Publik
Publik
SKRIPSI
Oleh:
NIM: 14210567
2018 M/ 1439 H
CINTA TANAH AIR PRESPEKTIF AL-QUR`AN
( Studi Komparatif antara Tafsir Al-Huda dan Tafsir Al-Azhar)
SKRIPSI
Oleh:
NIM: 14210567
Dosen Pembimbing:
2018 M/ 1439 H
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing
i
LEMBAR PENGESAHAN
Sidang Munaqasyah
Pembimbing
ii
PERNYATAAN PENULIS
NIM : 14210567
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Cinta Tanah Air Prespektif Al-
Qur`an(Studi Komparatif antara Tafsir Al-Huda dan Tafsir Al-Azhar)”
adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah
disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
iii
PERSEMBAHAN
Yang telah bersedia menjadi tangan kanan Allah dalam mendidik Azzah,
merawat Azzah dengan penuh kasih dan sayang.
Semoga sedikit dari apa yang Azzah berikan mampu menjadi penerang alam
kuburmu, dan mendapatkan tempat terindah disisi-Nya.
iv
MOTTO
v
KATA PENGANTAR
1. Allah swt, yang Maha Baik atas setiap kemudahan dan kejutan-Nya
selama penulis mengerjakan skripsi ini.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaemah Tahido Yanggo, Lc, MA. Ibunda kita
semua, Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
3. Ibu Dr. Hj. Maria Ulfa, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, atas kesediaannya menyetujui
judul penulis.
4. Bapak Ali Mursyid, MA selaku dosen pembimbing terbaik penulis,
atas ketelatenannya dalam membimbing proses pembuatan skripsi ini,
sejak masih berbentuk proposal hingga menjadi skripsi yang utuh.
vi
Terimakasih telah mengajarkan kami arti kesabaran menunggu,
sehingga dapat berwujud tanda tangan tanda disahkannya skripsi ini
untuk diujikan.
5. Ibu Atiqoh, Ibu Mahmudah, Kak A‟yuna, Ibu Muthmainnah, dan Ibu
Istiqomah. Instruktur tahfidz yang selalu memberikan dukungan serta
semangat penulis, sehingga penulis sampai pada titik ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta yang telah membagikan ilmunya pada penulis, sehingga
penulis mendapatkan dan memahami banyak hal terkait ilmu-ilmu Al-
Qur`an.
7. Seluruh staf Fakultas yang telah membantu tahap demi tahap proses
yang penulis lalui.
8. Pimpinan dan staf perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,
perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan PSQ,
perpustakaan Sadra, dan perpustakaan Iman Jama‟, terimakasih atas
kesempatannya untuk penulis dalam mencari bahan yang diperlukan
dalam menyusun skripsi.
9. Ummi Hj. Nur Mahfudloh dan Abi Syamsul Ma‟arif S.Sos.I,
terimakasih sebanyak-banyaknya Azzah sampaikan untuk Ummi dan
Abi, tanpa doa, dukungan, serta keikhlasan Ummi dan Abi, tak akan
mungkin Azzah mampu menyelesaikan hingga tahap ini. Ridhoi
setiap langkah Azzah Umi, Abi.
10. Abah H. M. Hadun Miftah (alm), meski kini engkau tak lagi bersama
kami, Abah. Azzah yakin engkau selalu mendoakan kami di alam
sana. Mendoakan untuk keberhasilan dan kesuksesan Azzah.
Terimakasih Abah, 12 tahun yang sangat berharga dan
membahagiakan. Azzah sayang Abah, Azzah rindu Abah.
vii
11. Adik-adikku yang sholeh dan sholehah. Ismatul Izzah, terimakasih
telah menyemangati mbak selama ini, memberikan dukungan moral
yang berharga untuk mbak, semoga Allah memudahkan segala
langkahmu dik. Almira Kanzus Shofa dan Ahmad Adzhan Husem
Fawaz, calon Hafidzhah dan Hafidz kecil, Insya Allah. Terimakasih
untuk doa dan hiburan dikala penat dan suntuk melanda mbak,
sehingga mbak mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.
12. Arina Alfa Khasanatin, Ammah yang selalu ikhlas Azzah repotkan
dalam segala hal. Terimakasih Ammah, atas doa dan dukungan
semangat untuk Azzah. Tahun depan harus jadi comlude lagi ya.
13. Seluruh anggota Pasukan Asrama bu Ema, yang telah memberikan
atmosfer positif dan semangat yang luar biasa kepada penulis.
14. Teman-teman angkatan 2014 terkhusus untuk teman-teman
Ushuluddin A, atas kebersamaan, kerjasama dan semangatnya selama
masa perkuliahan hingga sekarang. Semoga silaturrahim tetap terjalin
diantara kita.
15. Asatidz-asatidzah Rumah Cinta Al-Qur`an (RCA) al-Islamiyyah,
Jakarta Utara. Terimakasih untuk kebersamaan selama satu tahun ini,
untuk pengalaman dan semangat membaranya kepada penulis.
16. Kak Egi Sukma Baihaqi, yang meminjami penulis Tafsir Al-Huda
karya Bakri Syahid, dimana Tafsir ini sangat dibutuhkan dalam
penyusunan skripsi ini.
17. Keluarga perantauan Jawa Tengah, terkhusus kang Fahmi, kang Faiq,
kang Ghozali, kang Muhib, mbakyu Echa. Terimakasih telah
memberikan kehangatan layaknya keluarga, yang selalu ada kapanpun
penulis butuhkan, untuk dukungan semangatnya, sehingga penulis
bisa mengikuti wisuda di tahun ini.
viii
Tak lupa penulis ucapkan permohonan maaf kepada seluruh pembaca
jika terdapat kesalah fahaman dalam penulisan maupun penyusunan skripsi
ini. Penulis menyadari, masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Karena kesempurnaan hanya milik Allah saw. dan kekurangan ada
pada diri penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini mampu memberikan
kontribusi positif di dunia akademis, serta memberikan pemahaman baru
pada masyarakat.
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................ii
PERNYATAAN PENULIS........................................................................iii
PERSEMBAHAN........................................................................................iv
MOTTO.........................................................................................................v
KATA PENGANTAR.................................................................................vi
DAFTAR ISI.................................................................................................x
PEDOMAN TRANSLITERASI...............................................................xii
ABSTRAKSI...............................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah................................................................1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah......................13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................14
D. Tinjauan Pustaka..........................................................................14
E. Metodologi Penelitian..................................................................18
F. Tehnik Sistematika Penulisan......................................................19
x
3. Profil Tafsir Bakri Syahid.....................................................54
B. Profil Tafsir Al-Azhar
1. Biografi Prof. Hamka.............................................................59
2. Karya-karya Prof. Hamka......................................................64
3. Profil Tafsir Prof. Hamka.......................................................67
BAB IV ANALISIS CINTA TANAH AIR MENURUT TAFSIR AL-
HUDA DAN TAFSIR AL-AZHAR
A. Penafsiran Bakri Syahid dan Prof. Dr. Hamka tentang Ayat
Terkait Cinta Tanah Air
1. Penafsiran kata “Bangsa”.......................................................75
2. Menyamakan level pengusiran dengan kematian...................82
3. Menguatkan kesamaan level antara terbunuh dan terusir.......89
4. Menyamakan level keterusiran seseorang dari negaranya
dengan pembunuhan...............................................................93
5. Jangan membuat kerusakan..................................................100
6. Doa Nabi Ibrahim a.s............................................................102
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................108
B. Saran-saran................................................................................109
DAFTAR PUSTAKA
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Konsonan
أ :a ط : th
ة :b ظ : zh
ث :t ع :„
ث : ts غ : gh
ج :j ف :f
ح :h ق :q
خ : kh ك :k
د :d ل :l
ذ : dz م :m
ز :r ن :n
ش :z و :w
س :s ي :h
xii
ش : sy ء :`
ص : sh ي :y
ض : dh
2. Vocal
xiv
ABSTRAKSI
Azzah Nuril Mudli’ah (14210567)
Cinta Tanah Air Prespektif Al-Qur`an (Studi Komparatif antara Tafsir Al-Huda dan
Tafsir Al-Azhar)
Pada zaman sekarang media sosial sangatlah berperan penting dalam segala hal,
terutama dalam membagikan ilmu-ilmu sebagaiamana yang sudah banyak dilakukan oleh
para pendakwah masa kini. Salah satu alasan penulis mengambil judul ini, karena ada satu
pendakwah masa kini yang bernama Felix Siaw penah membuat opini bahwa "membela
nasionalisme, nggak ada dalilnya, nggak ada panduannya | membela Islam, jelas pahalanya,
jelas contoh tauladannya", padahal sudah jelas bahwa ada nasehat dari Hadlratusy Syaikh
KH. Hasyim Asy'ari terkait dengan Islam dan Nasionalisme. Beliau pernah mengatakan,
"Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme
adalah bagian dari Agama, dan keduanya saling menguatkan”. Sedangkan alasan penulis
memilih kedua tafsir diatas, karena kedua penafsir diatas memiliki jiwa nasionalisme yang
sangat tinggi, terlihat pada penafsiran Bakri Syahid terhadap surat al-Baqarah ayat 11 lafadz
الَتَ ْف ِسدوْ ا, Bakri Syahid menafsirkan: Janganlah membuat kerusakan dimuka bumi baik
kerusakan batin maupun kerusakan lahir, serta hal-hal yang merusak mental, yang hal ini
sangan ditakutkan. Sedangkan pemilihan Tafsir Al-Azhar karena hampir sebagian karya-
karya Prof. Hamka mengenai nasionalisme, seperti Falsafah Hidup, Tasawuf, Pandangan
Hidup Muslim, Pembela Islam, Adat Mingkabau dan Agama Islam. Karena itu penulis
tertarik untuk meneliti cinta tanah air menurut Al-Qur`an.
Pada skripsi ini penulis hanya membahas bagaimana penafsiran Bakri Syahid dan
Prof. Dr. Hamka dalam ayat-ayat cinta tanah air, serta bagaimana persamaan dan perbedaan
Cinta Tanah Air menurut Tafsir al-Huda dan Tafsir al-Azhar.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan komparatif. Dalam
penelitian ini, penulis mencoba menjawab permasalahan yang ada melalui studi dokumen
dan pustaka (library research) dengan merujuk pada data primer dan sekunder. Sumber
data primer yang penulis gunakan adalah Tafsir Al-Huda dan Tafsir Al-Azhar. Sementara
data sekundernya merupakan buku-buku Wawasan Al-Qur‟an, Membumikan Islam
Nusantara, Literatur Tafsir Indonesia dan tafsir-tafsir nusantara serta buku-buku dan jurnal
yang berkaitan dengan pembahasan. Adapun teknik analisis datanya yaitu teknik deskriptif
komparatif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada ayat yang menunjukkan arti
cinta tanah air secara langsung, namun melihat kajian terdahulu, terdapat 7 ayat yang
merujuk pengertian cinta tanah air, diantaranya ayat yang menafsirkan kata “Bangsa”,
menyamakan level pengusiran dengan kematian, menguatkan kesamaan level antara
terbunuh dan terusir, menyamakan level keterusiran seseorang dari negaranya dengan
pembunuhan, jangan membuat kerusakan, dan doa Nabi Ibrahim a.s. Menurut penafsiran
Bakri Syahid, cinta tanah air adalah jangan merusak ajaran agama, yang fungsinya sebagai
unsur pembangunan bangsa dan karakter bangsa itu kewajiban bagi pemerintah dan
masyarakat, harus berjalan bersama, harus dijaga, dan dibina dengan baik. Jangan sampai
ada sikap jiwa menyepelekan ajaran agama. Sedangkan menurut penafsiran Prof. Hamka
adalah belum beriman seseorang sebelum taat kepada Rasul dan ridha menerima
hukumannya. Bahkan Allah memerintahkan untuk menguji ke Imanan seseorang dengan
membunuh dirinya, atau keluar dari negerinya, tinggalkan kampung halaman untuk
berjuang. Adapun dari penjelasan dua penafsir tersebut rupanya ayat-ayat terkait cinta tanah
air menurut Al-Qur`an mendukung nasehat yang disampaikan KH. Hasyim Asy‟ari.
Dengan begitu penelitian ini sangat membantah pernyataan Felix Siaw, karena
kenyataannya banyak ayat yang membahas mengenai cinta tanah air.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
www.academia.edu/7663694/Negara_Kesatuan_Republik_Indonesia_NKRI_ di
akses Tanggal 28September 2018 pukul 11:52 WIB
2
Tashadi, Tokoh-tokoh Pemikir Paham Kebangsaan Ir. H. Soekarno dan KH.
Ahmad Dahlan, (Jakarta: CV Ilham Bangun Karya, 1999), h. 56
1
2
3
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 127
3
4
Akhmad Muhaimin Azzel, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia,(Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2011), h. 75
5
Said Ismail Ali, Pelopor Pendidikan Islam Paling Berpengaruh, (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2010), h. 281
6
Quraish Shihab, M. Quraish Shihab Menjawab, (Jakarta: Penerbit Lentera Hati,
2009), cet ke-V, h. 424-425
4
7
Said Ismail Ali, Pelopor Pendidikan Islam Paling Berpengaruh, (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2010), h. 281
5
Ayat Al-Qur`an selanjutnya yang menjadi dalil cinta tanah air menurut
ahli tafsir kontemporer, Syekh Muhammad Mahmud Al-Hijazi yaitu pada
Q.S At-Taubah: 122
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke
medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara
mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (Q.S At-Taubah:122)
8
majelissholawatbontang.org/detailpost/cinta-tanah-air-dalam-tinjauan-ulama
diakses tanggal 10 Mei 2018
9
Wahbah Al-Zuhaily, al-Munir fil Aqidah wal Syariah wal Manhaj, (Damaskus:
Dar Al-Fikr Al-Mu‟ashir, 1418 H), juz 5, h. 144
6
yang suci. Karena tanah air membutuhkan orang yang berjuang dengan
pedang (senjata), dan juga berjuang dengan argumentasi dan dalil.
Bahwasannya memperkokoh moralitas jiwa, menanamkan nasionalisme dan
gemar berkorban, mencetak generasi yang berwawasan „cinta tanah air
sebagian dari iman‟, serta mempertahankannya (tanah air) adalah kewajiban
yang suci. Inilah pondasi bangunan umat dan pilar kemerdekaan mereka.”10
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, MA juga mengatakan bahwa
salah satu ayat yang membahas mengenai kebangsaan terdapat pada Q.S Al-
Hujurat: 13.
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S Al-Hujurat: 13)
10
Muhammad Mahmud al-Hijazi, Tafsir al-Wadlih, (Beirut: Dar al-Jil al-Jadid,
1413 H), juz II, h. 30
11
Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur`an,(Bandung: PT. Mizan Pustaka,
2007), cet. I, h. 436
7
12
Hamka, Pandangan Hidup Muslim, (Jakarta: P.T Bulan Bintang, 1984), Cet.3,
h.220
8
Kita percaya kepada Tuhan dan kita mengabdi kepada Tuhan. Kita
bersyukur kepada-Nya karena kita dilahirkan di atas setumpuk dunia yang
indah. Tanah air adalah nikmat Ilahi kepada kita. Di atas bumi-Nya kita
dibesarkan, hasil buminya kita makan, airnya yang mengalir yang kita
minum.
Jadi dapat dikatakan, bahwasannya karena mencintai Tuhanlah maka
timbul cinta cinta kita kepada tanah air. Rumpun cinta yang seperti ini dari
Tauhid-lah asalnya.
Tetapi cinta itu terkadang terlepas dari uratnya, terbongkar dari asalnya,
sebagaimana juga pada segi-segi yang lain, cinta itu terlepas dari urat tauhid,
lalu menjadi musyrik.13
Jika cinta tanah air adalah naluri manusia, maka seorang mukmin
ataupun kafir selama masih naluri yang sehat pasti cinta kepada tanah airnya.
Dengan demikian cinta tanah air bukanlah bagian dari iman. Ungkapan حب
13
Hamka, Pandangan Hidup Muslim, (Depok: Gema Insan Press, 1965)Cet.3,
h.220-221.
14
Quraish Shihab, M. Quraish Shihab Menjawab, (Jakarta:Penerbit Lentera
Hati,2009),cet.V, h.424-425
9
seperti jargon yang suda ada sejak zaman penjajahan, yaitu “Hubbul Wathan
Minal Iman” yang artinya Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman.
Ada sejumlah hadis yang mengisyaratkan tentang kecintaan orang
beriman kepada tanah airnya. Misalnya hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Abi
Hatim.
َع ِن،ًني َسنَة ِ ِ ِ ِ
َ فَ َسم ْعنَاهُ م ْن ُم َقات ٍل ُمْن ُذ َسْبع،ال ُس ْفيَا ُن َ َ ق:ال َ َ ق، ثنا ابْ ُن أَِِب عُ َمَر،َحدَّثَنَا أَِِب
،َاق إِ ََل َم َّكة ْ صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ِم ْن َم َّكةَ فَبَ لَ َغ
َ َاْلُ ْح َف َة ا ْشت ُّ ِ"لَ َّما َخَر َج الن:ال
َ َِّب َ َ ق،اك ِ َّح
َّ الض
15 َّ
."َفَأَنْ َزَل اللَّوُ تَبَ َارَك َوتَ َع َاَل َعلَْي ِو الْ ُق ْرآ َن " لََر ُّاد َك إِ ََل َم َع ٍاد " إِ ََل َمكة
“dari al-Dhahhak, beliau berkata: Ketika Rasulullah saw. keluar dari
kota Makkah, lalu sampai di al-Juhfar (tempat diantara Makkah dan
Madinah), beliau rindu dengan Makkah, maka Allah swt. Menurunkan
ayat: “...dan sungguh (Allah) akan mengembalikanmu ke tempat
kembali (yaitu ke Makkah).” ( H.R Ibn Abu Hatim al-Razi)
Hadis yang diriwayatkan Ibn Abu Hatim al-Razi (w. 890 M) didalam
tafsirnya ini, diamini oleh banyak penafsir Al-Qur`an, seperti al-
Thabathaba‟i, Ibn „Asyur (w. 12 Agustus 1975), dan Sayyid Quthub (w. 29
Agustus 1966) sebagaimana yang dijelaskan Quraish Shihab didalam tafsir
al-Misbah.
Fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini sebenarnya menunjukkan
kalau mencintai negara itu punya andil besar, dalam menjaga
keberlangsungan kehidupan dan pelaksanaan ajaran agama yang didasari
oleh keimanan. Pelajaran dari kearifan tokoh bangsa ketika menjadikan
ungkapan “Hubbul Wathan Minal Iman” adalah sarana meningkatkan
semangat juang rakyat, harus kita teladani dan ambil semangatnya pada hari
ini. Memakmurkan dan mengelola muka bumi ini adalah bagian dari ajaran
15
Abu Muhammad „Abdurrahman bin Muhammad bin Idris bin Mundzir at Tamimiy
al Handzaliy ar Razi bin Abi Hatim, Tafsir Al-Qur`anul „Adzim liabni Abi Hatim, (Kerajaan
Arab Saudi: Perpustakaan Nizar Mustafa el Baz),Cet III, h. 419
10
Nisa‟: 135 (5) nilai toleransi antar umat beragama terdapat dalam Q.S. Al
Mumtahanah: 8, dan Q.S. Al An‟am: 108.17
Pada penulisan skripsi ini, penulis mencoba membandingkan antara
tafsir al-Huda18 karya Bakri Syahid (w. 1994) dengan tafsir al-Azhar19 karya
Prof. Dr. Hamka (w. 24 juli 1981). Alasan penulis memilih judul tersebut,
dikarenakan ada sebagian ulama yang menyatakan cinta tanah air bukanlah
sebagian dari agama, tidak ada dalil mengenai cinta tanah air, kemudian
sebagai syabab (anggota resmi) HTI, Felix siauw memiliki pandangan anti
terhadap Nasionalisme. Salah satu "fatwa" Felix yang cukup menyita
perhatian, bahwa Nasionalisme tidak ada dalilnya dari sisi agama. "membela
nasionalisme, nggak ada dalilnya, nggak ada panduannya | membela Islam,
jelas pahalanya, jelas contoh tauladannya", kicau Felix melalui akun
twitternya pada 29 November 2012 pukul 22:53. Inilah kesalahan fatal Felix,
ia berupaya mempertentangkan Islam dengan Nasionalisme, bahkan
menyebut pembelaan terhadap Nasionalisme tidak ada dalil dari sisi agama.
Hal itu tentu berbeda dengan pandangan para ulama yang justru berupaya
menanamkan nasionalisme dan tidak mempertentangkannya dengan Islam.
Memang, ada dua kutup terkait Islam dan Nasionalisme yaitu ada
kelompok Islamis dan ada kelompok Nasionalis. Tetapi dengan
kepiawaiannya, ulama mampu memadukan keduanya. Inilah yang dilakukan
oleh Nahdlatul Ulama (NU) sehingga nasionalisme tidak menjadi 'gersang'
tetapi berlandaskan pada agama. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul
17
http://journal2.um.ac.id/index.php/jppk diakses tanggal 10 Mei 2018 pukul 15:37
18
Salah satu dari 8 tafsir karya Bakri Syahid yang ditulis sebelum beliau menjabat
sebagai pejabat di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tafsir ini dicetak dalam satu jilid,
bersampul hijau dengan panjang 24 cm dan lebar 15,5 cm dengan ketebalan 5,5 cm dan
berjumlah 1.376 halaman. Sumber rujukan utama yang dipakai Bakri Syahid adalah al-
Qur`an dan terjemahannya yang dikeluatkan oleh Departemen Agama RI.
19
Salah satu dari sekian banyak karya Prof. Dr. Hamka yang ditulis ketika beliau
berada di tahanan selama kurang lebih dua tahun, lengkap 30 juz, yang kemudian di
terbitkan pada tahun 1967 dan dinamai dengan Tafsir Al-Azhar.
12
Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siraj pernah mengatakan, NU telah berhasil
mengawinkan antara Agama dan semangat nasionalisme. NU telah
memberikan sumbangsih dalam menentukan bentuk negara Indonesia;
sebuah negara yang dijiwai nilai-nilai agama dan nasionalisme. Wakil Ketua
Umum PBNU H. As‟ad Said Ali membedakan antara nasionalisme yang
bertumpu pada nilai-nilai Islam dan nasionalisme yang sekuler. Hal itu yang
membedakan dengan NU. Ia menegaskan bahwa rasa kebangsaan NU
tumbuh dan dilandasi nilai-nilai keagamaan pesantren. Hal inilah yang
membedakan nasionalisme NU dengan nasionalisme sekuler. Dan berikut
nasehat Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ari terkait dengan Islam dan
Nasionalisme. Beliau pernah mengatakan, "Agama dan Nasionalisme adalah
dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari
Agama, dan keduanya saling menguatkan" Dengan semangat nasionalisme
juga, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama KH. Abdul Wahab Hasbullah
pernah membentuk organisasi Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air)
pada tahun 1916.20
Sedangkan alasan penulis memilih kedua tafsir diatas, karena kedua
penafsir memiliki jiwa nasionalisme yang sangat tinggi, terlihat pada
penafsiran Bakri Syahid terhadap surat al-Baqarah ayat 11 lafadz الَتَ ْف ِس ُد ْوا,
20
http://www.muslimedianews.com/2015/02/nasehat-sang-kyai-untuk-felix-siauw.html
diakses tanggal 10 juli 2018 pukul 13:24
13
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis akan menarik suatu
rumusan masalah agar pembahasan dalam skripsi ini lebih terarah
dan sistematis. Pokok masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penafsiran Bakri Syahid dan Prof. Dr. Hamka dalam
ayat-ayat terkait cinta tanah air?
2. Bagaimana persamaan dan perbedaan Cinta Tanah Air menurut
Tafsir al-Huda dan Tafsir al-Azhar?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui bagaimana penafsiran Bakri Syahid dan Prof. Dr.
Hamka dalam ayat-ayat terkait cinta tanah air.
2. Ingin mengetahui bagaimana persamaan dan perbedaan Cinta Tanah
Air menurut Tafsir al-Huda dan Tafsir al-Azhar.
D. Tinjauan Pustaka
Dari hasil penelusuran yang dilakukan penulis terhadap literatur
yang ada, yang mengkolaborasikan tentang cinta tanah air cukup
banyak. Diantaranya jurnal yang berjudul “Nilai – Nilai Cinta Tanah
Air Dalam Perspektif Al-Qur’an” karya M. Alifudin Ikhsan, di
dalamnya memberikan penjelasan yang lengkap mengenai nilai-nilai
cinta tanah air, dimulai dari metode hingga tentang kajian ijtihad Ulama‟
“Hubb Al Wathan Minal Iman”.
Perbedaan penelitian ini dengan skripsi penulis adalah penulis lebih
terfokuskan pada sifat keumuman cinta taah air. Namun dengan begitu
penelitian ini sangat banyak memberikn kontribusi untuk skripsi yang
akan penulis buat.21
21
http://journal2.um.ac.id/index.php/jppk diakses tanggal 10 Mei 2018 pukul 15:37
15
22
Bahiyah Solihah,”Konsep Cinta Tanah Air Prespektif Ath-Thahthawi dan
Relevansinya dengan Pendidikan di Indonesia”, Skripsi, (Jakarta: UIN Jakarta, 2015),t.d
16
23
Prof. Dr. Hamka, Pandangan Hidup Muslim, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1984) ,cet.
Ke III
24
Luqman Hakim, “Tafsir Ayat-ayat Nasionalisme dalam Tafsir al-Ibriz karya KH
Bisri Mustofa”, Thesis,(Semarang:IAIN Walisongo, 2014),t.d
17
25
Erni Nur Hidayati, “Upaya Meningkatkan Cinta Tanah Air”, Skripsi, (Cilacap:UMP,
2016),t.d
18
penafsiran cinta tanah air menurut tafsir al-Huda dan tafsir al-Azhar.
Namun dengan begitu, skripsi Lia Marlinta sedikit memberi kontribusi
untuk skripsi yang akan penulis teliti.26
E. Metodologi Penelitian
Agar suatu penelitian lebih terarah dan sistematis, tentunya
diperlukan suatu metodologi yang jelas. Begitu juga penelitian ini,
tentunya penulis gunakan untuk memaparkan, mengaji serta
menganalisis data-data yang ada untuk diteliti.
a. Jenis penelitian
Penulisan skripsi ini akan dilakukan dengan metode library
research (riset kepustakaan) dengan mengungkapkan dan
membandingan penjelasan dari Tafsir al-Huda dan Tafsir al-Azhar.
Penelitian ini berorientasi pada pengumpulan data-data yang
terdapat dalam berbagai sumber baca yang ada. Penelitian terhadap
cinta tanah air ini juga menggunakan telaah studi naskah dengan
teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi.
Yakni penelitian terhadap teks-teks Al-Qur`an yang membicarakan
tentang suatu masalah tertentu. Penulis juga akan berusaha
semaksimal mungkin untuk mengumpulkan bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam pembuatan skripsi ini.
b. Sumber data
Karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, maka
penulis mengambil sumber diantaranya:
Sumber data primer:
Tafsir al-Huda
26
Lia Marlinta, “Pelaksanaan Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Pada Resimen
Mahasiswa Unnes”,Skripsi,(Semarang:Unnes, 2013),t.d
19
Tafsir al-Azhar
Sumber data sekunder:
Pandangan Hidup Muslim
Pelopor Pendidikan Islam Paling Berpengaruh
Wawasan Al-Qur‟an
Membumikan Islam Nusantara
Literatur Tafsir Indonesia
Corak Pemikiran Kalam Tafsir al-Azhar
Tasawuf Modern
Rujukan-rujukan jurnal dan buku lainnya.
c. Tehnik pengumpulan data
Dalam penelitian ini, penulis memerlukan informasi mengenai
cinta tanah air dalam segala segi, yang nantinya bisa menjadi
pemicu semangat pembaca untuk lebih menyadari peranan dirinya
terhadap bangsa.
Untuk mendapatkan hal tersebut, penulis mengumpulkan data-
data yang ada dalam berbagai karya. Penulis sengaja memilih
penelitian ini karena informasi yang dibutuhkan lebih banyak
bersifat deskirptif yaitu, informasi yang berbentuk uraian dalam
suatu dokumentasi ilmiyah.
d. Metode Analisis Data
Data-data yang telah dikumpulkan akan dianalisa secara
deskriptif dan komparatif terhadap kedua tafsir tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cinta tanah air adalah salah satu dari hal yang sangat alami bagi
manusia. Pembawaan manusia adalah mencintai tempat dimana mereka
tumbuh di dalamnya.
Berdasarkan uraian bab-bab sebelumnya, penelitian ini dapat
disimpulkan ke dalam beberapa poin, sebagai berikut:
Pertama, cinta tanah air di dalam al-Qur`an ialah terjemahan tanah
air secara luas, bahwa di era globalisasi ini sesungguhnya tanah air itu
adalah alam semesta secara keseluruhan. Yang diistilahkannya sebagai al-
muwathanah al-alamiyyah (tanah air alam semesta). Maksudnya adalah
kewajiban menjaga dan mencintai alam semesta yang harus dimiliki oleh
setiap muslim. Oleh karena itu, setiap muslim dilarang merusak alam
semesta (wala tufsidu fil ardhi ba’da ishlahiha: jangan merusak bumi
setelah perbaikannya). Pemahaman terbaliknya adalah bahwa setiap
muslim harus mencintai dan melestarikan alam semesta. Atas dasar qiyas
awlawi, maka setiap muslim seharusnya lebih mencintai tanah air
tempatnya dilahirkan, dibesarkan, dan hidup. Lebih gampangnya begini:
kepada alam semesta saja muslim wajib mencintainya, apalagi kepada
tanah air tempatnya lahir dan tumbuh.
Kedua, cinta tanah air menurut penafsiran Bakri Syahid adalah
jangan merusak ajaran agama, yang fungsinya sebagai unsur
pembangunan bangsa dan karakter bangsa itu kewajiban bagi pemerintah
dan masyarakat, harus berjalan bersama, harus dijaga, dan dibina dengan
baik. Jangan sampai ada sikap jiwa menyepelekan ajaran agama.
Ketiga, cinta tanah air penafsiran Prof. Hamka adalah belum beriman
seseorang sebelum taat kepada Rasul dan ridha menerima hukumannya.
108
109
Ali, Lukman, DKK, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1994
112
113
http://www.muhammadiyah.or.id/sejarah-muhammadiyah.html tanggal 30
mei 2018 jam 23:52
http://www.muslimedianews.com/2015/02/nasehat-sang-kyai-untuk-felix-
siauw.html diakses tanggal 10 juli 2018 pukul 13:24
https://bahrusshofa.blogspot.com/2011/12/nur-muhammad-mulla-ali-al-
qari.html?m=1 diaskes pada tanggal 12 September 2018 pukul 16:58
https://belanegarari.com/2016/03/23/pengertian-rasa-cinta-tanah-air/#more-
2598 diakses tanggal 26 Mei 2018 pukul 11:32
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam. di akses
tanggal 28 Mei 2018 pukul 15:53
https://resistensia.org/religi/dalil-nasionalisme-dalam-al-quran-dansunnah/ di
akses tanggal 12 Juli 2018 pukul 22:55
Islamnusantara.com/belajar-cinta-tanah-air-dari-nabi-muhammad/ diakses 28
mei 2018 pukul 16:14
Qorib, Ahmad, MA, Ushul Fiqh 2, Jakarta: PT. Nimas Multima, 1997
majelissholawatbontang.org/detailpost/cinta-tanah-air-dalam-tinjauan-ulama
diakses tanggal 10 Mei 2018
Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin ad-dhahak, Sunan At-Tirmidzi,
Abu Isa, Sunan At-Tirmidzi, Bairut: Dar Ghorib al-Islami, 1998 M
Muhsin, Imam, Al-Qur`an dan Budaya Jawa, Yogyakarta: Elsaq Press, 2013
Muslim bin Hajaj Abul Hasan, Ensiklopedi Hadis Muslim, (Bairut: Daar ihya
at-Turats al-‘Arabi, tt
Nur, Erni Hidayati, Upaya Meningkatkan Cinta Tanah Air , Skripsi: UMP,
2016
www.academia.edu/7663694/Negara_Kesatuan_Republik_Indonesia_NKRI
_ di akses Tanggal 28September 2018 pukul 11:52