4
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan
Implemenasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 130.
5
Aat Syafaat dan Sohari Sahrani, Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008), hal 15-16.
6
H. TB. Aat Syafaat, et. Al., Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan
Remaja (Juvenile Delinquency), (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm. 16.
7
Ibid, hal 135
Menurut Hasan Langgulung, pendidikan berfungsi sebagai media pengembangan
potensi-potensi dari individu agar dapat bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat
dalam menghadapi tantangan yang selalu berubah.8
Fungsi dari pendidikan agama islam adalah untuk membimbing individu supaya
mampu menjalankan amanah dari Allah SWT yaitu sebagai hamba Allah SWT
yang selalu mengabdikan diri kepada Allah SWT.9
Sementara itu, yang dimaksud dengan tujuan adalah hal yang diharapkan ketika
suatu kegiatan atau usaha telah selesai dilaksanakan. Pendidikan merupakan salah
satu bentuk usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang individu dan juga
kegiatan tersebut memiliki proses yang bertahap dan bertingkat. Tujuan
pendidikan pada dasarnya tidak bersifat statis, namun justru bersifat dinamis
sesuai dengan keseluruhan dari kepribadian seseorang terkait dengan seluruh
aspek kehidupannya.10
Tujuan pendidikan islam pada garis besarnya bertumpu pada beberapa aspek.
Pertama, tujuan dan tugas hidup manusia. Sesuai dengan tujuan penciptaan dari
Manusia yaitu untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah, maka tujuan
pendidikan agama islam mestinya selaras dengan tujuan tersebut. Hal ini telah
jelas diketahui di dalan surah Az-Zariat ayat 51:
Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. (Surah: Az-Zariat: 56)
Kedua, manusia adalah makhluk yang unik, karena semenjak manusia dilahirkan,
mereka telah membawa beberapa potensi bawaan seperti fitrah, bakat, minat, sifat
dan karakter yang mengarahkan manusia untuk senentiasa cenderung pada
kebenaran dari Allah SWT.
Ketiga, tuntutan dari masyarakat, tuntutan ini berupa tanggungjawab untuk
melestarikan nilai-nilai budaya yang telah berakar pada kehidupan masyarakat
serta pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan pokok dan antisipasi mobilitas
perkembangan dunia modern.
8
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2008). Hal. 305.
9
Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.
24.
10
Zakiah Drajat, Dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 29.
Keempat, sisi dalam dimensi kehidupan ideal dalam Islam. Ajaran islam
mengandung nilai-nilai kehidupan yang sangat mulia, dimensi ini mengarahkan
manusia agar menjadikan usaha di dunia sebagai bekat untuk akhirat dalam
meraih surga Allah SWT, sebagai cita-cita tertinggi dari seorang mukmin. Atas
dasar itulah nilai Islam mendorong manusia agar tidak terbelenggu rantai duniawi
dan selalu menjadikan kebahagiaan di akhirat sebagai tujuan akhir.11
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup aspek-aspek yang diajarkan dalam Pendidikan Agama Islam di
sekolah dan di madrasah tidak berbeda, keduanya mencakup lima aspek.
Meskipun demikian terdapat perbedaan Pendidikan Agama Islam di sekolah dan
di madrasah, dimana jam pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah lebih
singkat dibandingkan dengan jam pelajaran Pendidikan Agama Islam di
madrasah. Adapun ruang lingkup pendidikan agama islam di sekolah dan di
madrasah adalah sebagai berikut, yaitu Alquran dan hadis, akidah, akhlak, fikih,
serta sejarah kebudayaan Islam. Dari semua aspek yang dipelajari dalam
pendidikan agama islam, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama islam
sangat menitik fokuskan pada keseimbanganhubungan antara manusia dengan
dirinya, manusia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan
lingkungannya serta hubungan manusia dengan Allah SWT.
Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam
Dua dasar, dan landasan dari pendidikan agama islam yaitu alqur’an dan sunnah.
Penetapan alqur’an dan sunnah sebagai dasar dari pendidikan agama islam tidak
hanya berdasarkan dari keimana semata, namun karena kebenaran Alquran dan
sunnah sebagai dasar pendidikan agama islam dapat diterima oleh nalar manusia
serta dapat dibuktikan dalam sejarah atau pengalaman hidup manusia. Sebagai
pedoman pendidikan agama islam, Alquran tidak memiliki keraguan di dalamnya
sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al Baqarah ayat 2:
Artinya: Kitab (al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka
yang bertakwa. (Surat al Baqarah: 2)
11
Abdul Mujib Dan Jusuf Muzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2006), hal 71-72.
Sedangkan hadis dipahami sebagai segala sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi
SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan dari beliau.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat al Ahzab (33) ayat 21.
Artinya: sesungguhnya telah ada pada (diri)Rasulullah itu suri tauladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S al- Ahzab: 21).12
Ayat tersebut menjadi dalil bahwa kepribadian Rasullah harus diteladani bagi
orang-orang yang beriman.13
12
Departemen RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 420.
13
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema
Insani, 2000). Hal. 841.