Skripsi
Oleh:
Siti Nafisah
11150340000189
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Siti Nafisah
11150340000189
Dosen Pembimbing
Syahrullah, MA.
NIP: 197808182009011016
i
PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Pembimbing,
Syahrullah, MA.
NIP. 19780818 200901 1 016
iii
ABSTRAK
Siti Nafisah
“Kisah Nabi Sulaiman a.s dalam Buku Cerita Anak: Studi Analisis
atas Kisah Nabi dalam Al-Qur’an”
Terdapat banyak kisah-kisah Nabi yang ada di dalam buku cerita
anak yang menggambarkan dan menceritakan sesuatu yang tidak tertulis
sebagaimana yang tertulis di al-Qur‘an. Ada hal yang kurang atau kurang
tepat dalam menyikapi kisah Nabi dalam al-Qur‘an yang banyak
diadaptasi menjadi buku cerita anak.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif analisis dan merupakan penelitian kepustakaan (library
research). Jenis penelitian ini kualitatif sesuai untuk diterapkan pada
penelitian ini, karena penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan
secara komprehensif sumber-sumber kepustakaan, dan digunakan untuk
menjawab pokok permasalahan yang telah dirumuskan.
Penyajian Kisah Nabi Sulaiman a.s oleh Iwok Abqary cukup
sederhana dan dapat dengan mudah dipahami. Meski belum sesederhana
yang diharapkan, tapi bahasa penulisannya cukup bisa dipahami anak-
anak usia dasar dan pra-sekolah. Penggambaran dalam buku cerita karya
Iwok Abqary juga tidak asal, para nabi dan rasul tidak diwujudkan dalam
gambar. Hanya makhluk hidup yang ada di bumi yang digambarkan secara
jenaka. Para pembaca, yang notabene adalah anak-anak, dapat menjadi
lebih tertarik karena dilengkapi gambar yang full colour. Di dalam buku
Kisah 25 Nabi dan Rasul karya Iwok Abqary belum disajikan poin-poin
penting tentang isi cerita. Jadi, masih butuh peranan orang tua untuk
menjelaskan kepada anak tentang inti cerita sekaligus ibrah apa yang dapat
diambil.
Kata Kunci: Nabi Sulaiman a.s, cerita anak.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur hanya untuk Allah SWT, karena berkat
rahmat nikmat serta anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul ―Studi Analisis Kisah Nabi Sulaiman a.s dalam Buku Cerita
Anak: Komparasi atas Kisah Nabi Sulaiman a.s dalam Tafsir Al-Qur‘an‖
Shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad Saw yang selalu memberi syafaat kepada umatnya dari setiap
lafal shalawat yang terucap.
Penulis sadar bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari
dukungan, arahan dan bantuan banyak pihak, dengan segala kerendahan
hati dan rasa syukur penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA., Selaku Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA., Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Eva Nugraha, MA., Selaku Ketua Program Studi Ilmu al-
Qur‘an Dan Tafsir dan Bapak Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH Selaku
Sekertaris Program Studi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Muslih, Lc., M.Ag., Selaku Dosen Pembimbing akademik
yang telah memberikan banyak nasihat dan kemudahan bagi penulis
dalam mengurus administrasi dan penyelesaian skripsi.
5. Bapak Syahrullah, MA., Selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan
serta mengkoreksi dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh guru besar dan dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan
v
vi
Penulis,
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
1. Konsonan
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin
dapat dilihat pada tabel berikut:
No Huruf Huruf
Keterangan
Arab Latin
1. ا Tidak dilambangkan
2. ب B Be
3. خ T Te
4. ث Ṡ Es dengan titik atas
5. ج J Je
6. ح Ḥ h dengan titik bawah
7. ر KH ka dan ha
8. د D De
9. ذ Ż Z dengan titik atas
10. ر R Er
11. ز Z Zet
12. س S Es
13. ش Sy es dan ya
14. ص Ṣ es dengan titik di bawah
15. ض Ḍ de dengan titik di bawah
16. ط Ṭ te dengan titik di bawah
17. ظ Ż zet dengan titik di bawah
ix
x
a. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti dalam vokal bahasa Indonesia,
terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
b. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
c. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan
huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiah
maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijāl bukan ar-rijāl, al-dīwān bukan
ad- dāwān.
d. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydìd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda tasydìd )َ) dalam alih aksara ini dilambangkan
dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda
syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima
xii
tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-
huruf syamsiyah. Misalnya, kata ( )الضرورجtidak ditulis ad-ḍarūrah
melainkan al-ḏarūrah, demikian seterusnya.
e. Ta Marbūṯah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada
kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut di alih aksarakan menjadi
huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta
marbûah tersebut diikuti oleh kata sifat (na‟t) (lihat contoh 2). Namun,
jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf
tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).
No Kata Arab Alih Aksara
1 طريقح Ṭarīqah
2 الجاهعح اإلسالهيح al-Jāmi‗ah al-Islāmiyyah
3 وددج الىجىد Waḥdat al-wujūd
f. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf tidak dikenal, dalam alih
aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti
ketentuan yang berlaku dalam Ejan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain
untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama
bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang,
maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abū Hāmid al-
Ghazālī bukan Abū Hāmid Al-Ghazālī, al-Kindi bukan Al-Kindi.
Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan
dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring
(italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis
xiii
Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka.
Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu di
alih aksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nūr Khālis Majīd;
Mohamad Roem, bukan Muhammad Rūm; Fazlur Rahman, bukan Fadl al-
Rahmān.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................iii
ABSTRAK ................................................................................................iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
PEDOMAN TRANSLITERASI........................................................... ix
DAFTAR ISI ..........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Permasalahan.......................................................................................... 7
1. Identifikasi Masalah................................................................................ 7
2. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................................8
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian..................................................................................9
E. Kajian Pustaka.........................................................................................9
F. Metodologi Penelitian............................................................................18
1. Jenis Penelitian.......................................................................................18
2. Metode Pengumpulan Data ...................................................................18
3. Metode Pembahasan............................................................................. 19
4. Teknik Penulisan................................................................................... 21
G.Sistematika Penulisan ...........................................................................21
BAB II KISAH-KISAH AL-QUR’AN DALAM ULUM AL-QUR’AN
A. Definisi Kisah.......................................................................................23
B. Cerita Dalam Al-Qur‘an....................................................................... 24
1. Macam-macam Cerita Dalam Al-Qur‘an ..............................................25
C. Pengertian Kisah Dalam Al-Qur‘an..................................................... 27
D. Hikmah Kisah Dalam Al-Qur‘an .........................................................29
xiv
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................87
B. Kritik dan Saran ...................................................................................89
Daftar Pustaka ...........................................................................................91
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur‘an al-Karim merupakan suatu mukjizat bagi Islam yang
bersifat kekal, dan bukan rahasia umum lagi jikalau kemajuan ilmu
pengetahuan yang terjadi pada saat ini, bahwasaanya telah dijelaskan
terlebih dahulu di dalam al-Qur‘an. Salah satu mukjizat yang diturunkan
oleh Allah terhadap Nabi Muhammad Saw. ini bertujuan membebaskan
manusia dari segala belenggu ataupun kegelapan menuju jalan yang
terang, karena al-Qur‘an sendiri merupakan suatu petunjuk menuju jalan
yang lurus.1
Sejak Islam lahir, telah memberikan berbagai sumbangsih dalam
kehidupan yang di antaranya yakni dedikasi yang begitu besar terhadap
ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan wahyu yang diturunkan
pertama kali terhadap Nabi Muhammad Saw. sebagaimana bunyinya:
1
Mudakir AS, Studi Ilmu-ilmu Qur‟an, (Bogor: Pustaka Litera antar Nusa, cet. 10,
2007), 1.
2
Yusuf Qardhawi, Al-Qur‟an Berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan,
(Jakarta: Gema Insani, 1999), 91.
1
2
ِ اْل ُّق َ وما ِمن إِٰلٍَو إََِّّل اللَّو َ وإِ َّن اللَّو ََلو الإع ِزيز إ
يم
ُ اْلَك ُ َ َُ َ َ ُ ََ إ َص إ َ إِ َّن َٰى َذا ََلَُو الإ َق
ُ ص
―Sesunguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.‖ (Q. S. Âli ‗Imrân [3]: 62)
3
Muhammad Ahmad Khalafullâh, al- Fann al- Qasasî fî al-Qur‟an al-Karîm
(Beirut: Sîna li al-Nasyr, 1999), 6.
6
4
Muhammad Rasyîd Rida, Tafsîr al-Manâr (Kairo: Matba‘ah Hijazi, 1959), jilid I,
327.
7
sajikan dalam skripsi ini dengan judul Studi Analisis Kisah Nabi
Sulaiman a.s dalam Buku Cerita Anak: Komparasi atas Kisah Nabi
Sulaiman a.s dalam Tafsir Al-Qur’an.
B. Permasalahan
Sebagaimana latar belakang permasalahan di atas, maka untuk
mempermudah dalam penulisan, penulis akan memberi identifikasi,
pembatasan serta perumusan masalah yang akan dibahas.
1. Identifikasi Masalah
Akan pemaparan yang telah dituangkan melalui latar belakang
permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan
yang timbul kemudian. Adapun permasalahan tersebut antara lain:
a. Dalam buku cerita anak yang menjelaskan kisah para nabi dengan
kisah nabi yang ada di dalam al-Qur‘an tentunya memiliki
maksud atau pesan yang ingin disampaikan terhadap pembaca,
maka pesan apa yang akan ditonjolkan teruntuk penikmat buku
cerita anak?
b. Dari berbagai kisah nabi yang telah diuraikan melalui buku cerita
anak, terjadi pengembangan ketika dalam menjelaskan suatu
kejadian dari yang telah dijelaskan dalam al-Qur‘an. Untuk itu,
bagaimana dengan kesesuain kisah tersebut jikalau terdapat
perbedaan dari kisah aslinya. Maka, apakah penyebab atau yang
menjadikan keduanya nampak berbeda.
c. Terdapat beberapa kisah nabi yang tidak bisa disampaikan dalam
bentuk buku cerita. Sesungguhnya menggambarkan sesuatu yang
tidak tertulis di dalam cerita al-Qur‘an pun sudah menjadi
8
masalah. Apa ibrah yang didapat dari kisah nabi dalam buku
cerita anak-anak? Ketika diadaptasi menjadi buku cerita anak,
adakah cerita yang kurang atau sebaliknya? Lantas dari mana
sumber informasi terkait dengan sesuatu yang tidak dijelaskan di
al-Qur‘an? Sudah sesuaikah dengan penafsiran utama? Apakah
kisah yang ada di dalam al-Qur‘an diadaptasi dengan baik oleh
penulis buku cerita?
C. Tujuan Penelitian
Melihat dari permasalahan di atas dapat dijelaskan tujuan penulisan
skripsi ini adalah:
1. Mendeteksi kisah Nabi Sulaiman a.s yang ada di dalam buku cerita
anak.
2. Menganalisis dan mengkritisi penafsiran yang berkaitan tentang kisah
Nabi Sulaiman a.s.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan teoritis adalah untuk menambah wawasan para pengkaji
tafsir, mengenai kisah Nabi Sulaiman a.s dalam al-Qur'an yang
diadaptasi dalam bentuk bacaan buku cerita anak.
2. Kegunaan praktis adalah sebagai bahan tambahan ajar pada mata
kuliah Tafsir seperti, Pendekatan Modern Kajian al-Qur'an,
Metodologi Penelitian Tafsir dan Hadits, serta Kajian Barat terhadap
al-Qur'an dan Hadits.
3. Menambah literasi dan wawasan untuk masyarakat.
E. Kajian Pustaka
Agar mencapai hasil penelitian yang baik, dibutuhkan data-data valid
agar bisa menjawab secara komprehensif permasalahan yang ada. Hal ini
digunakan untuk menghindari kecenderungan penulisan terhadap
penelitian lain, maka dicarilah penelitian-penelitian sebelumnya baik itu
berupa skripsi, tesis, dan disertasi yang memiliki kemiripan tema serta
judul dengan rencana penelitian penulis.
Pengisahan Nabi Yûsuf Dalam al-Qur‟an dan Injil (Analisis
Perbandingan Tafsir Ibn Kātsīr dan Tjerita-Tjerita Al-Kitab) Skripsi oleh
Umar Ubaidillah.5 Perhatian utama penulis dalam skripsi ini ialah
5
Umar Ubaidillah, Pengisahan Nabi Yusuf Dalam Al-Qur‟an dan Injil (Analisis
Perbandingan Tafsir Ibn Katsir dan Tjerita-Tjerita Al-Kitab), (Skripsi Program Studi
Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013)
10
mengkaji kisah Nabi Yûsuf dalam kitab Tafsir Ibn Kātsīr karya Abu al-
Fida al-Hafiz Ibn Kātsīr atau yang terkenal dengan sebutan Tafsir al-
Qur‘an al Azim dan buku Tjerita Tjerita Alkitab karya Anne de Vries.
Karena di dalamnya (baik tafsir Ibn Kātsīr dan buku Tjerita Alkitab)
membahas kisah Nabi Yûsuf yang banyak mengandung hikmah. Melalui
dua kitab ini, penulis meneliti persamaan dan perbedaan baik dalam kitab
Tafsir Ibn Kātsīr dan Tjerita Alkitab mengenai kisah Nabi Yûsuf. Hikmah
kisah Nabi Yûsuf dari kedua kitab ini juga tidak luput dari pembahasan
penulis.
Penulis juga memaparkan secara detail apa yang dimaksud dengan
kisah, macam-macam kisah serta tujuannya. Terutama asas al-Qur‘an.
Sehingga term qasas al-Qur‘an ini menjadi pijakan untuk memahami arti
sebuah kisah/cerita dalam kedua kitab tersebut. Melalui pembacaan kedua
kitab tersebut, penulis mengetahui sumber rujukan kisah Nabi Yûsuf yang
terdapat dalam kitab Tafsir Ibn Kātsīr. Ibn Kātsīr banyak mengutip
riwayat atau hadis dan pendapat para mufasir sebelumnya, salah satunya
dari Ibn Jarir al-Thabari dalam menjelaskan kisah Nabi Yûsuf. Dalam ilmu
tafsir, metode ini merupakan bagian dari tafsir bi ma‘tsur. Sedangkan
Anne de Vries hanya memaparkan kisah secara panjang lebar yang
bersumber dari Injil berdasarkan pemahamannya.
Interpretasi Jannah Dalam Kisah Nabi Adam Perspektif Muhammad
Abduh, Skripsi oleh Ahmad Nur Ahsan.6 Keberagaman penafsiran pada
dasarnya menambah kekayaan khazanah keilmuan. Beberapa penafsiran
bisa berjalan beriringan namun terkadang bisa saling berlawanan.
Penafsiran yang paling baik adalah menafsirkan ayat dengan ayat yang
lain atau dengan hadis shahih. Sebuah perbedaan yang menarik untuk
6
Ahmad Nur Ahsan, Penafsiran Jannah Dalam Kisah Nabi Adam Prespektif
Muhammad Abduh, (Skripsi Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2015)
11
7
Muhammad Khotib, Penafsiran Kisah-kisah Al-Qur‟an; Telaah terhadap
Pemikiran Muhammad Ahmad Khalafullah Dalam al Fann al Qasasiy fi al-Qur‟an al-
Karim, (Skripsi Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2009)
12
Itulah yang akan diungkap dalam skripsi ini. Sebagai kitab petunjuk, al-
Qur‘an memakai beraneka ragam bentuk atau redaksi ayat yang majemuk
dalam hal menyapa umat. Hal ini menjadi bukti nyata kemukjizatan al-
Qur‘an yang dapat diadaptasi menggunakan kemampuan logika
masyarakat yang sebagai objeknya. Hal ini juga bertujuan supaya mudah
dipahami dan dapat diambil manfaatnya sebagai kitab petunjuk. Salah satu
bentuk redaksi ayat al-Qur‘an adalah berupa ayat-ayat tentang kisah.
Selanjutnya, sebagai sebuah karya ilmiah penulis menggunakan metode
pengumpulan data serta analaisis isi melalui penelitian kepustakaan.
Skripsi oleh Sovie Safitri S,8 yang berjudul Analisis Isi Pesan Akhlak
Dalam Komik Pengen Jadi Baik 1 Karya Squ. Analisis Isi Pesan Akhlak
pada Komik Pengen Jadi Baik 1 Karya Squ, aktivitas dakwah adalah salah
satu metode komunikasi, pada kegiatan dakwah ada pesan dakwah yang
diberikan, ialah pesan aqidah, akhlak, serta syariah. Akhlak sendiri
menelaah perihal sikap atau amal manusia yang baik mapun buruk.
Mulanya pesan akhlak hanya disampaikan melalui bentuk verbal, tetapi
sekarang dapat melewati media massa, seperti halnya ialah komik. Komik
merupakan bentuk seni yang memakai gambar yang tidak bergerak yang
dirancang supaya membentuk jalan cerita yang menyesuaikan teks dengan
gambar. Komik diklaim menarik sebab kontennya tidak membosankan
secara terus menerus, oleh karena itu penerapan pesan akhlak bisa
dilakukan dengan cara efektif melalui media komik.
Skripsi oleh Tengku Abubakar,9 yang berjudul Analisis Semiotika
Nilai-nilai Kepemimpinan Dalam Komik 99 Pesan Nabi Karya VBI
8
Sovie Safitri S, Analisis Isi Pesan Akhlak Dalam Komik Pengen Jadi Baik 1 Karya
Squ, (Skripsi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018)
9
Tengku Abubakar, Analisis Semiotika Nilai-nilai Kepemimpinan Dalam Komik 99
Pesan Nabi Karya VBI Djenggotten. (Skripsi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016)
13
10
Muhammad Idham Kholid, Karakteristik Metode Pembelajaran Cerita dalam Al-
Qur'an Surat Al-Qashash Ayat 76-81. (Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah & Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014)
14
cara bercerita dengan baik dan benar, yang bisa menarik pesan dan
pembelajaran pada setiap cerita, tak hanya menjadi hiburan semata.
Hasil penelitian yang dilaksanakan penulis dapat diambil kesimpulan
bahwasanya karakteristik al-Qur‘an dalam mengungkap cerita khususnya
surah al-Qashash ayat 76-81 adalah singkat, tepat sasaran, dan jelas serta
tak bertele-tele. Selalu terdapat pesan yang tersirat dan kebijaksanaan dari
semua cerita yang diceritakan serta menekankan pada kebenaran dan juga
terdapat pesan yang disampaikan pada tengah dan akhir cerita,
sebagaimana cerita ini bukan hanya seperti media massa hiburan layaknya
kisah sastra lainnya, akan tetapi menjadi langkah pembelajaran yang
efektif dan efisien untuk menyampaikan pesan-pesan religius.
Skripsi oleh Nuraini Mardhiyah,11 yang berjudul Analisis
Representasi Hadis Bukhari-Muslim Pada Komik 33 Pesan Nabi (Jaga
mata, jaga telinga, jaga mulut) Sebagai Kritik Perilaku Masyarakat.
Permasalahannya adalah ―bagaimana Komik 33 Pesan Nabi (Jaga Mata,
Jaga Telinga, Jaga Mulut) mengkritik perilaku masyarakat melalui hadis
Bukhari-Muslim‖ dengan tujuan penelitian mendapatkan bentuk penanda
dan petanda denotatif (zahir) dan konotatif (batin), tanda denotatif dan
konotatif serta makna mitos hadis Bukhari-Muslim dari komik tersebut.
Skripsi oleh M. Maulana Mahmudah,12 yang berjudul Berdakwah
Melalui Komik: Analisis Pesan Dakwah Dalam Komik Pengen Jadi Baik
2. Di era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ditandai dengan
maraknya media massa sebagai sarana komunikasi massa dan alat
pembentuk opini publik, para mubalig dan aktivis dakwah telah
11
Nuraini Mardhiyah, Analisis Representasi Hadis Bukhari-Muslim Pada Komik 33
Pesan Nabi (Jaga mata, jaga telinga, jaga mulut) Sebagai Kritik Perilaku Masyarakat.
(Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa Serang 2015)
12
M. Maulana Mahmudah, Berdakwah Melalui Komik: Analisis Pesan Dakwah
Dalam Komik Pengen Jadi Baik 2. (Skripsi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi UIN Banjarmasin 2019)
15
13
Muhammad Nasrullah, Konsepsi seni rupa dalam al-Qur‟an: studi analisis surah
saba‟ ayat 13 dalam perspektif para mufassir. (Skripsi Jurusan Ilmu Al-Qur‘an & Tafsir
Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Ampel Surabaya 2019)
16
14
Firdayanti Nopiana, Analisis Pesan Dakwah dalam Komik 90++ Nasihat Nabi
untuk Perempuan Karya Angga Priatna. (Tesis Diploma Jurusan Komunikasi &
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah & Komunikasi 2018)
17
cetak, salah satunya adalah komik. Keberadaan komik religi tidak hanya
untuk menyampaikan informasi tetapi untuk hiburan yang mendidik, pada
saat ini komik religi mudah ditemukan dan didapatkan salah satu komik
yang bernuansa religi dan memiliki pesan-pesan kebaikan seperti komik
90++ Nasihat Nabi Untuk Perempuan karya Angga Priatna.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pesan dakwah
dari Samsul Munir Amin berpendapat bahwa klasifikasi pesan dakwah
dibagi menjadi tiga yaitu akhlak, syariah dan aqidah. Tujuan Penelitian ini
yaitu untuk mengetahui pesan akhlak yang terkandung dalam komik 90++
Nasihat Nabi Untuk Perempuan, untuk mengetahui pesan syariah dalam
komik 90++ Nasihat Nabi Untuk Perempuan, dan untuk mengetahui pesan
aqidah dalam komik 90++ Nasihat Nabi Untuk Perempuan. Metode
penelitian yang digunakan adalah analisis isi kualitatif dengan jenis
pendekatan deskriptif, penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan
tentang pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam komik 90++ Nasihat
Nabi untuk Perempuan.
Setelah menganalisis penelitian, dapat diketahui bahwa pesan-pesan
dakwah pada komik 90++ Nasihat Nabi Untuk Perempuan sebanyak 93
tema pesan dakwah, yang diklasifikasikan menjadi tiga pesan dakwah
yaitu kategori pesan akhlak, kategori pesan syariah dan kategori pesan
aqidah, pada pesan akhlak terdapat beberapa bagian kategori seperti
akhlak terpuji, akhlak tercela, akhlak kepada keluarga, akhlak kepada
tetangga dan akhlak suami istri, setelah itu kategori pesan syariah pun di
bagi beberapa kategori yaitu tentang anjuran ibadah, anjuran
menggunakan perhiasan bagi wanita, kewajiban menutup aurat dan
tentang pernikahan, pada kategori pesan aqidah dibagi beberapa kategori
yaitu kategori Iman Kepada Allah dan Iman Kepada hari Akhir.
18
Dari literatur kajian pustaka yang ada di atas, dan dari sejumlah
penelitian yang ada sebelumnya, belum pernah ada yang meneliti tentang
Studi Analisis Kisah Nabi Sulaiman a.s dalam Buku Cerita Anak:
Komparasi atas Kisah Nabi Sulaiman a.s dalam Tafsir Al-Qur‟an, mereka
hanya fokus dalam persoalan yang lain. Oleh karena itu dari beberapa
kajian pustaka tersebut, penulis hanya memfokuskan posisi penelitian ini
pada analisis penyajian kisah Nabi Sulaiman a.s dalam buku cerita anak.
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pembahasan pada penelitian ini menerapkan metode penelitian
kualitatif yang mana penelitian ini menggunakan teknik pencarian makna,
pemahaman, pengertian tentang suatu fenomena, kejadian maupun
kehidupan manusia dengan terlibat langsung dan/atau tidak langsung
dalam setting yang diteliti, kontekstual, dan menyeluruh.15 Penelitian
kualitatif lebih menelisik terhadap data yang sebenarnya serta yang
absolut, yang artinya suatu nilai di balik data yang nyata.16
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan menggunakan
metode analisis dan kepustakaan. Ada juga sumber data yang digunakan
pada penelitian ini yaitu al-Qur'an, buku cerita kisah nabi anak, kamus
klasik bahasa Arab, beraneka macam kitab tafsir dan buku-buku yang
membicarakan perihal kisah dan cerita di dalam al-Qur'an. Adapun untuk
merealisasikan teknik tersebut penulis menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Sumber Data Primer
15
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, Edisi 1, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 328
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 9.
19
17
Deskriptif analisis adalah sebagai upaya mengkaji kemudian memaparkan
keadaan objek yang akan diteliti dengan merujuk pada data-data yang sudah ada (primer
maupun sekunder) kemudian menganalisanya secara komprehensif melalui pendekatan
komparatif, sehingga akan tampak jelas perbedaan yang ada dan jawaban atas persoalan
yang berhubungan dengan pokok permasalahan kemudia menghasilakan pengetahuan
yang valid. Lihat: John W. Creswell, Research Design, Qualitative, Quantitative, anfd
Mixed Methods Apporoach, Penerjemah: Achmad Fawaid dan Rianayati Pancasari
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), h. 262.
20
b. Analisis
Pada penyusunan penelitian skripsi ini, penulis memakai langkah
pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan (library research).
Penulis juga mencari, mengumpulkan serta mengkaji beberapa buku,
jurnal, dan sumber bacaan yang terdapat beberapa kaitannya pada
pembahasan skripsi ini. Dengan karya Iwok Abqary buku cerita kisah
25 nabi & rasul yang sebagai sumber primer penulisan penelitian
skripsi. Hal ini sangat krusial dilaksanakan agar memperoleh data,
kerangka teori, serta pemikiran dari para ahli yang berkompeten
sesuai bidangnya perihal masalah yang penulis bahas. Dalam hal
menganalisis data-data, penulis memakai metode deskriptif analitis.
Secara deskriptif artinya menjelaskan dan menafsirkan data yang
berkaitan dengan fakta keadaan saat ini, variabel serta fenomena dan
kenyataan yang terjadi ketika penelitian sedang terjadi dan juga
menyajikan secara sederhana.18 Pada saat ini, penulis akan
mendeskripsikan dan menerangkan pemahaman Iwok Abqary yang
tertulis dalam buku karangannya pada ayat-ayat kisah Nabi Sulaiman
as seperti di dalam al-Qur‘an.
Analitis menjadi upaya eksplorasi dan juga penjelasan terkait
fenomena pemahaman, pemaknaan, interpretasi al-Qur‘an, dan
menguatkan pengetahuan terkait banyak sekali macam eksperimen
tadi. Analisis isi (content analysis) dilakukan guna menganalisis
pemahaman Iwok Abqary terkait ayat-ayat kisah di dalam al-Qur‘an.
4. Teknik Penulisan
18
M. Subana, dan Sudarajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka
Setia, 2001), h. 89.
21
A. Definisi Kisah
Arti kata kisah menurut KBBI adalah suatu riwayat atau biasa disebut
sebagai cerita maupun peristiwa yang telah terjadi pada kehidupan setiap
individu.1 Kata-kata dari kata dasar kisah yaitu berkisah, kisahan,
mengisahkan, pengisahan, terkisah.
Kisah merupakan rentetan suatu peristiwa atau kejadian di dalam
lingkup kehidupan setiap insan. Sedangkan maksud dari kata berkisah
adalah bercerita tentang, mengisahkan atau menceritakan suatu kejadian
yang telah terjadi. Lain halnya dengan terkisah, diceritakan; dikisahkan;
kisahan yang menjelaskan tentang wacana yang bersifat cerita, baik
berdasarkan pengamatan maupun berdasarkan rekaman. Sama halnya
dengan narasi yakni pengisahan atau proses, cara, dalam menguraikan
maupun perbuatan mengisahkan.
Secara definisi bahasa, yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), kisah merupakan suatu penuturan yang
mendeskripsikan atau menjelaskan bagaimana suatu hal dapat terjadi.2
Cerita mempunyai makna yang hampir sama dengan kisah, yang mana
kisah sendiri merupakan istilah serapan yang berasal dari kata qishshah di
dalam bahasa Arab, yang berasal dari kata dasar qaf ṣad ha‟ yang
memiliki arti kisah, cerita, berita atau keadaan. Menurut Abdul Aziz
Abdul Majid, kisah merupakan suatu macam sastra yang mempunyai
estetika keindahan serta kenyamanan tersendiri serta merupakan salah satu
bentuk sastra yang mampu dibaca atau walau hanya didengar oleh orang
1
Database utama KBBI merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa)
2
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 283.
23
24
yang tak mampu membaca.3 Lain halnya dengan Sa‘id Mursy yang
mengungkapkan bahwasanya kisah merupakan penjelasan ilmu
pengetahuan pada anak-anak menggunakan bahasa yang sederhana serta
mudah untuk dipahami.4
A. Hanafi mengutip pendapat Dr. Muhammad Khalafullah pada
bukunya al-Fannu al-Qaṣaṣī fī al-Qur‘ān al-Karīm yang memiliki definisi
bahwasanya kisah artinya sebuah karya kesusasteraan yang artinya suatu
hasil khayalan pengarang kisah kepada kejadian-kejadian yang
berlangsung atas satu orang pelaku yang kenyataaannya tidak nyata.
Ataupun, berasal dari satu orang pelaku yang benar-benar ada dan nyata.
Akan tetapi suatu perkara kejadian yang berkisar dalam dirinya pada kisah
tersebut mustahil untuk terjadi. Atau mungkin, kejadian tersebut
berlangsung pada diri pelaku, namun pada kisah tersebut ditumpuk atas
dasar seni yang memiliki estetika lebih, yang separuh dari insiden tersebut
didahulukan serta sebagiannya lagi dikemudiankan, sebagiannya yang lain
disebutkan lalu sebagiannya lagi dihilangkan. Adapun, perihal peristiwa
yang faktanya benar terjadi tersebut dibubuhi kejadian baru yang tak
terjadi atau dilebih-lebihkan dalam pengilustrasikannya, sebagai akibatnya
para pelaku sejarah keluar dari kebenaran dan kenyataan yang biasa dan
telah menjadi sebagai para pelaku khayali.5
3
Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik dengan Cerita, Terjemah Neneng Yanti dan Iip
Dzulkifli Yahya, (Bandung: PT Remaja Rosda Kalya, 2001), 8.
4
Muhammad Sa‘id Mursy, Seni Mendidik Anak, (Jakarta: Arroyan, 2001), 117.
5
A. Hanafi, Segi-Segi Kesusastraan Pada Kisah-Kisah Al-Qur‘an, (Jakarta: Pustaka
Alhusna, 1984), Cet.1, 15.
25
ِ ِ َ َق
صا
ًص َ ال َٰذل
َ َك َما ُكنَّا نَإب ِغ َ فَ إارتَدَّا َعلَ ٰى آثَا ِرِهَا ق
―Musa berkata: ‗Itulah (tempat) yang kita cari‘. Lalu keduanya kembali,
mengikuti jejak mereka semula‖. (Qs. al-Kahfi[18]: 64)
6
FKMT Penamas Departemen Agama Dki Jakarta dan Direktorat Pendidikan
Agama Islam Pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid Direktur Jenderal
Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Metode Dakwah, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 2004), 128.
7
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur‟an, (Cet. 18, Bogor: Pustaka
LiteraAntarNusa, 2015), 435.
8
Muhammad Warson, Kamus Al Munawwir, (Yogyakarta: UPBIK Pondok
Pesantren Krapyak, 1984), 348.
9
Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, (Cet. 1,
Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 345.
28
Dalam ayat ini lafaẓ qaṣaṣ menunjukkan arti mengikuti jejak yang
sama dengan menelusuri bekas. Selanjutnya dijelaskan pula pengertian
lain, sebagaimana dalam firman-Nya:
ِ اْل ُّق َ وما ِمن إِٰلٍَو إََِّّل اللَّو َ وإِ َّن اللَّو ََلو الإع ِزيز إ
يم
ُ اْلَك ُ َ َُ َ َ ُ ََ إ َص إ َ إِ َّن َٰى َذا ََلَُو الإ َق
ُ ص
―Sesunguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. (Qs. Āli ‗Imrān[3]: 62)
10
Abdul Djalal, Ulumul Qur‟an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), 294.
29
ِ َاب َ ما َكا َن ح ِديثا ي إفت ر ٰى وٰلَ ِكن ت ِ ُوِل إاْلَلإب ِ ِ ِ َلََق إد َكا َن ِِف ق
يق
َ صدَ ً ُ ََ َ إ إ َ َ ِ صص ِه إم عإب َرةٌ ْل َ
يل ُك ِّل َش إي ٍء َوُى ًدى َوَر إْحَةً لَِق إوٍم يُ إؤِمنُو َن ِ ِ ِ
َ الَّذي بَ إ
َ ْي يَ َديإو َوتَ إفص
―Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal. Al-Qurān itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan
segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.‖
(QS. Yusūf [12]: 111)
ِ اْل ِم ِ ِ ِ ِ ِ
يد ََوَما نَ َق ُموا مإن ُه إم إََّّل أَ إن يُ إؤمنُوا باللَّو الإ َع ِزي ِز إ
―Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena
orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji,‖ (QS. al-Burūj [85]: 8)
11
Muhammad Chirjin, al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an (Yogyakarta: Dana Bakti
Prima Yasa, 1989), 11.
33
12
Manna‘ al-Qattahan, Mabahits fi Ulum al-Qur‟an, (Riyadh: Muassasah al-Risalah,
1976), 41.
13
Muhammad Chirjin, al Qur‟an dan Ulumul Qur‟an (Yogyakarta: Dana Bakti
Prima Yasa, 1989), 30.
34
اْلَ ِّق ِم إن َربِّ ُك إم فَ ِآمنُوا َخإي ًرا لَ ُك إم َ َوإِ إن تَ إك ُف ُروا فَِإ َّن لِلَّ ِو
ول بِ إ
ُ الر ُس
َّ َّاس قَ إد َجاءَ ُك ُم
ُ يَا أَيُّ َها الن
ِ ِ ِ السماو ِ
يما
ً يما َحك ً ض َ َوَكا َن اللَّوُ َعل ِ ات َو إاْل إَر َ َ َّ َما ِف
―Wahai manusia, Sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu
dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah
yang lebih baik bagimu. dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak
merugikan Allah sedikitpun) karena Sesungguhnya apa yang di langit dan di
bumi itu adalah kepunyaan Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana‖. (QS. An-Nisa‘ [4]: 170)
اح ُك إم ِ ِ ِ َْي ي َديإِو ِمن الإ ِكت ِ اب بِ إ ِ َ وأَنإزلإنَا إِلَي
اب َوُم َهإيمنًا َعلَإيو َ فَ إ َ َ َ ص ِّدقًا ل َما بَ إ َ اْلَ ِّق ُم َ َك الإكت َ َ إ
ِ ِ ِ ِ
بَإي نَ ُه إم ِِبَا أَنإ َزَل اللَّوُ َ َوََّل تَتَّبِ إع أ إَى َواءَ ُى إم َع َّما َجاءَ َك م َن إ
اْلَ ِّق َ ل ُك ٍّل َج َع إلنَا مإن ُك إم ش إر َع ًة
استَبِ ُقوا ِ ِٰ ِ ِ
اجا َ َولَ إو َشاءَ اللَّوُ ََلَ َعلَ ُك إم أ َُّم ًة َواح َد ًة َولَك إن ليَإب لَُوُك إم ِِف َما آتَا ُك إم َ فَ إ ً َومإن َه
َج ًيعا فَيُنَبِّئُ ُك إم ِِبَا ُكإنتُ إم فِ ِيو ََتإتَلِ ُفو َن
َِ ات َ إِ ََل اللَّ ِو مرِجع ُكم
َإ ُ إ
ِ اْلي ر
َ إَإ
―Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur‘an dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu‖. (QS. Al-Ma‘idah [5]: 48)
14
Muhammad Chirzin, Al Qur‟an & Ulumul Qur‟an, (Yogyakarta: Dhana Bhakti
Prima Yasa, 1998), 22.
36
ِ اْل ُّق وما ِمن إِلٍَو إََِّّل اللَّو وإِ َّن اللَّو ََلو الإع ِزيز إ
ُ اْلَك
يم ُ َ َُ َ َ ُ ص إَ َ َ إ َ إِ َّن َى َذا ََلَُو الإ َق
ُ ص
―Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.‖ (QS. Ali Imran [3]: 62)
ِ ِ
ُ َاْلَ ِّق َ إِن َُّه إم فإت يَةٌ َآمنُوا بَِرِِّّب إم َوِزإدن
اى إم ُى ًدى ك نَبَأ َُى إم بِ إ
َ ص َعلَإي
ُّ َإَن ُن نَ ُق
―Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami
tambah pula untuk mereka petunjuk.‖ (QS. Al-Kahfi [18]: 13)
ْي يَ َديإِو َ إِ َّن اللَّ َو بِعِبَ ِاد ِه َْلَبِ ٌري ِ ِ َك ِمن الإ ِكت ِ ِ َّ
َ ص ِّدقًا ل َما بَ إ
َ اْلَ ُّق ُم
اب ُى َو إ َ َ َوالذي أ إَو َحإي نَا إلَإي
ِب
ص ٌري َ
―Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu Yaitu Al kitab (Al Quran)
Itulah yang benar, dengan membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha mengetahui lagi Maha melihat (keadaan)
hamba-hamba-Nya.‖ (QS. Fatir[35]: 31)
15
Manna Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulum al-Qur‟an, (Mansyurat al-Asr al-Hadis,
1973), 306.
38
Nabi Ibrahim a.s, Nabi Musa a.s, Nabi Harun a.s, Nabi Isa a.s, Nabi
Muhammad Saw, dan nabi-nabi serta rasul lainnya.
b) Kisah yang berhubungan dengan masa lalu dan orang-orang yang
tidak disebutkan kenabiannya
Misalnya kisah orang yang keluar dari kampung halamannya,
yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mati, kisah Talut dan Jalut,
dua orang putera Adam, Aṣhabul Kahfi, Zul Qarnain, Qarūn, Aṣhabus
Sabti (orang–orang yang menangkap ikan pada hari sabtu), misalnya
Maryam, Aṣhabul ukhdud, Aṣhabul Fīl dan lain-lain.
c) Kisah yang terjadi pada masa Rasulullah Saw
Adapun kisah pada masa Rasulullah saw. yang dijelaskan oleh al-
Qur‘an, seperti perang badar dan uhud dalam QS. Āli ‗Imrān, perang
Hunain dan Tabuk dalam QS. at-Taubah, perang al-Akhzab,
Hijrah, Isra‘ dan lain-lain. Sejatinya, penjelasan mengenai kisah para
Nabi yang tertera di al-Qur'an ketika dalam penyebutannya bervariasi.
Akan tetapi, setiap utusan Allah memiliki tujuan yang sama yakni
pemberi peringatan yang mendapat perlindungan Allah Swt. kepada
para hamba-Nya. Yang dimaksdukan perlindungan ini adalah, seperti
yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim a.s. yang diselamatkan dari api
(QS. Al-Anbiyā‘ [21]: 68-71). Nabi Isa As. Diselamatkan dengan
diberikannya mukjizat oleh Allah dengan menghalanginya dari orang-
orang Yahudi dari menyalibnya (QS. An-Nisā‘ [4]: 157)16.
2. Dilihat dari panjang pendeknya
Dalam kategori ini, segala kisah yang tertera dalam al-Qur‘an dapat
dibedakan menjadi tiga bagian17, yakni:
16
Hasan Basri, Horizon al Qur‟an, dari judul asli Les Grens Themes Du Coran oleh
Jacquis Joner (Cet. I; Jakarta: Balai Kajian Tafsir al-Qur‘an Pase, 2002), 82.
17
Hanafi, Segi-segi Kesusesteraan pada Kisah-kisah al Qur‟an (Jakarta: Pustaka al
Husna, 1984), 1516.
39
18
Hanafi, Segi-segi Kesusesteraan pada Kisah-kisah al Qur‟an (Jakarta: Pustaka al
Husna, 1984), 74.
40
Apabila ditinjau dari sudut pandang yang lain, kisah yang tertera
di dalam al-Qur‘an mencakup tiga macam19 yaitu:
1. Pelaku (al-sakhsiyyat), kisah-kisah yang terkandung di dalam al-
Qur‘an tak hanya manusia saja, layaknya dalam (QS. an-
Naml [27]: 23), namun ada juga Malaikat, layaknya dalam
(QS. Hūd [11]: 69-83), adapun Jin seperti dalam (QS. Sabā‘ [34]:
12), serta hewan (burung, semut, dll), seperti dalam (QS. an-
Naml [27]: 18-19).
2. Kejadian/insiden (ahdas), yang dikelompokkan menjadi: kejadian
atau peristiwa yang akan terus berlanjut, kejadian yang diklaim
sangat luar biasa, seperti halnya dalam (QS. al-Māidah [5]: 110-
115), terakhir kejadian yang dianggap biasa saja, layaknya dalam
(QS. al-Māidah [5]: 116-118).
3. Obrolan (al-hiwar), contohnya dalam (QS. al-A‘rāf [7]: 11-
25), (QS. Ṭaha [20]: 9-99).
Dr. Mardan20 mengelompokkan beberapa kisah yang ada pada al-
Qur‘an, dengan mengidentifikasinya dan membaginya dalam
beberapa aspek, di antaranya:
1. Dari sisi penyebutannya. Pada titik ini, bisa dibedakan;
a. Tak jarang Allah Swt mengungkap sebuah kisah hingga
berulang kali pada uṣlub yang tidak sesuai tanpa memberi
kesan yang membosankan, oleh karena itu terkadang
ditemukan beberapa surah yang membahas mengenai kisah
nabi dengan pembahasan yang sama, seperti halnya kisah
Nabi Musa a.s.
19
Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir (Crt. III; Bandung: Pustaka Setia, 2006), 67-72.
20
Lihat, Mardan, Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur‟an Secara Utuh (Cet, I,
Jakarta: Pustaka Mapan, 2009), 194-198.
41
21
Ilyas Yunahar, Kuliah Ulumul Qur‟an, (Yogyakarta: Itqan Publishing, 2013),52.
44
Kisah yang masuk dalam kategori ini adalah kisah dari Nabi
Hud, Luth, Shaleh, Isma‘il, Ishaq, Ya‘qub, Zakariya dan Yahya
„alaihimu al-salam.
c. Kisah yang disebutkan dengan sekilas
Kisah yang masuk dalam kategori ini adalah kisah dari Nabi
Idris, Ilyasa‘ dan Ilyas.
2. Kisah ummat, tokoh, atau pribadi (bukan Nabi) dan peristiwa-
peristiwa masa lalu
Tokoh yang pertama kali kisahnya diceritakan dalam al-Qur‘an
adalah dua orang putra Nabi Adam yakni Qabil dan Habil. Al-Qur‘an
menceritakan suatu pembunuhan pertama yang terjadi sepanjang
sejarah umat Islam, ketika Qabil membunuh saudaranya sendiri
dikarenakan sifat dengkinya. Kemudian masih banyak lagi kisah-
kisah seorang tokoh yang diceritakan dalam al-Qur‘an, seperti:
a. Kisah Qarun yang hidup pada zaman Nabi Musa a.s
b. Kisah peperangan antara Jalut dan Thalut
c. Kisah tentang Ashabul Kahfi
d. Kisah Raja Dzul Qarnain
e. Kisah kaum Ashabul Ukhdud
f. Kisah Maryam yang diasuh oleh Nabi Zakariya a.s
Dan beberapa kisah lain yang tidak bisa disebutkan oleh penulis
secara lengkap.
3. Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad Saw
Beberapa peristiwa besar yang terjadi pada masa Nabi
Muhammad, salah satunya di antaranya peristiwa penyerangan
dengan maksud menghancurkan Ka‘bah yang dipimpin oleh Raja
Abrahah. Diceritakan pula kisah Nabi Muhammad menjadi anak
yatim sedari kecil. Kemudian diceritakan pula peristiwa setelah beliau
45
22
Harun Yahya. Misinterpretasi Terhadap Al-Qur‘an Mewaspadai Penyimpangan
dalam Menafsirkan Al-Qur‘an, (Jakarta: Robbani Press, 2001), 72.
23
Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur‘an dan
Tafsir, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2009), 123.
46
dari pada kesempurnaan kisah tersebut. Segi estetika suatu sastra seakan-
akan menjadi tujuan akhir di dalam karya mereka. Akan tetapi
kesusasteraan hanya sebatas perantara bukan tujuannya. Pada hal tersebut
yang mengakibatkan tujuan utama yang primer dari kisah yang tertera di
dalam al-Qur‘an sama sekali tidak ada yang menerima perhatian begitu
pula peminatnya karena perantara atau prasarana tersebut beralih fungsi
dari tujuan pokok.24
Adapun maksud yang melatar belakangi disebutkannya kisah-kisah
dalam al-Qur‘an adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan ajaran atau syari‘at yang dibawa oleh setiap utusan Allah
serta menuturkan asas-asas dakwah yang dilakukannya.
2. Dengan memberikan gambaran peritiwa yang telah terjadi pada umat
terdahulu menjadikan suatu peneguhan terhadap orang-orang yang
beriman bahwasanya yang benar akan mengalahkan suatu kebatilan.
3. Membenarkan para Nabi terdahulu, mengenang, dan mengabadikan
jejak perjuangan mereka.
4. Menjadi sebuah bukti nyata bahwa setiap nabi yang diutus oleh Allah
Swt membawa suatu kebenaran dan kitab suci al-Qur‘an merupakan
salah satu bukti mukjizat Allah yang diturunkan terhadap nabi
Muhammad yang di dalamnya berisikan firman Allah.
5. Menjadi pelajaran (ibrah) bagi ummat manusia dari berbagai persolan
peristiwa ataupun sejarah yang diceritakan oleh al-Qur‘an.
24
Syaikh Muhammad Al-Ghazali. Al-Qur‘an Kitab Zaman Kita: Mengaplikasikan
Pesan Kitab Suci Dalam Konteks Masa Kini, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2008), 88.
BAB III
BIOGRAFI IWOK ABQARY DAN KARYA-KARYANYA
A. Biografi Iwok Abqary dan Karya-karyanya
Iwok Abqary, lahir di Madiun, 28 Desember 1978. Saat ini Iwok
tinggal di pinggir sebuah pemakaman umum di Tasikmalaya. Selain
menulis, Iwok bekerja di sebuah Koperasi Instansi Telekomunikasi di
Tasikmalaya.
Pengalaman kerja Iwok adalah sebagai penulis di Penerbit Mediatama
sejak Agustus 2009 sampai saat ini, kemudian menjadi penulis juga di PT.
Mizan Pustaka sejak Januari 2006 sampai saat ini, kemudian di bidang
SDM (sumber daya manusia) di Perusahaan Citra Caraka Emas sejak
Agustus 1998 sampai saat ini. Dalam pendidikan Iwok adalah alumnus D
III program studi Sastra Inggris Universitas Padjajaran 1994-1997.
Semasa kuliah Iwok juga aktif sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Sastra
Inggris Diploma (HIMASID) tahun 1996. Sedangkan di bangku sekolah,
Iwok duluny bersekolah di SMA Negeri 1 Tasikmalaya tahun 1986-1989.1
Dari sekian banyak buku cerita anak yang telah tersebar di
masyarakat, karya dari alumnus Universitas Padjajaran Bandung inilah
yang mendapat posisi di tengah-tengah masyarakat. Sebagian besar buku
karya Iwok mengisahkan beragam warna yang sesuai dengan dunia anak
dan remaja. Iwok mampu menyuguhkan warna baru dengan memberikan
nama yang cukup unik pada setiap bukunya sehingga mampu menduduki
posisi buku terlaris yang ada.
Bakat menulisnya pun telah namapak sedari kecil, dibuktikan dengan
berbagai cerita yang telah ditulis semenjak berada di bangku sekolah
dasar. Iwok selalu berdekatan dengan kertas dan bolpoin dalam artian
ketika anak seusianya berbagi cerita dengan temannya makai a berbagi
1
http://iwok.blogspot.com
47
48
2
http://forumpba.blogspot.com/2011/01/profil-iwok-abqary.html
50
Tidak hanya itu Iwok juga telah menghasilkan puluhan buku anak, di
antaranya:
99 Kisah Menakjubkan Dalam Alquran (Dar!Mizan)
Masa Kecil Nabi dan Rasul (Dar!Mizan)
Nabi Muhammad Saw, Nabi Cinta (Dar!Mizan)
Sepeda Ontel Kinanti (Dar!Mizan)
Misteri Payung Terbakar (Dar!Mizan)
Misteri lemari Terkunci (Dar!Mizan)
Sandal Jepit Beda Warna (Dar!Mizan)
Misteri Prasasti Hutan Larangan (Penerbit Talikata)
Misteri Terowongan Bawah Tanah (Penerbit Talikata)
Dan lain sebagainya.
51
1
Riris K. Toha Sarumpaet, ―Struktur Bacaan Anak‖, Teknik Menulis Cerita Anak.
(Yogyakarta: Pink Books, Pusbuk, dan Taman Melati, 2003), 33
53
54
dalam pikiran anak-anak dan jangan memberi solusi yang rumit. Semakin
sederhana semakin baik. Dengan begitu, anak-anak dapat mengidentifikasi
masalahnya secara visual sebaik tulisan naratif dan gambar ilustrasi.
Iwok Abqary harus dapat membawa perasaan pembacanya. Cerita
harus dibangun naik dan turun supaya tidak monoton. Jangan kira, anak-
anak pun sudah dapat merasakannya. Ceritakan saja bila ada kejadian
sedih, bila ada kejadian marah, dan lain-lain karena hal-hal itu merupakan
bagian dari hidup. Dengan adanya berbagai macam emosi itu, anak-anak
dapat lebih peka terhadap segala situasi.
Permulaan harus dimulai dengan halus, jangan langsung
memperlihatkan masalah besar. Hal ini supaya tidak mengagetkan anak.
Kmudian mulai bertemu masalah. Pastikan tetap logis, ada pertanyaan
kenapa yang mendasarinya. Lalu puncak masalah: bagaimana. Dilanjutkan
dengan solusi, dan jangan lupa resolusi ke depannya supaya anak-anak
merasakan bahwa buku cerita anak dapat memberikan petuah baik tidak
hanya saat masalah ada, tetapi hal-hal baik yang perlu dilakukan ke
depannya.2
Hanya karena buku cerita anak punya pesan besar, bukan berarti
pesan yang disampaikan dengan cara orang dewasa. Cerita tetap harus
dinamis, artinya ia dapat mengaduk-aduk emosi pembacanya. Iwok
Abqary begitu piawai mengolah kata yang sesuai untuk anak-anak. Bahasa
yang digunakan tidak sulit dan kalimatnya dibuat singkat, tidak berbelit-
belit. Terlebih lagi, buku ini juga berillustrasi full color. Tujuannya agar
menambah minat dan semangat anak dalam membaca kisah 25 Nabi dan
Rasul hingga tuntas.
Karena cerita anak adalah cerita pendek, Iwok Abqary telah
menyampaikan cerita dengan efektif. Seimbangnya kata dan gambar
2
WS Titik, dkk, Kreatif Menulis Cerita Anak. (Bandung: Nuansa, 2012), 81.
55
membuat cerita yang dapat meningkatkan kualitas buku cerita anak. Rata-
rata buku cerita anak memiliki kata sebanyak 50-1000 kata. Penulisan
Iwok sangat singkat, padat, dan jelas. Iwok pun menghindari penggunaan
istilah, kiasan, atau kata-kata lain yang konotatif. Gambar pun disesuaikan
dengan tulisan. Gambar ilustrasi yang baik disesuaikan dengan kata kerja
utama yang menjadi inti cerita. Semisal adegan Nabi Sulaiman mendengar
teriakan koloni semut, maka gambar adegan ketika semut sedang
berkumpul.3
Menulis buku cerita anak sungguh tidak mudah. Ambil waktu dan
pikirkan baik-baik. Tulis dalam draf-draf ide-ide yang terpikirkan. Buat
plot cerita yang baik yang kira-kira dapat disampaikan dengan efektif.
Setelah proses buku cerita anak dimulai, koreksi lagi kembali. Menulis
buku cerita anak bukan proses sekali jadi. Harus berhati-hati karena anak-
anak sangat cepat menyerap informasi yang dikonsumsinya.
Penulis tahu, yang unik adalah yang diinginkan semua pembaca. Apa
yang membuat buku cerita anak unik? Bagaimana cerita dapat menjadi
unik? Jangan terpaku pada satu bentuk cerita. Tetap dapat menjadikan
buku cerita anak buku yang unik, yang seru, atau yang lucu, dan lain-lain.
Salah satunya dapat menceritakan kisah Nabi dan Rasul. Minat setiap
orang tentu berbeda-beda. Dapat menemukan ide cerita dengan mengorek
lagi memori yang pernah dialami. Selain itu, juga dapat menggunakan
karakter tokoh yang berpengaruh seperti cerita-cerita 25 Nabi dan Rasul.
3
B Nurgiantoro, Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2013), 39.
56
referensi dan rujukan utama Iwok Abqary dalam menyusun buku kisah
nabi ini yaitu Al-Quran dan Terjemah
Setiap kisah nabi di dalam buku ini selalu diakhiri dengan faidah dan
pelajaran penting yang dapat dipetik oleh anak atau pembaca buku ini.
Para utusan Allah yakni Nabi dan Rasul merupakan orang pilihan Allah
swt. yang mana mereka diutus oleh Allah untuk menyebar risalah-Nya
kepada seluruh umat manusia. Ada 25 Nabi dan Rasul yang harus kita
imani karena Allah. Selain mengimani mereka, agar anak-anak juga wajib
meneladani sifat-sifatnya yang mulia. Kemuliaan Nabi dan Rasul ini,
terletak pada ketakwaan dan kesabaran di jalan Allah. Mengetahui kisah-
kisah hidupnya, akan membuat anak-anak semakin percaya dan mencintai
manusia-manusia pilihan Allah ini.
Inilah yang juga menjadi tujuan Iwok Abqary dalam buku 25 Kisah
Nabi dan Rasul ini. Melalui kisah para Nabi dan Rasul pada buku ini,
diharapkan dapat menumbuhkan keimanan dan cinta di hati si Kecil. Ya,
pengenalan dan penanaman kepercayaan pada Nabi dan Rasul memang
harus diberikan sejak dini, sejak buah hati dalam masa kanak-kanak.
Dengan begitu, hingga dewasa nanti mereka akan membawa sifat-sifat
mulia yang dimiliki 25 Nabi dan Rasul ini dalam kesehariannya serta
dalam bersosialisasi. Tentunya, mengimani para Nabi dan Rasul Allah ini
juga tercantum dalam rukun iman yang ke-4.
Pada setiap akhir cerita yang disuguhkan juga disuguhkan hikmah
cerita yang bisa diambil anak sebagai pelajaran di hidupnya. Selain itu,
agar si Kecil lebih memahami inti cerita dari kisah perjuangan 25 Nabi
dan Rasul ini di jalan Allah. Menariknya buku ini, tidak hanya itu saja.
Kisah Nabi Sulaiman AS yang penulis teliti ini adalah satu dari 25
kisah Nabi dan Rasul yang terdapat dalam buku ini. Kisah nabi Idris as.,
nabi Nuh as., nabi Hud as., nabi Shalih as., nabi Ibrahim as., nabi Luth as.,
57
nabi Ismail as., dan lainnya juga patut diketahui anak-anak. Iwok Abqary
berharap buku tersebut dapat menjadi jembatan bagi anak-anak, agar
bertambah kesalehannya karena meneladani sifat-sifat mulia 25 manusia
pilihan Allah. Buku 25 Kisah Nabi dan Rasul karya Iwok Abqary, sangat
bermanfaat untuk dibaca dan dimiliki anak-anak.
Sebagaimana Allah Swt telah mengatakan tentang semut melalui
surah al-Naml supaya manusia bisa memetik pembelajaran dari kisah yang
disajikan dalam surah tersebut. Seperti Allah Swt mengajarkan kepada
Nabi Sulaiman a.s tentang bahasa hewan. Allah SWT berfirman, ―Hingga
ketika mereka sampai di Lembah Semut, berkatalah ratu semut, “Wahai
kawanan semut, masuklah ke rumah kalian masing-masing. Jangan
sampai Sulaiman dan pasukannya memecahkanmu, sedangkan mereka
tidak merasa” (Qs. al-Naml[27]: 18).4
Az-Zamakhsyari berkata, ―Sulaiman a.s mendengar perkataan semut
tersebut dari jarak tiga mil. Semut tersebut berjalan pincang mengendap-
endap. Ada yang mengatakan nama semut itu adalah Thakiah‖.5
Sebagaimana yang telah dikisahkan ketika Sulaiman melangkah
bersamaan dengan bala tentaranya yang terdiri dari jin, manusia, dan
burung di daerah kekuasaan Sulaiman. Lalu Sulaiman mengarungi lembah
semut bersama bala tentaranya.6 Seekor semut telah melihat Sulaiman
beserta semua bala tentaranya yang jumlahnya sangat banyak. Seekor
4
Mashur ‗Abdul Hakim, Sulaiman The World‟s Greatest Kingdom History, Terj
Umi Nurun Ni‘mah (Bandung: Mizania, 2016), 59
5
Al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, Terj Muhyiddin Mas Rida dan Muhammad Rana
Mengala, (Jakartaa: Pustaka Azzam, 2009), 429.
6
Ahli Tafsir menyebutkan bahwa semut itu terdapat di Syam, dimana lembah
tersebut dihuni oleh banyak semut sehingga disebut wadin-naml. (Lihat M. Quraish
Shihab, ed. Ensiklopedia Al-Qur‟an: Kajian Kosakata, 704). Lembah semut al-Naml
(tempat Nabi Sulaiman mendengar percakapan sekawanan semut) terletak di daerah
Ashqelon, antara Ashdod dan Gazzah. (Lihat Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Qur‟an, Perj.
Ahsin Sakho Muhammad dan Sayuti Anshari Nasution, (Jakarta: PT Kharisma Ilmu,
2006), 121.
58
7
Mashur ‗Abdul Hakim, Sulaiman The World‟s Greatest Kingdom History, Terj.
Umi Nurun Ni‘mah, 60.
8
Tawa Nabi Sulaiman a.s adalah bukanlah tawa yang disertai dengan suara, tetapi
hampir saja senyum beliau itu disertai dengan suara. (M. Quraish Shihab, Tafsir al-
Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol 15,
425.
9
Zaini Dahlan, dkk. Al-Qur‟an dan Tafsirnya Jilid VII, (Yogyakarta: Universitas
Islam Indonesia, 1991), 219.
10
Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, Terj. Ahsan
Askan dkk, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009) Jilid 19, 801.
59
Berkat doa dari Nabi Sulaaiman as. tersebut bisa dimengerti bahwa
permintaan Nabi Sulaiman kepada Allah Swt adalah kebahagiaan yang
abadi kelak di surga Allah Swt. Meskipun Allah Swt sudah mecurah
limpahkan bermacam-macam kenikmataan serta kekuasaan kekuatan yang
bersifat duniawi kepada Sulaiman, tetapi ia tak tergiur jauh akan
kekuasaan, kekuatan, dan kenikmatan duniawi tersebut merupakan
kelebihan yang hanya sementara dan tidak kekal abadi.11 Amal perbuatan
baik lagi shalih pula adalah bonus dari Allah yang mana manusia yang
mampu bersyukur dan taat hanya kepada Allah akan dilimpahkan taufik
untuk mengamalkan perbuatan yang baik dan shalih. Nabi Sulaiman a.s
yang cerdas dalam mensyukuri semua nikmat memohon pertolongan
kepada Allah Swt supaya mengumpulkan segenap jiwa serta dirinya dan
juga memberikan taufik dan hidayah agar bersyukur atas nikmat-Nya.
Nabi Sulaiman pun amat sangat sadar bahwa kenyataannya amal shalih
tersebut adalah taufik dan nikmat lain yang datangnya dari Allah Swt.12
Pada suatu hadis Ibnu Abbas, mengatakan Nabi Muhammad Saw
sangat melarang apabila membunuh lebah, semut, burung ash-shurad,
serta burung hud-hud, َنه هى هع ْن كهتْلى َأ ْربهع ىم هن إدلَّ هو ى ِّإب إلنَّ ْم ه َُل-صىل هللا عليو وسمل- إ َّن إلنَّ ى َِّب
ِ
هوإلنَّ ْح ه َُل هوإلْيُدْ ىُدُ هو ر ه. Berdasarkan hadis tersebut
إلُّص ُد menurut Ibrahim al-Harbi
11
Zaini Dahlan, dkk., Al-Qur‟an dan Tafsirnya Jilid VII, 219.
12
Sayyid Qutb, Tafsir di Zilalil Qur‟an, Terj. As‘ad Yasin, dkk., (Jakarta: Gema
Insani, 2004), 394.
60
Kisah Nabi Sulaiman di atas yang berasal dari buku cerita karya Iwok
sangat sesuai dengan kisah yang tertulis dalam al-Qur‘an, sebagai berikut:
)51( هولهلهدْ أتهيْنها د ُهإو هد هو ُسله ْي هم هان ىعلْ ًما هوكهاال إلْ هح ْمدُ ى َّ ىّلِل َّ ىإَّلي فهضَّ لهنها عه هىل هك ىثري ىم ْن ىع هبا ىد ىه إلْ ُم ْؤ ىم ىن هني
َشء إ َّن ى ههذإ لهي هُو إلْفهضْ ُل إلْ ُمب ُىني ك ه َّ هو هو ىر هث ُسله ْي هم ُان د ُهإو هد هوكها هل هَي َأُّير ها إلنَّ ُاس عُ ىل ِّ ْمنها همنْ ىط هق
ِّ إلط ْ ىري هو ُأو ىتينها ىم ْن ُ ى
ِ ْ
)51(
Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan
keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari
kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman.‖ Dan Sulaiman telah mewarisi
Daud, dan dia berkata, "Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara
burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) itu benar-benar
suatu karunia yang nyata.‖ (QS. Al-Naml [27]: 15-16)
Perbedaan kisah yang ditulis dalam buku cerita anak Kisah 25 Nabi
dan Rasul Karya Iwok Abqary dengan kisah yang ada di al-Qur‘an sangat
13
M. Quraish Shihab, ed., Ensiklopedia Al-Qur‟an: Kajian Kosakata, 703.
14
Iwok Abqary, Kisah 25 Nabi dan Rasul, (Dar Mizan, Jakarta: 2018), 105.
61
terlihat di dalam buku karya Iwok Abqary. Di dalam buku karya Iwok
menceritakan bahwasanya:
Pernah suatu ketika di satu tempat, Nabi Sulaiman dan pasukannya berjalan
mendekat. Tiba-tiba Nabi Sulaiman berteriak memerintah agar pasukannya
menghentikan langkah.
Pasukannyya berhenti penuh waspada. ―Ada apa gerangan, wahai
Baginda?15
Ternyata Nabi Sulaiman mendengar teriakan. Ada koloni semut yang harus
diselamatkan. Tak jauh dari tempat itu, terlihat semut-semut berlarian.
Mereka menghindar secepatnya dari tepian jalan.
―Ayo, masuk ke dalam sarang!‖ seekor semut berteriak. ―Agar kita tidak
terinjak-injak.‖
Itulah sebabnya Nabi Sulaiman menghentikan pasukan, agar mereka tidak
menginjak semut di jalanan.16 Sekarang seluruh semut sudah berada di
tempat aman. Nabi Sulaiman dan pasukan melanjutkan perjalanan.17
) َح ََّّت إِذَا أَتَ إوا َعلَى َو ِادي71( وزعُو َن ِ اَلِ ِّن َواْلنإ
ودهُ ِم َن إ ِ ِ
َ ُس َوالطَّإِري فَ ُه إم ي ُ َُو ُحشَر ل ُسلَإي َما َن ُجن
ِ ِ
ُ ُت َنَإلَةٌ يَا أَيُّ َها الن إَّم ُل إاد ُخلُوا َم َساكنَ ُك إم ََّل َإَيط َمنَّ ُك إم ُسلَإي َما ُن َو ُجن
ودهُ َوُى إم ََّل الن إَّم ِل قَالَ إ
تَ ك الَِِّت أَنإ َع إمَ َب أ إَوِز إع ِِن أَ إن أَ إش ُكَر نِ إع َمت
ِّ ال َرَ َاح ًكا ِم إن قَ إوَِلَا َوق
ِ ) فَتَب َّسم ض71( ي إشعرو َن
َ َ َ ُُ َ
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
)71( ْي َّ ك ِِف عبَاد َك
َ الصاْل َ ضاهُ َوأ إَدخ إل ِِن بَِر إْحَت
َ صاْلًا تَ إر َ ي َوأَ إن أ إَع َم َل
َّ َعلَ َّي َو َعلَى َوال َد
―Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia, dan burung; lalu
mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di
lembah semut, berkatalah seekor semut, Hai semut-semut, masuklah ke dalam
sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,
sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia tersenyum dengan tertawa karena
(mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, "Ya Tuhanku, berilah aku
ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh
15
Iwok Abqary, Kisah 25 Nabi dan Rasul, 105.
16
Iwok Abqary, Kisah 25 Nabi dan Rasul, 106.
62
yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang saleh.‖ (Qs. al-Naml [27]: 17-19)
18
Mani‘ Abd Halim, Metodologi Tafsir: Kajian Komprehensif Metode Para Ahli
Tafsir (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 67.
19
Ali al-Sahbuni, Kamus al-Qur‟an: Quranic Explorer (Shahih, 2016), 190.
63
Selanjutnya Allah berfirman هو هو ىر هث ُسل ه ْي هم ُان د ُهإو هد ―Dan Sulaiman telah
20
Nashruddin Baidan, Perkembangan Tafsir al-Qur‟an di Indonesia (Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003), 110.
64
sini adalah mewarisi dalam bidang kenabian dan kedudukan raja Bani
Israil. Sebab para Nabi tidak mewariskan harta kepada keturunannya.
Sebagaimana hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah SAW, ―Kami,
segenap para Nabi tidak pernah mewariskan harta. Apa yang kami
tinggalkan semuanya shadaqah.‖
Allah SWT berfirman,
Pada ayat ini Nabi Sulaiman mengabarkan tentang nikmat yang telah
Allah anugerahkan kepadanya, yaitu berupa kerajaan yang sempurna dan
kedudukan yang sangat agung, hingga ia mampu menaklukkan manusia,
jin dan burung. Ia pandai bahasa burung dan hewan-hewan lainnya.
Anugerah yang diberikan Allah terhadap nabi Sulaiman tidak pernah
Allah berikan kepada seorang pun dari kalangan manusia.
21
Ibnu Katsir, al-Mishbaahul Muniir Fii Tahdziibi Tafsiiri Ibni Katsiir (Riyadh:
Daarus Salaam Lin Nasyr Wet Tauzi‘: 2000 M), 661.
65
22
M. Quraish Shihab, Tafsir al-misbah, (Lentera Hati, Jakarta:2002), 415.
67
Allah Ta‘ala berfirman: َولََق إد آتَإي نَا َد ُاوَد َو ُسلَإي َما َن ―Dan sesungguhnya
َّاس عُلِّ إمنَا َمإن ِط َق الطَّإِري َوأُوتِينَا ِم إن ُك ِّل َش إي ٍء إِ َّن َى َذا ََلَُو
ُ ال يَا أَيُّ َها الن
َ َث ُسلَإي َما ُن َد ُاوَد َوق َ َوَوِر
)51( ْي ُ ِض ُل الإ ُمبالإ َف إ
―Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata, ‗Hai manusia, kami telah
diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu.
Sesungguhnya (semua) ini benar-benar satu karunia yang nyata.‖ (Qs. an-Naml
[27]: 16)
maksudnya adalah, dianugerahkan kepada kami segala kebaikan. إِ َّن َى َذا ََلَُو
ُ ِ― الإ ُمبYang nyata,‖ yang menjelaskan kepada orang yang merenungi dan
ْي
memikirkannya bahwa ia adalah kelebihan yang diberikan kepada kami
atas manusia selain kami.23
“Hai sekalian semut, masuklah kamu ke dalam sarangmu, agar kalian tidak
terinjak Sulaiman dan balatentaranya, sedangkan mereka tidak
mengetahuinya. mendengar itu Sulaiman tertawa seraya berdo‘a kepada
Tuhan: Ya Tuhanku, tetapkanlah hatiku buat bersyukur kepada Engkau,
yang telah memberikan karunia kepadaku dan kepada ibu-bapakku, dan
masukkanlah kami ke dalam hamba-hambaku yang saleh-saleh.‖ (Q.S. an-
Naml Ayat 18-19).
ت َنَإلَةٌ يَا أَيُّ َها الن إَّم ُل إاد ُخلُوا َم َساكِنَ ُك إم ََّل َإَي ِط َمنَّ ُك إم ِ
َح َّ َّٰت إِذَا أَتَ إوا َعلَ ٰى َواد الن إَّم ِل قَالَ إ
ودهُ َوُى إم ََّل يَ إشعُ ُرو َن
ُ ُُسلَإي َما ُن َو ُجن
23
Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, (Jakarta: Pustaka Azzam, cet I
2009) Tafsir at-thabari , 793.
69
―Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, ―Hai
semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarang supaya kamu tidak diinjak oleh
Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.‖ (Qs.)
Maksud firman-Nya, ― َح َّ َّٰت إِذَا أَتَ إوا َعلَ ٰى َو ِاد الن إَّم ِلHingga apabila mereka
sampai di lembah semut,‖ adalah, hingga ketika Sulaiman dan pasukannya
sampai di lembah semut.
Firman-Nya, ت َنَإلَةٌ يَا أَيُّ َها الن إَّم ُل إاد ُخلُوا َم َساكِنَ ُك إم ََّل َإَي ِط َمنَّ ُك إم ُسلَإي َما ُن
قَالَ إ
24
Tafsir Ath-Thabari, jilid 19 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), 799.
70
Selanjutnya Allah berfirman ― َح َّ َّٰت إِ َذا أَتَ إوا َعلَ ٰى َو ِاد الن إَّم ِلHingga ketika
mereka sampai di lembah semut,‖ maksudnya, ketika Sulaiman berikut
para prajurit dan bala tentaranya hendak melewati lembah semut.
ِ ِ
ُ ُت َنَإلَةٌ يَا أَيُّ َها الن إَّم ُل إاد ُخلُوا َم َساكنَ ُك إم ََّل َإَيط َمنَّ ُك إم ُسلَإي َما ُن َو ُجن
ودهُ َوُى إم ََّل يَ إشعُ ُرو َن قَالَ إ
―Berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-
sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan
mereka tidak menyadari. (Qs.)
25
Wawan Susetya, Perdebatan Langit dan Bumi, (Jakarta: Penerbit Republika,
2005), 59.
72
sekedar hafal setiap kata dan ayat, tapi paham betul yang dibaca dan
didengar itu sebenarnya apa.
Dari sekian buku yang ada, penulis belum menemukan buku yang
bahasanya ―ramah‖ untuk anak usia pra sekolah. Mayoritas, bahasanya
lebih cocok untuk anak usia SMP-SMA bahkan mahasiswa. Walupun
sejatinya seorang penulis buku berusaha untuk menyampaikan kisah dari
sumber-sumber yang syar‘i. Agar cerita yang sahih yang tersampaikan.
Tapi penulis berpikir, menyampaikan cerita sahih bukan berarti tidak bisa
menggunakan bahasa anak-anak. Oleh sebab itu kebanyakan orang
merombak ulang bahasa redaksi dari buku-buku kisah nabi yang
dibacakan untuk anak-anaknya.
Kedua, jika dilhat dari segi kesahihan isi ceritanya ditemukan buku
kisah nabi yang bahasanya cocok untuk balita. Akan tetapi, isi cerita dari
kisah tersebut tidaklah ṣaḥīḥ. Bahkan penerbitnya tergolong salah satu
penerbit buku besar. Untuk bacaan anak-anak ini, memang harus lebih
selektif lagi.
Hingga pada akhirnya penulis menemukan buku kisah nabi dan rasul,
yang berjudul Kisah 25 Nabi dan Rasul. Dengan tampilan yang menarik
dan bahasa yang digunakan pun cukup bagus. Meski belum mencapai
tahap yang sesuai, namun penggunaan bahasanya cukup bisa dipahami
anak-anak usia dasar dan pra-sekolah.
Penggambaran dalam buku cerita karya Iwok Abqary juga tidak asal,
para Nabi dan Rasul tidak diwujudkan dalam bentuk gambar. Hanya
makhluk hidup yang ada di Bumi sajalah yang diilustrasikan melalui
gambar. Hal ini menjadikan para pembaca mudah menjelaskan ke anak-
anak karena beberapa fitur yang mendukung yakni dilengkapi gambar
yang full colour. Terlepas dari semua itu, di dalam buku karya Iwok
Abqary belum disajikan poin-poin penting mengenai isi cerita. Sehingga
75
26
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), 77.
27
Muhammad as-Sayyid Yusuf, Muhammad Abdul Qadir Hatim, Ensiklopedi
Metodologi al-Qur‟an: Kehidupan Sosial, Perj Abu Akbar Ahmad dan Iman Firdaus
(Jakarta: PT Kalam Publika, 2010), 104.
28
Muhammad as-Sayyid Yusuf, Muhammad Abdul Qadir Hatim, Ensiklopedi
Metodologi al-Qur‟an: Kehidupan Sosial, Perj Abu Akbar Ahmad dan Iman Firdaus
(Jakarta: PT Kalam Publika, 2010), 48.
76
ِ ِ ِ ِ ِ َّ
َ ي َوََّل الإ َق ًَّلئ َد َوََّل ِّآم
ْي َ اْلََر َام َوََّل ا إَلَإد ين َآمنُوا ََّل ُُتلُّوا َش َعائَر اللَّو َوََّل الش إ
َّهَر إ َ يَا أَيُّ َها الذ
ادوا َ َوََّل َإَي ِرَمنَّ ُك إم ض َوانًا َ َوإِ َذا َحلَإلتُ إم فَ إ
ُ َاصط ض ًًّل ِم إن َرِِّّبِ إم َوِر إ
اْلََر َام يَإبتَ غُو َن فَ إ
ت إ َ الإبَ إي
صدُّوُك إم َع ِن الإ َم إس ِج ِد إ
اْلََرِام أَ إن تَ إعتَ ُدوا َ َوتَ َع َاونُوا َعلَى الإِ ِِّب َوالتَّ إق َو ٰى َ َوََّل ٍ
َ َشنَآ ُن قَ إوم أَ إن
ِ يد الإعِ َق ِ
اب ُ اْل إِْث َوالإ ُع إد َو ِان َ َواتَّ ُقوا اللَّوَ َ إِ َّن اللَّوَ َشد
ِتَ َع َاونُوا َعلَى إ
―Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah,
dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan
ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya‖. (Qs. Al-Maidah [5]: 2)
29
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988),
956.
30
Muhammad as-Sayyid Yusuf, Muhammad Abdul Qadir Hatim, Ensiklopedi
Metodologi al-Qur‟an: Kehidupan Sosial, Perj Abu Akbar Ahmad dan Iman Firdaus
(Jakarta: PT Kalam Publika, 2010), 34.
77
31
Nadia Thayyarah, Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur‟an. Terj M. Zaenal Arifin,
Nurkaib, dkk. (Jakarta: Zaman, 2013), 59.
32
Muhammad as-Sayyid Yusuf, Muhammad Abdul Qadir Hatim, Ensiklopedi
Metodologi al-Qur‟an: Kehidupan Sosial, Perj Abu Akbar Ahmad dan Iman Firdaus
(Jakarta: PT Kalam Publika, 2010), 36.
33
Galuh Widitya dan Armyza Oktasari, ―Manifestasi Konsep Ta‟awun dalam
Zaakwaarneming Prespektif Hukum Perikatan” Et-Tijarie, No. 1 Vol. 5 (2018), 20.
78
34
Ringkasan Hadis Shahih al-Bukhari, Terj. Achmad Zaidun, (Jakarta: Pustaka
Amani, 2002), 516.
79
40
M. Quraish Shihab, Dia Dimana-mana: Tangan Tuhan Di Balik Setiap
Fenomena, (Jakarta: Lentera Hati, 2010), 305.
41
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an,
(Jakarta: Lentera Hati), 423.
42
Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, 40 Karakteristik Mereka yang Dicintai
Allah Berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah, Perj. Endang Saiful Aziz, Taufiq Nuryana,
(Jakarta: Darul Haq, 2017), 83.
81
43
Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, 40 Karakteristik Mereka yang Dicintai
Allah Berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah, Perj. Endang Saiful Aziz, Taufiq Nuryana,
(Jakarta: Darul Haq, 2017), 88.
44
Sudirman Tebba, Hidup Bahagia Cara Sufi, (Tangerang: Pustaka Irvan, 2007), 4.
45
Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, 40 Karakteristik Mereka yang Dicintai
Allah Berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah, Perj. Endang Saiful Aziz, Taufiq Nuryana,
(Jakarta: Darul Haq, 2017), 83.
46
Sudirman Tebba, Hidup Bahagia Cara Sufi, (Tangerang: Pustaka Irvan, 2007), 4.
82
47
Sudirman Tebba, Hidup Bahagia Cara Sufi, (Tangerang: Pustaka Irvan, 2007),
11.
48
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan
Moral Ajaran Bumi, (Jakarta: Penebar Plus, 2012), 122.
49
Thoriq Aziz Jayana, Meneladani Semut dan Lebah, 122.
83
ِ
ض ِزينَةً ََلَا لنَإب لَُوُى إم أَيُّ ُه إم أ إ
َح َس ُن َع َم ًًّل ِ إنَّا َج َع إلنَا َما َعلَى إاْل إَر
―Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami
menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya‖. (QS. Al-
Kahfi [18]: 7)
50
Sulaeman Jajuli, Ekonomi dalam Al-Qur‟an, (Yogyakarta: Deepublish, 2018),
207.
51
Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Jakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa,
1995), 29.
52
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan
Moral Ajaran Bumi, (Jakarta: Penebar Plus, 2012), 100.
84
perkataan raja semut kepada kaum semut lainnya. Dan juga Nabi
Sulaiman tak pernah terlintas dan terbesit untuk menyakiti dan
menghancurkan kaum semut dengan ikhlas Nabi Sulaiman berusaha untuk
sadar akan hal itu dan mensyukurinya.53
Mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman yang dapat
memahami dan mengartikan perkataan raja semut, dan anggapan baik dari
raja semut dan kaumnya kepada Sulaiman dan bala tentaranya, lalu
Sulaiman berdo‘a
ِ ي وأَ إن أَعمل ِ
ُضاه
َ صاْلًا تَ إر
َ َ َ ت َعلَ َّي َو َعلَ ٰى َوال َد َّ َ إ َ َب أ إَوِز إع ِِن أَ إن أَ إش ُكَر نِ إع َمت
َ ك الَِِّت أَنإ َع إم ِّ َر
ْي ِِ َّ ك ِِف ِعب ِاد َك َ َِوأ إَد ِخ إل ِِن بَِر إْحَت
َ الصاْل َ
―Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh‖.
53
Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zilalil Qur‟an, Terj. Syihabuddin, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1999), 393.
54
Zaini Dahlan, dkk., Al-Qur‟an dan Tafsirnya Jilid VII, 219.
85
55
Muhammad Gufron Hidayat, Berburu Warisan Nabi Yusuf dan Nabi Sulaiman,
(Media Pressindo, 2015), 105.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah penulis paparkan pada bab-bab
sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
Iwok Abqary begitu piawai mengolah kata yang sesuai untuk anak-
anak. Bahasa yang digunakan tidak sulit dan kalimatnya dibuat singkat,
tidak berbelit-belit. Tujuannya agar memudahkan anak dalam menalar
kisah yang dipaparkan.
Karena cerita anak adalah cerita pendek, Iwok Abqary telah
menyampaikan cerita dengan efektif. Seimbangnya kata dan gambar
membuat cerita yang dapat meningkatkan kualitas buku cerita anak. Rata-
rata buku cerita anak memiliki kata sebanyak 50-1000 kata. Penulisan
Iwok sangat singkat, padat, dan jelas. Iwok pun menghindari penggunaan
istilah, kiasan, atau kata-kata lain yang konotatif. Gambar pun disesuaikan
dengan tulisan. Gambar ilustrasi yang baik disesuaikan dengan kata kerja
utama yang menjadi inti cerita. Semisal adegan Nabi Sulaiman mendengar
teriakan koloni semut, maka gambar adegan ketika semut sedang
berkumpul.
Setiap kisah nabi di dalam buku ini selalu diakhiri dengan faidah dan
pelajaran penting yang dapat dipetik oleh anak atau pembaca buku ini.
Allah SWT menjadikan Nabi dan Rasul sebagai orang saleh pilihan, yang
sambung-menyambung menyebar risalah-Nya kepada seluruh umat
manusia. Ada 25 Nabi dan Rasul yang harus di imani karena Allah. Selain
mengimani mereka, agar anak-anak juga wajib meneladani sifat-sifatnya
yang mulia. Kemuliaan Nabi dan Rasul ini, terletak pada ketakwaan dan
kesabaran di jalan Allah. Mengetahui kisah-kisah hidupnya, akan
87
88
Abqary, Iwok. Kisah 25 Nabi dan Rasul, Jakarta: Dar Mizan, 2018.
Anwar, Rosihon. Ilmu Tafsir, Cet. III, Bandung: Pustaka Setia, 2006.
AS, Mudakir. Studi Ilmu-ilmu Qur‟an, Bogor: Pustaka Litera antar Nusa,
cet. 10, 2007.
Basri, Hasan. Horizon al Qur‟an, dari judul asli Les Grens Themes Du
Coran oleh Jacquis Joner, Cet. I, Jakarta: Balai Kajian Tafsir al-
Qur‘an Pase, 2002.
91
92
http://iwok.blogspot.com
http://iwok.multiply.com.
http://forumpba.blogspot.com/2011/01/profil-iwok-abqary.html
Khalil, Syauqi Abu. Atlas Al-Qur‟an, Perj. Ahsin Sakho Muhammad dan
Sayuti Anshari Nasution, Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2006.
Qutb, Sayyid. Tafsir di Zilalil Qur‟an, Terj. As‘ad Yasin, dkk., Jakarta:
Gema Insani, 2004.
Safitri, Sovie, ―Analisis Isi Pesan Akhlak Dalam Komik Pengen Jadi Baik
1 Karya Squ.‖ Skripsi S1,. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Titik, WS, dkk, Kreatif Menulis Cerita Anak, Bandung: Nuansa, 2012).