Anda di halaman 1dari 82

LUQMAN AL-HAKIM DALAM KITAB-KITAB TAFSIR

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:
Siti Rahayu Nurfitriyah
NIM 11150340000089

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H / 2021 M
LUQMAN AL-HAKIM DALAM KITAB-KITAB TAFSIR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:
Siti Rahayu Nurfitriyah
NIM 11150340000089

Pembimbing

Dr. ABDUL HAKIM WAHID, S.H.I, M.A.


NIP. 19780424 201503 1 001

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H / 2021 M

i
ii

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul LUQMAN AL-HAKIM DALAM KITAB-


KITAB TAFSIR telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas
Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 02 Maret 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada
Program Studi Ilmu Al- Qur’an dan Tafsir.
Jakarta, 05 Mei 2021
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Eva Nugraha, M.Ag. dc Fahrizal Mahdi, Lc,MIRKH.


NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,
Penguji I, Penguji II,

Dr. M. Suryadinata, M.Ag Dr. Abdul Moqsith Ghazali, M.Ag


NIP. 196009008 198903 1 005 NIP. 19710607 200501 1 005

Pembimbing,

Dr. Abdul Hakim Wahid, S.H.I, M.A.


NIP. 19780424 201503 1 001
iii

LEMBAR PERNYATAAN

Nama : Siti Rahayu Nurfitriyah


NIM : 11150340000089
Judul Skripsi : Luqman al-Hakim Dalam Kitab-kitab Tafsir
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk


memenuhi salah satu persyaratan gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah
saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya
aslis saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 Januari 2021


iv

ABSTRAK
Siti Rahayu Nurfitriyah
“Luqman al-Hakim Dalam Kitab-kitab Tafsir.”

Skripsi ini adalah studi mengenai Luqman al-Hakim Dalam Kitab-


kitab Tafsir, Dalam penelitian ini penulis menerapkan penelitian
kualitatif. Sumber primer penelitian ialah kitab-kitab tafsir, didukung
dengan sumber sekunder berupa buku, artikel ilmiah, atau tulisan
yang berkaitan. Kemudian data dianalisis dan penulis berupaya
menguraikan permasalahan dalam penelitian. Pokok pembahasannya
ialah bagaimana al-Qur’an menggambarkan figur seorang Luqman al-
Hakim serta keistimewaan-keistimewaannya, dan bagaimana caranya
mendapatkan hikmah.
Penulis menguraikan hasil dari pokok pembahasan permasalahan
dengan menggunakan kitab-kitab tafsir terhadap masalah yang ingin
dibahas. Dalam pembahasan pada skripsi ini bahwasanya Luqman
adalah seorang budak yang berkulit hitam, seorang tukang kayu dan
penggembala yang berasal dari Arab, Luqman mempunyai
keistimewaan yang orang lain tidak memilikinya, yaitu perkataannya
berupa nasihat-nasihat yang dapat diterima oleh banyak orang dan
Allah SWT menjadikan namanya salah satu nama Surat di dalam al-
Qur’an sebagai contoh atau panutan cara mendidik anak. Adapun sebab
Luqman mendapatkan keistimewaan adalah: 1) Banyak merenungi atau
berfikir secara mendalam tentang hal apapun, 2) Berbicara yang benar,
3) Menjalankan amanah, 4) Menjaga Pandangan, 5) Menjaga
kehormatannya, 6) Selalu menepati janjinya, 7) meninggalkan apa-apa
yang tidak bermanfaat, 8) Sedikit berbicara, 9) Menjaga makanan yang
ia makan sehari-hari, 10) Memuliakan tamu yang datang kerumahnya,
11) Menjaga tali silaturrahmi dengan tetangganya, 12) Tidak pernah
tidur siang, 13) Tidak mandi dan membuang air sembarangan, 14) Tidak
meludah dan membuang dahak semabarangan, 15) Tidak suka tertawa
terbahak-bahak serta mengabdi penuh pada Allah SWT kemudian Allah
SWT juga memberikannya dua pilihan, yaitu kenabian atau hikmah,
akan tetapi Luqman lebih memilih hikmah dari pada menjadi seorang
Nabi.

Kata Kunci: Luqman, Hikmah, Tafsir.


v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas segala nikmat, iman,
jasmani dan rohani yang telah diberikan kepada penulis agar selalu
diberi kemudahan, kesabaran dan kekuatan dalam menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam, senantiasa tercurah limpahkan kepada
baginda Rasulallah SAW, yakni Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya. Sesungguhnya Beliau dan merekalah
yang sangat berjasa dalam menyampaikan pesan itu sampai kepada kita
semua saat ini.
Dalam perjalanan penelitian ini, penulis menyadari bahwa skripsi
yang berjudul “Luqman al-Hakim Dalam Kitab-kitab Tafsir” ini
tidak akan selesai dengan daya upaya penulis dari berbagai pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu
penulis, sehingga akhirnya tulisan ini selesai. Maka, pada kesempatan
ini penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya, yaitu kepada:
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA., selaku
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Yūsuf Rahman, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Eva Nugraha, M.Ag., selaku ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir dan Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH., selaku sekretaris Jurusan
Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.
4. Dosen Penasihat Akademik, Dr. Faizah Ali Syibromalisi, M.A.,
yang telah memberikan nasihat serta masukan kepada penulis
selama studi di kampus.
vi

5. Dr. Abdul Hakim Wahid, S.H.I, M.A. selaku pembimbing skripsi


yang telah memberikan waktunya di tengah kesibukan beliau.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan, dan arahannya
selama ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin khususnya dosen Jurusan Ilmu
Al-Qur‟an dan Tafsir yang telah dengan sabar dan ikhlas
memberikan berbagai wawasan serta ilmunya kepada penulis,
semoga semua yang penulis dapatkan selama menempuh
pendidikan di Fakultas Ushuluddin ini dapat bermanfaat di
masyarakat.
7. Teruntuk kedua orang tua yang tercinta Bapak Rafiudin dan Ibu
Rosyidah, yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang,
materi serta jerih payah mengasuh dan mendidik penulis dengan
tanpa henti. Serta adik-adik aa Fiki, Putri dan Ameera, yang selalu
memberikan kebahagiaan , serta keluarga yang tak henti-hentinya
memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada saudara saya Sohwah dan cece Najah, terimakasih sudah
memerikan semangat agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.
Dan tidak lupa kepada kak Mohamad Fadly Wijaya LC. S.S.I
terimakasih telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini
9. Kepada kawan-kawan seperjuangan sahabat Miftah, Indri, Cindy,
Nafisah, Elisa, Nuraida, teh Cucu, Zahara Diva, Rizka, terimakasih
sudah menemani dan berbagi cerita. Terimakasih sudah
memberikan dukungan saat kuliah sampai tulisan ini selesai, tak
lupa terima kasih kepada Ahmad Sopian, Nur Aisyah yang sudah
vii

membantu dan memberikan semangat kepada penulis untuk


menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada sahabat IMTIYAZ saya, Dede Hayati N, Fika Ulfiani, Ira
Komala Sari, dan tak lupa untuk kawan seperjuangan KKN 190
SINGGAH khususnya untuk sabahat saya Fatmah Hapiratul. A dan
Anis Septiyana S.Pd terimakasih sudah menemani dan berbagi
cerita suka maupun duka.
11. Kepada keluarga besar INADA CIPUTAT, IQTAF B 2015, dan
teman-teman seperjuangan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir angkatan
2015 dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-per satu
dalam skripsi ini, semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT,
Terakhir, semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah
khazanah keilmuan bagi siapa pun yang membacanya.

Jakarta, 20 Januari 2021

Siti Rahayu Nurfitriyah


viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab latin yang merupakan hasil keputusan


bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan R.I Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

A. Konsonan
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin
dapat dilihat pada halaman berikut ini:

Huruf Arab Huruf Latin Nama

‫ا‬ Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

‫ب‬ b Be

‫ت‬ t Te

‫ث‬ ṡ
Es (dengan titik
diatas)
‫ج‬ j Je

‫ح‬ ḥ
Ha (dengan titik
dibawah)
‫خ‬ kh Ka dan Ha

‫د‬ d De

‫ذ‬ ż
Zet (dengan titik
diatas)
‫ر‬ r Er

‫ز‬ z Zet

‫س‬ s Es

‫ش‬ sy Es dan Ye

‫ص‬ ṣ
Es (dengan titik
dibawah)
ix

‫ض‬ ḍ
De (dengan titik
dibawah)
‫ط‬ ṭ
Te (dengan titik
dibawah)
‫ظ‬ ẓ
Zet (dengan titik
dibawah)
‫ع‬ ʻ Aposter terbalik

‫غ‬ gh Ge dan Ha

‫ف‬ f Ef

‫ق‬ q Qi

‫ك‬ k Ka

‫ل‬ l El

‫م‬ m Em

‫ن‬ n En

‫و‬ w We

‫ه‬ h Ha

‫ء‬ ˋ Aposter

‫ي‬ y Ye

Hamzah (‫ )ء‬yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi


tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis
dengan tanda (ʼ).

B. Tanda Vokal
Vokal dalam bahasa Arab-Indonesia terdiri dari vokal tunggal atau
monoftrog dan vokal rangkap atau disebut diftrog. Untuk vokal tunggal
sebagai berikut :
x

Tanda Vokal
Tanda Vokal Arab Keterangan
Latin

َ a Fatḥah

َ i Kasrah

َ u Ḍammah

Adapun vokal rangkap, sebagai berikut:


Tanda Vokal
Tanda Vokal Arab Keterangan
Latin

‫َي‬ ai a dan i

‫َو‬ au a dan u

Dalam bahasa Arab untuk ketentuan alih aksara vocal panjang


(mad) dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal
Tanda Vokal Arab Keterangan
Latin

‫ى‬ ā a dan garis di atas

‫ىى‬ ī i dan garis di atas

‫ىو‬ ū u dan garis di atas

C. Kata Sandang
Kata sandang di lambangkan dengan “al-“, yang diikuti huruf
syamsiyah dan qamariyah.
xi

al-Qamariyah ‫املني‬
ْ al-Munīr

al-Syamsiyah ‫الرجال‬ al-Rijāl

D. Syaddah (Tasydid)
Dalam bahasa Arab syaddah atau tasydid dilambangkan dengan “ ّ
“ ketika dialihkan ke bahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf,
yaitu:

Al-Qamariyah ‫الْق َّوة‬ Al- Quwwah

Al-Syamsiyah ‫الْضرْورة‬ Al- Ḍarūrah

E. Ta marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbūṭāh ada dua, yaitu: ta marbūṭāh yang
hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah dan ḍammah,
transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta marbūṭāh yang mati atau
mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h]. Kalau pada kata
yang berakhir dengan ta marbūṭāh diikuti oleh kata yang menggunakan
kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbūṭāh
itu ditransliterasikan dengan ha (h). contoh:
No Kata Arab Alih Kata

1 ‫طريْقة‬ Ṭarīqah

2 ‫ا ْْلامعة ْاْل ْسالمية‬ Al-Jāmi’ah Al-Islāmiah

3 ‫و ْحدة الْوج ْود‬ Waḥdat Al-Wujūd


xii

F. Huruf Kapital
Penerapan huruf kapital dalam alih aksara ini, juga mengikuti Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI) yaitu, untuk menuliskan permulaan kalimat,
huruf awal nama tempat, nama bulan nama diri, dan lain-lain. Jika nama
diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital
tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata
sandangnya. Contoh: Abū Hāmīd, al-Gazālī, al-Kindī.
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang
berasal dari Indonesia sendiri, disarankan tidak dialih aksarakan
meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis
Abdussamad alpalimbani, tidak „And al-Samad al-Palimbānī; Nuruddin
al-Raniri, tidak Nūr al-Dīn al-Rānīri
G. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa
Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah
atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata,
istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari
pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam
tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di
atas. Misalnya kata al-Qur’an (dari al-Qur’ān), Sunnah, khusus dan
umum. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu
rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh,
contoh: Fī ẓilāl al-Qur’ān, Al- ‘Ibāra bi ‘umum al-Lafẓ lā bi khuṣūṣ al-
sabab.
xiii

DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................iii
ABSTRAK ...............................................................................iv
KATA PENGANTAR .............................................................v
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................viii
DAFTAR ISI ............................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .....6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................7
D. Tinjauan Pustaka .........................................................8
E. Metodelogi Penelitian .................................................12
F. Sistematika Penulisan .................................................13
BAB II KISAH DALAM AL-QUR’AN
A. Macam-macam Kisah Dalam al-Qur’an .....................15
B. Tujuan dan Faedah Kisah dalam al-Qur’an ................17
C. Karakteristik Kisah-kisah Dalam al-Qur’an ...............21
D. Nama-Nama yang Diabadikan di Dalam al-Qur’an....23
BAB III SURAT LUQMĀN DAN KANDUNGANNYA
A. Asbab al-Nuzul Surat Luqmān ...................................27
B. Keutamaan Surat Luqmān...........................................29
C. Kandungan Surat Luqmān ..........................................31
BAB IV RAHASIA HIKMAH LUQMAN AL-HAKIM
A. Biografi Luqman al-Hakim .........................................39
B. Keistimewaan Luqman al-Hakim ...............................40
C. Sebab Luqman Mendapatkan Keistimewaan ..............48
1. Pengertian Hikmah......................................................54
xiv

2. Rahasia Hikmah Luqman al-Hakim............................57


BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................ 60
B. Saran........................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 61
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini merupakan Pendahuluan yang berisi penjelasan atas
permasalahan yang ingin penulis bahas dimulai mengenai Latar
Belakang Masalah kemudian fungsinya, Identifikasi, Pembatasan dan
Rumusan Masalah, kemudian terdapat Tujuan dan Manfaat, Tinjauan
Pustaka, Metodelogi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi umat manusia, setiap muslim
tentu sudah faham bahwa al-Qur’an yang diturunkan secara berangsur-
angsur merupakan petunjuk bagi umat manusia. Petunjuk yang diikuti
dengan penuh kesadaran, akan mengantarkan pada kehidupan yang
lebih baik di dunia maupun di akhirat.1
Al-Qur’an memuat berbagai macam persoalan sekaligus
menawarkan solusi yang terbaik. Hubungan manusia dengan Allah
SWT. (hablum minallah), hubungan manusia dengan sesama (hablum
minannas), dan hubungan manusia dengan lingkungan (hablum minal
‘alam), semuanya termuat di dalam al-Qur’an. Bagi siapa saja yang
ingin hidup bahagia dunia dan akhirat, maka tidak ada jalan selain
memegang teguh ajaran al-Qur’an.
Al-Qur’an mengandung ajaran-ajaran Islam yang terdiri atas lima
tema utama, yaitu: Allah SWT, alam semesta, kisah (Qaṣaṣ),
kebangkitan dan pembalasan, tarbiyah dan hukum. Dari lima tema-tema
tersebut topik kisahlah yang paling signifikan dan luas.2 Sebagian dari

1
Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan al-Qur’an (Jakarta: Gema Insani Press,
1999), 27.
2
Muḥammad al-Gazali, Al-Maḥāwir al-Khamsah li al-Qur’an al-Karīm (Kairo:
Dār al-Surūq), 18 & 83.

1
2

kisah-kisah tersebut ditunjukan agar manusia mengambil pelajaran, baik


yang terSurat maupun tersirat dalam ungkapan al-Qur’an.
Di antara kisah-kisah tersebut ada yang berhubungan dengan
kehidupan para Nabi dan Rasul, adapula yang berhubungan dengan
pribadi-pribadi selain Nabi dan Rasul yang diharapkan menjadi teladan
bagi umat manusia, seperti Ashabul Kahfi, Luqman al-Hakim dan
Dzulkarnain.3 Menurut Shalah Abdul fatah al-Khalidy isi dari kisah-
kisah tersebut sangat beragam diantaranya tentang keimanan, dakwah,
akhlak, pendidikan, politik, kemiliteran dan jihad, peradaban,
kemanusiaan, dan lainnya.4 Dalam bagian al-Qur’an pun terdapat
pengisahan yang relatif, diantaranya kisah-kisah para tokoh selain para
Nabi, seperti: Surat Maryam, Surat Ali Imran, Luqman dan kisah-kisah
lainnya. 5
Di antara kisah dalam al-Qur’an yang menarik ialah kisah tentang
keistimewaan dan nasehat-nasehat Luqman kepada anaknya. Nasehat-
nasehat itu menjadi penting untuk keteladanan dalam menjalani
kehidupan manusia. Sering kali orang-orang lupa atau lengah sehingga
harus terus menerus dinasehati dengan tujuan untuk mengingatkan dan
menyadarkan ketika lalai dan lengah.6
Namun, sebagian orang menulis kisah-kisah Qur’ani lebih
menampilkan segi keindahan sastranya, ketimbang muatan kisahnya.
Keindahan sastra seolah-olah merupakan tujuan dalam penulisan

3
Muhammad Chirzin, Al-Qur’an dan Ulum al-Qur’an, cet. I (Yogyakarta:PT Dana
Bhakti Prima Yasa, 1998), 77.
4
Shalah al-Khalidy, Kisah-kisah al-Qur’an pelajaran dari orang-orang dahulu,
Jilid 1, cet. I (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), 1.
5
W. Montgomery Watt, Pengantar Study al-Qur’an (Jakarta: PT Raja Grafindo,
1995), 128.
6
Shalah al-Khalidy, Kisah-Kisah al-Qur’an, 139.
3

mereka, meski sebenarnya sastra hanyalah merupakan alat dan bukan


tujuan. Sehingga tujuan utama dari kisah-kisah al-Qur’an sama sekali
tidak mendapat perhatian. Padahal kisah-kisah tersebut dapat dijadikan
pelajaran yang nyata untuk membangun peradaban umat Islam, yang
terjadi justru diperdalamnya pembahasan tentang makhraj-makhraj
huruf, i’rab kalimat dan penjelasan kedudukan asal kata. Itu semua tidak
lain hanyalah alat atau sarana untuk menyampaikan pesan al-Qur’an.7
Kisah Luqman banyak sekali memberikan pesan, nasehat, akhlak,
mendidik serta merawat anak seperti merawat tanaman. Jika pupuknya
baik, maka akan baik juga tumbuhnya. Seperti itulah bila ditinjau dari
sudut pandang pola asuh yang berfokus pada nuansa Islami.
Luqman adalah seorang budak hitam dari Habsyah, meskipun
demikian tidak menurunkan nilai dirinya. Ciri fisik Luqman yang lain
adalah berbibir tebal, tapi dari kedua bibir tersebut justru menjadi
sumber hikmah laksana kitab yang menyimpan lembaran-lembaran
hikmah yang sangat banyak dan layak diikuti oleh semua orang tanpa
terkecuali.8
Menurut Jalaluddin al-Suyuṭi dalam kitabnya al-Durrul Manṡur,
menceritakan bahwa Luqman adalah seorang hamba sahaya
berkebangsaan Habsy Najr. Ia bekerja sebagai tukang kayu, bertubuh
kecil, berhidung mancung, bertutur kata baik, dan berkaki lebar. Ia juga
termasuk pemuka di Negeri Sudan dan Ethiophia, yang berdiri atas tiga
orang, mereka adalah: Luqman, Najasyi dan Bilal bin Rabbah. Namun,

7
Muhammad al-Ghazali, Berdialog dengan Al-Qur’an (Memahami Pesan Kitab
Suci dalam Kehidupan Masa Kini), terj. Kayla Nata’amal Ma’al-Qur’ani, cet. III
(Bandung: Mizan, 1997), 68.
8
Abdullah al-Ghamidi, Namanya Luqman al-Hakim, terj. Imam Khoiri
(Yogyakarta: Diva Press, 2008), 37.
4

Allah SWT memberikan dua pilihan kepada Luqman antara hikmah dan
kenabian, dan Luqman lebih memilih hikmah daripada kenabian.9
Luqman al-Hakim adalah sorang lelaki yang dikaruniai hikmah oleh
Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam Surat Luqmān ayat 12:
ُ ْ َ ُ ْ ‫َََ ْ ََْ ُْ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ه‬
‫ّلِل ۚ َو َمن َيشك ْر ف ِإ َّن َما َيشك ُر ِل َن ْف ِس ِهۦ ۖ َو َمن‬
ِ ِ ‫ولقد َءاتينا لق ٰمن ال ِحك َمة أ ِن اشك ْر‬
َ ‫َك َف َر َفإ َّن‬
ٌ ‫هللا َغن ٌّى َحم‬
‫يد‬ ِ ِ ِ
“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu:
‘bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya, Maha Terpuji”. (Qs. Luqmān/30:12).
Hikmah menurut Quraish Shihab, adalah diperolehnya pengetahuan
yang didukung oleh pengalaman yang benar, dan pengalaman yang jitu
dilandasi oleh ilmu.10 Hikmah yang Allah SWT berikan kepada Luqman
antara lain berupa ilmu agama, benar dalam ucapan dan kata-kata
bijaknya cukup banyak lagi masyhur. Dia (Luqman) memberi fatwa
sebelum Nabi Daud A.S diutus dan sempat menjumpai kaumnya, lalu
menimba ilmu darinya dan meninggalkan fatwanya. Ketika ditanyakan
kepadanya tentang sikapnya itu, dia menjawab: “Tidaklah lebih baik
bagiku berhenti memberi fatwa bila telah ada yang menanganinya”.11
Luqman dengan perkataannya itu sangat terlihat sebagai seorang
yang bijaksana dan sangat menghargai orang lain. Luqman memberikan
contoh yang sangat baik dalam memberikan nasehat-nasehatnya dengan
sikap yang dimilikinya. Menurut Ali bin Hasan al Athas mengutip dari
al-Ṭabari, salah satu contoh kebijaksaan Luqman yaitu sebagai pemberi

9
Shalah al-Khalidy, Kisah-Kisah al-Qur’an, 132.
10
M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama al-Qur’an, cet. I
(Bandung: Mizan, 2007), 93.
11
Jamaal Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak: Teladan Rasulullah SAW
(Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005), 337.
5

nasehat kepada anaknya. Anak bernama Tsaran, dan ada yang


mengatakan bernama Anum dan Masykum, yang konon katanya
seorang kafir yang musyrik. Oleh karena itu, Luqman tak henti-hentinya
memberi nasehat, sehingga ia memeluk agama Islam.12 Allah SWT
berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān ayat 13:

ٌ ‫الش ْر َك َل ُظ ْل ٌم َع ِظ‬
‫يم‬
ِّ َّ ْ ْ ُ َ َ ُ ٰ ُ ُ َ َ ُ َ ْ ُ ْ ُ َ ‫َوإ ْذ َق‬
ِ ‫ال لق ٰمن ِِلب ِن ِهۦ وهو ي ِعظ ۥه يبن َّى ِل تش ِرك ِب‬
ِ ‫اهلل ۖ ِإن‬ ِ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia
memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (Qs.
Luqmān/30:13).
Nasehat-nasehat Luqman kepada anaknya mengingatkan kepada
orang akan kewajibannya untuk memberikan nasehat-nasehat kepada
anaknya, karena anak merupakan bagian anggota keluarga yang menjadi
tanggung jawab orang tua sejak ia dalam kandungan sampai dalam batas
usia tertentu.13 Maka dari itu anak harus dibimbing dengan dasar-dasar
agama yang benar bertujuan untuk menjadikan anak beriman, bertaqwa,
berakhlak, sehat jasmani dan rohaninya, karena nantinya akan menjadi
tolok ukur keberhasilan orang tua dalam mendidik anak yang akan
dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT.14 Selain untuk
mengingatkan orang tua, juga untuk mengingatkan umat Islam yang
lalai agar tidak terjerumus kedalam kemaksiatan.
Kisah Luqman amat penting dalam al-Qur’an sehingga dijadikan
salah satu nama Surat. Di samping beberapa nama Nabi dan Rasul yang

12
Ali bin Hasan al-Athas, Nasehat Luqman Hakim Untuk Generasi Muda, cet. I
(Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1993), 21.
13
M. Quraish Shihab. Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama al-Qur’an, 100.
14
Anik Pemilu, Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan (Panduan Lengkap Cara
Didik Anak untuk Orang Tua), cet. II (Yogyakarta: Citra Media, 2007), 91.
6

dijadikan nama Surat dalam al-Qur’an, seperti: Nabi Nūḥ A.S, Nabi Hūd
A.S, Nabi Ibrāhīm A.S, Nabi Yūsuf A.S, Nabi Yūnus A.S dan Nabi
Muhammad SAW. Terdapat pula sejumlah nama tokoh orang-orang
saleh yang namanya dijadikan nama Surat dalam al-Qur’an, ialah: Sūrah
Ᾱli ‘Imrān (keluarga ‘Imrān), Sūrah Maryam, Sūrah Luqmān.
Dari beberapa nama para Nabi dan Rasul serta nama-nama tokoh di
atas, menurut penulis kisah Luqman sangat menarik untuk dibahas. Di
antara ketertarikan itu ialah alasan Allah menjadikan namanya sebagai
salah satu nama Surat dalam al-Qur’an, sedangkan dari penjelasan diatas
Luqman hanyalah seorang budak sekaligus seorang tukang kayu yang
berkulit hitam. Namun Allah jadikan namanya sebagai nama Surat
dalam al-Qur’an. Apa keistimewaannya dan bagaimana cara ia
mendapatkannya.?
Berdasarkan uraian di atas, menjadi penting untuk meneliti lebih jauh
tentang sosok “Luqman al-Hakim”. Penulis ingin melakukan
penelusuran lebih jauh terkait keistimewaan yang melekat pada dirinya
dan mengungkap aspek sejarahnya, hingga Allah SWT menjadikan
namanya sebagai salah satu nama Surat dalam Al-Qur’an. Oleh karena
itu, penulis memberi penelitian ini dengan judul “Luqman al-Hakim
dalam Kitabv-kitab Tafsir”.

B. Identifikasi, Pembatasan Dan Perumusan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Untuk memperjelas masalah yang terkait mengenai “keistimewaan
Luqman al-Hakim dalam al-Qur’an”, maka penulis perlu
mengidentifikasi beberapa masalah di atas, diantaranya:
7

a. Bagaimana al-Qur’an menggambarkan figur seorang Luqman


dan bagaimana Luqman dan apa pesan-pesan Luqman di dalam
al-Qur’an
b. Bagaimana metode pendidikan yang luqman berikan kepada
anaknya
c. Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah hidup luqman
2. Pembatasan Masalah
Dalam al-Qur’an terdapat banyak kisah-kisah,namun tidak semua
kisah penulis membahasnya secara umum penulis akan
menggambarkan kisah Luqman al-Hakim yang berkaitan dengan
kehidupannya, dan hanya beberapa ayat yang perlu dibahas yaitu dari
ayat 12 sampai ayat 19 dan untuk memperjelas dan menghindari
pembahasan yang tidak mengarah pada maksud dan tujuan penulisan
skripsi ini, maka penulis akan membatasi permasalahan dan akan
berkonsentrasi pada tema “Luqman al-Hakim dalam Kitab-kitab
Tafsir”.

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan di atas, untuk memperjelas permasalahan
penelitian penulis merumuskannya dalam sebuah pertanyaan,
yaitu:“Bagaimana al-Qur’an menggambarkan figur seorang Luqman al-
Hakim serta keistimeewaan-keistimewaanya dan bagaimana caranya dia
mendapatkan hikmah?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Agar penelitian ini mencapai sasaran yang sesuai dengan hasil
penelitian yang diharapkan penulis, maka perlu adanya tujuan. Secara
8

akademik, penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk meraih gelar


akademik strata satu, Sarjana Agama (S.Ag). Secara kelimuan, tujuan
penelitian ini antara lain:
a. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana al-Qur’an
menggambarkan fiqur Luqman al-Hakim.
b. Menambah ilmu pengetahuan dan menambah wawasan sejarah
tokoh-tokoh dalam al-Qur’an terkhusus Luqman al-Hakim.
c. Menambah ilmu pengetahuan tentang keluarga Luqman al-
Hakim dan keistimewaannya.
2. Manfaat Penelitian
Kemudian adapun manfaat penelitian ini yaitu:
a. Dalam konteks keilmuan, penelitian ini akan memberikan
informasi penting terkait tentang Luqman al-Hakim, supaya
dapat memperkaya khazanah keilmuan khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca yang lain.
b. Memberikan informasi sejarah kisah di dalam al-Qu’an,
khususnya kisah Luqman yang digambarkan al-Qur’an
melalui pesan-pesan terhadap anak-anaknya yang dituliskan
di dalam al-Qur’an.
D. Tinjauan Pustaka
Berikut ini adalah hasil penelurusan kepustakaan penulis terkait
kajian dengan kisah Luqman al-Hakim yang terdapat dalam al-Qur’an
dengan beberapa variabel, diantaranya:
Kajian yang dilakukan oleh saudara Agus Salim dalam skripsinya
“Nilai-nilai pendidikan dalam Surat Luqmān (Analisis Surat Luqmān
ayat 12-19)”, jurusan pendidikan agama islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Di dalamnya ia memaparkan tentang bagaimana mendidik anak
9

seperti yang dilakukan oleh Luqman al-Hakim, tanpa adanya kekerasan


yang dilakukan Luqman dalam konteks cara mendidik yang benar dalam
Surat Luqmān ayat 12-19 menurut al-Qur’an.15
Penulis juga menemukan dalam skripsi lain skripsi ini ditulis oleh
saudara Ahmad Sahal, “Nilai-nilai yang terkandung dalam kisah
Luqman al-Hakim (kajian tafsir Surat Luqmān ayat 12-14)”, Jurusan
Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di dalamnya
ia memaparkan bagaimana cara seseorang bersyukur atas karunia yang
telah Allah SWT berikan yang dicontohkan oleh Luqman al-Hakim
kepada anaknya.16
Penulis juga menemukan dalam skripsi lain yang ditulis oleh saudari
Sarina, yang berjudul “Konsep Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an
Surah Luqman ayat 13-19 (Telaah Pemikiran Quraish Shihab dalam
Tafsir al-Misbah), Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Di dalamnya ia menjelaskan
konsep pendidikan menurut pemikiran Quraish Shihab yaitu: Tauhid,
merupakan ajaran pertama dan utama yang harus diberikan pada anak
sejak dini. Kemudian pendidikan akhlak, serta pendidikan ibadah yang
dibarengi dengan menjalankan semua perintah Allah SWT dan menjauhi
semua larangan Allah SWT.17

15
Agus Salim, “Nilai-nilai pendidikan dalam surat Luqman Analisis surat Luqman
ayat 12-19” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014),
70.
16
Ahmad Sahal, “Nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Luqman al-Hakim
Kajian Tafsir Surat Luqman ayat 12-14” (Skripsi., Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016), 67.
17
Sarina, “Konsep Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an Surah Luqman ayat 13-19
(Telaah Pemikiran Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah), (Skripsi., Universitas
Islam Negeri Alaudin Makassar, 2017), 83.
10

Penulis juga menemukan kajian lain yang berjudul “Keteladanan


Maryam dalam kisah al-Qur’an”, skripsi ini ditulis oleh saudari Nurul
Nadihah, Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif
Kasim Riau. Didalamnya ia memaparkan bagaimana keteladanan
Maryam dan keteguhannya dalam menghadapi ujian yang ia alami
dalam kehidupannya, dan beliau satu-satunya perempuan yang namanya
dijadikan nama Surat dalam al-Qur’an.18
Penulis juga menemukan dalam skripsi lain yang berjudul
“Pendidikan Keluarga dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran,” skripsi ini
ditulis oleh saudari Hirayani Siregar, jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan. Di dalam
skripsinya ia membahas tentang bagaimana keluarga Imran dan konsep
pendidikan keluarganya yang mana terdapat didalam al-Qur’an yaitu
Surat Ali Imran.19
Penulis juga menemukan dalam skripsi lain yang berjudul “Nilai
Edukatif Dalam Al-Qur’an Surah Luqman Ayat 12-19”, skripsi ini
ditulis oleh saudari Amiratun Arini, Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang. Di dalam skripsinya ia memaparkan nilai edukatif
yang terkandung di dalam surat Luqman ayat 12-19 yaitu terdiri dari
aspek akidah yaitu tentang keimanan kepada Allah SWT dan dari situ
akan terlahir keimanan kepada rukun iman yang lainnya. Kemudian
aspek syari’at yang mengajarkan tentang ibadah seperti mengerjakan
sholah, puasa dan lainnya. Karena di dalam sholat dapat mencegah dari

Nurul Nadihah, “Keteladanan Maryam dalam kisah al-Qur’an” (Skripsi.,


18

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2016), 76.


19
Hirayani Siregar, “Pendidikan Keluarga dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran”
(Skripsi., Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2018), 56.
11

perbuatan keji dan munkar dan sholat merupakan tiang agama. Aspek
selanjutkan adalah akhlak yakni tentang perilaku kepada kedua orang
tua, tidak berperilaku sombong, melembutkan ketika berbicara karena
seburuk-buruknya suara ialah suara keledai.20
Kajian lain juga ditemukan dalam skripsi yang berjudul “Pendidikan
Keluarga dalam al-Qur’an Surat Luqmān ayat 17”, skripsi yang ditulis
oleh Novi Dian Amaliya, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Ia
membahas bahwa pokok pendidikan keluarga dalam Surat Luqmān ayat
17 yaitu meliputi: (1) Shalat, yang mana orang tuanya mengajarkan
beribadah kepadanya anaknya seperti di masjid, Mushola atau lainnya.
(2) Amar ma’ruf nahi munkar, yang mana menjalankan segala perintah
Allah SWT dan menjauhi segala larangan Allah SWT. (3) Sabar. 21
Rangkuman kajian-kajian pustaka terdahulu yang sudah penulis
paparkan belum ada yang membahas secara khusus bagaimana al-
Qur’an menggambarkan figur seorang Luqman al-Hakim dalam al-
Qur’an dan kajian kitab-kitab tafsir. Maka disini penulis akan membahas
tentang bagaimana nasehat-nasehat serta keistimewaan yang dimiliki
Luqman al-Hakim, sehingga Allah SWT menjadikan namanya menjadi
salah satu nama didalam al-Qur’an.

20
Amiratun Arini, “Nilai Edukatif Dalam al-Qur’an Surah Luqman Ayat 12-19”
(Skripsi., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016), 105.
21
Novi Dian Amaliya, “Pendidikan Keluarga dalam al-Qur’an Surat Luqman ayat
17” (Skripsi., Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2017), 37.
12

E. Metodelogi Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan kitab-kitab
tafsir, serta pengumpulan berbagai data melalui studi keperpustakaan
(Library research) baik berupa buku, jurnal, maktabah syamilah, catatan
maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu. Dan dalam
pengumpulan data ini, penulis menggunakan data bersifat primer22 dan
23
kemudian menggunakan data sekunder yang penulis dapatkan dari
buku-buku, jurnal dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas yang terdapat di Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya.
Kemudian dalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan
metode diskriptip-analitis yaitu usaha untuk mengumpulkan data dan
menyusun data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut.24
Untuk teknik penulisannya, penulis berpedoman pada buku “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah” (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang disusun
oleh tim penyusun UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 maupun
berbagai perpustakaan lainnya25 maupun berbagai perpustakaan lainnya.

22
Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak
tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari
melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita
jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan
informasi ataupun data.Lihat Umi Narimawati, “Metodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,” (Jakarta: Tarsita, 2008), 98.
23
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung
keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dengan
pokok permasalahan, (Sugiono, 2008), 402.
24
Winarto Surachman, Pengantar penelitian ilmiah: Dasar Metode dasar teknik
(Jakarta: Tarsita, 1990), 139.
25
Lihat buku pedoman akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015, 42.
13

F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam skripsi dapat menjadi sistematis dan terarah
dengan baik, maka penulis menyussun sistematika penulisan sebagai
berikut:
Bab pertama: bab ini merupakan Pendahuluan yang berisi penjelasan
atas permasalahan yang ingin penulis bahas dimulai mengenai Latar
Belakang Masalah kemudian fungsinya, Identifikasi, Pembatasan dan
Rumusan Masalah, kemudian terdapat Tujuan dan Manfaat, Tinjauan
Pustaka, Metodelogi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab kedua: bab ini merupakan paparan yang mengenai Kisah dalam
al-Qur’an diantaranya: Macam-macam Kisah Dalam al-Qur’an yang
mana terdapat beberapa macam-macam kisah, fungsinya untuk
mengetahui macam-macam kisah yang terdapat di dalam al-Qur’an dan
tidak lupa disertakan Tujuan dan Faedah Kisah dalam al-Qur’an,
Karakteristik Kisah-kisah Dalam al-Qur’an, serta Nama-nama Yang
diabadikan Didalam al-Qur’an.
Bab ketiga: bab ini merupakan paparan mengenai Surat Luqmān dan
Kandungannya, fungsinya untuk mengetahui Asbab al-Nuzul hubungan
bab ketiga dengan bab dua ialah ingin mengetahui diantanya: Turunnya
Surat Luqmān, Keutamaan Surat Luqmān serta Kandungan Surat
Luqmān.
Bab keempat: bab ini merupakan paparan inti dari figur seorang
Luqman al-Hakim di dalam al-Qur’an, di antaranya: biografi Luqman
al-Hakim, Keistimewaan Luqman al-Hakim, serta rahasia Hikmah
Luqman al-Hakim beserta beberapa contoh-contoh hikmah dan sebab
Luqman Mendapatkan Keistimewaannya.
14

Bab kelima: bab ini merupakan kesimpulan seluruh penelitian dari


bab I sampai IV yang merupakan jawaban dari permasalahan yang
terdapat pada latar belakang masalah, dan juga akan dilanjutkan kepada
permohonan saran-saran dan penutup sebagai masukan dari pada
pembaca untuk melengkapi hasil dari penelitian dari karya yang cukup
terbatas ini.
BAB II
KISAH DALAM AL-QUR’AN

Bab II ini menjelaskan macam-macam kisah yang terdapat dalam al-


Qur’an, agar dapat mengetahui berbagai kisah yang terdapat di dalam
al-Qur’an dan fungsinya untuk mengetahui dari latar belakang dan di
teruskan dalam kisah-kisah.

A. Macam-macam Kisah Dalam al-Qur’an


Kisah berasal dari kata al-qaṣṣu dalam bahasa arab yang artinya
cerita. Kisah menurut bahasa merupakan rekaman jejak yang tertulis
terkait peristiwa-peristiwa nyata maupun yang tidak nyata (kḥayali).
Adapun kisah secara istilah adalah sebuah cerita yang menggambarkan
suatu keadaan maupun kejadian di suatu zaman tertentu, baik yang
terbentuk dari beberapa peristiwa maupun hanya satu peristiwa saja.
Peristiwa-peristiwa tersebut telah meninggalkan jejak cerita yang
tertulis dalam sebuah buku.1 Dengan demikian dapat dipahami, kisah
tidak selalu serangkaian kejadian, tapi juga sebuah kejadian atau
serangkaian kejadian yang terpisah-pisah.
Qaṣṣaṣ dalam al-Qur’an berarti berita Firman Allah SWT. Dalam
Surat Ali ‘Imrān (3) ayat 62:
ْ ْ َ َ ‫َّ ٰ َ َ ُ َ ْ َ َ ُ ْ َ ُّ َ َ ْ ٰ َّ ه ُ َ َّ ه‬
‫ّٰللا ل ُه َو ال َع ِزْي ُز ال َح ِك ْي ُم‬ ‫ِان هذا لهو القصص الحق ۚ وما ِمن ِال ٍه ِاَّل ّٰللا ۗوِان‬
“Sesungguhnya ini benar-benar kisah yang hak. Tidak ada tuhan selain
Allah, dan sesungguhnya, Allahlah yang benar-benar Mahaperkasa,
Mahabijaksana”.2 (Qs. Ali ‘Imrān/3:62).

1
Falῑḥ al-Rab‘i, Al-Qaṣaṣ al-Qur’an Ru‘yah Fanniyah, cet. I (Mesir: al-Ṡaqafiyah),
15.
2
Qur’an Kemenag, Juz 3, 58.

15
16

Kehadiran kisah dalam al-Qur’an sebagai pelajaran bagi orang yang


berakal dengan direnungkan atau dipahami secara mendalam dari kisah-
kisah yang terdapat dalam al-Qur’an. Jadi, al-Qaṣṣaṣ dalam al-Qur’an
bukan mencari atau hanya mengikuti jejak orang-orang terdahulu, tetapi
memiliki tujuan sebagai pelajaran bagi yang mau memikirkannya.
Sementara ulama mendefinisikan kisah-kisah sebagai menelusuri
peristiwa/kejadian dengan jalan menyampaikan atau menceritakannya
tahap demi tahap sesuai dengan kronologi kejadiannya..3
Qaṣṣaṣ al-Qur’an adalah pemberitaan Qur’an tentang hal ihwal umat
yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-
peristiwa yang telah terjadi. Al-Qur’an banyak mengandung keterangan
tentang kejadian pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-
negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua
keadaan mereka dengan cara yang menarik dan mempesona.4
Al-Qur’an bertujuan dengan memaparkan kisah-kisahnya agar
manusia dapat mengambil pelajaran dari pengalaman dan kesudahan
tokoh/masyarakat yang dikisahkannya, kalau baik agar diteladani dan
kalau buruk agar dihindari. Dari kisah-kisah al-Qur’an dapat
menyimpulkan, antara lain:
Pertama, apabila kisah itu berkaitan dengan tokoh tertentu/sosok
manusia, al-Qur’an menampilkan sisinya yang perlu diteladani, dan
apabila menampilkan kelemahannya, maka yang ditunjukkan pada akhir
kisah atau episode adalah kesadaran yang bersangkutan atau dampak
buruk yang dialaminya.

3
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Tangerang: Lentera Hati, 2013), 319.
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an, terj. Mudzakir AS (Bogor:
4

Pustaka Litera AntarNusa, 2013), 435-436.


17

Kedua, apabila yang dikisahkan keadaan masyarakat, maka yang


ditunjukkan adalah sebab jatuh bangunnya masyarakat sehingga pada
akhirnya dapat disimpulkan apa yang dinamai oleh al-Qur’an
Sunnatullah, yakni hukum-hukum kemasyarakatan yang berlaku bagi
seluruh masyarakat kapan pun dan dimana pun.5

B. Tujuan dan Faedah Kisah dalam al-Qur’an


Tujuan kisah dalam al-Qur’an ialah dapat menjadi pedoman bagi
manusia bahwa al-Qur’an memahami di setiap zamannya. Di samping
kisah yang memiliki tujuan dalam pengajaran dan Pendidikan, kisah
juga berfungsi sebagai hiburan.6 Sebagaimana disebutkan dalam firman
Allah Surat Yūsuf (12) ayat 111.
َْ ُ ٌَْ ْ َ َ َ َ ْ ََ
َ ‫اِل ْل‬
‫اب‬
ِ ‫ب‬ ‫لقد كان ِفي قص ِص ِهم ِعبرة ِِل ِولي‬
“Sungguh, pada kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal”.7 (Qs. Yūsuf /12:111)

Kisah-kisah dalam al-Qur’an mempunyai tujuan yang sangat


penting. Seperti yang disebutkan di dalam kitab al-Tashwir al-Fanni fī
al-Qur’ān8 diantaranya adalah:

1. Penetapan firman Allah SWT dan risalah kenabian; seperti kisah


para pemimpin terdahulu dan para Nabi. Allah SWT berfiman
dalam al-Qur’an Surat al-Hajj/22 ayat 75:
ٌۢ َ ‫اس ا َّن ه‬ َّ َ ‫ا‬ َ ٰٰۤ َ ْ َ َ ْ َ ُ‫َ ه‬
‫ّٰللا َس ِم ْي ٌع َب ِص ْي ٌر‬ ِ ۗ ِ ‫صط ِف ْي ِمن اْلل ِٕىك ِة ُر ُسًل َّو ِمن الن‬ ‫ّٰللا ي‬

5
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, 321-322.
6
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005), 230.
7
Qur’an Kemenag, Juz 13, 248.
8
Muhammad Munir al-Janbaz, “Ahdaf al-qissoh fii al-qur’an,” Diakses, Maret
2020, https://www.alukah.net/sharia/0/122621/.
18

“Allah memilih para utusan(-Nya) dari malaikat dan dari manusia.


Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.9 (Qs. Al-
Hajj/22:75).

2. Sebagai penjelas bahwa agama yang dibawa oleh para Nabi itu
bersumber dari Allah SWT. Allah SWT berfiman dalam al-Qur’an
Surat al-Baqārah/2:136:
ْٰٓ ْ ُ ْٓ َ ْ ُ ْٓ ‫ُ ْ ُ ْْٓ ٰ َ َّ ه‬
‫اّٰلل َو َما ان ِز َل ِال ْي َنا َو َما ان ِز َل ِالى ِا ْب ٰر ٖه َم َوِا ْس ٰم ِع ْي َل َوِا ْس ٰح َق َو َي ْع ُق ْو َب‬
ِ ‫قولوا امنا ِب‬
ََ َ ْ َ ُ َ ُ َ ْۚ َّ ْ َ ْ ُّ َّ َ ْ ُ ْٓ َ َ ٰ ْ َ ٰ ْ ُ َ ْ ُ ْٓ َ َ َ ْ َ ْ َ
‫اط وما او ِتي موس ى و ِعيس ى وما او ِتي الن ِبيون ِمن ِرب ِهم َّل نف ِرق بين اح ٍد‬ ِ ‫واَّلسب‬
َ َ َ ْۖ
.‫ِم ْن ُه ْم َون ْح ُن ل ٗه ُم ْس ِل ُم ْون‬
“Katakanlah, Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang
diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan kepada apa yang
diberikan kepada Musa dan Isa serta kepada apa yang diberikan kepada
Nabi-Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang
pun di antara mereka, dan kami berserah diri kepada-Nya”.10 (Qs. Al-
Baqarah/2:136)

3. Seluruh agama berasaskan keyakinan kepada Allah Yang Maha


Esa. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Al-A‘rāf /7 ayat 65:11
ََ َ َٰ ُ َ َ َّ ۟ ُ ُ ْ ْ َ َٰ َ َ ‫َ َ ٰ َ َ َ ُ ْ ُ ا‬
‫ٱّٰلل َما لكم ِم ْن ِإل ٍه َغ ْي ُر ُهۥْٓ ۚ أفًل َت َّت ُقون‬ ‫و ِإلى ع ٍاد أخاهم هودا ۗ قال يقو ِم ٱعبدوا‬
“Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) Hud, saudara mereka, Dia berkata,
Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada Tuhan (sembahan) bagimu
selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?.”12 (Qs. Al-
‘Araf/7:65)

4. Untuk memberikan bukti akan kerasulan Nabi Muhammad


SAW yang sudah dipersiapkan Allah SWT jauh sebelumnya
seperti dinyatakan oleh Nabi Isa As. Allah SWT berfiman
dalam al-Qur’an Surat Al-Ṣaff/61 ayat 6:

9
Qur’an Kemenag, Juz 17, 341.
Qur’an Kemenag, Juz 1, 21.
10
11
Qur’an Kemenag, Juz 8,158.
12
Muhammad Munir al-Janbaz, “Ahdaf al-qissoh fii al-qur’an,” Diakses, Maret
2020, https://www.alukah.net/sharia/0/122621/.
19

َ ‫َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ ٰ َ ْْٓ ْ َ ٰۤ ْ َ ْ َ ُ ْ ُ ه َ ْ ُ ْ ُّ َ ا‬
‫صَ َ ِدقا ِْلا َب ْي َن َي َد َّي‬ ِ ‫وِاذ قال ِعيسَ َ ى ابن مريم يب ِ ِ ِاسَ َرا ِ يل ِا ِوي رسَ َول‬
‫ّٰللا ِاليكم م‬
ُ َ ٰ ْ ٰۤ َ َ ۗ َ ْٓ ْ ٌۢ ْ ٌۢ
‫اس ُم ٗه ا ْح َم ُد فل َّما َجا َ ُه ْم ِبال َب ِين ِت قال ْوا‬ َّ ‫م َن‬
‫الت ْو ٰر ِىة َو ُم َب ِش ارا ِب َر ُس ْو ٍل َّيأ ِت ْي ِم ْن َب ْع ِدى‬ ِ
ٌ‫ٰه َذا س ْح ٌر ُّمب ْين‬
ِ ِ
“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil!
Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab
(yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira
dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya
Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada
mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata,
“Ini adalah sihir yang nyata.”13 (Qs. Al-Ṣaff/61:6).

5. Peringatan untuk anak Adam A.S terhadap godaan setan yang


kemudian berdampak pada timbulnya keyakinan bahwa setan
adalah musuh manusia semenjak setan menolak untuk sujud
(Ta’dzim) kepada Adam A.S Allah SWT berfiman dalam al-
Qur’an Surat Al-A‘rāf/7 ayat 14-17:14
ََْ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َّ َ َ ‫َ َ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ُ َن‬
‫ال ف ِب َم َا أغ َو ْي َت ِ ِ ِلق ُع َ َد َّن‬ َ ‫ ق‬.‫ ق َال ِإن ََ ِمن اْلنْ ِرين‬. ‫ق َال أن ِْرِوي ِإلى يو ِم يبعنو‬
َ ْ َ َ َ ُ َ َ ْ ُْ َ َ َ ْ ُ َ
‫ ث َّم َل ِت َي َّن ُه ْم ِم ْن َب ْي ِن أ ْي ِد ِيه ْم َو ِم ْن خل ِف ِه ْم َو َع ْن أ ْي َم ِان ِه ْم َو َع ْن‬.‫يم‬‫لهم ِص َ َراْلَ اْلس َ َت ِق‬
.‫ين‬َ ‫َش َمائله ْم َوََّل َتج ُد َأ ْك َث َر ُه ْم َشاكر‬
ِ ِ ِ ِ ِِ
“(Iblis) menjawab, “Berilah aku penagguhan waktu, sampai hari
mereka dibangkitkan”. (Allah) berfirman, “Benar, kamu termasuk
yang diberi penangguhan waktu”. (Iblis) menjawab, “Karena Engkau
telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka
dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian, pasti aku akan mendatangi
mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiti mereka.
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur”15 (Qs.
Al-‘Araf/7:14-17).

Qur’an Kemenag, Juz 23, 446.


13

Susilawati, “ Nilai-nilai Pendidikan Melalui Kisah Dalam al-Qur’an.” Jurnal


14

Pendidikan Islam, Vol, 1. No.1, (2016): 31.


15
Qur’an Kemenag, Juz 8, 152.
20

6. Sebagai gambaran hukuman bagi mereka yang menentang.


Seperti orang kafir yang mencegah orang muslim dalam
menjalankan kebenaran. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an
Sūrah Gāfir (40) ayat 51:
ُ َْْ َُ َ َ ْ ُّ َ ْ ُ َ َّ َ َ َ
ُ ‫ص ُر ُر ُسلنا وال ِذين َآمنوا في الح َياة الدن َيا وي ْو َم يق‬
.‫وم اِلش َهاد‬ ُ ‫إنا لنن‬ ْ َ َ َّ
ِ ِ
“Sesungguhnya Kami akan menolong Rasul-Rasul Kami dan orang-
orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya
para saksi (hari kiamat)”.16 (Qs. Gāfir/40:51).

7. Sebagai penjelas nikmat-nikmat Allah SWT yang diberikan


kepada para Nabi sekaligus penjelas akan kekuasaan Allah SWT.
Seperti, kisah Nabi Yunus yang diselamatkan melalui ikan.17 Allah
SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat al-Anbiya (21) ayat 87-88:
ْٓ َّ ٰ ْٓ َّ َ ُ ُّ َ َ َّ َ َ َ َ َّ ْ ُّ ‫َو َذا‬
‫اض ابا فْ َّن ا ْن ل ْن َّن ْق ِد َر َعل ْي ِه ف َن ٰادى ِفى الْل ٰم ِت ا ْن َّل ِال َهْ ِاَّل‬
ِ ‫الن ْو ِن ِاذ ذ َه َب ُمغ‬
ُ ٰ َ َْ َ ٗۙ َ ‫ُْ ُ َ ه‬
ْ ‫الْلم ْي َن ۚ َف‬ َ َ ٰ ْ ُ َ َْ
‫اس َت َج ْب َنا ل ٗه َون َّج ْي ٰن ُه ِم َن الغ ِ ۗم َوكذ ِل ََ نَ ِجى‬ ِ ِ ‫انت سبحنَ ِا ِو ْي كنت ِمن‬
ُْْ
.‫اْلؤ ِم ِن ْي َن‬
“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan
marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya,
maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada tuhan
selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang
yang zalim. Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia
dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang
yang beriman”.18 (Qs. Al-Anbiyā/21:87-88).

Mempelajari sejarah (kisah) memiliki beberapa manfaat, di


antaranya:
a. Memahami petunjuk-petunjuk yang didapat dalam al-Qur’an dan
as-Sunnah.

Qur’an Kemenag, Juz 24, 473.


16

Muhammad Munir al-janbaz, “Ahdaf al-qissoh fii al-qur’an,” Diakses, Maret


17

2020, https://www.alukah.net/sharia/0/122621/.
18
Qur’an Kemenag, Juz17, 330.
21

b. Menumbuh kembangkan kebanggaan dalam jiwa setiap individu


dari umat ini.
c. Memahami masa kekinian dan merancang masa depan dengan
perhitungan cermat.
d. Menghancurkan dan menyembunyikannya.
e. Memahami pelajaran dan hikmah.
f. Mengenal aturan-aturan Allah dan Sunnatullah.
g. dan seseungguhnya mempelajari sejarah (kisah) Islam akan
memberikan gambaran kepada kita tentang bangsa terbaik yang
diperuntukkan bagi umat manusia ketika berpegang teguh pada
ajaran-ajaran agamanya, dan bagaimana mereka menjadi rendah
dan terhinakan ketika meninggalkan petunjuk dan ajaran
Tuhannya.19
C. Karakteristik Kisah-kisah Dalam al-Qur’an
Kisah-kisah di dalam al-Qur’an memiliki karakteristik, di antaranya
memiliki keunggulan yang bagus dari cerita-ceritanya pada umumnya,
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Yūsuf ayat 3:
َ ُ ْۖ ٰ ْ َ َ ْٓ َ ْٓ َ ‫ص َع َل ْي ََ َا ْح َس َن ْال َق‬ ُّ ‫َن ْح ُن َن ُق‬
‫ص ِب َما ا ْو َح ْي َنا ِال ْي ََ ٰهذا ال ُق ْرا َن َوِا ْن ك ْن َت ِم ْن ق ْب ِل ٖه‬
ِ ‫ص‬
ْٰ َ
‫ِْل َن الغ ِف ِل ْي َن‬
“Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik
dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau
sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui”.20 (Qs.Yūsuf /12:3).

Beberapa karakteristik kisah kisah dalam al-Qur’an antara lain:

1. Kisah dalam al-Qur’an tidak diceritakan secara berurutan. Namun,


terkadang disebutkan secara diulang-ulang di dalam Surat yang

19
Salamah Muhammad al-Harafi, Buku Pintar Sejarah dan Peradaban Islam
(Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2016), 9-12.
20
Qur’an Kemenag, Juz 12, 235.
22

berbeda-beda.21 Contoh kisah yang diulang beberapa kali dan


dibeberapa tempat yakni kisah Nabi Musa A.S, yang mana
penyebutan namanya diulang dalam 205 ayat yang pada pada 36
Surat, yakni : (Qs. Al-Baqarah/2:51-55, 60-61, 67-69 dan lain-
lain). (Qs. Ali-‘Imrān/3:84). (Qs. Al-Nīsa/4:153, 164). (Qs. Al-
Māidah/5:20, 22, 24-26). (Qs. Al-An‘ām/6:84, 91, 154). (Qs. Al-
A‘rāf/7:103-104, 107, 115-117 dan lain-lain). (Qs.Yūnus/10:75,
77, 80-84, 87-88). (Qs. Hūd/11:17, 96, 110). (Qs. Yūsuf/12:10,
19). (Qs. Ibrāhīm/14:5-6, 8). (Qs. Al-Isrā’/17:2, 101-103). (Qs.
Al-Kahfi/18:60, 62, 64, 66, 69, 71 dan lain-lain). (Qs.
Maryam/19:51). (Qs. Ṭāhā/20:10-11, 17-20, 25, 36 dan lain-lain).
(Qs. Al-Anbiyā’/21:48, 51). (Qs. Al-Haj/22:44). (Qs. Al-
Mu’minūn/23:45, 49). (Qs. Al-Furqān/25:35). (Qs. Al-
Syu‘arā’/26:10,12,19,20 dan lain-lain). (Qs. Al-Naml/27:7, 9-10).
(Qs. Al- Qaṣaṣ/28:3, 7, 10-21 dan lain-lain). (Qs. Al-
‘Ankabūt/29:39). (Qs. Al-Sajdah/32:23). (Qs. Al-Aḥzāb/33:7,
69). (Qs. Al-Ṣāffāt/37:114, 120). (Qs. Gāfir/40:23-27, 37, 53).
(Qs. Fuṣṣilat/41:45). (Qs. Al-Syūra/42:13). (Qs. Al-
Zukhruf/43:46-47, 52-53). (Qs. Al-Dukhān/44:22). (Qs. Al-
Aḥqāf/46:12, 30). (Qs. Al-Żāriyāt/51:38). (Qs. Al-Najm/53:36).
(Qs. Al-Wāqi‘ah/56:73). (Qs. Al-Ṣāf/61:5). (Qs. Al-
Nāzi‘āt/79:16, 20, 22). (Qs. Al-A‘lā/87: 19).22
2. Kisah-kisah dalam al-Qur’an yang sifatnya haqiqi yang benar-
benar terjadi tidak adanya dibuat-buat, sebagai petunjuk dari Allah

Manna‘ bin Khalῑl al-Qaṭṭān, Mabāhis fī ‘Ulῡm al- Qur’an (Mesir: Maktab al-
21

Ma‘ārif, 2000), 318.


22
Syayyid Qutub, al-Taṣwir al-Fanni fī al-Qur’an, Juz 20 (Kairo: Dār al-syurūk,
2002), 122.
23

SWT.23 Contohnya dalam kisah ‘Ad dan Tsamud serta kehancuran


kotanya tersebut. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat al-
Hāqqah ayat 4-7:
ُ َُ َ
‫ َوا َّما َع ٌاد فا ْه ِلك ْوا ِب ِرْي ٍح‬.‫اغ َي ِة‬
َّ ْ ُ ْ ُ َ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ ٌ َ َ ُ ْ َ ْ َ َّ َ
ِ ‫ فا َّما ث ُمود فاه ِلكوا ِبالط‬.‫كذبت ث ُمود وعاد ٌِۢبالقا ِرع ِة‬
َ ‫ َس َّخ َر َها َع َل ْيه ْم َس ْب َع َل َيال َّو َث ٰمن َي َة َا َّي ۙٗام ُح ُس ْو اما َف َت َرى ْال َق ْو َم ف ْي َها‬.‫صر َعات َي ۙٗة‬
‫ص ْر ٰع ۙٗى‬ َ َ
ِ ٍ ِ ٍ ِ ٍ ِ ٍ ‫ص ْر‬
ۚ َ ْ َ َ ََ
‫كا َّن ُه ْم ا ْع َج ُاز نخ ٍل خ ِاو َي ٍة‬
“Kaum Samud, dan ‘Ad telah mendustakan hari Kiamat. Maka adapun
kaum Samud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang sangat keras,
sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang
sangat dingin, Allah SWT menimpakan angin itu kepada mereka selama
tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad
pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma
yang telah kosong (lapuk)”.24 (Qs. Al- al-Hāqqah/69:4-7).

3. Kisah-kisah dalam al-Qur’an memiliki pengaruh besar terhadap


keimanan serta perkembangan yang dapat diambil pelajarannya
bagi orang berakal.25 Allah berfirman dalam al-Qur’an Surat
Yūsuf/12:111:
َْ ُ ٌَْ ْ َ َ َ َ ْ ََ
َ ‫اِل ْل‬
‫اب‬
ِ ‫ب‬ ‫لقد كان ِفي قص ِص ِهم ِعبرة ِِل ِولي‬
“Sungguh, pada Kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang
yang mempunyai akal.”26 (Qs. Yūsuf/69:111).

D. Nama-Nama yang Diabadikan di Dalam al-Qur’an


Kisah-kisah dalam al-Qur’an terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Kisah-kisah Para Nabi dan Rasul yang membawa risalah kenabian
sebagai petunjuk bagi umat manusia di muka bumi, jumlahnya
pun sangat banyak. Namun, hanya 25 Nabi dan Rasul yang wajib
kita ketahui. Dalam al-Qur’an diceritakan beberapa kisahnya,

23
Manna’ bin Khalil al-Qaṭṭān, Mabāhis fī Ulum al-Qur’an, 318.
24
Qur’an Kemenag, Juz 29, 566.
25
Manna’ bin Khalil al-Qaṭṭān, Mabāhis fī Ulum al-Qur’an, 318-319.
26
Qur’an Kemenag, Juz 13, 428.
24

namun tidak semua kisah Nabi dan Rasul diceritakan secara


jelas.27
a. Kisah Nabi Adam A.S (Qs. Al-Bāqarah/2:30-39). (Qs. Al-
A‘rāf /7:11 dan lainnya);
b. Kisah Nabi Idrīs A.S (Qs. Maryam/19:56-57), (Qs. Al-
Anbiyā/21:85-86);
c. Kisah Nabi Nūḥ A.S (Qs. Hūd/11: 25-49);
d. Kisah Nabi Hūd A.S (Qs. Al-A‘rāf/7:65, 72, 50, 58);
e. Kisah Nabi Sāliḥ A.S (Qs. Al-A‘rāf/7: 85-93);
f. Kisah Nabi Ibrāhim A.S (Qs. Al-Bāqarah/2:124, 132), Qs. Al-
An‘ām/6:74-83);
g. Kisah Nabi Lūṭ A.S (Qs. Hūd/11:69-83);
h. Kisah Nabi Ismā‘il A.S (Qs. Al-An‘ām/6:86-87);
i. Kisah Nabi Isḥāq A.S (Qs. Al-Bāqarah/2:133-136);
j. Kisah Nabi Ya‘qūb A.S (Qs. Al-Bāqarah/2:132-140);
k. Kisah Nabi Yūsuf A.S (Qs. Yūsuf/12:3-102);
l. Kisah Nabi Ayūb A.S (Qs. Al-An‘ām/6:34), (Qs. Al-
Anbiyā/21: 83-84);
m. Kisah Nabi Mūsa A.S (Qs. Al-Bāqarah/2:49, 61), (Qs. Al-
A‘rāf/7:103-157);
n. Kisah Nabi Hārūn A.S (Qs. Al-Nisā’/4:163);
o. Kisah Nabi Dāud A.S (Qs. Saba’/34:10), (Qs. Al-
Anbiyā/21:78);
p. Kisah Nabi Sulaimān A.S (Qs. Al-Naml/27:15, 44), (Qs.
Saba’/34:12-14);
q. Kisah Nabi Ilyās A.S (Qs. Al-An‘ām/6:85);

27
Manna’ bin Khalῑl al-Qaṭṭān, Mabāhis fī Ulum al- Qur’an, 306.
25

n. Kisah Nabi Ilyasa‘ A.S (Qs. Sad/38:48);


r. Kisah Nabi Yūnus A.S (Qs. Yūnus/10:98), (Qs. Al-
An‘ām/6:86-87);
s. Kisah Nabi Zakariā A.S (Qs.Maryam/19:2-15);
t. Kisah Nabi Yaḥya A.S (Qs. Al-An‘ām/6:85);
u. Kisah Nabi ‘īsa A.S (Qs. Al-Māidah/5:110-120);
v. Kisah Nabi Muḥammad SAW (Qs. Al-Takwīr/81:22-24), (Qs.
Al-Furqān/25:4), (Qs. ‘Abasa/80:1-10, (Qs. Al-Taubah/9:43-
57 dan lainnya).28
2. Kisah yang berhubungan dengan kejadian pada masa lalu dan
orangorang yang tidak disebutkan kenabiannya seperti kisah-kisah
yang keluar dari kampung halamannya, yaitu:29
a. Kisah tentang Ṭālūt dan Jālūt (Qs. Al-Baqārah/2:247-251);
b. Kisah tentang Fir‘aun (Qs. Al-Baqārah/2:49-50, 75 dan lain-
lain);
c. Kisah tentang Maryam (Qs. Ᾱli ‘Imrān/3:36-45, dll);
d. Kisah tentang perang Badar dan Uhud (Qs. Ᾱli ‘Imrān/3);
e. Kisah-kisah yang terjadi pada masa Rasulullah (Qs. Al-
Taubah/9: 61, 81 dan lain-lain);
f. Kisah tentang Aṣhābul Kahfi (Qs. Al-Kahfi/18:9-26);
g. Kisah tantang Żul Qarnain (Qs. Al-Kahfi/18:83-98);
h. Kisah tentang Ya’jūj Ma’jūj (Qs. Al-Anbiyā/21:95-97);
i. Kisah tentang Qārūn (Qs. Al-Qaṣaṣ/28:76-79 dan lain-lain);
j. Kisah tentang bangsa Romawi (Qs. Al-Rum/30:2-4);

28
Nurul Hidayati Rofiah “Kisah-kisah Dalam Al-Qur’an dan Relevansinya
Dalam Pendidikan Anak Usia SD/MI”. PGSD FKIP UAD vol.3, no.2 (Oktober 2020):
2.
29
Manna’ bin Khalil al-Qaṭṭān, Mabāhis fī ‘Ulῡm al-Qur’an, 306.
26

k. Kisah tentang Luqman (Qs. Luqmān/31:12,13, 16);


l. Kisah tentang hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Qs.
Muhammad/47:13);
m. Kisah tentang Ababil (Qs. Al-Fil/105:1-5);
n. Kisah tentang perang hunain dan Al-Tabuk (Qs. Al-Taubah)
dan lain sebagainya.30

Selain kisah, hewan juga turut menjadi subjek perumpamaan dalam


al-Qur’an sepeti manusia yang diberikan kitab tapi tidak
mengamalkan isinya, yang diibaratkan dengan keledai yang
membawa kitab, namun keledai sendiri tidak mengetahui apa yang
dibawanya. Allah SWT berfiman Surat al-Jumu’ah {62} ayat 5:
َ َ ْ ۗ ‫َ َ ُ َّ ْ َ ُ ُ َّ ْ ٰ َ ُ َّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ ا‬
‫س من ُل‬‫منل ال ِذين ح ِملوا التورىة ثم لم يح ِملوها كمن ِل ال ِحم ِار يح ِمل اسفارا ِبئ‬
‫ه‬ َْ َ ُ ‫ْ َ ْ َّ ْ َ َ َّ ُ ْ ٰ ٰ ه ۗ َ ه‬
‫ّٰللا َّل َي ْه ِدىالق ْو َم الْ ِل ِم ْي َن‬ ِ ‫القو ِم ال ِذين كذبوا ِباي ِت‬
‫ّٰللا و‬
“Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat,
kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya)
adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangat
buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.31
(Qs. Al-Jumu‘ah/62:5).
a. Sapi Betina (Qs. Al-Baqārah/2)
b. Lebah (Qs. Al-Nahl/16)
c. Semut (Qs. Al-Naml/27)
d. Burung Hud-hud (Qs. Al-Naml/27:20-40)
e. Laba-laba (Ql. Al-‘Ankabūt/29)
f. Gajah (Qs. Al-Fīl/105).32

Nurul Hidayati Rofiah “Kisah-kisah Dalam Al-Qur’an, 170.


30

Qur’an Kemenag, Juz 28,552.


31
32
Rizki Fauziyah, “Hewan Dalam al-Qur’an: Studi Munāsabah Nama
Hewan Sebagai Nama Surat Dalam al-Qur’an” (Skripsi S1., Institut Agama Islam
Negeri Purwokerto, 2019), 3.
BAB III
SURAT LUQMĀN DAN KANDUNGANNYA

Bab III ini merupakan paparan mengenai Surat Luqmān dan


Kandungannya, fungsinya untuk mengetahui Asbab al-Nuzul.
Hubungannya dengan bab II ialah ingin mengetahui di antaranya:
Turunnya Surat Luqmān serta Keutamaan Surat Luqmān.

A. Asbab an-Nuzul Surat Luqmān


Asbab jamak dari kata ”sababa” yang artinya sebab-sebab, Nuzul
jamak dari kata “nazala”. Asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang
melatar belakangi turunnya ayat al-Qur’an.1
Surat Luqmān diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah
ke Madinah.2 Dalam hal ini, Imam Ahmad Mustafa al-Maraghi
menjelaskan bahwa sebab turunnya Surat Luqmān ialah ada orang
Quraisy datang pada Rasulullah SAW, ia meminta agar dijelaskan
kepadanya berkaitan dengan kisah Luqman al-Hakim dan anaknya
tentang berbakti kepada kedua orang tuanya, maka turunlah Surat
Luqmān.3
Adapun menurut Imam as-Shabuni menjelaskan bahwa sebab
turunnya Surat Luqmān berkenaan dengan sahabat yakni Sa’ad bin Abi
Waqas, dia berkata: Dahulu, aku adalah seorang laki-laki yang berbakti
kepada ibuku, lalu ketika aku masuk Islam, ibuku berkata: Hai Sa’ad,
apa yang terjadi kepadamu yang aku lihat ini? Engkau akan tinggalkan
agamamu ini atau aku tidak akan makan dan minum hingga aku mati.

1
Muhammad Chirzin, Mengerti Asbabun Nuzul (Jakarta: Zaman, 2015), 17.
2
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz 21 (Jakarta: Putra Panjimas, 1982), 114.
3
Aḥmad Muṣṭafa Al-Maragi, Tafsīr al-Maragi, Juz 19 (Kairo: Dār Iḥya al-Turaṡ
al-‘Arabi), 71.

27
28

Maka karena engkau aku dipanggil “Hai pembunuh ibunya.” Lalu aku
berkata, jangan engkau lakukan itu wahai ibu! Karena aku tidak akan
meninggalkan agamaku karena sebab apapun! Maka dia (ibunya)
melakukannya satu hari satu malam tidak makan, dia telah bersungguh-
sungguh untuk melakukan itu. Lalu ia (Sa’ad bin Abi Waqas)
melakukannya pula satu hari satu malam tidak minum dia pun berusaha
melakukan itu. Lalu dia (ibunya) pun melakukannya lagi satu hari satu
malam tidak makan dan tidak minum. Setelah aku menyaksikan ibuku
seperti itu, aku berkata: Wahai ibuku, harap engkau ketahui, demi Allah
sekiranya engkau mempunyai seratus jiwa, dan jiwa itu satu persatu
meninggalkanmu agar aku meninggalkan agamaku, demi Allah aku
tidak akan meninggalkan agamaku ini karena apapun yang terjadi. Maka
makanlah jika kamu mau wahai ibuku, kalau tidak mau itu terserah
padamu. Lalu dia (ibunya) pun makan.4 Kemudian turunlah dalam al-
Qur’at Surat Luqmān ayat 15.

َ ‫َ َََ َ هَ ِ ٌَ َف َا َت شُِْ شه َ َ ص َو‬ َ َ َ ‫َ ٰ َ َ َ ََٰ َ ش‬


َِ َ ‫َِ َ َ َ َ ِ ش‬ ِ ِ ِِ َ ْ َ َ‫م‬ ‫ى‬‫ب‬ِ َ ِ َ َ َ َ ْ ُ ‫و ِإن جهََكَ ََ َن‬
‫ش‬ ‫َ ش‬ ‫ش‬ َ ‫ش‬ َ ‫ش‬ َ َ َ ‫ع‬
‫كَ َ َََا َم َ َمُ ش وا َ ص َو َكِ ِ َ َ َ َ َ َ ِ م َ َ َمى َاَ َ َُ ِ َ َ ب ِّ َف ِ َ َ َم ِج شُ ف ا َ ا ِ ش ف ِه َ َ َ ش ف‬
َ ‫َ ش‬
. ‫ُُ َ ٌون‬
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan
sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah
engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik,
dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-
Ku tempat kembalimu, maka akan aku beritahukan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan”.5 (Qs. Luqmān/31:15).

Mengenai sebab turunnya Luqman ada dua pendapat, pertama ada


orang Quraisy datang pada Rasulullah SAW, ia meminta agar dijelaskan

Muhammad ‘Ali al-Ṣabuni, Rawā‘ al-Bayān, Juz 2, cet. III (Kairo: Maktabat al-
4

Ghazali, 1980), 240.


5
Qur’an Kemenag, Juz 21, 412.
29

kepadanya berkaitan dengan kisah Luqman al-Hakim dan anaknya


tentang berbakti kepada kedua orang tuanya. Adapun kedua dari Imam
Al-Syaubuni berkenaan dengan sahabat yakni Sa’ad bin Abi Waqas
yang masuk Islam akan tetapi ia mendapat penolakan dari ibunya yang
sebelumnya ia selalu berbakti kepada ibunya. Dari dua pendapat yang
telah dipaparkan di atas dapat disimpukan bahwa Surat Luqmān
diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah.
Semata-mata untuk menghibur Rasulullah SAW, yang pada saat itu
Rasul mengalami masa-masa sulit ketika berdakwah yang tidak
langsung diterima oleh masyarakatnya. Dalam hal ini dapat digaris
bawahi, bahwa suatu kebaikan tidak lepas dari yang namanya penolakan
dari orang lain. Seperti yang dialami oleh sabahat yakni Sa’ad bin Abi
Waqas, yang mendapat sebuah penolakan dari ibunya jika ia ingin
berhijrah, begitupun Rasul yang tak lepas dari sebuah penolakan ketika
berdakwah di kalangan masyarakat Arab Makkah.

B. Keutamaan Surat Luqmān


Nama Luqman disebut dalam al-Qur’an tiga kali dalam juz 21 dan
sekaligus menjadi nama Surat ke 31. Surat Luqmān ini terdiri dari 34
ayat, 548 kata, 2110 huruf,6 dan tergolong Surat Makiyah, kecuali ayat
28,29, dan 30 yang termasuk dalam Surat Madaniyyah.7
Adapun keutamaan membaca Surat Luqman ialah:

6
Abī Hafṡ Umar bin Ali, al- Lubāb Fī ‘Ulum al-Kitāb, Juz 15,(Bairūt: Dār al Kutub
al-‘Ilmiyyah, 1998), 435.
7
Al-Maraghi, Ahmad Muṣṭafa, Tafsir al-Maraghi, Juz 19 (Bairūt: Dār Iḥya al-
Turaṡ al-‘arabi), 71
30

1. Allah SWT akan memerintahkan malaikat untuk melindungi


hamba_Nya dari iblis dan dari mara bahaya pada malam itu hingga
pagi harinya, atau sejak pagi hari hingga malamnya.

َ َ ‫َ َ َ ََ ش‬
ِ ِ ٌ‫ن ِ ي َمٌ ٍة وك َ هللا ِه ِ ِ ي َم‬ َ ‫ َ ََ ش َ َو َر َة شَق‬:َ ‫ ََْ َمى‬:َ ‫ََى ََبي َجُ َف ََ ٌَم ِ كَ َسَ َ َت شا‬
َ َ َ َ ٍ ِ
‫ش‬ َ ََ َ َ َ َ ،ْ‫َم َتئ َ َ َة ََْ َف شْو َا َ ش مى هٌَْ َو شج ش وََّ َ َصب ش‬
‫ َ َ ََ َ ِه َ َ َ َ َ ِر َف َْ َ كَوك‬: ‫ا َ ِهاك‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ‫ش‬ ‫ش‬ َ ‫ش‬ َ ‫ش‬ َ
‫ََْفْوا ِمى ِ ه ٌَِْ وج و َِ َِّ صب شْ ِس َب‬
Menurut Imam Muhammad Baqir berkata dalam riwayat Abī Ja‘far
“Barang siapa yang membaca Surat Luqmān pada malam hari, Allah
SWT mengutus 30 malaikat untuk melindunginya pada malam itu
hingga tiba waktu pagi dari segala gangguan setan dan sekutunya, dan
apabila ia membacanya di siang hari para malaikat akan melindunginya
dari setan dan sekutunya hingga tiba waktu malam.”8

2. Allah SWT memberikan sepuluh kebaikan sejumlah orang


yang melakukan kebaikan dan menjauhi semua karangan_Nya

Dalam riwayat Ibnu Ka‘ab sahabat dari Muhammad bin Jubair:


“Barangsiapa yang membaca Surat Luqmān, maka Luqmān akan
menemuinya di hari kiamat, dan ia akan diberi sepuluh kebaikan
sejumlah orang yang melakukan kebaikan serta menjauhi larangan yang
telah Allah SWT tetapkan.9

Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, jilid 14, cet.I (Jakarta: Al-Huda,
8

2008), 248.
9
Fadl bin Hasan Ṭabrisī, Majma‘ al-Bayān Fī Tafsīr al-Qur’an, Juz 8 (Bairūt:
Dār Iḥya al-Turaṡ), 125.
31

C. Kandungan Surat Luqmān


Surat Luqmān adalah Surat ke 31 dalam al-Qur’an, Surat ini terdiri
dari 34 ayat dan termasuk golongan Surat-Surat makkiyah. Surat ini di
turunkan setelah Surat al-Ṣaffāt, namun urutan di dalam al-Qur’an Surat
Luqmān setelah Surat al-Rūm. Surat Luqmān merupakan penjelasan
dari Surat Al-Rūm yang ayat terakhirnya membahas tentang perintah
Allah SWT kepada hambanya untuk meningkatkan ketaqwaan dan
menumbuhkan rasa takut terhadap azab yang akan di dapatkan
seseorang di hari kiamat nanti, hal tersebut pasti akan terjadi dan tidak
ada pengharapan untuk dimintai pertolongan pada orang. Kemudian
peringatan atas perkara-perkara ghaib yang harus dipercayai bagi setiap
orang mukmin10 dan Surat Luqmān menjadi solusi dari Surat al-Rūm,
karena Surat Luqmān membahas antara lain:
1. Ayat 1-5 membahas tentang karakteristik Al-Qur’an yang sifat-
sifat orang mukmin terhadap al-Qur’an.

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān ayat 1-5:

َ ٰ َ ‫َِۙ َ َ ش ش َن‬ ‫ع‬ ٰ ۤ


‫ٌوة‬،َ‫ك‬ ‫كَ ۤف ۗ ٌِِ َ ك ْٰ شت كَ ِ ٰ ِب كل َح ِ م ِ ِۙف شَ عَى َو َر َ ة ٌَِ ش َ ِس ِ ين كَ ِذْى ْ ِقم و‬
ٰۤ ‫ش‬ ٰ ٰۤ ‫َۗ ش‬ ٰ َ ٰ َ ‫ش‬
‫ ش ون كوَ ِٕى َ َََ شَ عَى ِمى َ ِرب ِ ف َوكوَ ِٕى َ شَ شف‬:ِ ‫َو شيؤِون كَ َ كوة َو شَف ِه ْل ِخ َ ِة شَف شْو‬
‫كْلشف ِل شحو َن‬
“Alif lam mim. Inilah ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung hikmah.
Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.
Yaitu orang-orang yang melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan
mereka meyakini adanya akhirat. Mereka orang-orang yang mendapat
petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(Qs. Luqmān/31:1-5).

Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili, Al-Tafsīr al-Munīr, Juz 21, cet. II (Damaskus:
10

Dār al Fiqr al Mu‘āsir, 1418 H), 143.


32

2. Ayat 6-9 membahas tentang keadaan orang-orang yang


mendapatkan hidayah dari Allah SWT, dan orang-orang kafir
yang sengsara karena mereka menyibukkan diri mereka selain
Allah SWT yang berimplikasi berupa azab yang pedih dan janji
Allah bagi orang-orang mukmin yang berpegang teguh pada
ketetapan, perintah dan larangan-larangan-Nya.

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān ayat 6-9:

ۗ َ َ ‫ه‬
‫ّٰللا ِبغي ِر ٌَِ ٍ صف َو َي َ ِخذ ََ شَ ش عوك‬ َ َ ‫ش‬ َ َ َ َ َ َ َ َ َ
ِ ِ ‫و ِۤمى كَ ِس مى يْت ِري َهو كلح َِْ ِث َِم ِض َ َى ِ م‬
ََ َ ََ ‫َ ش ٰ َ ٰ ش ه‬
‫كُ َم ِهي َن َوِكاك ِ َ ٌََم ِ ك ْٰت َ َوَ شمس َ ِب عرك ك ن َف َيس َ ُ َه ك َن ِ ي‬ َ ‫شك ٰوَ ِٕى َ ََ شهف ََ َذ‬
َ ‫ ع بك َا َ ْ شَّ ب َُ َذكُ َك َِمف ِك َن َكَ ِذْ َى ٰك َم ش وك َو ََ شٌوك ه‬:‫شك شا َام ِ َو‬
‫ ِل ٰح ِت َ شهف َج ه شت كَ َ ُِم ِ ِۙف‬،َ‫ك‬ ِ ٍ ٍ ِ ِ
ۗ ‫ٰ َ ۗ َ َ ه‬
‫ّٰللا َ ًّق َو شَ َو كَ َُ ِ ي ش كل َح ِ م شف‬
ِ ََ‫خ ٌِ َِْى ِاي َ و‬
“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan
kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan
menjadikannya olok-olok, mereka itu akan memperoleh azab yang
menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia
berpaling dan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya,
seakan-akan ada sumbatan dikedua telinganya, maka gembirakanlah dia
dengan azab yang pedih. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat surga-surga yang penuh
kenikmatan. Mereka kekal didalamnya, sebagai janji Allah yang benar, dan
Dia Maha Perkasa Maha Bijaksana.” (Qs. Luqmān/31:6-9).

3. Ayat 10-11 membahas tentang kekuasaan Allah SWT dengan


memberikan dalil atau bukti berupa diciptakannya langit dan bumi
beserta isinya, yang bertujuan untuk menguatkan keesaan Allah
SWT “Mematahkan argument orang-orang musyrik yang tidak
mempercayai Allah SWT.11

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān/31 ayat 10-11:

11
Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili, Al-Tafsīr al-Munīr, 138.
33

َ ‫ش‬ َ َ َ ٰ َ‫َخ ٌَ َق كَ َس َ َ ٰ ٰوَ ب َغير ََ َ َ َِ َ و َو َ َو َك‬


‫ض َر َوكس َِ َ َْ كن ِ ِ م ََ ِه ف َو َِث ِاي َ ِمى‬
ِ ‫ر‬ ‫كْل‬ ِ ‫ى‬‫ق‬ ٍ ِ ِ ِ
َ‫ٰ َ َ ش ه َ ش‬ َ َ ‫ش‬ َ َ َ َ َ ۤ َ ۤ َ َ َ ََ ۗ َۤ ‫ش‬
ِ ‫ك ِ َك َه ٍة وكا َ ِمى كَ َسَ َ ِ م ع ا ا ت ِاي َ ِمى ك ِ وو ٍ ِ ي ٍف َذك خٌق‬
‫ّٰللا ا رو ِني‬
َٰ َ ‫ه‬ ۗ َ َ َ ََ َ
ࣖ ‫َم اك خٌق كَ ِذْى ِمى شَو ِا َه ِ كَْ ٌِ ش ون ِ ي ضٌ ٍ َم ِ ي ٍن‬
“Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan
Dia meletakkan gunung-gunung (di pertemukan) bumi agar ia (bumi) tidak
menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis
makhluk bergerak bernyawa di bumi, dan Kami turunkan air hujan dari
langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan
yang baik. Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa
yang telah diciptakan oleh (sesembahanmu) selain Allah, sebenernya
orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.” (Qs.
Luqmān/31:10-11).

4. Ayat 12-19 membahas tentang diutusnya seseorang untuk


menetapkan ketauhidan, yakni Luqman. Tentang ketaatan kepada
Allah SWT dan keharusan untuk selalu mengedepankan akhlak
yang baik. Karena di ayat sebelumnya dijelaskan bahwa akidah
manusia saat itu sangat rusak dan kedzaliman lebih mendominasi
ketimbang perbuatan baik. Namun, orang tersebut bukanlah Nabi
ataupun Rasul12 tidak hanya itu di dalam ayat tersebut membahas
memberikan wasiat-wasiat kepada anaknya.13

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān ayat 12-19:


‫ش‬ َ ‫ش‬ ‫ش ه‬ ََ ‫ََ َ ش‬
‫َوَقَ َ كِْ َ َق ٰ َى كل ِح َ ة َ ِن كش َ َ ِ ِ ب َو َمى َيْ َ َ ا ِه َا َ َيْ َ َ ش َِ َ ف ِس َ َ ِ ِ ص َو َمى‬
‫َ ش‬ ‫ش‬ ‫َ ش‬ َ َ َ َ َََ
َِ َ َ َ َ ُْ ‫ َ ََ َق ٰ شى ِْله ِ َ ِ ِ َو شَ َو َي ُِْ َ ش ن ْٰ ش ٌَّ َب ْل‬: ‫) َو ِإا‬12 َََ َ ‫هللا ِ ٌِّ َب َ ِ م‬ ‫ف ا َ ِهن‬
َٰ َ ‫ٰ َ ٰ َ َ َ َ ش ش َ ش َ ع‬ َ َْ َ َِ ‫) َو َو‬13 ‫مف‬ ‫ش‬ َ
َ ِْ ََ ‫هلل ص َن كَ ِْ َ َ ََ ٌَْ َف‬
ََ َ‫كننس َ َى ِهوََِْ ِ ٌ َم ن و‬ ِ ِ ِ ‫ِه‬
َ ََٰ َ َ َ ٰ َ َ َ َ َ ‫ش‬ َ ‫ش‬ ‫ش‬
‫) و ِإن جهَكَ ََ َن‬14 ‫ َ شير‬،ِ ‫ ٌَ ن ِ ََ َمي ِن َ ِن كش َ َِ َوَِ ٰوََِْ ِ َ َ كْل‬، ٰ ‫َوَى َوا‬
ِ ٍ
َ َ ‫َ َ َ ش ع‬ َ َ َ َ ‫ش‬ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ‫ش‬
َ ِ ِ‫ُْ َ َ َ َ َِ ِبى مَ ََْ ََ ِهَ ِ ِ ٌَِف ات ِ ُِْ شه َ ص وَِ َ َ َ َ ِ ش َ ِ كَََامَ مُ واَ ص وك‬

Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili, Al-Tafsīr al-Munīr, 144.


12
13
Syaikh Ahmad Syakir, Tafsir Ibn Katsir, Jilid 5, cet. II (Jakarta: Darus Sunnah
Press, 2014), 215 & 219.
34

َ ‫ش َ ش‬ ‫ش َشَ ش‬ َ ‫ََ َ ش‬
‫) ْٰ ش ٌَّ َب ِ َو َ َ ِ ن‬15 ْ‫َ َ َ َ َ ِ مَ َ َمى َاَ َُ ِ َ َ ب ِّ َف ِ َ َ َم ِج شُ ف اَ ا ِ ش ف ِه َ َ ش ف ُُ َ ٌون‬
‫كْلرض َْ َ ب َ ش‬ َ َ ٰٰ َ َ َ َ ‫َ َ ََش‬ ََ َ َ ‫َ ش‬
‫هللا ب‬ ِ ِ ِ ِ ‫و‬ َ َِ ‫و‬ ‫كَس‬ ِ ‫ِ ِمثق َ ٍة ِمى خ َ ٍَ ا َى ِ صخ ٍة‬
‫و‬ َ
َ ‫ش‬ َ ‫َ ََٰ َ ش‬ َ َ َ َ َ
‫وْ َوكا َ ََ ِى كْل ِ َوكَِ َ َ ِبر‬ ِ ‫َ َ ٌَوة وَم ِه ْلُ ش‬، َ‫ ِف ك‬:ِ َ ‫) ْٰ ش ٌَّ َب‬16 ‫هللا َ ِْمف خ ِ َير‬ ‫ِن‬
َ ََ َ َ َ َ َ ‫ش‬ َ َ ‫ش‬ ‫ش‬ َ َ ٰ َ َ َ َ
َ َ ََ
ِِ ِ ِ ‫َ َ ُِ خََ ٌَِ ِس وْل‬،ِ ‫) وْل‬17 ‫ور‬ ِ ‫َ ََ ٰ م ََِ َ ه ص ِ ن ا َِ ِمى َ ِا كْلم‬
‫ ََ َمْ َم َ َوكِ ش‬،:‫) َوك‬18 ‫هللا َْل شَْ َب شك َ شمخ َ َ َا شخور‬
َ َ‫ض‬ َ ‫كْلرض َم َ ع ص َن‬
ِ ِ ِ ٍ ٍ ِ ِ ِ
َ ‫ش‬ َ َ ٰ َ ََ َ َ َ َ
)19 ‫وَ كلح ِ ِير‬،َ َِ ‫ِمى ِو ِِ ب ِ ن َا كْلِو‬
“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu:
“bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya, Maha Terpuji.” Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku!
Janganlah engkau mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar.” Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)
kepada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam keadaan dua
tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kedua orang tuamu, hanya kepada Aku
kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka
janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan aku beritahukan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata), “wahai
anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji SAWi, dan
berada dalam batu atau langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya
(balas an), sesungguhnya Allah Mahahalus dan Maha teliti. Wahai anakku!
Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan
cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang
penting. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena
sombong) dan janganlah berjalan dibumi dengan angkuh, sungguh Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Dan
sederhanakanlah dalam berjalan dan linakkanlah suaramu, sesungguhnya
seburuk-buruknya suara ialah suara keledai.” (Qs. Luqmān/31:12-19).
35

5. Ayat 20-21 membahas tentang kembalinya orang-orang musyrik


kepada kesyirikan, padahal sebelumnya mereka telah mengetahui
tentang ketauhidan yang diajarkan oleh Luqman.14

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān ayat 21-22:


‫ٰ ع‬ ‫َ ش‬ َ َ َ ‫ََ َ َ ۟ َ َ َ َ َ َ َ ش‬
‫ض َوَ َ َ َك ٌََم ف ِن َُ َ ش ن ِه َ ة‬ ََ ٰٰ َ
ِ ‫ََف ِ وك َن هللا س َخ َ ف م ِ كَس َ و َِ وم ِ كْلر‬
َ َ َ َ ٰ ‫ََ َ ع َ َ َ َ ش‬
‫) َو ِإاك‬20 ‫هللا ِبغي ِر ٌَِ ٍف َوْل شََ عَى َوْل ِ ٰ َ ٍب َم ِ ٍير‬
ِ ِ َ‫وَِ ِن َة ۗ و ِمى كَ َ ِس مى ْجَ َِ ش‬
ٰ َ َ َ َََ ََ َ َ ََ َ َ َ َ ‫َ َش ش َ ش ۟ َ َ َ َ ش َ ش ۟ َ ََ ش‬
‫كَْمْ شى‬ ‫ َوك ه ات ِ َ م وجَا ٌَم ِ كه ا ب َوَو ك ن‬: ‫م َهف كِ ِ ُوك م َا َ هللا‬:ِ
)21 ‫كَس ُِير‬َ ُ‫وَف ََ ٰ ََ َذك‬‫َ ش ش‬
ِ ِ ََْ
“Tidaklah kamu memperhatikan bahwa Allah SWT telah menundukkan apa
yang ada di langit dan apa yang ada dibumi untuk (kepentingan)mu dan
menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin, tetapi diantara
manusia yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk
dan tanpa kitab yang memberi penerangan. Dan apabila dikatakan kepada
mereka, ikutilah apa yang di turunkan Allah! Mereka menjawab “(Tidak)”,
tetapi kami (hanya) mengikuti kebiasaan yang kami dapati dari nenek
moyang kami, apakah mereka (akan mengikuti nenek moyang mereka)
walaupun sebenernya setan menyeru mereka ke dalam azab api yang
menyala-nyala (neraka).” (Qs. Luqmān/31:20-21).

6. Ayat 22-24 membahas tentang keterangan Allah SWT mengenai


orang-orang muslim. Bahwasannya semua perkara kembali
kepada mereka, setelah Allah SWT menggambarkan keadaan
orang kafir yang menentang Allah SWT kemudian, Allah SWT
melanjutkan dengan sesuatu pembahasan sebagai penghibur untuk
Nabi Muhammad SAW., yang ketika itu mendapatkan perlakuan
yang tidak baik dari orang-orang musyrik ketika melaksanakan
dakwah.15

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān ayat 22-24:

14
Wahbah bin Muṣṭafa a-Zuhaili, Al-Tafsīr al-Munīr, 158.
15
Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili, Al-Tafsīr al-Munīr, 162.
36

َ َ َ ‫َ َ َ ش َ ش‬ ََ َ ‫َشَ ش‬ َ ‫َ ش‬ ‫ََ ش‬
ِ َ‫هللا وَو مَ ِسَ َى اق َِ ك َ َ سَ َ ِه َُ و ِة كَوِّق ٰى ۗ و ِإ‬
‫هللا‬ ِ َ ِ ‫ومى يسَ َ ٌِف وج َه ن‬
۟ ‫ش‬ َ َ َ ‫ش‬ ََ َ ‫ش ش‬
‫ِ) َو َمى َف َ ات ََْ ش اَ َ ف ش شَّن ب ِ َم َ َ َم ِج شُ شهف ا ش ب ِ شه ش ف ِه َ َ ََ ِ ٌوك ب‬22 ‫َٰ ِق َ َة كْل شمور‬
َ َ َ َٰ ‫َ َ ش‬ َ َ ‫شَ شش َ ع ش‬ ‫َ ش‬ َ ََ َ َ َ
ٍ ‫كُ ِ ٌِم‬ٍ ‫ ٌِمت ِّف اضَ َ َْ َف ِ َ َذ‬: ‫) ا ِ ُهف‬23 ‫َ َ ََو ِر‬،َ‫كَ ك‬ ِ ‫مف ِهذ‬ ٌِ َ ‫ِ ن هللا‬
)24
“Dan barang siapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang
berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul
(tali) yang kokoh, hanya kepada Allah kesudahan segala urusan. Dan
barang siapa kafir maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu
(Muhammad), hanya kepada Kami tempat kembali mereka, lalu Kami
beritakan kepada nereka apa yang telah mereka kerjakan, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala isi hati. Kami biarkan mereka bersenang-
senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka masuk kedalam azab
yang keras.” (Qs. Luqmān/31:22-24).

7. Ayat 25-32 membahas tentang orang-orang musyrik yang


mengakui keberadaan Allah SWT, berupa tunduk dan patuh
kepada-Nya di waktu sulit. Namun, kembali kepada kekufuran
setelah selamat dari kesulitan tersebut kemudian, Allah SWT
menetapkan keesaannya berupa dengan dalil diciptakannya langit
dan bumi beserta isinya. Luasnya ilmu Allah SWT serta
kekuasaan Allah SWT atas setiap sesuatu berupa menciptakan
manusia dan membangkitkannya setelah wafat, bergantinya siang
dan malam, berputarnya matahari dan bulan pada poros yang
sama, berlayarnya sebuah kapal di atas lautan.16

Kesimpulan dari ayat 25-32 ialah orang-orang musyrik pada


hakikatnya telah mengetahui kebesaran serta keesaan Allah SWT,
namun tetap menolak dan masih berpegang teguh pada kekufurannya.
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān ayat 25-32:

16
Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili. Al-Tafsīr al-Munīr, 168.
37

َ َ َ ‫ه‬ ‫َ َ َ َ َش َ َ َ َ َ ٰ ٰ َ َ َ َ َ ش ش َ ش ش‬
‫ ِ كل َح شَ ِ ِ ب َه َ ث شر شَف ْل‬: ‫هللا ب‬ ‫وَ ِئن َ َ ََّ ف مى خٌق كَس َ َ و َِ وكْلرض َمقوَى‬
ََ ‫) َو ََو ََا‬26 َ‫م‬ ‫هللا شَ َو كَ َغٌّ َب كل َح ش‬ َ ‫كْلرض ب َن‬ َ َ ٰٰ َ َ ‫ه‬ َ ‫َ َش‬
ِ ِ َِ ِ ِ ‫) ِ ِ م َ ِ كَسَ و َِ و‬25 ‫ي ٌَُ ون‬
‫َ َ َ ش‬ ‫َ َش ش‬ َ َ ‫ٰ َ َ َ َش‬ َ َ
ۗ ‫هللا‬ِ ‫ٌ َف وكَ َ ش ْ ش ََّن ِمى بُ َِ َِِّ َ َ ُة َهَ ٍ َم ا ِفََ ك ٌِ ٰ ت‬:َ ‫ض ِمى ش َ َأ َ ٍة‬ ِ ‫كْلر‬
ََ َ َ َ َ َ َ ‫ش‬ ‫ش‬ َ َ َ ‫ش‬ ‫ش‬ َ َ ِ ‫َن هللا َ ي‬
َ َ َ َ
َ‫َ ٰو ِ ََ ٍة ۗ ِ ن هللا َ َ َ َ َ ِ م‬ ٍ ‫) م َ خٌق ف وْل بُث ف ِ ْل ف‬27 ‫مف‬
َ
ِ ِ
ََ َ َ َْ َ‫هللا شْ ِول شج َكَم َ كَ َ َ ر َو شي ِول شج كَ َ َ َر َكَم َو َسَ َ َخ َ ك‬ َ ‫) ََ ََف َِ َ ََ َن‬28 ‫َ َ َير‬،‫َه‬
ِ ِ ِ َِ ِ
‫ش‬ َ َ َ َ ٰ َ َ ‫ش‬ َ َ َ َ َ َ ‫ش‬ َ
‫) ا َِ ِه ن هللا َ َو‬29 ‫َوكَق َ َ ك َ ْج ِى ِ َ ٰ َج ٍ َم َس َ َ َ ًَّّب وَن هللا ِه َ ُُ َ ٌون خ ِ َير‬ َ َ
َ َ ََ َ َ ‫كل َح َق َو ََ َن َمَ َ ََْ ََ شَو َن مى شَواَ َ كَ ٰ َْ َ ش َو ََ َن‬
‫) ََف ِ َ َ َن‬30 ‫هللا شَ َو كَ َُ َِ َ كَ ِ شير‬ ِ ِ ِ ِ
‫ش‬ ٰ ََ َ ٰ َ ٰ َ ‫ش‬ َ ‫ش‬ َ َ َ ‫ش‬
ِ َ َ َِ ‫هللا َِي ِرْ ف ِمى كْ ِ َ َ ِ ِ ب ِ ن ِ ا ََِ َ َ كَْ َ ٍت‬ ِ ‫كَفٌَ َ ِج ِى ِ كَ َ ِ ِه ِ ُ َ َ َ ِت‬
َ ٌَ ‫ْى َا‬ َ ََ‫ َ َ َ َين ََ ش ك‬،ٌ‫هللا شمخ‬ َ ‫َْ ٌَ ََ ََ شو ۟ك‬ َ َ َ َ ‫َ َ َ َش‬ ‫َ َ َ ش‬
ِ ِ ِ ِ ََٔ ‫) و ِإاك ِ ِْ َ َ َي ف مو ك‬31 ‫ور‬ ٍ َ َ َ ‫ِ َ َ َ ٍر ش‬
َ َ ‫َ ش‬ َ َ َ
)32 ‫ ََ ب َو َم َْج َح شَ ِهَ ْٰ ِت َ ِ ْل ك َ خ َ ٍر شفور‬،ِ َ ‫ا َج ٰى ش ف ِ َ كَ َب ِر ا ِ ش ف َمق‬
“Dan sungguh jika engkau (Muhammad) tanyakan kepada mereka
“siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” tentu mereka akan
menjawab “Allah” katakanlah “segala puji bagi Allah”, tapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui. Milik Allahlah apa yang dilangit dan dibumi,
sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Kaya dan Maha Terpuji. Dan
seandainya pohon-pohon dibumi menjadi pena dab lautan (menjadi tinta),
ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) setelah keringnya, niscaya tidak
akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah, sesungguhnya
Allah Maha Perkasa Maha Bijaksana. Menciptakan dan membangkitkan
kamu (bagi Allah) hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu
jiwa saja (mudah) sesunguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Tidaklah engkau memperhatikan bahwa Allah memasukan malam kedalam
siang dan memasukan siang kedalam malam dan Dia menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai kepada waktu yang
ditentukan sungguh Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.
Demikianlah karena sesungguhnya Allah, Dialah yang sebenarnya dan
apasaja yang mereka seru selain Allah adalah batil dan sesungguhnya Allah
Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Tidaklah engkau
memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar dilaut dengan
nikmat Allah, agar diperlihatkan-Ny kepadamu sebagian dari tanda-tanda
kebesaran-Nya, sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kebesaran-Nya bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur.
Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung mereka
menyeru Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, tetapi ketika
Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan lalu sebagian mereka tetap
menempuh jalan yang lurus, adapun yang mengingkari ayat-ayat Kami
38

hanyalah pengkhianat yang tidak berterima kasih.” (Qs. Luqmān/31:25-


32).

8. Ayat 33-34 ialah dua ayat terakhir yang setelah disebutkan dalil-
dalil ketauhidan dari awal hingga akhir Surat, dua ayat ini
membahas tentang perintah Allah SWT untuk meningkatkan
ketaqwaan dan menumbuhkan rasa takut kepada-Nya. Kemudian
diakhir Surat ditutup dengan ayat yang membahas tentang suatu
perkara yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Allah SWT,
yang bisa disebut sebagai Mafātih al-Ghaib al-Khomsah, yakni
kiamat, turunnya hujan, tentang rahim (kandungan), hari esok dan
kematian.17

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān ayat 33-34:


َ َ‫س َكِ شق ۟وك َرَِ ش ف َوكخ َْ َ َ َ َو ۟ك َْو عمَ َْل َْج ى َوكََ ََ ََى َو َََََِّ َوَْل َمو ش‬
‫وَ شَ َو َجَ ٍو‬ ‫ش‬ َ َ َ‫َْٰ َ َُّ َ َ ك‬
ِِ ِ ِ َٔ‫َ ع‬
‫َ َ ََ َ ش ََ ش ش َ َ ٰ ش َ َ ََ َ ش ََ ش‬ َ َ َ َ َ
‫هلل‬
ِ َ‫هللا ق ص ات ُغ ا ف كلحموة كَََامَ وْل يغ ا ف ِه‬ ِ َََ‫َى وك ََِ َِ َِِّ ش َ َ َ َم َ َ َ َ َ َ َ َ َ ب ِ ن و‬
َ َ َ
‫هللا َِ ََ شَّن ٌَِ شف كَ َسَ ََ ِة َو شيَ ِ شَ كَ َغم َث َو ٌََُ شف َم ِ كْلر َ ِا ص َو َم ََِ ِرى‬
َ ‫) َن‬33 ‫ور‬
ِ
‫كَ َغ ش ش‬
َ َ َ َ َ ‫َش ش‬ َ َ ََ َ َ ََ ‫ش َع‬ َ َ َ َ َ
)34 ‫مف خ ِ َير‬ ٌِ َ ‫ض ِ وَ ب ِ ن هللا‬ ٍ ‫افَ م اك ِ ِسب َِك ص وم َِ ِرى افَ ِه ِى‬
‫ر‬ َ
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah pada hari ini
yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang
anak yang tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sungguh,
janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh
kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu terpedaya oleh penipu dalam
(menaati) Allah”. Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari
Kiamat, dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada
dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan
pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang
dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Maha Mengenal.”(Qs.Luqmān/31:33-34).

17
Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili. Al-Tafsīr al-Munīr, 177.
BAB IV
RAHASIA HIKMAH LUQMAN AL-HAKIM

Bab IV ini merupakan paparan inti dari figure Luqman al-Hakim di


dalam al-Qur’an, di antaranya: biografi Luqman al-Hakim, Keistimewaan
Luqman al-Hakim, serta rahasia hikmah Luqman al-Hakim dan sebab
Luqman mendapatkan keistimewaannya.

A. Biografi Luqman al-Hakim


Nama lengkap Luqman adalah Luqman bin Ba’ur bin Nakḥur bin
Tarikḥ,1 dikatakan bahwa beliau mempunya nama lain Akḥu Syadad bin
‘ād yang memiliki arti fisik yang kuat. Namun Ibnu Katṡir berpendapat
lain bahwa nama lengkap Luqman adalah Luqman bin ‘Anqo bin Sadun.2
Nama Luqman disebutkan dalam al-Qur’an hanya 3 kali dalam juz 21
dan sekaligus menjadi salah satu nama Surat ke 31. Surat Luqmān ini
terdiri dari 34 ayat, 548 kata, 2110 huruf3 dan tergolong Surat Makiyah,
kecuali ayat 28, 29, dan 30 yang termasuk dalam Surat Madaniyyah.4
Luqman al-Hakim menurut Ibnu al-Musayyid merupakan orang
berkulit hitam yang berasal dari Mesir, ia bekerja sebagai penjahit. Namun
menurut Mujahid, Luqman merupakan tukang kayu. 5 Adapun menurut
Imam asy-Syaukani berpendapat mengenai Luqman, apakah ia dari bangsa
Arab atau non Arab. Namun menurut pendapat yang lebih masyhur,

1
Muhammad Tṡanaullah, Al-Tafsīr al-Mażhari, Juz 1 (Mesir: Dār Iḥya al-turaṡ al-
‘arabi, 2004), 3023.
2
Ibn Kaṡir, Al-Tafsīr al-Qur‘an al-‘Aẓim, Juz 6, cet. I (Mesir: Dār al-Kutub al-
‘Ilmiyah, 1419 H), 300.
3
Abi Ḥafṡ ‘Umar bin ‘Ali, Al-Tafsīr al- Lubab Fī ‘Ulum al-Kitāb, Juz 15, (Bairūt: Dār
al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1998), 435.
4
Al-Maragi, Aḥmad Muṣṭafa, Al-Tafsīr al-Maraghi, Juz 19 (Bairūt: Dār Iḥya al- turoṡ
al-‘arabi), 71.
5
Al-Qurṭubi, Al-Tafsīr al-Qurṭubi, Juz 14, cet. I (Jakarta: Pustaka Azzam. 2009), 143.

39
40

Luqman adalah dari bangsa Arab. Bukti yang menguatkan pendapat ini
dapat dilihat dari susunan namanya, nama Luqman diambil dari kata ‫لقم‬
“laqoma” yang artinya menyuapi.6 Dari beberapa pendapat di atas, penulis
lebih condong kepada pendapat Imam Asy-Syaukani dengan alasan bahwa
nama Luqman berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti menyuapi.
Diceritakan bahwa Luqman adalah salah seorang yang hidup selama
seribu tahun, ada juga yang mengatakan lebih dari itu, Ia hidup di zaman
Nabi Daud A.S. Dahulu, Luqman merupakan seorang hakim sebelum Nabi
Daud A.S diutus sebagai Nabi dan Rasul. Namun, setelah turun risalah
kenabian kepada Nabi Daud A.S maka Luqman berguru kepada Nabi Daud
A.S dan selesailah tugasnya sebagai hakim.7
Luqman memiliki keturunan, dan mengenai nama anaknya ada
beberapa pendapat ulama diantaranya: Pertama, menurut Imam az-
Zamakhsyari mengatakan bahwa anak Luqman bernama An‘am, kedua,
sedangkan menurut Imam al-Kalbi mengatakan bahwa nama anak Luqman
yaitu Asykam. 8 Ketiga, menurut Imam al-Suhaili dan Imam at-Thabari
mengatakan bahwa anak Luqman al-Hakim bernama Tsaron.9

B. Keistimewaan Luqman al-Hakim


Luqman al-Hakim memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki orang
lain. Pertama, nama Luqman dijadikan nama Surat di dalam al-Qur’an,
kedua, nasihat-nasihatnya diabadikan di dalam al-Qur’an, salah satunya
adalah dengan perkataannya berupa nasihat-nasihat yang diterima oleh

Al-Syaukani, Fatḥul Qodīr, Juz 5, cet. I (Mesir: Dār Ibn Kaṡīr, 1414 H), 487.
6

Shalah al-Khalidy, Kisah-kisah al-Qur’an pelajaran dari orang-orang dahulu, Jilid


7

ke-3, cet. I (Jakarta: Gema insani press. 2000), 133.


8
Al-Zamakhsyari, Al-Tafsīr Al-Kasyaf, Juz 3, cet. III (Mesir:Dār al-Kitab al al-Robi.
1407 H), 494.
9
Syamsudīn Ab Abdillah al-Qurṭubi, Al-Jāmi’ al-Ahkam al-Qur’an, Juz 14, cet. II
(Kairo: Dār al-Kutub al-Misriyah, 1964 M), 62.
41

banyak orang. Kata-katanya banyak diikuti, dan banyak ditiru oleh orang-
orang. Tidak hanya itu, Luqman juga ditawari oleh Allah SWT menjadi
Nabi atau hikmah, dan Luqman memilih hikmah.10 Kemudian jibril datang
ketika ia sedang tidur dan menyerahkan kepadanya hikmah dan akhirnya
ia dapat berkata-kata dengan hikmah itu. Lalu Jibril bertanya kepada
Luqman kenapa mengambil hikmah? padahal Allah SWT memberikan
pilihan kepadanya, Luqman menjawab “seandainya diberikan kepadaku
kewajiban dan perintah untuk memikul tugas kenabian, pasti tidak ada
sesuatu yang kuharapkan darinya melainkan keselamatan dan aku pasti
akan berusaha untuk dapat menunaikan dengan baik. Akan tetapi, Allah
memberikan kepadaku pilihan, maka aku takut menjadi orang yang paling
lemah dalam menunaikan kenabian itu, sehingga itu aku lebih memilih
hikmah kenabian” 11 nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya sebanyak 2
kali terdapat dalam Surat Luqmān ayat 16 dan ayat 17, karena kata-katanya
berbentuk pendidikan untuk anaknya, maka banyak orang menjadi
Luqman sebagai simbol pendidikan anak, dan masyarakat senang
membaca Surat Luqmān ketika istrinya sedang hamil.
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān (31) ayat 16:
َ ْ ْ َ َ َ َّ ْ ‫ص ْخ َرة َأ‬
َ ‫ال َح َّبة م ْن َخ ْر َدل َف َت ُك ْن في‬ َ ْ ُ َ ْ َّ َ ُ َ
‫ض‬
ِ ‫ر‬ْ ‫اْل‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫و‬
ِ ِ‫أ‬ ‫ات‬‫او‬ ‫م‬ ‫الس‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫و‬
ِ ٍ ِ ٍ ِ ٍ َ ‫يابن َّي ِإن َها ِإن تك ِمثق‬
َ ٌ َ َ َّ َّ ُ َّ َ ْ َ
‫َّللا ل ِطيف خ ِب ٌير‬ ‫يأ ِت ِبها َّللا ِإن‬
“(Luqman berkata), “wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan)
seberat biji SAWi, dan berada dalam batu atau langit atau di bumi, niscaya
Allah akan memberinya (balasan), sesungguhnya Allah Mahahalus dan
Mahateliti.”12 (Qs. Luqmān/31:16).

10
Aḥmad bin Muḥammad bin Al-Mahdi al-Syażili, Al-baḥru al-Madīd, Juz 5, cet. II
(Mesir : Dār al-Kutub al-‘Ilmi, 2002), 551.
11
Shalah al-Khalidy. Kisah-kisah al-Qur’an pelajaran dari orang-orang dahulu, 133.
12
Qur’an Kemenag, Juz 21, 412.
42

Diriwayatkan bahwa anak Luqman al-Hakim bertanya pada ayahnya:


“bagaimana pendapatmu tentang sebuah biji sawi yang dilemparkan ke
dasar laut, apakah Allah SWT akan mengetahuinya? Maka Luqman
menjawab “sesungguhnya Allah SWT mengetahui sekecil apapun sesuatu
perbuatan yang dilakukan di tempat sangat tersembunyi”.13
Allah SWT telah menyuruh hamba-Nya untuk menjalankan segala
perintah_Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, karena Allah SWT pasti
mengetahui di manapun dan kapanpun walaupun hanya sebesar biji sawi,
sekalipun amalan tersebut berada di suatu tempat yang sangat tinggi
ataupun tempat yang paling rendah, dan pasti Allah SWT akan menghisab
amalnya di hari kiamat nanti (‫َّللاَ لَ ِطيف‬
َّ ‫ ) ِإ َّن‬amal perbuatannya akan dibalas
sekalipun tersembunyi dari mata manusia. Dari penjelasan tersebut tujuan
Luqman al-Hakim mengajarkan anaknya mengenai ayat di atas adalah
untuk memberitahukannya atas kekuasaan Allah SWT yang tidak ada
tandingannya, Tuhan semesta alam.
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān
ayat 17.
َ ‫اصب ْر َعلى ما َأ‬
‫صاب َك ِإ َّن ِذل َك ِم ْن‬ ْ ‫الة َو ْأ ُم ْر ب ْاْلَ ْع ُروف َو ْان َه َعن ْاْلُ ْن َكر َو‬
َ َّ
‫الص‬ ‫م‬
َ َّ َ ُ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ُ ‫يا بني‬
‫ق‬ ‫أ‬
‫ور‬ ُ ْ َْ
ِ ‫عز ِم اْلم‬
“Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang
ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara
yang penting.” 14 (Qs. Luqmān/31:17).

Menurut Imam Qurthubi berpendapat mengenai ayat ini terbagi


menjadi beberapa bagian, di antaranya:

Al-Zamakhsyari, Tafsīr Al-Kasyaf, Juz 3, cet. III (Bairūt: Dār al-Kitāb al-‘Arabi,
13

1407 H), 496.


14
Qur’an Kemenag, Juz 21, 412.
43

1. Luqman al-Hakim berwasiat kepada anaknya untuk selalu


meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT. Di antara ketaatan
kepada Allah SWT, yaitu : mendirikan sholat, mengajak kebaikan,
dan melarang keburukan. Namun untuk menerapkan dua hal tersebut
(selain sholat) terlebih dahulu diterapkan untuk diri sendiri,
kemudian barulah kepada orang lain.
Syair:
ُ ‫َو ْاب َد ْأ ب َن ْفسك َف ْان َه َها َع ْن َغي َها >< َفإ َذا ْان َت َه ْت َع ْن ُه َف َأ ْن َت َح ِك‬
‫يم‬ ِ ِ ِ ِ
“Mulailah terlebih dahulu kepada dirimu sendiri. Maka apabila telah selasai
kau boleh menghakimi orang lain”.
Syair di atas selaras dengan firman Allah dalam al-Qur’an Surat al-
Ṣaff/61 ayat 2-3:
َ ُ َ َ ُ َ َ ‫ٰٰۤ َ ُّ َ َّ َ ٰ َ ُ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ُ َ َ ْ ً ْ َ ه‬
.‫َّللا ا ْن ت ُق ْول ْوا َما َل ت ْف َعلون‬
ِ ‫ كبر مقتا ِعند‬. ‫يايها ال ِذين امنوا ِلم تقولون ما َل تفعلون‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang
tidak kamu kerjakan. (Itu) sangatlah dibenci disisi Allah jika kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”15 (Qs. al-Ṣaff/6:2-3).

2. Hakikat keimanan adalah memiliki bersifat sabar atas segala sesuatu


yang tidak diinginkan, cobaan yang ditimpakan kepadamu.16 Allah
SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān ayat 17
َ ‫اصب ْر َع ٰلى َم ٓا َا‬
‫ص َاب َك‬ ْ َ
ِ ‫و‬
“Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu.” 17(Qs. Luqmān/31:17).

Sebagaimana menurut Imam al-Zamakhsyari cobaan terbagi menjadi


dua, yaitu: Cobaan yang bersifat umum yang ditimpahkan kepada manusia
seperti kehidupan, contohnya kesedihan, kesengsaraan dan lain-lain.

15
Qur’an Kemenag, Juz 28, 551.
16
Syamsudin Abū Abdillah al-Qurṭubi, Al-Jami al- Ahkām al-Qur’an, 69.
17
Qur’an Kemenag, Juz 21, 412.
44

Kemudian cobaan yang bersifat khusus yang ditimpahkan kepada manusia


berupa perintah dan larangan Allah SWT. 18 Contohnya seseorang yang
ingin mengajak dalam kebaikan dan menjauhi larangan-Nya, salah satu
sifat sabar Luqman ialah ketika ia selalu memberikan nasehat kepada anak
dan keluarganya, karena pada saat itu anak dan istri Luqman masih dalam
keadaan kufur dan belum mengenal hakikat ketuhanan yang telah di
ajarkan oleh Allah SWT kepada Nabi dan Rasul sebelumnya dan atas
kesabaran serta izin Allah anak dan istrinya masuk Islam.19 tuntutan untuk
dua hal ini (mengajak kebaikan dan melarang keburukan) itu bersifat
sunnah. Karena sejatinya kekuatan itu hanyalah milik Allah SWT.20

3. Bersikaplah tawadhu ketika berhadapan dengan manusia dan jangan


memalingkan wajahmu dari mereka seperti yang dilakukan oleh
orang-orang yang sombong. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an
Surat Luqmān (31) ayat 18:

‫ور‬ ُ َ ْ ُ َّ ُ ُّ ُ َ َّ َّ ً َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ‫ص ِع ْر َخ َّد َك ِل َّلن‬


َ ‫َوَل ُت‬
ٍ ‫تال فخ‬
ٍ ‫ض مرحا ِإن َّللا َل ي ِحب كل مخ‬
ِ ‫ش ِفي اْلر‬
ِ ‫اس وَل تم‬
ِ
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong)
dan janganlah berjalan dibumi dengan angkuh, sungguh Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membanggakan diri”.21 (Qs.
Luqmān/31:18)
Ayat ini selaras dengan ayat-ayat lain seperti: Allah SWT berfirman
dalam al-Qur’an Surat al-Anfāl (8) ayat 47:

‫اس‬‫الن‬ َ ‫ين َخ َر ُجوا م ْن ِدياره ْم َب َط ًرا َور‬


َّ ‫ئاء‬ َ ‫َوَل َت ُك ُونوا َك َّالذ‬
ِ
ِ ِ ِ ِ ِ

Al-Zamakhsyari, Tafsīr Al-Kasyāf, 496.


18
19
Latifatul Umamah, Misteri di Balik Penamaan Surat-surat al-Qur’an, cet. I
(Yogyakarta: Diva Press, 2017), 210.
20
Syamsudin Abū Abdillah al-Qurṭubi, Al-Jami‘ al- Ahkām al-Qur’an, 68.
21
Qur’an Kemenag, Juz 21, 412.
45

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung


halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (riya).”22 (Qs. Al-
Alfāl/8:47).
Adapun terdapat pada Surat lain, Allah SWT berfirman dalam al-
Qur’an Surat Isrā’ (17) ayat 37:
ً ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َّ ً َ َ ْ َ ْ َْ َ
‫ال طوَل‬ ‫ض مرحا ِإنك لن تخ ِرق اْلرض ولن تبلغ ال ِجب‬ ِ ‫ش ِفي اْلر‬
ِ ‫َل تم‬
“Janganlah kamu berjalan dibumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya
kamu tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang
setinggi gunung”. 23(Qs. Isrā’/17:37).

Adapun terdapat hadis yang selaras dengan ayat yang di atas: 24


َ ُ َ ْ َّ َ َ ُ ُ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ
‫ َوَل َي ِح ُّل ِْل ْس ِل ٍم أ ْن َي ْه ُج َر‬,‫َّللا ِإخ َو ًانا‬
ِ ‫َل تباغضوا وَل تدابروا وَل تحاسدوا وكونوا ِعباد‬
ََ َ َ َ َ
)‫أخ ُاه ف ْوق ثال ٍث (رواه البخاري‬
”Janganlah membenci, membelakangi dan mendengki, namun jadilah
hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal bagi seorang muslim
untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR. Al-Bukhārī).

Sesungguhnya Allah SWT selalu memperhatikan hambanya di mana


pun berada. Menjaga sholat pada waktunya, menjauhi dari sifat syirik pada
Allah SWT, sabar atas setiap musibah dan kuasa Allah SWT yang
ditetapkan bagi hamba-Nya. Mengajak kebaikan, tawadhu, tidak sombong,
merendahkan nada berbicara, berbakti kepada orang tua dan berbuat baik
kepada mereka. 25 Demikian keagungan pribadi Luqman itu sehingga Allah
SWT menempatkan nasehat-nasehatnya sejajar dengan firman-firman-
Nya dan Allah menyebutkan nasehat-nasehat tersebut dalam ayat-ayat al-
Qur’an.

22
Qur’an Kemenag, Juz 10, 183.
23
Qur’an Kemenag, Juz 15, 285.
24
Muhammad bin Isma‘il al-Bukhori, Ṣaḥῑḥ al-Bukhori, Juz 15, cet. I (Mesir: Dār Ṭūq
al-Najāh, 1422 H), 277.
25
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, Jilid 14, cet. I (Jakarta: Al-Huda, 2008),
270.
46

Luqman tidak hanya memiliki keistimewaan dalam nasihat-nasihatnya,


melainkan ia pun mempunyai akhlak dan keteladaan yang baik, hikmah
yang Allah SWT berikan menjadikan Luqman memiliki sifat bijaksana
yang berasal dari kesucian dan kesalehan, maka ucapan-ucapan Ilahi akan
terucap melalui lidahnya dan ia akan mengucapkan hal yang disenangi
oleh Allah SWT dan ia pun akan berfikir dengan cara yang sama yang
dibenarkan oleh Allah SWT.26
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān (31) ayat 12:
َ ُ ْ َ ُ ْ ‫َََ ْ ََْ ُْ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ه‬
‫ّلِل ۚ َو َمن َيشك ْر ف ِإ َّن َما َيشك ُر ِل َن ْف ِس ِهۦ ۖ َو َمن ك َف َر‬
ِ ِ ‫ولقد َءاتينا لق ٰمن ال ِحك َمة أ ِن اشك ْر‬
)12( ‫يد‬ َ ‫َفإ َّن‬
ٌ ‫هللا َغن ٌّى َحم‬
ِ ِ ِ
“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu:
Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah),
maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa
tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha
Terpuji.” (Qs. Luqmān/31:12).

Dalam salah satu hadis riwayat Imam Mūsa bin Ja’far berkata kepada
Hisyam bin Hakam tentang tafsir ayat di atas maksud di hikmah adalah
pemahaman dan akal.” 27 Adapun dalam hadis lainnya yang berkenaan
dengan penafsiran ayat di atas riwayat Imam Ja’far Shadiq berkata,
“Luqman mengetahui pemimpin pada masanya”.28
Penjelasan pada ayat di atas bahwasannya banyak makna kata yang
disebutkan, seperti: mengetahui rahasia yang orang lain belum tentu
mengetahuinya, mengetahui kebenaran di dalam al-Qur’an, berhati-hati
dalam ucapan dan perbuatan, dan menjalankan apa yang sudah Allah SWT
perintahkan untuk hamba_Nya. Kemudian kebijaksanaan yang dibahas

Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, 271.


26

Abū Ja‘far Muhammad bin Ya‘qub al-Kulaini, Uṣūl al-Kāfī, 13.


27
28
Abdul Ali bin Jum‘ah al-‘Arusi Huwaizi, Tafsir Nur al-Ṣaqalain, Jilid 4 (Bairūt:
Maṭbu‘at al-‘Ilmiyah, 1383 H), 196.
47

dalam al-Qur’an dan Allah SWT berikan kepada Luqman adalah


“serangkaian makrifat, ilmu pengetahuan, moralitas yang jujur dan shaleh,
cahaya dan petunjuk.”
Menurut riwayat Imam Ja’far Ṣādiq “Kebijaksanaan yang dicapai
Luqman bukan disebabkan oleh kekayaan, keindahan (wajah), dan garis
keturunan, melainkan Luqman adalah seorang yang shaleh, baik,
bersahaja, dan simpatik. Apabila ada dua orang yang saling bertengkar dan
bermusuhan, maka ia akan mendamaikan mereka”. Kemudian terdapat
riwayat lain dalam kitab al-Mizan, Rasulullah SAW bersabda “Luqman
bukanlah Nabi Allah, namun dia adalah seorang hamba Allah yang banyak
merenung dan benar-benar beriman kepada Allah. Luqman mencintai
Allah SWT yang Maha Kuasa dan Allah SWT juga mencintainya dan
menganugerahinya kebijaksanaan”.29
Lantaran dari kebijaksaan inilah Luqman senantiasa bersyukur kepada
Allah SWT atas apa yang telah diberikan kepadanya dan mengetahui
tujuan dan dapat memanfaatkan segala anugerah yang Allah SWT berikan
sesuai dengan tujuan. 30 Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat
Luqmān ayat 12-13:
َ ُ ْ َ ُ ْ ‫َََ ْ َ ََْ ُْ ٰ َ ْ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ه‬
‫ّلِل ۚ َو َمن َيشك ْر ف ِإ َّن َما َيشك ُر ِل َن ْف ِس ِهۦ ۖ َو َمن ك َف َر‬
ِ ِ ‫ولقد ءاتينا لقمن ال ِحكمة أ ِن اشكر‬
َ
ْ ْ ُ َ ُ ٰ ُ َ َ ُ َ ْ ُ ْ ُ َ ‫ َوإ ْذ َق‬. ‫يد‬
ُ َ ‫َفإ َّن‬
ٌ ‫هللا َغن ٌّى َحم‬
‫اهلل ۖ ِإ َّن ال ِش ْر َك‬
ِ ‫ال لق ٰمن َِلب ِن ِهۦ وهو ي ِعظ ۥه يبن َّى َل تش ِرك ِب‬ ِ ِ ِ ِ
ٌ. ‫َل ُظ ْل ٌم َع ِظيم‬
“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu:
“bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya,
Maha Terpuji.” Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika
dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau

29
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, 273.
30
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, 272
48

mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Qs.


Luqmān/31:12-13).

C. Sebab Luqman Mendapatkan Hikmah

Data Penelitian Kitab-kitab Tafsir


No. Kitab Tafsir Kandungan Surat Tafsir Ayat yang Makna Hikmah
Luqmān Secara Terkait (12-19)
Umum
1. Tafsir Jāmi‘ al- Al-Qur’an adalah Allah SWT Makna Hikmah ialah
Bayān (Karya Al- petunjuk dan memberikan pemahaman, fikiran,
Hikmah kepada
Thabari) rahmat bagi orang- Luqman karena dan kebenaran dalam
orang kebaikan, bersyukur kepada ucapan. Yaitu
Allah SWT,
yaitu yang “barang siapa yang pemahaman dalam
mendirikan sholat, bersyukur atas agama, kebenaran
karunia Allah SWT
menjalankan segala yang selalu
maka dia bersyukur
perintah Allah atas dirinya sendiri, menjalankan
SWT dan menjauhi maka dari itulah amanah, dan selalu
Luqman
yang munkar, serta memberikan besyukur atas
bersyukur atas nasehat kepada karunia dari Allah
anaknya, di
karunia yang telah SWT, karena
antaranya: jangan
Allah SWT berikan mempesekutukan bersyukur kepada
dan bagi mereka Allah, berbuat baik Allah SWT adalah
kepada kedua orang
yang mempercayai tua apalagi sebagian dari
hari akhir (kiamat), terhadap ibu yang Hikmah.
telah mengandung
karna pada
dan menyapihnya,
dasarnya semuanya menjalankan segala
akan kembali sesuai perintah Allah
SWT yakni sholat,
49

amal perbuatan dan tidak boleh


semasa hidupnya. sombong,
sederhanakan
dalam berjalan
tidak dengan
angkuh serta
lunakkanlah suara,
karena seburuk-
buruknya suara
ialah suara keledai.
2. Tafsir Nurul Al-Qur’an adalah Hikmah kepada Hikmah adalah suatu
Qur’an, karya petunjuk dan Luqman karena pengetahuan yang
(Kamal Faqih rahmat bagi orang- bersyukur kepada dapat diraih dengan
Imani)
orang kebaikan, Allah SWT, adanya hidayah dari
yaitu yang “barang siapa yang Allah SWT, dan
mendirikan sholat, bersyukur atas melalui perenungan
menjalankan segala karunia Allah SWT sepenuhnya terhadap
perintah Allah maka dia bersyukur segala keberadaan di
SWT dan menjauhi atas dirinya sendiri, dunia ini serta
yang munkar, serta maka dari itulah penemuan
bersyukur atas Luqman kebenaran, serta
karunia yang telah memberikan keshalehan yang
Allah SWT berikan nasehat kepada membuat mengabdi
dan bagi mereka anaknya, di kepada Allah SWT,
yang mempercayai antaranya: jangan karena puncak dari
hari akhir (kiamat), mempesekutukan hikmah ialah
karna pada Allah, berbuat baik mengabdi kepada
dasarnya semuanya kepada kedua orang Allah SWT dan
akan kembali sesuai tua apalagi terhadap benar-benar
ibu yang telah
50

amal perbuatan mengandung dan menjauhi yang


semasa hidupnya. menyapihnya, munkar.
menjalankan segala
perintah Allah SWT
yakni sholat, dan
tidak boleh
sombong,
sederhanakan
dalam berjalan
tidak dengan
angkuh serta
lunakkanlah suara,
karena seburuk-
buruknya suara
ialah suara keledai.
3. al Tafsīr al -Waṣit Al-Qur’an adalah Hikmah kepada Hikmah adalah
li al-Qur’an al petunjuk dan Luqman karena mendapatkan ilmu
Karīm, katya rahmat bagi orang- bersyukur kepada yang bermanfaat
(Muhammad Sayid
orang kebaikan, Allah SWT, berupa akal dan
Ṭanṭāwi)
yaitu yang “barang siapa yang pemahaman yang
mendirikan sholat, bersyukur atas istimewa, kemudian
menjalankan segala karunia Allah SWT dapat
perintah Allah maka dia bersyukur mengaplikasikannya
SWT dan menjauhi atas dirinya sendiri, dikehidupan sendiri.
yang munkar, serta maka dari itulah
bersyukur atas Luqman
karunia yang telah memberikan
51

Allah SWT berikan nasehat kepada


dan bagi mereka anaknya, di
yang mempercayai antaranya: jangan
hari akhir (kiamat), mempesekutukan
karna pada Allah, berbuat baik
dasarnya semuanya kepada kedua orang
akan kembali sesuai tua apalagi terhadap
amal perbuatan ibu yang telah
semasa hidupnya. mengandung dan
menyapihnya,
menjalankan segala
perintah Allah SWT
yakni sholat, dan
tidak boleh
sombong,
sederhanakan
dalam berjalan
tidak dengan
angkuh serta
lunakkanlah suara,
karena seburuk-
buruknya suara
ialah suara keledai.
4. al-Tafsīr al-Munīr, Al-Qur’an adalah Hikmah kepada Hikmah adalah
karya (Wahbah bin petunjuk dan Luqman karena kesempurnaan jiwa
Muṣṭafa al-Zuhaili) rahmat bagi orang- bersyukur kepada seseorang yang
orang kebaikan, Allah SWT, disandingkan dengan
52

yaitu yang “barang siapa yang ilmu yang nyata dan


mendirikan sholat, bersyukur atas perbuatan yang telah
menjalankan segala karunia Allah SWT sempurna di tambah
perintah Allah maka dia bersyukur dengan perbuatan
SWT dan menjauhi atas dirinya sendiri, yang lain.
yang munkar, serta maka dari itulah
bersyukur atas Luqman
karunia yang telah memberikan
Allah SWT berikan nasehat kepada
dan bagi mereka anaknya, di
yang mempercayai antaranya: jangan
hari akhir (kiamat), mempesekutukan
karna pada Allah, berbuat baik
dasarnya semuanya kepada kedua orang
akan kembali sesuai tua apalagi terhadap
amal perbuatan ibu yang telah
semasa hidupnya. mengandung dan
menyapihnya,
menjalankan segala
perintah Allah SWT
yakni sholat, dan
tidak boleh
sombong,
sederhanakan
dalam berjalan
tidak dengan
angkuh serta
53

lunakkanlah suara,
karena seburuk-
buruknya suara
ialah suara keledai
5. Tafsir al-Quthubi, Al-Qur’an adalah Hikmah kepada Hikmah ialah
karya Al-Qurthubi petunjuk dan Luqman karena ‫يمم‬ ‫قلكمم‬ ‫(الصممممكمم‬
rahmat bagi orang- bersyukur kepada )‫فاع ه‬
orang kebaikan, Allah SWT, yang memiliki arti
yaitu yang “barang siapa yang “Diam itu Hikmah,
mendirikan sholat, bersyukur atas namun sedikit yang
menjalankan segala karunia Allah SWT melakukan”
perintah Allah maka dia bersyukur
SWT dan menjauhi atas dirinya sendiri,
yang munkar, serta maka dari itulah
bersyukur atas Luqman
karunia yang telah memberikan
Allah SWT berikan nasehat kepada
dan bagi mereka anaknya, di
yang mempercayai antaranya: jangan
hari akhir (kiamat), mempesekutukan
karna pada Allah, berbuat baik
dasarnya semuanya kepada kedua orang
akan kembali sesuai tua apalagi terhadap
amal perbuatan ibu yang telah
semasa hidupnya. mengandung dan
menyapihnya,
menjalankan segala
54

perintah Allah SWT


yakni sholat, dan
tidak boleh
sombong,
sederhanakan
dalam berjalan
tidak dengan
angkuh serta
lunakkanlah suara,
karena seburuk-
buruknya suara
ialah suara keledai

Dari data di atas tidak ada perbedaan dari segi kandungan surat Luqman
secara umum, maupun tafsir ayat yang terkait yaitu ayat 12-19, dan
Hikmah tersebut Allah SWT berikan kepada Luqman karena Luqman
memiliki pemahaman dan selalu berfikir dalam apapun yang ada di dunia
ini, menjalankan amanah serta selalu bersyukur atas karunia yang Allah
SWT, dan mengabdi penuh kepada Allah SWT yaitu menjauhi perbuatan
yang munkar dan selalu menjalankan perintah-Nya.

1. Pengertian Hikmah
Hikmah adalah suatu pengetahuan yang dapat diraih dengan adanya
hidayah dari Allah SWT, dan melalui perenungan sepenuhnya terhadap
segala keberadaan di dunia ini serta penemuan kebenaran, hidayah dan
keshalehan.31 Kata hikmah didalam al-Qur’an terdapat 31 pada 19 Surat,

31
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, 275-276.
55

yaitu: (Qs. Al-Baqarah/2:129, 151, 231, 251, 269), (Qs. Ᾱli ‘Imrān/3:48,
58, 79, 81, 164), (Qs. Al-Nisā’/4:54, 113), (Qs. Al-Māidah/5:110), (Qs.
Al-An‘ām/6:89), (Qs. Yūnus/10:1), (Qs. Al-Naḥl/16:125), (Qs. Al-
Isrā’/17:39), (Qs. Maryam/19:12), (Qs. Al-Anbiyā’/21:74, 79), (Qs. Al-
Qaṣaṣ/28:14), (Qs. Luqmān/31:2, 12), (Qs. Al-Aḥzāb/33:34), (Qs. Yā-
Sīn/36:2), (Qs. Ṣād/38:20), (Qs. Al-Zukhruf/43:4, 63), (Qs. Al-
Dukhān/44:4), (Qs. Al-Qamar/54:5), dan (Qs. Al-Jumu‘ah/62:2).
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat Luqmān/31 ayat 12:
َ ْ ْ ُ َ ََ
‫َولق ْد َءات ْي َنا ل ْق ٰم َن ال ِحك َمة‬
“Kami telah memberikan hikmah kepada Luqman”. (Qs. Luqmān/31:12).

Makna hikmah menurut Syaikh Tanthowi adalah mendapatkan ilmu


yang bermanfaat berupa akal dan pemahaman yang istimewa, kemudian
dapat mengaplikasikannya dikehidupan sendiri. Kemudian ketika
menyikapi ayat 12 tersebut, syeikh Tanthowi mengatakan “seakan-akan
Allah SWT memberikan kepada seorang hamba (Luqman) dengan sebuah
keutamaan berupa ilmu yang bermanfaat dan ia juga mampu
mengaplikasikannya.32

Hikmah menurut Imam Baqir berkata, “Hikmah adalah sebuah konsep,


pengetahuan dan pengenalan yang mendalam, pengetahuan yang membuat
manusia mengabdi kepada Allah SWT dan utusan Allah SWT serta
menjauhkannya dari melakukan dosa besar.” Sedangkan menurut Imam
Ja’far Shadiq berkata, “Puncak hikmah adalah ibadah kepada Allah
SWT.”33 Kemudian menurut pandangan Wahbah az-Zuhaili, Hikmah

32
Muhammad Sayyid Ṭanṭāwi, al-Tafsīr al -Waṣit li al-Qur’an al Karīm, Juz 11 cet.
1 (Mesir: Dār Nahḍoḥ, 1997), 117.
33
Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, 276.
56

adalah kesempurnaan jiwa seseorang yang disandingkan dengan ilmu yang


nyata dan perbuatan yang telah sempurna di tambah dengan perbuatan yang
lain.34 Dari penjelasan di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
hikmah adalah akal (kecerdasan), fikih (pemahaman agama), ilmu yang
bermanfaat serta kesempurnaan hatinya yang mana dapat
mengaplikasikannya khususnya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu hikmah yang dimiliki oleh Luqman diantaranya: Suatu
ketika ia menemani Nabi Daud AS selama satu bulan lamanya, pernah satu
kali Nabi Daud AS menjahit baju perang yang terbuat dari besi. Ketika itu,
Luqman hendak bertanya kepada Nabi Daud AS (tentang apa yang sedang
dia lakukan), namun hikmah membimbingnya untuk diam. Maka Luqman
pun diam.
Setelah selesai membuat baju perang tersebut dan menggunakannya,
Nabi Daud a.s berkata: “ baju perang paling baik adalah kamu.” Maka
Luqman berkata diam itu adalah bijaksana.35 Dari penggalan kisah ini
muncul sebuah ungkapan )‫ي فاع ه‬ ‫ (الصك قلك‬yang memiliki arti “Diam
itu Hikmah, namun sedikit yang melakukan”. Kemudian Nabi Daud a.s
menyikapi: “Pantas saja kau di juluki al-Hakim.
Kemudian contoh hikmah lain ketika Nabi Daud AS bertanya kepada
Luqman al-Hakim “bagaimana pagimu hari ini wahai Luqman?”
Kemudian Luqman menjawab “pagiku ditangan orang lain.” Sontak
seketika Nabi Daud AS berfikir dan tiba-tiba petir menyambar. Kemudian
dalam kisah lain, Luqman diperintahkan oleh majikannya untuk
menyembelih seekor kambing. Kemudian Luqman membawakan dua pot

34
Wahbah bin Muṣṭafa al-Zuhaili, al-Tafsīr al-Munīr, Juz 21 (Mesir: Dār al-Fiqr, 1418
H), 143.
35
Al-Qurṭubi, Al-Tafsīr al-Qurṭubi, Juz 1, cet. I (Jakarta: Pustaka Azzam. 2009), 148.
57

ong daging terbaik yaitu lidah dan hati. Luqman diperintahkan kembali
untuk menyembelih kambing dilain waktu. Namun, kali ini Luqman
membawakan dua potong seburuk-buruknya daging. Lalu majikannya
bertanya tentang hal tersebut, Luqman pun menjawab “Apa yang kita lihat
buruk belum tentu itu buruk disisi Tuhan, begitupun sebaliknya. Apa yang
kita lihat baik belum tentu itu baik disisi Tuhan.”36 Ungkapan diatas selaras
dengan firman Allah dalam Surat al-Baqarah (2) ayat 216.
َ َُ َ َ َْ َ َُ ُ ُ ‫ُك ِت َب َع َل ْي ُك ُم ْال ِق َت‬
‫ال َو ُه َو ك ْر ٌه لك ْم ۖ َو َع َس ٰى أ ْن تك َر ُهوا ش ْي ًئا َو ُه َو خ ْي ٌر لك ْم ۖ َو َع َس ٰى أ ْن‬
َ َ َ َ َ ُ َّ َ ْ ُ َ ٌّ َ َ ُ َ ً ْ َ ُّ ُ
‫َّللا َي ْعل ُم َوأ ْن ُت ْم َلت ْعل ُمو َن‬ ‫ت ِحبوا شيئا وهو شر لكم و‬
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu.
Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu,
dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah
Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-
Baqarah/2:216).

2. Rahasia Hikmah Luqman al-Hakim


Allah SWT telah memilih Luqman sebagai seseorang yang di
anugerahkan keistimewaan berupa hikmahnya. Semua Nabi dan Rasul
mendapatkan hikmah namun tidak semua ahli hikmah itu Nabi, sedangkan
Luqman bukanlah seorang Nabi ataupun Rasul. Lalu apa rahasia Luqman
untuk mendapatkan hikmah itu?
No. Periwayat Rahasa Hikmah Luqman al-Hakim
1. Abū Darda Luqman diberikan hikmah bukan
karena kekayaan, keturunan,
kedudukan ataupun derajat, tetapi
berkat kemampuannya mengendalikan
diri, tidak banyak bercicara, pemikir,

36
Abū Sa’ud al-‘Amadi, Al-Tafsīr Abi Sa’ud ,Juz 5 (Mesir: Dār Ihya al-Turotṣ
al’arabi), 295.
58

mengamati segala sesuatu, dan tidak


pernah tidur pada siang hari. Selain itu,
tidak seorang pun pernah melihatnya
meludah, membersihkan
tenggorokkannya, memenuhi
panggilan alam, tidak mandi
disembarang tempat, dan tidak tertawa
terbahak-bahak.
2. Jabir Luqman diberikan hikmah karena
berbicara yang benar, menjalankan
amah dengan baik, meninggalkan yang
tidak bermaanfaat.
3. Abdullah bin Luqman mendapatkan hikmah karena
Wahab ia menjaga pandangannya, menjaga
lisannya, menjaga makanannya,
menjaga kehormatannya, berkata jujur,
selalu menepati janjinya, menghormati
tamu, menjaga hubungan baik dengan
tetangga (silaturrahmi), dan
meninggalkan yang tidak bermanfaat.
4. Muhammad bin beliau berkata tentang Surat Luqmān
‘amr ayat 12 ialah pemberian dari Allah
SWT berupa pemahaman dalam
permasalah fiqih, akal yang kuat dan
penempatan ucapan yang benar.
59

Ibnu Abi Hatim menjelaskan dari riwayat Abū Darda bahwasannya


Luqman diberikan hikmah bukan karena kekayaan, keturunan, kedudukan
ataupun derajat, tetapi berkat kemampuannya mengendalikan diri, tidak
banyak bercicara, pemikir, mengamati segala sesuatu, dan tidak pernah
tidur pada siang hari. Selain itu, tidak seorang pun pernah melihatnya
meludah, membersihkan tenggorokkannya, memenuhi panggilan alam,
tidak mandi disembarang tempat, dan tidak tertawa terbahak-bahak.
Kemudian Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Jabir bahwasannya Luqman
diberikan hikmah karena berbicara yang benar, menjalankan amah dengan
baik, meninggalkan yang tidak bermaanfaat.37
Luqman adalah seorang yang penuh perasaan dan benar-benar
berpengalaman, ia tidak menangis ketika semua anaknya meninggal dunia.
Ia sering kali menjadi mediator diantara para putri dan pejabat berwenang,
serta senantiasa memberikan nasehat yang baik kepada orang lain.38
Dalam riwayat lain juga dijelaskan menurut Abdullah bin Wahab,
Luqman mendapatkan hikmah karena ia menjaga pandangannya, menjaga
lisannya, menjaga makanannya, menjaga kehormatannya, berkata jujur,
selalu menepati janjinya, menghormati tamu, menjaga hubungan baik
dengan tetangga (silaturrahmi), dan meninggalkan yang tidak bermanfaat
baginya.39 Kemudian Riwayat Muhammad bin ‘amr dari para mujahid,
beliau berkata tentang Surat Luqmān ayat 12 ialah pemberian dari Allah
SWT berupa pemahaman dalam permasalah fiqih, akal yang kuat dan
penempatan ucapan yang bagus namun semuanya itu bukan termasuk

37
Ismail bin ‘Umar bin Katsir, Tafsir Ibn Katsir, Juz 6 (Mesir: Dār Thoyibah, 1999),
334.
38
Latifatul Umamah, Misteri di Balik Penamaan Surat-surat al-Qur’an, cet. I
(Yogyakarta: Diva Press, 2017), 210.
39
Ismā‘il bin ‘Umar bin Katsir, Tafsir Ibn Kaṡir, Juz 6 (Mesir: Dār Thoyibah, 1999),
334.
60

tanda-tanda kenabian.40 Ada pula dari riwayat lain yang menyatakan


bahwa Luqman untuk mendapatkan hikmah berguru kepada kurang lebih
seribu orang Nabi, dan seribu orang Nabi pula berguru kepadananya.41
Adapun dari Sa’id bin Musayyab memiliki dua riwayat: Riwayat pertama
dari Ibnu Abbas yakni Luqman diberikan hikmah karena ketetapan dalam
ketauhidanannya serta pemahaman dalam urusan agama, kemudian
menurut riwayat kedua dari Ibnu ‘Umar, Luqman diberikan hikmah karena
hamba yang banyak berfikir.42 Dari riwayat-riwayat di atas, penulis
menyimpilkan dari beberapa penjelasan hal-hal yang menyebabkan
Luqman mendapatkan hikmah adalah: 1) Banyak merenungi atau berfikir
secara mendalam. 2) Berbicara yang benar. 3) Menjalankan amanah. 4)
Menjaga Pandangan. 5) Menjaga kehormatannya. 6) Selalu menepati
janjinya. 7) Meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat. 8) Sedikit
berbicara. 9) Menjaga makanan yang ia makan sehari-hari. 10)
Memuliakan tamu yang datang kerumahnya. 11) Menjaga tali silaturrahmi
dengan tetangganya. 12) Tidak pernah tidur siang. 13) Tidak mandi dan
membuang air sembarangan. 14) Tidak meludah dan membuang dahak
sembarangan. 15) Tidak suka tertawa terbahak-bahak.

Abū Ja‘far al Ṭabari, Jami’ al-Bayān fi al-Ta’wili ay al-Qur’an, tahqiq: Aḥmad


40

Muḥammad Syakῑr, Juz 20 (Mesir: Muassasah al-Risālah, 2000), 134.


41
Ahmad bin Muhammad bin Al-Mahdi as-Syażili, Al-Baḥru al-Madīd, Juz 5, cet. II
(Mesir : Dār al-Kutub al-‘Ilmi, 2002), 551.
42
Abū ‘Abdillah Syamsudin al-Qurṭubi, Tafsīr al-Qurṭubi, Juz 14 (Mesir: Dār al-
Kutub al-Misriyah, 1964), 59.
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi jawaban atas permasalahan yang diangkat. Pada bagian
ini pula penulis merekomendasikan untuk penelitian lebih lanjut, dan
menyarankan pemanfaatan praktis hasil penelitian ini. Pemaparan hasil
dan rekomendasi penelitian lanjutan terangkum dalam sub bab
kesimpulan, dan saran.
A. Kesimpulan
Penjelasan demi penjelasan yang telah penulis paparkan, penulis
mengambil poin atau inti Luqman al-Hakim adalah hamba Allah yang
berkulit hitam, memiliki bibir tebal, serta seorang tukang kayu sekaligus
penggembala. Ia memiliki keistimewaan yang orang lain tidak
memilikinya, salah satunya adalah dengan perkataannya berupa nasihat-
nasihat yang diterima oleh banyak orang, sehingga Allah SWT menjadikan
namanya sebagai salah satu nama surat dalam Al-Qur’an. Nasehat-
nasehatnya dijadikan panutan untuk mendidik anak, tidak hanya itu
Luqman juga ditawari oleh Allah SWT menjadi Nabi atau hikmah, akan
tetapi Luqman memilih hikmah. Kemudian, hikmah yang Allah SWT
berikan menjadikan Luqman memiliki sifat bijaksana yang berasal dari
kesucian dan kesalehan dan ucapan-ucapan, serta mempunyai akhlak dan
keteladaan yang disenangi oleh Allah SWT.
Berdasarkan hasil penelitian pada kitab-kitab tasir, penulis menemukan
bahwa penyebab Lukman mendapatkan Hikmah dari Allah ada 15, yaitu:
1) Banyak merenungi atau berfikir secara mendalam, 2) Berbicara yang
benar, 3) Menjalankan amanah, 4) Menjaga Pandangan, 5) Menjaga
kehormatannya, 6) Selalu menepati janjinya, 7) meninggalkan apa-apa
yang tidak bermanfaat, 8) Sedikit berbicara, 9) Menjaga makanan yang ia

61
62

makan sehari-hari, 10) Memuliakan tamu yang datang kerumahnya, 11)


Menjaga tali silaturrahmi dengan tetangganya, 12) Tidak pernah tidur
siang, 13) Tidak mandi dan membuang air sembarangan, 14) Tidak
meludah dan membuang dahak semabarangan, 15) Tidak suka tertawa
terbahak-bahak dan disenangi oleh Allah SWT, maka dari itu lah Luqman
mendapatkan keistimewaan berupa hikmah.

B. Saran-saran
Dalam skripsi ini penulis memberikan saran kepada penulis selanjutnya
untuk mengkaji lebih luas lagi terkait tentang bagaimana kepribadiannya
Luqman serta keluarganya. Penulis masih banyak kekurangannya, dan
semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat umumnya bagi pembaca
dan khususnya bagi penulis sendiri
DAFTAR PUSTAKA

Al-‘Amadi, Abū Sa‘ūd. Al-Tafsīr Abī Sa’ud ,Juz 5. Mesir: Dār Ihya al-
Turotṣ al’arabi.

Al-Athas, Ali bin Hasan Nasehat Luqman Hakim Untuk Generasi


Muda, cet. I. Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1993.

‘Ali, Abī Hafṡ Umar bin. al- Lubāb Fī ‘Ulum al-Kitāb, Juz 15. Bairūt:
Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1998).

Amaliya, Novi Dian. “Pendidikan Keluarga dalam al-Qur’an Surat


Luqmān ayat 17.” Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri
Salatiga, 2017.

Arini, Amiratun. “Nilai Edukatif Dalam al-Qur’an Surah Luqman Ayat


12-19” (Skripsi., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
2016),

Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2005.

Al-Bukhāri, Muhammad bin Isma‘il. Ṣohih al-Bukhāri, Juz 15, cet. I.


Mesir: Dār Ṭūq al-Najāh, 1422 H.

Chirzin, Muhammad. Al-Qur’an dan Ulum al-Qur’an, cet. I.


Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1998.

_______. Mengerti Asbabun Nuzul, Jakarta: Zaman, 2015.

Fauziyah, Rizki. “Heman Dalam aL-Qur’an: Studi Munāsabah Nama


Hewan Sebagai Nama Surat Dalam al-Qur’an.” Skripsi S1.,
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2019.

Al-Ghamidi, Abdullah. Namanya Luqman al-Hakim, terj. Imam Khoiri


Yogyakarta: Diva Press, 2008

Al-Ghazali, Muhammad. Al-Maḥāwir al-Khamsah li al-Qur’an al-


Karīm Kairo: Dār al-Surūq.

HAMKA, Tafsir Al-Azhar, Juz 21, Jakarta: Putra Panjimas, 1982.

63
64

Al-Harafi, Salamah Muhammad. Buku Pintar Sejarah dan Peradaban


Islam. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2016.

Huwaizi, Abdul Ali bin Jum‘ah al-‘Arusi. Tafsīr Nūr al-Ṡaqalain, Jilid
4. Bairūt: Maṭbu‘ah al-‘Ilmiyah, 1383 H.

Imani, Kamal Faqih Tafsir Nurul Qur’an, jilid 14, cet.I. Jakarta: Al-
Huda, 2008).

Al-Janbaz, Muhammad Munir, “Ahdaf al-qissoh fii al-qur’an,”


Diakses, Maret 2020, https://www.alukah.net/sharia/0/122621/.

Kaṡīr, Ibn. Al-Tafsīr al-Qur‘an al-‘Aẓīm, Juz 6, cet. I. Mesir: Dār al-
Kutub al-‘Ilmiyah, 1419 H.

Kaṡīr, Ismā‘īl bin ‘Umar bin. Tafsīr Ibn Kaṡīr, Juz 6. Mesir: Dār
Ṭayibah, 1999.

Al-Khalidy, Shalah. Kisah-Kisah al-Qur’an Pelajaran dari Orang-


Orang Dahulu, Jilid 1, cet. I. Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Al-Kulaini, Abū Ja‘far Muhammad bin Ya‘qub. Uṣūl al-Kāfī. Bairūt:


Dār al-hadiṡ.

Al-Maragi, Ahmad Muṣtafa. Tafsīr al-Maragi, Juz 19. Kairo: Dār Iḥya
al-Turoṡ al-‘Arabi.

Nadihah, Nurul. “Keteladanan Maryam dalam kisah al-Qur’an.” Skripsi


S1., Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2016.

Narimawati, Umi. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif:


Teori dan Aplikasi. Jakarta: Tarsita, 2008.

Pemilu, Anik. Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan (Panduan


Lengkap Cara Didik Anak untuk Orang Tua), cet. II. Yogyakarta:
Citra Media, 2007.

Qardhawi, Yūsuf . Berinteraksi dengan al-Qur’an (Jakarta; Gema


Insani Press, 1999).
65

_______. Berdialog dengan Al-Qur’an (Memahami Pesan Kitab Suci


dalam Kehidupan Masa Kini), terj. Kayla Nata’amal Ma’al-
Qur’ani, cet. III. Bandung: Mizan, 1997.

Al-Qaṭṭān, Manna’ Khalil. Mabāhis fī ‘Ulum al- Qur’an. Mesir: Maktab


al-Ma‘ārif, 2000.

_______. Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an, terj. Mudzakir AS. Bogor: Pustaka


Litera AntarNusa, 2013.

Al-Qurṭubi, Syamsudin Abū Abdillah. Al-Jāmi’ al-Ahkam al-Qur’an,


Juz 14, cet. II. Kairo: Dār al-kutub al-Misriyah, 1964 M.

Al-Qurṭubi, Al-Tafsir al-Qurtubi, Juz 14, cet. I. Jakarta: Pustaka


Azzam. 2009.

Qutub, Sayid. al-Taṣwir al-Fanni fī al-Qur’an, Juz 20. Kairo: Dār al-
syurūk, 2002.

Al-Rab‘i, Fāliḥ. Al Qaṣoṣ al-Qur’ani Ru‘yah Fanniyah, cet. I. Mesir: al-


Ṡaqofiyah.

Rahman, Jamal Abdur. Tahapan Mendidik Anak: Teladan Rasulullah


SAW. Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005.

Rofiah, Nurul Hidayati. “Kisah-kisah Dalam Al-Qur’an dan


Relevansinya Dalam Pendidikan Anak Usia SD/MI, PGSD FKIP
UAD”, vol.3, no.2 (Oktober 2020). 1-13.

Al-Ṣabuni, Muhammad Ali. Rawā‘u al-Bayān, Juz 2, cet. III. Kairo:


Maktabah al-Gazalī, 1980.

Sahal, Ahmad. “Nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Luqman al-


Hakim (kajian tafsir Surat Luqmān ayat 12-14).” Skripsi S1.,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Salim, Agus. “Nilai-nilai pendidikan dalam Surat Luqmān (Analisis S


urat Luqmān ayat 12-19).” Skripsi S1., Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Sarina. “Konsep Pendidikan Anak Dalam al-Qur’an Surat Luqmān ayat


13-19 (Telaah Pemikiran Quraish Shihab dalam Tafsir al-
66

Misbah).” Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Alauddin


Makassar, 2017.

Shihab, M. Quraish. Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama al-Qur’an,


cet.I. Bandung: Mizan, 2007.

_______. Kaidah Tafsir. Tangerang: Lentera Hati, 2013.

Siregar, Hirayani. “Pendidikan Keluarga dalam Al-Qur’an Surat Ali


Imran.” Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan, 2018.

Surachman, Winarto Pengantar penelitian ilmiah: Dasar Metode dasar


teknik. Jakarta: Tarsita, 1990.

Susilawati, Nilai-nilai Pendidikan Melalui Kisah Dalam al-Qur’an.


Vol, 1. No.1. (2016). 23-40.

Syakir, Ahmad. Tafsir Ibn Katsir, Jilid 5, cet. II. Jakarta: Darus Sunnah
Press, 2014.

Al-Syaukani, Fatḥul Qodīr, Juz 5, cet. I. Mesir: Dār Ibn Kaṡīr, 1414 H.

Al-Syażili, Ahmad bin Muhammad bin Al-Mahdi. Al-baḥru al-Madīd,


Juz 5, cet. II. Mesir : Dār al-Kutub al-‘Ilmi, 2002.

Al-Ṭabari, Abū Ja‘far. Jami’ al-Bayān fi al-Ta’wili al Qur’an, tahqiq:


Ahmad Muhammad Syakir, Juz 20. Mesir: Muassasah al-Risālah,
2000.

Ṭanṭāwi, Muhammad Sayid. al Tafsīr al -Waṣit li al-Qur’an al Karīm,


Juz 11 cet. 1. Mesir: Dār Nahḍoḥ, 1997.

Ṭabrisī, Fadl bin Hasan. Majma‘ al-Bayān Fī Tafsīr al-Qur’an, Juz 8


Bairūt: Dār Iḥya al-Turaṡ.

Tṡanaullah, Muhammad. Al-Tafsīr al-Mażhari, Juz 1. Mesir: Dār Iḥya


al-turoṡ al-‘arabi, 2004.

Umamah, Latifatul. Misteri di Balik Penamaan Surat-Surat al-Qur’an,


cet. I. Yogyakarta: Diva Press, 2017.
67

Watt, W. Montgomery. Pengantar Study al-Qur’an, Jakarta: PT Raja


Grafindo, 1995.

Al-Zamakhsyari, Al-Tafsīr Al-Kasyāf, Juz 3, cet. III. Mesir:Dār al-


Kitab al-Robi. 1407 H.

Al-Zuhaili, Wahbah bin Muṣṭafa. Al-Tafsīr al-Munīr, Juz 21, cet. II.
Damaskus: Dār al Fiqr al Mu‘āsir, 1418 H.
Amiratun Arini, “Nilai Edukatif Dalam al-Qur’an Surah Luqman Ayat 12-19”
(Skripsi., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016),

Anda mungkin juga menyukai