Anda di halaman 1dari 56

THE LIVING QUR’AN: UPAYA PENANAMAN NILAI-

NILAI AL-QUR’AN DALAM KEHIDUPAN SANTRI


(Studi Kasus di Yayasan Pondok Pesantren Munirul Arifin Nahdlatul
Wathan (YANMU NW) Praya Lombok Tengah NTB)

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister


Agama (M. Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir

Oleh:
Muyassaroh Zaini
NIM. 217410725

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


PASCASARJANA MAGISTER ( S2 )
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1440 H/2019 M
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul “The Living Qur’an: Upaya Penanaman Nilai-nilai Al-
Qur’an dalam kehidupan santri (Studi Kasus di Yayasan Pondok Pesantren
Munirul Arifin Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya Lombok Tengah
NTB)” yang disusun oleh Muyassaroh Zaini, dengan Nomor Induk
Mahasiswa 217410725 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan
dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan di
sidang munaqasyah.

Pembimbing 1 Pembimbing II

Dr. H. Ahmad Syukron, MA Hj. Ade Naelul Huda, Ph. D


Tanggal: 17 Juli 2019 Tanggal: 15 Juli 2019

i
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
Tesis dengan judul “The Living Qur’an: Upaya Penanaman Nilai-Nilai Al-
Qur’an dalam Kehidupan Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Munirul
Arifin Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya Lombok Tengah NTB)”.
Oleh Muyassaroh Zaini dengan NIM 217410725 telah diujikan di sidang
munaqasyah program pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
pada tanggal 29 Juli 2019. Tesis tersebut telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Magister Agama (M.Ag.) dalam bidang ilmu Al-
Qur’an dan tafsir.

Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA. (……………………….)


Ketua Sidang

Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA (……………………….)


Penguji 1

H. M. Ziyad Ulhaq, SQ, S.Hi. MA, Ph.D (...................................)


Penguji II

Dr. H. Ahmad Syukron, MA (……………………….)


Pembimbing 1

Hj. Ade Naelul Huda, MA. Ph.D (……………………….)


Pembimbing II

Dr. H. Ahmad Syukron, MA (……………………….)


Sekretaris Sidang

ii
PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Muyassaroh Zaini
NIM : 217410725
Tempat/Tanggal Lahir : Paoq Lombok, 07 Februari 1993
Menyatakan bahwa tesis dengan judul “The Living Qur’an: Upaya
Penanaman Nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan santri (Studi Kasus di
Yayasan Pondok Pesantren Munirul Arifin Nahdlatul Wathan (YANMU
NW) Praya Lombok Tengah NTB” adalah benar-benar asli karya saya
kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan
di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tangguh jawab saya.

Jakarta, 15 Juli 2019

Muyassaroh Zaini

iii
MOTTO

 
 
   
“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran,
maka adakah orang yang mengambil pelajaran.” (QS. Al-Qamar [54]: 17).

iv
‫يم‬
ِ ‫الر ِح‬
َّ ‫من‬
ِ ْ‫الرح‬
َّ ِ‫س ِم هللا‬
ْ ِ‫ب‬
KATA PENGANTAR
Al-hamdulillah puji syukur atas segala limpahan nikmat, kasih
sayang dan karunia yang diberikan Allah swt. sehingga tesis yang berjudul
“The Living Qur’an: Upaya Penanaman Nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri (Studi Kasus di Yayasan Pondok Pesantren Munirul Arifin
Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya Lombok Tengah NTB ini dapat
terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat beriringkan salam
semoga selalu tercurah untuk baginda Nabi Muhammad saw. beserta
keluarga dan sahabat.
Dalam perjalanan menyelesaikan tesis ini tentunya penulis tidak
sendiri, ada banyak pihak yang telah berjasa memberikan dukungan baik
moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang mendalam kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA. Rektor Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA. selaku direktur
pascasarjana IIQ Jakarta. Terima kasih atas ilmu dan arahan yang
diberikan.
3. Bapak Dr. H. Ahmad Syukron, MA selaku dosen pembimbing I.
Terimakasih atas waktu yang telah diluangkan dan arahan yang telah
diberikan kepada penulis sehingga tesis ini selesai sesuai dengan
harapan.
4. Ibu Dr. Hj. Ade Naelul Huda, MA. Ph.D selaku pembimbing II.
Terimakasih atas waktu dan arahan yang telah diberikan kepada
penulis demi terselesaikan tesis ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen pascasarjana IIQ Jakarta yang telah
memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis, semoga
keberkahan selalu mengiringi di setiap langkah, dan ilmu yang telah
diajarkan mengalirkan pahala jariyah yang taka akan putus.
6. Staf Tata Usaha Pascasarjana IIQ Jakarta yang telah bersedia
direpotkan oleh penulis untuk berbagai keperluan. Semoga Allah swt.
membalasnya dengan kebaikan yang banyak.
7. Bapak Dr. TGH. Zainal Arifin Munir, Lc., M.Ag selaku pimpinan
Yayasan pondok pesantren Munirul Arifin Nahdlatul Wathan
(YANMU NW) Praya Lombok Tengah, terimakasih telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
di tempat ini.
8. Para narasumber yang telah bersedia penulis wawancarai atas waktu
yang diluangkan.
v
9. Kedua orang tua tersayang, Abah TGH. Zaini Abdul Hannan, Lc.
M.Pd.I dan Ummi Hj. Munawarah yang tak henti mendo’akan dan
mendukung penulis sehingga dapat menyelesaikan kuliah ini.
Semoga abah dan ummi selalu sehat dan dalam lindungan Allah swt.
10. Mertua tersayang, Abah Dr. TGH. Zainal Arifin Munir, Lc, M.Ag
dan Ummi Hj. Sakinah Mustafa, yang tak pernah putus memberikan
do’a dan dukungan kepada penulis, sehingga bisa sampai pada tahap
ini. Semoga Abah dan ummi selalu dalam lindungan Allah swt.
11. Suami tersayang, H. ‘Alaul Islam, QH., M.Sy., terimakasih atas do’a,
dukungan dan semangat yang telah diberikan, sehingga bisa
menyesaikan tesis ini.
12. Semua keluarga tercinta, kakak-kakak, adik-adik dan keponakan
saya. Terimakasih do’a, dukungan dan semua yang telah diberikan.
13. Teman-teman kuliah Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2017
yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
Semoga tali persaudaraan kita akan tetap terjalin sampai kapanpun.
14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga
Allah membalas semua kebaikan dengan sebaik-baik balasan.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dan partisipasi dari
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini
mendapat balasan pahala dari Allah swt. dan semoga tesis ini dapat
bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya masyarakat
pecinta ilmu dalam menambah wawasan dan referensi. Semoga Allah swt.
selalu membimbing kita ke jalan yang diridhainya. Aamiin

Jakarta, 15 Juli 2019


Penulis,

Muyassaroh Zaini

vi
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN TESIS ................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS................................................................... iii
MOTTO.................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
DAFTAR ISI .......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xi
PEDOMAN TRANSLITERASI........................................................... xii
ABSTRAKSI .......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1


B. Permasalahan ............................................................................ 7
1. Identifikasi Masalah ............................................................. 7
2. Pembatasan Masalah ............................................................ 8
3. Perumusan Masalah .............................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 9
E. Kajian Pustaka........................................................................... 10
F. Metodologi Penelitian ............................................................... 15
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................... 15
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 16
3. Sumber Data ......................................................................... 17
4. Metode Pengumpulan Data .................................................. 18
5. Metode Analisis Data ........................................................... 21
6. Validitas Data ....................................................................... 22

vii
G. Langkah-langkah Penelitian ...................................................... 23
H. Sistematika Penulisan ............................................................... 24

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Living Qur’an ............................................................................ 27


1. Pengertian Living Qur’an ..................................................... 27
2. Objek Kajian Living Qur’an................................................. 32
3. Sejarah Living Qur’an .......................................................... 34
4. Jenis Living Qur’an .............................................................. 36
5. Pentingnya Kajian Living Qur’an ........................................ 37
6. Metode Penelitian Living Qur’an ......................................... 38
7. Living Qur’an Kognitif dan Non Kognitif ........................... 40
8. Cakupan Kajian Living Qur’an ............................................ 41
B. Upaya Penanaman Nilai-Nilai Al-Qur’an dalam Kehidupan ... 49
1. Nilai-Nilai Al-Qur’an ........................................................... 49
a. Pengertian Nilai-Nilai Al-Qur’an .................................... 49
b. Al-Qur’an sebagai Sumber Nilai ..................................... 51
c. Macam-macan Nilai Al-Qur’an ....................................... 52
2. Penanaman Nilai-Nilai Al-Qur’an ........................................ 74
a. Pengertian Penanaman Nilai-nilai Al-Qur’an .................. 74
b. Tujuan Penanaman Nilai-nilai Al-Qur’an ....................... 74
c. Pendekatan Penanaman Nilai-nilai Al-Qur’an ................ 77
d. Metode Penanaman Nilai-nilai Al-Qur’an ..................... 78
C. Pondok Pesantren ...................................................................... 89
1. Pengertian Pondok Pesantren ............................................... 90
2. Tujuan Pondok Pesantren ..................................................... 91
3. Ciri Khas Pesantren .............................................................. 93

viii
BAB III PROFIL PONDOK PESANTREN MUNIRUL ARIFIN
NAHDLATUL WATHAN (YANMU NW) PRAYA

A. Sejarah Berdirinya ..................................................................... 97


B. Visi, Misi dan Tujuan................................................................ 99
C. Sarana dan Prasarana ................................................................ 106
D. Program Pendidikan dan Kurikulum......................................... 111
E. Lembaga-lembaga yang Dikelola ............................................. 113
F. Struktur Organisasi ................................................................... 114
G. Data Pembina, Pengasuh dan Guru ........................................... 114
H. Jumlah Santri dan Santriwati .................................................... 119
I. Ekstrakulikuler .......................................................................... 120
J. Prestasi-Prestasi ........................................................................ 121

BAB IV ANALISIS UPAYA PENANAMAN NILAI-NILAI AL-


QUR’AN DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI PONDOK
PESANTREN MUNIRUL ARIFIN NAHDLATUL WATHAN
(YANMU NW) PRAYA

A. Penanaman Nilai-Nilai Al-Qur’an dalam Kehidupan Santri ....


1. Pembelajaran Santri dalam Menghidupkan Al-Qur’an ........ 124
2. Nilai-Nilai Al-Qur’an yang Ditanamkan dalam Kehidupan Santri
a. Nilai Ibadah ..................................................................... 138
b. Nilai Akhlakul Karimah .................................................. 149
c. Nilai Mu’amalah .............................................................. 190
d. Nilai Ilmu Pengetahuan ................................................... 192
e. Nilai Kedisiplinan ............................................................ 196
3. Kendala-kendala Penanaman Nilai-nilai Al-Qur’an dalam
Kehidupan Santri ................................................................... 198

ix
4. Metode-Metode Penanaman Nilai-Nilai Al-Qur’an dalam
Kehidupan Santri ................................................................... 203
a. Metode Ceramah .............................................................. 203
b. Metode Nasihat ................................................................ 205
c. Metode Kisah ................................................................... 206
d. Metode Keteladanan ........................................................ 207
e. Metode Praktik ................................................................ 209
f. Metode Pembiasaan ......................................................... 211
g. Metode Hukuman ............................................................ 213
B. Signifikasi Penanaman Nilai-Nilai Al-Qur’an dalam Kehidupan
Santri ........................................................................................ 215
1. Berakhlak.............................................................................. 215
2. Religius ................................................................................. 219
3. Giat Belajar........................................................................... 222
4. Disiplin ................................................................................. 223

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 227


B. Saran.......................................................................................... 229

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 231

LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel I : Sarana dan Prasarana Gedung Selatan ......................................107


Tabel 2 : Sarana dan Prasarana Gedung Utara ........................................109
Tabel 3 : Alat-alat Pondok Pesantren ......................................................110
Tabel 4 : Data Pembina dan Pengasuh ....................................................117
Tabel 5 : Data Guru dan Tenaga Pendidik ..............................................119
Tabel 6 : Jumlah Santri dan Santriwati ...................................................120
Tabel 7 : Penanaman Nilai-Nilai Al-Qur’an dalam Kehidupan Santri ...225
Tabel 8 : Signifikasi Penanaman Nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan
Santri .........................................................................................226
Tabel 9 : Jadwal Kegiatan YANMU NW Praya

xi
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. dalam penulisan tesis di IIQ, Transliterasi Arab-
Latin mengacu pada berikut ini.

A. Konsonan
Huruf Transliterasi Huruf Transliterasi
‫ا‬ A ‫ط‬ th
‫ب‬ B ‫ظ‬ zh
‫ت‬ T ‫ع‬ ‘
‫ث‬ Ts ‫غ‬ gh
‫ج‬ J ‫ف‬ f
‫ح‬ H ‫ق‬ q
‫خ‬ Kh ‫ك‬ k
‫د‬ D ‫ل‬ l
‫ذ‬ Dz ‫م‬ m
‫ر‬ R ‫ن‬ n
‫ز‬ Z ‫و‬ w
‫س‬ S ‫ه‬ h
‫ش‬ Sy ‫ء‬ ’
‫ص‬ Sh ‫ي‬ Y
‫ض‬ Dh

xii
B. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah a َ‫ا‬ â َ‫ي‬...ََ
Kasrah i ‫ي‬ î َ‫و‬...ََ
Dhammah u ‫و‬ û

C. Kata Sandang
Alif Lam (‫َ(ال‬ Syaddah Ta Marbûthah
Qamariah Syamsia Waqaf Washal
h
‫البقرة‬ ‫الرجل‬ ‫ِإ َّن الَّ ِذيْن‬ ‫اْأل ْفئِدة‬ ٌ ‫اصبة‬
ِ ‫املةٌ ن‬
ِ ‫ع‬
al-Baqarah ar-Rajul Inna al-ladzîna al-Af’idah Âmilatun Nâ
sibah

xiii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan santri dan keberhasilan
penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan santri di pondok
pesantren Munirul Arifin Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya.
Penelitian ini membuktikan bahwa dalam upaya penanaman nilai-nilai
Al-Qur’an dalam kehidupan santri di pondok pesantren Munirul Arifin
Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya menggunakan metode
penyampaian materi yaitu melalui ceramah, memberikan nasihat dan
menceritakan kisah-kisah para Nabi atau umat-umat terdahulu. Metode
keteladanan yaitu memberikan contoh yang baik kepada santri dan metode
pembiasaan yaitu membiasakan santri dengan perilaku-perilaku yang baik.
Penanaman nilai-nilai Al-Qur’an tersebut mempunyai pengaruh yang positif
dalam kehidupan santri yaitu santri berakhlak, religius, giat belajar dan
disiplin.

Penelitian penulis sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ummu


Farida yang berjudul Nilai-Nilai Qur’ani dan Internalisasinya dalam
Pendidikan. Ummu Farida memfokuskan penelitiannya pada nilai moral
Qur’ani. Dan Internalisasi nilai-nilai moral Qur’ani dalam pendidikan
menggunakan metode pengetahuan tentang nilai melalui dongeng (kisah) dan
nasihat. Menciptakan lingkungan yang kondusif, membangun tokoh idola,
dan pembiasaan. Perbedaannya dengan penelitian penulis, dalam penanaman
nilai-nilai Al-Qur’an di dalam kehidupan menggunakan metode ceramah,
nasihat, kisah, keteladanan, praktik, pembiasaan, dan metode hukuman.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitis yang bersifat
kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan
dengan mengadakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data
yang digunakan adalah sumber primer di dapatkan melalui wawancara
dengan kepala sekolah, guru, pengasuh dan santri tahfîdz Al-Qur’ân di PP.
Munirul Arifin NW Praya, kemudian dari kitab tafsir, salah satunya tafsir
ibnu Katsîr. Dan data sekunder yang bersumber dari buku dan jurnal yang
berkaitan dengan tema penelitian.

xiv
‫الملخص‬
‫يستهدف هذا البحث إلى وصف وتحليل غراسة القيم القرآنية‬
‫وثمره في حياة الطلب معهد منير العارفين نهضة الوطن بفرايا‪.‬‬
‫ويشرح هذا البحث أن غراسة القيم القرآنية في حياة الطلب‬
‫معهد منير العارفين نهضة الوطن بفرايا بطريقة المباشرة مثل‬
‫طريقة المحاضرة والموعظة الحسنة وحكاية قصص النبياء والمم‬
‫الماضية والنصائح الدينية والسوة الطيبة إلى الطلب له تأثي ٌر‬
‫إيجابي في إصلح الخلق الطلب وتهذيبهم وهمتهم التعلمية‪.‬‬
‫ويماثل هذا البحث بحثًا علميًّا الذي قدمه أم فريدة تحت‬
‫الموضوع "القيم القرآنية‪ ،‬وتدخيلها في التعليم والتربية "‪ .‬وركزت‬
‫أم فريدة بحثها في الخلق القرآنية وتدخيل القيم القرآنية في التعليم‬
‫والتربية بغراسة القيم القرآنية من القصة الملهمة والنصائح الدينية‬
‫وجعل البيئة الحسنة وإبانة الوجيه المميزة‪ .‬والفرق بين بحثها وبين‬
‫هذا البحث أن هذا البحث يبحث عن غراسة القيم القرآنية في الحياة‬
‫بطريقة المباشرة والموعظة الحسنة والسوة الطيبة و القصة‬
‫الملهمة و الممارسة و العقابية‪.‬‬
‫هذا البحث يستخدم بحث الوصفي التحليلي النوعي بطريقة‬
‫الظواهر وجمع البيانات بطريق إجراء الملحظات والمقابلت‬
‫والتوثيقات‪ .‬ومصادر البيانات المستخدمة هي المصادر الولية التي‬
‫تحصل من خلل المقابلت مع رئيس المدرسة والساتيذة‪ ،‬وطلب‬
‫تحفيظ القرآن بمعهد منير العارفين نهضة الوطن بفرايا‪ ،‬ثم من كتب‬
‫التفاسير‪ ،‬منها تفسير القرآن العظيم لْلمام الحافظ أبي الفداء‬
‫إسماعيل بن كثير الدمشقي والبيانات الفرعية المستمدة من الكتب‬
‫والمجلت المتعلقة بموضوع البحث‪.‬‬

‫‪xv‬‬
ABSTRACT
This research aims to describe and analyze the cultivation of the values
of the Qur'an and the success of the cultivation of the values of the Qur'an in
the lives of students in boarding schools Munirul Arifin Nahdlatul Wathan
(YANMU NW) Praya.
The results of the research proved that the methods used in the
cultivation of the values of Al-Qur'an in the life of students in boarding
schools Munirul Arifin Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya are the
methods of delivery of material through lectures, give advice and tells stories
of the prophets or elect. Example methods are teachers become role models
for students and conditioning methods are familiarize students with
behaviors that is good. The cultivation of the values of the Qur'an had a
positive influence in the lives of students are religious, character, actively
learning and discipline.

The research is similar with Ummu Farida research entitled Qur'anic


values and internalization in education. And internalization of Qur'anic
moral values in education using knowledge of value through the fairy tale
(story) and advice. Creating a conducive environment, building conditioning,
and Idol figures. The difference with the research, in the cultivation of the
values of the Qur'an in his life using methods lectures, advice, story,
example, practice, conditioning, and methods of punishment.
This research uses analytical and descriptive methods which are
qualitative. The approache take of Phenomenology. Data collection is done
by holding observation, interview and interview. The data examined comes
not only from primary resources through interviews with the principals, the
teachers, caregivers and students in boarding schools Munirul Arifin NW
Praya, then from the book of tafsir, one of whom tafsir Ibn katsir. Second,
the secondary data were resources such as related books and journals.

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an adalah firman Allah swt. yang tiada tandingannya
(mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantara
malaikat Jibril.1 Al Qur’an ini merupakan mukjizat yang kekal dan abadi,
serta menjadi bukti yang membenarkan segala sesuatu yang disampaikan
oleh Rasulullah saw.2
Al-Qur’an mudah untuk dipelajari, dipahami dan direalisasikan
dalam bentuk perbuatan hanya bagi orang-orang yang bersungguh-
sungguh mempelajarinya. Kemudahan mempelajari Al-Qur’an dan
pengajarannya disebutkan empat kali dalam surah Al-Qamar/54 yaitu
pada ayat 17, 22, 32 dan 40.

 
 
   
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk
pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?.” (QS.
Al-Qamar [54] : 17).

Ayat di atas menegaskan sebuah jaminan bahwa Allah memudahkan


Al-Qur’an untuk dipelajari, baik sebagai objek bacaan, hafalan ataupun
yang dipelajari. Dalam kenyataannya Al-Qur’an mudah untuk dibaca,
dihafalkan dan dipelajari.3

1
Muhammad Alî ash-Shabûnî, Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Aminuddîn, (Bandung:
CV Pustaka Setia, 1998), h. 15
2
Sayyid Thanthawi, ‘Ulûmul Qur’ân Teori dan Metodologi, (Jogjakarta: IRCiSoD,
2013), h. 25
3
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: PT Sinergi Pustaka
Indonesia, 2012), Jilid IX, h. 568

1
2

Menurut M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbâh, ayat tersebut


menjelaskan bahwa Allah mempermudah pemahaman Al-Qur’an antara
lain dengan cara menurunkannya sedikit demi sedikit, mengulang-ulangi
uraiannya, memberikan serangkaian contoh dan perumpamaan, mudah
diucapkan dan dipahami, populer serta sesuai dengan nalar fitrah
manusia agar tidak timbul kerancuan dalam memahami pesannya.4
Al-Qur’an memiliki beberapa fungsi dan tujuan antara lain sebagai
petunjuk, pedoman, obat dan pemberi kabar gembira bagi umat manusia.
Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah swt. dalam surah Al-Isrâ’
ayat 9.
  
  
 
 
 
   

“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan)
yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang
yang beriman yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka
ada pahala yang besar”.(QS. Al-Isrâ’[17]: 9).

Kemudian dalam ayat lain juga dijelaskan antara lain fungsi dan
tujuan dari Al-Qur’an, Sebagaimana firman Allah swt.

 
 
 
  
 
 

4
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbâh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2007), Vol. 13, Cet. VIII, h. 242
3

“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami


turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya
mereka memikirkan”. (QS. An-Nahl [16]: 44)
 
  
 
   
  

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian.” (QS. Al-Isrâ’ [17]: 82).

Beberapa ayat di atas menjelaskan bahwa Allah swt. menyatakan


keistimewaan-keistimewaan kitab-Nya yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. yaitu kitab Al-Qur’an, dengan menunjukkan fungsi
dari kitab itu sendiri serta faedahnya bagi seluruh umat manusia. 5
Kehadiran Al-Qur’an dalam kehidupan masyarakat pada umumnya
memiliki tujuan yang terpadu dan menyeluruh, bukan sekedar kewajiban
pendekatan religius yang bersifat ritual dan mistik. Dalam hal ini, Al-
Qur’an adalah petunjuk Allah yang jika dipelajari dan diamalkan akan
membantu masyarakat menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan
pedoman bagi penyelesaian berbagai problem hidup.6
Seorang muslim berkewajiban untuk selalu berinteraksi aktif dengan
Al-Qur’an, menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan
bertindak. Anjuran membaca secara khusyuk dan bersungguh-sungguh
merupakan langkah fundamental bagi seorang muslim agar dapat
mengenal makna dan arti secara luas. Kemudiaan diteruskan dengan

5
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 5, h. 443
6
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhû’i atas Pelbagai
Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1999), Cet. IX, h. 13
4

merenungkan dan memahami maknanya lalu mengamalkannya dalam


kehidupan sehari-hari dilanjutkan dengan mengajarkannya.
Seiring perkembangan zaman, kajian Al-Qur’an mengalami
perkembangan wilayah kajian, dari kajian teks menjadi kajian sosial-
budaya dan menjadikan masyarakat muslim menjadi objek kajiannya.
Kajian ini sering disebut kajian living Qur’an.7 Living Qur’an adalah
kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai peristiwa sosial terkait
dengan kehadiran Al-Qur’an atau keberadaan Al-Qur’an di sebuah
komunitas muslim tertentu.8
Secara sederhana living Qur’an dapat dipahami sebagai gejala yang
nampak di masyarakat berupa pola-pola perilaku yang bersumber dari
maupun respon terhadap nilai-nilai Al-Qur’an.9
M. Mansur berpendapat bahwa pengertian the living Qur’an pada
dasarnya bermula dari fenomena Qur’an in every day life (Al-Qur‘an
dalam kehidupan sehari-hari). Maksudnya adalah makna dan fungsi Al-
Qur‘an riil yang dipahami dan dialami oleh masyarakat Muslim. Atau
perilaku masyarakat yang dihubungkan dengan Al-Qur’an pada tataran
realita.10
Sesuai dengan perkembangan masyarakat yang semakin dinamis
sebagai akibat kemajuan ilmu dan teknologi, penerapan nilai-nilai Al-
Qur’an semakin menjadi keniscayaan, khususnya di era globalisasi ini.
Hal tersebut menyebabkan pentingnya penanaman nilai-nilai Al-Qur’an
dalam kehidupan. Karena tanpa kitab suci ini, umat Islam akan

7
Abdul Mustaqîm, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea
Press Yogyakarta, 2017), Cet. 1, h. 106
8
Sahiron Syamsuddîn,“Penelitian Literatur Tafsir/ Ilmu Tafsir: Sejarah, Metode
Analisis Penelitian”, dalam Makalah Seminar, (Yogyakarta: 1999), h. 15
9
M. Mansur, Living Qur’an dalam Lintasan Sejarah Al-Qur’an, (Yogyakarta: TH.
Press, 2007), h. 5.
10
M. Mansur, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: TH.
Press, 2007), h. 5.
5

menghadapi kendala dalam upaya menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an


sebagai upaya pembentukan pribadi umat yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia, cerdas, maju dan mandiri.11
Nilai-nilai Al-Qur’an adalah nilai-nilai yang bersumber pada Al-
Qur’an sebagai sumber tertinggi ajaran agama Islam.12 Nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-Qur’an sangat banyak dan beragam dari hubungan
manusia dengan Allah, hubungan antar manusia dan hubungan manusia
dengan alam semesta.13 Diantara nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan
yang akan penulis bahas adalah nilai ibadah, nilai Akhlak, dan nilai ilmu
pengetahuan.
Dalam menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an, pendidik harus memahami
bahwa peserta didik yang dihadapinya adalah makhluk yang terdiri dari
unsur jasmani, akal, dan jiwa sehingga ia harus dipandang, dihadapi, dan
diperlakukan dengan keseluruhan unsur-unsurnya secara serempak baik
dari segi materi, metode, maupun waktu penyampaiannya.14 Dengan
nilai-nilai Al-Qur’an yang diperoleh peserta didik akan membentuknya
menjadi pribadi yang baik yang dapat menciptakan kerukunan hidup di
dalam masyarakat.
Yayasan Pondok Pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan
(YANMU NW) Praya Lombok Tengah merupakan salah satu lembaga
formal yang lebih mengutamakan pendidikan Agama namun tidak
memandang sebelah mata pendidikan umum. Pesantren merupakan salah
satu corong utama yang memiliki harapan besar tercetaknya para ahli Al-
Qur’an, yang selain memiliki kualitas hafalan yang baik, juga menjiwai
11
Said Agil Husin al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Al-Qur’ani dalam Sistem
Pendidikan Islam, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005), h. 15
12
Said Agil Husin al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Al-Qur’ani dalam Sistem
Pendidikan Islam, h. 13
13
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Muqaddimah, h. 9
14
Umma Farida, “Nilai-Nilai Qur’ani dan Internalisasinya dalam Pendidikan”,
dalam Jurnal STAIN Kudus, 2017, h. 146
6

nilai-nilai Qur’an sehingga bermanfaat, baik bagi dirinya maupun orang


lain. Tujuan pondok pesantren Munirul Arifin NW Praya adalah
mewujudkan insan yang cerdas, unggul, religius dan berakhlak yang
sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an.
Akan tetapi, pada realita yang terjadi di pondok pesantren YANMU
NW Praya, terdapat dekadensi moral yang terjadi pada santri, seperti
tidak hormat kepada guru, orangtua, mengganggu teman, tidak shalat
berjama’ah, tidak dispilin, memakai jilbab pendek, baju ketat dan
sebagainya. Hal ini dikarenakan latar belakang santri yang berbeda-beda
atau bukan dari keluarga yang menekuni pendidikan. Kemudian
disebabkan setiap santri mempunyai IQ yang berbeda-beda dan dari
metode-metode yang digunakan dalam penanaman nilai-nilai Al-Qur’an
juga masih kurang. Dengan demikian, pentingnya penanaman nilai-nilai
Al-Qur’an dalam kehidupan santri dan pentingnya menggunakan
metode-metode yang tepat dalam upaya penanaman nilai-nilai Al-Qur’an
yang sesuai dengan kemampuan santri.
Muhammad Quraish Shihab menawarkan beberapa metode untuk
menunjang tercapainya target yang diinginkan dalam penanaman nilai-
nilai Al-Qur’an sebagai berikut:
Pertama, mengemukakan kisah-kisah yang bertalian dengan nilai-
nilai dimaksud. Misalnya ketika mengajarkan tentang kesabaran, maka
dapat disajikan pula kisah mengenai kesabaran Rasulullah saw. dalam
menghadapi cemohan dan cobaan dari kaum kafir Quraisy, atau kisah
kesabaran dan kesetiaan Nabi Ismâ‘îl dan ayahnya Nabi Ibrâhîm dalam
melaksanakan perintah Allah dan mengabaikan godaan setan.
Kedua, nasihat dan panutan. Al-Qur’an juga menggunakan kalimat-
kalimat yang menyentuh hati untuk mengarahkan manusia kepada ide-
ide yang dikehendakinya. Namun, nasihat yang dikemukakannya itu
7

tidak banyak manfaatnya jika tidak disertai dengan contoh teladan dari
pemberi atau penyampai nasihat, dalam hal ini adalah pendidiknya.
Ketiga, pembiasaan. Pembiasaan ini memiliki peranan yang sangat
besar dalam kehidupan manusia, karena dengan kebiasaan, seseorang
mampu melakukan hal-hal penting dan berguna tanpa menggunakan
energi dan waktu yang banyak. Al-Qur’an sendiri menggunakan
“pembiasaan” yang dalam prosesnya menjadi “kebiasaan” sebagai salah
satu cara yang menunjang tercapainya target yang diinginkan dalam
penyajian materi-materinya. Misalnya, dalam hal shalat, yang dimulai
dengan menanamkan rasa kebesaran Tuhan, kemudian dengan
pelaksanaan shalat dua kali sehari disertai dengan kebolehan bercakap-
cakap, disusul kewajiban melaksanakannya lima kali sehari dengan
larangan bercakap-cakap.15
Dengan uraian di atas, penulis menganggap penting mengangkat
tema yang berkaitan dengan Al-Qur’an yang menjadi kajian living
Qur’an, dengan judul “The Living Qur’an: Upaya Penanaman Nilai-
Nilai Al-Qur’an dalam Kehidupan Santri (Studi kasus di Pondok
Pesantren Munirul Arifin Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya
Lombok Tengah NTB). Alasan penulis memilih tema dan lokasi di atas
adalah untuk mendeskripsikan dan memberikan kontribusi yang dapat
membentuk kepribadian santri yang sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an,
masalah yang diteliti belum pernah dikaji di lokasi yang sama dan
penulis sendiri terlibat langsung dengan kegiatan pembelajaran di
pondok pesantren tersebut.

B. Permasalahan

15
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1994), h. 197
8

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di
identifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini, antara lain:
a. Pentingnya penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan.
b. Minimnya pemahaman santri tentang nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan.
c. Kurangnya metode penanaman nilai-nilai Al-Qur’an di dalam
kehidupan.
d. Perlunya membiasakan santri dengan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan.
e. Kendala penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan.

2. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas persoalan dan permasalahan yang akan
diikaji dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah. Hal ini
diperlukan agar pembahasan tidak melebar kepada materi-materi yang
tidak berkaitan dengan judul tesis. Demikian juga dengan banyaknya
permasalahan yang harus dijawab, maka penulis membatasi
permasalahan sebagai berikut:
a. Penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan santri di pondok
pesantren Munîrul Arifîn Nahdaltul Wathan (YANMU NW) Praya.
b. Signifikasi penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan
santri di pondok pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan
(YANMU NW) Praya.

3. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, perumusan
masalah yang akan dijawab dalam tesis ini adalah:
9

a. Bagaimana penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan


santri di pondok pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan
(YANMU NW) Praya ?.
b. Bagaimana signifikasi penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri di pondok pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul
Wathan (YANMU NW) Praya ?.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam sebuah penelitian mengandung pengertian upaya
untuk mendeskripsikan dan memberikan pembenaran ikhwal studi yang
akan dilakukan kepada pihak lain yang belum memahami topik
penelitian yang sedang dilakukan. Oleh karena itu, sejalan dengan
rumusan masalah penelitian yang telah diformulasikan di atas, maka
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan
santri di pondok pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan
(YANMU NW) Praya.
2. Untuk mengetahui signifikasi penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri di pondok pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul
Wathan (YANMU NW) Praya.

D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang berarti bagi khazanah ilmu pengetahuan yang relevan,
10

khususnya dalam bidang ilmu Al-Qur’an dan menambahkan bahan


pustaka diskursus living Qur'an.

2. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian secara praktis diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi beberapa pihak, yaitu peneliti, siswa/santri dan pondok
pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya,
yaitu antara lain :
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
dapat dijadikan sebagai bahan acuan di dalam proses pembinaan
dalam menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan.
b. Bagi siswa/santri untuk menginspirasi dan menumbuhkan motivasi
bagi mereka agar semakin meningkatkan kecintaan mempelajari
Al-Qur’an dan mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Sebagai dasar berpikir, dan bertindak bagi instansi sebagai proses
pengembangan dalam mengambil kebijakan dalam dunia
pendidikan khususnya dalam bidang ilmu Al-Qur’an secara efektif,
sehingga mampu mendukung tujuan program pendidikan di PP.
Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya.

E. Kajian Pustaka
Sejauh ini kajian mengenai living Qur’an sudah banyak dilakukan.
Agar tidak terjadi penelitian yang tumpang tindih, penulis terlebih
dahulu melakukan studi kepustakaan.
1. Mochammad Rizal Fanani, 2016, Mahasiswa Pascasarjana Institut
Agama Islam Negeri Tulungagung, dalam tesisnya yang berjudul
11

“Kajian Living Qur’an Ayat-ayat Pengobatan dalam Kitab Sullam al-


Futuhât karya KH. Abdul Hannân Mashum”. Hasil dari penelitian ini
yaitu dalam kitab Sullam al-Futuhât terdapat beberapa ayat yang
digunakan sebagai media pengobatan dengan berbagai macam cara
yang berbeda-berbeda dalam setiap pengobatan yang dilakukan.16
Penelitian ini terdapat persamaan dengan penelitian penulis dalam hal
mengkaji living Qur’an. perbedaannya adalah penulis tidak terfokus
pada ayat-ayat Al-Qur’an untuk pengobatan yang merupakan salah
satu dari nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan dan tempat penelitian
yang berbeda.
2. Rizki Mulizar, 2018, Mahasiswa Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an
jakarta, dalam tesisnya yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan
Amanah dalam Al-Qur’an dan Implementasinya di SMAN 97 Jakarta
Selatan. Tesis ini mengkaji nilai-nilai pendidikan amanah dalam Al-
Qur’an dan implementasinya di SMAN 97 Jakarta Selatan. Hasil dari
penelitian ini adalah: pertama, amanah adalah tanggung jawab.
Kedua, menjaga kepercayaan dan tidak menyia-nyiakannya. Ketiga,
melaksanakan kewajiban ibadah. Keempat, menjaga tanggung jawab
dan kepercayaan yang telaah diberikan. Inti dari amanah adalah
menunaikan segala tanggung jawab dan kewajiban serta kepercayaan
yang diberikan kepada dirinya baik yang berhubungan dengan Allah,
sesama manusia, diri sendiri, maupun alam lingkungan.17 Adapun
persamaan dan perbedaannya dengan penelitian penulis, yaitu sama-
sama membahas tentang nilai-nilai Al-Qur’an, namun perbedaannya
16
Mochammad Rizal Fanani, “Kajian Living Qur’an Ayat-Ayat Pengobatan dalam
Kitab Sullam Al-Futuhât Karya KH. Abdul Hannân Mashum”, Tesis, Prodi Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir, Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2016. Tidak diterbitkan
(t.d)
17
Rizki Mulizar, “Nilai-Nilai Pendidikan Amanah dalam Al-Qur’an dan
Implementasinya di SMAN 97 Jakarta Selatan”, Tesis, Prodi Ilmu Agama Islam, Institut
Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2018, tidak diterbitkan (t.d).
12

penulis tidak membahas secara khusus tentang nilai pendidikan


Amanah dan tempat penelitian yang berbeda.
3. Ahmad Atabik, 2014, Jurnal “The Living Qur’an: Potret Budaya
Tahfîdz Al-Qur’ân di Nusantara”. Penelitian ini terfokus pada budaya
tahfîdz Al-Qur’ân di Nusantara. Dari penelitian ini terlihat respons
sosial (realitas) komunitas muslim untuk membuat hidup dan
menghidup-hidupkan Al-Qur’an melalui sebuah interaksi yang
berkesinambungan. Living Qur’an sebenarnya bermula dari fenomena
Qur’an in everyday life, yakni makna dan fungsi Al-Qur’an yang riil
dipahami dan dialami masyarakat muslim. Berbeda dengan studi Al-
Qur’an yang objek kajiannya berupa tekstualitas Al-Qur’an maka
studi living Qur’an memfokuskan objek kajiannya berupa fenomena
lapangan yang dijumpai pada komunitas muslim tertentu. Di antara
living Qur’an yang terdapat pada komunitas muslim nusantara adalah
budaya menghafal Al-Qur’an. Tradisi ini merupakan salah satu dari
sekian banyak fenomena umat Islam dalam menghidupkan atau
menghadirkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dengan cara
mengkhatamkannya, yang bisa ditemukan di lembaga-lembaga
keagaman seperti pondok pesantren, majlis-majlis ta’lim dan
sebagainya. Tradisi ini oleh sebagian umat Islam Indonesia telah
begitu membudaya bahkan berkembang terutama dikalangan santri,
sehingga tradisi ini telah membentuk suatu entitas budaya setempat.18
Perbedaan dengan penelitian penulis adalah penulis tidak terfokus
pada tahfîdz Al-Qur’ân dan tempat penelitian yang berbeda.
4. Umma Farida, 2017, Jurnal “Nilai-nilai Qur’ani dan internalisasinya
dalam Pendidikan”. Penelitian ini memfokuskan pada nilai moral

18
Ahmad Atabik, “The Living Qur’an: Potret Budaya Tahfîdz Al-Qur’ân di
Nusantara”, dalam Jurnal Penelitian, Vol. 8 No. 1, Februari 2014, h. 162
13

yang bersumber dari Al-Qur’an. Hasil penelitian ini adalah penerapan


nilai-nilai luhur agama yang bersumber dari Al-Qur’an dalam
pendidikan semakin menjadi keharusan, khususnya di era globalisasi
ini. Meski nilai dan sikap positif seperti kejujuran, kesabaran,
kesederhanaan dan kedermawanan sebenarnya juga diwariskan oleh
genetika orang tuanya, namun pendidikan dan infrastruktur yang
mendukung proses internalisasi nilai-nilai tersebut juga harus
dilakukan dan disediakan untuk membentuk generasi Qur’ani.19
Penelitian Umma Farida dengan penelitian penulis memiliki
persamaan dari segi nilai-nilai Al-Qur’an, sedangkan perbedaannya
penulis tidak terfokus pada nilai moral yang menjadi salah satu nilai-
nilai Al-Qur’an.
5. Risma Chulashotud Diana, 2017, Jurnal “Ar Qur’ani (al-Ibrah
Qur’ani) Upaya Internalisasi Nilai-Nilai Qur’ani pada Anak Muslim
Indonesia Berbasis Modul Kisah Teladan Al-Qur’an”. Hasil dari
penelitian ini adalah berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
2015, tiap tahunnya kenakalan remaja bertambah 10,7%. Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan pecandu
narkoba didominasi oleh remaja dengan rentang usia 12 sampai 21
tahun sejumlah 14 ribu anak. Hal ini menandakan bahwa karakter
menjadi permasalahan yang perlu diatasi secara serius di Indonesia.
Al-Quran sebagai kitab petunjuk umat Islam di dalamnya terdapat
ibrah atau pelajaran bagi orang yang berpikir. Kisah merupakan salah
satu petunjuk yang dapat dijadikan ibrah. Selama ini model
pembelajarannya masih bersifat tradisional, sehingga kesan
pembelajaran masih bersifat monoton dan membuat bosan pada

19
Umma Farida, “Nilai-nilai Qur’ani dan Internalisasinya dalam Pendidikan”,
dalam Jurnal STAIN Kudus, 2017, h. 136.
14

peserta didiknya. Oleh karena itu, Ar Qur’ani (Al-Ibrah Qur’ani)


berusaha dituangkan kedalam gagasan yang diajukan. Ar Qur’ani
adalah inovasi media pembelajaran kisah teladan berupa modul Islami
dengan tambahan teknologi Augmented Reality (AR). Kelebihan dari
Ar Qur’ani yaitu akan membunyikan dan menampilkan kisah-kisah
tersebut secara interaktif.20 Penelitian penulis memiliki persamaan
dengan penelitian di atas dari sudut nilai-nilai Al-Qur’an, sedangkan
perbedaannya adalah penulis tidak terfokus padalah nilai kisah yang
merupakan salah satu dari nilai-nilai Al-Qur’an.
6. Ridha Rahman, 2017, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, dalam tesisnya yang berjudul Strategi
Penanaman Nilai-Nilai keislaman bagi Remaja di SMA Majlis Tafsir
Al-Qur’an (MTA) Surakarta.” Hasil dari penelitian ini adalah nilai-
nilai keislaman yang ditanamkan bagi remaja di SMA MTA Surakarta
meliputi nilai keimanan, berupa keyakinan kepada Allah, nilai ibadah
berupa ibadah mahdah dan ghairu mahdah, dan nilai akhlak. Sterategi
yang digunakan dalam penanaman nilai-nilai keislamana adalah
sterategi inklusif, strategi budaya sekolah, strategi eksplorasi diri,
sterategi penilaian teman sejawat. Kemudian keberhasilan penanaman
nilai-nilai keislaman bagi remaja di SMA MTA Surakarta meliputi
berakhlak, berbudaya, santun, religius, kreatif dan inovatif.21
Persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis adalah sama-
sama mengakaji tentang nilai-nilai keislaman (Al-Qur’an),
perbedaannya Ridha Rahman hanya mengkaji nilai keimanan, ibadah
20
Risma Chulashotud Diana, “Ar Qur’ani (Al-Ibrah Qur’ani) Upaya Internalisasi
Nilai-Nilai Qur’ani pada Anak Muslim Indonesia Berbasis Modul Kisah Teladan Al-
Qur’an”, dalam Seminar Nasional Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang, 2017, h. 361
21
Ridha Rahmân, “Strategi Penanaman Nilai-Nilai Keislaman bagi Remaja di SMA
Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Surakarta.” Tesis, Mahasiswa Pascasarjana Universitas
Islam Negeri Sunan kalijaga Yogyakarta, 2017
15

dan akhlak. sedangkan penulis mengkaji nilai ibadah, akhlak,


mu’amalah, ilmu pengetahuan dan kedisiplinan, dan tempat penelitian
yang berbeda.

F. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research)
dengan jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif.
Menurut Sugiyono penelitian kualitatif adalah penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara
purposive dan snowbal, teknik pengumpulan dengan triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.22
Dalam penelitian kualitatif peneliti mencari makna, pemahaman,
pengertian tentang suatu fenomena, kejadian, maupun kehidupan
manusia dengan terlibat langsung atau tidak langsung dalam setting
yang diteliti, kontekstual, dan menyeluruh. Peneliti bukan
mengumpulkan data sekali jadi atau sekaligus dan kemudian
mengolahnya, melainkan tahap demi tahap dan makna disimpulkan
selama proses berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan, bersifat
naratif dan holistik.23
Alasan utama penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif
dalam mengkaji persoalan penulisan ini adalah karena metode ini

22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R & A), (Bandung: Al-Fabeta, 2012). h. 15
23
Muri Yûsuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian gabungan,
(Jakarta: Kencana, 2017), h. 328
16

lebih fleksibel dan bisa menyesuaikan diri jika akan bertemu dengan
ragam kenyataan di lapangan.
Sedangkan pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan
fenomenologi. Penulis memilih menggunakan pendekatan
fenomenologi karena penulis akan menjabarkan dan menjelaskan
proses pengajaran serta fenomena-fenomena yang terjadi. Oleh karena
itu untuk bisa mendeskripsikan fenomena-fenomena tersebut, penulis
harus berintraksi langsung dengan subjek penulisan sehingga data-
data yang dibutuhkan benar-benar didapatkan serta memiliki tingkat
validitas yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut penggunaan
pendekatan kualitatif dalam penulisan ini lebih relevan dengan tujuan
kegiatan penulisan.
Pendekatan fenomenologi penulis gunakan dalam meneliti
tentang sifat, perilaku dan perkembangan santri pondok pesantren
Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini mengambil lokasi di pondok pesantren Munîrul
Arifîn Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya Lombok Tengah
NTB. Pemilihan pondok pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan
(YANMU NW) praya sebagai tempat penelitian ini didasarkan
beberapa alasan berikut : (1) Pondok pesantren Munirul Arifin
Nahdlatul Wathan (YANMU NW) praya merupakan pondok
pesantren yang memiliki visi dan misi yang mencerminkan
implementasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam pembelajaran di Madrasah
maupun Asrama. (2) Memiliki program-program yang mendukung
penerapan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan seperti program
17

tahfîdz Al-Qur’ân. (3) Memiliki banyak prestasi-prestasi yang


diperoleh dalam berbagai perlombaan.
Adapun waktu penelitian ini berlangsung selama 3 bulan mulai
dari bulan Januari 2019 hingga akhir Maret 2019 yang dimulai
dengan pengumpulan data, analisis data dan pengambilan kesimpulan.
Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti sering terjun untuk
mengobservasi dan ikut dalam kegiatan-kegiatan di madrasah maupun
di asrama khususnya dalam pelajaran Al-Qur’an.

3. Sumber Data
Sumber data adalah sesuatu yang sangat vital dalam sebuah
karya. Selain itu, mengkaji sumber data sangat berguna bukan hanya
bagi peneliti, melainkan juga bagi peneliti selanjutnya. 24 Sumber data
dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu sumber data primer dan
sekunder. Sumber data primer adalah sumber data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber (tidak menggunakan
perantara).25
Dalam penetapan subjek atau informan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik purposive sampling yang didasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam mengambil
sampelnya. Dengan teknik purposive sampling ini, maka dalam
menentukan subjek penelitian, peneliti menetapkan kriteria: 1) Subjek
yang cukup memahami proses penanaman nilai-nilai Al-Qur’an
dalam kehidupan. 2) Subjek yang masih terlibat aktif dalam sasaran
penelitian. 3) Subjek yang masih mempunyai waktu untuk diminta
informasi oleh peneliti. 4) Santri yang menghafal Al-Qur’an.

24
Suharsini Arikunto, Menejemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), cet. ke
5, h. 80
25
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 1987), h. 93.
18

Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data dari sumber


berikut ini.
a. Data Primer, merupakan data yang berhubungan dengan variabel
penelitian dan diambil dari responden, hasil observasi dan
wawancara dengan subjek penelitian, dan dalam hal ini yang
pernah peneliti wawancarai adalah: TGH. Saifullâh Yûsuf, TGH.
Mansub, TGH. Ahyar Rosyîdi, pembina tahfîdz Al-Qur’ân,
pembina diniah, guru PAI, beberapa pengasuh dan santri
YANMU NW Praya. Kemudian dari kitab-kitab tafsir, salah
satunya tafsir ibnu Katsîr.
b. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media perantara.26 Adapun sumber
data sekunder yang diperlukan adalah buku-buku, literatur yang
sesuai dengan pembahasan, foto dan dokumen tentang pondok
pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan (YANMU NW)
Praya.

4. Metode Pengumpulan Data


a. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung.27 Adapun jenis observasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif (participant
observation), yaitu suatu bentuk observasi dimana pengamat atau
peneliti secara teratur berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan
yang diamati, dalam hal ini peneliti mempunyai fungsi ganda,

26
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, h. 94.
27
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005), h. 220.
19

sebagai peneliti yang tidak diketahui dan dirasakan oleh anggota


yang lain, dan kedua sebagai anggota kelompok, peneliti berperan
aktif sesuai dengan tugas yang dipercayakan kepadanya. 28 Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari
setiap perilaku yang tampak.
Metode observasi ini penulis gunakan untuk mengumpulkan
data tentang upaya penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri di pondok pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul
Wathan (YANMU NW) Praya. Metode observasi merupakan
metode yang mengharuskan penulis terjun langsung ke lapangan
untuk mengamati apa yang kira-kira dapat dijadikan sebagai
sumber data.
b. Interview (wawancara)
Setelah menggunakan metode observasi penulis selanjutnya
menggunakan metode interview (wawancara). Metode wawancara
merupakan suatu bentuk mendapatkan informasi dan data dengan
cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah kontak
langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan sumber
informasi.29
Teknik wawancara yang penulis gunakan dalam penelitian
adalah teknik wawancara tak terstruktur, yaitu wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak mengacu pada panduan wawancara
secara mutlak, melainkan pertanyaannya mengalir sesuai dengan

28
Muri Yûsuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian gabungan,
h. 384
29
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rneka Cipta, 2005), h.
165
20

pernyataan informan secara alami.30 Penulis berharap memperoleh


jawaban yang sesuai keadaan dengan cara bebas dan tidak terikat.
Peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait
seperti Tuan Guru, asâtîdz, pengasuh pesantren dan santri pondok
pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya
dengan kisi-kisi instrumen wawancara tentang pembelajaran santri
dalam menghidupkan Al-Qur’an, nilai-nilai Al-Qur’an yang
ditanamkan dalam kehidupan, kendala-kendala penanaman nilai-
nilai Al-Qur’an, metode penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dan
keberhasilan penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan
santri.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik mengumpulkan data
dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis,
seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,
teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian 31
Metode dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.32
Dalam tahap ini peneliti menggali data yang berupa catatan-
catatan seperti jadwal, waktu dan tempat penyelenggaran,
ringkasan materi dan foto-foto, rekaman atau cetakan yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti sehingga dapat
ditafsirkan dan dianalisis secara hati-hati dan mendalam oleh

30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R & A), h. 320
31
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, h. 181
32
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, h. 221
21

peneliti. Alat yang dipakai oleh peneliti adalah kamera digital atau
hp android. Dengan demikian penggunaan metode dokumentasi ini
untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan kondisi subjek penelitian, seperti data profil pondok
pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya.
5. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses
pengolahan dan pengaturan secara sistematis berbagai data yang telah
didapatkan, berupa transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-
bahan lain, sehingga mempermudah untuk mengambil kesimpulan
(interpretasi) dan temuannya bisa dipahami oleh orang lain.33
Proses analisis data merupakan hal yang paling rumit dalam
sebuah penelitian, sehingga tidak jarang para peneliti banyak yang
menghentikan penelitiannya ketika sulit menganalisa data yang
diperoleh. Analisis data dapat dilakukaan dengan cara statistik dan
non statistik.
Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
diberbagai sumber, yaitu dari pengamatan, wawancara yang sudah
ditulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar, foto dan
sebagainya.
Adapun analisis data yang akan penulis gunakan adalah analisis
non statistik (statistik deskriptif), karena data yang diperoleh dalam
penelitian ini bersifat kualitatif, sehingga bisa disusun dan langsung
ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian berdasarkan
masalah-masalah yang dirumuskan sebelumnya.

33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R & A), h. 207
22

Teknik analisis data dilakukan baik ketika proses pengumpulan


data maupun pra pengumpulan data dengan metode:
a. Menelaah data yang terkumpul dari berbagai sumber data yang
diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan
sebagainya dengan cara dibaca, dipelajari dan ditelaah dengan
cara seksama.
b. Data yang direduksi disusun secara sistematis, sehingga lebih
tampak pokok-pokok terpenting yang menjadi fokus penelitian.
c. Data yang direduksi disusun dalam satuan-satuan yang berfungsi
untuk mendefinisikan kategori dan satuan-satuan yang telah diberi
tanda tertentu dengan tujuan memberi kemudahan dalam
pengendalian data dan penggunaannya setiap saat.
d. Penarikan kesimpulan dilakukan pada saat pengumpulan data
dirasa cukup dan dinyatakan selesai.

6. Validitas data
Data penelitian yang sudah terkumpul merupakan modal awal
yang sangat berharga dalam penelitian, dari data terkumpul akan
dilakukan analisis yang digunakan sebagai bahan masukan untuk
penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka
keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat vital. Data yang salah
akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah pula, demikian
sebaliknya, data yang sah (valid/kredibel) akan menghasilkan
kesimpulan hasil penelitian yang benar.34 Untuk mencapai data yang
valid (validitas data) dan juga kesimpulan yang valid, peneliti akan
melakukan uji validitas dengan triangulasi data. Triangulasi data

34
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 217
23

adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari


berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.35

G. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian kajian ilmiah ini adalah sebagai
berikut :
1. Memilih dan menentukan lokasi penelitian sesuai permasalahan
penelitian yang diteliti kemudian menyusun rancangan penelitian,
mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan. Dalam
hal ini yang menjadi fokus penelitian ialah pengasuh, guru dan santri
pondok pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan (YANMU NW)
Praya Lombok Tengah NTB.
2. Memilih informan yang sesuai atau dipandang oleh peneliti
memahami persoalan yang dijadikan sebagai fokus dalam penelitian.
Dalam hal ini sebagai informannya adalah TGH. Mansub Amri, TGH.
Saifullah Yûsuf, TGH. Ahyar Rosyîdi,, guru-guru Agama, beberapa
pengasuh dan santri pondok pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul
Wathan (YANMU NW) Praya.
3. Memilih teknik pengumpulan data yang sesuai dengan fokus
penelitian yakni wawancara, observasi dan dokumentasi dan membuat
instrumen penelitian yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini peneliti
mewawancarai sebagian dari pengasuh, guru dan santri YANMU NW
Praya.

35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R & A), h. 330
24

4. Melakukan analisis data secara simultan dan terus menerus dengan


prinsip on going analysis. Peneliti menggunakan analisis data
kualitatif mengikuti konsep Miles dan Haberman yakni dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap
tahapan-tahapan penelitian sampai tuntas dan datanya sampai penuh.36
Aktifitas dalam analisis data meliputi data reducation, data display,
dan conclucion.
5. Melakukan uji kesahihan data dengan memperpanjang masa
penelitian, triangulasi dan mendiskusikan dengan teman sejawat untuk
menghindari bias penelitian dan mempertahankan kejujuran
intelektual.
6. Menyusun hasil laporan penelitian.

H. Sistematika Penulisan
Untuk mencapai suatu kesimpulan yang dituju dan mempermudah
penyusunan tesis ini, penulis membagi pembahasan menjadi beberapa
bab yang antara satu bab dengan bab yang lain memiliki keterkaitan.
BAB I Pendahuluan. berisi latar belakang masalah, permasalahan
yang meliputi identifikasi masalah, pembatasan masalah,
dan perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II Kajian teoritis. Bab ini berisi living Qur’an, upaya
penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan dan
pondok pesantren.
BAB III Gambaran umum pondok pesantren Munîrul Arifîn
Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya. Bab ini berisi
36
Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-
Metode Baru, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1992), h. 20
25

sejarah dan perkembangannya, visi, misi dan tujuan, sarana


dan prasarana, program pendidikan dan kurikulum,
lembaga-lembaga yang dikelola, struktur organisasi, data
pembina, pengasuh dan guru, jumlah santri dan santriwati,
ekstrakurikuler, prestasi-prestasi.
BAB IV Penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan santri di
pondok pesantren Munîrul Arifîn (YANMU NW) Praya.
Bab ini berisi penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri di pondok pesantren Munîrul Arifîn
Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya, dan signifikasi
penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan santri di
pondok pesantren Munîrul Arifîn Nahdlatul Wathan
(YANMU NW) Praya.
BAB V Penutup. Bab ini merupakan akhir dari pembahasan yang
berisi kesimpulan dan saran-saran dari pembahasan secara
keseluruhan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
IV, peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penananam nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan santri di pondok
pesantren Munirul Arifin Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya
yang di bagi dalam empat poin sebagai berikut;
a. Pembelajaran santri dalam menghidupkan Al-Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari adalah membaca Al-Qur’an, tahfîdzul
Qur’ân, haflah Qur’ân, menjelaskan pokok-pokok isi Al-Qur’an,
dan menjelaskan keutamaan membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
b. Nilai-nilai Al-Qur’an yang ditanamkan dalam kehidupan santri
adalah nilai ibadah yang lebih spesifik kewajiban shalat, puasa dan
thahâroh (bersuci). Nilai akhlâkul karîmah berupa akhlak kepada
orang tua yaitu dengan berbakti dan menghormati orang tua,
akhlak kepada guru yaitu salah satunya mengucap salam dan
bermusafah saat bertemu dengan guru. Jujur baik dalam perkataan
maupun perbuatan, sikap kasih sayang kepada manusia yaitu
menghormati yang lebih besar dan menyayangi yang lebih kecil.
Tawadhu’ (rendah hati), tolong menolong, hidup sederhana dan
menutup aurat. Kemudian nilai mu’amalah, nilai ilmu pengetahuan
dan nilai kedisiplinan.
c. Kendala-kendala yang dihadapi dalam penanaman nilai-nilai Al-
Qur’an adalah waktu, sarana dan prasarana, metode yang kurang
tepat dalam penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dan faktor internal

227
228

santri misalnya malas, mempunyai IQ yang berbeda-beda dan


eksternal nya misalnya dari keluarga, teman dan sebagainya.
d. Metode-metode penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan
santri adalah metode ceramah yaitu dengan cara memberikan
penjelaskan secara lisan kepada santri tentang nilai-nilai Al-
Qur’an. Metode ini biasa digunakan pada pengajian-pengajian
umum. Metode nasihat yaitu dengan cara memberikan nasihat
langsung kepada santri yang tidak menerapkan nilai-nilai Al-
Qur’an. Metode kisah yaitu menceritakan kisah-kisah para Nabi
dan umat-umat terdahulu untuk dijadikan contoh dan pelajaran.
Metode keteladanan yaitu dengan cara memberikann contoh yang
baik dalam setiap ucapan dan perbuatan santri. Metode praktik
yaitu dengan cara mempraktikkan langsung apa yang sudah
dipahami dalam belajar. Metode pembiasaan yaitu membiasakan
santri dengan perilaku-perilaku yang baik. Dan metode hukuman
yaitu memberikan hukuman yang positif dan mendidik kepada
santri yang tidak menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an.
2. Signifikasi penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan santri
adalah mempunyai pengaruh yang positif dalam kehidupan santri,
santri sudah sejalan dengan nilai-nilai Al-Qur’an, yaitu a). santri
berakhlak yaitu berbakti pada orang tua, menghormati guru, berkata
jujur, menghormati yang besar dan menyayangi yang kecil, tawaduk,
saling tolong menolong dalam kebaikan, hidup sederhana dan
menutup aurat dengan baik. b). Religius yaitu lebih giat dalam
beribadah, menjaga waktu shalat, selalu berjama’ah setiap waktu,
melaksanakan shalat sunnah tahajjud, dhuha, sunnah rawatib, dan
puasa sunnah senin dan kamis. c). Lebih giat belajar yaitu mengikuti
setiap kegiatan-kegiatan di madrasah maupun asrama. Misalnya giat
229

dalam membaca Al-Qur’an dan buku-buku pelajarannya. d). Disiplin


yaitu mentaati segala aturan yang ada di madrasah maupun asrama.

B. Saran
Dalam tesis ini, penulis menyadari masih kurang dalam metode-
metode penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan. Untuk itu
bagi para pembaca dan peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam
tentang metode-metode penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan, sehingga penerapan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan
dapat diterapkan dengan baik.
231

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahan

A Qalawun, Awy’, Rasulullah saw. Guru Paling Kreatif, Inovatif dan Sukses
Mengajar, Yogyakarta: Diva Press, 2012

Abdul Rauf, Abdul Azîz, Kiat Sukses Menjadi Hafîdz Qur’ân Dâ’iyah,
Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2004
Abdullâh, Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta:
Amzah, 2007
Adawiyah, Muazzatun, Pendidikan Pesantren Menurut Pemikiran TGKH.
Muhammad Zainuddîn Abdul Majîd, Lombok, CV. al-Haramain
Lombok, 2015
Ad-Dhimyati, Abû Bakar bin as-Sayyid Muhammad Syathâ, Hâsyiyah
I’Ânah at-Thâlibîn, Damaskus: Dar Al-Fikr,1994
Adisusilo JR, Sutarjo, Pembelajaran Nilai Karakter, Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2012
Agama RI, Kementerian, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: PT. Sinergi
Pustaka Indonesia, 2012

Al-Ghazâli, Abû Hamid Muhammad bin Muhammad, Ihyâ Ulûmuddîn, Juz


III, Semarang: Usaha Keluarga, t.th
Ali, Muhammad, “Kajian Naskah dan Kajian Living Qur’an dan Living
Hadits”, Jurnal of Qur’an and Hadits Studies, Vol. 4, No. 2, 2015.
Al-Maraghî, Muṣṭhafâ, Tafsir al-Maraghî, Kairo: Maktabah Muṣṭafa Al-
Jailani, 1946
Al-Qaradhawi, Yûsuf, ‘Ibadah fil Islâm, Beirut: Muassah Al-Risalah, 1979,
h. 27

Al-Qaththan, Manna, Mabâhits fi Ulûm Al-Qur’ân, terj. Aunur Rafiq El-


Mazni, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004.
Al-Qurthuby, Tafsir al-Qurtubi, Juz VIII, Qairo: Dar Al-Sya’bi, 1913
232

Al-Quzwaini, Abû Abdullâh Muhammad bin Yazîd bin Abdullâh bin Mâjah,
Sunan Ibn Mâjah, Dar Ihyâ al-Kitâb al-‘Arâbiyah, t.th
Amin, Ahmad, al-Akhlak, terj. Farid Ma’ruf, Etika (Ilmu Akhlak), Jakarta:
PT Bulan Bintang, 1986
an-Naisabûri, Abû Abdullâh Muhammad bin Abdullâh al-Hakim, Mustadrak
ala Shahîhin, Juz 1, Beirut: Dar Kutub Ilmiyah, 1990
An-Naisaburi, Abû Husain Muslim bin al-Hajjâj, Shahîh Muslim, Juz 3,
Kairo: Dar Al-Hadits, 2001
An-Nawawi, Abû Zakariâ Muhyuddîn bin Syaraf, Shahîh Muslim bi Syarrah
Nawawi, Kairo: Dar al-Hadits, 2001
Anshari, Zakariyal, Andapun Bisa Hafal 30 Juz Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2017

Ardani, Fiqih Ibadah Praktis, (Ciputat: PT. Mitra Cahaya Utama, 2008),
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Pers, 2002
Arifin, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta:, PT Bumi Aksara,
2008
Arikunto, Suharsini, Menejemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Ash-Shabûni, Alî, Study Ilmu Al-Qur’an, terj. Aminuddin, Bandung: CV
Pustaka Setia, 1998.
Ash-Shiddîqy, Hasbi, Kuliah Ibadah: Ibadah ditinjau dari Segi Hukum dan
Hikmah, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000.
As-Sijistani, Abû Dawud Sulaimân bin al-Asy’ats, Sunan Abû Dawud,
Beirut, Dar Al-Kitab al-‘Arabi, t.th
As-Syaibânî, Abû Abdullâh Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Musnad
Ahmad bin Hanbal, Kairo: Muassasah Qurtubah, t.th
Asy-Syalhub, Fu’ad bin Abdul Azîz, Begini Seharusnya Menjadi Guru,
Jakarta: Darul Haq, 2016
Atabik, Ahmad, “Living Qur’an : Potret Budaya Tahfidz Al- Qur’an di
Nusantara”, dalam Jurnal Penelitian, Vol 8, No. 1, Februari 2014.
233

At-Tirmidzî, Muhammad bin ‘Îsâ bin Saurah bin Mûsa bin Ad-dahhâk as-
Sulami, Sunan at-Tirmidzi, Beirut: Dar Ihya At-Turats Al-‘Araby, t.th
Az-Zarnuji, Burhânuddîn, Ta’lîm al-Muta’allîm Thariq at-Ta’allum, Sudan:
Dar Al-Saudania Lilkutub, 2004

Bahaking, Rama, Jejak Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Jakarta:


Prodatama Wira Gemilang, 2003

Baihaqi, Fiqih Ibadah, Bandung: M2S Bandung, 1996


Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004

Dasuki, H.A Hafizh, dkk, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1993
Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia
edisi ke-2, Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2008
Diana, Risma Chulashotud, “Ar Qur’ani (al-Ibrah Qur’ani) Upaya
Internalisasi Nilai-nilai Qur’ani pada Anak Muslim Indonesia
Berbasis Modul Kisah Teladan Al-Qur’an”, Seminar Nasional
Pendidikan, Universitas Negeri Malang, 2017.
Engku, Iskandar, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014
Faizin, Hamam, ”Living Qur’an: Sebuah Tawaran” dalam Jawa Pos, 10
Januari 2005.
Faizin, Hamam, “Al-Qur’an sebagai Fenomena yang Hidup (Kajian Atas
Pemikiran Para Sarjana Al-Qur’an)”, makalah dalam International
Seminar and al-Qur’anic Conference II, 2012,.
Farida, Umma, “Nilai-nilai Qur’ani dan internalisasinya dalam Pendidikan”,
dalam Jurnal STAIN Kudus, 2017.
Gazalba, Sidi, Sistematika Filsafat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), Cet. I
Ghazali, M. Bahri dan Djumadris, Hadis Tarbawi, Jakarta: CV. Pedoman
Ilmu Jaya, 1991
234

Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik, Jakarta:


Bumi Aksara, 2013.
Gunawan,Heri, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014
Hamzah, Ya’qub, Etika islam: Pmbinaan Akhlakul Karimah (suatu
pengantar), Bandung: CV. Diponegoro, 1988
Harun, Salman, Mutiara Al-Qur’an Aktualisasi Pesan Al-Qur’an dalam
Kehidupan, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo,
1996

Ibnu Katsîr, Ismâ‘îl, Tafsir Ibn Katsîr, Beirut : Daarul Fikri, 1981

Ibnu Taimiyah, Ahmad Abdul Halîm, al-Ubudiyah, Jeddah: Dar Al-Mudun,


1978

Isna, Mansur, Diskursus Pendidikan Islam, Yogjakarta: Global Pustaka


Utama, 2001

Iu Rusliana, Filsafat Ilmu, Bandung: PT Refika Aditama, 2017


Mahjuddin, Akhlak Tasawuf 1: Mukjizat Nabi, Karamah Wali dan Ma’rifah
Sufi, Jakarta: Kalam Mulia, 2009
Mansur, Living Qur’an dalam Lintasan Sejarah Studi Qur’an, Yoygakarta:
Th Press, 2007
Mansyur, dkk., Metodologi Living Qur’an dan Hadis, Yogyakarta: TH. Press,
2007.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rneka Cipta,
2005.
Mastuhu, Dinamika sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994

Masykur, dkk, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: Lentera, 2009

Minarti, Sri, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoriti-Filosofis & Aplikatif-


Normatiif, Jakarta: Amzah, 2013
235

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2008
Muhammad, Ahsin Sakho, Keberkahan Al-Qur’an : Memahami Tema-Tema
Penting Kehidupan dalam Terang Kitab Suci, Jakarta: Pt Qaf Media
Kreative, 2017
Muhammad, Mengungkapkan Pengalaman Muslim Berinteraksi dengan Al-
Qur’an, Yogyakarta: TH. Press, 2007.
Mulizar, Rizki, “Nilai-nilai Pendidikan Amanah dalam Al-Qur’an dan
Implementasinya di SMAN 97 Jakarta Selatan”, Tesis, Prodi Ilmu
Agama Islam, Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2018, tidak diterbitkan
(t.d).
Al-Munawar, Said Agil Husin, Aktualisasi Nilai-nilai Al-Qur’ani dalam
Sistem Pendidikan Islam, Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005
Munawwir, Ahmad Warson, al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia,
Surabaya: Pustaka Progressif, 1984
Musa, M. Yusuf, Falsafah al-Akhlâq Fi al-Islâm wa Silatuha bi al-Falsafah
Al-Ighriqiyyah, Kairo: Muassasah Al-Khanji, 1963
Mustaqîm, Abdul, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, Yogyakarta:
Idea Press Yogyakarta, 2017.
Nasih Ulwan, Abdullâh, Pendidikan Anak dalam Islam, terj. Jamaluddin
Miri, Jakarta: Pustaka Amani, 2007
Nasution, Lahmuddin, Fiqih 1, Jakarta: Jaya Baru, 1998

Nata, Abuddin, Al-Qur’an dan Hadis (Dirasah islamiyah 1), Jakarta: PT.
RajaDrafindo Persada, 1994

Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta: Rajawali Pers,
2015
Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama,
2005
Nata, Abuddin, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2012

Nata, Abuddin, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2012


236

Noer Aly, Hery, Ilmu Pendidkan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999
Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar,
Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2003
Nursyamsu, “Nilai Pendidikan dalam Al-Qur’an”, dalam Jurnal Al-
Muta’aliyah,
Observasi Kegiatan Tahfîdz Al-Qur’ân, Praya 21 Januari 2019
Observasi Kegiatan Diniah, Praya, 20 Januari 2019
Rahman, Ridha , “Strategi penanaman Nilai-Nilai keislaman bagi Remaja di
SMA Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Surakarta.” Mahasiswa
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga Yogyakarta,
2017
Ramayulis dkk, Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan
Pemikiran Para tokohnya, Jakarta: Kalam Mulia, 2009
Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2004
Rasyid, M. Hamdan, Pedoman Praktis Ibadah Berdasarkan Al-Qur’an dan
As-Sunnah, Jakarta: MUI Provinsi DKI Jakarta, 2013
Ritonga, A Rahman dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, Jakarta: Gaya Media
Pratama, 1997
Rizal Fanani, Mochammad, “Kajian Living Qur’an Ayat-ayat Pengobatan
dalam Kitab Sullam Al-Futuhat karya KH. Abdul Hannan Mashum”,
Tesis, Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Pascasarjana, Institut Agama
Islam Negeri Tulungagung, 2016. Tidak diterbitkan.
Rodiyah, Siti, “Manajemen Pondok Pesantren Berbasis Pendidikan Karakter”
dalam Jurnal Cendekia, Vol. 12, No. 2, Desember 2014,
Rozak, Purnama, Indikator Tawadhu dalam Keseharian, dalam Jurnal
Madaniah, Vol. 1 Edisi XII Januari 2017,
Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak, (Yogyakarta:IAIN Antasari Press, 2014)
Saichon, Mat, “Makna Takwa dan Urgensitasnya dalam Al-Qur’an”, dalam
Jurnal Usrah, Vol. 3 No 1 Juni 2017
237

Sarjuni, “Konsep Ilmu dalam Islam dan Implikasinya dalam Praktik


Kependidikan”, dalam Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam,
Vol. 1 No. 2 Agustus 2018, h. 48

Shihab, Tafsir al-Misbâh: pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,


Jakarta: Lentera Hati, 2007.

Shihab, Quraish, Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah (Pandangan Ulama


masa lalu & Cendikiawan Kontemporer), Jakarta: Lentera Hati, 2010
Shihab, Quraish, Kaidah Tafsir, Tangerang: Lentera Hati, 2013.

Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam


Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1994.
Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhû’i atas Pelbagai Persoalan
Umat, Bandung: Mizan, 1999.
Shri Ahimsa Putra, Heddy, “The Living Qur’an: Beberapa Perspektif
Antropologi”, Jurnal Walisongo, Vol. 20, No. 1 Mei 2012

Soemargono, Soejono, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Nur Cahya,


1978
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & A), Bandung: Al-Fabeta, 2012.
Sumawijaya, Amin, Biarkan Al-Qur’an Menjawab Mengerti Tema-tema
Penting Kehidupan dalam Kitab Suci, Jakarta: Zaman, 2013
Suryabrata, Sumadi, Metode Penelitian, Jakarta: Rajawali, 1987.

Syamsuddin, Sahiron, “Penelitian Literatur Tafsir/ Ilmu Tafsir: Sejarah,


Metode Analisis Penelitian”, Makalah Seminar, Yogyakarta: 1999.
Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005.
Syukur, M. Amin Pengantar Studi Islam, Semarang: CV. Bima Sakti, 2003

Syarif, M. Ibnan, Ketika Mushaf Menjadi Indah, Semarang: AINI, 2003

Thanthawi, Sayyid, Ulûmul Qur’ân Teori dan Metodologi, Jogjakarta:


IRCiSoD, 2013
238

Thoha, M. Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka


Belajar, 1996
Ubaydi Hasbillâh, Ahmad, Ilmu Living Qur’an-Hadis Ontologi,
Epistemologi, dan Aksiologi, Ciputat: Maktabah Darus-Sunnah, 2019
Umar, Bukhari, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2010

Usman, M. Basiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama islam, Ciputat:


Ciputat Pers, 2002
Waluyo, Sri, “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an”, dalam Al-
Riwayah: Jurnal Kependidikan, Vol. 10, No. 2 September 2018,
Wawancara dengan Guru Akidah Akhlak, Nurul Hayati, Praya, 13 Februari
2019
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Plus Munirul Arifin Nahdlatul
Wathan (YANMU NW) Praya, Mansub Amri, Praya, 23 Februari
2019
Wawancara dengan Koordinator Pengasuh di Banat, Ahyar Rosyîdi, Praya,
13 Februari 2019
Wawancara dengan Pembina Kegiatan Diniah di Banat, Sahabuddîn al-
Anshâri, Praya, 12 Februari 2019
Wawancara dengan Pembina Kegiatan Diniah di Banin, Ismâ‘îl Shâleh ,
Praya, 13 Februari 2019
Wawancara dengan Pembina Kegiatan Tahfîdz Al-Qur’ân di Banin, Suhaili,
Praya, 20 Februari 2019
Wawancara dengan Pembina Kegiatan Tahfîdz di Banat, Hilmi, Praya, 14
Februari 2019
Wawancara dengan Pembina Kegiatan Tahfîdz di Banat, Saifullâh Yûsuf,
Praya, 11 Februari 2019
Wawancara dengan Santri Tahfîdz Al-Qur’ân, Praya, 24 Februari 2019
Yacub, Muhammad, Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa,
Bandung: Angkasa, 1993
Yâsîn, Fattah, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang
Press, 2008
239

Yûsuf, Muhammad, Ensiklopedi Tematis, Ayat Al-Qur’an dan Hadis, Jakarta:


Widya Cahaya, 2009
Yusuf, Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, Jakarta: Kencana, 2017.
Zurinal dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, 2008
LAMPIRAN 3
1. Pedoman Wawancara
A. Wawancara dengan Pembina Tahfidz Al-Qur’an?
1. Berapa jumlah santri tahfidz Al-Qur’an yang sekarang?
2. Bagaimana kegiatan tahfidz Al-Qur’an di pondok ini?
3. Apakah dalam program tahfidz ini, santri hanya menghafal Al-
Qur’an atau ada program yang lain?
4. Bagaimana cara ustadz mengajarkan dan memotivasi santri
menghidupkan Al-Qur’an dalam kehidupannya sehari-hari?
5. Nilai-nilai Al-Qur’an apa saja yang ditanamkan dalam kehidupan
santri?
6. Bagaimana metode menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?
7. Apa ada kendala dalam menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?
8. Bagaimana keberhasilan penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?

B. Wawancara dengan Kepala sekolah


1. Berapa jumlah dewan guru ynag mengajar di Madrasah ini?
2. Pelajaran apa saja yang di ajarkan yang ada kaitannya dengan Al-
Qur’an?
3. Bagaimana cara mengajarkan dan memotivasi santri
menghidupkan Al-Qur’an dalam kehidupannya sehari-hari?
4. Dalam kaitannya dengan nilai-nilai Al-Qur’an, Nilai-nilai Al-
Qur’an apa saja yang ditanamkan dalam kehidupan santri?
5. Bagaimana metode menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?
6. Bagaimana keberhasilan penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?

C. Pengasuh Pondok Pesantren


1. Berapa banyak pengasuh di pondok ini?
2. Kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di pondok pesantren ini?
3. Bagaimana cara mengajarkan dan memotivasi santri
menghidupkan Al-Qur’an dalam kehidupannya sehari-hari?
4. Nilai-nilai Al-Qur’an apa saja yang ditanamkan dalam kehidupan
santri?
5. Bagaimana metode menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?
6. Apa ada kendala dalam menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?
7. Bagaimana keberhasilan penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?

D. Wawancara dengan Pembina Diniah


1. Apakah kegiatan diniah dilakukan setiap hari?
2. Pelajaran apa saja yang diajarkan pada santri dalam kegiatan
diniah?
3. Apakah ada nilai-nilai Al-Qur’an yang ditanamkan dalam
kegiatan diniah?
4. Bagaimana cara mengajarkan dan memotivasi santri
menghidupkan Al-Qur’an dalam kehidupannya sehari-hari?
5. Nilai-nilai Al-Qur’an apa saja yang ditanamkan dalam kehidupan
santri?
6. Bagaimana metode menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?
7. Apa ada kendala dalam menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?
8. Bagaimana keberhasilan penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?

E. Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam


1. Pelajaran apa yang diajarkan di Madrasah ini?
2. Hari apa saja ustadz/ustadzah mengajar ?
3. Apa saja kegiatan siswa sebelum mulai belajar?
4. Bagaimana cara ustadz mengajarkan dan memotivasi santri
menghidupkan Al-Qur’an dalam kehidupannya sehari-hari?
5. Nilai-nilai Al-Qur’an apa saja yang ditanamkan dalam kehidupan
santri?
6. Bagaimana metode menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?
7. Apa ada kendala dalam menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?
8. Bagaimana keberhasilan penanaman nilai-nilai Al-Qur’an dalam
kehidupan santri?

Anda mungkin juga menyukai