SKRIPSI
Oleh:
ANDI IKRAM DARWIS
NIM: 30300116040
ALAUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. atas segala
kelimpahan berkah, rahmat, dan karunia-Nya yang tak terhingga. Dia-lah Allah swt.
Tuhan semesta alam, pemilik segalanya yang ada di muka bumi ini. Atas kehendak-
Nya jugalah penelitian (skripsi) ini dapat dilaksanakan, setelah melalui proses dan
usaha yang demikian menguras tenaga dan pikiran.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi besar
Muhammad saw. Beliau adalah teladan bagi kita semua. Beliau yang begitu lembutnya
kepada sesama manusia sehingga orang ketika bertemu enggan untuk berpisah
dengannya, beliau juga tegas sehingga seolah-olah kepala orang seperti disinggapi
burung-burung yang orang ini tidak ingin burungnya terbang, begitu berwibanya Nabi
saw. Begitu mulianya engkau Ya Rasulullah, begitu dahsyatnya pengaruhmu bagi kita
semua. Allahumma shalli wa sallim wabarik ala Muhammad.
Ucapan terima kasih juga sepatutnya penulis sampaikan kepada Bapak Dr.
Muhsin Mahfuz, M.Th.I. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik UIN
Alauddin Makassar, bersama Dr. Hj. Rahmi Damis, M.Ag., Dr. Hj. Rahmawati, M.H.
Dr. H. Abdullah Thalib, M.Ag., selaku Wakil Dekan I, II dan III Fakultas Ushuluddin
Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar yang telah membina penulis selama
menempuh perkuliahan.
Ucapan terima kasih penulis juga ucapkan kepada Bapak Dr. H. Aan Parhani,
Lc. M.Ag. dan Bapak Yusran, S.Th.I., M.Hum., selaku ketua prodi Ilmu al-Qur’an dan
Tafsir serta sekretaris prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir atas segala ilmu, petunjuk, serta
cintanya kepada kami semua selama menempuh perkuliahan di UIN Alauddin
Makassar.
Selanjutnya, penulis juga harus menyatakan terima kasih kepada Bapak Dr. H.
Aan Parhani, Lc. M.Ag. dan Ibu Dr. Aisyah Arsyad, S.Ag., M.A. selaku pembimbing I
dan II penulis, beliau merupakan penggerak penulis dalam berusaha memahami sedikit
hal tentang manusia sebagaimana yang terdapat pada skripsi ini. Beliau juga yang
telah menyempatkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada saya
dalam penyelesaian skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga ucapkan kepada Bapak Dr. H. Muh Sadik Sabri, M.
Ag dan bapak Dr. H. Mujetaba Mustafa, M. Ag., selaku penguji I dan II penulis, beliau
yang telah memberi penulis masukan saat seminar, sehingga skripsi penulisbisa lebih
baik lagi.
Selanjutnya, terima kasih penulis juga ucapkan kepada seluruh Dosen dan
Asisten Dosen serta karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas Ushuluddin
Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar yang telah banyak memberikan kontribusi
ilmiah sehingga dapat membuka cakrawala berpikir penulis selama masa studi.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
sempat disebutkan namanya satu persatu, semoga bantuan yang telah diberikan bernilai
ibadah di sisi-Nya dan meridhoi semua amal usaha yang telah dilaksanakan dengan
penuh kesungguhan serta keikhlasan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
PEDOMAN TRANSLITERASI.............................................................................ix
ABSTRAK...........................................................................................................xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Pengertian al-Sya>kilah...............................................................................14
B. Term-Term al-Sya>kilah dalam al-Qur’an..................................................15
1. al-Sya>kilah........................................................................................... 15
2. Syaklihi................................................................................................ 15
C. Term semakna dengan al-Syakilah ...........................................................16
al-Maka>nah...........................................................................................16
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................107
B. Implikasi dan Saran..................................................................................108
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................109
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat
pada tabel berikut:
1. Konsonan
Hamzah ( )ءyang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda
apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).
2. Vokal
4. Kata Sandang
( )الAlif lam ma’rifah ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika terletak di awal,
maka ditulis dengan huruf besar (Al), contoh:
a. Hadis riwayat al-Bukha>ri>
b. Al-Bukha>ri> meriwayatkan …
5. Ta> marbu>t}ah ( )ة
Ta> marbu>t}ah ditransliterasi dengan (t), sedangkan jika terletak di
akhir kalimat, maka transliterasi dengan huruf (h), contoh;
7. Tasydid
Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan ‘Arab dilambangkan
dengan ( ّ ) dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf
(konsonan ganda).
Contoh: = ربّناrabbana>
B. Singkatan
Cet. = Cetakan
swt. = Subh}a>nah wa Ta‘a>la
saw. = S{allalla>hu ‘Alaihi wa Sallam
QS = al-Qur’an Surat
M = Masehi
H = Hijriyah
h. = Halaman
Nama : Andi Ikram Darwis
Nim : 30300116040
Judul : Makna Al-Syakilah Dalam Al-Qur’an
Sedangkan dampak tindak kejahatan begal bagi kehidupan adalah akan diberi
hukuman, dalam hal ini terbagi atas tiga, yaitu (1) hukum pidana; ada pun bentuk
hukumannya adalah a) dibunuh; b) disalib; c) potong tangan; d)
diasingkan, (2) hukum sosial; bentuknya berupa ‚kehinaan‛ setiap pelaku kejahatan
harus diberikan hukuman untuk dikenal dan menjadi hina, agar supaya orang-orang
yang selain mereka mendapat pelajaran dan tidak berani melakukan tindak kejahatan
seperti yang dilakukan para pelaku begal. Dan ke (3) hukum akhirat; ‚siksaan‛ para
ulama membagi azab menjadi tiga, yakni a) ‘az\a>b al- dunya> (azab dunia); b) az\a>b
al-qabr (azab kubur); c) ‘az\a>b al-a>khirat (azab akhirat). Maka, di alam akhiratlah
pelaku tindak kejahatan akan mendapat azab atau siksa besar apabila mereka tidak
bertaubat dan diampuni oleh Allah swt. atas perilaku yang melampaui batas tersebut.
Peluang untuk bertaubat; Allah swt. mengecualikan orang-orang yang bertaubat dari
hukuman tersebut di atas. Mereka adalah orang yang melepaskan diri dari tindak
pidana dan menyesali perbuatannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah swt. dan setiap ciptaan-
Nya tidak ada yang sia-sia. Di dalam al-Qur’an diterangkan bahwa manusia
Tugas ini dapat difahami dari firman Allah swt. dalam QS. al-
Baqarah/2:30.
1
Heru Juabdin Sada, Manusia dalam perspektif agama Islam , Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam volume 7,
http://ejournal.radenintan.ac.d/index.php/tadzkiyyah/article/download/1498/1233, (21 Januari
2020).
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia
berfirman: "sungguh aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."2
Manusia adalah the champion of the world, the champion of the life,agent
Seperti halnya sebuah kertas putih kosong, yang didalamnya tidak tertulis
apa-apa begitupun dengan seorang manusia, ketika terlahir ke bumi dia tidak
matanya saat pertama kali keluar dari rahim ibunya pun ia belum bisa. Oleh
karena itu perlu keseriusan dalam menemukan tugas spesifik yang Allah swt.
berikan.
Sya>kilah. Inilah yang akan menjadi petunjuk dalam menemukan tugas yang
diberikan. Dalam hal ini potensi yang ada dalam dirinya yang akan menuntun
apa-apa yang sulit baginya dengan cara yang dia yakini paling tepat baginya”
itulah Sya>kilah.6
pendorong aktivitasnya.7
tiap-tiap manusia, siapapun itu keluarga ataupun anak punya skill yang berbeda,
sendiri maka manusia akan mudah dalam menjalani hidup ini. Sebagaimana nabi
untuknya”10
6
Imam Al-Qurthubi, al-Jami li-Ahkam al-Qur'an, terj. Mahmud Hamid Utsman, Tafsir
al-Qurthubi al-Jami li-Ahkam al-Qur'an (Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2009 ), h. 801
7
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur`an , Volume 7
(Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 179.
8
Redaksi, “Tafsir al-Isra 84: al-‘amal ‘ala Syakilah & al-‘Amal ‘ala Makanah”,
Bangsaonline, 28 Maret 2020. (Diakses pada 25 Oktober 2020 di laman
https://www.google.com/amp/s/bangsaonline.com/amp/berita/71574/tafsir-al-isra-84-al-amal-ala-
syakilah-al-amal-ala-makanah?espv=1
9
Aishaderm (Islam penuh cinta). (2018, Juni 3). Prof. DR. Quraish Shihab: Kedudukan
ilmu dalam Islam. [Berkas video]. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=b9hnX-
v4ERY&feature=youtu.be
Ar-Raghib Al-Ashfahani, Al-Mufradat fi Gharibil Qur’an, terj. Ahmad Zaini Dahlan,
10
Kamus al-Qur’an jilid 2 (Jawa Barat: Pustaka Khazanah Fawa’id, 2017), h. 400.
Ada seorang pengusaha muda yang memiliki rentetan bisnis seperti bisnis
properti, makanan, minuman, rumah produksi dan bisnis mobil supercar. Bisnis
Indonesia. Selain itu Rudi Salim akan terus memperluas bisnisnya karena
menurutnya dari sinilah ia bisa lebih banyak berbagi dan menolong orang lain11.
merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, kedua orang tuanya berprofesi
sebagai dokter. Karena merupakan anak dari seorang dokter, orang tuanya pun
kedokteran di salah satu kampus swasta di Jakarta. Dua kampus ia tempati dalam
belajar, saat di kampus pertama ia pun dikeluarkan karena nilainya yang buruk
lalu pindah ke kampus yang lain tetapi kembali dia dikeluarkan dari kampusnya.
Lalu Rudy Salim memilih untuk berbisnis, sejak berumur 19 tahun ia bergelut
bernegosiasi lalu terus menerus diasahnya serta adanya dorongan yang kuat
(passion) dalam berbisnis, hal inilah yang membuat Rudy Salim menjadi seorang
11
Trans7 Official. (2018, Oktober 06). Rudy Salim, pebisnis muda berpenghasilan
miliaran rupiah, hitam putih part 2. [Berkas video]. Diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=DzxUieU0hz0
12
Trans7 Official. (2018, Oktober 06). Rudy Salim, pebisnis muda berpenghasilan
miliaran rupiah, hitam putih part 2. [Berkas video]. Diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=DzxUieU0hz0
eksis di kanca internasional dan produk-produknya masih digunakan oleh orang-
B. Rumusan Masalah
masalah yang menjadi pembahasan peneliti dalam kajian skripsi ini adalah
Dalam judul penelitian ini, peneliti terlebih dahulu menjelaskan tiga term
yang digunakan agar mendapatkan pemahaman yang jelas dalam pembahasan
tafsir tahli>li>.
1. Makna
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata makna adalah arti
arti.13
2. Al-Sya>kilah
Adapun dalam buku al-Alfaazh, buku pintar memahami kata-kata dalam al-
3. Al-Qur’an
Al-Qur’an berasal dari kata يقرأ – قرأ- قرآنا yang berarti membaca,16
Qur’an adalah kitab yang berbahasa arab yang di wahyukan Allah swt. kepada
Nabi Muhammad saw. agar umat manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya
4. Tafsir Tahli>li>
menjelaskan ayat-ayat al-Qur´an dengan cara meneliti semua aspek. Metode ini
14
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur`an , Volume 7
(Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 179.
Masduha, Al-Alfaazh Buku Pintar Memahami Kata-kata dalam al-Qur'an (Jakarta:
15
18
M. Quraish Shihab, dkk., Sejarah dan ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Cet. V; Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2013), h. 173.
Adapun ruang lingkup penelitian ini, penulis melakukan pengkajian
terhadap QS. al- Isra/17:84 dengan menggunakan teknik analisis tah}li>li mengenai
makna al-Sya>kilah dalam al-Qur’an, sebagai batasan dan cakupan penelitian ini.
D. Kajian Pustaka
Setiap penelitian membutuhkan kajian pustaka, sebagaimana fungsinya
sebagai patokan dalam membedakan hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang dikerjakan, sehingga tidak terjadi pengulangan penelitian. 19 Oleh
karena itu penulis telah melakukan kajian pustaka, baik kajian pustaka dalam
bentuk hasil penelitian, pustaka digital, maupun kajian pustaka dalam bentuk
buku-buku atau kitab-kitab. Berdasarkan hasil penelusuran dan pembacaan
terhadap pustaka, ditemukan literatur yang terkait dengan judul skripsi ini
sebagai berikut:
Pertama, Jurnal dengan judul “Profesionalisme Guru Dalam Pandangan
Qs. Al-Isra’’: 84 oleh M. Saiyid Mahadhir, di dalam Jurnal tersebut, M. Saiyid
Mahadhir membahas tentang bagaimana seharusnya orang dalam bekerja dengan
professional, hal itu dilandaskan kepada firman Allah QS. al-Isra/17: 84. M.
Saiyid Mahadhir juga menyinggung tentang al- Sya>kilah.
19
Abdul Gaffar, Ilal al-hadis (Rekonstruksi Metodologis atas Kaidah Kesahihan Hadis) ,
Disertasi (Samata: Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, 2015), h. 23.
dimana shio kaya adalah salah satu metode yang digunakan banyak pihak untuk
memahami karakter dan kemampuan orang lain.
Keempat, Dialog virtual tentang psikologi Tasawuf dengan judul
“Transformasi jiwa” oleh Buya Syakur dan YF La Kahija selaku psikolog. Di
dalam dialog tersebut di bahas tentang jiwa manusia melalui pendekatan tasawuf
maupun psikologi.
Kelima, Kajian virtual dengan judul “Psikologi Jawa 2: Sakit dan Sehat
Mental oleh YF La Kahija, beliau seorang psikolog sekaligus dosen psikologi
Universitas Diponegoro.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
20
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam
Penelitian (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), h. 4.
21
Abd. Muin Salim, dkk., Metodologi Penelitian Tafsir Maud{u>’i> (Yogyakarta: Pustaka
Al-Zikra, 2011), h. 207.
22
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan
(Cet. II; Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 328.
Pada penelitian ini, penulis berorientasi pada QS. al-Isra/18:84 yang
2. Metode Pendekatan
Pendekatan berarti sebuah proses, perbuatan, cara mendekati sebuah
obyek.23 Dalam terminologi pendekatan adalah usaha dalam rangka aktifitas
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, juga berarti
metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.
Pendekatan juga dapat diartikan sebagai cara memandang, cara berpikir atau
wawasan yang dipergunakan untuk menjelaskan sebuah data. Olehnya itu, dalam
penelitian ini penulis menggunakan dua pendekatan, yaitu;
a. Pendekatan tafsir,
Pendekatan tafsir merupakan pendekatan yang menjadikan al-Qur’an
sebagai objek kajian, dalam hal ini melalui tafsiran ulama atau sumber lainnya,
sehingga memahami makna yang terkandung dalam al-Qur’an. Setelah itu,
menguraikan secara kritis terhadap ayat al-Qur’an yang menjadi pokok kajian,
dalam hal ini peneliti mengangkat QS al-Isra/17:84. Lebih jelasnya, ayat tersebut
kemudian diterjemahkan, dan jika mempunyai asba>b al-nuzu>l ayat maka akan
diungkapkan, menerangkan hubungan (muna>sabah) baik antara satu ayat dengan
ayat lain maupun antara satu surah dengan surah lainnya. Kemudian, peneliti
menuangkan isi kandungan ayat secara umum atau global (ijma>li), dan apabila
ayat yang ditafsirkan adalah ayat ah}ka>m maka peneliti akan menjelaskan hukum
yang dapat ditarik dari ayat yang dibahas
b. Pendekatan psikologi
23
Abd.Muin Salim, dkk., Metodologi Penelitian Tafsir Maud}u>’i> (Yogyakarta: Pustaka
al-Zikr, 2011), h. 98.
perasaan dan emosi.Pendekatan yang dimaksud peneliti ialah mengkaji QS al-
Isra/17:84 dengan melihat aspek psikologi yang terkandung dalam ayat tersebut
kemudian mengaitkannya dengan objek kajian.
memiliki standar untuk menghimpun data yang diperlukan dalam rangka menjawab
data dilakukan melalui riset kepustakaan (library research) yang terdiri atas dua
sumber yaitu: (1) data primer dalam penelitian ini adalah kitab suci al-Qur’an
dan kitab kitab tafsir, diantara kitab tafsir yang penulis jadikan rujukan ialah
tafsir al-munir, tafsir al-misbah, tafsir al-qurthubi, tafsir kementerian agama (2)
data sekunder adalah buku-buku, artikel, jurnal, video yang berhubungan dengan
tema penelitian.
4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
24
Abd. Muin Salim, dkk., Metodologi Penelitian Tafsir Maud}u>’i (Yogyakarta: Pustaka al-Zikra,
2011), h. 109-111
1) Menyebutkan ayat yang akan dibahas dengan memperhatikan urutan ayat
dalam mushaf, yakni QS al-Isra/17:84
2) Menganalisis kosa kata atau syarah al-mufrada>t yang terdapat dalam QS al-
Isra/17:84
b. Analisis Data
Deduktif, yaitu analisis data yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum
dan kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.25 Penelitian ini pertama
dengan ayat, hadis Nabi Muhammad saw., penafsiran tabi’in maupun ulama
tafsir.
Selain analisis secara deduktif, peneliti juga menggunakan analisis isi.
Analisis isi dikarakterisasikan sebagai metode penelitian makna simbolik pesan-
pesan.26
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
25
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,
h. 18.
26
Abd. Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir (Cet.I; Yogyakarta: Teras, 2005), h. 77.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui hakikat al-Sya>kilah dalam QS al-Isra/17: 84
2. Untuk mengetahui wujud al-Sya>kilah dalam QS al-Isra/17: 84
3. Untuk mengetahui dampak al-Sya>kilah dalam QS al-Isra/17: 84
dengan judul skripsi ini, agar dapat menambah wawasan dan referensi
keilmuan dalam kajian tafsir dan bisa menjadi sumbangsi bagi akademisi
modern lainnya.
sehari-hari.
BAB II
A. Pengertian Al-Sya>kilah
Kata al-Sya>kilah di dalam kitab Mu’jam al-wasith diartikan keinginan,
perasaan dan kemampuan.
Adapun menurut Wahbah Zuhaili kata al-Sya>kilah memiliki beberapa arti
diantaranya karakter, kebiasaan, dan agama.27
Dalam kitab tafsir al-Qurthubi yang dikutip dari perkataan Mujahid
bahwa sya>kilah berarti tabiatnya, menurut kemampuannya (skillnya).28
Menurut al-Farra kata al-Sya>kilah maknanya yaitu ( الطريقتcara) sementara
27
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, Al-Israa’-Thaahaa, Juz
15 dan 16), Jilid 8, (t.t: Gema Insani, t.th), h. 149.
28
Tafsir al-Qurthubi (Surah al-Hijr, an-Nahl, al-Israa’ dan al-Kahfi), Ta’liq: Muhammad
Ibrahim al Hifnawi, Jilid 10, (t.t: Pustaka Azzam), h. 800.
29
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur`an, Volume 7
(Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 179.
30
Redaksi, “Tafsir al-Isra 84: al-‘amal ‘ala Syakilah & al-‘Amal ‘ala Makanah”,
Bangsaonline, 28 Maret 2020. (Diakses pada 25 Oktober 2020 di laman
https://www.google.com/amp/s/bangsaonline.com/amp/berita/71574/tafsir-al-isra-84-al-amal-ala-
syakilah-al-amal-ala-makanah?espv=1
melakukan pekerjaan itu memang sudah ada dalam jiwanya, dan ketika ia bekerja
ada panggilan jiwa untuk melakukan pekerjaan tersebut. 31
Sebagaimana pendapat para mufassir diatas, memberikan makna ‘ala
syakilatihi sebagai bentuk, tabiat, jalan, tujuan, niat, agama, kebiasaan, akhlak
dan madzhab. Kesemuanya itu dapat dipahami dalam arti kondisi seseorang yang
mampu melaksanakan pekerjaan yang dikehendakinya semaksimal mungkin.32
Dalam al-Qur’an kata al-Sya>kilah disebut dua kali yaitu di dalam, QS al-
Isra/17:84, QS Shaad/38:58.
1. Al-Sya>kilah
QS al-isra/17:84
jiwanya begitupun yang kufur karena jiwanya sakit berbuat menurut keadaan
2. Syaklihi
QS Shaad/38:58
31
M. Saiyid Mahadhir, Profesionalisme Guru Dalam Pandangan Qs. Al-Isra’: 84 , jurnal
Tarbiyah Islamiyah Volume 3 , https://ejournal.stit-ru.ac.id/index.php/raudhah/article/view/32 25
Oktober 2020).
32
M. Saiyid Mahadhir, Profesionalisme Guru Dalam Pandangan Qs. Al-Isra’: 84, jurnal
Tarbiyah Islamiyah Volume 3 , https://ejournal.stit-ru.ac.id/index.php/raudhah/article/view/32 25
Oktober 2020).
33
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 289.
34
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur`an, Volume 7
(Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 536
Terjemahnya:
tentang tambahan azab dan siksaan terhadap orang kafir di akhirat seperti
hamiim dan ghassaq, bahkan yang lebih menyakitkan seperti zaqqum, sha’uud,
samuun dan zamhariir yang digunakan untuk menghukum mereka.
C. Term semakna dengan al-Syakilah
seseorang.
3. Kedudukan, posisi atau keadaan yang tetap atas sesuatu yang terjadi secara
kemampuan.
7. Kekuatan penuh untuk melaksanakan sesuatu. Dari sini kata tersebut dipahami
35
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 456.
8. Kedudukan kalian yakni menurut keadaan kalian dan arah tujuan kalian 9.
Terjemahnya:
Quraish Shihab menjelasan tentang tafsir ayat ini bahwa banyak janji dan
ancaman dari Allah yang ditujukan pada manusia, ayat ini memberi peringatan
agar manusia tidak perlu meminta agar disegerakan datangnya janji dan ancaman
Karena janji itu pasti akan datang maka Allah memerintahkan nabi bahwa:
(dipahami dari kata Qaum), berbuatlah sepenuh kemampuan kamu apapun yang
36
Suriadi, Profesionalisme guru dalam perspektif al-Qur’an , Lentera Pendidikan, VOL.
21
https://www.researchgate.net/publication/326267329_PROFESIONALISME_GURU_DALAM_
PERSPEKTIF_AL-QUR'AN 25 Oktober 2020
37
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 145.
Berbuatlah sekuat kemampuanmu untuk menghalangi dakwahku, akupun akan
menegakkan perintah Allah. Dan kelak kamu pasti tahu siapa yang akan
memperoleh hasil yang terbaik di dunia ini. Sesungguhnya orang yang berbuat
Isfahani memberikan arti kata ‘Aqibah adalah akhir atau kesudahan dan hasil
sesuatu. Jika kata ini tidak dikaitkan dengan kata yang lain, maka akan
mempunyai makna kesudahan yang baik tetapi bila dikaitkan dengan kata yang
b. Surat Hud: 93
Terjemahnya:
kemampuan itu adalah berbuat dengan sekuat tenaga. Lakukanlah dalam keadaan
kalian memiliki puncak kemampuan dan kekuasaan segala perkara yang ada
38
Suriadi, Profesionalisme guru dalam perspektif al-Qur’an, Lentera Pendidikan, VOL.
21
https://www.researchgate.net/publication/326267329_PROFESIONALISME_GURU_DALAM_
PERSPEKTIF_AL-QUR'AN 25 Oktober 2020
39
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 232.
kemusyrikan dan permusuhan kepadaku. Sesungguhnya akupun berbuat menurut
Allah kepadaku dan menurut pertolongan yang akan diberikan Allah kepadaku.
Seolah-olah mereka berkata bagaimana jadinya nabi Syuaib bila kami telah
bertindak menurut kemampuan kami? Maka Syuaib menjawab: kalian akan tahu
siapa yang akan ditimpa adzab yang akan menghinakannya, merendahkan dan
mencampakkannya.40
c. Surat Hud/11:121
Terjemahnya:
Dan katakanlah (Muhammad) kepada orang yang tidak beriman,
berbuatlah menurut kedudukanmu. Kamipun benar-benar akan berbuat.41
Dalam Tafsir al-Misbah dijelaskan bahwa setelah penutup ayat yang lalu
menjelaskan bahwa kisah dan berita para nabi itu mengandung hak dan
pengajaran bagi orang yang beriman, ayat ini menyatakan: sampaikan wahai
Muhamad, hak dan pengajaran itu kepada semua manusia agar mereka percaya
beriman lagi, terus membangkang dan ingkar itu, berbuat menurut kemampuan
dan cara kamu untuk memerangi Islam dan orang mukmin serta melakukan
berbuat pula menurut cara dan kemampuan kami sesuai yang apa yang telah
diajarkan Allah. Dan tunggulah akibat dari perbuatan kamu, sesungguhnya kami
pun menunggu apa sanksi yang akan dijatuhkan Allah kepada kamu, serta
40
Suriadi, Profesionalisme guru dalam perspektif al-Qur’an, Lentera Pendidikan, VOL.
21
https://www.researchgate.net/publication/326267329_PROFESIONALISME_GURU_DALAM_
PERSPEKTIF_AL-QUR'AN 25 Oktober 2020.
41
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 235.
menunggu pula keberhasilan yang dijanjikan Allah kepada kami. Kata makanah
pada mulanya berarti kekuatan penuh untuk melaksanakan sesuatu. Dari sini kata
d. Al-Zumar: 39
kaum musyrikin dan kepercayaan mereka, jelas pula bukti kesesatan mereka yang
mengatakan pada kaumnya yakni kerabat, suku dan orang-orang yang hidup
dalam satu masyarakat dengan nabi, bekerjalah secara terus menerus apa yang
hendak kamu lakukan sesuai dengan keadaan, kemampuan dan sikap kamu,
sesungguhnya aku akan bekerja pula dalam aneka kegiatan positif sesuai dengan
kemampuan dan sikap hidup yang diajarkan Allah kepadaku, kelak kamu akan
ini dan ditimpa adzab di akherat kelak. Kata maka>natikum diambil dari kata
makanah yang digunakan untuk menunjukkan wadah bagi sesuatu baik yang
bersifat material seperti tempat berdiri atau immaterial seperti kepercayaan atau
ide dalam pikiran seseorang. Ayat tersebut tidak menyebut kata diatas pada sisi
nabi, hal ini sebagai isyarat bahwa beliau tidak hanya melanjutkan sebagaimana
keadaannya sekarang tapi akan terus meningkatkan diri. Tuntunan Ilahi pun
42
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Jawa Barat: Cipta Bagus Segara, 2014), h. 462.
masih akan terus berdatangan. Beliau akan selalu dinamis dan tidak akan statis
tidak bersatu, sesuai dengan banyaknya tuhan yang mereka sembah. Dan sesuai
dengan hawa nafsu mereka yang selalu berubah-ubah. Hal ini menunjukkan
ketidakkonsistenan mereka.43
43
Suriadi, Profesionalisme guru dalam perspektif al-Qur’an, Lentera Pendidikan, VOL.
21
https://www.researchgate.net/publication/326267329_PROFESIONALISME_GURU_DALAM_
PERSPEKTIF_AL-QUR'AN 25 Oktober 2020
BAB III
Surah ini mempunyai beberepa nama, antara lain yang paling populer
adalah surah al-Isra’ dan surah Bani Isra>’il. Ia dinamai surah al-Isra’ kana awal
ayatnya berbicara tentang al-isra’ yang merupakan uraian yang tidak ditemukan
secara tesurat selain surah ini. Demikian juga dengan Bani Isra>’il, karena hanya
disini diuraikan tentang pembinasaan dan pengahancuran Bani Isra>’il. Ia dinamai
juga dengan surah Subha>na karena awal ayatnya dimulai dengan kata tersebut.
Nama yang populer bagi kumpulan ayat-ayat ini pada masa Nabi saw. adalah
surah Bani Isra>’il. Pakar hadits at-Tirmidzi meriwayatkan melalui ‘Aisyah ra.,
istri Nabi saw, bahwa beliau tidak tidur sebelum membaca surah az-Zumar dan
Bani Isra>’il.
Surah ini menurut mayoritas para ulama’ turun sebelum Nabi Muhammad
saw. Berhijrah ke Madinah, dengan demikian ia merupakan salah satu surah
Makiyyah. Ada yang mengecualikan 2 ayat, yaitu 73 dan 74, dan ada yang
menambahkan juga ayat 60 dan ayat 80. Masih ada pendapat yang lain
44
Hamka, Tafsir al-Azhar, jil. 6, ([t.t]: Pustaka Nasional PTE LTD Singapura, [t.th.]), h. 3999
menyangkut pengecualian-pengecualian beberapa ayat Makiyyah. Pengecualian
itu, disebabkan karena ayat-ayat yang dimaksud dipahami berbicara tentang
keadaan yang diduga terjadi pada priode Madinah, namun pemahaman tersebut
tidak harus demikian karena itu penulis cenderung mendukung pendapat ulama’
yang menjadikan seluruh ayat dan surah ini Makiyyah.
Memang peristiwa hijrah terjadi tidak lama setelah Isra’ dan Mi’raj Nabi
Muhammad saw, yakni setahun lima bulan dan ini berarti surah ini turun pada
tahun XII kenabian diman tentu saja jumlah kaum muslimin ketika itu relatif
tidak cukup banyak, walau harus diakui bahwa dibukanya surah ini dengan uraian
tentang peristiwa Isra’ tidak merupakan bukti bahwa ia langsung turun sesudah
peristiwa itu. Bisa saja ayat-ayat yang turun sebelumnya dan ada juga yang turun
sesudahnya.
Penamaannya dengan Bani Israil dapat terlihat jelas pada awal uraian
surah ini. Dapat berkata bahwa sembilan ayat pertama merupakan uraian
pendahuluan tentang Bani Israil menyangkut anugrah Allah swt kepada mereka,
yang selanjutnya mereka membangkang, khususnya janji Allah swt kepada
mereka tentang Bumi kan‛a>n sebagaimana termaktub dalam perjanjian lama,
keluaran VI 5-6. Akan tentapi janji itu bukanlan tidak bersyarat, mereka dituntut
untuk mengamalkan syari’at Taurat, karena itu pada ayat kedua dan ketiga surah
ini mereka diingat tentang wasiat dan tuntutan Allah swt kepada Nabi Musa as.
Yang merupakan Nabi yang sangat mereka agungkan.
Pada ayat keempat dan kelima mereka diingatkan tentang siksa pertama
yang menimpa kepada mereka, lalu ayat keenam mereka diingatkan tentang
pengampunan Ilahi, ayat ketujuh tentang penyiksaan yang mereka alami sebagai
bukti kebenaran ancaman Allah swt dan pada ayat kedelapan dan sembilan uraian
tentang apa yang akan mereka alami di masa-masa mendatang. Demikian, lalu
berlanjut surah ini silih berhanti menguraikan tentang ajaran al-Qur’an serta
peringatan kaum muslimin, bila tidak mengamalkan tuntutan-Nya akan
mengalami nasib yang dialami oleh Bani Israil. Thaba>thaba>’i berpendapat bahwa
surah ini memaparkan tentang keesaan Allah swt. Surah ini lebih menekan sisi
penyucian Allah swt dan sisi pujian kepadaNya, kerena itu berulang-ulang
disebutkan di sini kata Shubha>na ( Maha Suci). Ini terlihat pada ayat pertama,
ayat 43, 93, 108, bahkan penutup surah ini memuji-Nya dalam konteks bahwa
Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong. 45
45
Muh, Dawang‚ Kemuliaan Manusia Dalam Al-Qur’an, kajian tahlili surah Al-isra’ ‛.
Skripsi (Makassar: Fak. Ushuluddin, Filsafat, dan Politik, Uin Alauddin, 2011), h. 33.
pesan perintah atau instruksi dari yang memiliki kekuasaan lebih tinggi kepada
yang lebih rendah.
Kata ya’malu berasal dari kata amal. Secara bahasa kata amal berarti
perbuatan, pekerjaan, aktivitas. Di dalam al-Qur’an, untuk arti perbuatan
digunakan kata amal bukan i’timal, karena yang menentukan perbuatan itu baik
atau tidak bukan saja pelakunya, tetapi juga pihak lain, bahkan lebih ditentukan
oleh Allah SWT.
Secara terminologis, kata amal berarti perbuatan atau aktivitas yang
dilakukan secara sadar dan sengaja, bersumber pada daya pikir, fisik dan kalbu.
Kata Al-Sya>kilah memiliki beberapa arti diantaranya , karakter,
kebiasaan, dan agama.46 Di dalam kitab Mu’jam al-wasith dituliskan makna Al-
Sya>kilah yang berarti keinginan, perasaan dan kemampuan. Dalam kitab tafsir
al- sya>kilah berarti tabiatnya, menurut kemampuannya (skillnya).47
Kata Farabbukum berasal dari kata rabb. Menurut bahasa, kata Rabb
ditujukan kepada tuan dan kepada yang berbuat untuk perbaikan. Semuanya itu
benar bagi Allah Ta‟ala. Kata ar-Rabb tidak digunakan untuk selain dari Allah
kecuali jika disambung dengan kata lain setelahnya, misalnya rabbu al-dāri
(pemilik rumah). Sedangkan kata ar-Rabb (secara mutlak), hanya boleh
digunakan untuk Allah. Kata Rabb menunjukkan beberapa arti pokok, yang
pertama: memperbaiki dan mengurus sesuatu. Maka ar-Rabb berarti yang
menguasai, menciptakan dan memiliki, juga berarti Yang memperbaiki/mengurus
sesuatu. Imam Ibnu Jarir ath-Thabari memaparkan, (Kata) ar-Rabb dalam bahasa
Arab memiliki beberapa (pemakaian) arti, penguasa yang ditaati di kalangan
orang-orang Arab disebut rabb, orang yang memperbaiki sesuatu dinamakan
rabb, (demikian) juga orang yang memiliki sesuatu dinamakan rabb. Terkadang
kata ini juga digunakan untuk beberapa arti selain arti di atas, akan tetapi
semuanya kembali pada tiga arti tersebut. Maka Rabb kita Allah swt. yang maha
agung pujian-Nya adalah penguasa yang tidak ada satupun yang menyamai dan
46
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, Al-Israa’-Thaahaa, Juz
15 dan 16), Jilid 8, (t.t: Gema Insani, t.th), h. 149.
47
Tafsir al-Qurthubi (Surah al-Hijr, an-Nahl, al-Israa’ dan al-Kahfi), Ta’liq: Muhammad
Ibrahim al Hifnawi, Jilid 10, (t.t: Pustaka Azzam), h. 800.
menandingi kekuasaan-Nya, dan Dialah yang memperbaiki (mengatur semua)
urusan makhluk-Nya dengan berbagai nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada
mereka, serta Dialah pemilik (alam semesta beserta isinya) yang memiliki
(kekuasan mutlak dalam) menciptakan dan memerintahkan (mengatur).
Ar-Rabb adalah al-Murabbii (yang maha memelihara dan mengurus)
seluruh makhluk-Nya dengan mengatur urusan dan (melimpahkan) berbagai
macam nikmat (kepada mereka). Makna kata ar-Rabb adalah Yang Maha
Pencipta sekaligus Penguasa dan Pengatur alam semesta beserta isinya.
Makna ar-Rabb adalah yang memiliki sifat rububiyah terhadap seluruh
makhluk-Nya dalam hal menciptakan, menguasai, berbuat sekehendak-Nya dan
mengatur mereka. Nama Allah yang mulia ini termasuk nama-nama Allah Ta‟ala
yang mengandung beberapa arti dan bukan hanya satu arti. Bahkan nama ini jika
disebutkan sendirian tanpa nama Allah Ta‟ala lainnya, kandungannya mencakup
semua nama Allah yang maha indah dan sifat-Nya yang maha sempurna.48
Kata a’lamu terambil dari akar kata ‘ilm yang menurut pakar bahasa
berarti menjangkau sesuatu sesuai dengan keadaannya yang sebenarnya. Kata
a’lamu berarti lebih mengetahu, yang menunjuk kepada Allah swt.
Dalam ayat ini juga digunakan kata sabîl yang diartikan sebagai jalan.
Kata ṣirâṭ dan sabîl, keduanya memang sama-sama berarti jalan.
Kata Ṣirâṭ, dengan diiringi kata setelahnya, selalu berarti kebaikan dan
menuju kebaikan atau kebenaran.
Jalan lurus merupakan term Qur’ani yang biasa diungkapkan dengan ash-
Ṣirâṭ al-Mustaqim. Term ini dalam berbagai redaksinya disebut sebanyak 30 kali.
Dalam bahasa Arab, tidak ditemukan kata yang berakar dari huruf shad-ra’-tha’
kecuali kata ṣirâṭ ini dan kata shurath yang berarti pedang.
Dalam al-Qur’an, kata ini didapati dalam bentuk tunggal dan digunakan
dalam arti positif sebagai syarat pada kesatuan kebenaran yang ditunjuknya.
48
Bakar, Adenan Siregar, Arti kata Rabb dalam Surah al-Isra’ (Tinjauan dari aspek Gramatikal),
Ihya al-Arabiyah: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab,
https://www.neliti.com/id/publications/265486/arti-kata-rabb-dalam-surah-al-isra, (04 November
2020).
Para mufassir pada umumnya mengasalkan kata tersebut pada kata
saratha-yasruthu-sarath yang berarti menelan. Penggunaan kata ṣirâṭ untuk jalan
karena jalan itu seolah-olah menelan orang-orang yang melaluinya dan tidak akan
kembali lagi sampai ke tujuan seperti orang yang menelan sesuatu yang tidak
pernah lagi kembali. Maka, makna kata ini menunjuk pada jalan yang besar. Oleh
karena itu, diantara para qurra’ (pembaca al-Qur’an) ada yang membaca huruf
shad pada kata ṣirâṭ dengan huruf sin dan syin. Sementara mayoritas qurra’ tetap
membacanya dengan shad, sesuai dengan dialek bahasa Quraisy.49
Kata sabîl terbentuk dari huruf sin-ba’-lam dengan kata kerja sabala-
yasbulu yang berarti irsalu syay’in min ‘uluwwin ila suflin ‘ala imtidadi syai’in
(melepas/mengurai sesuatu dari atas ke bawah dan merentang sesuatu). 50 Kata
sabîl diartikan dengan jalan karena jalan adalah sesuatu yang terurai yang
mencerminkan suatu jalan kecil.
Kata sabîl (jalan) digunakan dalam al-Qur’an dengan berbagai konteks.
Kata sabîl digunakan untuk hal yang positif dan sekaligus negatif, dan
diantaranya ada tunggal dan ada yang berbentuk jamak.
Dalam al-Qur’an, kata sabîl yang bermakna positif, seperti ungkapan
sabîlillah (jalan Allah) terdapat pada 70 tempat dan dengan redaksi lain seperti
sabîl terdapat pada 3 tempat, subulana pada 2 tempat, sabîlihi (dengan dhamir
mengacu kepada Allah) pada 11 tempat, sawaa’us sabîl pada 5 tempat, sabîlur
rasyad pada dua tempat, dan sabîlar rusyd, sabîli rabbik, dan sabîlil mukminin
masing-masing pada satu tempat.
Keragaman redaksi dalam penggunaan positif dari kata sabîl seperti
redaksi-redaksi sabîlar rusyd, sabîlur rasyad, sawa’is sabîl, sabîlil mukminin, dan
subulus salam tidak menghilangkan kesatuan makna dan ide, yaitu “jalan Allah”
yang menunjuk pada makna petunjuk, bersifat lurus, komitmen orang-orang
beriman, dan keselamatan, yang kesemuanya merupakan apa yang disebut
49
Lihat Abu Bakar ‘Abdullah ibn Mahmud an-Nasafi, Tafsir an-Nasafi, I, (Beirut: Daar
al-Fikr, t.t.), hlm. 7, Lihat juga Abu Hayyan al-Andalusi, al-Bahr al-Muhith, I, (Beirut: Daar
alFikr, 1420 H), hlm: 45, dan Abu Qashim Mahmud bin Umar Az-Zamakhsyari, Al-Kasyasyaf,
(Beirut: Daar al-Kitab al-‘Arabi, 1407 H), hlm: 67.
50
Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu’jam Maqayis al-Lugah, III, (Beirut:
Daar al-Fikr, 1979 ), hlm: 129-130.
“ajaran kebenaran”. Ayat-ayat tersebut menyatakan bahwa ajaran Tuhan
merupakan sesuatu yang ditegakkan dan dikembangkan melalui perjuangan
(jihad), pertahanan diri (qital), dan dana (infaq).
Adapun penggunaan kata sabîl untuk makna negatif adalah; sabîlith
thagut, sabîlil mujrimin, sabîlil mufsidin, dan sabîlil ghayy.
Menurut Quraish Shihab, kata sabîl adalah jalan yang dilalui, ada
bermacam-macam sabîl yang dapat dikategorikan dalam dua kategori sebagai
berikut;
a. Sabîl yang bermakna abstrak atau menunjuk pada makna keyakinan,
dan pola hidup yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT, yaitu
sabîlullah,sabîlirabbika, sabîli, sabîlih, sabîl al-rasyad,dan sabîl al-mu’minin.
b. Sabîl yang berkaitan dengan pola hidup yang tidak sesuai dengan
tuntunan Allah, seperti sabîl al-thaghut, sabîl alghay, sabîl al-mufsidin, dan sabîl
al-mujrimin.
Kata sabîl terbentuk dari huruf sin ba’ lam dengan kata kerja sabala
yasbulu, yang artinya melepas atau mengurai. Kata Sabîl seringkali dinisbatkan
kepada Tuhan, seperti kata Sabîlillah atau jalan Allah (Q.S. alBaqarah: 154),
sabîlirabbika atau jalan Tuhanmu (Q.S. al-Nahl: 125), juga dinisbatkan kepada
sekelompok manusia yang baik atau sebaliknya, seperti sabîlirrasyad atau jalan
yang benar (Q.S. al-Mu’min: 29), sabîl al-mu’min (Q.S. al-Nisa’: 115), sabîl al-
mujrimin atau jalan orang-orang yang berbuat dosa (Q.S. al-An’am: 55), dan
sabîl al-thaghut atau jalan tirani (Q.S. al-Nisa’: 76).
Dari penjelasan di atas, maka jelaslah bahwa ṣirâṭ berbeda dengan sabîl.
Ṣirâṭ selalu digunakan dalam konteks kebaikan dan kebenaran, sedangkan sabîl
bisa dalam konteks kebaikan maupun kebathilan. Akan tetapi, semua sabîl dalam
konteks kebaikan, pasti akan bermuara pada ṣirâṭ. Itulah sebab, sabîl diartikan
sebagai jalan-jalan kecil, yang itu bisa benar bisa juga salah.51
C. Munasabah ayat
Mukhlisin, “ Analisis makna Sirat dan Sabil dalam al-Qur’an (Studi Tematik Ayat-
51
Ayat Mutaraddifat), Skripsi, (Semarang: Fak. Ushuluddin uin Walisongo Semarang, 2015), h. 53
Ayat-ayat al-Qur’an telah tersusun sebaik-baiknya berdasarkan petunjuk
dari Allah swt sehingga pengertian tentang suatu ayat kurang dapat dipahami
begitu saja tanpa mempelajari ayat-ayat sebelumnya. Kelompok ayat yang satu
tidak dapat dipisahkan dengan kelompok ayat berikutnya. Antara satu ayat
dengan ayat sebelum kelompok ayat berikutnya. Antara satu ayat dengan ayat
sebelum dan sesudahnya mempunyai hubungan erat, merupakan mata rantai yang
bersambung. Hal inilah disebut dengan istilah muna>sabah ayat. Secara etimologi,
muna>sabah berarti al-musya>kalah (keserupaan) dan almuqa>rabah (kedekatan).
Muna>sabah berarti menjelaskan korelasi makna antar ayat atau antar surah, baik
korelasi itu bersifat umum atau khusus; rasional (aqli>), indrawi (hassi>), atau
imajinatif (khayya>li>), atau korelasi berupa al-saba>b dan almusabbab, ‘illat dan
ma‘lu>l; perbandingan dan perlawanan.
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa ayat-ayat di dalam al-Qur’an
memiliki muna>sabah satu sama lain. Faedah dalam mempelajari muna>sabah ayat
itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Dengan muna>sabah, seorang mufassir dapat mengetahui alur-alur makna
yang tepat dapat benar pada suatu ayat, mengetahui kemukjizatan al-
Qur’an dari segi balaghah-nya, mengetahui kejelasan dan hukum-
hukumnya. Serta mengetahui keindahan uslub dan susunan kalimat-
kalimat.
2. Menurut al-Imam al-Zarka>syi>. Faedah memahami muna>sabah. Seorang
mufassir dapat membuktikan bahwa benar antara satu ayat dengan ayat
sebelum dan sesudahnya, atau suatu surah dengan surah sebelum dan
sesudahnya, atau suatu kalimat dengan kalimat sebelum dan sesudahnya,
mempunyai hubungan yang erat dan kait mengait, yang merupakan mata
rantai yang sambung menyambung. Sehingga pengertian suatu ayat
kurang dapat di pahami begitu saja tanpa mempelajari ayat dan sebelum
dan sesudahnya. Dengan demikian, al-Qur’an benar-benar unik yang
merupakan satu kesatuan makna yang utuh baik antara kalimat-kalimat,
ayat-ayat, dan surah-surahnya.
3. Apabila suatu ayat belum atau tidak diketahui sebab turunnya, atau ada
sebab turunnya tetapi riwayatnya lemah, maka ada baiknya pengertian
suatu ayat ditinjau dari sudut munasa>bah-nya dengan ayat sebelum
maupun sesudahnya, sebab tanpa sebab turunnya pun, suatu ayat dapat di
pahami maknanya asal seoarang mufassir mempunyai pengetahuan yang
luas tentang muna>sabah.
Dalam hal ini penulis akan melihat lebih jauh tentang munasabah ayat
pada QS. Al-Isra’ ayat; 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85
Allah swt. memerintahkan agar mengerjakan shalat lima waktu dan shalat
tahajjud kepada Nabi Muhammad saw. untuk memperkuat jiwanya menghadapi
berbagai tekanan dan godaan dalam menjalankan tugasnya.52
52
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan),
volume 5 (Jakanta: Widya Cahaya, 2011), h. 525.
53
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, Al-Israa’-Thaahaa, Juz
15 dan 16), Jilid 8, (t.t: Gema Insani, t.th), h. 151.
benar. Ayat ini berhubungan dengan ayat sebelumnya yang mengatakan semoga
tuhanmu mengangkat kamu ke tempat terpuji. Ketika ayat sebelum ini
menjanjikan beliau dibangkitkan pada kedudukan yang terpuji, maka sangat
wajar jika beliau bermohon agar semua hidup beliau diliputi oleh kebenaran,
sehingga dapat terpuji.
54
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur`an , Volume 7
(Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 530.
Selanjutnya pada QS al-Isra/17:83 setelah ayat yang lalu menunjukkan
betapa kaum musyrikin menjauh dari al-Qur’an yang merupakan nikmat yang
amat besar dari Allah swt. kini disebutkan bahwa memang demikianlah sikap
manusia yang sakit jiwanya. Dalam ayat ini, Allah menerangkan sifat umum
manusia, yaitu apabila diberi kenikmatan, seperti harta, kekuasaan, kemenangan
dan sebagainya, mereka tidak mau lagi tunduk dan patuh kepada-Nya, bahkan
mereka menjauhkan diri sebaliknya apabila ditimpa kesukaran, kesengsaraan,
kemiskinan, dan kekalahan, mereka berputus asa .55
55
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, Al-Israa’-Thaahaa, Juz
15 dan 16), Jilid 8, (t.t: Gema Insani, t.th), h. 156.
56
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur`an , Volume 7
(Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 179.
aktivitas manusia yang berbeda-beda, dan yang sifatnya abstrak bagaikan ruh,
itulah yang yang mengundang pertanyaan tentang ruh. Hal ini, jika kita sepakat
dengan ulama-ulama yang berpendapat bahwa arti ruh disini adalah potensi pada
diri makhluk yang menjadikannya hidup, yakni tahu, merasa dan bergerak.
D. Penafsiran QS al-Isra/17:84
Hamka juga menjelaskan bahwa tidak ada manusia yang serupa, lebih tiga
ribu juta manusia dalam dunia ini di zaman sekarang, tidaklah ada yang serupa
baik bunyi suara maupun sidik jarinya tidaklah ada yang serupa. Maka di dalam
ayat ini disuruh lah manusia itu saat hidup di dunia bekerja menurut bawaannya
masing-masing agar menempuh jalan yang mudah ditempuh oleh bawaan dirinya.
Supaya hidupnya jangan gagal dan jiwanya jangan sakit. Dan semua amal dalam
dunia ini adalah baik dan mulia, asal saja dilakukan dalam garis yang ditentukan
Tuhan. itu sebabnya maka lanjutan ayat berbunyi "Maka Tuhan kamu lebih tahu
siapa yang lebih benar jalannya."
57
Tafsir kemenag 533
5. Kitab Tafsir Ibnu Katsir oleh Ibnu Katsir
Menurut Ibnu Abbas yang dikutip oleh ibnu katsir mengatakan yang
dimaksud dengan al-Sya>kilah ialah menurut keahliannya masing-masing.
Menurut Mujahid, makna yang dimaksud ialah menurut keadaannya masing-
masing. Menurut Qatadah ialah menurut niatnya masing-masing. Sedangkan
Ibnu Zaid mengatakan menurut keyakinannya masing-masing. Semua definisi
yang disebutkan disini berdekatan maknanya.
Ibnu Katsir juga mengatakan di antara kami dan kalian, Allah swt. Akan
membalas setiap orang yang beramal sesuai dengan amal perbuatannya. Karena
sesungguhnya tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya.
6. Kitab tafsir al-Misbah oleh Quraish Shihab
Quraish shihab dalam tafsirnya berkata Nabi diperintahkan untuk
mengatakan kepada orang-orang musyrik sebagai ungkapan rasa tidak senang
beliau terhadap kejahatan dan pertikaian yang dilakukan : “Tiap-tiap orang yang
bersyukur dan sehat jiwanya demikian juga yang kufur karena jiwanya sakit
berbuat menurut keadaan jiwa, pembawaan dan kecenderungan serta budi
pekertinya masing-masing. Karena Tuhan kamu wahai yang taat maupun yang
durhaka lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. Mereka akan
mendapatkan pahala yang besar. Allah juga maha mengetahui siapa yang lebih
sesat jalannya dan akan member balasan sesuai dengan apa yang mereka perbuat.
BAB IV
ANALISIS MAKNA AL-SYAKILAH DALAM QS AL-ISRA/17:84
َ )هللا َقا َل َما ِمنْ َم ْولِ ) ٍد ِااَّل ي ُْو َل ) ُد َع َلى ْال ِف ْت
ُ)ر ِة َف)ا َ َب َواه ِ َو َع ْن ُه اَ ْيضًا اَنَّ َرس ُْو َل
ُي َهوِّ دَا ِن ِه اَ ْو ُي َنص َِّرا ِن ِه اَ ْو ُي َمجِّ َسا ِن ِه
Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah juga, bahwa sesungguhnya
Rasulullah SAW. bersabda: tidak ada seorang manusia yang terlahir
kecuali dia terlahir atas fitrah (kesucian seperti tabula rasa, kertas yang
belum ditulisi apapun, masih putih). Maka kedua orang tuanya lah yang
membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.
Ada satu kisah yang terkandung dalam hadits riwayat Ibn Jarir, tentang
betapa tingginya perhatian Rasulullah SAW. terkait hal itu. Seperti dituturkan
Kementerian Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Warna, Transliterasi Per Kata, Terjemah
58
60
Hasanul Rizqa, “Bagaimana Fitrah Manusia menurut al-Qur’an”, Republika.co.id, 18
Februari 2019. (Diakses pada 25 Oktober 2020 di laman
https://republika.co.id/berita/pn3zge458/bagaimana-fitrah-manusia-menurut-alquran-2habis)
61
KH Buya Syakur Yasin MA. (2020, September 10). Live Streaming Dialog Psikologi
Tasawuf “Transformasi Jiwa” Buya Syakur. [Berkas video]. Diakses dari
https://youtu.be/1yps6TlgS1Y.
Pavlov mengungkapkan bahwa kita bisa menghasilkan suatu respon
dengan mengombinasikan dua stimulus yaitu stimulus alami dan stimulus
buatan.
Pada situasi biasa, stimulus buatan ini nggak menghasilkan respon apa-
apa. Tapi apabila dikombinasikan dengan stimulus alami berkali-kali, stimulus
buatan ini pada akhirnya akan menghasilkan respon yang sama dengan stimulus
alami.
Pada 1890-an, Ivan Pavlov meneliti air liur pada anjing sebagai respon
saat diberi makan. Dia memasukkan tabung reaksi kecil di pipi masing-masing
anjing untuk mengukur air liur saat anjing dikasi makan (dengan bubuk yang
terbuat dari daging).
Ketika Pavlov menemukan bahwa benda atau peristiwa apa pun yang
menurut anjing ada hubungannya dengan makanan (seperti asisten lab) akan
memicu respon yang sama,
Satu hal yang khas dalam classical conditioning adalah ada sinyal netral
sebelum refleks.
Dalam eksperimen klasik Pavlov dengan anjing, sinyal netral adalah bunyi
nada dan refleks yang alami (mengeluarkan air liur) sebagai respon terhadap
makanan.
a. Sebelum Pengkondisian
b. Selama Pengkondisian
Ini adalah fase kedua dari proses classical conditioning. Di fase ini,
stimulus terkondisi akan diberikan ke subyek lalu diikuti dengan stimulus tak
terkondisi. Ini dilakukan berulang kali.
c. Setelah pengkondisian
Namun, yang bikin dia kaget dan takut adalah palu yang dipukul ke
batang besi. Suara keras ini bikin Albert kecil menangis.
Sejak itu si Albert kecil akan ketakutan tiap dia melihat tikus putih.
Lebih jauh, ternyata kemudian fobia sama sesuatu yang berbulu dan putih, kayak
anjing, mantel bulu, kapas, wol, bahkan jenggot putih.
a. Harta Benda
Harta benda menurut kbbi adalah barang-barang kekayaan 64. Harta benda
adalah Segala barang –barang yang dianggap berharga seperti rumah, mobil,
motor, perhiasan, dan sebagainya.
b. Kehormatan
Kehormatan berasal dari kata hormat yang berarti menghargai atau
sopan.65 Bisa saja orang memiliki memori tentang cara-cara member I hormat
seperti bersalaman, berjongkok, menyembah, mengangguk membongkok badan
dan sebagainya
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kuasa, untuk mengurus atau memerintah 66. Kekuasaan
adalah berisi hak atas segala hal atau milik yang dikuasainya. Misalkan rumah
yang dipagari, ini berarti segala yang ada di dalam lingkungan pagar ini akulah
yang berkuasa.
d. Keluarga
Keluaga bisa berarti anak, istri/suami, keponakan dan sebagainya.
e. Golongan
Golongan adalah kelompok.67 Cara orang masuk di dalam suatu golongan
ada dua jalan yang satu dengan tidak sengaja dan yang kedua atas kemauannya
sendiri. Anak-anak yang terlahir dengan beragama tertentu termasuk jalan tidak
63
Eling lan Awas. (2020, September 07). Psikologi Jawa 2: Sakit dan Sehat Mental .
[Berkas video]. Daikases dari https://youtu.be/j0HB6UP22cM.
64
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h.527.
65
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h.556.
66
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h.825.
67
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h. 495.
sengaja berbeda dengan anak muda kebanyakan yang punya komunitas tertentu,
mencari komunitas itu termasuk kemauan sendiri sehingga punya komunitas
merupakan kemauannya sendiri.
f. Kebangsaan
Kebangsaan berasal dari kata bangsa yang berarti kesatuan dari orang-
orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarahnya, serta
berpemerintahan sendiri. Bangsa diantaranya Indonesia, Singapura, Amerika,
Jepang dan sebagainya.
g. Jenis
68
Jenis adalah yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dan sebagainya) .
yang termasuk jenis diantaranya jenis manusia, hewan dan tumbuhan.
h. Kepandaian
Kepandaian berisi kepandaian menari, menyanyi dan sebagainya .
i. Kebatinan
Kebatinan adalah keadaan batin, segala sesuatu yang mengenai batin.69
j. Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan berisi pengetahuan membuat barang-barang seperti
tikar, bom atom dan sebagainya.
k. Rasa hidup
Rasa hidup berisi berbagai-bagai kenangan dan pengalaman yang
ditimbulkan oleh rasa hidup. Jadi yang mendorong gerakan manusia, selain
catatan-catatan tersebut di atas, ada lagi yaitu rasa hidup. Rasa hidup ini yang
mendorong gerakan barang hidup. Barang-barang hidup itu berwujud tumbuh-
tumbuhan, hewan dan manusia. Mereka bergerak sendiri, tak digerakkan oleh
barang lain.
Tujuan dari rasa hidup itu untuk melangsungkan hidup raga nya. Syarat-
syarat untuk melangsungkan hidup raga ialah makan, pakaian dan tempat tinggal.
68
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h. 631.
69
Pusat bahasa departemen pendidikan nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008), h. 145.
Contoh orang yang lapar bertindak mencari makanan, hal ini terdorong oleh rasa
hidup.
Catatan-catatan yang terbagi sebelas jenis ini sebenarnya merupakan
memori-memori yang bisa didapat manusia sewaktu hidup, dan kesebelas jenis
ini bukanlah jumlah yang pasti, jenis ini bisa bertambah tergantung pengalaman
hidup tiap orang. Namun kesebelas jenis inilah yang paling sering didapat di
sekitar kita.
Keduanya, baik psikologi behavior maupun menurut Ki Ageng
Suryomentaram mengatakan bahwa sebenarnya tiap manusia itu terbentuk dari
pengalaman hidup yang dialaminya. Dan hal ini jugalah yang membuat tiap-tiap
orang unik, karena tiap orang memiliki pengalamannya yang berbeda-beda.
2. Setiap orang memiliki kemampuan
Salah satu pendekatan yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengetahui karakter diri kita adalah metode yang dibuat oleh Mardigu Wowiek
dan Kirdi Putra, beliau sudah lama berkutat di bidang psikologi sehingga banyak
mengamati prilaku-prilaku manusia disekitarnya. Metode yang dibuatnya adalah
shio kaya. Shio kaya merupakan salah satu model untuk mengenali diri kita dan
orang disekitar kita lebih mudah mencapai apa yang kita butuhkan, atau yang
ingin kita capai. Shio kaya membahas tentang alami nya diri seseorang dalam
mencapai sebuah keberhasilan. cara-cara yang unik dan sesuai dengan diri kita
masing-masing. Masing-masing cara ini bisa jadi memang berbeda, antara satu
Cara bertindak
a. Ekstrovert
Definisi ekstrovert adalah kecenderungan individu untuk mengarahkan
energi psikisnya pada objek eksternal di luar dirinya, pada lingkungan sosialnya.
Ciri-ciri orang ekstrovert adalah ramah, menarik, mudah bergaul, mempunyai
hubungan interpersonal yang baik dan cenderung memberikan penilaian yang
positif terhadap orang lain.70
Orang yang memiliki karakteristik ekstrovert biasanya tertarik dan
antusias terhadap segala hal. Dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya tidak didominasi oleh norma yang berlaku di masyarakat. Ia adalah
individu yang mandiri dan memiliki peran penting dalam lingkungan sosial
maupun hidupnya.
Ada ciri-ciri khas yang pada umumnya dimiliki oleh individu yang
berkepribadian ekstrovert. Individu yang berkepribadian ekstrovert
digambarkan pada umumnya peramah atau mudah bersosialisasi dengan orang
lain, aktif karena menyukai organisasi dan senang pesta-pesta, mempunyai
interpersonal relationship yang baik dengan dunia luar, cenderung optimis dan
antusias. Tipe kepribadian ekstrovert merupakan individu yang dapat
menyesuaikan dirinya dengan berbagai situasi, jarang merasa was-was, sering
berspekulasi dengan sembrono terhadap situasi yang belum dikenal, cenderung
ramah, terus terang dan cepat akrab.
Sementara Eysenck memberikan ciri-ciri yang khas pada umumnya
dimiliki oleh orang yang berkepribadian ekstrovert. Orang yang berkepribadian
ekstrovert digambarkan pada umumnya peramah, suka bergaul, suka pesta,
mempunyai banyak teman, membutuhkan orang lain untuk bercakap-cakap dan
tidak suka membaca atau belajar sendirian.
b. Introvert
70
Yuliana Mita Kristiyani, “Hubungan antara Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert
dengan Orientasi Ketrampilan Komunikasi Interpersonal pada Distributor Multi Level Marketing
Tianshi, Skripsi, (Yogyakarta: Fak. Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2009), h.
22.
Berkepribadian introvert adalah orang yang cenderung fokus kepada
pikiran, perasaan, dan mood yang berasal dari dalam diri sendiri alias internal,
dibandingkan dengan mencari stimulus yang berasal dari luar.71
Cara berpikir
a. Intuitif
Orang yang intuitif mempunyai pola pikir yang kayak jaring, atau tidak
linear. Mereka bisa saja membahas A lalu loncat ke J, atau dari I balik lagi ke B.
Semua loncatan ini diperlukan dan saling terkoneksi. Ide dan pemikiran yang ia
buat mungkin sekilas terlihat random, tapi itu adalah hasil berpikir yang saling
terkoneksi. Tidak ada suatu ide yang lahir begitu aja. semua berasal dari
serangkaian pemikiran, fakta, dan data.72
71
Novita Joseph, Tania Savitri, ”Mengenal Kepribadian Introvert lebih dalam”,
helloSEHAT, 30 Juli 2019. (Diakses pada 23 Oktober 2020 di laman
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/tentang-kepribadian-introvert/#gref)
72
Robi Maulana, “Tipe Kepribadian INTP, Tipe Kepribadian Para Pemikir”,
PsikologiHore,02 Desember 2018. (Diakses pada 19 Oktober 2020 di laman
b. Sensori
Orang sensori adalah orang yang mengambil keputusan berdasarkan data.
Orang sensori biasanya saat memilih sebuah baju akan mencobanya terlebih
dahulu baru menyimpulkan baju itu cocok, orang sensori butuh data terlebih
dahulu baru menyimpulkan.73
Dari empat dimensi utama di atas yaitu: Introvert; Ekstrovert; Intuitif; dan
Sensori dikembangkan menjadi delapan karakter Shio Kaya, antara lain:
alchemist, wizard, bard, knight, arbiter, merchant, priest, dan marshal.
Kedelapannya memiliki kelebihan yang berbeda-beda, tetapi tidak ada yang lebih
baik dari lainnya.
a. Alchemist (Kombinasi Introvert dan Intuitif)
https://psikologihore.com/tipe-kepribadian-intp-tipe-kepribadian-para-pemikir/
73
Mardigu WP, Tajir Melintir (Jakarta Selatan: Transmedia Pustaka, 2017), h. 58.
Seorang alchemist menjalani hidupnya dengan menciptakan system,
menciptakan duplikasi dan pengulangan.
Seorang alchemist merupakan seorang yang ahli dalam menyelesaikan
sesuatu hal, kemudian menyempurnakannya kembali. Mereka orang yang
mencintai kesempurnaan lebih dari yang lainnya. Seorang alchemist tidak bisa
tahan untuk tidak menyelesaikan sesuatu dengan cara atau hasil yang benar-benar
baik.
Seorang alchemist yang berpengalaman merupakan seorang pembuat
system yang hebat. Mereka lebih suka mempelajari hal lebih dalam dan lebih
detail lagi untuk memperbaiki berbagai hal.
Seorang alchemist memiliki dorongan untuk terus memegang kendali atas
system yang mereka ciptakan, jauh setelah mereka meninggalkan dan
mendelegasikannya kepada orang lain.
b. Wizard (Intuitif murni)
74
Mardigu WP, Tajir Melintir (Jakarta Selatan: Transmedia Pustaka, 2017), h. 106.
75
Siti Muazaroh, Subaidi, Kebutuhan Manusia dalam pemikiran Abraham Maslow
(Tinjauan Maqasid Syariah), Al-Maza>hib: Jurnal Pemikiran Hukum Volume 7,
http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/almazahib/article/view/1877/1359, (17 Oktober 2020).
teori psikologi yang dapat bermanfaat dan mendamaikan dunia.14 Karenanya,
pusat dari pemikiran Maslow tentang manusia adalah bagaimana mereka dapat
mencapai aktualisasi diri yang menjadi indeks pencapaian manusia pada level
tertinggi.76
5. kebutuhan dasar manusia
a. kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisik adalah yang paling mendasar dan paling mendominasi
kebutuhan manusia. kebutuhan ini lebih bersifat biologis seperti oksigen,
makanan, air, seks, tidur dan sebagainya. Seseorang yang mengalami
kekekurangan makanan, harga-diri, dan cinta pertama-tama akan memburu
makanan terlebih dahulu. Ia akan mengabaikan atau menekan dulu semua
kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan.
Ini juga berlaku untuk anak usia dini, contonya bayi akan menangis ketika
dia lapar, ia cenderung tidak berhenti menangis sebelum kebutuhannya terpenuhi,
dan sebaliknya ia akan diam ketika kebutuhannya dipenuhi.
Pemikiran Maslow akan kebutuhan fisik ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi pasca Perang Dunia II. Saat itu, manusia berada dalam kondisi yang
begitu memilukan. Salah satunya adalah dilandanya kelaparan. Oleh karena itu,
Maslow menganggap kebutuhan fisik adalah yang utama melebihi apapun.
Ketika pemenuhan atas kebutuhan fisologi telah dipenuhi, maka dengan
itu akan muncul kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih tinggi, lalu kebutuhan-
kebutuhan inilah yang akan mendominasi manusia (anak) untuk
mendapatkannya. Itulah mengapa hirarki kebutuhan Maslow ini sering di sebebut
seperti tangga, karena setelah terpenuhinya kebutuhan ini akan muncul
kebutuhan-kebutuhan lain, dengan hakikatnya manusia yang tidak pernah puas,
yang juga menuntut untuk mendapatkannya.
b. kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia akan cenderung mencari
rasa aman, bisa berupa kebutuhan akan perlindungan, kebebasan dari rasa takut,
76
Siti Muazaroh, Subaidi, Kebutuhan Manusia dalam pemikiran Abraham Maslow
(Tinjauan Maqasid Syariah), Al-Maza>hib: Jurnal Pemikiran Hukum Volume 7,
http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/almazahib/article/view/1877/1359, (17 Oktober 2020).
kekacauan dan sebagainya. Kebutuhan ini bertujuan untuk mengembangkan
hidup manusia supaya menjadi lebih baik.
Kebutuhan akan keselamatan dapat di contohkan dengan melakukan
pengamatan terhadap anak usia dini, sebab anak usia dini ketika mendapatkan
ancaman atau situasi yang mencekam, mereka sama sekali tidak menahan-nahan
reaksi ini. Sama halnya ketika anak yang belum terbiasa dengan situasi yang
baru, wajah baru, orang tidak dikenal, dan lingkungan yang berisik. Mereka
belum bisa menutupirasa ketidakamanan yang mereka rasakan. Dengan reaksi-
reaksi yang mereka rasakan ini menandakan bahwa disinilah pentingnya
memenuhi kebutuhan akan keselamatan, karena tidak hanya anak usia dini
melainkan orang dewasa pun membutuhkan atau menyukai situasi yang aman
dan stabil, sehingga mereka bebas dari perasaan ketakutan maupun kecemasan.
Seperti hal nya dengan kebutuhan sebelumnya, ketika kebutuhan ini terpuaskan
maka akan timbul kebutuhan lainnya.77
c. kebutuhan akan kepemilikan dan cinta
Apabila kebutuhan akan fisiologi dan keselamaan telah cukup terpenuhi,
maka akan muncul kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, cinta, dan kasih
sayang. Menurut Malow yang di kutip oleh Frank G. Goble menyatakan bahwa
tanpa cinta pertumbuhan dan perkembangan kemampuan orang akan terhambat.
Para petugas klinis berulang kali telah menemukan bahwa anak-anak bayi
membutuhkan cinta. Banyak sarjana psikopatologi lainnya memandang
terhalangnya pemuasan kebutuhan akan cinta sebagai penyebab utama salah
penyesuaian. Kebutuhan akan cinta sama persis seperti gejala-gejala kebutuhan
yang lain. Pengetahuan masyarakat luas mengenai tentang cinta masih sering
tertuju dengan satu pemikiran yaitu sex, padahal sebenarnya pengertian cinta
tidak hanya mengenai itu. Maslow mengugkapkan, cinta itu menyangkut suatu
hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling
percaya. Dalam hubungan yang sejati tidak akan ada rasa takut, sedangkan
berbagai bentuk pertahanan pun akan runtuh. Sering kali cinta menjadi rusak jika
77
Sendg Sejati, “Hirarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow dan Relevansinya
dengan Kebutuhan Anak Usia Dini, Skripsi, (Bengkulu: Fak. Taarbiyah dan Tadris Institut
Agama Islam Negeri Bengkulu, 2018), h. 72.
salah satu pihak merasa takut kalau kelemahan-kelemahan serta kesalahan-
kesalahannya terungkap. Kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan
cinta yang menerima.
Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta dapat dicontohkan seperti
anak-anak yang ketika sampai di sekolah dan dalam waktu bersamaan dia
melihat temannya, dengan otomatis salah satu dari mereka menghampiri untuk
berjalan bersama. Misalnya lagi mereka rela atau lebih menyenangkan jika
berbagi dengan sahabat masing-masing, ini bukan hanya cara berteman anak usia
dini tetapi dilanjutkan dikalangan remaja hingga dewasa, cenderung pilih kasih
tetapi dari itu bisa kita simpulkan bahwa jika rasa cinta dan rasa memiliki itu
tidak hanya terjadi dalam hubungan pasangan, tetapi di dalam setiap hubungan
baik itu keluarga, sahabat, dan lingkungan memiliki rasa cinta dan rasa memiliki.
Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki harus terpuaskan di usia dini, karena
kenapa jika tidak terpuaskan di usia yang akan datang (dewasa) ia akan
merasakan kesepian.78
d. Kebutuhan akan harga diri
Menghargai dan dihargai adalah suatu kebutuhan yang penting dalam
menjalankan kehidupan sosial. Sebagai makhluk sosial kita selalu membutuhkan
orang lain untuk menjalin hubungan baik kita harus saling menghargai satu sama
lain. Kebutuhan akan harga diri dapat di artikan menginginkan penilaian
terhadap dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat, dan biasanya
bermutu tinggi, akan rasa hormat diri, atau harga diri, dan penghargaan akan
orang-orang lainnya. Penghargaan yang berasal dari orang lain adalah yang
utama, jelas sulit bagi kita untuk berfikir baik tentang diri kita sendiri kecuali
kita merasa yakin bahwa orang-orang lain berfikir baik tentang diri kita.
Penghargaan yang berasal dari luar dapat berdasarkan reputasi, kekaguman,
status, popularitas, prestise, atau keberhasilan dalam masyarakat, semua sifat
dari bagaimana orang-orang lain berfikir dan bereaksi terhadap kita.
Sendg Sejati, “Hirarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow dan Relevansinya dengan
78
Kebutuhan Anak Usia Dini, Skripsi, (Bengkulu: Fak. Taarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam
Negeri Bengkulu, 2018), h.73.
Apabila kita merasakan suatu perasaan penghargaan atau dihargai dari
dalam atau luar, kita merasa yakin dan aman akan diri kita, kita merasa berharga
dan kuat (serasi dan seimbang). Sebaliknya jika kita kekurangan harga diri, maka
akan timbul perasaan rendah diri, kecil hati, dan tak berdaya dalam menghadapi
kehidupan. Ini merupakan kebutuhan keempat dari hirarki kebutuhan menurut
Maslow dan kebutuhan ini juga sejalan dengan pendapat Hamad Hasan Ruqaith,
ia mengatakan bahwa pemberian nama yang baik dari orangtua akan
menumbuhkan perasaan rasa harga diri karena dengan pemberian nama yang baik
anak merasa dihormati dan dihargai. 79
Begitupun dengan anak usia dini, hakikatnya dari lahir hingga dewasa
membutuhkan akan penghargaan atau di hargai dari orang lain atau orang
disekitarnya. Jika kita sebagai orang yang terdekat dengan anak memberikan
kekuatan untuk mengenali dirinya dan mampu untuk bersikap peduli, dan
mengahargai dirinya sebagai seorang makhluk yang membutuhkan penghargaan,
tidak memandang sebelah mata, mengerti dengan sifatnya, itu merupakan bentuk
pemenuhan terhadap kebutuhan akan harga diri.
e. Kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri)
Kebutuhan inilah yang menjadi puncak tertinggi pencapaian manusia
setelah kebutuhan-kebutuhan di atas terpenuhi. Pencapaian aktualisasi diri ini
berdampak pada kondisi psikologi yang meninggi pula seperti perubahan
persepsi, dan motivasi untuk selalu tumbuh dan berkembang.80
……………………………………………………….
Al-Syakilah sebagaimana yang dijelaskan oleh Quraish Shihab bahwa al-
Syakilah ini melahirkan motivasi dan aktivitas manusia yang berbeda-beda.
Aktivitas yang berbeda-beda ini disebabkan oleh kecenderungan-kecenderungan
yang dimiliki tiap orang yang berbeda-beda. Ada yang termasuk people person
79
Sendg Sejati, “Hirarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow dan Relevansinya
dengan Kebutuhan Anak Usia Dini, Skripsi, (Bengkulu: Fak. Taarbiyah dan Tadris Institut
Agama Islam Negeri Bengkulu, 2018), h. 75.
80
Siti Muazaroh, Subaidi, Kebutuhan Manusia dalam pemikiran Abraham Maslow
(Tinjauan Maqasid Syariah), Al-Maza>hib: Jurnal Pemikiran Hukum Volume 7,
http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/almazahib/article/view/1877/1359, (17 Oktober 2020).
atau senang bergaul dengan orang lain ada juga yang lebih senang berinteraksi
dengan system atau benda mati seperti komputer dan sebagainya.
Dari kecenderungan-kecenderungannya inilah yang menyebabkan tiap-
tiap orang punya kemampuan yang berbeda-beda. Misalnya orang-orang yang
ekstrovert, karena dia orang yang senang bergaul orang lain maka secara alami
orang orang ini memiliki skill berbicara yang baik, memiliki skill mempengaruhi
orang lain dengan baik. Ada juga orang-orang yang berpikir secara intuitif,
seperti yang diketahui orang-orang intuitif memiliki banyak ide di pikirannya,
dengan skill alami yang dimilikinya ini, maka ia mampu membuat sebuah
terobosan-terobosan yang inovatif sehingga mampu memajukan negara kita saat
ini.
C. Dampak al-Syakilah dalam al-Qur’an
3. Energi kita untuk maju, akan mengalir lebih lancar apabila kita mengerti
dorongan alamiah kita, dengan kenal karakter kita.
4. Mengetahui tim yang tepat untuk diajak berkolaborasi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al- Sya>kilah di dalam QS. al-Isra/17: 84 dapat disimpulkan bahwa:
1. Hakikat al- Sya>kilah yang dijelaskan dalam ayat berarti kecenderungan,
kemampuan. Dimana ternyata kecenderungan manusia ini tedapat sebuah
kemampuan alami dibaliknya.
2. Wujud al- Sya>kilah dapat dilihat di sekitar kita, ada orang yang gemar
berinovasi (melakukan terobosan). Tidak bisa dipungkiri dunia sekarang
sangat pesat perkembangannya disebabkan oleh teknologi-teknologi yang
semakin maju, hal ini disebabkan oleh orang-orang yang sangat antusias
dalam berinovasi. Ada juga yang gemar berinteraksi dengan orang lain
karenanya mereka mampu mempengaruhi orang lain agar menjadi lebih
baik (motivator).
3. Dampak yang dialami orang-orang ketika lebih mengenal dirinya antara
lain (1) Tahu kelemahan dan kelebihan diri sendiri (2) Tidak cepat
berputus asa (3) Mengetahui tim yang tepat untuk diajak berkolaborasi.
B. Implikasi dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Al-Qur’a>n al-Kari>m
Ahmad, Abu al-Husain ibn al-Faris ibn Zakariya. Mu’jam Maqayis al-Lughat
al-‘Arabiyyah, Juz II. Mesir: Dar al-Fikr, t.th.
Hamka, Tafsir al-Azhar, jil. 6, [t.t]: Pustaka Nasional PTE LTD Singapura,
[t.th.].
Salim, Abd. Muin. Metodologi Ilmu Tafsir. Cet.I; Yogyakarta: Teras, 2005.
Jurnal
Mahadhir, M. Saiyid, Profesionalisme Guru Dalam Pandangan Qs. Al-Isra’: 84,
jurnal Tarbiyah Islamiyah Volume 3 , https://ejournal.stit-
ru.ac.id/index.php/raudhah/article/view/32 25 Oktober 2020).
Muazaroh, Siti Subaidi. “Kebutuhan Manusia dalam pemikiran Abraham
Maslow” (Tinjauan Maqasid Syariah), Al-Maza>hib: Jurnal Pemikiran
Hukum Volume 7, http://ejournal.uin-
suka.ac.id/syariah/almazahib/article/view/1877/1359, (17 Oktober 2020).
Skripsi
Internet
Aishaderm (Islam penuh cinta). Prof. DR. Quraish Shihab: Kedudukan ilmu
dalam Islam, https://www.youtube.com/watch?v=b9hnX-
v4ERY&feature=youtu.be. Diakses tgl 17/05/2020.
Eling lan Awas. (2020, September 07). Psikologi Jawa 2: Sakit dan Sehat
Mental. [Berkas video]. Daikases dari https://youtu.be/j0HB6UP22cM.
Joseph, Novita, Tania Savitri. ”Mengenal Kepribadian Introvert lebih dalam”,
helloSEHAT, 30 Juli 2019. (Diakses pada 23 Oktober 2020 di laman
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/tentang-kepribadian-
introvert/#gref).
KH Buya Syakur Yasin MA. (2020, September 10). Live Streaming Dialog
Psikologi Tasawuf “Transformasi Jiwa” Buya Syakur. [Berkas video].
Diakses dari https://youtu.be/1yps6TlgS1Y.