Disusun Oleh
SAIFULLAH MUSMIN
NIM : FTK 11.20.031
Dosen Pengampuh
Aulia Lukman, S.Pd., M.Pd
PAI dibangun oleh dua makna esesnsial yakni “pendidikan” dan “agama
Islam”. Salah satu pengertian pendidikan menurut Plato adalah
mengembangkan potensi siswa, sehingga moral dan intelektual mereka
berkembang sehingga menemukan kebenaran sejati, dan guru menempati
posisi penting dalam memotivasi dan menciptakan lingkungannya. Dalam
etiknya Aristoteles, pendidikan diartikan mendidik manusia untuk memiliki
sikap yang pantas dalam segala perbuatan.
b. Model Diskusi
Model diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
penyajian materi melalui pemecahan masalah. Suatu diskusi dinilai
menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota
diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah. Jika model ini
dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum sangat
ini sangat tinggi.
2. Pendidikan yang integrative dan integral Islam adalah agama Rahmatan lil'al
amin, tidak terbatasi oleh waktu dan tempat, tidak hanya diperuntukkan oleh
orang-orang Arab saja, namun untuk semua manusia di seluruh penjuru
dunia. Islam sebagai penyempurna Agama sebelumnya.
3. Ajaran Islam yang integral, Islam mengatur semua kehidupan manusia dari
yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Islam selain mengatur
hubungan dengan Allah (Hablum Minna'llah) namun juga hubungan dengan
sesama manusia yaitu (hablum Minannas).
A. Pengertian problematika
c. Perubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami linear
sejalan proses kehidupan
A. Problematika Pembelajaran
Problematika merupakan permasalahan yang memerlukan
penyelesaian, dalam pembelajaran tentunya terdapat permasalahan atau
problematika pembelajaram. Menurut Vutra (2019:8) “Problematika
pembelajaran adalah berbagai permasalahan yang mengganggu,
menghambat, mempersulit, atau bahkan mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tujuan pembelajaran”. Problematika dalam proses pembelajaran
dapat ditelusuri dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
dan keberhasilan pembelajaran.
A. Problematika pembelajaran
Problematika berasal dari kata problem yang diartikan dengan “sesuatu
yang masih menimbulkan masalah atau masih belum dapat dikerjakan”. Dari
pengertian di atas, dapat dipahami bahwa problematik adalah suatu persoalan atau
masalah yang belum terselesaikan dan mengganggu suatu aktivitas. Problematika
mempunyai pengertian sebagai hal-hal yang menimbulkan masalah yang belum
bisa terpecahkan/permasalahan.
Problem dalam kajian ilmu penelitian sering didefinisikan adanya
kesenjangan antara harapan yang dicita-citakan dengan kenyataan yang
dihasilkan. Dengan demikian perlu adanya upaya untuk lebih mengarah kepada
sesuatu seperti yang diharapkan. Sebagai sebuah proses pembelajaran dihadapkan
pada beragam permasalahan, problematika.
B. Kelebihan pembelajaran PAI di SD
1. Mata pelajaran pendidikan agama islam di sekolah dasar keseluruhannya
terliput jadi satu dalam lingkup Al-Qur’an dan Hadits, keimanan, Akhlak
fiqih/ibadah dan sejarah. Sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup
pendidikan agama islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah s.w.t, diri sendiri, sesama
manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.
2. Dapat memfokuskan siswa terhadap materi pelajaran PAI yang relatip singkat.
3. Dapat membantu siswa untuk mengingat tentang materi pelajaran PAI yang
disampaikan.
4. pengajaran menjadi lebih dan jelas konkrit. .
Kata strategi terkadang mengandung makna yang berbeda, kata strategi awalnya
digunakan pada ruang lingkup militer, lalu diperluas di bidang lain termasuk di bidang
pendidikan. Dari berbagai pendapat para ilmuwan tentang strategi pembelajaran, Suyudi
mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah langkah-langkah yang ditempuh guru
untuk memanfaatkan sumber yang ada guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien..
A. Model Strategi Pembelajaran
secara garis besar maka ada tiga strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran
yaitu:
1. Jika dilihat dari segi proses pembelajaran (anak didik) secara umum ada tiga
strategi dalam pembelajaran yaitu:
a. Pendekatan individualistik yang berpijak pada asumsi bahwa anak didik
memiliki potensi yang mungkin berbeda antara satu sama lainnya.
b. Pendekatan sosial atau kelompok yang berpijak pada pemikiran bahwa manusia
meskipun terdapat banyak perbedaan antara satu sama lain, tetapi juga terdapat
banyak persamaan dan saling ketergantungan.
c. Pendekatan campuran. Pendekatan ini berusaha mengsinergikan antara
keunggulan yang terdapat pada pendekatan individual dan pendekatan sosial
atau kelompok, tetapi dalam pelaksanaannya pendekatan ini akan menghadapi
banyak masalah dibandingkan dengan masing-masing pendekatan di atas,
karena dalam pendekatan campuran ini guru akan menghadapi masalah yang
terdapat dalam dua pendekatan sebelumnya sekaligus. .
2. Pendekatan Umum Pembelajaran Pendidikan Islam Jika dilihat dari segi perbaikan
sikap atau akhlak dan kepribadian anak maka sebuah strategi dapat menggunakan
suatu cara dan nilai dari sebuah disiplin ilmu. Menurut M. Nasir Budiman ada
tujuh pendekatan umum yang dapat digunakan dalam pembelajaran dalam sistem
pendidikan Islam, baik untuk ilmu fardhu ain maupun untuk ilmu fardhu kifayah,
yaitu:
a. Pendekatan rasional. Pembelajaran menurut pendekatan ini harus mengikuti
tingkat perkembangan pikiran anak di mulai dari yang konkrit kemudian baru
diberikan hal-hal yang abstrak. Pembuktian suatu kebenaran dimulai dari hal-hal
sederhana sampai kepada hal-hal yang kompleks
b. Pendekatan emosional. Dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang orang
tergugah perasaannya. Untuk dapat tergugah perasaan sebagai sebuah respon
maka diperlukan stimulus yang tepat. Stimulus dapat berupa verbal seperti
cerita, sindiran, pujian, ejekan, berita, dialog, anjuran, perintah, larangan dan
sebagainya.
c. Pendekatan fungsional. Pendekatan ini mengedepankan fungsi atau kegunaan
dari sebuah disiplin ilmu. Anak dapat merasakan manfa’at dari sebuah ilmu baik
manfa’at langsung yang diterima berupa materi atau yang non materi seperti
kepuasan jiwa akibat dari mengamalkan atau menghindari diri dari suatu
perbuatan. .
3. Pendekatan khusus pembelajaran pendidikan agama Islam Secara khusus ada lima
pendekatan yang influentif dalam menanam pendidikan akhlak terhadap siswa,
yaitu:
a. Pendidikan dengan keteladanan. Keteladanan merupakan pendekatan yang
sangat berpengaruh dalam membentuk akhlak, spiritual dan sosial siswa. Hal ini
karena pendidik adalah contoh terbaik dalam pandangan siswa yang akan
ditirunya dalam kehidupannya.
b. Pendidikan dengan adat kebiasaan Sebagaimana telah disinggung sebelumnya
bahwa fithrah manusia diciptakan condong kepada akhlak mahmudah, namun
hal ini harus dibiasakan atau dikondisikan, jika tidak maka potensi yang sudah
ada itu tidak akan tumbuh bahkan mati, kemudian tumbuh sifat yang lain yang
tidak dibenarkan oleh agama