Anda di halaman 1dari 72

MAKNA AL-SYAKILAH DALAM AL-QUR’AN

(SUATU KAJIAN TAFSIR TAH{LI<LI TERHADAP QS AL-ISRA/17:84)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih


Gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Prodi Ilmu al-Qur’an
dan Tafsir Pada Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik
UIN Alauddin Makassar

Oleh:
ANDI IKRAM DARWIS
NIM: 30300116040

FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

ALAUDDIN
MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. atas segala
kelimpahan berkah, rahmat, dan karunia-Nya yang tak terhingga. Dia-lah Allah swt.
Tuhan semesta alam, pemilik segalanya yang ada di muka bumi ini. Atas kehendak-
Nya jugalah penelitian (skripsi) ini dapat dilaksanakan, setelah melalui proses dan
usaha yang demikian menguras tenaga dan pikiran.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi besar
Muhammad saw. Beliau adalah teladan bagi kita semua. Beliau yang begitu lembutnya
kepada sesama manusia sehingga orang ketika bertemu enggan untuk berpisah
dengannya, beliau juga tegas sehingga seolah-olah kepala orang seperti disinggapi
burung-burung yang orang ini tidak ingin burungnya terbang, begitu berwibanya Nabi
saw. Begitu mulianya engkau Ya Rasulullah, begitu dahsyatnya pengaruhmu bagi kita
semua. Allahumma shalli wa sallim wabarik ala Muhammad.

Penulis sepenuhnya menyadari akan banyaknya pihak yang berpartisipasi


secara aktif maupun pasif dalam proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak yang membantu
maupun yang telah membimbing, mengarahkan, memberikan petunjuk dan motivasi
sehingga hambatan-hambatan yang penulis jumpai dapat teratasi.

Pertama-pertama, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis


persembahkan kepada kedua orang tua penulis, bapak Muhammad Darwis dan ibu Andi
Ayu S.Tr.Keb yang selalu memberikan dorongan dan doa kepada penulis, serta telah
mengasuh dan mendidik penulis dari kecil hingga saat ini. Untuk bapak dan ibu
tercinta, yang tetap semangat mencari nafkah untuk anak-anaknya semua.

Selanjutnya, penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.


Hamdan Juhannis, M.A, M.Ph.D, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag, Dr. Wahyuddin, M.Hum, Prof. Dr. Darussalam,
M.Ag, Prof. Dr. Kamaluddin Abunawas, M.Ag, selaku Wakil Rektor I, II, III dan IV
yang telah memimpin UIN Alauddin Makassar yang menjadi tempat penulis
memperoleh ilmu, baik dari akademik maupun ekstrakurikuler.

Ucapan terima kasih juga sepatutnya penulis sampaikan kepada Bapak Dr.
Muhsin Mahfuz, M.Th.I. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik UIN
Alauddin Makassar, bersama Dr. Hj. Rahmi Damis, M.Ag., Dr. Hj. Rahmawati, M.H.
Dr. H. Abdullah Thalib, M.Ag., selaku Wakil Dekan I, II dan III Fakultas Ushuluddin
Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar yang telah membina penulis selama
menempuh perkuliahan.

Ucapan terima kasih penulis juga ucapkan kepada Bapak Dr. H. Aan Parhani,
Lc. M.Ag. dan Bapak Yusran, S.Th.I., M.Hum., selaku ketua prodi Ilmu al-Qur’an dan
Tafsir serta sekretaris prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir atas segala ilmu, petunjuk, serta
cintanya kepada kami semua selama menempuh perkuliahan di UIN Alauddin
Makassar.

Selanjutnya, penulis juga harus menyatakan terima kasih kepada Bapak Dr. H.
Aan Parhani, Lc. M.Ag. dan Ibu Dr. Aisyah Arsyad, S.Ag., M.A. selaku pembimbing I
dan II penulis, beliau merupakan penggerak penulis dalam berusaha memahami sedikit
hal tentang manusia sebagaimana yang terdapat pada skripsi ini. Beliau juga yang
telah menyempatkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada saya
dalam penyelesaian skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga ucapkan kepada Bapak Dr. H. Muh Sadik Sabri, M.
Ag dan bapak Dr. H. Mujetaba Mustafa, M. Ag., selaku penguji I dan II penulis, beliau
yang telah memberi penulis masukan saat seminar, sehingga skripsi penulisbisa lebih
baik lagi.

Selanjutnya, terima kasih penulis juga ucapkan kepada seluruh Dosen dan
Asisten Dosen serta karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas Ushuluddin
Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar yang telah banyak memberikan kontribusi
ilmiah sehingga dapat membuka cakrawala berpikir penulis selama masa studi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada kedua


adik tersayang, Andi Reski Amalia Darwis dan Andi Marwah Ratu Amalia yang
senantiasa memotivasi dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi. Begitu pula
kepada tante penulis Andi Appa, Andi Muddaria, Andi Erna, Andi Innong, om penulis
Muhammad amin, Muhammad Bakti Abidin, nenek penulis Hj. Besse Sahidah dan Hj.
Rajeng dan kakek H. Andi Zainuddin dan Hj. Dg. Palallo. Begitupun dengan Keluarga
besar penulis serta seluruh tetangga dan teman-teman yang selalu hadir disetiap penulis
hendak menuju tempat penulis menuntut ilmu. Mereka hadir memberikan nasehat dan
motivasi yang tidak ternilai harganya. Semoga beliau semua dipanjangkan umurnya,
dan dimuliakan oleh Allah swt. Baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amiin.
Penulis juga ucapkan terima kasih yang tulus kepada teman-teman Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir, Askar, S.Ag, Haerul Iman, St. Astrina Dewi, Muhammad Sayuti
Rahman, dan teman teman sekalian yang telah memberi motivasi maupun bantuan
pemikiran kepada penulis.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
sempat disebutkan namanya satu persatu, semoga bantuan yang telah diberikan bernilai
ibadah di sisi-Nya dan meridhoi semua amal usaha yang telah dilaksanakan dengan
penuh kesungguhan serta keikhlasan.

Pada kenyataannya, walaupun menerima banyak bantuan dari berbagai pihak,


pada sadarnya yang bertanggung jawab terhadap tulisan ini adalah penulis sendiri.
Terakhir penulis harus sampaikan penghargaan kepada mereka yang membaca dan
berkenan memberikan saran, kritik atau bahkan koreksi terhadap kekurangan dan
kesalahan yang pasti masih terdapat dalam penelitian ini. Semoga dengan saran dan
kritik tersebut, tulisan ini dapat diterima dikalangan pembaca yang lebih luas lagi di
masa yang akan datang. Semoga karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................vii

PEDOMAN TRANSLITERASI.............................................................................ix

ABSTRAK...........................................................................................................xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1


B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Pengertian Judul dan Ruang Lingkup Penelitian.........................................5
D. Kajian Pustaka.............................................................................................7
E. Metodologi Penelitian..................................................................................9
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...............................................................12
BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG BEGAL

A. Pengertian al-Sya>kilah...............................................................................14
B. Term-Term al-Sya>kilah dalam al-Qur’an..................................................15
1. al-Sya>kilah........................................................................................... 15
2. Syaklihi................................................................................................ 15
C. Term semakna dengan al-Syakilah ...........................................................16
al-Maka>nah...........................................................................................16

BAB III : ANALISIS TEKSTUAL TERHADAP QS AL-ISRA/17:84

A. Kajian Nama Surah....................................................................................22


B. Analisis Kosa Kata Ayat 84 Surah al-Isra’...............................................24
C. Muna>sabah Ayat........................................................................................27
D. Penafsiran Ayat..........................................................................................32
BAB IV : MAKNA AL-SYAKILAH DALAM QS AL-ISRA/17:84

A. Hakikat al-Sya>kilah dalam al-Qur’an........................................................34


B. Wujud dari Tindak Kejahatan Begal dalam QS al-Ma>’idah/5: 32............91
1. Al-Qatl (pembunuhan)........................................................................91
2. Al-Fasad (berbuat kerusakan).............................................................91
3. Al-Israf (melampaui batas).................................................................92
C. Dampak Tindak Kejahatan Begal Bagi Kehidupan...................................93
1. Hukum pidana.....................................................................................95
a. Dibunuh..........................................................................................................
b. Potong tangan............................................................................................97
c. Diasingkan..................................................................................................98
2. Hukum sosial (dunia)........................................................................100
a. Kehinaan...................................................................................................100
3. Hukuman di akhirat..........................................................................100
a. Siksaan.....................................................................................................100
4. Peluang untuk bertaubat bagi pelaku begal dan
mendapat pengampunan Allah swt., diungkap pada
QS al-Ma>’idah/5: 34. 102

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................107
B. Implikasi dan Saran..................................................................................108

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................109

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Transliterasi Arab-Latin

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat
pada tabel berikut:
1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan


‫ا‬
Ba b Be
‫ب‬
Ta t Te
‫ت‬
sa\ s\ es (dengan titik di atas)
‫ث‬
Jim j Je
‫ج‬
h{a h} ha (dengan titik di bawah)
‫ح‬
Kha kh ka dan ha
‫خ‬
Dal D De
‫د‬
z\al z\ zet (dengan titik di atas)
‫ذ‬
Ra R Er
‫ر‬
Zai Z Zet
‫ز‬
Sin s Es
‫س‬
Syin sy es dan ye
‫ش‬
s}ad s} es (dengan titik di bawah)
‫ص‬
d}ad d} de (dengan titik di bawah)
‫ض‬
t}a t} te (dengan titik di bawah)
‫ط‬
z}a z} zet (dengan titik di bawah
‫ظ‬
‘ain ‘ apostrof terbalik
‫ع‬
Gain g Ge
‫غ‬
Fa f Ef
‫ف‬
Qaf q Qi
‫ق‬
Kaf k Ka
‫ك‬
Lam l El
‫ل‬
Mim m Em
‫م‬
Nun n En
‫ن‬
Wau w We
‫و‬
Ha h Ha
‫ه‬
hamzah ‘ Apostrof
‫ء‬
Ya y Ye
‫ى‬

Hamzah (‫ )ء‬yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda
apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).
2. Vokal

Vokal (a) panjang = a> -- ‫ = قال‬qa>la

Vokal (i) panjang = i> -- ‫ = قيل‬qi>la

Vokal (u) panjang = u> -- ‫ = دون‬du>na


3. Diftong
Au ‫قول‬ = Qaul
Ai ‫خري‬ = Khair

4. Kata Sandang

(‫ )ال‬Alif lam ma’rifah ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika terletak di awal,
maka ditulis dengan huruf besar (Al), contoh:
a. Hadis riwayat al-Bukha>ri>
b. Al-Bukha>ri> meriwayatkan …
5. Ta> marbu>t}ah ( ‫)ة‬
Ta> marbu>t}ah ditransliterasi dengan (t), sedangkan jika terletak di
akhir kalimat, maka transliterasi dengan huruf (h), contoh;

‫ = رسة للمد الرسالة‬al-risa>lah li al-mudarrisah.

Bila suatu kata yang berakhir dengan ta> marbu>t}ah disandarkan


kepada, lafz} al-jala>lah, maka ditransliterasi dengan (t), contoh;

‫ = رمحة هللا ف‬fi> Rah}matilla>h.

6. Lafz} al-Jala>lah (‫)هللا‬


Kata "Allah" yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya, atau
berkedudukan sebagai mud}a>fun ilayh, ditransliterasi dengan tanpa huruf hamzah,

Contoh;‫ = با هللا‬billa>h ‫‘ = هللا عبد‬Abdulla>h

7. Tasydid
Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan ‘Arab dilambangkan
dengan ( ّ ) dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf
(konsonan ganda).

Contoh: ‫ = ربّنا‬rabbana>

Kata-kata atau istilah ‘Arab yang sudah menjadi bagian dari


perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam bahasa
Indonesia, tidak ditulis lagi menurut cara transliterasi ini.

B. Singkatan

Cet. = Cetakan
swt. = Subh}a>nah wa Ta‘a>la
saw. = S{allalla>hu ‘Alaihi wa Sallam

a.s. = Alaih al-Sala>m

r.a. = Rad}iyalla>hu ‘Anhu

QS = al-Qur’an Surat

t.p. = Tanpa Penerbit


t.t. = Tanpa Tempat

t.th. = Tanpa Tahun

t.d. = Tanpa Data

M = Masehi

H = Hijriyah

h. = Halaman
Nama : Andi Ikram Darwis
Nim : 30300116040
Judul : Makna Al-Syakilah Dalam Al-Qur’an

(Suatu Kajian Tafsir Tah{li<li Terhadap Qs Al-Isra/17:84)

Tujuan tulisan ini adalah untuk: 1) mengetahui hakikat Al-Syakilah, 2)


mengetahui wujud Al-Syakilah, 3) mengetahui dampak Al-Syakilah bagi kehidupan.

Dalam menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan pendekatan


ilmu tafsir dan pendekatan psikologis. Penelitian ini tergolong library research.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengutip, menyadur dan menganalisis literatur-
literatur yang representatif dan relevan dengan masalah yang dibahas, kemudian
mengulas dan menyimpulkannya.

Setelah mengadakan penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa tindak kejahatan


begal adalah suatu perbuatan dosa yang dapat meresahkan dan mengganggu keamanan
di dalam masyarakat, karena para pelaku begal dalam tindakannya dapat dengan cara
melakukan pembunuhan, perampasan/merampok harta, berbuat kerusakan, melakukan
hal-hal yang melampaui batas, melakukan pelecehan seksual, dan menakut-nakuti
pengguna jalan. Wujud dari tindak kejahatan begal dalam QS al-Ma>’idah/5: 32 adalah
setidaknya dapat ditarik tiga poin utama yakni; 1) al-Qatl, adalah menghilangkan
nyawa dari tubuh; 2) al- Fasad, yakni melakukan kerusakan sehingga keluarnya sesuatu
itu dari garis normal, baik dalam intensitas yang sedikit maupun banyak; 3) al-Israf,
adalah berlebih-lebihan dalam segala perbuatan yang dilakukan manusia.

Sedangkan dampak tindak kejahatan begal bagi kehidupan adalah akan diberi
hukuman, dalam hal ini terbagi atas tiga, yaitu (1) hukum pidana; ada pun bentuk
hukumannya adalah a) dibunuh; b) disalib; c) potong tangan; d)
diasingkan, (2) hukum sosial; bentuknya berupa ‚kehinaan‛ setiap pelaku kejahatan
harus diberikan hukuman untuk dikenal dan menjadi hina, agar supaya orang-orang
yang selain mereka mendapat pelajaran dan tidak berani melakukan tindak kejahatan
seperti yang dilakukan para pelaku begal. Dan ke (3) hukum akhirat; ‚siksaan‛ para
ulama membagi azab menjadi tiga, yakni a) ‘az\a>b al- dunya> (azab dunia); b) az\a>b
al-qabr (azab kubur); c) ‘az\a>b al-a>khirat (azab akhirat). Maka, di alam akhiratlah
pelaku tindak kejahatan akan mendapat azab atau siksa besar apabila mereka tidak
bertaubat dan diampuni oleh Allah swt. atas perilaku yang melampaui batas tersebut.
Peluang untuk bertaubat; Allah swt. mengecualikan orang-orang yang bertaubat dari
hukuman tersebut di atas. Mereka adalah orang yang melepaskan diri dari tindak
pidana dan menyesali perbuatannya.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah swt. dan setiap ciptaan-

Nya tidak ada yang sia-sia. Di dalam al-Qur’an diterangkan bahwa manusia

diciptakan lengkap dengan tugas-tugas mulia yang diembannya. 1 Salah satu

tugasnya ialah menjadi khalifah di muka bumi.

Tugas ini dapat difahami dari firman Allah swt. dalam QS. al-

Baqarah/2:30.

       


        
       
     
Terjemahnya:
Dan (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "aku
hendak menjadikan khalifah di bumi." mereka berkata: "Apakah Engkau
hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,

1
Heru Juabdin Sada, Manusia dalam perspektif agama Islam , Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam volume 7,
http://ejournal.radenintan.ac.d/index.php/tadzkiyyah/article/download/1498/1233, (21 Januari
2020).
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia
berfirman: "sungguh aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."2
Manusia adalah the champion of the world, the champion of the life,agent

of change, dan penggagas peradaban, olehnya itu ia menyandang gelar khalifah di


muka bumi yang akan memakmurkan bumi, menjaga dan membangun suatu

peradaban penting sebagai legasi sejarah didalam kehidupan ini.3

Seperti halnya sebuah kertas putih kosong, yang didalamnya tidak tertulis

apa-apa begitupun dengan seorang manusia, ketika terlahir ke bumi dia tidak

membawa apapun. Jangankan mengetahui tugasnya di dunia, mengusap air

matanya saat pertama kali keluar dari rahim ibunya pun ia belum bisa. Oleh

karena itu perlu keseriusan dalam menemukan tugas spesifik yang Allah swt.

berikan.

Setiap manusia dibekali keunikan diri yang di dalam al-Qur’an disebut

Sya>kilah. Inilah yang akan menjadi petunjuk dalam menemukan tugas yang
diberikan. Dalam hal ini potensi yang ada dalam dirinya yang akan menuntun

untuk mengemban amanah Allah swt.4

Sya>kilah dapat dilihat dalam QS. al-Isra/17: 84.


ö@è% @@à2 ã@yJ÷ètƒ 4’n?tã ¾ÏmÏFn=Ï.$x© öNä3š/tsù ãNn=÷ær&
ô`yJÎ/ uqèd 3“y‰÷dr& Wx‹Î6y™ ÇÑÍÈ
Katakanlah (Muhammad), “setiap orang berbuat sesuai dengan
pembawaannya masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa
yang lebih benar jalannya.5
Al-Qurthubi dalam tafsirnya yang dikutip dari perkataan Mujahid

berkata bahwasanya Sya>kilah ialah “menurut tabiatnya” dikatakan juga menurut


2
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah Per
Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 06.
3
Ski Tv. (2020, Maret 17). Kuliah filsafat ilmu pengetahuan ke 2 . [Berkas video].
Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=Y_f-vqm-G2k
4
Discover Yourself. (2018, Maret 12). Temukan identitasmu - Nouman Ali Khan.
[Berkas video]. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=rFTTrcxyDo4&t=452s
5
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 289.
kemampuannya (skillnya) ada pula yang berpendapat “tiap orang mengerjakan

apa-apa yang sulit baginya dengan cara yang dia yakini paling tepat baginya”

itulah Sya>kilah.6

Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan kalau setiap

manusia memiliki kecenderungan, potensi dan pembawaan yang menjadi

pendorong aktivitasnya.7

Mustain Syafi’i juga berpendapat bahwa al-Sya>kilah adalah skill, bahwa

tiap-tiap manusia, siapapun itu keluarga ataupun anak punya skill yang berbeda,

meski lahir dari ibu dan ayah yang sama.8

Di dalam sebuah diskusi, Quraish Shihab pernah berkata, ilmu yang

pertama-tama paling penting untuk dipelajari adalah ilmu yang bisa

mengantarkan dalam pengenalan diri sendiri.9Karena dengan memahami diri

sendiri maka manusia akan mudah dalam menjalani hidup ini. Sebagaimana nabi

saw pernah bersabda yang diriwayatkan oleh imam al- Bukhari:

‫ُك ٌّل ُم َي َّس ٌر لِ َما ُخل َِق َل ُه‬


Artinya

“Setiap orang akan dipermudah sesuai dengan apa yang diciptakan

untuknya”10
6
Imam Al-Qurthubi, al-Jami li-Ahkam al-Qur'an, terj. Mahmud Hamid Utsman, Tafsir
al-Qurthubi al-Jami li-Ahkam al-Qur'an (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2009 ), h. 801
7
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur`an , Volume 7
(Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 179.
8
Redaksi, “Tafsir al-Isra 84: al-‘amal ‘ala Syakilah & al-‘Amal ‘ala Makanah”,
Bangsaonline, 28 Maret 2020. (Diakses pada 25 Oktober 2020 di laman
https://www.google.com/amp/s/bangsaonline.com/amp/berita/71574/tafsir-al-isra-84-al-amal-ala-
syakilah-al-amal-ala-makanah?espv=1
9
Aishaderm (Islam penuh cinta). (2018, Juni 3). Prof. DR. Quraish Shihab: Kedudukan
ilmu dalam Islam. [Berkas video]. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=b9hnX-
v4ERY&feature=youtu.be
Ar-Raghib Al-Ashfahani, Al-Mufradat fi Gharibil Qur’an, terj. Ahmad Zaini Dahlan,
10

Kamus al-Qur’an jilid 2 (Jawa Barat: Pustaka Khazanah Fawa’id, 2017), h. 400.
Ada seorang pengusaha muda yang memiliki rentetan bisnis seperti bisnis

properti, makanan, minuman, rumah produksi dan bisnis mobil supercar. Bisnis

mobil mewah yang dilakoninya ini merupakan satu-satunya yang ada di

Indonesia. Selain itu Rudi Salim akan terus memperluas bisnisnya karena

menurutnya dari sinilah ia bisa lebih banyak berbagi dan menolong orang lain11.

Rudy Salim bercerita mengenai awal mula ia merintis usahanya. Ia

merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, kedua orang tuanya berprofesi

sebagai dokter. Karena merupakan anak dari seorang dokter, orang tuanya pun

mengarahkan untuk mengikuti jejaknya. Olehnya itu ia memutuskan untuk kuliah

kedokteran di salah satu kampus swasta di Jakarta. Dua kampus ia tempati dalam

belajar, saat di kampus pertama ia pun dikeluarkan karena nilainya yang buruk

lalu pindah ke kampus yang lain tetapi kembali dia dikeluarkan dari kampusnya.

Lalu Rudy Salim memilih untuk berbisnis, sejak berumur 19 tahun ia bergelut

hingga sekarang ia telah memiliki beragam bisnis.12

Dengan mengetahui kemampuan alami nya yaitu mahir dalam

bernegosiasi lalu terus menerus diasahnya serta adanya dorongan yang kuat

(passion) dalam berbisnis, hal inilah yang membuat Rudy Salim menjadi seorang

pebisnis yang sukses dan bermanfaat bagi banyak orang.

Mendiang Steve Jobs pernah berkata, “Temukan panggilan jiwamu! Jika

kamu belum temukan, teruslah mencari, karena itu merupakan pencarian

selamanya”. Mungkin inilah yang menjadi alasan mengapa perusahaannya masih

11
Trans7 Official. (2018, Oktober 06). Rudy Salim, pebisnis muda berpenghasilan
miliaran rupiah, hitam putih part 2. [Berkas video]. Diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=DzxUieU0hz0
12
Trans7 Official. (2018, Oktober 06). Rudy Salim, pebisnis muda berpenghasilan
miliaran rupiah, hitam putih part 2. [Berkas video]. Diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=DzxUieU0hz0
eksis di kanca internasional dan produk-produknya masih digunakan oleh orang-

orang di belahan dunia.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, peneliti menetapkan


judul ”Makna al- Sya>kilah dalam al-Qur’an (Kajian Tahlili QS. Al-Isra/17:84)”
untuk mengetahui lebih dalam tentang al- Sya>kilah dalam al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan beberapa pokok

masalah yang menjadi pembahasan peneliti dalam kajian skripsi ini adalah

bagaimana makna al-Sya>kilah menurut QS al- Isra/17:84.

Untuk lebih terarah pembahasan dalam skripsi ini, peneliti kemudian

merumuskan sub-sub masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana hakikat “al-Sya>kilah” dalam QS. al- Isra/17:84 ?

2. Bagaimana wujud “al-Sya>kilah” dalam QS. al- Isra/17:84 ?

3. Bagaimana dampak “al-Sya>kilah” dalam QS. al- Isra/17:84 ?

C. Pengertian Judul dan Ruang Lingkup penelitian

Dalam judul penelitian ini, peneliti terlebih dahulu menjelaskan tiga term
yang digunakan agar mendapatkan pemahaman yang jelas dalam pembahasan

skripsi ini. Istilah-istilah tersebut diantaranya: makna, al-Sya>kilah, al-Qur’an dan

tafsir tahli>li>.

1. Makna

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata makna adalah arti

atau maksud perkataan. Bermakna artinya berarti, mempunyai (mengandung)

arti.13

2. Al-Sya>kilah

Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:


13

Pusat Bahasa, 2008), h.973.


Quraish Shihab mendefinisikan arti al-Sya>kilah sebagai kecenderungan,

potensi dan pembawaan yang menjadi pendorong manusia dalam beraktivitas.14

Adapun dalam buku al-Alfaazh, buku pintar memahami kata-kata dalam al-

Qur’an menyebutkan arti kata al-Sya>kilah sebagai na>hiyatihi


(kecenderungannya) yakni dari kata syaklih yaitu yang membentuk tingkah

lakunya, baik dalam melakukan petunjuk maupun kesesatan. 15

3. Al-Qur’an

Al-Qur’an berasal dari kata ‫ يقرأ – قرأ‬- ‫قرآنا‬ yang berarti membaca,16

mengumpulkan atau menghimpun,17 apabila dilihat dari perspektif bahasa. Al-

Qur’an adalah kitab yang berbahasa arab yang di wahyukan Allah swt. kepada

Nabi Muhammad saw. agar umat manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya

yang membawa kepada jalan yang lurus.

4. Tafsir Tahli>li>

Abd al-Hayy al-Farmawi mengartikan metode tafsir tahli>li> berarti

menjelaskan ayat-ayat al-Qur´an dengan cara meneliti semua aspek. Metode ini

berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai seginya, sesuai

dengan pandangan, kecenderungan, dan keinginan mufassirnya yang dihidangkannya

secara runtut sesuai dengan perurutan ayatayat dalam Mushaf.


Metode tah}li>li dalam penerapannya, penafsir memberikan perhatian
sepenuhnya kepada semua aspek yang terkandung dalam ayat yang
ditafsirkannya dengan tujuan menghasilkan makna yang benar dari setiap bagian

14
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur`an , Volume 7
(Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 179.
Masduha, Al-Alfaazh Buku Pintar Memahami Kata-kata dalam al-Qur'an (Jakarta:
15

Pustaka al-Kautsar, 2017), h. 414.


Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia (Cet. I; Yogyakarta:
16

Pondok Pesantren Munawwir, 1994), h. 1184.


Abu al-Husain Ahmad ibn al-Faris ibn Zakariya, Mu’jam Maqayis al-Lughat
17

al-‘Arabiyyah, Juz II (Mesir: Dar al-Fikr, t.th.), h. 1184.


ayat. Dalam menafsirkan al-Qur’an, mufassir biasanya menghidangkan beberapa
tahapan:
a. Menerangkan hubungan (muna>sabah) baik antara satu ayat dengan ayat lain
maupun antara satu surah dengan surah lain. Misalnya, dalam menafsirkan
awal surah A>li ‘Imra>n/3. Apabila mufasir menulis tafsirnya secara utuh satu
Mushaf, mulai dari surah al-Fa>tih}ah/1 dan seterusnya, maka ketika ia
memulai menafsirkan surah A>li ‘Imra>n/3, ia akan menjelaskan hubungan
antara surah al-Baqarah/2 dengan surah A>li ‘Imra>n/3, yang sedang
ditafsirkannya.
b. Menjelaskan sebab-sebab turunnya ayat (asba>b al-nuzu>l) jika ada.
c. Menganalisis mufradat (kosakata) dan lafal dari sudut pandang bahasa Arab.
Untuk menguatkan pendapatnya, terutama dalam menjelaskan mengenai
bahasa ayat bersangkutan, mufasir kadang-kadang juga mengutip syair-syair
yang berkembang sebelum dan pada masanya.
d. Memaparkan kandungan ayat secara umum dan maksudnya.
e. Menerangkan unsur-unsur fasha>h}ah, baya>n dan i’ja>z-nya, bila dianggap
perlu. Khususnya, apabila ayat-ayat yang ditafsirkan itu mengandung
keindahan bala>ghah.
f. Menjelaskan hukum yang dapat ditarik dari ayat yang dibahas, khususnya
apabila ayat-ayat yang ditafsirkan adalah ayat-ayat ah}ka>m, yaitu
berhubungan dengan persoalan hukum.
g. Menerangkan makna dan maksud syara’ yang terkandung dalam ayat yang
bersangkutan. Sebagai sandarannya, mufasir mengambil manfaat dari ayat
ayat lainnya, hadis Nabi Muhammad saw., pendapat para sahabat dan
tabi’in, di samping ijtihad mufasir sendiri.18
Melihat aspek-aspek yang dibahas dalam tafsir tah}li>li, dapat dipahami
bahwa penafsiran dengan metode ini sangat luas dan menyeluruh. Metode tafsir
tah}li>li digunakan sebagian besar mufasir pada masa lalu dan masih terus
berkembang pada masa sekarang.

18
M. Quraish Shihab, dkk., Sejarah dan ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Cet. V; Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2013), h. 173.
Adapun ruang lingkup penelitian ini, penulis melakukan pengkajian
terhadap QS. al- Isra/17:84 dengan menggunakan teknik analisis tah}li>li mengenai
makna al-Sya>kilah dalam al-Qur’an, sebagai batasan dan cakupan penelitian ini.
D. Kajian Pustaka
Setiap penelitian membutuhkan kajian pustaka, sebagaimana fungsinya
sebagai patokan dalam membedakan hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang dikerjakan, sehingga tidak terjadi pengulangan penelitian. 19 Oleh
karena itu penulis telah melakukan kajian pustaka, baik kajian pustaka dalam
bentuk hasil penelitian, pustaka digital, maupun kajian pustaka dalam bentuk
buku-buku atau kitab-kitab. Berdasarkan hasil penelusuran dan pembacaan
terhadap pustaka, ditemukan literatur yang terkait dengan judul skripsi ini
sebagai berikut:
Pertama, Jurnal dengan judul “Profesionalisme Guru Dalam Pandangan
Qs. Al-Isra’’: 84 oleh M. Saiyid Mahadhir, di dalam Jurnal tersebut, M. Saiyid
Mahadhir membahas tentang bagaimana seharusnya orang dalam bekerja dengan
professional, hal itu dilandaskan kepada firman Allah QS. al-Isra/17: 84. M.
Saiyid Mahadhir juga menyinggung tentang al- Sya>kilah.

Kedua, Skripsi dengan judul “Hubungan antara Tipe Kepribadian


Ekstrovert-Introvert dengan Orientasi Ketrampilan Komunikasi Interpersonal
pada Distributor Multi Level Marketing Tianshi, oleh Yuliana Mita Kristiyani, di
dalam Skripsi tersebut, Yuliana Mita Kristiyani membahas tentang dua tipe
kepribadian manusia yakni, ekstrovert dan juga introvert. Semakin ekstrovert
tipe kepribadian seorang distributor semakin tinggi pula orientasi ketrampilan
komunikasi interpersonalnya. Begitupula sebaliknya, semakin introvert tipe
kepribadian seorang distributor, maka akan semakin rendah orientasi ketrampilan
komunikasi interpersonalnya.
Ketiga, Mardigu wowiek di dalam bukunya yang berjudul Tajir Melintir
membahas tentang science to get rich bagaimana seseorang bisa makmur dengan
pendekatan ilmiah, selain itu di dalam bukunya di bahas tentang shio kaya

19
Abdul Gaffar, Ilal al-hadis (Rekonstruksi Metodologis atas Kaidah Kesahihan Hadis) ,
Disertasi (Samata: Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, 2015), h. 23.
dimana shio kaya adalah salah satu metode yang digunakan banyak pihak untuk
memahami karakter dan kemampuan orang lain.
Keempat, Dialog virtual tentang psikologi Tasawuf dengan judul
“Transformasi jiwa” oleh Buya Syakur dan YF La Kahija selaku psikolog. Di
dalam dialog tersebut di bahas tentang jiwa manusia melalui pendekatan tasawuf
maupun psikologi.
Kelima, Kajian virtual dengan judul “Psikologi Jawa 2: Sakit dan Sehat
Mental oleh YF La Kahija, beliau seorang psikolog sekaligus dosen psikologi
Universitas Diponegoro.

E. Metodologi Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.20 Metodologi penelitian

berisi ulasan tentang metode yang dipergunakan dalam tahap-tahap penelitian

meliputi: jenis penelitian, metode pendekatan, metode pengumpulan data serta

metode pengolahan dan analisis data.21

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research). Adapun jenis

penelitian ini adalah kualitatif yaitu peneliti mencari makna, pemahaman,


pengertian, kejadian, maupun kehidupan manusia dengan terlibat langsung atau

tidak langsung dalam setting yang diteliti, kontekstual dan menyeluruh.

Kemudian mengolahnya dan disimpulkan selama proses berlangsung dari awal

sampai akhir kegiatan.22

20
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam
Penelitian (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), h. 4.
21
Abd. Muin Salim, dkk., Metodologi Penelitian Tafsir Maud{u>’i> (Yogyakarta: Pustaka
Al-Zikra, 2011), h. 207.
22
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan
(Cet. II; Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 328.
Pada penelitian ini, penulis berorientasi pada QS. al-Isra/18:84 yang

memberi fokus pada kata al-Sya>kilah, kemudian ayat tersebut dianalisis

menggunakan metode tafsir tahli>li>.

2. Metode Pendekatan
Pendekatan berarti sebuah proses, perbuatan, cara mendekati sebuah
obyek.23 Dalam terminologi pendekatan adalah usaha dalam rangka aktifitas
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, juga berarti
metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.
Pendekatan juga dapat diartikan sebagai cara memandang, cara berpikir atau
wawasan yang dipergunakan untuk menjelaskan sebuah data. Olehnya itu, dalam
penelitian ini penulis menggunakan dua pendekatan, yaitu;

(1) pendekatan tafsir, dan (2) pendekatan psikologi, berikut penjelasannya :

a. Pendekatan tafsir,
Pendekatan tafsir merupakan pendekatan yang menjadikan al-Qur’an
sebagai objek kajian, dalam hal ini melalui tafsiran ulama atau sumber lainnya,
sehingga memahami makna yang terkandung dalam al-Qur’an. Setelah itu,
menguraikan secara kritis terhadap ayat al-Qur’an yang menjadi pokok kajian,
dalam hal ini peneliti mengangkat QS al-Isra/17:84. Lebih jelasnya, ayat tersebut
kemudian diterjemahkan, dan jika mempunyai asba>b al-nuzu>l ayat maka akan
diungkapkan, menerangkan hubungan (muna>sabah) baik antara satu ayat dengan
ayat lain maupun antara satu surah dengan surah lainnya. Kemudian, peneliti
menuangkan isi kandungan ayat secara umum atau global (ijma>li), dan apabila
ayat yang ditafsirkan adalah ayat ah}ka>m maka peneliti akan menjelaskan hukum
yang dapat ditarik dari ayat yang dibahas
b. Pendekatan psikologi

Pendekatan psikologi adalah pendekatan yang menjelaskan tentang ilmu


tentang mind dan perilaku. Mind adalah dunia batin yang terdiri atas pikiran,

23
Abd.Muin Salim, dkk., Metodologi Penelitian Tafsir Maud}u>’i> (Yogyakarta: Pustaka
al-Zikr, 2011), h. 98.
perasaan dan emosi.Pendekatan yang dimaksud peneliti ialah mengkaji QS al-
Isra/17:84 dengan melihat aspek psikologi yang terkandung dalam ayat tersebut
kemudian mengaitkannya dengan objek kajian.

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat diartikan sebagai prosedur yang sistematis dan

memiliki standar untuk menghimpun data yang diperlukan dalam rangka menjawab

masalah penelitian sekaligus menyiapkan bahan-bahan yang mendukung kebenaran

korespondensi teori yang akan dihasilkan.24

Sebagai penelitian yang bersifat kualitatif, maka proses pengumpulan

data dilakukan melalui riset kepustakaan (library research) yang terdiri atas dua

sumber yaitu: (1) data primer dalam penelitian ini adalah kitab suci al-Qur’an

dan kitab kitab tafsir, diantara kitab tafsir yang penulis jadikan rujukan ialah

tafsir al-munir, tafsir al-misbah, tafsir al-qurthubi, tafsir kementerian agama (2)

data sekunder adalah buku-buku, artikel, jurnal, video yang berhubungan dengan

tema penelitian.
4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Hal ini bertujuan untuk menganalisis makna-makna yang terkandung

dalam al-Qur’an dengan menggunakan sumber-sumber yang berkaitan dengan

penelitian ini. Adapun langkah-langkah yang akan dilalui sebagai berikut.

a. Metode Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, langkah yang ditempuh dalam pengolahan data

dengan menggunakan pola tafsir tahli>li> yaitu:


Dalam penelitian ini, langkah yang ditempuh dalam pengolahan data dengan
menggunakan pola tafsir tahli>li> yaitu:

24
Abd. Muin Salim, dkk., Metodologi Penelitian Tafsir Maud}u>’i (Yogyakarta: Pustaka al-Zikra,
2011), h. 109-111
1) Menyebutkan ayat yang akan dibahas dengan memperhatikan urutan ayat
dalam mushaf, yakni QS al-Isra/17:84

2) Menganalisis kosa kata atau syarah al-mufrada>t yang terdapat dalam QS al-
Isra/17:84

3) Menerangkan hubungan muna>sabah, baik antar ayat maupun antar surah

4) Menjelaskan Asba>b al-Nuzu>l ayat tersebut sehingga dapat membantu


memahami ayat dibahas (jika ada)

5) Memberikan garis besar maksud ayat, sehingga diperoleh gambaran umum


maksud dari QS al-Isra/17:84

6) Memperhatikan keterangan-keterangann yang bersumber dari ayat lain, Nabi,


Sahabat, ta>bi’i>n dan para mufasir.

7) Memberikan penjelasan tentang maksud ayat tersebut dari berbagai aspeknya


pada penjelasan yang telah diperoleh.

b. Analisis Data

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Deduktif, yaitu analisis data yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum

dan kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.25 Penelitian ini pertama

kali memaparkan tentang hakikat al-Sya>kilah lalu menjabarkannya secara

spesifik kemudian mengaitkannya dengan QS al-isra/17:84 kemudian ditafsirkan

dengan ayat, hadis Nabi Muhammad saw., penafsiran tabi’in maupun ulama

tafsir.
Selain analisis secara deduktif, peneliti juga menggunakan analisis isi.
Analisis isi dikarakterisasikan sebagai metode penelitian makna simbolik pesan-
pesan.26
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
25
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,
h. 18.
26
Abd. Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir (Cet.I; Yogyakarta: Teras, 2005), h. 77.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui hakikat al-Sya>kilah dalam QS al-Isra/17: 84
2. Untuk mengetahui wujud al-Sya>kilah dalam QS al-Isra/17: 84
3. Untuk mengetahui dampak al-Sya>kilah dalam QS al-Isra/17: 84

Sedangkan kegunaan penelitian ini mencakup dua hal yaitu kegunaan


ilmiah dan kegunaan praktis.

1. Kegunaan ilmiah: Mengkaji dan membahas hal-hal yang berkaitan

dengan judul skripsi ini, agar dapat menambah wawasan dan referensi

keilmuan dalam kajian tafsir dan bisa menjadi sumbangsi bagi akademisi

serta bisa menjadi sesuatu yang memajukan lembaga pendidikan

khususnya Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik, baik di masa

sekarang maupun di masa yang akan datang terutama paradigma tafsir

yang berkaitan langsung dengan ilmu tafsir dan ilmu pengetahuan

modern lainnya.

2. Kegunaan praktis: Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat

mengetahui secara mendalam tentang al-Sya>kilah yang dijadikan

sebagai bahan informasi penting bagi pemerhati kajian tafsir sekaligus

sebagai bahan bacaan atau referensi pustaka di berbagai lembaga

keilmuan dan dapat menjadi bahan rujukan bagi kaum intelektual

maupun masyarakat dan mengimplementasikannya dalam kehidupan

sehari-hari.
BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG AL-SYA>KILAH

A. Pengertian Al-Sya>kilah
Kata al-Sya>kilah di dalam kitab Mu’jam al-wasith diartikan keinginan,
perasaan dan kemampuan.
Adapun menurut Wahbah Zuhaili kata al-Sya>kilah memiliki beberapa arti
diantaranya karakter, kebiasaan, dan agama.27
Dalam kitab tafsir al-Qurthubi yang dikutip dari perkataan Mujahid
bahwa sya>kilah berarti tabiatnya, menurut kemampuannya (skillnya).28
Menurut al-Farra kata al-Sya>kilah maknanya yaitu ‫( الطريقت‬cara) sementara

pendapat lain menafsirkan makna al-Sya>kilah sebagai ‫(الناحيت‬arah), ‫الطبيعت‬

(tabiat), ‫( الدين‬agama), ‫( النيت‬niat), ‫( الجبلة‬perangai). Ibnu Asyrur memahami kata


al-Sya>kilah dalam arti jalan atau kebiasaan yang dilakukan seseorang.
Quraish Shihab menjelaskan tentang makna al-Sya>kilah yang menunjuk
bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan, potensi dan pembawaan yang
menjadi.29
Mustain Syafi’i juga berpendapat bahwa al-Sya>kilah adalah skill, bahwa
tiap-tiap manusia, baik itu keluarga maupun anak punya skill yang berbeda,
meski lahir dari ibu dan ayah yang sama.30
Al-Sya>kilah juga mengandung makna bahwa seseorang itu berbuat atas
dasar karakter dan tabiat aslinya yang berarti kemampuan seseorang dalam

27
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, Al-Israa’-Thaahaa, Juz
15 dan 16), Jilid 8, (t.t: Gema Insani, t.th), h. 149.
28
Tafsir al-Qurthubi (Surah al-Hijr, an-Nahl, al-Israa’ dan al-Kahfi), Ta’liq: Muhammad
Ibrahim al Hifnawi, Jilid 10, (t.t: Pustaka Azzam), h. 800.
29
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur`an, Volume 7
(Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 179.
30
Redaksi, “Tafsir al-Isra 84: al-‘amal ‘ala Syakilah & al-‘Amal ‘ala Makanah”,
Bangsaonline, 28 Maret 2020. (Diakses pada 25 Oktober 2020 di laman
https://www.google.com/amp/s/bangsaonline.com/amp/berita/71574/tafsir-al-isra-84-al-amal-ala-
syakilah-al-amal-ala-makanah?espv=1
melakukan pekerjaan itu memang sudah ada dalam jiwanya, dan ketika ia bekerja
ada panggilan jiwa untuk melakukan pekerjaan tersebut. 31
Sebagaimana pendapat para mufassir diatas, memberikan makna ‘ala
syakilatihi sebagai bentuk, tabiat, jalan, tujuan, niat, agama, kebiasaan, akhlak
dan madzhab. Kesemuanya itu dapat dipahami dalam arti kondisi seseorang yang
mampu melaksanakan pekerjaan yang dikehendakinya semaksimal mungkin.32

B. Term-term Al-Sya>kilah dalam al-Qur’an

Dalam al-Qur’an kata al-Sya>kilah disebut dua kali yaitu di dalam, QS al-

Isra/17:84, QS Shaad/38:58.

1. Al-Sya>kilah

QS al-isra/17:84

        


  
Terjemahnya:
Katakanlah (Muhammad), “setiap orang berbuat sesuai dengan
pembawaannya masing-masing.” Maka tuhanmu lebih mengetahui siapa
yang lebih benar jalannya.33
Menurut Quraish Shihab, tiap-tiap orang yang bersyukur dan sehat

jiwanya begitupun yang kufur karena jiwanya sakit berbuat menurut keadaan

jiwa, pembawaan dan kecenderungan serta budi pekertinya masing-masing.34

2. Syaklihi

QS Shaad/38:58

31
M. Saiyid Mahadhir, Profesionalisme Guru Dalam Pandangan Qs. Al-Isra’: 84 , jurnal
Tarbiyah Islamiyah Volume 3 , https://ejournal.stit-ru.ac.id/index.php/raudhah/article/view/32 25
Oktober 2020).
32
M. Saiyid Mahadhir, Profesionalisme Guru Dalam Pandangan Qs. Al-Isra’: 84, jurnal
Tarbiyah Islamiyah Volume 3 , https://ejournal.stit-ru.ac.id/index.php/raudhah/article/view/32 25
Oktober 2020).
33
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 289.
34
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur`an, Volume 7
(Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 536
    
Terjemahnya:

Dan berbagai macam (azab) yang lain yang serupa itu.35

Menurut Buya Hamka dalam Tafsir al-Munir, ayat diatas menjelaskan

tentang tambahan azab dan siksaan terhadap orang kafir di akhirat seperti

hamiim dan ghassaq, bahkan yang lebih menyakitkan seperti zaqqum, sha’uud,
samuun dan zamhariir yang digunakan untuk menghukum mereka.
C. Term semakna dengan al-Syakilah

Terdapat term yang semakna dengan al-Syakilah yaitu maka>natikum.

makna al-maka>nah adalah sebagai berikut:

1. Tempat, derajat, kedudukan, kemampuan, kekuatan.

2. Posisi, kedudukan, keadaan seseorang, atau puncak kemampuan yang dimiliki

seseorang.

3. Kedudukan, posisi atau keadaan yang tetap atas sesuatu yang terjadi secara

terus menerus sepanjang waktu.

4. Keadaan yang ada padamu.

5. Kemampuan dalam mengurus urusanmu, menurut kebiasaanmu dan

kemungkinan terbaik semaksimal mungkin.

6. Bentuk mashdar yang mempunyai makna tamakkana yaitu kekuatan dan

kemampuan.

7. Kekuatan penuh untuk melaksanakan sesuatu. Dari sini kata tersebut dipahami

dalam arti kondisi seseorang mampu melaksanakan pekerjaan yang

dikehendakinya semaksimal mungkin.

35
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 456.
8. Kedudukan kalian yakni menurut keadaan kalian dan arah tujuan kalian 9.

Kemampuan dan kebiasaanmu.36

Ada beberapa ayat di dalam al-Qur’an yang membahas tentang al-

maka>nah sebagai berikut:


a. Al-An’am ayat 135

        


         
 

Terjemahnya:

Katakanlah (Muhammad), wahai kaumku, berbuatlah sesuai


kedudukanmu,akupun berbuat (demikian).kelak kamu akan mengetahui,
siapa yang akan memperoleh tempay (terbaik) di akhirat (nanti).
Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung.37

Quraish Shihab menjelasan tentang tafsir ayat ini bahwa banyak janji dan

ancaman dari Allah yang ditujukan pada manusia, ayat ini memberi peringatan

agar manusia tidak perlu meminta agar disegerakan datangnya janji dan ancaman

tersebut, karena janji itu pasti akan datang.

Menurut Al-Biqa’i ayat ini menunjukkan keadilan dan rahmat Allah.

Karena janji itu pasti akan datang maka Allah memerintahkan nabi bahwa:

Katakanlah (Muhamad) hai kaumku sebagai orang yang semestinya memikul

tanggung jawab melaksanakan kewajiban serta membela dalam kesulitan

(dipahami dari kata Qaum), berbuatlah sepenuh kemampuan kamu apapun yang

kamu mau kerjakan, sesungguhnya akupun berbuat pula sepenuh kemampuanku.

36
Suriadi, Profesionalisme guru dalam perspektif al-Qur’an , Lentera Pendidikan, VOL.
21
https://www.researchgate.net/publication/326267329_PROFESIONALISME_GURU_DALAM_
PERSPEKTIF_AL-QUR'AN 25 Oktober 2020
37
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 145.
Berbuatlah sekuat kemampuanmu untuk menghalangi dakwahku, akupun akan

berbuat sekuat kemampuanku untuk tetap meningkatkan dakwah dalam

menegakkan perintah Allah. Dan kelak kamu pasti tahu siapa yang akan

memperoleh hasil yang terbaik di dunia ini. Sesungguhnya orang yang berbuat

dzalim tidak akan mendapatkan keuntungan sedikitpun. Menurut Al-Raghib Al-

Isfahani memberikan arti kata ‘Aqibah adalah akhir atau kesudahan dan hasil

sesuatu. Jika kata ini tidak dikaitkan dengan kata yang lain, maka akan

mempunyai makna kesudahan yang baik tetapi bila dikaitkan dengan kata yang

lain, maka akan mengandung arti siksaan/hukuman38

b. Surat Hud: 93

        


         
  

Terjemahnya:

Dan (Dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu,


Sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa
yang ditimpa azab yang menghinakan dan siapa yang berdusta. Dan
tunggulah! Sesungguhnya aku bersamamu adalah orang yang menunggu.39

Dalam Tafsir Ruhul Bayan dijelaskan bahwa berbuat sesuai dengan

kemampuan itu adalah berbuat dengan sekuat tenaga. Lakukanlah dalam keadaan

kalian memiliki puncak kemampuan dan kekuasaan segala perkara yang ada

dalam jangkauanmu dan kekuatan kalian seperti menimpakan aneka kejahatan

kepadaku. Atau bermakna lakukanlah menurut tempat dan kedudukanmu dalam

38
Suriadi, Profesionalisme guru dalam perspektif al-Qur’an, Lentera Pendidikan, VOL.
21
https://www.researchgate.net/publication/326267329_PROFESIONALISME_GURU_DALAM_
PERSPEKTIF_AL-QUR'AN 25 Oktober 2020
39
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 232.
kemusyrikan dan permusuhan kepadaku. Sesungguhnya akupun berbuat menurut

kedudukanku. Yakni aku berbuat menurut kemampuan yang telah dianugerahkan

Allah kepadaku dan menurut pertolongan yang akan diberikan Allah kepadaku.

Seolah-olah mereka berkata bagaimana jadinya nabi Syuaib bila kami telah

bertindak menurut kemampuan kami? Maka Syuaib menjawab: kalian akan tahu

siapa yang akan ditimpa adzab yang akan menghinakannya, merendahkan dan

mencampakkannya.40

c. Surat Hud/11:121
       
 
Terjemahnya:
Dan katakanlah (Muhammad) kepada orang yang tidak beriman,
berbuatlah menurut kedudukanmu. Kamipun benar-benar akan berbuat.41

Dalam Tafsir al-Misbah dijelaskan bahwa setelah penutup ayat yang lalu

menjelaskan bahwa kisah dan berita para nabi itu mengandung hak dan

pengajaran bagi orang yang beriman, ayat ini menyatakan: sampaikan wahai

Muhamad, hak dan pengajaran itu kepada semua manusia agar mereka percaya

dan mengamalkannya. Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak akan

beriman lagi, terus membangkang dan ingkar itu, berbuat menurut kemampuan

dan cara kamu untuk memerangi Islam dan orang mukmin serta melakukan

kedurhakaan apapun yang kamu sanggup melakukannya. Sesungguhnya kami pun

berbuat pula menurut cara dan kemampuan kami sesuai yang apa yang telah

diajarkan Allah. Dan tunggulah akibat dari perbuatan kamu, sesungguhnya kami

pun menunggu apa sanksi yang akan dijatuhkan Allah kepada kamu, serta

40
Suriadi, Profesionalisme guru dalam perspektif al-Qur’an, Lentera Pendidikan, VOL.
21
https://www.researchgate.net/publication/326267329_PROFESIONALISME_GURU_DALAM_
PERSPEKTIF_AL-QUR'AN 25 Oktober 2020.
41
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 235.
menunggu pula keberhasilan yang dijanjikan Allah kepada kami. Kata makanah

pada mulanya berarti kekuatan penuh untuk melaksanakan sesuatu. Dari sini kata

tersebut dipahami dalam arti kondisi yang menjadikan seseorang mampu

melaksanakan pekerjaan yang dikehendakinya semaksimal mungkin.

d. Al-Zumar: 39

        


 
Terjemahnya:
Katakanlah: Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,
Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan
mengetahui.42
Dalam tafsir Al-Misbah disebutkan setelah jelas posisi nabi terhadap

kaum musyrikin dan kepercayaan mereka, jelas pula bukti kesesatan mereka yang

terus membangkang, maka Allah memerintahkan nabi Muhamad untuk

mengatakan pada kaumnya yakni kerabat, suku dan orang-orang yang hidup

dalam satu masyarakat dengan nabi, bekerjalah secara terus menerus apa yang

hendak kamu lakukan sesuai dengan keadaan, kemampuan dan sikap kamu,

sesungguhnya aku akan bekerja pula dalam aneka kegiatan positif sesuai dengan

kemampuan dan sikap hidup yang diajarkan Allah kepadaku, kelak kamu akan

mengetahui siapa yang akan mendapatkan siksa yang menghinakannya di dunia

ini dan ditimpa adzab di akherat kelak. Kata maka>natikum diambil dari kata

makanah yang digunakan untuk menunjukkan wadah bagi sesuatu baik yang

bersifat material seperti tempat berdiri atau immaterial seperti kepercayaan atau

ide dalam pikiran seseorang. Ayat tersebut tidak menyebut kata diatas pada sisi

nabi, hal ini sebagai isyarat bahwa beliau tidak hanya melanjutkan sebagaimana

keadaannya sekarang tapi akan terus meningkatkan diri. Tuntunan Ilahi pun

42
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 462.
masih akan terus berdatangan. Beliau akan selalu dinamis dan tidak akan statis

untuk maju ke depan.

Ada juga kata maka>natikum dalam bentuk jamak. Yang mengisyaratkan

bahwa kaum musyrikin memilki banyak pandangan yang berbeda-beda. Mereka

tidak bersatu, sesuai dengan banyaknya tuhan yang mereka sembah. Dan sesuai

dengan hawa nafsu mereka yang selalu berubah-ubah. Hal ini menunjukkan

ketidakkonsistenan mereka.43

43
Suriadi, Profesionalisme guru dalam perspektif al-Qur’an, Lentera Pendidikan, VOL.
21
https://www.researchgate.net/publication/326267329_PROFESIONALISME_GURU_DALAM_
PERSPEKTIF_AL-QUR'AN 25 Oktober 2020
BAB III

ANALISIS TAHLILI TERHADAP QS AL-ISRA/17:84

A. Kajian Nama Surah

Surah Al-Isra' (bahasa Arab: ‫ اإلسرا‬,al-Isra>, "Perjalanan Malam") adalah


surah ke-17 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 111 ayat, termasuk golongan
surah-surah Makkiyyah.44 Dinamakan dengan ‚al-Isra’‛ yang berarti
‚memperjalankan di malam hari‛,berhubung dengan peristiwa Isra’ Nabi
Muhammad saw di Mesjidil Haram di Mekkah ke Mesjidil Aqsha di Baitul
Maqdis di cantumkan pada ayat pertama dalam surah ini penuturan cerita Isra’
pada permulaan surah ini, mengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad saw
beserta ummatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan akan
menjadi ummat yang besar.

Surah ini mempunyai beberepa nama, antara lain yang paling populer
adalah surah al-Isra’ dan surah Bani Isra>’il. Ia dinamai surah al-Isra’ kana awal
ayatnya berbicara tentang al-isra’ yang merupakan uraian yang tidak ditemukan
secara tesurat selain surah ini. Demikian juga dengan Bani Isra>’il, karena hanya
disini diuraikan tentang pembinasaan dan pengahancuran Bani Isra>’il. Ia dinamai
juga dengan surah Subha>na karena awal ayatnya dimulai dengan kata tersebut.
Nama yang populer bagi kumpulan ayat-ayat ini pada masa Nabi saw. adalah
surah Bani Isra>’il. Pakar hadits at-Tirmidzi meriwayatkan melalui ‘Aisyah ra.,
istri Nabi saw, bahwa beliau tidak tidur sebelum membaca surah az-Zumar dan
Bani Isra>’il.

Surah ini menurut mayoritas para ulama’ turun sebelum Nabi Muhammad
saw. Berhijrah ke Madinah, dengan demikian ia merupakan salah satu surah
Makiyyah. Ada yang mengecualikan 2 ayat, yaitu 73 dan 74, dan ada yang
menambahkan juga ayat 60 dan ayat 80. Masih ada pendapat yang lain
44
Hamka, Tafsir al-Azhar, jil. 6, ([t.t]: Pustaka Nasional PTE LTD Singapura, [t.th.]), h. 3999
menyangkut pengecualian-pengecualian beberapa ayat Makiyyah. Pengecualian
itu, disebabkan karena ayat-ayat yang dimaksud dipahami berbicara tentang
keadaan yang diduga terjadi pada priode Madinah, namun pemahaman tersebut
tidak harus demikian karena itu penulis cenderung mendukung pendapat ulama’
yang menjadikan seluruh ayat dan surah ini Makiyyah.

Memang peristiwa hijrah terjadi tidak lama setelah Isra’ dan Mi’raj Nabi
Muhammad saw, yakni setahun lima bulan dan ini berarti surah ini turun pada
tahun XII kenabian diman tentu saja jumlah kaum muslimin ketika itu relatif
tidak cukup banyak, walau harus diakui bahwa dibukanya surah ini dengan uraian
tentang peristiwa Isra’ tidak merupakan bukti bahwa ia langsung turun sesudah
peristiwa itu. Bisa saja ayat-ayat yang turun sebelumnya dan ada juga yang turun
sesudahnya.

Sementara ulama’ menilai surah ini merupakan wahyu Al-Qur’an yang


ke-50 yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Surah ini turun sesudah surah al-
Qashash dan sebelum surah Yunus. Jumlah ayat-ayat ini adalah 111 ayat menurut
perhitungan ulama’ Kufah dan 110 menurut perhitungan ulama’ Madinah.26

Al-Biqa>’i berpendapat tema utama surah ini adalah ajakan menuju


kehadirat Allah swt., dan meninggalkan selain-Nya, karena Allah pemilik rincian
segala sesuatu dan Dia juga yang mengutamakan sesuatu atas lainnya. Itulah
yang dinamai taqwa yang batas minimalnya adalah pengakuan akan
Tauhid/keesaan Allah swt. Yang menjadi pembuka surah yang lalu (an-Nahl) dan
puncaknya adalah ihsan yang merupakan penutup uraian surah an-Nahl. Ihsa>n
mengandung makna fana> yakni peleburan diri kepada Allah swt. Semua nama-
nama surah ini mengacu kepada tema itu. Nama Subha>na yang mengandung
makna penyucian Allah swt merupakan nama yang paling jelas untuk tema itu,
karena siapa yang Maha suci dari segala kekurangan, maka dia sangat wajar
untuk diarahkan kepada-Nya semata segala pengabdian, dan berpaling dari
selain-Nya. Demikian juga nama Bani Isra>il. Siapa yang mengetahui rincian
keadaan mereka dan perjalanan mereka menuju negeri suci, Bait al-Muqdis yang
mengandung makna isra’, yakni perjalan malam , akan menyadari bahwa Allah
swt yang menjadi tujuan. Dengan demikian semua nama surah ini, mengarah
kepada tema utama yang disebut di atas.

Penamaannya dengan Bani Israil dapat terlihat jelas pada awal uraian
surah ini. Dapat berkata bahwa sembilan ayat pertama merupakan uraian
pendahuluan tentang Bani Israil menyangkut anugrah Allah swt kepada mereka,
yang selanjutnya mereka membangkang, khususnya janji Allah swt kepada
mereka tentang Bumi kan‛a>n sebagaimana termaktub dalam perjanjian lama,
keluaran VI 5-6. Akan tentapi janji itu bukanlan tidak bersyarat, mereka dituntut
untuk mengamalkan syari’at Taurat, karena itu pada ayat kedua dan ketiga surah
ini mereka diingat tentang wasiat dan tuntutan Allah swt kepada Nabi Musa as.
Yang merupakan Nabi yang sangat mereka agungkan.

Pada ayat keempat dan kelima mereka diingatkan tentang siksa pertama
yang menimpa kepada mereka, lalu ayat keenam mereka diingatkan tentang
pengampunan Ilahi, ayat ketujuh tentang penyiksaan yang mereka alami sebagai
bukti kebenaran ancaman Allah swt dan pada ayat kedelapan dan sembilan uraian
tentang apa yang akan mereka alami di masa-masa mendatang. Demikian, lalu
berlanjut surah ini silih berhanti menguraikan tentang ajaran al-Qur’an serta
peringatan kaum muslimin, bila tidak mengamalkan tuntutan-Nya akan
mengalami nasib yang dialami oleh Bani Israil. Thaba>thaba>’i berpendapat bahwa
surah ini memaparkan tentang keesaan Allah swt. Surah ini lebih menekan sisi
penyucian Allah swt dan sisi pujian kepadaNya, kerena itu berulang-ulang
disebutkan di sini kata Shubha>na ( Maha Suci). Ini terlihat pada ayat pertama,
ayat 43, 93, 108, bahkan penutup surah ini memuji-Nya dalam konteks bahwa
Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong. 45

B. Analisis Kosa Kata Ayat 84 Surah al-Isra’


Kata ‫ قل‬berasal dari kata kerja ‫ ق)))ال‬, ‫ يق)))ول‬artinya berkata, berucap.
Kemudian kata kerja perintah ‫قل‬, artinya “katakanlah!”. Maknanya adalah suatu

45
Muh, Dawang‚ Kemuliaan Manusia Dalam Al-Qur’an, kajian tahlili surah Al-isra’ ‛.
Skripsi (Makassar: Fak. Ushuluddin, Filsafat, dan Politik, Uin Alauddin, 2011), h. 33.
pesan perintah atau instruksi dari yang memiliki kekuasaan lebih tinggi kepada
yang lebih rendah.
Kata ya’malu berasal dari kata amal. Secara bahasa kata amal berarti
perbuatan, pekerjaan, aktivitas. Di dalam al-Qur’an, untuk arti perbuatan
digunakan kata amal bukan i’timal, karena yang menentukan perbuatan itu baik
atau tidak bukan saja pelakunya, tetapi juga pihak lain, bahkan lebih ditentukan
oleh Allah SWT.
Secara terminologis, kata amal berarti perbuatan atau aktivitas yang
dilakukan secara sadar dan sengaja, bersumber pada daya pikir, fisik dan kalbu.
Kata Al-Sya>kilah memiliki beberapa arti diantaranya , karakter,
kebiasaan, dan agama.46 Di dalam kitab Mu’jam al-wasith dituliskan makna Al-
Sya>kilah yang berarti keinginan, perasaan dan kemampuan. Dalam kitab tafsir
al- sya>kilah berarti tabiatnya, menurut kemampuannya (skillnya).47
Kata Farabbukum berasal dari kata rabb. Menurut bahasa, kata Rabb
ditujukan kepada tuan dan kepada yang berbuat untuk perbaikan. Semuanya itu
benar bagi Allah Ta‟ala. Kata ar-Rabb tidak digunakan untuk selain dari Allah
kecuali jika disambung dengan kata lain setelahnya, misalnya rabbu al-dāri
(pemilik rumah). Sedangkan kata ar-Rabb (secara mutlak), hanya boleh
digunakan untuk Allah. Kata Rabb menunjukkan beberapa arti pokok, yang
pertama: memperbaiki dan mengurus sesuatu. Maka ar-Rabb berarti yang
menguasai, menciptakan dan memiliki, juga berarti Yang memperbaiki/mengurus
sesuatu. Imam Ibnu Jarir ath-Thabari memaparkan, (Kata) ar-Rabb dalam bahasa
Arab memiliki beberapa (pemakaian) arti, penguasa yang ditaati di kalangan
orang-orang Arab disebut rabb, orang yang memperbaiki sesuatu dinamakan
rabb, (demikian) juga orang yang memiliki sesuatu dinamakan rabb. Terkadang
kata ini juga digunakan untuk beberapa arti selain arti di atas, akan tetapi
semuanya kembali pada tiga arti tersebut. Maka Rabb kita Allah swt. yang maha
agung pujian-Nya adalah penguasa yang tidak ada satupun yang menyamai dan
46
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, Al-Israa’-Thaahaa, Juz
15 dan 16), Jilid 8, (t.t: Gema Insani, t.th), h. 149.
47
Tafsir al-Qurthubi (Surah al-Hijr, an-Nahl, al-Israa’ dan al-Kahfi), Ta’liq: Muhammad
Ibrahim al Hifnawi, Jilid 10, (t.t: Pustaka Azzam), h. 800.
menandingi kekuasaan-Nya, dan Dialah yang memperbaiki (mengatur semua)
urusan makhluk-Nya dengan berbagai nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada
mereka, serta Dialah pemilik (alam semesta beserta isinya) yang memiliki
(kekuasan mutlak dalam) menciptakan dan memerintahkan (mengatur).
Ar-Rabb adalah al-Murabbii (yang maha memelihara dan mengurus)
seluruh makhluk-Nya dengan mengatur urusan dan (melimpahkan) berbagai
macam nikmat (kepada mereka). Makna kata ar-Rabb adalah Yang Maha
Pencipta sekaligus Penguasa dan Pengatur alam semesta beserta isinya.
Makna ar-Rabb adalah yang memiliki sifat rububiyah terhadap seluruh
makhluk-Nya dalam hal menciptakan, menguasai, berbuat sekehendak-Nya dan
mengatur mereka. Nama Allah yang mulia ini termasuk nama-nama Allah Ta‟ala
yang mengandung beberapa arti dan bukan hanya satu arti. Bahkan nama ini jika
disebutkan sendirian tanpa nama Allah Ta‟ala lainnya, kandungannya mencakup
semua nama Allah yang maha indah dan sifat-Nya yang maha sempurna.48
Kata a’lamu terambil dari akar kata ‘ilm yang menurut pakar bahasa
berarti menjangkau sesuatu sesuai dengan keadaannya yang sebenarnya. Kata
a’lamu berarti lebih mengetahu, yang menunjuk kepada Allah swt.
Dalam ayat ini juga digunakan kata sabîl yang diartikan sebagai jalan.
Kata ṣirâṭ dan sabîl, keduanya memang sama-sama berarti jalan.
Kata Ṣirâṭ, dengan diiringi kata setelahnya, selalu berarti kebaikan dan
menuju kebaikan atau kebenaran.
Jalan lurus merupakan term Qur’ani yang biasa diungkapkan dengan ash-
Ṣirâṭ al-Mustaqim. Term ini dalam berbagai redaksinya disebut sebanyak 30 kali.
Dalam bahasa Arab, tidak ditemukan kata yang berakar dari huruf shad-ra’-tha’
kecuali kata ṣirâṭ ini dan kata shurath yang berarti pedang.
Dalam al-Qur’an, kata ini didapati dalam bentuk tunggal dan digunakan
dalam arti positif sebagai syarat pada kesatuan kebenaran yang ditunjuknya.

48
Bakar, Adenan Siregar, Arti kata Rabb dalam Surah al-Isra’ (Tinjauan dari aspek Gramatikal),
Ihya al-Arabiyah: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab,
https://www.neliti.com/id/publications/265486/arti-kata-rabb-dalam-surah-al-isra, (04 November
2020).
Para mufassir pada umumnya mengasalkan kata tersebut pada kata
saratha-yasruthu-sarath yang berarti menelan. Penggunaan kata ṣirâṭ untuk jalan
karena jalan itu seolah-olah menelan orang-orang yang melaluinya dan tidak akan
kembali lagi sampai ke tujuan seperti orang yang menelan sesuatu yang tidak
pernah lagi kembali. Maka, makna kata ini menunjuk pada jalan yang besar. Oleh
karena itu, diantara para qurra’ (pembaca al-Qur’an) ada yang membaca huruf
shad pada kata ṣirâṭ dengan huruf sin dan syin. Sementara mayoritas qurra’ tetap
membacanya dengan shad, sesuai dengan dialek bahasa Quraisy.49
Kata sabîl terbentuk dari huruf sin-ba’-lam dengan kata kerja sabala-
yasbulu yang berarti irsalu syay’in min ‘uluwwin ila suflin ‘ala imtidadi syai’in
(melepas/mengurai sesuatu dari atas ke bawah dan merentang sesuatu). 50 Kata
sabîl diartikan dengan jalan karena jalan adalah sesuatu yang terurai yang
mencerminkan suatu jalan kecil.
Kata sabîl (jalan) digunakan dalam al-Qur’an dengan berbagai konteks.
Kata sabîl digunakan untuk hal yang positif dan sekaligus negatif, dan
diantaranya ada tunggal dan ada yang berbentuk jamak.
Dalam al-Qur’an, kata sabîl yang bermakna positif, seperti ungkapan
sabîlillah (jalan Allah) terdapat pada 70 tempat dan dengan redaksi lain seperti
sabîl terdapat pada 3 tempat, subulana pada 2 tempat, sabîlihi (dengan dhamir
mengacu kepada Allah) pada 11 tempat, sawaa’us sabîl pada 5 tempat, sabîlur
rasyad pada dua tempat, dan sabîlar rusyd, sabîli rabbik, dan sabîlil mukminin
masing-masing pada satu tempat.
Keragaman redaksi dalam penggunaan positif dari kata sabîl seperti
redaksi-redaksi sabîlar rusyd, sabîlur rasyad, sawa’is sabîl, sabîlil mukminin, dan
subulus salam tidak menghilangkan kesatuan makna dan ide, yaitu “jalan Allah”
yang menunjuk pada makna petunjuk, bersifat lurus, komitmen orang-orang
beriman, dan keselamatan, yang kesemuanya merupakan apa yang disebut
49
Lihat Abu Bakar ‘Abdullah ibn Mahmud an-Nasafi, Tafsir an-Nasafi, I, (Beirut: Daar
al-Fikr, t.t.), hlm. 7, Lihat juga Abu Hayyan al-Andalusi, al-Bahr al-Muhith, I, (Beirut: Daar
alFikr, 1420 H), hlm: 45, dan Abu Qashim Mahmud bin Umar Az-Zamakhsyari, Al-Kasyasyaf,
(Beirut: Daar al-Kitab al-‘Arabi, 1407 H), hlm: 67.
50
Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu’jam Maqayis al-Lugah, III, (Beirut:
Daar al-Fikr, 1979 ), hlm: 129-130.
“ajaran kebenaran”. Ayat-ayat tersebut menyatakan bahwa ajaran Tuhan
merupakan sesuatu yang ditegakkan dan dikembangkan melalui perjuangan
(jihad), pertahanan diri (qital), dan dana (infaq).
Adapun penggunaan kata sabîl untuk makna negatif adalah; sabîlith
thagut, sabîlil mujrimin, sabîlil mufsidin, dan sabîlil ghayy.
Menurut Quraish Shihab, kata sabîl adalah jalan yang dilalui, ada
bermacam-macam sabîl yang dapat dikategorikan dalam dua kategori sebagai
berikut;
a. Sabîl yang bermakna abstrak atau menunjuk pada makna keyakinan,
dan pola hidup yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT, yaitu
sabîlullah,sabîlirabbika, sabîli, sabîlih, sabîl al-rasyad,dan sabîl al-mu’minin.
b. Sabîl yang berkaitan dengan pola hidup yang tidak sesuai dengan
tuntunan Allah, seperti sabîl al-thaghut, sabîl alghay, sabîl al-mufsidin, dan sabîl
al-mujrimin.
Kata sabîl terbentuk dari huruf sin ba’ lam dengan kata kerja sabala
yasbulu, yang artinya melepas atau mengurai. Kata Sabîl seringkali dinisbatkan
kepada Tuhan, seperti kata Sabîlillah atau jalan Allah (Q.S. alBaqarah: 154),
sabîlirabbika atau jalan Tuhanmu (Q.S. al-Nahl: 125), juga dinisbatkan kepada
sekelompok manusia yang baik atau sebaliknya, seperti sabîlirrasyad atau jalan
yang benar (Q.S. al-Mu’min: 29), sabîl al-mu’min (Q.S. al-Nisa’: 115), sabîl al-
mujrimin atau jalan orang-orang yang berbuat dosa (Q.S. al-An’am: 55), dan
sabîl al-thaghut atau jalan tirani (Q.S. al-Nisa’: 76).
Dari penjelasan di atas, maka jelaslah bahwa ṣirâṭ berbeda dengan sabîl.
Ṣirâṭ selalu digunakan dalam konteks kebaikan dan kebenaran, sedangkan sabîl
bisa dalam konteks kebaikan maupun kebathilan. Akan tetapi, semua sabîl dalam
konteks kebaikan, pasti akan bermuara pada ṣirâṭ. Itulah sebab, sabîl diartikan
sebagai jalan-jalan kecil, yang itu bisa benar bisa juga salah.51
C. Munasabah ayat

Mukhlisin, “ Analisis makna Sirat dan Sabil dalam al-Qur’an (Studi Tematik Ayat-
51

Ayat Mutaraddifat), Skripsi, (Semarang: Fak. Ushuluddin uin Walisongo Semarang, 2015), h. 53
Ayat-ayat al-Qur’an telah tersusun sebaik-baiknya berdasarkan petunjuk
dari Allah swt sehingga pengertian tentang suatu ayat kurang dapat dipahami
begitu saja tanpa mempelajari ayat-ayat sebelumnya. Kelompok ayat yang satu
tidak dapat dipisahkan dengan kelompok ayat berikutnya. Antara satu ayat
dengan ayat sebelum kelompok ayat berikutnya. Antara satu ayat dengan ayat
sebelum dan sesudahnya mempunyai hubungan erat, merupakan mata rantai yang
bersambung. Hal inilah disebut dengan istilah muna>sabah ayat. Secara etimologi,
muna>sabah berarti al-musya>kalah (keserupaan) dan almuqa>rabah (kedekatan).
Muna>sabah berarti menjelaskan korelasi makna antar ayat atau antar surah, baik
korelasi itu bersifat umum atau khusus; rasional (aqli>), indrawi (hassi>), atau
imajinatif (khayya>li>), atau korelasi berupa al-saba>b dan almusabbab, ‘illat dan
ma‘lu>l; perbandingan dan perlawanan.
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa ayat-ayat di dalam al-Qur’an
memiliki muna>sabah satu sama lain. Faedah dalam mempelajari muna>sabah ayat
itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Dengan muna>sabah, seorang mufassir dapat mengetahui alur-alur makna
yang tepat dapat benar pada suatu ayat, mengetahui kemukjizatan al-
Qur’an dari segi balaghah-nya, mengetahui kejelasan dan hukum-
hukumnya. Serta mengetahui keindahan uslub dan susunan kalimat-
kalimat.
2. Menurut al-Imam al-Zarka>syi>. Faedah memahami muna>sabah. Seorang
mufassir dapat membuktikan bahwa benar antara satu ayat dengan ayat
sebelum dan sesudahnya, atau suatu surah dengan surah sebelum dan
sesudahnya, atau suatu kalimat dengan kalimat sebelum dan sesudahnya,
mempunyai hubungan yang erat dan kait mengait, yang merupakan mata
rantai yang sambung menyambung. Sehingga pengertian suatu ayat
kurang dapat di pahami begitu saja tanpa mempelajari ayat dan sebelum
dan sesudahnya. Dengan demikian, al-Qur’an benar-benar unik yang
merupakan satu kesatuan makna yang utuh baik antara kalimat-kalimat,
ayat-ayat, dan surah-surahnya.
3. Apabila suatu ayat belum atau tidak diketahui sebab turunnya, atau ada
sebab turunnya tetapi riwayatnya lemah, maka ada baiknya pengertian
suatu ayat ditinjau dari sudut munasa>bah-nya dengan ayat sebelum
maupun sesudahnya, sebab tanpa sebab turunnya pun, suatu ayat dapat di
pahami maknanya asal seoarang mufassir mempunyai pengetahuan yang
luas tentang muna>sabah.

Dalam hal ini penulis akan melihat lebih jauh tentang munasabah ayat
pada QS. Al-Isra’ ayat; 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85

Pada QS al-Isra/17:78 Allah memberi perintah kepada nabi Muhammad


saw beserta ummatnya agar mendirikan shalat lima waktu. Yaitu mendirikan
salat sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam yakni shalat zuhur, asar,
maghrib, isya, dan mendirikan salat subuh.

Setelah itu, pada ayat selanjutnya QS al-Isra/17:79 Allah juga memberi


perintah terhadap nabi Muhammad saw untuk bangun menunaikan shalat
tahajjud di malam hari sebagai ibadah tambahan untuknya.

Allah swt. memerintahkan agar mengerjakan shalat lima waktu dan shalat
tahajjud kepada Nabi Muhammad saw. untuk memperkuat jiwanya menghadapi
berbagai tekanan dan godaan dalam menjalankan tugasnya.52

Allah kemudian menjanjikan beliau bahwa kelak di akhirat beliau akan


mendapatkan kedudukan yang terpuji, yaitu syafaat terbesar sebagaimana
disepakati oleh para mufassir.

Setelah Allah SWT memerintahkan beliau untuk mendirikan shalat dan


bertahajjud serta menjanjikan kedudukan yang terpuji,pada QS al-Isra/17:80
Allah memerintahkan beliau untuk berdoa kepada-Nya.53 Doanya adalah matikan
aku dengan kematian yang benar dan bangkitkan aku di hari kiamat dengan

52
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan),
volume 5 (Jakanta: Widya Cahaya, 2011), h. 525.
53
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, Al-Israa’-Thaahaa, Juz
15 dan 16), Jilid 8, (t.t: Gema Insani, t.th), h. 151.
benar. Ayat ini berhubungan dengan ayat sebelumnya yang mengatakan semoga
tuhanmu mengangkat kamu ke tempat terpuji. Ketika ayat sebelum ini
menjanjikan beliau dibangkitkan pada kedudukan yang terpuji, maka sangat
wajar jika beliau bermohon agar semua hidup beliau diliputi oleh kebenaran,
sehingga dapat terpuji.

Selanjutnya pada QS al-Isra/17:81 untuk mengisyaratkan betapa tinggi


kedudukan beliau di sisi Allah, dan betapa doa yang beliau panjatkan ini diterima
oleh Allah swt, sekaligus untuk mengisyaratkan bahwa seluruh hidup Nabi
Muhammad saw. adalah untuk menegakkan kebenaran, maka ayat ini sekali lagi
memerintahkan beliau dengan firman-Nya,dan katakanlah juga wahai Nabi
mulia kepada semua pihak bahwa: “haq yakni ajaran Tauhid, serta agama yang
benar telah datang dan batil yakni kemusyrikan telah pasti akan lenyap hancur
atau memudar. Sesungguhnya yang batil itu sifatnya bertentangan dengan
kelanggengan karena ia adalah sesuatu yang pasti lenyap tidak akan pernah dapat
bertahan lama. Ini karena keberadaan batil disebabkan oleh faktor eksternal,
sehingga begitu faktor itu rapuh, batil pun segera punah, berbeda dengan yang
haq yang memilikipada dirinya sendiri faktor-faktor yang menjadikannya selalu
dapat bertahan54.

Lalu pada QS al-Isra/17:82 dinilai berhubungan langsung dengan ayat-


ayat sebelumnya dengan memahami huruf wauw yang biasa diterjemahkan dan
pada awal ayat ini dalam arti wauw al-hal yang terjemahannya adalah sedangkan.
Jika ia dipahami demikian, maka ayat ini seakan-akan mengatakan Dan
bagaimana kebenaran itu tidak akan menjadi kuat dan batil tidak akan lenyap
sedangkan Kami telah menurunkan al-Qur’an sebagai obat penawar keraguan
dan penyakit-penyakit yang ada dalam dada dan al-Qur’an juga adalah rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan ia yakni al-Qur’an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian disebabkan oleh kekufuran
mereka.

54
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur`an , Volume 7
(Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 530.
Selanjutnya pada QS al-Isra/17:83 setelah ayat yang lalu menunjukkan
betapa kaum musyrikin menjauh dari al-Qur’an yang merupakan nikmat yang
amat besar dari Allah swt. kini disebutkan bahwa memang demikianlah sikap
manusia yang sakit jiwanya. Dalam ayat ini, Allah menerangkan sifat umum
manusia, yaitu apabila diberi kenikmatan, seperti harta, kekuasaan, kemenangan
dan sebagainya, mereka tidak mau lagi tunduk dan patuh kepada-Nya, bahkan
mereka menjauhkan diri sebaliknya apabila ditimpa kesukaran, kesengsaraan,
kemiskinan, dan kekalahan, mereka berputus asa .55

Setelah ayat-ayat al-Qur’an yang merupakan penawar penyakit-penyakit


kejiwaan sudah silih berganti turun, maka pada QS al-Isra/17:84 Nabi
diperintahkan untuk mengatakan sesuatu kepada orang-orang musyrik ungkapan
rasa tidak senangmu terhadap kejahatan dan pertikaian: “Tiap-tiap orang yang
bersyukur dan sehat jiwanya demikian juga yang kufur karena jiwanya sakit
berbuat menurut keadaan jiwa, pembawaan dan kecenderungan serta budi
pekertinya.

Pada QS al-Isra/17:84 juga berhubungan dengan ayat yang lalu, dengan


jalan mengandaikan satu pertanyaan. Yakni setelah ayat-ayat yang lalu
menjelaskan bahwa kehadiran al-Qur’an merupakan rahmat bagi orang-orang
yang beriman, dan menambah kerugian dan kecelakaan orang-orang kafir yang
menjauhkan diri dari Allah dan nikmat-Nya, maka seakan-akan ada yang
bertanya mengapa yang ini beriman dan memperoleh rahmat dan yang itu
menjauh dan bertambah rugi? Ayat yang sedang ditafsirkan ini menjelaskan hal
tersebut dengan mengatakan bahwa masing-masing mengambil sikap dan
berbuat sesuai dengan keadaan jiwa, pembawaan dan budi pekertinya.56

Lalu pada Pada QS al-Isra/17:85 Quraish shihab berpendapat bahwa al-


Sya>kilah yang disebut pada ayat sebelumnya dan yang melahirkan motivasi dan

55
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, Al-Israa’-Thaahaa, Juz
15 dan 16), Jilid 8, (t.t: Gema Insani, t.th), h. 156.
56
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur`an , Volume 7
(Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 179.
aktivitas manusia yang berbeda-beda, dan yang sifatnya abstrak bagaikan ruh,
itulah yang yang mengundang pertanyaan tentang ruh. Hal ini, jika kita sepakat
dengan ulama-ulama yang berpendapat bahwa arti ruh disini adalah potensi pada
diri makhluk yang menjadikannya hidup, yakni tahu, merasa dan bergerak.

D. Penafsiran QS al-Isra/17:84

Telaah para mufassir sangat menentukan sebagai acuan dalam memahami


kandungan dan penafsiran ayat. Berikut ini telaah para Mufassir tentang
kandungan dan penafsiran QS al-Isra/17:84.

1. Kitab Tafsir An-Nuur oleh Hasbi Ash-Shiddiqie


Katakanlah, hai Muhammad, sesungguhnya orang yang bersyukur dan
orang yang mengingkari nikmat, masing-masing menuruti Mazhabnya dan jalan
yang bersesuaian dengan keadaannya dan sesuai pula dengan tabiat kejadiannya.
Tuhanmu lebih mengetahui siapa orang yang mendapat jalan yang lebih
terang dan lebih condong kepada kebenaran. Maka Allah akan memberi pahala
kepada orang yang mendapat petunjuk dengan sesempurna-sempurnanya. Allah
juga lebih mengetahui orang yang sesat jalannya dan akan menyiksanya dengan
siksaan yang layak diterimanya.
2. Kitab Tafsir al-Munir oleh Wahbah Zuhaili

Menurut Wahbah Zuhaili saat menafsirkan QS al-Isra/17:84, setiap orang


berbuat menurut keadaannya masing-masing, menurut jalan dan caranya, sesuai
dengan kondisinya dalam petunjuk dan kesesatan. al-Sya>kilah adalah karakter,
kebiasaan dan agama.

Beliau juga melanjutkan dengan berkata, manusia yang lebih benar


jalannya, Allah swt. akan membalasnya sesuai dengan apa yang pantas dia
dapatkan.

3. Kitab Tafsir al-Azhar oleh Hamka


Menurut Hamka, al-Sya>kilah diartikan sebagai bawaannya. Karena tiap-
tiap manusia memiliki pembawaannya masing-masing yang telah ditentukan
Tuhan sejak di dalam rahim ibunya.

Hamka juga menjelaskan tentang macam-macam pembawaan,


diantaranya berbagai warna kulit, berbagai rupa dan perangai, sehaingga yang
satu dengan yang lainnya tidak serupa. Selain itu, iklim atau alam tempat
manusia dilahirkan, baik di pegunungan, tepi laut ataupun perkotaan dan banyak
lagi unsur luar semuanya dapat membuat al-Sya>kilah. Demikian juga lingkungan
orang tua yang melahirkan, pendidikan dan pergaulan di waktu kecil, serta
pengalaman semuanya membuat bentuk jiwa.

Hamka juga menjelaskan bahwa tidak ada manusia yang serupa, lebih tiga
ribu juta manusia dalam dunia ini di zaman sekarang, tidaklah ada yang serupa
baik bunyi suara maupun sidik jarinya tidaklah ada yang serupa. Maka di dalam
ayat ini disuruh lah manusia itu saat hidup di dunia bekerja menurut bawaannya
masing-masing agar menempuh jalan yang mudah ditempuh oleh bawaan dirinya.
Supaya hidupnya jangan gagal dan jiwanya jangan sakit. Dan semua amal dalam
dunia ini adalah baik dan mulia, asal saja dilakukan dalam garis yang ditentukan
Tuhan. itu sebabnya maka lanjutan ayat berbunyi "Maka Tuhan kamu lebih tahu
siapa yang lebih benar jalannya."

4. Kitab al-Qur’anul Karim wa tafsir oleh Lajnah Pentashihan Mushaf al-


Qur’an

Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan kepada


umatnya agar mereka bekerja menurut potensi dan kecenderungan masing-
masing. Semuanya dipersilahkan bekerja menurut tabiat, watak, kehendak, dan
kecenderungan masing-masing. Allah swt. sebagai Penguasa semesta alam
mengetahui siapa di antara manusia yang mengikuti kebenaran dan siapa di
antara mereka yang mengikuti kebatilan. Semuanya nanti akan diberi keputusan
yang adil.57

57
Tafsir kemenag 533
5. Kitab Tafsir Ibnu Katsir oleh Ibnu Katsir
Menurut Ibnu Abbas yang dikutip oleh ibnu katsir mengatakan yang
dimaksud dengan al-Sya>kilah ialah menurut keahliannya masing-masing.
Menurut Mujahid, makna yang dimaksud ialah menurut keadaannya masing-
masing. Menurut Qatadah ialah menurut niatnya masing-masing. Sedangkan
Ibnu Zaid mengatakan menurut keyakinannya masing-masing. Semua definisi
yang disebutkan disini berdekatan maknanya.
Ibnu Katsir juga mengatakan di antara kami dan kalian, Allah swt. Akan
membalas setiap orang yang beramal sesuai dengan amal perbuatannya. Karena
sesungguhnya tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya.
6. Kitab tafsir al-Misbah oleh Quraish Shihab
Quraish shihab dalam tafsirnya berkata Nabi diperintahkan untuk
mengatakan kepada orang-orang musyrik sebagai ungkapan rasa tidak senang
beliau terhadap kejahatan dan pertikaian yang dilakukan : “Tiap-tiap orang yang
bersyukur dan sehat jiwanya demikian juga yang kufur karena jiwanya sakit
berbuat menurut keadaan jiwa, pembawaan dan kecenderungan serta budi
pekertinya masing-masing. Karena Tuhan kamu wahai yang taat maupun yang
durhaka lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. Mereka akan
mendapatkan pahala yang besar. Allah juga maha mengetahui siapa yang lebih
sesat jalannya dan akan member balasan sesuai dengan apa yang mereka perbuat.

BAB IV
ANALISIS MAKNA AL-SYAKILAH DALAM QS AL-ISRA/17:84

A. Hakikat al-Syakilah dalam al-Qur’an


B. Wujud al-Syakilah dalam al-Qur’an
1. Manusia terlahir seperti kertas kosong

ö@è% @@à2 ã@yJ÷ètƒ 4’n?tã ¾ÏmÏFn=Ï.$x© öNä3š/tsù ãNn=÷ær&


ô`yJÎ/ uqèd 3“y‰÷dr& Wx‹Î6y™ ÇÑÍÈ
Katakanlah (Muhammad), “setiap orang berbuat sesuai dengan
pembawaannya masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa
yang lebih benar jalannya.58

Hamka di dalam tafsir al-azhar menerangkan bahwa al-Sya>kilah selain


didapat secara biologis bisa juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar misalnya
dari lingkungan keluarga, teman, pembelajaran dan sebagainya. Hal ini berarti
apa-apa yang ada di luar diri dapat membentuk manusia.

KH Masdar Farid Masudi pernah berkata bahwa manusia terlahir ibarat


kertas kosong yang belum ditulisi apa-apa. Hal ini sejalan dengan hadis Nabi
saw. yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.59

َ )‫هللا َقا َل َما ِمنْ َم ْولِ ) ٍد ِااَّل ي ُْو َل ) ُد َع َلى ْال ِف ْت‬
ُ‫)ر ِة َف)ا َ َب َواه‬ ِ ‫َو َع ْن ُه اَ ْيضًا اَنَّ َرس ُْو َل‬
‫ُي َهوِّ دَا ِن ِه اَ ْو ُي َنص َِّرا ِن ِه اَ ْو ُي َمجِّ َسا ِن ِه‬
Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah juga, bahwa sesungguhnya
Rasulullah SAW. bersabda: tidak ada seorang manusia yang terlahir
kecuali dia terlahir atas fitrah (kesucian seperti tabula rasa, kertas yang
belum ditulisi apapun, masih putih). Maka kedua orang tuanya lah yang
membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.
Ada satu kisah yang terkandung dalam hadits riwayat Ibn Jarir, tentang
betapa tingginya perhatian Rasulullah SAW. terkait hal itu. Seperti dituturkan

Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
58

Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 289.


Syakir NF, “Masa Depan Anak Tergantung Orang Tuanya”, nu online, 17 April 2018.
59

(Diakses pada 18 September 2020 di laman https://www.nu.or.id/post/read/88951/masa-depan-


anak-tergantung-orang-tuanya.
Al-Aswad ibn Sari’ dari Bani Sa’ad, yang mengikuti empat peperangan bersama
Nabi saw.60

Dalam suatu peperangan, segelintir bagian dari pasukan Islam kedapatan


membunuh anak-anak. Tindakan itu mereka lakukan setelah membunuh pasukan
musuh. Tatkala berita itu sampai kepada Rasulullah saw . beliau sangat marah.
“Kenapa mereka membunuh anak-anak?” tanya Nabi dengan nada keras. Salah
seorang dari mereka menjawab, “Ya Rasulullah, bukankah mereka itu anak-anak
kaum musyrikin?”. "Yang terbaik di antara kalian pun juga anak-anak kaum
musyrikin. Ketahuilah bahwa tidaklah seorang pun dilahirkan kecuali dilahirkan
dalam keadaan fitrah. Dia akan tetap dalam fitrahnya itu sampai lisannya sendiri
mengubahnya. Maka kedua orang tuanya-lah yang meyahudikan dan
menasranikannya," jelas Rasulullah SAW., sama sekali tidak membenarkan
perbuatan mereka itu.

John B. Watson salah seorang pionir aliran psikologi Behaviorisme


pernah berkata bahwa manusia sebenarnya bisa saya bentuk sesuai dengan apa
yang saya inginkan karena ia menganggap kalau manusia itu adalah kertas
kosong yang bisa kita isi atau dalam bahasa latin disebut tabula rasa.61

Aliran behaviorisme didasarkan pada asumsi bahwa semua pembelajaran


terjadi melalui interaksi individu dengan lingkungan, lingkungan membentuk
perilaku kita.

Ada beberapa teori pengkondisian yang dikemukakan aliran psikologi


behaviorism ini, salah satu teorinya ialah teori classical conditioning atau teori
belajar Pavlov. Pengkondisian klasik atau classical conditioning adalah sebuah
teori belajar yang ditemukan oleh Ivan Pavlov, seorang dokter asal Rusia.

60
Hasanul Rizqa, “Bagaimana Fitrah Manusia menurut al-Qur’an”, Republika.co.id, 18
Februari 2019. (Diakses pada 25 Oktober 2020 di laman
https://republika.co.id/berita/pn3zge458/bagaimana-fitrah-manusia-menurut-alquran-2habis)
61
KH Buya Syakur Yasin MA. (2020, September 10). Live Streaming Dialog Psikologi
Tasawuf “Transformasi Jiwa” Buya Syakur. [Berkas video]. Diakses dari
https://youtu.be/1yps6TlgS1Y.
Pavlov mengungkapkan bahwa kita bisa menghasilkan suatu respon
dengan mengombinasikan dua stimulus yaitu stimulus alami dan stimulus
buatan.

Pada situasi biasa, stimulus buatan ini nggak menghasilkan respon apa-
apa. Tapi apabila dikombinasikan dengan stimulus alami berkali-kali, stimulus
buatan ini pada akhirnya akan menghasilkan respon yang sama dengan stimulus
alami.

Pada 1890-an, Ivan Pavlov meneliti air liur pada anjing sebagai respon
saat diberi makan. Dia memasukkan tabung reaksi kecil di pipi masing-masing
anjing untuk mengukur air liur saat anjing dikasi makan (dengan bubuk yang
terbuat dari daging).

Awalnya Pavlov menduga anjing-anjing ini akan mengeluarkan liur


sebagai repson dari makanan di depan mereka, tetapi dia memperhatikan kalo
anjing-anjingnya mulai mengeluarkan liur setiap kali mereka mendengar langkah
kaki asistennya membawakan makanan.

Ketika Pavlov menemukan bahwa benda atau peristiwa apa pun yang
menurut anjing ada hubungannya dengan makanan (seperti asisten lab) akan
memicu respon yang sama,

Satu hal yang khas dalam classical conditioning adalah ada sinyal netral
sebelum refleks.

Dalam eksperimen klasik Pavlov dengan anjing, sinyal netral adalah bunyi
nada dan refleks yang alami (mengeluarkan air liur) sebagai respon terhadap
makanan.

Proses classical conditioning terjadi atas tiga fase:

a. Sebelum Pengkondisian

Bagian pertama classical conditioning membutuhkan stimulus tak


terkondisi, yang kalo dilakukan, akan memperoleh respon. Contohnya adalah
memicingkan mata, itu kan refleks karena matanya ditiup. Tiupan inilah yang
disebut stimulus tak terkondisi, karena stimulus ini udah menghasilkan respon
tanpa harus dikondisikan.

Selama fase 1, stimulus tak terkondisi menghasilkan respon tak


terkondisi. Di fase ini ada stimulus yang belum menghasilkan repsons. Stimulus
ini, kalo nggak dipasangkan sama stimulus tak terkondisi, tidak akan
menghasilkan respon yang diinginkan.

Katakanlah disebuah penelitian ingin membuat seseorang memicingkan


mata. Walaupun diberi aba-aba begitu lama, jika mata seseorang tidak ditiup, dia
tidak akan memicingkan mata.

Aba-aba inilah yang kita sebut stimulus terkondisi. Disebut terkondisi,


karena kita bakalan mengkondisikan temen kita untuk merespon stimulus ini.
Kalo temen kita ini belum kita kondisikan maka stimulus ini nggak ada
responnya.

b. Selama Pengkondisian

Ini adalah fase kedua dari proses classical conditioning. Di fase ini,
stimulus terkondisi akan diberikan ke subyek lalu diikuti dengan stimulus tak
terkondisi. Ini dilakukan berulang kali.

Akibat pemberian stimulus berurutan ini, temenmu menganggap kalo


stimulus terkondisi dan stimulus tak terkondisi ini akan selalu terjadi berurutan.
Di sini stimulus yang dulunya tidak menghasilkan respon pelan-pelan akan
memunculkan respon.

c. Setelah pengkondisian

Ini adalah tahap akhir dari pengkondisian. Stimulus terkondisi yang


sebelumnya nggak memancing respon, akibat selalu dikaitkan sama stimulus
alami, akhirnya bisa memicu respon. Dalam hal ini memicingkan mata karena
aba-aba. Repons yang kita munculkan ini disebut respon terkondisi. Disebut
respon terkondisi karena respon ini hasil pengkondisian kita, bukan refleks
alami.62

Ivan Pavlov meneliti pengkondisian klasik pada anjing


peliharaannya. Meski begitu, ternyata manusia juga bisa dikondisikan. Dalam
percobaan yang terkenal (meskipun sekarang sudah terlarang), Watson dan
Rayner (1920) menunjukkan hal itu. Little Albert adalah anak berusia 9 bulan
yang diuji pada reaksinya terhadap berbagai stimulus. Dia ditunjukkan tikus
putih, kelinci, monyet dan berbagai topeng. Albert digambarkan “tidak merespon
secara emosional,” tidak takut sama berbagai stimulus ini.

Namun, yang bikin dia kaget dan takut adalah palu yang dipukul ke
batang besi. Suara keras ini bikin Albert kecil menangis.

Dua bulan kemudian, Little Albert berusia 11 bulan. Tikus putih


dihadirkan lagi, dan beberapa detik kemudian palu dipukulkan ke besi. Ini
dilakukan tujuh kali selama tujuh minggu berikutnya, dan selalu bikin si Albert
nangis.

Sejak itu si Albert kecil akan ketakutan tiap dia melihat tikus putih.
Lebih jauh, ternyata kemudian fobia sama sesuatu yang berbulu dan putih, kayak
anjing, mantel bulu, kapas, wol, bahkan jenggot putih.

Dengan melalui pendekatan behaviorism ini kita bisa melihat bahwa


bagaimana prilaku-prilaku yang dilakukan saat ini tidak lepas dari peristiwa-
peristiwa yang dialami dahulu.

Di Psikologi Jawa oleh Ki Ageng Suryomentaram beliau beranggapan


bahwa semua manusia itu unik, tidak ada yang sama persis, hal ini dikarenakan
memori-memori yang tersimpan dipikiran tiap orang berbeda-beda. Memori
seseorang sering diistilahkan sebagai catatan oleh Ki ageng Suryomentaram.
Menurut beliau setidaknya mulai dari manusia lahir sampai wafat tedapat sebelas

Robi Maulana, “Teori Classical Conditioning –Teori Belajar Pavlov”,


62

PsikologiHore,23 Maret 2020. (Diakses pada 25 Oktober 2020 di laman


https://psikologihore.com/teori-classical-conditioning/amp/.
jenis catatan yang manusia dapatkan diantaranya harta benda, kehormatan,
kekuasaan, keluarga, golongan, kebangsaan, jenis, kepandaian, kebatinan, ilmu
pengetahuan, rasa hidup.63

a. Harta Benda
Harta benda menurut kbbi adalah barang-barang kekayaan 64. Harta benda
adalah Segala barang –barang yang dianggap berharga seperti rumah, mobil,
motor, perhiasan, dan sebagainya.
b. Kehormatan
Kehormatan berasal dari kata hormat yang berarti menghargai atau
sopan.65 Bisa saja orang memiliki memori tentang cara-cara member I hormat
seperti bersalaman, berjongkok, menyembah, mengangguk membongkok badan
dan sebagainya
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kuasa, untuk mengurus atau memerintah 66. Kekuasaan
adalah berisi hak atas segala hal atau milik yang dikuasainya. Misalkan rumah
yang dipagari, ini berarti segala yang ada di dalam lingkungan pagar ini akulah
yang berkuasa.
d. Keluarga
Keluaga bisa berarti anak, istri/suami, keponakan dan sebagainya.
e. Golongan
Golongan adalah kelompok.67 Cara orang masuk di dalam suatu golongan
ada dua jalan yang satu dengan tidak sengaja dan yang kedua atas kemauannya
sendiri. Anak-anak yang terlahir dengan beragama tertentu termasuk jalan tidak

63
Eling lan Awas. (2020, September 07). Psikologi Jawa 2: Sakit dan Sehat Mental .
[Berkas video]. Daikases dari https://youtu.be/j0HB6UP22cM.
64
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h.527.
65
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h.556.
66
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h.825.
67
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h. 495.
sengaja berbeda dengan anak muda kebanyakan yang punya komunitas tertentu,
mencari komunitas itu termasuk kemauan sendiri sehingga punya komunitas
merupakan kemauannya sendiri.
f. Kebangsaan
Kebangsaan berasal dari kata bangsa yang berarti kesatuan dari orang-
orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarahnya, serta
berpemerintahan sendiri. Bangsa diantaranya Indonesia, Singapura, Amerika,
Jepang dan sebagainya.
g. Jenis
68
Jenis adalah yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dan sebagainya) .
yang termasuk jenis diantaranya jenis manusia, hewan dan tumbuhan.
h. Kepandaian
Kepandaian berisi kepandaian menari, menyanyi dan sebagainya .
i. Kebatinan
Kebatinan adalah keadaan batin, segala sesuatu yang mengenai batin.69
j. Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan berisi pengetahuan membuat barang-barang seperti
tikar, bom atom dan sebagainya.
k. Rasa hidup
Rasa hidup berisi berbagai-bagai kenangan dan pengalaman yang
ditimbulkan oleh rasa hidup. Jadi yang mendorong gerakan manusia, selain
catatan-catatan tersebut di atas, ada lagi yaitu rasa hidup. Rasa hidup ini yang
mendorong gerakan barang hidup. Barang-barang hidup itu berwujud tumbuh-
tumbuhan, hewan dan manusia. Mereka bergerak sendiri, tak digerakkan oleh
barang lain.
Tujuan dari rasa hidup itu untuk melangsungkan hidup raga nya. Syarat-
syarat untuk melangsungkan hidup raga ialah makan, pakaian dan tempat tinggal.

68
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h. 631.
69
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h. 145.
Contoh orang yang lapar bertindak mencari makanan, hal ini terdorong oleh rasa
hidup.
Catatan-catatan yang terbagi sebelas jenis ini sebenarnya merupakan
memori-memori yang bisa didapat manusia sewaktu hidup, dan kesebelas jenis
ini bukanlah jumlah yang pasti, jenis ini bisa bertambah tergantung pengalaman
hidup tiap orang. Namun kesebelas jenis inilah yang paling sering didapat di
sekitar kita.
Keduanya, baik psikologi behavior maupun menurut Ki Ageng
Suryomentaram mengatakan bahwa sebenarnya tiap manusia itu terbentuk dari
pengalaman hidup yang dialaminya. Dan hal ini jugalah yang membuat tiap-tiap
orang unik, karena tiap orang memiliki pengalamannya yang berbeda-beda.
2. Setiap orang memiliki kemampuan
Salah satu pendekatan yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengetahui karakter diri kita adalah metode yang dibuat oleh Mardigu Wowiek
dan Kirdi Putra, beliau sudah lama berkutat di bidang psikologi sehingga banyak
mengamati prilaku-prilaku manusia disekitarnya. Metode yang dibuatnya adalah
shio kaya. Shio kaya merupakan salah satu model untuk mengenali diri kita dan
orang disekitar kita lebih mudah mencapai apa yang kita butuhkan, atau yang
ingin kita capai. Shio kaya membahas tentang alami nya diri seseorang dalam
mencapai sebuah keberhasilan. cara-cara yang unik dan sesuai dengan diri kita
masing-masing. Masing-masing cara ini bisa jadi memang berbeda, antara satu

orang dengan orang yang lain.

Akan terdapat 4 dimensi utama yaitu: Introvert; Ekstrovert; Intuitif; dan


Sensori. Introvert dan ekstrovert merupakan cara bertindak, sedangkan intuitif
dan sensori adalah cara berpikir. Dari keempat dimensi utama tersebut
dikembangkan menjadi 8 karakter Shio Kaya, antara lain: alchemist, wizard,
bard, knight, arbiter, merchant, priest, dan marshal.

Cara bertindak

a. Ekstrovert
Definisi ekstrovert adalah kecenderungan individu untuk mengarahkan
energi psikisnya pada objek eksternal di luar dirinya, pada lingkungan sosialnya.
Ciri-ciri orang ekstrovert adalah ramah, menarik, mudah bergaul, mempunyai
hubungan interpersonal yang baik dan cenderung memberikan penilaian yang
positif terhadap orang lain.70
Orang yang memiliki karakteristik ekstrovert biasanya tertarik dan
antusias terhadap segala hal. Dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya tidak didominasi oleh norma yang berlaku di masyarakat. Ia adalah
individu yang mandiri dan memiliki peran penting dalam lingkungan sosial
maupun hidupnya.
Ada ciri-ciri khas yang pada umumnya dimiliki oleh individu yang
berkepribadian ekstrovert. Individu yang berkepribadian ekstrovert
digambarkan pada umumnya peramah atau mudah bersosialisasi dengan orang
lain, aktif karena menyukai organisasi dan senang pesta-pesta, mempunyai
interpersonal relationship yang baik dengan dunia luar, cenderung optimis dan
antusias. Tipe kepribadian ekstrovert merupakan individu yang dapat
menyesuaikan dirinya dengan berbagai situasi, jarang merasa was-was, sering
berspekulasi dengan sembrono terhadap situasi yang belum dikenal, cenderung
ramah, terus terang dan cepat akrab.
Sementara Eysenck memberikan ciri-ciri yang khas pada umumnya
dimiliki oleh orang yang berkepribadian ekstrovert. Orang yang berkepribadian
ekstrovert digambarkan pada umumnya peramah, suka bergaul, suka pesta,
mempunyai banyak teman, membutuhkan orang lain untuk bercakap-cakap dan
tidak suka membaca atau belajar sendirian.

b. Introvert

70
Yuliana Mita Kristiyani, “Hubungan antara Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert
dengan Orientasi Ketrampilan Komunikasi Interpersonal pada Distributor Multi Level Marketing
Tianshi, Skripsi, (Yogyakarta: Fak. Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2009), h.
22.
Berkepribadian introvert adalah orang yang cenderung fokus kepada
pikiran, perasaan, dan mood yang berasal dari dalam diri sendiri alias internal,
dibandingkan dengan mencari stimulus yang berasal dari luar.71

Orang dengan kepribadian introvert secara umum terlihat lebih senang


menyendiri. Tidak seperti ekstrovert yang senang dan mendapatkan energi dari
interaksi sosial, seorang introvert justru merasa harus mengeluarkan banyak
energi saat harus bersosialisasi.

Jika mengunjungi suatu pesta di mana terdapat banyak orang, biasanya


setelah itu mereka cenderung perlu menyendiri dan memilih “me time” untuk
me-recharge alias memulihkan kembali tenaga mereka.

Meskipun sering disalahartikan sebagai pendiam, pemalu, dan penyendiri,


sebenarnya seorang introvert bukan jenis orang yang selalu menutup diri dari
dunia luar. 

Cara berpikir

a. Intuitif

Orang intuitif adalah orang yang mengambil keputusan berdasarkan


imajinasi atau intuisinya, oleh sebabnya orang-orang intuitif cenderung kreatif
karena memiliki banyak ide di pikirannya.

Orang yang intuitif mempunyai pola pikir yang kayak jaring, atau tidak
linear. Mereka bisa saja membahas A lalu loncat ke J, atau dari I balik lagi ke B.
Semua loncatan ini diperlukan dan saling terkoneksi. Ide dan pemikiran yang ia
buat mungkin sekilas terlihat random, tapi itu adalah hasil berpikir yang saling
terkoneksi. Tidak ada suatu ide yang lahir begitu aja. semua berasal dari
serangkaian pemikiran, fakta, dan data.72

71
Novita Joseph, Tania Savitri, ”Mengenal Kepribadian Introvert lebih dalam”,
helloSEHAT, 30 Juli 2019. (Diakses pada 23 Oktober 2020 di laman
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/tentang-kepribadian-introvert/#gref)
72
Robi Maulana, “Tipe Kepribadian INTP, Tipe Kepribadian Para Pemikir”,
PsikologiHore,02 Desember 2018. (Diakses pada 19 Oktober 2020 di laman
b. Sensori
Orang sensori adalah orang yang mengambil keputusan berdasarkan data.
Orang sensori biasanya saat memilih sebuah baju akan mencobanya terlebih

dahulu baru menyimpulkan baju itu cocok, orang sensori butuh data terlebih
dahulu baru menyimpulkan.73
Dari empat dimensi utama di atas yaitu: Introvert; Ekstrovert; Intuitif; dan
Sensori dikembangkan menjadi delapan karakter Shio Kaya, antara lain:
alchemist, wizard, bard, knight, arbiter, merchant, priest, dan marshal.
Kedelapannya memiliki kelebihan yang berbeda-beda, tetapi tidak ada yang lebih
baik dari lainnya.
a. Alchemist (Kombinasi Introvert dan Intuitif)

https://psikologihore.com/tipe-kepribadian-intp-tipe-kepribadian-para-pemikir/
73
Mardigu WP, Tajir Melintir (Jakarta Selatan: Transmedia Pustaka, 2017), h. 58.
Seorang alchemist menjalani hidupnya dengan menciptakan system,
menciptakan duplikasi dan pengulangan.
Seorang alchemist merupakan seorang yang ahli dalam menyelesaikan
sesuatu hal, kemudian menyempurnakannya kembali. Mereka orang yang
mencintai kesempurnaan lebih dari yang lainnya. Seorang alchemist tidak bisa
tahan untuk tidak menyelesaikan sesuatu dengan cara atau hasil yang benar-benar
baik.
Seorang alchemist yang berpengalaman merupakan seorang pembuat
system yang hebat. Mereka lebih suka mempelajari hal lebih dalam dan lebih
detail lagi untuk memperbaiki berbagai hal.
Seorang alchemist memiliki dorongan untuk terus memegang kendali atas
system yang mereka ciptakan, jauh setelah mereka meninggalkan dan
mendelegasikannya kepada orang lain.
b. Wizard (Intuitif murni)

Wizard memiliki kemampuan besar untuk mengawali suatu hal baru,


walaupun wizard biasanya tidak terbiasa untuk mengerjakan hal tersebut sampai
pada level penyelesaiannya.

Seorang wizard terus mencipta berbagai hal yang muncul di pikiran


mereka, bahkan walaupun ketika mereka sudah kehabisan modal, kehabisan
berbagai hal, dan bahkan ketika orang-orang di sekeliling sudah kehabisan
kesabaran untuk menunggu. Berdasarkan fakta sejarah, berbagai penemuan
terbesar wizard dicapai pada saat semua orang di sekelilingnya sudah menyerah.
Wizard berlari lebih cepat dari anggota tim nya. Seorang wizard juga
sudah sering kali bertualang dengan berbagai kreasi baru, bahkan sebelum mereka
menyelesaikan pekerjaan sebelumnya.
Ketika ia mengerjakan suatu hal sendiri, ia justru tidak akan membuahkan
hasil yang diinginkan. Butuh sebuah tim yang mampu bekerja bersama-sama
untuk mewujudkannya sampai selesai,
Untuk bisa menyelesaikan suatu hal, ada hal sederhana yang bisa
dilakukan seorang wizard. Hal tersebut adalah delegasi pekerjaan. Dengan
kemampuan mendelegasikan hampir semua hal, kecuali menciptakan sesuatu,
mereka fokus pada berbagai hal baru, seperti produk baru, metode baru, strategi
baru, dan sebagainya.
c. Bard (Ekstrovert dan Intuitif)
Seorang bard merupakan seseorang yang mampu membangun keberhasilan
mereka dari apa dimiliki oleh diri mereka sendiri atau potensi dasar mereka.
Seorang bard mampu untuk selalu mengambil peluang untuk dilihat dan
diperhatikan oleh orang lain, dari berbagai hal, seperti kecerdasan, kemampuan
bicara, olahraga, dan sebagainya. Kegagalan mengelola peluang untuk dilihat ini
merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh seorang bard.
Bard mampu menunjukkan potensi yang dimilikinya ketika semua orang
memperhatikannya, kemampuannya mengalir alami ketika perhatian orang tertuju
ke arahnya. Mereka memiliki magnet yang kuat untuk mampu menarik perhatian.
Seorang bard mampu berimprovisasi dengan baik karena mereka menggali potensi
kreativitasnya dan mampu membuat orang menyukai mereka, baik di dalam
urusan personal, sosial maupun professional.
Bard merupakan penggabungan dari dua profil yaitu seorang yang mampu
menciptakan dan profil orang yang mampu membuat orang lain menyukai dirinya.
Seorang bard memiliki keyakinan yang besar. Keyakinan yang besar ini
merupakan pengaruh dari profil pencipta, dan menghargai diri sendiri adalah citra
dari menghargai orang lain.
Seorang bard memiliki kemampuan alami untuk mengangkat namanya di
mana pun mereka berada. Modal seorang bard adalah nama mereka yang
terbangun.
Seorang bard bisa dikatakan gagal jika mereka tidak menyadari kekuatan
citra diri mereka. Seorang bard biasanya mengalami kesulitan jika ia diharuskan
membangun produk, membangun tim, membangun system, dan sebagainya. Tidak
satu pun sifat alami bard yang mendukung kondisi tersebut.
Seorang bard yang berhasil, menjadi besar, baik dirinya maupun
organisasinya adalah seorang bard yang bersedia untuk bermitra. Hal ini tercapai
karena bard tersebut menyadari bahwa dirinya mampu untuk meningkatkan
potensinya dengan bersimbiosis dengan pihak lain yang lebih mampu untuk
mengontrol tim, menghadapi keuangan, dan sebagainya.
d. Knight (Ekstrovert murni)
Seorang knight memiliki keterampilan dalam mengelola diri yang kuat,
baik diri sendiri maupun orang lain.
Seorang knight merupakan seorang pemimpin dalam suatu organisasi.
Knight mampu menerjemahkan pemikiran menjadi langkah operasional dengan
melalui orang lain. Seorang knight memiliki kepandaian dalam manajemen, yaitu
menyelesaikan suatu masalah atau mengimplementasikan sebuah ide bersama-
sama dengan orang lain. Mereka mampu untuk menyemangati dan mengubah
informasi menjadi aksi.
Knight seperti perekat dalam sebuah organisasi, di mana dengan adanya
seorang knight yang berpengalaman dari sisi intelektual, mental dan spiritual
sebuah organisasi mampu untuk bergerak maju lebih cepat.
Seorang knight mampu bekerja secara optimal ketika berpasangan dengan
profil lainnya. Misalnya, knight berpasangan dengan seorang wizard, knight
mampu membangun organisasi secara efektif, mengimplementasikan ide-ide dan
konsep-konsep dari seorang wizard.
e. Arbiter (Ekstrovert dan sensori)
Seorang arbiter merupakan seseorang yang mampu membangun jembatan
komunikasi dengan orang lain, terutama untuk memengaruhi dan bernegosiasi.
Seorang arbiter merupakan individu yang sangat peduli dengan waktu.
Seorang arbiter juga sangat memerlukan data. Mereka mudah untuk beradaptasi
dengan orang-orang baru. Mereka merupakan penggabungan antara people person
dengan seseorang yang sangat mementingkan data dan waktu.
Seorang arbiter adalah orang yang memiliki kemampuan untuk bekerja
dalam tatanan aplikatif. Nilai seorang arbiter adalah pada waktu, bukan pada
sebuah penemuan. Seorang arbiter hidup di masa sekarang, sedangkan seorang
wizard hidup di masa depan.
Seorang arbiter mampu mengenali apa yang terbaik atau tidak, apa yang
boleh atau yang tidak boleh dilakukannya dalam sebuah negosiasi atau
kesepakatan secara natural. Seorang arbiter memiliki kecenderungan untuk
mampu menjadi seorang negosiator ulung dan mampu menyesuaikan dirinya
dengan lawan bicaranya dengan baik.
f. Merchant (Sensori murni)
Seorang merchant pada dasarnya adalah seorang pedagang murni, yang
mana ia memperjualbelikan sebuah asset dengan cepat. Seorang merchant
memiliki kemampuan alami untuk selalu melihat peluang di depannya. Seorang
merchant bagaikan seorang individu yang tidak mampu lepas dari keinginan untuk
memperdagangkan berbagai hal yang masuk dalam pemikirannya.
Seorang merchant tidak bisa menunda waktu yang dimilikinya. Waktu
bagi seorang merchant adalah hal yang sangat penting, yang mana segala
sesuatunya , yang mana segala sesuatunya dilihat dari keuntungan atau kerugian
secara cepat.
Sebuah organisasi yang memiliki seorang merchant berpengalaman, yang
mana merchant tersebut diberi kekuasaan proporsional, biasanya organisasinya
mampu untuk cepat bergerak karena itu merupakan bakat alami mereka, yaitu
kecerdasan dalam memanfaatkan waktu dan peluang.
g. Priest (Introvert dan sensori)
Seorang priest adalah tipe orang yang menahan, ia menumpuk modal.
Seorang priest merupakan seorang pengumpul, di mana ia mampu menahan
keuangan dari arus keluar, bahkan untuk berbagai hal yang terkesan penting pun.
Warren buffet merupakan salah seorang priest dimana dia dahulu membeli saham-
saham Microsoft dan sampai sekarang tidak pernah di jual nya. Yang dia lakukan
ketika butuh uang, dia tidak menjualnya, tetapi hanya menjaminkan.
h. Marshal
Seorang marshal sering kali memegang kendali dalam berbagai sumber
daya yang dimilikinya. Mereka sangat peduli pada apa yang mereka miliki, dan
mengeksplorasinya dengan sangat baik.
Seorang marshal bertindak perlahan dan pasti, yang sering kali membuat
orang di sekitarnya terlihat menjadi kurang sabar. Karakter ini memiliki
kemampuan khusus untuk merencanakan kesejahteraan dan mencapai
keinginannya dalam jangka panjang.
Seorang marshal menganggap penting detail-detail dalam perencanaan
maupun pelaksanaan. Mereka dikenal dengan kepedulian yang sangat tinggi pada
hal-hal detail.
Hitung-hitungan angka merupakan keahlian seorang marshal. Mereka
memiliki kecenderungan untuk memegang kendali atas hal tersebut. Marshal yang
belum berhasil adalah mereka yang belum memiliki keahlian menganalisis angka
atau uang.
Seorang marshal tidak mudah menyerah sampai mereka menemukan celah
untuk terus maju. Seorang marshal memegang kendali tas arus kas, sehingga
mereka merasa bisa memengaruhi banyak orang disekitarnya.74
3. Stimulus yang mempercepat potensi diri

Di dalam tafsir an-nuur saat menafsirkan QS al-Isra/17:84 dijelaskan


bahwa orang yang bersyukur dan orang yang mengingkari nikmat, masing-
masing menuruti mazhabnya dan jalan yang bersesuaian dengan keadaannya dan
sesuai pula dengan tabiat kejadiannya.

Dengan Psikologi humanistiknya, Maslow berusaha membawa psikologi


dengan fokus pada potensi manusia secara utuh. Maslow percaya bahwa manusia
adalah makhluk yang terintegrasi secara penuh. Ia mempunyai potensi untuk
mencapai tingkat yang paling tinggi sehingga disinilah posisi transendensinya.12
Manusia dapat berkembang mencari batas kreativitasnya menuju pencapaian
tertinggi dari kesadaran dan kebijaksanaan.75
Faktor lain yang mempengaruhi pemikiran Maslow adalah kondisi pasca
Perang Dunia II yang membuatnya begitu sangat prihatin. Maslow berpikir,
seandainya psikologi dapat mempelajari manusia secara menyeluruh maka perang
mungkin bisa dihindari. Inilah yang mendorongnya untuk menemukan sebuah

74
Mardigu WP, Tajir Melintir (Jakarta Selatan: Transmedia Pustaka, 2017), h. 106.
75
Siti Muazaroh, Subaidi, Kebutuhan Manusia dalam pemikiran Abraham Maslow
(Tinjauan Maqasid Syariah), Al-Maza>hib: Jurnal Pemikiran Hukum Volume 7,
http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/almazahib/article/view/1877/1359, (17 Oktober 2020).
teori psikologi yang dapat bermanfaat dan mendamaikan dunia.14 Karenanya,
pusat dari pemikiran Maslow tentang manusia adalah bagaimana mereka dapat
mencapai aktualisasi diri yang menjadi indeks pencapaian manusia pada level
tertinggi.76
5. kebutuhan dasar manusia
a. kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisik adalah yang paling mendasar dan paling mendominasi
kebutuhan manusia. kebutuhan ini lebih bersifat biologis seperti oksigen,
makanan, air, seks, tidur dan sebagainya. Seseorang yang mengalami
kekekurangan makanan, harga-diri, dan cinta pertama-tama akan memburu
makanan terlebih dahulu. Ia akan mengabaikan atau menekan dulu semua
kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan.
Ini juga berlaku untuk anak usia dini, contonya bayi akan menangis ketika
dia lapar, ia cenderung tidak berhenti menangis sebelum kebutuhannya terpenuhi,
dan sebaliknya ia akan diam ketika kebutuhannya dipenuhi.
Pemikiran Maslow akan kebutuhan fisik ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi pasca Perang Dunia II. Saat itu, manusia berada dalam kondisi yang
begitu memilukan. Salah satunya adalah dilandanya kelaparan. Oleh karena itu,
Maslow menganggap kebutuhan fisik adalah yang utama melebihi apapun.
Ketika pemenuhan atas kebutuhan fisologi telah dipenuhi, maka dengan
itu akan muncul kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih tinggi, lalu kebutuhan-
kebutuhan inilah yang akan mendominasi manusia (anak) untuk
mendapatkannya. Itulah mengapa hirarki kebutuhan Maslow ini sering di sebebut
seperti tangga, karena setelah terpenuhinya kebutuhan ini akan muncul
kebutuhan-kebutuhan lain, dengan hakikatnya manusia yang tidak pernah puas,
yang juga menuntut untuk mendapatkannya.
b. kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia akan cenderung mencari
rasa aman, bisa berupa kebutuhan akan perlindungan, kebebasan dari rasa takut,
76
Siti Muazaroh, Subaidi, Kebutuhan Manusia dalam pemikiran Abraham Maslow
(Tinjauan Maqasid Syariah), Al-Maza>hib: Jurnal Pemikiran Hukum Volume 7,
http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/almazahib/article/view/1877/1359, (17 Oktober 2020).
kekacauan dan sebagainya. Kebutuhan ini bertujuan untuk mengembangkan
hidup manusia supaya menjadi lebih baik.
Kebutuhan akan keselamatan dapat di contohkan dengan melakukan
pengamatan terhadap anak usia dini, sebab anak usia dini ketika mendapatkan
ancaman atau situasi yang mencekam, mereka sama sekali tidak menahan-nahan
reaksi ini. Sama halnya ketika anak yang belum terbiasa dengan situasi yang
baru, wajah baru, orang tidak dikenal, dan lingkungan yang berisik. Mereka
belum bisa menutupirasa ketidakamanan yang mereka rasakan. Dengan reaksi-
reaksi yang mereka rasakan ini menandakan bahwa disinilah pentingnya
memenuhi kebutuhan akan keselamatan, karena tidak hanya anak usia dini
melainkan orang dewasa pun membutuhkan atau menyukai situasi yang aman
dan stabil, sehingga mereka bebas dari perasaan ketakutan maupun kecemasan.
Seperti hal nya dengan kebutuhan sebelumnya, ketika kebutuhan ini terpuaskan
maka akan timbul kebutuhan lainnya.77
c. kebutuhan akan kepemilikan dan cinta
Apabila kebutuhan akan fisiologi dan keselamaan telah cukup terpenuhi,
maka akan muncul kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, cinta, dan kasih
sayang. Menurut Malow yang di kutip oleh Frank G. Goble menyatakan bahwa
tanpa cinta pertumbuhan dan perkembangan kemampuan orang akan terhambat.
Para petugas klinis berulang kali telah menemukan bahwa anak-anak bayi
membutuhkan cinta. Banyak sarjana psikopatologi lainnya memandang
terhalangnya pemuasan kebutuhan akan cinta sebagai penyebab utama salah
penyesuaian. Kebutuhan akan cinta sama persis seperti gejala-gejala kebutuhan
yang lain. Pengetahuan masyarakat luas mengenai tentang cinta masih sering
tertuju dengan satu pemikiran yaitu sex, padahal sebenarnya pengertian cinta
tidak hanya mengenai itu. Maslow mengugkapkan, cinta itu menyangkut suatu
hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling
percaya. Dalam hubungan yang sejati tidak akan ada rasa takut, sedangkan
berbagai bentuk pertahanan pun akan runtuh. Sering kali cinta menjadi rusak jika
77
Sendg Sejati, “Hirarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow dan Relevansinya
dengan Kebutuhan Anak Usia Dini, Skripsi, (Bengkulu: Fak. Taarbiyah dan Tadris Institut
Agama Islam Negeri Bengkulu, 2018), h. 72.
salah satu pihak merasa takut kalau kelemahan-kelemahan serta kesalahan-
kesalahannya terungkap. Kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan
cinta yang menerima.
Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta dapat dicontohkan seperti
anak-anak yang ketika sampai di sekolah dan dalam waktu bersamaan dia
melihat temannya, dengan otomatis salah satu dari mereka menghampiri untuk
berjalan bersama. Misalnya lagi mereka rela atau lebih menyenangkan jika
berbagi dengan sahabat masing-masing, ini bukan hanya cara berteman anak usia
dini tetapi dilanjutkan dikalangan remaja hingga dewasa, cenderung pilih kasih
tetapi dari itu bisa kita simpulkan bahwa jika rasa cinta dan rasa memiliki itu
tidak hanya terjadi dalam hubungan pasangan, tetapi di dalam setiap hubungan
baik itu keluarga, sahabat, dan lingkungan memiliki rasa cinta dan rasa memiliki.
Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki harus terpuaskan di usia dini, karena
kenapa jika tidak terpuaskan di usia yang akan datang (dewasa) ia akan
merasakan kesepian.78
d. Kebutuhan akan harga diri
Menghargai dan dihargai adalah suatu kebutuhan yang penting dalam
menjalankan kehidupan sosial. Sebagai makhluk sosial kita selalu membutuhkan
orang lain untuk menjalin hubungan baik kita harus saling menghargai satu sama
lain. Kebutuhan akan harga diri dapat di artikan menginginkan penilaian
terhadap dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat, dan biasanya
bermutu tinggi, akan rasa hormat diri, atau harga diri, dan penghargaan akan
orang-orang lainnya. Penghargaan yang berasal dari orang lain adalah yang
utama, jelas sulit bagi kita untuk berfikir baik tentang diri kita sendiri kecuali
kita merasa yakin bahwa orang-orang lain berfikir baik tentang diri kita.
Penghargaan yang berasal dari luar dapat berdasarkan reputasi, kekaguman,
status, popularitas, prestise, atau keberhasilan dalam masyarakat, semua sifat
dari bagaimana orang-orang lain berfikir dan bereaksi terhadap kita.

Sendg Sejati, “Hirarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow dan Relevansinya dengan
78

Kebutuhan Anak Usia Dini, Skripsi, (Bengkulu: Fak. Taarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam
Negeri Bengkulu, 2018), h.73.
Apabila kita merasakan suatu perasaan penghargaan atau dihargai dari
dalam atau luar, kita merasa yakin dan aman akan diri kita, kita merasa berharga
dan kuat (serasi dan seimbang). Sebaliknya jika kita kekurangan harga diri, maka
akan timbul perasaan rendah diri, kecil hati, dan tak berdaya dalam menghadapi
kehidupan. Ini merupakan kebutuhan keempat dari hirarki kebutuhan menurut
Maslow dan kebutuhan ini juga sejalan dengan pendapat Hamad Hasan Ruqaith,
ia mengatakan bahwa pemberian nama yang baik dari orangtua akan
menumbuhkan perasaan rasa harga diri karena dengan pemberian nama yang baik
anak merasa dihormati dan dihargai. 79
Begitupun dengan anak usia dini, hakikatnya dari lahir hingga dewasa
membutuhkan akan penghargaan atau di hargai dari orang lain atau orang
disekitarnya. Jika kita sebagai orang yang terdekat dengan anak memberikan
kekuatan untuk mengenali dirinya dan mampu untuk bersikap peduli, dan
mengahargai dirinya sebagai seorang makhluk yang membutuhkan penghargaan,
tidak memandang sebelah mata, mengerti dengan sifatnya, itu merupakan bentuk
pemenuhan terhadap kebutuhan akan harga diri.
e. Kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri)
Kebutuhan inilah yang menjadi puncak tertinggi pencapaian manusia
setelah kebutuhan-kebutuhan di atas terpenuhi. Pencapaian aktualisasi diri ini
berdampak pada kondisi psikologi yang meninggi pula seperti perubahan
persepsi, dan motivasi untuk selalu tumbuh dan berkembang.80

……………………………………………………….
Al-Syakilah sebagaimana yang dijelaskan oleh Quraish Shihab bahwa al-
Syakilah ini melahirkan motivasi dan aktivitas manusia yang berbeda-beda.
Aktivitas yang berbeda-beda ini disebabkan oleh kecenderungan-kecenderungan
yang dimiliki tiap orang yang berbeda-beda. Ada yang termasuk people person
79
Sendg Sejati, “Hirarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow dan Relevansinya
dengan Kebutuhan Anak Usia Dini, Skripsi, (Bengkulu: Fak. Taarbiyah dan Tadris Institut
Agama Islam Negeri Bengkulu, 2018), h. 75.
80
Siti Muazaroh, Subaidi, Kebutuhan Manusia dalam pemikiran Abraham Maslow
(Tinjauan Maqasid Syariah), Al-Maza>hib: Jurnal Pemikiran Hukum Volume 7,
http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/almazahib/article/view/1877/1359, (17 Oktober 2020).
atau senang bergaul dengan orang lain ada juga yang lebih senang berinteraksi
dengan system atau benda mati seperti komputer dan sebagainya.
Dari kecenderungan-kecenderungannya inilah yang menyebabkan tiap-
tiap orang punya kemampuan yang berbeda-beda. Misalnya orang-orang yang
ekstrovert, karena dia orang yang senang bergaul orang lain maka secara alami
orang orang ini memiliki skill berbicara yang baik, memiliki skill mempengaruhi
orang lain dengan baik. Ada juga orang-orang yang berpikir secara intuitif,
seperti yang diketahui orang-orang intuitif memiliki banyak ide di pikirannya,
dengan skill alami yang dimilikinya ini, maka ia mampu membuat sebuah
terobosan-terobosan yang inovatif sehingga mampu memajukan negara kita saat
ini.
C. Dampak al-Syakilah dalam al-Qur’an

Adapun dampak yang dirasakan ketika lebih mengenal al- Sya>kilah


masing-masing diantaranya:

1. Tahu kelemahan dan kelebihan diri sendiri


2. Tidak cepat berputus asa

Banyak orang merasa dirinya kurang mampu karena tidak mengetahui


potensi yang sebenarnya yang ada didalam diri. Oleh karenanya dengan
mengetahui al- Sya>kilah masing-masing maka kita bisa terus memaksimalkan
potensi tersebut.

3. Energi kita untuk maju, akan mengalir lebih lancar apabila kita mengerti
dorongan alamiah kita, dengan kenal karakter kita.
4. Mengetahui tim yang tepat untuk diajak berkolaborasi

Kecenderungan manusia berkumpul dengan orang yang berkarakter sama


dengan dirinya. Namun terlalu sering berkumpul dengan orang sejenis seperti
orang langit yang penuh inovasi maka ide-idenya tidak akan kenyataan karena
tidak ada orang bumi atau orang eksekusi yang mengerjakan ide-ide nya.
Kedelapan karakter yang disebut di atas tidaklah ada yang lebih baik dari
yang lainnya. Semuanya memiliki kelebihan yang berbeda-beda. Hanya saja di
dalam berkolaborasi perlu mencari karakter yang tepat yang bisa melengkapi
kita. Misalnya, seseorang sangat intuitif, kreatif maka akan lebih baik jika
bermitra dengan orang bertipe people person dan orang bumi yang tipe data dan
eksekusi , karena merekalah yang menutupi kekurangan mereka.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al- Sya>kilah di dalam QS. al-Isra/17: 84 dapat disimpulkan bahwa:
1. Hakikat al- Sya>kilah yang dijelaskan dalam ayat berarti kecenderungan,
kemampuan. Dimana ternyata kecenderungan manusia ini tedapat sebuah
kemampuan alami dibaliknya.
2. Wujud al- Sya>kilah dapat dilihat di sekitar kita, ada orang yang gemar
berinovasi (melakukan terobosan). Tidak bisa dipungkiri dunia sekarang
sangat pesat perkembangannya disebabkan oleh teknologi-teknologi yang
semakin maju, hal ini disebabkan oleh orang-orang yang sangat antusias
dalam berinovasi. Ada juga yang gemar berinteraksi dengan orang lain
karenanya mereka mampu mempengaruhi orang lain agar menjadi lebih
baik (motivator).
3. Dampak yang dialami orang-orang ketika lebih mengenal dirinya antara
lain (1) Tahu kelemahan dan kelebihan diri sendiri (2) Tidak cepat
berputus asa (3) Mengetahui tim yang tepat untuk diajak berkolaborasi.
B. Implikasi dan Saran

Secara umum, penelitian ini sebagai langkah awal untuk mengetahui


makna al- Sya>kilah dalam QS. al-Isra/17: 84. Dari skripsi ini tentu masih banyak
terdapat kekurangan dan memerlukan perkembangan karena melihat banyaknya
ayat-ayat al-Qur’an yang juga mengindikasikan pemulihan traumatik.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Sehingga penulis berharap adanya kritik serta saran
yang sifatnya membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Al-Qur’a>n al-Kari>m

Ahmad, Abu al-Husain ibn al-Faris ibn Zakariya. Mu’jam Maqayis al-Lughat
al-‘Arabiyyah, Juz II. Mesir: Dar al-Fikr, t.th.

Al-Ashfahani, Ar-Raghib. Al-Mufradat fi Gharibil Qur’an diterjemahkan oleh


Ahmad Zaini Dahlan. Kamus al-Qur’an jilid 2. Jawa Barat: Pustaka
Khazanah Fawa’id, 2017.

Al-Qurthubi. al-Jami li-Ahkam al-Qur'an diterjemahkan oleh Mahmud Hamid


Utsman. Tafsir al-Qurthubi al-Jami li-Ahkam al-Qur'an. Jakarta Selatan:
Pustaka Azzam, 2009.

Hamka, Tafsir al-Azhar, jil. 6, [t.t]: Pustaka Nasional PTE LTD Singapura,
[t.th.].

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi per Kata,


Terjemah per Kata . Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014.

Mardan. al-Qur’an: Sebuah Pengantar. Cet. X; Jakarta: Mazhab Ciputat, 2010.

Masduha. Al-Alfaazh Buku Pintar Memahami Kata-kata dalam al-Qur'an.


Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2017.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, Cet. I;


Yogyakarta: Pondok Pesantren Munawwir, 1994.
Prasentya, Mardigu Wowiek, Tajir Melintir (Jakarta Selatan: Transmedia
Pustaka, 2017).

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa Indonesia.


Jakarta: Pusat Bahasa, 2008).

Salim, Abd. Muin, dkk. Metodologi Penelitian Tafsir Maud{u>’i> . Yogyakarta:


Pustaka Al-Zikra, 2011.

Salim, Abd. Muin. dkk. Metodologi Penelitian Tafsir Maud{u>’i.


Yogyakarta: Pustaka Al-Zikra, 2011.

Salim, Abd. Muin. Metodologi Ilmu Tafsir. Cet.I; Yogyakarta: Teras, 2005.

Sangadji, Etta Mamang. dan Sopiah. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis


dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset, 2010.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keseharian al-Qur`an,


Volume 11. Cet. II. Jakarta: Lentera Hati, 2004.
Wahbah al-Zuhaili. Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, Al-Israa’-
Thaahaa, Juz 15 dan 16), Jilid 8, (t.t: Gema Insani, t.th).

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian


Gabungan. Cet. II; Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.

Jurnal
Mahadhir, M. Saiyid, Profesionalisme Guru Dalam Pandangan Qs. Al-Isra’: 84,
jurnal Tarbiyah Islamiyah Volume 3 , https://ejournal.stit-
ru.ac.id/index.php/raudhah/article/view/32 25 Oktober 2020).
Muazaroh, Siti Subaidi. “Kebutuhan Manusia dalam pemikiran Abraham
Maslow” (Tinjauan Maqasid Syariah), Al-Maza>hib: Jurnal Pemikiran
Hukum Volume 7, http://ejournal.uin-
suka.ac.id/syariah/almazahib/article/view/1877/1359, (17 Oktober 2020).

Sada, Heru Juabdin. Manusia dalam perspektif agama Islam, Al-Tadzkiyyah:


Jurnal Pendidikan Islam volume 7.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tadzkiyyah/article/download/14
98/1233 (diakses pada tanggal 21 Januari 2020).
http://ejournal.radenintan.ac.d/index.php/tadzkiyyah/article/download/149
8/1233, (21 Januari 2020).
Suriadi, “Profesionalisme guru dalam perspektif al-Qur’an”, Lentera Pendidikan,
VOL. 21.
https://www.researchgate.net/publication/326267329_PROFESIONALIS
ME_GURU_DALAM_PERSPEKTIF_AL-QUR'AN, 25 Oktober 2020.

Skripsi

Gaffar, Abdul. Ilal al-hadis (Rekonstruksi Metodologis atas Kaidah Kesahihan


Hadis) Disertasi.Samata: Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar,
2015.
Kristiyani,Yuliana Mita. “Hubungan antara Tipe Kepribadian Ekstrovert-
Introvert dengan Orientasi Ketrampilan Komunikasi Interpersonal pada
Distributor Multi Level Marketing Tianshi, Skripsi, (Yogyakarta: Fak.
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2009).
Muh, Dawang. Kemuliaan Manusia Dalam Al-Qur’an, kajian tahlili surah Al-
isra’‛. Skripsi (Makassar: Fak. Ushuluddin, Filsafat, dan Politik, Uin
Alauddin, 2011).
Mukhlisin. “ Analisis makna Sirat dan Sabil dalam al-Qur’an (Studi Tematik
Ayat-Ayat Mutaraddifat), Skripsi, (Semarang: Fak. Ushuluddin uin
Walisongo Semarang, 2015).
Sejati, Sendg. “Hirarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow dan Relevansinya
dengan Kebutuhan Anak Usia Dini, Skripsi, (Bengkulu: Fak. Taarbiyah
dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2018).

Internet

Aishaderm (Islam penuh cinta). Prof. DR. Quraish Shihab: Kedudukan ilmu
dalam Islam, https://www.youtube.com/watch?v=b9hnX-
v4ERY&feature=youtu.be. Diakses tgl 17/05/2020.
Eling lan Awas. (2020, September 07). Psikologi Jawa 2: Sakit dan Sehat
Mental. [Berkas video]. Daikases dari https://youtu.be/j0HB6UP22cM.
Joseph, Novita, Tania Savitri. ”Mengenal Kepribadian Introvert lebih dalam”,
helloSEHAT, 30 Juli 2019. (Diakses pada 23 Oktober 2020 di laman
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/tentang-kepribadian-
introvert/#gref).
KH Buya Syakur Yasin MA. (2020, September 10). Live Streaming Dialog
Psikologi Tasawuf “Transformasi Jiwa” Buya Syakur. [Berkas video].
Diakses dari https://youtu.be/1yps6TlgS1Y.

Khan, Nouman Ali. Temukan Identitasmu - Nouman Ali Khan,


https://www.youtube.com/watch?v=rFTTrcxyDo4&t=452s. diakses tgl
31/01/2020.

Maulana, Robi. “Teori Classical Conditioning –Teori Belajar Pavlov”,


PsikologiHore,23 Maret 2020. (Diakses pada 25 Oktober 2020 di laman
https://psikologihore.com/teori-classical-conditioning/amp/.
-------. “Tipe Kepribadian INTP, Tipe Kepribadian Para Pemikir”,
PsikologiHore,02 Desember 2018. (Diakses pada 19 Oktober 2020 di
laman https://psikologihore.com/tipe-kepribadian-intp-tipe-kepribadian-
para-pemikir/.
NF, Syakir. “Masa Depan Anak Tergantung Orang Tuanya”, nu online, 17 April
2018. (Diakses pada 18 September 2020 di laman
https://www.nu.or.id/post/read/88951/masa-depan-anak-tergantung-
orang-tuanya.
Redaksi. “Tafsir al-Isra 84: al-‘amal ‘ala Syakilah & al-‘Amal ‘ala Makanah”,
Bangsaonline, 28 Maret 2020. (Diakses pada 25 Oktober 2020 di laman
https://www.google.com/amp/s/bangsaonline.com/amp/berita/71574/tafsir
-al-isra-84-al-amal-ala-syakilah-al-amal-ala-makanah?espv=1.
Rizqa, Hasanul. “Bagaimana Fitrah Manusia menurut al-Qur’an”,
Republika.co.id, 18 Februari 2019. (Diakses pada 25 Oktober 2020 di
laman https://republika.co.id/berita/pn3zge458/bagaimana-fitrah-
manusia-menurut-alquran-2habis).
Ski Tv. Kuliah filsafat ilmu pengetahuan ke 2, https://www.youtube.com/watch?
v=Y_f-vqm-G2k. Diakses tgl 17/05/2020.

Trans7 Official. Rudy Salim, pebisnis muda berpenghasilan miliaran rupiah,


hitam putih part 2, https://www.youtube.com/watch?v=DzxUieU0hz0.
Diakses tgl 17/05/2020.

Anda mungkin juga menyukai