن َأيِب ُه َر ْيَر َة َر َي ال ُه َعْنُه َأَّن َرُس وَل ال َص ى ال ُه َعَلْي َو َس َم
َق اَل آَي ُة اْلُم َن اِفِق َثاَل ٌث ِإَذا َح َّد َث َك َذ َب َو ِإَذا اْؤ ِمُتَن َخ اَن َو ِإَذا َو َع َد
)2485.َأْخ َلَف (البخاري
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan
kepada kami Isma'il bin Ja'far dari Abu Suhail, Nafi' bin Malik bin Abu 'Amir
dari bapaknya dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu bahwa Rasulullah ﷺ
bersabda, 'Tanda-tanda munafik ada tiga; jika berbicara dusta, jika diberi
amanat dia khiyanat dan jika berjanji mengingkari".(Bukha>ri, no. 2485)
Hadis tersebut membahas perihal tanda-tanda orang munafik, yakni terbagi
menjadi tiga bagian yaitu, jika ia berbicara maka ia berbohong, jika diberi amanat dia
berkhianat dan jika berjanji ia mengingkari janjinya. Maka orang yang mengingkari
Pada fenomena yang lain, peneliti kerap menemukan kejadian di daerah asal
yaitu di daerah Kab. Kolaka, seseorang yang bersumpah dengan nama Allah Swt.
Anak kecil, remaja, bahkan orang tua kerap bersumpah dengan mengatas namakan
selain Allah, yaitu orang-orang yang mereka muliakan, seperti ayah, ibu, bahkan
tidak sedikit di antara mereka rela bersumpah dengan nama tuhannya yang sudah
menjadi budaya di Indonesia, seperti contohnya “Demi Allah saya tidak mencuri”
6
tetapi sebenarnya mereka telah mencuri. Hal tersebut dianggap biasa, padahal dalam
ancaman yang berat kepada orang yang bersumpah dengan sumpah palsu.
masyarakat terkait sumpah palsu dan juga masyarakat tidak menganggap remeh hal
7
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang yang telah dibahas maka dapat
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
Disamping itu, hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik yang
ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang sumpah palsu perspektif Al-
8
a. Penelitian ini diharapan dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu
Sumpah Palsu.
dalam bidang akademisi terutama pada program studi Ilmu Al-Qur’an dan
palsu.
terlebih dahulu penulis memberikan definisi terhadap judul yang akan dibahas, yaitu
“Sumpah Palsu Perspektif Al-Qur’an (Kajian Terhadap QS. A<li- ‘Imran/3: 77).
yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang
adalah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Palsu adalah tidak tulen;
9
tidak sah. Dalam bahasa Inggris palsu disebut dengan false yang artinya bohong,
gadungan.
Sumpah palsu bisa juga disebut dengan sumpah Gamu>s ialah sumpah
mengenai perkara masa lampau yang sengaja berbohong untuk mengambil hak orang
lain dinamakan juga dengan yami>n al-s}abru (dirinya bersabar atas pengakuannya
yang palsu), orang yang bersumpah seperti ini, tercelup dalam dosa dan akan
Sumpah palsu juga diartikan sebagai sumpah pada suatu kebatilan yaitu
dengan mengambil harta orang lain. Dalam hal tersebut dapat dilihat bahwa dia telah
berdusta dalam sumpahnya baik sumpah itu dilakukan dengan kebulatan hati
(berniat) atau dengan tidak disengaja (tanpa niat) hanya tersirat dengan mulut tanpa
keteguhan hati.
Sumpah palsu juga diartikan sebagai sumpah yang karenanya dia yang
mengambil harta orang muslim padahal dia dusta dalam sumpahnya, sumpah itu baik
terjadi dengan kebulatan hati dan niat atau tidak, tetapi hanya tersirat dengan mulut
Didalam Fiqh al-Sunnah diartikan sebagai sumpah bohong atau sumpah Palsu
yang digunakan untuk mengambil hak-hak, atau dengan maksud menipu dan
menghianati, termasuk dosa besar diantara dosa-dosa besar yang tidak kafarat bagi
Sumpah palsu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesaksian yang
10
kesaksian tersebut demi mengambil harta dunia dengan mengatasnamakan Tuhan.
Seperti, sumpah jabatan pengampu kekuasaan yang palsu demi hal yang dinginkan,
jika harta dan tahta telah menjadi tujuan maka orang akan menghalalkan segala cara
1.5.2 Al-Qur’an
tiada tandingnya (Mu’jizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. penutup para
Nabi dan Rasul, dengan perantara malaikat Jibril ‘Alaihi al-Salam. ditulis dalam
mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir yang diawali dengan
ibadah, kitab ini diturunkan untuk dipahami serta diamalkan dan sebagai pedoman
umat manusia, dimulai dengan al-Fatihah dan ditutup dengan al-Na>s. Al-Qur’an
juga sebagai undang-undang bagi umat manusia disegala penjuru dan petujuk serta
sebgai tanda atas kebesaran Rasul dan penjelasan atas kenabian dan kerasulanny, juga
sebagai hujjah/alasan yang sangat kuat di hari Kemudian dimana nanti akan
dinyatakan bahwa Al-Qur’an itu benar- benar diturunkan dari Dzat Yang Maha
1.5.3 Tah{lili>
tentang makna yang terkandung didalam ayat-ayat Al-Qur’an dengan mengikuti tertib
susunan atau urutan-urutan surat-surat dan ayat-ayat Al-Qur’an itu sendiri dengan
11
Metode tah}lili> ialah menguraikan ayat yang dibahas sehinggah terperinci
dan terpisah-pisah segala aspeknya, dimulai dengan pengertian kosa kata, hubungan
kata, dan ayat dengan ayat berikutnya,dan lain-lain, lalu menuangkan segala sesuatu
yang terjangkau oleh sang penulis dari ayat tersebut, baik tersirat maupun tersurat,
dan baik dibutuhkan oleh pembacnya maupun sekedar memenuhi selera penulis
(Shihab,2012, h.1)
mengemukakan arti kosa kata diikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat.
ayat-ayat tersebut satu sama lain. Begitu pula penafsr membahas mengenai saba>b
al-nuzu>l (latar belakang turunnya ayat) dan dalil-dalil yang berasal dari rasul atau
sahabat, atau pendapat para tabi’in yang kadang tercampur baur dengan pendapat
para penafsir itu sendiri dan diwarnai dengan latar belakang pendidikannya dan sering
pula bercampur baur pembahsan kebahasaan dan lainnya yang dipandang dapat
dengan metode Tah}lili> yaitu tafsir yang berusaha untuk menjelaskan arti ayat-ayat
Al-Qur’an dari berbagai segi, berdasarkan urutan ayat atau surah dari Al-Qur’an,
dengan menonjolkan kandungan lafadz yang terdapat pada ayat tersebut, hubungan
12
ayat-ayatnya, hubungan antar surah satu dan yang lain, sebab turunya ayat tersebut
Dalam penelitian ini peneliti tidak mengangkat seluruh ayat yang berbicara
atau membahas tentang sumpah yang terdapat dalam Al-Qur’an, tetapi hanya
mengkaji QS. Ali-‘imra>n/3:77. Adapun ayat yang lainnya adalah sebagai pendukung
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
literatur baik berupa skripsi maupun jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian
ini.
Sejauh ini penulis menemukan 5 skripsi yang terkait dengan Sumpah dalam
Qur’an. Dalam tulisan ini bahwa seluruh ayat yang menerangkan sumpah
menjadi dua bagian. Pertama, ayat-ayat yang berisi sumpah Allah yang
14
2. Qasam Menurut Ha>mid al-Di>n al-Fara>bi (Studi atas Kitab Im’an fi
aqsa>m al-Qur’a>n). Skripsi ini disusun oleh Arif Rijalul Fikri yang lulus
bahwa fungsi dasar dari sebuah sumpah adalah untuk memberikan bukti
Qur’a>n harus ditinjau dari aspek historis linguistik. Dari beberapa buku
dan skripsi yang diketahui penulis, penulis mengetahui bahwa belum ada
15
dimana dapat mengakhirkan dua tokoh dari generasi yang berbeda yaitu
generasi pertengahan dan modern dengan fokus kajian yang sama namun
untuk mengukuhkannya.
5. Skripsi tahun 2014 yang ditulis oleh H. Bandarsyah Simaur yang berada
Berjudul Qasam Atas Nama Allah dalam Al-Qur’an studi Tafsir al-
16
sumpah atas nama Allah, baik itu sumpah yang sungguh-sungguh maupun
pada fokus permasalahan yaitu sumpah palsu, metode penelitian serta kajian ayat
mengkaji ayat QS. A<li-‘Imra>n/3:77 serta makna sumpah palsu dalam QS.
mengenai Sumpah dalam Al-Qur’an. Maka peneliti berkesimpulan bahwa belum ada
yang membahas tentang sumpah palsu perspektif Al-Qur’an yang berfokus pada QS.
A<li-‘Imra>n/3:77. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan membahas hal tersebut.
Kata “Sumpah” adalah terjemah dari bahasa arab al-h}alf,al-Qasam, dan al-
yami>n yang ke semua kata-kata ini dipergunakan dalam Al-Qur’an dan al-
Hadits(Luis,2007,h.149).
Menurut Imam Musbikin (2014) Secara bahasa sumpah berasal dari bahasa
Arab Qasam, yang bentuk jamaknya adalah aqsa>m (h.282). Lafal Qasam (sumpah)
maknanya jelas, sepadan dengan h}alf dan yami>n dalam bahasa Arab, dan memiliki
17
padanannya dalam bahasa-bahasa umum. Sumpah digunakan untuk menegaskan
Qur’a>n yang khusus membahas “sumpah” pun tidak menjelaskan definisi Qasam
itu secara rinci seperti dijelaskannya yang dimaksud dengan sumpah ialah
h.1)
diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang
menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar. Bisa juga dengan janji atau ikrar
Semenjak dari awal Islam, masyarakat Arab sudah akrab dengan sumpah untuk
menegaskan bahwa yang dikatakannya itu benar dan juga menjadi kebiasaan atau
yang memiliki kebebasan memilih. Ia dinisbatkan pada empat hal, yaitu: (a) orang
yang bersumpah (qa>sim), (b) yang disumpahkan (muqsam bih), (c) yang disumpahi
(muqsam ‘alaih) dan (d) tujuan sumpah. Pertama, sumpah (Qasam) adalah perbuatan
18
pelaku yang memiliki kebebasan memilih serta menegaskan sesuatu, sehingga hanya
memiliki hal-hal yang disakralkan yang diguna`kan untuk bersumpah. Sementara itu
dalam Al-Qur’an, Allah Swt. telah bersumpah dengan lebih dari empat puluh hal
yang disumpahkan.
yang ingin diberi penegasan dan diafirmasi. Inilah yang dimaksud bahwa sumpah
1. Sumpah Z|a>hir
Qasam dan muqsam bih. Dan di antaranya ada yang dihilangkan fi’il
huruf jar atau huruf Qasam yaitu ‚wawu‛, ‚ba‛, dan ‚ta‛, dan ada juga yang
19
Sebagian ulama mengatakan, ‚la‛ di dua tempat ini adalah ‚la nafy‛
konteks sumpah.
2. Sumpah Mud}mar
fi’il Qasam dan tidak pula muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh‚ Lam
Menurut Ibn Qayyim (2001) dalam bukunya yang berjudul al-Tibyan fi>
Aqsam Al-Qur’an menjelaskan bahwa jika dilihat dari segi isi atau materi
sumpah dalam Al-Qur’an terdiri atas lima macam yaitu (h. 10-2):
1. Sumpah yang menunjukkan pada keEsaan Allah, seperti dalam QS. al-
S{affat:1-4;
ۙا الّٰت ِلٰي ِت ِذْك ۙا ِاَّن ِا ُك َل اِح ٌۗد
َهٰل ْم َو ًر َو الّٰۤصّٰف ِت َص ًّف ۙا َفالّٰز ِج ٰر ِت َز ْج ًر َف
20
Terjemahnya:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf.Demi
(rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh. Demi
(rombongan) yang membacakan peringatan. Sungguh, Tuhanmu
benar-benar Esa.(Kementerian Agama RI,2010, h.634)
Dukha>n/44:1-3
QS. al-Dzariyat/51:1-5
َو الّٰذ ِر ٰيِت َذْر ًو ۙا َف اٰحْلِم ٰل ِت ِو ْقًر ۙا َف اٰجْلِر ٰيِت ُيْس ًر ۙا َفاْلُم َقِّس ٰم ِت َاْم ًر ۙا ِاَمَّنا
َل اِد ٌۙق
ُتْو َعُد ْو َن َص
Terjemahnya:
Demi (angin) yang menerbangkan debu.dan awan yang
mengandung (hujan).dan (kapal-kapal) yang berlayar dengan
mudahdan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi
urusan.sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar.
(Kementerian Agama RI, 2010, h.752)
21
َو ٱَّلۡی ِل ِإَذا َیۡغ َش ٰى َو ٱلَّنَه اِر ِإَذا َجَتَّلٰى َو َم ا َخ َل َق ٱلَّذ َك َر َو ٱۡل ُأنَثٰۤى ِإَّن
َس ۡع َیُك ۡم َلَشٰىَّت
Terjemahnya:
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang). Demi siang apabila
terang benderang. Demi penciptaan laki-laki dan perempuan.
Sungguh, usahamu memang beraneka macam. (Kementerian
Agama RI, 2010, h.898)
mendukung sumpah tersebut. Tanpa adanya unsu-unsur tersebut tidak dapat disebut
sebagai pernyataan sumpah. Sumpah terdiri dari tiga unsur yaitu adat qasam,
muqsam bih, dan muqsam ‘alaih. Dan bisa juga disebut dengan rukun sumpah.
(Misnawati, 2020, h. 5)
sumpah, baik dalam bentuk fi’il maupun huruf seperti ba, ta dan waw yang
huruf ba selalu diiringi dengan kata kerja. Huruf ba dapat diganti dengan
huruf waw apabila digunakan untuk lafaz-lafaz yang dzahir dan dapat diganti
dengan waw pada lafaz jalalah. Oleh karena Qasam sering dipergunakan
Contoh adat sumpah dengan memakai fi’il surat al-Nahl ayat 38.
22
َو َاْقَس ُمْو ا ِبالّٰل ِه َج ْه َد َاَمْياِهِنْۙم اَل َيْبَعُث الّٰل ُه َمْن ُمَّيْو ُۗت َبٰل ى َو ْع ًد ا َعَلْي ِه َح ًّق ا
َّو ٰلِكَّن َاْك الَّناِس اَل َل َۙن
َيْع ُمْو َثَر
Terjemahannya:
Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang
sungguhsungguh: “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati”.
(Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akanmembangkitnya), sebagai
suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui. (Kementerian Agama RI, 2010, h.369)
Adat sumpah yang banyak digunakan adalah waw, huruf tersebut pada
umumnya digunakan untuk sesuatu yang nyata atau bersifat indrawi dan
Qur’an, bagian pendahuluan surat menjadi bahan kajian yang cukup penting.
(Zulihafnani,2011,h.1)
Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah
23
memantapkan eksistensi dari sifat-sifatNya. Dan sumpah Allah dengan
sebagian makhluk menunjukkan bahwa makhluk itu termasuk salah satu ayat-
Diihat dari muqsam bih maka sumpah hanya menggunakan nama atau
Al-Qur’an dengan menyebut diri-Nya dan Dzat-Nya dan ini hanya terdapat
pada tujuh tempat saja dalam Al-Qur’an yaitu QS. Yu>nus:53, QS. Al-
Tagabun:7, QS. Saba>: 3, QS. Maryam: 68, QS al-H{ijr:92, QS. al-Nisa>: 65,
Muqsam a’laih yaitu jawab sumpah yang merupakan pesan yang ingin
ditekankan dengan sumpah atau ucapan yang ingin diterima atau dipercaya
2000,h. 301)
dan muqsam bih adalah kalimat untuk bersumpah sedangkan pada muqsam
24
Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah). Dan demi malam
apabila telah sunyi. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad)
dan tidak (pula) membencimu. (Kementerian Agama RI, 2010, h.90)
2.5 Hukum Memberikan Sumpah Palsu
Sumpah tidak sah kecuali dengan nama Allah Swt. atau dengan salah satu
bersumpah dengan selain nama Allah Swt. selain tidak sah hukumnya juga haram,
larangan ini sesuai dengan ijma’ ulama. Yang dimaksud dengan hal tersebut yaitu
sumpah tidak sah kecuali dengan nama Allah Swt. dengan Dzat Allah Swt. seperti
perkataan orang yang bersumpah “Demi Allah”, atau dengan salah satu nama-Nya
yang merupakan nama khusus untuk-Nya dan tidak digunakan untuk selain-Nya,
seperti pencipta segala makhluk, atau dengan satu sifat Dzat-Nya yang melekat pada-
ِض ِف
َح َّد َثَنا ُقَتْيَب ُة َح َّد َثَنا َلْيٌث َعْن َنا ٍع َعْن اْبِن ُعَم َر َر َي الَّل ُه َعْنُه َم `ا َأَّنُه َأْد َر َك ُعَم َر ْبَن
اَخْلَّطاِب يِف َر ْك ٍب َو ُه َو ْحَيِلُف ِبَأِبيِه َفَن اَداُه ْم َرُس وُل الَّل ِه َص َّلى الَّل ُه َعَلْي ِه َو َس َّلَم َأاَل ِإَّن
ِه ِل ِل ِئ ِل
الَّلَه َيْنَه اُك ْم َأْن ْحَت ُفوا ِبآَبا ُك ْم َفَمْن َك اَن َح ا ًف ا َفْلَيْح ْف ِبالَّل َو ِإاَّل َفْلَيْص ُم ْت
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami
Laits dari Nafi' dari Ibnu Umar rad}ialla>hu 'anhuma> bahwa dia pernah
mendapati Umar ketika di atas tunggangannya bersumpah dengan nenek
moyangnya, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyeru kepada
orang-orang: "Sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan bapak-
bapak kalian, barangsiapa bersumpah hendaknya ia bersumpah dengan nama
Allah atau kalau tidak, lebih baik ia diam. (Bukha>ri>, Jilid VIII, h.27)
kafilah dan Rasullah menjumpai Umar R.A sedang bersumpah dengan nama
25
Swt. melarang kamu sekalian bersumpah dengan nama ayah-ayah mu. Barang siapa
yang mau bersumpah, maka hendaklah dia bersumpah dengan nama Allah. Bukan lah
maksudnya itu hanya boleh bersumpah dengan Dzat Allah saja, karena berdasarkan
dalil bahwa Rasulullah Saw. Pernah bersumpah dengan selain nama Allah. Misalnya:
Demi yang membalikkan hati (tetapi maksudnya juga, Allah itu) sebagaimana yang
akan datang penjelasannya, atau kalau tidakn maka diam saja. Hadits tersebut
Hadits tersebut menjadi dalil atas larangan bersumpah dengan selain Allah
Swt. dan larangan itu menunjukkan haram, sebagaiamana menurut laranagan itu.
Demikianlah menurut pendapat ulama Hambali dan ulama Zhohiri. Kata Ibnu Abdil
Barri tidak boleh bersumpah dengan selain Allah, larangan itu sudah menjadi ijma’
ulama. (h.427)
merupakan tindakan yang sangat lancang kepada Allah dan akan merugikan dirinya
disebabkan sumpahnya telah disandarkan kepada Allah Swt. seperti dalam hadis.
26
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Husain bin Ibrahim telah
mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Musa Telah mengabarkan kepada
kami Syaiban dari Firas dari Asy Sya'bi dari Abdullah bin Amru mengatakan;
Seorang arab badui menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya;
'Waya Rasulullah, apa yang dianggap dosa-dosa besar itu? ' Beliau menjawab:
"Menyekutukan Allah" 'Lantas selanjutnya apa? ' Tanyanya. Nabi menjawab:
"Mendurhakai orang tua." 'selanjutnya apa? ' Tanyanya. Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab: "Sumpah ghamus." Kami bertanya; 'apa makna ghamus? '
Beliau jawab; "maknanya sumpah palsu, dusta, yang karena sumpahnya ia bisa
menguasai harta seorang muslim, padahal sumpahnya bohong belaka."
(Bukha>ri>, Jilid IX, h.14)
Rasulullah bersabda sumpah palsu itu ialah yang karenanya diambil harta
orang muslim padahal dia dusta dengan sumpahanya, dengan kata lain menukar
sumpahnya dengan harga murah yang mana kata murah disini yaitu sesuatu yang
bersifat duniawi yang mengakibatkan siksa akhirat. Yang artinya menukarnya dengan
mengambil harta orang lain yang bukan miliknya. Orang yang bersumpah palsu dan
mengambil harta orang lain menjadi sebab masuk neraka, walaupun harta itu sedikit.
(Shihab,2012,h.118)
a. QS. al-Taga>bun/64:7
َلُت ُثَّن َّمُث َل َنَّبُؤ َّن َمِبا َعِم ْلُتْۗم ۗا ِذ
ُت زََعَم اَّل ْيَن َك َف ُر ْٓو ا َاْن َّلْن ُّيْبَعُثْو ُقْل َبٰل ى َو َرْيِّب ْبَع
ّٰلِه ِس ِل
َو ٰذ َك َعَلى ال َي ْيٌر
Terjemahnya:
Orang-orang kafir mengira, bahwa mereka tidak akan dibangkitkan.
Katakanlah (Muhammad), “tidak demikian, demi Tuhanku kamu pasti
di bangkitkan, kemudian diberitakan semua yang telah kamu kerjakan.”
Dan yang demikian itu mudah bagi Allah. ( Kemenag RI, 2010, h. 814)
b. QS. Saba’/34:3
27
ِت ْۙم ِل ِت ِذ
َو َقاَل اَّل ْيَن َك َف ُر ْو ا اَل َتْأ ْيَنا الَّس اَعُةۗ ُقْل َبٰل ى َو َرْيِّب َلَتْأ َيَّنُك ٰع ِم اْلَغْيِۙب اَل َيْع ُزُب
ِا ِم ِل ِت ىِف ٍة ىِف ِم
َعْنُه ْثَق اُل َذَّر الَّس ٰم ٰو َو اَل اَاْلْر ِض َو ٓاَل َاْص َغُر ْن ٰذ َك َو ٓاَل َاْك َبُر اَّل ْيِف
ِكٰت ٍب ُّم ِبٍنْي
Terjemahnya
Dan orang-orang yang kafir berkata, “Hari Kiamat itu tidak akan datang
kepada kami.” Katakanlah, “Pasti datang, demi Tuhanku yang
mengetahui yang gaib, Kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak
ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang di
langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih
besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh),”
(kemenag RI, 2010, h. 606)
c. QS. Yunus/10:53
d. QS. Maryam/19:68
َفَو َر ِّبَك َلَنْح ُش َر َّنُه ْم َو الَّش ٰي ِط َنْي َّمُث َلُنْح ِض َر َّنُه ْم َحْو َل َجَه َّنَم ِج ِثًّيا
Terjemahnya
Maka demi Tuhanmu, sungguh, pasti akan Kami kumpulkan mereka
bersama setan, kemudian pasti akan Kami datangkan mereka ke
sekeliling Jahanam dengan berlutut. (Kemenag RI, 2010, h. 426)
e. Al-Hijr/15:92
ِع
َفَو َر ِّبَك َلَنْس َٔـَلَّنُه ْم َاَمْج ْي
Terjemahnya
28
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua.
f. QS. al-Nisa>’/4:65
g. QS. al-Ma’arij/70:40
Terjemahnya
Maka Aku bersumpah demi Tuhan yang mengatur tempat-tempat terbit
dan terbenamnya (matahari, bulan dan bintang), sungguh, Kami pasti
mampu. (Kemenag RI, 2010, h. 838)
29
QS. Al-Tahri>m/66:2
QS. Al-A’ra>f/77:49
QS. Ibrahim/14:44
QS. Al-Maida>h/5:53
AQSA<M
QS. Al-Ma>idah/5:106 dan 107
QS. Al-Naml /27:49
QS. Al-Ma>idah /5: 53
WA ALLA<<HI QS.Al-An’a>m/6:23
QS.Yusu>f/12:73
QS. Yusu>f /12:85, 91, dan 9
TALLA<HI QS. al-Nah}l /16:56 dan 63
QS. al-Anbiya>’ /21: 57
QS. al-S}a>ffa>t/37:56
Kata sumpah terdapat beberapa sinonim atau derivasi yang disebutkan dalam
pernyataan itu lebih kuat sebagaimana tangan kanan lebih kuat dari pada
tangan kiri. Akan tetapi yang dimaksud disini adalah sumpah. Selain itu,
30
orang yang bersumpah dengan saling berjabat tangan kanan itu.(Masduha,
2017, h. 836)
diartikan sebagai tangan kanan atau kanan saja seperti dalam QS. al-
yang artinya sumpah. Dalam Kamus Al-Munawwir kata sumpah yaitu القَس ُم
Kata h}alafa ( ) حلفdi dalam bentuk fi’l ma>d}i (kata kerja bentuk
lampau) dan ْحَيِل ُفyahlifu fi’l mud}a>ri’ (kata kerja bentuk sekarang atau yang
akan datang) yang berasal dari di dalam Al-Qur’an disebut 13 kali di 5 surat,
dengan bentuk fi’l ma>d}i 1 kali dan dengan bentuk fi’l mud}a>ri’ 11 kali
serta dalam bentuk ism fa’il 1 kali. Semua kata ha}lf yang disebut di dalam
31
Al-Qur’an berarti sumpah, dan hanya konteks penggunaanya yang berbeda-
Kata al-h}alf dalam cita rasa Arab murni lebih diarahkan pada kata
sang penipu), dan belum pernah terdengar ةeeeر حلفeee بsumpah kebaikan.
palsu seperti ucapan orang munafik (S}ihab,207, h.274) dalam QS. At-
Taubah/9:56.
sumpah (Munawwir,1997,h.290)
َاْمَل َتَر ِاىَل اَّلِذْيَن َتَو َّلْو ا َقْو ًم ا َغِض َب الّٰل ُه َعَلْيِه ْۗم َم ا ُه ْم ِّم ْنُك ْم َو اَل ِم ْنُه ْۙم َو ْحَيِلُف ْو َن َعَلى
اْلَك ِذِب َو ُه ْم َيْع َلُمْو َن
Terjemahnya:
Tidakkah engkau perhatikan orang-orang (munafik) yang menjadikan
suatu kaum yang telah dimurkai Allah sebagai sahabat? Orang-orang itu
bukan dari (kaum) kamu dan bukan dari (kaum) mereka. Dan mereka
bersumpah atas kebohongan, sedang mereka mengetahuinya.
(Kementerian Agama RI, 2010, h.794)
32
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu penelitian yang secara
ini lebih banyak menyangkut hal-hal yang bersifat teoritis, konseptual, ataupun
tertulis seperti buku, naskah, dokumen dan sebagainya. (Baidan dan Aziz,2016,h.28)
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua data yaitu data primer dan
data sekunder.
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah QS.
A<li- ‘Imra>>>>>n/3:77.
34
Sumber data sekunder yaitu sumber data pendukung berupa kitab-kitab
Sedangkan yang berhubungan dengan kitab- kitab tafsir yang digunakan ialah
Kitab-kitab tafsir klasik dan tafsir kontemporer. Diantara tafsir klasik dan
kontemporer yang digunakan penulis adalah Tafsir al- T{aba>ri> Karya Abu>
Ja’far Muhammad bin Jarir al-T{aba>ri>, Tafsir al- Munir karya Wahbah al-
Tafsir al-Qurtubi> Karya Syaikh Imam al-Qurtubi>, Tafsir Al- Misbah Karya
pencarian hadits maupun tafsir serta buku- buku yang berkaitan dengan tema
dari internet maupun hasil penelitian yang dapat membantu penelitian ini.
ilmu tafsir dan pendekatan linguistik. Pendekatan ilmu tafsir adalah pendekatan yang
menjadikan disiplin tafsir dan ilmu tafsir sebagai paradigma dan cara pandang dalam
dalam Al-Qur’an. Menurut M. Quraish Shihab, akibat banyaknya orang non Arab
yang memeluk agama Islam, serta akibat kelemahan-kelemahan orang Arab sendiri di
tentang keistimewaan dan kedalaman Al-Qur’an di bidang ini. (Shihab, 1997, h. 97)
35
3.4 Teknik Pengumpulan Data
yang berkaitan dengan penelitian ini, berupa buku-buku , jurnal, artikel, dan data-data
pendukung lainnya. Setelah data-data telah dikumpulkan maka penulis membagi data
Teknik interpretasi data ialah suatu metode yang digunakan dalam proses
penafsiran Al-Qur’an dengan cara mengkomparasikan suatu data pokok dengan data
a. Interpretasi Tekstual
matan hadis berdasarkan teks semata, baik diriwayatkan secara lafal maupun
b. Interpretasi Kontekstual
36
dimana Rasul, pelaku sejarah, peristiwa sejarah, waktu, tempat, atau bentuk,
37
BAB IV
sudah hijrah dari Kota Makkah ke Kota Madinah. Jumlah ayatnya ada 200 ayat.
yaitu akidah dan syariat. Dalam hal akidah surah a>li-‘Imra>n menegaskan akan
Ahli Kitab seputar al-Qur’an dan Nabi Muhammad Saw., serta pemublikasian
dan penegasan bahwasanya agama diterima di sisi Allah Swt adalah Islam,
mendebat kaum Nasrani seputar masalah Isa al-Masih dan sifat ketuhanannya
yang mereka yakini dan sikap menolak serta mendustakan risalah Islam. Surah
ini juga mengandung celaan dan kecaman terhadap mereka serta mengandung
peringatan akan bahaya tipu daya, rekayasa dan kelicikan Ahli Kitab.
38
Sedangkan tentang masalah pensyari’atan hukum, surah a>li-‘Imra>n ini
mengandung penjelasan tentang hukum syariat, seperti kewajiban haji dan jihad,
membayar zakat, beberapa pelajaran dan hikmah yang dipetik dari dua kejadian
peperangan, yaitu perang Badar dan Uhud, serta berbagai kecaman terhadap
dengan kedua sisi yang tercangkup di dalam surah ini. Di akhir surah disebutkan
ayat yang menuntut manusia untuk berfikir dan merenungi tentang kekuaasaan
Allah serta segala penciptaannya langit dan bumi,serta berbagai rahasia dan
keajaiban yang tersimpan di dalamnya. Dan juga disebutkan ayat yang member
mura>bat}ah (selalu bersiap siaga di perbatasan) di jalan Allah Swt. agar orang-
a>li-‘Imra>n/3:77,
ࣖ ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذْيَن ٰاَم ُنوا اْص ُرِبْو ا َو َص اِبُر ْو ا َو َر اِبُط ۗاْو ࣖ َو اَّتُقوا الّٰل َه َلَعَّلُك ْم ُتْف ِلُحْو َن
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.
disebutkan kisah keluarga ‘Imra>n, ayah Siti Maryam, ibu kandung Nabi Isa As.
Juga kisah tentang penyiapan diri Maryam yang dinadzarkan oleh ibunya kepada
Allah Swt. untuk beribadah, kisah tentang kemudahan rezeki yang dikaruniakan
39
kepada Maryam tatkala ia berada di mihrab, dipilih dan dilebihkannya Maryam
atas seluruh kaum wanita pada masanya dan memberinya berita gembira bahwa
ini member sinar petunjuk bagi orang yang memebacanya kepada kebenaran,
dengan cahaya makna agung yang terkandung di dalam surah tersebut, atau
dengan membaca surah ini, maka seseorang mendapat sinar sempurna kelak di
hari akhir, atau karena surah ini mengandung asma Allah swt. yang paling
Agung. Abu Daud, Ibnu Majah dan yang lainnya meriwayatkan dari Asma’ binti
َح َّد َثَنا ُمَس َّد ٌد َح َّد َثَنا ِعيَس ى ْبُن ُيوُن َح َّد َثَنا ُعَبْيُد الَّل ِه ْبُن َأيِب ِز َياٍد َعْن َش ْه ِر ْبِن
َس
َّلى الَّل َل ِه َّل َق اَل ا الَّل ِه ِت
ْس ُم ُه َع ْي َو َس َم َحْو َش ٍب َعْن َأَمْساَء ِبْن َيِز يَد َأَّن الَّنَّيِب َص
} اَأْلْع َظُم يِف َه اَتِنْي اآْل َيَتِنْي { َو ِإُهَلُك ْم ِإَل ٌه َو اِح ٌد اَل ِإَل َه ِإاَّل ُه َو الَّر َمْحُن الَّر ِح يُم
[ َو َفاَحِتِة ُس وَر ِة آِل ِعْم َر اَن ] ا مل الَّلُه اَل ِإَلَه ِإاَّل ُه َو اَحْلُّي اْلَق ُّيوُم
Artinya:
Telah menceritakan kepada Kami Musaddad, telah menceritakan kepada
Kami Isa> bin Yu>nus, telah menceritakan kepada Kami 'Ubaidullah bin
Abu Ziya>d dari Syahr bin Hausyab dari Asma`> binti Ya>zid bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Nama Allah yang paling agung ada
dalam dua ayat ini: Wa Ila>hukum Ila>hun wa>hidun La> Ila>ha Illa>
huwa al-Rahma>n al-Ra>hi>m, dan permulaan Surah A>li -'Imra>n:
Ali>f La>m Mi>m, Alla>hu la> ila>ha illa> huwa al- h}ayyu al-
qayyum." (Tirmiz\i>, no.3478 ,h. 517)
Nama lain dari surah a>li-‘Imra>n disebut juga dengan al- Ama>n, al-
ini sangat besar dan pahala membacanya pun sangat agung. Imam Muslim
40
meriwayatkan dari an- Nawwas bin Sam’an ia berkata, “saya mendengar
َح َّد َثيِن اَحْلَس ُن ْبُن َعِلٍّي اُحْلْل َو اُّيِن َح َّد َثَنا َأُب و َتْو َب َة َو ُه َو الَّر ِبيُع ْبُن َن اِفٍع َح َّد َثَنا
ِهِل ٍد ِمَس
ُمَعاِو َيُة َيْع يِن اْبَن َس اَّل ٍم َعْن َز ْي َأَّنُه َع َأَبا َس اَّل ٍم َيُق وُل َح َّد َثيِن َأُبو ُأَم اَم َة اْلَب ا ُّي
ِه ِه ِمَس
َقاَل ْعُت َرُس وَل الَّل َص َّلى الَّل ُه َعَلْي َو َس َّلَم َيُق وُل اْقَرُءوا اْلُق ْر آَن َفِإَّنُه َيْأيِت َيْو َم
اْلِق َياَم ِة َش ِف يًعا َأِلْص َح اِبِه اْقَرُءوا الَّز ْه َر اَو ْيِن اْلَبَق َر َة َو ُس وَر َة آِل ِعْم َر اَن َفِإَّنُه َم ا
ِف ِن ِم ِن ِن ِق ِة ِت ِن
َتْأ َي ا َيْو َم اْل َياَم َك َأَّنُه َم ا َغَم اَم َت ا َأْو َك َأَّنُه َم ا َغَياَيَت ا َأْو َك َأَّنُه َم ا ْر َق ا ْن
َطٍرْي َص َو اَّف َحُتاَّج اِن َعْن َأْص َح اِهِبَم ا اْقَرُءوا ُس وَر َة اْلَبَق َر ِة َف ِإَّن َأْخ َذ َه ا َبَر َك ٌة
َو َتْر َك َه ا َح ْسَر ٌة َو اَل َتْس َتِط يُعَه ا اْلَبَطَلُة
41
Artinya :
Telah menceritakan kepadaku Al Hasan bin Ali Al Hulwani telah
menceritakan kepada kami Abu Taubah ia adalah Al Rabi' bin Nafi', telah
menceritakan kepada kami Mu'awiyah yakni Ibnu Sallam, dari Zaid bahwa
ia mendengar Abu Sallam berkata, telah menceritakan kepadaku Abu
Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang
memberi syafa'at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah
Zahrawain, yakni surat Al Baqarah dan Ali Imran, karena keduanya akan
datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi
pembacanya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam
formasi hendak membela pembacanya. Bacalah Al Baqarah, karena dengan
membacanya akan memperoleh barokah, dan dengan tidak membacanya
akan menyebabkan penyesalan, dan pembacanya tidak dapat
dikuasai(dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir." (Ahmad,No.254,h.5)
Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tema pokok yang terdapat dalam
QS. a>li-‘Imran diantaranya tentang akidah dan syariat antara lain tentang
pendidikan dalam keluarga yang diambil dari kisah keluarga ‘Imra>n dan sangat
bermanfaat untuk diterapkan bagi umat Islam yang terdapat pada ayat tiga puluh
tiga hinggah empat puluh satu, pada ayat empat puluh dua sampai dengan ayat
empat puluh empat membahas tentang kesucian Maryam, kisah tentang kelahiran
Nabi Isa As. yang terdapat pada ayat empat puluh lima sampai dengan ayat lima
diceritakan oleh beberapa ulama hadist diantaranya yang diriwayatkan oleh Al-
Bukhari dan muslim dan selainya bahwasanya ‘Asyats bin Qais berkata, “Bahwa
dahulu antara aku dan seorang Yahudi perselisihan tentang tanah, maka aku
42
membawa permasalahan ini kepada Rasulullah Saw.,kemudian Rasulullah
kemudian aku berkata: “jika ia bersumpah maka hartaku akan hilang diambil
menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga
yang yang sedikit, mereka itu tidak dapat bagian (pahala) diakhirat, dan Allah
tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka
pada hari kiamat dan tidak pula akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab
bersumpah atas nama Allah dengn bersumpah palsu bahwa ia telah menerima
barang dagangan tersebut dengan harga di atas harga yang ia tawarkan untuk
dengan harga murah,.” Al-Hafidz Ibnu hajar berkata dalam syarh al-Bukha>ri
tidak ada kontradiksi antara dua hadist ini , tetapi dapat dipahami bahwa sebab
Dan diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dari Ikrimah, “Sesungguhnya ayat
ini turun pada Yahya bin Akhtab, Ka’ab bin Asyraf, dan orang-orang Yahudi
43
kemudian menggantinya dengan yang mereka inginkan dan bersumpah bahwa itu
turunnya ayat ini adalah adanya orang yang bersumpah palsu dengan menukar
janji dan sumpahnya demi mendapatkan apa yang ia inginkan yang artinya
menukar dengan mengambil harta orang lain yang bukan miliknya , mereka lebih
semacam ini akan mendatangkan kemurkaan Allah Saw. dan kemurkaan itu akan
sebanding dengan tingkat pengingkaran yang dilakukan manusia. Tapi yang lebih
penting lagi, perilaku ini menjauhkan manusia dari kemurahan dan rahmat Allah
Swt. padahal di Hari Kiamat semua manusia di muka bumi ini membutuhkan
ُاوٰۤلِٕى َك اَل َخ اَل َق ُهَل ىِف اٰاْلِخ ِة ِاَّن اَّل ِذْيَن َيْش َتُر ْو َن ِبَعْه ِد الّٰل ِه َو َاَمْياِهِنْم َمَثًن ا َقِلْياًل
َر ْم
َذ ا َاِل ِه
ُيَز ِّك ْي ْم ۖ َو ُهَلْم َع ٌب ْيٌم َو اَل ُيَك ِّلُم ُه ُم الّٰل ُه َو اَل َيْنُظُر ِاَلْيِه ْم َيْو َم اْلِق ٰي َم ِة َو اَل
Terjemahnya:
“Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan
sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak
memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak
akan memperhatikan mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan
mereka. Bagi mereka azab yang pedih.” (Kemenag RI, 2010, h.75)
a. َيْشَتُرْو ن
44
Kata Yasytaru>na merupakan bentuk fi’il mud}a>ri’ untuk
mudzakkar sa>lim, yang berasal dari kata –َيْش َتِر ي َإْش َتَر ي, kata ini
merupakan bentuk fi’il yang telah diberi h}arf al-Ziya>dah yaitu hamzah
diawal dan huruf ta diantara sya dan ra’. yang artinya menukar atau
barter.
b. ِبَعْهِد ِهّٰللا
Kata bi’ahdi dari kata َعْهٌدyang artinya janji sedangkan هلْلَا ِبَعْهِدyang
artinya dengan janji Allah apa yang diturunkan oleh Allah di dalam kitab-
45
Taubah/9:7, QS. al-Ra’d/13:20 dan 25, QS. al-Nahl/16:91 dan 95, QS. al-
sebagai janji. Sedanagkan lafaz َاْلله ِبَعْه ِدdisebutkan sebanyak 5 kali dalam
c. و
Yang pertama, wawu ‘atf yang menjadi penghubung antara kata ‘ah}di
d. َاْيَم اِنِهم
secara bahasa artinya kanan dan bisa juga diartikan sebagai sumpah,
berusmpah demi Allah, namun yang dimaksud disini adalah sumpah palsu
yang mereka ucapkan atau mereka bersumpah dengan nama Allah Swt.
tetapi mereka berbohong. (Luis, 2007,h. 927). Kata yami>n dalam al-
46
disebutkan sebanyak 18 kali yang diartikan sebagai sumpah, diantaranya
pembanding atas barang yang dijual, baik itu harta benda ataupun barang
qali>la>n masdar dari qolla-yaqillu yang artinya sedikit atau rendah jadi
arti dari َثَم ًنا َقِلْياًلharga yang lebih rendah atau sedikit(Munawwir,1997,
h.157). Yang dimaksud harga yang sedikit disini yaitu harga atau ganti
yang sedikit berupa dunia yang mereka ambil dan terima, atau yang
tetap dianggap sedikit dikarenakan harta itu adalah sebab orang mendapat
f. اَل
empat kali, la> diayat ini sebagai la> nafi>/ peniadaan yang artinya
tidak.
47
Kata khala>qa yang artinya mendapat keuntungan/ mendapat
bagian sedangkan kata lahum ialah d}amir jama’ muz\akkar lil al-g}hoib
dimaksud ialah tidak ada bagian sama sekali untuk mereka, tidak
artinya berbicara atau berkata sedangkan hum disini ialah d}ami>r jama’
bermakna Allah Swt. tidak berbicara kepada mereka sebagai tanda Allah
Kata yanz}uru ialah fi’il mud}ari’ dari kata naz}ara yang artinya
48
Yu>nus/10:43, QS. al-Kahfi/18:19, QS. al-Hajj/22:15, QS. S}ad/38:15,
1364 H, h. 705)
a>li-‘Imra>n/3:77 disini ialah Allah Swt. tidak akan melihat mereka yang
artinya Allah Swt tidak akan sudi merahmati mereka disebabkan Allah
Kata yuzakki ialah akar kata dari zakka-yuzakki yang artinya suci
1364 H, h. 331)
Allah Swt. tidak menyucikan dosa-dosa, Allah Swt. tidak memuji mereka
yang dimaksud disini ialah mereka akan mendapat azab yang sangat
menyakitkan bagi yang menukar janji allah dan sumpah mereka dengan
49
4.1.4 I’rab
Pada kalimat adapun ( ِاّنinna) adalah huruf taukid yang menshabkan isim
dan merafa’kan khobar, ( اَّلِذ ْيَنallaz\i>na) adalah isim maus}ul yang menjadi
isim nya Inna , ( َيْشَتُرْو َنyasytaru>na) adalah fi’il mud}ari’ dan wau fa>’il nya.
Adapun kalimat dari fi’il fa>’il adalah s}ilah maus}ul, ( ِبَعْهِدbiahdi) adalah jar
majrur yang bergantung kepada lafal ( َيْش َتُرْو َنYasytaruna), sedangkan ِهّٰللا
(allahi) adalah mud}af ilaih, sedangkan kata dari Inna, isim dan khobar nya
maf’ul bih dari ( َيْشَتُرْو َنyasytaru>na) , dan ( َقِلْياًلqoli>lan) adalah sifat dari َثَم ًناs\
amanan.
ٰۤل
( ُاو ِٕىَكUla>ika) adalah isim isyarah yang berkedudukan sebagai mubtada’. اَل
( َخ اَل َق َلُهْم ِفى اٰاْل ِخ َرِةLa> khalaqa lahum f>i al-a>khirati), ( اَلla>) adalah huruf
nafyatun lil jinsi, dan ( َخ اَل َقkhalaqah) adalah isimnya ( اَلla)>, yang di mabni
50
fathah, ( َلُهْمlahum) adalah jar majrur yang bergantung kepada khabarnya ( اَلla)>
yang dibuang, yang diperkirakan berlafal ka>inun (kana) . ِفى اٰاْل ِخ َرِةfi>l
a>khirati adalah jar majrur yang bergantung kepada khabar yang dibuang,
adapun jumlah dari ula>ika la> khalaqa dan setelahnya menjadi khabar dari
( َو اَل ُيَك ِّلُم ُهُم ُهّٰللاWa la> yukallimuhum allahi), َو اَلwa la> disini la> adalah la>
nafy dan ( ُيَك ِّلُم ُهُمyukallimu) adalah fi’il mud}ari’, dan ُهُمhum adalah maf’ul
bihnya, dan lafal jalalah adalah fa>’ilnya, adapun jumlah dari fi’il fa>il di
( َو اَل َيْنُظُر ِاَلْيِهْم َيْو َم اْلِقٰي َم ِةWa la> yanz}uru ilaihim yauma al-Qiyamati), wa adalah
huruf at}f sedangkan la> adalah huruf nafy, ( َيْنُظُرyanz}uru) adalah fi’il mud}ari’,
dan fa>ilnya adalah d}amir Huwa yang menunjuk kepada lafal jalalah, ِاَلْيِهْم
( َيْو َمyauma) adalah z}araf zama>n yang bergantung pula pada lafal (yanz}uru) ,
dan ( اْلِقٰي َم ِةal-qiya>mati) adalah mud}af i’lai, ( َو اَل ُيَزِّك ْيِهْمwa la> yuzakki>him)
I’rabnya sama dengan sebelumnya yaitu laa yukallimuhum, lahum adalah khabar
muqaddam dan aza>bun adalah mubtada’ yang diakhirkan, ali>mun adalah sifat
51
4.1.5 Balaghah
ُيَك ِّلُم ُهُم ُهّٰللا ungkapan majaz tentang besarnya kemarahan dan kemurkaan Allah
kemurkaan terhadap mereka (yang menukar janji dan sumpah mereka dengan
kepada mereka dan tidak pula memuji mereka. (al-Zuhaili, 2013, h.303)
4.1.6 Munasa>bah
lebih. Dalam Maqayis al-Lugah dikatakan bahwa kata yang terdiri dari nun, sin
antaranya terdapat kata nasab, yaitu hubungan dan kaitan darah seseorang
pertama, hubungi antar kedekatan antara ayat atau kumpulan ayat-ayat al-Qur’an
52
1. Hubungan kata demi kata dalam satu ayat.
Kedua, hubungan makna antara satu ayat degan ayat lainnya, misalnya
pengkhususannya atau penetapan syarat terhadap ayat lain yang tidak bersyarat
Qur’an.
53
proses penciptaan keduanya sama-sama tidak melalui jalur yang
sama.
seruan Allah Swt. kepada iman dan memohon pahala atas semua
Terjemahnya:
54
(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang
dibuat)nya dan bertakwa, Maka Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertakwa.
Pada QS. a>li-‘Imra>n/3:76 menerangkan tentang orang yang
maupun terhadap Allah Swt. dan bertaqwa kepada Allah Swt. didalm
menjauhi sikap Khianat dan menipu, maka Allah Swt. mencintai dan
sumpah mereka dengan harga yang murah yang bersifat duniawi serta
karakter orang yahudi. Diantara mereka ada yang amanah dan ada yang
khianat, dan diantara mereka ada yang mengambil harta orang Non Yahudi.
Maka orang-orang yang melanggar sumpah atau janji ibarat kaum yahudi
55
Terjemahnya:
Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar
lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya
itu sebagian dari Al Kitab, Padahal ia bukan dari Al kitab dan mereka
mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", Padahal ia
bukan dari sisi Allah. mereka berkata Dusta terhadap Allah sedang
mereka mengetahui.
Pada ayat 77 menegaskan bahwa mereka yang menukar janji yang telah
sumpah mereka yang palsu dengan harga yang sedikit, yakni sesuatu yang
itu tidak dapat bagian sedikitpun dari kenikmatan di akhirat, bahkan bagu
membaca al-Kitab , untuk mengganti kata dengan kata lain yang mirip
firman Allah Swt. padahal tidak sedikit pun bukan dari firman-Nya, bahkan
lebih dari pada itu. Dan ada pula dari mereka yang berdusta mengatakan
56
ulama klasik dan modern dengan tujuan unntuk mengetahui apakah terdapat
ُاوٰۤلِٕى َك اَل َخ اَل َق ُهَل ىِف اٰاْلِخ ِة ِإَّن اَّل ِذْيَن َيْش َتُر ْو َن ِبَعْه ِد الّٰل ِه َو َاَمْياِهِنْم َمَثًن ا َقِلْياًل
َر ْم
َذ ا َاِل ِه
ُيَز ِّك ْي ْم ۖ َو ُهَلْم َع ٌب ْيٌم َو اَل ُيَك ِّلُم ُه ُم الّٰل ُه َو اَل َيْنُظُر ِاَلْيِه ْم َيْو َم اْلِق ٰي َم ِة َو اَل
Terjemahnya:
“Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan
sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak
memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak
akan memperhatikan mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan
mereka. Bagi mereka azab yang pedih.” (Kemenag RI, 2010, h.75)
a. Tafsir Klasik
1. Tafsir Al-T{aba>ri
menukar hal itu semua dengan harga murah ato harga yang sedikit
kebaikan akhirat, surga, dan segala macam yang dijanjikan oleh Allah
57
Saw. marah dalam artian Allah Saw. tidak akan mendengarkan
2. Tafsir Al-Qurt}ubi>
Allah,” dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari
kebatilannya. (h.317)
58
3. Tafsir Ibnu Kas\i>r
sumpah mereka yang keji dengan harga sedikit dan murah, berupa
di akhirat. ( ) َو اَل ُيَك ِّلُم ُهُم ُهّٰللا َو اَل َيْنُظ ُر ِاَلْيِهْم َي ْو َم اْلِقٰي َم ِة َو اَل ُي َزِّك ْيِهْم ۖ َو َلُهْم َع َذ اٌب َاِلْيٌم
allah tidak akan berkata kepada mereka dan tidak melihat mereka pada
yang lembut dan tidak akan melihat mereka dengan pandangan kasih
sayang, dan juga tudak menyucikan mereka dari berbagai dosa dan
b. Tafsir Kontemporer
1. Tafsir Al-Muni>r
firman Allah Saw. mengganti hal yang baik dengan yang batil,
menukar janji allah dan sumpah mereka dengan harga yang murah,
yang harga murah disini yaitu bersifat duniawi berupa jabatan sebagai
59
orang lain dengan cara yang batil. Sebanyak apapun harga yang
305-306)
2. Tafsir Al-Mis}bah
60
menghinanya sehingga allah juga tidak akan melihat kepada mereka
dosa-dosa yang telah mengotori jiwa mereka atau tidak akan memuji
disamping semua itu dan bagi mereka siksa yang pedih akibat
makna perjanjian itu dalan arti perjanjian yang terjalin melalui fitrah
terbentuk melalui penggunaan nalar yang lurus serta kalbu yang bersih
dengan Allah itu dalam arti perjanjian para nabi dengan Allah yang
kepada bani israil yang mengaku percaya kepada nabi musa dan Isa
61
sungguh apa yang aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah,
saksikanlah (wahai para nabi) dan aku menjadi saksi (pula) bersama
kamu.
janji-janji palsu yang tidak mereka penuhi, maka orang orang tersebut
ialah mereka yang akan mendapat murka Allah Saw. dan menjalani
siksa dari Nya, jauh dari pahalaNya, terhalang dari penyucian dosa
atau pembersihan diri, bahkan mereka pun bangkit pada hari kiamat
62
ىِف ِخ ِة ِل ٰۤل ِب ِد ّٰلِه ِهِن ِإ َّلِذ
َّن ا ْيَن َيْش َتُر ْو َن َعْه ال َو َاَمْيا ْم َمَثًن ا َق ْياًل ُاو ِٕى َك اَل َخ اَل َق ُهَلْم اٰاْل َر َو اَل ُيَك ِّلُم ُه ُم
ْي
َذ ا َاِل
ٌب َع ُهَل ۖ الّٰل ُه اَل َيْنُظ ِاَلْيِه َي َم اْلِق ٰي ِة اَل ُيَز ِّك ْيِه
ٌم ْم َو ْم ُر ْم ْو َم َو َو
Terjemahnya:
“Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-
sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di
akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka
pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang
pedih.” (Kemenag RI, 2010, h.75)
harga yang lebih rendah, sebagaimana para pengampuh kekuasaaan yang memiliki
janji dan melaksanakan sumpah namun menukarnya dengan harga yang lebih murah
orang-orang yang menepati janji yang dibuatnya dan bertakwa kepada Allah swt.,
baginya pahala dan akan mendapatkan rahmat di sisi Allah swt. Seorang muslim juga
tidak boleh memberikan sumpah palsu untuk mengelabui orang-orang atas fakta yang
sebenarnya, terlebih bila sumpah tersebut sampai membawa nama Allah Swt.
Rasulullah saw., juga pernah menyampaikan kepada ‘Ali> bin Abi> T{a>lib agar
berhati-hati dan takutlah dengan sumpah palsu karena sesungguhnya sumpah palsu
janji untuk beriman kepada Nabi dan menepati amanat serta sumpah-sumpah mereka
terhadap Allah swt., dengan berbohong, mereka tidak akan memperoleh pahala di
akhirat dan Allah swt., tidak akan berbicara dengan mereka disebabkan atas
63
murkanya Allah swt., kepada mereka, dengan kata lain Allah swt., tidak akan
yang menukarkan janji Allah swt., dan bersumpah palsu untuk mendapatkan
janji dan tidak mengingkarinya serta memelihara diri dari perbuatan maksiat
termasuk perbuatan yang diridhai oleh Allah swt., dan orang-orang yang menepati
janji itu akan mendapatkan rahmat dari sisi Allah swt., baik di dunia maupun di
akhirat.
Pada penggalan ayat َو َاْيَم اِنِه ْم َثَم ًنا َقِلْياًلyang bermakna sumpah palsu, terdapat
penafsiran yang beragam dari kalangan ulama. Keragaman pendapat tersebut tidak
terlepas dari tingkat intelektual seorang ulama, keahlian dalam suatu bidan keilmuan,
ialah orang orang yang bersumpah dengan dusta padahal dia tidak
mengambil harta-harta orang lain dengan cara yang zalim, atas riwayat ini
64
untuk memutus harta orang lain yang muslim maka dia akan berjumpa
3. Zamaksyari menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan َاْيَم اِنِهْم َثَم ًنا َقِلْياًلialah
h.376)
Ragam penafsiran yang telah dijelaskan oleh ulama tentang makna sumpah
melengkapi dan mengarah kepada makna hakikat sumpah palsu yang selaras yaitu
syirik. Hakikat sumpah palsu pada ayat ini menunjukkan terhadap kesyirikan karena
pada ayat ini berbicara tentang orang-orang yang memperjualbelikan janji dan
65
kepercayaan dari orang lain. Serta penulis juga menyimpulkan bahwa hakikat sumpah
palsu pada ayat ini adalah mereka yang menghalalkan sumpah demi kepentingan
duniawi.
4.3 Ancaman Orang yang Melakukan Sumpah Palsu dalam QS. A<<li ‘Imra>n/
3:77
ِإَّن اَّلِذ ْيَن َيْش َتُر ْو َن ِبَعْه ِد الّٰلِه َو َاَمْياِهِنْم َمَثًنا َقِلْياًل ُاوٰۤلِٕى َك اَل َخ اَل َق ُهَلْم ىِف اٰاْلِخ َر ِة َو اَل ُيَك ِّلُم ُه ُم الّٰل ُه َو اَل
ِل ِه ِق ِة ِا ِه
َيْنُظُر َلْي ْم َيْو َم اْل ٰي َم َو اَل ُيَز ِّك ْي ْم ۖ َو ُهَلْم َعَذ اٌب َا ْيٌم
Terjemahnya:
“Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-
sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di
akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka
pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang
pedih.” (Kemenag RI, 2010, h.75)
bersumpah dengan nama Allah Swt. yang diagungkan. Adapun orang yang melanggar
sumpahnya maka disebut dengan sumpah palsu. Allah Swt., menyebut sumpah palsu
dengan menggunakan nama-Nya dengan istilah menukar janji Allah dan sumpah
amanat itu sebagai orang yang “menukar janji mereka dan sumpah-sumpah mereka
dengan harga sedikit,” yang berarti hubungan mereka dengan Allah sudah terjalin
sebelum terjalin antara mereka dan orang lain, yang berarti Allah maha mengetahui
segala apa yang dilakukakan hambanya. Dengan demikian tidak ada bagian (nasib
baik) bagi orang-orang yang semacam itu disisi Allah Swt. karena mereka telah
66
melalakukan manipulasi dan merusak janji mereka demi mendapatkan sesuatu yang
murah harganya, yag berupa kepentingan duniawi yang pantas dijauhi. Dan Allah pun
memberikan ancaman bagi orang yang melakukan hal tersebut. (Quthb, 1992, h.95)
اَل َخ اَل َق َلُهْم ِفى اٰاْل ِخَر ِةMaksudnya yaitu Allah tidak memberikan apapun itu
bagian di Akhirat seperti tidak dapat kenikmatan di surga yang telah dijanjikan
Berlakunya ancaman ini dengan tidak adanya taubat, jika dia bertaubat
maka gugurlah janji tersebut. Tetapi menurut al-Razi tidak adanya maaf bagi
mereka yang bersumpah palsu. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat QS. al-
Nisa>/4:48
Terjemahnya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
َو اَل ُيَك ِّلُم ُهُم ُهّٰللاyang dimaksud disini bahwasanya Allah marah/murka atas
mereka, karena telah menjadi hal yang umum saat menyangkal untuk berbicara
67
Maksud dari kalimat ini ialah kemurkaan Allah bagi orang yang
memperjualbelikan janji Allah dan sumpah mereka dengan harga sedikit. Adapun
pendapat sebagaian ulama mengatakan bahwa ayat ini bermakna Allah tidak
َو اَل َيْنُظُر ِاَلْيِه ْم َي ْو َم اْلِقٰي َم ِةuntuk tidak mau melihatnya yang juga merupakan
sindiran, dan penolakan untuk melihat dalam marah maka penglihatan yang
tertolak tersebut adalah penglihatan khusus. Dan dua sindiran ini diperbolehkan
atas keduanya untuk dimaknai secara makna aslinya. (dimaknai secara aslinya
maksdunya layakanya manusia yang tidak mau berbicara apalagi melihat orang
Yang dimaksud dari kalimat ini ialah Allah tidak akan melihat mereka
kepada orang tersebut. Adapun ungkapan diatas ialah bentuk majaz dimana
seseorang. Meskipun tidak ada kontak diantara Allah dan hamba-Nya. Maka dari
itu ayat ini tidak boleh diartikan sebagai memndang melalui indra penglihatan,
lainnya. Kata memandang dalam ayat ini tidak boleh dimaknai dengan
68
Ini menjadi dalil oleh para ulama kata naz}ara yang dibarengi dengan
kata ila itu bukan bermakna bukan melihat melalui panca indra.(Al-
Ra>zi>,2013,h. 93)
َو اَل ُيَز ِّك ْيِه ْمbermakna tidak akan mensucikan mereka dari dosa yang telah
mereka perbuat dan tidak akan tidak akan berhenti (menghukum) atas pendosaan
telah sampai kepada tujuan (puncak) tertinggi dalam berani kepada Allah, maka
bagaimana bisa mereka mengharapkan kebaikan setelah itu, dan makna daripada
itu juga membawa makna bahwa Allah tidak akan mengembangkan mereka,
dengan kata lain Allah tidak akan memperbanyak keuntungan mereka dalam
kebaikan.
Dan Allah tidak akan memuliakan atau pun tidak memuji mereka sebagai
mana allah memuji para kekasihnya yang suci. Adapun Tazkiyah disni
hambanya ada dua yang pertama bisa saja terkadang disampaikan melalui
malaikat sebagaiaman dalam QS. Al-Rad:23 dan QS. al-Anbiya>’:103 dan kedua
69
َو َلُهْم َع َذ اٌب َاِلْيٌمyang artinya mereka aka mendapatkan siksa dari-Nya, jauh
dari pahalanya, bahkan mereka mendapatkan azab yang sangat pedih bagi yang
menukar janji Allah dan sumpah- sumpah mereka dengan harga yang sedikit.
Bersumpah kini menjadi hal yang biasa dilakukan oleh sebagian banyak di
kalangan masyarakat. Bahkan sebagian besar anak-anak kecil pun begitu mudah
mengucapkan kata-kata sumpah ini. Kata sumpah ini keluar bagitu saja tanpa
memikirkan akibat dan dampak buruk apabila sumpah ini tidaklah benar. Adapun di
antara dampak sumpah palsu dalam kehidupan masyarakat yaitu sebagai berikut:
4.4.1 Lalai
muka bumi ini. Manusia dicela karena kebanyakan dari mereka tidak mau
melihat kebelakang (akibatnya), tidak mau memahami atau tidak mencoba untuk
memahami tujuan hidup jangka panjang sebagai makhluk yang diberi dan
al-A’raf/7:179
70
Terjemahnya:
dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang
yang lalai. (Kementerian Agama RI, 2010, h.233)
untuk neraka jahannam, di mana mereka memiliki hati namun tidak digunakan
untuk melihat begitu pula dengan telinga yang tidak digunakan untuk mendengar
Dalam hal ini, manusia tidak memanfaatkan potensi hati dan akal
(nafsu dan pancaindera), sehingga pada kondisi ini, hakikatnya manusia sama
seperti hewan yang mengalami kebodohan, karena peran akal dan hati tidak
berfungsi. Wujud nyata dari kebodohan tersebut, terlihat melalui tindakan yang
71
Oleh karena itu, akibat dari kelalain manusia yang begitu mudahnya
bersumpah palsu tanpa memikirkan akibat yang akan diterima, orang-orang yang
ayat Allah swt., tidak menggunakan matanya dalam melihat kekuasaan Allah
dan buruk.
4.4.2 Zalim
dilarang, karena perbuatan tersebut akan merugikan manusia sendiri dalam artian
diri pribadi dan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di
samping itu, kezaliman bertentangan dengan fitrah dasar manusia seperti yang
dari perbuatan melampui batas yang telah ditentukan Allah swt., salah satunya
orang-orang zalim yang telah menzalimi diri sendiri dan masyarakat yang
72
terkena sumpah palsu, sehingga dapat menimbulkan rasa benci/dendam dan
4.4.3 Sesat
Sesat berasal dari bahasa Arab yaitu fi’il atau kata kerja “d}alla-
yud}illu” yang mempunyai bentuk lain yaitu d}alal adalah masdar atau kata
abstrak. Kata d}alal dalam bahasa Indonesia bermakna “sesat” yang merupakan
antonim dari mendapat petunjuk, atau dalam bahasa arab yaitu ihtada>, yang
artinya lagi yaitu penyimpangan/ menyimpang dari jalan agama, batil, dan keluar
telah diberikan Allah swt., kepada jalan kebaikan menunjukkan mereka berada
dalam kondisi yang sangat kritis ditinjau dari aspek kemanusiaannya. Potensi
yang ada pada manusia merupakan keutamaan yang telah dianugerahkan Allah
swt., kepadanya. Bila potensi itu tidak difungsikan dengan benar, maka mereka
akan terjerumus kepada kehinaan yang paling rendah. (Rahmat, 2007, h.64-65)
73
Terjemahnya:
dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang
yang lalai. (Kementerian Agama RI, 2010, h.233)
Mereka dinyatakan lebih sesat dari hewan ternak karena hewan biasanya
dalam bertindak selalu mengikuti fitrah sunnatullah yang telah ditetapkan Allah
swt kepada hewan, bila hewan yang senantiasa mengikuti fitrahnya, sementara
itu hewan tidak memiliki potensi intelektual untuk berfikir, maka manusia yang
kemampuan berfikir, dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
74
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari beberapa hal yang telah penulis tuangkan di atas, maka penulis dapat
Sumpah mereka yang ditukarkan dengan harga murah yakni yang bersifat
nanti.
tidak akan mensucikan mereka dari dosa yang telah mereka perbuat
mereka.
75
e. Bagi mereka adzab yang pedih yang artinya mereka akan mendapatkan
atas apa yang dihadapannya, mereke zalim atas diri mereka sendiri serta
masyarakat dan yang terakhir yaitu sesat akan jalan yang benar.
5.2 Saran
Sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dalam memahami
al-Qur’an maka perlu memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam mengkaji Ilmu al-
Qur’an dan Tafsirnya. Sehingga dapat memudahkan dalam memahami dan mengkaji
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis merasa kesulitan dalam mencari
referensi yang berkaitan dengan penelitian ini. Oleh karena itu, diharapkan dari pihak
IAIN Kendari kembali meninjau dan mempertimbangkan apa-apa saja yang kurang
dan yang sangat diperlukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu al-Qur’an dan
Tafsir. Sehingga dalam mencari berbagai referensi tidak merasa kesulitan dan
Setelah penyusunan skripsi ini selesai, penulis sangat menyadari bahwa setiap
penelitian tidak akan lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penelitian
ini tidak dapat dikatakan selesai, sehingga dapat dikaji ulang lebih dalam lagi, agar
76
Demikianlah kesimpulan dan saran-saran yang telah penulis paparkan, semoga
dapat bermanfaat baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain yang
membacanya.
77
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Bin Nashir as-sa’di. Tafsir Al-Qur’an. Dar Ibn al-Jauzi.KSA. 1426 H
Cet II.
Amir ‘Abd al-‘Aziz, Dirasat fi ‘Ulum al-Qur’a>n (Beirut: Dar al-Furqan, 1403
H/1983 M), 10.
Azis, Sidik Ismail Abdul. Pandangan Bintu syathi Tentang Qasam (Studi Kitab al-
Tafsir al-Bayani Lil Qur’an al-Karim). Lampung: UIN Raden Intan
Lampung. 2018 M/1439 H.
Baidan, N., & Aziz, E. Metodologi Khusus Penelitian Tafsir. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.2016.
Djalalj, Abdul. Ulumul Qur’an Edisi Lengkap. Surabaya. Dunia Ilmu. 1998.
Elhany, Hemlan. Metode Tafsir Tahlili dan Mud}u’i. JURNAL Institut Agama Islam
Negeri Metro Lampung. 2018.
Fikri, Arif Rijalul. Qasam Menurut Ha>mid al-Di>n al-Fara>bi ( Studi atas Kitab
Imam fi> Aqsa>m al-Qur’a>n).
78
Hawwa, Sa’id. Al-Asa>s Fi> Al-Tafsir. Jilid III. Mesir,Da>r al-Sala>m,1999
Https://www.kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/1952-KPK-tahan-dua-tersangka-suap-
kasus-ekspor-benih-lobster.
Https://www.kompas.id/baca/opini/2020/12/03/korupsi-perikanan-dan-dampaknya/.
Mahmud, Ali Abd al-Hali>m. Silsilah al-Tarbiyah al-Isla>miyah Fi> al-Qur’a>n al-
Kari>m, Al-Tarbiyah al-Isla>miyah Fi> Surah a>li-‘Imra>n. (Mesir, Da>r
al-Tauzi’ wa al-Nasyr, 1994)
Mahmud, Bin Abdul Rahim S}afi. Al-jadwal fi> I’rab al-Qur’a>n al-Kari>m.
Beirut. Muassasatul al-ima>n. 1418H.
Al-Maturidi, Abu al-Mansur. Takwilatu Ahli Sunnah Tafsir Al-Maturidi. Beirut. Da>r
al Kutub Al Ilmiah 2005
Musbikin, Imam. Mutiara Al-Qur’an. Cet. I; Jawa Timur: Jaya Star Nine. 2014.
79
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005).
Sa>biq, al-Sayyid. Fiqh al-Sunnah, Juz IV. Cet. III; al-Qa>hirah: Da>r al-Fath. 1999.
Salim,Abd. Muin. Metodologi Ilmu Tafsir. Yogyakarta. Teras cet. III. April. 2010.
Al- Samirani, Fa>dhil S{a>lih. Ma’a>ni al-Nah{wi. Cet.I. Beirut: Da>r Ih{ya>’ al
Tura>ts al’ Arabiy. Jilid 4. 2007 M .
80
---------, Muhammad Quraish. Ensiklopedia al-Qur’an: kajian Kosa Kata. Jilid 1, cet.
I. Jakarta: Lentera Hati. 2013.
---------, Muhammad Quraish, Kaidah Tafsir. Syarat, Ketentuan dan Aturan Yang
Patut Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-Ayat al-Qur’an. Tangerang:
Lentera Hati. 2013
Simaur, H. Bandarsyah. Qasam Atas Nama Allah dalam Al-Qur’an Studi al-Maraghi.
Lampung :UIN Raden Intan Lampung. 2014.
Taqitudi, Muh. Qasam Dalam Al-Qur’an (Studi Komparasi Pemikiran Ibn al-Qayyim
al-Jauziyyah dan ‘Aisyah Abdurrahman Bint al-Sya>t}hi terhadap Ayat-ayat
Sumpah). Yogyakarta: Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2010.
Tarebbi, Suardi. Hadis-Hadis Tentang Larangan Bersumpah Selain Dari Nama Allah
SWT. (Studi Kritik dan Analisis Hadis). Makassar: UIN Alauddin Makassar.
2017.
Thahir, Muhammad Ibnu ‘Asyur, Tafsir Al-Tahrir wa Al-Tanwir. Jilid 3.(Tunis: al-
Daar al-Tunisiyah Li al-Nasyr, 1984).
Zahid, Moh, Makna Dan Pesan Penguat Sumpah Allah Dalam Surah-Surah Pendek,
2011.
81
RIWAYAT HIDUP
82
3. Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 12-01-1999
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Perguruan Tinggi : Institut Agama Islam Negeri Kendari
7. Fakultas/Program Studi: FUAD/Ilmu Al-Qur’a>n dan Tafsir
8. Alamat : Jaln. Lasandara, Mandonga
9. Organisasi : IKPM Cabang Kendari
10. Motto : Inna Ma’a Al-‘Usri Yusra
B. DATA KELUARGA
1. Nama Orang Tua
a. Ayah : Syaifuddin Mustaming S.Ag., M.Ag
b. Ibu : Helmi Irmawati Sirman S.Ag
2. Data Saudara Kandung
a. Kakak :-
b. Adik Ke-I : Muhammad Rafi Ar-Rasyid Nursyah
c. Adik Ke-2 : Muhammad Abdul Hafidz Nursyah
d. Adik Ke-3 : Muhammad Abdul Hakim Nursyah
C. RIWATAT PENDIDIKAN
1. SDN 1 Lamokato (2004-2010)
2. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 4 Kendari (2010-2016)
83