Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM PENGEMBANGAN

PAI SD NEGERI 1 ONJE

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan komponen penggerak bangsa yang sangat


penting bagi kehidupan setiap manusia, hal ini memiliki arti bahwa semua
manusia berhak menempuh pendidikan dengan baik. Pendidikan mengandung
pembinaan kepribadian, pengembangan kemampuan, atau potensi yang perlu
dikembangkan sehingga kualitas diri menjadi lebih baik dan terdidik. 1 Dalam
UUD 1945 disebutkan bahwa mengamanatkan kepada pemerintah untuk
mengusahakan dan menyelenggarakan satu Pendidikan nasional yang mampu
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan merupakan instrument yang sangat berharga bagi setiap
manusia, dengan pendidikan segala kekuatan kodrat yang ada pada diri
manusia bisa di manfaatkan dengan baik sehingga sebagai manusia sekaligus
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-
tingginya. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional tercantum bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.2
Pendidikan dan pengajaran merupakan dua faktor yang memiliki
keterikatan yang sangat erat, ibarat seperti layaknya dua mata uang yang sulit

1
Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, ( Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2016 ),
hlm. 22
1
2
Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam ( Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media, 2012 ), hlm. 15.

2
dipisahkan dan dibedakan. Pendidikan tidak bisa berjalan tanpa melalui tahap
pengajaran, dan pengajaran tidak akan bermakna apabila tanpa dilandasi dan
diarahkan ke tujuan pendidikan.3 Oleh karena itu Pendidikan sangat
memerlukan adanya asuhan dan bimbingan terhadap peserta didik dengan
harapan setelah menerima asuhan dan bimbingan tersebut, peserta didik
mampu untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Lebih dari itu peserta didik juga menjadikan pengalaman beragama
seperti dalam menjalankan segala ajaran agama berupa aturan-aturan agama
dapat terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hidupnya menjadi
bertujuan dan lebih berarti.4 Karena proses adanya pendidikan yaitu
diselenggarakan untuk memumpuk jiwa agama dan salah satu upaya dalam
menanamkan rasa cinta kasih dan ketakwaan kepada Allah, membiasakan
itikad serta kepercayaan yang teguh di dalam jiwa, tujuannya agar menjadi
orang yang beriman, membiasakan dan membimbing peserta didik untuk
berakhlak mulia serta tentunya memiliki adat kebiasaan yang baik.5
Terkait pentingnya Pendidikan, Islam sebagai agama yang Rahmatan
Lil alamin, menganjurkan bahkan mewajibkan untuk mencari ilmu
pengetahuan salah satunya melalui Pendidikan didalam maupun diluar
Pendidikan formal. Di antara sekian banyaknya firman Allah yang diturunkan
oleh-Nya dengan perantara Jibril kepada Rasulullah SAW. agar dijadikan
pedoman hidup manusia,6 Allah mengawali dengan menurunkan ayat yang
memerintahkan Rasul-Nya, Muhammad SAW untuk membaca, membaca dan
membaca. Dan dalam perspektif yang luas, dengan belajar pula manusia
dapat mengembangkan pengetahuan sekaligus dapat memperbaiki hidupnya.7
Dalam

3
Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, hlm. 23.
4
Tim Dosen PAI UNY, Din Al-Islam Buku Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan
Tinggi, ( Yogyakarta : UNY Press, 2002 ), hlm. 3.
5
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912, Kurikulum Madrasah
2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab ( Jakarta : Menteri Agama
Republik Indonesia, 2013 ) hlm. 4
6
Tim Dosen PAI UNY, Din Al-Islam Buku Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan
Tinggi, hlm. 21.
7
Halid Hanafi, La Adu dan Zainuddin, Ilmu Pendidikan Islam, ( Yogyakarta :
Deepublish, 2018 ), hlm. 22.
3
Al-Qur’an sudah jelas diterangkan mengenai pentingnya belajar, firman Allah
Qs. Al Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :

ٖ ‫َ خ ِبرر‬ ۡۡ
»
.‫ٖ ۚ َوٱ لَُّه َِب ما َت‬, ‫ََدر ََٰجت‬ ‫ ۡرفَِ ع ٱ لَُّه ٱَّل ِذي َن َءاَ مُنواْ ِمن ُك ۡم َوٱَّل ِذي َن ُأوُتواْ ٱ لعِ لَ م‬.‫َي‬

‫ۡع َملَُو ن‬
Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs Al
Mujadalah ayat 11).8
Ayat diatas menjelaskan tentang pentingnya belajar, karena Allah
sudah memberikan janji kepada mereka orang-orang yang mau belajar (
berilmu ) akan meningkatkan derajatnya. Jadi dalam konteks ini Pendidikan
sangatlah penting untuk dilaksanakan, terlebih Pendidikan Islam dimana
peserta didik diajarkan konsep-konsep ilmu-ilmu berdasarkan Islam dengan
tujuan terbangunnya perilaku-perilaku peserta didik menjadi seorang muslim
sesuai dengan aturan-aturan dalam ajaran Islam.9 Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa tujuan akhir dari Pendidikan Islam adalah penerapan akan
nilai-nilai Islam yang di terapkan dalam pribadi peserta didik dengan konsep-
konsep Pendidikan Islam dalam hal ini menjadi insan yang sempurna di dunia
dan akhirat. Dan diharapkan pendidikan Islam bisa mewujudkan nilai-nilai
Pendidikan Islam dalam segala dimensi kehidupan peserta didik sehingga
mampu menghasilkan lulusan intelektual yang berkualitas.10
Sekolah memegang peranan penting bagi pendidikan pembentukan
pribadi anak-anak, juga sebagai pembentukan dasar-dasar pendidikan yang
akan menjadi bekal hidup dan perjuangan di masa yang akan datang serta
mencerminkan baik buruknya masyarakat yang akan datang. Oleh karena itu,
sebagai pendidik agama di sekolah dengan cara bagaimana pun harus
berusaha membina keagamaan anak, sehingga anak kelak menjadi teguh
pendirian dan keyakinannya kepada Allah Swt (Lina Hadiawati, 2008).

8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya, terj. Lajnah Pentashih
Mushaf Al-Qur’an (Bandung: Jabal Raudhotul Jannah, 2010), hlm. 543.

4
9
Halid Hanafi, La Adu dan Zainuddin, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 45.
10
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1991 ). hlm. 23-25.

5
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang selama ini berlangsung agaknya
terasa kurang terkait atau kurang concern terhadap persoalan bagaimana
mengubah pengetahuan agama yang bersifat kognitif menjadi makna dan nilai
yang perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik untuk bergerak, berbuat
dan berperilaku secara kongkret-agamis dalam kehidupan praksis sehari-hari
(Siswanto, 2010).
PAI dibakukan sebagai nama kegiatan mendidikkan agama Islam. PAI
sebagai mata pelajaran seharusnya dinamakan Agama Islam, karena yang
diajarkan adalah agama Islam. Nama kegiatannya atau usaha-usaha dalam
mendidikkan agama Islam disebut sebagai pendidikan agama Islam.
Pendidikan Islam adalah nama sistem, yaitu sistem pendidikan yang islami,
yang memiliki komponen-komponen yang secara keseluruhan mendukung
terwujudnya sosok muslim yang di idealkan. Pendidikan Islam ialah
pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan al-Quran dan Hadits.
Pelaksanaan pendidikan agama Islam tidak hanya disampaikan secara
formal dalam suatu proses pembelajaran oleh guru agama, namun dapat pula
dilakukan di luar proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Guru bisa
memberikan pendidikan agama ketika menghadapi sikap atau perilaku peserta
didik. Pendidikan agama merupakan tugas dan tanggung jawab bersama
semua guru. Artinya bukan hanya tugas dan tanggung jawab guru agama saja
melainkan juga guru-guru bidang studi lainnya (Ely Manizar, 2017).
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah perlu terus menerus dipantau
dan diupayakan perbaikan konsep dan implementasinya. Para pendidik atau
guru materi agama Islam perlu selalu ditingkatkan kemampuan mengajarnya
agar dapat menyajikan pembelajaran agama Islam yang menarik dan dapat
diserap oleh peserta didik dengan baik, (Abdur Rouf, 2015).
Oleh karenanya pendidikan, terkhusus Pendidikan Agama Islam adalah
yang harus paling bertanggung jawab untuk menjadikan seseorang tidak
hanya sekedar mengenal dan paham semata akan nilai-nilai kebaikan,
melainkan sadar dan mengamalkan nilai-nilai kebaikan tersebut dalam
kehidupan sehari- hari sebagai karakter yang positif atau kepribadian yang
mulia, karena pada

6
dasarnya hakikat pendidikan bukan hanya sekedar transfer of knowledge akan
tetapi juga transfer of values, dalam arti penanaman dan pengamalan nilai-
nilai akan sangat berarti dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan hanya
sekedar hafal dan tahu (Kasinyo Harto, 2018).
Strategi pengembangan PAI sebagai budaya sekolah, meminjam teori
Koentjoroningrat (1974) tentang wujud kebudayaan, meniscayakan adanya
upaya pengembangan dalam 3 tataran, yaitu tataran nilai yang dianut, tataran
praktik keseharian, dan tataran simbol-simbol budaya (Susanti, 2017).
Pendidikan agama Islam sebagaimana yang tertuang dalam GBPP PAI di
sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan
tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa (Muhaimin, 2003).
Dalam peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 55 tahun 2007
tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Bab III pendidikan
keagamaan pasal 8 mejelaskan.
1. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
2. Pendidikan keagamaan bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/ atau
menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif,
dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang
beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
Selama ini pendidikan agama Islam di sekolah sering dianggap kurang
berhasil dalam mengarap sikap dan perilaku keberagamaan peserta didik serta
membangun moral dan etika bangsa. Pendidikan agama Islam dinilai masih
terkesan berorientasi pada pengajaran agama yang bersifat kognitif dan
hafalan, kurang berorientasi pada aspek pengalaman agama. Oleh karena itu

7
diperlukan suatu bentuk pendidikan yang tidak hanya mengajarkan nilai-nilai
tersebut pada diri peserta didik. Nilai tersebut akan tercermin dalam kesaharin
siswa sehingga tercipta generasi yang cerdas, berakhlak mulia dan bertaqwa
kepada tuhan yang Maha Esa (Muhammad Noer Cholifudin, 2013).
Dalam kerangka tersebut, SD Negeri 1 Onje turut berkontribusi dan
bertanggung jawab dalam penguatan karakter religious dan nilai-nilai
pendidikan islam dengan melaksanakan pengembangan Pendidikan Agama
Islam.

B. DASAR HUKUM
1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama
dan Pendidikan Keagamaan.
4. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
7. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah.
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter.
9. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 211 Tahun 2011
Tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama
Islam Pada Sekolah
10. Instruksi Menteri Agama Nomor 3 tahun 1990 tentang Pelaksanaan
upaya Peningkatan Baca Tulis al-Qur’an

8
11. Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 44 A dan 124, tanggal 13 Mei 1982 tentang Usaha Peningkatan
Kemampuan Baca Tulis al-Qur’an bagi umat Islam dalam rangka
peningkatan penghayatan dan pengamalan al-Qur’an dalam kehidupan
sehari-hari
12. Peraturan Direktur Jendreal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI
Nomor Dj.I/12A Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di sekolah

C. TUJUAN
1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah Swt dalam diri
peserta didik melalui pengenalan, pemahaman, penghayatan terhadap
ayat-ayat Allah yang tercipta dan tertulis (ayat kauniyyah dan ayat
qauliyyah);
2. Membentuk karakter muslim dalam diri peserta didik melalui
pengenalan, pemahaman, dan pembiasaan norma-norma dan aturan-
aturan Islam dalam melakukan relasi yang harmonis dengan Tuhan, diri
sendiri, sesama, dan lingkungannya; dan
3. Mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan keyakinan
Islam dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan
warga dunia.

D. RUANG LINGKUP DAN SASARAN


Ruang lingkup
Pengembangan PAI SD mencakup usaha mewujudkan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara: hubungan manusia dengan Allah Swt.,
sesama manusia, dirinya sendiri, mahluk lain dan lingkungan alamnya. Secara
umum materi mencakup 7 (tujuh) unsur pokok, yaitu: 1) Keimanan; 2)
Ibadah;
3) Al-Qur’an; 4) Akhlak: 5) Syari’at/ Muamalat: 6) Tarikh: 7) Tambahan.
Adapun sasasaran dari program ini adalah guru, karyawan, dan peserta
didik SD Negeri 1 Onje Tahun Pelajaran 2023/2024.

9
BAB 2
MEKANISME KEGIATAN
A. JENIS KEGIATAN/ MATERI
Kegiatan pengembangan PAI di SD Negeri 1 Onje, yaitu: Pesantren
Kilat, Pembiasaan Ahklak Mulia, Tuntas Baca Tulis Al-Qur’an, Ibadah
Ramadhan, Pekan Keterampilan dan Seni PAI, dan Peringatan Hari Besar
Islam.
1. Pesantren Kilat adalah kegiatan pesantren yang diadakan pada saat libur
sekolah, dengan waktu yang relatif singkat di bulan Ramadhan atau di
luar Ramadhan. Rentang waktu pelaksanaan Sanlat bisa 3, 5, 7 hari, atau
lebih disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Pembiasaan Akhlak Mulia adalah kegiatan pengembangan PAI yang
dilakukan untuk pengembangan karakter (character building) keagamaan
peserta didik pada tingkat SD, melalui penanaman nilai-nilai keagamaan
dalam kehidupan keseharian. Beberapa kegiatan pembiasaan terpuji yang
dapat dilakukan di sekolah, di rumah dan di masyarakat, antara lain:
shalat berjamaah baik wajib dan sunnah seperti shalat dzuhur dan shalat
dhuha, pembacaan asmaul husna rutin sebelum kegiatan belajar mengajar
pelajaran PAI di mulai dilanjutkan dengan hafalan suratan pendek, baca
do’a pada awal dan akhir pelajaran atau menjawab salam, menjaga
kebersihan, berperilaku jujur, adil, memanfaatkan waktu luang untuk
kebaikan, tolong menolong dan hormat antar sesama.
3. Tuntas Baca Tulis al-Qur’an adalah kegiatan ekstrakurikuler yang wajib
diselenggarakan dalam rangka memberikan kemampuan membaca dan
menulis al-Qur’an dengan baik dan benar. Pelaksanaan TBTQ bisa
ditempuh melalui:
a. Orang tua peserta didik mewajibkan anaknya mengaji di rumah atau
di Madrasah Diniyah.
b. Guru PAI mengadakan program khusus belajar membaca dan
menulis Al-Qur’an di sekolah, di luar jam pelajaran dengan metode
yang tepat.

10
c. Sekolah melalui guru PAI mengadakan program khataman, dengan
mengadakan acara khusus (upacara) di sekolah bagi peserta didik
yang telah hatam dengan bacaan yang baik dan benar.
4. Ibadah Ramadhan adalah kegiatan yang dilakukan selama bulan suci
Ramadhan, dengan durasi waktu mulai malam pertama shalat tarawih
sampai dengan kegiatan halal bi halal yang dilaksanakan dalam nuansa
perayaan hari raya Idul Fitri. Kegiatan Irama meliputi: shalat wajib,
shalat tarawih, shalat sunnah, taddarus, buka bersama, sanlat, zakat
fitrah, santunan anak yatim, mendengarkan ceramah di masjid, di televisi
dan lain sebagainya sampai dengan kegiatan halal bihalal.
5. Pekan Keterampilan dan Seni PAI adalah wahana kompetisi peserta didik
dalam berbagai jenis keterampilan agama yang diselenggarakan mulai
tingkat sekolah, gugus, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi sampai
tingkat nasional. Keterampilan yang dilombakan antara lain: Musabaqah
Tilawatil Qur’an, kaligrafi, hapalan surat pendek, pidato, cerdas cermat,
hapalan do’a, menjadi iman, adzan, baca sajak, puisi, lomba mengarang,
kesenian Islam dll.
6. Peringatan Hari Besar Islam adalah kegiatan memperingati Hari antara
lain: Maulud Nabi, Isra Mi’raj, Nuzulul Qur’an, dan Besar Islam, dengan
maksud syiar Islam sekaligus menggali arti dan maknda dari suatu Hari
Besar Islam. Hari Besar Islam Tahun Baru Islam atau bulan Muharram,
Idul Fitri dan Idul Adha.

B. PENDEKATAN/ METODE
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan pada pelaksanaan kegiatan
pengembangan PAI adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Among, yaitu pendekatan berdasarkan pada filsafat
pendidikan bangsa yang mengandung tiga prinsip pembimbingan,yaitu:
Ing ngarso sung tulodo, berarti pembimbing harus mampu menjadi
panutan/suri tauladan (uswatun hasanah) bagi para peserta didik baik
dari segi moral, kepemimpinan, sikap maupun keterampilannya. Ing
madyo

11
mangun karso, berarti pembimbing dituntut agar senantiasa dapat
menumbuhkan semangat dan motivasi di antara para peserta didik untuk
memiliki sikap hidup mandiri. Tut wuri Handayani, berarti pembimbing
turut mengarahkan dan mengayomi para peserta didik dalam suasana
yang penuh dengan kasihsayang.
2. Pendekatan Kekeluargaan dan Sosial Kemasyarakatan, yaitu bahwa
dalam kegiatan ekstrakurikuler PAI diterapkan sistem kekerabatan,
kebersamaan sebagai satu keluarga besar yang saling menunjang dengan
mengembangkan kehidupan duniawi
3. Pendekatan Keterampilan Proses, yaitu bahwa dalam penyampaian
materi menekankan pada pembentukanketerampilan pengetahuan dengan
menggunakan daya fikir dan kreasi secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan.
4. Pendekatan Pengalaman, yaitu untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk melaksanakan praktik ajaranagama.
5. Pendekatan Pembiasaan, yaitu untuk memberikan kesempatan atau
mengkondisikan kepada peserta didik agar terbiasa mengamalkan ajaran
agamanya dalam kehidupan sehari-hari.
6. Pendekatan Emosional, yaitu untuk menggugah emosi peserta didik
dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agama.
7. Pendekatan Rasional, yaitu untuk memberikan peranan kepada rasio
(akal) peserta didik dalam mengetahui dan menerima kebenaran ajaran
agamanya.
8. Pendekatan Fungsional, yaitu untuk menyajikan ajaran agama Islam dari
segi kemanfaatannya bagi peserta didik dalam kehidupansehari-hari.

C. JADWAL
1. Pesantren kilat dilaksanakan pada bulan Ramadhan
2. Pembacaan asmaul husna setiap hari pada kelas di saat mata pelajaran PAI
3. Muroja’ah hafalan suratan pendek setelah membaca asmaul husna.

12
4. Baca tulis al-Qur’an dilaksanakan tadarus setiap hari setelah shalat dhuha
berjamaah. Selanjutnya dibangun kerjasama dengan Madin dan TPQ di
sekitar peserta didik.
5. Kegiatan ramadhan dilaksanakan pada bulan Ramadhan dengan dipandu
buku amaliah Ramadhan.
6. Pekan Keterampilan dan Seni PAI dilaksanakan pada jeda semester
setiap tahunnya.
7. Peringatan hari besar Islam dilaksanakan menyesuaikan momen yang ada.

D. ANGGARAN
1. Penggunaan dana BOS seperlunya melalui kesepakatan antara kepala
sekolah, bendahara sekolah dan guru PAI, agar penggunaan dana BOS
digunakan berdasarkan skala prioritas pada kebutuhan serta berorientasi
kepada pengembangan program PAI yang akan direalisasikan sehingga
dapat meningkatkan kualitas yang ada.
2. Infaq secara tidak memaksa dari dewan guru serta peserta didik.

13
BAB 3
PENUTUP
Penyelenggaraan pengembangan PAI di SD Negeri 1 Onje sangat
mendukung, menambah dan penguatan pembelajaran PAI, oleh karena itu
membutuhkan dukungan dari semua pihak, bimbingan dari bapak pengawas PAI,
Kasi PAIS, Kepala Kantor Kemenag, dan Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan supaya hasilnya maksimal untuk penguatan mutu sekolah sekaligus
penguatan pendidikan karakter.

Mengetahui Purbalingga,
Kepala SDN 1 Onje Guru Mapel PAI & Budi Pekerti

Ngapsiah, S.Pd. Afif Nurrohman, S.Pd


NIP. 19650920 199110 2 001 NIP. -

14
E. PENILAIAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PAI
Penilaian kegiatan ekstrakurikuler PAI dititik beratkan kepada upaya
memperoleh gambaran mengenai karakteristik, sikap, kepribadian dan prilaku
keseharian siswa. Instrumen evaluasi yang cocok digunakan, yaitu:
Pengamatan, Tes Lisan, Tes Perbuatan, Tugas, dan Portofolio.
Sebagai pertanggung jawaban terhadap setiap kegiatan pengembangan
PAI di sekolah, maka panitia harus membuat laporan kegiatan setelah selesai
acara kepada pejabat atasannya. Struktur pelaporan memuat:
1. Bab 1 Pendahuluan (LB, dasar, tujuan, sasaran )
2. Bab 2 Realisas Kerja
3. Bab 3 penutup (kesimpulan-saran)
4. Lampiran-lampiran, yang meliputi: SK Panitia, Form pendaftaran, Form
evaluasi kegiatan, Daftar nama peserta, Jadwal acara, Laporan keuangan,
dan Format sertifikat (kalau ada).
Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Kepala Kantor Depag
Kabupaten/ Kota, dengan tembusan kepada Kepala Dinas Pendidikan Tingkat
Kabupaten/ Kota. Laporan dikirim selambat-lambatnya tiga minggu setelah
selesai penyelenggaraan kegiatan.

15

Anda mungkin juga menyukai