Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Siti Rahayu Nurfitriyah
NIM 11150340000089
Skripsi
Oleh:
Siti Rahayu Nurfitriyah
NIM 11150340000089
Pembimbing
i
ii
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Pembimbing,
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
Siti Rahayu Nurfitriyah
“Luqman al-Hakim Dalam Kitab-kitab Tafsir.”
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas segala nikmat, iman,
jasmani dan rohani yang telah diberikan kepada penulis agar selalu
diberi kemudahan, kesabaran dan kekuatan dalam menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam, senantiasa tercurah limpahkan kepada
baginda Rasulallah SAW, yakni Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya. Sesungguhnya Beliau dan merekalah
yang sangat berjasa dalam menyampaikan pesan itu sampai kepada kita
semua saat ini.
Dalam perjalanan penelitian ini, penulis menyadari bahwa skripsi
yang berjudul “Luqman al-Hakim Dalam Kitab-kitab Tafsir” ini
tidak akan selesai dengan daya upaya penulis dari berbagai pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu
penulis, sehingga akhirnya tulisan ini selesai. Maka, pada kesempatan
ini penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya, yaitu kepada:
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA., selaku
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Yūsuf Rahman, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Eva Nugraha, M.Ag., selaku ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir dan Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH., selaku sekretaris Jurusan
Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.
4. Dosen Penasihat Akademik, Dr. Faizah Ali Syibromalisi, M.A.,
yang telah memberikan nasihat serta masukan kepada penulis
selama studi di kampus.
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Konsonan
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin
dapat dilihat pada halaman berikut ini:
ب b Be
ت t Te
ث ṡ
Es (dengan titik
diatas)
ج j Je
ح ḥ
Ha (dengan titik
dibawah)
خ kh Ka dan Ha
د d De
ذ ż
Zet (dengan titik
diatas)
ر r Er
ز z Zet
س s Es
ش sy Es dan Ye
ص ṣ
Es (dengan titik
dibawah)
ix
ض ḍ
De (dengan titik
dibawah)
ط ṭ
Te (dengan titik
dibawah)
ظ ẓ
Zet (dengan titik
dibawah)
ع ʻ Aposter terbalik
غ gh Ge dan Ha
ف f Ef
ق q Qi
ك k Ka
ل l El
م m Em
ن n En
و w We
ه h Ha
ء ˋ Aposter
ي y Ye
B. Tanda Vokal
Vokal dalam bahasa Arab-Indonesia terdiri dari vokal tunggal atau
monoftrog dan vokal rangkap atau disebut diftrog. Untuk vokal tunggal
sebagai berikut :
x
Tanda Vokal
Tanda Vokal Arab Keterangan
Latin
َ a Fatḥah
َ i Kasrah
َ u Ḍammah
َي ai a dan i
َو au a dan u
C. Kata Sandang
Kata sandang di lambangkan dengan “al-“, yang diikuti huruf
syamsiyah dan qamariyah.
xi
al-Qamariyah املني
ْ al-Munīr
D. Syaddah (Tasydid)
Dalam bahasa Arab syaddah atau tasydid dilambangkan dengan “ ّ
“ ketika dialihkan ke bahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf,
yaitu:
E. Ta marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbūṭāh ada dua, yaitu: ta marbūṭāh yang
hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah dan ḍammah,
transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta marbūṭāh yang mati atau
mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h]. Kalau pada kata
yang berakhir dengan ta marbūṭāh diikuti oleh kata yang menggunakan
kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbūṭāh
itu ditransliterasikan dengan ha (h). contoh:
No Kata Arab Alih Kata
1 طريْقة Ṭarīqah
F. Huruf Kapital
Penerapan huruf kapital dalam alih aksara ini, juga mengikuti Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI) yaitu, untuk menuliskan permulaan kalimat,
huruf awal nama tempat, nama bulan nama diri, dan lain-lain. Jika nama
diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital
tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata
sandangnya. Contoh: Abū Hāmīd, al-Gazālī, al-Kindī.
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang
berasal dari Indonesia sendiri, disarankan tidak dialih aksarakan
meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis
Abdussamad alpalimbani, tidak „And al-Samad al-Palimbānī; Nuruddin
al-Raniri, tidak Nūr al-Dīn al-Rānīri
G. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa
Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah
atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata,
istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari
pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam
tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di
atas. Misalnya kata al-Qur’an (dari al-Qur’ān), Sunnah, khusus dan
umum. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu
rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh,
contoh: Fī ẓilāl al-Qur’ān, Al- ‘Ibāra bi ‘umum al-Lafẓ lā bi khuṣūṣ al-
sabab.
xiii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................iii
ABSTRAK ...............................................................................iv
KATA PENGANTAR .............................................................v
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................viii
DAFTAR ISI ............................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .....6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................7
D. Tinjauan Pustaka .........................................................8
E. Metodelogi Penelitian .................................................12
F. Sistematika Penulisan .................................................13
BAB II KISAH DALAM AL-QUR’AN
A. Macam-macam Kisah Dalam al-Qur’an .....................15
B. Tujuan dan Faedah Kisah dalam al-Qur’an ................17
C. Karakteristik Kisah-kisah Dalam al-Qur’an ...............21
D. Nama-Nama yang Diabadikan di Dalam al-Qur’an....23
BAB III SURAT LUQMĀN DAN KANDUNGANNYA
A. Asbab al-Nuzul Surat Luqmān ...................................27
B. Keutamaan Surat Luqmān...........................................29
C. Kandungan Surat Luqmān ..........................................31
BAB IV RAHASIA HIKMAH LUQMAN AL-HAKIM
A. Biografi Luqman al-Hakim .........................................39
B. Keistimewaan Luqman al-Hakim ...............................40
C. Sebab Luqman Mendapatkan Keistimewaan ..............48
1. Pengertian Hikmah......................................................54
xiv
1
Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan al-Qur’an (Jakarta: Gema Insani Press,
1999), 27.
2
Muḥammad al-Gazali, Al-Maḥāwir al-Khamsah li al-Qur’an al-Karīm (Kairo:
Dār al-Surūq), 18 & 83.
1
2
3
Muhammad Chirzin, Al-Qur’an dan Ulum al-Qur’an, cet. I (Yogyakarta:PT Dana
Bhakti Prima Yasa, 1998), 77.
4
Shalah al-Khalidy, Kisah-kisah al-Qur’an pelajaran dari orang-orang dahulu,
Jilid 1, cet. I (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), 1.
5
W. Montgomery Watt, Pengantar Study al-Qur’an (Jakarta: PT Raja Grafindo,
1995), 128.
6
Shalah al-Khalidy, Kisah-Kisah al-Qur’an, 139.
3
7
Muhammad al-Ghazali, Berdialog dengan Al-Qur’an (Memahami Pesan Kitab
Suci dalam Kehidupan Masa Kini), terj. Kayla Nata’amal Ma’al-Qur’ani, cet. III
(Bandung: Mizan, 1997), 68.
8
Abdullah al-Ghamidi, Namanya Luqman al-Hakim, terj. Imam Khoiri
(Yogyakarta: Diva Press, 2008), 37.
4
Allah SWT memberikan dua pilihan kepada Luqman antara hikmah dan
kenabian, dan Luqman lebih memilih hikmah daripada kenabian.9
Luqman al-Hakim adalah sorang lelaki yang dikaruniai hikmah oleh
Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam Surat Luqmān ayat 12:
ُ ْ َ ُ ْ َََ ْ ََْ ُْ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ه
ّلِل ۚ َو َمن َيشك ْر ف ِإ َّن َما َيشك ُر ِل َن ْف ِس ِهۦ ۖ َو َمن
ِ ِ ولقد َءاتينا لق ٰمن ال ِحك َمة أ ِن اشك ْر
َ َك َف َر َفإ َّن
ٌ هللا َغن ٌّى َحم
يد ِ ِ ِ
“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu:
‘bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya, Maha Terpuji”. (Qs. Luqmān/30:12).
Hikmah menurut Quraish Shihab, adalah diperolehnya pengetahuan
yang didukung oleh pengalaman yang benar, dan pengalaman yang jitu
dilandasi oleh ilmu.10 Hikmah yang Allah SWT berikan kepada Luqman
antara lain berupa ilmu agama, benar dalam ucapan dan kata-kata
bijaknya cukup banyak lagi masyhur. Dia (Luqman) memberi fatwa
sebelum Nabi Daud A.S diutus dan sempat menjumpai kaumnya, lalu
menimba ilmu darinya dan meninggalkan fatwanya. Ketika ditanyakan
kepadanya tentang sikapnya itu, dia menjawab: “Tidaklah lebih baik
bagiku berhenti memberi fatwa bila telah ada yang menanganinya”.11
Luqman dengan perkataannya itu sangat terlihat sebagai seorang
yang bijaksana dan sangat menghargai orang lain. Luqman memberikan
contoh yang sangat baik dalam memberikan nasehat-nasehatnya dengan
sikap yang dimilikinya. Menurut Ali bin Hasan al Athas mengutip dari
al-Ṭabari, salah satu contoh kebijaksaan Luqman yaitu sebagai pemberi
9
Shalah al-Khalidy, Kisah-Kisah al-Qur’an, 132.
10
M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama al-Qur’an, cet. I
(Bandung: Mizan, 2007), 93.
11
Jamaal Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak: Teladan Rasulullah SAW
(Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005), 337.
5
ٌ الش ْر َك َل ُظ ْل ٌم َع ِظ
يم
ِّ َّ ْ ْ ُ َ َ ُ ٰ ُ ُ َ َ ُ َ ْ ُ ْ ُ َ َوإ ْذ َق
ِ ال لق ٰمن ِِلب ِن ِهۦ وهو ي ِعظ ۥه يبن َّى ِل تش ِرك ِب
ِ اهلل ۖ ِإن ِ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia
memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (Qs.
Luqmān/30:13).
Nasehat-nasehat Luqman kepada anaknya mengingatkan kepada
orang akan kewajibannya untuk memberikan nasehat-nasehat kepada
anaknya, karena anak merupakan bagian anggota keluarga yang menjadi
tanggung jawab orang tua sejak ia dalam kandungan sampai dalam batas
usia tertentu.13 Maka dari itu anak harus dibimbing dengan dasar-dasar
agama yang benar bertujuan untuk menjadikan anak beriman, bertaqwa,
berakhlak, sehat jasmani dan rohaninya, karena nantinya akan menjadi
tolok ukur keberhasilan orang tua dalam mendidik anak yang akan
dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT.14 Selain untuk
mengingatkan orang tua, juga untuk mengingatkan umat Islam yang
lalai agar tidak terjerumus kedalam kemaksiatan.
Kisah Luqman amat penting dalam al-Qur’an sehingga dijadikan
salah satu nama Surat. Di samping beberapa nama Nabi dan Rasul yang
12
Ali bin Hasan al-Athas, Nasehat Luqman Hakim Untuk Generasi Muda, cet. I
(Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1993), 21.
13
M. Quraish Shihab. Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama al-Qur’an, 100.
14
Anik Pemilu, Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan (Panduan Lengkap Cara
Didik Anak untuk Orang Tua), cet. II (Yogyakarta: Citra Media, 2007), 91.
6
dijadikan nama Surat dalam al-Qur’an, seperti: Nabi Nūḥ A.S, Nabi Hūd
A.S, Nabi Ibrāhīm A.S, Nabi Yūsuf A.S, Nabi Yūnus A.S dan Nabi
Muhammad SAW. Terdapat pula sejumlah nama tokoh orang-orang
saleh yang namanya dijadikan nama Surat dalam al-Qur’an, ialah: Sūrah
Ᾱli ‘Imrān (keluarga ‘Imrān), Sūrah Maryam, Sūrah Luqmān.
Dari beberapa nama para Nabi dan Rasul serta nama-nama tokoh di
atas, menurut penulis kisah Luqman sangat menarik untuk dibahas. Di
antara ketertarikan itu ialah alasan Allah menjadikan namanya sebagai
salah satu nama Surat dalam al-Qur’an, sedangkan dari penjelasan diatas
Luqman hanyalah seorang budak sekaligus seorang tukang kayu yang
berkulit hitam. Namun Allah jadikan namanya sebagai nama Surat
dalam al-Qur’an. Apa keistimewaannya dan bagaimana cara ia
mendapatkannya.?
Berdasarkan uraian di atas, menjadi penting untuk meneliti lebih jauh
tentang sosok “Luqman al-Hakim”. Penulis ingin melakukan
penelusuran lebih jauh terkait keistimewaan yang melekat pada dirinya
dan mengungkap aspek sejarahnya, hingga Allah SWT menjadikan
namanya sebagai salah satu nama Surat dalam Al-Qur’an. Oleh karena
itu, penulis memberi penelitian ini dengan judul “Luqman al-Hakim
dalam Kitabv-kitab Tafsir”.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan di atas, untuk memperjelas permasalahan
penelitian penulis merumuskannya dalam sebuah pertanyaan,
yaitu:“Bagaimana al-Qur’an menggambarkan figur seorang Luqman al-
Hakim serta keistimeewaan-keistimewaanya dan bagaimana caranya dia
mendapatkan hikmah?”
15
Agus Salim, “Nilai-nilai pendidikan dalam surat Luqman Analisis surat Luqman
ayat 12-19” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014),
70.
16
Ahmad Sahal, “Nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Luqman al-Hakim
Kajian Tafsir Surat Luqman ayat 12-14” (Skripsi., Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016), 67.
17
Sarina, “Konsep Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an Surah Luqman ayat 13-19
(Telaah Pemikiran Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah), (Skripsi., Universitas
Islam Negeri Alaudin Makassar, 2017), 83.
10
perbuatan keji dan munkar dan sholat merupakan tiang agama. Aspek
selanjutkan adalah akhlak yakni tentang perilaku kepada kedua orang
tua, tidak berperilaku sombong, melembutkan ketika berbicara karena
seburuk-buruknya suara ialah suara keledai.20
Kajian lain juga ditemukan dalam skripsi yang berjudul “Pendidikan
Keluarga dalam al-Qur’an Surat Luqmān ayat 17”, skripsi yang ditulis
oleh Novi Dian Amaliya, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Ia
membahas bahwa pokok pendidikan keluarga dalam Surat Luqmān ayat
17 yaitu meliputi: (1) Shalat, yang mana orang tuanya mengajarkan
beribadah kepadanya anaknya seperti di masjid, Mushola atau lainnya.
(2) Amar ma’ruf nahi munkar, yang mana menjalankan segala perintah
Allah SWT dan menjauhi segala larangan Allah SWT. (3) Sabar. 21
Rangkuman kajian-kajian pustaka terdahulu yang sudah penulis
paparkan belum ada yang membahas secara khusus bagaimana al-
Qur’an menggambarkan figur seorang Luqman al-Hakim dalam al-
Qur’an dan kajian kitab-kitab tafsir. Maka disini penulis akan membahas
tentang bagaimana nasehat-nasehat serta keistimewaan yang dimiliki
Luqman al-Hakim, sehingga Allah SWT menjadikan namanya menjadi
salah satu nama didalam al-Qur’an.
20
Amiratun Arini, “Nilai Edukatif Dalam al-Qur’an Surah Luqman Ayat 12-19”
(Skripsi., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016), 105.
21
Novi Dian Amaliya, “Pendidikan Keluarga dalam al-Qur’an Surat Luqman ayat
17” (Skripsi., Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2017), 37.
12
E. Metodelogi Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan kitab-kitab
tafsir, serta pengumpulan berbagai data melalui studi keperpustakaan
(Library research) baik berupa buku, jurnal, maktabah syamilah, catatan
maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu. Dan dalam
pengumpulan data ini, penulis menggunakan data bersifat primer22 dan
23
kemudian menggunakan data sekunder yang penulis dapatkan dari
buku-buku, jurnal dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas yang terdapat di Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya.
Kemudian dalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan
metode diskriptip-analitis yaitu usaha untuk mengumpulkan data dan
menyusun data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut.24
Untuk teknik penulisannya, penulis berpedoman pada buku “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah” (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang disusun
oleh tim penyusun UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 maupun
berbagai perpustakaan lainnya25 maupun berbagai perpustakaan lainnya.
22
Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak
tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari
melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita
jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan
informasi ataupun data.Lihat Umi Narimawati, “Metodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,” (Jakarta: Tarsita, 2008), 98.
23
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung
keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dengan
pokok permasalahan, (Sugiono, 2008), 402.
24
Winarto Surachman, Pengantar penelitian ilmiah: Dasar Metode dasar teknik
(Jakarta: Tarsita, 1990), 139.
25
Lihat buku pedoman akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015, 42.
13
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam skripsi dapat menjadi sistematis dan terarah
dengan baik, maka penulis menyussun sistematika penulisan sebagai
berikut:
Bab pertama: bab ini merupakan Pendahuluan yang berisi penjelasan
atas permasalahan yang ingin penulis bahas dimulai mengenai Latar
Belakang Masalah kemudian fungsinya, Identifikasi, Pembatasan dan
Rumusan Masalah, kemudian terdapat Tujuan dan Manfaat, Tinjauan
Pustaka, Metodelogi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab kedua: bab ini merupakan paparan yang mengenai Kisah dalam
al-Qur’an diantaranya: Macam-macam Kisah Dalam al-Qur’an yang
mana terdapat beberapa macam-macam kisah, fungsinya untuk
mengetahui macam-macam kisah yang terdapat di dalam al-Qur’an dan
tidak lupa disertakan Tujuan dan Faedah Kisah dalam al-Qur’an,
Karakteristik Kisah-kisah Dalam al-Qur’an, serta Nama-nama Yang
diabadikan Didalam al-Qur’an.
Bab ketiga: bab ini merupakan paparan mengenai Surat Luqmān dan
Kandungannya, fungsinya untuk mengetahui Asbab al-Nuzul hubungan
bab ketiga dengan bab dua ialah ingin mengetahui diantanya: Turunnya
Surat Luqmān, Keutamaan Surat Luqmān serta Kandungan Surat
Luqmān.
Bab keempat: bab ini merupakan paparan inti dari figur seorang
Luqman al-Hakim di dalam al-Qur’an, di antaranya: biografi Luqman
al-Hakim, Keistimewaan Luqman al-Hakim, serta rahasia Hikmah
Luqman al-Hakim beserta beberapa contoh-contoh hikmah dan sebab
Luqman Mendapatkan Keistimewaannya.
14
1
Falῑḥ al-Rab‘i, Al-Qaṣaṣ al-Qur’an Ru‘yah Fanniyah, cet. I (Mesir: al-Ṡaqafiyah),
15.
2
Qur’an Kemenag, Juz 3, 58.
15
16
3
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Tangerang: Lentera Hati, 2013), 319.
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an, terj. Mudzakir AS (Bogor:
4
5
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, 321-322.
6
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005), 230.
7
Qur’an Kemenag, Juz 13, 248.
8
Muhammad Munir al-Janbaz, “Ahdaf al-qissoh fii al-qur’an,” Diakses, Maret
2020, https://www.alukah.net/sharia/0/122621/.
18
2. Sebagai penjelas bahwa agama yang dibawa oleh para Nabi itu
bersumber dari Allah SWT. Allah SWT berfiman dalam al-Qur’an
Surat al-Baqārah/2:136:
ْٰٓ ْ ُ ْٓ َ ْ ُ ْٓ ُ ْ ُ ْْٓ ٰ َ َّ ه
اّٰلل َو َما ان ِز َل ِال ْي َنا َو َما ان ِز َل ِالى ِا ْب ٰر ٖه َم َوِا ْس ٰم ِع ْي َل َوِا ْس ٰح َق َو َي ْع ُق ْو َب
ِ قولوا امنا ِب
ََ َ ْ َ ُ َ ُ َ ْۚ َّ ْ َ ْ ُّ َّ َ ْ ُ ْٓ َ َ ٰ ْ َ ٰ ْ ُ َ ْ ُ ْٓ َ َ َ ْ َ ْ َ
اط وما او ِتي موس ى و ِعيس ى وما او ِتي الن ِبيون ِمن ِرب ِهم َّل نف ِرق بين اح ٍد ِ واَّلسب
َ َ َ ْۖ
.ِم ْن ُه ْم َون ْح ُن ل ٗه ُم ْس ِل ُم ْون
“Katakanlah, Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang
diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan kepada apa yang
diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada apa yang diberikan kepada
Nabi-Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang
pun di antara mereka, dan kami berserah diri kepada-Nya”.10 (Qs. Al-
Baqarah/2:136)
9
Qur’an Kemenag, Juz 17, 341.
Qur’an Kemenag, Juz 1, 21.
10
11
Qur’an Kemenag, Juz 8,158.
12
Muhammad Munir al-Janbaz, “Ahdaf al-qissoh fii al-qur’an,” Diakses, Maret
2020, https://www.alukah.net/sharia/0/122621/.
19
َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ ٰ َ ْْٓ ْ َ ٰۤ ْ َ ْ َ ُ ْ ُ ه َ ْ ُ ْ ُّ َ ا
صَ َ ِدقا ِْلا َب ْي َن َي َد َّي ِ وِاذ قال ِعيسَ َ ى ابن مريم يب ِ ِ ِاسَ َرا ِ يل ِا ِوي رسَ َول
ّٰللا ِاليكم م
ُ َ ٰ ْ ٰۤ َ َ ۗ َ ْٓ ْ ٌۢ ْ ٌۢ
اس ُم ٗه ا ْح َم ُد فل َّما َجا َ ُه ْم ِبال َب ِين ِت قال ْوا َّ م َن
الت ْو ٰر ِىة َو ُم َب ِش ارا ِب َر ُس ْو ٍل َّيأ ِت ْي ِم ْن َب ْع ِدى ِ
ٌٰه َذا س ْح ٌر ُّمب ْين
ِ ِ
“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil!
Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab
(yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira
dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya
Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada
mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata,
“Ini adalah sihir yang nyata.”13 (Qs. Al-Ṣaff/61:6).
2020, https://www.alukah.net/sharia/0/122621/.
18
Qur’an Kemenag, Juz17, 330.
21
19
Salamah Muhammad al-Harafi, Buku Pintar Sejarah dan Peradaban Islam
(Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2016), 9-12.
20
Qur’an Kemenag, Juz 12, 235.
22
Manna‘ bin Khalῑl al-Qaṭṭān, Mabāhis fī ‘Ulῡm al- Qur’an (Mesir: Maktab al-
21
23
Manna’ bin Khalil al-Qaṭṭān, Mabāhis fī Ulum al-Qur’an, 318.
24
Qur’an Kemenag, Juz 29, 566.
25
Manna’ bin Khalil al-Qaṭṭān, Mabāhis fī Ulum al-Qur’an, 318-319.
26
Qur’an Kemenag, Juz 13, 428.
24
27
Manna’ bin Khalῑl al-Qaṭṭān, Mabāhis fī Ulum al- Qur’an, 306.
25
28
Nurul Hidayati Rofiah “Kisah-kisah Dalam Al-Qur’an dan Relevansinya
Dalam Pendidikan Anak Usia SD/MI”. PGSD FKIP UAD vol.3, no.2 (Oktober 2020):
2.
29
Manna’ bin Khalil al-Qaṭṭān, Mabāhis fī ‘Ulῡm al-Qur’an, 306.
26
1
Muhammad Chirzin, Mengerti Asbabun Nuzul (Jakarta: Zaman, 2015), 17.
2
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz 21 (Jakarta: Putra Panjimas, 1982), 114.
3
Aḥmad Muṣṭafa Al-Maragi, Tafsīr al-Maragi, Juz 19 (Kairo: Dār Iḥya al-Turaṡ
al-‘Arabi), 71.
27
28
Maka karena engkau aku dipanggil “Hai pembunuh ibunya.” Lalu aku
berkata, jangan engkau lakukan itu wahai ibu! Karena aku tidak akan
meninggalkan agamaku karena sebab apapun! Maka dia (ibunya)
melakukannya satu hari satu malam tidak makan, dia telah bersungguh-
sungguh untuk melakukan itu. Lalu ia (Sa’ad bin Abi Waqas)
melakukannya pula satu hari satu malam tidak minum dia pun berusaha
melakukan itu. Lalu dia (ibunya) pun melakukannya lagi satu hari satu
malam tidak makan dan tidak minum. Setelah aku menyaksikan ibuku
seperti itu, aku berkata: Wahai ibuku, harap engkau ketahui, demi Allah
sekiranya engkau mempunyai seratus jiwa, dan jiwa itu satu persatu
meninggalkanmu agar aku meninggalkan agamaku, demi Allah aku
tidak akan meninggalkan agamaku ini karena apapun yang terjadi. Maka
makanlah jika kamu mau wahai ibuku, kalau tidak mau itu terserah
padamu. Lalu dia (ibunya) pun makan.4 Kemudian turunlah dalam al-
Qur’at Surat Luqmān ayat 15.
Muhammad ‘Ali al-Ṣabuni, Rawā‘ al-Bayān, Juz 2, cet. III (Kairo: Maktabat al-
4
6
Abī Hafṡ Umar bin Ali, al- Lubāb Fī ‘Ulum al-Kitāb, Juz 15,(Bairūt: Dār al Kutub
al-‘Ilmiyyah, 1998), 435.
7
Al-Maraghi, Ahmad Muṣṭafa, Tafsir al-Maraghi, Juz 19 (Bairūt: Dār Iḥya al-
Turaṡ al-‘arabi), 71
30
َ َ َ َ َ ََ ش
ِ ِ ٌن ِ ي َمٌ ٍة وك َ هللا ِه ِ ِ ي َم َ َ ََ ش َ َو َر َة شَق:َ ََْ َمى:َ ََى ََبي َجُ َف ََ ٌَم ِ كَ َسَ َ َت شا
َ َ َ َ ٍ ِ
ش َ ََ َ َ َ َ ،َْم َتئ َ َ َة ََْ َف شْو َا َ ش مى هٌَْ َو شج ش وََّ َ َصب ش
َ َ ََ َ ِه َ َ َ َ َ ِر َف َْ َ كَوك: ا َ ِهاك ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ش ش َ ش َ ش َ
ََْفْوا ِمى ِ ه ٌَِْ وج و َِ َِّ صب شْ ِس َب
Menurut Imam Muhammad Baqir berkata dalam riwayat Abī Ja‘far
“Barang siapa yang membaca Surat Luqmān pada malam hari, Allah
SWT mengutus 30 malaikat untuk melindunginya pada malam itu
hingga tiba waktu pagi dari segala gangguan setan dan sekutunya, dan
apabila ia membacanya di siang hari para malaikat akan melindunginya
dari setan dan sekutunya hingga tiba waktu malam.”8
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, jilid 14, cet.I (Jakarta: Al-Huda,
8
2008), 248.
9
Fadl bin Hasan Ṭabrisī, Majma‘ al-Bayān Fī Tafsīr al-Qur’an, Juz 8 (Bairūt:
Dār Iḥya al-Turaṡ), 125.
31
Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili, Al-Tafsīr al-Munīr, Juz 21, cet. II (Damaskus:
10
ۗ َ َ ه
ّٰللا ِبغي ِر ٌَِ ٍ صف َو َي َ ِخذ ََ شَ ش عوك َ َ ش َ َ َ َ َ َ َ َ َ
ِ ِ و ِۤمى كَ ِس مى يْت ِري َهو كلح َِْ ِث َِم ِض َ َى ِ م
ََ َ ََ َ ش ٰ َ ٰ ش ه
كُ َم ِهي َن َوِكاك ِ َ ٌََم ِ ك ْٰت َ َوَ شمس َ ِب عرك ك ن َف َيس َ ُ َه ك َن ِ ي َ شك ٰوَ ِٕى َ ََ شهف ََ َذ
َ ع بك َا َ ْ شَّ ب َُ َذكُ َك َِمف ِك َن َكَ ِذْ َى ٰك َم ش وك َو ََ شٌوك ه:شك شا َام ِ َو
ِل ٰح ِت َ شهف َج ه شت كَ َ ُِم ِ ِۙف،َك ِ ٍ ٍ ِ ِ
ۗ ٰ َ ۗ َ َ ه
ّٰللا َ ًّق َو شَ َو كَ َُ ِ ي ش كل َح ِ م شف
ِ ََخ ٌِ َِْى ِاي َ و
“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan
kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan
menjadikannya olok-olok, mereka itu akan memperoleh azab yang
menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia
berpaling dan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya,
seakan-akan ada sumbatan dikedua telinganya, maka gembirakanlah dia
dengan azab yang pedih. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat surga-surga yang penuh
kenikmatan. Mereka kekal didalamnya, sebagai janji Allah yang benar, dan
Dia Maha Perkasa Maha Bijaksana.” (Qs. Luqmān/31:6-9).
11
Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili, Al-Tafsīr al-Munīr, 138.
33
َ ش َ ش ش َشَ ش َ ََ َ ش
) ْٰ ش ٌَّ َب ِ َو َ َ ِ ن15 َْ َ َ َ َ ِ مَ َ َمى َاَ َُ ِ َ َ ب ِّ َف ِ َ َ َم ِج شُ ف اَ ا ِ ش ف ِه َ َ ش ف ُُ َ ٌون
كْلرض َْ َ ب َ ش َ َ ٰٰ َ َ َ َ َ َ ََش ََ َ َ َ ش
هللا ب ِ ِ ِ ِ و َ َِ و كَس ِ ِ ِمثق َ ٍة ِمى خ َ ٍَ ا َى ِ صخ ٍة
و َ
َ ش َ َ ََٰ َ ش َ َ َ َ َ
وْ َوكا َ ََ ِى كْل ِ َوكَِ َ َ ِبر ِ َ َ ٌَوة وَم ِه ْلُ ش، َ ِف ك:ِ َ ) ْٰ ش ٌَّ َب16 هللا َ ِْمف خ ِ َير ِن
َ ََ َ َ َ َ َ ش َ َ ش ش َ َ ٰ َ َ َ َ
َ َ ََ
ِِ ِ ِ َ َ ُِ خََ ٌَِ ِس وْل،ِ ) وْل17 ور ِ َ ََ ٰ م ََِ َ ه ص ِ ن ا َِ ِمى َ ِا كْلم
ََ َمْ َم َ َوكِ ش،:) َوك18 هللا َْل شَْ َب شك َ شمخ َ َ َا شخور
َ َض َ كْلرض َم َ ع ص َن
ِ ِ ِ ٍ ٍ ِ ِ ِ
َ ش َ َ ٰ َ ََ َ َ َ َ
)19 وَ كلح ِ ِير،َ َِ ِمى ِو ِِ ب ِ ن َا كْلِو
“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu:
“bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya, Maha Terpuji.” Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku!
Janganlah engkau mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar.” Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)
kepada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam keadaan dua
tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kedua orang tuamu, hanya kepada Aku
kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka
janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan aku beritahukan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata), “wahai
anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji SAWi, dan
berada dalam batu atau langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya
(balas an), sesungguhnya Allah Mahahalus dan Maha teliti. Wahai anakku!
Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan
cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang
penting. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena
sombong) dan janganlah berjalan dibumi dengan angkuh, sungguh Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Dan
sederhanakanlah dalam berjalan dan linakkanlah suaramu, sesungguhnya
seburuk-buruknya suara ialah suara keledai.” (Qs. Luqmān/31:12-19).
35
14
Wahbah bin Muṣṭafa a-Zuhaili, Al-Tafsīr al-Munīr, 158.
15
Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili, Al-Tafsīr al-Munīr, 162.
36
َ َ َ َ َ َ ش َ ش ََ َ َشَ ش َ َ ش ََ ش
ِ َهللا وَو مَ ِسَ َى اق َِ ك َ َ سَ َ ِه َُ و ِة كَوِّق ٰى ۗ و ِإ
هللا ِ َ ِ ومى يسَ َ ٌِف وج َه ن
۟ ش َ َ َ ش ََ َ ش ش
ِ) َو َمى َف َ ات ََْ ش اَ َ ف ش شَّن ب ِ َم َ َ َم ِج شُ شهف ا ش ب ِ شه ش ف ِه َ َ ََ ِ ٌوك ب22 َٰ ِق َ َة كْل شمور
َ َ َ َٰ َ َ ش َ َ شَ شش َ ع ش َ ش َ ََ َ َ َ
ٍ كُ ِ ٌِمٍ ٌِمت ِّف اضَ َ َْ َف ِ َ َذ: ) ا ِ ُهف23 َ َ ََو ِر،َكَ ك ِ مف ِهذ ٌِ َ ِ ن هللا
)24
“Dan barang siapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang
berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul
(tali) yang kokoh, hanya kepada Allah kesudahan segala urusan. Dan
barang siapa kafir maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu
(Muhammad), hanya kepada Kami tempat kembali mereka, lalu Kami
beritakan kepada nereka apa yang telah mereka kerjakan, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala isi hati. Kami biarkan mereka bersenang-
senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka masuk kedalam azab
yang keras.” (Qs. Luqmān/31:22-24).
16
Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili. Al-Tafsīr al-Munīr, 168.
37
َ َ َ ه َ َ َ َ َش َ َ َ َ َ ٰ ٰ َ َ َ َ َ ش ش َ ش ش
ِ كل َح شَ ِ ِ ب َه َ ث شر شَف ْل: هللا ب وَ ِئن َ َ ََّ ف مى خٌق كَس َ َ و َِ وكْلرض َمقوَى
ََ ) َو ََو ََا26 َم هللا شَ َو كَ َغٌّ َب كل َح ش َ كْلرض ب َن َ َ ٰٰ َ َ ه َ َ َش
ِ ِ َِ ِ ِ ) ِ ِ م َ ِ كَسَ و َِ و25 ي ٌَُ ون
َ َ َ ش َ َش ش َ َ ٰ َ َ َ َش َ َ
ۗ هللاِ ٌ َف وكَ َ ش ْ ش ََّن ِمى بُ َِ َِِّ َ َ ُة َهَ ٍ َم ا ِفََ ك ٌِ ٰ ت:َ ض ِمى ش َ َأ َ ٍة ِ كْلر
ََ َ َ َ َ َ َ ش ش َ َ َ ش ش َ َ ِ َن هللا َ ي
َ َ َ َ
ََ ٰو ِ ََ ٍة ۗ ِ ن هللا َ َ َ َ َ ِ م ٍ ) م َ خٌق ف وْل بُث ف ِ ْل ف27 مف
َ
ِ ِ
ََ َ َ َْ َهللا شْ ِول شج َكَم َ كَ َ َ ر َو شي ِول شج كَ َ َ َر َكَم َو َسَ َ َخ َ ك َ ) ََ ََف َِ َ ََ َن28 َ َ َير،َه
ِ ِ ِ َِ ِ
ش َ َ َ َ ٰ َ َ ش َ َ َ َ َ َ ش َ
) ا َِ ِه ن هللا َ َو29 َوكَق َ َ ك َ ْج ِى ِ َ ٰ َج ٍ َم َس َ َ َ ًَّّب وَن هللا ِه َ ُُ َ ٌون خ ِ َير َ َ
َ َ ََ َ َ كل َح َق َو ََ َن َمَ َ ََْ ََ شَو َن مى شَواَ َ كَ ٰ َْ َ ش َو ََ َن
) ََف ِ َ َ َن30 هللا شَ َو كَ َُ َِ َ كَ ِ شير ِ ِ ِ ِ
ش ٰ ََ َ ٰ َ ٰ َ ش َ ش َ َ َ ش
ِ َ َ َِ هللا َِي ِرْ ف ِمى كْ ِ َ َ ِ ِ ب ِ ن ِ ا ََِ َ َ كَْ َ ٍت ِ كَفٌَ َ ِج ِى ِ كَ َ ِ ِه ِ ُ َ َ َ ِت
َ ٌَ ْى َا َ ََ َ َ َ َين ََ ش ك،ٌهللا شمخ َ َْ ٌَ ََ ََ شو ۟ك َ َ َ َ َ َ َ َش َ َ َ ش
ِ ِ ِ ِ ََٔ ) و ِإاك ِ ِْ َ َ َي ف مو ك31 ور ٍ َ َ َ ِ َ َ َ ٍر ش
َ َ َ ش َ َ َ
)32 ََ ب َو َم َْج َح شَ ِهَ ْٰ ِت َ ِ ْل ك َ خ َ ٍر شفور،ِ َ ا َج ٰى ش ف ِ َ كَ َب ِر ا ِ ش ف َمق
“Dan sungguh jika engkau (Muhammad) tanyakan kepada mereka
“siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” tentu mereka akan
menjawab “Allah” katakanlah “segala puji bagi Allah”, tapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui. Milik Allahlah apa yang dilangit dan dibumi,
sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Kaya dan Maha Terpuji. Dan
seandainya pohon-pohon dibumi menjadi pena dab lautan (menjadi tinta),
ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) setelah keringnya, niscaya tidak
akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah, sesungguhnya
Allah Maha Perkasa Maha Bijaksana. Menciptakan dan membangkitkan
kamu (bagi Allah) hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu
jiwa saja (mudah) sesunguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Tidaklah engkau memperhatikan bahwa Allah memasukan malam kedalam
siang dan memasukan siang kedalam malam dan Dia menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai kepada waktu yang
ditentukan sungguh Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.
Demikianlah karena sesungguhnya Allah, Dialah yang sebenarnya dan
apasaja yang mereka seru selain Allah adalah batil dan sesungguhnya Allah
Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Tidaklah engkau
memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar dilaut dengan
nikmat Allah, agar diperlihatkan-Ny kepadamu sebagian dari tanda-tanda
kebesaran-Nya, sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kebesaran-Nya bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur.
Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung mereka
menyeru Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, tetapi ketika
Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan lalu sebagian mereka tetap
menempuh jalan yang lurus, adapun yang mengingkari ayat-ayat Kami
38
8. Ayat 33-34 ialah dua ayat terakhir yang setelah disebutkan dalil-
dalil ketauhidan dari awal hingga akhir Surat, dua ayat ini
membahas tentang perintah Allah SWT untuk meningkatkan
ketaqwaan dan menumbuhkan rasa takut kepada-Nya. Kemudian
diakhir Surat ditutup dengan ayat yang membahas tentang suatu
perkara yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Allah SWT,
yang bisa disebut sebagai Mafātih al-Ghaib al-Khomsah, yakni
kiamat, turunnya hujan, tentang rahim (kandungan), hari esok dan
kematian.17
17
Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili. Al-Tafsīr al-Munīr, 177.
BAB IV
RAHASIA HIKMAH LUQMAN AL-HAKIM
1
Muhammad Tṡanaullah, Al-Tafsīr al-Mażhari, Juz 1 (Mesir: Dār Iḥya al-turaṡ al-
‘arabi, 2004), 3023.
2
Ibn Kaṡir, Al-Tafsīr al-Qur‘an al-‘Aẓim, Juz 6, cet. I (Mesir: Dār al-Kutub al-
‘Ilmiyah, 1419 H), 300.
3
Abi Ḥafṡ ‘Umar bin ‘Ali, Al-Tafsīr al- Lubab Fī ‘Ulum al-Kitāb, Juz 15, (Bairūt: Dār
al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1998), 435.
4
Al-Maragi, Aḥmad Muṣṭafa, Al-Tafsīr al-Maraghi, Juz 19 (Bairūt: Dār Iḥya al- turoṡ
al-‘arabi), 71.
5
Al-Qurṭubi, Al-Tafsīr al-Qurṭubi, Juz 14, cet. I (Jakarta: Pustaka Azzam. 2009), 143.
39
40
Luqman adalah dari bangsa Arab. Bukti yang menguatkan pendapat ini
dapat dilihat dari susunan namanya, nama Luqman diambil dari kata لقم
“laqoma” yang artinya menyuapi.6 Dari beberapa pendapat di atas, penulis
lebih condong kepada pendapat Imam Asy-Syaukani dengan alasan bahwa
nama Luqman berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti menyuapi.
Diceritakan bahwa Luqman adalah salah seorang yang hidup selama
seribu tahun, ada juga yang mengatakan lebih dari itu, Ia hidup di zaman
Nabi Daud A.S. Dahulu, Luqman merupakan seorang hakim sebelum Nabi
Daud A.S diutus sebagai Nabi dan Rasul. Namun, setelah turun risalah
kenabian kepada Nabi Daud A.S maka Luqman berguru kepada Nabi Daud
A.S dan selesailah tugasnya sebagai hakim.7
Luqman memiliki keturunan, dan mengenai nama anaknya ada
beberapa pendapat ulama diantaranya: Pertama, menurut Imam az-
Zamakhsyari mengatakan bahwa anak Luqman bernama An‘am, kedua,
sedangkan menurut Imam al-Kalbi mengatakan bahwa nama anak Luqman
yaitu Asykam. 8 Ketiga, menurut Imam al-Suhaili dan Imam at-Thabari
mengatakan bahwa anak Luqman al-Hakim bernama Tsaron.9
Al-Syaukani, Fatḥul Qodīr, Juz 5, cet. I (Mesir: Dār Ibn Kaṡīr, 1414 H), 487.
6
banyak orang. Kata-katanya banyak diikuti, dan banyak ditiru oleh orang-
orang. Tidak hanya itu, Luqman juga ditawari oleh Allah SWT menjadi
Nabi atau hikmah, dan Luqman memilih hikmah.10 Kemudian jibril datang
ketika ia sedang tidur dan menyerahkan kepadanya hikmah dan akhirnya
ia dapat berkata-kata dengan hikmah itu. Lalu Jibril bertanya kepada
Luqman kenapa mengambil hikmah? padahal Allah SWT memberikan
pilihan kepadanya, Luqman menjawab “seandainya diberikan kepadaku
kewajiban dan perintah untuk memikul tugas kenabian, pasti tidak ada
sesuatu yang kuharapkan darinya melainkan keselamatan dan aku pasti
akan berusaha untuk dapat menunaikan dengan baik. Akan tetapi, Allah
memberikan kepadaku pilihan, maka aku takut menjadi orang yang paling
lemah dalam menunaikan kenabian itu, sehingga itu aku lebih memilih
hikmah kenabian” 11 nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya sebanyak 2
kali terdapat dalam Surat Luqmān ayat 16 dan ayat 17, karena kata-katanya
berbentuk pendidikan untuk anaknya, maka banyak orang menjadi
Luqman sebagai simbol pendidikan anak, dan masyarakat senang
membaca Surat Luqmān ketika istrinya sedang hamil.
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān (31) ayat 16:
َ ْ ْ َ َ َ َّ ْ ص ْخ َرة َأ
َ ال َح َّبة م ْن َخ ْر َدل َف َت ُك ْن في َ ْ ُ َ ْ َّ َ ُ َ
ض
ِ رْ اْل ي ف و
ِ ِأ اتاو م الس ي ف و
ِ ٍ ِ ٍ ِ ٍ َ يابن َّي ِإن َها ِإن تك ِمثق
َ ٌ َ َ َّ َّ ُ َّ َ ْ َ
َّللا ل ِطيف خ ِب ٌير يأ ِت ِبها َّللا ِإن
“(Luqman berkata), “wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan)
seberat biji SAWi, dan berada dalam batu atau langit atau di bumi, niscaya
Allah akan memberinya (balasan), sesungguhnya Allah Mahahalus dan
Mahateliti.”12 (Qs. Luqmān/31:16).
10
Aḥmad bin Muḥammad bin Al-Mahdi al-Syażili, Al-baḥru al-Madīd, Juz 5, cet. II
(Mesir : Dār al-Kutub al-‘Ilmi, 2002), 551.
11
Shalah al-Khalidy. Kisah-kisah al-Qur’an pelajaran dari orang-orang dahulu, 133.
12
Qur’an Kemenag, Juz 21, 412.
42
Al-Zamakhsyari, Tafsīr Al-Kasyaf, Juz 3, cet. III (Bairūt: Dār al-Kitāb al-‘Arabi,
13
15
Qur’an Kemenag, Juz 28, 551.
16
Syamsudin Abū Abdillah al-Qurṭubi, Al-Jami al- Ahkām al-Qur’an, 69.
17
Qur’an Kemenag, Juz 21, 412.
44
22
Qur’an Kemenag, Juz 10, 183.
23
Qur’an Kemenag, Juz 15, 285.
24
Muhammad bin Isma‘il al-Bukhori, Ṣaḥῑḥ al-Bukhori, Juz 15, cet. I (Mesir: Dār Ṭūq
al-Najāh, 1422 H), 277.
25
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, Jilid 14, cet. I (Jakarta: Al-Huda, 2008),
270.
46
Dalam salah satu hadis riwayat Imam Mūsa bin Ja’far berkata kepada
Hisyam bin Hakam tentang tafsir ayat di atas maksud di hikmah adalah
pemahaman dan akal.” 27 Adapun dalam hadis lainnya yang berkenaan
dengan penafsiran ayat di atas riwayat Imam Ja’far Shadiq berkata,
“Luqman mengetahui pemimpin pada masanya”.28
Penjelasan pada ayat di atas bahwasannya banyak makna kata yang
disebutkan, seperti: mengetahui rahasia yang orang lain belum tentu
mengetahuinya, mengetahui kebenaran di dalam al-Qur’an, berhati-hati
dalam ucapan dan perbuatan, dan menjalankan apa yang sudah Allah SWT
perintahkan untuk hamba_Nya. Kemudian kebijaksanaan yang dibahas
29
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, 273.
30
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, 272
48
lunakkanlah suara,
karena seburuk-
buruknya suara
ialah suara keledai
5. Tafsir al-Quthubi, Al-Qur’an adalah Hikmah kepada Hikmah ialah
karya Al-Qurthubi petunjuk dan Luqman karena يمم قلكمم (الصممممكمم
rahmat bagi orang- bersyukur kepada )فاع ه
orang kebaikan, Allah SWT, yang memiliki arti
yaitu yang “barang siapa yang “Diam itu Hikmah,
mendirikan sholat, bersyukur atas namun sedikit yang
menjalankan segala karunia Allah SWT melakukan”
perintah Allah maka dia bersyukur
SWT dan menjauhi atas dirinya sendiri,
yang munkar, serta maka dari itulah
bersyukur atas Luqman
karunia yang telah memberikan
Allah SWT berikan nasehat kepada
dan bagi mereka anaknya, di
yang mempercayai antaranya: jangan
hari akhir (kiamat), mempesekutukan
karna pada Allah, berbuat baik
dasarnya semuanya kepada kedua orang
akan kembali sesuai tua apalagi terhadap
amal perbuatan ibu yang telah
semasa hidupnya. mengandung dan
menyapihnya,
menjalankan segala
54
Dari data di atas tidak ada perbedaan dari segi kandungan surat Luqman
secara umum, maupun tafsir ayat yang terkait yaitu ayat 12-19, dan
Hikmah tersebut Allah SWT berikan kepada Luqman karena Luqman
memiliki pemahaman dan selalu berfikir dalam apapun yang ada di dunia
ini, menjalankan amanah serta selalu bersyukur atas karunia yang Allah
SWT, dan mengabdi penuh kepada Allah SWT yaitu menjauhi perbuatan
yang munkar dan selalu menjalankan perintah-Nya.
1. Pengertian Hikmah
Hikmah adalah suatu pengetahuan yang dapat diraih dengan adanya
hidayah dari Allah SWT, dan melalui perenungan sepenuhnya terhadap
segala keberadaan di dunia ini serta penemuan kebenaran, hidayah dan
keshalehan.31 Kata hikmah didalam al-Qur’an terdapat 31 pada 19 Surat,
31
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, 275-276.
55
yaitu: (Qs. Al-Baqarah/2:129, 151, 231, 251, 269), (Qs. Ᾱli ‘Imrān/3:48,
58, 79, 81, 164), (Qs. Al-Nisā’/4:54, 113), (Qs. Al-Māidah/5:110), (Qs.
Al-An‘ām/6:89), (Qs. Yūnus/10:1), (Qs. Al-Naḥl/16:125), (Qs. Al-
Isrā’/17:39), (Qs. Maryam/19:12), (Qs. Al-Anbiyā’/21:74, 79), (Qs. Al-
Qaṣaṣ/28:14), (Qs. Luqmān/31:2, 12), (Qs. Al-Aḥzāb/33:34), (Qs. Yā-
Sīn/36:2), (Qs. Ṣād/38:20), (Qs. Al-Zukhruf/43:4, 63), (Qs. Al-
Dukhān/44:4), (Qs. Al-Qamar/54:5), dan (Qs. Al-Jumu‘ah/62:2).
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān/31 ayat 12:
َ ْ ْ ُ َ ََ
َولق ْد َءات ْي َنا ل ْق ٰم َن ال ِحك َمة
“Kami telah memberikan hikmah kepada Luqman”. (Qs. Luqmān/31:12).
32
Muhammad Sayyid Ṭanṭāwi, al-Tafsīr al -Waṣit li al-Qur’an al Karīm, Juz 11 cet.
1 (Mesir: Dār Nahḍoḥ, 1997), 117.
33
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, 276.
56
34
Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili, al-Tafsīr al-Munīr, Juz 21 (Mesir: Dār al-Fiqr, 1418
H), 143.
35
Al-Qurṭubi, Al-Tafsīr al-Qurṭubi, Juz 1, cet. I (Jakarta: Pustaka Azzam. 2009), 148.
57
ong daging terbaik yaitu lidah dan hati. Luqman diperintahkan kembali
untuk menyembelih kambing dilain waktu. Namun, kali ini Luqman
membawakan dua potong seburuk-buruknya daging. Lalu majikannya
bertanya tentang hal tersebut, Luqman pun menjawab “Apa yang kita lihat
buruk belum tentu itu buruk disisi Tuhan, begitupun sebaliknya. Apa yang
kita lihat baik belum tentu itu baik disisi Tuhan.”36 Ungkapan diatas selaras
dengan firman Allah dalam Surat al-Baqarah (2) ayat 216.
َ َُ َ َ َْ َ َُ ُ ُ ُك ِت َب َع َل ْي ُك ُم ْال ِق َت
ال َو ُه َو ك ْر ٌه لك ْم ۖ َو َع َس ٰى أ ْن تك َر ُهوا ش ْي ًئا َو ُه َو خ ْي ٌر لك ْم ۖ َو َع َس ٰى أ ْن
َ َ َ َ َ ُ َّ َ ْ ُ َ ٌّ َ َ ُ َ ً ْ َ ُّ ُ
َّللا َي ْعل ُم َوأ ْن ُت ْم َلت ْعل ُمو َن ت ِحبوا شيئا وهو شر لكم و
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu.
Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu,
dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah
Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-
Baqarah/2:216).
36
Abū Sa’ud al-‘Amadi, Al-Tafsīr Abi Sa’ud ,Juz 5 (Mesir: Dār Ihya al-Turotṣ
al’arabi), 295.
58
37
Ismail bin ‘Umar bin Katsir, Tafsir Ibn Katsir, Juz 6 (Mesir: Dār Thoyibah, 1999),
334.
38
Latifatul Umamah, Misteri di Balik Penamaan Surat-surat al-Qur’an, cet. I
(Yogyakarta: Diva Press, 2017), 210.
39
Ismā‘il bin ‘Umar bin Katsir, Tafsir Ibn Kaṡir, Juz 6 (Mesir: Dār Thoyibah, 1999),
334.
60
61
62
B. Saran-saran
Dalam skripsi ini penulis memberikan saran kepada penulis selanjutnya
untuk mengkaji lebih luas lagi terkait tentang bagaimana kepribadiannya
Luqman serta keluarganya. Penulis masih banyak kekurangannya, dan
semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat umumnya bagi pembaca
dan khususnya bagi penulis sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Al-‘Amadi, Abū Sa‘ūd. Al-Tafsīr Abī Sa’ud ,Juz 5. Mesir: Dār Ihya al-
Turotṣ al’arabi.
‘Ali, Abī Hafṡ Umar bin. al- Lubāb Fī ‘Ulum al-Kitāb, Juz 15. Bairūt:
Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1998).
63
64
Huwaizi, Abdul Ali bin Jum‘ah al-‘Arusi. Tafsīr Nūr al-Ṡaqalain, Jilid
4. Bairūt: Maṭbu‘ah al-‘Ilmiyah, 1383 H.
Imani, Kamal Faqih Tafsir Nurul Qur’an, jilid 14, cet.I. Jakarta: Al-
Huda, 2008).
Kaṡīr, Ibn. Al-Tafsīr al-Qur‘an al-‘Aẓīm, Juz 6, cet. I. Mesir: Dār al-
Kutub al-‘Ilmiyah, 1419 H.
Kaṡīr, Ismā‘īl bin ‘Umar bin. Tafsīr Ibn Kaṡīr, Juz 6. Mesir: Dār
Ṭayibah, 1999.
Al-Maragi, Ahmad Muṣtafa. Tafsīr al-Maragi, Juz 19. Kairo: Dār Iḥya
al-Turoṡ al-‘Arabi.
Qutub, Sayid. al-Taṣwir al-Fanni fī al-Qur’an, Juz 20. Kairo: Dār al-
syurūk, 2002.
Syakir, Ahmad. Tafsir Ibn Katsir, Jilid 5, cet. II. Jakarta: Darus Sunnah
Press, 2014.
Al-Syaukani, Fatḥul Qodīr, Juz 5, cet. I. Mesir: Dār Ibn Kaṡīr, 1414 H.
Al-Zuhaili, Wahbah bin Muṣṭafa. Al-Tafsīr al-Munīr, Juz 21, cet. II.
Damaskus: Dār al Fiqr al Mu‘āsir, 1418 H.
Amiratun Arini, “Nilai Edukatif Dalam al-Qur’an Surah Luqman Ayat 12-19”
(Skripsi., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016),