Anda di halaman 1dari 82

ANALISIS PESAN MORAL PADA KISAH NABI ISMAIL

‘ALAIHISSALAM DALAM AL-QUR’AN

SKRIPSI SARJANA
DISUSUN
O
L
E
H
KHOIRUL IKHSAN DAULAY

130704011

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALISIS PESAN MORAL PADA KISAH NABI ISMAIL
‘ALAIHISSALAM DALAM AL-QUR’AN

SKRIPSI SARJANA
Disusun
O
L
E
H
KHOIRUL IKHSAN DAULAY
130704011
Pembimbing

Dra. Fauziah, M.A


NIP. 19650112 199003 2 001

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian


Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara Medan
Untuk melengkapi salah satu ujian sarjana sastra
dalam bidang Ilmu Bahasa Arab

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Disetujui oleh:

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN

Ketua, Sekretaris,

Dra. Rahlina Muskar Nst,M.Hum.,Ph.D Drs. Bahrum Saleh, M.Ag


NIP. 19611216 198703 2 001 NIP.19620919 19903 1 003
PENGESAHAN

Diterima oleh:
Panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi
salah satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu Bahasa Arab pada Fakultas
Ilmu Budaya USU Medan, Pada :
Hari :
Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,

Dr. Budi Agustono, M.S.


NIP. 19600805 198703 1 001

Panitia ujian :
No Nama Tanda Tangan

1. Dra. Rahlina Muskar Nst,M.Hum.,Ph.D ( )

2. Drs. Bahrum Saleh, M.Ag ( )

3. Dra. Fauziah, M.A ( )

4. Dr. Khairina Nasution, M.S ( )

5. Andi Pratama Lubis, SS,.M.Hum ( )


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dari

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi

berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Juni 2017

Khoirul Ikhsan Daulay

130704011
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbi al-‘ālamīn penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


yang senantiasa melimpahkan Karunia dan Rahmat-NYA, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada junjungan kita yang tercinta
Nabi Muhammad SAW yang telah mengangkat manusia dari lembah jahiliyah
kepada kehidupan yang islamiyah.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melengkapi salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Bahasa Arab Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, maka penulis mengangkat judul :

“Analisis Pesan Moral Pada Kisah Nabi Ismail ‘Alaihissalam Dalam Al-Qur’an”.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis banyak mengalami


hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan dan bimbingan yang penulis peroleh
dari para pembimbing serta bantuan dari banyak pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pada pembaca umumnya serta memberi pengaruh yang
lebih baik dalam kehidupan.
Oleh karena itu, dalam skripsi ini mungkin masih terdapat beberapa
kesalahan dan kekeliruan. Untuk itu, penulis memohon maaf, saran dan kritikan yang
membangun dari semua pihak agar skripsi ini dapat diperbaiki pada kesempatan
lain..

Medan, Juni 2017


Penulis

Khoirul Ikhsan Daulay


130704011

i
UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
Rahmat dan HidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam kepada junjungan besar baginda yang tercinta Nabi Muhammad
SAW yang telah mengangkat manusia dari lembah jahiliyah kepada kehidupan yang
islamiyah.
Pada kesempatan ini, sebagai ungkapan rasa bahagia dan syukur yang tak
terhingga, penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tak ternilai
kepada semua pihak yang membantu hingga selesainya penulisan skripsi ini, baik
bantuan moril maupun materil. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, yang selalu berada dalam relung
hati yang paling dalam. Ayah, Ibu, engkau selalu berada di setiap langkah
penulis, walau sekedar bayang di kulit ari. Penulis mohon ampun selalu
menyusahkan kalian. Tak terkira kasih sayang yang diberikan sejak dalam
kandungan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan menoreh kata-
kata di dalam skripsi ini. Hanya doa yang dapat penulis berikan sebagai
balasan atas ketulusan dan keikhlasan yang tiada terhingga.
“Allahummaghfirli wa liwalidayya wa arhamhumā kamā rabbayanī saghīran,
āmīn”.
2. Yang terhormat Bapak Dr. Budi Aguston, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara, serta Bapak Prof. Drs. Mauly Purba,
M.A, Ph.D. selaku Pembantu Dekan I, Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku
Pembantu Dekan II, dan Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. selaku
Pembantu Dekan III.
3. Yang terhormat Ibu Dra. Rahlina Muskar Nst,M.Hum.,Ph.D selaku Ketua
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara.
4. Yang terhormat Bapak Drs. Bahrum Saleh, M.Ag selaku sekretaris Program
Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Yang terhormat Bapak Andi Pratama Lubis, SS,.M.Hum selaku Dosen
Penasehat Akademik yang telah memberikan berbagai nasehat dalam rutinitas
penulis menjalani kegiatan perkuliahan di Program Studi Sastra Arab
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Jazakumullah Khair.
6. Yang Terhormat Ibu Dra. Fauziah, M.A selaku dosen Pembimbing I, yang
dengan ikhlas meluangkan waktu, banyak membantu, membimbing penulis
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan kesediaan ibu dalam
menampung curhatan penulis. Jazakumullah Khair.
7. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Bahasa Arab pada khususnya dan Staf
Pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara pada umumnya
yang telah mendidik dan dengan ikhlas mencurahkan ilmu dan perhatiannya
sejak penulis memulai perkuliahan sampai menyelesaikannya menjadi
sarjana.
8. Kepada kak Fitri selaku Staf Administrasi Program Studi Sastra Arab yang
sudah banyak membantu penulis dalam hal administrasi.
9. Kepada Ibu Dr. Khairina Nasution, M.S selaku dosen penguji yang telah
memberikan banyak kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi ini
dapat peneliti rampungkan dengan baik.
10. Kepada Ibu Dr. Rahimah M.Ag selaku dosen yang terbaik dengan penuh
perhatian telah memberikan motivasi, nasehat, dengan ikhlas mencurahkan
ilmu dan perhatiannya sejak memulai perkuliahan sampai menyelesaikannya
menjadi sarjana.
11. Teristimewa kepada Paida Rizkiah Siregar, A.Md. dan Adik Junedi, Devi,
Muktar, yang tercinta yang selalu mendukung, memberi motivasi dan
semangat kedapa penulis dalam pembuatan Tugas Akhir ini , penulis ucapkan
terima kasih.
12. Untuk keluarga besar tercinta Kakek, Nenek, Alm Opung Rondah, Opung
Barumun, Alm Uwak Jurman, Uwak Roslaini, Uwak Alim, Uwak Ramidah,
Alm Udak Carlis, Ete’ Sarina, Bang Banuaran, Kak Jannah, Bang Julham,
Kak Sahriani, Bang Jamal, Kak Juli, Bang Isharuddin, Kak Samroh, Bang
Pardi, Kak Deria, Kak Netti, Nani, Romaito, Dedi, Tini, Ari, Ali hasan,
Lahuddin, Ennis, Maijen, Akbar, Emma, damai Sari, Sukri, Amrul, Sarkasih,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Nur Aminah, Silfi, Rohim. dan dkk yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu yang telah membesarkan hati peneliti sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
13. Kepada Bang Hendra, Bang Hery, Bang Soleh, Arif, Arwin, dan Bima yang
selalu mendukung, memberi motivasi dan semangat kedapa penulis dalam
pembuatan Tugas Akhir ini , penulis ucapkan terima kasih.
14. Para Alumni, Senioren, rekan-rekan serta adik-adik yang tergabung dalam
Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA) Fakultas Ilmu Budaya USU, dan
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fib USU yang memberikan
warna hidup tersendiri di kampus. Semoga IMBA dan HMI tetap maju,
berjaya dan Yakusa.
15. Kepada M.Ilham, Rahmatdan, Rasyid, Imam, Muttaqin, terimakasih karena
kalian selalu memberikan semangat dan motivasi. Tidak akan lupa tentang
kebersamaan kita, yang selalu bersama disaat senang maupun susah, selalu
berbeda pendapat, egois dan sering berantem tapi satu hal kita lebih dari
sahabat. Kalian adalah saudaraku. Thank you all.
16. Keluarga Besar Sastra Arab angkatan 2013 ( Febri, Fitri Manalu, Fitri
Tanjung, Annisa, Putri Anjar, Rizki Pohan, Sa’aroh, Zulfa Aulia, Wira,
Mardiah, Siti Nalis, Zulfa Khairani, Anggun, Assaadah, Irdayanti, Laila, Gea
cinta, Sri Utami, Ainun, Nurjannah, Rusmita, Meutia, Wulandari, Asiah,
Zulfikar, Amelia, Zakiyah, Ilyas, Megawati, Mughni, Syauqon, Muin,
Aisyah, Yulia, Dyah, Khairuna, Risma, Sri Ningsih, dan Ade Irawati.
17. Kepada seluruh pihak yang membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu.
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti
selanjutnya. Kepada semuanya peneliti berterima kasih semoga bantuannya menjadi
amalan yang diridhoi oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan berlipat ganda.
Amin ya rabbal ‘alamin.

Medan, Juni 2017


Peneliti

Khoirul Ikhsan Daulay


130704011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..vi
PEDOMAN TRANSLITERASI………………………………………………viii
ABSTRAK…………………………………………………………………...…xiv
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………xvi
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang ...……………………………………………………....1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................6
1.5 Metode Penelitian ..................................................................................7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA........................................................................8


2.1 Kajian Terdahulu ...................................................................................8
2.2 Kerangka Teori .....................................................................................10
2.2.1 Sastra ..........................................................................................10
2.2.2 Pendekatan Moral........................................................................10
2.2.3 Tema ...........................................................................................12
2.2.4 Falsafah Pemikiran......................................................................12
2.2.5 Penokohan...................................................................................13
2.2.6 Pesan...........................................................................................13
2.2.6.1 Pesan Religius dan Keagamaan......................................13

BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................15


3.1 Sejarah Singkat Al Qur’an....................................................................15
3.2 Kronologis Kisah Nabi Ismai A.S.…………………………………...17
3.3 Pesan Moral pada Kisah Nabi Ismail A.S dalam Al-Qur’an………....31
3.3.1 Pesan Religius dan Keagamaa………………………………....36
BAB IV : PENUTUP………………………………………………………….42
4.1 Kesimpulan………………………………………………………….42
4.2 Saran………………………………………………………………...43

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………44
LAMPIRAN

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman transliterasi yang digunakan adalah sistem transliterasi arab latin
berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P&K RI No. 158 Tahun 1987 dan No.
0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

1. Konsonan Tunggal
Fonem konsonan bahasa Arab dilambangkan dengan huruf. Dalam
transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.Di bawah
ini daftar huruf-huruf Arab tersebut dan ditransliterasi dengan huruf latin.

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

‫ا‬ Alif - Tidak dilambangkan

‫ب‬ Ba B Be

‫ت‬ Ta T Te

‫ث‬ Sa ṡ es (dengan titik di atas)

‫ج‬ Jim J Je


‫ح‬ Ha Ha (dengan titik di bawah)
Kha Kh Ka dan ha
‫خ‬
‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Zal Ż Zet (dengan titik di atas)

‫ر‬ Ra R Er

‫ز‬ Zai Z Zet

‫س‬ Sin S Es

‫ش‬ Syin Sy Es dan ye

‫ص‬ Sad ṣ Es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ Dad ḍ de (dengan titik dibawah)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


‫ط‬ Ta ṭ te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ Za ẓ zet (dengan titik di bawah)


`ain ‘ Koma terbalik (di atas)
‫ع‬
‫غ‬ Gain G Ge

‫ف‬ Fa F Ef

‫ق‬ Qaf Q Ki

‫ك‬ Kaf K Ka

‫ل‬ Lam L El

‫م‬ Mim M Em

‫ن‬ Nun N En

‫و‬ Waw W We

‫ه‬ Ha H Ha

‫ء‬ Hamzah ` Apostrof

‫ي‬ Ya Y Ye

2. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah atau tasydid dalam system
tulisan arab dilambangkan dengan sebuah tanda seperti (ّ ◌ ), tanda
syaddah ( ◌ ) adalah tanda yang menunjukkan konsonan rangkap atau
pengulangan konsonan yang bersangkutan. Dalam transliterasinya
dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda
syaddah itu.
Contoh : ‫ هي دمحأ‬Ahmadiyyah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Tā`Marbūtah
Transliterasi Tā`Marbūtah terdiri dari tiga macam, yaitu:
3.1 Tā`Marbūtah hidup,
Yaitu Tā`Marbūtah yang mendapat harakat fathah, kasrah atau
dhammah, transliterasinya / t /.
Contoh: ‫ءايلولاا‬ ‫ ةمارك‬/Karāmatul-Auliyā'.
3.2 Tā`Marbūtah mati,
Yaitu Tā`Marbūtah yang harakat sukun ( ‫ ) ة‬ditulis / h /. Kecuali untuk
kata-kata Arab yang susah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti
shalat, zakat,dan sebagainya.
Contoh: ‫ةعامج‬ Jamā`ah.
3.3 Kalau pada kata terakhir dengan Tā`Marbūtah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang “al” serta bacaan kedua kata itu terpisah
maka Tā`Marbūtah nya ditransliterasikan dengan / h /.

4. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab secara garis besar terbagi kepada tiga bagian,
yaitu :
4.1 Vokal pendek
Bunyi vokal pendek adalah bunyi bersuara yang ketika
mengucapkannya dengan suara agak cepat. Bunyi vokal pendek terdiri
dari [ a, i, u ].
Bunyi vokal pendek [ a ] atau fathah, dilambangkan dengan sebuah
garis diagonal yang dibubuhkan di atas lambing-lambang bunyi
konsonan, sperti ( _ ◌ّ ).
Bunyi vokal pendek [ i ] atau kasrah, dilambangkan dengan sebuah
garis diagonal yang dibubuhkan di bawah lambing-lambang bunyi
konsonan, seperti ( - ◌ّ )
Bunyi vokal pendek [ u ] atau dhammah, dilambangkan dengan
sebuah tanda yang hamper mirip koma yang diletakkan di atas
lambinglambang bunyi konsonan, seperti ( ّ ◌ ).
4.2 Vokal panjang
Bunyi vokal ini terdiri dari bunyi-bunyi vokal [ a, i, u ] yang panjang,
yaitu [ ā, ī , ū ]. Vokal panjang ini dilambangkan dengan bunyi-bunyi
vokal pendek dan diikuti dengan huruf hija ‘iyah tertentu.
Bunyi vokal panjang [ ā ], dilambangkan dengan bunyi vocal pendek
[a ] diikuti dengan huruf hija ‘iyah “alif” ( ‫) ا‬, seperti : ‫ [ ّ◌ ا‬ā ].
Bunyi vokal panjang [ ī ], dilambangkan dengan bunyi vocal pendek [
i] diikuti huruf hija ‘iyah “ya” ( ‫) ي‬, seperti : ‫ي‬- ◌ّ [ ī ].
Bunyi vokal panjang [ ū ], dilambangkan dengan bunyi vokal pendek
[u ] diikuti huruf hija ‘iyah “waw” ( ‫) و‬, seperti : ‫ّ و‬ ◌ [ ū ]. Huruf
hija ‘iyah yang mengikuti lambang-lambang bunyi vokal pendek di
dalam bahasa Arab lazim disebut dengan huruf “Mad”. Jadi bunyi
vokal panjang adalah bunyi yang ketika mengucapkannya dengan
suara lebih lama atau lebih panjang.
4.3 Vokal rangkap
Vokal rangkap adalah vokal bahasa Arab yang lambangnya berupa
gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan
huruf, yaitu :

Contoh : ‫[ لوح‬haula] /aula/ ‘di antara’


‫[ فيك‬kaifa] /kaifa/ ‘bagaimana’

5. Kata sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan arab dilambangkan dengan huruf, yaitu:
‫ لا‬/ al /. Namun dalam transliterasi ini, kata sandang itu dibedakan atas kata
sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti
oleh huruf qamariah.
5.1 Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah
Ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf “l” diganti
dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata
sandang itu.
Contoh: ‫ ةعيشال‬/Asy-syīah/
5.2 Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah
Ditransliterasikan sesuai dengan tulisannya, yaitu huruf “ l “ tetap
dibaca.
Contoh: ‫ نارقال‬/Al-Qu'ran/

6. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf capital tidak dikenal, namun
dalam transliterasi huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf capital,
seperti apa yang berlaku dalam ejaan yang disempurnakan (EYD),
diantaranya: huruf kapital dipergunakan untuk menulis awal nama diri
tersebut bukan huruf awal kata sandangnya.
Contoh: ‫ ﺤدم للﺤدم بر نيملاعال‬/Alhamdulillahi rabbi al-‘ālamin/
Penggunaan huruf capital untuk kata Allah hanya berlaku bila dalam tulisan
Arabnya memang lengkap demikian dan kalu penulisan itu disatukan
dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf
kapital tidak dipergunakan.

7. Hamzah ( ‫) ء‬
Hamzah yang terletak ditengah dan diakhir kata ditransliterasikan dengan
apostrof ( ‘ ), sedangkan untuk hamzah yang terletak di awal kata tidak
dilambangkan karena dalam tulisan arab berupa alif.
Contoh : ‫ متنأأ‬/a'antum/

‫ ثنؤم‬/mu'annas/

xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Sandang
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, ism dan hurf ditulis terpisah. Hanya
kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang
dihilangkan. Maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut
dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya.
Contoh: ‫ نإو ل نيقزرلاريخوهل‬/wa innallaha lahuwa khairu ar-raziqin/

9. Tajwid
Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman
transliterasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ilmu
tajwid. Karena itu, peresmian pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan
pedoman tajwid.

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK
Khoirul Ikhsan Daulay (130704011) 2017, Analisis Pesan Moral Pada Kisah Nabi
Ismail ‘Alaihissalam Dalam Al-Qur’an. Penelitian ini membahas tentang Pesan
Moral dan Pesan Religius pada kisah nabi ismail a.s dalam Al-Qur’an. Penulis
menggunakan Teori Nurgiyantoro (1995) dalam menganalisis pesan moral. Pada
penelitian ini penulis menggunakan kajian struktural dalam menganalisis pesan
moral dan ditinjau oleh sosiologi sastra. Metode Penelitian ini adalah studi
kepustakaan (Library research) dengan menggunakan metode deskriptif analisis,
yaitu membaca dari referensi yang telah ada, mencatat dan mendeskripsikannya. Di
dalamnya terdapat mendeskripsikannya, mencatat, menganalisis, dan
menginterprestasikan serta menguraikan secara sistematis.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah:
Salah satu kisah yang terdapat dalam Al-Qur'an adalah kisah nabi Ismail a.s yang
terdapat dalam Surah As-Shaffat Ayat 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108,
109, 110, 111, Maryam Ayat 54, 55, Al-Anbiyâ Ayat 85, 86, An Nisa Ayat 163,
Al-Baqarah Ayat 125, 126, 127, 128, 129, 132, 133, 136, 137,138, 140, 158, Ibrahim
Ayat 37, Al-Hajj Ayat 27, 28, 29,30, An-Nahl 123.

Pesan moral yang terdapat pada kisah Nabi Isma’il a.s pada Surah sebagai berikut:
QS:2.125, 126, 127, dan 158. QS:19.55. QS:22.27, 29, 30. QS:37.102.

Pesan religius yang terdapat pada kisah Nabi Isma’il a.s pada Surah sebagai berikut:
QS:2.125, 126, 127, dan 158. QS:14.37. QS:19.54. QS:21.85. QS:22.28, dan 30.
QS:37.102, 105, dan 110.

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


‫ةيديرجت ةروص‬
‫ملاسال ةيلع ليعامسإ ةصق يف ىزغمال ليلﺤت ̈‪ (١١٠٤٠٧٠١١) ٧٠١٤.‬يلود ناسحالا ريخ‬
‫يبن هاسيك اداب سويجيلير ناسيب ناد يقالخألا ناسيب غ̈ناتنت ساهبمم ينيإ نايتيلنيب‬ ‫نارقال يف‪.‬‬
‫‪ .‬يف )‪ (١١١۵‬وروتنايجرون يروت ناكانوغنم سيلونيب‬ ‫نارقال يف مالسال ةيلع‬ ‫ليعامسإ‬
‫ملاد لارتكورتس نايجاك ناكانوغنيم سيلونيب ينيإ نايتيلنيب‬ ‫اداب ‪.‬لاروم ناسيب سيسيالناغنيم‬
‫‪ .‬لاادأ ينيإ نايتيلنيب دوتيم‬ ‫يجولويسوس هلوأ واجنيتيد ناد لاروم ناسيب سيسيالناغنيم رثن‬
‫وتياي ‪،‬سيسيلانأ فيتبيركسيد دوتيم ناكانوغنم ناغند )شترازير يراربيل( ناكاتسوبيك يدوتس تاب¨ ¨ ¨ادريت اينملاد يد ‪.‬ايناكيسبيركسدنم ناد‬
‫تاتاكنيم ‪،‬ادأ ه¨اليت غناي يسنريفير يراد اكابميم اراكيس ناكاروغنم ات ¨ريس ناكيساتسيربرتنيجنم ناد ‪،‬سيس ¨يالناغنم ‪،‬تات¨¨اكنيم‬
‫‪،‬ايناكيسبيركسدنم‬
‫سيتاميتسيس‪.‬‬

‫يلي امك نوكت ثﺤبال اذه نم جن اتنالف ‪:‬‬


‫‪ : ١٠٠- ١٠١- ١٠٧-١٠١‬ةيلأا تافاصال ةروس نارقال يف مالسال ةيلع ليعامسإ ةصق يف ‪-‬‬
‫ميرم ‪ : ١٠٧- ١٠۵ -١٠۶ -١٠٤ -١٠۸ -١٠١ -١١٠ -١١١,‬ايبنلأا ‪. ۸۶- ۸۵ : ۵٧ -۵۵ .‬‬
‫ةرقبال ‪ : ١۶١ .‬ءاسنال ‪- ١١۸- ١١ -١١٤۶- ١٧ -١٧١ -١١٧ -١١١۸- ١٧ -١٧٤۶- ١٧۵ :‬‬
‫‪ : ١٧١‬لﺤنال ‪ : ٧٤ -٧۸ -٧١ -١٠ .‬جﺤال ‪ : ١٤ .‬ميهربا ‪. ١٧٠ -١۵۸ .‬‬
‫ةيلأا ‪ ٧ :‬ةرس ىف ةيقلخلا ميقال لثمتت ‪ ٧٧, ١۵۸- ١٧ -١٧٤۶- ١٧۵‬ةروس‪ ١١ : ۵۵ ,‬ةروس ‪:‬‬
‫‪ ١٤ : ١٠٧‬ةروس‪.٧٤ -٧١ -١٠ ,‬‬
‫ةروس ىف ةينن دال ميلاعتال لثم تو‪ ١١- ١٧۵‬ةروس ‪ ١٧ :١٤ ,‬ةروس ‪: ١٧۶ -١٧٤ – ١۵۸,‬‬
‫‪ ١٤ : ١٠٧‬ةروس ‪ ٧٧ :٧۸ -١٠ ,‬ةروس ‪ ٧١ :۸۵ ,‬ةروس ‪. ١٠ -١١٠۵- ۵٧,‬‬
DAFTAR SINGKATAN

IMBA : Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab


No. : Nomor
SAW : Sallallahu ‘alaihi wasallam
SKB : Surat Keputusan Bersama
SWT : Subhanahu wa ta’ala
HTI : Hizbut -Tahrir
BTM : Baitul Tasqif Mustanir
A.S : ’Alahi as-salam
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia telah dikarunia pencipta-Nya untuk hidup berbudaya, dan salah satu
dari unsur budaya itu adalah sastra. Sastra dikatakan sebagai salah satu dari unsur
kebudayaan karena sastra merupakan pendukung dan perkembangan kebudayaan itu
sendiri.

Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa sansekerta. Akar kata
“sas” yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi.
Sedangkan “tra” berarti alat atau sarana (Teeuw, 1988:21-24). Padahal dalam
pengertian sekarang (bahasa melayu), sastra banyak di artikan sebagai tulisan.
Pengertian ini kemudian ditambahkan dengan kata su yang berarti indah atau baik,
maka jadilah susastra yang bermakna tulisan yang indah (Fananie, 2000: 4).

Sastra juga didefinisikan sebagai suatu ciptaan, suatu kreasi yang merupakan
luapan emosi yang spontan dan sastra itu bersifat otonom, tidak mengacu pada
sesuatu yang lain dan mempunyai koherensi antara unsur-unsurnya. Kreativitas dan
spontanitas merupakan dasar definisi pada zaman romantik. Tokoh-tokoh romantic
seperti Sartue, Coleridge atau pun Barthes merupakan pendukung bahwa sastra
memang tidak lepas dari kreasi, ekspresi, koherensi dan sintesis di samping makna
tak terhingga (Fananie, 2000: 6).

Al-Faishal dalam Muzakki (2006: 26) memberikan definisi sastra sebagai


berikut:
‫ةليذرال نع دعبيو ةليضفال ىال وعديو قلخال بذهيو سفنال يف رثؤي رثن وأ رعش لك بدلأا ليمج بولسأب‬
/Al-‘adabu kullu syi’rin ‘au naṡrin yu’aṡṡiru ḟi an-nafsi wa yuhazzibu al-khulqa wa
yad’ū ilā al-faḍīlati wa yab’adu ‘an ar-rażīlati biuslūbin jamīlin/’Adab adalah setiap
syair atau prosa yang diungkapkan dengan gaya bahasa yang indah, dapat
mempengaruhi jiwa dan mendidik budi pekerti untuk berakhlak mulia dan menjauhi
akhlak tercela’.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada abad ke-4 H, adab diartikan sebagai ilmu, yang bukan ilmu agama,
tetapi dapat meningkatkan akal pikiran manusia, baik dari segi sosial maupun
budayanya. Adab juga diartikan sebagai semua yang merupakan hasil dari pikiran
dan perasaan, dan secara khusus, diartikan sebagai kata-kata retoris yang bermaksud
mempengaruhi emosi para pembaca dan pendengar (Sutiasumarga, 2000:1-2).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1991: 505) kisah adalah
cerita tentang kejadian (riwayat) dalam kehidupan seseorang dan sebagainya. Al-
Qur`an memiliki dimensi sastra dan keindahan gaya bahasa dalam mengungkapkan
kisah-kisah Al-Qur`an. Kata kisah berasal dari kata bahasa Arab ‫ ةصقال‬/ ‘al-qișșatu’
jamaknya / ‫ صص ¨قال‬/ ‘al-qișașu’ atau ‘al-qașașu’ yang berarti cerita atau hikayat,
sedangkan menurut al-Layts dalam Khalafullah (2002: 100) ‘al-qashsh (kisah) yaitu
mengikuti jejak.

Al-Qur’an adalah kitab fundamental Islam, wahyu Allah yang begitu


sempurna, dalam bentuk puisi agung tiada tara, dalam bahasa dan isi
yang penuh dengan rangsangan kepada akal dan ilmu, bahasa yang
halus sentuhannya kepada tali-temali sentimen, emosi, dan rasa seni
manusia. Keasliannya yang tak dapat diragukan, serta tidak
mengajarkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai, telah
menempatkannya pada posisi terkemuka dalam jajaran kitab-kitab
suci. Isi dari wahyu pertama ialah perhatian yang sebesar-besarnya
dan penghargaan yang sedalam-dalamnya terhadap PENA sebagai alat
untuk pengembangan ilmu dan teknologi di samping alat untuk
berkomunikasi. Lama sebelum Nabi Muhammad meninggalkan
Mekah untuk hijrah ke Madinah, ayat-ayat Al-Qur’an yang telah
diwahyukan kepada beliau, sudah beliau perintahkan untuk dituliskan.
Hal itu jelas menunjukkan betapa besar perhatian beliau untuk
menjaga kemurnian Al-Qur’an dengan penggunaan pena. (Surin, 2004
: x).
Selain itu juga kisah (cerita) adalah cermin yang bagus dan merupakan
tongkat pengukur. Dengan kisah manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan
masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan
yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang biasa disesuaikan dengan
kehidupan mereka, belajar untuk menghargai kehidupan sendiri setelah
membandingkan dengan apa yang telah mereka baca tentang kehidupan manusia di
masa lalu.
Kisah memang sangat menarik untuk dikaji, karena di dalam kisah terdapat
kebaikan dan kedalaman topik yang mampu menyentuh sanubari bahkan mengambil
hati para pendengar /pembacanya dari orang dewasa, remaja bahkan anak-anak. Di
dalam al-Qur’an banyak kisah-kisah yang di dalamnya mengandung pelajaran atau
pengetahuan dan cocok diaplikasikan kepada anak. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam Q.S. Yusuf ayat 111:
‫نيب يذلا قيدصت نكلو ىرتفي اثيدح ناكام بابلالا ىلوال ةربع مهصصق يف ناك د̈قل‬
.‫نونمؤي موقل ةمحر̈و ىدهو ئش لك ليصفتو هيدي‬

/laqad kāna fī qaṣaṣhim ’ibratu l-liūlī al-bābi mā kāna ḥadīṡan yuftarā walākin
taṣdīqa al-laẕī baina yadaihi wa tafṣīla kulli syai`iw-wa hudāw-warahmatal-
liqaumiy-yu`minūna/“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita
yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaumyang
beriman”.

Kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an memberikan banyak sekali


hikmah, selain sebagai pengenalan tokoh kenabian juga sebagai contoh keteladanan
akhlaqul karimah (budi pekerti luhur) dari para Nabi terdahulu. Keteladanan yang
ditampilkan dari kisah para Nabi dalam al-Qur’an diharapkan mampu memberikan
motifasi bagi umat Islam untuk menjadi pribadi yang baik, bermoral dan berkarakter.
Dikutip dari skripsi Hasanah NIM:131310000250 (2015:2-3) dengan judul “Studi
Analisis tentang Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kisah Nabi Yusuf”.

Adapun yang menarik perhatian penulis untuk memilih kisah Nabi Ismail as
menjadi suatu objek penelitian karena kisah tentang Nabi Ismail AS ini belum pernah
dibahas dalam skripsi di Jurusan Bahasa Arab USU, kisah Nabi Ismail a.s muncul
berulang dalam beberapa ayat di beberapa surah menandakan bahwa kisah ini begitu
penting untuk dicermati guna memperoleh pesan yang menyeluruh, dan kisahnya
mengandung pesan moral untuk umat manusia di segala zaman.
Adapun yang mendorong penulis untuk menganalisis pesan moral yang
terkandung dalam kisah nabi Ismail a.s adalah sebagai berikut:
1. Kejadian ketika Siti Hajar berlari ke arah bukit Shafa dan Marwah (Sya’i).
2. Awal mula terjadinya sumur air zam-zam.
3. Ketika Nabi Ibrahim a.s. bermimpi bahwa dirinya menyembelih putranya
ismail ‘alaihissalam di Mina.
4. Peristiwa terjadinya hari Raya Qurban (hari raya Idul Adha).
5. kemudian Nabi Ismail as digambarkan sebagai seorang yang penyabar,
menepati janji, menjaga sholat, dan memiliki hati yang lembut.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Anbiya ayat 85-86:

‫۝نيﺤلصال نم مهنا انتمحر يف مهنلخداو ۝نيربصال نم لك لفكلااذو سيرداو ليعمساو‬

/wa ismȧ’ila wa idrĭsa wa żalqibli kullun minaṣ-ṣhabirina. Wa’adḥalnȧhum fi


raḥmatinȧ innahum minaṣ-ṣhaliḥĭna/ ‘Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Zulkifli.
Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar. Dan kami masukkan mereka ke
dalam rahmat kami, Sungguh mereka termasuk orang-orang yang saleh’.

Adapun pesan moral dari alasan pemilihan judul adalah:


Dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 158:

‫نمو امهب فوطي نا هيلع حانج لاف رمتعاوا تيبلا جح نمف اللهرئاعش نم ةورملاو افصلا نا‬

‫۝مي ¨لع ركاش هللا ناف اريخ عوطت‬

/Innaṣ ṣafȧ wal marwata min sya’ȧ’irillahi, faman ḥajjal baita awi’tamara falȧ
junȧḥa ‘alaihi bihimȧ, wa man taṭawwa’a khairan fa innallȧha syakirun ‘alimun/
‘Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka
Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa
baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan Barangsiapa yang mengerjakan suatu
kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri
kebaikan lagi Maha mengetahui’.

Pesan moral yang terdapat dalam ayat ini adalah Allah maha pengasih dan
maha penyayang agar umat islam melakukan ibadah haji dan umrah ke baitullah, dan
siapa saja yang mengerjakannya akan mendapatkkan kebaikan di sisi allah.
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 125:

‫ليعمساو مهربا ىال ان دهعو ىلصم مهربا م اقم نماو ذختاو انماو س انلل ةب اثم تيبال انلعجذاو‬

‫۝دوجسلا عكرلاو نيفكعلاو نيفئ اطلل يتيب ارهط نا‬

/Wa iż ja’alna baita maṡȧbatal lin nȧsi wa amnȧn, wattakhiżủ mim maqȧmi ibrȧhima
muṡallȧn, wa ‘ahidnȧ ilȧ ibrȧhima wa ismȧ’ila an ṭahhirȧ baitiya liṭ ṭa’ifina wal
‘ȧkifina war rukka ‘is sujủdi/ ‘Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu
(Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah
sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. dan telah Kami perintahkan kepada
Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang
i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud’.

Pesan moral yang terdapat dalam ayat ini adalah agar nabi Ibrahim dan ismail
dijadikan sebagai rasul dan sebagai petunjuk supaya menghimbau umat islam cinta
tauhid, dan patuh pada perintah allah SWT. Dan rumah allah itu hanya untuk orang-
orang yang thawaf.

Pesan moral merupakan gagasan yang mendasari karya sastra, disaat akan
menyusun sebuah cerita tentu saja pengarang terlebih dahulu merancang pesan moral
apa yang akan diambil dari cerita tersebut. Untuk menganalisis pesan moral tersebut
peneliti menggunakan teori Nurgiyantoro (1995).

Salah satu kisah yang terdapat dalam Al-Qur'an adalah kisah nabi Ismail a.s
yang terdapat dalam Surah As-Shaffat Ayat 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107,
108, 109, 110, 111, Maryam Ayat 54, 55, Al-Anbiyâ Ayat 85, 86, An Nisa Ayat
163, Al-Baqarah Ayat 125, 126, 127, 128, 129, 132, 133, 136, 137,138, 140, 158,
Ibrahim Ayat 37, Al-Hajj Ayat 27, 28, 29,30, An-Nahl 123.
1.2 Perumusan Masalah

Penulis perlu memberikan perumusan masalah dalam tulisan ini untuk


memfokuskan permasalahan sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan sasaran yang
diinginkan dan terhindar dari penyimpangan. Dalam hal ini, penulis membatasi
permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Pesan Moral Yang Terdapat Pada Kisah Nabi Ismail A.S.
dalam Al-Qur’an ?

2. Berapa Jumlah Pesan Moral Yang Terdapat Pada Kisah Nabi Ismail A.S.
dalam Al-Qur’an ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk Mengetahui Pesan Moral Yang Terdapat Pada kisah Nabi Ismail A.S.
dalam Al-Qur’an.
2. Untuk Mengetahui Jumlah Pesan Moral Yang Terdapat Pada Kisah Nabi
Ismail A.S. dalam Al-Qur’an.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan penelitian ini adalah :


1. Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis maupun pembaca mengenai
pesan moral yang terdapat pada kisah Nabi Ismail a.s dalam Al-Qur’an.
2. Untuk menambah perbendaharaan karya ilmiah di Fakultas Ilmu Budaya
pada umumnya, dan Program Studi Bahasa Arab pada khususnya.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran dan hikmah dalam kehidupan
sehari-hari bagi umat islam, serta dapat memberikan informasi bagi peneliti
selanjutnya dan juga dapat dijadikan sebagai referensi ilmu pengetahuan
khususnya di bidang sastra.
1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library research) dengan


mengambil data dari Al-Qur’an dan Terjamahannya. Dalam penelitian ini digunakan
metode deskriptif analisis, yaitu menjelaskan dan memaparkan tentang hal yang
diteliti dengan jelas. Menurut Ratna (2004:53) metode deskriptif analitik adalah
metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian
disusul dengan analisis. Secara etimologis, deskripsi dan analisis berarti
menguraikan. Meskipun demikian analisis telah diberi arti tambahan, tidak semata-
mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan yang
secukupnya.

Sumber data dalam penelitian ini diambil dari surah yang berkaitan dengan
kisah Nabi Ismail a.s dalam Al-Qur’an Al-Karim sebagai data primer. Dan data
sekundernya adalah terjemahannya.

Penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan, yaitu:


1. Mengumpulkan data berdasarkan refrensi yang berkaitan dengan
pembahasan masalah yang dikaji.
2. Memilih data dan mengidentifikasinya.
3. Mengklasifikasi data dan menganalisisnya.
4. Menyusun hasil penelitian secara sistematis yang akan disajikan dalam
bentuk Skripsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu


Penelitian ini sebelumnya pernah dilakukan oleh program studi Bahasa Arab FIB
USU antara lain sebagai berikut :
1. Rosadi NIM: 050407039 dengan judul “Analisis Pesan Moral dan Konflik
Kisah Nabi Musa a.s dan Khidir a.s Pada Surah Al-Kahfi Ayat 60-82 Dalam
Al-Qur’an”. Penelitian ini menggunakan teori Nurgiyantoro (1995), Dan
Hasilnya adalah: Pesan moral yang terdapat pada kisah Nabi Musa a.s dan
Khidir a.s pada Surah al-Kahfi sebagai berikut: ayat 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66,
68, 69, 70, 71, 73, 76, 77, 79, 80, 81, dan 82. Pesan moral berwujud pesan
moral religius, termasuk didalamnya yang bersifat keagamaan dan kritik
sosial banyak ditemukan dalam karya fiksi atau dalam genre sastra yang lain.
a). Pesan religius yang terdapat pada kisah Nabi Musa a.s dan Khidir a.s pada
Surah al-Kahfi sebagai berikut: ayat 61, 63, 65, 66, 68, 69, 74, 76, 80, 81, dan
82. b). Kritik sosial yang terdapat pada kisah Nabi Musa a.s dan Khidir a.s
pada Surah al-Kahfi sebagai berikut: ayat 71, 74, 79, dan 82. Terdapat dua
bentuk penyampaian pesan moral menurut Burhan Nurgiantoro adalah
sebagai berikut: a). Bentuk penyampaian pesan moral secara langsung yang
terdapat pada kisah Nabi Musa a.s dan Khidir a.s pada Surah al-Kahfi sebagai
berikut: ayat 60, 63, 64, 66, 67, 68, 70, 73, 76, 78, 79, 80, 81,dan 82. b).
Bentuk penyampaian pesan moral secara tidak langsung yang terdapat pada
kisah Nabi Musa a.s dan Khidir a.s pada Surah al-Kahfi sebagai berikut: ayat
61, 62, 6569, 71, 72, 74, 75, dan 77.

2. Rejeyanti NIM: 050704012 dengan judul “Analisis Pesan Dan Peristiwa


Kisah Nabi Nuh ‘Alaihissalam Dalam Al-Qur’an”. Hasil penelitian ini adalah
menujukan bahwa Nurgiyantoro membagi pesan menjadi dua yaitu pesan keritik
sosial, Adapun pesan kritik sosial pada kisah Nabi Nuh a.s dalam Al-Qur’an
surat: Hūd 11: 27, 32. Al-Mu’minun 23: 23. Nuh 71: 7 dan pesan religius/
keagamaan, Adapun pesan religius/keagamaan pada kisah Nabi Nuh a.s dalam
Al-Qur’an surat: Al-‘Araf 7:59, Hud 11: 26, 36. Al-Mu’minun 23: 23. Nuh
71: 3, 10, 21, 23, 28. Adapun peristiwa menurut Luxemburg dapat dibedakan ke
dalam tiga jenis, yaitu peristiwa fungsional, Peristiwa fungsional tedapat dalam
Al-Qur’an surat: Al-‘Araf 7:64, Hud 11: 25, 37. Al-Mu’minun 23: 23, 27. Al-
Furqan 25:37. Al-Ankabut 28:14. Nuh 71: 1. Peristiwa kaitan, Peristiwa kaitan
terdapat dalam Al-Qur’an surat: Hūd 11:37,42, 44. Al-Mu’minun 23: 28. Al-
Ankabut 28:14. peristiwa acuan, Peristiwa acuan terdapat dalam Al-Qur’an
surat: Al-‘Araf 7 : 61. Hud 11: 25, 26. 27. 28, 30, 31, 36, 48. Asy-Syu’ara 26:
115. Al-Ankabut 29:14. Ash-Shaffat 37: 78. Nuh 71: 5.

3. Rohimah NIM: 0970704012 dengan judul “Analisis penokohan dan Amanat


Kisah/IIaz Wa Bilaz Wa Irakhta/ dalam kitab Kalilah Wa Dimnah. Karya
Mustafa Lutfi Al-Manfaluthi (Tinjauan Struktural). Penelitian ini
menggunakan teori Nurgiyantoro (1995), Dan hasilnya adalah: teknik
pelukisan tokoh yang digunakan pengarang dalam cerita Ilaz Wa Bilaz Wa
Irakhta adalah teknik dramatic, dengan wujud: Teknik Cakapan, Teknik
tingkah laku, Teknik arus kesadaran, Teknik reaksi tokoh, Teknik reaksi
tokoh lain. Sedangkan Amanat yang terdapat dalam cerita Ilaz Wa Bilaz Wa
Irakhta adalah amanat yanag tersurat/eksplisit atau jelas, pesan yang ingin
disampaikan pengarang dapat ditemukan dalam dialog para tokohnya, yaitu:
Sesungguhnya manusia yang akalnya paling terpuji adalah seseorang yang
apabila dirinya terkena sebuah bencana ia bisa mengendalikan dirinya.
penulis mencoba menggabungkan dua unsur instrinsik yakni latar/setting dan
amanat dalam sebuah penelitian.

Sedangkan penulis sendiri mengangkat kisah Nabi Ismail a.s dalam Al-
Qur’an untuk dijadikan skripsi dengan mengkaji unsur ekstrinsiknya maka judul
yang ada “Analisis Pesan Moral Pada Kisah Nabi Ismail a.s dalam Al-Qur’an”.
Dari satu segi penelaahan tentang kisah Nabi Ismail dapat dipandang sebagai suatu
metode agar ajaran al-Qur’an dapat diterima dan diamalkan oleh umat manusia.
Kisah Nabi Ismail ini dikaji dari bidang ilmu sastra.
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Sastra
Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah
kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya
berdasarkan aktivitas manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya suku maupun
bangsa. Sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan
dinikmati.(http://yosiabdiantindaon.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-sastra.html,
diakses tgl 14 April 2017, jam 22:18.)
Pengertian Sastra berdasarkan etimologi merupakan hasil kreasi berdasarkan
luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang
didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna (Fananie, 2001: 6).
Kemudian Jami’at membagi kata adab menjadi dua arti, yaitu arti umum dan
khusus. Dalam arti yang umum, adab berarti akhlak yang baik, seperti jujur, dapat
menjaga amanat dan lain-lain. Sementra dalam arti khusus, adab berarti kata-kata
yang indah dan baik yang berpengaruh pada jiwa. Dengan demikian arti dalam
pengertian umumlah yang sepadan dengan kata adab yang terdapat di dalam bahasa
Indonesia Jami’at (dalam Sutiasumarga 1993:15)

Dalam karya sastra terdapat unsur-unsur pembangunan yang secara


bersamaan membentuk sebuah totalitas karya sastra tersebut, di samping unsur
bahasa. Masih banyak lagi unsur yang lain. Secara garis besar, unsur sastra
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu: instrinsik dan ekstrinsik (Nurgiyantoro,
1995: 23).

2.2.2 Pendekatan Moral


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1991:665) Moral adalah
ajaran tentang baik buruk yang di terima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban dan sebagainya. Moral berasal dari Bahasa Latin yakni Mores. Mores
berasal dari kata mos yang berarti kesusilaan, tabiat atau kelakukan. Dengan
demikian, moral juga dapat diartikan dengan kesusilaan memuat ajaran tentang
baik-buruknya perbuatan. Jadi, perbuatan itu dinilai sebagai perbuatan yang baik
atau perbuatan yang buruk. Dan moral juga dapat diartikan sebagai ilmu yang
mencari keselarasan perbuatan-perbuatan manusia (tindakan insani) dengan dasar
yang sedalam-dalamnya yang di peroleh dengan akal budi manusia (Salam, 2000:
2).

Perkataan susila atau kesusilaan dapat berarti adab yang baik,


kelakuan yang bagus, harus sepadan dengan kaidah-kaidah, norma-
norma atau peraturan kehidupan yang sudah ada. Dalam Agama
Islam istilah etika merupakan bagian dari akhlak, karena akhlak
bukanlah sekedar menyangkut perilaku manusia yang bersifat
perbuatan lahiriah saja, akan tetapi mencakup hal-hal yang lebih luas
yaitu meliputi bidang akidah, ibadah dan syariah, yang cakupannya
sangat luas meliputi: Etos, Etis, Moral dan Estetika, seperti:
a. Etos: mengatur hubungan seseorang dengan khaliknya.
b. Etis: mengatur sikap seseorang terhadap dirinya dan terhadap
sesamanya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Moral: mengatur hubungan dengan sesamanya menyangkut
kehormatan individu
d. Estetika: rasa keindahan yang mendorong seseorang untuk
meningkatkan keadaan dirinya serta lingkungannya.
Dari kesimpulan diatas bahwa akhlak adalah ilmu yang membahas
perbuatan manusia dan mengerjakan perbuatan baik dan menjauhi
perbuatan buruk dalam hubungannya dengan Sang Pencipta, sesama
manusia dan lingkungannya sesuai dengan nilai-nilai moral
(Suhrawardi, 1994: 3).

Moral (Bahasa Latin Moralitas) merupakan istilah manusia menyebut ke


manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia
yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak
yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang
berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa
melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit
karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut
pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan
manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.
(http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/pengertian-dan-definisi-moral.html,
diakses tanggal 21-04-17, jam 20:35)
2.2.3 Tema
Untuk menemukan tema sebuah karya fiksi, ia haruslah di simpulkan dari
keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita. Tema
adalah gagasan dasar umum yang telah di tentukan sebelumnya oleh pengarang yang
digunakan untuk mengembangkan cerita. Dengan kata lain, cerita tentunya akan
“setia” mengikuti gagasan dasar umum yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga
berbagai peristiwa-konflik dan pemilihan berbagai unsure intrinsik yang lain seperti
penokohan, peralatan, dan penyudut pandangan diusahakan mencerminkan gagasan
dasar umum tersebut (Nurgiyantoro, 1995: 70).

Contoh: Tema dalam cerita IIaz Wa Bilaz Wa Irakhta adalah seorang raja yang
berhati-hati.

2.2.4 Falsafah Pemikiran


Adapun nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari kisah Nabi Ismail a.s
antara lain sebagai berikut:
1. Ketika ibu Nabi Ismail a.s berlari kearah bukit Shafa dan bukit Marwah. Nilai
pendidikannya adalah bekerja keras untuk mencari air demi seorang anaknya
yang kehausan, itu semua di kerjakan dengan penuh kesabaran.

2. Ketika Nabi Ibrahim a.s bermimpi menyembelih putranya Ismail


‘alaihissalam. Nilai pendidikannya adalah Sabar, seorang ayah yang hatinya
mulia di perintahkan allah untuk menyembelih putranya sendiri, ini lah salah
satu syarat bahwa sanya Ismail ditukar Allah cepat-cepat dengan seekor
Qibas. Maka sampai sekarang bertepatan pada tanggal 10 Dzulhijjah umat
islam di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Adha ( hari Raya Qurban).

3. Ketika Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s Mendirikan Ka’bah. Nilai
pendidikannya adalah Taat kepada allah, ini merupakan tempat sujud atau
rumah allah yang sampai sekarang umat islam bias menikmatinya.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat
125:
‫ليعمساو مهربا ىال ان دهعو ىلصم مهربا م اقم نماو ذختاو انماو س انلل ةب اثم تيبال انلعجذاو‬

‫۝دوجسلا عكرلاو نيفكعلاو نيفئ اطلل يتيب ارهط نا‬

/Wa iż ja’alna baita maṡȧbatal lin nȧsi wa amnȧn, wattakhiżủ mim maqȧmi ibrȧhima
muṡallȧn, wa ‘ahidnȧ ilȧ ibrȧhima wa ismȧ’ila an ṭahhirȧ baitiya liṭ ṭa’ifina wal
‘ȧkifina war rukka ‘is sujủdi/ ‘Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu
(Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah
sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. dan telah Kami perintahkan kepada
Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang
i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud’.

2.2.5 Penokohan
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang di
tampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 1995: 165).

Contoh: Tokoh utama dalam cerita IIaz Wa Bilaz Wa Irakhta adalah Raja Bilaz,
Raja digambarkan sebagai sosok yang: Ragu, Emosional dan susah
mengendalikan dirinya, Tidak bisa memutuskan masalah dengan cepat
dan tepat, dan gampang dipengaruhi.

2.2.6 Pesan
Pesan adalah bagian dari unsur instrinsik di antara unsur-unsur lainnya yaitu:
tema, alur/plot, penokohan, gaya bahasa, dan sudut pandang. Pesan merupakan
hikmah yang dapat diambil dari sebuah cerita untuk dijadikan sebagai cermin
maupun pandangan hidup. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh
itulah pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang
disampaikan, yang diamanatkan (Nurgiyantoro, 1995: 322).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1991:761) Pesan adalah
perintah, nasihat, permintaan amanat yang disampaikan lewat orang lain.

2.2.6.1 Pesan Religius dan Keagamaan

Kehadiran unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah suatu


keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan, sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat
religius. Pada awal mula segala sastra adalah religius. Istilah “religius” membawa
konotasi pada makna agama. Religius dan agama memang erat berkaitan,
berdampingan, bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, namun sebenarnya
keduanya menyaran pada makna yang berbeda. Agama lebih menunjukkan pada
kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum yang resmi. Religius, di
pihak lain, melihat aspek yang ada di lubuk hati, riak getaran nurani pribadi, totalitas
kedalaman pribadi manusia. Dengan demikian religius bersifat mengatasi lebih dalam,
dan lebih luas dari agama yang tampak, formal, resmi (Mangunwijaya, dalam
(Nurgiyantoro, 1995: 327-328).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1991:830) Religius adalah
kepercayaan kepada tuhan akan adanya kekuatan di atas manusia, kepercayaan
(Animisme, Dinamisme).

Adapun pesan religius/keagamaan pada kisah Nabi Ismail a.s dalam Al-
Qur’an surat Ash-Shaffat Ayat 102, 105, dan 110 Maryam Ayat 54, Al-Anbiya
Ayat 85, Al-Baqarah Ayat 125, 126, 127, 158, Ibrahim Ayat 37, Al-Hajj Ayat 27,
28, 30.

Contoh pesan religius terdapat pada surah Ash-Shaffat Ayat 105, yakni:

‫۝نينسﺤملا ىزجن كلذك انا ايءرال تقدص دق‬

/qɑd ṣɑddɑqta ɑrru’yɑ inna każɑlikɑ najzil muḥsininɑ/ ‘Sesungguhnya kamu telah
membenarkan mimpi itu Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik’.

Pesan religiusnya adalah agar kita sebagai umatnya mempercayai bahwa


siapa saja yang mengerjakan sesuatu di jalan allah, maka allah memberi balasan
yang setimpal (baik).

Contoh pesan religius terdapat pada surah Al-Anbiya Ayat 85, yakni:

‫۝نيربصال نم لك لفكلااذو سيرداو ليعمساو‬

/wa ismȧ’ila wa idrĭsa wa żalqibli kullun minaṣ-ṣhabirina/ ‘‘Dan (ingatlah kisah)


Ismail, Idris, dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar.
Pesan Religius yang terdapat pada ayat ini adalah sabar, supaya kepada umat
manusia memiliki sifat sabar dan tidak memilki sifat sombong.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Singkat Al-Qur’an


Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW da yang situlis dimusaf dan diriwayatkan
sengan mutawir serta membacanya adalah ibadah.
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu mengalami bermacam-macam cara
dan keadaan, diantaranya:
1. Malaikat memasukkan wahyu kedalam hatinya. Dalam hal ini Nabi
Muhammad s.a.w tidak melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasakan
bahwa itu sudah ada dalam kalbunya. Mengenai hal ini nabi mengatakan:
“Ruhul qudus mewahyukan ke dalam kalbuku”, Dalam Al-Qur’an Surah
Asy-Syura ayat 51:
‫هنذاب يحويف الوسر لسري وا باجح ئار̈و نم وا ايحو الا هللا هملكي نا رشبل ناك امو‬

‫۝ميكح يلع هنا ءاشي ام‬

/Wa ma kana libasyarin an yukallimahu allahu illa waḥyan aw miwwara’i


ḥijabin aw yursila rasulan fayuḥiya biiżnihi ma yasya’u innahu ‘aliyyun
ḥakimun/’ Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah
berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang
tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan
kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia
Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana’.

2. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad s.a.w berupa


seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau
mengetahui dan hafal benar kata-kata itu.

3. Wahyu datang kepadanya seperti kemerincing lonceng. Cara inilah yang amat
berat dirasakan oleh Nabi Muhammad s.a.w. Kadang-kadang pada keningnya
keluar keringat bercucuran seperti permata, meskipun turunya wahyu tersebut
di musim yang sangat dingin. Kadang-kadang unta beliau terpaksa berhenti
dan duduk karena merasa berat, bila wahyu tersebut turun ketika beliau
sedang mengendarai unta.

4. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi Muhammad s.a.w, tidak berupa


seorang laki-laki melainkan seperti rupanya yang asli. Dalam Al-Qur’an
Surah An-Najm ayat 13 dan 14:
‫۝ىهتنمال ةردس دنع ۝ىرخا ةلزن هار دقلو‬

/Wa laqad ra ahu nazlatan ukhra. ‘inda sidrati almuntaḥa/ ‘Dan


Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli)
pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha’.

Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam masa 22 tahun 2 bulan


22 hari atau 23 tahun, 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Al-Qur’an
diturunkan secara berangsur-angsur dikarenakan:
1. Agar lebih mudah dimengerti dan dilaksanakan.
2. Turunnya ayat Al-Qur’an sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi
akan lebih mengesankan dan lebih berpengaruh di hati.
3. Memudahkan dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur’an.
4. Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban dari pertanyaan, penolakan,
perbuatan ataupun pendapat.

Ditinjau dari masa turunnya, ayat-ayat Al-Qur’an dibagi atas dua golongan,
yaitu:
1. Ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW
hijjrah ke Madinah dinamakan ayat-ayat Makkiyah.
2. Ayat-ayat yang diturunkan di Madinah sesudah Nabi Muhammad SAW
hijjrah ke Madinah sinamakan ayat-ayat Madaniyyah.
3.2 Kronologis Kisah Nabi Ismail A.S
Berikut ayat-ayat yang menerangkan peristiwa kelahiran pada kisah Nabi
Ismail a.s dalam Al-Qur’an antara lain:
Nabi Ismai'l 'alaihis salam (sekitar 1911-1779 SM) adalah seorang nabi dan
rasul putera dari Nabi Ibrahim 'alaihis salam dan Siti Hajar, kakak tiri dari Ishaq. Ia
menjadi nabi pada tahun 1850 SM. Ia tinggal di Amaliq dan berdakwah untuk
penduduk Al-Amaliq, bani Jurhum dan Qabilah Yaman. Bersama ayahnya Nabi
Ibrahim as ia membangun kembali Ka'bah.

Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, istrinya dan
Hajar, dayangnya di tempat tujuannya di Palestina. Ia telah membawa pindah juga
semua hewan ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil
usaha dagangnya di Mesir. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ingin sekali memiliki
keturunan yang saleh yang beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan
membantu urusannya, istrinya yang bernama Sarah pun mengetahui apa yang
diharapkan suaminya sedangkan dirinya mandul, maka Sarah memberikan budaknya
yang bernama Hajar kepada Ibrahim untuk dinikahi agar suaminya memiliki anak
darinya.

Sebelum Nabi Ismail 'alaihis salam lahir, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah s.w.t:
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang
yang soleh" (QS. ash-Shaffat: 100).

Allah s.w.t menjawab: "Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak
yang amat sabar." (QS. ash-Shaffat: 101).

Selanjutnya, Hajar pun hamil dan melahirkan Nabi Ismail yang akan menjadi
seorang nabi. Setelah beberapa waktu dari kelahiran Ismail, Allah Subhaanahu wa
Ta’ala memerintahkan Ibrahim pergi membawa Hajar dan Ismail ke Mekah, maka
Nabi Ibrahim memenuhi perintah itu dan ia pun pergi membawa keduanya ke Mekah
di dekat tempat yang nantinya akan dibangunkan ka’bah.
Tidak lama setelah sampai di sana, Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan
Ismail di tempat tersebut dan ingin kembali ke Syam. Ketika Hajar melihat Nabi
Ibrahim pulang, maka Hajar segera mengejarnya dan memegang bajunya sambil
berkata, “Wahai Ibrahim, kamu mau pergi kemana? Apakah kamu (tega)
meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang manusia dan tidak ada
sesuatu apa pun ini?” Hajar terus saja mengulang-ulang pertanyaannya berkali-kali
hingga akhirnya Ibrahim tidak menoleh lagi kepadanya. Akhirnya Hajar bertanya,
“Apakah Allah yang memerintahkan kamu atas semua ini?” Ibrahim menjawab,
“Ya.” Hajar berkata, “Kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami.”

Kemudian Hajar kembali dan Ibrahim melanjutkan perjalanannya hingga


ketika sampai pada sebuah bukit dan mereka tidak melihatnya lagi, Ibrahim
menghadap ke arah Ka’bah lalu berdoa untuk mereka dengan mengangkat kedua
belah tangannya, dalam doanya ia berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-
tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang
demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian
manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)

Kemunculan mata air Zam-zam

Kemudian Hajar mulai menyusui Ismail dan minum dari air persediaan.
Hingga ketika air yang ada pada geriba habis, dia menjadi haus, begitu juga anaknya.
Lalu dia memandang kepada Ismail sang bayi yang sedang meronta-ronta, kemudian
Hajar pergi meninggalkan Ismail dan tidak kuat melihat keadaannya.

Maka dia mendatangi bukit Shafa sebagai gunung yang paling dekat
keberadaannya dengannya. Dia berdiri di sana lalu menghadap ke arah lembah
dengan harapan dapat melihat orang di sana namun dia tidak melihat seorang pun.
Maka dia turun dari bukit Shafa dan ketika sampai di lembah, dia menyingsingkan
ujung pakaiannya lalu berusaha keras layaknya seorang manusia yang berjuang
keras, hingga ketika dia dapat melewati lembah dan sampai di bukit Marwah lalu
berdiri di sana sambil melihat-lihat apakah ada orang di sana namun dia tidak melihat
ada seorang pun. Dia melakukan hal itu sebanyak tujuh kali (antara bukit Shafa dan
Marwah).

Saat dia berada di puncak Marwah, dia mendengar ada suara, lalu dia berkata
dalam hatinya “diamlah” yang Hajar maksud adalah dirinya sendiri.Kemudian dia
berusaha mendengarkannya maka dia dapat mendengar suara itu lagi, maka dia
berkata, “Engkau telah memperdengarkan suaramu jika engkau bermaksud
memberikan bantuan.”Ternyata suara itu adalah suara Nabi Ismail yang menangis
karena kehausan lalu Nabi Ismail asmelontaran kakinya ke pasir maka keluar lah
air.Dari situlah awal mulanya mata air zamzam. Dan Akhirnya Hajar dapat minum
air dan menyusui anaknya kembali.Kemudian malaikat Jibril berkata kepadanya,
“Janganlah kamu takut ditelantarkan, karena di sini adalah rumah Allah, yang akan
dibangun oleh anak ini dan ayahnya dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-
nyiakan hamba-Nya.”

Hajar terus melalui hidup seperti itu hingga kemudian lewat serombongan
orang dari suku Jurhum atau keluarga Jurhum yang datang dari jalur bukit Kadaa’
lalu singgah di bagian bawah Mekah kemudian mereka melihat ada seekor burung
sedang terbang berputar-putar. Mereka berkata, “Burung ini pasti berputar karena
mengelilingi air padahal kita mengetahui secara pasti bahwa di lembah ini tidak ada
air.” Akhirnya mereka mengutus satu atau dua orang yang larinya cepat dan ternyata
mereka menemukan ada air. Mereka kembali dan mengabarkan keberadaan air lalu
mereka mendatangi air. Saat itu Hajar sedang berada di dekat air. Maka mereka
berkata kepada Hajar, “Apakah kamu mengizinkan kami untuk singgah bergabung
denganmu di sini?” Ibu Ismail berkata, “Ya boleh, tapi kalian tidak berhak memiliki
air.” Mereka berkata, “Baiklah.”

Ibu Ismail menjadi senang atas peristiwa ini karena ada orang-orang yang
tinggal bersamanya. Akhirnya mereka pun tinggal di sana dan mengirim utusan
kepada keluarga mereka untuk mengajak mereka tinggal bersama-sama di sana.
Ketika itu, Nabi Ismail belajar bahasa Arab dari mereka (suku Jurhum), dan Hajar
mendidik puteranya dengan pendidikan yang baik serta menanamkan akhlak mulia
sampai Ismail agak dewasa dan sudah mampu berusaha bersama ayahnya; Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam.

Perintah menyembelih Nabi Ismail 'alaihis salam

Selanjutnya, Nabi Ibrahim berkunjung menemui Hajar dan anaknya untuk


menghilangkan rasa kangennya kepadanya. Maka pada suatu hari, saat Nabi Ibrahim
telah bersama anaknya, ia (Ibrahim) bermimpi bahwa dirinya menyembelih
puteranya, yaitu Ismail ‘alaihissalam. Setelah ia bangun dari tidurnya, Ibrahim pun
mengetahui bahwa mimpinya itu adalah perintah dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala
karena mimpi para nabi adalah hak (benar), maka Nabi Ibrahim mendatangi anaknya
dan berbicara berdua bersamanya. Ibrahim berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa
pendapatmu!”Ismail menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-
orang yang sabar.” (QS. Ash Shaaffaat: 102).

Nabi Ibrahim a.s membawa anaknya ke Mina, lalu ia taruh kain di atas muka
anaknya agar ia (Ibrahim) tidak melihat muka anaknya yang dapat membuatnya
terharu, sedangkan Nabi Ismail a.s telah siap menerima keputusan Allah. Ketika
Nabi Ibrahim telah membaringkan anaknya di atas pelipisnya dan keduanya telah
menampakkan rasa pasrahnya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, maka Ibrahim
mendengar seruan Allah Subhaanahu wa Ta’ala, “Dan Kami panggillah dia: "Hai
Ibrahim, Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya
Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik,
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. ” (QS. Ash Shaafffat: 104,
105, 106).

Tidak lama setelah ada perintah dari allah swt , Nabi Ibrahim membawa Nabi
Ismail as untuk di sembelih. Tidak lama setelah Allah menggantinya dengan hewan
sembelihan seperti dalam ayat berikut: "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kalangan orang-orang yang datang Kemudian. (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan
atas Ibrahim". (QS. Ash-Shaffat: 107, 108, 109)

Maka Nabi Ibrahim melakukannya lalu malaikat jibril menggantinya dengan


seekor Qibas sebagai ganti dari Ismail. Dari sinilah asal permulaan sunah berkurban
yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Idul Adha di seluruh pelosok
dunia.(https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2014/05/kisah-nabi-ismail-
alaihis-salam.html, diakses 12-04-17, jam 20.02.)

Kisah kedua istri nabi 'Ismail alaihis salam

Pada suatu ketika, Nabi Ibrahim datang ke Mekkah untuk mengunjungi


anaknya, yaitu Nabi Isma’il. Akan tetapi, Nabi Isma’il saat itu sedang tidak berada di
rumah. Ia sedang pergi berburu. Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Isma’il dan
bertanya ke mana suaminya dan apa pekerjaannya.

Maka istri Nabi Isma’il menceritakan bahwa suaminya pergi berburu dan
kehidupan mereka sangat sulit. Maka Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Apabila
suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan agar ia mengganti palang
pintu rumahnya.”Kemudian Nabi Ibrahim segera pulang. Tatkala Nabi Isma’il telah
datang, ia seakan merasakan sesuatu, maka ia bertanya kepada istrinya.

Istrinya lalu bercerita, “Tadi ada seorang tua datang yang sifatnya demikian
(ia menyebutkan sifat-sifat Nabi Ibrahim). Ia bertanya tentang engkau dan aku
kabarkan kepadanya. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita dan aku kabarkan
bahwa sesungguhnya kita dalam kesulitan. Dia menitip salam untukmu dan
mengatakan agar engkau mengganti palang pintu rumahmu.”

Maka Nabi Isma’il pun berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkaulah yang
dimaksud dengan palang pintu itu. Kembalilah engkau kepada orang tuamu (Nabi
Isma’il menceraikan istrinya, Kemudian Nabi Isma’il menikah lagi dengan wanita
lain. Setelah itu, Nabi Ibrahim datang lagi pada waktu yan lain, dan Nabi Isma’il juga
kebetulan sedang pergi berburu. Maka Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Isma’il dan
bertanya tentang Nabi Isma’il. Maka istrinya bersyukur kepada Allah dan juga
menceritakannya.

Kemudian Nabi Ibrahim menanyakan tentang kehidupan mereka. Istri Nabi


isma’il menceritakan bahwa kehidupan mereka penuh dengan nikmat dan kebaikan.
Istri Nabi isma’il tersebut adalah seorang wanita yang baik, yang bersyukur kepada
Allah dan juga kepada suaminya. Kemudian Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Jika
suamimu datang, sampaikanlah salam kepadanya dan katakan kepadanya agar ia
mengokohkan palang pintu rumahnya.”

Setelah itu, Nabi Ibrahim pun segera pulang. Maka tatkala Nabi Isma’il
pulang, ia bertanya kepada istrinya, “Apakah tadi ada yang mengunjungimu?

Istrinya menjawab, “Tadi datang kepadaku seorang tua yang keadaannya


demikian….”

Nabi Isma’il bertanya, “Apakah ada sesuatu yang ia katakan kepadamu?”

Istrinya menjawab, “Dia bertanya kepadaku tentang dirimu, dan aku pun
menceritakannya. Dan ia bertanya pula tentang kehidupan kita, maka aku sampaikan
bahwa kita berada dalam kenikmatan, dan aku mengucapkan syukur memuji Allah.”

Nabi Isma’il bertanya lagi, “Kemudian apalagi yang ia katakan?”

Istrinya menjawab, “Ia menitipkan salam untukmu dan memerintahkannmu untuk


mengokohkan palang pintu rumahmu.”

Nabi Isma’il lantas berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu
itu. Ia memerintahkan agar aku tetap mempertahankanmu (sebagai
istri).”(https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2014/05/kisah-nabi-ismail-
alaihis-salam.html diakses 12-04-17, jam 20.02.)
Nabi Ibrahim Dan Nabi Ismail Mendirikan Ka’bah

Setelah lama Nabi Ibrahim pergi mengembara untuk menyampaikan ajaran


kepada para hamba yang ditemui sampai ke pelosok-pelosok padang pasir yang amat
luas, Nabi Ibrahim menerima wahyu dari Allah untuk membangun rumah allah
(ka’bah) di dekat telaga zam-zam. Maka ditemuinya ismail sama-sama mendirikan
ka’bah sebagai tempat untuk menyembah allah.

Setiap kali mereka berdua selesai bekerja mengerjakan bangunan ini, maka
mereka berdua berdo’a ke hadirat allah: “ya allah terimalah persembahan kami,
jadikanlah kami berdua orang yang tunduk dan patuh kepada engkau, begitu pula
anak dan keturunan kami semua menjadi umat yang patuh dan tunduk,
pertunjukkanlah kepada kami akan cara peribadatan kami, berilah ampun terhadap
kami, karena engkau yang maha pengampun dan pengasih”.

Dalam membangun rumah allah itu, Ibrahim dan ismail meletakkan sebuah
batu besar berwarna hitam mengkilat, dan sebelum meletakkan batu tersebut,
diciumnya batu tersebut sambil mengelilingi bangunan itu. Batu itu sampai sekarang
dikenal dengan nama “Hajar Aswad” dan setiap orang yang melakukan ibadah haji
melakukan thawaf keliling ka’bah sambil mencium batu ini.

Setelah pembangunan itu selesai, allah memerintahkan Ibrahim dan ismail,


agar menjaga kebersihan, keamanan dan dan lainsebagainya. Keterangan tersebut
terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 125, 126, 127, 128.

Artinya” “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah)


tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian
maqam Ibrahim[89] tempat shalat. dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan
Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang
ruku' dan yang sujud. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku,
Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-
buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari
kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan
sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk
tempat kembali". Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-
dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah
daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar
lagi Maha Mengetahui". Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang
tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang
tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-
tempat ibadat haji Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.

Setelah allah mengajarkan kepada Ibrahim dan ismail cara-cara


melaksanakan ibadah haji, maka nabi Ibrahim diperintah oleh allah untuk
melaksanakan ibadah haji dan mengunjungi ka’bah, sebagai mana firman allah dalam
Al-Qur’an surah Al-Hajj ayat : 27, 28, 29, 30.

Artinya” “Dan berserulah (hai Ibrahim) kepada manusia untuk mengerjakan


haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai
unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya mereka
menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama
Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada
mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan
(sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.
Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka
dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka
melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). Demikianlah
(perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi
Allah Maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. dan telah Dihalalkan
bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu
keharamannya, Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah
perkataan-perkataan dusta”. (Hamid 1997: 51-52).
Khitannya Nabi Ibrahim Dan Nabi Isma’il

Perintah khitan ini sudah ada sejak zaman Nabi Adam, adapun sebab dari
adanya perintah khitan karena Nabi Adam pernah bernadzar apabila taubatnya
diterima oleh allah subahana wata’ala, maka ia berjanji akan memotong sebagian
dari anggota badannya. Ketika allah menerima taubatnya, maka malaikat jibril
menunjukkan anggota badan yang harus di potong (sunat atau khitan sebagaimana
yang berlaku pada umat nabi Muhammad sampai saat ini).

Pada zaman Nabi Ibrahim perintah khitan ini turun setelah nabi Ibrahim
berumur 80 tahun, sehingga menurut sati riwayat nabi Ibrahim melaksanakan khitan
dengan menggunakan kapak. Dan perintah khitan ini juga dilaksanakan oleh seluruh
umatnya sebagaimana firman allah swt dalam Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 123.

Artinya” “Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah


agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang
mempersekutukan tuhan. (Hamid 1997: 53).

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah Nabi Isma’il ini adalah:
1. Banyak berkeluh kesah kepada manusia adalah perbuatan tercela.
2. Jangan suka menceritakan aib keluarga, apalagi terhadap orang yang baru
dikenal.
3. Bersyukur kepada Allah serta bersyukur kepada manusia adalah akhlak yang
terpuji.
4. Termasuk sifat istri shalihah adalah bersyukur kepada Allah kemudian
bersyukur kepada suami.

Pelajaran dari Kisah Ismail bagi Seorang Muslim Antara lain:


1. Mengikat diri dalam perintah Allah dan segala perintah-Nya bukanlah dalam
rangka menzholimi dan menyusahkan seorang hamba.
2. Nabi Ismail adalah suri tauladan bagi pemuda muslim dalam berbakti pada
orang tua terlebih ketaatannya kepada perintah Allah.
3. Menghilangkan lara kesedihan dengan taat pada Allah. Itulah obat mujarab.
Barangsiapa yang bersedih hati hendaklah mendekatkan diri pada Allah
dengan ketaatan.
4. Cobaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang mukmin menunjukkan bukti
kecintaan Allah. Ketika Allah menguji hamba-Nya hakikatnya Dia sedang
mencintainya.
5. Berhias dengan akhlak yang Islami yaitu dengan senantiasa menepati janji
dan berhusnuzhon kepada Allah.
6. Memenuhi hak keluarga seperti bermusyawarah kepada anak ketika hendak
mengerjakan suatu perkara yang berkaitan dengannya begitu juga
kebersamaan dalam melaksanakan perintah Allah.
7. Tidak boleh bermaksiat kepada Allah dengan alasan memenuhi hak keluarga.
8. Perintah berkorban kepada Allah dengan harta dan jiwa. Dan dari kisah Nabi
Ibrahim dan Ismail di syariatkan bagi umat islam berkurban dengan
menyembelih kambing.
9. Kesabaran dan tekad yang kuat dalam menjalankan perintah Allah
membuahkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
10. Hendaknya bagi seorang Muslim senantiasa menepis dan membuang
keraguan dan bisikan setan ketika hendak menjalankan ketaatan kepada Allah
3.3 Tabel Data

NO SURAH AYAT TERJEMAHAN


1. Al-Baqarah 125 Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu
(Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan
tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian maqam
Ibrahim tempat shalat. dan telah Kami perintahkan
kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku
untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang
ruku' dan yang sujud".
2. Al-Baqarah 126 Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku,
Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan
berikanlah rezki dari buah-buahan kepada
penduduknya yang beriman diantara mereka kepada
Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan
kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan
sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa
neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali".
3. Al-Baqarah 127 Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan
(membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail
(seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah daripada
Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang
Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".
4. Al-Baqarah 128 Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang
tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah)
diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh
kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-
cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan
terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

5. Al-Baqarah 129 Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang


Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan
kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah
(As-Sunnah) serta mensucikan mereka.
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi
Maha Bijaksana.
6. Al-Baqarah 132 Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim
berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah
telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah
kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".

7. Al-Baqarah 133 Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-


tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya:
"Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka
menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan
Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq,
(yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk
patuh kepada-Nya".

8. Al-Baqarah 136 Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami


beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan
apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa
yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya.
Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara
mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
9. Al-Baqarah 137 Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu
telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah
mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling,
Sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan
(dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu
dari mereka. dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi
Maha mengetahui.

10. Al-Baqarah 138 Shibghah Allah dan siapakah yang lebih baik
shibghahnya dari pada Allah? dan hanya kepada-Nya-
lah Kami menyembah.

11. Al-Baqarah 140 Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani)
mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub
dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi
atau Nasrani?" Katakanlah: "Apakah kamu lebih
mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih
zalim dari pada orang yang Menyembunyikan
syahadah dari Allah yang ada padanya?" dan Allah
sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12. Al-Baqarah 158 Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian
dari syi'ar Allah Maka Barangsiapa yang beribadah
haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada
dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan
Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan
dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah
Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha mengetahui.

13. An-Nisa 163 Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu


kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya,
dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada
Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa,
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami
berikan Zabur kepada Daud.

14. Ibrahim 37 Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah


menempatkan sebahagian keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat
rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan
Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan
shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka
dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka
bersyukur.

15. An-Nahl 123 Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad):


"Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan
bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang
mempersekutukan tuhan.
16. Maryam 54 Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka)
kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya,
dan Dia adalah seorang Rasul dan Nabi.
17. Maryam 55 Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan
menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang
diridhai di sisi Tuhannya.
18. Al-Anbiya 85 Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli.

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


semua mereka Termasuk orang-orang yang sabar.

19. Al-Anbiya 86 Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat


kami. Sesungguhnya mereka Termasuk orang-orang
yang saleh.

20. Al-Hajj 27 Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan


haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan
berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang
datang dari segenap penjuru yang jauh,
21. Al-Hajj 28 Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi
mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah
pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah
telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak
Maka makanlah sebahagian daripadanya dan
(sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-
orang yang sengsara dan fakir.

22. Al-Hajj 29 Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran


yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka
menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah
mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling
rumah yang tua itu (Baitullah).
23. Al-Hajj 30 Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa
mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah
Maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya.
dan telah Dihalalkan bagi kamu semua binatang
ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu
keharamannya, Maka jauhilah olehmu berhala-
berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-
perkataan dusta.

24. As-Shaffat 100 Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak)


yang Termasuk orang-orang yang saleh.

25. As-Shaffat 101 Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang
anak yang Amat sabar.
26. As-Shaffat 102 Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:
"Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya
Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang
yang sabar".

27. As-Shaffat 103 Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah
kesabaran keduanya ).
28. As-Shaffat 104 Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,

29. As-Shaffat 105 Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu


Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik.

30. As-Shaffat 106 Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

31. As-Shaffat 107 Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan
yang besar.
32. As-Shaffat 108 Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik)
di kalangan orang-orang yang datang Kemudian,

33. As-Shaffat 109 (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".

34. As-Shaffat 110 Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-


orang yang berbuat baik.

35. As-Shaffat 111 Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang


beriman.

3.4 Pesan Moral Pada Kisah Nabi Ismail A.S Dalam Al-Qur’an

Jenis dan wujud pesan moral yang terdapat dalam karya sastra akan
tergantung pada keyakinan, keinginan dan interes pengarang yang bersangkutan.
Jenis dan wujud pesan moral mencakup seluruh persoalan kehidupan, serta
menyangkut harkat dan martabat manusia. Persoalan kehidupan manusia tersebut
dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri,

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya
dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya (Nurgiyantoro,
1995: 324).
Adapun pesan moral yang terdapat dari kisah Nabi Ismail a.s pada Surah al-
Baqarah adalah sebagai berikut:

a. QS:2. 125

‫مهربا ىال ان دهعو ىلصم مهربا م اقم نماو ذختاو انماو س انلل ةب اثم تيبال انلعجذاو‬

‫۝دوجسال عكرلاو نيفكعلاو نيفئ اطلل يتيب ارهط نا ليعمساو‬

/Wa iż ja’alna baita maṡȧbatal lin nȧsi wa amnȧn, wattakhiżủ mim maqȧmi
ibrȧhima muṡallȧn, wa ‘ahidnȧ ilȧ ibrȧhima wa ismȧ’ila an ṭahhirȧ baitiya
liṭ ṭa’ifina wal ‘ȧkifina war rukka ‘is sujủdi/ ‘Dan (ingatlah), ketika Kami
menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan
tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat
shalat. dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail:
"Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang
ruku' dan yang sujud’.

Pesan moral yang terdapat dalam ayat ini adalah agar nabi Ibrahim dan
ismail dijadikan sebagai rasul dan sebagai petunjuk supaya menghimbau umat islam
cinta tauhid, dan patuh pada perintah allah SWT.

b. QS:2. 126

‫هلل اب مهنم نما نم ترمثلا نم هلها قزراو انما ادلب اذه لعجا بر مهربا الق ذاو سئبو رانال‬
‫باذع ىال هرطضا مث لايلق هعتم اف رفك نمو الق رخالا مويلاو‬
‫۝ريصمال‬

/Wa iż qala ibrahima rabbi ij’al haża baladan ‘aminaw warzuq ahlahu
minaṡṡamarati man amana minḥum billahi walyaumil akhiri qala wa man
kafara faumatti ‘uhu khalilan ṡumma aḍṭarrahu ila ‘ażabin annari wa bi’sa
allmaṣira/ ‘Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, Jadikanlah
negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan
kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari
kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun aku beri
kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan
Itulah seburuk-buruk tempat kembali".

Pesan moral yang terdapat dalam ayat ini adalah allah maha pengasih dan
penyayang agar manusia untuk selalu menyukuri atas pemberiannya dan tidak
menyia-nyiakannya.

c. QS:2. 127

‫عيمسلا تنا كنا انم لبقت انبر ليعمساو تيبال نم دعاوقال مهربا عفري ذاو‬
‫۝ميلعلا‬

/Wa iż yarfa’u ibrahima alqawa’ida mina albaiti wa isma’ila rabbana


taqabbal minna anta assami’ul alimu/ ‘Dan (ingatlah), ketika Ibrahim
meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya
berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami),
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".
Pesan moral yang terdapat dalam ayat ini adalah agar umat islam untuk selalu
berbuat kebajikan dan beramal adalah kunci masuk surganya allah SWT.

d. QS:2. 158

‫امهب فوطي نا هيلع حانج لاف رمتعاوا تيبلا جح نمف اللهرئاعش نم ةورملاو افصلا نا‬

‫۝ميلع ركاش هللا ناف اريخ عوطت نمو‬

/Innaṣ ṣafȧ wal marwata min sya’ȧ’irillahi, faman ḥajjal baita awi’tamara
falȧ junȧḥa ‘alaihi bihimȧ, wa man taṭawwa’a khairan fa innallȧha
syakirun ‘alimun/ ‘Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari
syi'ar Allah. Maka Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-
'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan
Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka
Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha mengetahui’.

Pesan moral yang terdapat dalam ayat ini adalah Allah maha pengasih dan
maha penyayang agar umat islam melakukan ibadah haji dan umrah ke baitullah, dan
siapa saja yang mengerjakannya akan mendapatkkan kebaikan di sisi allah.
Dalam Al-Qur’an surah Maryam sebagai berikut:

e. QS:19. 55

‫۝ايض رم هبر دنع ناكو ةوكزلاو ةولصل اب هلها رمآي ن اكو‬

/Wa kana ya’muru akhlahu biṣṣalati wazzakati wa kana ‘inda rabbihi


marḍiyyan/ ‘Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan
menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.
Pesan moral yang terdapat dalam ayat ini adalah supaya kita sebagai hamba
allah akan patuh dan taat pada perintah allah dan tidak melalaikannya.

Dalam Al-Qur’an surah Al-Hajj sebagai berikut:

f. QS:22. 27

‫۝قيمع جف لك نم نيتأي رماض لك ىلعو لااجر كوتأي جﺤل اب سانال ىف نذاو‬

/Wa ażżin fi annasi bilḥajji ya’tuka rijalaw wa’ala kulli ḍamiriy ya’tina min
kulli fajjin ‘amiqin/ ‘Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan
haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan
mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,

Pesan moral yang terdapat dalam ayat ini adalah agar umat islam yang
beriman dan bagi yang mampu untuk segera menunaikan ibadah haji.

g. QS:22. 29

‫۝قيتعال تيبلاب اوفوطيلو مهروذن اوفويلو مهثفت اوضقيل مث‬

/ṡummal yaqḍu tafaṡahum walyufu nużurahum wal yaṭṭawwafu bilbaiti


al’atiqi/ ‘Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada
pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar
mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling
rumah yang tua itu (Baitullah).
Pesan moral yang terdapat dalam ayat ini adalah agar bagi umat islam yang
beriman supaya selalu menjaga kebersihan dirinya.

h. QS:22. 30

‫ىلتي ام نم الا ماعنلاا مكل تلحاو هبر دنع هل ريخ وهف هللا تمرح مظعي نمو كلذ‬

‫۝روزلا لوق اوبنتجاو ناثولاا نم سجرال اوبنتجاف مكيلع‬

/żalika wamayyuaẓẓim ḥurumati allahu fahua khairul lahu ‘inda rabbihi wa


uḥillat lakumul an’amu illa ma yutla ‘alaikum fajtanibu arrijsa minal
auṡani wa jtanibu qaula azzuri/ ‘Demikianlah (perintah Allah). dan
Barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah Maka itu
adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. dan telah Dihalalkan bagi kamu
semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu
keharamannya, Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan
jauhilah perkataan-perkataan dusta.

Pesan moral yang terdapat dalam ayat ini adalah supaya umat islam patuh
akan perintah allah dan untuk selalu berbuat kebajikan dan menjauhi yang
dilarangnya.

Dalam Al-Qur’an surah As-Shaffat sebagai berikut:

i.QS:37. 102

‫تباي لاق ىرت اذام رظناف كﺤبذا ينا مانمال ىف ىرا ينا ينبي لاق يعسال هعم غلب املف‬

‫۝نيربصال نم هللا ءاشنا يندجتس رمؤت ام لعفا‬

/falamma balaga ma’ahus sa’ya qala yabunayya ‘inni ara fi almanami anni
ażbaḥuka fanẓur maża tara qala ya abatib ‘al ma tu’maru satajiduni insya
allah minaṣ ṣhabirina/ ‘Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku
Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa
yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
Termasuk orang-orang yang sabar".
Pesan moral yang terdapat dalam ayat ini adalah sabar, kita sebagai manusia
harus memiliki kesabaran. Agar kita termasuk golongan orang-orang yang saleh.

3.4.1 Pesan Religius Dan Keagamaan

Kehadiran unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah suatu


keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan, sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat
religius. Istilah “religius” membawa konotasi pada makna agama. Religius dan
agama memang erat berkaitan, berdampingan bahkan dapat melebur dalam satu
kesatuan, namun sebenarnya keduanya menyarankan pada makna yang berbeda.
Religius bersifat mengatasi lebih dalam, dan lebih luas dari agama yang tampak,
formal, dan resmi. Sedangkan agama lebih menunjukkan pada kelembagaan
kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum yang resmi (Nurgiyantor, 1995:
327).
Adapun pesan religius yang terdapat dari kisah Nabi Ismail a.s pada Surah
Al-Baqarah adalah sebagai berikut:

a. QS:2. 125

‫مهربا ىال ان دهعو ىلصم مهربا م اقم نماو ذختاو انماو س انلل ةب اثم تيبال انلعجذاو‬

‫۝دوجسال عكرلاو نيفكعلاو نيفئ اطلل يتيب ارهط نا ليعمساو‬

/Wa iż ja’alna baita maṡȧbatal lin nȧsi wa amnȧn, wattakhiżủ mim maqȧmi
ibrȧhima muṡallȧn, wa ‘ahidnȧ ilȧ ibrȧhima wa ismȧ’ila an ṭahhirȧ baitiya
liṭ ṭa’ifina wal ‘ȧkifina war rukka ‘is sujủdi/ ‘Dan (ingatlah), ketika Kami
menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan
tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat
shalat. dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail:
"Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang
ruku' dan yang sujud’.
Pesan Religius yang terdapat pada ayat ini adalah agar kita sebagai umat yang
beriman untuk selalu melaksanakan sholat, dan rumah allah (mesjid) itu untuk kita
jaga kebersihannya.

b. QS:2. 126

‫هلل اب مهنم نما نم ترمثلا نم هلها قزراو انما ادلب اذه لعجا بر مهربا الق ذاو‬

‫سئبو رانال باذع ىال هرطضا مث لايلق هعتم اف رفك نمو الق رخالا مويلاو‬

‫۝ريصمال‬

/Wa iż qala ibrahima rabbi ij’al haża baladan ‘aminaw warzuq ahlahu
minaṡṡamarati man amana minḥum billahi walyaumil akhiri qala wa man
kafara faumatti ‘uhu khalilan ṡumma aḍṭarrahu ila ‘ażabin annari wa bi’sa
allmaṣira/ ‘Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, Jadikanlah
negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan
kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari
kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun aku beri
kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan
Itulah seburuk-buruk tempat kembali".

Pesan Religius yang terdapat pada ayat ini adalah himbauan kepada manusia
untuk selalu bersyukur, dan tidak boleh berlaku sombong karena seburuk-buruk
tempat adalah neraka.

c. QS:2. 127

‫۝ميلعال عيمسال تنا كنا انم لبقت انبر ليعمساو تيبال نم دعاوقال مهربا عفري ذاو‬

/Wa iż yarfa’u ibrahima alqawa’ida mina albaiti wa isma’ila rabbana


taqabbal minna anta assami’ul alimu/ ‘Dan (ingatlah), ketika Ibrahim
meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya
berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami),
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".
Pesan Religius yang terdapat pada ayat ini adalah agar nabi Ibrahim dan nabi
ismail sebagai contoh tauladan yang baik bagi manusia.

d. QS:2. 158

‫امهب فوطي نا هيلع حانج لاف رمتعاوا تيبلا جح نمف اللهرئاعش نم ةورملاو افصلا نا‬

‫۝ميلع ركاش هللا ناف اريخ عوطت نمو‬

/Innaṣ ṣafȧ wal marwata min sya’ȧ’irillahi, faman ḥajjal baita awi’tamara
falȧ junȧḥa ‘alaihi bihimȧ, wa man taṭawwa’a khairan fa innallȧha
syakirun ‘alimun/ ‘Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari
syi'ar Allah. Maka Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-
'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan
Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka
Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha mengetahui’.

Pesan Religius yang terdapat pada ayat ini adalah allah maha pengasih dan
penyayang agar bagi umat islam untuk segera menunaikan ibadah haji dan selalu
berbuat amal saleh di jalan allah.

Dalam Al-Qur’an surah Ibrahim sebagai berikut:

e. QS:14. 37

‫ةولصلا ا̈وميقيل انبر مرﺤملا كتيب دنع عرز ىذ ريغ داوب ىتيرذ نم تنكسأ ىنإ انبر‬

‫۝نوركشي مهلعل ترمثال نم مهقزراو مهيإل ىوهت سانال نم ةدئفأ لعجاف‬

/rabbana ‘inni askantu min żurriyati biwadin gairi żi zar’in ‘inda baitika
almuḥarramin rabbana liyuqimuṡ ṡalata faj’al ‘afidatam minannasi tahwa
‘ilaihim warzuqhum minaṡ ṡamarati la’allahum yasykuruna/ ‘Ya Tuhan
Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di
lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau
(Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar
mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan,
Mudah-mudahan mereka bersyukur.
Pesan Religius yang terdapat pada ayat ini adalah agar umat islam tunaikan
sholat dan selalu bersyukur atas pemberian allah swt.

Dalam Al-Qur’an surah Maryam sebagai berikut:

f. QS:19. 54

‫۝ايبن الوسر ناكو دعوال قداص ناك هنإ ليعمسإ بتكال ىف ركذاو‬

/ważkur fi lkitabi ‘isma’ila ‘innahu kana ṣadiqan alwa’di wa kana rasulan


nnabiyyan/ ‘Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail
(yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang
benar janjinya, dan Dia adalah seorang Rasul dan Nabi.
Pesan Religius yang terdapat pada ayat ini adalah agar manusia bisa di
percaya dan tidak melanggar janji yang telah di buatnya sendiri.

Dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya sebagai berikut:


g. QS:21. 85

‫۝نيربصال نم لك لفكلااذو سيرداو ليعمساو‬

/wa ismȧ’ila wa idrĭsa wa żalqibli kullun minaṣ-ṣhabirina/ ‘‘Dan (ingatlah


kisah) Ismail, Idris, dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang
sabar.
Pesan Religius yang terdapat pada ayat ini adalah sabar, supaya kepada umat
manusia memiliki sifat sabar dan tidak memilki sifat sombong.

Dalam Al-Qur’an surah Al-Hajj sebagai berikut:


h. QS:22. 28

‫ماعنلاا ةميهب نم مهقزر ام ىلع تمولعم مايا يف هللا مسا اوركذيو مهل عفانم اودهشيل‬

‫۝ريقفال سئابال اومعطاو اهنم اولكف‬


/liyasyhadu manafi’u lahum wayażkuru ‘isma allahi fi ayyamim ma’lumati
‘ala ma razaqahum min bahimatil ‘an’ami fakulu minha wa ‘aṭ’imul ba’isal
faqira/ ‘. Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas
rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka
makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk
dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.

Pesan Religius yang terdapat pada ayat ini adalah allah memerintahkan kita
agar tidak pelit dengan harta, dan di anjurkan allah untuk selalu bersedekah.

i.QS:22. 30.

‫مكيلع ىلتي ام الا ماعنلاا مكل تلحاو هبر دنع هل ريخ و¨هف هللا تمرح مظعي نمو كلذ‬

‫۝روزال لوق اوبنتجاو ناثولاا نم سجرال اوبنتجاف‬

/żalika wa mayyu’aẓẓim ḥurumati allahi fahuwa khairul lahu ‘inda rabbihi


wa ‘uḥillat lakumul ‘an’amu illa ma yutla’ ‘alaikum faj’tanibu arrijsa minal
awṡari wajtanibu qaula azzuri/ ‘Demikianlah (perintah Allah). dan
Barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah Maka itu
adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. dan telah Dihalalkan bagi kamu
semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu
keharamannya, Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan
jauhilah perkataan-perkataan dusta.
Pesan Religius yang terdapat pada ayat ini adalah supaya manusia khususnya
umat islam diperintahkan allah berqurban di bulan haji.

Dalam Al-Qur’an surah As-Shaffat sebagai berikut:


j.QS:37. 102

‫تباي لاق ىرت اذام رظناف كﺤبذا ينا مانمال ىف ىرا ينا ينبي لاق يعسال هعم غلب املف‬

‫۝نيربصال نم هللا ءاشنا يندجتس رمؤت ام لعفا‬

/falamma balaga ma’ahus sa’ya qala yabunayya ‘inni ara fi almanami anni
ażbaḥuka fanẓur maża tara qala ya abatib ‘al ma tu’maru satajiduni insya
allah minaṣ ṣhabirina/ ‘Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku
Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa
yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
Termasuk orang-orang yang sabar".
Pesan Religius yang terdapat pada ayat ini adalah sabar, agar manusia
mempunyai sifat kesabaran dalam menjalankan ibadah kepada allah.

k. QS:37. 105

‫۝نينسﺤملا ىزجن كلذك انا ايءرال تقدص دق‬

/qɑd ṣɑddɑqta ɑrru’yɑ inna każɑlikɑ najzil muḥsininɑ/ ‘Sesungguhnya kamu


telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi
Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik’.

Pesan religious yang terdapat pada ayat ini adalah agar kita sebagai umatnya
mempercayai bahwa siapa saja yang mengerjakan sesuatu di jalan allah, maka
allah memberi balasan yang setimpal (baik).

l. QS:37. 110

‫۝نينسحملا ىزجن كلذك‬

/kɑżalika najzil muḥsinina/ ‘. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada


orang-orang yang berbuat baik.
Pesan Religius yang terdapat pada ayat ini adalah sekecil apapun amalan
yang kita lakukan pasti dibalas oleh allah SWT.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Al-Qur’an menurut bahasa adalah bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah
ahli agama (‘uruf syara’), Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad S.A.W yang ditulis dalam mushaf (lembaran-
lembaran yang dijadikan seperti buku). (Ash-Shiddieqy, 1999:4). Mengenai
jumlah surah, ayat, kata, dan huruf Al-Qur’an, Said (1984:164) mengatakan
bahwa: “Al-Qur’an terdiri dari 114 surah, 6666 ayat, 77.437 kata dan 325.345
huruf itu yang keseluruhannya tetap indah dan sebesar zarrah pun tidak
terdapat celah di dalamnya”.
Salah satu dari unsur terpenting dalam kisah adalah tokoh. Dalam penelitian
ini tokoh-tokoh yang dimaksud pada surah As-Shaffat Ayat 100, 101, 102,
103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, Maryam Ayat 54, 55, Al-
Anbiyâ Ayat 85, 86, An Nisa Ayat 163, Al-Baqarah Ayat 125, 126, 127,
128, 129, 132, 133, 136, 137,138, 140, 158, Ibrahim Ayat 37, Al-Hajj Ayat
27, 28, 29,30, An-Nahl 123. adalah Nabi Isma’il a.s, Ibrahim a.s, Ya’kub a.s,
Siti Hajar dan Siti Sarah.

2. Pesan moral adalah bagian dari unsur eksterinsik diantara unsur-unsur lainnya
yang telak dikemukakan sebelumnya. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku
tokoh-tokoh tersebut pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari
pesan-pesan moral yang disampaikan dan diamanatkan.
Pesan moral yang terdapat pada kisah Nabi Isma’il a.s pada Surah sebagai
berikut: QS:2.125, 126, 127, dan 158. QS:19.55. QS:22.27, 29, 30.
QS:37.102.

3. Pesan moral berwujud pesan moral religius, termasuk didalamnya yang


bersifat keagamaan.
Pesan religius yang terdapat pada kisah Nabi Isma’il a.s pada Surah sebagai
berikut: QS:2.125, 126, 127, dan 158. QS:14.37. QS:19.54. QS:21.85.
QS:22.28, dan 30. QS:37.102, 105, dan 110.

4.2 Saran
Adapun beberapa saran dari penulis adalah:
1. Penulis menyarankan agar penelitian tentang sastra dapat terus dikembangkan
terutama pada kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an masih sedikit dan
terbatas. Maka penulis berharap agar mahasiswa Program Studi Sastra Arab
dapat lebih memfokuskan penelitian tentang kisah-kisah yang terdapat dalam
Al-Qur’an.

2. Penulis berharap agar para mahasiswa Program Studi Sastra Arab dapat
mengkaji Al-Qur’an lebih dalam lagi, karena begitu luasnya samudera ilmu
yang terkandung dalam Al-Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk bagi
kehidupan manusia, sehingga penelitian yang dilakukan bukan hanya untuk
menambah referensi saja tetapi juga memiliki nilai pengajaran dan hikmah
dalam kehidupan.

3. Penulis senantiasa menerima kritikan dan saran yang membangun, untuk


kesempurnaan skripsi ini.

4. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah
wawasan di bidang kajian struktural dan sosiologi sastra. Pada pihak
Universitas dan Prodi hendaknya menjadikan bahan bacaan khususnya tentang
sastra arab lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Ash Shiddieqy, Muhammad Hasbi. 1999. “Sejarah & Pengantar Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir”. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Departemen Agama RI. 2011.Al-Qur’an dan terjemahnya. Jakarta. Bintang


Indonesia.

Fairuz, Muhammad. 2007. Al-Munawwir Kamus Indonesia-Arab. Pustaka


Progressif.

Fananie, Zainuddin. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University


Perss.

Hamid, Mulkan. 1997. Mutiara Kisah 25 Nabi & Rasul Dalam Al-Qur’an. Surabaya:
CV. Karya Utama.

Hasanah, Amalia. 2015.“Studi Analisis tentang Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak


Dalam Kisah Nabi Yusuf”.(Skripsi) Universitas Islam Nahdlatul Ulama
(UNISNU) Jepara.

Hatta, Ahmad. 2009. Tafsir Qur’an Per Kata Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul &
Terjemah. Jakarta: Maghfirah Pustaka.

Khalafullah. 2002. Al-Qur`an Bukan Kitab Sejarah. Jakarta : Paramadina.

Muzakki, Akhmad. 2011. Pengantar Teori Sastra Arab. Malang: UIN-Maliki Press.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rosadi, Rizki. 2012.“Analisis Pesan Moral Dan Konflik Kisah Nabi Musa A.S Dan
Khidir A.S Pada Surah Al-Kahfi Ayat 60-82 Dalam Al-Qur’an”.(Skripsi)
Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Salam, Burhanuddin. 2000. Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Suhrawardi. 1994. Etika Profesi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Surin, Bachtiar. 2004. Az-zikra Terjemah Dan Tafsir Al-qur’an dalam Huruf Arab
dan Latin Juz 1-5. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung.

Sutia Sumarga, Males 2000.Kesusastraan Arab. Jakarta Zikrul Hakim.

INTERNET
(http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/pengertian-dan-definisi-moral.html,
diakses tanggal 21-04-17, jam 20:35)

(http://yosiabdiantindaon.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-sastra.html, diakses tgl


14 April 2017, jam 22:18.)

(https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2014/05/kisah-nabi-ismail-alaihis-
salam.html, diakses 12-04-17, jam20.02.)

45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN

TABEL DATA

NO SURAH AYAT TERJEMAHAN


1. ‫ انماو س انلل ةب اثم تيبال انلعجذاو‬125 Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan
‫ىلصم مهربا م اقم نماو ذختاو نا‬ rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul
bagi manusia dan tempat yang aman. dan
‫ليعمساو مهربا ىال ان دهعو نيفكعلاو‬
Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim
‫نيفئ اطلل يتيب ارهط‬ tempat shalat. dan telah Kami perintahkan
‫۝دوجسلا عكرلاو‬ kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah
rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf,
yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
2. ‫ اذه لعجا بر مهربا الق ذاو‬126 Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya
‫نم هلها قزراو انما ادلب هلل‬ Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri
yang aman sentosa, dan berikanlah rezki
‫اب مهنم نما نم ترمثال‬
dari buah-buahan kepada penduduknya
‫اف رفك نمو الق رخالا مويلاو‬ yang beriman diantara mereka kepada
‫ىال هرطضا مث اليلق هعتم‬ Allah dan hari kemudian. Allah berfirman:
‫سئبو رانال باذع‬ "Dan kepada orang yang kafirpun aku beri
‫۝ريصمال‬ kesenangan sementara, kemudian aku
paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah
seburuk-buruk tempat kembali".
3. ‫ دعاوقال مهربا عفري ذاو‬127 Dan(ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan
‫انبر ليعمساو تيبال نم عيمسلا‬ (membina) dasar-dasar Baitullah bersama
Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami
‫تنا كنا انم لبقت‬
terimalah daripada Kami (amalan kami),
‫۝ميلعلا‬ Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui".
4. ‫نمو كل نيملسم انلعجاو انبر‬ 128 Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua
‫انراو كل ةملسم ةما انتيرذ تنا‬ orang yang tunduk patuh kepada Engkau
dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami
‫كنا انيلع بتو انكسانم‬
umat yang tunduk patuh kepada Engkau
‫۝ميحرلا باوتال‬ dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara
dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan
terimalah taubat kami. Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.

5. ‫اولتي مهنم¨ الوسر مهيف ثعباو انبر‬ 129 Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka
‫ةمكﺤلاو بتكال مهملعيو كتيا مهيلع‬ sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang
‫۝ميكﺤال زيزعلا تنا كنا مهيكزيو‬ akan membacakan kepada mereka ayat-
ayat Engkau, dan mengajarkan kepada
mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-
Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan
mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang
Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. ‫ينبي بوقعيو هينب ميهربا اهب ىصوو‬ 132 Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan
‫لاا نتومت لاف نيدال مكل ىفطصا هللا نا‬ itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-
‫۝نوملسم متناو‬
anakku! Sesungguhnya Allah telah
memilih agama ini bagimu, Maka
janganlah kamu mati kecuali dalam
memeluk agama Islam".

7. ‫ تومال بوقعي رضح ذا ءادهش متنك ما‬133 Adakah kamu hadir ketika Ya'qub
‫اوالق يدعب نم نودبعت ام هينبل الق ذا‬ kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia
‫ليعامساو ميهربا كىابا هالو كهال دبعن‬ berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang
‫هل نﺤنو ادحاو اهال قﺤساو‬ kamu sembah sepeninggalku?" mereka
‫۝نوملسم‬ menjawab: "Kami akan menyembah
Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu,
Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan
yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk
patuh kepada-Nya".

8. ‫لزنا امو انيال ازنا امو للهاب انما اولوق‬ 136 Katakanlah (hai orang-orang mukmin):
‫بوقعي¨¨¨¨¨¨و قﺤس¨¨¨¨او ليعامس¨¨¨¨او ميهربا ىال امو‬ "Kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan kepada Kami, dan apa yang
‫ىسيعو ىسوم يت¨ ¨وا امو طابس¨¨لااو دحا نيب قرفن‬
diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq,
‫ال مهبر نم نويبنال يتوا‬ Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang
‫۝نوملسم هل نﺤنو مهنم‬ diberikan kepada Musa dan Isa serta apa
yang diberikan kepada nabi-nabi dari
Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan
seorangpun diantara mereka dan Kami
hanya tunduk patuh kepada-Nya".
9. ‫اودتها دقف هب متنما ام لثمب اونما ناف‬ 137 Maka jika mereka beriman kepada apa
‫مهكيفكيسف قاقش يف م̈ه امناف اولوت ناو‬ yang kamu telah beriman kepadanya,
sungguh mereka telah mendapat petunjuk;
‫۝ميلعلا عيمسال وهو هللا‬
dan jika mereka berpaling, Sesungguhnya
mereka berada dalam permusuhan (dengan
kamu). Maka Allah akan memelihara kamu
dari mereka. dan Dia-lah yang Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.

10. ‫ةغبص هللا نم نسحا نمو هللا ةغبص‬ 138 Shibghah Allah dan siapakah yang lebih
‫۝نودبع هل نﺤنو‬ baik shibghahnya dari pada Allah? dan
hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11. ‫ قﺤساو ليعامساو ميهربا نا نولوقت‬140 Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi
‫وا ادوه اوناك طابسلااو بوقعيو ملظا‬ dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim,
Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya,
‫نمو هللا ما ملعا متناء لق ىرصن هللا امو هللا نم‬
adalah penganut agama Yahudi atau
‫هدنع ةداهش متك نمم‬ Nasrani?" Katakanlah: "Apakah kamu
‫۝نولمعت امع لفاغب‬ lebih mengetahui ataukah Allah, dan
siapakah yang lebih zalim dari pada orang
yang Menyembunyikan syahadah dari
Allah yang ada padanya?" dan Allah
sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu
kerjakan.

12. ‫ نم ةورملاو افصال نا‬158 Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah


‫تيبلا جح نمف اللهرئاعش نا‬ sebahagian dari syi'ar Allah Maka
Barangsiapa yang beribadah haji ke
‫هيلع حانج الف رمتعاوا اريخ‬
Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada
‫عوطت نمو امهب فوطي‬ dosa baginya mengerjakan sa'i antara
‫۝ميلع ركاش هللا ناف‬ keduanya. dan Barangsiapa yang
mengerjakan suatu kebajikan dengan
kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah
Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha
mengetahui.

13. ‫ حون ىلا انيحوا امك كيلا انيحوا انا ميهربا‬163 Sesungguhnya Kami telah memberikan
‫ىلا انيحواو هدعب نم نيبنلاو طابسالاو بوقعيو‬ wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
‫قحساو ليعمساو‬ memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-
‫نورهو سنويو بوياو ىسيعو‬ nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
‫۝اروبز دواد انيتاو نميلسو‬ memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim,
Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya,
Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman.
dan Kami berikan Zabur kepada Daud.

14. ‫ ىتيرذ نم تنكسأ ىنإ انبر‬37 Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah
‫كتيب دنع عرز ىذ ريغ داوب‬ menempatkan sebahagian keturunanku di
lembah yang tidak mempunyai tanam-
‫ةولصلا اوميقيل انبر مرﺤملا ىوهت‬
tanaman di dekat rumah Engkau
‫سانال نم ةدئفأ لعجاف ترمثال نم‬ (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan
‫مهقزراو مهيإل‬ Kami (yang demikian itu) agar mereka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


‫۝نوركشي مهلعل‬ mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati
sebagian manusia cenderung kepada
mereka dan beri rezkilah mereka dari
buah-buahan, Mudah-mudahan mereka
bersyukur.

15. ‫افينح ميهربا ةلم عبتا نا كيال انيحوا مث‬ 123 Kemudian Kami wahyukan kepadamu
‫۝نيكرشمال نم ناك امو‬ (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim
seorang yang hanif" dan bukanlah Dia
Termasuk orang-orang yang
mempersekutukan tuhan.
16. ‫ناك هنإ ليعمسإ بتكال ىف ركذاو‬ 54 Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada
‫۝ايبن الوسر ناكو دعوال قداص‬ mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di
dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah
seorang yang benar janjinya, dan Dia
adalah seorang Rasul dan Nabi.
17. ‫ةوكزلاو ةولصل اب هلها رمآي ن اكو‬ 55 Dan ia menyuruh ahlinya untuk
‫۝ايض رم¨ هبر دنع ناكو‬ bersembahyang dan menunaikan zakat,
dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi
Tuhannya.
18. ‫ نم لك لفكلا̈اذو سيرداو ليعمساو‬85 Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan
‫۝نيربصال‬ Dzulkifli. semua mereka Termasuk orang-
orang yang sabar.

19. ‫ نم مهنا انتمحر يف مهنلخداو‬86 Kami telah memasukkan mereka kedalam


‫۝نيﺤلصلا‬ rahmat kami. Sesungguhnya mereka
Termasuk orang-orang yang saleh.

20. ‫ لااجر كوتأي جﺤل اب سانال ىف نذاو‬27 Dan berserulah kepada manusia untuk
‫جف لك نم نيتأي رماض لك ىلعو‬ mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki,
‫۝قيمع‬
dan mengendarai unta yang kurus yang
datang dari segenap penjuru yang jauh,
21. ‫ اوركذيو مهل عفانم اودهشيل‬28 Supaya mereka menyaksikan berbagai
‫تمولعم مايا يف هللا مسا ةميهب‬ manfaat bagi mereka dan supaya mereka
menyebut nama Allah pada hari yang telah
‫نم مهقزر ام ىلع اومعطاو‬
ditentukan atas rezki yang Allah telah
‫اهنم اولكف ماعنلاا‬ berikan kepada mereka berupa binatang
‫۝ريقفال سئابال‬ ternak Maka makanlah sebahagian
daripadanya dan (sebahagian lagi)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


berikanlah untuk dimakan orang-orang
yang sengsara dan fakir.

22. ‫مهروذن اوفويلو مهثفت اوضقيل مث‬ 29 Kemudian, hendaklah mereka


‫۝قيتعال تيبلاب اوفوطيلو‬ menghilangkan kotoran yang ada pada
badan mereka dan hendaklah mereka
menyempurnakan nazar-nazar mereka dan
hendaklah mereka melakukan melakukan
thawaf sekeliling rumah yang tua itu
(Baitullah).
23. ‫ هللا تمرح مظعي نمو كلذ‬30 Demikianlah (perintah Allah). dan
‫تلحاو هبر دنع هل ريخ وهف ىلتي‬ Barangsiapa mengagungkan apa-apa yang
terhormat di sisi Allah Maka itu adalah
‫ام نم الا ماعنلاا مكل نم سجرلا‬
lebih baik baginya di sisi Tuhannya. dan
‫اوبنتجاف مكيلع لوق اوبنتجاو ناثولاا‬ telah Dihalalkan bagi kamu semua
‫۝روزال‬ binatang ternak, terkecuali yang
diterangkan kepadamu keharamannya,
Maka jauhilah olehmu berhala-berhala
yang najis itu dan jauhilah perkataan-
perkataan dusta.

24. ‫۝نيﺤلصلا نم¨ يل به بر‬ 100 Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku


(seorang anak) yang Termasuk orang-
orang yang saleh.

25. ‫۝مي ¨لح ملغب هنرشبف‬ 101 Maka Kami beri Dia khabar gembira
dengan seorang anak yang Amat sabar.
26. ‫ ينبي لاق يعسال هعم غلب املف‬102 Maka tatkala anak itu sampai (pada umur
‫كﺤبذا ينا مانمال ىف ىرا ينا لعفا‬ sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku
‫تباي لاق ىرت اذام رظناف نم هللا ءاشنا‬
Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
‫يندجتس رمؤت ام‬ bahwa aku menyembelihmu. Maka
‫۝ني ¨ربصال‬ fikirkanlah apa pendapatmu!" ia
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa
yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku Termasuk orang-
orang yang sabar".

27. ‫۝ني ¨بجلل هلتو املسا املف‬ 103 Tatkala keduanya telah berserah diri dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya),(nyatalah kesabaran keduanya
).
28. ‫۝ميهرباي نا هنيدانو‬ 104 Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,

29. ‫ىزجن كلذك انا ايءرال تقدص دق‬ 105 Sesungguhnya kamu telah membenarkan
‫۝نينسﺤملا‬ mimpi itu Sesungguhnya Demikianlah
Kami memberi Balasan kepada orang-
orang yang berbuat baik.

30. ‫۝نيبمال اؤلبال وهل اذه نا‬ 106 Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian
yang nyata.

31. ‫۝ميظع حبذب هني دفو‬ 107 Dan Kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar.
32. ‫۝نيرخالا ىف هيلع انكرتو‬ 108 Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian
yang baik) di kalangan orang-orang yang
datang Kemudian,

33. ‫۝ميهربا ىلع ملس‬ 109 (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas


Ibrahim".

34. ‫۝نينسحملا ىزجن كلذك‬ 110 Demikianlah Kami memberi Balasan


kepada orang-orang yang berbuat baik.

35. ‫۝نينمؤمال اندابع نم هنا‬ 111 Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba


Kami yang beriman.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel Hasil
A.Pesan Moral

NO SURAH AYAT TERJEMAHAN PESAN MORAL


1. ‫ ةب اثم تيبال انلعجذاو‬125 Dan (ingatlah), ketika Pesan moral yang
Kami menjadikan terdapat dalam ayat
‫ذختاو انماو س انلل‬
rumah itu (Baitullah) ini adalah agar nabi
‫مهربا م اقم نماو ىال‬ tempat berkumpul bagi
Ibrahim dan ismail
‫ان دهعو ىلصم نا‬ manusia dan tempat
yang aman. dan dijadikan sebagai
‫ليعمساو مهربا‬ rasul dan sebagai
Jadikanlah sebahagian
‫نيفئ اطلل يتيب ارهط‬ maqam Ibrahim tempat petunjuk supaya
‫عكرلاو نيفكعلاو‬ shalat. dan telah Kami menghimbau umat
perintahkan kepada islam cinta tauhid,
‫۝دوجسلا‬
Ibrahim dan Ismail: dan patuh pada
"Bersihkanlah rumah-
perintah allah SWT.
Ku untuk orang-orang
yang thawaf, yang
i'tikaf, yang ruku' dan
yang sujud".
2. ‫ بر مهربا الق ذاو‬126 Dan (ingatlah), ketika Pesan moral yang
Ibrahim berdoa: "Ya terdapat dalam ayat
‫انما ادلب اذه لعجا‬
Tuhanku, Jadikanlah ini adalah allah
‫نم هلها قزراو نما‬ negeri ini, negeri yang
maha pengasih dan
‫نم ترمثال مويلاو هلل اب‬ aman sentosa, dan
penyayang agar
berikanlah rezki dari
‫مهنم نمو لاق رخلاا‬ manusia untuk selalu
buah-buahan kepada
‫لايلق هعتم اف رفك ىال‬ penduduknya yang menyukuri atas
‫هرطضا مث سئبو‬ beriman diantara pemberiannya dan
mereka kepada Allah tidak menyia-
‫رانال باذع‬ dan hari kemudian.
‫۝ريصمال‬ nyiakannya.
Allah berfirman: "Dan
kepada orang yang
kafirpun aku beri
kesenangan sementara,
kemudian aku paksa ia
menjalani siksa neraka
dan Itulah seburuk-
buruk tempat kembali".
3. ‫ مهربا عفري ذاو‬127 Dan(ingatlah), ketika Pesan moral yang
Ibrahim meninggikan terdapat dalam ayat
‫نم دعاوقال‬
(membina) dasar-dasar ini adalah agar umat
‫ليعمساو تيبال انم‬ Baitullah bersama
islam untuk selalu
‫لبقت انبر‬ Ismail (seraya berdoa):
berbuat kebajikan
"Ya Tuhan Kami

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


‫عيمسلا تنا كنا‬ terimalah daripada dan beramal adalah
Kami (amalan kami), kunci masuk
‫۝ميلعلا‬
Sesungguhnya surganya allah SWT.
Engkaulah yang Maha
mendengar lagi Maha
Mengetahui".
4. ‫ ةورملاو افصال نا‬158 Sesungguhnya Shafaa Pesan moral yang
‫نمف اللهرئاعش نم‬ dan Marwa adalah terdapat dalam ayat
sebahagian dari syi'ar ini adalah Allah
‫رمتعاوا تيبال جح نا‬
Allah Maka maha pengasih dan
‫هيلع حانج لاف نمو‬ Barangsiapa yang maha penyayang
‫امهب فوطي‬ beribadah haji ke agar umat islam
‫هللا ناف اريخ عوطت‬ Baitullah atau ber- melakukan ibadah
‫۝ميلع ركاش‬ 'umrah, Maka tidak ada haji dan umrah ke
dosa baginya baitullah, dan siapa
mengerjakan sa'i antara saja yang
keduanya. dan mengerjakannya
Barangsiapa yang akan mendapatkkan
mengerjakan suatu kebaikan di sisi
kebajikan dengan allah.
kerelaan hati, Maka
Sesungguhnya Allah
Maha Mensyukuri
kebaikan lagi Maha
mengetahui.

5. ‫ ةولصل اب هلها رمآي ن اكو‬55 Dan ia menyuruh Pesan moral yang


‫رم هبر دنع ناكو ةوكزلاو‬ ahlinya untuk terdapat dalam ayat
bersembahyang dan ini adalah supaya
‫۝ايض‬
menunaikan zakat, dan kita sebagai hamba
ia adalah seorang yang allah akan patuh dan
diridhai di sisi taat pada perintah
Tuhannya. allah dan tidak
melalaikannya.

6. ‫كوتأي جﺤل اب سانال ىف نذاو‬ 27 Dan berserulah kepada Pesan moral yang
manusia untuk terdapat dalam ayat
‫نيتأي رماض لك ىلعو الاجر‬
mengerjakan haji, ini adalah agar umat
‫۝قيمع جف لك نم‬ niscaya mereka akan
islam yang beriman
datang kepadamu
dengan berjalan kaki, dan bagi yang
dan mengendarai unta mampu untuk segera

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang kurus yang datang menunaikan ibadah
dari segenap penjuru haji.
yang jauh,
7. ‫اوفويلو مهثفت اوضقيل مث‬ 29 Kemudian, hendaklah Pesan moral yang
mereka menghilangkan terdapat dalam ayat
‫تيبالب اوفوطيلو مهروذن‬
kotoran yang ada pada ini adalah agar bagi
‫۝قيتعال‬ badan mereka dan
umat islam yang
hendaklah mereka
menyempurnakan beriman supaya
nazar-nazar mereka dan selalu menjaga
hendaklah mereka kebersihan dirinya.
melakukan melakukan
thawaf sekeliling rumah
yang tua itu (Baitullah).
8. ‫ هللا تمرح مظعي نمو كلذ‬30 Demikianlah (perintah Pesan moral yang
‫تلحاو هبر دنع هل ريخ وهف ىلتي‬ Allah). dan Barangsiapa terdapat dalam ayat
mengagungkan apa-apa ini adalah supaya
‫ام نم الا ماعنلاا مكل نم سجرلا‬
yang terhormat di sisi umat islam patuh
‫اوبنتجاف مكيلع لوق اوبنتجاو ناثولاا‬ Allah Maka itu adalah akan perintah allah
‫۝روزال‬ lebih baik baginya di dan untuk selalu
sisi Tuhannya. dan telah berbuat kebajikan
Dihalalkan bagi kamu dan menjauhi yang
semua binatang ternak, dilarangnya.
terkecuali yang
diterangkan kepadamu
keharamannya, Maka
jauhilah olehmu
berhala-berhala yang
najis itu dan jauhilah
perkataan-perkataan
dusta.

9. ‫ يعسلا هعم غلب املف‬102 Maka tatkala anak itu Pesan moral yang
sampai (pada umur terdapat dalam ayat
‫ىرا ينا ينبي لاق كﺤبذا‬
sanggup) berusaha ini adalah sabar, kita
‫ينا مانمال ىف الق ىرت‬ sebagai manusia
bersama-sama Ibrahim,
‫اذام رظناف رمؤت ام‬ harus memiliki
Ibrahim berkata: "Hai kesabaran. Agar kita
‫لعفا تباي هللا ءاشنا يندجتس‬ anakku Sesungguhnya termasuk golongan
‫۝نيربصال نم‬ aku melihat dalam orang-orang yang
mimpi bahwa aku saleh.
menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pendapatmu!" ia
menjawab: "Hai
bapakku, kerjakanlah
apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah
kamu akan
mendapatiku Termasuk
orang-orang yang
sabar".

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel Hasil
B. Pesan Religius Dan Keagamaan
NO SURAH AYAT TERJEMAHAN PESAN RELIGIUS
1. ‫ ةب اثم تيبال انلعجذاو‬125 Dan (ingatlah), ketika Pesan Religius yang
Kami menjadikan terdapat pada ayat
‫ذختاو انماو س انلل‬
rumah itu (Baitullah) ini adalah agar kita
‫مهربا م اقم نماو ىال‬ tempat berkumpul bagi
sebagai umat yang
‫ان دهعو ىلصم نا‬ manusia dan tempat
yang aman. dan beriman untuk selalu
‫ليعمساو مهربا‬ melaksanakan
Jadikanlah sebahagian
‫نيفئ اطلل يتيب ارهط‬ maqam Ibrahim tempat sholat, dan rumah
‫عكرلاو نيفكعلاو‬ shalat. dan telah Kami allah (mesjid) itu
perintahkan kepada untuk kita jaga
‫۝دوجسلا‬ Ibrahim dan Ismail: kebersihannya.
"Bersihkanlah rumah-
Ku untuk orang-orang
yang thawaf, yang
i'tikaf, yang ruku' dan
yang sujud".
2. ‫ بر مهربا الق ذاو‬126 Dan (ingatlah), ketika Pesan Religius yang
Ibrahim berdoa: "Ya terdapat pada ayat
‫انما ادلب اذه لعجا‬
Tuhanku, Jadikanlah ini adalah himbauan
‫نم هلها قزراو نما‬ negeri ini, negeri yang
kepada manusia
‫نم ترمثال مويلاو هلل اب‬ aman sentosa, dan
untuk selalu
berikanlah rezki dari
‫مهنم نمو لاق رخلاا‬ bersyukur, dan tidak
buah-buahan kepada
‫لايلق هعتم اف رفك ىال‬ penduduknya yang boleh berlaku
‫هرطضا مث سئبو‬ beriman diantara sombong karena
mereka kepada Allah seburuk-buruk
‫رانال باذع‬ dan hari kemudian. tempat adalah
‫۝ريصمال‬ Allah berfirman: "Dan
neraka.
kepada orang yang
kafirpun aku beri
kesenangan sementara,
kemudian aku paksa ia
menjalani siksa neraka
dan Itulah seburuk-
buruk tempat kembali".
3. ‫ مهربا عفري ذاو‬127 Dan(ingatlah), ketika Pesan Religius yang
Ibrahim meninggikan terdapat pada ayat
‫نم دعاوقال‬
(membina) dasar-dasar ini adalah agar nabi
‫ليعمساو تيبال انم‬ Baitullah bersama
Ibrahim dan nabi
‫لبقت انبر‬ Ismail (seraya berdoa):
ismail sebagai
"Ya Tuhan Kami

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


‫عيمسلا تنا كنا‬ terimalah daripada contoh tauladan
Kami (amalan kami), yang baik bagi
‫۝ميلعلا‬
Sesungguhnya manusia.
Engkaulah yang Maha
mendengar lagi Maha
Mengetahui".
4. ‫ ةورملاو افصال نا‬158 Sesungguhnya Shafaa Pesan Religius yang
‫نمف اللهرئاعش نم‬ dan Marwa adalah terdapat pada ayat
sebahagian dari syi'ar ini adalah allah
‫رمتعاوا تيبال جح نا‬
Allah Maka maha pengasih dan
‫هيلع حانج لاف نمو‬ Barangsiapa yang penyayang agar bagi
‫امهب فوطي‬ beribadah haji ke umat islam untuk
‫هللا ناف اريخ عوطت‬ Baitullah atau ber- segera menunaikan
‫۝ميلع ركاش‬ 'umrah, Maka tidak ada ibadah haji dan
dosa baginya selalu berbuat amal
mengerjakan sa'i antara saleh di jalan allah.
keduanya. dan
Barangsiapa yang
mengerjakan suatu
kebajikan dengan
kerelaan hati, Maka
Sesungguhnya Allah
Maha Mensyukuri
kebaikan lagi Maha
mengetahui.

5. ‫ تنكسأ ىنإ انبر‬37 Ya Tuhan Kami, Pesan Religius yang


Sesungguhnya aku telah terdapat pada ayat
‫داوب ىتيرذ نم‬
menempatkan ini adalah agar umat
‫دنع عرز ىذ ريغ انبر‬ sebahagian keturunanku
islam tunaikan sholat
‫مرﺤملا كتيب ةولصلا‬ di lembah yang tidak
mempunyai tanam- dan selalu bersyukur
‫اوميقيل‬ atas pemberian allah
tanaman di dekat rumah
‫نم ةدئفأ لعجاف‬ Engkau (Baitullah) swt.
‫مهيإل ىوهت سانال نم‬ yang dihormati, Ya
Tuhan Kami (yang
‫مهقزراو‬ demikian itu) agar
‫مهلعل ترمثال‬ mereka mendirikan
‫۝نوركشي‬ shalat, Maka Jadikanlah
hati sebagian manusia
cenderung kepada
mereka dan beri
rezkilah mereka dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


buah-buahan, Mudah-
mudahan mereka
bersyukur.
6. ‫هنإ ليعمسإ بتكال ىف ركذاو‬ 54 Dan Ceritakanlah (hai Pesan Religius yang
Muhammad kepada terdapat pada ayat
‫ناكو دعوال قداص ناك‬
mereka) kisah Ismail ini adalah agar
‫۝ايبن لاوسر‬ (yang tersebut) di
manusia bisa di
dalam Al Quran.
Sesungguhnya ia adalah percaya dan tidak
seorang yang benar melanggar janji yang
janjinya, dan Dia adalah telah di buatnya
seorang Rasul dan sendiri.
Nabi.
7. ‫لفكلااذو سيرداو ليعمساو‬ 85 Dan (ingatlah kisah) Pesan Religius yang
‫۝نيربصال نم لك‬ Ismail, Idris dan terdapat pada ayat
Dzulkifli. semua ini adalah sabar,
mereka Termasuk supaya kepada umat
orang-orang yang sabar. manusia memiliki
sifat sabar dan tidak
memilki sifat
sombong.

8. ‫ هللا تمرح مظعي نمو كلذ‬30 Demikianlah (perintah Pesan Religius yang
‫تلحاو هبر دنع هل ريخ وهف ىلتي‬ Allah). dan Barangsiapa terdapat pada ayat
mengagungkan apa-apa ini adalah supaya
‫ام نم الا ماعنلاا مكل نم سجرلا‬
yang terhormat di sisi manusia khususnya
‫اوبنتجاف مكيلع لوق اوبنتجاو ناثولاا‬ Allah Maka itu adalah umat islam
‫۝روزال‬ lebih baik baginya di diperintahkan allah
sisi Tuhannya. dan telah berqurban di bulan
Dihalalkan bagi kamu haji.
semua binatang ternak,
terkecuali yang
diterangkan kepadamu
keharamannya, Maka
jauhilah olehmu
berhala-berhala yang
najis itu dan jauhilah
perkataan-perkataan
dusta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9. ‫ يعسلا هعم غلب املف‬102 Maka tatkala anak itu Pesan Religius yang
‫ىرا ينا ينبي لاق كﺤبذا‬ sampai (pada umur terdapat pada ayat
sanggup) berusaha ini adalah sabar, agar
‫ينا مانمال ىف الق ىرت‬
bersama-sama Ibrahim, manusia mempunyai
‫اذام رظناف رمؤت ام‬ Ibrahim berkata: "Hai sifat kesabaran
‫لعفا تباي هللا ءاشنا يندجتس‬ anakku Sesungguhnya dalam menjalankan
‫۝نيربصال نم‬ aku melihat dalam ibadah kepada allah.
mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa
pendapatmu!" ia
menjawab: "Hai
bapakku, kerjakanlah
apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah
kamu akan
mendapatiku Termasuk
orang-orang yang
sabar".

10. ‫ مهل عفانم اودهشيل‬28 Supaya mereka Pesan Religius yang


‫هللا مسا اوركذيو‬ menyaksikan berbagai terdapat pada ayat
manfaat bagi mereka ini adalah allah
‫تمولعم مايا يف‬
dan supaya mereka memerintahkan kita
‫مهقزر ام ىلع‬ menyebut nama Allah agar tidak pelit
‫ماعنلاا ةميهب نم‬ pada hari yang telah dengan harta, dan di
‫اهنم ̈اولكف‬ ditentukan atas rezki anjurkan allah untuk
‫سئابال اومعطاو‬ yang Allah telah selalu bersedekah.
‫۝ريقفال‬ berikan kepada mereka
berupa binatang ternak
Maka makanlah
sebahagian daripadanya
dan (sebahagian lagi)
berikanlah untuk
dimakan orang-orang
yang sengsara dan fakir.

11. ‫كلذك انا ايءرال تقدص دق‬ 105 Sesungguhnya kamu Pesan religious
telah membenarkan yang terdapat pada
‫۝نينسﺤمال ىزجن‬
mimpi itu ayat ini adalah agar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sesungguhnya kita sebagai
Demikianlah Kami umatnya
memberi Balasan mempercayai
bahwa siapa saja
kepada orang-orang
yang mengerjakan
yang berbuat baik. sesuatu di jalan
allah, maka allah
memberi balasan
yang setimpal
(baik).

12 ‫۝نينسحملا ىزجن كلذك‬ 110 Demikianlah Kami Pesan Religius yang


memberi Balasan terdapat pada ayat
kepada orang-orang ini adalah sekecil
yang berbuat baik. apapun amalan yang
kita lakukan pasti
dibalas oleh allah
SWT.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai