Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Agama (S.Ag)
Disusun Oleh:
Siti Unsiatun Na’imah
NIM. 15210704
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Agama (S.Ag)
Disusun Oleh:
Siti Unsiatun Na’imah
NIM. 15210704
Pembimbing:
Mutmainah, S.Th.I, MA
Skirpsi dengan judul “Lafaz “Yâ Bunayya” dalam Prespektif Tafsir al-Munîr
Karya Wahbah az-Zuhailî” yang disusun oleh Siti Unsiatun Na‟imah dengan
Nomor Induk Mahasiswa 15210704 telah diperiksa melalui proses
bimbingan dengan baik dan dinilai telah memenuhi syarat ilmiah untuk
diajukan di sidang munaqasyah.
Mutmainnah, S.Th.I, MA
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Lafaz “Yâ Bunayya” dalam Prespektif Tafsir al-
Munîr Karya Wahbah az-Zuhailî” oleh Siti Unsiatun Na‟imah dengan NIM
16210704 telah diujikan pada sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta pada tanggal 17 Agustus
2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Agama (S.Ag).
Jakarta, 17 Agustus 2019
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta
Dr. H. M. Ulinnuha, MA
Sidang Munaqasyah
Mutmainah, S.Th.I, MA
ii
PERNYATAAN PENULIS
NIM : 15210704
iii
MOTTO:
iv
KATA PENGANTAR
ِ ٱلرِح
يم َّ بِسِۡم ٱللَّ ِو
َّ ٱلرحۡ ََٰم ِن
Segala puji hanya milik Allah swt., dzat yang maha pengasih dan tiada
pilih kasih serta maha penyayang yang kasih sayangnya tiada terbilang. Dzat
yang telah menurunkan Al-Qur`an sebagai petunjuk dan penerang jalan
hidup umat manusia serta yang telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Lafaz “Yâ
Bunayya” dalam Prespektif Tafsir al-Munîr Karya Wahbah al-Zuhailî”.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad saw.
Penulisan skripsi ini disusun untuk melengkapi tugas akhir dalam rangka
memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana Agama di Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan
dan masukkan maupun kritik dan saran dari berbagai pihak dalam
menyelesaikan penulisan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan
yang telah diberikan oleh ibu Muthmainnah S. Th MA selaku dosen
pembimbing skripsi yang selama ini sangat sabar dalam membimbing,
mengarahkan dan selalu memberikan semangat dan do‟a. Oleh karena itu,
peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang tiada hentinya kepada beliau
sehingga skripsi ini dapat tersusun dan semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah. T. Yanggo, MA., selaku Rektor
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, Wakil Rektor I Dr. H.
Nadjematul Faizah, SH., M.Hum.,Wakil Rektor II Dr. H. M.
Dawud Arif Khan, SE, M.Si, Ak, CPA., serta Wakil Rektor III
Dr. Hj. Romlah Widayati, MA., yang telah memberikan
v
kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu di perguruan
tinggi ini.
2. Dr. H. M. Ulinnuha, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
Pendidikan pada program Strata 1 di Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta.
3. Bapak Haris Hakam, S.H, MA., selaku Kaprodi Fakultas
Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta beserta Ibu
Mamluatun Nafisah M.Ag., selaku Sekretaris Kaprodi yang
telah membimbing penulis selama menimba ilmu di kampus
ini.
4. Dosen Pembimbing Ibu Mutmainah, S.Th.I, MA, yang telah
banyak memberikan arahan-arahan, petunjuk, serta motivasi
kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan pada
watunya dengan sebaik-baiknya dan senantiasa berkenan
meluangkan waktunya ditengah aktivitasnya yang padat.
5. Instruktur Tahfidz Ibu Hj. Istiqomah, MA., yang penuh
kesabaran dalam membimbing penulis ketika menghafal Al-
Qur‟an walaupun dengan segala kekurangan penulis serta
bersedia meluangkan waktunya ditengah kesibukan.
6. Segenap Dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang
sudah membimbing penulis dengan keikhlasan dan
mengamalkan ilmunya kepada kami.
7. Bapak KH. Ahmad Fathoni, Lc. MA., Ibu Hj. Muthmainnah,
M.Ag, serta seluruh Instruktur Tahfidz yang telah sabar dalam
membimbing dan membantu penulis untuk menyelesaikan
hafalan Al-Qur‟an.
vi
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta yang
telah membagikan ilmunya sehingga penulis mendapatkan dan
memahami ilmu yang belum pernah didapatkan sebelumya
khususnya tentang ilmu-ilmu Al-Qur‟an.
vii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan. Akhir kata dengan
segala ketulusan dan kerendahan diri, penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan dan kelemahan dalam skripsi ini.
Jakarta, Agustus 2019
Penulis
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
1. Konsonan Tunggal
ا A ض Dh
ب B ط Th
ث T ظ Zh
ث Ts ع „a
ج J غ Gh
ح ẖ ف F
خ Kh ق Q
د D ك K
ذ Dz ل L
ر R م M
ز Z ن N
س S و W
ix
ش Sy ه H
ص Sh ي Y
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Dhammah :u و: u
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam ()ال al-qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya.
Contoh: انبقرة al-Baqarah انمدينت al-Madînah
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam ( )الas-syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan
sesuai dengan bunyinya.
Contoh: انرجم ar-Rajul انشمسasy-Syams
4. Syaddah (Tasydid)
Syaddah (Tasydid) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang (ّ),
sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan
cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid. Aturan ini berlaku
secara umum, baik tasydid yang berada di tengahkata, di akhir kata
ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf
syamsiyah.
Contoh: امنا باهللÂmanna billâhi –امه انسفهاءÂmana as-Sufahâ`u
x
5. Ta‟ Marbuthah ()ة
Apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na`at), maka
huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh: االئفددة al-Af`idah
Sedangkan ta` Marbûthah ( )ةyang diikuti atau disambungkan (di-washal)
dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi huruf “t”.
Contoh: –االيت انكبرىal-Âyat al-Kubrâ
6. Hamzah
Hamzah ditrasliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya berlaku bagi
hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila terletak di awal
kata, hamzah tidak dilambangkan, karena dalam bahasa Arab berupa alif.
Contoh: –شيءSyai`un امرث Umirtu
7. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat,
huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Ketentuan
yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak
miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun
untuk nama diri dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital
adalah awal nama diri, bukan kata sandang. Contoh: `Ali Hasan al-Âridh,
al-Asqallânî, al-Farmawî, dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata
Al-Qur‟an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital.
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................ix
BAB I: PENDAHULUAN
xii
C. Kedudukan Anak ............................................................................24
D. Fungsi Panggilan Anak ....................................................................29
E. Peran Ayah dalam Keluarga ...........................................................32
F. Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak ..................................36
G. Urgensi Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak ............................... 46
xiii
B. Analisis Penafsiran Wahbab al-Zuhailî terhadap Lafaz Yâ Bunayya
..........................................................................................................79
C. Relevansi Penafsiran Wahbab az-Zuhailî Tentang Pendidikan Ayah
terhadap Anak .................................................................................89
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................95
B. Saran ............................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
xiv
ABSTRAK
xv
yaitu bunayya dan yâ sebagai huruf nida‟. Dalam hal ini bunayya adalah
bentuk tasghîr dari kata ibnî, bentuk kata ini digunakan untuk
mengambarkan kasih sayang, dan biasanya kasih sayang dicurahkan
kepada anak. kata ibn yang seakar kata dengan banâ (membangun)
meniscayakan bagi orang tua untuk membangun karakter anak. Lafaz “yâ
bunayya” terdapat 6 tempat dalam 4 surat yaitu: Luqmân [31] ayat13-17,
As-Shâffât [37] ayat 102, Yȗsuf [12] ayat 4-6, Hȗd [11] ayat 42. Lafaz
“yâ bunayya” adalah satuan kata dari munada yang didahulukan dengan
huruf nida‟ . munada kata tersebut yaitu bunayya dan yâ sebagai huruf
nida‟. Dalam hal ini bunayya adalah bentuk tasghîr dari kata ibnî, bentuk
kata ini digunakan untuk mengambarkan kasih sayang, dan biasanya kasih
sayang dicurahkan kepada anak. kata ibn yang seakar kata dengan banâ
(membangun) meniscayakan bagi orang tua untuk membangun karakter
anak. Lafaz “yâ bunayya” terdapat 6 tempat dalam 4 surat yaitu: Luqmân
[31] ayat13-17, As-Shâffât [37] ayat 102, Yȗsuf [12] ayat 4-6, Hȗd [11]
ayat 42. Menurut Wahbah az-Zuhailî lafaz yâ bunayya dapat diartikan:
pertama, panggilan yang menunjukkan kasih sayang terhadap anak,
terdapat pada QS. Luqmân pad [31] ayat 13-17 mengandung nasihat
dalam menanamkan nilai akidah terhadap anak. Kedua, panggilan kepada
seorang anak yang telah memiliki usia produktif, hal ini ada yang
mengakatan ketika usia 7 tahun dan ada yang mengatakan usia 13 tahun,
hal ini terdapat dalam kisah Nabi Isma‟îl As-Shâffât [37] ayat 102.
Ketiga, panggilan kepada seorang anak yang memiliki akhlak mulia dan
memiliki hubungan yang sangat erat dengan ayahnya, sebagaimana dalam
QS. Yȗsuf [12] ayat 4-6. Keempat, panggilan kepada seorang anak atas
kecintaan ayahnya, meskipun dalam hal ini anak tersebut durhaka
terhadap ayahnya, sebagaimana dalam QS. Hȗd [11] ayat 42.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki
kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu.dan akibat (yang baik)
itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thâhâ [20]: 132)
Pendidikan anak oleh sang ayah merupakan salah satu kajian yang
mendapatkan perhatian lebih dalam Al-Qur`an. Hal ini bisa dicermati
dengan adanya beberapa percakapan bisa berupa ajakan atau dengan
1
Adil Fathi Abdullah, Menjadi Ayah Ideal, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), h. 5
2
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, Tanggung Jawab Sosial, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2011), Cet. ke-1, h. 66
1
2
jarang juga bersifat umum, artinya bisa juga dipakai untuk anak
perempuan. Tujuan dari pentashghîran ini adalah menggambarkan kasih
sayang, bisa juga menjadi suatu yang menggambarkan kemesraan. 5 Bisa
3
Abdullah Nashih „Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jawa Tengah: Penerbit Insan
Kamil Solo, 2018), Cet. ke-10, h. 7
4
Abdullah Nashih „Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam,Cet. ke-10, h. 116
5
M. Quraisy Shihab, Tafsir al-Mishbâh, (Jakarta:Lentera Hati, 2002) vol. 5, h. 634 lihat
juga vol. 6, h. 16
3
jadi juga term yâ bunayya ini dipakai karena menyesuaikan kondisi psikis
anak waktu itu. lafaz yâ bunayya adalah panggilan dari seorang ayah untuk
seorang anak, yang di dalam Al-Qur`an dijelaskan bahwa posisi ayah
berkedudukan tunggal dan posisi anak pun tunggal. Hal ini memberikan
arti bahwasanya titik fokus pembicaraan tersebut terpaku pada satu objek
atau satu lawan bicara, dan ini memberikan efek yang berbeda
dibandingkan dengan pembicaraan kepada berbagai objek. Ayat-ayat yang
akan dibahas terkait lafaz yâ bunayya akan menjelaskan seberapa dekat
antara seorang ayah dengan anaknya, dan bagaimana pengaruh dari pada
dialog atau panggilan tersebut.
Pada bagian ini ditemukan berada pada empat surat makkiyyah, salah
satunya yakni QS. Luqmân[31] ayat 15-16:
6
Nurwadjah Ahmad, Roni Nugraha, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Bandung, Penerbit
Marja, 2018), Cet. ke-4, h. 155
7
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, vol. 10, hal. 274
5
8
Adil Fathi Abdullah, Menjadi Ayah Ideal, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), h. 95
9
Adil Fathi Abdullah, Menjadi Ayah Ideal, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003), h. 96
10
Heman Elia, Peran Ayah dalam Mendidik Anak, Jurnal Veritas; Jurnal Teknologi dan
Pelayanan 1/1, edisi April 2000, h. 106
11
Heman Elia, Peran Ayah dalam Mendidik Anak,h. 110
6
Dalam hal ini penulis akan memaparkan lafaz “Yâ Bunayya” dengan
menggunakan tafsir al-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî dengan alasan
bahwasanya tafsir tersebut merupakan karya monumental yang
menguraikan berbagai aspek, yaitu aqidah, akhlak, metode dan cara
bertingkah laku dan faedah yang bisa dipetik dari ayat-ayat Al-Qur`an,
baik dalam bentuk indikasi atau isyarat, baik itu menyangkut bangunan
sosial setiap masyarakat yang maju atau menyangkut kehidupan pribadi
setiap muslim. Melihat dari penafsiran beliau yang meliputi berbagai
aspek, penulis rasa hal ini sangat berkaitan dengan pembahasan mengenai
lafaz “Yâ Bunayya”, dalam hal ini berkaitan erat dengan kehidupan sosial
kemasyarakatan.
Untuk itu, penulis beranggapan bahwa tafsir tersebut akan sejalan
dengan tema yang akan dibawakan yaitu mengenai lafaz “Yâ Bunayya”,
berikut dengan dilengkapi bagaimana peran ayah terhadap pendidikan
anaknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Lafaz “Yâ Bunayya” dalam
Prespektif Tafsir Al-Munîr Karya Wahbah az-Zuhailî (Studi Analisis
Tafsiral-Munîr karya Wahbah al-Zuhailî)”
7
B. Identifikasi Masalah
D. Tujuan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian atau kajian, tentunya penulis memiliki
tujuan untuk mendasari penulisan tersebut. Dengan demikian,
berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui penafsiran Wahbah az-Zuhailî dalam kitab Tafsir al-
Munîr terhadap lafaz yâ bunayya dalam Al-Qur`an.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis, penelitian ini dapat digunakan untuk
memperkaya khazanah keilmuan dalam studi Al-Qur`an terutama
yang berkaitan dengan studi tafsir tematik.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian diharapakan bisa menjadi contoh untuk
peneliti selanjutnya dan dikembangkan kepada topik yang
lainnya.
b. Penelitian menerangkan bagaimana pendidikan seorang
ayah kepada anaknya pada zaman sekarang disamping
pendidikan seorang ibu.
F. Tinjauan Pustaka
Menurut pengamatan penulis, penelitian pendidikan seorang ayah
kepada anaknya menjadi obyek kajian bukanlah sesuatu yang baru dalam
dunia akademik. Mengingat pendidikan itu merupakan hal yang sangat
penting bagi seorang anak, terutama pendidikan yang diajarkan langsung
oleh orang tuanya. Belum lagi ayat-ayat tentang pendidikan seorang anak
ini menjadi pertanyaan yang cukup besar untuk dikaji, karena pada
9
lumrahnya bahwa pendidikan seorang anak itu oleh ibunya. Namun, karya
yang memfokuskan tentang ayat-ayat pendidikan seorang ayah dalam Al-
Qur`an belum banyak dilahirkan. Di antara karya-karya tulis terkait
dengan penelitian penulis adalah:
1. Tesis yang disusun oleh Ilham Senjari dengan judul “Tanggung
Jawab Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Dalam Perspektif
Hadist”. Tesis ini diajukan sebagai salah satu persyaratan
memperoleh gelar Master Pendidikan Islam pada Fakultas
TarbiyahInstitut Agama Islam Negeri Surakarta pada tahun 2017.
Dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana pendidikan orang tua
terhadap anaknya dilihat berdasarkan surat Luqmân. Dalam hal ini
penulis menjelaskan apa saja yang menjadi tanggung jawab kedua
orang tua dalam mendidik anaknya.
2. Skripsi Saudara Muhammad yang berjudul “Materi Ajar Untuk
Anak Dalam Keluarga Menurut Al-Qur‟an (Kajian Tafsir Tahlili
QS. Luqmân ayat 12-19)” Menerangkan bahwa materi ajar yang
terkandung dalam Al-Qur`an Surah Luqmân ayat 12-19 terdiri
dari materi keagamaan, sosial, humaniora dan kealaman. Materi
keagamaan terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek aqidah, syariat dan
akhlaq. Aspek aqidah adalah ajaran tentang tauhid; aspek syariat
adalah tentang mendirikan shalat dan amar ma‟ruf nahi munkar;
dan aspek akhlaq terdiri dari: syukur, sabar, berbakti kepada
kedua orang tua, dan sikap tawadu‟. Sedang materi sosial dan
humaniora yakni sejarah. Dan materi kealaman terdiri dari ilmu
geografi, biologi, astronomi, dan kedokteran.
10
12
Robitoh Widi Astuti, “Komunikasi Orang Tua dan Anak Perspektif Kisah dalam Al-
Qur`an” (Tesis: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011), h. 14
13
Moh. Toha Muhsun, “Kisah Musan dan Khidir dalam Surat al-Kahfi (Studi Penafsiran
Al-Qusyairî dalam Kitab Latâif al-Isyarat)” (Skripsi: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
Kalijaga,2009).
11
G. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan aspek yang tidak bisa
dipisahkan dari sebuah penelitian. Bahkan keberadaan metode
tersebut akan membentuk karakter keilmiahan dari sebuah
penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan
(Library Research)14, yaitu penelitian yang berusaha mendapatkan
14
Abdul Hay al-Farmawi, Al-Bidayah Fi At-Tafsir Maudhu‟i, Dirasah Manhajiyyah
Maudhuiyyah, terj. Rosihon Anwar, Metode Tafsir Maudhu‟I (Bandung: CV Putaka Setia,
2002), Cet, ke-1, h. 51-52
15
15
Winarno Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1982), h. 132
16
Data primer dikumpulkan melalui eksperimen maupun survey, (Sumadi Suryabrata,
Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 1987), h. 93
17
Data sekunder dikumpulkan dari data yang dipublikasikan atau pun tidak
dipublikasikan, (Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial Kuantitatif, Cet Ke-4, (Bandung:
PT. Refika Aditama, 2015), h. 433
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lafaz “yâ bunayya” adalah satuan kata dari munada yang
didahulukan dengan huruf nida‟ . munada kata tersebut yaitu bunayya dan
yâ sebagai huruf nida‟. Dalam hal ini bunayya adalah bentuk tasghîr dari
kata ibnî, bentuk kata ini digunakan untuk mengambarkan kasih sayang,
dan biasanya kasih sayang dicurahkan kepada anak. kata ibn yang seakar
kata dengan banâ (membangun) meniscayakan bagi orang tua untuk
membangun karakter anak. Lafaz “yâ bunayya” terdapat 6 tempat dalam 4
surat yaitu: Luqmân [31] ayat13-17, As-Shâffât [37] ayat 102, Yȗsuf [12]
ayat 4-6, Hȗd [11] ayat 42.
Menurut Wahbah az-Zuhailî lafaz yâ bunayya dapat diartikan sebagai
berikut:
1. Panggilan yang menunjukkan kasih sayang terhadap anak, hal ini
ditunjukkan dalam kisah yang terdapat pada QS. Luqmân pad [31] ayat
13-17 yang mengandung nasihat dalam menanamkan nilai akidah
terhadap anak.
2. Panggilan kepada seorang anak yang telah memiliki usia produktif, hal
ini ada yang mengakatan ketika usia 7 tahun dan ada yang mengatakan
usia 13 tahun, hal ini terdapat dalam kisah Nabi Isma‟îl As-Shâffât [37]
ayat 102 yang pada saat itu genap usia 13 tahun ketika mendapat
perintah dari Allah untuk disembelih oleh ayahnya yaitu Nabi Ibrahim.
3. Panggilan kepada seorang anak yang memiliki akhlak mulia dan
memiliki hubungan yang sangat erat dengan ayahnya, hal ini terdapat
dalam kisah Nabi Yûsuf dalam QS. Yȗsuf [12] ayat 4-6 yang
menceritakan ketika Nabi Ya‟qub memanggil Nabi Yûsuf dengan lafaz
97
98
B. Saran
Dalam rangka melengkapi penelitian ini penulis menganggap perlu
merekomendasikan untuk dijadikan bahan penelitian lanjut penelitian studi
Al-Qur`an dengan model pendekatan living Qur`an dan diharapkan bagi
peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangkan tema ini dengan lebih
baik lagi karena ini masih kurang membahas, dan pembahasan mengenai
relevansi ayat-ayat yâ bunayya terhadap realita zaman sekarang.
Kemudian dengan menggunakan penafsiran-penafsiran kontemporer
lainnya dengan dipadukan dengan berita-berita aktual lainnya yang
berkenaan dengan hal tersebut, yang akan menjadikan satu kesatuan yang
serupa antara ayat Al-Qur`an dengan realita kehidupan masa kini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Adil Fathi, Menjadi Ayah Ideal, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003.
Ahmad, Nurwadjah dan Nugraha, Roni, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan,
Bandung: Penerbit Marja, 2018
Asifudin, Ahmad Janan, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: SUKA-
Press UIN Sunan Kalijaga, 2010
Astuti, Robitoh Widi, “Komunikasi Orang Tua dan Anak Perspektif Kisah
dalam Al-Qur`an” Tesis, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2011, h. 14. Tidak diterbitkan
Baharits, Adnan Hasan Shalih, Tanggung Jawab Ayah terhadap Anak Laki-
Laki, Jakarta: Gema Insani Press, 1996
Al-Barik, Haya binti Mubârak, Ensiklopedi wanita Muslimah, terj. Amir
Hamzah Fachrudin, Jakarta: Darul Falah, 1998
Al-Bukhârî, Abȗ Abdullâh Muhammad Isma‟îl, Ensiklopedia Hadits, Shahih
al-Bukhârî, terj. Masyhar dan Muhammad Suhadi, Jakarta: Almahira,
2011
_______, Shahih al-Bukhârî, Jilid I, Kairo: Dâr al-Hadits, 1425 H
Daradjat, Zakiah, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung
Agung, 1973
Al-Farmawi, Abdul Hay, Al-Bidayah fî At-Tafsir Maudhu‟i, Dirasah
Manhajiyyah Maudhuiyyah, terj. Rosihon Anwar, Metode Tafsir
Maudhu‟I, Bandung: CV Putaka Setia, 2002
Fatimah, Enung, Psikologi Perkembangan, Bandung: CV. Pustaka Setia,
2006.
Hanbal, Ahmad bin, Musnad al-Imâm Ahmad bin Hanbal, Kairo: Muwaqi‟
al-Islami, 1420 H
99
100
Harjaningrum, Agnes Tri, Peran Orang Tua dan Praktisi dalam Membantu
Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Tren
Pendidikan, Jakarta: Prenada, 2007
Ihsan, Fuad, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineke Cipta, 1997
Al-Khalidi, Shalah Abdul Fattah, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil
Qur`an Sayid Qutub, Solo: Era Intermedia, 2001
Khoiruddin, Muhammad, Kumpulan Biografi Ulama Kontemporer, Bandung:
Pustaka Ilmu, 2003
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, Tanggung Jawab Sosial, Jakarta:
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2011
Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan, Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1995
Manzhîru, Al-„Alâti ibn, Lisânu al-„Arabi, Kairo: Dâr al-Hadits, 1427 H
Quthb, Sayyid, Fî Zhilal al-Qur`an, terj. As‟ad Yasin, dkk., Jakarta: Gema
Insani Press, 2003.
„Ulwan, Abdullah Nashih, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jawa Tengah:
Penerbit Insan Kamil Solo, 2018.
Az-Zuhailî, Wahbah, Ulama Karismatik Kontemporer – sebuah Biografi,
terj. Ardiansyah, Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010
________, al-Tafsîr al-Munîr fî al- „Aqîdah wa al-Sharî‟ah wa al-Manhaj,
Damaskus: Dâr al-Fikr, 1998
________, Tafsir al-Munir, Aqidah, Syari‟ah dan Manhaj, terj. Abdul Hayyie
al-Kattani, dkk., Jakarta: Gema Insani, 2015
Jurnal Ilmiah Kajian Gender, Vol. 5 No. 2 Tahun 2015.
Jurnal Penelitian Kependidikan, Vol. 18 No. 1 April 2008.
Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6 No. 1, Januari-Juni 2017.
Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis,Vol. 1 No. 2 Desember 2011.
Jurnal Teknologi dan Pelayanan 1/1, edisi April 2000.
Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis,Vol. 1 No. 2 Desember 2011.