Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERANAN PESANTREN DALAM MENCIPTAKAN


LINGKUNGAN ISLAMI YANG KONDUSIF

Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:


Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:
H. Akhmad Zaini, S.Ag,. M.Si.

Kelompok 1 (PAI IV A)
1. Ulfatul Aliyah (202501003)
2. Siti Aminatur Ro Aisyah (202501054)
3. Risca Editalia (202501070)
4. Levina Elsyia Lazimatul A (202501100)
5. Faizatur Rahmah (202501090)
6. Abdi Munib (202501097)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA TUBAN
Jl. Manunggal Utara No 11-12 Tuban Telp. (0356 331572)
http://iainutuban.ac.id , email : iainutuban@gmail.com
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pertama kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan nikmat-Nya kami diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. tidak lupa pula sholawat dan salam kami curahkan kepada Rasulullah SAW semoga kita
selalu dalam lindungan beliau.
Makalah yang berjudul tentang Peranan Pesantren Dalam Menciptakan Lingkungan
Islami Yang Kondusif, ini disusun untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah
pembelajaran ilmu pendidikan Islam penulisan makalah ini dimungkinkan oleh adanya
bantuan dan bimbingan dari berbagi pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
atas bantuan dan bimbingan kepada:
1. Dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
2. Teman-teman yang sudah membantu kami dalam penyusunan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan karena
masih dalam proses belajar. Oleh karena itu, kami dengan terbuka dan senang hati akan
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini menjadi
lebih baik. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata kami
sampaikan terima kasih dan kurang lebihnya mohon maaf, Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Tuban, 20 Mei 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan Islam memiliki peran sterategis dalam upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan Islam memiliki tujuan untuk membentuk manusia
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Esa. Dalam konteks keindonesiaan,
pendidikan Islam merupakan bagian integral yang tidak mungkin dipisahkan dari
sistem pendidikan nasional. Bahkan nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam
pendidikan nasional, sejalan dengan nilai-nilai Islam. Penanaman dan peningkatan
kualitas keimanan dan ketaqwaan dilakukan dalam upaya membentuk umat Islam
berakhlaq mulia. Dengan kata lain, pendidikan Islam diharapkan mampu menjadi
perisai bagi umat Islam dari sikap dan perilaku negatif.
Pendidikan Islam dapat berjalan dengan baik apabila lingkungan di dalamnya
benar-benar mendukung pada pembentukan akhlak al-karimah. Penanaman akhlak
dalam lingkungan pendidikan Islam sangat sejalan dengan tujuan utama pendidikan
Islam. Karena, tujuan pendidikan Islam sama seperti tujuan Muhammad saw.
diturunkan, yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Seperti hal nya di pesantren, pesantren adalah Pesantren adalah sebuah lembaga
pendidikan yang berfokus pada pendidikan agama untuk meningkatkan kualitas
keilmuan agama santri. Sehingga fokus pendidikan pesantren sebagai pusat transmisi
ilmu-ilmu pengetahuan agama (center of transmission of religious knowledge),
memelihara tradisi Islam (guardian of the Islamic tradition), serta pusat untuk
melahirkan ulama (center of ulama reproduction). Pesantren merupakan sistem
institusi pendidikan Islam tertua di Indonesia. Ia lahir dari suatu kearifan lokal
nusantara yang telah bertahan secara eksistensial selama berabad-abad. Meskipun
demikian, terpaan perkembangan zaman telah menuntut pesantren untuk melakukan
perubahan-perubahan. Dan tetap menerapkan almuhafadhatu alal qodimish sholih,
wal akdu bil jadidil aslah yaitu memelihara tradisi lama yg baik dan mengambil tradisi
baru yg lebih baik.
Dengan demikian pesantren berperan sangat penting dalam lingkungan
pendidikan agama Islam yang kondusif yaitu salah satunya sebagai pembentuk
karakter bagi para santri, sebagai lembaga pendidikan, sebagai pelaksanaan
pengembangan masyarakat, dan sebagai pembekalan life skill bagi para santri.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah tersebut adalah:
1. Apa pengertian lingkungan pendidikan Islam yang kondusif?
2. Bagaimana cara mewujudkan lingkungan pendidikan yang kondusif?
3. Apa pengertian pendidikan pesantren?
4. Bagaimana peranan pesantren dalam menciptakan lingkungan pendidikan Islami
yang kondusif?
C. Tujuan Makalah
Adapun Tujuan masalah makalah tersebut adalah:
1. Mengetahui dan memahami pengertian lingkungan pendidikan Islami yang
kondusif
2. Mengetahui dan memahami pengertian pendidikan pesantren
3. Mengetahui dan memahami peranan pesantren dalam menciptakan lingkungan
pendidikan Islami yang kondusif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian lingkungan pendidikan Islami yang kondusif
Secara harfiah lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengitari
kehidupan, baik berupa fisik seperti alam semesta dengan segala isinya, maupun berupa
nonfisik, seperti suasana kehidupan beragama, nilai-nilai, adat istiadat yang berlaku di
masyarakat, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan yang berkembang.1
Sedangkan pendidikan pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan “pe”
dan akhiran “an”, yang berarti proses pengubahan sikap dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. 2 Istilah pendidikan merupakan terjemahan
dari bahasa Yunani paedagogie yang berarti pendidikan dan paedagogia yang berarti
pergaulan dengan anak-anak. Sedangkan manusia yang memiliki tugas membimbing dan
mendidik disebut paedagogos. Kata ini berasal dari paedos yang berarti anak dan agoge
yang berarti membimbing atau memimpin.3
Dari istilah di atas, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan
manusia dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk membimbing atau
memimpin perkembangan jasmani dan ruhaninya ke arah kedewasaan. Dengan kata lain,
pendidikan ialah bimbingan yang diberikan secara sengaja oleh manusia dewasa kepada
anak-anak dalam pertumbuhannya, baik jasmani maupun ruhani, agar berguna bagi diri
sendiri dan masyarakat.4
Sedangkan arti kondusif menurut KBBI adalah kondusif ialah suatu kondisi yang
tenang dan tidak kacau balau, serta mendukung untuk terjadinya suatu aktivitas atau
tujuan tertentu. Definisi kondusif dalam pembelajaran ialah suatu sikap tenang dalam
melakukan aktifitas belajar, tertib dalam pelaksanaan berbagai tugas dan mendukung
semua kegiatan yang termasuk di dalam proses pembelajaran.5
Melaui definsi di atas maka dapat kita simpulkan bahwa lingkungan belajar yang
kondusif adalah suasana yang mendukung proses belajar mengajar pada siswa lingkungan
belajar di sekolah maupun di luar sekolah dalam suasana berlangsungnya proses belajar
mengajar. Lingkungan belajar yang kondusif ini perlu diciptakan dan dipertahankan agar
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik efektif dan efisien, sehingga tujuan
tercapai secara optimal. Lingkungan pendidikan Islami yang kondusif adalah suasana
1
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm 290.
2
Kamus besar bahasa Indonesia
3
Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam (Ciputat: CRSD PRESS, 2007), hlm 15
4
Ibid, hlm 15.
5
KBBI https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/kondusif.html (diakses pada tanggal 10 Mei 2022)
yang mendukung dalam proses belajar agama islam ataupun menerapkan pembelajaran
agama Islam agar efektif dan efisien.
B. Pengertian pesantren
Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam (tafaqquh fiddin) dengan menekankan
moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari- hari. Secara etimologi,
istilah pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe dan akhiran an berarti
tempat tinggal santri. Kata “santri” juga merupakan penggabungan antara suku kata sant
(manusia baik) dan tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat diartikan sebagai
tempat mendidik manusia yang baik.6
Adapun engertian pondok pesantren secara terminologi telah diungkapkan oleh para
ahli sebagai berikut:
1. Menurut Dhofier
Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam
tradisional di mana para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan
seorang (atau lebih) guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai. Asrama untuk para
siswa tersebut berada dalam lingkungan komplek pesantren di mana kiai bertempat
tinggal juga menyediakan sebuah masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar dan
kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain
2. Menurut Daulay
Sekarang pengertian yang populer dari pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan Islam di Indonesia yang bertujuan untuk mendalami ilmu agama Islam
dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian atau disebut tafaqquh
Fiaddin dengan menekankan pentingnya moral dalam hidup bermasyarakat.
3. Menurut Djamaluddin
Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh
serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama (kampus) yang santri-
santrinya menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang
sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dan kepemimpinan seorang atau beberapa
orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharimatis serta independen dalam
segala hal.
4. Menurut A. Mukti Ali
Pondok pesantren yaitu suatu lembaga pendidikan Islam, yang di dalamnya
terdapat seorang kiai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri (anak didik)
6
Purnomo, Hadi. 2017. Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren. (Yogyakarta: CV Bildung Nusantara). Hlm
23.
dengan sarana masjid yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut,
serta di dukung adanya pondok sebagai tempat tinggal para santri.
Dari beberapa batasan dan definisi para ahli di atas dapat diketahui bahwa dalam
pondok pesantren ada beberapa unsur-unsur yang perlu diperhatikan yaitu
meliputi:Pondok, Masjid, Santri, Pengajian kitab-kitab Islam klasik dan Kiai. Dengan
demikian pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang terdiri dari unsur
kiai, asrama yang bertujuan untuk mecetak kader-kader ulama’ dengan mendalami ilmu-
ilmu agama sebagai bekal pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
C. Peranan pesantren dalam menciptakan lingkungan pendidikan Islami yang kondusif
1. Pesantren sebagai pembentuk karakter
Pendidikan karakter dalam bahasa Inggris, disebut dengan istilah character yang
berarti mengukir, melukis memahatkan, atau menggoreskan. Berbeda dengan kamus
bahasa Inggris, kamus bahasa Indonesia mengartikan kata karakter dengan tabiat,
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
yang lain merujuk pada pengertian kebahasaan dalam kamus bahasa Indonesia
tersebut, karakter dapat dipahami sebagai huruf , angka, ruang, simbol khusus yang
dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik. Artinya orang berkarakter adalah
orang yang bersifat, bertabiat, atau berwatak.7
Pesantren memiliki fungsi ganda dalam pembentukan sebuah karakter, yaitu
sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang berfungsi untuk menyebarluaskan dan
mengembangkan ilmu-ilmu keagamaan Islam. Di dalam Pesantren juga terdapat
pengawasan yang ketat terhadap norma atau nilai terutama tentang perilaku
peribadatan khusus dan norma-norma mualamat tertentu, pendidikan di pesantren
menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik.
Metode pembinaan karakter di pesantren
a) Metode keteladanan
Metode Pendidikan dengan cara memberi contoh yang baik kepada peserta didik,
baik didalam ucapan maupun perbuatan. Keteladanan merupakan salah satu metode
pendidikan yang diterapkan Rasulullah dan paling banyak pengaruhnya terhadap
keberhasilan menyampaikan misi dakwahnya. Ahli pendidikan banyak yang
berpendapat bahwa pendidikan dengan teladan merupakan metode paling berhasil
guna.
b) Metode Pembiasaan

7
Nofiaturrohmah, Fifi. Metode Pendidikan Karakter Di Pesantren. Pendidikan Agama Islam. Vol. 11. No. 1.
Desember 2014.
Menurut M.D Dahlan merupakan proses penanaman kebiasaan. Sedangkan
kebiasaan adalah tingkah laku yang hampir otomatis (hampir tidak disadari oleh
pelakunya). Pembiasaan tersebut dapat dilakukan untuk membiasakan pada tingkah
laku, keterampilan, kecakapan, dan pola pikir. Pembiasaan ini bertujuan untuk
mempermudah melakukannya.
c) Metode Memberi Nasihat
Abdurrahman al-Nahlawi sebagaimana dikutip oleh Hery Noer Aky mengatakan
bahwa nasihat adalah penjelasan kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan untuk
menghindarkan orang yang dinasihati dari bahaya serta menunjukkannya ke jalan
yang mendatangkan kebahagiaan dan manfaat. Dalam metode ini pendidik
memiliki kesempatan yang luas untuk mengarahkan peserta didik kepada kebaikan
dan kemaslahatan umat.
d) Metode Persuasi
Metode persuasi adalah meyakinkan peserta didik tentang suatu ajaran dengan
kekuatan akal. Penggunaan metode persepsi didasarkan atas pandangan bahwa
manusia adalah makhluk yang berakal. Artinya Islam memerintahkan manusia
untuk menggunakan akalnya dalam membedakan antara yang benar dan salah atau
yang baik dan benar.
e) Metode Kisah
Metode kisah merupakan salah satu upaya untuk mendidik murid agar mengambil
pelajaran dari masa lampau. Apabila kejadian tersebut merupakan kejadian yang
baik, maka harus diikutinya, sebaliknya apabila kejadian tersebut kejadian yang
bertentangan dengan agama Islam maka harus dihindari. Metode ini sangat
digemari khususnya oleh anak kecil, bahkan sering kali digunakan oleh seorang ibu
sebagai pengantar tidur. Apalagi metode ini disampaikan oleh orang yang pandai
bercerita, akan menjadi daya tarik tersendiri. Namun pendidik harus memilih kata
yang dapat mudah dipahami oleh anak, agar pesan yang tersampaikan dapat
menancap kepada anak, karena bahasa juga mempengaruhinya. Apabila bahasa
sulit untuk diterima atau dipahami anak maka pesananpun tidak akan tersampaikan,
begitu juga sebaliknya.8
2. Pesantren sebagai pendidikan life skill
Pendidikan life skills dapat diartikan sebagai pendidikan yang memberikan bekal
dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai

8
Nofiaturrohmah, Fifi. Metode Pendidikan Karakter Di Pesantren. Pendidikan Agama Islam. Vol. 11. No. 1.
Desember 2014.
kehidupan yang dibutuhkan dan berguna bagi perkembangan kehidupan peserta didik.
Dengan demikian, pendidikan life skills harus dapat merefleksikan kehidupan nyata
dalam proses pengajaran agar peserta didik memperoleh kecakapan hidup di tengah-
tengah masyarakat. Pendidikan kecakapan hidup (life skills) sebenarnya bukan
merupakan hal baru bagi pesantren, sebab sejak dahulu jenis pendidikan ini memang
menjadi andalan bagi pesantren.9
Secara umum dapat dikemukakan, tujuan dari penyelenggaraan Life skills di
lingkungan pesantren adalah untuk membantu para santri mengembangkan kemampuan
berpikir, menghilangkan pola pikir atau kebiasaan yang kurang tepat, dan
mengembangkan potensi diri agar dapat memecahkan problema kehidupan secara
konstruktif, inovatif, dan kreatif sehingga dapat menghadapi realitas kehidupan dengan
bahagia, baik secara lahiriah maupun batiniah.
Secara umum manfaat pendidikan kecakapan hidup bagi peserta didik adalah
sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problem hidup dan kehidupan, baik
secara pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga negara. Manfaat
lain pendidikan kecakapan hidup adalah bagi pribadi santri di antaranya pendidikan life
Skills dapat meningkatkan kualitas berpikir, kualitas kalbu, dan kualitas fisik. Selain itu,
bagi lingkungan di mana santri itu berada atau bagi masyarakat dapat meningkatkan
kehidupan yang maju dan madani. Hal itu dapat ditandai dengan beberapa indikator,
yaitu peningkatan kesejahteraan sosial, pengurangan perilaku destruktif sehingga dapat
mereduksi masalah-masalah sosial, dan pengembangan masyarakat secara harmonis.
3. Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia
Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang memiliki akar kuat (indigenous) pada
masyarakat muslim Indonesia, dalam perjalanannya mampu menjaga dan
mempertahankan keberlangsungan dirinya (survival sistem) serta memiliki model
pendidikan multi aspek. Santri tidak hanya dididik menjadi seseorang yang mengerti
ilmu agama, tetapi juga mendapat tempaan kepemimpinan yang alami, kemandirian,
kesederhanaan, ketekunan, kebersamaan, kesetaraan, dan sikap positif lainnya. Modal
inilah yang diharapkan melahirkan masyarakat yang berkualitas dan mandiri sebagai
bentuk partisipasi pesantren dalam menyukseskan tujuan pembangunan nasional
sekaligus berperan aktif dalam mencerdaskan bangsa.
Berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan keagamaan Islam di Indonesia,
termasuk awal berdirinya pondok pesantren dan madrasah diniyah, tidak terlepas

9
Suharmoko. 2018. Ar-Riwayah. Pendidikan life skill di pesantren. Sorong Papua Barat.
Volume 10, Nomor 1, April 2018. ISSN 1979-2549 (e); 2461-0461 (p)
http://ejournal.stain.sorong.ac.id/indeks.php/al-riwayah (diakses pada tanggal 17 Mei 2022)
hubungannya dengan sejarah masuknya Islam di Indonesia.Pesantren mengalami
perubahan yang signifikan. Perubahan dan perkembangan itu bisa dilihat dari dua
sudut pandang, pertama pesantren mengalami perkembangan kuantitas luar biasa dan
menakjubkan, baik diwilayah pedesaan, pinggiran kota, maupun kota. Perkembangan
kedua menyangkut penyelenggaraan pendidikan.10
KH. Imam Zarkasih mengartikan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam
dengan sistem asrama atau pondok, di mana kyai sebagai figur sentral, masjid sebagai
pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran Islam di bawah bimbingan kyai
yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya.Pesantren sekarang ini merupakan
lembaga pendidikan Islam yang memiliki ciri khas tersendiri. Lembaga pesantren
ini sebagai lembaga Islam tertua dalam sejarah Indonesia yang memiliki peran besar
dalam proses keberlanjutan pendidikan nasional.
Nashir mencatat bahwa pondok pesantren ialah lembaga keagamaan, yang
memberikan pengajaran, pendidikan serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu
agama Islam. Adapun Engku & Zubaidah melaporkan bahwa kata pesantren sering
digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi
“pondok pesantren”.11 Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren
tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya, karena kata pondok adalah
berasal dari bahasa Arab funduq yang artinya hotel dan pesantren. Dalam pemahaman
masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungya suatu pendidikan
agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu. Jadi, pada hakikatnya
pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Agama Islam.
4. Pesantren sebagai pelaksanaan pengembangan masyarakat
Pesantren sebagai subkultur, lahir dan berkembang seiring dengan derap langkah
perubahan-perubahan yang ada dalam masyarakat global. Perubahan-perubahan yang
terus bergulir itu, cepat atau lambat pasti akan mengimbas pada komunitas pesantren
sebagai bagian dari masyarakat dunia, meskipun tidak dikehendaki.12
Sahal Mahfudz menyebutkan bahwa ada dua potensi besar yang dimiliki pesantren,
yakni potensi pendidikan dan potensi pengembangan masyarakat. Sehingga bisa
diharapkan melahirkan ulama’ yang tidak saja dalam ilmu pengetahuan keagamaannya,
luas wawasan pengetahuan dan cakrawala pemikirannya, tetapi juga mampu memenuhi
tuntutan zamannya dalam rangka pemecahan persoalan kemayarakatan.

10
Mastuhi, dkk., Menejemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2005),Hlm 4
11
Engku, I., & Zubaidah, S. Sejarah Pendidikan Islami, (Bandung: Remaja Rosdakarya,).Hlm 171
12
Pesantren pada umumnya bergerak dalam pendidikan Islam. Pesantren kerap
kali diidentifikasi memiliki peran penting dalam masyarakat Indonesia, yaitu: 13
1. Sebagai pusat berlangsungnya transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional
(transmission of Islamic knowledge).
2. Sebagai penjaga dan pemelihara keberlangsungan Islam tradisional
(maintenance of Islamic tradition).
3. Sebagai pusat reproduksi ulama’ (reproduction of ulama’)
Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa pesantren pada dasarnya adalah lembaga
tafaqquh fiddin, yakni lembaga untuk mengkaji dan mengembangkan ilmu-ilmu
keislaman (al-‘ulum alsyari’ah).
Apabila kita meletakkan kasus pesantren dalam kerangka dan rel perubahan sosial
dalam masyarakat Indonesia, maka setidak-tidaknya dapat disebutkan bahwa pesantren
merupakan salah satu bentuk lembaga komunikasi yang efektif dalam masyarakat,
disamping lembaga pesantren ini secara tetap dan pokok merupakan lembaga-lembaga
pendidikan agama dan kemasyarakatan, yang bisa mempengaruhi perubahan-
perubahan sosial dari berbagai segi. Manfaat sosial yang disumbangkan pesantren,
tercermin dalam dua hal, yaitu : manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.
1. Manfaat langsung
Manfaat langsung, berupa manfaat yang ditimbulkan pesantren kepada masyarakat
disekitar pesantren dalam hal ekonomi dan sosial budaya.
2. Manfaat tidak langsung
Manfaat tidak langsung adalah peranannya dalam manghasilkan lulusan-lulusan
santri yang mampu berperan secara strategis dalam pembinaan dan pengembangan
masyarakat.
Dari potensi dan kompetensi tersebut diatas, maka tidaklah mengherankan apabila
peranan pesantren dalam menghasilkan lulusan- lulusan (santri) dapat berperan secara
strategis dalam pembinaan dan pengembangan masyarakat serta diharapkan mampu
berperan sebagai agen perubahan sosial (agen of social change) yang selalu
melakukan kerja-kerja pembebasan dari segala keburukan moral dan penindasan yang
dihadapi oleh masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

13
Zubir, Yuzarion. 2016. Al-Tatwir. Peranan Pondok Pesantren dalam Pemberdayaan Masyarakat. Vol. 3 No. 1
Oktober 2016. Hal 56.
BAB III

A. KESIMPULAN

B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai