Anda di halaman 1dari 22

PENDIDIKAN ISLAM: PENGERTIAN, DASAR, RUANG LINGKUP

DAN TUJUAN

Izzah Fikroh Basyariyah, Wahyu Dwiratnawati, Afidhatus Sholihah

Program Studi Magister Pendidikan Islam, Universitas Muhammadiyah Surabaya, 2022.

ABSTRAK

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berlandaskan agama Islam dimana


banyak sekali elemen-elemen yang akan dipelajari maupun diajarkan kepada anak-anak
didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat sosial lainnya. Pendidikan Islam
pada zaman sekarang sudah banyak melalui dan mengikuti perkembangan zaman, dari
definisi, dasarnya, ruang lingkup, maupun tujuan. Yang diupayakan meski banyaknya
perubahan-perubahan yang mempengaruhinya, tetapi diharapkan Pendidikan Islam
tersebut tetap merujuk kepada Al-Qur’an, Hadits, dan Ijtima’ para ‘Aalim ‘Ulama yang
terdahulu.
Pengertian pendidikan agama islam sebagai usaha secara sadar dalam memberikan
bimbingan kepada anak didik untuk berperilaku sesuai dengan ajaran Islam dan
memberikan pelajaran dengan materi-materi tentang pengetahuan Islam. Adanya tiga dasar
yang kemudian dikembangkan oleh para pemikir pendidikan Islam untuk melahirkan
peserta didik yang tangguh imannya, luas wawasan keilmuannya serta mulia akhlaknya.
Ruang lingkup pendidikan agama Islam yang diajarkan di lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat sosial lainnya bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, pemahaman, pengahayatan
dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kata Kunci : pendidikan Islam; pengertian; dasar; ruang lingkup; tujuan


ABSTRACT

Islamic education is an education based on islam where there are many elements
that will be learned and taught to students in the home environment, schools, and other
social communities. Islamic education today has gone through and followed the times a
lot, from its definition, basis, scope, and purpose. What is sought is that despite the many
changes that affect it, it is hoped that the Islamic Education will still refer to the Qur'an,
Hadith, and Ijtima' of the 'Aalim 'Ulama' of the previous 'Ulama.
The definition of Islamic religious education is a conscious effort in providing
guidance to students to behave in accordance with Islamic teachings and provide lessons
with materials about Islamic knowledge. The existence of three basics that were then
developed by Islamic education thinkers to produce students who are tough in their faith,
broad in scientific insight and noble in their morals.
The scope of Islamic religious education taught in the family, school, and other
social communities aims to grow and improve faith through the provision and fertilization
of knowledge, understanding, passion and experience of students about the Islamic
religion, so as to become Muslims who have faith and piety in Allah SWT and have a
noble character in personal life, society, nation and state.

Keywords : Islamic education; definition; basic; scope; purpose

A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami
perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan zaman di segala bidang
kehidupan. Dalam rangka mencerdaska kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu
pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan di
segala aspek kehidupan manusia.1
Islam berasal dari kata َّ‫ السَّ ْلم‬damai atau kedamaian. Sesuai dengan firman
Allah SWT dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

.‫الس ِمْيع الْ َعلِْيم‬ ِ ‫واِ ْن جنحوا لِلس ْل ِم فَاجنح ََلا وت وَّكل علَى ه‬
َّ ‫اّللِ ۗ انَّه ه َو‬
ٰ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ ْ َ َ َ

1
Eprints.ums.ac.id, “Bab I”, http://eprints.ums.ac.id/21887/3/BAB_I.pdf. (19 Oktober 2022)
Artinya: tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan
bertawakkal lah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
(Al-Anfal: 61)
Ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam yaitu bahwa Islam
merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk cinta damai atau senantiasa
memperjuangkan perdamaian. Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir untuk menjadi
pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.2
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berlandaskan agama Islam
dimana banyak sekali elemen-elemen yang akan dipelajari maupun diajarkan
kepada anak-anak didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat sosial
lainnya. Dimana dengan diajarkannya Pendidikan Islam sejak dini, maka
dimulailah penanaman akan agama Islam sejak dini pula. Akan banyak ilmu-ilmu
yang akan berkaitan dengan pendidikan Islam itu sendiri. Yang nantinya dengan
bekal-bekal ilmu pendidikan Islam inilah maka seseorang mampu membedakan
mana yang Haq dan Bathil, mampu memberikan pengajaran pendidikan sesuai
dengan porsinya dan mengetahui segala sesuatu perintah yang wajib dikerjakan
serta batasan larangan yang haram untuk dikerjakan.
Pendidikan Islam pada zaman sekarang sudah banyak melalui dan mengikuti
perkembangan zaman, dari definisi, dasarnya, ruang lingkup, maupun tujuan. Yang
diupayakan meski banyaknya perubahan-perubahan yang mempengaruhinya, tetapi
diharapkan Pendidikan Islam tersebut tetap merujuk kepada Al-Qur’an, Hadits, dan
Ijtima’ para ‘Aalim ‘Ulama yang terdahulu. Sehingga Pendidikan Islam tersebut
akan tetap utuh dan berdasarkan pada ajaran-ajaran yang tidak mengalami banyak
perubahan di setiap perkembangan zaman.
Maka dari itu sebelum mempelajari Pendidikan Islam secara meluas,
hendaknya kita dapat memahami terlebih dahulu makna dan pengertian, dasar-
dasarnya, ruang lingkup yang mencakupi dan tujuan dari Pendidikan Islam itu
sendiri. Dimana setelah kita mempelajari hal mendasar tersebut di atas, maka kita
akan mengetahui dan dapat mempelajari Pendidikan Islam lebih mendalam lagi.

2
Pa-soreang.go.id, “Hikmah Terkini”, https://pa-soreang.go.id/hikmah-terkini. (19 Oktober 2022)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Islam?
2. Apa dasar-dasar dari Pendidikan Islam?
3. Apa saja ruang lingkup yang mencakupi Pendidikan Islam?
4. Apakah tujuan dari Pendidikan Islam?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari Pendidikan Islam.
2. Agar mahasiswa mengetahui dasar-dasar dari Pendidikan Islam.
3. Agar mahasiswa mengetahui cakupan ruang lingkup Pendidikan Islam.
4. Agar mahasiswa mengetahui tujuan dari Pendidikan Islam.

D. Pengertian Pendidikan Islam


Ilmu Pendidikan Islam dengan Ilmu pengetahuan yang lain penggolongan-
penggolongan suatu masalah dan pembahasan masalah demi masalah di dalam
pendidikan. Pendidikan Islam memerlukan beberapa metodologi pengembangan, antara
lain: test, pendidik memberikan test kepada anak didiknya untuk mengetahui
perkembangan anak didik.3
Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian pendidikan
Islam. Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan
manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap
jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi,
perasaannya halus, profesional dalam bekerja dan manis tutur sapanya.
Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam
adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Sedangkan menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pendidikan adalah
suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode
dan sistem penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan
kandungan pendidikan tersebut.4

3
Arif Rahman. 2011. https://pengertianpendidikanislam.blogspot.com/. (17 Oktober 2022)
4
Ali Al-Jumbulati, Abdul Futuh At-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2011), 1.
Jadi, definisi pendidikan Islam adalah pengenalan dan pengakuan yang
secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-
tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga
membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di
dalam tatanan wujud dan kepribadian. Jadi pendidikan ini hanyalah untuk
manusia saja.
Selama ini buku-buku Ilmu Pendidikan Islam telah memperkenalkan paling kurang
tiga kata yang berhubungan dengan pendidikan Islam yaitu, al-Tarbiyah, al-Ta’lim dan al
Ta’dib. Jika ditelusuri ayat-ayat Al-Qur’an dan matan as-Sunnah secara mendalam dan
komprehensif sesungguhnya selain tiga kata tersebut masih terdapat kata-kata lain
tersebut, yaitu al-Tazkiyah, al-Muwa’idzah, al-Tafaqquh, al-Tilawah, al-Tahzib, al-
Irsyad, al-Tafakkur, al-Ta’aqqul dan al-Tadabbur. Deskripsi selengkapnya terhadap
kata-kata tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Al-Tarbiyah
Kata al-Tarbiyah berasal dari kata Rabba didalam Al-Qur’an disebutkan lebih
dari delapan ratus kali, dan sebagian besar atau bahkan seluruhnya dengan Tuhan,
yaitu terkadang dihubungkan dengan alam jagat raya (bumi, langit, bulan, bintang,
matahari, tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, laut dan sebagainya), dengan manusia
seperti pada kata Rabbuna (Tuhan kami), Rabbuhu (Tuhannya), Rabbuhum (Tuhan
mereka semua), Rabbiy (Tuhan-ku). Karena demikian luasnya pengertian al-
tarbiyah ini, maka ada sebagian pakar pendidikan, seperti Naquid al-Attas yang tidak
sependapat dengan pakar pendidikan lainnya yang menggunakan kata al-
tarbiyah dengan arti pendidikan. Menurutnya, kata al-Tarbiyah terlalu luas arti dan
jangkauannya. Kata tersebut tidak hanya menjangkau manusia melainkan juga
menjaga alam jagat raya sebagaimana tersebut. Benda-benda alam selain manusia,
menurutnya tidak dapat dididik, karna benda-benda alam selain manusia itu tidak
memiliki persyaratan potensial, seperti akal, panca indera, hati nurani, insting, dan
fitrah yang memungkinkan untuk dididik. Yang memiliki potensi-potensial diatas itu
hanya manusia. Untuk itu Naquid al-Attas lebih memilih kata al-Ta’dib (sebagaimana
nanti akan dijelaskan) untuk arti pendidikan, dan bukan kata al-Tarbiyah.5

5
Abuddin Nata. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana, 2010), 21.
2. Al-Ta’lim
Kata al-Ta’lim atau asal katanya, yaitu ‘allama, yu’allimu, ta’liman dijumpai
dalam hadits sebagai berikut. “Pengetahuan adalah kehidupan islam dan pilar islam,
dan barang siapa yang mengajarkan ilmu Allah akan menyempurnakan pahala
baginya, dan barang siapa yang mengajarkan ilmu dan ia mengamalkan ilmu yang
diajarkan itu, maka Allah akan mengajarkan kepadanya sesuatu yang belum ia
ketahui.” (HR. Abu Syaikh).6
Didalam hadits tersebut kata Ta’lim dihubungkan dengan mengajarkan ilmu
kepada seseorang, dan orang yang mengajarkan ilmu tersebut akan mendapatkan
pahala dari Tuhan. Kata al-Ta’lim dalam arti pengajaran yang merupakan bagian dari
pendidikan banyak digunakan untuk kegiatan pendidikan yang bersifat nonformal,
sepeti majelis taklim. Kata al-Ta’lim dalam pendidikan sesungguhnya merupakan kata
yang paling dahulu digunakan daripada kata al-Tarbiyah. Kegiatan pendidikan dan
pengajaran pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dirumah Al-Aqram di
Makkah, dapat juga disebut Majelis al-Ta’lim.
3. Al-Ta’dib
Kata al-Ta’dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta’diban yang dapat berarti
education (pendidikan), discipline (disiplin), punishment (peringatan atau hukuman)
dan chastisement (hukuman-penyucian). Kata al-Ta’dib berasal dari kata adab yang
berarti beradab, bersopan santun, tata krama, adab, budi pekerti, akhlak, moral dan
etika.7
Kata al-Ta’dib dalam arti pendidikan sebagaimana disinggung di atas, ialah kata
yang dipilih oleh Naquid al-Attas. Dalam hubungan ini ia mengartikan al-Ta’dib
sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada
manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan
penciptaan, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan
keagungan Tuhan.

6
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), 3.
7
Ibid., 3.
4. Al-Tahdzib
Kata al-Tahdzib secara harfiah berarti pendidikan akhlak atau menyucikan diri
dari perbuatan akhlak yang buruk, dan berarti pula terdidik atau terpelihara dengan
baik, dan berarti pula beradab sopan.8
Dari berbagai pengertian tersebut, tampak bahwa secara keseluruhan kata al-
Tahdzib terkait dengan perbaikan mental spiritual, moral dan akhlak, yaitu
memperbaiki mental seseorang yang tidak sejalan dengan ajaran atau norma kehidupan
menjadi sejalan dengan ajaran atau norma, memperbaiki perilakunya agar menjadi
baik dan terhormat, serta memperbaiki akhlak dan budi pekertinya agar menjadi akhlak
mulia. Berbagai kegiatan tersebut termasuk dalam bidang kegiatan pendidikan. Itulah
sebabnya, kata al-Tahdzib juga berati pendidikan.
5. Al-Wa’dz atau Al-Mau’idzah
Al-Wa’dz berasal dari kata wa’adza yang berarti to preach (mengajar),
conscience (kata hati, suara hati, hati nurani), to admonish (memperingatkan atau
mengingatkan), exhort (mendesak), dan to warn (memperingatkan). Inti al-Wa’dz atau
al-Mau’idzah adalah pendidikan dengan cara memberikan penyandaran dan
pencerahan batin, agar timbul kesadaran untuk berubah menjadi orang yang baik.
6. Al-Riyadhah
Al-Riyadhah berasal dari kata raudha, yang mengandung arti to tame
(menjinakan), domesticate (menjinakan), to break in (mendobrak atau membongkar),
train (latihan), to train (melatih), coach (melatih), to pacify (menenangkan atau
menenteamkan), placate (mendamaikan, menentramkan), to practice
(memperagakan), exercise (melatih), regulate (mengatur), to seek to make tractable (
menemukan untuk membuat mudah dikerjakan), dan try to bring round (mencoba
membawa keliling).9 Dalam pendidikan, kata al-Riyadhah diartikan mendidik jiwa
anak dengan akhlak mulia. Didalam Al-Qur’an maupun as-Sunnah kata al-
Riyadhah secara eksplisit tidak dijumpai, namun inti dan hakikat al-Riyadhah dalam
arti mendidik atau melatih mental spiritual agar senantiasa mematuhi ajaran Allah
SWT amat banyak dijumpai.

8
Muhammad Yunus. Kamus Arab-Indonesia. (Jakarta: PT Hidakrya Agung, 2005), 481.
9
Ibid., 1082.
7. Al-Tazkiyah
Al-Tazkiyah berasal dari kata zakka-yuzakki-tazkiyatan yang berarti purification
(pemurnian atau pembersihan), chastening (kesucian dan kemurnian), pronouncement
of (pengumuman atau pernyataan), integrity of a witness (pengesahan atau kesaksian),
honorable record (catatan yang dapat dipercaya dan dihormati).10 Dari penjelasan
tersebut terlihat, bahwa kata al-Tazkiyah ternyata juga digunakan untuk arti
pendidikan yang bersifat pembinaan mental spiritual dan akhlak mulia.
8. Al-Talqin
Kata al-Talqin berasal dari laqqana yulaqqinu talqinan yang dapat berarti
pengajaran atau mengajarkan, dan dapat berarti pula insruction (perintah atau anjuran),
direction (pengarahan), dictation (pengimlaan atau perintah), dictate (mendikte atau
memerintah), inspiration (ilham, inspirasi), insinuation (sindiran atau tuduhan tidak
langsung), suggestion (dorongan), suborning of witness (pengimlaan atau perintah).11
Dari sekian kata tersebut terlihat bahwa kata Talqin juga digunakan untuk arti
pengajaran. Dari penjelasan tersebut terlihat, bahwa kata al-Talqin ternyata digunakan
pula untuk arti pendidikan dan pengajaran yang diberlakukan tidak hanya kepada
orang yang masih hidup melainkan kepada orang sudah meninggal.
9. Al-Tadris
Kata al-Tadris berasal dari kata darrasa yudarrisu tadrisan, yang dapat
berarti teaching (pengajaran atau mengajarkan), instruction (perintah), tution (kuliah,
uang kuliah). Selain kata al-Tadris juga berarti baqa’ atsaruha wa baqa al-atsar
yaqtadli inmihauhu fi nafsihi, yang artinya sesuatu yang pengaruhnya membekas dan
sesuatu yang pengaruhnya membekas menghendaki adanya perubahan pada diri
seseorang. Intinya kata al-Tadris berarti pengajaran, yakni, menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik yang selanjutnya memberi pengaruh dan
menimbulkan perubahan pada dirinya.
10. Al-Tafaqquh
Kata al-Tafaqquh berasal dari kata tafaqqaha yatafaqqohu tafaqquhan yang
berarti mengerti dan memahami. Selanjutnya Ar-Raghib al-Asfaniy mengartikan kata
tafaqquh sebagain berikut: menghubungkan pengetahuan yang abstrak dengan ilmu

10
Ibid., 380.
11
Ibid., 875.
yang konkrit, sehingga menjadi ilmu yang khusus. Dari kata al-Tafaqquh muncul
kata al-Fiqh yang selanjutnya menjadi sebuah nama bagi ilmu yang mempelajari
hukum-hukum syariah yang disandarkan pada dalil-dalil terperinci. Kata al-Tafaqquh
selanjutnya lebih digunakan untuk menunjukan pada kegiatan pendidikan dan
pengajaran ilmu agama Islam.
11. Al-Irsyad
Kata al-Irsyad dapat mengandung arti yang berhubungan dengan pengajaran
dan pendidikan yaitu bimbingan, pengarahan, pemberitahuan, nasihat, dan bimbingan
sepiritual. Dengan demikian kata al-Irsyad layak dipertimbangkan untuk dimasukan
dalam arti kata pendidikan dan pengajaran.
Istilah pendidikan Islam terdiri dari dua kata, yaitu pendidikan dan Islam. Oleh
sebab itu, untuk mengetahui makna istilah tersebut, perlu diketahui lebih dahulu
definisi pendidikan menurut para pakar pendidikan.
Hasan Langgulung berpendapat bahwa pendidikan ditinjau dari dua segi, yaitu
dari segi masyarakat dan dari segi individu. Dari segi masyarakat, pendidikan berarti
pewarisan dari generasi tua kepada generasi muda agar hidup masyarakat tetap
berkelanjutan. Sementara dari segi individu, pendidikan berarti pengembangan
potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Dari situ, ia menarik kesimpulan
bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai pewarisan kebudayaan sekaligus
pengembangan potensi-potensi. 12
Napoleon Hill memaknai pendidikan dalam bukan sekedar tindakan
menyampaikan pengetahuan atau transfer pengetahuan semata. Hill menurut makna
pendidikan dari akar katanya, yaitu dari Bahasa latin educo yang berarti
mengembangkan dari dalam; mendidik; melaksanakan hukum kegunaan. Oleh karena
itu, pendidikan yang sesungguhnya berarti pengembangan potensi diri (indera dan
pikir), bukan sekedar mengumpulkan dan mengklasifikasikan pengetahuan.13
Beberapa definisi pendidikan dalam perspektif umum di atas sebenarnya cukup
untuk merumuskan definisi pendidikan Islam. Qadri Azizy menyebutkan batasan
tentang definisi pendidikan agama Islam dalam dua hal, yaitu:

12
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna. 1992), 3.
13
Sutrisno, Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 19.
1. Mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau Akhlak
Islam.
2. Mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran Islam.14
Dengan batasan ini, dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan agama
Islam sebagai usaha secara sadar dalam memberikan bimbingan kepada anak didik
untuk berperilaku sesuai dengan ajaran Islam dan memberikan pelajaran dengan
materi-materi tentang pengetahuan Islam.
E. Dasar Pendidikan Islam
Kata dasar dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki banyak arti diantaranya
alas atau fondasi, pokok atau pangkal.15 Menurut Abudin Nata dasar pendidikan adalah
segala sesuatu yang bersifat konsep, pemikiran dan gagasan yang mendasari, melandasi
dan mengasasi pendidikan.16 Dengan demikian dasar pendidikan Islam adalah segala
sesuatu yang bersifat konsep, pemikiran dan gagasan yang mendasari, melandasi dan
mengasasi pendidkan Islam.
Menurut Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir dasar pendidikan Islam adalah
landasan operasional yang dijadikan untuk merealisasikan dasar ideal atau sumber
pendidikan Islam.17 Namun pendapat ini disanggah oleh Abudin Nata, beliau
berpendapat bahwa dasar pendidikan bukanlah landasan operasional, akan tetapi lebih
merupakan landasan konseptual. Karena dasar pendidikan tidak secara langsung
memberikan dasar bagi pelaksanaan pendidikan, namun lebih memberikan dasar bagi
penyusunan konsep pendidikan.18 Dan menurut hemat penulis pendapat Abudin Nata
lebih tepat untuk digunakan.
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berbasis agama yakni agama Islam.
Islam memiliki kitab suci yakni Al-Qur’an. Selain Alquran yang menjadi pedoman
dalam beragama adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW., maka pendidikan Islam
seharusnya Pendidikan yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Selanjutnya
dapat dikembangkan dengan ijtihad, al-maslahah al-mursalah, istihsan, qiyas, dan sebagainya.

14
Ahmad Qodri A. Azizy, Islam dan Permasalahan Sosial: Mencari Jalan Keluar.(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2000), 22.
15
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), 296.
16
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 90.
17
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), 44.
18
Nata, Ilmu Pendidikan Islam, 90.
Dasar Pendidikan Islam dapat dibedakan kepada : (1) Dasar ideal, dan (2) Dasar
operasional.19
Dasar ideal pendidikan Islam adalah identik dengan ajaran Islam itu sendiri.
Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Kemudian dasar
tadi dikembangkan dalam pemahaman para ulama dan cendekiawan sebagai dasar
operasional.
Disisi lain Abuddin Nata menyatakan bahwa dasar pendidikan Islam adalah
pandangan hidup yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan. Karena dasar
menyangkut masalah ideal dan fundamental, maka diperlukan landasan pandangan
hidup yang kokoh dan komprehensif, serta tidak mudah berubah.20
Al-Qur’an dan al-Hadits merupakan sumber utama pendidikan Islam. Al-Qur’an
dan Sunnah diyakini mengandung kebenaran yang mutlak (absolute) yang bersifat
trasendental, universal dan eternal (abadi), sehingga kedua sumber ini akan dapat terus
memenuhi kebutuhan manusia kapan saja dan dimana saja.
Al-Qur’an dan Sunnah telah menguraikan dengan jelas dasar-dasar pendidikan
Islam sebagai berikut:21
1. Dasar Tauhid, seluruh kegiatan pendidikan Islam dijiwai oleh norma-norma
Ilahiyah dan sekaligus dimotivasi sebagai ibadah. Dengan ibadah pekerjaan
pendidikan lebih bermakna, tidak hanya makna material tetapi juga makna
spritual. Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist, masalah tauhid adalah masalah yang
pokok, Ibnu Ruslan contohnya yang ditulis oleh Abuddin Nata mengatakan
bahwa yang pertama diwajibkan bagi seorang muslim adalah mengetahui
Tuhannya dengan penuh Tauhid atau keyakinan.
2. Dasar Kemanusian, yang dimaksud dengan dasar kemanusiaan adalah pengakuan
akan hakekat dan martabat manusia. Hak- hak seseorang harus dihargai dan
dilindungi, dan sebaliknya untuk merealisasikan hak-hak tersebut, tidak
dibenarkan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain, karena setiap muslim
memiliki persamaan derajat, hak, dan kewajiban yang sama. Yang membedakan
antara seorang muslim dengan lainnya hanyalah ketaqwaannya (Qs.Al-Hujurat
13).

19
Dede Pu’ad, Ilmu Pendidikan Islam (Garut: Defiya Print, 2007), 27.
20
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2005), 59.
21
Ibid., 61-63.
3. Dasar Kesatuan Ummat Manusia, yang dimaksud dengan dasar ini adalah
pandangan yang melihat bahwa perbedaan suku bangsa, warna kulit, bahasa dan
sebagainya, bukanlah halangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan ini,
karena pada dasarnya semua manusia memiliki tujuan yang sama yaitu
mengabdi kepada Tuhan (Qs.Ali-Imran 105, Al- Anbiya 92, Al-Hujurat 112).
Prinsip kesatuan ini selanjutnya menjadi dasar pemikiran global tentang nasib
ummat manusia di seluruh dunia. Yaitu pandangan, bahwa hal-hal yang
menyangkut kesejahteraan, keselamatan, dan keamanan manusia, termasuk
masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan, tidak cukup dipikirkan dan
dipecahkan oleh sekelompok masyarakat atau bangsa tertentu, melainkan
menjadi tanggung jawab antara suatu bangsa dan bangsa lainnya.
4. Dasar Keseimbangan, yang dimaksud dengan dasar keseimbangan adalah
prinsip yang melihat antara urusan dunia dan akhirat, jasmani dan rohani,
individu dan sosial, ilmu dan amal dan seterusnya adalah merupakan dasar yang
antara satu dan lainnya saling berhubungan dan saling membutuhkan. Prinsip
keseimbangan ini merupakan landasan terwujudnya keadilan, yakni adil
terhadap diri sendiri dan adil terhadap orang lain.
5. Dasar Rahmatan Lil ‘Alamin, maksud dari dasar ini adalah melihat bahwa
seluruh karya setiap muslim termasuk dalam bidang pendidikan adalah
berorientasi pada terwujudnya rahmat bagi seluruh alam,hal ini termaktub dalam
Al-Qur’an Surah Al-Anbiya 107.“ Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”(Qs.Al- Anbiya 107). Pendidikan untuk
mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan rahmat bagi seluruh alam.
Dalam pendidikan Islam, sunnah Rasul mempunyai dua fungsi, yaitu:
1. Menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Quran.
2. Menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat di dalamnya.
Di sisi lain dari berbagai literatur yang ada dasar-dasar pendidikan Islam dapat pula
diletakkan pada dasar-dasar ajaran Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya, yaitu
sebagai berikut:
1. Al-Quran dan Sunnah, karena memberikan prinsip yang penting bagi pendidikan
yaitu penghormatan kepada akal dan kewajiban menuntut ilmu.
2. Nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam
atas prinsip mendatangkan kemanfaatan dan menjauhkan kemudharatan bagi
manusia.
3. Warisan pemikiran Islam, yang merupakan refleksi terhadap ajaran-ajaran
pokok Islam.
Ketiga dasar inilah yang kemudian dikembangkan oleh para pemikir pendidikan
Islam untuk melahirkan peserta didik yang tangguh imannya, luas wawasan keilmuannya
serta mulia akhlaknya. Dengan memiliki iman, ilmu dan akhlak maka peserta didik akan
siap menghadapi kehidupan dunia dan akhirat.

F. Ruang Lingkup Pendidikan Islam


Ramayulis dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama Islam
mengungkapkan bahwa orientasi pendidikan agama Islam diarahkan kepada tiga
ranah (domain) yang meliputi: ranah kognitif, afektif dan psikomotoris.22 Ketiga
ranah tersebut mempunyai garapan masing-masing penilaian dalam pendidikan
agama Islam, yakni nilai-nilai yang akan diinternalisasikan itu meliputi nilai Al-
Qur’an, Aqidah, Syariah, Akhlak, dan Tarikh. Ruang lingkup PAI di sekolah umum
meliputi aspek-aspek yaitu: Al-Qur’an dan Hadis, Aqidah Akhlak, Fikih dan Tarikh
Kebudayaan Islam. Berikutnya PAI dilaksanakan sesuai dengan tingkat
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik serta menekankan keseimbangan,
keselarasan dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah dengan alam
sekitarnya.
Mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti mencakup aspek yang sangat luas, yaitu
aspek kognitif (pengetahuan), aspek apektif dan aspek psikomotorik. Ruang
lingkup Pendidikan Agama Islam adalah untuk mewujudkan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara:
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT.
2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
3. Hubungan manusia dengan sesama manusia.
4. Dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alamnya.23

22
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), 23.
23
Departemen Agama RI, Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum (Jakarta: Dirjen
Kelembagaan Agama Islam, 2004), 7.
Pada saat diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk
mata pelajaran pendidikan agama disebut dengan Pendidikan Agama Islam,
kemudian sejak diberlakukannya Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan
agama disebut dengan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Sebagian
sekolah masih ada yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan sebagiannya sudah menerapkan Kurikulum 2013.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam untuk mewujudkan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara empat hubungan yang telah disebut di atas,
tercakup dalam pengelompokkan kompetensi dasar kurikulum PAI dan Budi
Pekerti yang tersusun dalam beberapa materi pelajaran baik Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan. Adapun materi atau mata pelajaran tersebut adalah :
1. Al-Qur’an Hadits; menekankan pada kemampuan membaca, menulis dan
menterjemahkan dengan baik dan benar.
2. Aqidah atau keimanan; menekankan pada kemampuan memahami dan
mempertahankan keyakinan, serta menghayati dan mengamalkan nilai- nilai
Asmaul Husna sesuai dengan kemampuan peserta didik;
3. Akhlak; menekankan pada pengalaman sikap terpuji dan menghindari akhlak
tercela;
4. Fiqih/Ibadah; menekankan pada acara melakukan ibadah dan mu’amalah yang
baik dan benar; dan
5. Tarikh dan Kebudayaan Islam; menekankan pada kemampuan mengambil
pelajaran (ibrah) dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-
tokoh muslim yang berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena-fenomena
sosial, untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban
Islam.24
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam untuk mewujudkan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara empat hubungan yaitu hubungan manusia
dengan Allah SWT, dirinya sendiri, sesama manusia, dan makhluk lain serta
lingkungan alamnya. Pendidikan Agama Islam tercakup dalam pengelompokkan
kompetensi dasar kurikulum PAI dan Budi Pekerti yang tersusun dalam beberapa

24
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 69 tahun 2013.
materi pelajaran baik Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dan Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan yang meliputi Al-Qur’an Hadits,
Aqidah, Akhlak, Fiqih, serta Tarikh dan Kebudayaan Islam.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam menurut Zakiah Darajat dalam buku
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam adalah:
1. Pengajaran Keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang berbagai
aspek kepercayaan menurut ajaran Islam. Dalam hal keimanan inti
pembicarannya adalah tentang keesaan Allah.
Karena itu ilmu tentang keimanan ini disebut juga “Tauhid” ruang lingkup
pengajaran keimanan ini meliputi Rukun Iman yang enam. Yang perlu digaris
bawahi dalam pengajaran keimanan ini guru tidak boleh melupakan bahwa
pengajaran keimanan banyak berhubungan dengan aspek kejiwaan dan perasaan.
Nilai pembentukan yang diutamakan dalam mengajar ialah keaktifan fungsi-
fungsi jiwa. Yang terpenting adalah anak diajarkan supaya menjadi orang
beriman, bukan ahli pengetahuan keimanan.25
2. Pengajaran Akhlak
Pengajaran akhlak berarti pengajaran tentang bentuk batin seseorang yang
kelihatan pada tindak-tanduknya (tingkah lakunya). Dalam pelaksanaannya,
pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan
supaya yang diajar berakhlak baik. Pengajaran akhlak membicarakan nilai
sesuatu perbuatan menurut ajaran agama, membicarakan sifat-sifat terpuji dan
tercela menurut ajaran agama, membicarakan berbagai hal yang langsung ikut
mempengaruhi pembentukan sifat-sifat itu pada diri seseorang secara umum.
Ruang lingkup akhlak secara umum meliputi berbagai macam aspek yang
menentukan dan menilai bentuk batin seseorang.26
3. Pengajaran Ibadat
Hal terpenting dalam pengajaran ibadat adalah pembelajaran ini
merupakan kegiatan yang mendorong supaya yang diajar terampil membuat
pekerjaan ibadat itu, baik dari segi kegiatan anggota badan, ataupun dari segi

25
Zakiah Darajat, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 63-
68.
26
Ibid., 68-72.
bacaan. Dengan kata lain yang diajar itu dapat melakukan ibadat dengan mudah,
dan selanjutnya akan mendorong ia senang melakukan ibadat tersebut.27
4. Pengajaran Fiqih
Fiqih ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan/ membahas/ memuat
hukum-hukum Islam yang bersumber pada Al-Qur’an, Sunnah dan dalil-dalil
Syar’i yang lain.28
5. Pengajaran Qira’at Qur’an
Yang terpenting dalam pengajaran ini adalah keterampilan membaca Al-
Qur’an yang baik sesuai dengan kaidah yang disusun dalam ilmu Tajwid.
Pengajaran Al-Qur’an pada tingkat pertama berisi pengenalan huruf hijaiyah dan
kalimat (kata), selanjutnya diteruskan dengan memperkenalkan tanda-tanda
baca. Melatih membiasakan mengucapkan huruf Arab dengan makhrajnya yang
benar pada tingkat permulaan, akan membantu dan mempermudah mengajarkan
Tajwid dan lagu pada tingkat membaca dengan irama.29
6. Pengajaran Tarikh Islam
Pengajaran Tarikh Islam adalah pengajaran sejarah yang berhubungan
dengan pertumbuhan dan perkembangan umat Islam. Tujuan belajar sejarah
Islam adalah agar mengetahui dan mengerti pertumbuhan dan perkembangan
umat Islam. Hal ini bertujuan untuk mengenal dan mencintai Islam sebagai
agama dan pegangan hidup.30
Berdasarkan paparan di atas dapat dilihat bebarapa ruang lingkup
pendidikan agama Islam yang diajarkan di Sekolah, baik di Madrasah maupun
di Sekolah umum, jika di madrasah ruang lingkup tersebut menjadi mata
pelajaran yang berdiri sendiri, sedangkan di Sekolah umum semua menjadi satu
kesatuan dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam.

G. Tujuan Pendidikan Islam


Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

27
Ibid., 76.
28
Ibid., 78.
29
Ibid., 92-93.
30
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 38.
penghayatan, pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan
bernegara.31 Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Ramayulis secara umum
adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.32
Tujuan pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh tahapan sebagai berikut:
1. Tujuan Pendidikan Islam secara Universal
Rumusan tujuan pendidikan yang bersifat universal dapat dirujuk pada
hasil kongres sedunia tentang pendidikan Islam yag dirumuskan dari berbagai
pendapat para pakar pendidikan seperti al-Attas, Athiyah, al-Abrasy, Munir,
Mursi, Ahmad D. Marimba, Muhammad Fadhil al-Jamali Mukhtar Yahya,
Muhammad Quthb, dan sebagainya. Rumusan tujuan pendidikan tersebut adalah
sebagai berikut: Pendidikan harus ditujukan untuk menciptakan keseimbangan
pertumbuhan keperibadian manusia secara menyeluruh, dengan cara melatih
jiwa, akal pikiran, perasaan, dan fisik manusia.
Dengan demikian, pendidikan harus mengupayakan tumbuhnya seluruh
potensi manusia, baik yang bersifat spiritual, intelektual, daya khayal, fisik, ilmu
pengetahuan, maupun bahasa, baik secara perorangan maupun kelompok, dan
mendorong tumbuhnya seluruh aspek tersebut agar mencapai kebaikan dan
kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan terletak pada terlaksananya pengabdian
yang penuh kepada Allah, pada tingkat perorangan, kelompok maupun
kemanusiaan dalam arti yang seluas-luasnya.33
2. Tujuan Pendidikan Islam secara Nasional
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan Islam nasional ini adalah tujuan
pendidikan Islam yang dirumuskan oleh setiap Negara Islam. Dalam hal ini
maka setiap Negara Islam merumuskan tujuan pendidikannya dalam mengacu
kepada tujuan universal. Tujuan pendidikan Islam secara nasional di Indonesia,

31
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), 135.
32
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), 22.
33
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), 61-62.
secara eksplisit belum dirumuskan, karena Indonesia bukanlah negara Islam.
Dengan demikian tujuan pendidikan Islam nasional dirujuk kepada tujuan
pendidikan nasional yang terdapat dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional sebagai berikut:
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.34
3. Tujuan Pendidikan Islam secara Institusional
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan Islam secara institusional
adalah tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh masing-masing lembaga
pendidikan Islam, mulai dari tingkat taman kanak-kanak, samapi dengan
perguruan tinggi.35
Pada tujuan instruksional ini bentuk insan kamil dengan pola takwa sudah
kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, pola takwa itu harus kelihatan
dalam semua tingkat pendidikan Islam. Karena itu setiap lembaga pendidikan
Islam harus dapat merumuskan tujuan pendidikan Islam sesuai dengan tingkatan
jenis pendidikannya.36
4. Tujuan Pendidikan Islam pada Tingkat Program Studi (Kurikulum)
Tujuan Pendidikan Islam pada tingkat program studi adalah tujuan
pendidikan yang disesuaikan dengan program studi. Rumusan tujuan pendidikan
Islam pada tingkat kurikulum ini mengandung pengertian bahwa proses
pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami olehh siswa di sekolah, dimulai
dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran
dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, untuk selanjutnya menuju
ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke
dalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya.37

34
Abd.Rozak, Fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang Pendidikan,
(Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010), 6.
35
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam..., 64.
36
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. III, 32.
37
Muhaimin, Suti’ah dan Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. V, 79.
5. Tujuan Pendidikan Islam pada Tingkat Mata Pelajaran
Tujuan pendidikan Islam pada tingkat mata pelajaran yaitu tujuan
pendidikan yang didasarkan pada tercapainya pemahaman, penghayatan, dan
pengalaman ajaran Islam yang terdapat pada bidang studi atau mata pelajaran
tertentu. Misalnya tujuan mata pelajaran Tafsir yaitu peserta didik dapat
memahami, menghayati, dan mengamalkna ayat-ayat al-Qur’an secara benar,
mendalam dan komprehensif.38
6. Tujuan Pendidikan Islam pada Tingkat Pokok Bahasan
Tujuan pendidikan Islam pada tingkat pokok bahasan adalah tujuan
pendidikan yang didasarkan pada tercapainya kecakapan (kompetensi) utama
dan komptensi dasar yang terdapat pada pokok bahasan tersebut.
7. Tujuan Pendidikan Islam pada Tingkat Sub Pokok Bahasan
Tujuan pendidikan Islam pada tingkat sub pokok bahasan adalah tujuan
yang didasarkan pada tercapainya kecakapan yang terlihat pada indikator-
indikatornya secara terukur.39
Dari ketujuh tahapan tentang tujuan pendidikan agama Islam dapat disimpulkan
bahwa tujuan utama pendidikan agama Islam adalah menanamkan nilai-nilai keagamaan
agar siswa mempunyai kecakapan dalam bersikap dan bertindak, menjadi manusia yang
bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, serta mengamalkan ajaran agama.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, pemahaman, pengahayatan dan pengalaman peserta didik
tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia Muslim yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Untuk mencapai tujuan tersebut peserta didik sangat
memerlukan sosok yang bisa membimbing mereka dalam memahami secara keseluruhan
tentang agama Islam, sosok yang sangat mereka perlukan adalah orang tua atau keluarga
yang dapat memberikan mereka pendidikan di rumah dan guru yang dapat memberikan
pendidikan di sekolah.

38
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam..., 65.
39
Ibid., 66.
H. Kesimpulan
Definisi pendidikan Islam adalah pengenalan dan pengakuan yang
secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-
tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga
membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di
dalam tatanan wujud dan kepribadian.
Qadri Azizy menyebutkan batasan tentang definisi pendidikan agama Islam dalam
dua hal, yaitu:
1. Mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau Akhlak
Islam.
2. Mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran Islam.
Dasar ideal pendidikan Islam adalah identik dengan ajaran Islam itu sendiri.
Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Kemudian dasar
tadi dikembangkan dalam pemahaman para ulama dan cendekiawan sebagai dasar
operasional. Dasar-dasar pendidikan Islam dapat pula diletakkan pada dasar- dasar ajaran
Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya, yaitu:
1. Al-Quran dan Sunnah, karena memberikan prinsip yang penting bagi pendidikan
yaitu penghormatan kepada akal dan kewajiban menuntut ilmu.
2. Nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam
atas prinsip mendatangkan kemanfaatan dan menjauhkan kemudharatan bagi
manusia.
3. Warisan pemikiran Islam, yang merupakan refleksi terhadap ajaran-ajaran
pokok Islam.
Ruang lingkup pendidikan agama Islam yang diajarkan di Sekolah, baik di
Madrasah maupun di Sekolah umum, jika di madrasah ruang lingkup tersebut menjadi
mata pelajaran yang berdiri sendiri, sedangkan di Sekolah umum semua menjadi satu
kesatuan dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam.
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, pemahaman, pengahayatan
dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Jumbulati, Ali, Abdul Futuh., Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2011).
Daradjat, Zakiah., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000).
Daradjat, Zakiah, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011).
Departemen Agama RI., Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum,
(Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2002).
Departemen Pendidikan Nasional., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008).
Langgulung, Hasan., Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna,
1992).
Majid, Abdul, Dian Andayani., Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004).
Mujib, Abdul, Jusuf Mudzakir., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2010).
Muhaimin, Suti’ah dan Nur Ali., Paradigma Pendidikan Islam Upaya
Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011).
Nata, Abuddin., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005).
Nata, Abuddin., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 69 tahun 2013.
Pu’ad, Dede., Ilmu Pendidikan Islam, (Garut: Defiya Print, 2007).
Rahman, Arif., 2011, https://pengertianpendidikanislam.blogspot.com/. (17
Oktober 2022)
Ramayulis., Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008).
Rozak, Abdul, Fauzan dan Ali Nurdin., Kompilasi Undang-undang dan Peraturan
Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK Press Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010).
Qodri, Ahmad, A. Azizy., Islam dan Permasalahan Sosial: Mencari Jalan Keluar,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000).
Sutrisno., Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012).
Yunus, Muhammad., Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung,
2005).
Eprints.ums.ac.id, “Bab I”, http://eprints.ums.ac.id/21887/3/BAB_I.pdf. (19 Oktober
2022).
1
Pa-soreang.go.id, “Hikmah Terkini”, https://pa-soreang.go.id/hikmah-terkini. (19
Oktober 2022).

Anda mungkin juga menyukai