BERBASIS
ADAB
Judul:
Pendidikan Berbasis Adab
Penulis:
Adian Husaini et al.
Penerbit:
Attaqwa Press Depok
Tahun:
2016
YPI Attaqwa Depok
Kantor Pusat: Komplek Timah Blok
CC V No 100 Kelapa Dua
Depok 16951.
Website
www.ponpes-attaqwa.com.
Donasi untuk Pembangunan
Pesantren Attaqwa Depok
ke BSM no 7053450762
an Yayasan Pendidikan Islam
Attaqwa Depok.
Pengantar
Quran (TPA) at-Taqwa, YPI at-Taqwa telah mencapai perkembangan yang menggembirakan.
Apalagi, setelah bergabungnya tenaga pendidikan yang baik dan sungguh-sungguh mencintai pendidikan. Kini, YPI at-Taqwa telah menaungi pendidikan mulai TK sampai tingkat SMP
(dalam bentuk pesantren Shoul Lin al-Islami).
InsyaAllah, tahun depan sudah mulai tingkat
SMA, dan seterusnya sampai tingkat Pendidikan
Tinggi.
Pengalaman pendidikan selama 15 tahun
lebih, semakin menyadarkan kami, bahwa tantangan pendidikan Islam sangatlah berat. Khususnya dalam menjaga niat ikhlas, menjadikan
pendidikan sebagai suatu bentuk amal dakwah
dan jihad fi-sabilillah yang sangat mulia.
Dalam perjalanan itu pula, kami semakin
yakin, setelah melakukan kajian dan pencermatan serta perenungan yang mendalam, bahwa
konsep tadib (pendidikan berbasis adab) adalah konsep pendidikan yang terbaik. Sistem dan
model pendidikan ini telah diterapkan di zaman
Rasulullah saw, para sahabat Nabi, dan ulamaulama salafus-shalih.
Maka, sungguh tepat, bahwa pakar pendidikan Islam, Prof. Naquib al-Attas kemudian me4
Jiwanya, bangunlah badannya. Jiwa harus dibangun dengan ilmu dan tazkiyatun nafs. Karena
itu, Pesantren Shoul Lin banyak mengkaji dan
berusaha mengamalkan kitab-kitab Imam alGhazali yang dikenal sangat menekankan amalan-amalan pensucian jiwa. Adapun beradab
dalam hal raga (jasadiah) menjadi perhatian
penting, karena amanah Rasulullah saw, bahwa
orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.
1.2. Konsep Dasar
Pesantren Shoul-Lin al-Islami adalah
sebuah lembaga pendidikan Islam berbentuk
PONDOK PESANTREN yang berbasis pendidikan
adab (tadib) dan menerapkan Program Pendidikan KMI (Kulliyyatul Muaddibin al-Islami).
Lembaga ini dibentuk karena terdorong oleh
Teori yang disampaikan oleh Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas, saat Konferensi Internasional Pendidikan Islam, di Mekkah, 1977,
bahwa akar masalah yang dihadapi oleh umat
Islam saat ini adalah hilang adab (loss of
adab). Karena itu, untuk mengatasi masalah
umat secara mendasar dan sistemik, harus dila9
kukan dengan penanaman nilai-nilai adab dalam kehidupan pribadi, keluarga, lembaga, masyarakat, dan negara. Itulah yang disebut pendidikan (tadib).
Mengacu kepada QS 66:6 dan penjelasan
serta praktik pendidikan di masa Nabi saw, para
sahabat Nabi, dan para ulama terdahulu, bisa
disimpulkan, bahwa untuk meraih keselamatan
dunia dan akhirat, pendidikan harus dimulai
dengan penanaman adab dalam diri seseorang
secara terus-menerus. Bahkan, bisa dikatakan,
penanaman adab ini adalah elemen paling
mendasar dalam pendidikan. Setelah adab ditanamkan, barulah berbagai ilmu yang diperlukan,
diajarkan kepada para murid.
Nama at-Taqwa digunakan sebagai sasaran program pendidikan, yaitu membentuk
manusia yang bertaqwa, yaitu manusia yang
paling mulia dalam pandangan Allah SWT.
Tujuan membentuk manusia beriman dan bertaqwa juga disebutkan dalam Sistem Pendidikan
Nasional.
Sedangkan nama Shoul Lin adalah istilah
bahasa Arab yang bermakna lompatan lembut.
Istilah ini menyiratkan tujuan pendidikan di
Pesantren ini adalah mendorong seluruh guru
10
(3) Berakhlak mulia (4) Beradab dalam berbagai aspek (5) Bersemangat dan mampu melaksanakan amar maruf nahi munkar (6) Sehat
dan kuat raganya (7) Menguasai bahasa Arab
dan Inggris (8) Menamatkan kitab-kitab standar
(9) Mampu menjadi guru (muaddib) yang baik,
(10) Haus (bersemangat mencari) ilmu (11)
Memiliki lifeskill wajib: Jurnalistik, kepemimpinan, wirausaha, IT, dan pilihan: pengobatan,
menjahit, memasak.
1.4. Kurikulum
Secara Umum, Kurikulum di Pesantren
Shoul Lin al-Islami berporos kepada tiga hal:
Adab, Kitab, dan Silat. ADAB ditanamkan dalam
bentuk kajian, taushiyah, keteladanan, pembiasaan, dan penerapan sanksi aturan. KITABKITAB yang dikaji di Pesantren Shoul Lin wajib
dikuasai para santri sesuai dengan kadar kemampuannya. Jika seorang santri mampu menyelesaikan target penguasaan kitab, maka ia
diberikan kesempatan untuk mempelajari kitab
berikutnya. SILAT: wajib dikuasai oleh para
santri dengan target bisa membela diri dan
menjadi bekal pertahanan diri dalam menjalan12
15
mengutip ungkapan Abu Darda r.a. yang menyatakan: Barangsiapa berpendapat bahwa
pergi menuntut ilmu bukan merupakan jihad,
sesungguhnya ia kurang akalnya. Abu Hatim
bin Hibban juga meriwayatkan hadits dari
Abu Hurairah r.a., yang pernah mendengar
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa masuk
ke masjid ku ini untuk belajar kebaikan atau
untuk mengajarkannya, maka ia laksana orang
yang berjihad di jalan Allah.
Karena begitu mulianya kedudukan ilmu
dalam Islam, maka seorang yang beradab
tidak akan menyia-nyiakan umurnya untuk
menjauhi ilmu, atau mengejar ilmu yang tidak
bermanfaat, atau salah niat dalam meraih ilmu.
Sebab, akibatnya sangat fatal. Ia tidak akan
pernah mengenal Allah, tidak akan pernah
meraih kebahagiaan sejati. Sebab, dengan
mengenal dan berzikir kepada Allah, maka hati
akan menjadi tenang.
Maka, belajarlah ilmu yang benar! Belajarlah dengan niat yang benar! Jadilah manusia
yang adil dan beradab! Ingatlah, nasihat Luqmanul Hakim kepada anaknya:Wahai anakku,
janganlah kamu menserikatkan Allah, sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang besar.
25
Wahai anakku, dirikanlah shalat dan tegakkanlah yang maruf dan cegahlah kemungkaran
dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Itulah perkara yang besar dalam agama.
(QS 31:13, 17). (***)
26
Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Demikian makna pendidikan yang terdapat
dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa
pendidikan itu bukan hanya diarahkan untuk
membangun dimensi lahiriyah, tapi juga untuk
membentuk dan meningkatkan kecerdasan
mental, menumbuhkan dimensi ruhani, dan
1. Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan nasional,
Pasal 1
27
28
30
31
32
rapa madrasah, baik tingkat rendah, tsanawiyah maupun aliyah (menengah dan
tinggi), di Bandung dan di Bangil yang
menerima pelajar dari berbagai penjuru
Indonesia. Pelajarannya diterima sangat
mengagumkan oleh segala tingkat, dan di
tangannya keluar siswa-siswa yang tidak
sedikit jumlahnya, baik akhirnya menjadi
pendidik atau pemimpin maupun pembesar negara dan pemerintahan.6
A. Hassan merupakan guru di lingkungan
Persatuan Islam, yaitu sebuah organisasi Islam,
yang secara resmi didirikan pada hari Rabu tanggal 1 Shafar 1342 H bertepatan dengan tanggal
12 September 1923 di Bandung.7 Pendirian
Persatuan Islam merupakan usaha sejumlah
umat Islam untuk memperluas diskusi-diskusi
tentang topik-topik keagamaan yang telah dilakukan pada basis informal selama beberapa
bulan.8 Ahmad Hassan yang bergabung dengan
6. Z.A. Ahmad, Sumbangan yang tak Ternilai dari Tuan A.Hassan, dalam
Tamar Djaja, Riwayat Hidup A. Hassan, hlm. 131
7. Dadan Wildan, Pasang Surut Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia,
Potret Perjalanan Sejarah Organisasi Persatuan Islam (PERSIS),
Bandung: Persis Press, 2000, cet.I, hlm. 34
8. Howard M. Federspiel, Persatuan Islam, Pembaharuan Islam Indonesia
33
34
35
13 Ibid, hlm. 61
14 Tiar Anwar Bachtiar, Sejarah Pesantren Persis, Jakarta: Pembela Islam
Media, 2012, Hlm. 42, 43
36
37
38
39
40
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
menerus.
Guru haruslah cakap mengajar, baik pimpinannya dan bijaksana dalam perbuatannya
Guru haruslah mempunyai jiwa sekolah modern.
Guru haruslah mempunyai cita-cita yang tetap.
guru haruslah berbadan sehat
guru haruslah membiasakan murid-muridnya supaya mereka percaya pada diri
sendiri
guru haruslah mementingkan (intisari) pelajaran bukan bentuknya yang lahir saja
guru haruslah berbicara dengan murid-murid dalam bahasa yang dipahaminya
guru haruslah memikirkan pendidikan
akhlak.23
41
42
43
44
dengan ilmu perbandingan agama). Walaupun diberikannya hanya sedikit, akan tetapi
mengenalkan tentang ajaran-ajaran agama
lain dipandang perlu. Sebab bagaimana mungkin kita dapat mengetahui kekeliruan atau
kesesatan agama lain, sementara tidak diberikan
penjelasan tentang keyakinan dan ajaran agama
lain itu termasuk soal kesesatan dan kekeliruan
ajarannya.
Ilmu hitung (matematika) juga diberikan.
Dasar-dasar ilmu ini harus diketahui oleh para murid. Murid-murid harus mengetahui dan
memahami dasar-dasar ilmu hitung, seperti
pembagian, perkalian, penambahan, dan pengurangan. Di dalam Islam sendiri terkandung
substansi ilmu hitung, seperti ilmu faraid (warid).
Kemudian diajarkan ilmu geografi, ilmu
alam dan ilmu lain yang dapat membantu tugas dawah para mubaligh. Para dai di samping menguasai ulumuddin, juga harus memahami ilmu-ilmu lainnya. Tujuannya agar bisa
menopang dan menjadi referensi dalam tugas
dawah. Sebab objek dawah itu biasanya memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik
pendidikan, ilmu dan budayanya. Termasuk
47
berbeda dari sisi waktu dan tempatnya berdawah. Untuk itu ilmu-ilmu yang berhubungan
dengan kepentingan dawah perlu dipahami
juga.
Secara lebih rinci kurikulum dalam pendidikan yang dikembangkan A.Hassan dijelaskan
pada pasal sembilan. Khususnya kurikulum
ilmu-ilmu agamanya. Pada pasal tersebut disebutkan sejumlah mata pelajaran, yaitu;
1).Tauhid
2). Fiqh
3). Baca Quran
4). Tajwid
5). Sharaf
6). Nahwu
7). Tarikh (sejarah)
8). Tafsir
9). Hadits
48
6.
7.
8.
9.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
52
DAFTAR PUSTAKA
Badruddin Abi Abdullah Muhammad bin
Ibrahim bin Jamaah al-Kinani al-Syafii,
Tadzkirah al-Sami wa al-Mutakallim fi adab
al-Alim wa al-Mutaallim, Makatabah Ibn
Abbad, 2005
Djaja, Tamar, Riwayat Hidup A. Hassan, Jakarta:
Mutiara, tth
Howard M. Federspiel, Persatuan Islam, Pembaharuan Islam Indonesia Abad XX, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996
HR. Muslim, Shahih Muslim, Beirut: Dar ihya atTurats al-Arabi, tt, 2/1104
Husaini, Adian, (ed.), Filsafat Ilmu Perspektif
Barat dan Islam, Jakarta: GIP, 2013
John P. Miller and Wayne Seller, Curriculum
Perspectives and Practice, New York dan
London: Longman
53
54
55
organ tubuhku akan ikut merasakan (mendengarnya) seolah-olah setiap organ itu memiliki
alat pendengaran (telinga). Demikianlan perumpamaan hasrat dan kecintaanku terhadap
pengajaran budi pekerti. Beliau ditanya lagi,
Lalu bagaimanakah usaha-usaha dalam mencari adab itu? Beliau menjawab, Aku akan senantiasa mencarinya laksana seorang ibu yang
mencari anak satu-satunya yang hilang.
Maka dalam bukunya ini, Kyai Hasyim
Asyari menuliskan kesimpulan, kaitannya dengan masalah adab ini, sebagian ulama lain
menjelaskan, konsekuensi dari pernyataan
tauhid yang telah diikrarkan seseorang adalah
mengharuskan beriman kepada Allah (yakni
dengan membenarkan dan meyakini Allah tanpa
sedikitpun keraguan). Karena apabila ia tidak
memiliki keimanan itu, tauhidnya dianggap tidak
sah. Demikian juga keimanan, jika keimanan itu
tidak dibarengi dengan pengamalan syariat (hukum-hukum Islam) dengan baik maka sesungguhnya ia belum memiliki keimanan dan tauhid
yang benar. (KH Hasyim Asyari, Adabul Alim
wal Mutaallim,(Jombang:Maktabat al-Turats alIslami, 1994), hlm. 10-11)
Begitupun dengan pengamalan syariat,
57
adab adalah kemauan dan kemampuan seseorang untuk meletakkan sesuatu pada tempatnya, sesuai dengan harkat dan martabat yang
telah ditentukan Allah. Contoh, adab pada ilmu
mengharuskan siswa memahami derajat ilmu
(maratib al-ilm). Misalnya dia paham, mana
ilmu yang fardhu ain dan mana yang fardhu kifayah. (SMN al-Attas, Risalah untuk Kaum Muslimin, (Kuala Lumpur:ISTAC, 2001).
Dalam rumusan lain, al-Attas mendefinisikan, Adab is recognition and acknowledgement
of the reality that knowledge and being are
ordered hierarchically according to their various
grades and degrees of rank, and of ones proper
place in relation to that reality and ones physical,
intellectual and spiritual capacities and potencial
(SMN al-Attas, The Concept of Education in Islam
(Petaling Jaya:ABIM, 1980)
Imam Syafii tercatat sebagai ulama yang
sangat menekankan pentingnya adab dalam
pendidikan. Adab menjadi syarat wajib yang
menentukan keberhasilan seseorang dalam
menuntut ilmu. Sebab itu, sejak dulu para ulama
memberi perhatian yang besar mengenai adab
ini. uniknya, perhatian sang Imam terhadap
masalah adab banyak ditemukan dalam syair59
60
65
membangun sementara tangan yang kiri merobohkan. Imam al-Zarnuji dalam karyanya yang
terkenal, Talim al-Mutaallim, menyatakan
bahwa syarat keberhasilan pendidikan harus
ada kesungguhan dari tiga subjek yang saling
berkaitan, yaitu anak, guru, dan orangtua jika
masih ada. (al-Zarnuji, Talim al-Mutaallim,
Jakarta:Dar al-Kutub al-Islamiyyah, hlm. 43)
Dengan demikian, jika salah satunya tidak menjalankan tugasnya dengan baik, maka hasil akhir
dari pendidikan itu hanyalah kegagalan.
Masalah penanaman adab dan ilmu pada
anak telah menjadi perhatian para ulama.
Salah satu yang membahas dengan sangat baik
adalah Hujjatul Islam Imam al-Ghazali. Di dalam
magnum opusnya, Ihya Ulumiddin, Imam alGhazali menulis satu bab khusus tentang pendidikan anak yang diberi judul Baynu Tharq
fi Riydhat al-Shibyn f Awwali Nasyihim wa
Tadbihim wa Tahsni Akhlkihim (Penjelasan
metode melatih anak pada masa pertumbuhan,
mendidik dan memperbaiki akhlak mereka).
Mengawali penjelasan ini Imam al-Ghazali mengingatkan pentingnya pendidikan anak.
Ketahuilah! Sesungguhnya metode pendidikan anak merupakan hal yang paling
68
rankan agar sejak kecil anak-anak diajarkan alQuran, Hadits, dan cerita-cerita orang saleh. Hal
ini menurutnya akan menumbuhkan kecintaan
kepada al-Quran, Hadits dan juga kepada orangorang saleh. Selain itu, ilmu yang penting untuk
diajarkan kepada anak-anak sejak keci adalah
ilmu syair-syair yang Islami. Hal ini untuk menanamkan cinta keindahan kepada mereka
sejak dini.
3. Aspek Kedisiplinan
Di dalam mendidik anak Imam al-Ghazali
mengingatkan pentingnya kedisiplinan. Dan
dalam prakteknya harus disertai keadilan. Jika
anak melakukan suatu kebaikan, hendaknya
orangtua menghargainya, memujinya bahkan
jika perlu memberinya hadiah yang menggembirakan hatinya. Hal ini penting untuk memotivasi anak untuk mencintai kebaikan dan
terus berbuat kebaikan. Sebaliknya, jika anak
melakukan kesalahan, maka orangtua tidak
boleh lalai. Orangtua harus memperhatikannya
dengan seksama. Jika ia mengulangi untuk yang
kedua kalinya maka hendaknya diberi nasehat
secara individu, tidak di hadapan orang lain.
72
74
6. Aspek ibadah
Dalam masalah ibadah orangtua hendaknya
memperhatikan ibadah anak-anaknya. Imam AlGhazali mengingatkan agar orangtua membiasakan anaknya dalam keadaan bersuci (dawm
al-thahrah), mendirikan shalat, berpuasa Ramadhan sesuai kemampuan. Pembiasaan ibadah sejak kecil ini penting untuk dilakukan agar
ketika si anak dewasa dia sudah terbiasa melaksanakan perintah Allah dengan senang hati.
Meski ditulis puluhan abad yang lalu rumusan pendidikan anak menurut Imam alGhazali ini masih sangat relevan untuk saat ini.
Pendidikan anak yang menyatukan aspek adab,
ilmu, kedisiplinan, kesehatan, sosial dan spiritual. Setiap orangtua harus memperhatikan
masalah pendidikan anak jika ingin melihat
anaknya menjadi pelipur lara (qurrata ayun)
yang dibanggakan. Seperti kata Raja Ali Haji
dalam Gurindam 12 Dengan anak janganlah
lalai, supaya boleh naik ke tengah balai. (Wallhu alam bis shawb).
75
seks yang diajarkan Rasulullah SAW. Beliau menyampaikan pendidikan seks dengan begitu
jelas, tersusun rapi dan menjaga adab. Singkatnya, ada tiga solusi dari masalah penyaluran
syahwat. Pertama, menikah bagi yang sudah
mampu. Kedua, berpuasa bagi yang belum
mampu menikah. Ketiga, bagi yang belum mampu menikah dan merasa berat berpuasa hendaknya diajak dialog agar berpikir dan hatinya
tersentuh. Tidak ada tawaran dari Rasulullah
SAW untuk melakukan zina bagi mereka yang
belum mampu menikah dan berpuasa.
Inilah sejatinya cara menyampaikan pendidikan seks dengan cara yang beradab. Manusia
diperlakukan seperti manusia. Diberi solusi dari
masalah secara manusiawi. Sebab selain punya
kemaluan, manusia juga harus punya rasa malu.
Bukan disamakan dengan binatang lalu diberi
solusi seperti gaya hidup binatang.
Jangan juga diberi kesempatan untuk berbuat kejahatan. Ingat pesan Bang Napi, kejahatan bisa terjadi bukan hanya karena ada niat
pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan.
Waspadalah! Waspadalah!. (Wallhu alam bis
shawb).
81
DPR diduduki siswa dan mahasiswa yang mayoritas pelajar dan mahasiswa Asy-Syafiiyah.
Kabarnya, salah satu aktor di belakang gerakan
siswa dan mahasiswa ini adalah KH Abdullah
Syafiie yang terus memberi semangat melalui
siaran radio yang disiarkan setiap subuh. Bahkan
Menteri Agama saat itu, Mukti Ali terpaksa dibawa keluar DPR lewat pintu belakang karena
gedung DPR dikepung para demonstran. (Lihat,
KH Abdullah Syafiie di Mata Para Tokoh, Ulama,
dan Cendekiawan Muslim, hlm: 36)
Kecintaan Kyai Abdullah Syafiie terhadap
ilmu dan pendidikan juga luar biasa. Saat usia
18 tahun ia meminta ayahnya, H. Syafiie, untuk
menjual sapi-sapi miliknya yang kandangnya
dibuat di samping rumah. Ia ingin menjadikan
tempat tersebut untuk berkumpul dan mendalami serta mendiskusikan ilmu agama dengan
teman-temannya. Ayahnya meluluskan. Itulah
madrasah pertama yang didirikan KH Abdullah
Syafiie pada tahun 1928.
Tahun 1933 KH Abdullah Syafiie berhasil
melebarkan sayap dakwahnya dengan membeli
sebidang tanah yang kemudian diwakafkan dan
dijadikan masjid dengan nama Masjid al Barkah.
Sejak itulah Masjid al Barkah semakin dikenal
83
Dijelaskan oleh Sang Kyai: Bercita-citalah seperti cita-cita para raja, terbanglah jiwamu setinggi-tingginya untuk mencapai citacita mulia. Pandanglah kehinaan diri sebagai
kekufuran. Kehinaan diri karena tidak berilmu
adalah suatu bentuk kekufuran, karena merupakan pengingkaran terhadap anugerah Allah
yang memberi kedudukan kepada manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang sangat mulia,
sebagaimana tersebut pula dalam hikmah yang
lain kadal faqru an yakuna kufra (kefakiran itu
dekat kepada kekafiran).
Dalam sebuah khutbah Jumat, Kyai juga
menyampaikan pesan: Sejak dari Nabi Ibrahim bahkan dari rasul-rasul sebelumnya terpeliharalah nur ilahi atau cahaya Tuhan yang diwujudkan menjadi agama untuk menuntun hidup
manusia menuju keselamatan dan kesejahteraan.
Dipelihara dan dijaga dibela dan dipertahankan
dengan segala daya dan kesanggupan dengan
segala macam pengorbanan oleh pengikut-pengikut dan para pembela rasul-rasul dari segala
macam kerusakan dan permainan hawa nafsu
dan bujukan setan. Dari sejak itu sampai kepada
masa kita sekarang ini dan seterusnya sampai
kepada anak cucu kita turun temurun hingga
86
hari kiamat. Kalau berhasil atau sekurang-kurangnya kuat hamba-hamba dan budak-budak hawa nafsu dan pengikut-pengikut iblis itu
dalam usahanya menggelapkan nur Ilahi, agama Allah yang suci dan membuat wiswas dan
keragu-raguan maka dunia ini banyaklah terdapat manusia yang hidup dalam kegelapan
dan kesesatan tidak tahu jalan mana yang harus
ditempuh untuk menuju keselamatan dan kesejahteraan.
Penggalan khutbah yang ditulis KH Abdullah Syafiie itu meunjukkan bahwa Sang Kyai
Betawi ini merupakan sosok yang sangat gigih
dalam membela Islam dari berbagai pemikiran
sesat yang berkembang pada masanya. Karena
itulah, ia tidak pernah mengenal lelah dalam mengajar dan berjuang membela Islam, khususnya
di wilayah Ibu Kota Jakarta.
Saat Gubernur Ali Sadikin melemparkan
wacana agar umat Islam yang meninggal dunia
tidak perlu dikubur melainkan cukup dibakar
saja karena tanah di Jakarta sudah mahal, maka
KH Abdullah Syafiie menjadi salah satu penentang terdepan.
Ia juga menolak legalisasi perzinahan dan
perjudian yang ketika itu sedang diusahakan. Ia
87
Namun sikap tegas tersebut, diimbangi dengan dakwah yang persuasif yang pada akhirnya meluluhkan sikap keras Ali Sadikin dan
membuatnya berubah pikiran di hadapan KH
Abdullah Syafiie. Karena itu, bukan aneh, jika
KH Abdullah Syafiie memang seorang ulama
yang sangat disegani oleh umat dan penguasa.
Kini, umat merindukan hadirnya ulamaulama yang berilmu tinggi dan bermental singa
seperti ini. (***)
89
91
Ilmu Nafi
Di dalam satu doa Nabi Muhammad SAW
mengucapkan Allhumma inn asaluka ilman
nafian, wa adzu bika min ilmin l yanfa.
Artinya Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu ilmu yang bermanfaat dan aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat(HR Ibn Hibbn). Di dalam hadits lain
beliau juga memerintahkan umatnya SalLlha ilman nfian, wa taawadz biLlhi min
ilmin l yanfa. Artinya mohonlah kepada Allah
ilmu yang bermanfaat, dan mohonlah perlindungan kepada-Nya dari ilmu yang tidak bermanfaat (HR Ibn Mjah).
Doa dan perintah Nabi Muhammad SAW
dalam hadits di atas penting untuk diingat dan
diamalkan. Di dalamnya ada isyarat bahwa ilmu
bukan dinilai dari banyaknya, tetapi dari manfaatnya. Ilmu yang bermanfaat akan menghantarkan seseorang meraih kebahagiaan di dunia
dan akhirat. Sebaliknya, ilmu yang tidak bermanfaat akan menjerumuskan seseorang ke
jurang kebinasaan. Di dalam riwayat lain disebutkan bahwa ilmu terbagi dua. Pertama ilmu
yang hanya di lisan yang merupakan hujjah
92
ilmu tanpa amal adalah gila, dan amal tanpa ilmu ada sia-sia. (al-Ghazali, Ayyuhal Walad, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2011), hlm. 4).
Indikator ilmu nafi berikutnya adalah
membuat seseorang semakin zuhud, bukan gila
dunia. Dalam masalah ini al-Ghazali tegas mengingatkan bahwa menuntut ilmu dengan tujuan
meraih keuntungan dunia semata, sama dengan
merobohkan agama (al-Ghazali, Bidayat alHidayah, hlm. 1). Sebaliknya, ilmu nafi semakin
membuat seseorang menjadi termotivasi meraih
kebahagiaan di negeri akhirat. Sebagai Muslim
keyakinan adanya kehidupan akhirat menjadi
satu kewajiban. Dan ia akan menyiapkan bekal
terbaik sebelum kembali ke negeri akhirat.
Ilmu harus ada sebelum amal. Ilmu juga
harus terus mengawal amal agar tidak rusak. Ketika rukun dan syarat amal sudah disempurnakan, maka seseorang harus menjaga
amalnya itu dari virus mematikan yang bisa
membinasakan amalnya. Imam al-Ghazali menyatakan wahai saudaraku, setelah jalan ibadahmu bagus, maka kamu wajib menjaga amalmu dari perkara yang bisa merusaknya. (alGhazali, Minhajul Abidin, Surabaya: Maktabat
Ahmad ibn Saad ibn Nabhan, tanpa tahun),
96
nasional, kini kembali senyap. Rezim baru memunculkan wacana revolusi mental. Padahal
semua penguasa itu Muslim, yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. mereka juga mengakui Nabi Muhammad SAW adalah teladan terbaik dalam pembentukan manusia berakhlak
mulia. Sebab akhlak Nabi adalah al-Quran. Bahkan beliau menegaskan, diutusnya beliau adalah
untuk menyempurnakan akhlak.
Oleh para ulama seperti Imam al-Ghazali,
Ibn Miskawaih, dan sebagainya- keteladanan
Nabi Muhammad SAW itu kemudian dirumuskan
dalam bentuk konsep-konsep ilmiah tentang
pendidikan akhlak. Bahkan, di Nusantara ini,
begitu banyak ulama yang menulis kitab tentang
adab dan akhlak, seperti Mufti Betawi pada masanya Sayyid Utsman ibn Yahya menulis kitab
Adabul Insan, dan KH Hasyim Asyari yang menulis kitab Adabul Alim wal Mutaallim.
Anehnya, konsep-konsep hebat yang telah
terbukti keampuhannya dalam sejarah itu seperti tidak ditengok sama sekali oleh penguasa
pendidikan nasional Indonesia. Bahkan pemerintah kemudian memaksakan konsep yang
tidak berbasis pada keimanan dan tradisi
keilmuan Islam. Kita hanya mengimbau, jika
99
100
110
118
124
tang teori linguistik atau teori bahasa. Menurut beliau teori ini adalah salah satu teori yang
dapat membantah teori evolusi. Dan dengan
teori linguistik atau bahasa ini terlihat jelas
perbedaan antara manusia dan hewan.
Kita pertama kali belajar bahasa dari sebuah kata-kata. Dan semua manusia pasti mempelajari kata-kata itu. Diwaktu kecil, kita belajar mengucapkan sebuah kata-kata, seperti
mama, ayam, susu dan lainnya. Nabi Adam
dahulu pun di ajarkan oleh para malaikat akan
nama-nama dari sebuah benda dan itu berbentuk kata. wa allama aadama al-asmaa kullaha
tsumma aradohum ala al-malaaikati.
Manusia (al-insaanu), dengan berbahasa,
akan mengetahui dari yang tidak ada, yang ada,
dan apa yang harus ia lakukan dengan yang ada
tersebut menjadi bentuk lain dari yang ada.
Berbeda halnya dengan Hewan. Hewan adalah
makhluk yang hanya bekerja secara perasaan
(insting). Walaupun ia berbahasa, namun ia
tidak akan memikirkan hal yang tidak ada dihadapannya. Ia hanya bergerak dan berfikir secara
instingnya dengan menjadikan apa yang ada
dihadapannya.
Sebagai contoh, seekor simpanse, akan
128
)(.
)(
kali atas kematiaannya). Disini Imam Syafii menekankan akan pentingnya menuntut ilmu di
waktu muda. Karena pepatah lain mengatakan
bahwa menuntut ilmu diwaktu muda ibarat mengukir diatas sebuah batu.(al-ilmu fi as-shigoori
ka an-naqsyi ala al-hajari).
Ketika kita tahu betapa pentignya kedudukan ilmu, maka kita akan berlomba-lomba
untuk mendapatkannya. Allah berjanji dalam
salah satu ayat-Nya akan mengangkat derajad
seseorang yang beriman dan menuntut ilmu.
Allah berfirman Yarfai Allahu alladziina aamanu minkum wa alladziina uutu al-ilma darajaat
(Allah akan mengangkat derajad diantara kalian
orang-orang yang beriman dan menuntu ilmu).
Berbicara masalah ilmu, maka kita berbicara masalah adab. Berbicara masalah ilmu
maka kita berbicara masalah cara bagaimana
mendapatkan ilmu tersebut. Seperti halnya
shalat, maka kita akan membahas syarat untuk
mendirikan shalat. Maka disini Imam Syafii menerangkan dengan jelas (sa unbiika an tafshiilihaa bi bayaanin) syarat-syarat seseorang agar
dapat mendapatkan ilmu.
Yang pertama adalah kecerdasan (dzakaaun). Kecerdasan disini bukanlah kepintaran
133
136
()
Sesungguhnya, baik guru dan dokter tidak
(rela) memberi nasihat apabila mereka tidak
dihormati. ( ) maka, bersabarlah dengan penyakitmua bila anda jauh dari Dokter, dan puaslah
kebodohanmu jika anda jauh dari Guru.
Yang terkahir adalah panjangnya waktu
(tuulu zamaanin). Al-Ustadz Ardiansyah, Mudiir
Pesantren Shoul lin al-Islami, merumuskan sebuah rumusan tentang mencari ilmu, beliau
berkata mau banyak materi dan mendalam,
maka tidak bisa sebentar ; mau mendalam dan
sebentar, maka tidak bisa banyak materi ; mau
sebentar dan banyak materi, maka tidak bisa
mendalam. Disinilah harus ada panjangnya
waktu (tuulu zamaan), sebagai sebuah proses
kesabaran bagi seorang murid ketika menuntut
ilmu.
Keenam syarat tersebut merupakan syarat
yang harus kita penuhi dalam menuntut ilmu.
Imam Syafii mengatakan bahwa ilmu adalah
137
adalah utusan-Nya.
Berarti disini bisa dikatakan orang yang
paling mulia adalah mereka yang paling bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menjalankan
perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
Dan orang-orang yang bertaqwa harus mempunyai adab terhadap apapun. Karena tanpa adab,
mereka tidaklah bisa menempatkan sesuatu
sesuai harkat dan martabatnya. Orang yang
paling mulia adalah orang yang bertaqwa dan
beradab. Jadi, kemuliaan seseorang itu dari segi
adabnya, bukan keturunannya. Assyarafu bil
adab laa binnasabi. Karena adab sendiri adalah
bagian dari ketaqwaan.
Walaupun ia anak presiden pun, kalau dia
tidak memiliki adab, maka dia tidak akan bisa
memahami arti sebuah ketaqwaan, dia tidak
berhak dimuliakan. Dia bukanlah orang yang
mulia. Walaupun ia dari keturunan presiden sekalipun.
Seorang murid bisa lebih mulia dari gurunya,
seorang budak bisa lebih mulia dari orang yang
merdeka, seorang anak bisa lebih mulia dari
ayahnya, dan seorang yang miskin bisa lebih
mulia dari sang kaya, bila mereka semua lebih
bertaqwa dan beradab dengan sebenar-benar
140
141
kuat. Anak bisa cepat bosan karena gagal membuat atau menyusun bentuk atau warna yang
seragam.
Suatu ketika, Fatiha saya belikan mainan
Rubic berbentuk kubus dan piramid. Dia terus
berusaha mencoba permainan itu sampai bisa.
Bahkan, malam-malam pun dia otak-atik sendiri,
sampai dia bisa, baru dia berhenti.
Sebaliknya dengan Dina, ia suka matematika. Kalau mengerjakan soal yang sulit, dia
tidak berhenti untuk mencoba dan bertanya.
Kelemahannya kalau mengerjakan soal-soal
matematika masih kurang sistematis, karena
tidak mencatat cara penyelesaian soal dengan
teratur. Cara berpikir teratur itu yang perlu diajarkan.
Sekarang Dina sudah memasuki jenjang
kelas enam SD.
6. Bagaimana anak bisa bicara?
Orang tua pasti akan suka kalau anaknya dapat
berbicara dengan baik dan lancer. Itu merupakan
karunia Allah yang tidak ternilai harganya. Bayangkan kalau anak kita tidak bisa berbicara. Tentu kita
akan sedih. Makanya, kita harus bersyukur kalau
154
akhirnya dia menjadi juara mewarnai.Saya bukan ahli lukis, dengan sedilit bekal ilmu yang
pernah saya dapat mengenai tekhnis mewarnai,
akhirnya saya melatih anak TK yang akan ikut
lomba. Anak yang yang saya bimbing saya ajarkan
mewarnai dengan gradasi warna, untuk anak TK
mungkin lebih cepat menjelaskan dengan mengatakan temenan. Misalnya warna merah temennya
sia orange dan kuning. Hijau temennya hijau muda
dan kuning dll.Untuk tidak membuat anak jenuh,
maka anak lebih baik mewarnai bagian yang besar
dulu, misalnya langitnya atau tanahnya, baru
kemudian bagian-bagian yang kecil, serta untuk
tidak jenuh juga ajarkan anak untuk mencari temen
warna senanyak-banyaknya ( semankin banyak isi
krayon) maka temennya akan banyak juga. Pertama
anak mencoba hasilnya beda-beda, tapi kalau
dilakukan secara berulang-ulang, lama lama akan
terlihat hasilnya. Alhamdulillah dengan kesabaran,
maka setiap anak akan ikut lomba, alhamdulillah
bisa jadi juara
8. Mengajarkan anak menulis?
Abduh dan muhammad , adalah murid TK
saya yang sedikit agak kesulitan dalam menulis.
156
157
166
13. Lampiran
168
Ibunya telah mendidiknya dan ibumu telah
mendidikmu. - HR. Muslim, no: 66
al-Baghdadi ( w. 463 H) menulis al-Jami liAkhlaq al-Rawi wa Adab as-Sami. Ulama Tabiin,
Abdullah Ibn al-Mubarak juga mengatakan,
bahwa hampir-hampir adab itu merupakan dua
pertiga agama.()541 /4(
miliki iman dan tidak bertauhid; dan syariat mewajibkan adanya adab; maka barangsiapa yang
tidak beradab maka tiada syariat, tiada iman,
dan tiada tauhid padanya.
Tahun 1973, dalam bukunya, Risalah untuk
Kaum Muslimin, Prof. al-Attas sudah menjelaskan
makna adab secara terperinci. Juga, dalam bukunya, Tinjauan Ringkas Peri Ilmu dan Pandangan
Alam, (Pulau Pinang: Universiti Sains Malaysia,
2007, hlm. 42-43), Prof. al-Attas menjelaskan
lebih jauh makna adab yang dimaksudnya:
Adab, atau amalan, tindakan, dan perbuatan yang betul, itulah yang merupakan
pengakuan yang dimaksudkan. Jadi, pendidikan itu adalah penyerapan adab ke
dalam diri. Penjelmaan adab dalam diri-diri
persendirian yang membentuk masyarakat
sebagai suatu kumpulan membayangkan
keadaan keadilan; dan keadilan itu sendiri
adalah suatu yang menayangkan hikmah,
yang merupakan cahaya nan terbit dari
lampu nubuwwat, yang membolehkan si
penerimanya mendapat tahu letaknya tempat yang betul dan wajar bagi suatu benda
atau kewujudan makhluk. Keadaan berada
pada tempat yang wajar itulah keadilan;
171
JENJANG PENDIDIKAN
1. TK Islam at-Taqwa
GRAFIK JUMLAH SISWA TK ISLAM AT-TAQWA
177
NAMA LOMBA
178
At-Taqwa Quranic Shcool Tingkat SD selanjutnya disebut SD at-Taqwa mulai beroperasi tahun 2011 dengan jumlah murid 23
orang dan guru 3 orang. Sekarang, muridnya
179
180
181
PESANTREN
SHOUL-LIN AL-ISLAMI DEPOK
Dalam perjalanan selama satu tahun, para
santri Pesantren Shoul-Lin al-Islami telah mencapai prestasi yang patut disyukuri. Mereka ratarata telah menguasai bahasa Arab, terutama kemampuan Qiraatul Kutub yang memadai. Begitu
juga perkembangan dalam soal adab: ibadah
harian, doa-doa harian, kemampuan Ulumuddin,
dan juga perkembangan fisik yang sangat baik.
Tahun 2016, Fatih Madini meraih medali emas
dalam Kejuaraan Taekwondo tingkat pelajar
se-Jabodetabek, mewakili Brimob Taekwondo
Training Center (BTTC). Semoga prestasi mereka terus berkembang, khususnya dalam meraih kemampuan yang tinggi sebagai kader dakwah yang sangat dibutuhkan oleh umat Islam.
(11 Ramadhan 1437 H).
182
Pesantren at-Taqwa
(Pesantren Shoul Lin al-Islami)
Depok, Jawa Barat
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
15 TINGKAT
PENDIDIKAN
183
2.
3.
4.
5.
6.
ILMU:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
184
2.
3.
4.
5.
6.
ILMU:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
185
2.
3.
4.
ILMU:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
186
2.
3.
4.
5.
ILMU:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
187
2.
3.
4.
5.
6.
ILMU:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
188
2.
3.
Pemantapan JSP
Berkemampuan menjadi imam shalat dan memberikan
taushiyah, lisan dan tulisan
Kemampuan bela diri meningkat lagi
4.
ILMU:
1.
2.
3.
4.
5.
ilmu
Pemantapan hafalan hadits
Siap menghadapi ujian nasional
6.
7.
8.
189
CATATAN KHUSUS
Untuk murid
yang mempunyai
kemampuan tertentu,
agar dikembangkan
kompetensi uggulan,
dengan dikerjasamakan
dengan orang tuanya.
Misalnya: Keunggulan
tahfidz al-Quran, hafalan
hadits, IT, matematika,
beladiri, penulisan, dll.
190
3.
4.
5.
2.
ILMU:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
191
2.
ILMU:
1.
2.
3.
4.
5.
Hafal juz 28
Pemantapan hafalan hadits-hadits al-Arabin an-
6.
7.
Nawawiyah
Mengenal Ulama-ulama Nusantara
Menguasai ilmu pembuatan dan pengelolaan blog
8.
9.
192
2.
3.
ILMU:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
193
CATATAN KHUSUS
Para santri yang dinilai
telah berkemampuan
mulai dilibatkan dalam
proses pengajaran dan
penanaman adab di
tingkat TK atau SD.
Para santri mulai
dilibatkan dalam lombalomba tingkat lokal
dan seterusnya, sesuai
kompetensi mereka.
Para santri diberikan
amanah tentang berbagai
aspek kepengurusan di
pesantren
194
2.
3.
4.
langsung
ILMU:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tahfidz al-Quran juz 28, 29, 30, al-Baqarah, Yasin, alRahman, al-Waqiah
Kajian Tazkiyatun Nafs
10.
195
2.
3.
4.
langsung
ILMU:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
196
2.
3.
4.
5.
ILMU:
1.
2.
3.
sejak SD-SMA
Evaluasi dan pemantapan Qiraatul Kutub
Mengajar dan magang di media massa Islam.
4.
5.
197
KOMPETENSI
AKHIR LULUSAN
KELAS 12
PESANTREN
SHOUL LIN
Siap dan bersemangat
menjadi guru: adab,
ulumuddin, bahasa Arab,
bahasa Inggris.
Siap dan bersemangat
menjadi juru dakwah
Siap melanjutkan ke jenjang
Pendidikan Tinggi
(Akhwat) Siap menjadi
pendidik/Ibu rumah tangga
yang baik
198
Kelas
13-15Tingkat
Pendidikan Tinggi
199
Rumusan standar
kompetensi ini telah
didiskusikan dengan
guru-guru at-Taqwa
pada bulan Ramadhan
1437 H dan masih
terus menerima
penyempurnaan.
200