Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Ruang Lingkup dan Kegunaan Pembelajaran PAI dan Tingkat Menengah


Dosen Pengampu : Maturudi,M.Pdi

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Nurfitria Dini Hanifa (20862081042)
2. Muhammad Fathurrohman Siddiq (20862081090)
3. Iko (20862081073)

INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL LAAROIBA – CIBINONG


PROGRAM STUDI – PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS – KARYAWAN
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha berkat, rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini membahas mengenai “Ruang
Lingkup dan Kegunaan Pembelajaran PAI dan Tingkat Menengah”. Sholawat serta salam
semoga tetap Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di
yaumulqiyamah. Aamiin.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Maturudi,M.Pdi Selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan PAI di
PendidikanMenengah, yang telah memberi arahan dan bimbingan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kritik dan saran yang membangun sangat di
harapkan oleh penulis, karena penulis masih dalam pembelajaran yang tidak lepas dari
kesalahan dan kekhilafan. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya.

Bogor, Rabu 22 Februari 2023


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agama yang telah ada,
Islam merupakan agama rahmatal lil a’lamin untuk semua umat. Islam itu dibawakan
oleh nabi Muhammad SAW yang mendapat wahyu dari Allah. Untuk mengetahui
Islam lebih mendalam mak muncullah ilmu yang bernama Studi Islam, akan tetapi
Studi Islam itu sendiri merupakan bidang kajian yang cukup lama. Ia telah ada
bersama dengan adanya agama Islam maka dari itu Studi iIslam menimbulkan
berbagai masalah yang umum diantaranya: apa pengertian Studi Islam, apa ruang
ruang lingkup, atau objek Studi Islam, apa tujuan Studi Islam,bagaimana pendekatan
dan metodologi dalam Studi Islam.

Seiring dinamika dan perkembangan zaman, kesempatan untuk belajar Studi Islam
dapat melalui segala hal, Berkaitan dengan masalah tentangbelajar Studi Islam, Islam
memberikan kesempatan secara luas kepadamanusia untuk menggunakan akal
pikirannya secara maksimal untukmempelajarinya, namun jangan sampai
penggunaannya melampaui batas dankeluar dari rambu-rambu ajaran Allah SWT.
Dan didalam makalah ini akan membahas permasalahan-permasalahan itusemua
secara umum.II.

B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian Studi Islam?
B. Apa ruang lingkup Studi Islam?
C. Dasar – dasar pendidikan agama Islam?
D. Tujuan Pendidikan Agama Islam?
E. Fungsi Pendidikan Agama Islam?
F. Kegunaan Pendidikan Agama Islam?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam
Dalam menyimpulkan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu
dikemukakan pengertian pendidikan dari segi etimologi dan terminology. Dari segi etimologi
atau bahasa, kata pendidikan berasal kata “didik” yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an
sehingga pengertian pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran
dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir.
Kemudian ditinjau dari segi terminology, banyak batasan dan pandangan yang dikemukakan
para ahli untuk merumuskan pengertian pendidikan, namun belum juga menemukan
formulasi yang tepat dan mencakup semua aspek, walaupun begitu pendidikan berjalan terus
tanpa menantikan keseragaman dalam arti pendidikan itu sendiri.
Diantaranya ada yang mengemukakan pengertian pendidikan sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sesuai dengan Undang-
Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1.
Kata pendidikan berasal dari kata didik yang berarti menjaga, dan meningkatkan (Webster’s
Third Digtionary), yang dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Mengembangkan dan memberikan bantuan untuk berbagai tingkat pertumbuhan atau
mengembangkan pengetahuan, kebijaksanaan, kualitas jiwa, kesehatan fisik dan
kompetensi.
b. Memberikan pelatihan formal dan praktek yang di supervisi.
c. Menyediakan informasi.
d. Meningkatkan dan memperbaiki.
Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu usaha
yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan
manusia beragama yang diperlukan dalam pengembangan kehidupan beragama dan sebagai
salah satu sarana pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Selanjutnya H. Haidar Putra Daulay, mengemukakan bahwa Pendidikan Islam pada dasarnya
adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya,
mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud
Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan dan bimbingan
yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang mengarah pada terbentuknya
kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama.
Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan ber
akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci
Al-Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman.
Dari pengertian di atas terbentuknya kepribadian yakni pendidikan yang diarahkan pada
terbentuknya kepribadian Muslim. Kepribadian Muslim adalah pribadi yang ajaran Islam nya
menjadi sebuah pandangan hidup, sehingga cara berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan
ajaran Islam.
Dengan demikian Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani
maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna menjadi
pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
Kata pendidikan berasal dari bahasa arab at-tarbiyah (sebagai padaan dari robbani) adalah
proses transformasi ilmu pengetahuan dari tingkat dasar menuju tingkat selanjutnya. Proses
robbani bermula dari proses pengenalan, hafalan, dan ingatan yang belum menjangkau proses
pemahaman dan penalaran.
Sebaliknya, bila melihat dari surat Ali Imran di atas pengertian at-tarbiyah (sebagai padanan
dari robbaniyin dan ribbiyun) adalah proses transformasi ilmu pengetahuan dan sikap pada
anak didik, yang mempunyai semangat tinggi dalam memahami dan menyadari
kehidupannya sehingga terwujud ketakwaan, budi pekerti pribadi yang luhur.
Menurut Musthafa Al-Ghulayaini, bahwa Pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang
mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air
petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak tersebut menjadi salah satu kemampuan dalam
jiwanya, kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan, dan cinta bekerja untuk
kemanfaatan tanah air.

B. Ruang Lingkup Pendidikan Islam


Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia,
dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan
makhluk lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama
Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling
melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang
umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a. Pengajaran keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal
ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun
Islam.
b. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara
bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam
mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
c. Pengajaran ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara
pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan
baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan
ibadah.
d. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-
bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain.
Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum
Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran
dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam
prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama
Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
f. Pengajaran sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang
pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga
siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.

Selain itu Bahwasanya ada beberapa ruang lingkup pendidikan Islam juga termasuk antara
lain:
1.Peserta Didik
Peserta didik adalah seorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu, dan dengan
bantuan pendidik ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal, untuk menuju
kedewasaan. Peserta didik sebagai objek utama dalam pendidikan memegang peranan yang
sangat strategis. Artinya bahwa siswa dapat dijadikan sebagai salah satu indikator
terwujudnya sekolah berkualitas. Siswa sebagai salah satu input di sekolah, sangat
mempengaruhi pembentukan sekolah yang berkualitas. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh
banyak faktor, misalnya latar belakang peserta didik, kemampuan peserta didik, prinsip
hidup, dan sebagainya.
2.Guru atau Pendidik
Dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, “guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Pendidik adalah orang dewasa yang secara kodrati, atau karena tugasnya untuk membimbing
anak menjadi dewasa. Saat ini pendidik diposisikan sebagai fasilitator/mediator yang
bertugas menfasilitasi atau membantu siswa selama proses penbelajaran berlangsung.
Pendidik tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi, sebab informasi juga
bisa diperoleh dari peserta didik. Penciptaan suasana menyenangkan dan adanya kesadaran
emosional yang tidak dalam keadaan tertekan akan mengaktifkan potensi otak dan
menimbulkan daya berpikir yang intuitif dan holistik.
3.Kurikulum
Menurut Crow dan Crow kurikulum ialah rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata
pelajaran yang disusun secara sistematis yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan
suatu program pendidikan tertentu.
Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakaan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menurut pengertian di atas dapat disipmulkan bahwa kurikulum adalah sejumlah rancangan
atau pedoman pembelajaran yang isinya mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk
menyelesaikan tujuan pendidikan.
4.Metode
Metode adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan
pendidikan. Didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat Islam sebagai suprasistem.
Sedangkan teknik pendidikan Islam adalah langkah-langkah konkret pada waktu seorang
pendidik melaksanakan pengajaran dikelas. Metode dapat dikatakan juga sebagai cara atau
usaha pendidik untuk mempermudah peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
5.Evaluasi
Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu
aktifitas didalam pendidikan Islam. Evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan
situasi yang ada dengan keriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan
menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan. Dengan kata
lain, kegiatan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran, merupakan
bagian integral yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan.
6.Lingkungan
Secara harfiah Lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengitari kehidupan,
baik berupa fisik seperti alam jagat raya dengan segala isinya, maupun berupa nonfisik,
seperti suasana kehidupan keagamaan, nilai-nilai dan alat.
Lingkungan pendidikan Islam adalah suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat ciri-ciri ke-
Islaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik. Lingkungan
adalah tempat untuk memperoleh pendidikan Islam baik dalam keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Dalam pendidikan di kenal tiga lingkungan pendidikan yaitu:
a.Lingkungan pendidikan si keluarga
Keluarga secara normatif termasuk kedalam kelompok lembaga pendidikan di luar sekolah.
Islam memandang keluarga sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan karena di dalam
keluarga berlangsung pula proses kependidikan. Anak berperan sebagai peserta didik,
orangtua sebagai pendidik. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak
yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik
dalam kehidupannya. Hubungan interaksi anak dan orangtua inilah proses pendidikan Islam
berlangsung. Perlakuan orang tua terhadap anak-anaknya ikut memegaruhi pembentukan
kepribadian maupun kecerdasan anak.

b.Lingkungan pendidikan di sekolah


Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang secara sengaja direncana dan dilaksanakan
dengan aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga
disebut pendidikan formal. Sekolah merupakan suatu lembaga khusus, suatu wahana, suatu
tempat untuk menyelenggarakan pendidikan, yang di dalamnya terdapat suatu proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
c.Lingkungan pendidikan di masyarakat
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan nonformal, juga menjadi bagian penting dalam
proses pendidikan, tetapi tidak mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat.
Masyarakat yang terdiri dari sekelompok individu yang beragam akan mempengaruhi
pendidikan peserta didik tang tinggal di sekitarnya. Oleh karena itu, dalam pemdidikan Islam,
masyarakat memiliki tanggung jawab dalam mendidik generasi muda tersebut.
7.Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan
efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Menurut Sutari Imam Barnadib alat pendidikan ialah tindakan, perbuatan, situasi, atau benda
yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Alat pendidikan Merupakan alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan
Islam, agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil. Alat pendidikan adalah serentetan
tindakan yang dilakukan pendidik secara sadar untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu
kedewasaan.

C. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam.


Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu. Dalam hubungannya
dengan Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu merupakan pegangan untuk memperkokoh
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Adapun yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an yang merupakan
kitab suci bagi kita umat Islam yang tentunya terpelihara keaslian nya dari tangan-tangan
yang tak bertanggung jawab dan tidak ada keraguan di dalamnya, sebagaimana Firman Allah
Swt dalam Al-Qur’an yaitu surat Al-Baqarah ayat 2.
Al-qur’an sebagai kitab suci telah dipelihara dan dijaga kemurniannya oleh Allah Swt dari
segala sesuatu yang dapat merusaknya sepanjang masa dari sejak diturunkannya sampai hari
kiamat kelak, hal ini di terangkan dalam sebuah surat dalam Al-Qur’an yaitu surah Al-Hijr
ayat 9.
Al-Hadits merupakan perkataan ataupun perbuatan Nabi Muhammad SAW yang memberikan
gambaran tentang segala sesuatu hal, yang juga dijadikan dasar dan pedoman dalam Islam,
dan sebagai umat Islam kita harus mentaati apa yang telah di sunnahkan Rasulullah dalam
Hadistnya, hal ini di jelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 80.
Selain ayat di atas, terdapat juga hadits yang berkenaan dengan mentaati rasul, yang berarti
juga menjalani segala sunnah-sunnahnya melalui Al-Hadist.
Selain dari dua dasar yang paling utama tersebut, masih ada dasar yang lain dalam negara kita
khususnya seperti yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 29 ayat 1 dan 2.
Ayat 1 berbunyi, Negara berdasarkan azas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ayat 2 berbunyi, Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama
dan kepercayaannya masing-masing.
Dalam pasal ini kebebasan memeluk agama dan kebebasan beribadah menurut agama yang
dianutnya bagi warga Indonesia telah mendapat jaminan dari pemerintah dan hal ini sejalan
dengan Pendidikan Agama Islam dan hal-hal yang terdapat di dalamnya.

D. Tujuan Pendidikan Agama Islam.


Tujuan Pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan agama Islam, karena tujuan agama
adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat dan dapat dijadikan sebagai pedoman
hidupnya yaitu untuk menumbuhkan pola kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses
usaha yang dilakukan. Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu
harapan yang diinginkan oleh pendidik Islam itu sendiri.
Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam mendefinisikan tujuan
Pendidikan Agama Islam sebagai berikut :
Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama berarti manusia yang
mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga
tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai
kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama
yang intensif dan efektif.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah
sebagai usaha untuk mengarahkan dan membimbing manusia dalam hal ini peserta didik agar
mereka mampu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta
meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan mengenai Agama Islam, sehingga
menjadi manusia Muslim, ber akhlak mulia dalam kehidupan baik secara pribadi,
bermasyarakat dan berbangsa dan menjadi insan yang beriman hingga mati dalam keadaan
Islam, sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 102.

E. Fungsi Pendidikan Agama Islam.


Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan
taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan dengan
mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Zakiah Daradjad berpendapat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam
bahwa :
Sebagai sebuah bidang studi di sekolah, pengajaran agama Islam mempunyai tiga fungsi,
yaitu: pertama, menanamtumbuhkan rasa keimanan yang kuat, kedua, menanamkembangkan
kebiasaan (habit vorming) dalam melakukan amal ibadah, amal saleh dan akhlak yang mulia,
dan ketiga, menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah
Allah SWT kepada manusia.
Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari Pendidikan Agama Islam
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT
yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan keluarga.
b. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional
c. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial dan dapat ber sosialisasi dengan lingkungannya sesuai dengan
ajaran Islam.
d. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran Islam, menjalankan
ibadah dan berbuat baik.
Disamping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di ingatkan bahwa
Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup bagi
peserta didik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.

F. Kegunaan Pendidikan Islam


1)Untuk mengembangkan potensi yang ada untuk anak didik muslim sebagai makhluk yang
dapat dididik
2)Untuk mewariskan nilai-nilai budaya agama Islam kepada anak didik sebagai generasi
penerus atau calon pemimpin umat.
3)Karena ilmu pendidikan Islam berlandaskan Al-Quran dan Hadist yang keduanya
menggunakan bahasa arab dengan demikian dapat melatih dan mempraktikan bahasa tersebut
kepada anak didik muslim.
4)Untuk memberikan pengertian kepada anak didik bahwa dirinya hanya sebagai seorang
muslim yang berpedoman kepada al-Qur’an dan Hadist, tetapi ia juga seorang warga Negara
Indonesia yang memiliki falsafah hidup bangsa yaitu pancasila dan UUD 194.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ruang lingkup pembelajaran PAI yg umum dilaksanakan disekolah ada 6 poin yaitu,pengajaran
keimanan,pengajaran ,pengajaran akhlak,pengajaran ibadah,pengajaran fiqih,pengajaran Al
quran ,dan pengajaran sejarah islam.Selain itu ruang lingkup pendidikan islam juga termasuk peserta
didik,guru,kurikulum,metode,evaluasi,serta lingkungan.

Lalu kegunaan pembelajaran PAI yaitu,pertama untuk mengembangkan potensi yang ada untuk
peserta didik muslim,kedua mewariskan nilai-nilai budaya agama islam kepada peserta didik,ketiga
melatih dan memperaktikkan pembelajaran PAI kepada peserta didik,terakhir memberikan
pengertian kepasa peserta didik bahwa dirinya hanya seorang muslim yg berpedoman kepasa Al
Quran dan Hadits
DAFTAR PUSTAKA

[1]W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai


Pustaka,1984), h. 250
[2]UUD 1945, Undang-Undang Republik Indonesia dan Perubahannya, (Penabur Ilmu,
2004)h. 3
[3]Modul Orientasi Pembekalan Calon PNS, Basic Kompetensi Guru, (Jakarta : Departemen
Agama Republik Indonesia, 2004), h. 1
[4]Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,
1995), h. 172
[5]Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam,(Jakarta : Kencana, 2004), h. 153
[6] Depag RI, Pendidikan Agama Islam, untuk SMA Kelas I hal : 15
[7]UUD 1945, Op. Cit, h. 27
[8]Zakiah Daradjat, Loc. Cit.
[9]Zakiah Daradjad, op. Cit, h. 174

Sumber: Daradjat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Sadulloh, Uyoh. 2014. Pedagogik. Bandung: Alfabeta

Mujib, Abdul dan Muhaimin. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda Karya

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya

Salim, Moh Haitami dan Syansul Kurniawan. 2012. Studi Ilmu Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai