Anda di halaman 1dari 128

HARI KIAMAT DALAM AL-QUR`AN MENURUT SAYYID QUTB

Skripsi ini Diajukan


Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

Disusun Oleh:

Miaul Hilwah

15210669

Dosen Pembimbing

Hj. Istiqomah, S. Th.I., MA.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)
JAKARTA
1440 H/2019 M
LEMBAR PENGESAEAN

skripsi dengan judu r "Hari xio*oj,t (studi


Anarisis Kitab Masyahid Fi yaum
Al-Qiyamah Karya sayyid
eutb" oreh Miaur Hilwah dengan N,* 15210669
telah diujikan pada sidang Munaqasyah
Fakultas ushuluddin dan Dakwah

diterima sebagai salah satu syarat


memperoreh gerar Sarjana
Agama (s.
Ae).

Jakarta, l9 Agustus 2019


Dekan Fakultas Ushuluddin
dan Dakwah

Institnt Ilmu Al-eur,an (IIe) lakarta,

Dr, Muhamrnia U[nnuha, Lc.,


MA
Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang
Sekretaris Sidang

/01fu* i

Dr. Hj. noJ"lwidayati, MA


Penguji I,
Penguji II
filtsw
Dr. Hj. *"#/*rdayati, MA fsman IsliE osn M. Sos
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama : Miaul Hilwah

NIM :15210669

Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 17 Juru 1997

Jurusan/Prodi : Ushuluddin dan Dakwah prodi Ilmu


Al-Qur'an dan Tafsir

Judul Skripsi : "Kiamat Dalam Al-eur.an Menurut


Sayy,id
Qutb"

Dosen Pembimbing : Hj. Istiqomah,S.Th.I., MA.

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul uHari


Kiamat "Daram Al_eur.an
Menurut sayyid eutb adarah benar benar asli karya
saya kecuari kutipan
kutipa, yang sudah disebutkan. Kesalahan
dan kekurangan dalam karya ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab
saya.

Jakarta, l6 Agustus 2019

>-

il
MOTTO

‫الل‬ َ ِ ‫اسبُ ْوا َوتَأ ََهبُ ْوا لِل َْع َر‬


ِ ‫ض ْاْلَ ْكب ِر َعلَى‬
َ ‫س ُك ْم قَ ْب َل أَ ْن تُ َح‬
ِ
َ ‫َحاسبُ ْوا أَنْ ُف‬

“ HITUNGLAH KESALAHANMU SENDIRI SEBELUM DIHITUNG


DI HADAPAN ALLAH SWT, DAN BERSIAP-SIAPLAH UNTUK
MENGHADAP KE HADIRAT ALLAH SWT”

(Umar bin Khattab )

iv
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan tulisan ini untuk orang tua tercinta “ H. A. Rohili. AR,


S.Pd.I dan Ibu Hj. Aminah Hasan, S.Pd.I yang selalu memberikan
semangat dan Do‟a di setiap sujudnya, selalu mencurahkan kasih sayangnya
untuk anaknya.

Terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Hj. Istiqomah, S.Th.I, M.A
yang selama ini telah membimbing proses skripsi dan memberikan nasehat
dan ilmunya yang sangat bermanfaat untuk perkembangan dalam berfikir
dan berprilaku baik.

Terima kasih kepada seluruh dosen dan instruktur tahfiz yang selama ini
telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada saya.

Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah bersama selama


masa perkuliahan dan teuntuk almamaterku

Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta

v
   

KATA PENGANTAR

Alhamdulillhirabbil’âlamîn, puji Syukur kepada Allah SWT, Tuhan


semesta alam yang telah memberikan nikmat, taufiq dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hari Kiamat
Dalam Al-Qur`an Menurut Sayyid Qutb”.

Selawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Allah SWT


yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa penerangan kepada
umatnya agar senantiasa selalu menempuh jalan yang lurus. Semoga kita
semua mendaptkan syafaatnya kelak. Âmîn ya Rabbal‟alamîn. Dengan
selesainya skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini
jauh dari kesempurnaan dan banyak bantuan-bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T.Yanggo, MA, selaku rektor Institut
Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, SH.,
M.Hum,. selaku wakil Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta, Bapak
Dr. H. M. Dawud Arif Khan, SE., M.Si., AK., CPA., selaku wakil
Rektor II, Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag., selaku wakil Rektor
III.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc. MA., selaku Dekan
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta.
3. Bapak KH. Haris Hakam, S.H, MA., selaku Kaprodi Komunikasi
dan Penyiaran Islam dan Ibu Mamluatun Nafisah, M. Ag., selaku

vi
Sekretaris Kaprodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Institut Ilmu Al-
Qur‟an Jakarta.
4. Ibu Hj. Istiqomah,S.Th.I., MA. selaku dosen pembimbing skripsi dan
Dosen Penguji I ibu Dr. Romlah Widayati, MA, Dosen Penguji II
bapak Isman Iskandar, S.Sos, M.Sos yang telah sabar dan berkenan
memberikan saran, arahan serta ilmunya kepada penulis.
5. Bapak KH. Fathoni, Lc. MA selaku Pimpinan Pesantren Takhasus
IIQ Jakarta.
6. Staf Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, ibu Dra. Rukoyah Tamimi
dan ibu Suci Rahayuningsih yag telah membantu penulis dalam
pembuatan skripsi.
7. Terima kasih untuk Bapak dan Ibu Dosen Institut Ilmu Al-Qur`an
Jakarta yang sudah memberikan banyak ilmu selama kuliah dan
terealisasinya skirpsi ini.
8. Terima kasih juga penulis ucapkan teruntuk Instruktur Tahfidz yang
selalu memberikan nilai positif dan motivasi dan bimbingan serta
ilmu yang berkah selama penulis belajar untuk terus semangat.
9. Teruntuk yang tercinta kepada Bapak H. A. Rohili. AR dan Ibu Hj.
Aminah Hasan, selaku orang tua yang selalu memberikan semangat
dan doa atas kelancaran untuk meyelsaikan skripsi.
10. Terima kasih kepada teman seperjuangan fakultas Ushuluddin dan
Dakwa angkatan 2015 yang selalu memberi semangat selama proses
awal hingga akhir skripsi ini.
11. Terima kasih kepada rekan kamar Kos Hasberty yaitu Mustika,
Rizqiatul, Pina Hapsari dan Istiqomah yang selalu memberikan
semangat dan hiburan selama penulisan skripsi ini.
12. Untuk teman-teman penulis angkatan 2015, khususnya Ushuluddin
IAT A, BKKBM 2018 terima kasih atas kebersamaanya.

vii
Penulis ucapkan maaf jika dalam penyusunan skripsi ini terdapat sesuatu
yang kurang berkenan. Tidak ada yang sempurna, kesempurnaan hanya
milik Allah SWT. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat kepada yang membacanya.

Jakarta, 19 Agustus 2019

Miaul Hilwah

viii
DAFTAR ISI

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................i

SURAT PENGESAHAN .............................................................................ii

PERNYATAAN PENULIS .........................................................................iii

MOTTO .......................................................................................................iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................ v

KATA PENGANTAR .................................................................................vi

DAFTAR ISI................................................................................................ ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................xii

ABSTRAKSI ............................................................................................... xvi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1


B. Permasalahan ...................................................................................7
1. Identifikasi Masalah ...................................................................7
2. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah .......................... 8
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................8
D. Kegunaan Penelitian ........................................................................8
E. Tinjauan Pustaka ..............................................................................8
F. Metode Penelitian ............................................................................12
1. Jenis Penelitian...........................................................................12
2. Sumber Data...............................................................................12
3. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 13
4. Metode Analisis Data .................................................................13
G. Teknik dan Sistematika Penulisan ...................................................13

ix
BAB II: KONSEP HARI KIAMAT

A. Definisi Hari Kiamat ........................................................................16


B. Kosa Kata Hari Kiamat dalam Al-Qur`an ` .....................................18
C. Nama-nama Hari Kiamat .................................................................19
D. Tanda-tanda Hari Kiamat .................................................................32
E. Urgensi Mengetahui Tanda-tanda Kiamat .......................................38
F. Rangkaian Terjadi Kiamat ............................................................... 40

BAB III: BIOGRAFI SAYYID QUTB SERTA KITAB MASYAHID FI


YAUM AL-QIYAMAH

A. Profil Sayyid Qutb dan Kitab .......................................................... 44


1. Sosio-Historis Biografi : Sayyid Qutb .....................................44
a. Biografi Sayyid Qutb .......................................................... 44
b. Perjalanan Intelektual ......................................................... 46
c. Pengalaman Organisasi ........................................................ 48
d. Karya Tulis Sayyid Qutb ....................................................51
2. Profil Kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah ............................ 54
a. Latar Belakang Penulisan Kitab...........................................54
b. Metode dan Corak Penulisan Kitab .....................................56
c. Sumber dan Referensi Kitab ................................................56
d. Karakteristik dan Sistematika Penulisan Kitab ....................57
e. Sistematika Penulisan Kitab ................................................57
3. Profil Fisik Kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah ...................58

BAB IV: ANALISIS AYAT-AYAT KIAMAT MENURUT SAYYID


QUTB

1. Tiupan Sangkakala Pertama .......................................................61

x
2. Awal Pembentukkan Bumi ........................................................ 63
3. Keadaan Bumi Pada Hari Kiamat ..............................................68
a. Dihancurkannya Bumi ......................................................... 68
b. Bumi Diguncangkan Secara Berturut-turut ......................... 73
c. Bumi Diguncangkan Sedahsyat-dahsyatnya ........................ 76
d. Pembentukan Gunung dan Guncangan ................................ 77
e. Manusia Dibolak-balikkan ...................................................82
4. Keadaan Langit ..........................................................................86
a. Langit Terbelah ....................................................................87
b. Langit Terbelah Menjadi Merah ..........................................92
5. Azab Yang Nyata .......................................................................95
6. Tiupan Sangkakala Kedua ......................................................... 97
7. Bulan dan Matahari dikumpulkan ..............................................66
8. Gunung-gunung dihancurkan.....................................................67
9. Langit Terbelah Menjadi Merah Mawar ....................................70
10. Langit Meluap ............................................................................71
11. Azabnya Nyata ...........................................................................78
12. Manusia dibolak-balikan ............................................................ 79
13. Tiupan Sangkakala Kedua ......................................................... 82

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………...100
B. Saran………………………………………………………….101

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

xi
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad


yang satu ke abjad yag lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi
Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

1. ‫أ‬ :a 16. ‫ط‬ :th

2. ‫ب‬ :b 17. ‫ظ‬ :zh

3. ‫ت‬ :t 18. ‫ع‬ :„

4. ‫ث‬ :ts 19. ‫غ‬ :gh

5. ‫ج‬ :j 20. ‫ؼ‬ :f

6. ‫ح‬ :h 21. ‫ؽ‬ :q

7. ‫خ‬ :kh 22. ‫ؾ‬ :k

8. ‫د‬ :d 23. ‫ت‬ :l

9. ‫ذ‬ :dz 24. ‫م‬ :m

xii
10. ‫ر‬ :r 25. ‫ن‬ :n

11. ‫ز‬ :z 26. ‫و‬ :w

12. ‫س‬ :s 27. ‫ه‬ :h

13. ‫ش‬ :sy 28. ‫ء‬ :‟

14. ‫ص‬ :sh 29. ‫ي‬ :y

15. ‫ض‬ :dh

2. Vokal
Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap
Fathah :a ‫ آ‬:â ْ‫َي‬... : ai
Kasrah :i ‫ْي‬: î ْ‫و‬.َ.. : au
Dhammah :u ‫ و‬:û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam )‫ (ال‬qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )‫ (ال‬qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

َ‫ اَلَبػَقََرة‬: al-Baqarah َ‫ اَلَمَدَيػَنَة‬: al-Madînah


b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )‫ (ال‬syamsiyah

xiii
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )‫ (ال‬syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di
depan dan sesuai dengan bunyinya.
Contoh:

َ‫اَلَرجَل‬ : ar-rajul َ‫ اَلشَيَدَة‬: as-syyidah

َ‫اَلشَمَس‬: asy-syams ‫اَلدَ َارمَي‬: ad-Dârimî

c. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan

lambang ‫ﹽ‬ , sedangkan untuk alih aksara dilambangkan

dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang


bertanda tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata
ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh
huruf-huruf syamsiyah, contoh:

َ‫آمناَباالل‬ : Âmannâ billâhi

َ‫َالسهاء‬
ُّ ‫آمن‬ : Âmana as-Suhâ’u

َ‫إنَالذين‬ : Inna al-ladzîna

َ‫الركع‬
ُّ ‫ و‬: wa ar-rukka’i

d. Ta Marbûthah )‫(ة‬

xiv
Ta Marbûthah )‫ (ة‬apabila sendiri, waqaf atu diikuti oleh kata

sifat (na’at), mak huruf tersebut dialihaksarakan menjadi


huruf “h”.
Contoh:

َ‫اْلفئدة‬ : al-Af’idah

َ‫اْلامعةَاْلسَلمية‬ : al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah.

Sedangkan ta marbûthah )‫ (ة‬yang diikuti atau disambungkan

(di-washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan


menjadi huruf “t”.
Contoh:

ٌ‫عاملةٌَناصبَة‬ : „Âmilatun Nâshibah

‫اْليةَالكبػرى‬ : al-Âyat al-Kubrâ.

e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf capital,
akan tetpi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku
ketetuan Ejaan yang Disempurnakan (PUEBI) bahasa
Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama
tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang
berlaku PUEBI berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti
cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainnya. Adapun untuk nama diri yang di awali kata sandang,
maka hutuf ditulis capital adalah awal nama diri, bukan kata

xv
sandangnya. Contoh: „Alî Husan al-„Âridh, al-Asqallânî, al-
Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-
Qur‟an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf
kapital. Contoh: Al-Qur‟an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan
seterusnya.

xvi
ABSTRAK

Judul Skripsi : Hari Kiamat Dalam Al-Qur`an Menurut Sayyid Qutb

Nama : Miaul Hilwah

NIM : 15210669

Sebagaimana yang dapat diketahui, banyaknya kejadian bencana


alam yang sudah terjadi pada bumi, yang membuat masyarakat semakin
takut dengan kejadian bencana alam yang sudah Allah Swt tetapkan.
Bencana alam itu bisa dikatakan sebagai tanda-tanda kecil. Pada zaman
modern ini sangat jauh untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan
dibutakan oleh keindahan dunia yang hanya sebatas titipan. Padahal bencana
alam yang sudah banyak terjadi itu semata-mata untuk mengingatkan mereka
tentang ketetepan dan peringatan Allah Swt. Berupa tanda-tanda kecil
maupun besar. Mengenai permasalahan bencana alam yang sudah banyak
terjadi pada bumi saat ini. Sayyid Qutb dalam karya bukunya Masyahid Fi
Yaum Al-Qiyamah meneliti bagaimana kejadian kiamat yang dituliskan
dalam Al-Qur`an.
Penelitian ini merupakan jenis peneliatin kepustakaan (Library
Research). yaitu pengumpulan data dengan cara membaca, menelaah buku
dan literatur lainnya yang berhubungan dengan skripsi. Jadi penelitian ini
berjenis penelitian kualitatif. Adapun metode yang digunakan penulis adalah
analisis deskriptif kualitatif.
Dari hasil analisa yang penulis teliti: dalam penjelasan ayat-ayat Hari
Kiamat Dalam Al-Qur`an Menurut Sayyid Qutb bahwa kejadian kiamat
menurut beliau dalam ayat-ayat kiamat itu menjadi modal untuk selalu
menasehati diri sendiri, ketika sudah membaca ayat-ayat Al-Qur`an tentang
kiamat, itu menjadi nasehat. Karena tentang kiamat itu sangat diperlukan
dalam khayalan jiwa maupun raga. Ketika suasana hati sudah berubah maka
suasana raga pun akan bergerak untuk mengikuti perubahan keinginan hati,
karena model manusia itu mudah untuk berubah dan mudah untuk
melakukan kemaksiatan. Mengubah untuk hidup yang lebih baik di dunia
yang hanya sementara. Maka dari sini pula menceritakan dunia khayal
seperti dunia nyata, walaupun itu hanya cerita dan penjelasan yang
dijelaskan oleh Sayyid Qutb dalam karya buku Masyahid Fi Yaum Al-
Qiyamah.

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menjelaskan bagaimana awal penciptaan alam semesta sampai
kehancuran yang akan terjadi pada bumi dan jagat raya, menjadi bahan
perhatian proses pembentukan bumi dan alam semesta menurut pendapat
ilmu sains sampai kehancuran yang akan terjadi pada bumi dan jagat raya
dalam ayat-ayat Al-Qur`an menurut pandangan Sayyid Qutb.
Disini penulis memilih konsep judul ini karena sebenarnya
mengacu kepada tanda-tanda kejadian kiamat dan di mulai dengan proses
gambaran awal penciptaan bumi dan jagat raya hingga sampai proses yang
akan terjadi pada bumi yaitu bencana alam, dan disini bisa disebut bahwa
bencana alam termasuk kepada tanda-tanda kiamat dalam Al-Qur`an
menurut pandangan Sayyid Qutb dan buku sains.
Maka dari pembahasan diatas akan menjadi penjelasan yang
lengkap, dimulai dari awal pembentukan bumi dan jagat raya hingga
kehancuran yang akan terjadi sampai waktu hari akhir itu tiba. Dengan
kata lain, alam ini bermula dari bentuk yang tidak ada, kemudian Tuhan
mengadakan alam ini melalui kehendak-Nya yang direalisasikan dalam
bentuk (amr) yaitu perintah.1
Kalau berkaitan dengan kejadian yang akan terjadi pada hari
kiamat itu termasuk ketetapan yang pasti akan terjadi, yang menjadi
keraguan banyak orang, ketika banyak berita tentang tanda-tanda
kehancuran itu sudah dekat. Dari mulai waktu dan tanda-tanda pertama
kehancuran dan sampai dikumpulkannya manusia pada hari kebangkitan.

1
Azim Nanji, Falsafat Isma’illiyyah, dalam Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman,
Ensiklopedia tematis Filsafat Islam, (Bandung: Penerjemah Mizan, 2003), h. 187

1
2

Maka menjadi kepastian dan keyakinan bahwa kejadian yang dihancurkan


pada hari kiamat itu sudah menjadi kepastian dan ketetapan Allah Swt.
Beberapa bulan lalu sudah banyak yang terjadi bencana alam
berupa (gempa bumi, gunung meletus, tsunami, banjir dan angina
kencang) adalah suatu kejadian kehancuran yang terjadi pada lingkungan
masyarakat yang tidak diinginkan,2 maka dari itu perlu diketahui factor-
faktor penyebab seringnya terjadi bencana alam. Dari situ pula hadis
Rusulullah Saw bersabda riwayat Imam Tabrani:3

ِ ‫اب ا َ ْل ُمؤْ ِم ُن ِم َّما يَ ْك َرهُ فَ ُه َو ُم‬


‫ص ْيبَة‬ َ ‫ص‬َ َ ‫َماا‬
“Adapun yang menimpa orang yang beriman yakni apa saja yang
dibencinya atau tidak disenanginya adalah musibah” (HR. Imam
Thabrani)
Yang dimaksud musibah ialah suatu kejadian yang menimpa baik
berupa datangnya penyakit dan kerugian dalam usaha, Semua sudah
termasuk ketetapan Allah Swt yang tidak bisa ditolak. Baik kerugian
maupun keuntungan. Ketika bumi dihancurkan kepada masyarakat yang
tertimpa banjir, gempa bumi dan gunung meletus itu semua musibah yang
tidak bisa diduga dan ditolak tentang kapan akan terjadi itu termasuk
kepada musibah.
Walaupun pandangan manusia, terkait mausibah itu banyak yang
mengasumsikan bermacam-macam, ada yang berasumsi bahwa itu suatu
tanda-tanda dekatnya kiamat, atau Murkanya Allah Swt terhadap manusia,
ada yang berasumsi sebagai malapetaka kemaksiatan yang sudah
merajalela atas perbuatan dan kerusakan yang manusia lakukan pada masa
lalu. 4

2
Kartono Tjandra, Empat bencana geologi yang Paling Mematikan, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University, 2017), Cet 1, h. 14
3
Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT. Ictiar Baru van Hoeve 1999), Jilid 2, h. 308
4
Abdullah Afif Thobari Fattah, Dosa-dosa menurut Al-Qur`an, (Jakarta: Gema Insani,
1993), h. 227
3

Maka bisa dihubungkan dengan kehancuran yang terjadi pada hari


kiamat itu juga termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. Semua harus
dipertanggungjawabkan ketika dunia dihancurkan. Allah Swt.
Mengahancurkan dunia dan seisinya tidak melihat posisi dan kekayaan
maupun kehebatan manusia.5 Dengan semua yang Allah Swt. ciptakan dan
miliki, tidak akan ada yang sanggup untuk menghitung kenikmatan yang
sudah diberikan. kepada ciptaan-Nya, baik secara lahir maupun batin,
yang terlihat mata maupun sepintas cerita yang sudah diceritakan oleh
Sunah Nabi Saw.
Keindahan dunia yang sudah banyak dinikmati oleh manusia akan
musnah dan hancur, pada waktunya hari kehancuran itu tiba. Maka tidak
ada yang bisa membayangkan seperti apa dunia yang indah berubah
menjadi hancur lebur.6 Tidak bisa diketahui seperti apa kejadian dan
dialami oleh dunia dan jagat raya, ketika hari kiamat itu terjadi. Dunia
yang indah dengan alam yang penuh dengan sumber kekayaan, dan
manusia dengan semua kebahagiaan nya, dan para makhluk hidup (hewan
dan tumbuhan) dengan semua manfaat yang dimiliki, semua itu menjadi
berubah, tidak akan ada manfaatnya sedikitpun.7
Hancur lebur yang terjadi pada bumi dan jagat raya itu semua
sudah menjadi ketetapan Allah Swt.8 Tidak ada yang mengetahui selain
Sang Maha Kuasa yang menentukan. Dalam Al-Qur`an dijelaskan:

     

5
Efa Ida Amaliyah, Pesan Moral Kiamat Persepektif Al-Qur`an, dalam Al-Qur`an
Hermeunetik, Vol. 7, No. 2, Desember 2013.h . 303
6
Amuli Jawadi, Makna Hari Kiamat dalam Al-Qur`an, (Jakarta: Lentera 2012), h. 171
7
Syah Amiruddin, Nikmatnya Qiyamat, Institut Kajian Tasawuf Az-Zukhruf Jakarta
2013. h. 13
8
Yoli hemdi, Kiamat Pasti Datang, (Jakarta: Luxima Metro Media 2018), Cet 1, 25
4

“ Sesungguhnya hari keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan”


(QS. An-Naba’ [78]: 17)
Ayat ini memperingatkan dan mempertegas waktu, tanda-tanda
dan kejadian pada hari kiamat itu tiba. Semua ketentuan dan kehancuran
pada hari kiamat yang terjadi pada dunia dan jagat raya itu semua adalah
ketentuan Allah Swt. di tetapkan dalam Al-Qur`an. Waktu dan kehancuran
yang akan dialami oleh semua ciptaan-Nya. Semua akan merasakan
kejadian yang dahsyat pada hari kiamat. Baik mereka disibukkan dengan
kegiatan mereka sendiri, maupun dengan yang akan terjadi pada semua
makhluk ciptaan-Nya. 9
Dampak postif dari sini, ketika semakin banyak yang diketahui
bahwa dari awal penciptaan itu terjadi dan dibentukkan itu semata-mata
kekuasaan yang Allah Swt. Untuk meningkatkan rasa keimanan pada diri
sendiri dan masyarakat, mengkokohkan rasa syukur dan percaya diri
bahwa semua itu sudah menjadi takdir yang tidak bisa di ragukan, percaya
bahwa bencana alam dan musibah yang sudah terjadi akan memberikan
dampak positif yang menjadi pelajaran untuk kehidupan sehari-hari.
Dalam firman Allah Swt:

          

 
7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

9
Rukmanasari, Hari Kiamat dalam Perspektif Al-Qur`an, (Makassar: UIN Alaudin
Makassar, 2013)
5

Dampak negative yang dirasakan oleh seluruh manusia, tidak bisa


menjadikan bencana alam dan kerusakan bumi menjadi bahan pelajaran,
banyak ketidak pekaan terhadap lingkungan dan kerusakan yang terjadi,
dan kesadaran dengan perintah yang sudah Allah Swt perintahkan, padahal
kejadian kiamat besar terjadi tanpa dugaan dan kesadaran manusia sendiri.
Dalam Firman Allah Swt.:

             

             

           

   


(187). mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah
terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat
itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat
menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu Amat berat
(huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu
tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka
bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya.
Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu
adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak
Mengetahui".(QS. Al-A’raf[7]: 187)
Maksud ayat diatas, banyaknya dialog yang menanyakan tentang
kejadian hari kiamat, dan ini merupakan bukti-bukti kiamat yang paling
panjang. Menurut Ilmu pengetahuan, berbicara tentang kiamat adalah
musnahnya seluruh umat manusia yang kemudian “dibangunkan dari
kematiannya” dan dikumpulkan di padang penampungan sementara
sebelum mengalami proses seleksi melalui amal mereka masing-masing.
Di dalam kitab Mȃsyahid Fi Yaum Al-Qiyȃmah yang ditulis oleh
Sayyid Qutb yang berjudul tentang hari kiamat (tanda-tanda kiamat)
6

dalam Al-Qur`an ini menjelaskan yang terjadi pada hari kiamat. Sayyid
Qutb juga menegaskan bahwa Al-Qur`an adalah kitab suci dan Al-Qur`an
juga mukjizat yang paling indah dan paling berharga diantara kitab-kitab
lainnya. Diantaranya bukti-bukti hari kiamat yang dijelaskan di dalam Al-
Qur`an yang ditemukan di dalam surat Makkiyah.
Dalam kitab ini mengambil ayat-ayat Makkiyah dan menuliskan
sesuai dengan Asbab Nuzul, tidak bercondong dengan Al-Qur`an saat ini.
Pada saat itu para ulama ahli ilmu dimasa itu baik dari kalangan ahlu
sunah dan ulama kontemporer lainnya banyak yang tidak sependapat
dengan pendapat Sayyid Qutb. Beliau memiliki paham Wahdatul Wujud
(bersatunya tuhan dengan makhluknya/ Zuhud). Yang tidak sependapat
yaitu Sayyid Malik dalam karya nya yaitu Ulumul Qur’an.
Kelebihan beliau dalam menafsirkan ayat itu mampu
menganalogikan kejadian apa yang terjadi dalam suatu kalangan (tempat
beliau tinggal). Beliau juga sangat handal dalam mempengaruhi suatu
kalangan dan memotivasikan untuk bangkit dan berjuang sehingga suatu
kalangan ikut ambil dalam menafsirkan ayat.
Kitab ini ditulis bertujuan untuk memberikan peringatan kepada
kita agar senantiasa ingat akan ada nya kehidupan abadi pada hari akhir,
dan meyakini dengan semua peristiwa kejadian hari kiamat, sehingga
dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan sebaik-baik
mungkin, Karena umur manusia di atas bumi ini amat pendek, hari-hari
nya pun dapat dihitung, padahal keinginannya hidup di dunia demikian
banyak cita-citanya begitu tak terbatas.
Sebuah isyarat bahwa keyakinan pada hari akhir merupakan salah
satu akidah pokok dalam islam. Karena sejak saat itulah semua janji Allah
7

Swt pada manusia akan dipenuhi.10 Dari dahulu hingga sekarang,


kejadian-kejadian dahsyat dimuka bumi ini tidak bisa diprediksi, bahwa
itu bencana, musibah serta tanda-tanda kejadian kiamat. Dengan adanya
kejadian atau musibah menjadikan kita selalu ingat kepada Allah Swt.
Serta perintahnya, Musibah atau bencana yang dilihat sebagai tanda-tanda
terjadinya hari kiamat itu menjadikan kita selalu ingat bahwa semua takdir
baik dan buruk tidak ada yang bisa kita ketahui, sama hal nya dengan
kedatangan nya hari kiamat. Sudah sangat jelas dengan kejadian bencana
yang dihadapi. Itu sudah termasuk Qadarullah.
Tujuan peneliti mengambil kitab ini menjadi rujukan, karena kitab
Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah secara utuh menjelaskan tentang
gambaran dan kejadian kiamat, ketika melihat bencana alam yang sudah
banyak terjadi pada dunia. Maka peneliti tertarik untuk mengkaji kitab ini.
Manfaat peneliti mengkaji ayat-ayat kejadian kiamat dalam kitab
Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah untuk selalu berperilaku dan bersikap
hati-hati dengan kehidupan dunia yang hanya sementara.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Mengetahui kejadian hari kiamat dalam Al-Qur`an
b. Pendapat Sayyid Qutb tentang ayat-ayat kiamat dalam kitab
Mȃsyahid Fi Yaum Al-Qiyȃmah.
2. Pembatasan Masalah
Barbagai pembahasan mengenai “Hari Kiamat” analisis
kitab Mȃsyahid Fi Yaum Al-Qiyȃmah karya Sayyid Qutb dengan
berbagai ayat yang berhubungan dengan ayat-ayat Al-Qur`an
tentang kejadian kiamat.

10
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur’an (Jakarta: 2011) h. 12
8

3. Rumusan Masalah
a. Ayat-ayat apa saja yang menjelaskan tentang hari kiamat?
a. Bagaimana pemahaman Sayyid Qutb tentang hari kiamat?
b. Gambaran hari kiamat dalam Al-Qur`an menurut Sayyid
Qutb?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana tujuan dari peneliti adalah untuk mengetahui lebih
dalam bagaimana kejadian hari kiamat dalam Al-Qur`an menurut menurut
Sayyid Qutb dalam kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah.
D. Kegunaan Penelitian
Dengan semua bencana alam yang sudah terjadi di dunia ini
apakah termasuk gambaran yang dijelaskan di dalam kitab Sayyid Qutb
yaitu Masyahid Fi Yaum Al-Qiyȃmah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
akan sedikit menguraikan dengan tema yang diambil “Hari Kiamat Studi
Analisis Kitab Mȃsyahid Fi Yaum Al-Qiyȃmah Karya Sayyid Qutb”
Dengan begitu peneliti mengetahui pandangan Sayyid Qutb.
Menambah pemahaman yang banyak nya perbedaan pandangan yang telah
dipahami, dan utamanya memiliki hikmah untuk peneliti.
E. Tinjauan Pustaka
Sebagaimana tujuan dari tinjauan pustaka ini berisi tentang kajian
yang sejalan dengan tema yang akan dibahas oleh peneliti. Jadi tinjauan
pustakan diambil dari beberapa buku yang berkaitan dengan pembahasan
yang akan diteliti.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti akan menguraikan
beberapa tinjauan pustaka yang berkaitan dengan tema “Gambaran
Kedahsyatan Hari Kiamat Dalam Al-Qur`an Analisa Sayyid Qutb Dalam
Kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah”
9

1. Skripsi yang disusun oleh Rukmanasari Universitas Islam Negeri


Alauddin Makasar yang berjudul “Hari Kiamat Dalam Perspektif Al-
Qur`an Studi Analisis dalam Surat al-Qȃriah” pada tahun 2013.11
Peneliti menganalisa skripsi ini menjelaskan tanda-tanda kiamat dalam
surat al-Qȃri’ah yang berhubungan dengan hari kiamat.
Dari skripsi Rukmanasari membahas tentang hari kiamat
dalam persepektif Al-Qur`an analisis dalam surat al-Qȃri’ah
menunjukkan mala petaka yang membawa berbagai macam musibah,
seperti bencana alam, pembunuhan dan lain-lain. Dan rukmanasari
menggunakan metode pengumpulan data, objek studi yang dikaji
adalah surat surat al-Qȃri’ah.
Dari pembahasan skripsi Rukmanasari, terlihat bahwa terdapat
persamaan dengan skripsi yang dikaji mengenai hari kiamat yang
sedang peneliti kaji. Namun objek penelitian berbeda, Rukmanasari
memfokuskan satu surat yang dikaji, ini bisa menjadi bahan referensi
dalam menulis skripsi karena ada surat yang dikaji oleh peneliti.
Kutipan pada skripsi ini menjelaskan kejadian kiamat pada surat al-
Qȃqi’ah, yang menjadi perbandingan dalam skripsi ini hanya focus
pada surat al-Qȃari’ah. Tidak menjelaskan menjelaskan seputar Al-
Qur`an seutuhnya.
Kontribusi yang dapat diambil dari skripsi Rukmanasari
dengan menjadi bandingan skripsi penulis dengan peneliti yang sedang
dilakukan bahwa peneliti belum pernah meneliti sebelumnya, karena
ketika peneliti mencari di internet skripsi yang sama, dan peneliti bisa
menemukan jadi bahan tambahan dalam melengkapi skripsi peneliti.

11
Rukmanasari, Skripsi “Hari Kiamat Dalam Perspektif Al-Qur`an Studi
Analisis dalam Surat Al-Qariah” Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar: tahun
2013
10

2. Skripsi yang disusun oleh Istianah Universitas Islam Negeri Jakarta


yang berjudul “Respon Siswa-I Madrasah Aliyah Negeri 4 Model
Jakarta Terhadap Film Hari Kiamat 2012” pada tahun 2010.12
Dalam skripsri ini berisikan tentang pada sebuah film yang
mengambarkan kejadian hari kiamat pada tahun 2012. Dari makna
film tersebut menjadi bahan pandangan buruk terhadap ramalan yang
akan terjadinya kiamat pada tahun 2012.
Kutipan pada skripsi ini menjelaskan bagaimana gambaran terjadi hari
kiamat 2012 dalam sebuah film, yang menjadi perbandingan ialah
makna ramalan 2012 tentang gambaran kejadian hari kiamat, tidak ada
penjelasan Al-Qur`an dan hadis.
Kontribusi yang dapat diambil dari skripsi Istianah dengan
menjadi bandingan skripsi penulis dengan peneliti yang sedang
dilakukan bahwa peneliti belum pernah meneliti sebelumnya, karena
ketika peneliti mencari di internet skripsi yang sama, dan peneliti bisa
menemukan jadi bahan tambahan dalam melengkapi skripsi peneliti.
3. Skripsi yang disusun oleh Febri Irawan Uiniversitas Islam Negeri
Syarif Kasim Riau “Hadis-hadis Tentang tanda-tanda Hari Kiamat
(studi ma’anil hadis)” pada tahun 2012.13
Dalam skripsri ini oleh Febri Kasim Riau berisikan tentang penjelasan
hadis-hadis yang menceritakan kejadian tanda-tanda hari kiamat.
Bahwa pendapat Nabi Saw tentang tanda-tanda kiamat itu sangat di
perbincangkan oleh para sahabat seperti apa kejadiannya, kebanyakan

12
Istianah, “Respon Siswa-I Madrasah Aliyah Negeri 4 Model Jakarta Terhadap
Film Hari Kiamat 2012” Universitas Islam Negeri Jakarta: tahun 2010.

13
Febri Irawan, “Hadis-hadis Tentang tanda-tanda Hari Kiamat (studi ma’anil
hadis)” Uiniversitas Islam Negeri Syarif Kasim Riau: tahun 2012
11

orang hanya bisa menanyanya tanpa menggali terlebih dahulu seperti


apa hari kiamat tersebut.
Kontribusi yang dapat diambil dari skripsi Febri Irawan
dengan menjadi bandingan skripsi penulis dengan peneliti yang sedang
dilakukan bahwa peneliti belum pernah meneliti sebelumnya, karena
ketika peneliti mencari di internet skripsi yang sama, dan peneliti bisa
menemukan jadi bahan tambahan dalam melengkapi skripsi peneliti.
4. Skripsi yang disusun oleh Ahmad Mustofa Universitas Kalijaga
Yogyakarta “Makna Simbolik Ayat-ayat Tentang Kiamat dan
Kebangkitan dalam Al-Qur`an” pada tahun 2015.14
Dalam skripsri ini berisikan tentang penjelasan ayat-ayat Al-
Qur`an terjadi nya hari kiamat dan hari pembangkitan dilihat dari
bidang keilmuan yang menjadi tanda-tanda kejadian hari kiamat.
Skripsi ini di tulis oleh Ahmad Mustofa ini sangat berperan penting
untuk peneliti, mengkaji ayat-ayat esteklogis dalam Al-Qur`an di
samping memiliki tekstual dan teologis memiliki makna simbolik.
Bahwa peristiwa kiamat tentang kehancuran kehidupan, dari
kurangnya moral dan akhlak, itu semua termasuk tanda-tanda kiamat.
Dan penulis bisa menemukan gambaran keterkaitan tentang kiamat.
Kontribusi yang dapat diambil dari skripsi Febri Irawan
dengan menjadi bandingan skripsi penulis dengan peneliti yang sedang
dilakukan bahwa peneliti belum pernah meneliti sebelumnya, karena
ketika peneliti mencari di internet skripsi yang sama, dan peneliti bisa
menemukan jadi bahan tambahan dalam melengkapi skripsi peneliti.

14
Ahmad Mustofa, “Makna Simbolik Ayat-ayat Tentang Kiamat dan
Kebangkitan dalam Al-Qur`an” Universitas Kalijaga Yogyakarta: tahun 2015.
12

5. Skripsi yang disusun oleh Dewi Khotijah Universitas Kalijaga


Yogyakarta “Kiamat dan Tanda-tanda dalam Al-Qur`an” pada tahun
2012
Dalam skripsi ini berisikan tentang penjelasan tanda-tanda dalam A-
Qur`an dalam surat-surat Makkiyah
Kutipan skripsi ini, hikmah dari dirahasiakannya kiamat oleh Allah
Swt. Agar semua perintahnya serta menjauhi laranganya yang dilarang
Allah Swt. Dan skripsi ini sangat berperan peting untuk penulis bahwa
kiamat itu bukan sesuatu kejadian yang bisa diduga-duga dengan
perasaan atau feeling dengan nasib atau takdir yang akan terjadi.
Kejadian kiamat tersebut hanya Allah Swt yang mengetahui.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Library Research (Analisis
kepustakaan) yaitu dengan pengempulan data dengan cara membaca,
menelaah kitab, mengumpulkan buku, literatur lainnya yang
berhubungan dengan skripsi dan menganalisis, mengutip langsung dan
tidak langsung, membandingkan dan menarik kesimpulan.. Jadi
penelitian ini berjenis penelitian kualitatif kepustakaan yang tidak
terjun langsung dengan lapangan. Yaitu pendekatan penelitian yang
mendekati dengan pemahaman yang lebih dalam yang berhubung
dengan objek yang diteliti.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam meneliti proposal ada dua,
meliputi data primer dan data sekunder,
a. Data primer, bersumber dari kitab pokok kajian dari
penelitian, yaitu kitab Mȃsyahid Fi Yaum Al-Qiyȃmah
karya Sayyid Qutb.
13

b. Data sekunder, bersumber dari buku-buku yang


membahas tentang hari kiamat dalam segi tafsiran.
3. Teknik Pengumpulan Data
Jenis penelitian ini adalah Library Research (penelitian
kepustakaan) yaitu dengan pengempulan data yang digunakan teknik
dokumentatif dengan membaca, menelaah kitab dan buku dan
referensi yang berhubungan dengan judul skripsi dan jurnal serta
disertasi yang menyangkut dengan tema yang diambil.
4. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis data dalam
penelitian ini, adalah analisis data kualitatif. Metode ini sangat berbeda
dengan metode analisis kuantitatif karena metode ni bisa diambil dari
sumber manapun, berbeda dengan metode kualitatif yang mengambil
datanya dengan parameter untuk menguji hipotesa yang diajukan.
Analisis data kualiatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih dan emilah
data menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan apa
yang penting dan memutuskan apa yang dapat dituliskan.
G. Teknik dan Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan digunakan dalam penelitian agar
pembahasan menjadi lebih nyata. Pada sistematika penulisan ini, penulis
membaginya kedalam lima bab.
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metedologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II Pengertian
14

Bab ini menjelaskan tentang pengertian kiamat secara umum dengan


menggunakan Library Research (penelitian kepustakaan)
BAB III Biografi Sayyid Qutb dan Metedologi Penulisan Kitab Masyahid
Fi Yaum Al-Qiyȃmah
Bab ini membahas mengenai biografi dan perjalanan intelektual
Sayyid Qutb dan segi Penulisan Kitab Mȃsyahid Fi Yaum Al-Qiyȃmah
yang dijelaskan oleh Sayyid Qutb.
BAB IV Ananlisis ayat-Ayat Kiamat dalam Kitab Mȃsyahid Fi Yaum Al-
Qiyȃmah
Bab ini menjelaskan bagaimana pandangan Sayyid Qutb tentang
tanda-tanda dan terjadi nya hari kiamat Melalui kejadian yang dijelaskan
dalam kitab. Yang dijelaskan oleh Sayyid Qutb dalam kitab Masyahid Fi
Yaum Al-Qiyȃmah.
BAB V Penutup
Bagian akhir dari penulisan penelitian ini adalah penutup. Di
dalamnya terdapat kesimpulan dari semua pembahasan dan berisi daran
untuk penelitian selanjutnya dan kepada pembaca agar lebih
memperhatikan isi dari skripsi ini.
BAB II

KONSEP HARI KIAMAT

A. Definisi Hari Kiamat


Secara etimologi hari Kiamat terdiri dari dua kata yaitu hari dan
Kiamat. Hari adalah waktu dari pagi sampai pagi lagi (yaitu satu putaran
bumi pada subunya 24 jam), 2 waktu selama matahari menerangi tempat
kita dari matahari terbit sampai matahari terbenam, keadaan (waktu, dan
sebagainya) yang terjadi pada waktu 24 jam.1 Sedangkan kata Kiamat
berarti kebangkitan sesudah mati dan dunia seisinya rusak, binasa, lenyap
dan bencana besar. 2

Sedangkan Kiamat berasal dari bahasa arab ِ‫اىْقَُِبٍَت‬ dalam bentuk

mashdar, Kiamat terambil dari kata Qȃma-Yaqȗmu-Qiyȃman yang berarti


berdiri, berhenti, atau berada di tengah. Kiamat (al-qiyȃmah) diartikan
sebagai kebangkitan dari kematian, yaitu dihidupkannya manusia setelah
kematiannya. Dengan demikian Hari Kiamat (Yaum al-qiyȃmah) berarti
hari atau saat terjadinya kebangkitan (manusia) dari kubur.3 Dinamakan
demikian, karena pada hari itu terjadinya peristiwa-peristiwa besar yang
telah dijelaskan di dalam Al-Qur`an. Di antara peristiwa tersebut ialah
bangkitnya manusia dari kematian untuk menghadap Tuhan semesta alam.
4

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Kiamat diartikan sebagai.


1. Celaka sekali, bencana besar, rusak binasa

1
Peter Salim, Yenni Salim, Kamus Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English
Press 2002) , h. 509
2
Rukmanasari, Jurnal Hari Kiamat Perspektif Al-Qur’an Studi Terhadap Q.s Al-
Qari’ah, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makasar: 2013
3
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 8
4
Irfan Fahmi, Ensiklopedia Kiamat, Gema Insani, (Jakarta: 2013) h. 4

15
16

2. Hari kebangkitan setelah mati (orang yang meninggal akan


dihidupkan kembali untuk diadili perbuatannya)
3. Hari akhir zaman (dunia dan seisinya rusak binasa dan lenyap)
4. Berakhir dan tidak muncul lagi. Sedangkan dalam kamus besar
ilmu pengetahuan (Save M Dagun), Kiamat diartikan keadaan
makhluk dan alam semesta ketika berakhirnya kehidupan
mereka didunia. 5
Adapun secara terminology ada beberapa pendapat. Di antaranya:

1. Binasa atau hancurnya alam semesta merupakan tanda


berakhirnya kehidupan dunia menuju kehidupan kekal
akhirat. Hari Kiamat tersebut dikenal sebagai hari akhirat.
2. Adapun pengertiannya menurut syariat adalah waktu
berakhirnya kehidupan dunia
3. Dengan ditiupnya sangkakala sebagai permulaan dari hari
kebangkitan dan perhitungan amal.6
Maksud dari pengertian diatas adalah, bahwa hari kiamat
merupakan awal menuju kehidupan yang kekal. Semua kejadian kiamat.
itu menjadi dasar permulaan mengetahui kehidupan yang sebenar-
benarnya. Mengenai pengguna istilah kiamat, ada beberapa istilah yang
popular dikalangan masyarakat. Bahwa kiamat itu tidak hanya
menjelaskan tentang hari kehancuran alam semesta, dan kebangkitan
manusia didalam kubur, tetapi ada penjelasan tentang semua kejadian
yang akan terjadi pada alam semesta dan isinya saat kiamat itu sudah
terjadi. Diantaranya ialah: Pertama, Kiamat Kecil yaitu kematian manusia.

5
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011), h. 8
6
Rukmanasari, Jurnal Hari Kiamat Perspektif Al-Qur’an Studi Terhadap Q.s Al-
Qari’ah, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makasar: 2013
17

Barangsiapa yang meninggal dunia maka telah terjadi kiamat


padanya. Karena ia masuk ke dalam alam akhirat, Kedua, Kiamat Besar
yaitu peniupan sangkakala akan terjadi dua kali.7 Peniupan pertama
mengakibatkan ketakutan dan kematian serta kehancuran alam raya,
sedangkan peniupan kedua adalah kebangkitan, atau dengan kata lain
perpindahan manusia dari alam kubur, untuk diperhitungkan, akan
ditempatkan di surga atau neraka.
Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Al-Qur`an al-Karim Kiamat selalu
disandingkan pada penjelasan hari-hari pembalasan kelak di hari akhirat,
hal ini berarti bahwa yang dimaksud dengan hari kiamat adalah hari
pembatasan antara kehiduapan di dunia dan akhirat. 8
Quraish Shihab berpendapat bahwa kiamat kecil itu adalah matinya
orang perorangan, dan kiamat besar itu adalah terjadinya kehancuran alam
semesta. Semua benda yang ada di jagat raya ini rusak dan binasa. 9 Tidak
ada satu pun, baik yang didaratan, lautan, maupun ruang angkasa, yang
masih utuh dan terhindar dari kehancuran. Saat itu manusia juga tidak ada
yang selamat. Semua mati, tidak ada yang tertinggal. Tidak ada yang
kekal, kecuali Allah semata.10
Didin Hafihuddin berpendapat bahwa terjadinya kiamat itu
diawali dengan tiupan terompet (sangkakala) sebagai awal tanda
kehancuran alam.11

7
Sementara ulama menyatakan tiga kali, seklai menjadikan hati semua makhluk gentar.(
QS. An-Naml[27]: 87), kedua menjadikan mereka mati bergelimpangan dan ketiga menjadikan
semua bangkit bagaikan belalang berterbangan (QS.az-zumar[39]: 68).
8
Muslih Abdul Karim, Agama RI Kementerian, Kiamat, (Depok: Gema Insani: 2013), h.
5
9
M. Quraish Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian Kematian, Surga dan Ayat-ayat
Tahlili, (Jakarta: Lentera hati, 2001), Cet, 2, h. 109
10
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 25
11
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 10
18

Menurut Prof, Achmad Baiquni ialah berbicara tentang kiamat


adalah musnahnya seluruh umat manusia yang kemudian “dibangunkan
dari kematiannya” dan dikumpulkan di padang penampungan sementara
sebelum mengalami proses seleksi melalui amal mereka masing-masing.12
B. Kosa Kata Hari Kiamat dalam Al-Qur`an
Didalam Al-Qur`an kosa kata hari kiamat terdapat 70 kali (tujuh

puluh) dalam bentuk ِ‫اىْقَُِبٍَت‬ yang menjelaskan tentang peristiwa

kebangkitan yang terkait dengan makhluk sesudah kematiannya. Dalam


Al-Qur`an terdapat pada surat.
1. QS. Al-Baqarah [2] : 85, 113, 174, 212
2. QS. Ali-„Imran [3] : 55, 77, 161, 180, 185, 194
3. QS. An-Nisa‟ [4] : 87, 109, 141, 159
4. QS. Al-Ma‟idah [5] : 14, 36, 64
5. QS. Al-An‟ȃm [6] : 12
6. QS. Al-A‟rȃf [7] : 32, 167, 172
7. QS. Yunus [10] : 60, 93
8. QS. Hud [11] : 60 98, 99
9. QS. An-Nahl [16] : 25, 27, 92, 124
10. QS. Al-Isra‟ [17] : 13, 58, 62, 97
11. QS. Al-Kahf [18] : 105
12. QS. Maryam [19] : 95
13. QS. Ta-Ha [20] : 100, 101, 124
14. QS. Al-Anbiyȃ [21] : 47
15. QS. Al-Hajj [22] : 9, 17, 69,
16. QS. Al-Mu‟minun [23] : 16

12
Achmad Baiquni, Al-Qur`an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, (Jakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa, 1996), Cet. 1, h. 259
19

17. QS. Al-Furqon [25] : 69


18. QS. Al-Qasas [28]: 41, 42, 61, 71, 72
19. QS. Al-„Ankabut [29] : 13, 25
20. QS. As-Sajdah [32] : 25
21. QS. Fatir [35] : 14
22. QS. Az-Zumar [39] : 15, 24, 31, 47, 60,67
23. QS. Fussilat [41] : 40
24. QS. Asy-Syura [42] : 45
25. QS. Al-Jasiyah [45] : 17, 26
26. QS. Al-Ahqaf [46] : 5
27. QS. Al-Mujadilah [58] : 7
28. QS. Al-Mumtahanah [60] : 3
29. QS. Al-Qalam [68] : 39
30. QS. Al-Qiyamah [75] : 1, 6
C. Nama-nama Hari Kiamat
Dalam Al-Qur‟an nama-nama hari kiamat disebut dengan beberapa
istilah, sebagaimana di singgung diatas ada kata al-qiyamȃh yang
sebelumnya yaitu mengisyaratkan keadaan manusia sesudah terjadinya
Kiamat.13 seperti Yaum al-mashsyar (hari tempat berkumpul), Yaum al-
jam’i (hari pengumpulan seluruh makhluk), Yaum al-hisab (hari
perhitungan) dan Yaum al-jaza’ (hari pembalasan). 14
Bahwasanya hari kiamat adalah termasuk hal yang ghaib, yang
mana agama-agama semuanya enurut kepada yang mempercayainya dan
beramal karenanya serta mempersiapkan untuknya. Hari itu pasti akan
datang dan terjadi di masa yang akan datang, sudah dekat atau masih lama.

13
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 10
14
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011), h. 8
20

Dengan demikian tiada jalan untuk mempelajarinya atau mengetahui


debagian kenyataan atau gambarannya kecuali dengan kembali kepada al-
Qur`an.15

Dalam Al-Qur`an nama-nama lain dari hari Kiamat ialah:

a. As-Sa’ah
Dalam Al-Qur`an sebanyak 40 kali, terdapat banyak pendapat
mengenai alasan penamaan hari kiamat dengan sa’ah. Diantaranya
karena Allah Swt.. menetapkan waktu terjadinya hari kiamat secara
cermat, sebagaimana firman Allah Swt..

          
“Segungguhnya hari kiamat itu akan datang aku merahasiakan
(waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang
ia usahakan.(QS. Thaha [20]: 15)

Ibnu Abbas memberi pengertian “Aku hampir merahasiakan


(waktu) nya” adalah bahwa Allah Swt.. nyaris menyembunyikan
waktu terjadinya hari kiamat itu, bahkan terhadap diri-Nya sendiri.
Lantas bagaimana mungkin dia memperlihatkan waktu terjadinya hari
kiamat itu kepada manusia atau selainnya. Allah Swt.. menyebutkan
sejumlah perkara yang tidak diperlihatkan kepada seorang pun.16
Dalam pengertian tersebut bahwa hari kiamat sudah Allah
Swt.. tetapkan di dalam Al-Qur`an maupun Hadis Nabi Saw, akan
tetapi untuk kejadian dan waktu masih sangat Allah Swt.. rahasiakan
kapan dan seperti apa kejadian hari kiamat.

15
Abdurrazaq Naufal, Hari Kiamat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), Cet. 1, h. 5
16
Agama RI Kementrian, Ensiklopedia Al-Qur`an, (Batara: PT charisma Ilmu), h.16
21

b. Al-yaum al-Akhir
Dalam arti hari yang akhir menunjukkan bahwa hari itu
merupakan hari terakhir bagi semua makhluk, terutama manusia,
sebelum mereka menuju akhir yang merupakan alam keabadian. Hari
itu merupakan akhir dari segala kehidupan dan akhir dari keberadaan
semua makhluk. Dalam Al-Qur‟an, istilah ini disebut 26 kali.17
Sebuah isyarat bahwa keyakinan pada hari akhir merupakan
salah satu akidah pokok dalam islam. Karena sejak saat itulah semua
janji Allah Swt.. pada manusia akan dipenuhi. 18

           
(8). di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada
Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah [2]: 8)

Dari situ pula sudah dijanjikan bagaimana Allah SWT.


memperingatkan kepada semua makhluk dengan semua Kebesaran
yang sudah Allah SWT. berikan dengan berbagai nikmat, maka dari
situ pula Allah SWT. akan memberikan nikmat lebih dengan semua
keyakinana dan kasih sayang Allah SWT. terhadap makhluknya.
c. Al-Qȃri’ah
Dalam arti suara ketukan yang keras bermakna suara keras
yang mengetuk dan memekakkan telinga. Suara keras yang

17
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 11
18
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 12
22

memekakkan (menyebabkan) telinga, ini merupakan tanda awal


kehancuran alam.19

          

      

  

(1). hari kiamat, (2). Apakah hari kiamat itu? (3). tahukah kamu
Apakah hari kiamat itu? (4). pada hari itu manusia adalah seperti
anai-anai yang bertebaran, (5). dan gunung-gunung adalah seperti
bulu yang dihambur-hamburkan.

Dalam bahasa arab, al-qar’u berarti memukul dengan keras.


Dari kata tersebut, muncullah kata al-maqra’ah (tempat pembantaian).
Orang Arab mengatakan, “Taqara’a al-fariqani fi al-qital (dua
golongan saling menikam dengan pedangnya).20” al-qȃri’ah menjadi
nama salah satu surat, dalam Al-Qur‟an disebut sebanyak 4 kali, dalam
bentuk nakirah, kata ini disebut sekali, al-qȃri’ah merupakan bencana
besar yang merisaukan hati manusia karena kedahsyatan yang luar
biasa.21
d. Al-Haqqah
Dalam arti adalah yang pasti terjadi kata ini terambil dari
haqqa-yahuqqu/yahiqu-haqqan, yang benar atau pasti. Hari Kiamat
disebut al-haqqah, karena pasti terjadi, atau benar akan datang. Meski
pasti dan benar akan terjadi, tidak ada satu manusia pun yang tahu

19
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 12
20
Agama RI Kementrian, Ensiklopedia Al-Qur`an, (Batara: PT charisma Ilmu), h.20
21
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 13
23

kapan dan bagaimana kejadiannya. Sebab, Kiamat merupakan hal gaib


yang hanya diketahui Allah SWT. saja. Dalam Al-Qur`an, kata al-
Haqqah disebutkan sebanyak 3 kali pada surat al-Hȃqqah [69] : 1-3.22

         

(1). hari kiamat[1501], (2). Apakah hari kiamat itu? (3). dan
tahukah kamu Apakah hari kiamat itu?
e. Al-Waqi’ah
Menurut arti adalah peristiwa hebat kata ini terambil dari
waqi’ (ism fa’il) yang berasal dari waqa’a-yaqa’u, yang terjadi.23
Dalam Al-Qur‟an, kata al-waqi’ah disebut sebanyak 2 kali. Ayat yang
menjelaskan bahwa terjadinya Kiamat tidak dapat didustakan atau
diingkari siapa pun. Pesannya ditujukan bagi siapapun yang tidak
mendapat balasan atas hal buruk yang dikerjakan di dunia. 24
Keutamaan surat Al-Waqi‟ah
Abdullah bin Mas‟ud tergolong sahabat dekat Rasulullah Saw.
Ia teringat sebuah hadis yang didengarnya langsung dari Nabi
Muhammad Saw, lalu ia berkata, “Mereka tidak butuh (harta) itu. Aku
menyuruh mereka membaca surat al-waqi’ah. Karena aku mendengar
Rasulullah Saw bersabda, Barangsiapa membaca surat al-waqi’ah
setiap malam tidak akan tertimpa kefakiran selamanya.25
Abu Abdillah, seorang ulama pengikut Imam Ali bin Abi
Thalib ra, mengatakan, Bahwa membaca surat al-waqi’ah setiap
22
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 13
23
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 13
24
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 14
25
Agama RI Kementrian, Ensiklopedia Al-Qur`an, (Batara: PT charisma Ilmu), h.22
24

malam jumat, Allah SWT. akan mencintainya dan menjadikan semua


orang mencintainya serta selamanya tidak akan mengalami
kesengsaraan, kefakiran, dan penderitaan dunia lainnya. Ia akan
menjadi sahabat karib Imam Ali bin abi Thalib ra. 26
Imam Abu Ja‟far ra juga berkata, “Barangsiapa membaca surat
al-waqi’ah sebelum tidur, akan berjumpa dengan Allah SWT. dengan
wajah seperti rembulan di malam purnama.27
f. Al-Ghasyiyah
Maksud kata ini adalah malapetaka yang menyelimuti
perasaan manusia Al-ghasyiyah mesti diartikan malapetaka hebat yang
menyelimuti perasaan manusia, sehingga mereka sangat ketakutan.
28
Kata ini berbentuk ketakutan. Dalam Al-Qur‟an, kata ini, bentuk
kata kerja atau kata kejadian lain nya, dalam Al-Qur`an disebutkan
sebanyak 26 kali. Namun, kata al-ghasyiyah sendiri hanya disebutkan
sebanyak 2 kali. Ayat yang menjelaskan bahwa Kiamat diawali
dengan kehancuran alam semesta. Fenomena itu merupakan besar bagi
siapa pun, sehingga wajah manusia tertunduk karena takut dan merasa
hina. Itulah balasan bagi mereka yang kufur pada ajaran-ajaran
Allah.29
Keutamaan surat al-ghasyiyah
Ubay bin Ka‟ab menuturkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“Barang siapa membaca surat al-ghasyiyah, Allah Swt.. akan
menghisabnya dengan hisab yang ringan.”

26
Agama RI Kementrian, Ensiklopedia Al-Qur`an, (Batara: PT charisma Ilmu), h.23
27
Agama RI Kementrian, Ensiklopedia Al-Qur`an, (Batara: PT charisma Ilmu), h.23
28
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 14
29
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 15
25

Abu Abdillah ra menuturkan, “Barang siapa yang senantiasa


membaca surat al-ghasyiah dalam salat fardu atau sunah, Allah Swt..
akan meliputi dirinya dengan rahmatnya di dunia dan di akhirat, serta
terbbebas dari azab neraka di hari kiamat”. 30
g. As-Sakhkhah
Arti dari kata ini adalah bunyi geleger yang keras sekali.
Dengan nama ini karena teriakan dan geleger suara yang timbul saat
itu sangat memekakkan telinga hingga hampir-hampir membuat
telinga tuli. Kata ini berasal dari sakhkha-yasukhkhu-sakhkhan, bunyi
benturan besi dengan besi yang keras sekali, bencana atau malapetaka
yang sangat besar.

           

          
(33). dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala
yang kedua), (34). pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
(35). dari ibu dan bapaknya, (36). dari istri dan anak-anaknya. (37).
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya.(Ab-Basa‟ [80]: 33-37)

Ayat yang menjelaskan, suara sangat keras itu adalah tiupan


sangkakala Malaikat Israfil yang kedua merupakan tanda datangnya
hari Kiamat (hancurnya alam semesta). Saat suara itu terdengar, setiap
orang akan sibuk dengan dirinya sendiri. Segala hal mereka lupakan,
meski anak, istri, orang tua, dan yang lainnya. Mereka hanya
memperhatikan nasib atau keadaan masing-masing yang harus

30
Agama RI Kementrian, Ensiklopedia Al-Qur`an, (Batara: PT charisma Ilmu), h.18
26

dipertanggungjawabkan perbuatannya sejalan dengan datangnya hari


Kiamat. 31
h. Yaum al-Ba’ts
Dalam arti hari kebangkitan manusia dari kubur32 yaitu
dihidupkannya orang-orang yang telah mati pada waktu tiupan tiupan
kedua. Yang dimaksud dengan Yaum al-Ba’ts adalah tempat
kembalinya badan dan hidupkannya hamba-hamba pada hari kiamat.
Dalam Al-Qur`an surat Az-Zumar [39] : 68

           

           
68. dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit
dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup
sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu
(putusannya masing-masing).

i. Yaum al-Khuruj
Yaitu hari dikeluarkannya manusia dari kubur menuju tempat
berkumpul) Al-Mahsyar ketika sangkakala kedua ditiup Malaikat
Israfil. Al-Qur`an surat. Qaf [50] : 42

        

(42). (yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-


benarnya Itulah hari ke luar (dari kubur).

j. Yaum al-Fasl

31
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 15
32
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 16
27

Pada sat itu ketentuan hari saat Allah memutuskan seluruh


persoalan yang telah dilakukan dan dipertentangkan oleh manusia.33

Dalam pengertian di atas adalah bagaimana orang-orang kafir


mendustakan ayat-ayat Allah Swt. Dengan semua keputusan yang
sudah Allah Swt. tetapkan, itu semua akan menjadi tanggungjawab
bagi orang-orang yang mempertentangkan ayat-ayat Allah Swt.

k. At-Tammah al-Kubra
Hari yang merupakan malapetaka besar bagi orang kafir dan
pendosa.34 Orang yang terbiasa berbuat maksiat dan zalim.

    


“Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah
datang”(QS. An-Nazi‟at [79]: 34)

l. Yaum al-Hasrah
Hari penyesalan, manusia yang bersalah merasakan penyesalan yang
amat dalam.35

           


“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu)
ketika segala perkara telah diputus. dan mereka dalam kelalaian
dan mereka tidak (pula) beriman.”(QS. Maryam [19]: 39)

33
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 16
34
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 16
35
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 17
28

Ayat ini menjelaskan bagimana orang-orang yang melalaikan


peringatan yang disampaikan kepada orang kafir, tentang peringatan
untuk melakukan amal shaleh.
m. Yaum al-Hisab
Peringatan bahwa hari perhitungan, semua amal manusia akan
diperhitungkan dengan teliti dan diadili dengan seadil-adilnya.36

         

           

         
“Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah
(penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di
antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan
mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan”(QS. Shȃd [38]: 26

n. Yaum al-Wa’id
Hari ancaman, pada hari itukejadian yang Allah Swt. ancam
mereka yang kafir dengan siksa.37 Bentuk ancaman itu sudah
dijanjikan kepada orang kafir.

       


“Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman”
(QS. Qaaf [50]: 20)

36
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 17
37
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 17
29

o. Yaum al-Azifah
Hari yang dekat karena hari kiamat telah dekat. Sesuatu yang
akan terjadi dimasa yang akan datang bisa di bilang dekat karena
kepastiannya akan terjadi. 38

          

     


“Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat
yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan
menahan kesedihan. orang-orang yang zalim tidak mempunyai
teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang
pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya” (QS. Al-Mu‟min [40]:
18)

p. Yaum Al-jam
Hari berkumpul, arti ini sama dengan yaum al-Mahsyar pada
hari itu semua manusia akan dikumpulkan di padang Mahsyar untuk
ditimbang amalnya dan ditentukan nasibnya; masuk surga atau
neraka.39

         

             
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa
Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura
(penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri)
sekelilingnya[1339] serta memberi peringatan (pula) tentang hari
berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. segolongan
masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam” (QS. Asy-Syurȃ
[40]: 7)

38
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 17
39
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 18
30

q. Yaum al-Thalȃq
Hari pertemuan, pada hari itu, semua manusia, kafir dan
mukmin, yang zalim dan dizalimi akan bertemu untuk diadili di
hadapan yang Maha Adil. 40

           

    


“(Dialah) yang Maha Tinggi derajat-Nya, yang mempunyai 'Arsy,
yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya
Dia memperingatkan (manusia) tentang hari Pertemuan (hari
kiamat)” (QS. Ghafir [40]: 15)

r. Yaum al-Tanad
Hari saling memanggil pada hari itu sebagian manusia
memanggil yang lain untuk meminta pertolongan, karena dahsyatnya
kejadian hari kiamat saat itu.41

      

“Hai kaumku, Sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan


siksaan hari panggil-memanggil” (QS. Ghafir [40]: 32)

s. Yaum al-Tagȃbun
Hari kerugian, pada hari itu ditampakkan kepada orang kafir
akan kesalahan mereka. Kesalahan karena menjual (melepaskan)

40
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 18
41
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 18
31

kebenaran yang telah sampai kepadanya dengan kekafiran. Mereka


pun akhirnya merasa rugi.42

            

         

       


“(ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari
pengumpulan, Itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. dan
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya
Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar” (QS. At-
Tagabun[64]: 9)

t. Yaum al-Jaza’
Arti kata hari pembalasan, manusia akan mendapatkan
balasan atas perbuatan yang sudah dilakukan di dunia. Balasan
atau siksaan manusia tergantung amalan dan perbuatan apa yang
pernah mausia lakukan selama hidup di dunia.
Secara umum, istilah Al-Qur‟an yang menunjukan pada makna
Pada kejadian diatas disimpulkan bahwa kiamat yang disebutkan
dengan waktu dan hari kejadian, maka kejadian Kiamat dapat
dikelompokan menjadi tiga,43 yaitu:
1. Nama yang menggambarkan karaktiristik, ialah al-Qȃri’ah,
al-Hȃqqah.

42
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 19
43
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 10
32

2. Julukan yang menggambarkan keadaan hari dan manusia


pada saat itu, ialah yaum al-Mahsyar, yaum al-Jam’I, yaum
al-Hisab, yaum al-Jaza’, al yaum al-Akhir, yaum al-Ba’ts,
yaum al-Khuruj, at-Tammah al-Kubra, yaum al-Hasrah,
yaum al-Hisab, yaum at-Talȃq, yaum at-Tanȃd, yaum-at-
Tagabun.
3. Julukan yang menggambarkan sifat-sifatnya, ialah as-
Sa’ah, al-Wȃqi’ah, as-Sakhah, yaum al-Fasl, yaum-al-
44
Wa’id, yaum al-Azifah.
D. Tanda-tanda Hari Kiamat
Tanda-tanda kiamat adalah merupakan suatu permulaan yang
menunjukkan dekatnya kejadian kiamat, Dikatakan, “Dia adalah sesuatu
yang diingkari manusia karena kecilnya urusannya sebelum Kiamat
terjadi”. Dan dikatakan : “Dia merupakan sebab-sebab Kiamat yang terjadi
sebelum terjadinya tannda-tanda yang besar dan sebelum terjadinya
45
Kiamat itu sendiri.

Dalam hadis Nabi Muhammad Saw menjelaskan tentang peristiwa


tanda-tanda terjadi hari kiamat.

ُ‫ بََََُِْب َّحُِِ عِِْذَ سَسُىهِ اهللِ صَيًَّ اهلل‬:َ‫حَذَّثٍَِْ أَبٍِ ُع ََشُ بُِِ اىْخَطَّبةِ قَبه‬
ُ‫ َشذَِذ‬،ِ‫ ِإرْ طََيعَ عَيََُِْب سَجُوٌ َشذَِذُ بََُبضِ اىثَُِّبة‬،ًٍِ‫عَئَُِِ وَسََّيٌَ رَاثَ َى‬
َ‫ حَخًَّ جََيس‬،ْ‫ َوىَب َ ِعشِفُُٔ ٍَِّْب أَ َحذ‬،ِ‫ ىَب َُشَي عَئَُِِ أََثشُ اىسَّ َفش‬،ِ‫سَىَادِ اىشَّ َعش‬
َُِِّٔ‫ضعَ مَف‬
َ َ‫ وَو‬،َُِِٔ‫ فَؤَسَِْذَ سُمْبَخَُِِٔ ِإىًَ سُمْبَخ‬،ٌَ‫ِإىًَ اىَّْبٍِِّ صَيًَّ اهللُ عَئَُِِ وَسََّي‬

44
Agama RI Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan Sains, Lajnah
pentashihan Mushaf Al-Qur‟an (Jakarta: 2011) h. 10
45
Yusuf al Wabil, Yaumul Qiyamah (Tanda-Tanda Dan Gambaran Hari Kiamat
Berdasarkan Sumber-Sumber Yang Otentik), (Jakarta: Qisthi Press 2006) h. 63
33

ًَّ‫ فَقَبهَ سَسُىهُ اهللِ صَي‬،ًِ‫ََ ُذ أَخِِبشٍِِّ عَ ِِ اىْئِسِيَب‬ َّ ‫ ََب ٍُح‬:َ‫ وَقَبه‬،ََِِٔ‫خز‬ِ َ‫عَيًَ ف‬
ُ‫ََذّا سَسُىه‬ َّ ‫ «اىْئِسِيَبًُ أَُْ حَشِ َهذَ أَُْ ىَب ِإىََٔ إِىَّب اهللُ َوأََُّ ٍُح‬:ٌَ‫اهللُ عَئَُِِ وَسََّي‬
،َُ‫ وَحَصُىًَ سٍََضَب‬،َ‫ وَحُؤِحٍَِ اىزَّمَبة‬،َ‫ وَحُقٌَُِ اىصَّيَبة‬،ٌَ‫اهللِ صَيًَّ اهللُ عَئَُِِ وَسََّي‬
َُٔ‫ فَعَجِبَِْب ى‬:َ‫ قَبه‬،َ‫ صَذَ ْقج‬:َ‫ قَبه‬،»‫وَحَحُجَّ اىْبَُِجَ إُِِ اسِخَطَ ِعجَ ِإىَُِِٔ سَبُِيًب‬
،ِ‫ «أَُْ حُؤٍَِِِ بِبهلل‬:َ‫ قَبه‬،ُِ‫ فَؤَخِِبشٍِِّ عَِِ اىِْئميَب‬:َ‫ قَبه‬،ُُٔ‫ وََُصَذِّق‬،ُُٔ‫َسَِؤى‬
،»ِِّٓ‫ وَحُؤٍَِِِ بِبىْ َقذَسِ خَُِشِِٓ وَشَش‬،ِ‫ وَاىَُْىًِِ اىْآ ِخش‬،ِِٔ‫ وَسُسُي‬،ِِٔ‫ وَمُخُب‬،ِِٔ‫وٍََيَبِئنَخ‬
َ‫ «أَُْ حَعُِبذَ اهللَ مَؤََّّل‬:َ‫ قَبه‬،ُِ‫ فَؤَخِِبشٍِِّ عَِِ اىْئِحِسَب‬:َ‫ قَبه‬،َ‫صذَ ْقج‬ َ :َ‫قَبه‬
‫ «ٍَب‬:َ‫ قَبه‬،ِ‫ فَؤَخِِبشٍِِّ عَِِ اىسَّبعَت‬:َ‫ قَبه‬،»َ‫ فَئُِْ َىٌِ َحنُِِ َحشَآُ فَئَُِّّٔ َشَاك‬،ُٓ‫َحشَا‬
َُْ‫ «أ‬:َ‫ قَبه‬،‫ فَؤَخِِبشٍِِّ عَِِ أٍََبسَحِهَب‬:َ‫اىََْسِئُىهُ عَِْهَب بِؤَعَِيٌَ ٍَِِ اىسَّبئِوِ» قَبه‬
ٍِ‫ َوأَُْ َحشَي اىْحُفَبةَ اىْ ُعشَاةَ اىْعَبىَتَ سِعَبءَ اىشَّبءِ َخَطَب َوىُىَُ ف‬،‫حَِيذَ اىْؤٍََتُ سَبَّخَهَب‬
ٍَِِ ٌِ‫ «ََب ُع ََشُ أَحَذِس‬:ٍِ‫ ثٌَُّ قَبهَ ى‬،‫ ثٌَُّ اِّطَيَقَ فَيَبِْثجُ ٍَيًُِّب‬:َ‫ قَبه‬،»ُِ‫اىْبَُُِْب‬
ٌُِ‫ «فَئَُِّّٔ جِِبشَِوُ أَحَب ُمٌِ َُعَيِّ َُن‬:َ‫ قَبه‬،ٌُ‫ اهللُ وَسَسُىىُُٔ أَعَِي‬:ُ‫اىسَّبئِوُ؟» قُ ْيج‬
»ٌِ‫دََِْ ُن‬
“Diriwayatkan dari Ummar bin Khattab ra. Ketika kami sedang
duduk di sisi Nabi Saw, tiba-tiba muncul kea rah kami seorang
laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam pekat rambutnya, tidak
tampak pada tumbuh nya tanda-tanda sehabis dari berpergian
jauh dan tidak seorang pun di antara kami mengenalnyya. Lalu
orang itu duduk di hadapan Nabi saw dengan menyandarkan
kedua lutut nya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua
telapak tangannya diatas kedua paha beliaiu dan berkata “Ya
Muhammad, beritahulah aku tentang islam” maka Nabi
menjawab: “Yaitu: Bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang
haq Allah Swt serta Muhammad Saw adalah Rasulullah,
mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, melakukan puasa pada
bulan Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Baitullah jika mampu
untuk mengadakan perjalanan kesana, “lelaki itu pun berkata
Jujur “benarlah engkau” kata umar: kami merasa heran kepada
34

nya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau.


“lalu ia berkata:beritahulah aku tentang iman! “Yaitu beriman
kepada Allah Swt para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-
rasul-Nya, dan akhirat serta beriman kepada Qadar yang baik dan
yang buruk.” Orang itupun berkata lagi “Benarkah engkau”
beritahulah aku tentang ikhsan” beliau menjawab “Yaitu:
ebribadah kepada Allah Swt dalam keadaan seakan-akan kamu
melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya dia
meliahtmu. “ ia berkata lagi: “beritahulah aku tentang kiamat”
beliau menjawab: orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak
lebih tahu dari pda orang yang menanyakan.” Maka orang itu
berkata: “beritahulah aku (sebagian dari) tanda-tanda kiamat itu!
“beliau menjawab: “yaitu: apabila ada hamba sahaya wanita
melahirkan tuan putri nya dan apa bila kamu melihat orang-orang
tak beralas kaki, tak berpakaian sempurna, melarat lagi
penggembala domba, saling banga-membanggakan diri dalam
membangun bangunan tinggi.” Kata Umra bin Khattab “ pergilah
orang laki-laki itu, sementara kami berdiam diri saja dalam waktu
yang lama, sehingga Nabi Muhammad Saw bertanay: “hai Umar
tahu kah kamu siapakah orang yang bertanya itu? Aku menjawab;
Allah Swt dan Rasuk-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda:
“Dia adalah Malaikat Jibril, telah datang kepada kalian untuk
mengajarkan urusan agama kalian. (HR. Imam Muslim)46

Dan disini disebutkan berbagai macam tanda-tanda kiamat antaranya


terbagi menjadi dua bagian:
1. Tanda-Tanda Kiamat Kecil
Tanda kiamat kecil ini terjadi mendahului hari Kiamat dalam
masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang
biasa terjadi.
1) Diutusnya Nabi Muhammad Saw Sebagai Nabi Akhir Zaman
2) Wafatnya Rasulullah
3) Wafatnya Para Sahabat Rasulullah Saw
4) Tejadinya Hujan Batu

46
Shahih Muslim, Al Musnad Al Shahih Al Mukhtashar bi An-Naql Al-A’dl an Al-A’dl
Rasulillah Saw, (Beirut: Dar al-Ihya, 261 H), Juz 1, h. 36
35

5) Menyia-nyiakan Amanah (kepercayaan)


6) Memperebutkan Amanah Rakyat
7) Munculnya Pemimpin Ahli Maksiat
8) Hilangnya Ilmu dan Maraknya Kebodohan
9) Maraknya Ketidakadilan di Tengah Masyarakat
10) Banyaknya Model Pakaian Wanita Yang Tidak Menutup Aurat
11) Terang-terangan Melakukan Perzinaan
12) Merebaknya Riba
13) Tidak Memperdulikan Sumber Penghasilan
14) Miras Dianggap Sebagai Hal Biasa
15) Berlomba-lomba Mendirikan Bangunan Pencakar Langit
16) Banyaknya Anak Yang Durhaka Terhadap Orang Tuanya
17) Banyak Terjadi Pembunuhan
18) Banyak Terjadi Kematian Secara Mendadak
19) Waktu Terasa Sangat Singkat
20) Menjamurnya Praktek Kemusyrikan di Kalangan Masyarakat
21) Maraknya Kemungkaran dan Kemaksiatan
22) Memutuskan Tali Persaudaraan
23) Tidak Memperdulikan Hak Tetangga
24) Ramah dan Mengucapkan Salam Hanya Kepada Orang Yang
Dikenal
25) Menuntut Ilmu Agama dari Seseorang yang Bukan Ahlinya
26) Kebenaran Mimpi Seorang Mukmin
27) Banyaknya Orang Berusia Lanjut Berpenampilan Seperti
Remaja
28) Kikir Mendermakan Harta Kepada Yang Membutuhkan
29) Meninggalnya Orang-orang Shaleh
30) Mendustakan Orang Jujur
36

31) Mempercayai Orang Yang Berkhianat


32) Maraknya Kebohongan Media
33) Munculnya Orang Tak Berilmu yang Tiru Campur dalam
Urusan Masyarakat Luas
34) Munculnya Tokoh Masyarakat dan Wakil Rakyat yang Tak
Berilmu
35) Memberikan Kesaksian Palsu, dan Menyembunyikan
Kebenaran
36) Banyaknya Buku Pengetahuan Namun Sangat Sedikit yang
Memanfaatkan
37) Mengabaikan Amalan-amalan Sunah
38) Menjadikan Masjid Sebagai Jalan Lewat
39) Berteriak-teriak di Masjid
40) Memperindah Bangunan Masjid, Namun Enggan
Meramaikannya
41) Populasi Wanita Lebih Banyak Dibandingkan Lelaki
42) Suburnya Kebencian Diantara Umat Manusia
43) Negeri Arab Kembali Subur dan Banyak Sungai-sungai Yang
Mengalir
44) Banyaknya Curah Hujan, Namun Minim Tetumbuhan
45) Berharapnya Kematian Karena Beratnya Cobaan
46) Mengidolakan Artis dan Menucilkan Ulama
47) Tidak Ikhlas dalam Mengeluarkan Zakat
48) Mempelajari Ilmu Agama Bukan Karena Allah SWT.
49) Takut Istri dan Durhaka terhadap Ibu Sendiri
50) Lebih Senang Berkumpul dengan Teman daripada dengan Ayah
51) Memuliakan Seseorang Karena Takut Kejelekannya
52) Banyaknya Pemurdatan
37

53) Bermegah-megahan Membangun Rumah


54) Menjadikan Lisan Sebagai Sumber Penghasilan
55) Keikutsertaan Istri Dalam Bisnis Suaminya
56) Maraknya Perdagangan
57) Banyakanya Pasar Yang Berdekatan
58) Monopoli Sebagian Pengusaha terhadap Pasar
59) Meninggalkan Hukum-hukum Allah SWT.
60) Sirnya Islam dari Muka Bumi
61) Banyaknya Pembaca Al-Qur`an dan Berkurangnya Ulama
62) Mahalnya Mas Kawin Wanita
63) Banyaknya Orang yang Berperut Buncit
64) Melimpahnya Kekayaan di Kalangan Masyarakat
65) Tidak Dibutuhkan Sedekah
66) Terkuaknya Kekayaan Perut Bumi
67) Munculnya Transportasi Baru
68) Kembalinya Manusia Kepada Kendaraan dan Persenjataan
Kuno
69) Hilangnya Gunung-gunung dari Tempatnya.47

2. Tanda-tanda Besar
1) Munculnya Imam Mahdi
2) Munculnya Dajjal
3) Turunnya Nabi Isa As
4) Munculnya Ya‟juj dan Ma‟ruj
5) Matahari Terbit dari Barat
6) Terjadinya Lubang Besar di Timur, Barat dan di Negeri Arab

47
Sholeh Taufiq, Detik-Detik Kiamat, Tanda-tanda Kiamat Shugro Dan Kubro,
(Tangerang: Lafazh Book indonesia 2017) h. 433
38

7) Munculnya Binatang Melatah dari Perut Bumi


8) Munculnya Asap
9) Munculnya Api yang Mengumpulkan Manusia
10) Diutusnya Angin Lembut yang Mencabut Ruh Orang Beriman
11) Tiupan Sangkakala dan Terjadinya Kiamat.48

Ada beberapa riwayat tentang tanda-tanda yang pertama muncul.


Ada yang meriwayatkan bahwa terbitnya matahari dari barat adalah tanda
pertama, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim. Ada juga
yang berpendapat bahwa keluarnya Dajjal adalah tanda pertama. Pendapat
kedua inilah yang lebih kuat, berdasarkan sabda Rasulullah Saw,
“Sesunggunya Dajjal akan keluar kepada kalian, dan itu adalah pasti.”49

E. Urgensi Mengetahui Tanda-tanda Hari Kiamat


Informasi tentang tanda-tanda hari kiamat sudah banyak
disebutkan di dalam Al-Qur`an dan Sunah Nabi. Karenanya, ada banyak
sekali faedah yang dapat diambil dari pembahasan tentang persoalan ini
dalam kehidupan.
Pertama, untuk mengaktualisasikan iman kepada perkara yang
gaib, yang merupakan salah satu dari rukun iman yang ke enam. Beriman
kepada yang gaib adalah menyakini semua yang sudah disampaikan oleh
Allah SWT. atau diberitahukan oleh Rasul-Nya Saw. Dan ditegaskan
secara shahih oleh riwayat-riwayat tentang berbagai peristiwa yang sudah
kita saksikan ataupun yang tak dapat kita saksikan, yang kita tahu bahwa
50
semua informasi itu benar dan valid. Informasi-informasi tentang

48
Manshur Abdul Hakim, Tanda-tandanya Menurut Islam, Kristen dan Yahudi, (Depok:
Gema Insani, 2007), Cet, 1, h.
49
Imam Al-Qurthubi, Rahasia Kematian, Alam Akhirat, Dan Kiamat, (Jakarta: Akbar
Media Eka Sarana 2004), Cet, 2 h.753
50
Irfan Fahmi, Ensiklopedia Kiamat, (Jakarta: Gema Insani 2013) h. 17
39

perkara gaib yang harus kita imani itu salah satunya adalah tanda-tanda
hari kiamat. Tanda-tanda ini di antaranya adalah keluarnya Dajjal,
turunnya Nabi Isa bin Maryam a.s. keluarnya Ya‟juj dan Ma‟juj,
keluarnya binatang melata, terbitnya matahari dari barat, dan peristiwa-
peristiwa lain yang sudah diwartakan secara shahih oleh banyak riwayat.
51

Kedua, pengetahuan tentang tanda-tanda hari kiamat dapat


mendorong jiwa untuk taat kepada Allah Swt dan mempersiapkan diri
menghadapi hari kiamat. Pengetahuan tentang hal ini juga mengandung
peringatan bagi orang-orang yang lalai dan anjuran bagi mereka untuk
bertobat serta tidak bergantung kepada dunia yang fana ini. Inilah yang
telah dipraktikkan oleh Rasulullah Saw.52
Ketiga, pegetahuan Nabi Muhammad Saw. Tentang tanda-tanda
hari kiamat bersifat gaib yang tidak bisa diprediksi melalui dugaan dan
perkiraan. Fakta ini merupakan bukti kebenaran risalah beliau Saw. Dan
beliau adalah utusan Allah yang Maha Mengetahui perkara gaib. Allah
SWT. berfirman:

           

         

“(dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.27.
Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya Dia
Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.
(QS. Al Jinn [72]: 26-27)

51
Irfan Fahmi, Ensiklopedia Kiamat, (Jakarta: Gema Insani 2013) h. 17
52
Irfan Fahmi, Ensiklopedia Kiamat, (Jakarta: Gema Insani 2013) h. 17
40

Keempat, pembahasan tentang tanda-tanda hari kiamat


mengandung penjelasan mengenai sejumlah hukum syariat dan
permasalahan fiqih.53
Dalam riwayat tentang keberadaan Dajjal dimuka bumi, yang
disebutkan bahwa ketika itu satu hari laksana satu tahun dan satu hari yang
lain laksana satu bulan, beberapa orang sahabat Nabi Saw bertanya kepada
Rasulullah tentang panjangnya hari-hari yang dilalui manusia saat Dajjal
muncul di dunia ini.
Seorang sahabat bertanya, “Apakah dalam satu hari itu cukup waktu bagi
kami untuk melaksanakan shalat sehari?”
Nabi Muhammad Saw menjawab, “Tidak meski demikian, perkirakanlah
sendiri waktu-waktu shalat dalam sehari.” Dari riwayat ini, kita dapat
simpulkan bagaimana kaum Muslimin melaksanakan shalat di satu negeri
yang waktu siang dan malamnya berjalan saat panjang hingga berbulan-
bulan.54
Dapat disimpulkan bahwa kejadian kiamat pada saat tiba nya
Dajjal datang itu sangat panjang, dengan semua perkiraan waktu shalat
yang dilalui.
F. Rangkaian Terjadi Hari Kiamat
Hal yang berdasarkan kejadian hari kiamat, itu mempunyai banyak
pendapat awal mula kejadian hari kiamat. Yang banyak pendapat para
ulama tafsir dan hadis tentang kejadian tanda-tanda besar itu terjadi.
Al-Qatbi berpendapat bahwa tidak akan tiba hari kiamat sebelum
melihat dan datangnya 10 (sepuluh) tanda. Yaitu, matahari terbit dari
barat, datangnya Dajjal, munculnya binatang melatah, tiga peristiwa
gerhana bulan (yakni gerhana yang terjadi di sebelah timu, gerhana yang

53
Irfan Fahmi, Ensiklopedia Kiamat, (Jakarta: Gema Insani 2013) h. 17
54
Irfan Fahmi, Ensiklopedia Kiamat, (Jakarta: Gema Insani 2013) h. 19
41

terjadi di sebelah barat, dan gerhana yang terjadi di semenanjung Arab),


keluarnya Nabi Isa a.s, keluarnya Ya‟juj Ma‟juj, dan muncul nya api dari
negara Yaman di sebuah jurang Aden. 55
Dari penjelasan diatas banyak yang berpendapat bahwaawal
kejadian kiamat tidak semua yang dijelaskan ketika hari kiamat sudah
terjadi, tetapi penulis menuliskan 10 (sepuluh) tanda-tanda secara lengkap.
Beberapa pendapat sebelum hari kiamat terjadi yang menceritakan
macam-macam pendapat hari kiamat itu tiba, maka tanda-tanda hari
kiamat pun datang untuk menakuti manusia.
Berdasarkan rangkaian yang terjadi sebelum hari kiamat itu tiba,
sebagai berikut:
1. Rangkaian yang terjadi pertama kali pada hari kiamat. Ialah,
tiga peristiwa gerhana. Salah satu nya pernah terjadi pada
zaman Nabi Saw yakni yang dikemukakan oleh Ibnu Wahab.56
2. Dalam riwayat hadis, disebutkan bahwa binatang melatah
keluar terlebih dahulu sebelum Ya‟juj dan Ma‟juj. Dan
pendapat ini masih belum terbukti benar. Tetapi ada pendapat
lain, bahwa tanda-tanda hari kiamat yang pertama kali terjadi
adalah dengan munculnya Dajja, lalu diturunkan nya Nabi Isa
a.s, baru turunnya Ya‟juj dan Ma‟juj. Tetapi ketika Allah Swt.
Membunuh mereka semua, seperti yang diterangkan bahwa
dicabutnya nyawa Nabi Isa a.s, sehingga pada saat itu suasana
bumi sangat sepi dalam beberapa wwaktu yang cukupa dalam
menghadapi tersebut, dan pada saat itu pula kondisi orang

55
Imam Al-Qurthubi, Rahasia Kematian dan Alam Akhirat dan Kiamat, (Jakarta: Akbar
Media Eka Rahasia 2003), h. 705
56
Imam Al-Qurthubi, Rahasia Kematian dan Alam Akhirat dan Kiamat, (Jakarta: Akbar
Media Eka Rahasia 2003), h. 705
42

Islam melakukan kebiasaan seperti biasa, yaitu berbuat maksiat


(kafir).57
3. Demikian pendapat Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab, Abu
Hurairah, Ibnu Abbas, Ibnu Malikah, dan al-Hasan. Dalam
firman Allah Swt surat Ad-Dukhan [44] : 10

      

10. Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang


nyata.
pendapat ayat tersebut, Ibnu Mas‟ud mengatakan,
“Musim penceklik dan kesulitan yang menimpa kaum Quraish
sanggup menjadikan seseorang melihat udara seperti dipenuhi
dengan tebalnaya kabut, sehingga mereka terpaksa memakan
tulang. Dan sudah pernah terjadi peristiwa kekerasan, turunnya
kabut tebal dan azab.”
4. Pendapat Syaikh al-Qurthubi, ada riwayat dari Ibnu Mas‟ud
seperti yang dikutip oleh Mujahid yang mengatakan bahwa
peristiwa munculnya kabut itu terjadi dua kali, yang pertama
sudah terjdi, dan kabut yang kedua akan menutupi langit dan
bumi. Kabut ini membuat orang beriman terserang penyakit
pilek, tetapi membuat telinga orang kafir sangat tersiksa. Dan
setelah itu ditiupkannya angina untuk mencabut nyawa orang-
orang beriman, baik laki-laki dan perempuan. Sehingga yang

57
Imam Al-Qurthubi, Rahasia Kematian dan Alam Akhirat dan Kiamat, (Jakarta: Akbar
Media Eka Rahasia 2003), h. 707
43

masih bertahan hidup hanya orang-orang kafir untuk


menikmati siksan tersebut.58
5. Mengenai jenis binatang melatah dijelaskan dalam Al-Qur‟an
surat An-Naml [27] : 82

         

      


82. dan apabila Perkataan telah jatuh atas mereka, Kami
keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan
mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia
dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.

Maksud ayat diatas adalah, manusia pada saat itu


terhanyut dengan perbuatan maksiat yang melaumpaui batas,
serta sikap berpalingnya manusia terhadap syariat Allah Swt.
dan hukum agama. Yaitu termasuk manusia yang paling jahat,
maka pada saat itu pula manusia dikeluarkan dari muka bumi
akhir zaman. Dan dikeluarkannya satu tanda-tanda kiamat
besar yang sejenis binatang melatah, yang memberitahukan
kepada manusia bahwa sesungguhnya manusia yang
mengingkari hari kebangkitan, yang tidak mengimani Al-
Qur`an.

58
Imam Al-Qurthubi, Rahasia Kematian dan Alam Akhirat dan Kiamat, (Jakarta: Akbar
Media Eka Rahasia 2003), h. 708
BAB III
BIOGRAFI SAYYID QUTB SERTA KITAB MASYAHID FI YAUM AL-
QIYȂMAH

A. Sosio-Histori Sayyid Qutb


1. Biografi Sayyid Qutb
Nama lengkap Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili, ia lahir di
Mausyah salah satu daerah Propinsi Asyut, Mesir. Pada tanggal 9
Oktober 1906. Beliau merupakan anak tertua dari lima bersaudara,
dua laki-laki dan tiga perempuan. Namun jumlah sebenarnya saudara
kandungnya berjumlah tujuh orang, tetapi dua orang telah meninggal
dunia sewaktu usia kecil. Ia dibesarkan didalam sebuah keluarga yang
harmonis dan taat beragama, banyak membaca dan mendengarkan
lantunan ayat-ayat Al-Qur`an. 1
Sayyid Qutb bersama empat saudara kandung, dan beliau
adalah anak kedua, saudara kandung pertmanya adalah Nafisah, lebih
tua tiga tahun darinya. Berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain,
Nafisah bukan seorang penulis. Tetapi ia menjadi aktivis islam dan
menjadi syahidah.2
Kedua, Aminah ia juga aktivis islam dan aktif menulis buku-
buku sasta. Ada dua buku yang terbitkan Aminah, yaitu Fi Tayyar al-
Hayȃh (Dalam Arus Kehidupan) dan Fi ath-Thȃriq (di jalan). Aminah
menikah dengan Sayyid Muhammad Kamaluddin as-Sanuari pada

1
Slahah abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Sayyid
Qutb, terj. Salafuddin Abu Sayyid (Surakarta: Era Intermedia, 2001), h.23-24
2
Slahah abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Sayyid
Qutb, terj. Salafuddin Abu Sayyid (Surakarta: Era Intermedia, 2001), h.24

44
45

tahun 1973. Suaminya meninggal sebagai syahid di penjara pada 8


November 1981. 3
Ketiga, Hamidah adik perempuan bungsu. Ia juga seorang
penulis buku. Ia menulis buku bersama saudara-saudaranya dengan
judul At-Athyȃf al-Arba’ah. Keaktifannya dalam pergerakan islam,
membuat dirinya divonis penjara 10 tahun dan dijalaninya selama
enam tahun empat bulan. Setelah keluar dari penjara, ia menikah
dengan Dr. Hamdi Mas‟ud.
Keempat, Muhammad Quthb. Ia adalah adik Sayyid Qutb
dengan selisih umur sekitar 13 tahun. Ia mengikuti jejak Sayyid Qutb
dengan menjadi aktivis pergerakan Islam dan penulis tentang masalah
islam dalam berbagai aspeknya. Lebih dari 12 buku telah ditulisnya. 4
Ayahnya bernama al-Hajj Qutb bin Ibrahim dan ibunya
bernama Sayyidah Nafash Qutb. 5 Bapaknya seorang petani terhormat
yang relatif berada dan menjadi anggota komisaris Partai Nasionalis
di desanya. Rumahnya dijadikan markas bagi kegiatan politik, lebih
dari itu dijadikan pusat informasi yang selalu didatangi oleh orang-
orang yang ingin mengikuti berita-berita nasional dan internasional
dengan diskusi-diskusi para aktivis partai yang sering berkumpul
dirumahnya untuk membaca Koran.6
Ayah Sayyid Qutb yang terkenal cinta ilmu dan menitik
beratkan pendidikan anak-anaknya pada ajaran islam dan mencintai
Al-Qur`an. Hal ini mempengaruhi kehidupan Sayyid Qutb an
membentuknya menjadi orang yang terkenal, baik dalm ilmu social

3
Slahah abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Sayyid
Qutb, terj. Salafuddin Abu Sayyid (Surakarta: Era Intermedia, 2001), h.24
4
Nuim Hidayat, Sayyid Qutb Biografi dan Kejernihan Pemikirannya, (Jakarta: Gema
Nurani, 2005), h. 17
5
MH bin Zulfikar, Jurnal Biografi Sayyid Qutb, (Universitas SUSKA: 2015) h. 1
6
MH bin Zulfikar, Jurnal Biografi Sayyid Qutb, (Universitas SUSKA: 2015) h. 2
46

politik, bahasa maupun dalam pendidikan. Sebagaimana dikatakan


oleh Shaleh Abdul Fatah bahwa kelebihan-kelebihan yang ada pada
ayahnya, itu sungguh sangat berpengaruh bagi kepribadiannya
sehingga tercerminlah pada dirinya kepribadian ayahnya yang pernah
beliau terapkan dalam kehidupannya. Itulah yang berwibawa dan
terhormat, konsisten pada agamanya, teguh pendirian, komitemen dan
dermawan. 7
2. Perjanan Intelektual Sayyid Qutb
Sejak masuk bangku sekolah dasar didesanya, Sayyid Qutb
menghafal Al-Qur‟an dengan tekun. Ia dengan kemampuannya yang
menakjubkan mampu menghafal Al-Qur‟an dengan akurat dalam
waktu tiga tahun. Ia mulai menghafal umur delapan tahun dan
menyelesaikannya dengan sempurna pada umur sebelas tahun. Al-
Qur‟an (yang sudah dihafalnya sejak kecil) mempunyai pengaruh
yang besar dalam mengembangkan sastra dan seninya dalam usia
yang masih muda. 8
Setelah terjadinya Revolusi Rakyat Mesir pada tahun 1919
melawan pendudukan Inggris, Sayyid Qutb yang masih berusia tiga
belas thaun dikirimkan kepada seorang pamannya ke Kairo untuk
melanjutkan pendidikan tingkat Tsanawiyah nya (tingkat menengah)
di Tajhiziyyah Darul „Ulum dan lulus pada tahun 1921. 9
Kemudian ia lanjut kuliah di Darul „Ulum (nama lama
Universitas Kairo, sebuah universitas terkemuka dalam bidang
pengkajian ilmu Islam dan sastra Arab, dan juga tempat al-Imam

7
Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membca Kitab Tafsir Klasik-Modern,
(Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h.131
8
Slahah abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Sayyid
Qutb, terj. Salafuddin Abu Sayyid (Surakarta: Era Intermedia, 2001), h.26
9
Slahah abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Sayyid
Qutb, terj. Salafuddin Abu Sayyid (Surakarta: Era Intermedia, 2001), h.26
47

Hasan al-Banna belajar sebelumnya). Pada masa-masa kuliah, Sayyid


Qutb sudah mempunyai kegiatan sastra dan politik, dan pemikiran
yang nyata. Sayyid Qutb mengkoordinasi sebuah symposium kritik
sastra, memimpin perang kesusastraan, serta memilih sejumlah teman
mudanya yang menjadi sastrawan, menerbitkan sajak-sajak maupun
esai-esainya di berbagai Koran majalah, serta meyampaikan ceramah-
ceramah kritisnya di mimbar fakultas. Ia memperoleh Ijtima’iyyah fi
al-Islam yang membuat partai komunis Mesir meletakkannya sebagai
musuh utama mereka. Dengan buku tersebut Sayyid Qutb berarti
merebut isu kesejahteraan social dari mereka, dan mengarahkan para
pemikir, intelektual, dan masyarakat umum ke manhaj yang lain,
yaitu manhaj islami.10
Karenanya, ia mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat oleh
pemerintah Mesir dalam rangka memperdalam pengetahuannya di
bidang pendidikan selama dua tahun. Ia membagi waktu studinya
antara Wilson‟s Teacher‟s College di Washington, Greeley College di
Colorado, dan Stanford University di California. Ia juga mengunjungi
banyak kota besar di Amerika serikat serta berkunjung ke Inggris,
Swiss dan Italia.11
Beliau tinggal di Amerika selama dua setengah tahun, hilir
mudik antara Washington dan California. Sayyid qutb di Amerika
mengapresiasikan culture shock yang membuatnya semakin religious

10
K. Salim Bahnasawi, Butir-butir Pemikiran Sayyid Qutb: Menuju Pembaruan Gerakan
Islam, terj. Abdul Hayyie al-Kattani dkk, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h.16-17
11
Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilalil Qur`an (Diwabah Naungan Al-Qur`an), terj. As‟ad
Yasin, dkk., Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h.406
48

dan kian yakin akan kemerosotan moral orang Barat yang dapat
dikategorikan sebagai jahiliyah modern.12
Hasil studi dan pengalamannya selama di Amerika Serikat
Sayyid Qutb melihat bahwa sekalipun Barat telah berhasil meraih
kamajuan pesat alam bidang sains dan teknologi, namun
sesungguhnya ia merupakan peradaban yang karena kosong dari nilai
spiritual.13
3. Pengalaman Organisasi
Setahun setelah kembali dari amerika serikat, ia bergabung
dengan Jama‟ah Ikhwanul Muslimin14 pada tahun 1951 dan menjadi
salah satu seorang tokohnya yang berpengaruh, di samping Hasan al-
Hudaibi dan Abdul Qadir Audah. Sewaktu larangan terhadap
Ikhwanul Muslimin di cabut pada 1951, ia terpilih sebagai anggota
panitia pelaksana dan memimpin bagian dakwah. Istana dan para
meneterinya menilai Sayyid Qutb sebagai ancaman atas sistem
monarik karena pemikiran-pemikirannya membuat Ikhwan (sebutan
singkat Ikhwanul Muslimin) makin mendapatkan hari di masyarakat.
Menurut beliau, berhukum kepada sistem atau undang-undang
Allah SWT dan kitab-Nya bukanlah perbuatan sunah, sukarela atau
pilihan, tetapi itu adalah keimanan. Firman Allah SWT:

12
Irwan Masduqi, ketika Nonmuslim Membaca Al-Qur`an, (Yogyakarta: Bunyan, 2013),
h. 109
13
Muhammad Misbah, Corak Penafsiran Sayyid Qutb dalam Dhilal Al-Qur`an,
http://badaigurun.blogspot.com/2009/05/corak-penafsiran-sayyid-qutb-dalam-html diakses pada
tanggal 22 Juli 2019
14
Jama‟ah Ikhwanul Muslimun berdiri di kota Islamiyah, Mesir pada Maret 1928 dengan
pendirinya hasan al-Banna, adalah salah satu jamaah dari umat Islam, mengajak dan menuntut
ditegakkanya syari‟at Allah, bekerja dengan-Nya dan untuk-Nya, keyakinan yang bersih
menghujam dalam sanubari, pemahaman yang benar yang merasuk dalam akal dan fitrah, syari‟ah
yang mengatur al-Jawarih (anggota tubuh), perilaku dan politik. Gerakan Ikhwanul Muslimin
sudah tersebar ke seluruh dunia. (lihat Wikipedia
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin,diakses pada tanggal 22 Juli 2019).
49

          

  

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat


(peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan
janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak
mengetahui” (QS. Al-Jȃtsiyah [45]: 18)
Sayyid Qutb juga memulai menulis karya monumentalnya,
yaitu tafsir Fi Zhilȃl Al-Qur’an yang dimulai dengan bentuk
artikel pada majalah al-Muslimȗn, yang kemudian beliau
terinpirasi untuk meneruskan penafsirannya dalam bentuk kittab.
Pada juli 1954, ia menjadi pemimpin redaksi harian
Ikhwanul Muslimin. Akan tetapi, baru dua bulan usianya, harian
itu ditutup atas perintah Presiden Mesir Kolonel Gamal Abdul
Nasser karena redaksi tersebut mengancam perjanjian Mesir-
Inggris 7 Juli 1954. Sekitar Mei 1955, Sayyid Qutb termasuk
salah seorang pemimpin Ikhwȃnul Muslimin yang ditahan setelah
organisasi itu dilarang oleh Presiden Nasser dengan tuduhan
berkomplot untuk menjatuhkan pemerintah, meskipun Sayyid
Qutb adalah salah seorang sahabat dari penasehat yang paling
setia terhadap Nasser. Pada 13 Juli 1955, pengadilah rakyat
menjatuhkan hukuman ilmu belas tahun penjara dengan kerja
paksa. Ia ditahan di beberapa penjara di Mesir.15 Pada masa ini
beliau melanjutkan tulisannya pada tafsir Fi Zhilȃl Al-Qur`an,
Hȃdzȃh ad-Dĩn, dan Ma’ȃlim fi ath-Thȃriq di dalam penjara.

15
Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilalil Qur`an (Diwabah Naungan Al-Qur`an), terj. As‟ad
Yasin, dkk., Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h.406
50

Namun karena tuduhan tidak terbukti, ia hanya menjalani hidup di


penjara selama 9 tahun atas perminta Presiden Irak Abdul Salam
Alif yang mengadakan kunjungan muhibah ke Mesir pada tahun
1964. 16
Baru setahun menghirup udara bebas, pada musim panas
tahun 1965, penahanan anggota dan simpatisan Ikhwanul
Muslimin kembali dimulai. Pada bulan Agustus 1965, Sayyid
Qutb ditahan, begitu pula semua anggota kelompok yang dekat
dengan dirinya. Dan pada September, pihak berwenang Mesir
memeriksa kasusnya. Mereka menuduh ada persengkokolan besar
yang diorganisasikan oleh Aparat Rahasia Ikhwanul Muslimin,
dan bermaksud membunuh Presiden Nasser serta menciptakan
kekacauan umum, dan pada akhirnya akan merebut kekuasaan.17
Di tangan Jaksa, desakan, peringatan, serta polemik yang
mewarnai Mȃ’lim Fi ath-Thariq jadi mengancam, dan dipakai
untuk menyusun dakwaan terhadap Sayyid Qutb, Sayyid Qutb
diadili oleh Pengadilan Militer yang dimulai pada 12 April 1966.
Sebagian besar berdasar pada tulisannya, namun juga pada
„pengakuan‟ orang lain, dia dituduh berupaya menumbangkan
pemerintah Mesir dengan kekerasan. Pada 21 Agustus 1966,
Sayyid Qutb bersama Abdul Fattah Isma‟il dan mantan teman
satu sel Sayyid Qutb, Muhammad Yusuf Hawwasy, dinyatakan
bersalah, dan dihukum mati. Hukuman ini dilaksanakan pada 29
Agustus 1966, Sayyid Qutb dan dua temannya digantung18
diiringi tangis duka dan hysteria massa. Sayyid Qutb pernah

16
Akhmad Jenggis, Kebangkitan Islam, (Yogyakarta: NFP Publishing, 2011), h. 87
17
Syaikh Muhammad Sa‟id Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), h.251
18
Ali Rahmena, Para Perintis Zaman Baru Islam, H. 164-165
51

diminta menulis surat yang menyatakan kebenaran Gamal Abdul


Nasser dan dijadikan pengampunan. Namun Sayyid Qutb
menolak dan berkata “Sesungguhnya jari telunjuk yang bersaksi
terhadap ke-Esaan Allah SWT dalam shalat, benar-benar akan
menolak untuk menulis satu huruf pun yang mengakui Hukum
Thȃghȗt.19
Sebelum pelaksanaan hukuman mati, seorang syaikh yang
tunduk kepada pemerintah menyuruhnya agar mengucapkan
kalimat La Ilȃha Illallah. Sayyid Qutb berkata kepadanya, “Saya
memang datang ke sini untuk membela kalimat tersebut. Pergilah
anda ada orang-orang yang seperti anda untuk memakan pecahan
dari hidangan kalimat La Illȃha Illallah.”
Setelah terjadinya kekalahan negara-negara Arab dari Israel
dalam pertempuran Islam 1967, Ketua Partai Kemerdekaan
Maroko yang bernama Alal AK-Farisi berkata, “Allah SWT pasti
memberikan kemenangan kepada pasukan yang dipimpin oeh
Sayyid Qutb”20
4. Karya-Karya Sayyid Qutb
Sayyid Qutb telah menulis lebih dari dua puluh buku.21
Karya-karya Sayyid Qutb berkembang diberbagai negara-negara
Islam, diantaranya beredar di kawasan Eropa, Asia dan Amerika.
Di mana terdapat pengikut-pengikut Ikhwanul Muslimin, hapir
dipastikan di sana terdapat buku-buku Sayyid Qutb, karena ia

19
Fadh bin Abdurrahman ar-rumi, Ulumul Qur`an: Studi Kompleksitas Al-Qur`an,
Amirul Hasan dan Muhammad Halabi, (Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996), h.215
20
Syaikh Muhammad Sa‟id Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), h.254
21
Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilal al-Qur`an, (Di Bawah Naungan Al-Qur`an, terj. As‟ad
Yasin, dkk., jilid I, h.406
52

adalah tokoh utama Ikhwanul Muslimin terkemuka.22 Beliau


meninggalkan sejumlah kajian dan studi yang bersifat sastra
maupun keislaman. Berikut ini akan disebutkan secara urut sesuai
dengan waktu terbitan cetakan pertamanya:
a. Muhimmatus Sya’ir Fi al-Hayah wa syi’r al-Jail al-Hadhir,
terbit tahun 1933
b. Asy-syuthi’ al-Majhul, kumpulan sajak Sayyid satu-
satunya, terbit bulan februari tahun 1935
c. Naqud Kitȃb “Mustaqbal Ats Tsaqafah Fi Mishr” li Ad-
Duktur Thaha Husain, terbit tahun 1939
d. At-Tashwir al-Fanni Fi Al-Qur`an, buku keislaman yang
pertama terbit tahun bulan april 1945
e. Al-Athyaf Al-Arba’ah, ditulis bersama saudara-saudaranya
yaitu Aminah, Muhammad dan Hamidah, terbit tahun 1945
f. Thifl min Al-Qaryah, berisi gambaran desanya secara
catatan masa kecil di desanya, terbit tahun 1946
g. Al-Madinah Al-Manshurah, sebuah kisah khayalan semisal
kisah seribu satu malam, terbit pada tahun 1946
h. Kuttub wa Syakhsyiyat, sebuah studi Sayyid Qutb terhadap
karya-karya pengarang lain, terbit tahun 1946
i. Asywak, terbit tahun 1947
j. Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah fi Al-Qur`an, bagian kedua
dari serial pustaka baru Al-Qur`an, terbit tahun 1947
k. Raudhatut Thifl, ditulis bersama Aminah As-Sa‟id dan
Yusuf Murad, terbita dua episode

22
Nuim Hidayat, Sayyid Qutb Biografi dan Kejernihan Pemikirannya, (Jakarta: Gema
Nurani, 2005), h. 22
53

l. Al-Qashash Ad-Diniy, ditulis bersama Abdul Hamid Jaudah


As-Sahhar
m. Al-Jadid fi Al-Lughah Al-Arabiyah, ditulis bersama penulis
lain
n. Al-Jadid fi Al-Mahfuzhat, ditulis bersama penulis lain
o. Al-Adalah Al-Ijtima’iyah Fi Al-Islam, buku pertama Sayyid
Qutb dalam hal pemikiran islam, terbit pada bulan april
tahun 1949
p. Mara’kah Al-Islam wa Ar-Ra’samaliyah, terbit pada bulan
februari 1951
q. As-Salam Al-Alami wa Al-Islam, terbit bulan oktober 1951
r. Fi Zhilal Al Qur`an, cetakan pertama juz pertama, terbit
bulan oktober 1952
s. Dirasat Islamiyah, kumpulan berbagai macam artikel yang
dihimpun oleh Muhibbuddin Al-Khathib, terbit tahun 1953
t. Al-Mustaqbal Li Hadza Ad-Din, terhitung sebagai
penyempurna buku Hadza Ad-Din
u. Khasha’ish At-Tashawwur Al-Islami wa Muqawwimatuhu,
buku beliau yang paling mendalam yang beliau khususkan
untuk membicarakan tentang karakteristik akidah dan
unsur-unsur dasarnya.
v. Al-Islam wa Musykilat Al-Hadharah
w. Ma’alim Fi At-Thariq, berisi ringkasan pemikiran gerakan
beliau, dan juga yang menyebabkan penulisnya dijatuhi
hukuman eksekusi.
54

B. Mengenal Profil Kitab Masyahid Fi Yaum Al Qiyamah


1. Latar Belakang Penulisan dan Penamaan Kitab
Mengenai judul Kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah karya
Sayyid Qutb mengungkapkan dalam bentuk rasa yang
membangkitkan daya khayal tentang suasana hati, suasana jiwa,
kejadian yang dirasakan, peristiwa yang mengungkapkan model
manusiaa dan karakternya. bahwa dunia ini sangat luas,
Menjelaskan maut dan kebangkitan, nikmat dan azab. Maka bagi
orang yang beriman banyak mendapatkan syafaat di surganya
disana. Dan bagi orang yang kafir yang mendustakan Allah SWT
mendapatkan azab dan tidak mendapatkan syafaatnya.
Menjelaskan makna yang sangat jelas mengenai kejadian dan
gambaran kiamat yang beliau jelaskan, bahwa tentang kiamat itu
benar-benar sangat nyata dan jelas.23 Nilai-nilai pengungkapan
gambaran-gambaran yang diperlihatkan dan nikmat ini adalah
tidak hanya gambaran hari kiamat tapi balasan atau ganjaran bagi
semua yang mendustakan perintah Allah SWT dalam ayat-ayat Al-
Qur‟anyang Sayyid Qutb jelaskan dalam kitab Masyȃhid Fi Yaum
Al-Qiyȃmah.
Kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah ditulis tidak mengikuti
urutan surat Al-Qur‟an saat ini, kitab ini mendasari pada urutan
Asbab Nuzul sebagaimana Al-Qur‟an pertama kali diturunkan oleh
Nabi Muhammad Saw sesuai dengan peristiwa yang terjadi.
Sebelum memulai penafsirkan pada surat dan ayat yang kaji oleh
Sayyid Qutb, Sayyid Qutb menuliskan surat membuka yakni Surat

23
Slahah abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Sayyid
Qutb, terj. Salafuddin Abu Sayyid (Surakarta: Era Intermedia, 2001), h. 109
55

Al-Qalam, Sayyid Qutb terlebih dahalu menulis landasan latar


belakang dalam kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah.
Pada tahun 1947, Sayyid Qutb berusia 36 tahun, setelah
beliau lulus kuliah beliau memulai menulis banyak buku
diantaranya Kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah pada saat itu
pula posisi beliau bekerja sebagai badan pengawas sekolah di
Departemen Pendidikan tepatnya pada tahun 1948. Dalam dua
tahun beliau menulis lima karya buku, diantaranya Masyȃhid Fi
Yaum Al-Qiyȃmah fi Al-Qur`an, Raudhatut Thifl (2 episode), Al-
Qashash Ad-Diniy, Al-Jadid fi Al-Lughah Al-Arabiyah, Al-Jadid fi
Al-Mahfuzhat. Pada saat itu pula Sayyid Qutb memulai untuk
menuliskan kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah,24
Sebagai kata pembuka atau spirit dari ungkapan
“Mukaddimah” Kitab ini ditulis bertujuan untuk menghadirkan Al-
Qur`an dalam perasaan kita secara baru, persis sebagaimana orang
Arab menerimanya pertama kali. Al-Qur`an adalah kitab yang
mukjizat yang indah, yang paling berharga dalam keseluruhan
perpustakaan Arab. Tak sedikit pun yang berusaha
mengungkapkan dan menangkap kembali keindahannya.
Mengembangkan berbagai penafsiran linguistic, sintaksis,
kesejarahan, fiqih dan bahkan legenda, juga menonjolkan sisi
estetikanya, menguraikan karakteristik kesasteraannya dan
menggungah perasaan terhadap berbagai aspek keindahan Al-
Qur`an.
Dalam buku ini menyajikan bukti-bukti tentang kiamat.
Namun berdasarkan urutan sejarah turunnya (tartib surat) dimana

24
Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membca Kitab Tafsir Klasik-Modern,
(Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h.139
56

bukti-bukti itu ditemukan. Kemudian surat-surat itu disusun


menurut urutan turunnya. Cara seperti ini memang masih
spekulatif yang belum memberikan kepastian, namun ituah cara
satu-satunya yang mungkin bagi saya hidup di abad keempat belas
Hijriyah ini.
Memberikan peringatan kepada kita agar senantiasa ingat
akan ada nya hari kiamat, sehingga dapat mempersiapkan diri
untuk menghadapinya dengan sebaik-baik mungkin. Kelebihan
beliau dalam menafsirkan ayat itu mampu menganalogikan
kejadian apa yang terjadi dalam suatu kalangan (tempat beliau
tinggal). Beliau juga sangat handal dalam mempengaruhi suatu
kalangan dan memotivasikan untuk bangkit dan berjuang sehingga
suatu kalangan ikut ambil dalam menafsirkan ayat.
2. Metode Penulisan Buku Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah
Metode penulisan jenis tafsir tematik ialah dengan cara
menghimpun ayat-ayat Al-Qur`an yang terkait dengan tema-tema
tertentu. Tafsir tematik ini berperan penting karena dapat
menyelesaikan problem-prblem yang terjadi pada masyarakat. 25 ayat
yang dijelaskan dalam kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah
berdasarkan asbab nuzul yang dijelaskan berdasarkan turunnya
kejadian ayat Sayyid Qutb.
3. Sumber dan referensi kitab
Beliau tidak banyak mengutip-kutipan tafsir bersumber
penafsiran bi al-Ra’yi Dan khususnya pada dugaan kuat Muffasir,
khususnya tentang hal-hal yang langka.26

25
M Sja‟roni, Studi Tafsir Temtaik, Panca Wahana Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1,
2014
26
Abdul Aziz, Hari Kiamat Menurut Al-Qur`an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986), h. 322
57

Sumber rujukannya beberapa kitab tafsir yang beliau kutip


dalam penafsiran Kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah adalah Al-
Qur‟an Al-Sharif. Mengenai tartib surat dan penjelasan ayat-ayat
Makkiyah dan Madaniyah. Pada Tafsir ini yang menjadi rujukan
referensi diantaranya Tafsir Al-Baidhawi ,Tafsir Abi Al-Sa‟ud,
Tafsir al-Zamaksyari (Al-Kasysyaf) , Tafsir Ar-Razi (Mafhatih al-
Ghaib)
4. Karakteristik penulisan kitab
Pada setiap awal surat, Sayyid Qutb menjelaskan maksud dan
tujuan surat dan ayat tersebut, menjadi pembukaan dalam
menjelaskan tujuan dan maksud surat yang diambil.
1) Mengemukakan at-Tafsir al-Lafzi, menjelaskan secara klasifikal
dan gramatikal.
2) Sering kali mengemukakan penjelasan rinci
3) Mengemukakan keterkaitan antar ayat dan surat
5. Sistematika penulisan kitab
Penulisan kitab ini di awali dengan Muqadimah yang
menjelaskan secara umum bukti-bukti kesadaran tentang berbagai
bentuk ungkapan Al-Qur`an, tentang kesaksian manusia dan model
karakternya. Menjelaskan gambaran-gambaran tentang kiamat,
kenikmatan azab. Tidak berbeda dengan dalil yang mendorong
kepada keyakinan kepada hari kebangkitan dan kehancuran, dengan
berbagai peraturan dan perumpamaan dalam Al-Qur`an. Pada saat
itu juga beliau menulis kitab ini persembahan untuk ayahnya.
Berdasarkan tafsir ini mengikuti penulisan tartib nuzuli, yaitu
berdasarkan waktu turunnya ayat, seperti pada umum tafsir tahlili
yang dimulai dari awal surat al-Fatihah dan di akhiri dengan surat
an-Nass. Menjelaskan alam akhirat dalam batin manusia,
58

menjelaskan alam akhirat dalam Al-Qur`an. Bukti-bukti Kiamat


dalam Al-Qur`an. Seni Pelukisan dalam Al-Qur`an.
C. Mengenal Fisiologi Kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah
1. Metedologi Fisiologi kitab
Kitab ini terdapat daftar isi yang dicamtmkan dikitab ini.
Diantaranya berupa Bab yang dijelaskan, jumah halaman, tahun
terbitan dan tahun cetak, sampai berpa kali kitab ini diterbitkan oleh
penerbit. Yaitu:
a. 322 (tiga ratus dua puluh dua) halaman, halaman yang
pertaman dijelaskan sebagaimana kitab-kitab umumnya yaitu
mukadimah. Dan terdapat
b. 4 (empat) Bab yang dijelaskan dalam kitab ini. Diantaranya:
Alam akhirat dalam batin manusia, alam akhirat dalam Al-
Qur`an, bukti-bukti kiamat, seni pelukisan dalam Al-Qur`an.
Ini semua menjelaskan tentang kiamat dalam Al-Qur`an,
c. Kitab ini diterbitkan oleh Pustaka Firdaus, kotak Pos 148
JAT, Jakarta 13001 Anggota IKAPI
d. Tahun dicetak pada tahun itu pertama kali pada Agustus 1986
e. Kitab ini diterbitkan baru pertama kali, untuk terbbitan
barunya masih beum ada yang menerbitkan dan mencetak
kitab ini.
BAB IV

ANALISIS AYAT-AYAT KIAMAT MENURUT SAYYID


QUTB

Pada bab ini penulis akan membahas tentang hasil analisis


terkait hari kiamat. Hal yang perlu diketahui tentang kiamat yaitu,
pertama tentang nama-nama hari kiamat. Kedua tentang tanda-tanda.
Ketiga tentang kejadian hari kiamat. Namun dalam hal ini penulis
hanya akan memfokuskan ayat-ayat tentang kejadian kiamat dan
penjelasannya dalam kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah karya
Sayyid Qutb. Namun hal ini penulis menambahkan pembahasan
dengan awal mula ciptaan bumi menurut ilmu sains karya Prof.
achmad Baiquni.
Dalam buku berjudul Al-Qur`an dan ilmu pengetahuan
kealaman karya Prof. Achmad Baiquni menjelaskan penciptaan alam
semesta, peranan gravitasi di Jagat raya. Beliau menyebutkan
tentang penciptaan alam semesta. Namun, disini beliau tidak hanya
pendapat beliau, beliau juga menambahkan pendapat dari para
ilmuan yang hidup seribu tahun lalu, yang besar jasa-jasanya kepada
ilmu sains. Beliau berpendapat bahwa perputaran gravitasi di bumi
sama saja dengan gravitasi di langit. 1
Menurut Prof, Achmad Baiquni, kiamat adalah musnahnya
seluruh manusia yang kemudian dibangunkan dari kematiannya dan
dikumpulkan di padang Mahsyar ditempat sementara selebelum
mengalami proses seleksi melalui amal perbuatan mereka masing-

1
Achmad Baiquni, Al-Qur`an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, (Jakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), Cet. 1, h. 203

60
61

masing, siapa yang boleh ke surge dan siapa yang boleh ke neraka.
Itulah pengertian kiamat menurut beliau.
Setelah peneliti mengetahui bagaimana perubahan bumi,

maka peneliti mulai menelaah tentang kosa kata ِ‫ٌَىِوَ انْقٍَِايَة‬ dalam

Al-Qur`an terdapat 70 (tujuh puluh) kosa kata, yang mana dalam


terdapat 29 ayat yang menjelaskan kejadian dan proses kiamat.
Dalam 29 kata tersebut penulis hanya akan membahas tentang
kejadian hari kiamat. Diantaranya Al-Qur`an surat An-Nazi‟at (
pembentukan bumi) Al-Anbiya (manusia digulungkan) An-Naml
(Tiupan sangkakala pertama) Al-Qori‟ah (manusia dan gunung
dibenturkan), Al-Haqah (bumi diguncangkan), Al-Wȃqi‟ah (bumi
diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya), al-Zalzalah (gunung
diguncangkan), Al-Ahzab (manusia dibolak-balikkan), Al-Infhitor
(langit meluap), at-Takwir (langit terbelah menjadi merah mawar),
al-An‟am (azabnya nyata), Al-Mudatsir (tiupan sangkakala kedua).
Penulis akan menjelaskan berdasarkan urutan turunnya ayat.
1. Awal Pembentukkan bumi.
Ilmu pengetahuan menjelaskan bahwa pembentukan bumi itu
memiliki enam masa tahapan pembentukan alam hingga sempurna
seperti sekarang.2 Mulai dari Big Bang atau dentuman besar dari
Singularity, sampai terbentuknya tata surya dan planet-planet.
Namun, para ahli mengaitkan dan menghubungkan dengan konsep
enam masa penciptaan bumi dengan firman Allah Swt dalam QS. An-
Nazi’at [79]: 27-33

2
Kementerian Agama RI, Pencitaan Bumi Tafsir Ilmi, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010), Jilid 3, h. 21
62

           

        

        

   


(27). Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit?
Allah telah membinanya, (28). Dia meninggikan bangunannya
lalu menyempurnakannya, (29). dan Dia menjadikan
malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang (30). dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.(31).
ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. (32). dan gunung-
gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (33). (semua itu)
untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
(QS. An-Nazi’at [79]: 27-33)

Menurut ilmu astronomi, ayat diatas memberi kronologis


enam proses penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya.
Pertama, ayat 27 memberi petunjuka tentang alam semesta
dengan peristiwa Big Bang, yaitu dengan ledakan besar seperti awal
lahir ruang dan waktu. 3
Kedua, ayat 28 memberi petunjuk tentang pengembangan alam
semesta. Memberi pengertian bahwa pembentukan benda langit
bukanlah proses sekali jadi, tetapi proses evolutife (perubahan yang
bertahap, perubahan bintang disetiap generasi).

3
Kementerian Agama RI, Pencitaan Bumi Tafsir Ilmi, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010), Jilid 3, h. 21
63

Ketiga, ayat 29 adanya tata surya yang berlaku pada bintang-


bintang, masa ini adalah masa penciptaan matahari yang bersinar dan
bumi, yang berotasi adanya fenomena siang dan malam. 4
Keempat, ayat 30 proses evolusi bumi. Setelah bulan terbentuk
dari lontaran sebagian kulit bumi karena tumbukan benda langit
lainnya, dan bumi dihamparkan saat lempeng benua besar mulai
terpecah tetapi bisa jadi lebih tua dari pencipta.
Kelima, ayat 31 memberi petunjuk tentang awal penciptaan
dan kehidupan dibumi.
Keenam, ayat 32 dan 33 yang menjelaskan tentang timbulnya
gunung-gunung akbat evolusi geologi dan mulai diciptakannya hewan
dan kemudian manusia.5
Pada saat itu pula menjadi awal mula kehidupan disambungkan
dengan awal membuka lembaran kehidupan yang Allah Swt jelaskan
dalam QS. Al-Anbiya [21]: 104

         

         


(104). (yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung
lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai
panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah
suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang
akan melaksanakannya. (QS. Al-Anbiya [21] : 104)

4
Kementerian Agama RI, Pencitaan Bumi Tafsir Ilmi, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010), Jilid 3, h. 22
5
Kementerian Agama RI, Pencitaan Bumi Tafsir Ilmi, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010), Jilid 3, h. 23
64

Pada ayat ini, menjelaskan tentang awal pembentukan


bumi itu ibarat sebuah lembaran buku atau kertas yang menjadi
catatan amal perbuatan manusia. Karena itu pula bisa disebut
dengan proses awal mula perhitungan dan pembalasan terhadap
apa yang telah diperbuat oleh manusia. Hal ini yang akan
dilakukan kepada manusia ketika setelah mati, itulah janji Allah
Swt kepada makhluknya.6 Pada ayat ini juga ulama
memahaminya ini adalah penulis, dan penulis ini yang dimaksud
adalah malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia, dalam
arti siapapun yang menulis dan adapun yang ditulisnya. Setiap
penulis dengan mudah untuk membuka dan menutup buku catatan
dan lembaran-lembaran tulisan tersebut. Dan apabila lembaran
atau buku itu tertutup, tidak heran lagi kalau semua itu atas
kekuasaan Allah Swt.
Sayyid Qutb dalam bukunya, berpendapat makna ayat ini.
menjelaskan tentang ditutupnya bukti amal perbuatan umpama
dengan pemandangan matanya. Yaitu, bahwa pada saat itu langit
digulung ibarat seorang pemilik buku yang menggulung bukunya.
Suatu bukti tentang penjungkir balikkan dan penghancuran. Itu
semua janji Allah Swt.7 Munasabah ayat diatas bisa dilihat
dengan persamaan nya dalam QS Az-Zumar [39] : 67

6
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Jilid 8, h.
128
7
Sayyid Qutb, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h.197
65

        

       

 

67. dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan


pengagungan yang semestinya Padahal bumi seluruhnya
dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung
dengan tangan kanan-Nya[1316]. Maha suci Tuhan dan
Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS
Az-Zumar [39] : 67)

Sebab turunya ayat ini dijelaskan menurut Ibnu Abi Hatim


meriwayatkan dari al-Hasan yang berkata, “Di suatu pagi, orang-
orang Yahudi berbincang-bincang tentang penciptaan langit, bumi
dan para malaikat. Di pengujungnya, mereka kemudian mulai
menaksir atau menilai sejauh mana kekuasaan Allah Swt. Lantas
Allah Swt menurunkan ayat ini. 8
Pada ayat ini menceritakan banyak dari kalangan manusia
yang tidak mempercayai keagungan Allah Swt yang semestinya
mereka percayai tentang kekuasaan-Nya. Kecuali, mereka yang
benar-benar tidak mempercayainya. Mereka menyatakan bahwa
kehidupan yang mereka jalani ini adalah kehidupan yang abadi.
Padahal, kehidupan yang mereka jalani di dunia ini hanya
sementara dan akan dihancurkan ketika hari kehancuran itu
datang.9

8
Jalaludin as-Suyuthi, Sebab Turunnya Ayat Al-Qur`an, (Jakarta: Gema Insani
2008), h. 487
9
Quraish Shihab, Kematian adalah Nikmat Sekelumit pandangan Filosof,
Agamawan, Ilmuan dan Al-Qur`an, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), h. 177
66

Nabi Muhammad Saw agar tidak mengikuti ajaran kaum


musyrikin yang menyangkut dengan sesembahan mereka serta
menegaskan kewajiban mereka untuk mengesakan Allah Swt.
Serta mengarahkan semua pengabdian mereka kepada-Nya.
Sesungguhnya kaum mereka telah melakukan kedurhakaan yang
besar karena ajakan mereka itu, padahal bumi bersama seluruh
isinya berada dalam genggaman tangan-Nya pada hari kiamat,
Maha Suci dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan
dengan-Nya.
Maknanya bahwa Allah Swt. tidak ada kelemahan dalam
segala aspek, sebesar apapun kadar kedudukan semua makhluk,
baik kekuasaan yang mereka miliki di dunia, pasti memiliki
kekurangan. Hanya Allah Swt yang tidak memiliki kekurangan.
Dan ini suatu nilai aspek keistimewaan Allah Swt. Pada saat itu
pula mereka tidak akan dibiarkan begitu saja pada hari kiamat.
Sebab pahala dan siksaan merupakan sasaran dari perintah dan
larangan. Karena Allah Swt menciptakan manusia untuk
medapatkan perintah dan larangan di dunia, dan mendapatkan
pahala dan siksaan diakhirat.10
Hari kiamat pun mulai terjadi dengan beragai macam
tanda-tanda kejadian. Diantaranya, yang pertama itu tiupan
sangkakala, dihancurkan manusia, bumi dan seisinya sampai
tiupan sangkakala yang kedua.11

10
Syaikh Muhammad Uwais An-Nadwy, Tafsir Ibnu Qayyim, Tafsir ayat-ayat
pilihan, (Jakarta: Darul Falah, 2000), h. 609
11
Ipnu Rinto Nugroho, Misteri Kehidupan Alam Barzakh, (Yogyakarta:
Mueeza, 2017), Cet. 1, h. 177
67

2. Tiupan Sangkakala Yang Pertama


Peniupan sangkakala yang pertama ini menimbulkan
keterkejutan dan kepanikan seluruh makhlu yang ada di langit dan
bumi sehingga semua makhluk hidup jadi binasa kecuali orang-
orang yang kehhendaki Allah Swt.
Tiupan sangkakala itu adalah tiupan yang dihancurkan
seluruh manusia dan isinya, Malaikat Israfil yang diketahui
banyak orang dan ditugaskan oleh Allah Swt. untuk meniup
sangkakala, tiupan itu terjadi pada hari kiamat, yang ditiupkan
sebanyak dua kali. Allah Swt memiliki hak secara mutlak
mengenai kapan terjadinya tiupan sangkakala akan ditiup. Ketika
tiupan sangkakala ini terjadi, tidak ada satu pun yang mengetahui
kapan tiupan ini terjadi. Menyebabkan ketakutakan seluruh
makhluk, perubahan bentuk dan kerusakan bumi dan jagat raya.
Disini dijelaskan dalam firman Allah Swt.

          

        


87. dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, Maka
terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi,
kecuali siapa yang dikehendaki Allah. dan semua mereka
datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (QS. An-
Naml [27] : 87)

Pada ayat diatas. Dalam buku nya Masyȃhid Fi Yaum Al-


Qiyȃmah karya Sayyid Qutb bahwa ayat diatas menjelaskan kisah
Nabi Sulaiman as. yang mengerti bahasa binatang. Diantaranya,
yaitu semut, burung hud-hud. Padahal ia tidak mempelajari nya.
tetapi ia paham dengan yang mereka bicarakan. pada alurnya
68

adalah satu kelompok terdiri dari serangga, burung dan jin dengan
seorang manusia. Meskipun dia seorang Nabi dan kemampuan
seperti itu termasuk tanda-tanda kenabiannya, ia pun tetap
seorang manusia. Lalu datanglah kisah “binatang melatah”
sebagai tanda-tanda kiamat, selaras dengan kandungan surat dan
suasana dialog yang dikandungnya yang dilukiskan dalam Al-
Qur`an bukti umum.12
Pada saat itu pula seluruh manusia dikumpulkan, namun di
sini seakan-akan ingin ditonjolkan suatu cara khusus untuk
mengumpulkan orang-orang yang mendustakan. Mulai dari umat
pertama hingga terakhir. Ini adalah pertanyaan untuk
meremehkan dan catatan peringatan. Menceritakan ciri-ciri
manusia yang berdusta. Pada saat itu tidak bisa menjawab ketika
dapat pertanyaan, yang aneh padahal manusia memiliki lidah
untuk menjawab. Maka pada saat itu pula yang berbicara adalah
binatang melatah di anehkan seorang binatang yang bisa
berbicara, itu menjadi pemandangan pada hari akhir dan menjadi
bukti-bukti di dunia.
Pada buku Sayyid Qutb juga menceritakan kehinaan dan
kepasraan orang-orang yang berdusta tentang akan
ditiupankannya sangkakala. Yang menjadi bukti bahwa akan
digulung nya gunug-gunung yang disangka oleh mereka itu
adalah gunung yang kokoh berada di tempatnya. Padahal pada
saat tiupan sangkakala sudah ditiupkan semua akan dihancurkan
sesuai dengan gambaran yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur`an.

12
Sayyid Qutb, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h. 134
69

Tetapi berbeda-beda pendapat ulama tentang peniupan


sangkakala, umumnya berpendapat itu dijelaskan bahwa tiupan
sangkakala itu dua kali, sebagian kecil berpendapat tiga kali.
Untuk QS. An-Naml ayat 87 ialah tiupan sangkakala yang
pertama, dimana semua yang hidup akan mati.
3. Keadaan Bumi Pada Hari Kiamat
a. Dihancurkan nya bumi.
Dijelaskan bahwa Allah Swt menciptakan tujuh
langit demikian juga bumi. Angka tujuh ini bisa
ditafsirkan sebagai bilangan banyak. Ayat dari
(penciptaan) bumi serupa itu bisa ditafsirkan dua hal.
Pertama, “tujuh langit” bermakna benda-benda langit
yang sangat banyak, maka bumi pun bukan satu-satunya.
Tetapi ada banyak planet serupa dengan bumi. Kedua,
“tujuh langit” yang pada ayat lain di sebut “tujuh langit
bertingkat-tingkat” maka bumi pun mempunyai bagian-
bagian yang bertingkat-ingkat, berlapis-lapis.13
Hal ini patut direnungkan bahwa gempa yang
seringkali menyebabkan bencana dapat menimbulkan
gelombang seismik yang memiliki manfaat lain. Gempa
menyebarkan gelombang seismik ke seluruh penjuru bola
bumi dan pantul-memantul dari satu sisi ke sisi lain
sehingga dapat memberikan informasi tentang isi bumi,
tentang ketebalan bumi, komponen yang ada didalamnya,
dan lain sebagainya. Sungguh tidak ada yang sia-sia dari

13
Kementerian Agama RI, Pencitaan Bumi Tafsir Ilmi, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010), Jilid 3, h. 35
70

ciptaan Allah Swt. Tergantung pada manusia bagaimana


upaya dapat dipahami dan mengambil manfaat serta
faedahnya.
Mendengar gravitasi yang merupakan tarik-
menarik benda-beda di jagat raya, termasuk bumi.
Gravitasi disebabkan adanya masa (kandungan materi)
pada benda-benda tersebut. Semakin besar massa nya
maka semakin dekat jaraknya, semakin besar pula gaya
tarik suatu benda terhadap benda lainnya. Bumi yang
sangat besar mempunya gaya tarik. 14
Nilai gaya berat ini dapat diukur dengan
menggunakan alat yang disebut gravimeter, secara umum
gaya berat tergantung pada akumulasi massa di tempat
tersebut dan ketinggian jarak dari pusat bumi tersebut.
Maka sungguh tidak ada yang sia-sia ketika Allah Swt
menciptakan sampai dengan massa kehancuran itu terjadi,
karena semua sudah menjadi kadar waktu dan massa yang
diperoleh.
Maka semakin massa besar dan semakin dekat
jaraknya, semakin besar pula gaya tarik suatu benda
terhadap benda lainnya. bumi dihancurkan itu semua
sudah menjadi ketetapan dan sudah menjadi massa waktu
bumi untuk dihancurkan. Firman Allah Swt dalam QS. Al-
Qori’ah [101]: 1-11

14
Kementerian Agama RI, Pencitaan Bumi Tafsir Ilmi, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010), Jilid 3, h. 40
71

         

      

      

         

         

  


(1)hari kiamat, (2) Apakah hari kiamat itu? (3)
tahukah kamu Apakah hari kiamat itu?(4) pada hari itu
manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,(5)
dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang
dihambur-hamburkan.(6) dan Adapun orang-orang
yang berat timbangan (kebaikan)nya,(7) Maka Dia
berada dalam kehidupan yang memuaskan.(8) dan
Adapun orang-orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya,(9) Maka tempat kembalinya adalah
neraka Hawiyah.(10) tahukah kamu Apakah neraka
Hawiyah itu?(11). (yaitu) api yang sangat panas. (QS.
Al-Qori’ah [101]: 1-11)

Dalam kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃmah disini


menjelaskan Al-Qȃri‟ah adalah nama untuk hari kiamat.
Dalam penamaan, terkandung sesuatu yang menggambarkan
kehancuran dan keluluhan lantakan di saat-saat lengah. Bukti
yang diutarakan di sini adalah bukti tentang kekacauan fisik,
di mana manusia dibawah bayang-bayang hari itu tampak
sangat kerdil karena jumlah nya yang amat sangat banyak,
72

manusia “ibarat anai-anai yang berterbangan”, mudah


diombang-ambingkan dan demikian sangat ringan. Tampak
pula gunung-gunung yang kokoh itu ibarat bulu-bulu yang
berhamburan ditiup angin kencang. Adalah merupakan
keharmonisan pengungkapan hari kiamat dinamakan al-
Qȃri‟ah. 15
Ayat ini pun memberi rincian dalam Al-Qur`an,
bentuk-bentuk siksaan manusia, dan secara umum lebih di
perinci ketimbang bentuk-bentuk pahala (kenikmatan).
Karena ketika bercerita tentang siksaan itu lebih mengena
terhadap perasaan dan rasa kehati-hatian.
Setelah Allah SWT memberikan peringatan yang
jelas dalam ayat-ayat Al-Qur`an tentang hari kiamat, tetapi
masih ada yang mendustakan tentang keimanan terhadap hari
akhir, tentang kejadian yang akan terjadi ketika hari
kehancuran itu tiba.16
Penulis menyimpulkan bahwa pada ayat ini sebuah
peringatan untuk memperkuat dan melatih keimanan
manusia terhadap hari akhir, didalam Al-Qur`an, Allah Swt.
Menjelaskan secara khusus bagaimana kejadian bumi dan
keadaan manusia pada saat hari kiamat tiba, dalam bentuk
siksaan yang dihadapi oleh manusia. Menjadi timbangan
balasan. Pada ayat ini Allah Swt. Memperingati bahwa
kejadian dan siksaan pada hari kiamat itu sangat pasti dan

15
Sayyid Qutb, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h. 76-77
16
Sayyid Qutb, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h. 76-77
73

jelas, karena itu bentuk peringatan Allah Swt kepada


makhluknya. Walaupun bentuk siksaan itu tidak dijelaskan
bentuk dan siksaan untuk makhluk yang seperti apa, dan
bentuk peringatan ini masih secara umum untuk makhuk
ciptaan Allah Swt.
Munasabah ayat diatas itu disandigkan dengan QS.
Al-Mu’minun [23]: 102-103

      

     

    


(102).Barangsiapa yang berat timbangan
(kebaikan)nya, Maka mereka Itulah orang-orang yang
dapat keberuntungan. (103). dan Barangsiapa yang
ringan timbangannya, Maka mereka Itulah orang-orang
yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam
neraka Jahannam. (QS. Al-Mu’minun [23] : 102-103)

Sayyid Qutb dalam bukunya menjelaskan bahwa ayat


ini mengandung permohonan atau tobat disaat kedatangan
maut itu tiba. Memohon untuk kembali kedunia untuk
memperbaiki apa yang pernah berlalu, namun permohonan
itu tidak ada jawaban. Melainkan hanya mendapat kesia-
siaan. Berkaitan dengan berbagai jenis ikatan (nasab) tidak
akan mempengaruhi berat timbangan baik maupun buruk, itu
74

semua tentang penyesalan yang sudah pernah di perbuat pada


masa lalu. 17
Dalam tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa ketika
sudah menjelaskan siksaan, Allah Swt pun menjelaskan
tentang semua keseimbangan amal perbuatan manusia
selama hidup di dunia.
b. Bumi Diguncangkan Secara Berturut-Turut

         

       

       

       

        

(1). hari kiamat,(2). Apakah hari kiamat itu?(3). dan


tahukah kamu Apakah hari kiamat itu?(4). kaum
Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat.(5).
Adapun kaum Tsamud, Maka mereka telah dibinasakan
dengan kejadian yang luar biasa.(6). Adapun kaum 'Aad
Maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang
sangat dingin lagi Amat kencang,(7). yang Allah
menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh
malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu
Lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan
seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah
kosong (lapuk). (QS. Al-Hȃqȃh[69]: 1-7)

17
Sayyid Qutb, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h. 199
75

Dalam kitab Masyȃhid Fi Yaum Al-Qiyȃamah kalimat


Al-Haqȃh adalah kiamat. pertimbangan tentang kaum Ad dan
Tsamud yang berdusta. Kata itu berarti kejadian yang pasti
bakal terjadi, sebagai penjelma keadilan Ilahi dan sebagai
penetapan atas balasan baik dan buruk. Dalam Al-Qur`an
antara al-Haqȃh, al-Qȃri‟ah, al-Thȃgiyah, al-„Athiyah. Al-
A‟rȃbiyah, al-Dakkah al-Wȃhidah dan al-Waqi‟ah.
Gambaran yang terbayang di dalam perasaan bahwa kata-
kata itu seluruhnya dahsyat, ngeri, hebat, keras dan luar biasa
pada terjadinya hari kiamat.18
Suasana dalam ayat-ayat ini menggambarkan suasana
mencekam, menakutkan, dahsyat, yang menimbulkan
ketakutan akan kekuasaan Tuhan yang besar. Ayat ini dipilih
karena dari sebuah aspek makna, adalah menggambarkan
azab kaum Tsamud dan Aad yang berdusta. Yang terjadi
untuk menyiksa dengan kejadian tersebut. Sebagai keadilan
Tuhan dan kebebasan atas kebaikan dan keburukan yang
mereka lakukan.19
Kalimat At-Thȃgiyah menurut Sayyid Qutb adalah
sama dengan yang dijelaskan di atas menggambarkan
kekerasan dan kegerangan. Demikian juga angin yang amat
dingin dan kencang. Suatu gambaran tentang angin kencang

18
Sayyid Qutb, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h. 209
19
Sayyid Qutb, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h. 209
76

yang menggelegar disertai petir selama delapan hari tujuh


malam dan gambaran tentang suatu kaum pada saat itu.
Oleh karena itu, hendaklah mengambil pelajaran,
perasaan tersentuh dengan kedahsyatan yang terjadi,
membuat jiwamu terbuka untuk mengimani yang gaib.
Selama masih dalam kerangka sajian bukti-bukti dahsyat
yang mengerikan, maka bukti tentang tanda-tanda kebesaran
untuk membuat diri menjadi pelajaran, seperti sebuah angin
topan yang cocok untuk menjadi pelaran bahwa suasana
kejadian kiamat itu sudah terjadi.
Tentang cerita kaum Tsȃmud dan kaum Ad itu
menjadi pelajaran, bahwa Allah SWT itu Maha Mengetahui
apa yang sudah diperbuat oleh hambanya, setiap tindakan
dan perkataan hambanya akan diperhitungkan dengan
balasan yang memang pantas untuk dipertanggungjawabkan.
Kesimpulan dari ayat ini, penulis menyimpulkan
bahwa azab yang diberikan tidak hanya di akhirat, tetapi
azab berlaku selama masih di dunia. Dari ayat ini penulis
mengambil hikmah, bahwa menimani hari akhir tersebut
menjadi bukti bahwa kekuasaan Allah Swt. Itu berlaku di
dunia dan di akhirat. Sama dengan kejadian bencana alam
yang terjadi pada manusia selama masih hidup, ketika
bencana alam itu terjadi mempunya makna tersendiri kepada
masyarakat yang menimpa bencana alam tersebut, yang
harus diambil pelajaran dan hikmah bahwa bencana alam itu
semua tanda-tanda kebesaran Allah Swt.
77

c. Bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya.

         

         

   


(1). apabila terjadi hari kiamat, (2). tidak seorangpun dapat
berdusta tentang kejadiannya.(3). (Kejadian itu)
merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan
yang lain), (4). apabila bumi digoncangkan sedahsyat-
dahsyatnya, (5). dan gunung-gunung dihancur luluhkan
seluluh-luluhnya, (6). Maka jadilah ia debu yang
beterbangan, (QS. Al-Wȃqi’ah [56] : 1-6)

Dalam penjelasan ini, hari kiamat disini diambil dari


surat al-Wȃqi‟ah yang bersifat fisik. Dari jenis ini yang
sudah dijelaskan pula dalam surat al-Qori‟ah, namun dari
beberapa sisi tampil dalam bentuk baru. Kiamat disini
disebut “al-Wȃqi‟ah” yaitu suatu peristiwa yang terjadi yang
tidak mungkin mengingkari atau mendustakan. Dalam rasa
persis sebagaimana terjadi salam makna bunyi jatuh, pada
hari sesuatu membumbung ke atas dan jatuh. Oleh karena itu
gerak tidak beraturan merupakan suasana umum dari bukti
kegoncangan. 20
Penulis menyimpulkan dalam makna ayat ini,
menceritakan bagaimana situasi seseorang tentang kejadian
kiamat?, pada saat itu pula kejadian yang dahsyat ketika
bumi dan jagat raya akan dihancurkan. Pada ayat ini
20
Sayyid Qutb, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h.124
78

dijelaskan ketika semua kehancuran yang akan terjadi, maka


pada saat itu pula kejadian dahsyat itu tidak ada yang bisa
mendustakan dan diragukan guncangan dan kehancuran
ketika hari kiamat itu terjadi, di ombang-ambing nya manusia
dari atas kebawah, dengan guncangan dan suara jatuh nya
manusia. Dari gerak dan bunyi nya kejadian pada saat itu
sudah termasuk digoncangkannya bumi dan isi nya.
d. Pembentukan Gunung dan Guncangan
Menurut Ilmu Geologi Penciptaan gunung itu
memerlukan waktu empat masa. Pembentukan gunung itu
termasuk masa penciptaan bumi. Ada beberapa Penafsiran
yang terkait dalam Al-Qur`an adalah masa penciptaan tata
surya termasuk bumi. Dari sudut pandang geologi masa ini
dimasukan dalam masa Hedean yang ditandai oleh
pembentukan tata surya dan belum ada bentuk batuan. 21
Adapun penampakan bumi pada saat ini dibentuk oleh
dua sumber energi. Yaitu, pertama panas yang berasal dari
dalam bumi yang sering disebut dengan sebagai sumber
Internal (proses enderogen) sumber yang menghasilkan
energy yang menyebabkan terbentuknya batuan beku, batuan
metamorf dan aktivitas tektonik. Kedua, radiasi panas
matahari yang merupakan sumber ekternal (proses eksogen)
memicu kepada atmosfer dan hidmosfer, proses pelapukan
dan pembentukan batuan sedimen. Proses ini secara

21
Kementerian Agama RI, Pencitaan Bumi Tafsir Ilmi, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010), Jilid 3, h. 48
79

berhubungan membentuk siklus geologi dan digambarkan


secara sederhana.22
Siklus hidrologi yang menjadi penyebab terjadinya
erosi dan sedimentasi dan melibatkan siklus tektonik,
terutama gerak-gerak naik turunnya muka bumi, serta siklus
geokimia yang berkaitan dengan perubahan elemen-elemen
yang ada dalam bumi. Berarti yang berasal dari secara jelas
itu dari dalam bumi, menghasilkan batuan beku seperti
batuan granit atau lelehan lava dari gunung merapi dan
batuan metamorf yang merupakan jenis batuan yang batuan
asli.
Maka bisa disimpulkan bahwa inti sari dalam bumi itu
mengandung banyak gerakan karena vulkanik yang terdapat
dari inti bumi itu mengahasilkan dan mengeluarkan berbagai
macam vulkanik. Baik itu batu, air maupun angin. Semua
proses itu tidak lepas dari siklus tektonik yang melibatkan
seluruh batuan yang ada.23
Maka dalam Al-Qur`an goncangan gunung terjadi,
dalam QS. Al-Zalzalah [99]: 1-8

       

         

22
Kementerian Agama RI, Pencitaan Bumi Tafsir Ilmi, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010), Jilid 3, h. 49
23
Kementerian Agama RI, Pencitaan Bumi Tafsir Ilmi, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010), Jilid 3, h. 49
80

         

         

     


(1). apabila bumi digoncangkan dengan goncangan
(yang dahsyat),(2). dan bumi telah mengeluarkan beban-
beban berat (yang dikandung)nya, (3). dan manusia
bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?", (4). pada
hari itu bumi menceritakan beritanya, (5). karena
Sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang
sedemikian itu) kepadanya. (6). pada hari itu manusia ke
luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam,
supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan
mereka[1596], (7). Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya. (8). dan Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya pula. (QS. Al-Zalzalah[99]: 1-8)

Surat ini adalah Sayyid Qutb menjelaskan sesuatu


gambaran dalam surat Makkiyah, dan surat ini mengikuti
surat at-Takwir, al-Infhitor dan al-Insyiqaq dan lainnya.
Alangkah mengerikan gambaran kejadian kiamat dalam
surat tersebut. Dalam pengertian manusia, gempa bumi dan
bumi ngeluarkan bebannya (gunung meletus), orang mati
(tubuh terkubur), dan bencana yang terjadi lainnya. 24

24
Sayyid Qutb, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h.242
81

Kekacauan tergambar di sini bersifat material yang


terjadi pada gejala alam dan bersifat material yang terjadi
dalam perasaan manusia. Bumi digoncangkan sekeras-
kerasnya, lalu mengeluarkan segala beban yang
dikandungkannya. Dan manusia pun terhenyak dengan bukti
yang belum pernah dialaminya dan membuat perasaan takut.
Pada hari itu manusia yang dikubur bangkit sendiri-
sendiri karena kekacauan yang amat dahsyat, lagi
disibukkan oleh urusannya sendiri. Maka mereka bangkit
“agar diperlihatkan kepada mereka pekerjaan mereka” tidak
hanya diperlihatkan, melainkan juga menjadi beban.
Kemudian mulailah proses penimbangan yang sangat teliti.
Disinilah, manusia disadarkan oleh sebuah bukti yang
mungkin lebih hebat dari sekedar goncangan bumi.
“menceritakan khabarnya, karena sesungguhnya Tuhanmu
telah memerintahkan (hal itu) kepadanya”. Bumi telah
dibalik menjadi sosok yang hidup, yang dapat disuruh, lalu
melaksanakan suruhan, yang memperlihatkan.25
Penulis pun menyimpukan bahwa kejadian hari
kiamat itu berlaku kepada manusia yang masih hidup
maupun yang sudah mati. Keadaan mereka akan diombang-
ambingkan dengan semua kesibukan yang mereka alami.
Yaitu, rasa ketakutan karena dihancurkan nya bumi dan
jagat rasa dan di perhitungkan dengan semua saksi-saksi
yang pernah manusia lakukan selama hidup begitupun

25
Sayyid Qutb, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h. 284
82

dengan manusia yang sudah mati. Padahalnya mereka satu


sama lain meminta pertolongan dengan kerabat dekat.
Tetapi itu semua hanya hayalan paa dasarnya mereka sibuk
dengan keadaan mereka masing-masing.
Dimunasabahkan dengan QS. Al-Imran [3]: 30

         

          

       


30. pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala
kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga)
kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau
kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh;
dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya.
dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.
(QS. Al-Imran [3]: 30)

Dalam ayat ini menjelaskan berbagai macam


penyesalan yang sudah di lalui oleh manusia. Baik yang
masih hidup maupun yang sudah mati.
Pertama, pada hari akhir roh-roh melihat segala
sesuatu yang pernah mereka kerjakan selama di dunia, yang
baik maupun buruk. Dengan rasa penyesalan dan terlihat
sosok jiwa yang ingin melarikan diri jauh dari rasa
penyesalan atas apa yang sudah di perbuat.
Kedua, kesia-siaan yang terjadi pada manusia yang
yang ingkar janji. Pada saat itu pula Allah Swt tidak
berbicara dan tidak memberi ampun. Karena mereka sudah
menyalahi janji kepada Allah Swt.
83

Ketiga, menggambarkan jenis azab. Azab yang


dirasakan hanya untuk jiwa dan hati, tidak untuk badan.
Bentuk azab ini adalah laknat dari Allah Swt berlaku untu
malaikat, manusia dan seleuruhnya.
Keempat, melihat pandangan wajah yang berseri dan
berkulit kusam. Ini adalah bentuk ciri-ciri orang yang
bertakwa dan berdusta.
Kelima, bentuk kelapangan yang sudah Allah Swt
titipkan. Allah Swt akan diperhitungkan dan
dipertanggungjawabkan dengan semua yang Allah Swt
titipkan.
Keenam, menggambarkan siksaan dan pahala yang
sudah menjadi perhitungan amal perbuatan yang sudah
dikerjakan semasa hidu di duni. Maka semua itu sudah ada
catatan di hari akhir nanti.26
Penulis menyimpulkan dengan semua kejadian yang
diceritakan di atas, bahwasanya dengan Allah Swt
membangkitkan manusia yang masih hidup dan sudah mati
itu dengan alasan jelas. Bahwa kekuasaan dan siksaan
maupun yang Allah Swt gambarkan itu semata-mata adalah
bukti Allah Swt dengan keadilannya, memberikan bukti-
bukti yang pantas dan jelas sesuai dengan apa yang mereka
lakukan selama masih hidup.

26
Sayyid Qutb, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h.235
84

e. Manusia dibolak-balikkan.
Allah Swt banyak menceritakan keadaan orang-orang
yang musyrik terhadap-Nya di dunia dan balasan yang akan
mereka dapatkan di negeri akhirat. Dimana mereka
dijadikan tandingan-tandingan bagi Allah Swt. Yaitu,
sesembahan yang mereka sembah bersama Allah Swt dan
mereka mencintai sama seperti mencintai Allah Swt.
Padahal Allah Swt adalah Dzat yang tidak ada yang
disembah selain Dia.27
Yaitu mereka benar-benar melihat segala siksaan
Allah Swt sekaligus tipu daya maupun jalan-jalan kesesatan.
Jalan keselamatan telah terputus dari mereka, sehingga
mereka tidak dapat jalan untuk menghindar dan berpaling
dari bencana dan siksaan neraka.

        

       

      

     


(66). pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan
dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya,
andaikata Kami taat kepada Allah dan taat (pula)
kepada Rasul". (67). dan mereka berkata;:"Ya Tuhan
Kami, Sesungguhnya Kami telah mentaati pemimpin-
pemimpin dan pembesar-pembesar Kami, lalu mereka
menyesatkan Kami dari jalan (yang benar). (68). Ya
27
Syaikh Ahmad Syakir, Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Darul
Sunnah, 2017), Jilid 1, h. 454
85

Tuhan Kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali


lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar".
(Al-Ahzab [33]: 66-68)
Dalam ayat ini menampakkan wajah-wajah yang
tersungkurkan dalam neraka, dan menarik wajah mereka
kedalam neraka. Disini kita menyaksikan pemandangan
lain: Wajah-wajah yang terbolak-balik di dalam neraka,
padahal keadaan itu tidaklah perlu, karena api
mengurungnya dari segala sudut. Tapi ini adalah bukti yang
menggetarkan yang memberi penekanan pada sampainya api
ke semua bagian dan lipatan wajah

     

“Mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata Kami taat


kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul".(Al-Ahzab [33]:
66)
Kemudian keputusasaan dan penyesalan muncul, rasa
sakit dan marah (menyesal) dan pahit bagi mereka yang
telah menjadi nasib ini. 28

        

        

(67). dan mereka berkata;:"Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya


Kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-
pembesar Kami, lalu mereka menyesatkan Kami dari jalan

28
Sayyid Qutb, MAsyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h. 289
86

(yang benar).(68). Ya Tuhan Kami, timpakanlah kepada


mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan
kutukan yang besar". (Al-Ahzab [33]: 66-67)
Kesimpulan bahwa adegan ini tidak ada jawaban
untuk semua ini tidak mempertahankan imajinasi hanya
dengan membalikkan wajah dengan kesedihan dan kebencian
yang dalam.

Dimunasabahkan dengan QS. An-Nisa [4]: 59

       

         

         

  

(59). Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah


dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (QS. An-Nisa [4]: 59)
Ayat ini memperintahkan untuk beribadah kepada
Allah Swt dengan tidak mempersekutukan-Nya, dan
berbakti kepada orang tua, menganjurkan berinfak, dan
beramal sholeh lain nya. Perintah itu mendorong untuk
menciptakan masyarakat adil dan makmur, serta
menyelesaikan sesuai dengan anjuran Al-Qur`an. Baik
87

perintah melakukan sesuatu maupun tidak untuk


melakukannya.29
Karena perintah taat kepada Allah Swt dan Rasul-Nya
itu tanpa syarat, dan menunjukkan bahwa tidak ada perintah
Rasul yang salah dan keliru. Tidak ada juga yang
bertentangan dengan perintah Allah Swt.
Perlu dicatat bahwa kata al-amr berbentuk ma‟rifat
atau definite. Ini menjadikan banyak ulama membatasi
wewenang pemilik kekuasaan itu hanya pada persoalan
kemasyarakatan, bukan persoalan akidah atau keagamaan
murni. Karena Allah Swt memerintah umat islam untuk taat
kepada mereka, ini berarti bahwa ketaatan tersebut
bersumber dari ajaran agama karena perintah Allah Swt
adalah perintah Agama.
Keadaan manusia pada saat itu berbeda-beda, semua
akibat amal perbuatan manusia masing-masinga sewaktu
masih hidup didunia.
1) Keadaan orang-orang yang shalih
Sebagian manusia yang beruntung dibangkitkan
dengan wajah bercahaya. Mereka adalah orang-
orang yang sewaktu hidup di dunia selalu
melaksanakan perintah agama yaitu shalat lima
waktu dan tidak pernah meninggalkannya, oleh
karena itu sebagian pahala orang tersebut

29
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Jilid 2,
h. 583
88

dibangkitkan dalam kubur dianugerahi Allah Swt


dengan wajah yang bercahaya dan berseri-seri.
2) Keadaan orang yang berdosa
Pada saat hari kebangkitan, orang-orang yang
tidak beriman dan tidak patuh pada perintah Allah
Swt saat masih di dunia, mereka akan dibangkitkan
dalam keadaan yang menyedihkan. Dikaitkan
dengan hadis Nabi Muhammad Saw yang
menceritakan 12 siksaan yang berlaku pada hari
kiamat.
a) Saat dibangkitkan memiliki kaki empat,
berbadan besar (seperti gajah) sementara
kakinya yang empat sangat kecil seperti
kaki semut. Mereka bergeser dengan
menggunakan perut mereka karena kakinya
tidak mungkin digunakan untuk menupang
tubuhnya yang sangat besar. Siksaan ini
berlaku kepada orang yang meremehkan
shalat, memakan harta riba, orang yang
menyakiti tetangganya, orang-orang yang
mencegah membayar zakat, orang yang
berdusta (tidak jujur), orang-orang yang
menyimpan maksiat di depan manusia
tetapi tidak takut kepada Allah Swt, orang
yang menjadi saksi kebohongan, orang
yang mencegah memberikan persaksian
yang benar, orang yang berbuat zina, orang
89

yang memakan harta anak yatim, orang


yang meminum (khamer).
b) Panasnya Matahari, Keringat dan naungan
Allah Swt. Pada saat itu matahari
didekatkan kepada seluruh makhluk yang
ada di dalamnya sehingga mereka
merasakan panas yang tak terperikan
kecuali golongan orang yang mendapatkan
naungan Allah Swt. Dalam hadis Nabi
Muhammad Saw.

ِ ‫ َسًِ ِعتُ رَسُىلَ ا‬:َ‫ قَال‬،ِ‫انًِْ ْقذَادُ بٍُِ انْأَسِ َىد‬


‫هلل‬
ُ‫انش ًِس‬
َّ ‫ «ُتذََِى‬:ُ‫ ٌَقُىل‬،َ‫صَهَّى اهللُ عَهٍَِِّ وَسََّهى‬
ِ‫ حَتَّى َتكُىٌَ يُِِهُى‬،ِ‫ٌَىِوَ انْقٍَِايَةِ يٍَِ انْخَهْق‬
‫ فَىَاهللِ يَا‬:ٍ‫ قَالَ سُهٍَِىُ بٍُِ عَا ِيز‬- »ٍ‫َكًِ ْقذَارِ يٍِم‬
ِ‫ أَو‬،ِ‫َأدِرِي يَا ٌَعًُِِ بِاْنًٍِمِ؟ أَيَسَافَةَ انْأَ ِرض‬
ٌُ‫ «فٍََكُى‬:َ‫ قَال‬- ٍٍَُِ‫اْنًٍِمَ َّانذِي ُتكْتَحَمُ بِِّ انْع‬
ٍَِ‫ َفًُِِ ُهىِ ي‬،ِ‫انَُّاسُ عَهَى َقذِرِ أَ ِعًَانِ ِهىِ فًِ انْ َعزَق‬
‫ وَيُِِ ُهىِ يٍَِ ٌَكُىٌُ ِإنَى‬،ٍَِِّ‫ٌَكُىٌُ ِإنَى كَعِب‬
ِ‫ وَيُِِ ُهى‬،ٌَِِّ‫ وَيُِِهُىِ يٍَِ ٌَكُىٌُ ِإنَى حَقْى‬،ٍَِِّ‫رُكْبَت‬
ُ‫ َوأَشَارَ رَسُىل‬:َ‫جًُُّ انْ َعزَقُ ِإنْجَايّا» قَال‬ ِ ْ‫يٍَِ ٌُه‬
ٍِِّ‫اهللِ صَهَّى اهللُ عَهٍَِِّ وَسََّهىَ بٍَِذِِ ِإنَى ف‬

Penjelasan hadis di atas menjelaskan


keadaan manusia ketika jarak matahari dan
90

manusia itu sangat dekat, sinar matahari


yang sangat panas, manusia akan
mengeluarkan keringat dan keluarnya
keringat ini sesuai dengan kadar amal
perbuatannya masing-masing sewaktu di
dunia. Ada yang keringatnya keluar
sehingga menggenangi tubuhnya sampai
pada kedua mata kakinya, ada yang
tergenang sampai pada lututnya, hingga ada
yang tergenang keringatnya sendiri sampai
setinggi mulutnya dan bahkan ada yang
tenggelam oleh keringatnya.30
4. Keadaan Langit.
Evolusi matahari adalah sebagai salah satu bintang
dalam sistem galaksi Bimasakti. Jika masa yang merapat
membentuk benda langit itu kurang dari seper-seribu massa
matahari, maka sekalipun dalam proses pemadatan itu suhu benda
naik tinggi karena mengumpulnya energi debu dan gas semula,
hanya reaksi kimiawi saja yang dapat terjadi dan benda itu paling
hanya pijar saja; dan lama kelamaan ia merupakan benda langit
yang dingin saja dan tidak bercahaya kerena kehilangan panasnya
yang dilepaskannya ke ruang jagat raya dan sekitarya.31
Skenario kehidupan bintang-bintang sebesar dengan
matahari, mulai lahir memancarkan sinar dan padamnya. Adanya

30
Shahih Muslim, Al Musnad Al Shahih Al Mukhtashar bi An-Naql Al-A‟dl an
Al-A‟dl Rasulillah Saw, (Beirut: Dar al-Ihya, 261 H), Juz 1, h .6912
31
Kementerian Agama RI, Pencitaan Bumi Tafsir Ilmi, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010), Jilid 3, h. 8
91

bintang-bintang yang dilangit lebih berat dari matahari dapat


diketahui para ahli astrofisika sebab medan gravitasi yang sangat
kuat pada bintang itu mengakibatkan lambannya gerak electron
dalam atom-atom atmosfernya. Efek relativistic yang dikenal
sebagai dilatasi waktu ini berbeda dengan dilatasi Eintein yang
diakibatkan oleh gerak yang sangat cepat. Kalau dialam semesta
terdapat dua jenis dilatasi waktu yang berbeda, didalam kitab suci
terdapat dua ayat yang menyatakan kesetaraan hari dengan 1.000
tahun dengan 50.000 tahun.32
Ternyata beratnya bintang-bintang sekitar lima kali lipat
matahari, karena masa nya sangat besar dan temperatur di dalam
pusat bintang sangat tinggi sehingga cepat sekali menghidupkan
hidrogennya, dan mampu meneruskan proses pembentukan unsur
yang lebih berat dalam reaksi fusi inti sehingga terbentuk inti
atom neon, magnesium, silicon, serta belerang. bentukan inti
atom-atom yang lebih berat melalui sintesis nuklir, ini akan
terhenti setelah pembentukan besi, yang dihasilkan dalam proses
fusi inti-inti silicon.
Selanjutnya dijelaskan bahwa setiap langit memilki
fungsi dan keadaan yang berbeda. Masing-masing langit
mempunyai kegunaan yang berbeda untuk kepentingan makhluk
yang ada dibawahnya, misalnya: langit yang berfungsi
memperkuat gaya tarik planet-planet, sehingga benda-benda tetap

32
Lintasan yang dilalui oleh benda langit untuk mnegitari benda-benda langit
yang lan, yang mempunyai gaya gravitasi yang lebih besar. Satelit palapa tidak berada
pada orbit yang ditentukan. Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka, Kampus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988) Cet. 1, 1061
92

bergerak pada orbitnya, tidak oleng, atau menyimpang yang


mungkin bisa menyebabkan tabrakan antara satu dengan lainnya.
Maka dampak dari planet yang terjadi dilangit itu.
a. Langit yang terbelah

        

         

        

          

        

         

         

  


(1). apabila langit terbelah, (2). dan apabila bintang-
bintang jatuh berserakan, (3). dan apabila lautan
menjadikan meluap, (4). dan apabila kuburan-kuburan
dibongkar,(5). Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa
yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. (6). Hai
manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu
(berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha
Pemurah. (7). yang telah menciptakan kamu lalu
menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh)mu seimbang, (8). dalam bentuk apa saja yang Dia
kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (9). bukan hanya
durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.
93

(10). Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-


malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), (11). yang
mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu
itu), (12). mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(13). Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti
benar-benar berada dalam syurga yang penuh kenikmatan,
(14). dan Sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-
benar berada dalam neraka. (15). mereka masuk ke
dalamnya pada hari pembalasan. (QS. Al Infithor [82]:1-
15)
Kembali kepada fenomena alam yang pergerakannya
berubah-rubah (dengan luar biasa cepat) pada hari yang agung,
(yaitu hari kiamat) langit yang terbelah, dan terurai, bintang-
bintang yang jatuh berserakan, lautan menjadi tumpah meluap-
luap, dan kuburan perlahan terbongkar.
Kemudian berubahlah segala apa yang di langit dan di
bumi, dan bergetar seluruh alam muka bumi. Dan apabila mulai
masuk akal (seluruh peristiwa yang terjadi) dan terbukanya
jendela-jendela dalam diri, (maka akan) tersadar dalam hati atas
hari kebangkitan dan pertimbangan amal.33

  adalah seruan untuk orang yang berakal

yakni manusia atau sifat kemanusiaan, seruan yang menggugah


hati, sehingga manusia merasakan rasa peduli atau taat terhadap
Tuhan-Nya dan karya-karya (ciptaan), dan Allah SWT tampakkan
ia (manusia) dalam wujud yang indah, dan membentuknya dengan
sehat dan seimbang. Ialah yang mampu menciptakan (makhluk)
33
Sayyid Qutb, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h.226
94

dalam berbagai bentuk ciptaan yang ia kehendaki. Dan tidak sama


sekali meninggalkan hal yang sia-sia. Dan kemudian disana ada
yang menghitung setiap gerak-gerik perbuatan (atas manusia).

          

Hal itu bertujuan untuk memberi pengaruh (mencatat)


dari dua sisi; pengaruh (efek) yang luar biasa dahsyat pada
lingkungan sekitar, dan pengaruh yang cukup dalam ialah pada
diri sendiri. Apabila keduanya sudah lengkap maka konteks akan
dikembalikan untuk menampilkan adegan-adegan dari catatan
semasa hidup. Maka saat itu, orang-orang yang berbakti benar-
benar berada dalam kenikmatan, sedangkan orang-orang yang
durhaka benar-benar dalam neraka.
Penulis menyimpulkan, bahwa peristiwa yang terjadi
pada bumi dan langit itu karena beban berat yang terjadi pada
planet-planet yang ada dilangit, karena erosi dan benturan yang
terjadi. Walaupun semua sudah menjadi ketetapan Allah Swt.
Yang pada dasarnya sudah di janjikan untuk hancur tapi semua
awal kejadian itu karena sebab beban yang dialami oleh langit
karena menampun beban planet-planet yang ada dilangit, yang
sekarang bisa dikenal dengan sebutan planet-planet astronot.
Maka ketika semua sudah hancur itu adalah kejadian hari kiamat
yang ditakutkan oleh manusia dan makhluk lain nya, maka itu
bisa katakana sebuah azab dan kehancuran yang terjadi dengan
sangat hancur dengan semua balasan ketika mausia selama hidup
di dunia dengan waktu yang singkat.
Dimunasabahkan dengan QS. Al-An’am [6]: 40
95

         

     


40. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang
siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari
kiamat, Apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah; jika
kamu orang-orang yang benar!"

Dalam redaksi ini untuk seseorang melihat keadaan


nya sendiri, karena keadaan itu mereka yang bisa melihat dan
mengetahui, karena diri seseorang adalah yang paling dekat
dan paling dapat dilihatnya berbeda dengan melihat orang
lain. Dalam penggunaan pandangan Al-Qur`an, ulama
menyatakan bahwa ia digunakan untuk mendorong mitra
bicara memperhatikan dan mengamati keadaan. Karena itu,
menyangkut dengan keadaan siksaan pada hari kiamat yang
tidak bisa dihindari, dan tidak dapat ditunda. Apalagi hanya
Allah Swt yang mengetahui kapan tiba.34
Ayat ini menjelaskan secara lengkap keadaan orang-
orang kafir di dunia yang ketika berdoa dan memohon kepada
Allah Swt mustahil diterima. “berhati-hatilah terhadap doa
orang yang teraniaya walaupun ia kafir karena tidak ada batas
penghalang antara ia (doa itu) danAllah Swt, demikian sabda
Nabi Saw. Iblis pun diterima doa nya oleh Allah Swt ketika ia
memohon agar usianya ditangguhkan. QS. Al-Hijr [15]: 36-37

34
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Jilid 3,
h. 423
96

Penulis bisa menarik kesimpulan, bahwa ketika


manusia sudah merasakan hari kiamat itu terjadi, maka yang
dirasakan oleh manusia saat itu hanyalah menunggu balasan
yang akan terjadi pada dirinya. Karena hakikatnya kehidupan
pada hari kiamat itu semua di hancurkan dan dikumpulkan
untuk menempatkan tempat yang memang menjadi tempat
tinggal yang sesungguhnya. Khususnya umat Nabi
Muhammad Saw.
b. Langit terbelah menjadi merah

        

        

        

         

        

     


(1). apabila matahari digulung, (2). dan apabila bintang-
bintang berjatuhan, (3). dan apabila gunung-gunung
dihancurkan, (4). dan apabila unta-unta yang bunting
ditinggalkan (tidak diperdulikan) (5). dan apabila binatang-
binatang liar dikumpulkan, (6). dan apabila lautan
dijadikan meluap (7). dan apabila ruh-ruh dipertemukan
(dengan tubuh) (8). dan apabila bayi-bayi perempuan yang
dikubur hidup-hidup ditanya, (9). karena dosa Apakah Dia
dibunuh,(10). dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan
manusia) dibuka, (11). dan apabila langit dilenyapkan, (12).
97

dan apabila neraka Jahim dinyalakan, (13). dan apabila


syurga didekatkan, (QS. At Takwir [81]: 1-13)

Ayat ini adalah bukti bahwa jungkir baliknya segala


sesuatu yang tampak waktu kehancuran, yang segala sesuatu
yang ada. Penjungkir-balikan dan kehancuran ini secara
bersama-sama dialami oleh benda-benda langit dan bumi,
binatang-binatang liar dan jinak, diri manusia dan segala
sesuatu. Disini tersingkaplah segala sesuatu yang tersembunyi
dan menjadi jelas pula segala sesuatu yang tidak diketahui.
Disini pula siap menerima keputusan dan balasan atas baik dan
buruk, di hari yang mencengangkan dan asing.35
Bukti ini dimulai dengan gerakan yang
menghancurkan, seakan-akan terlepas dari control. Matahari
yang biasanya memancarkan sinar lembut, hilang cahayanya
dan melemah pancarannya, hingga lenyap sama sekali.
Bintang-bintang yang gemerlapan dan saling ikat-mengikat,
terlepas ikatannya sehingga cahayanya menyusut, lalu gelap.
Gunung-gunung yang kokoh kuat, menjadi ringan dan lembut,
lalu terguncangkan unta-unta yang sedang hamil, yang diam
dan tak terhiraukan.
Penjungkir balikkan adalah watak dari bukti yang
dijelaskan dalam surat ini. Yaitu penjungkir-balikkan yang
mencakup seluruh benda. Pada dasarnya Penjungkir-balikkan
adalah sesuatu yang menakutkan pada dasarnya, watak jiwa

35
Sayyid Qutb, MAsyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h. 67-69
98

manusia menyenangi sesuatu yang stabil dan menghindari hal-


hal yang berubah drastis. Nah, bagaimana jadinya dengan
penjungkir-balikkan ini?
Sesungguhnya penyajian keadaan seperti itu sudah
memadai untuk membangkitkan rasa takut dan hawatir serta
berpikir secara berulang-ulang, sebelum melakukan maksiat
dan kenistaan. Oleh karena itu lanjutan bukti ini adalah bahwa
Allah Swt tidak bersumpah dengan gejala-gejala alam untuk
menyakinkan bahwa Al-Qur`an dan agama (Islam) berasal dari
Allah Swt yang disampaikan oleh utusan terpercaya (yang
dipilih) dari para Malaikat-Nya kepada Nabi-Nya yang mulia.
Tak ada keraguan mengenai hal itu dan orang yang ingkar
hendaklah mengimaninya.
Pada kesimpulan ini, penulis menyimpulkan bahwa
surat ini menjelaskan kondisi semua makhluk dihancurkan
dalam keadaan bersamaan. Gunung-gunung yang
berhamburan, manusia yang di hambur-hamburkan dan laut
diluap, dan binatang yang sudah tidak dipedulikan, semua
makhluk pada saat tidak ada yang bisa menyembunyikkan
sesuatu perasaan dan amalan apapun ketika sudah berada
dihadapan Allah Swt. Dan disini juga menjelaskan sesuatu
yang tersembunyi, baik amalan baik ataupun buruk, bahwa
Allah Swt akan mengungkapkan semua keadaan dan balasan
yang baik maupun buruk.
Dimunasabahkan dengan QS. Al-An’am [6]: 30
99

            

         


(30). dan seandainya kamu melihat ketika mereka
dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat
Peristiwa yang mengharukan). berfirman Allah:
"Bukankah (kebangkitan ini benar?" mereka menjawab:
"Sungguh benar, demi Tuhan kami". berfirman Allah:
"Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu
mengingkari(nya)". (QS. Al-An’am [6]: 30)

Ayat ini menggambarkan keadaan manusia ketika hari


kiamat, bukti keniscayaan yang terjadi itu terulang-ulang yang
melukiskan keadaan mereka pada hari kebangkitan itu terjadi,
keadaan dan bukti itu berlaku bagi manusia yang masih hidup
dan yang sudah mati. Karena ketika semua kejadian sudah
terjadi, itu bukan sekedar kata-kata atau bukti gambaran.
Tetapi, itu semua adalah ambaran dan bukti nyata yang
dihadapi oleh manusia pada hari kiamat.
Maka kesimpulan penelitian, maka penluis
menyimpulkan bahwa semua peristiwa yang pernah terjadi di
dunia akan diumukan oleh Allah Swt pada hari kiamat.
Dikumpulkan dan dditempatkan sesuai dengan hitungan dan
balasan yang telah manusia lakukan selama hidup di dunia.
5. Azab yang Nyata

          

         


100

(15). Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab


hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai
Tuhanku."(16). barang siapa yang dijauhkan azab dari
padanya pada hari itu, Maka sungguh Allah telah
memberikan rahmat kepadanya. dan Itulah keberuntungan
yang nyata. (QS. Al-An’am [6]: 15-16)

Surat ini mengandung lima bukti, di samping beberapa


tempat yang menyinggung surga dan neraka secara ringkas dan
global.
Bukti pertama, melukiskan bayang-bayangan yang
dihasilkan oleh ungkapan. Lihatlah rasa tersiksa karena
kengerian dan kedahsyatan. Hanya dengan terhindar dari rasa
ketersiksaan itu, sudah dianggap rahmat dan keberuntungan.
Bukti kedua, tentang pertanyaan menyangkut sekutu-
kutu Allah SWT. Ia bahwa mereka ditanya, mereka lupa telah
berada di akhirat. Tak nampak beban apapun yang tersembunyi
dalam diri mereka, mereka berbohong. Apadahal allah SWT
mengetahui apa yang sudah mereka lakukan.
Bukti ketiga, menggambarkan mereka yang dihadapkan
ke neraka, dihadapkan tanpa keinginan atau pilihan dengan
jiwa penuh ketakuatan.
Bukti keempat, mereka juga dihadapkan kepada Tuhan
mereka, dengan wajah penuh ketundukan dan kepasrahan.
Mereka dipikul semua dosa-dosa mereka tanpa kesempatan
istirahat, sampai mereka diseret ke neraka.
Bukti kelima, jin dan manusia dikumpulkan di satu
tempat tinggi, baik para pemimpin maupun para pengikut.
Sekelompok para penyesat yang saat disaksikan oleh para
101

pengikut mereka yang banyak, namun mereka tidak


menyahut.36 Sesungguhnya Allah SWT Maha Tau, tapi
pengakuan yang penuh kepasrahan itu sendiri merupakan
siksaan. Pada sat itu pula, keadaan bumi sudah mulai terjadi,
maka pada sat itu pula keadaan yang sesungguhnya. Semata-
mata menyadarkan dirii akan kekuasaan Allah SWT.
6. Tiupan Sangkakala kedua

         

         

       

          

        

          


8. apabila ditiup sangkakala, 9. Maka waktu itu adalah
waktu (datangnya) hari yang sulit, 10. bagi orang-orang
kafir lagi tidak mudah. 11. biarkanlah aku bertindak
terhadap orang yang aku telah menciptakannya
sendirian[1526]. 12. dan aku jadikan baginya harta
benda yang banyak, 13. dan anak-anak yang selalu
bersama Dia, 14. dan Ku lapangkan baginya (rezki dan
kekuasaan) dengan selapang-lapangnya, 15. kemudian
Dia ingin sekali supaya aku menambahnya. 16. sekali-

36
Sayyid Qutb, MAsyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, (Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968),
h. 150-152
102

kali tidak (akan aku tambah), karena Sesungguhnya Dia


menentang ayat-ayat Kami (Al Quran). 17. aku akan
membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.
18. Sesungguhnya Dia telah memikirkan dan menetapkan
(apa yang ditetapkannya), 19. Maka celakalah dia!
bagaimana Dia menetapkan?, 20. kemudian celakalah
dia! Bagaimanakah Dia menetapkan?, (QS.Al-Mudatsir
[74] : 8-20)

Dalam ungkapan ayat ini membesit bayang-bayang


gelap (ibham) tentang siksaan. Dengan begitu orang akan
terpaku sambil menahan nafas dan merasakan tekanan yang
tertahan, tanpa bisa membayangkan gambaran tertentu tentang
hari yang sulit.
Jikalau suasana seperti itu telah bekerja di dalam jiwa,
sementara dalam keheningan dan kebisuannya telah pula
dirasuki perasaan takut yang tersembunyi, itulah saat paling
tepat untuk menganca orang yang menyombongkan kekayaan
dan kekuasaannya ketika ia memalingkan diri dari Rasul Saw
dan Allah Swt, pemegang kekuasaan Maha Dahsyat serta
penguasa hari yang sulit.
Betapa menakutkan, ketika kekuasaan yang demikian
besar tampak di mata seseorang makhluk yang lemah. “Aku
akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan”
“aku akan mencampakkannya ke dalam (neraka) Saqar.
Tahukah kamu neraka saqar itu? Saqar tu tidak meninggalkan
dan tidak membiarkan. Yang membakar kulit menusia. Di
atasnya ada Sembilan belas (penjaga)”
Demikianlah neraka Saqar itu adalah salah satu
bencana besar yang berlangsung nyata, terlihat oleh manusia
103

dan sama sekali tak tersembunyi, sebagai ancaman bagi


mereka. Setiap orang bertaggungjawab atas segala
perbuatannya, dengan apa yang mereka perbuat. Akan tetapi
bila mereka telah berbuat kebajikan, pahala yang akan
diberikan disini bukan hanya keselamatan dan keterlepasan
(dari belenggu), melainkan juga dengan merasakan dan
membanggakannya terhadap para pendosa. Itulah pahala non
fisik yang tergambar dalam “bukti” percakapan antara mereka
golongan kanan dan para pendosa.
Sehingga secara rinci, pelanggaran-pelanggaran yang
telah dilakukannya. “dalam ungkapan yang berpanjang-
panjang itu terkandung nilai estesis lain yang menjelaskan
tujuan, baik estetik itu sendiri maupun tujuan keagamaan,
karena sikap pengakuan adalah sikap keterdesakan. Dan
untgkapan seperi itu dibenarkan oleh prinsip-prinsip seni
(sastra) agar dapat menjalar kedalam jiwa orang-orang yang
mengamati secara perlahan dalam waktu lama. Apabila
pelaggaran itu telah dianggap cukup, hukuman adil yang
ditetapkan.
Kesimpulan penulis terkait tentang pembentukan bumi
sampai kejadian kiamat, semua kejadian yang terjadi itu
menggambarkan kebesaran dan kekuasaan Allah Swt, contoh
yang menggambarkan kiamat, keadaan seluruh makhluk
dengan semua keadaan dan siksaan yang terjadi pada manusia
dan bumi seisinya. Keadaan yang tidak bisa dibayangkan
kejadian manusia dan makhluk seisinya. Dari pemaparan
analisis ayat-ayat diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa
104

kandungan Al-Qur`an menggambarkan keadaan dunia dan


seisinya, dan mengetahui siksaan orang-orang yang seluruh
makhluk dan tempat yang sesuai dengan amalan perbuautan
yang menjadi bahan perhitungan tempat yang akan dihadapi
pada kehidupan yang sesungguhnya.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan yang telah dipaparkan oleh penulis terkait
kejadian “Hari Kiamat Dalam Al-Qur`an menurut Sayyid Qutb”
dengan semua kejadian awal pembentukan bumi dan seisinya
sehingga sampai kejadian kiamat itu terjadi, maka yang dijelaskan
terkait pembuktian dan kedahsyatan, yang terjadi pada hari kiamat
terkait ayat-ayat Al-Qur`an. Yang dijelaskan dalam buku ini,
dengan ungkapan keadaan bumi dan langit dan dilukisan siksaan
dan model manusia, dalam ayat-ayat yang dijelaskan dengan
siksaan yang berbeda-beda. Tentang perasaan dan penyesalan
yang dirasakan ketika hari kebangkitan itu terjadi, Ancaman-
anacaman yang dijelaskan dalam buku ini dengan gambaran
siksaan, berupa kehinaan dan kemuliaan. Ancaman siksaan yang
diyakini dengan kekuasaan Allah Swt. berikan di akhirat nanti
sesuai dengan kadar siksaan makhluk tersebut.
Peneliti manarik kesimpulan bahwa, yang
melatarbelakangi kejadian hari kiamat dalam Al-Qur`an adalah:
1. Bahwa kebesaran Allah Swt dalam menciptakan Bumi
dan jagat raya itu memang sudah menjadi takdir yang
awalnya tidak ada menjadi.
2. Bahwa kandungan Al-Qur`an tentang kejadian hari
kiamat, bisa menyeimbangkan kehidupan dunia
sebagai kesenangan semata, sedikit penipuan. Dan

105
106

kehidupan akhirat sebagai kehidupan sejati, kekal dan


abadi.
3. Mendorong untuk berperilaku positif dan menjadi
motivasi dalam perubahan hidup dengan berbuat baik.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil analisa dan kesimpulan yang
disajikan, maka peneliti diharapkan dapat bermanfaat, dan
menyarankan:

1. Kepada mahasiswa untuk dapat melanjutkan penelitian


ini terkait hari kiamat dalam Al-Qur`an, dengan
berbagai macam corak tafsir, untuk memperluas
pemahaman yang dikaji.
2. Kepada masyarakat agar tidak berlebihan dan terlena
dengan kehidupan yang sementara, bahwa kehidupan
didunia hanya sebatas titipan yang akan
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
107

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Hakim Manshur, Tanda-tandanya Menurut Islam, Kristen dan


Yahudi, Depok: Gema Insani, 2007, Cet, 1
Abdul Karim, Muslih, Agama RI Kementerian, Kiamat, Depok: Gema
Insani: 2013
Abdurrahman, ar-Rumi Fadh bin, Ulumul Qur`an: Studi Kompleksitas Al-
Qur`an, Amirul Hasan dan Muhammad Halabi, Yogyakarta:
Titian Ilahi, 1996
Ahmad, Mustofa, “Makna Simbolik Ayat-ayat Tentang Kiamat dan
Kebangkitan dalam Al-Qur`an” Universitas Kalijaga Yogyakarta:
tahun 2015.
Al-Mishri, Syekh Mahmud, Tamasya ke Negeri Akhirat, Jakarta: Pustaka al-
kautsar
Al-Wabil, Yusuf, Yaumul Qiyamah (Tanda-Tanda Dan Gambaran Hari
Kiamat Berdasarkan Sumber-sumber Yang Otentik), Jakarta:
Qisthi Press 2006
Al-Qurthubi, Imam, Rahasia Kematian, Alam Akhirat, Dan Kiamat,
Jakarta: Akbar Media Eka Sarana 2004, Cet, 2
Amaliyah, Efa Ida, Pesan Moral Kiamat Persepektif Al-Qur`an, dalam
Al-Qur`an Hermeunetik, Vol. 7, No. 2, Desember 2013.
Amiruddin, Syah , Nikmatnya Qiyamat, Institut Kajian Tasawuf Az-
Zukhruf, Jakarta. 2013
Amuli, Jawadi, Makna Hari Kiamat dalam Al-Qur`an, Jakarta: Lentera 2012

As-Suyuthi, Jalaludin, Sebab Turunnya Ayat Al-Qur`an, Jakarta: Gema


Insani 2008

At-Thabari, Tafsir al-Bayan, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, Jilid 22


108

Aziz, Abdul, Hari Kiamat Menurut Al-Qur`an, Jakarta: Pustaka Firdaus,


1986
Bahnasawi, K. Salim, Butir-butir Pemikiran Sayyid Qutb: Menuju
Pembaruan Gerakan Islam, terj. Abdul Hayyie al-Kattani dkk,
Jakarta: Gema Insani Press, 2003
Baiquni, Achmad Al-Qur`an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Jakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa, 1996, Cet. 1
Fahmi, Irfan, Ensiklopedia Kiamat, Gema Insani, Jakarta: 2013
Fatah, al-Khalidi Slahah abdul, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil
Qur`an Sayyid Qutb, terj. Salafuddin Abu Sayyid, Surakarta: Era
Intermedia, 2001
Febri, Irawan, “Hadis-hadis Tentang tanda-tanda Hari Kiamat (studi
ma’anil hadis)” Uiniversitas Islam Negeri Syarif Kasim Riau:
tahun 2012
Hemdi, Yoli Kiamat Pasti Datang, Jakarta: Luxima Metro Media 2018, Cet 1
Hidayat, Nuim, Sayyid Qutb Biografi dan Kejernihan Pemikirannya,
Jakarta: Gema Nurani, 2005
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin,diakses pada tanggal 22
Juli 2019
Islam, Ensiklopedia, Jakarta: PT. Ictiar Baru van Hoeve 1999, Jilid 2
Istianah, “Respon Siswa-I Madrasah Aliyah Negeri 4 Model Jakarta
Terhadap Film Hari Kiamat 2012” Universitas Islam Negeri
Jakarta: tahun 2010.

Jenggis, Akhmad, Kebangkitan Islam, Yogyakarta: NFP Publishing, 2011

Agama RI, Kementrian, Ensiklopedia Al-Qur`an, Batara: PT charisma


Ilmu
109

Agama RI, Kementerian, Kiamat Dalam Persepektif Al-Qur’an Dan


Sains, Lajnah pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Jakarta: 2011
Agama RI, Kementerian, Pencitaan Bumi Tafsir Ilmi, Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2010, Jilid 3
Masduqi Irwan, ketika Nonmuslim Membaca Al-Qur`an, Yogyakarta:
Bunyan, 2013
Misbah, Muhammad, Corak Penafsiran Sayyid Qutb dalam Dhilal Al-
Qur`an, http://badaigurun.blogspot.com/2009/05/corak-
penafsiran-sayyid-qutb-dalam-html diakses pada tanggal 22 Juli
2019
Muslih, Abdul Karim, Agama RI Kementerian, Kiamat, Depok: Gema
Insani: 2013
Muslim, Shahih, Al Musnad Al Shahih Al Mukhtashar bi An-Naql Al-A’dl
an Al-A’dl Rasulillah Saw, Beirut: Dar al-Ihya, 261 H, Juz 1
Nanji, Azim, Falsafat Isma’illiyyah, dalam Seyyed Hossein Nasr dan
Oliver Leaman, Ensiklopedia tematis Filsafat Islam, Bandung:
Penerjemah Mizan, 2003
Nasional Balai Pustaka, Departemen Pendidikan, Kampus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, Cet. 1
Naufal, Abdurrazaq, Hari Kiamat, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993, Cet. 1
Nugroho, Ipnu Rinto, Misteri kehidupan Alam Barzakh, Yogyakarta:
Mueeza, 2017
Qutb Sayyid, Masyahid Fi Yaum Al-Qiyamah, Nasr: Dȃr Al-Suruq, 1968
Qutb Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil Qur`an (Diwabah Naungan Al-Qur`an),
terj. As’ad Yasin, dkk., Jilid 1, Jakarta: Gema Insani Press, 2000
110

Rukmanasari, Jurnal Hari Kiamat Perspektif Al-Qur’an Studi Terhadap


Q.s Al-Qari’ah, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makasar: 2013
Sa’id Mursi Syaikh Muhammad, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang
Sejarah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007
Salim Peter, Salim Yenni, Kamus Indonesia Kontemporer, Jakarta:
Modern English Press 2002
Sja’roni, M, Studi Tafsir Temtaik, Panca Wahana Jurnal Studi Islam, Vol.
9, No. 1, 2014
Shihab, M Quraish Kematian adalah Nikmat Sekelumit pandangan
Filosof, Agamawan, Ilmuan dan Al-Qur`an, Tangerang: Lentera
Hati, 2013
Shihab, M. Quraish Perjalanan Menuju Keabadian Kematian, Surga dan
Ayat-ayat Tahlili, (Jakarta: Lentera hati, 2001), Cet, 2
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, Jilid 8
Syakir, Syaikh Ahmad, Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Darul
Sunnah, 2017, Jilid 1
Syibromalisi Faizah Ali dan Azizy Jauhar, Membca Kitab Tafsir Klasik-
Modern, Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah,
2011
Taufiq Sholeh, Detik-Detik Kiamat, Tanda-tanda Kiamat Shugro Dan
Kubro, Tangerang: Lafazh Book indonesia 2017
Tjandra, Kartono Empat bencana geologi yang Paling Mematikan,
Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2017, Cet 1
Thobari Fattah, Abdullah Afif Dosa-dosa menurut Al-Qur`an, Jakarta:
Gema Insani, 1993
111

Uwais An-Nadwy, Syaikh Muhammad, Tafsir Ibnu Qayyim, Tafsir ayat-


ayat pilihan, Jakarta: Darul Falah 2000
Zulfikar, MH bin Jurnal Biografi Sayyid Qutb, Universitas SUSKA: 2015
BIOGRAFI PENULIS
Nama Miaul Hilwah, Lahir di Bekasi 17
Juni 1997. Seorang anak dari Bapak H. A. Rohili.
AR dan Ibu Hj. Aminah Hasan. Dia anak kedua
dari tiga saudara, kaka yang pertama seorang
lelaki bernama Ainul Yaqin dan adik laki-laki
bernama Husni Mubarok. Penulis adalah
perempuan satu-satunya dari kedua saudara laki-
laki.
Pada tahun 2002 penulis mulai masuk sekolah dasar di Madrasah
Ibtidaiyah (MI) At-Taqwa 36 dan selesai sekolah tingkat dasar pada tahun
2008. Setelah penulis lulus sekolah dasar, penulis mulai melanjutkan
belajar Al-Qur`an dengan membenarkan sistem bacaan Al-Qur`an
sekaligus sekolah tingkat menengah (MTS) yaitu di pesantren Al-Qur`an
Nurul Furqon Cibinong Bogor sampai Lulus Masdrasah Aliyah (MA)
pada tahun 2014 pada saat penulis selesai sekolah tingkat atas, penulis
tidak langsung pulang. Akan tetapi melanjutkan satu tahun untuk
mengabdikan diri di pesantren sampai tahun 2015 dengan bertujuan
mengabdikan diri dan memperlajari sistem ngajar mengajar di pesantren.
Setelah penulis selesai masa pengabdian pada tahun 2015 penulis
berizin kepada kiyai pesantren untuk melanjutkan pendidikan tingkat
kuliah atau S1. pada saat itu pula kiyai mengizinkan penulis keluar dari
pesantren karena melanjutkan studi tingkat S1 (Strata 1) di Intitut Ilmu
Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, dan selesai pendidikan S1 Fakultas Ushuluddin
dan Dakwah pada tahun 2019.

100

Anda mungkin juga menyukai