Anda di halaman 1dari 31

KATA SHADR, QALB, FU’AD, DAN LUBB DALAM

AL-QUR’AN
(Studi Komparatif Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-
Misbah)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Tafsir Hadis (S.Th)

Disusun Oleh:

Qori Istighfarah (13210538)

PRODI TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL- QUR’AN (IIQ) JAKARTA

2016 M/1437 H
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Kata Shadr, Qalb, Fu`âd, dan Lubb Dalam Al-Qur`an
(Studi Komparatif Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-Misbah)” yang disusun oleh
Qori Istighfarah dengan Nomor Induk Mahasiswa 13210538 telah melalui
proses bimbingan dengan baik dan disetujui untuk diujikan pada sidang
munaqosyah.

Jakarta, 3 Agustus 2017


Pembimbing,

Dr.H.M.Ulinnuha Husnan,Lc,MA

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Kata Shadr, Qalb, Fu`âd, dan Lubb Dalam Al-Qur`an
(Studi Komparatif Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-Misbah)” oleh Qori
Istighfarah dengan NIM 13210538 telah diujikan pada sidang Munaqasyah
Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta pada tanggal Juli
2017. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Agama (S.Ag).

Jakarta, 9 Agustus 2017


Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA

Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Ruqayah Tamimi


Penguji I, Penguji II,

Ali Mursyid, MA Dr. Hj. Romlah Widayati, MA

Pembimbing,

Dr. H. M. Ulinnuha Husnan, Lc, MA


ii
PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Qori Istighfarah
NIM : 13210538
Tempat/ Tgl. Lahir : Jakarta, 07 Februari 1993

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Kata Shadr, Qalb, Fu`âd, dan
Lubb Dalam Al-Qur`an (Studi Komparatif Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-
Misbah)” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang
sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 7 Agustus 2017

Qori Istighfarah

iii
PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya


sederhana ini untuk Ayah dan Almarhum Ibu, sosok yang Allah kirimkan
untuk membesarkan dan mendidik Faroh dengan penuh kesabaran dan kasih
sayang. Terimakasih atas untaian doa yang selalu mengalir tak pernah putus
dan atas segala pengorbanan yang tiada tara. Semoga Allah angkat derajat
Ayah dan Ibu, Allah muliakan, Allah ampuni dosa-dosanya, Allah
panjangkan umurnya dalam ketaatan dan ketawadhuan, amin.

iv
‫بسى اهلل انسّحًٍِ انسّحيى‬
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas Rahmat Allah penulis mampu menyelesaikan skripsi
dengan judul “Kata Shadr, Qalb, Fu`âd, dan Lubb Dalam Al-Qur`an (Studi
Komparatif Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-Misbah)”
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda
Nabi Muhammad saw. Sang pendidik dan pembawa risalah agama Islam.
Hamdan lillah, tak henti-hentinya penulis haturkan kepada Sang
Maha Kuasa, sehingga atas Kuasa-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi
ini merupakan akumulasi dari perjuangan-perjuangan kecil penulis. Dalam
penyelesaian skripsi ini penulis harus mengkolaborasikan antara kesabaran
dan semangat, serta senantiasa menjaga keduanya agar tetap stabil selama
masa pengerjaan.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa karya sederhana ini sejatinya
bukanlah mutlak hasil dari kerja keras penulis seorang. Karena banyak sekali
sumbangsih orang lain dalam proses pengerjaannya. Untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menghaturkan terimakasih kepada:
1. Allah swt, yang Maha Pengasih dan Penyayang atas segala
kemudahan yang diberikan kepada penulis selama mengerjakan
skripsi ini.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaemah Tahido Yanggo, Lc, MA Ibunda kita
semua, Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
3. Ibu Dr. Hj. Maria Ulfa, MA dekan fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta,
atas kesediannya menyetujui judul penulis.
4. Bapak Dr. H. M. Ulinnuha Husnan, Lc, MA „sang pemberi
pencerahan‟ yang tidak ada bosan-bosannya memberikan nasihat
kepada penulis terkait dengan teknis, rangkaian kalimat bahkan dalam
hal memahami. Dan juga selalu memberi semangat kepada penulis
untuk menyelesaiakan skripsi ini. Jazakumullah.
5. Ibu Muthmainnah, dan Bu Istiq. Instruktur tahfidz yang selalu jadi
inspirator sejak penulis pertama kali menginjakkan kaki di kampus
tercinta. Tidak bosan untuk mengingatkan dan men-support penulis,
sehingga penulis bisa sampai ke titik ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta yang tulus dan
ikhlas dalam membagikan ilmunya kepada penulis.
7. Seluruh staf Fakultas yang telah membantu setiap proses yang
penulis lalui.
8. Pimpinan dan staf perpustakaan IIQ Jakarta, perpustakaan Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, perpustakaan umum UIN Syarif

v
Hidayatullah, perpustakaan PSQ, dan perputakaan Iman Jama‟.
Terima kasih karena telah menyediakan bahan-bahan demi
terselesaikannya skripsi ini.
9. Untuk Almarhum Ibu terkasih dan tersayang, Achlaqul Karimah.
Terima kasih telah menjadi ibu yang hebat, maafkan anakmu ini bu
yang belum sempat memperlihatkan toga di hadapanmu. Love you.
Allahummaghfirlaha warhamha wa’afiha wa’fu’anha.
10. Untuk Ayah Farid Idrisi, terima kasih atas segala pengorbanannya.
Tidak ada kata yang pantas yang bisa aku ucapkan atas segala
pengorbananmu. I Love you, ayah.
11. Untuk Ibu Aminatus Sa‟diyah dan Ayah Syaifuddin, yang ikut andil
dalam membesarkan penulis selayaknya anak sendiri dan yang
dengan ikhlas dan tulus memberi kasih sayang yang tiada habisnya.
12. Teruntuk kakak-kakak penulis, mbak Qori, mas Bariz, Oja, dan mba
Nita. Terima kasih atas pertanyaan “kapan lulus?” yang selalu
menghantui penulis. Yang selalu men-support dari awal
menginjakkan kaki ke Jakarta, hingga penulis bisa sampai ke tahap
ini.
13. Sahabat-sahabat “Isteri Nabi” tercinta yang telah menemani penulis
sejak sekolah dasar hingga se-tua ini. Kalian yang selalu memberi
atmosfer kebahagiaan meski kita terpisah oleh lautan. Saranghaeyo.
14. Qurrota A‟yun, teman sepejuangan yang tidak pernah mengeluh
setiap penulis repotkan dengan berbagai pertanyaan terkait penelitian
ini. Matur suwun nduk.
15. Teman-teman angkatan 2013 terkhusus untuk teman-teman
Ushuluddin, atas kebersamaan dan supportnya selama masa
perkuliahan hingga sekarang.
Tak lupa penulis ucapkan permohonan maaf kepada seluruh pembaca
jika terdapat kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan skipsi ini.
Penulis menyadari, masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Kesempurnaan hanya milik Allah swt dan kekurangan ada pada diri
penulis. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini mampu memberikan
kontribusi positif di dunia akademis, serta memberikan pemahaman baru
pada masyarakat.

Jakarta, 7 Agustus 2017

Qori Istighfarah

vi
DARTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS.......................................................................... iii
PERSEMBAHAN ..........................................................................................iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
PEDOMAN TRANSLITERASI.................................................................... x
ABSTRAKSI ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi, Pembatasan Dan Perumusan Masalah .................... 6
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................. 6
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
E. Metodologi Penelitian ................................................................. 9
F. Teknik Dan Sistematika Penulisan............................................ 11
BAB II ANALISIS KATA SHADR, QALB, FU`ÂD, DAN LUBB
A. Definisi Kata Shadr, Qalb, Fu`âd, Dan Lubb ........................... 13
a. Shadr .................................................................................... 13
b. Qalb ...................................................................................... 14
c. Fu`âd..................................................................................... 16
d. Lubb ...................................................................................... 18
B. Persamaan dan Perbedaan Kata Shadr, Qalb, Fu`âd, dan Lubb
Menurut Para Ulama ................................................................. 18
C. Identifikasi Kata Shadr, Qalb, Fu`âd, dan Lubb Dalam Al-
Qur`an ....................................................................................... 20
a. Shadr ..................................................................................... 20
b. Qalb ...................................................................................... 21
c. Fu`âd..................................................................................... 25
d. Lubb ...................................................................................... 26
BAB III BIOGRAFI JALALAIN (JALALUDDIN AL-MAHALLI DAN
JALALUDDIN AL-SUYUTHI) DAN QURAISH SHIHAB
A. Pengarang Kitab Jalalain ........................................................... 29

vii
a. Al-Mahalli ............................................................................ 29
b. As-Suyuthi ............................................................................ 30
c. Riwayat Tafsir ...................................................................... 33
d. Metode Penafsiran ................................................................ 34
B. Riwayat Hidup Quraish Shihab ................................................. 35
a. Karir dan Aktifitas Quraish Shihab ...................................... 35
b. Riwayat Tafsir ...................................................................... 37
c. Metode Penafsiran ................................................................ 41
BAB IV TELAAH KATA SHADR, QALB, FU`ÂD, DAN LUBB DALAM
AL-QUR`AN BERDASARKAN TAFSIR JALALAIN DAN
TAFSIR AL-MISBAH
A. Penafsiran Kata Shadr, Qalb, Fu`âd, dan Lubb Menurut Tafsir
Jalalain dan Tafsir Al-Misbah ................................................... 45
1. Penafsiran Kata Shadr ......................................................... 45
a. Shadran ......................................................................... 45
b. Shadrahu ....................................................................... 46
c. Ash-Shudur .................................................................... 48
d. Shudurihim .................................................................... 49
2. Analisis Tafsir Kata Shadr .................................................. 50
3. Penafsiran Kata Qalb .......................................................... 51
a. Qalb ............................................................................... 51
b. Qalbuhu ......................................................................... 52
c. Qalbain .......................................................................... 54
d. Qulub ............................................................................. 55
e. Qulubikum ..................................................................... 56
f. Qulubana ....................................................................... 57
g. Qulubihim ...................................................................... 58
h. Qulubihim ...................................................................... 59
i. Qulubihim ...................................................................... 60
j. Qulubihim ...................................................................... 61
k. Qulubihim ...................................................................... 62
l. Qulubihim ...................................................................... 64
m. Qulubihinna ................................................................... 65
4. Analisis Tafsir Kata Qalb .................................................... 66
5. Penafsiran Kata Fu`âd ......................................................... 67
a. Al-Fu`âd ........................................................................ 67
b. Fu`âdaka ....................................................................... 69
6. Analisis Tafsir Kata Fu`âd .................................................. 70
7. Penafsiran Kata Lubb .......................................................... 71
a. Al-Albab ........................................................................ 71
b. Al-Albab ........................................................................ 72

viii
8. Analisis Tafsir Kata Lubb ................................................... 73
B. Analisis Secara Komprehensif Menurut Tafsir Jalalain dan Tafsir
Al-Misbah ..................................................................................... 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 79
B. Saran ............................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 81

ix
PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan
Huruf Huruf
Nama Keterangan
Arab Latin
‫أ‬ Alif - Tidak dilambangkan
‫ة‬ bā` B Huruf “be”
‫ث‬ tā` T Huruf “te”
‫ث‬ tsā` Ts Huruf “te” dan “es”
‫ج‬ Jim J Huruf je
‫ح‬ hā` H Huruf “ha” dengan garis bawah
‫خ‬ khā` Kh Huruf “ka” dan “ha”
‫د‬ Dal D Huruf “de”
‫ذ‬ Dzal Dz Huruf “de” dan “zet”
‫ز‬ rā` R Huruf “er”
‫ش‬ Zai Z Huruf “zet”
‫س‬ Sin S Huruf “es”
‫ش‬ Syin Sy Huruf “es” dan “ye”
‫ص‬ Shād Sh Huruf “es” dan “ha”
‫ض‬ Dhād Dh Huruf “de” dan “ha”
‫ط‬ thā` Th Huruf “te” dan “ha”
‫ظ‬ zhā` Zh Huruf “zet” dan “ha”
Koma terbalik di atas hadap
‫ع‬ „ain „
kanan
‫غ‬ Ghain Gh Huruf “ge” dan “ha”
‫ف‬ fā` F Huruf “ef”
‫ق‬ Qāf Q Huruf “qi”
‫ك‬ Kāf K Huruf “ka”
‫ل‬ Lām L Huruf “el”
‫و‬ Mim M Huruf “em”
ٌ Nun N Huruf “en”
‫و‬ Wāwu W Huruf “we”
‫ھ‬ hā` H Huruf “ha”
‫ء‬ Hamzah ` Apostrof
‫ي‬ yā` Y Huruf “ye”

x
B. Vokal
 Vokal Tunggal
Tanda Vocal Tanda Vokal
Keterangan
Arab Latin
A Harakat Fathah
I Harakat Kasrah
U Harakat Dhammah

 Vokal Panjang
Tanda Vokal Tanda Vokal
Keterangan
Arab Latin
Huruf “a” dengan topi di
ȃ
atas
Î Huruf “i” dengan topi di atas
Huruf “u” dengan topi di
Û
atas

 Vokal Rangkap
Tanda Vokal Tanda Vokal
Keterangan
Arab Latin
Ai Huruf “a” dan “i”
Au Huruf “a” dan “u”

C. Kata Sandang
1) Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (‫ )ال‬qamariyyah
ditransliterasi sesuai dengan bunyinya. Contohnya:
‫انبقسة‬: al-Baqarah ‫انًديُت‬: al-Madînah
2) Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (‫ )ال‬syamsiyyah
ditransliterasi sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan
sesuai bunyinyaContoh:
‫ انسجم‬: ar-rajul ‫ انسيّدة‬: as-Sayyidah
‫ انشًس‬: asy-syams ‫ اندازيى‬: ad-Dȃ rimî
3) Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan dengan
lambang (_ّ_), sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan
huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.
Aturan ini berlaku umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di
akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyyah. Contoh:

xi
ِ ‫ أيََُب بِب‬: Âmannȃ billȃ hi
‫هلل‬ ُ‫ أيٍََ انسُفَهَبء‬: Âmana as-Sufahȃ ’u
ٍَْ‫ إٌَِ انَرِي‬: Inna al-ladzîna ِ‫وَانسُكَع‬ : wa ar-rukka’i
4) Ta Marbuthah (‫ )ة‬apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
ِ‫األَفْئِ َدة‬ : al-Af`idah
ُ‫إلسْهَبيِيَت‬ِ ‫ انجَبيِعَتُ ا‬: al-Jȃ mi’ah al-Islȃ miyyah
Sedangkan ta marbuthah yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
ٌ‫ عَبيِهتٌ ََبصِبَت‬:’Âmilatun Nashibah
‫ اٱليَتُ انكُبْسٰى‬: al-Âyat al-Kubrȃ

xii
ABSTAKSI

Qori Istighfarah (13210538)


Kata Shadr, Qalb, Fu`âd, dan Lubb Dalam Al-Qur`an (Studi Komparatif
Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-Misbah)

Skripsi ini menelaah mengenai persamaan kata shadr, qalb, Fu`âd,


dan lubb. Penulis mengambil keempat kata tersebut karena di dalam Al-
Qur`an sering dijumpai dan tidak jarang memiliki makna yang sama, yakni
dimaknai sebagai “hati”. Berangkat dari permasalahan ini, maka penulis
ingin menelaahnya dengan membandingkan antara tafsir Jalalain dan tafsir
al-Misbah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research).
Sumber data primernya berupa kitab tafsir Jalalain terjemah bahasa Indonesia
dan tafsir al-Misbah. Sedangkan data sekundernya adalah kamus besar
bahasa indonesia, kamus bahasa arab, dan buku-buku yang berkaitan dengan
pembahasan. Pengolahan data dilakukan dengan metode deskriptif-analitis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata shadr adalah sesuatu yang
memiliki potensi untuk merasakan hal-hal yang bersifat negatif seperti
perasaaa iri, dengki, benci dan marab. Qalb berkaitan dengan keimanan,
Fu`âd disamakan dengan kalbu, ia sifatnya kokok dan tidak mudah
terguncang. Lubb adalah sesuatu yang murni dan bersih. Dan sejatinya,
meskipun keempat kata ini sekilas memiliki arti yang sama, akan tetapi
apabila ditelaah lebih lanjut, kandungan makna yang mereka miliki jauh
berbeda. Hal ini mendukung pendapat Abu al-„Abbas Ahmad ibn Yahya
Tha‟lab, Ibn Faris, dan Abu Hilal al-Askari bahwa tidak ada sinonimitas
dalam Al-Qur`an.
Di samping itu penulis juga menemukan bahwa Jalalain dan Quraish
Shihab tidak berbeda pendapat dalam memaknai kata shadr dan qalb.
Masing-masing memaknai shadr sebagai tempat perasaan (iri, dengki, dan
lainnya), dan memaknai qalb sebagai tempat dimana iman bersemayam.
Untuk kata lubb keduanya memiliki sedikit perbedaan, Jalalain memaknainya
sebagai orang-orang yang berakal sehat, sedangkan Quraish Shihab
memaknainya sebagai orang-orang yang berakal murni. Sedangkan pada kata
Fu`âd, mereka memiliki pendapat yang berbeda, Jalalain memaknai sebagai
kalbu sedangkan Quraish Shihab memaknainya sebagai sesuatu yang
berfungsi untuk menghadapi tugas-tugas yang berat. Hal ini dipengaruhi oleh
teknik penafsiran yang mereka gunakan. Jalalain menafsirkan secara ijmali
sedangkan Quraish Shihab menafsirkan secara tahlili.

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur`an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan
bahasa Arab.1 Saat bahasa ini menjadi bahasa Al-Qur`an, ia bukan lagi
sekedar kata-kata, frasa atau kalimat yang menjadi bacaan rutinitas umat
Islam, tetapi ia juga sebagai tanda dan pembawa makna untuk
dikomunikasikan kepada umat manusia. Oleh karena itu bahasa-bahasa
Al-Qur`an bukan hanya sebatas proses komunikasi, melainkan bahasa
komunikasi yang membangkitkan makna (the generation of meaning).2
Dengan demikian, saat kita berkomunikasi dengan Al-Qur`an,
setidaknya kita dapat memahami maksud dan pesan di dalamnya. Hal ini
terjadi karena Al-Qur`an membuat pesan dalam bentuk tanda bahasa
(kata). Pesan-pesan yang terdapat dalam Al-Qur`an, mendorong manusia
untuk menciptakan makna untuk dirinya sendiri. Semakin banyak
memahami kode yang terdapat dalam teks Arab Al-Qur`an, maka
semakin dekatlah “makna” kita dengan makna atau pesan yang terdapat
di dalam Al-Qur`an. Untuk itu teks Arab Al-Qur`an dapat dilihat dari
dua sisi, yaitu bidang analisis wacana (‘ilm tahlil al-khitab) dan bidang
semiologi atau semiotik (‘ilm al-alamah).3
Pernyataan di atas berdasarkan bahwa ketika Allah swt
menurunkan wahyu kepada Muhammad saw memilih sistem bahasa
tertentu, dalam hal ini adalah bahasa Arab. Penggunaan bahasa Arab
sebagai sistem bahasa Al-Qur`an tidak hanya dari sisi kebahasaan saja,
tetapi bahasa yang merupakan perangkat sosial yang penting dalam
kehidupan manusia (bangsa Arab saat itu). Sehingga ketika berbicara
masalah bahasa, maka tidak akan lepas dari konteks budaya. Tentu saja,
wilayah kajian sudah tertutup pada wilayah pengirim teks (Tuhan), tetapi
masih terbuka kajian ilmiah terhadap teks yang menjadi bagian dari
realitas dan budaya.4
Maka tidaklah mengherankan jika Al-Qur`an mendapatkan
perhatian besar umatnya melalui pengkajian intensif. 5 Agar tidak terjadi

1
Sesungguhnya Kami jadikan Al-Qur`an dalam bahasa Arab supaya kamu
memahaminya. (QS.al Zukhruf ayat 3)
2
Hilman Latif, Hermeneutika Al-Qur`an, (Yogyakarta: Islamika, 2003), h. 90
3
Ali Harb, Hermeneutika Kebenaran, (Yogyakarta: LKIS, 2003) h.31
4
Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas Al-Qur`an Kritik Terhadap ‘Ulum Al-Qur`an,
(Yogyakarta:LKIS, 2001)h. 50
5
Manna‟ Khalil Al-Qatthan, Mabâhis fi ‘Ulûm Al-Qur`ân, cet. xxiv, (Beirut:
Maktabat Al-Risâlah, 1993) h. 255

1
2

pemahaman yang samar, maka perlu adanya upaya untuk memahami


maksud firman Allah, yaitu yang biasa disebut tafsir.6
Salah satu keistimewaan Al-Qur`an yakni kata dan kalimat-
kalimatnya yang singkat dapat menampung sekian banyak makna. Ia
bagaikan berlian yang memancarkan cahaya dari setiap sisinya. 7 Bahasa
Al-Qur`an mengandung nilai yang tinggi, memiliki makna yang
berkaitan dan saling mengisi ketika digunakan dalam berbagai ayat.
Biasanya, bahasa Al-Qur`an mengandung banyak muatan dan konsep-
konsep yang tidak hanya menunjukkan satu arti. Kadangkala bahasa Al-
Qur`an memberi makna baru di dalam bahasa Arab. 8
Dalam rangka memahami kata yang termuat dalam kitab suci Al-
Qur`anharus dicari arti linguistik aslinya yang memiliki rasa keakraban
tersebut. Makna yang terkandung di dalam Al-Qur`an dapat diketahui
dengan cara menelusuri melalui pengumpulan seluruh bentuk kata yang
tertuang di dalamnya dan dipelajari konteks umumnya. 9
Ada kata yang menurut pendapat sebagian ahli linguistik 10
tertentu biasa dianggap sinonim, padahal dalam kenyataannya di dalam
Al-Qur`an tidak pernah muncul kata-kata dengan pengertian atau makna
yang benar-benar sama. Ketika Al-Qur`an menggunakan sebuah kata,
maka kata tersebut tidak dapat diganti dengan kata lain yang dalam
kamus-kamus bahasa arab dan kitab-kitab tafsir biasa disebut dengan
sinonim.
Fenomena makna bahasa di kalangan tokoh linguistik 11, baik
makna berupa sinonimi maupun antonimi, terdapat dua pandangan yang
bertolak belakang antara satu ahli dengan ahli lainnya. Sebagaimana
menurut Palmer dalam Semantik Bahasa Arab menurut Al-Anbari Kajian
Makna Tadado di dalam Al-Qur`an yang mendefinisikan sinonim
sebagai kesamaan makna “synonymy is used to mean sameness of
6
Menurut Amina Wadud Muhsin menafsirkan adalah suatu proses kegiatan untuk
mengakaji kata dalam konteksnya untuk menarik pemahaman dari nash Al-Qur`an. Lihat
Amina Wadud, Qur`an Menurut Perempuan: Meluruskan Bias Jender dalam Tradisi Tafsir.
Terj. Abdullah Ali (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2001), h. 32
7
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur`an, (Bandung: Anggota IKAPI, 2007), h. 120
8
Sugeng Sugiyono, Lisan dan Kalam Kajian Semantik Al-Qur`an, (Yogyakarta:
Sunan Kalijaga Press, 2009), h.3
9
Aisyah Abdurrahman, At-Tafsîr Al-Bayânî lil Qur`ânil Karîm, Terj. Mudzakkir
Abdussalam, (Bandung: Mizan, 1996), h. 13
10
Ibn Khalawayh, Abu al-Hasan „Ali ibn „Isa al-Rummani (w. 384 H), al-Fairuz
Abadi dan Fakhruddin al-Razi (w. 666 H). Selengkapnya lihat Ahmad Mukhtar, ‘ilm al-
Dalalah, (Kuwait: Maktabah al-Arûbah, 1982 M/1402 H) cet ke-1, h. 217
11
Tokoh linguistik: Abu al-Hasan ibn „Isa al-Rummani (w. 384 H), Abu al-„Abbas
Ahmad ibn Yahya Tha‟lab (w. 291 H), Ibn Faris, Abu Hilal al-Askari, dll. Selengkapnya
lihat Abdurrahman ibn Abu Bakar Jalaluddin al-Suyuti, al-Muzhir fi ‘Ulum al-Lughah wa
Anwa’iha Juz I, (Beirut: Dar al-Kutub, 1998 M), h. 401
3

meaning”, bentuk bahasa yang memiliki makna yang sama disebut


sinonim. Menurutnya, sinonim itu dapat terjadi pada tataran kata,
kelompok kata atau frase, maupun kalimat, walaupun umumnya yang
dianggap sinonim itu hanya pada tataran kata saja.
Dalam penyusunan sebuah kamus, kebanyakan perangkat kata
diberi makna sama atau sinonim atau antonim dengan kata yang lain.
Misalnya kata “mavís” merupakan sinonim dari kata ”thrush”, kata
“hoatzin” diartikan dengan “stink-bird, dan kata “neve” diinterpretasikan
dengan “firn”. Lebih lanjut Palmer mengatakan bahwa sinonim terdapat
pada dua bahasa yang berbeda, misalnya kata “kingly” di dalam bahasa
Inggris, bersinonim dengan kata “royal” pada bahasa Prancis, dan di
dalam bahasa Latin disebut dengan “regal”. Sementara itu, Cruse
membagi sinonim kepada tiga, yaitu: 1) sinonim mutlak (absolute
synonymy), 2) sinonim proposional (proposional synonymy), dan 3)
sinonim menyepi (near synonymy).12
Menurut Ahmad Mukhtar „Umar (w.1350 H), orang yang
pertama mengarang kitab tentang sinonim di kalangan linguis Arab
adalah Abu al-Hasan ibn „Isa al-Rummani (w. 384 H) dengan judul al-
Fawaz al-Mutaradifat wa al-Mutaqaribat fi al-Ma’na.13 Di dalam buku
ini dijelaskan beberapa kata yang tergolong kepada sinonim. Meskipun
telah banyak ahli bahasa Arab yang menulis buku-buku yang berkaitan
dengan sinonim akan tetapi permasalahan tersebut tidak terlepas dari
pandangan yang kontradiktif di kalangan ahli bahasa.
Para ahli yang menolak keberadaan sinonim berupaya untuk
dapat memperlihatkan perbedaan-perbedaan makna di antara kata-kata
yang dianggap bersinonim. Di antara ahli bahasa yang menolak
keberadaan sinonim ialah Abu al-„Abbas Ahmad ibn Yahya Tha‟lab (w.
291 H), Ibn Faris, dan Abu Hilal al-Askari. Sementara itu al-Suyuti
berpendapaat bahwa pada awal abad kedua Hijriyah persoalan al-taraduf
sudah muncul. Namun, perbedaan persepsi dalam masalah terebut
muncul pada abad ke empat Hijriyah. Misalnya Tha‟lab yang mencari
perbedaan makna dari kata-kata yang dahulu dianggap sinonim dari kata
lain, dan pada akhirnya dia menolak sinonim.14
Ahmad Mukhtar „Umar dan Ibrahim Anis (w. 1397 H)
menggolongkan Abu Hilal al-Askari (w. 395 H) sebagai seorang ahli
yang menolak adanya sinonim dalam bahasa Arab dengan mengarang
buku yang berjudul al-Furuq al-Lughawiyah. Buku ini secara tegas

12
Mahyudin Ritonga, Semantik Bahasa Arab Menurut Al-Anbari Kajian Makna
Tadado di dalam Al-Qur`an, (Padang: Hayfa Press, 2013) cet. I, hal 2
13
Ahmad Mukhtar „Umar, ‘Ilm al-Dalalah,... h .216
14
Abdurrahman ibn Abu Bakar Jalaluddin al-Suyuti, al-Muzhir fi ‘Ulum al-Lughah
wa Anwa’iha Juz I,... h. 401
4

menyatakan sinonim bahasa Arab itu tidak ada sekaligus menerangkan


perbedaan makna dari masing-masing kata yang dianggap bersinonim
dan memiliki kemiripan makna di kalangan pakar bahasa Arab.15
Adapun di antara linguis yang mengatakan adanya sinonim
bahasa Arab ialah Ibn Khalawayh. Berdasarkan ungkapannya di hadapan
Abu „Afi al-Farisi, dapat dipahami bahwa dia sebagai salah seorang
tokoh bahasa yang meyakini bahwa al-tadaruf benar-benar terdapat di
dalam bahasa Arab. Bahkan dia mengatakan hal itu adalah suatau
keutamaan, keluasan dan kekayaan kosakata bahasa Arab. Tokoh lain
yang termasuk dalam hal ini ialah Abu al-Hasan „Ali ibn „Isa al-
Rummani (w. 384 H), al-Fairuz Abadi dan Fakhruddin al-Razi (w. 666
H).16
Berkaitan dengan kelompok pendukung sinonim, sebagian
mereka ada yang bersikap moderat, seperti Fakhruddin al-razi pendapat
bahwa sinonim terdapat di dalam bahasa tetapi bukan sinonim mutlak
yang mengharuskan makna-makna yang bersinonim tersebut harus sama
dalam semua konteks, dan fungsi kata yang satu buka sebagai penegas
bagi kata yang lain.
Berangkat dari perdebatan para linguis di atas, dalam Al-Qur`an
sering ditemukan beberapa kata yang arti atau maknanya mirip satu
dengan yang lainnya yaitu, shadr, qalb, fu`âd, dan lubb. Yang mana
shadr itu sendiri artinya adalah dada. Dada menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah a) bagian tubuh sebelah depan diantara perut
dan leher, b) rongga tubuh tempat letak jantung dan paru-paru. Dan Al-
Qur`an menggunakan kata shadr sebanyak 44 kali dalam konteks yang
berbeda-beda. Sedangkan qalb sendiri diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dengan arti hati. Hati menurut kamus besar bahasa Indonesia
adalah a) organ badan yang berwarna kemerah-merahan di bagian kanan
atas rongga perut, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dalam
darah dan menghasilkan empedu, b) daging dari hati sebagai bahan
makanan (terutama hati dari binatang sembelihan), c) jantung sesuatu
yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala
perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian (perasaan dan
sebagainya), membaca dalam batin (tidak dilisankan) dengan jujur dan
terbuka, d) apa yang terasa dalam batin. Dan Al-Qur`an menggunakan
kata qalb sebanyak 132 kali dalam konteks yang berbeda-beda. Adapun
kata fu`âd menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai hati
(perasaan hati). Dan Al-Qur`an menggunakan kata fu`âd sebanyak 16

15
Mahyudin Ritonga, Semantik Bahasa Arab Menurut Al-Anbari Kajian Makna
Tadado di dalam Al-Qur`an, (Padang: Hayfa Press, 2013) cet. I, hal 4
16
Ahmad Mukhtar, ‘ilm al-Dalalah,... h. 217
5

kali17 di berbagai surat di berbagai surat dalam Al-Qur`an. Sedangkan


kata lubb (mufrad dari jama‘ albab), yang menurut Al-Ghazali (w. 450
H) berarti serapati sesuatu.18
Penulis merasa tertarik untuk mencari penjelasan lebih lanjut
mengenai makna shadr, qalb, fu`âd, dan lubb yang sangat sering kita
jumpai di dalam Al-Qur`an. Kemudian penulis akan memberikan
pandangan dari para ahli tafsir, dalam hal ini penulis memilih tafsir
Jalalain dan tafsir Al-Misbâh.
Pada skripsi ini penulis menulis perbandingan dengan memilih
kitab tafsir Jalalain yang dikarang oleh Jalaluddin Al-Mahalli dan
Jalaluddin as-Suyuthi, dikarenakan beliau adalah ulama klasik yang
berpengetahuan luas dan sangat menguasai ilmu kebahasaan.
Sebagaimana diungkapkan oleh as-Suyuthi bahwa beliau menafsirkan
sesuai dengan metode yang dipakai oleh al-Mahalli yakni berangkat dari
qoul yang kuat, I’rab lafadz yang dibutuhkan saja, perhatian terhadap
Qiraat yang berbeda dengan ungkapan yang simpel dan padat serta
meninggalkan ungkapan-ungkapan yang terlalu panjang dan tidak perlu.
19

Sedangkan penulis mengambil tafsir karangan M. Quraish Shihab


karena beliau adalah seorang ulama kontemporer Indonesia yang banyak
di pengaruhi oleh ulama klasik, terutama pada bidang tafsir. Meskipun
beliau merupakan mufassir kontemporer, beliau tidak meninggalkan
corak penafsiran tradisional sehingga terlihat dalam menafsirkan ayat-
ayat Al-Qur`an terkesan klasik dengan mengadakan hal-hal yang
irasional. Jadi, dalam penafsirannya terlihat sangat menarik untuk
dijadikan sebuah bahan kajian, sebab dalam menjelaskna Al-Qur`an
beliau menggunakan tahlili (analitik), yaitu sebuah bentuk karya tafsir
yang berusaha untuk mengungkap kandungan Al-Qur`an , dari berbagai
aspeknya, dalam bentuk disusun berdasarkan urutan ayat di dalam Al
Qur`an, selanjutnya memberikan penjelasan penjelasan tentang kosa
kata, makna global ayat, korelasi, asbabun nuzul, dan hal hal lain yang
dianggap bisa membantu untuk memahami Al Qur`an.
Dari pemaparan di atas, melalui penulisan skripsi ini, penulis
bermaksud hendak memberikan analisa seputar sinonimitas kata shadr,
qalb, fu`âd, dan lubb di dalam Al-Qur`an menurut tafsir Jalalain dan
tafsir Al-Misbâh. Oleh karena itu, penulis memilih judul “Kata Shadr,

17
Muhammad Fu‟ad Abdu Al-Baqi‟, Al-Mu’jam Al-Mufahras Li alfas Al-Qur`an
Al-Karim, (Beirut: Dar al Fikr li at-Taba‟ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi, 1981), hal. 510
18
Abū Hāmid al-Ghazāli, Ihya’ Ulūm al-dīn, (Beirut: Dār al-Kitāb al-Islāmi, 1990)
19
Jalaluddin al-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahalli, Tafsir al-Qur`an al-’Adzim, (Dar
Ihya‟ al-Kutub al-‟Arabiyah), hal. 2
6

Qalb, Fu`âd, dan Lubb dalam Al-Qur`an (Studi Komparatif Tafsir


Jalalain dan Tafsir Al-Misbâh”

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah


Untuk menghindari melebarnya pembahasan yang akan dibahas,
maka penulis merasa perlu untuk membatasi dan merumuskan masalah
terhadap objek yang akan dikaji. Lingkup masalah dalam penelitian ini
terbatas pada masalah sinonimitas kata shadr, qalb, fu`âd, dan lubb
dalam Al-Qur`an yang telah penulis paparkan pada latar belakang.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi masalahnya berkisar
tentang pengertian kata shadr, qalb, fu`âd dan lubb serta memaparkan
pemahaman menurut tafsir Jalalain dan tafsir Al-Misbâh.
Berdasarkan pada pembatasan masalah diatas, maka terdapat pokok
masalah yang harus diteliti serta dikaji dalam penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah persamaan dan perbedaan antara kata shadr, qalb, fu`âd, dan
lubb dalam Al-Qur`an?
2. Bagaimanakah penafsiran tafsir Jalalain dan Al-Misbâh terhadap kata
shadr, qalb, fu`âd, dan lubb dalam Al-Qur`an?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Melihat dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin
dicapai peneliti ada dua poin, yaitu:
a. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kata shadr,
qalb, fu`âd, dan lubb dalam Al-Qur`an.
b. Untuk mengetahui bagaimana penafsiran Jalalain dan Al-
Misbâh terhadap kata shadr, qalb, fu`âd, dan lubb dalam
Al-Qur`an.
Dengan demikian menurut penulis dianggap penting untuk
mengetahui dan mengkaji makna kata shadr, qalb, fu`âd, dan lubb
dalam Al-Qur`an serta mengetahui bagaimana penafsiran yang
terdapat dalam tafsir Jalalain dan tafsir Al-Misbâh terkait hal
tersebut. Berdasarkan tujuan diatas maka perlu adanya manfaat dari
penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

2. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran yang dapat dimanfaatkan untuk memperkaya
pengetahuan dalam memahami makna kata shadr, qalb, fu`âd,
dan lubb dalam Al-Qur`an.
7

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai


referensi di bidang karya ilmiah serta bahan masukan bagi
penelitian sejenis di masa yang akan datang.
c. Dalam lembaga kepustakaan, hasil penelitian diharapkan
dapat dijadikan sebagai bahan ilmu dalam memperkaya
cakrawala khazanah keilmuan dan pemikiran.
2) Manfaat praktis
a. Dapat memperoleh data guna dianalisa agar dapat menjawab
rumusan masalah yang penulis kemukakan.
b. Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi
masyarakat luas mengenai makna kata shadr, qalb, fu`âd, dan
lubb dalam Al-Qur`an dan bagaimana pendapat para ulama
tafsir terkait hal tersebut.

D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah kajian literatur yang relevan dengan
pokok bahasan penelitian yang akan dilakukan atau bahkan memberikan
inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian.20 Untuk menghindari
terjadinya kesamaan pembahasaan dalam skripsi ini dengan skripsi lain,
penulis mengamati kajian-kajian yang pernah dilakukan atau memiliki
titik kesamaan. Selanjutnya, hasil pengamatan itu akan menjadi acuan
penulis untuk memastikan bahwa penulis tidak plagiat dari kajian yang
telah ada.
Diakui bahwa tulisan tentang sinonimitas dalam Al-Qur`an bukan
tidak ada sama sekali, bahkan sering kita jumpai dalam kitab-kitab
ulumul qur‟an yang telah ditulis oleh para ulama terdahulu. Namun
setelah dilakukan penelitian kepustakaan, tidak banyak karya intelektual
yang berbicara mengenai sinonimitas kata shadr, qalb, fu`âd, dan lubb
dalam Al-Qur`an kemudian memaparkan pendapat para ulama tafsir
serta membandingkannya.
Syamsuddin menulis skripsi Program Strata Satu Fakultas
Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
(2009) berjudul Konsep Fuad dalam Al-Qur`an (Studi Ma’anil Qur’an).
Skripsi ini mencoba untuk mencari pemaknaan terhadap kata fu`âd
dalam Al-Qur`an dengan menggunakan metode semantik serta
menjelaskan pengertiannya menurut para mufassir. Namun , ia tak

20
Huzaemah T. Yanggo, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi,
(Jakarta: IIQ Press, 2011), Cet. Ke-2, h. 10
8

membahas secara spesifik sinonimitas kata lain disamping kata fu`âd,dan


hanya fokus pada makna dan konsep kata fu`âd di dalam Al-Qur`an.21
Nafrizal juga menulis skripsi Program Strata Satu Fakultas
Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis UIN Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru
(2007) berjudul Makna Kata Qalb menurut Buya Hamka. Skripsi ini
hanya berfokus pada satu pemaknaan kata, yakni kata qalb. Dan
menjelaskan maknanya hanya berdasarkan pada pendapat Buya Hamka
yang terdapat pada tafsir karangannya, yakni tafsir Al-Azhar.22
Skripsi yang ditulis oleh Rusydi, Fakultas Ushuluddin Program
Studi Tafsir Hadis tahun 2011, UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru,
Qalbun Maradh dalam Al-Qur`an (Suatu Kajian Perbandingan
Pemikiran Mufassir : Ibnu Katsir dan Thaba‟ Thaba‟i). Dalam skripsi ini
Rusydi membahas mengenai pengertian qalb, bentuk-bentuk
pengungkapan qalb, dan lebih spesifik dalam menjelaskan sifat-sifat
qalb dan pengertian qalbun maradh itu sendiri. Kemudian
membandingkannya dengan penafsiran Ibnu Katsir dan Thaba‟ Thaba‟i.
Kesimpulan skripsi ini adalah bahwa Ibnu Katsir dan Thaba‟
Thaba‟i mempunyai kesamaan dalam menafsirkan ayat tersebut bahwa
orang yang di dalam hatinya ada penyakit atau qalbun maradh yaitu
orang munafik. Adapun perbedaannya yang mencolok diantara keduanya
yakni, Ibnu katsir menafsirkan dengan bil ma’tsur sedangkan Thaba‟
Thaba‟i menafsirkan dengan bi ra’yi.23
Perbedaannya dengan penelitian penulis, dalam penelitian diatas,
saudara Rusydi lebih menitik beratkan dalam membahas makna qalbun
maradh dan sifat-sifat qalb itu sendiri. Sedangkan penulis lebih spesifik
dalam pembahasan makna kata shadr, qalb, fu`âd, dan lubb dalam Al-
Qur`an.
Kemudian skripsi yang ditulis oleh Amin Marzuqi, Fakultas
Ushuluddin Program Studi Tafsir Hadis tahun 2010, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Penafsiran Qalb menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (dalam
Kitab At-Tafsir Al-Qayyim). Dalam skripsi ini saudara Amin Marzuqi
lebih mengaitkan kata qalb pada dimensi sufistik, yakni dengan
memahami kata tersebut dengan berlandaskan penafsiran Ibnu Qayyim
Al-Jauziyyah dalam Kitab At-Tafsir Al-Qayyim.
21
Syamsuddin, “Konsep Fuad dalam Al-Qur`an (Studi Ma‟anil Qur‟an)”, Skripsi
Fakultas Ushuluddin Program Studi Tafsir Hadis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009,
tidak dicetak.
22
Nafrizal, “Makna Kata Qalb menurut Buya Hamka “, Skripsi Fakultas
Ushuluddin Program Studi Tafsir Hadis UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, 2007, tidak
dicetak.
23
Rusydi, “Qalbun Maradh dalam Al-Qur`an (Suatu Kajian Perbandingan
Pemikiran Mufassir : Ibnu Katsir dan Thaba‟ Thaba‟i)”, Skripsi Fakultas Ushuluddin
Program Studi Tafsir Hadis, UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, 2011, tidak dicetak.
9

Kesimpulan akhir dari skripsi diatas adalah bahwa menurut Ibnu


Qayyim qalb lebih cenderung dimaknai sebagai suatu alat untuk
menghubungkan diri seorang hamba dengan Tuhannya (Allah Swt.) .
Menurutnya hanya qalb yang ber-dzikir dan mengingat Allah yang akan
dapat merasakan ketentraman dan kedamaian.24
Perbedaannya dengan penelitian penulis adalah, penulis diatas
lebih spesifik pada pemaknaan kata qalb menurut dimensi sufistik
berdasarkan penafsiran Ibnu Qayyim dalam kita At-Tafsir Al-Qayyim,
sedangkan penulis membahas makna kata shadr, qalb, fu`âd, dan lubb
secara spesifik dalam Al-Qur`an.
Selanjutnya disertasi yang ditulis oleh Zahrudin, tahun 2010, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Relasi Makna dalam Al-Qur`an (Analisis
Terhadap Kata-Kata yang Memiliki Relasi Makna dalam Al-Qur`an yang
Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia). Dalam disertasi ini saudara
Zahrudin membahas mengenai realsi makna kata-kata dalam Al-Qur`an.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Al-Qur`an terdapat
kata-kata yang memiliki relasi makna dalam kesinoniman, keantoniman,
dan kehomoniman.25
Perbedaannya dengan penelitian penulis adalah, penelitian ini
membahas mengenai relasi makna kata-kata yang terdapat dalam Al-
Qur`an secara luas, baik dalam kesinoniman, keantoniman, dan
kehomonimannya. Sedangkan penulis lebih spesifik dalam membahas
makna shadr, qalb, fu`âd, dan lubb dalam Al-Qur`an serta memaparkan
pendapat para ulama tafsir.

E. Metode penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pustaka (library
research) yaitu suatu rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
pengumpulan data pustaka, yang meliputi proses umum seperti:
mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan
analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik
penelitian, sehingga peneliti dapat memperoleh informasi tentang
penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan
penelitiannya.

24
Amin Marzuqi, “Penafsiran Qalb menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (dalam
Kitab At-Tafsir Al-Qayyim)”, Skripsi Fakultas Ushuluddin Program Studi Tafsir Hadis, UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010, tidak dicetak.
25
Zahrudin, “Relasi Makna dalam Al-Qur`an (Analisis Terhadap Kata-Kata yang
Memiliki Relasi Makna dalam Al-Qur`an yang Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)”,
Disertasi Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, tidak dicetak.
10

2. Sumber Data Penelitian


Sumber data primer yaitu sumber data utama dan paling pokok berupa
kitab tafsir karya Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi, Tafsir
Jalalain, terbitan Dar Al-Kutub, Beirut. Kitab tafsir karya Quraish
Shihab, Tafsir Al-Misbâh. Dan menggunakan ayat-ayat Al-Qur`an.
Kemudian data sekunder adalah buku-buku dan kitab-kitab terkait dengan
penelitian penulis.

3. Teknik Pengumpulan Data


Tekhnik pengumpulan data yang akan digunakan penulis untuk
mengumpulkan data terkait penelitian yang akan penulis lakukan adalah
dengan mengambil sampel dan menggunakan analisis dokumen.
Di dalam Al-Qur`an terdapat 44 kata shadr,132 kata qalb,16 kata
fu`âd dan 16 kata lubb. Karena keterbatasan penulis, maka penulis
mengambil sampel masing-masing 10 persen dari jumlah kata tersebut.
Dan cara pengambilan sampel yang penulis terapkan ialah random
sampling.
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
teknik dokumentatif, yaitu dengan mengumpulkan berbagai sumber data
yang dianggap bersinggungan dengan tema penelitian ini.

4. Metode Analisis Data


Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif-analitis,
sebagai upaya mengkaji kemudian memaparkan keadaan objek yang akan
diteliti dengan merujuk pada data-data yang ada (baik primer maupun
sekunder), kemudian menganalisanya secara proporsional dan
komprehensif dengan pendekatan komparatif, sehingga akan tampak jelas
perincian jawaban atas persoalan yang berhubungan dengan pokok
permasalahan dan akan menghasilkan pengetahuan yang valid.
Data dan informasi yang diperoleh akan dianalisis dengan metode
berikut:
1. Analisis historis, melakukan interpretasi ulang terhadap informasi
yang terdapat dalam literatur tafsir berdasarkan data-data tafsir
yang lebih valid dan kredibel dengan obyek kajian.
2. Analisis Isi, teknik yang digunakan untuk menganalisis dan
memahami teks. Analisis isi juga dapat diartikan sebagai teknik
penyelidikan yang berusaha menguraikan secara objektif,
sistematik dan kuantitatif.
3. Komparatif, membandingkan antara data atau informasi tafsir yang
satu dengan yang lainnya, disamping juga membandingkan hasil
analisis obyek yang satu dengan yang lainnya.
11

F. Teknik dan Sistematika Penulisan


Teknik penulisan skripsi ini menggunakan buku pedoman
penulisan skripsi, tesis, dan disertasi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)
Jakarta (edisi revisi) yang diterbitkan oleh IIQ Press, cetakan ke-2 tahun
2011.
Berisi tentang deskripsi isi karya tulis bab perbab. Yang dibuat
dalam bentuk essay yang menggambarkan alur logis dan struktur dari
bangunan bahasan skripsi. Penulis menuliskan hasil penelitian ini dalam
5 bab yaitu sebagai berikut:
Bab pertama, bab ini merupakan pendahuluan yang mencakup
latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan, dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi
penelitian, tekhnik dan sistematika penulisan.
Bab kedua, merupakan penjelasan mengenai makna kata shadr,
qalb, fu`âd, dan lubb serta mengelompokkan kata-katanya berdasarkan
konteksnya masing-masing yang terdapat di dalam Al-Qur`an.
Bab ketiga, pada bab ini penulis akan membahas mengenai
Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-Misbâh yang memuat; riwayat singkat
kehidupan mufassir, penulisan tafsir dan metode yang digunakan
masing-masing mufassir.
Bab keempat, bab ini merupakan studi komparatif mengenai
kata shadr, qalb, fu`âd, dan lubb menurut tafsir Jalalain dan tafsir Al-
Misbâh.
Bab kelima, bab ini merupakan penutup, berisi tentang hasil
penelitian, beberapa kesimpulan yang berisikan penegasan terhadap
masalah-masalah yang diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan juga
terdapat beberapa saran sebagai pijakan sementara untuk melakukan
penelitian lebih lanjut berkenaan dengan masalah masalah yang dikaji.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis temukan, dapat


disimpulkan bahwa:
1. Perbedaan dan persamaan kata shadr, qalb, fu’ad, dan lubb ialah
sebagai berikut; shadr ialah sesuatu yang berpotensi untuk merasakan
hal-hal yang negatif seperti perasaan iri hati, dengki, benci, dan
marah. Adapun qalb dan fu’ad, keduanya memiliki potensi yang
sama, yakni potensi ilmu pengetahuan yang sempurna. Akan tetapi
keadaan qalb lebih mudah untuk tergoncang dan di bolak-balik,
sedangkan fu’ad ialah sesuatu yang sudah terikat dan tidak mudah
goyah. Sedangkan lubb ialah saripati sesuatu, dia jauh lebih murni,
bersih, dan suci dibandingkan shadr, qalb, dan fu’ad.
2. Menurut tafsir Jalalain dan al-Misbah dalam menafsirkan kata shadr,
qalb, fu’ad, dan lubb, yakni sebagai berikut:
a. Menurut tafsir Jalalain kata shadr diartikan dengan isi hati,
yakni apa-apa yang tersimpan di dalam hati seperti perasaan
dengki, benci, marah, dan sebagainya. Kata qalb diartikan
sebagai hati yang lebih dalam, dimana keimanan bersemayam.
Kemudian kata fu’ad diartikan dengan kalbu, dan yang
terakhir lubb, kata ini diartikan dengan akal yang sehat.
b. Menurut tafsir Al-Misbah kata shadr diartikan sebagai sesuatu
yang letaknya tersembunyi dan dapat merasakan hal-hal yang
negatif seperti hawa nafsu, perasaan iri, dengki, dan
kebencian. Kata qalb diartikan sebagai pusat atau tempat
segala pembenaran, terkait dengan akhlak, aqidah, dan
keimanan. Kata fu’ad diartikan dengan bagian hati manusia
yang memiliki sistem yang sempurna bagi hati dan akal, tidak
mudah goyah, dan berfungsi menghadapi tugas-tugas yang
berat. Dan kata lubb diartikan sebagai saripati sesuatu, yakni
orang yang memiliki akal yang murni.
c. Jalalain dan Quraish Shihab tidak berbeda pendapat dalam
memaknai kata shadr dan qalb. Masing-masing memaknai
shadr sebagai tempat perasaan iri, dengki, benci, marah, dan
hawa nafsu bersemai. Dan memaknai qalb sebagai tempat
dimana iman bersemayam. Mereka hanya berbeda saat
memaknai kata fu’ad, Jalalain memaknai sebagai kalbu

79
80

sedangkan Quraish Shihab memaknainya sebagai sesuatu yang


berfungsi untuk menghadapi tugas-tugas yang berat, dan dia
tidak mudah goyah. Adapun pada kata lubb keduanya
memiliki sedikit perbedaan, Jalalain memaknainya sebagai
orang-orang yang berakal sehat sedangkan Quraish Shihab
memaknainya sebagai orang-orang yang berakal murni.

B. Saran-Saran
Banyak hal yang dapat kita ambil manfaatnya setelah membaca
penelitian ini, kita akan mengetahui makna kata shadr, qalb, fu’ad, dan
lubb secara spesifik dan mengetahui lebih dalam cara kerjanya
Maka dengan penuh kerendahan hati, penulis sadar bahwa dalam
karya tulis ini banyak sekali kekurangan, karena penulis hanyalah
seorang manusia dimana tempat salah dan dosa. Oleh karena itu, penulis
butuh saran atau kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan
yang lebih baik daripada masa sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Aisyah, At-Tafsirul Bayani lil Qur‟anil Karim, Ter.
Mudzakkir Abdussalam, Bandung: Mizan, 1996
Abidu, Yunus Hasan, Tafsir Al-Quran, Sejarah Tafsir dan Metode Para
Mufasir, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007
Ahmad, Ali al-Husain Ahmad,Mu‟jam al-Maqayis fi al-Lughah, Beirut:
Dar al-Fikr, 1995 M
Ali, Attabik, dan Ahmad Zuhdi, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia
Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemahan al-Quran, 1973
Amir, Mafri, dan Lilik Ummi Kultsum, Literatur Tafsir Indonesia,
Jakarta: Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011
Anshori, Ulumul Qur‟an: Kaidah-Kaidah memahami Firman Tuhan,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013
Anwar, Hamdani, “Telaah Kritis terhadap Tafsir Al-Misbah Karya M.
Quraish Shihab”, Mimbar Agama dan Budaya, 2002
„Abd Al-Baqi, Muhammad Fu‟ād, Al-Mu‟jam Al-Mufahras, Dar al-Fikr,
1981
El-Shirazy, Ahmad Mujib, Anotasi Kitab Kiuning: Khazanah
Intelektualisme Pesantren di Indonesia, Jakarta: Darul Ilmi, 2007
Elias, Elias A. dan Ed. E. Elias, Al-Qamus al-„Ashar Arab-Inggris,
Qahira: al-Ashiriyah
Frager, Robert, Hati, Diri, dan Jiwa: Psikologi Sufi untuk Transformasi,
Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2003
Fu‟ad Abdu Al-Baqi‟, Muhammad, Al-Mu‟jam Al-Mufahras Li alfas Al-
Qur‟an Al-Karim, Beirut: Dar al Fikr li at-Taba‟ah wa al-Nasyr
wa al-Tauzi, 1981
Ghofur, Saiful Amin, Profil Para Musafir Al-Qur‟an, Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 2008
Al-Ghazali, Abū Hāmid, Ihya‟ Ulūm al-dīn, Beirut: Dār al-Kitāb al-
Islāmi, 1990
Al-Ghazali, Kegelisahan al-Ghazali: Sebuah Otobiografi Intelektual,
Yogyakarta: Pustaka Hidayah, 1998
Harb, Ali, Hermeneutika Kebenaran, Yogyakarta: LKIS, 2003
Haque, M. Atiqul, Wajah Perdaban Menelusuri Jejak Pribadi-Pribadi
Besar Islam, Bandung: Zaman Wacana Mulia, 1998
Ibnu Arabi, Muhyiddin, Tafsir al-Qur‟an al-Karim, Beirut: Dar al-
Ya‟zhoh al-Arabiyah, 1968
Imani, Allamah Kamal Faqih, Nur Al-Qur‟an, terj. Sri Dwi Hastuti dan
Rudy Mulyono, Tafsir Nurul Qur‟an, Jakarta: Al-Huda, 2004
Al-Isfahani, Al-Raghib, Mu‟jam Mufradat Alfaz al-Qur‟an al-Karim,
Beirut: Dar al-Maktabah al-„Ilmiyyah, 1998

81
82

Jackson, Graham, Heart health, London: Class Publishing, 2000


Karim, Abdullah, Ilmu Tafsir Imam As-Suyuthi, Banjarmasin: CV Haga
Jaya Offset, 2004
Latif, Hilman, Hermeneutika Al-Qur‟an, Yogyakarta: Islamika, 2003
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Tafsir Al-Qur‟an Tematik,
Jakarta: Kamil Pustaka, 2014
Marzuqi, Amin, Penafsiran Qalb menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
(dalam Kitab At-Tafsir Al-Qayyim), Yogyakarta: tidak dicetak,
2010
Ma‟luf, Louis, Al-Munjid fi al-Lughah wa al-‟Alam, Beirut: Dar al-
Masyriq, 2000
Muhammad, Abu Fadhal Jamaluddin, Lisan al-„Arabi, Beirut: Dar al-
Shadir, 1994
Al-Mahalli, Jalaluddin,Imam Jalaluddin As-Suyuti, Terjemahan Tafsir
Jalalain Asbabun Nuzul, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008
Nafrizal, “Makna Kata Qalb menurut Buya Hamka “, Pekanbaru: tidak
dicetak, 2007
Nata, H. Abuddin, Tokoh-Tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2005
Nasruallah, Ms. dan Baiquni, Khazanah Istilah Sufi Kunci Memasuki
Dunia Tasawuf, Jakarta: Mizan, 1996
Nor Ichwan, Mohammad, PROF.M.QURAISH SHIHAB Membincang
Persoalan Gender, Semarang: Rasail. 2013
Al-Qatthan, Manna‟ Khalil, Mabahis fi „Ulum Al-Qur‟an, Beirut:
Maktabat Al-Risalah, 1993
Rakhmat, Jalaluddin, Membuka Tirai Kegaiban, Renungan-Renungan
Sufistik, Bandung: Mizan, 1998
Ar-Raniri, Syeikh Nur ad-Din, Rahasia Manusia Menyingkap Ruh Ilahi,
Yogyakarta: Pustaka Sufi, 2003
Rusydi, Qalbun Maradh dalam Al-Qur‟an (Suatu Kajian Perbandingan
Pemikiran Mufassir : Ibnu Katsir dan Thaba‟ Thaba‟i),
Pekanbaru: tidak dicetak, 2011
Ritonga, Mahyudin, Semantik Bahasa Arab Menurut Al-Anbari Kajian
Makna Tadado di dalam Al-qur‟an, Padang: Hayfa Press, 2013
Shihab, M. Quraish, Mukjizat Al-Qur‟an, Bandung: Anggota IKAPI,
2007
Shihab, M. Quraish, “Membumikan” Al-Qur‟an: Fungsi dan Peran
Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2013
Shihab, M. Quraish, “Wawasan Al-Qur‟an : Tafsir Maudhu‟i atas
Pelbagai Persoalan Umat.”, Bandung: Mizan, 2003
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah, Jakarta: Lentera hati, 2000
83

Soeharto, Serangan Jantung dan stroke, Hubungannya dengan Lemak


dan Kolesterol, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004
Sugiyono, Sugeng, Lisan dan Kalam Kajian Semantik Al-Qur‟an,
Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2009
Suryadilaga, Muhammad Al-Fatih, “Suntingan Teks Tafsir Jalalain,”
Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an dan Hadis XI
As-Suyuti, Abdurrahman ibn Abu Bakar Jalaluddin, al-Muzhir fi „Ulum
al-Lughah wa Anwa‟iha Juz I, Beirut: Dar al-Kutub, 1998 M
As-Suyuthi, Al-Imam Jalaluddin, Asrar Tartibil Qur‟an, Jakarta: Pustaka
Amani, 1996
As-Suyuthi, Jalaluddin, Jalaluddin al-Mahalli, Tafsir al-Qur‟an al-
‟Adzim, Beirut: Dar Ihya‟ al-Kutub al-‟Arabiyah, t.th.
Syakur, Wahyudi, Biografi Ulama Pengarang Kitab Salaf
Syamsuddin, Konsep Fuad dalam Al-Qur‟an (Studi Ma‟anil Qur‟an)”,
Yogyakarta: tidak dicetak, 2009
Tasmara, Totok, Kecerdasan Ruhaniah (Transcendental Intelligence)
Membentuk Kepribadian yang Bertanggung Jawab, Profesional
dan Berakhlak, Jakarta: Gema Insani, 2003
Tasmara, Totok, The voice of Heart Bisikan Hati, Jakarta: Pustaka Al-
Mawalli, 2010
Tebba, Sudirman, Menyingkap Rahasia Hati, Ciputat: Pustaka Irvan,
2007
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1990
Al-Tirmidzi, Abū „Abdillāh Muhammad bin „Ali al-Hakīm, Bayān al-
Farq Bain al-Shadr wa al-Qulūb wa al-Fu‟ād wa al-Lubb, Kairo:
Dār al-Arab
Al-Tirmidzi, Al-Hakim, Al-Farq Bayn Al-Shadr,wa Al-Qalb, wa Al-
Fu‟ad, wa Al-Lubb, Terj. Fauzi Faisal Bahreisy, Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta, 2005
„Umar, Ahmad Mukhtar, „Ilm al-Dalalah, Kuwait: Maktabah al-Arûbah,
1982 M/1402 H
Wadud, Amina, Qur‟an Menurut Perempuan: Meluruskan Bias Jender
dalam Tradisi tafsir. Terj. Abdullah Ali, Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta, 2001
Wassil, Jan Ahmad, Tafsir Qur‟an Ulul-Albab, Bandung: PT Salamadani
Pustaka Semesta, 2009)
Yanggo, Huzaemah T. dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan
Disertasi, Jakarta: IIQ Press, 2011
Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung,
1989
84

Zahrudin, Relasi Makna dalam Al-Qur‟an (Analisis Terhadap Kata-Kata


yang Memiliki Relasi Makna dalam Al-Qur‟an yang
Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia), (Jakarta: tidak
dicetak, 2010)
Zaid, Nasr Hamid Abu, Tekstualitas Al-Qur‟an Kritik Terhadap „Ulum
Al-Qur‟an, Yogyakarta:LKIS, 2001
https://www.google.co.id/amp/s/nasional.sindonews.com/newsread/8619
55/18/salah-kaprah-mengusik-akal-sehat-kita-1399618419
diakses tanggal 6 Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai