Anda di halaman 1dari 13

1

KAJIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH,PROBLEMA


DAN SOLUSI
MAHASISWA PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN BUKITTINGGI
Nuraslindadarlius668@gmail.com

ABSTRACT
Islamic Religious Education is a conscious and planned effort in order to
prepare students to be able to understand and practice the values of Islamic
teachings completely and comprehensively As a way of life.
Islamic education is a responsibility, the government, society and parents,
which requires synergy and good cooperation with each other. The
government has sought to advance Islamic Religious Education. This can
be seen in the stipulation of Islamic Religious Education subjects at every
level of education starting from Low school to college. Islamic education as
a value, namely the discovery of Islamic values in the education system has
been recognized by the government legally. However, due to technological
developments, global information, Islamic Religious Education experiences
many problems. If the government, community and family support the
Islamic Religious Education program, it is hoped that all problems in
Islamic Religious Education can be overcome as well as possible. In order
to establish Insanul Kamil.
Keywords:
Islamic Education in schools, problems and solutions

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Mempelajari ilmu pendidikan islam, tentunya sangat di butuhkan


untuk menambah wawasan dan pengetahuan, selain itu ilmu pendidikan
Islam juga sangat penting untuk menambah atau memantapkan ajaran Islam
yang kita anut, agar tidak salah pengertian dalam mengartikan sebuah
agama tersebut yaitu agama Islam, Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di
sekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar adalah landasan tempat
berpijak.
Dasar Pendidikan Islam itu adalah terdiri dari landasan Yuridis dan
landasan Religius. Sedangkan Tujuan yang hendak di capai dalam
pendidikan Islam itu adalah Menurut Azra tujuan akhir pendidikan harus

1
2

selaras dengan tujuan hidup manusia dalam Islam.Hal ini perlu adanya
keselarasan tujuan pendidikan dengan tujuan hidup manusia diciptakan
dalam Islam.Berkualitasnya pendidikan Islam tentu mempunyai materi yang
bersumberkan kepada Al-Qur’an dan Hadis.Sebagai pedoman hidup
manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Mata Pelajaran
Agama Islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup Al-qur’an dan
hadist,keimanan,akhlak,fiqh/ibadah,dan sejarah.Sekaligus menggambarkan
bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan
keserasian,keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah
SWT,diri sendiri,sesama manusia,makhluk lainnya maupun
lingkungannya(Hablumminallah wa hablumminannaas)
Di dalam ilmu pendidikan islam tentunya terdapat problematika
yang terjadi seperti seperti sudah lengkapkah sarana-prasarana bagaimana
pemerintah menyiapkan atau memberikan tanggung jawab, dan sudahkah
memberi fasilitas yang layak dan menyeluruh, atau kesiapan seorang
pendidik yang benar-benar siap dalam memberikan pendidikan islam, dalam
problem tersebut tentunya juga terdapat beberapa tantangan yang
menghalang.
Dari peryataan di atas makalah ini akan menguraikan tentang
Kajian Pendidikan Agama Islam di sekolah, problema dan solusinya.

BAB II

PEMBAHASAN

1. DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH


Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal,memahami,menghayati,hingga
mengimani ,ajaran agama islam,di barengi dengan tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukukanan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan

2
3

bangsa(kurikulum PAI,3:2002)1.Sedangkan menurut Dzakiah Darajat


Pendidikan Agama Islam adalah Suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajarann Islam
secara menyeluruh.Lalu menghayati tujuan,yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup2.Dari
pendapat di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa Pendidikan Agama
Islam adalah Suatu upaya sadar dan terancana dalam rangka menyiapkan
peserta didik untuk dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
Islam secara sempurna dan menyeluruh Sebagai pedoman hidup(Way of
life)
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai
dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk,(1982:21) dapat di
tinjau dari berbagai aspek,yaitu:3
A. Dasar Yuridis/Hukum
Yaitu:Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama isam yang berasal dari
perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi
pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara
formal.dasar yuridis tersebut ada tiga yaitu:
a. Dasar Ideal
Yaitu:dasar falsafah negara Pancasila,yaitu sila
Pertama,Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Dasar Struktural/Konstitusional,yaitu UUD’45 adalah Bab
XI pasal 29 ayat 1 dan 2,yang berbunyi:1)Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa:2)Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya itu.
c. Dasar Operasional,yaitu:terdapat dalam Tap MPR No
IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap

1
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam ,(Jakarta:Bumi Aksara: 1991),h.86
2
Dian Andayani,Abdul Najid,Pendidikan Agama Islam berbasisi Kompetensi,(Bandung:PT
Remaja Rosdakarya:2004)h.130
3
Ibid ,h.132

3
4

MPR.No.IV/MPR 1978 jo.Ketetapan MPR


Np.II/MPR/1983,diperkuat oleh Tap.MPR.No.II/MPR/1988
dan Tap.MPR No.II/MPR 1993 tentang garis-Garis besar
haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa
pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimaksudkan
dalam kurikulum sekolah-sekolah formal,mulai dari sekolah
dasar hingga perguruan tinggi.
B. Segi Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber
dari ajaran Islam.
1) Al-Qur’an
Semua materi dan kurikulum yang dibuat harus berlandaskan
Al-qur’an.Al-qur’an adalah sumber Pendidikan dan sumber
Ilmu Pengetahuan,dalam setiap kata-katanya terdapat
maksud yang luar biasa,dalam setiap suratnya terdapat
himbauan serta larangan yang harus diikuti dan di tinggalkan.
Menurut Dzakiah Drajat(1982:19),landasan Pendidikan
Agama Islam terdiri dari AL-Qur’an ,AL-Hadist dan
Ijtihad.Al-Quran dijadikan sebagai sumber hukum utama
karna dalam Alqur’an terkandung dua prinsip besar yaitu
prinsip Keimanan(Vertical) dan prinsip
amaliyah(Horizontal).Materi Pendidikan Agama Islam
berkaitan dengan keimanan dan Muamalah4
2) Al-Hadist.Al-Hadist dijadikan sebagai sumber kedua setelah
Al-Qur’an .Sunnah/Al Hadist juga berisi aqidah dan
syari’ah.Yang bertujuan untuk kemashlahatan hidup manusia
serta membina umat menjadi manusia seutuhnya atau
Muslim yang bertaqwa.
3) Untuk itu diperlukan dasar lain untuk Ijtihad(Ijma’ dan
Qiyas)

4
Suparta,pengantar Teori dan Aplikasi Pengembangan Kurikulum PAI (Jakarta:Grafindo
persada,2016),h.273

4
5

Dalam perjalanannya tentu problematika materi yang


ditawarkan tidak semuanya ada dasar hukumnya dalam Al-
Qur’an dan Hadist.Maka disini perlu ada Ijtihad para ulama.
Ijtihad adalah istilah para Fuqaha yaitu berfikir dengan
menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwa syariat
Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan
hukumnya oleh Al-Qur’an dan Sunnah5
Secara singkat Azyumardy Azra mengemukakan dasar dan sumber
pendidikan Islam adalah sebagai berikut: 6
1. Alquran,Sebagai kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad Saw menjadi dasar dan sumber pendidikan Islam
pertama dan utama. Alquran diturunkan Allah Swt untuk
menunjukkan manusia kearah yang lebih baik.
2. Sunnah, bahwa Sunnah mencerminkan prinsip, manifestasi wahyu
dalam segala perbuatan, perkataan dan taqrir Nabi Saw, maka belaiu
menjadi teladan yang harus diikuti.
3. Kata-kata sahabat.Ini mengakibatkan bahwa para sahabat yang
bergaul dekat dengan Nabi Saw banyak mengetahui Sunnah Nabi
Saw .
4. Kemashlahatan masyarakat. Dalam hal ini maslahat adalah
membawa manfaat dan menjauhkan mudharat
5. Nilai-nilai adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan sosial. Hal ini
berkait dengan pandangan, bahwa pendidikan adalah proses
pemeliharaan, pengembangan, dan pewarisan nilai-nilai budaya
masyarakat yang positif
6. Hasil pemikiran-pemikiran dalam Islam. Dalam hal ini pemikiran
para filosof, pemikir, pemimpin dan intelektual Muslim khususnya
dalam bidang pendidikan dapat menjadi referensi (sumber)
pengembangan pendidikan Islam. Hasil pemikiran itu, baik dalam
bidang filsafat, ilmu pengetahuan, fikih Islam, sosial budaya,

5
Zakiah Darajat,Ilmu Pendidikn Islam(,Jakarta,1991)h.21
6
Iswantir M,Journal Educative,Gagasan dan pimekiran serta Praksis Pendidikan
Islam di Indonesia menurut Azyumardi Azra(IAIN,Bukittingggi,2017)

5
6

pendidikan, dan sebagainya menyatu sehingga membentuk suatu


pemikiran dan konsepsi komprehensif yang saling menunjang
2. Tujuan pendidikan agama islam di sekolah
Tujuan adalah Sesuatu yang diharapkan tercapai setelah adanya
usaha dan kegiatan selesai.Tujuan Pendidikan bukanlah suatu yang
berbentuk tetap dan statis,tapi merupakan suatu keseluruhan dari
kepribadian seseorang ,berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.
Tujuan Pendidikan merupakan hal yang dominan dalam pendidikan.
Undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan nasional pasal
4 menyatakan bahwa:Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoesia seutuhnya,yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan ketrampilan ,kesehatan
jasmani dan rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan7. Menurut
Muhaimin(1993:156-157) tujuan Pendidikan Islam adalah:
a) Tujuan Normatif yakni tujuan yang ingin di capai
berdasarkan norma-norma yang mampu mengkritalisasikan
nilai-nilai yang hendak diinternalisasi.
b) Tujuan Fungsional,yaitu:Tujuan yang diorientasikan pada
kemampuan anak didik untuk memfungsikan daya
kognitif,afektif dan psikomotorik.
c) Tujuan Operasional yang mempunyai sasaran teknis
manajerial.8
Menurut Azra bahwa pendidikan Islam merupakan bagian tidak terpisahkan
dari ajaran Islam secara keseluruhan. Dengan demikian, menurutnya tujuan
akhir pendidikan harus selaras dengan tujuan hidup manusia dalam Islam.. 9

7
Nurhayati Djasman,Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca
kemerdekaan(Jakarta:Rajawali pers, 2009.h.137
8
Suparta,Pengantar Teori dan aplikasi Pengembangan Kurikulum Pai,H.274-275
9
Iswantir M ,Journal Educative,Gagasan dan Pemikiran serta Praksis Pendidikan
Islam di Indonesia menurut Azyumardi Azra(IAIN Bukittinggi,2017)

6
7

Tapi menurut Al-Ibrasyi dikutip oleh ratna mufidah tujuan


pendidikan Islam yang dipaling tinggi nilanya adalah membentuk manusia
berakhlakul karimah ( berbudi mulia ). Para pakar pendidikan Islam telah
sepakat bahwa tujuan dari pendidikan bukanlah untuk mengisi otak anak
didik segala macam ilmu yang belum pernah mereka ketahui, akan tetapi :
a. Mendidik akhlak dan jiwa mereka
b. Menanamkan rasa keutamaan ( Fadhilah )
c. Membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi.
d. Mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci
seluruhnya dengan penuh keikhlasan dan kejujuran.10
Jika di lihat dari perspektif tujuannya,maka Pendidikan agama islam
selain berfungsi mencerdaskan intelektual tapi juga berfungsi menciptakan
peserta didik insan kamil dan ulul albab11 Dari beberapa pendapat diatas
maka menurut penulis Tujuan Pendidikan Agama islam adalah membentuk
manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mempunyai
akhlak yang mulia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
C.Tinjauan pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah
1) Ruang Lingkup Pendidikan Agama islam di Sekolah
Menurut pandangan H.M. Arifin, pendidikan Islam
mempunyai ruang lingkup mencakup kegiatan-kegiatan
kependidikan yang dilakukan secara konsisten dan
berkesinambungan dalam bidang atau lapangan hidup
manusia yang meliputi :
a. Lapangan hidup keagamaan, agar perkembangan pribadi
manusia sesuai dengan norma-norma ajaran agama Islam.
b. Lapangan hidup berkeluarga, agar berkembangan menjadi
keluarga yang sejahtera.
c. Lapangan hidup ekonomi, agar dapat berkembangan
menjadi sistem kehidupan yang bebas dari penghisapan
manusia oleh manusia.

10
Muhammad „ Athiyyah Al-Abrasyi, Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Islam,
(Bandung ; Pustaka Setia, 2003), hal. 13.
11
Suparta,Pengantar teori dan aplikasi pengembangan kurikulum PAI

7
8

d. Lapangan hidup kemasyarakatan, agar terbina masyarakat


yang adil dan makmur di bawah ridho dan ampunan-Nya.
e. Lapangan hidup politik, agar tercipta sistem demokrasi
yang sehat dan dinamis sesuai dengan ajaran Islam.
f. Lapangan hidup seni dan budaya, agar menjadikan hidup
manusia penuh keindahan dan kegairahan yang tidak gersang
dari nilai-nilai moral agama.
g. Lapangan hidup ilmu pengetahuan, agar perkembangan
menjadi alat untuk mencapai kesejahteraan hidup umat
manusia yang dikendalikan oleh iman.12
Dari segi ruang lingkup Materi Pendidikan Agama Islam di sekolah terdiri
dari:13

1. Materi Al-Qur’an, dalam menentukan ayat-ayat pilihan, selain ayat-


ayat tentang keimanan juga perlu ditambah dengan ayat-ayat yang
dapat memberikan pemahaman dan penanaman sikap ketika
berinteraksi dengan orang yang berlainan agama, sehingga sedini
mungkin sudah tertanam sikap toleran. Materi fikih, bisa diperluas
dengan kajian fikih Ibadah dan Fiqh siyasah (pemerintahan).
2. Materi akhlak yang memfokuskan kajiannya pada prilaku baik-
buruk terhadap Allah, Rasul, sesama manusia, diri sendiri, serta
lingkungan, penting artinya bagi peletakan dasar-dasar kebangsaan.
Dan yang lebih penting, guru agama Islam juga perlu memberi
keteladanan.
3. Materi Tarekh/Sejarah Islam
Sejarah perjuangan Rasul,para sahabat sahabat Rasul,dan sebagainya

4. Problema dan solusi pendidikan agama islam di sekolah


Menurut Azra menyangkut krisis moral dan akhlak peserta didik,
terdapat beberapa masalah pokok yang turut menjadi akar krisis moral dan
akhlak di lingkungan pendidikan nasional:

12
Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, (Tulunga gung : PT bina Ilmu, 2004),
hal. 13 Fakultas Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta,Journal Pendidikan Islam(Juni,2012)

8
9

1. Arah pendidikan telah kehilangan objektivitas.


2. Proses pendewasaan diri tidak berlangsung baik di
lingkungan sekolah.
3. Proses pendidikan di sekolah sangat membelenggu peserta
didik dan, bahkan juga guru.
4. Beban kurikulum yang demikian berat, banyak
diorientasikan pada pengembangan ranah kognitif .
5. Kalaupun ada materi yang dapat menumbuhkan rasa afeksi
seperti mata pelajaran agama, umumnya disampaikan dalam
bentuk verbal, yang juga disertai dengan rote-memorizing.
6. Pada saat yang sama para peserta didik dihadapkan kepada
nilai-nilai yang sering bertentangan (contradictory set of
values).
7. Selain itu para peserta didik juga mengalami kesulitan dalam
mencari contoh teladan yang baik (uswah hasanah/living
moral exemplary) di lingkungannya.14
Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
dengan pemerintah,keluarga dan masyarakat.Hal ini di tegaskan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003(pasal 5-
11) tentang hak dan kewajiban warga negara,orang tua,masyarakat dan
pemerintah dalam pendidikan15

faktor penyebab dan menjadi permasalahan pada peningkatan mutu


pendidian Islam yaitu:

1. Faktor Internal
a) Meliputi manajemen Pendidikan Islam yang pada umumnya
belum mampu menyelenggarakan pembelajaran dan
pengelolaan pendidikan yang efektif dan berkualitas.
Disebabkan ketidak serasian kurikulum dengan kebutuhan
masyarakat.

14
Journal,IswantirM
15
Majid abdul,Andayani Dian,Pendidikan Agama Islam berbasisi kompetensi
(Bandung:Remaja,2004),h.164

9
1

b) Faktor kompetensi guru yang masih rendah.


Para guru merupakan unsur penting dalam kegiatan belajar
mengajar ,lemah dalam penguasaan materi bidang
studi,ketrampilan mengajar,manajemen kelas,dan motivasi
mengajar.
Betapapun bagusnya sebuah kurikulum ,hasilnya sangat
bergantung pada apa yang dilakukan guru diluar maupun
dalam kelas(Syaodih,1997:194)16
c) Faktor dikotomi
Selama ini masih kita rasakan,betapa minimnya keterlibatan
guru mata pelajaran umum dalam mendukung tugas-tugas
guru agama terutama dalam pembentukan moral peserta
didik.masih ada kecenderungan bahwa tugas pembentukan
karakter dan moral peserta didik adalah tugas guru
Pendidikan Agama Islam.Sedangkan sikap guru Non
Pendidikan Agama cenderung berorientasi pada tugas
mengajar.
d) Faktor kepemimpinan
Artinya tidak sedikit kepala- kepala sekolah yang tidak
memiliki visi dan misi.Mau kemana pendidikan akan di bawa
dan dikembangkan.
Kepala sekolah sebagai pengendali adalah figur yang
bertanggung jawab untuk menggerakan kesadaran semua
pihak ,strategi pembelajaran ,pengkondisian lingkungan
belajar,dsb.
Faktor Eksternal
a. Adanya perlakuan yang diskriminatif Pemerintah terhadap
Pendidikan Islam. Pemerintah cenderung selama ini
menganggap dan memperlakukan Pendidikan Islam sebagai
anak tiri.Terutama

16
Ibid,h.166

1
1

b. soal dana.Sehingga sarana fisik dan Non fisik tidak


terpenuhi.Seperti tidak lengkapnya sarana labor Pendidikan
Agama Islam bahkan banyak sekolah umum maupun
madrasah yang tidak memiliki sarana labor.sebagai salah satu
penunjang Pendidikan Agama Islam.
c. Adanya diskriminasi masyarakat terhadap pendidikan
Islam.Secara jujur harus di akui,bahwa masyarakat selama ini
cenderung acuh terhadap proses pendidikan di sekolah atau
madrasah.Rata-rata memandang pendidikan Islam adalah
pendidikan nomor dua dan biasanya bila ada kegiatan
keagamaan atau ekstra kurikuler keagamaaan masyarakat
cenderung mengabaikan.
Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, secara garis besar
ada dua solusi yang dapat diberikan yaitu:
1. Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah
sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem
pendidikan. Maka, solusi untuk masalah-masalah
yang ada, khususnya yang menyangkut perihal
pembiayaan seperti rendahnya sarana fisik,
kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan
bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala
pembiayaan pendidikan negara.Serta menyediakan
sarana Prasarana dengan lengkap.
2. Membangun sinergi Antar Mata pelajaran
Proses Penanaman nilai-nilai akhlak dan Budi Pekerti
di sekolah akan berjalan efektif jika ada korelasi ,
koneksitas dan hubungan sinergis antara Pendidikan
agama dengan mata pelajaran lain.17Oleh karena itu
setiap mata pelajaran tidak saja hanya mengandung
kognitif tapi seyogyanya mencantumkan nilai-nilai

17
Zubaedi,Pendidikan Berbasisi Masyarakat,(yokyakarta:Pustaka pelajar,2005)h.40

1
1

yang yang harus diketahui dan diamalkan oleh peserta


didik.
3. Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal
teknis yang berkait langsung dengan pendidikan.

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat di tarik beberapa kesimpulan,antara lain:
Pendidikan Agama Islam akan berjalan dengan baik apabila di dasari kepada
Al-Qur’an,Hadist dan Ijtihad.Dengan landasan tersebut maka akan tercapai
Tujuan Pendidikan Agama islam dalam rangka membentuk manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mempunyai akhlak yang
mulia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.Setiap problema
dalam pendidikan Agama islam akan terpecahkan apabila adanya kerjasama
yang baik dan perhatian yang signifikan oleh Pemerintah ,Penyelenggara
pendidikan dan masyarakat

DAFTAR PUSTAKA
Al-Abrasyi,2003,Muhamad Athiyyah,Pinsip-Prinsi Dasar Pendidikan
Islam,Bandung:Pustaka setia
Andayani,Dian,Najid Abdul,2004, Pendidikan Agama Islam berbasis
Kompetensi,Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Darajat,Zakiah,1991,Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta:Bumi Aksara
Djasman,Nurhayati,2009,Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca
Kemerdekaan,Jakarta:Rajawali Pers
Iswantir M,2017, Journal Educative,Gagasan dan pimekiran serta Praksis
Pendidikan Islam di Indonesia menurut Azyumardi
Azra,IAIN,Bukittingggi
Munardji,2004, Ilmu Pendidikan Islam, Tulung Agung : PT bina Ilmu
Suparta,2016,Pengantar Teori dan aplikasi Pengembangan Kurikulum
Pai,Jakarta:Grafindo Persada
Qomar ,Mujamil ,2012,Manajemen Pendidikan islam, Jakarta:Erlangga
http://abyfarhan7.blogspot.com/.../problematika-pendidikan-islam-di.html
akses tanggal 1 Januari 2012
Zubaedi,2012,Pendidikan berbasis Masyarakat, Yokyakarta:Pustaka Pelajar

1
1

Fakultas Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam negeri Sunan


Kalijaga,2012, Yogyakarta:Journal Pendidikan Islam

Anda mungkin juga menyukai