Anda di halaman 1dari 77

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA

DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DESA


BALLEANGING KECAMATAN UJUNG LOE KABUPATEN
BULUKUMBA

SKRIPSI

FATIMAH NUR
WAHYU 105711103919

PROGRAM STUDI EKONOMI


PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2023

i
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA
DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DESA
BALLEANGING KECAMATAN UJUNG LOE KABUPATEN
BULUKUMBA

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

FATIMAH NUR WAHYU


NIM:105711103919

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2023

ii
MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras

(untuk urusan yang lain).“

-Q.S Al – Insyirah : 6-7- Pintar

jangan menggurui Cepat jangan

melampaui Tajam jangan melukai

Tinggi jangan merendahkan

(Anonim)

“ Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa

kebersamaan. Tidak ada kemudahan tanpa doa “

(Ridwan Kamil)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala atas Ridho-nya serta karunianya

sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Alhamdulillahi Rabbil alamin,

Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati dan rasa syukur tiada henti, Skripsi

ini kupersembahkan untuk :

Kedua orang tuaku tercinta:

Syamsul Ebar (Alm)

Nurbaeti

orang-orang yang saya sayang dan almamaterku


PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EK ONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972Makassar

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Efektivitas Penggunaan Alokasi Dana Desa Dalam


Meningkatkan Pembangunan Desa Balleanging Kecamatan
Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.
Nama Mahasiswa : Fatimah Nur Wahyu
No. Stambuk/ NIM : 105711103919
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah disetujui untuk dapat diseminarkan serta diuji pada Seminar Hasil.
Makassar, Januari 2023
Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muhammad Rusydi, SE, M.Si Dr.Asriati, SE, M.Si


NIDN : 031126521 NIDN : 0031126303

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Asdar, SE, M.Si


NBM: 1286 845

iii
ABSTRAK

FATIMAH NUR WAHYU, 2023, “Efektivitas Penggunaan Alokasi Dana Desa Dalam
Meningkatkan Pembangunan Desa Balleanging Kecamtan Ujungloe Kabupaten
Bulukumba”. Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar. Yang dibimbing oleh Pembimbing I Bapak Dr.
Muhammad Rusydi, SE, M.Si dan pembimbing II Ibu Dr. Asriati, SE, M.Si

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Alokasi Dana Desa
(ADD) dalam Meningkatkan Pembangunan Fisik Desa Balleanging, Kecamatan Ujung loe
Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan studi yang
mengkaji efektivitas Alokasi Dana Desa. Penelitian ini yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis, atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode wawancara. Penelitian ini
berfokus pada obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Metode studi
kasus memastikan bahwa peneliti tetap holistik dan signifikan. Hasil penelitian Efektivitas
Alokasi Dana Desa di Desa Balleanging, dalam proses pengelolaannya terdiri dari tiga
tahapan yakni perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Balleanging, sudah dikatakan
efektif dimana dalam kegiatan musrembangdes tingkat partisipasi masyarakat dan tingkat
penyampaian pendapat telah meningkat, pelaksanaan masih kurang efektif karena belum
adanya pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan,
dan pertanggungjawaban Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Balleanging masih
dikatakan belum efektif karena masyarakat tidak dilibatkan dalam evaluasi terkait
pembangunan yang dilakukan di desa.

Kata Kunci: Efektivitas, Desa, Alokasi Dana Desa, dan Pembangunan


Fisik
ABSTRACT

BASO FARID HASAN, 2023, "The Influence of Product Quality on Consumer


Satisfaction in Bandung Toast 19 in Makassar City". Thesis Department of
Management, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah
Makassar. Supervised by Advisor I Mrs. Arniati and advisor II Mrs. Sherry Adelia.

This study aims to determine and analyze the effect of product quality on
consumer satisfaction in Bandung 19 toast in Makassar City. The type of research
used in this research is a quantitative approach. The population in this research is
Bandung Grilled Bread 19 consumers. The sample used in this research is 60
respondents who were taken using accidental sampling technique. The data analysis
technique used to test the hypothesis is simple linear regression analysis and the t test
(Parsi test) which is processed using SPSS 24 software.

Based on the results of the research and discussion, it can be concluded that
the X variable, namely product quality, has a positive and significant effect on
consumer satisfaction in Bandung Grilled Bread in Makassar City with a regression
coefficient value of 0.228 and a t-count value of 2.991 greater than t-table 2.002 with a
significance value of t of 0.004 <0.05.

Keywords: Product Quality, Consumer Satisfaction


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Subahanahu

Wa Ta’ala atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-

Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad

Shalallahu Alaihi Wassalam beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada roti Bakar

Bandung 19 di Kota Makassar” Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua saya Syamsul Ebar (Alm) dan Nurbaeti, terkhusus kakak saya tercinta

Ahmad Danial Nur yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih

sayang dan doa tulus. Serta saudara saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung

dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas

segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang

telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang

telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan

di dunia dan di akhirat.


Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang

setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Dr. H. Andi Jam’an, SE.,M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Asdar, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Muhammad Rusydi, SE, M.Si selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

Skripsi selesai dengan baik dan lancar.

5. Ibu Dr.Asriati, SE, M.Si selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu

selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Ibu Dr.Asriati, SE, M.Si selaku Penasehat Akademik (PA) penulis.

7. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah mentransfer ilmunya kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan.

8. Segenap staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

9. Para rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Manajemen Angkatan 2019 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.


10. Terima kasih untuk seluruh teman-teman EP.19. B Mahasiswa Jurusan

Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar untuk seluruh

doa dan perhatiannya kepada saya serta selalu menemani hingga titik ini.

11. Terima kasih kepada sahabat-sahabat saya (Nisa, Dhani, Nanda, Asiyah,

Mega, Poppy, Novi), beserta teman-teman Subedu atas segala bantuannya,

yang selalu mendengar keluh kesah penulis.

12. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini. Akhirnya,

sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca

yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi

kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 28 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................7
C. Tujuan Penelitian................................................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................9
A. Tinjauan Teori..................................................................................................................... 9
1. Efektivitas...................................................................................................................... 10
2. Ukuran Efektivitas......................................................................................................... 11
3. Pengelolaan.................................................................................................................. 11
4. Desa............................................................................................................................. 11
5. Pembangunan Desa.....................................................................................................12
6. Alokasi Dana Desa (ADD).............................................................................................13
7. Efektivitas Pengalokasian Dana Desa (ADD)................................................................15
8. Pengertian Pembangunan Fisik....................................................................................17
9. Hambatan Pembangunan Desa....................................................................................18
10. Anggaran.................................................................................................................... 19
B. Penelitian Terdahulu......................................................................................................... 21
C. Kerangka Konsep.............................................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................................27
A. Jenis Penelitian.................................................................................................................27
B. Fokus Penelitian................................................................................................................ 28
C. Situs dan Waktu Penelitian...............................................................................................28

iv
D. Jenis dan Sumber Data....................................................................................................28
E. Informan............................................................................................................................ 28
F. Teknik Pengumpulan Data................................................................................................29
G. Metode Analisis Data........................................................................................................30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................32
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................................................................32
B. Hasil Penelitian................................................................................................................. 37
C. Pembahasan..................................................................................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................61
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 61
B. Saran................................................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 64

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris...............................................................................................21


Tabel 3.1 Informan Penelitian...........................................................................................29
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk.............................................................................................33
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Sesuai Dengan Dusun/Lingkungan......................................33
Tabel 4.3 Tahapan Perencanaan Pengelolaan ADD Desa Balleanging Dalam
Kegiatan Musrembang......................................................................................39
Tabel 4.4 Alokasi Penggunaan Anggaran ADD Tahun 2023.............................................44
Tabel 4.5 Penilaian Tahapan Pertanggungjawaban Pengelolaan ADD.............................48

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep.........................................................................................26

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tantangan utama pembangunan Indonesia disaat ini ialah

menangani permasalahan ketimpangan yang tidak cuma berlangsung dalam

ukuran pribadi maupun rumah tangga namun pula daerah (Sukwika:2018).

Hal ini disebabkan karena secara ekonomi Indonesia belum sejahtera dan

kepadatan penduduk juga sangat tinggi. Adapun juga masalah kemiskinan,

pengangguran, dan juga tingkat kesejahteraan penduduk, sehingga

pembangunan di Indonesia sangat di perlukan dan juga Pembangunannya

harus sitematis dan merata, agar tercapai Keseimbangan dalam

pembangunan. Yang menjadi penyebab dari terhambatnya pembangunan

adalah kemiskinan, sehingga pemerintah Indonesia menjadikan kemiskinan

sebagai tujuan utama dalam pembangunan . Agar tercapainya pembangunan

yang merata, maka setiap daerah perlu adanya pembangunan, sehingga

mampu mengurangi ketimpangan antar daerah. Pembangunan yang paling

sering dilaksanakan adalah pembangunan infrastruktur, hal ini disebabkan

karena infrastruktur dapat menjadi roda penggerak dalam perekonomian.

Peredaran dana perimbangan melalui Alokasi Dana Desa (ADD) harus

menjadikan desa benar-benar sejahtera. Mengenai Alokasi Dana Desa (ADD),

meskipun kantor APBD memiliki persyaratan dalam anggaran, masih banyak

kabupaten yang tidak.

Oleh karena itu, proses perubahan menuju pemberdayaan desa harus

dilanjutkan dan didorong oleh semua pihak menuju otonomi desa. Jika melihat

besaran anggaran yang dialokasikan untuk Kabupaten Bulukumba melalui


2

alokasi dana desa sebesar Rp 283.98.000,00 per desa, timbul pertanyaan

apakah desa dan konstituennya sudah mampu mengelola anggaran dengan

baik.

Sementara itu, harus diingat bahwa desa-desa yang sedang

berkembang hanya menerima dukungan keuangan yang terbatas dan

administrasi masih sangat terpusat di unit-unit lembaga negara, dan desa-

desa memiliki posisi anggaran yang penting dan administrasi dilakukan secara

mandiri, sehingga timbul keraguan tentang kapasitas internal. dari sebuah

desa. pengelolaan penyaluran dana masih dipertanyakan.

Dana desa adalah suatu program baru dari pemerintah pusat yang

diberikan untuk pemerintah daerah yang akan dipakai atau digunakan untuk

pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan desa, untuk melaksanakan

pembangunan sebuah desa, untuk pembinaan masyarakat desa dan untuk

pemberdayaan masyarakat desa. Disini desa diberikan hak seluas-luasnya

untuk menggunakan dana desa agar dapat mengelola desanya secara

mandiri dan bertujuan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi pedesaan.

Desa Balleanging adalah salah satu desa yang berasal dari Kabupaten

Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan yang terbagi atas 2.953 desa.

Pembangunan merupakan salah satu hal yang penting yang menjadi

permasalahan pokok di Indonsesia, terutama pedesaan. Masyarakat desa

khususnya bagian terpencil sangat minim akan pembangunan karena belum

adanya perhatian dari pemerintah. Berbicara tentang pembangunan desa,

maka pasti tidak terlepas dengan adanya dana desa atau keuangan. Dengan

adanya pembangunan infrastruktur yang tepat didalam sebuah desa dapat

menambah keinginan masyarakat agar dapat lebih maju dan bisa bersaing
3

dengan desa-desa lainnya agar bisa menjadi desa yang terbaik dimata

negara. Dalam hal ini perlu adanya campur tangan pemerintah dan juga

kepala desa yang cerdas dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan terhadap

pengeluaran dana desa tersebut.

Pemerintah mengesahkan undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang

dana desa. Undang-undang ini mengatur kewenangan bagi pemerintah desa

untuk menyelenggarakan urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat

setempat dalam sistem pemerintahan negara kesatuan republik Indonesia.

Dalam undang-undang ini menjelaskan bahwa desa diberikan kesempatan

untuk memperbaiki desanya sendiri dalam hal ini pembangunan infrastruktur

agar masyarakat desa bisa lebih sejahtera dan maju. “dengan adanya dana

desa setidaknya pembangunan infrastruktur harus lebih dinominalkan lebih

besar agar dapat membantu masyarakat desa yang minim akan

pembangunan tetapi alangkah baik juga harus memperhatikan pembangunan

ekonomi yang kreatif seperti pembinaan terhadap petani’’ (Fhatimatuz Zehroil

Batul:2018).

Penggunaan dana desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan

dan pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa, peningkatan kualitas hidup manusia serta

penanggulangan kemiskinan, semuanya itu dituangkan dalam rencana kerja

pemerintah desa. Dana desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan

yang tidak termasuk dalam prioritas penggunaan dana desa, setelah

mendapat persetujuan bupati/walikota dengan memastikan pengalokasian

dana desa untuk kegiatan yang menjadi prioritas telah terpenuhi dan/atau
4

kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi.

(Djpk.kemenkeu:2019).

Dana desa yang sejatinya digunakan sebagai biaya untuk

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat agar pertumbuhan ekonomi

masyarakat desa meningkat, namun fenomena buruk tentang pengelolaan

dana desa terjadi menyeluruh di negeri ini. Indonesia Corruption Watch (ICW)

tahun lalu merilis ada 110 4 kasus penyelewengan Dana Desa dan Alokasi

Dana Desa sepanjang 2016 sampai dengan 10 Agustus 2017. Dari 110 kasus

itu, pelakunya rata-rata dilakukan oknum Kepala Desa. Buktinya dari 139

pelaku, 107 diantaranya adalah Kepala Desa dan pelaku korupsi lainnya

adalah 30 perangkat Desa dan istri Kepala Desa sebanyak 2 orang. Rata-rata

korupsi yang dilakukan atas dana desa adalah pada program-program kerja

desa, terkhususnya pembangunan infrastruktur di desa (Serambinews:2018).

Agar dana desa tepat sasaran dan tidak disalahgunakan maka mentri

desa dan pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi mengeluarkan

Permendes Nomor 21 Tahun 2016 tentang penempatan prioritas

pembangunan dana desa tahun 2016. Peraturan mentri tersebut berisi

tentang dana desa diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program dan

kegitan berskala lokal pembanguan desa dan pemberdayaan masyarakat

desa. Prioritas belajar desa disepakati dalam musyawarah desa dan hasil

musyawarah tersebut menjadi acuan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa

(RKPDes) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

Hal ini, menjadi daya tarik dalam penelitian ini tentang keefektifan

Pengelolaan Dana Desa serta hambatan apa sehingga Kualitas sumberdaya

aparatur yang dimiliki desa pada umumnya masih rendahnya kemampuan


5

perencanaan ditingkat desa, sering berakibat pada kurangnya sinkronisasi

antara output (hasil/keluaran) implementasi kebijakan dengan kebutuhan dari

masyarakat yang merupakan input dari kebijakan, sarana dan prasarana

penunjang operasional administrasi pemerintah masih sangat terbatas, selain

mengganggu efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pekerjaan, juga berpotensi

menurunkan motivasi aparat pelaksana, sehingga pada akhirnya menghambat

pencapaian tujuan, tugas dan pekerjaan. Serta belum sempurna-nya

kebijakan pengaturan tentang organisasi pemerintah desa. Seharusnya

dengan adanya dana desa dapat membiayai program pemerintah desa dalam

melaksanakan program pemerintah dan pemberdayaan masyarakat, sehingga

pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi

masyarakat desa dapat ditingkatkan. Efektivitas kebijakan dana desa

menggambarkan kemampuan Pemerintahan Desa untuk merealisasikan

keuangan dana desa dalam melaksanakan program yang direncanakan serta

transparansi kepada masyarakat dalam prosesnya.

Hal sama juga yang dialami oleh pemerintah Desa Balleanging

Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba dengan keterbatasan

kemampuan sumber daya manusia yang memiliki peran dalam Pengelolaan

Alokasi Dana Desa. Penyaluran Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa

Balleanging, yang tampak dari kegiatan Pengelolaan Alokasi Dana Desa

(ADD) yaitu pengadaan barang untuk pembersihan lingkungan fasilitas umum

seperti mesin rumput dan pengadaan pupuk tanam untuk setiap rukun

tetangga (RT). Dari Pengalokasian Alokasi Dana Desa yang ada di Desa

Balleanging tidak nampak adanya pembangunan fisik yang di lakukan seperti

pembangunan pasar dan pembuatan sumur gali.


6

Pengelolaan Alokasi Dana Desa tersebut masih belum maksimal sesuai

dengan tujuan Alokasi Dana Desa (ADD). Tujuan dari Alokasi Dana Desa

(ADD) adalah untuk membiayai program Pemerintah Desa dalam

melaksanakan kegiatan pemerintah dan pemberdayaan masyarakat, sehingga

pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi

masyarakat desa dapat ditingkatkan. Hal ini dikarenakan kurangnya

pemberdayaan yang dilakukan kepada masyarakat dan tidak adanya

pengembangan sosial budaya yang dilakukan karena yang tampak dari

pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) hanyalah pengadaan barang dan

pengadaan pupuk tanam.

Alasan mengambil lokasi penelitian di Desa Balleanging, Kecamatan

Ujungloe Kabupaten Bulukumba, karena Kecamtan Ujungloe memiliki jumlah

12 desa di Kabupaten Bulukumba. Sehubungan dengan adanya peraturan

pemerintah pusat tentang otonomi daerah. Pemerintah pusat memberikan

kepercayaan penuh terhadap desa untuk mengelola desanya masing-masing

dengan diberikan biaya operasional yang disebut dengan dana desa yang

bertujuan untuk pembangunan ekonomi pedesaan sehingga meningkatkan

pendapatan masayarakat dan mengurangi angka kemiskinan masyarakat di

pedesaan. Setelah ada program dana desa tersebut, setiap pemerintah desa

berhak menggunakan dana desa sesuai dengan prioritas yang sudah

ditetapkan, pemerintah juga dituntut untuk efektif dan efisien dalam

menggunakan dana desa agar tujuan dana desa tercapai, yaitu untuk

pembangunan ekonomi pedesaan dengan meningkatkan pendapatan

masyarakat, pengurangan kemiskinan dan meningkatkan infrastruktur

pedesaan. Sehingga setelah adanya program dana desa tersebut harusnya


7

memberikan dampak yang positif dalam pembangunan ekonomi pedesaan di

Kecamatan Ujungloe, sehingga berdasarkan kondisi tersebut dan sudah

berjalannya program dana desa maka sangat menarik untuk diteliti dan dikaji

sudah sejauh mana penggunaan dana desa berdampak langsung terhadap

masyarakat pedesaan dalam hal pembangunan ekonomi pedesaan

khususnya di Desa Balleanging.

Berlandaskan dari penjelasan diatas, peneliti berharap seluruh

perangkat desa dapat mengoptimalisasi Alokasi Dana Desa (ADD)

sehingga penggunaan Dana Desa dapat membantu roda ekonomi

desa, serta dapat mengurangi persaingan antar desa yang sehingga

pembangunan desa semakin meningkat. Berdasarkan dari latar

belakang yang telah dijelaskan diatas, maka judul penelitian ini :

“Efektivitas Penggunaan Alokasi Dana Desa dalam Meningkatkan

Pembangunan Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe Kabupaten

Bulukumba”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

dapat dikaji dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimana Efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam

Pembangunan Fisik Desa Balleanging Kecamatan Ujungloe Kabupaten

Bulukumba?

2. Apakah faktor - faktor yang mempengaruhi terhambatnya Efektivitas

Pengelolahan Alokasi Dana Desa dalam pembangunan fisik Desa

Balleanging Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba?


8

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam

Pembangunan Fisik Desa Balleanging Kecamatan Ujungloe Kabupaten

Bulukumba?

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat Pengelolaan Alokasi

Dana Desa (ADD) dalam Pembangunan Fisik di Desa Balleanging

Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi Pemerintah Desa Balleanging Kecamatan

Ujungloe Kabupaten Bulukumba dalam mengelola anggaran Alokasi Dana

Desa (ADD).

2. Sebagai bahan penelitian selanjutnya, dengan objek yang relevan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Efektivitas

Efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh

tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut

sesuai dengan pengertian efetivitas Menurut Mardiasmo (2017:134)

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya pencapaian tujuan suatu

organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi mencapai tujuan

maka organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif. Indikator efektivitas

menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari keluaran

(Output) program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar

kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran

yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.

Efektivitas adalah konteks perilaku organisasi yang merupakan

hubungan antara produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat

keunggulan dan pengembangan (Haris:2015).

Menurut Ravianto dalam Masruri (2014:4), pengertian efektifitas

adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang

menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa

apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik

dalam waktu, biaya mau pun mutunya, maka dapat dikatakan efektif.

Dapat dikatakan bahwa sesuatu itu efektif bila sesuai dengan

keinginan. Dengan kata lain, tujuan yang relevan adalah tujuan penerima

alokasi Dana Desa Balleanging Kecamatan Ujungloe Kabupaten

9
10

Bulukumba mengambil langkah-langkah untuk mencapai hal tersebut. Oleh

karena itu, efisiensi ini dapat diartikan sebagai suatu proses tercapainya

tujuan pembiayaan desa yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu

perusahaan atau kegiatan dapat dikatakan efektif apabila perusahaan atau

kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya.

2. Ukuran Efektivitas

Kinerja juga dapat diukur dengan membandingkan rencana yang

dibuat dengan hasil aktual yang dicapai. Namun, jika jumlah pekerjaan atau

hasil dan tindakan yang dilakukan tidak memadai, sehingga tujuan tidak

tercapai atau tujuan yang diharapkan tidak tercapai, dikatakan tidak efektif..

Adapun kriteria atau ukuran mengenai keefektifan serangan yang

dikemukakan oleh S.P. Siagian (2018) yaitu:

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya

karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah

dan tujuan organisasi dapat tercapai.

b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi

adalah “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam

mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak

10 tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan

dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan

artinya kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan

usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional.

d. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan

sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.


11

e. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu

dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab

apabila tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak

dan bekerja.

f. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator efektivitas

organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan

sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh

organisasi.

g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu

program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka

organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan

pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.

3. Pengertian Pengelolaan

Menurut Kristiawan dkk (2017) manajemen merupakan ilmu dan seni

dalam mengatur, mengendalikan, mengkomunikasikan dan memanfaatkan

semua sumber daya yang ada dalam organisasi dengan memanfaatkan

fungsi-fungsi manajemen (Planing, Organizing, Actuating, Controling) agar

organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efesien.

4. Pengertian Desa

Menurut Landis (Dalam Fairus Adira, 2020) pengertian “Desa dapat

diuraikan dalam 3 aspek, yaitu: (1) aspek analisis statistik yang

mendefinisikan desa sebagai suatu zona berpenduduk < 2500 jiwa, (2)

aspek kajian sosial psikologis yang mendefinisikan desa sebagai tempat

yang antar warganya bersifat informal dan mempunyai ikatan akrab, dan
12

(3) aspek kajian ekonomi yang mendefinisikan desa sebagai lingkungan

yang penduduknya bergantung pada pertanian.”

Menurut R. Bintarto (Dalam Fairus Adira, 2020), Desa ialah entitas

atau kesatuan geografi, kemasyarakatan, perniagaan, politik, serta

kebudayaan yang terpendam di suatu area dalam relasi dan efeknya

secara berbalasan dengan wilayah lain.

Menurut Rifhi Siddiq (Dalam Fairus Adira, 2020), Desa ialah suatu

area yang memiliki tingkat kepadatan sedikit yang ditempati oleh warga

dengan koneksi kemasyarakatan yang berprilaku seragam, rata-rata

bekerja di bidang agraria serta cakap berhubungan dengan daerah

sekitarnya yang lain.

Menurut Sutardjo Kartohadikusumo (Dalam Fairus Adira, 2020), Desa

ialah suatu kesatuan kaidah yang sejumlah penduduknya menetap diarea

tersebut yang berkuasa menjalankan pemerintahan sendiri. Menurut

konsep tersebut, desa merupakan kawasan dengan kepadatan rendah

yang terdiri dari banyak kampung, dusun, banjar, dan jorong yang

semuanya termasuk unsur dari kecamatan serta dikepalai oleh kepala

desa.

5. Pengertian Pembangunan Desa

Pembangunan adalah konsep normatif yang membutuhkan pemilihan

tujuan untuk mencapai realisasi potensi manusia. Pembangunan tidak

memiliki arti yang sama dengan modernisasi jika kita memahami dengan

jelas arti sebenarnya dari hakikat pembangunan.

Menurut Listyaningsih (2014:18)(Ii and Pembelajaran 1970)

pembangunan didefinisikan sebagai rangkaian usaha mewujudkan


13

pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh

oleh suatu Negara menuju arah yang lebih baik.

Pembangunan pedesaan pada dasarnya mengedepankan

kebersamaan, kekeluargaan dan gotong royong untuk mewujudkan

perdamaian dan keadilan sosial. Pembangunan desa merupakan suatu

strategi yang dirancang untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi

masyarakat tertentu. Ginandjar (kartasasmita:2013).

6. Alokasi Dana Desa (ADD)

Alokasi dana desa (ADD) berasal dari formula DAU dengan beberapa

saran tambahan: Tujuannya dalam banyak hal adalah keadilan dalam

transfer dana, mendorong semangat desentralisasi, nondiskriminasi,

transparansi, kesederhanaan dan mendorong peningkatan penerima. Desa

menarik untuk diterima sebagai basis. Tujuan Alokasi Dana Desa (ADD)

adalah untuk membiayai program-program Badan Desa dalam

menjalankan tugas dan pemberdayaan masyarakat, yang tujuannya

adalah:

a. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam

melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan sesuai kewenangannya.

b. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara

partisipatif sesuai denganpotensi desa 3. Meningkatkan pemerataan

pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatanberusaha bagi

masyarakat desa

c. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat.


14

Negara atau pemerintah daerah tidak boleh mengambil alih sumber

pendapatan kota yang sudah dimiliki dan dikelola oleh kota. Bagian dana

perimbangan pusat dan daerah yang diterima oleh pemerintah kabupaten

diubah menjadi ADD. Tujuan ADD bukan sekedar pemerataan, tetapi

keadilan (berdasarkan sifat kebutuhan desa). Oleh karena itu, besaran

dana yang diterima setiap desa sangat bervariasi tergantung dari sifat

kebutuhan desa tersebut. Ada tiga kata kunci yaitu pemerataan, keadilan

dan hakikat kebutuhan desa yang tersusun dari tujuh faktor yaitu:

a) Kemiskinan (jumlah penduduk miskin),

b) Pendidikan dasar

c) Kesehatan

d) Keterjangkauan desa (diproksikan ke jarak desa ke ibukota

Kabupaten/Kota dan Kecamatan)

e) Jumlah penduduk,

f) Luas wilayah, dan

g) Potensi desa (diproksikan terhadap target penerimaan PBB Desa per

hektar).

Penetapan besarnya Alokasi Dana Desa (ADD) dari Pemerintah

Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa didasarkan pada ketentuan

sebagai berikut:

a. Dari bagi hasil pajak daerah kabupaten/Kota paling sedikit 10% untuk

desa diwilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan sebagaimana UU

No. 34 Tahun 2000 tentang perubahan Atas UU No. 18 Tahun 1997

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.


15

b. Dari retribusi Kabupaten/Kota yakni hasil penerimaan jenis retribusi

tertentu daerah Kabupaten/Kota sebagian diperuntukan bagi desa,

sebagaimanadiamanatkan dalam UU No. 34 tahun 2000 tentang

Perubahan atas UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

c. Bantuan keuangan kepada desa yang merupakan bagian dari Dana

Pemerintah Keuangan pusat dan Daerah yang diterima oleh

Kabupaten/kota antara 5% sampai dengan 10%. Persentase yang

dimaksud tersebut diatas tidak termasuk Dana Alokasi Khusus.

Basis menawarkan Alokasi Dan Desa (MENAMBAHKAN) adalah

mandat Bab 212 ayat (3) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Desa, yang ditangani melanjutkan dengan Benda Nomor 72 Tahun 2005

tentang Desa, secara khusus bab 68 paragraf (1)Sementara itu

perhitungan besarnya MENAMBAHKAN sebagai pada Surat Menteri Di

dalam Negara tanggal 22 Maret 42 2003 No 140/640/SJ Benda Pedoman

Alokasi Dan Desa dari Pemerintah Kabupaten/Kota ke Pemerintah Desa.

7. Efektivitas Pengalokasian Dana Desa (ADD)

Menurut Sedarmayanti (2014:22)(Mahardita 2017) Efisiensi adalah

ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin

hemat atau sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatakan

semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses

sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat. Devas et al (2019)

berpendapat bahwa efisiensi adalah hasil terbaik dari perbandingan antara

hasil yang dicapai oleh suatu pekerjaan dan usaha yang dikeluarkan untuk

mencapai hasil tersebut. Pendapatan ini menyatakan bahwa semakin tinggi


16

perbandingan antara output dan input berarti semakin tinggi tingkat

efisiensi atau disebut juga kegunaan yaitu mengukur sebagian penerimaan

pajak yang digunakan untuk menutup biaya pemungutan pajak yang

bersangkutan. Selain menutup biaya langsung, kegunaan juga

memperhitungkan biaya tidak langsung untuk kantor atau lembaga lain

dalam pemungutan pajak.

Menurut Nick Devas (2019), prinsip dasar pengelolaan keuangan

daerah yang mengalami pergeseran paradigma seiring dengan

pencanangan konsep “good governance” dalam penyelenggaraan

pemerintahan adalah:

a. Transparansi

Adanya transparansi pemerintah (birokrasi) dalam pengambilan

keputusan dalam perekonomian daerah, sehingga masyarakat dan

DPRD dapat mengetahui, mengevaluasi dan memberikan masukan

serta mengontrol pelaksanaan kebijakan publik yang berkaitan dengan

perekonomian daerah atau APBD.

b. Efisien

Pengelolaan keuangan daerah harus berangkat dari pemikiran bahwa

setiap keluaran APBD harus dilaksanakan seefisien mungkin untuk

mencapai keluaran yang memadai. Mencapai efisiensi membutuhkan

penghematan anggaran.

c. Efektif

Dalam proses pelaksanaan kebijakan keuangan daerah (APBD),

pengelolaan anggaran harus berorientasi pada tujuan. Selama ini

pemerintah kota sering tidak peduli apakah tujuan yang ingin dicapai
17

dengan anggaran tersebut sudah benar atau belum, yang terpenting

anggaran tersebut dilaksanakan dan dibelanjakan sesuai dengan

rencana. Pemikiran seperti itu bertentangan dengan pendekatan

anggaran. kinerja yang berorientasi pada hasil.

d. Akuntabilitas

Pengelolaan ekonomi daerah memerlukan pertanggungjawaban kepada

publik, yang dapat dilaksanakan secara kelembagaan bagi anggota

DPRD yang menilai baik atau buruknya efektivitas masyarakat dalam

mengelola perekonomian daerah atau APBD dengan menggunakan

kriteria atau tolok ukur seperti yang direncanakan semula.

e. Partisipatif

Partisipasi langsung dan tidak langsung kota madya dalam

penyelenggaraan ekonomi daerah harus dijamin, kebijakan

pembangunan APBD juga harus memperhatikan aspirasi kotamadya

dan melibatkan langsung kotamadya.

8. Pengertian Pembangunan Fisik

Pembangunan fisik merupakan perwujudan sesungguhnya dari

pembangunan dalam arti non fisik, yang meliputi sosial budaya, sosial

ekonomi dll. Aspek pembangunan fisik merupakan wujud nyata dari

tuntutan yang ditimbulkan oleh tumbuh dan berkembangnya aktivitas sosial

budaya masyarakat. Dengan kata lain, perubahan adalah bentuk atau

bentuk struktur, seperti gedung, tempat tinggal, tempat ibadah, perbaikan

jalan, lembaga pendidikan, dan fasilitas umum lainnya.

Pelaksanaan pembangunan fisik ditunjukkan dengan adanya proyek

pembangunan fisik berupa sarana dan prasarana fisik, yaitu:


18

a. Proyek pembangunan fisik bidang sosial antara lain:

1) Bangunan perumahan

2) Bangunan kesehatan

3) Sarana pemerintahan

4) Jaringan fasilitas umum dan lain-lain

5) Pembangunan sosial budaya antara lain:

a) Bangunan sarana pendidikan

b) Tempat ibadah

c) Seni budaya

d) Bangunan museum sejarah dan lain-lain

6) Proyek fisik sosial ekonomi antara lain:

a) Pasar dan pusat perkotaan

b) Pusat perkantoran dan perdagangan

c) Bangunan pergudangan

d) Terminal dan stasiun kereta api

e) Jalan raya dan sebagainya

9. Hambatan Pembangunan Desa

Pada dasarnya pembangunan adalah suatu proses yang dilakukan

secara sistematis oleh masyarakat dan upaya untuk mencapai suatu

keadaan yang lebih baik dari keadaan sekarang. Pelaksanaan proses

pembangunan ini karena masyarakat tidak puas dengan keadaan saat ini

yang dianggap tidak ideal. Akan tetapi harus dipahami bahwa

pembangunan adalah suatu proses pembangunan, demikian pula orang-

orang yang memerlukannya sampai taraf tertentu sesuai dengan sumber

dayanya dan masalah pokok yang dihadapinya.


19

Berkaitan dengan pembangunan desa, muncul beberapa

permasalahan di berbagai desa yang perlu segera mendapat perhatian dan

kejelian, misalnya.

a. Terbatasnya ketersediaan sumberdaya manusia yang baik dan

profesional;

b. Terbatasnya ketersediaan sumber-sumber pembiayaan yang memadai,

baik yang berasal dari kemampuan desa itu sendiri (internal) maupun

sumber dana dari luar (eksternal);

c. Belum tersusunnya kelembagaan sosial-ekonomi yang mampu

berperan secara efektif;

d. Belum terbangunnya sistem dan regulasi yang jelas dan tegas;

e. Kurangnya kreativitas dan partisipasi masyarakat secara lebih kritis dan

rasional

10. Pengertian Anggaran

Menurut Nafarin (2013:11) (Ii and Pembelajaran 1970) definisi

anggaran (budget) adalah: Suatu rencana keuangan periodik yang disusun

berdasarkan program yang telah disahkan dan anggaran merupakan

rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan

secara kuantitatif (angka) dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang

untuk jangka waktu tertentu.

Sedangkan Munandar (2015:1) mendefinisikan anggaran (budget)

sebagai “Suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi

seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)

moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan

datang”. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian


20

anggaran secara umum merupakan suatu bentuk rencana aktivitas atau

kegiatan suatu perusahaan atau organisasi yang akan dilaksanakan untuk

jangka waktu (periode) mendatang yang secara umum dinyatakan secara

kuantitatif berdasarkan angka-angka yang dibuat.

(Menurut Rusdianto:2016) anggaran memiliki beberapa ciri khusus

yang memebedakan dengan sekedar rencana

a. Dinyatakan dalam satuan moneter Penulisan dalam satuan moneter

tersebut dapat juga didukung oleh satuan kwantitatif lain, misalnya unit

Penyusunan rencana kerja dalam satuan 10 moneter tersebut,

bertujuan untuk mempermudah membaca dan usaha untuk mengerti

rencana tersebut Rencana kerja yang diwujudkan di dalam suatu cerita

panjang akan menyulitkan anggota organisasi untuk membaca atau

mengerti Karena itu, sebaiknya anggaran disusun dalam bentuk

kwantitatif moneter yang ringkas

b. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun Bukan berarti anggaran

tidak dapat disusun untuk kurun waktu lebih pendek, tiga bulanan 49

misalnya atau untuk kurun waktu lebih panjang, seperti lima tahunan

Batasan waktu di dalam penyusunan anggaran akan berfungsi untuk

memberikan batasan rencana kerja tersebut.

c. Mengandung komitmen manajemen Anggaran harus disertai dengan

upaya pihak manajemen dan seluruh anggota organisasi untuk

mencapai apa yang telah ditetapkan Tanpa upaya serius dari pihak

manajemen untuk mencapainya maka penyusunan anggaran tidak akan

banyak manfaatnya bagi perusahaan Karena itu, di dalam menyusun

anggaran perusahaan harus mempertimbangkan dengan teliti sumber


21

daya yang dimiliki perusahaan untuk menjamin bahwa anggaran yang

disusun adalah realistis.

d. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana

anggaran Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap

bagian organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun.

e. Setelah disetujui anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus Jadi,

tidak setiap saat dan dalam segala keadaan anggaran boleh diubah

oleh manajemen Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan

eksternal organisasi memaksa untuk mengubah anggaran tersebut

Perubahan asumsi internal dan eksternal memaksa untuk mengubah

anggaran karena jika dipertahankan malah membuat anggaran tidak

relevan lagi dengan situasi yang ada.

f. Jika terjadi penyimpangan/varians didalam pelaksanaannya, harus

dianalisis sebab terjadinya penyimpangan tersebut Karena, tanpa ada

analisis yang lebih mendalam tentang penyimpangan tersebut maka

potensi untuk terulang lagi di masa mendatang menjadi besar Tujuan

analisis penyimpangan tersebut adalah untuk mencari penyebab

penyimpangan, supaya tidak terulang lagi di masa mendatang dan agar

penyususnan anggaran dikemudian hari menjadi lebih relevan dengan

situasi yang ada

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan membandingkan dan memperkuat atas

hasil analisis yang di lakukan yang merujuk dari beberapa studi yang

berkaitan langsung maupun tidak langsung. Dan di jadikan acuan dalam

penentuan tema penelitian.


22

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu

Nama Alat
No Judul
Penelitian Analisis Hasil Penelitian
Penelitian
/ Tahun
1 Muhamma Analisis Deskriptif Hasil dari penelitian
d Faisal Dampak tentang presepsi dana
Nofian Penggunaan Kualitatif Desa dalam
2018 Dana Desa Meningkatkan
terhadap Kesejahteraan
Pembangunan masyarakat sebanyak
Ekonomi 56% menyatakan
Pedesaan di sangat setuju dengan
Kecamatan program dana desa
Ujungloe yang bertujuan untuk
Kabupaten Mensejahterakan
Hulu Sungai Masyarakat
Tengah Tahun Selanjutnya yang
2018 menyatakan setuju
34% Selanjutnya yang
menyatakan kurang
setuju sebanyak 9%
karena masih banyak
masyarakat yang
belum merasakan
dampak dari dana desa
tersebut Kemudian
yang menyatakan tidak
setuju hanya 1% Dan
yang menyatakan
sangat tidak setuju 0%
2 Muhamma Tinjauan Atas Deskriptif Berdasarkan survei
d Zainul Pelaksanaan data BPS tahun 2010
Abidin Keuangan Kualitatif sampai dengan tahun
2015 Desa Dalam 2013, pelaksanaan
Mendukung keuangan desa oleh
Kebijakan pemerintah desa
Dana Desa menunjukkan perbaikan
dari sisi tertib
Pelaksanaan
administrasi keuangan,
kualitas laporan
keuangan, dan
penyerapan anggaran
pada kegiatan yang
telah diprogramkan
Namun, masih terdapat
sejumlah hal yang
23

berpotensi menghambat
pelaksanaan keuangan
desa, antara lain
kurangnya keberadaan
sekretaris desa selaku
pembantu utama
kepala desa dalam
pengelolaan keuangan
desa, kapasitas
perangkat desa,
dan kemandirian
keuangan/PA Desa

3 Zainal Efektivitas Deskriptif Berdasarkan hasil


Arifin 2020 Penggunaan penelitian, tahapan
Alokasi Dana Kulatitatif perencanaan, dilihat dari
Desa Dalam musrembang yang
Meningkatkan diadakan tim
Pembangunan pelaksanaan Alokasi Dana
Desa Desa masih kurang efektif,
Sokobanah dimana dalam kegiatan
Daya musrembang partisipasi
Kecamatan masyarakat masih
Sokobanah sangat rendah,
Kabupaten dikarenakan kurangnya
Sampang transparansi informasi
2020 yang disampaikan oleh
perangkat Desa
Sokobanah Daya
kepada masyarakat Desa
Sokobanah Daya

4 Aji Ratna Evaluasi Deskriptif Berdasarkan tujuan


Kusuma Penggunaan program Alokasi Dana
2017 Alokasi Dana Kualitatif Desa yang
Desa Dalam dipergunakan untuk
Pembangunan pembangunan diperoleh
Desa Di gambaran bahwa
Kecamatan melalui Alokasi Dana
Teluk Pandan Desa berhasil
Kabupaten meningkatkan infrastruktur
Kutai Timur desa
sehinga mampu
membuka isolasi desa
dan memberi peluang
peningkatan usaha
masyarakat dalam rang
menanggulangi kemiskinan
serta
mendorong gotong
24

royong masyarakat
melalui dana-dana
stimulan untuk kegiatan
keagamaan, kesehatan
dan pendidikan
5 Irmansyah Efektivitas Interpretif Dana desa merupakan
2021 Kebijakan dana yang bersumber
Dana Desa dari APBN yang
terhadap Fenomenologi diperuntukkan untuk
Pembangunan desa pertahunnya
Infrastruktur Dana tersebut
digunakan untuk
pembangunan desa
demi tercapainya
pembangunan nasional
Setiap tahun, desa
memperoleh Dana
Desa hingga 1 (satu
milyar) Dalam
penggunaannya, 30%
dari Dana Desa
digunakan untuk
operasional sedangkan
sisanya 70% digunakan
untuk pembangunan
Dana Desa dinilai
efektif apabila dana
tersebut digunakan
sesuai dengan tujuan
dari adanya kebijakan
Dana Desa sendiri
Dana Desa ada untuk
mewujudkan
pembangunan-
pembangunan di Desa
25

C. Kerangka Konsep

Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Balleanging Kecamatan

Ujungloe Kabupaten Bulukumba didasarkan pada peraturan Bupati Nomor 15

tahun 2012 tentang pengelolaan alokasi dana desa Melalui Alokasi dana

Desa, diharapkan desa akan mampu menyelenggarakan otonominya agar

dapat tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri

Dimana tujuan UU Desa adalah menciptakan masyarakat aktif yang mampu

menjadi elemen utama dalam merencanakan, melaksanakan dan mengawasi

setiap kegiatan pembangunan yang terjadi di desa.

Dalam proses pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Balleanging

tidak sesuai dengan prinsip pengelolaan alokasi dana desa sehingga

berdampak pada tidak efektifnya pencapaian tujuan Alokasi Dana Desa itu

sendiri. Hal ini terutama pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban. Kondisi tersebut akan dikaji di Desa Balleanging

Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba terkait seberapa efektif

pengelolaan alokasi dana desa dalam peningkatan pembangunan fisik di

Desa Balleanging dan faktor apa saja yang menjadi kendala dalam proses

pengelolaan alokasi dana desa dalam peningkatan pembangunan fisik

tersebut Desa Balleanging Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba

Tahun 2023 Berdasarkan uraian di atas, kerangka penelitian dapat

digambarkan dalam skema di bawah ini :


26

DESA BALLEANGING

EFEKTIVITAS
PEMBANGUNAN DESA

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PENGELOLAAN


(ADD)

HASIL PENELITIAN

Gambar 2.1
Bagan Kerangka Konsep
BAB III
METODE
A. Jenis Penelitian PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif

Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Balleangnging Kecamatan

Ujungloe Kabupaten Bulukumba dan bagaimana meningkatkan pembangunan

fisik Desa Balleanging dalam melaksanakan program Alokasi Dana Desa

(ADD) dan menggunakan pendekatan kualitatif. dan menghasilkan data

deskriptif karena bermaksud untuk mendalami dan mengapresiasi suatu

objek.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara

terbuka untuk mengkaji dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan

perilaku individu dan kelompok orang.

B. Fokus Penilitian

Fokus penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana tingkat efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa

(ADD) di Desa Balleangnging Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba

dan bagaimana peningkatan pembangunan fisik Desa Balleanging dalam

melaksanakan program Alokasi Dana Desa (ADD).

C. Situs dan Waktu Penelitian

Situs penelitian adalah suatu tempat dimana peneliti menangkap

keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti untuk memperoleh data atau

informasi yang diperlukan. Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan

27
28

pada bab terdahulu, maka penetapan situs penelitian adalah Desa

Balleanging Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba.

Waktu yang akan dibutuhkan peneliti untuk penelitian ini kurang lebih

dua bulan Lokasi penelitian ini di Desa Balleanging Kecamatan Ujungloe

Kabupaten Bulukumba Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

bagaimana tingkat efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa

Balleanging Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba dan bagaimana

peningkatan pembangunan fisik Desa Balleanging dalam menjalankan

program Alokasi Dana Desa (ADD).

D. Jenis dan Sumber Data

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden sesuai

keinginan peneliti, baik melalui wawancara dengan informan, maupun

pengumpulan data lapangan lainnya.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek

yang diteliti, yang antara lain dilakukan melalui studi kepustakaan,

kepustakaan dan arsip/laporan seperti:

a) Data-data tentang rincian kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah

Kabupaten kepada Desa dan kewenangan lainnya yang telah ada

pada Desa;

b) Data-data tentang keadaan umum lokasi penelitian mencakup

keadaan geografis, demografis;

c) Data-data lainnya yang diperoleh dari, BPS, Kecamatan, Desa dan

instansi lain yang terkait


29

E. Informan

Informan adalah seseorang yang tidak hanya dapat memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian, tetapi juga

mampu memberikan masukan tentang sumber bukti yang mendukung.

(Menurut Lexy J. Moelong:2014).

Penelitian Berdasarkan Non Probability Sampling, penarikan informan

dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling yaitu orang yang

paling mengetahui tentang masalah yang akan diteliti oleh peneliti, untuk

dapat mengetahui bagaimana efektivitas penggunaan alokasi dana desa

dalam meningkatkan pembangunan di Desa Balleanging Kecamatan Ujungloe

Kabupaten Bulukumba. Adapun informan yang dipilih untuk dapat menjawab

rumusan masalah terdiri dari 10 orang. Dalam penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling. Rincian informan dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Informan Keterangan Jumlah


1. Kepala Desa, Sekretaris Perangkat Desa 4
Desa, Bendahara Desa,
Staf Desa
2. Tokoh Masyarakat, dan Tokoh 6
Masyarakat Masyarakat, dan
Masyarakat
Total 10 Orang

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi kepustakaan

Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data melalui bahan-bahan yang

tertulis yang relevan dengan penelitian ini, seperti literatur dan berbagai

dokumen serta laporan-laporan yang diterbitkan oleh instansi terkait


30

2. Studi lapangan

Studi Lapangan yaitu pengumpulan data dimana penulis secara langsung

ke objek penelitian dengan menggunakan teknik penelitian sebagai berikut:

a. Observasi yaitu salah satu metode dalam pengumpulan data secara

sengaja,terarah, sistematis, dan terencana sesuai tujuan yang akan

dicapai dengan mengamati & mencatat seluruh kejadian dan

fenomena yang terjadi dan mengacu pada syarat dan aturan dalam

penelitian

b. Wawancara yaitu suatu metode dalam mengumpulkan data dengan

carasistematis untuk memperoleh keterangan mengenai masalah yang

diteliti berdasarkan tujuan penelitian.

G. Metode Analisis Data

Adapun tahap analisis data, peneliti mengacu pada tahapan-tahapan

yang dijelaskan Miles dan Huberman (2013), antara lain:

1. Pengumpulan informasi

Pengumpulan Informasi melalui wawancara terhadap key informan atau

responden kapabel yang bisa memberikan informasi secara akurat

mengenai data penelitian, kemudian obserfasi langsung ke lapangan untuk

menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapat data yang

diharapkan.

2. Reduksi data (data reduction)

Yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

transformasi data kasar yang muncul dari catatancatatan di lapangan

selama meneliti. Transkrip data (transformasi data) bertujuan untuk memilih


31

informasi mana yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah

yang menjadi pusat penelitian di lapangan.

3. Penyajian data (data display)

Yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam bentuk naratif, grafik jaringan,

table dan bagian yang bertujuan untuk mempertajam pemahaman

penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam tabel

ataupun uraian penjelasan.

4. Penarikan kesimpulan atau ferifikasi (conclution drawing atau verification)

Yang mencari arti pola-pola penjelasan,konfigurasi yang mungkin, alur

sebab-akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan harus secara cermat

dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan catatan di

lapangan sehingga data diuji validitasinya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Desa Balleanging

Desa Balleanging adalah salah satu wilayah kelurahan di Kecamatan

Ujung loe Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi

fokus lokasi penelitian.

Desa Balleanging adalah sebuah desa yang terletak di Provinsi

Sulawesi Selatan. Desa Balleanging dengan kode Desa/Kelurahan :

7302092003, Koordinat Bujur 120.314152, Koordinat Lintang -5.460523,

Ketinggian Diatas Permukaan Laut 360 Meter. Desa Balleanging terletak

+/- 12,2 Km dari Ibu Kota Kabupaten Bulukumba, +/-5,9 Km dari Ibu kota

Kecamatan Ujungloe dengan Luas wilayah 2161 Hektar. Dengan batasan-

batasan sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Paccarammengan

2. Sebelah Selatan berbatsan dengan Desa Balong

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Manyampa

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Balong dan Tamatto

Iklim di Desa Balleanging, sebagaimana di Desa-Desa di Indonesia

beriklim tropis, pancaroba dan penghujan, hal tersebut sangat

mempengaruhi kegiatan masyarakat yang ada di Desa Ballengaing. Desa

Balleanging terdiri dari 3 (Tiga) Dusun yaitu Dusun Sapiri Pangka, Dusun

Palangisang dan Dusun Mattoanging yang memiliki penduduk 4134 jiwa,

dengan jumlah KK=958 KKP= 140 dan KKmis= 227. Mata pencaharian

warga Desa Balleanging adalah Petani, Nelayan, Buruh, selain itu warga

32
33

Desa Ballenging berprofesi sebagai Pedagang, PNS, Pegawai Swasta,

TNI, Polri, Bidan dan Perawat.

2. Keadaan Penduduk

Desa Balleanging terdiri dari 3 dusun diantaranya Dusun

Palangisang, Mattoangin dan SapiriPangka, dengan jumlah penduduk

2.754 Jiwa atau 814 KK, dengan perincian sebagaimana tabel berikut;

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 1.542 Jiwa


2. Perempuan 1.634 Jiwa
4. Kepala Keluarga 814
Sumber : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2022

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Sesuai Dengan Dusun/Lingkungan

Jumlah Jumlah
Jumlah
Desa Dusun Kartu Penduduk
Keluarga L P
Sapiri
307 511 551 1369
Pangka
BALLEANGING Palangisang 245 359 407 1011
Mattoanging 406 672 676 1754
Total 958 1542 1634 4134
Sumber : Data Rekapitulasi Jumlah Penduduk Per Desember 2022

Dari tabel jumlah penduduk diatas menujukkan bahwa, Desa

Balleanging terdiri dari 3 (Tiga) dusun, yaitu Dusun Sapiri Pangka,

Palangisang, dan Dusun Mattoanging, memiliki jumlah penduduk sebanyak

4134 jiwa, dimana laki-laki berjumlah 1542, dan perempuan berjumlah

1634, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 958 jiwa.


34

3. Keadaan ekonomi

Sebagian besar pekerjaan penghuni desa Balleanging adalah bertani.

Isu yang sering muncul terkait dengan vokasi masyarakat adalah minimnya

aksesibilitas pembukaan usaha dengan kemajuan penduduk seperti yang

tertuang dalam peraturan perbaikan daerah Bulukumba. Hal lain yang perlu

diperhatikan dalam pembenahan kota adalah dengan mengajukan upaya

untuk memperluas posisi terbuka dengan memperkuat usaha swasta yang

memberikan kredit sebagai pendanaan untuk kemajuan bisnis, khususnya

di bidang pertukaran.

Laju kemiskinan Desa Balleanging yang masih tinggi, membuat desa

Balleanging harus memiliki pilihan untuk menemukan berbagai kebebasan

yang dapat menegakkan perbaikan norma moneter bagi daerah setempat.

Pendapatan desa merupakan jumlah keseluruhan penerimaan desa

yang dibukukan dalam APBDes setiap tahun anggaran. Menurut Peraturan

Desa Balleanging Nomor 2 TAHUN 2020 bahwa Sumber Pendapatan

Desa:

a. Sumber Data Desa

1) Pendapatan desa pertama terdiri dari efek samping dari kekayaan

desa, konsekuensi perbaikan dan dukungan diri, konsekuensi dari

kolaborasi bersama dan pembayaran unik desa nyata lainnya;

2) Bagi hasil dari pungutan daerah untuk kota-kota dan sebagian dari

permintaan daerah dibagi untuk desa-desa yang merupakan

dispersi proporsional untuk setiap kota;

3) Sebagian dari cadangan keseimbangan moneter pusat dan

provinsi diperoleh lokal untuk desa-desa yang penyebarannya


35

relatif terhadap setiap kota yang merupakan sebutan dari

cadangan desa;

4) Bantuan keuangan dari otoritas publik, Pemerintah Bersama dan

Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan tugas Pemerintah;

5) Penghargaan dan hadiah dari pihak luar yang tidak membatasi.

6) Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Biasa, dan

Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d

disalurkan melalui simpanan desa;

7) Sumber Pendapatan desa yang telah diklaim dan dikuasai oleh

desa tidak boleh diambil alih oleh kekuasaan Umum, Pemerintah

Bersama, dan Pemerintah Daerah.

b. Kelimpahan Desa

1) Tanah penyimpanan desa

2) Struktur des yang dibangun desa

3) lain-lain kekayaan desa

Desa Balleanging, sebagian besar pekerjaan penghuninya

adalah peternak, yang sebagian besar beragama Islam dan lebih jauh

lagi memiliki kepatuhan terhadap adat dan kebiasaan.

4. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Seperti yang digambarkan dalam UU no. 06 Tahun 2014 bahwa di

desa ada tiga klasifikasi organisasi desa yang memiliki bagian dalam

pemerintahan desa, yaitu: Pemerintah desa, Badan Permusyawaratan

desa dan Yayasan Daerah. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa

penyelenggaraan urusan pemerintahan di Tingkat desa (Town

Government) dilakukan oleh Pemerintah desa dan Badan


36

Permusyawaratan desa. Organisasi desa ini selesai untuk mengarahkan

dan menangani kepentingan lingkungan lokal tergantung pada awal dan

kebiasaan terdekat yang dianggap dan dianggap dalam kerangka otoritas

publik di negara ini. Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain

adalah Kepala desa dan Perangkat desa sebagai komponen organisasi

desa. Kepala desa mempunyai tugas menyelesaikan urusan pemerintahan,

kemajuan dan daerah.

Badan Permusyawaratan desa adalah sebuah lembaga yang

merupakan lambang dari sistem aturan mayoritas dalam organisasi

pemerintahan desa sebagai komponen organisasi Kota. Badan

Permusyawaratan Kota memiliki kapasitas untuk menyusun pedoman desa

dengan Kepala desa, mewajibkan dan mengarahkan keinginan daerah.

BPD berkedudukan sebagai komponen organisasi desa. Individu BPD

adalah perwakilan dari penghuni desa yang bersangkutan yang bergantung

pada penggambaran lokal yang dikendalikan oleh pemikiran dan

kesepakatan. Orang-orang dari BPD terdiri dari Afiliasi Top of the Resident,

pemegang standar, perkumpulan ahli, perintis ketat dan perintis atau

perintis daerah lainnya. Kapasitas BPD adalah menyusun pedoman desa

dengan Kepala desa , untuk mewajibkan dan menyalurkan kepada daerah

setempat.
37

B. Hasil Penelitian

1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

Pembangunan Fisik Di Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe

Kabupaten Bulukumba.

Pengelolaan Alokasi Dana Desa mulai di implementasikan di

Indonesia pada tahun 2005 dengan dasar Peraturan Pemerintah No. 72

tahun 2005 tentang desa yang kini telah di pertegas dengan lahirnya UU

No. 6 tahun 2014 tentang desa. Aturan ini mewajibkan kepada pemerintah

daerah kabupaten/kota untuk mengalokasikan dana transfer dari pusat dan

di teruskan ke rekening desa yang dikenal dengan Alokasi Dana Desa

(ADD). Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang dialokasikan dengan

tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai

kebutuhan desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan serta pelayanan masyarakat. Alokasi Dana

Desa (ADD) merupakan perolehan bagian keuangan desa dari Kabupaten

yang penyalurannya melalui kas desa.

2. Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan

Fisik di Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe.

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Pembangunan Fisik di Desa

Balleanging Kecamatan Ujung Loe merupakan proses pengendalian,

pengaturan, mengurus, menyelenggarakan anggaran dana desa untuk

keperluan pembangunan fisik dan non fisik dimulai dari perencanaan

sampai evaluasi hal ini diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat Di

Desa Balleanging agar dapat tumbuh dan berkembang secara merata dan
38

terarah sesuai dengan perencanaan program-program pemerintah

berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.

a. Tahap Perencanaan Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Tahap perencanaan Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa

Balleanging Kecamatan Ujungloe, telah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku dimana telah diawali dengan pembentukan tim pelaksana dan

proses perencanaan dilakukan dengan model partisipatif dalam kegiatan

musrembang. Tim pelaksana Alokasi Dana Desa yang dimaksud dalam

perencanaan tersebut terdiri dari Kepala Desa selaku Penanggung

Jawab Operasional Kegiatan (PJOK), sekretaris desa selaku

Penanggung Jawab Administrasi (PJAK), bendahara desa selaku

Kepala Urusan Keuangan (KUK) dan di bantu oleh lembaga

kemasyarakatan di desa. Perencanaan dengan model partisipatif

dilakukan melalui musrembang desa dengan melibatkan seluruh elemen

masyarakat mulai dari lembaga masyarakat, tokoh masyarakat dan

seluruh masyarakat desa. Musrembang desa tersebut bertujuan untuk

mendorong masyarakat agar turut serta berpartisipasi dalam menyusun

dan menentukan rencana kegiatan pembangunan di desa. Sehingga

rencana kegiatan yang tertuang dalam Daftar Usulan Rencana Kegiatan

(DURK) yang di hasilkan adalah gambaran dari harapan dan kebutuhan

seluruh masyarakat setempat. Akan tetapi, hasi pengamatan dan

informasi yang diperoleh menunjukan bahwa kegiatan musrembang

dalam tahapan perencanaan di Desa Balleanging masih sebatas kepada

memenuhi ketentuan dan belum menyentuh kepada esensi yang


39

terkandung dari maksud kegiatan musrembang desa, lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Tahapan Perencanaan Pengelolaan ADD Desa


Balleanging Dalam Kegiatan Musrembang.
Variabel Indikator Ukuran Partisipasi Persen
(Orang) (%)
Kegiatan Hadir 20 66.66
Pertanggung Musrembang Hadir dan Berpendapat - -
Jawaban Tidak Hadir 10 33,33
Total 30 100
Pokok bahasan Jumlah Anggaran 20 66,67
Penyusun Rencana 3 10
Tidak tahu 7 23,33
Total 30 100
Hasil Tersusunya DURK - -
Musrembang Belum tersusunya DURK 23 76,67
Tidak tahu 7 23,33
Total 30 100
Sosiaslisasi Ada 3 10
DURK Kepada Tidak ada 21 70
Masyrakat Tidak tahu 6 20
Total 30 100
Sumber: Data diolah dari kantor Desa Balleanging Tahun 2023
Keterangan: DURK (Daftar Usulan Rencana Kerja).

Dari tabel diatas, terlihat bahwa tingkat partisipasi masyarakat

masih sangat rendah, kondisi tersebut ditunjukan dengan sedikitnya

jumlah masyarakat yang hadir maupun yang menyampaikan

aspirasi/pendapat dalam musrembang dengan kegiatan yang akan

dilakukan. Dari 30 responden kalangan masyarakat, sebanyak 20 orang

atau 66,66 % yang menghadiri kegiatan musrembang desa tersebut,

tetapi mereka tidak menyampaikan aspirasi/usulan rencana kegiatan.

Sedangkan 10 orang atau 33,33 % lainya tidak hadir.

Berikut hasil wawancara peneliti kepada Kepala Desa Balleanging

yaitu Bapak Irfandi Bahri S.Sos mengenai tahapan Perencanaan


40

pengelolaan ADD dan bagaimana partisipasi masyarakat desa dalam

kegiatan musrembang, yaitu sebagai berikut:

“Dalam proses musrembang yang dilakukan ,partisipasi lembaga

desa dan masyarakat masih tergolong rendah.Masyarakat yang hadir

hanya sedikit sekitar 15% dari total masyarakat usia produktif, ditambah

lagi tidak ada aspirasi yang mereka sampaikan pada saat musrembang

desa sedang berjalan. Hal ini selain masyarakat mempunyai kesibukan

sendiri, juga kepedulian terhadap desa itu sangat rendah.”(Wawancara

13 Maret 2023)

Selanjutnya Tabel 4.3 diatas juga menunjukan bahwa dalam

proses musrembang desa pemerintah kurang transparan dalam

memberikan informasi kepada masyarakat. dari 30 responden, hanya 3

orang atau 10 % yang mengatakan bahwa dalam musrembang yang

dibahas terkait rencana kegiatan yang boleh dilakukan, sebanyak 20

orang atau 66,67 % lainya mengatakan bahwa dalam musrembang

pemerintah desa hanya sekedar memberikan informasi terkait jumlah

anggaran yang diterima oleh desa, dan sisanya sebanyak 7 orang atau

25,93 % mengatakan tidak tahu. Informasi ini seperti pernyataan salah

satu anggota masyarakat yaitu Ibu Nurwahidah yang mengatakan

bahwa:

“Kami masyarakat desa ini masih kurang paham dengan apa itu

perencanaan untuk membangun desa, di tambah lagi pemerintah desa

juga tidak pernah menjelaskan kepada kami. Jadi wajar kalau saya

pribadi dan sejumlah masyrakat lainnya hanya datang untuk sekedar


41

hadir, karena memang kami tidak tahu harus bicara apa”(Wawancara 15

Maret 2023).

Kondisi tersebut menyebabkan kegiatan musrembang desa dalam

meningkatkan pembangunan fisik Desa Balleanging tidak berjalan

dengan baik, terbukti tidaka adanya rencana kegiatan yang tersusun.

Dalam tabel 4.3 Terlihat bahwa 30 orang responden, seluruh responden

yang hadir yaitu sebanyak 23 atau 76,67 % sependapat bahwa tidak

ada Daftar Usulan Rencana Kegiatan (DURK) yang di hasilkan.

Sedangkan 7 orang responden lainnya atau 23,33 % mengatakan tidak

tahu sebab mereka tidak menghadiri kegiatan musrembang yang

bertujuan untuk mengadakan sosialisasi dalam meningkatkan

pembangunan fisik Desa Balleanging.

Oleh karena itu, secara keseluruhan proses perencanaan kegiatan

pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan pembangunan fisik

Di Desa Balleanging yang tertuang dalam DURK tersebut ditentukan

secara pribadi oleh pemerintah desa selaku tim pelaksana penegelolaan

alokasi dana desa dalam meningkatkan pembangunan fisik Desa

Balleanging. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan ketua BPD

Balleanging, yaitu Bapak menyatakan bahwa:

“Kegiatan musrembang desa yang harusnya mampu

menghasilkan berbagai rencana kegiatan dalam penggunaan anggaran

alokasi dana desa tidak berjalan sebagai mana mestinya. Dalam

kegiatan tersebut selain masyarakat yang hadir hanya sedikit, namun

masyarakat yang hadir tidak pengusulkan rencana apapun. Sehingga

rencana kegiatan
42

yang ada, semuanya ditentukan oleh pemerintah desa secara sepihak,

baik perencanaan pembuatan pasar dan pembuatan sumur gali yang

kemudian nantinya akan disalurkan kepada masyarakat dengan

menggunakan mesin penarik air” (Wawancara tanggal 15 Maret 2023).

Penyusunan rencana kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah

desa seperti hasil wawancara diatas tidaklah menjadi masalah, apabila

rencana yang tertuang dalam DURK kembali di informasikan dan

disosialisasikan kepada seluruh masyarakat guna meminta tanggapan

masyarakat. Akan tetapi, dari tabel 4.3 diatas terlihat bahwa dari 30

orang total responden hanya 3 orang atau 10 % mengatakan bahwa

DURK di informasikan kepada masyarakat, sebanyak 21 oarng atau

70% mengatkan bahwa tidak ada informasi terkait DURK dan sisanya

sebanyak 6 orang atau 20% mengatakan tidak tahu.

Berikut hasil wawancara dengan ketua LPM Desa Balleanging

yaitu Bapak yang mengatakan bahwa:

“Rencana pembangunan yang akan dilaksanakan di Desa

Balleanging ini memang tidak pernah disampaikan oleh pemerintah

desa kepada masyarakat. Masyarakat hanya dijadikan penonton yang

menyaksikan setiap kegiatan yang terjadi di desa”(wawancara 15 Maret

2023).

Dari beberapa hasil wawancara peneliti dengan beberapa

informan pada tahap perencanaan yaitu Bapak Irfandi S.Sos selaku

Kepala Desa, Laode Safiuddin selaku ketua BPD, La Rifai selaku ketua

LPM dan Basmawati Masyarakat Desa Balleanging. Peneliti

menemukan bahwa kurangnya kepedulian masyakat dan kurangnya


43

transparasi dari pihak pemerintah desa dalam Pengelolaan Alokasi

Dana Desa, serta kurangnya pemahaman masyarakat mengenai

tahapan perencanaan pembangunan dalam Pengeloaan Alokasi Dana

Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik Desa Balleanging.

Dari penjelasan diatas menunjukan bahwa walaupun pada

akhirnya penyusunan rencana kegiatan Alokasi Dana Desa yang

tertuang dalam DURK dapat terselesaikan dengan baik. Namun karena

rencana yang dihasilkan tidak berdasarkan aspirasi masyarakat serta

kurangmya transparasi informasi dari pemerintah desa, maka dapat

dikatakan bahwa tahap perencanaan pengelolaan alokasi dana desa

dalam meningkatkan pembangunan fisik Di Desa Balleanging

Kecamatan Ujungloe masih kurang baik.

b. Tahapan Pelaksanaan Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Pelakasanaan kegiatan Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam

meningkatkan pembangunan fisik, dengan anggaran Alokasi Dana Desa

di Desa Balleanging didasarkan pada peraturan Bupati Kabupaten

Bulukumba No. 15 tahun 2012 tentang pengelolaan alokasi dana desa.

Alokasi Dana Desa di peruntukan untuk pelaksanaan fisik berupa

infrastruktur fasilitas penunjang masyarakat dan pemberdayaan

masyarakat dengan ketentuan 30% (tiga puluh persen) digunakan untuk

kegiatan operasional pemerintah desa dan BPD, serta 70% digunakan

untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya berdasarkan

ketentuan Peraturan Bupati No. 2 Tahun 2015 tentang penetapan

besaran Alokasi Dana Desa minimum dan Alokasi Dana Desa


44

propersional di lingkungan pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun

anggaran 2023, besaran Alokasi Dana Desa yang diperoleh Desa

Balleanging adalah sebesar Rp. 283.984.000.00 Adapun terkait

efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan

pembangunan fisik di Desa Balleanging dapat dilihat pada tebel 4.4

berikut:

Tabel 4.4 Alokasi Penggunaan Anggaran ADD Tahun 2023

Anggaran Persen
Bidang Kegiatan Jenis Kegiatan
(Rp) (%)
Pembangunan Desa Pembangunan Pasar 175.152.000 61,67

Pembuatan Sumur 12.152.000 4,27

Bibit 96.680.000 34,04


Total 283.984.000 100

Sumber :Diolah dari laporan pertanggung Jawaban Desa Balleanging Tahun


2023

Tabel 4.4 menunjukan bahwa jumlah Alokasi Dana Desa yang

diterima oleh Desa Balleanging adalah sebesar Rp 283.984.000.00

dimana pengalokasian anggaran Alokasi Dana Desa oleh pemerintah

Desa Balleanging diperuntuhkan untuk pembangunan desa dengan

jenis kegiatan yakni, pembangunan pasar Desa Balleanging dengan

anggaran sebesar Rp 175.152.000 atau sekitar 61,67 %, pembuatan

sumur gali dengan anggaran sebesar Rp 12.152.000 atau sekitar 4,27

%, dan pengadaan bibit pala dengan anggaran sebesar Rp 96.680.000

atau sekitar 34,04 %.

Informasi yang diperoleh dari 6 responden terkait tahapan

pelaksanaan dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa

Balleanging bahwa tingkat partisipasi dari setiap tahapan Pengelolaan


45

Alokasi Dana Desa masih sangat rendah, baik dalam bentuk tenaga

ataupun materi dalam mendukung kegiatan pembangunan di Desa. Hal

ini terlihat dalam proses kegiatan pembangunan yang ada di Desa

Balleanging yaitu pembangunan pasar dan pembuatan sumur gali, serta

pengadaan bibit pala. Informasi yang diperoleh dari 30 responden

bahwa dalam kegiatan tersebut tidak ada partisipasi dari masyarakat

untuk mendukung kegiatan tersebut. Hal tersebut seperti yang

dikemukakan oleh Kepala Desa Balleanging yaitu Bapak Irfandi Bahri

S.Sos yang menyatakan bahwa:

“Tingkat kepedulian masyarakat terhadap kegiatan pembangunan

sangat rendah, karena terkadang dipanggil pada saat musrembang saja

untuk sosialisasi sangat susah” (Wawancara 15 Maret 2023).

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa dalam pelaksanaan

rencana kegiatan pemerintah desa masih kurang transparan dalam

memberikan informasi kepada masyarakat. Kurangnya transparansi

informasi yang dimaksud adalah bahwa dalam pelaksanaan rencana

kegiatan, pemerintah desa tidak terlebih dahulu memberikan informasi

atau meminta partisipasi masyarakat. Kondisi inilah yang menjadi salah

satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam

mendukung kegiatan pembangunan di desa. Hal ini seperti pernyataan

salah satu anggota masyarakat yaitu: Ibu Basmawati yang menyatakan

bahwa:

“Banyak masyarakat yang tidak berpartisipasi dalam setiap

kegiatan desa karena sebagian masyarakat kecewa dan tidak suka

dengan
46

kinerja Kepala Desa sekarang selain kurangnya peduli dengan kondisi

sosial masyarakat , juga pilih kasih dan tidak adil dalam memberikan

bantuan yang bersumber dari desa”(Wawancara 17 Maret 2023).

Pendapat lain yang dikemukakan oleh tokoh masyarakat Desa

Balleanging yaitu Bapak Sommeng S.Sos yang menyatakan bahwa:

“Kondisi desa saat ini sudah sangat jauh dengan slogan-slogan

yang melekat pada desa, seperti kehidupan desa yang harmonis,

rasa persaudaraan yang baik dan semangat gotong royong masyarakat

desa yang tinggi. Terlibatnya masyarakat dalam pembangunan desa

sehingga hubungan silaturahmi antara masyarakat dan kepala desa

terbuka.” (Wawancara 17 Maret 2023).

Dalam tahapan pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa di

Desa Balleanging ini, dari setiap pembangunan desa yang dilakukan

yakni pembangunan pasar dengan anggaran 175.152.000 dan

pembuatan sumur gali dengan anggaran sebesar 12.152.000, serta

pengadaan bibit pala dengan anggaran sebesar 96.680.000 dapat

terselesaikan dengan baik namun dikarenakan kurangnya transparansi

informasi terkait pelaksanaan perencanaan kegiatan oleh pemerintah

desa kepada masyarakat, sehingga pencapaian tujuan pengelolaan

alokasi dana desa yang dilakukan di Desa Balleanging belum efektif.

Berikut pernyataan masyarakat terkait kualitas penyelenggaraan

pemerintah desa, salah satunya Ketua LPM Desa Balleanging, Bapak

La Rifai yang menyatakan bahwa:

“Banyaknya anggaran yang digunakan untuk operasional

pemerintah mulai dari tunjangn dan belanja alat-alat kantor tidak

memberikan
47

dampak terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintah,

bahkan kantor desa tidak pernah terbuka”(Wawancara 17 Maret 2023)

Pendapat lain terkait belum efektifnya pencapaian tujuan

pengelolaan alokasi dana desa, disampaikan oleh ketua BPD yakni

Bapak Indra Hidayat,S.E menyatakan bahwa:

“Kegiatan pembangunan desa yakni salah satunya pembangunan

pasar Desa Balleanging sebenarnya sudah cukup baik karena akan

mempermudah masyarakat dalam menjual hasil tani mereka tanpa

harus pergi di desa tetangga. Namun hal ini tidak efektif karena tidak

ada pengawasan yang dilakukan oleh desa masyarakat dan itu

dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai

tanggungjawab mereka sebagai tim evaluasi langsung dari setia

kegiatan pembangunan yang terjadi di desa”. (wawancara 17 Maret

2023).

Melihat berbagai masalah diatas, walaupun semua rencana yang

telah disusun dapat terselesaikan dengan cukup baik. Namun, tahap

pelaksaan pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan

pembangunan fisik di Desa Balleanging dapat dikatakan kuarng efektif.

c. Tahapan Pertanggung Jawaban Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Dalam tahapan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) di Desa

Balleanging Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba dalam

Penyelesaian penyusunan pertanggung jawaban efektivitas Alokasi

Dana Desa dapat dikatakan sudah baik, dikarenakan penyusunan


48

laporan pertanggungjawaban dilaksanakan oleh aparatur pemerintah

desa, dan BPD serta ketepatan waktu penyelesaian LPJ.

Tabel 4.5 Penilaian Tahapan Pertanggungjawaban Pengelolaan ADD

Partisipasi Presentase
Variabel Indikator Ukuran
(Orang) (%)
Pertanggung Pihak Penyusun Pemerintah Desa 26 86,67
Jawaban LPJ Bersama BPD
Pihak lainnya - -
Tidak tahu 4 13,33
Total 30 100
Kualitas LPJ Baik 26 87,67
Tidak tahu 4 13,33
Total 30 100
Evaluasi Kegiatan Ada 7 23,33
Bersama Tidak ada 21 70
Masyarakat Tidak tahu 2 6,67
Total 30 100
Sumber :Diolah dari Kantor Desa Balleanging Tahun 2023

Tabel 4.5 menunjukkan dari 30 responden, sebanyak 26

responden atau sekitar 86,67% menyatakan bahwa Laporan

Pertanggung Jawaban (LPJ) disusun oleh pemerintah desa bersama

BPD, sedangkan 4 responden atau sekitar 13,33% menyatakan tidak

tahu siapa yang menyusun Laporan Pertanggung Jawaban Desa

Balleanging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laporan Pertanggung

Jawaban Desa Balleanging disusun oleh pemerintah desa selaku

penanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan. Tabel 4.5 juga

menunjukkan bahwa Laporan Pertanggung Jawaban Desa Balleanging

sudah baik, hal ini terlihat dari 30 responden, sebanyak 26 responden

atau 86,67% mengatakan bahwa Laporan Pertanggung Jawaban yang

dibuat dapat diterima dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten. Hasil

penelitian ini juga menunjukkan bahwa Laporan Pertanggung Jawaban

(LPJ) yang disusun oleh pemerintah Desa Balleanging digunakan


49

sebagai percontohan bagi seluruh desa yang ada di Kecamatan

Ujungloe.

Hal ini berdasarakan hasil wawancara dengan Bendahara Desa

Balleanging yaitu Ibu Erni HB, yang menyatakan bahwa:

“LPJ ini disusun oleh Bendahara Desa dan Sekretaris desa yang

berkoordinasi dengan Kepala Desa dan BPD. Untuk LPJnya sudah

terselesaikan dengan baik, tepat waktu dan sudah terlaporkan dipusat.

Desa Balleanging ini juga dijadikan sebagai percontohan dalam

penyusunan LPJ untuk setiap desa yang ada di Kecamatan Ujungloe.”

(Wawancara 15 Maret 2023)

Pendapat yang sama kemukakan oleh Sekretaris Desa

Balleanging Bapak Agus Halim yang menyatakan bahwa :

“Dalam Penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban anggaran

Dana Desa ini menurut saya sudah sangat bagus. Desa Balleanging

selalu tepat waktu dalam mengumpulkan laporan ke Kabupaten dan

Desa ini juga dijadikan contoh untuk desa-desa lain dalam membuat

LPJ.”(Wawancara 17 Maret 2023)

Salah satu prinsip dalam mengelola anggaran Alokasi Dana Desa

adalah semua kegiatan harus dievaluasi bersama masyarakat. Artinya,

dalam tahap Pertanggung Jawaban, pemerintah desa harus

bertanggung jawab tidak hanya kepada pemerintah pusat atau

pemerintah kabupaten, tetapi juga memberikan informasi kepada

masyarakat dan mengevaluasi kegiatan pembangunan fisik yang

dilakukan di desa.
50

Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah Desa

Balleanging tidak melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembangunan

yang dilakukan di desa bersama masyarakat Desa Balleanging. Dari 30

responden, hanya 7 responden atau sekitar 23,33% yang mengatakan

bahwa ada evaluasi kegiatan bersama masyarakat Desa Balleanging

dan sebanyak 21 Responden atau sekitar 70% mengatakan bahwa

pemerintah tidak melakukan evaluasi kegiatan bersama masyarakat,

dan 2 responden atau sekitar 6,67% lainnya mengatakan tidak

mengetahui apakah pemerintah desa sudah melakukan evaluasi

kegiatan yang sudah berjalan atau tidak.

Adapun pernyataan yang salah satu Tokoh Masyarakat yaitu

Bapak Muhammad Hasyim yang menyatakan bahwa:

“Pemerintah tidak pernah melakukan evaluasi hasil pembangunan

sehingga kita masyarakat tidak tahu apakah ada kendala yang terjadi

dalam proses pembangunan atau tidak, selesai musrembang kami

hanya melihat pembangunan mana saja yang di ACC oleh pemerintah

desa.”(Wawancara 17 Maret 2023).

Berdasarkan penjelasan diatas, walaupun secara administrasi

tahapan pertanggungjawaban oleh pemerintah Desa Balleanging dapat

diselesaikan dengan baik. Namun, pemerintah desa tidak melakukan

evaluasi kegiatan bersama masyarakat sehingga dapat dikatakan

bahwa tahapan pertanggung jawaban yang dijalankan oleh pemerintah

Desa Balleanging Belum efektif.


51

3. Faktor-Faktor yang Menghambat Efektivitas Alokasi Dana Desa di

Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba

Faktor-faktor yang menghambat pemerintah Desa Balleanging dalam

mengalokasikan Dana Desa dalam rangka pembangunan fisik dapat

diidentifikasi melalui hasil diskusi langsung dengan pemerintah Desa

Balleanging sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

pengelolaan Alokasi Dana Desa, hingga tahap evaluasi dan pelaporan

pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam rangka peningkatan pembangunan

fisik di Desa Balleanging Ujungloe Kabupaten Bulukumba. Baik pemerintah

Desa Balleanging maupun masyarakat desa mengidentifikasi berbagai

faktor yang menjadi penghambat pemerintah desa dalam meningkatkan

pembangunan fisik adalah sebagai berikut:

a. Pencairan Dana Desa

Dalam proses pelaksanaan yang baik dan sesuai dengan tujuan

pelaksanaan, dana (anggaran) adalah salah satu hal yang terpenting

dalam proses pelaksanaan dikarenakan dana adalah alat untuk

pembiayaan pelaksanaan baik pembangunan, pemberdayaan dan

penyelenggaraan pemerintah desa.

Oleh karena itu masalah keterlambatan dana sangat berpengaruh

besar dalam proses pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah dan

pembangunan, seperti hasil wawancara dengan Kepala Desa

Balleanging Bapak Irfandi Bahri S.Sos mengenai keterlambatan dana

Alokasi Dana Desa dari pemerintah daerah ke Desa Balleanging

sebagai berikut:
52

“Yang menghambat kegiatan pembangunan ini sebenarnya

keterlambatan pencairan Dana Desa dari Kabupaten ke Desa sehingga

kami juga terkendala dalam pelaksanaan kegiatan.” (Wawancara 15

Maret 2023).

Dari Hasil penelitian diatas menyatakan bahwa keterlambatan

dana yang diberikan pemerintah daerah kepada Desa Balleanging

menjadi penghambat dalam pengalokasian dan pelaksanaan alokasi

dana desa sehingga mengakibatkan proses pengerjaan yang telah

direncanakan menjadi terhambat.

b. Sumber Daya Manusia

Keberhasilan suatu rencana tidak terlepas dari kualitas Sumber

Daya Manusia (SDM) yang baik dan memiliki kemampuan dalam

mengelola Alokasi Dana Desa, karena SDM memiliki peran penting

dalam proses pelaksanaan dan pengelolaan Alokasi Dana Desa.

Kualitas SDM yang masih rendah di Desa Balleanging ini yang menjadi

penghambat dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Dalam wawancara yang dilakukan dengan Kepala Desa Balleanging

yaitu Bapak Irfandi Bahri S.Sos yang menyatakan bahwa:

“Kurangnya Sumber Daya Manusia di Desa Balleanging ini juga

menjadi penghambat bagi kami dalam melakukan kegiatan khususnya

pemberdayaan masyarakat. Desa Balleanging sangat membutuhkan

peningkatan Sumber Daya Manusia di desa.” (Wawancara 15 Maret

2023).

Begitu pula hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan

Ketua LPM Desa Balleanging, Bapak yang menyatakan:


53

Masih Rendahnya Pendidikan masyarakat di Desa Balleanging ini

yang menyebabkan kurangnya Kualitas Sumber Daya Manusia. Banyak

orangtua yang bisa dikatakan mampu tapi hanya menyekolahkan

anaknya sampai SMA dengan alasan sudah bisa kerja di

pabrik.”(Wawancara 15 Maret 2023).

Menurut Hasil penelitian yang dikemukakan oleh peneliti, faktor

yang menghambat Efektivitas Alokasi Dana Desa di Desa Balleanging

adalah pencairan dana desa yang lambat dan kurangnya Sumber Daya

Manusia yang disebabkan rendahnya pendidikan masyarakat sehingga

Alokasi Dana Desa kurang efektif dalam pemberdayaan masyarakat

desa.

c. Informasi

Informasi yang disampaikan oleh pemerintah desa tarkait

Pengelolaan Alokasi Dana Desa masih kurang jelas. Selain tidak pernah

melakukan sosialisasi sebelumnya, dalam tahapan musrembang desa

pemerintah desa juga hanya sekedar menyebutkan nominal Alokasi

Dana Desa yang diperoleh. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut

terkait dengan tujuan Pengelolaan Alokasi Dana Desa, bagaimana

penggunaan anggaran tersebut, atau bagaimana peran masyarakat

dalam setiap tahapan Pengelolaan Alokasi Dana Desa tersebut. Selain

itu, Pengelolaan Alokasi Dana Desa dilakukan melalui proses

sosialisasi. Informasi yang di peroleh melalui sosialisai yang di adakan

pemerintah Desa Balleanging dalam proses Pengelolaan Alokasi Dana

Desa belum cukup baik. Dimana dari 30 responden, semuanya

sependapat bahwa sosialisasi Pengelolaan Alokasi Dana Desa dari


54

pemerintah Kabupaten dan Kecamatan hanya sampai pada pemerintah

desa selaku pelaksana Pengelolaan Alokasi Dana Desa.

Sedangkan kepada masyarakat tidak ada pelaksanaan sosialisasi

dari Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan. Berikut pernyataan yang di

sampaikan oleh salah satu anggota masyarakat, yaitu Ibu Basmawati

yang mengemukakan bahwa:

Tidak pernah ada sosialisasi kepada kami terkait Pengelolaan

alokasi dana desa sebelumnya, jika memang ada pasti hanya bersifat

perorangan karena saya pribadi tidak pernah mendapat informasi. Pada

saat musrembang di adakan oleh pemerintah desa itu hanya jumlah

anggaran yang disebutkan, terkait penggunaan anggaran itu tidak di

jelaskan” (Wawancara 17 Maret 2023).

Pendapat lain juga dikemukakan oleh salah satu masyarakat

terkait kurangnya informasi dari pihak pemerintah desa yakni Ibu

Nurwahidah yang menyatakan bahwa:

“Kami sebagai masyarakat tidak tahu mengenai tugas dan

tanggungjawab kami dalam setiap ada pembangunan yang akan

dilaksanakan di desa, karena kami tidak perna mendapatkan sosialisasi

dari pemerintah Kabupaten/Kota bahkan dari pemerintah desa kami

tidak pernah mendapatkan informasi mengenai setiap penggunaan

anggaran ataupun kegiatan yang akan dilakukan di desa”(Wawancara

17 Maret 2023).

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kurangnya informasi yang

diperoleh masyarakat dari Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga

masyrakat tidak mengetahui sama sekali fungsi mereka sebagai tim

pengawas langsung
55

dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa, melainkan masyarakat hanya

mengetahui bahwa ada dan sudah telaksananya pembangunan yang

ada di desa.

C. Pembahasan

1. Efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Meningkatkan

Pembangunan Fisik Di Desa Balleanging

Terkait proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan

pembangunan fisik di Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe Kabupaten

Bulukumba, Pemerintah Desa Balleanging terlebih dahulu menyusun tim

pelakasana Alokasi Dana Desa yang terdiri dari Kepala Desa selaku

Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK), Sekretaris Desa Selaku

Penanggung Jawab Administrasi Kegiatan (PJAK), Kepala Urusan

Keuangan Selaku Bendahara Desa dan di bantu oleh Lembaga

Kemasyarakatan di Desa. Selanjutnya, proses pengelolaan alokasi dana

desa terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pertanggung

jawaban.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tahapan perencanaan

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik

Di Desa Balleanging kurang efektif dimana dilakukan dengan melihat

proses musrembang desa untuk membahas rencana kegiatan penggunaan

anggaran ADD serta bagaimana proses pengelolaan ADD, dimana dalam

tahapan perencanaan ini di ukur dengan jumlah pihak yang berpartisipasi

dalam proses musrembang desa.

Selain itu, dalam tahapan perencanaan Pengelolaan Alokasi Dana

Desa menunjukan bahwa masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam


56

mengikuti setiap tahapan proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa, serta

dalam proses musrembang pada tahapan perencanaan ini kurangnya

transparansi informasi dari pemerintah desa yang berdampak pada

rendahnya tingkat partisipasi dan pengawasan dari masyarakat desa baik

secara lembaga maupun individu dalam setiap proses Pengelolaan Alokasi

Dana Desa.

Pendapat di atas berbeda dengan hasil penelitian Sumiati (2014)

yang berjudul Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Ngatabaru

Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Dimana penelitian ini

menggambarkan bahwa skala prioritas dalam pelaksanaan program lebih

diutamakan. Hal tersebut dikarenakan begitu banyaknya aspirasi yang

dikemukakan oleh masyarakat yang berdampak terhadap tidak

terlaksananyan program lainnya.

Pendapat lain dari Yohanes V.A (2018) dimana hasil penelitian yang

berjudul Efektivitas Penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam

Pelaksanaan Pembangunan Desa. Dimana penelitian ini menjelaskan

bahwa pemerintah desa bersama masyarakat membuat rencana dalam

Musrembang untuk mencari kesepakatan hasil yang menjadi sasaran atau

prioritas dari masyarakat itu sendiri terkait apa yang akan dibangun

nantinya.

Pada Tahapan pelaksanaan pengelolaan ADD di Desa Balleanging,

hasil penelitian menunjukan bahwa dalam tahapan pelaksanaan

Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Balleangning ini, dari setiap

pembangunan desa yang dilakukan yakni pembangunan pasar dengan

anggaran Rp 175.152.000 dan pembuatan sumur gali dengan anggaran


57

sebesar Rp 12.152.000, serta pengadaan bibit pala dengan anggaran

sebesar Rp 96.680.000 dapat terselesaikan dengan baik namun

dikarenakan kurangnya transparansi informasi terkait pelaksanaan

perencanaan kegiatan oleh pemerintah desa kepada masyarakat, sehingga

pencapaian tujuan Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang dilakukan di Desa

Balleangnging belum efektif.

Dengan demikian tahapan pelaksanaan Pengelolaan Alokasi Dana

Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik di Desa Balleanging

berjalan dengan baik, akan tetapi walaupun proses pembagunan berjalan

dengan baik namun tahapan pelaksaan ini harus melibatkan masyarakat

sebagai tim evaluasi atau tim pengawas dari setiap kegiatan yang di

adakan oleh pemerintah desa.

Dalam tahapan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) di Desa

Balleanging Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba dalam

Penyelesaian penyusunan pertanggung jawaban efektivitas Alokasi Dana

Desa dapat dikatakan sudah baik, dikarenakan penyusunan laporan

pertanggungjawaban dilaksanakan oleh aparatur pemerintah desa, dan

BPD serta ketepatan waktu penyelesaian LPJ. Namun belum efektif karena

masyarakat tidak dilibatkan dalam evaluasi terkait pembangunan yang

dilakukan di desa.

Pendapat di atas senada dengan hasil penelitian Yulius F.N.N (2019)

yang berjudul Analisis Efektivitas Alokasi Dana Desa (ADD) dalam

Meningkatkan Pembangunan Desa di Desa Fafai Distrik Demba Kabupaten

Waropen Tahun 2015-2016, bahwa tidak adanya evaluasi kegiatan yang

seharusnya dilakukan oleh masyarakat.


58

2. Faktor-Faktor yang Menghambat Efektivitas Alokasi Dana Desa di

Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba

Adapun faktor-faktor yang menghambat efektivitas Alokasi Dana

Desa di Desa Balleanging adalah:

a. Pencairan Dana Desa

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, faktor

penghambat dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa

Balleanging yaitu keterlambatan dana yang diberikan pemerintah daerah

kepada Desa Balleanging mengakibatkan proses pengerjaan yang telah

direncanakan menjadi terhambat.

b. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, faktor

penghambat dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa

Balleanging adalah sumber daya manusia, hal ini terjadi karena masih

rendahnya pendidikan masyarakat membuat Kurang efektifnya

pengalokasian Dana Desa dalam memberdayakan masyarakat yang

ada di desa.

c. Informasi

Dari Hasil penelitian menyatakan bahwa salah satu faktor

penghambat Pengelolaan Alokasi Dana Desa adalah kurangnya

informasi yang diperoleh masyarakat dari Pemerintah Kabupaten/Kota

sehingga masyarakat tidak mengetaui sama sekali fungsi mereka

sebagai tim pengawas langsung


59

dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa, melainkan masyarakat hanya

mengetahui bahwa ada dan sudah telaksananya pembangunan yang

ada di Desa. Informasi yang disampaikan oleh pemerintah desa tarkait

Pengelolaan Alokasi Dana Desa masih kurang jelas. Selain tidak pernah

melakukan sosialisasi sebelumnya, dalam tahapan musrembang desa

pemerintah desa juga hanya sekedar menyebutkan nominal Alokasi

dana Desa yang diperoleh. Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut

terkait dengan tujuan Pengelolaan Alokasi Dana Desa, bagaimana

penggunaan anggaran tersebut, atau bagaimana peran masyarakat

dalam setiap tahapan Pengelolaan Alokasi Dana Desa tersebut.

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan

pembangunan fisik Di Desa Balleanging, dilakukan dengan tiga proses

tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban

masih kurang baik, dimana terkait dengan masih kurangnya sosialisasi

dalam setiap musrembang desa sehingga mengakibatkan kurangnya

partisipasi masyarakat dikarenakan kurangnya informasi yang diperoleh

masyarakat desa, sehingga berdampak pada rendahnya partisipasi dan

pengawasan dari masyarakat desa baik secara lembaga ataupun

individu dalam setiap tahapan Pengelolaan Alokasi Dana Desa. Kondisi

tersebut berdampak pula belum efektifnya pencapaian tujuan

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan

fisik di Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.

Hasil penelitian terkait rendahnya partisipasi masyarakat dan

pengawasan oleh masyarakat seperti tersebut di atas, juga sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aldi (2012). Hasil


60

penelitiannya menyimpulkan bahwa Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di

Desa Aliantan Kecamatan Kabun Kabupaten Rokan Hulu belum efektif,

beberapa kendala ditemui seperti kurangnya partisipasi masyarakat,

serta tidak adanya pengawasan dari lembaga masyarakat utamanya

BPD Aliantan sebagai lembaga desa yang bertugas untuk mengawasi

kinerja pemerintah desa.

Faktor-faktor penghambat tersebut sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Abu Rahum (2015) dengan judul penelitian

Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Pembangunan Fisik Desa

Krayan Makmur Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser. Dimana

penelitian ini menjelaskan bahwa penghambat pengelolaan Alokasi

Dana Desa (ADD) dalam pembangunan fisik Desa Krayan Makmur

adalah rendahnya tingkat pendidikan atau Sumber Daya Manusia (SDM)

dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) sehingga kurang

optimalnya pembangunan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektifitas

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik di

Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba, maka dapat

ditarik kesimpulan antara lain:

1. Efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa untuk meningkatkan

pembangunan fisik di Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe Kabupaten

Bulukumba, dimana dalam proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa ada

tiga tahap yakni perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban.

Maka dapat ditarik kesimpulan antara lain:

a. Tahapan Perencanaan

Dilihat dari musrembang yang diadakan tim pelaksanaan Alokasi

Dana Desa masih kurang efektif, dimana dalam kegiatan

musrembang partisipasi masyarakat masih sangat rendah,

dikarenakan kurangnya transparansi informasi yang disampaikan

oleh perangkat Desa Balleanging kepada masyarakat Desa

Balleanging.

b. Tahapan Pelaksanaan

Berdasarkan hasil penelitian kurang efektif, dimana penggunaan

anggaran Alokasi Dana Desa dapat terselesaikan dengan baik

namun dikarenakan kurangnya transparansi informasi terkait

pelaksanaan perencanaan kegiatan oleh pemeintah desa

kepada masyarakat, sehingga pencapaian tujuan pengelolaan

Alokasi Dana Desa yang dilakukan di Desa Balleanging kurang

efektif.

61
62

c. Tahapan pertanggungjawaban

Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Balleanging

masih dikatakan belum efektif karena masyarakat tidak dilibatkan

dalam evaluasi terkait pembangunan yang dilakukan di desa.

2. Faktor-faktor yang menghambat Efektivitas Alokasi Dana Desa dalam

Meningkatkan Pembangunan Fisik di Desa Balleanging yaitu :

a. Pencairan Dana Desa

b. Sumber Daya Manusia (SDM).

c. Informasi

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan maka saran yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Sebagai Pemerintah Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe dalam

proses pengelolaan Alokasi Dana Desa yang dimulai dari tahap

perencanaan untuk meningkatkan kualitas tahapan perencanaan terutama

aspirasi masyarakat terkait pembangunan desa. Kemudian pada tahap

pelaksanaan perlu dilakukan sosialisasi oleh aparat Pemerintah Desa

Balleanging kepada masyarakat terkait pengawasan pembangunan desa.

Selanjutnya, proses pertanggung jawaban yang dilakukan oleh Pemerintah

Desa Balleanging sendiri dan perlunya evaluasi masyarakat pada setiap

proses pengelolaan Alokasi Dana Desa. Dalam proses Pengelolaan

Alokasi Dana Desa yang dimulai dari tahap perencanaan dalam melakukan

kegiatan musrembang, seharusnya melibatkan seluruh lapisan masyarakat


63

dan transparansi informasi yang disampaikan oleh perangkat Desa

Balleanging kepada masyarakat Desa Balleanging.

2. Sebagai Pemerintah Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe perlunya

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk meningkatkan

pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan yang dilakukan di

desa. Kemudian Pemerintah Desa lebih tepat waktu dalam pengumpulan

Rencana Kerja Pembangunan agar pencairan Dana Desa lebih cepat

sehingga kegiatan dapat terealisasikan.

3. Sebagai Pemerintah Desa Balleanging perlunya transparansi informasi

yang disampaikan kepada masyarakat dalam pengelolaan Alokasi Dana

Desa sehingga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dapat

mencapai tujuan dari Alokasi Dana Desa.


DAFTAR PUSTAKA

Aldy, Riko 2016 Tinjauan Yuridis Efektifitas Alokasi Dana Desa Dalam
Menunjang Pembangunan Desa di Desa Aliantan Kecamatan Kabun
Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016
Agustin Amelyana, dkk Efektivitas Dana Pembangunan Fisik Desa Pucangro
Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombangjurnal Administrasi Publik,
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Marikunto, Suharsimi
(2018) Manjemen Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Bintarto, R Dr2017 Interaksi Desa-KotaYogyakarta: Ghalia Indonesia
Danu Wisakti, Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa Di Wilayah
Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, Magister Ilmu Administrasi
Negara, UNDIP, 2018
Fattah, Nanang(2013) Landasan Manajemen PendidikanBandung : Remaja
Rosda Karya
Halim, Abdul2014:93Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah-Edisi
revisiYogyakarta:Upp AMP YKPN
Haris, Dian Rasdiyanah, 2015 Efektivitas Pengelolaan Zakat,Infaq dan Sedekah
pada Badan Amil Zakat Nasional Kota Kendari Skripsi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Halu Oleo
Hargono, DS 2020 Efektifitas Penyaluran Alokasi Dana Desa Pada Empat Desa
di Kabupaten Karangasem Propinsi Bali
Hernowo, Basah 2020 Kajian Pembangunan Ekonomi Desa Untuk Mengatasi
KemiskinanDalam www Bappenasgoid
Http://wwwlandasanteoricom/2015/07PengertianAnggaranMenurutDefinisihtml
Diakses pada maret 2016
Iransyah, 2021 Efektivitas Kebijakan Dana Desa terhadap Pembangunan
Infrastruktur
Mardiasmo, 2004 Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah Yogyakarta,
Andi Muhammad Faisal Nofian, 2018 Analisis Dampak Penggunaan Dana Desa
terhadap Pembangunan Ekonomi Pedesaan di Kecamatan Ujungloe
Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2018
Muhammad Zainul Abidin, 2015 Tinjauan Atas Pelaksanaan Keuangan Desa
Dalam Mendukung Kebijakan Dana Desa
Ratna Kusuma, Aji, 2017 Evaluasi Penggunaan Alokasi Dana Desa Dalam
Pembangunan Desa Di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur

Zainal Arifin, 2020 Efektivitas Penggunaan Alokasi Dana Desa Dalam


Meningkatkan Pembangunan Desa Sokobanah Daya Kecamatan
Sokobanah Kabupaten Sampang 2020

64

Anda mungkin juga menyukai