Istilah yang pertama pendidikan menurut islam, berdasarkan sudut pandang bahwa
islam adalah ajaran tentang nilai nilai dan norma norma kehidupan yang ideal, yang
bersumber dari al quran dan as sunnah. Dalam hal ini, pendidikan (menurut) islam,
dapat dipahami sebagai ide-ide, konsep-konsep, niai-nilai dan norma-norma
kependidikan, sebagaimana yang dapat dipahami dan di analisis serta dikembangkan
dari sumber otentik ajaran islam, yaitu al quran dan as sunnah.
Adapun istilah pendidikan (agama) islam, timbul sebagai akibat logis dari
sudut pandang bahwa islam adalah nama bagi agama yang menjadi anutan dan
pandangan hidup umat islam. Agama islam di yakini oleh pemeluknya sebagai ajaran
yang berasal dari allah, yang memberikan petunjuk ke jalan yang benar menuju
keselamatan hidup dunia akhirat. Pendidikan agama islam, dalam hal ini, bisa
dipahamai sebagai proses dan upaya serta cara mendidikan ajaran-ajaran agama
islam tersebut, agar menjadi anutan dan pandangan hidup (way of life) bagi
seseorang.
Walaupun istilah pendidikan islam tersebut dapat dipahami dan dianalisis dari sudut
pandang yang berbeda dan menunjukan pengertian yang berbeda namun pada
hakekatnya pendidikan islam tersebut merupakan satu kesatuan dan mewujud
secara operasional dalam kehidupan nyata dalam satu sistem yang utuh. Ide-ide,
konsep-konsep, maupun nilai-nilai dan norma-norma kependidikan islam
sebagaimana yang dipahami dan dianalisis dari al quran dan as sunnah, akan
terrealisasikan dan mendapatkan perwujudan secara operasional dalam proses
pembudayan, pewarisan dan pengembangan ajaran-ajaran agama, budaya dan
peradaban islam dari generasi ke generasi tersebut dalam sejarah islam.
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan
harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu
pendidikan islam sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai
landasan ke mana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan islam itu
dihubungkan.
Landasan itu terdiri dari al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad yang
dapat dikembangkan dengan ijtihad, al maslahah al mursalah,
istihsan, qiyas, dan sebagainya.
A. AL-QURAN
B. AS-SUNNAH.
6
[9] Khaer Suryaman, Pengantar Ilmu Hadits, (Jakarta: Fakultas
8
10
11
12
13