Anda di halaman 1dari 11

ABSTRAK

Kata kunci: Ilmu Pendidikan Islam

Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah
nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran
tentang kehidupan manusia, ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada Al-
Qur’an dan hadist serta akal. Al Quran yang menjadi sumber nilai dan norma umat Islam itu
terbagi dalam 30 juz (bagian),114 surah (surat:bab) lebih dari 6000 ayat, 74.499 kata atau
325.345 huruf (ataulebih tepatdikatakan 325.345 suku kata kalau dilihat dari sudut pandang
bahasa Indonesia) [Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, PT Bina Ilmu, 2004, hal.48].
Konsep Ilmu di dalam Islam memiliki dimensi yang universal, empirik dan metafisikyang
berbeda dengan ilmu yang lahir dari pandangan hidup barat yang hanya terbata spada area
empiric, ilmu dalam islam diklasifikasikan ada dua macam ilmu dhoruriy dan ilmu muktasab
selain konsep ilmu dalam islam juga terdapat konsep pendidikan konsep pendidikan
berhubungan erat dengan konsep manusia itu sendiri. Bagaimana konsepseseorang tentang
manusia begitulah konsepsinya tentang pendidikan, karena pendidikan itu adalah usaha untuk
mewujudkan manusia yang dikonsepsikan, oleh karena itu upayapendidikan dalam Islam
hendaklah berusaha seoptimal mungkin untuk mewujudkan hakikat kemanusiaan peserta
didik serta mengangkat harkat dan martabat mereka, di samping meluaskan dimensi
kehidupan dan mengembangkan potensi. Sistem baru pendidikan dalam Islam ditentukan
oleh konsep baru (new) manusiadalam pemikiran Islam [Badawi, Konsep Manusia dan
Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam (Telaah Lafadz Al-Insan), (Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, 2008).] mewujudkan hakikat kemanusiaan peserta didik serta
mengangkat harkat diperlukan tujuan pendidikan yaiti orientasi yang dipilih pendidik dalam
membimbing peserta didiknya dan merupakan kristalisasi nilai-nilai. Yang dimaksudkan
dengan nilai adalah daya dorong dalam hidup yang memberi makna dan pengabsahan pada
tindakan seseorang. Ada beberapa tujuan dalam pendidikan diantaranya Tujuan Umum,
Tujuan Akhir, Tujuan Sementara danTujuan Operasional. Didalam tujuan tidak terlepas dari
metode yang digunakan didalam satuan pendidikan dimana metode mempunyai kedudukan
yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam
mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding
dengan materi sendiri. Sebuah adigum mengatakan bahwa ‘al-Thariqat Ahamm Min al-
Maddah,yang mengandung arti “metode jauh lebih penting dibanding materi”,adalah sebuah
realitas, bahwa cara penyampaian yang komunikatif jauh lebih efektif dan disenangi oleh
peserta didik walaupun materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik setelah
semua terlaksana di ahir pembelajaran pasdi diadakan evaluasi dimana sistem evaluasi
pendidikan Islamditujukan untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap
berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi, untuk mengetahui sejauhmana hasil
pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya, untuk
menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti
pengevaluasian Allah Swt terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putera yang
dicintainya, untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah
diberikan padanya, seperti pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang
diajarkan Allah Swt kepadanya di hadapan para malaikat, serta memberikan semacam tabsyîr
(berita gembira) bagi yang beraktivitas baik, dan memberikan semacam iqab (siksa) bagi
mereka yang beraktivitas buruk.

BAB I
PENDAHULUAN

Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah
nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisiseperangkat ajaran tentang
kehidupan manusia, ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada Al-Qur’an dan
hadist serta akal. Jika demikian, maka ilmu, pendidikan merupakan suatu proses generasi
muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih
efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu
proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan
pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.
Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap
pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan
keahlian.Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islam sebagai suatu
system keagamaan menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang secara implicit
menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya.
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang sentral dalam pendidikan. Sebab tanpa
perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi tanpa arah, bahkan salah
langkah dan tidak sesuai dengan harapan. Demikian juga dengan pendidikan Islam yang
berusaha untuk membentuk pribadi manusia melalui proses yang panjang dengan suatu
tujuan pendidikan yang jelas dan direncanakan.
Namun, tidak semua tujuan yang telah direncanakan tersebut berjalan mulus tanpa
sandungan sedikitpun. Permasalahan seringkali muncul yang berkaitan dengan tujuan
pendidikan Islam, yaitu ketika output pendidikan yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan
tersebut. Berdasarkan masalah tersebut di atas, telah ditemukan kasus-kasus seperti korupsi,
pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan lain sebagainya yang dilakukan oleh
seorang yang telah mengenyam sebuah pendidikan Islam. Kejadian ini dapat diidentifikasi
sebagai kurangnya pemahaman tentang  hakekat tujuan pendidikan Islam dalam pribadi orang
tersebut.
Uraian diatas dapat dipahami bahwa Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk
siswa yang memiliki kepribadian muslim, menjadikan manusia yang berakhlak mulia,
menjadikan manusia sempurna dan terwujudnya manusia sebagai hamba Allah.2 Jadi,
pendidikan Islam di sekolah diharapkan mampu membentuk atau merubah perilaku siswa,
agar menjadi trampil, berbuat luhur dan sekaligus menjadi umat yang taat beragama sesuai
dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional di Negara kita yang mana harus bertitik tolak
pada tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi
sebagai berikut ”Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
I.

Pengertian :  Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang memberikan kemampuan sseseorang
untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan
mewarnai corak kepribadiannya, dengan kata lain pendidikan Islam adalah suatu sistem
kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah
sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi
maupun ukhrawi

tujuan : Tujuan yang berorientasi akhirat, yaitu membentuk hamba- hamba Allah yang dapat
melaksanakan kewajiban-kewajibannya kepada Allah.

Tujuan yang berorientasi dunia, yaitu membentuk manusia- manusia yang mampu menghadapi
segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan bermanfaat bagi rang lain. (Armain Arief, Pengantar
Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Press, Jakarta, 2002, hlm. 23.)

ruang lingkup: Ilmu Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena
didalamnya banyak pihak-pihak yang ikut terlibat baik secara langsung atau tidak
langsung.Objek ilmu pendidikan islam ialah situasi pendidikan yang terdapat pada dunia
pengalaman. Diantara objek atau segi ilmu pendidikanislam dalam situasi pendidikan islam:

1.Perbuatan Mendidik sendiri

2.Anak didik

3.Dasar dan tujuan pendidikan islam

4.Pendidikan

5.Materi pendidikan islam

7.Evaluasi pendidikan

8.Alat – alat pendidikan islam.

9.Lingkungan sekitar

II. Dasar-dasar ilmu pendidikan Islam


Dasar adalah merupakan landasan atau fondasi tempat berpijak yang baik dalam
setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan,Fungsi dari
landasan atau dari pendidikan Islam tersebut adalah seperti fondasi yang akan mengokohkan
berdirinya suatu bangunan. Sehingga dengan demikian usaha kegiatan tersebut benar-benar
mempunyai dasar keteguhan dan keyakinan dalam mencapai tujuan [Munardji, Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta, PT Bina Ilmu, 2004, hal.48]
1. Al Quran adalah sumber agama Islam pertama dan utama. Al Quran yang menjadi
sumber nilai dan norma umat Islam itu terbagi dalam 30 juz (bagian),114 surah
(surat:bab) lebih dari 6000 ayat, 74.499 kata atau 325.345 huruf (ataulebih
tepatdikatakan 325.345 suku kata kalau dilihat dari sudut pandang bahasa Indonesia)
[Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, PT Bina Ilmu, 2004, hal.48]
2. Al-Hadits adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam, As Sunnah berisi petunjuk
(tuntunan) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina
umat manusia seutuhnya. Dan yang lebih penting lagi dalam As Sunnah bahwa dalamnya
terdapat cerminan tingkah laku dan kepribadian Rasulullah saw yang merupakan tauladan
dan edukatif bagi manusia []
3. Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu
yang dimiliki oleh ahli syari’at Islam untuk menetapkan atau menentukan suatu
hokum Islam dalam hal-hal yang belum ditegaskan hukumnya oleh Al Qur’an dan
Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk
aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman kepada Al Qur’an dan Sunnah.
III. Konsep ilmu pengetahuan dalam pendidikan Islam
Konsep Ilmu di dalam Islam memiliki dimensi yang universal, empirik dan
metafisikyang berbeda dengan ilmu yang lahir dari pandangan hidup Barat yang hanya
terbataspada area empirik. Konsep ilmu dalam Islam menjadi bagian integral dari
worldviewatau pandangan hidup Islam, sehingga dirinya mempunyai ciri khas tersendiri
yangmenjadikannya berbeda dengan konsep-konsep dalam peradaban lain. Ilmu
menurutpandangan hidup Islam tidak hanya melingkupi substansi pengetahuan, namun
jugamenjadi elemen penting dalam peradaban.

IV. Klasifikasi ilmu pengetahuan dalam pendidikan Islam


Klasifikasi ilmu berawal dari keterbatsan potensi yang dimiliki rasio
(pemikiran,nalar). Pun demikian proses pencariannya di butuhkan pembatasan-pembatasan
yang berkaitan dengan ilmu itu sendiri.Menurut imam Abi Abdillah Muhammad bin
Muhammad ar-Ru’ainy dalam kitabnya Qurrotul ‘ain li syarhi al waroqot di sebutkan bahwa
klasifikasi ilmu itu ada dua:
a. ILMU DHORURIY
Ilmu dhoruriy adalah pengetahuan yang tidak memerlukan pemeriksaan dan pembuktian.
Dalam arti lain, ilmu dhoruriy adalah ilmu yang bersifat pasti.
b. ILMU MUKTASAB
Ilmu muktasab adalah ilmu yang sudah baku hukumnya atau sesuatu yang didapatkan atau
dihasilkan melalui proses pemikiran/kajian dan penggunaan dalil/pembuktian.

V. Konsep manusia dalam Islam dan hubungan dengan pendidikan


Badawi tahun 2008 “Konsep Manusia dan Implikasinya
Terhadap Pendidikan Islam (Telaah Lafadz Al-Insan)”. Dia
menyimpulkan bahwasanya konsep manusia yang terambil
dari lafadz al-insan dalam Al-Quran bahwa manusia terdiri
dari jasmani dan rohani, manusia adalah makhluk yang
berilmu, manusia terkait dengan amanat dan tanggung
jawab, manusia terkait dengan moral dan akhlak, manusia
juga mempunyai banyak kelemahan.
Konsep pendidikan berhubungan erat dengan konsep manusia itu sendiri. Bagaimana
konsepseseorang tentang manusia begitulah konsepsinya tentang pendidikan, karena
pendidikan itu adalah usaha untukmewujudkan manusia yang dikonsepsikan. Konsepsi Islam
tentang manusia dalam pendidikan bersifat holistik.Di dalam makalah dijelaskan konsep
manusia yang memiliki hakikat yang mulia, harkat dan martabat yangtinggi serta konsep
manusia yang bersifat multidimensional dan multipotensial. Oleh karena itu upayapendidikan
dalam Islam hendaklah berusaha seoptimal mungkin untuk mewujudkan hakikat
kemanusiaanpeserta didik serta mengangkat harkat dan martabat mereka, di samping
meluaskan dimensi kehidupan danmengembangkan potensi. Sistem baru pendidikan dalam
Islam ditentukan oleh konsep baru (new) manusiadalam pemikiran Islam [Badawi, Konsep
Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam (Telaah Lafadz Al-Insan), (Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang, 2008).]

VI. Term/istilah pendidikan sebagai konsep dasar pendidikan Islam


Pendidikan secara terminologi dapat diartikan sebagai pembinaan, pembentukan, pengarahan,
pencerdasan, pelatihan yang diajukan kepada semua anak didik secara formal maupun non
formal dengan tujuan membentuk anak didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki
keterampilan atau keahlian tertentu sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat. Secara
formal, pendidikan adalah pengajaran []Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2009), h. 53.
Di dalam konteks keislaman, terdapat beberapa istilah yang sering digunakan sebagai arti
pendidikan, diantaranya tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib.
1. Tarbiyah merupakan proses penyampian sesuatu batas kesempurnaan yang
dilakukan secara setahap demi setahap. Tarbiyah sebagai proses menumbuhkan
sesuatu secara setahap dan dilakukan sesuai pada batas kemampuan[Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam, (KALAM MULIA: Jakarta, 1994), h. 1]
2. Ta’lim Pendidikan di dalam Islam sering pula disebut dengan istilah ta’lim. Ta’lim
bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keahlian berpikir yang sifatnya
mengacu pada domain kognitif saja [Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian
Teoretis dan Pemikiran Tokoh, (PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2014), 4.]
3. Ta’dib diartikan sebagai proses mendidik yang di fokuskan kepada pembinaan dan
penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar
Pengertian pendidikan dalam arti kata tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib dapatlah diambil suatu
analisa. Jika ditinjau dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan
lainnya, namun apabila dilihat dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling
mengikat satu sama lain, yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak.
Selanjutnya jika kata pendidikan dikaitkan dengan kata Islam, maka akan memberikan
warna tersendiri dalam pemaknaannya. Ramayulis mengemukakan bahwa Pendidikan
Islam adalah suatu proses edukatif yang yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau
kepribadian. [17]
VII. Tujuan dan orientasi pendidikan Islam
Tujuan pendidikan adalah orientasi yang dipilih pendidik dalam membimbing peserta
didiknya dan merupakan kristalisasi nilai-nilai. Yang dimaksudkan dengan nilai adalah
daya dorong dalam hidup yang memberi makna dan pengabsahan pada tindakan
seseorang. Macam-macam Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik
dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi aspek kemanusiaan yang
meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan.
2. Tujuan Akhir
Tujuan akhir ialah tujuan yang hendak dicapai oleh pendidik terhadap peserta didik
melalui seluruh proses pendidikan.
3. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah
pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal
4. Tujuan Operasional
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan
pendidikan tertentu.
· Orientasi pendidikan Islam
Orientasi pendidikan islam adalah Suatu cara penyebaran islam yang dilakukan
secara intensif atau secara bersungguh-sungguh. Para pendahulu dalam rangka perpaduan
antara konteks keIndonesiaan dengan keIslaman. Tak heran jika pada awalnya pendidikan
islam tampak sangat tradisional. Namun, dijaman modernisasi, pendidikan islam mulai
tampak dengan diambilnya bentuk madrasah sebagai salah satu pendidikan islam selain
pesantren.orientasi pendidikan islam itu sendiri bahwa islam lebih mementingkan hidup
masa depan yang bernilai duniawi-ukhrawi. Ada tiga sumber pokok orientasi pendidikan
islam, antara lain:
a. Orientasi pengembangan kepada Allah Yang Maha Mengetahui, yang menjadi
sumbernya segala sumber ilmu pengetahuan.
b. Orientasi pengembangan ke arah kehidupan sosial manusia, di mana hubungan antar
manusia semakin kompleks dan luas ruang lingkupnya akibat pengaruh kemajuan ilmu
dan teknologi modern yang maju pesat.
c. Orientasi pengembangan ke arah alam sekitar yang diciptakan Allah untuk kepentingan
hidup umat manusia, mengandung macam kekayaan alam yang harus digali, dikelola dan
dimanfaatkan oleh manusia bagi kesejahteraan hidupnya di dunia untuk mencapai
kebahagiaan hidup di akhirat.
VIII. Pendidik dalam pendidikan Islam
Pendidik dari segi bahasa yaitu; Murabbi, Mudarris, Mursyid, Muzakki, Mukhlis, Ustadz,
Mudarrist, Mu’allim dan Muad’dib. Sedangkan secara istilah pendidik adalah orang yang
melakukan kegiatan dalam hal mendidik. pendidik dalam Islam ialah siapa saja yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Dalam Islam, orang yang paling
bertanggungjawab adalah orang tua (ayah dan ibu) anak didik. Tanggung jawab itu
disebabkan sekurang-kurangnya oleh dua hal: pertama karena kodrat, yaitu karena orang
tua tersebut ditakdirkan menjadi orang tua anaknya, kedua karena kepentingan orang tua,
yaitu orang tua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya, suksek
anaknya adalah suksek orang tua juga. Tanggung jawab pertama dan utama terletak pada
orang tua.Sama dengan pendidikan teori Barat, tugas pendidik dalam pandangan Islam
secara umum ialah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak
didik baik potensi psikomotorik, kognitif, maupun potensi afektif. Potensi itu harus
dikembangkan secara seimbang sampai ketingkat setinggi mingkin, menutut ajaran Islam.
Karena orang tua adalah pendidik pertama dan utama, maka inilah tugas orang tua
tersebut.[] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Remaja Rosdakarya,
2012. Hal. 74
Sifat-sifat pendidik dalam Islam :pertama, syarat keagamaan, yaitu patuh dan tunduk
melaksanakan syariat Islam dengan sebaik-baiknya. Kedua, senantiasa berakhlak yang
mulia yang dihasilkan dari pelaksanaan syariat Islam tersebut, senantiasa meningkatkan
kemampuan ilmiahnya sehingga benar-benar ahli dangan bidangnya. Ketiga, mampu
berkomunikasi dengan baik pada masyarakat pada umumnya.

IX. Peserta didik dalam pendidikan Islam


Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah individu sedang tumbuh dan berkembang,
baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religius dalam mengarungi kehidupan di dunia dan
di akhirat kelak.Dalam istilah tasawuf, peserta didik sering kali dengan “murid” atau
thalib. Secara etimologi, murid berarti “orang yang menghendaki”. Sedangkan menurut
artiterminologi, murid adalah pencari hakikat di bawah bimbingan dan arahan seorang
pembimbing spiritual {mursyid}”. [Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan
Islam, Jakarta. PT Prenada Media Grouf. 2006. Hlm 103 ]
Sifat-sifat dan kode etik peserta didik dalam pendidikan Islam yaitu; (1) belajar dengan niat
ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT (2) mengurangi kecenderungan pada
duniawi dibandingkan masalah ukhrawi (3) bersikap tawadlu’ (rendah hati) (4) menjaga
pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.(5) mempelajari ilmu-ilmu yang
terpuji (mahmudah) (6) belajar dengan bertahap (7) belajar ilmu sampai tuntas. (8)
mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari. (9) memprioritaskan ilmu
diniyah. (10) mengenal nilai-nilai pragmatis (11) peserta didik harus tunduk pada nasihat
pendidik.[ Mujib, Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2008), cet. 2]
X. Kurikulum dalam pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan,
pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak
didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum
pendidikan Islam adalah semua aktivitas, pengetahuan dan pengalaman yang dengan
sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka
tujuan pendidikan Islam (H.syamsul Bahri Tanrere, 1993).
Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
[Mujib dan Jusuf Mudzakir, Abdul . 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Prenada Media]
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode
dan tehniknya yang bercorak agama.
2. Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi
intelektual, psikologis, sosial maupun spiritualnya.
3. Memperhatikan keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan.
4. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan denganb bakat dan minat peserta didik.
5. Bersifat dinamis dan fleksibel yakni sanggup menerima perkembangan dan
perubahan apabila dipandang perlu.
Muhammad al Thoumy al Syaibany mengemukakan asas-asas pembentuk kurikulum
sebagai berikut:
1. Asas religius/agama
2. Asas falsafah
3. Asas Psikologis
4. Asas Sosiologis
Untuk menentukan isi kurikulum pendidikan Islam dibutuhkan syarat yang perlu
diajukan dalam perumusannya, yaitu;
1. Materi yang tersusun tidak menyalahi fitrah manusia.
2. Adanya Relevansi Dengan Tujuan Pendidikan Islam.
3. Sesuaikan dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik.
4. Perlunya membawa anak didik kepada objek empiris, praktik langsung, dan
mempunyai fungsi pragmatis..
5. Penyusunan kurikulum yang bersifat integral, terorganisir dan terlepas dari segala
kontradiksi antara materi satu dengan materi yang lain.
6. Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan masalah- masalah yang mutakhir,
yang sedang dibicarakan dan relevan dengan tujuan negara setempat.
7. Adanya metode yang mampu menghantar tercapainya materi pelajaran dengan
memperhatikan perbedaan masing- masing individu.
8. Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan tingkat perkembangan peserta
didik.
9. Memperhatikan aspek - aspek sosial.
10. Materi yang disusun mempunyai pengaruh positif terhadap peserta didik.
11. Memperhatikan kepuasan pembawaan fitrah, seperti memberikan waktu istirahat dan
refresing untuk menikmati suatu kesenian.
12. Adanya ilmu alat untuk mempelajari ilmu- ilmu lain.
isi Kurikulum Pendidikan Islam, yaitu:
1. Isi kurikulum yang berorientasi pada “ketuhanan”.
2. Isi kurikulum yang berorientasi pada “kemanusiaan
3. Isi kurikulum yang berorientasi pada“kealaman”.
XI. Metode pembelajaran dalam pendidikan Islam
Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan
untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan
kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi sendiri. Sebuah
adigum mengatakan bahwa ‘al-Thariqat Ahamm Min al-Maddah,yang mengandung arti
“metode jauh lebih penting dibanding materi”,adalah sebuah realitas, bahwa cara
penyampaian yang komunikatif jauh lebih efektif dan disenangi oleh peserta didik walaupun
materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik.
Beberapa metode pengajaran yang dapat dipraktikkan di dalam proses belajar mengajar
pada lembaga pendidikan Islam, antara lain:
1. Metode ceramah
2. Metode diskusi atau musyawarah
3. Metode demonstrasi atau eksperimen
4. . Metode insersi (Sisipan)
5. Metode menyelubung (wrapping method)
6. Metode inquiry [Yusuf, Tayar. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa
Arab.Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.]
XII. Evaluasi dalam pendidikan Islam
Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu proses dan kegiatan penilaian yang terencana
terhadap peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam
pendidikan Islamuntuk mengetahui taraf kemajuan dalampendidikan Islam.
Evaluasi dalam pendidikan Islam, secara umum sangat berguna bagi pendidik, peserta didik,
ahli fikir pendidikan Islam,politik pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu
mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akan
diterapkan dalam sistem pendidikan nasional (Islam).
Sistem Evaluasi Pendidikan Islam, yaitu untuk menguji daya kemampuan manusia beriman
terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi, untuk mengetahui sejauhmana
hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya, untuk
menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti
pengevaluasian Allah Swt terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putera yang
dicintainya, untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah
diberikan padanya, seperti pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang
diajarkan Allah Swt kepadanya di hadapan para malaikat, serta memberikan semacam tabsyîr
(berita gembira) bagi yang beraktivitas baik, dan memberikan semacam iqab (siksa) bagi
mereka yang beraktivitas buruk.
Jenis-jenis Evaluasi yaitu: a) Evaluasi Formatif, b) Evaluasi Sumatif, c) Evaluasi penempatan
(placement), dan d) Evaluasi Diagnostik,
Langkah-langkah Evaluasi: penentuan tujuan evaluasi, penyususnan Kisi-kisi soal, telaah
atau review dan revisi soal, Uji Coba (try out), Penyusunan soal, Penyajian tes, Scorsing,
pengolahan hasil tes, pelaporan hasil tes, pemanfaatan hasil tes.
[Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2008.]

XIII. Melieu (lingkungan) Pendidikan


Menurut Milieu, yang dimaksud lingkungan ditinjau dari perspektif pendidikan Islam adalah
sesuatu yang ada disekeliling tempat anak melakukan adaptasi, meliputi:
1. Lingkungan alam, seperti udara,daratan, pegunungan, sungai, danau,lautan, dsb.
2. Lingkungan Sosial, seperti rumah tangga, sekolah,dan masyarakat. Ki Hajar Dewantara
mengartikan lingkungan dengan makna yang lebih simple dan spesifik. Ia mangatakan bahwa
apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan berada dalam 3 pusat lembaga pendidikan
atau yang dikenal dengan sebutan “Tri Pusat Pendidikan” yaitu:
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan Sekolah
3. Lingkungan Organisasi pemuda atau kemasyarakatan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan
satu persatu sebagai berikut:
1. Lingkungan Keluarga Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk
watak dan karakter manusia. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia
melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya. Di
keluarga pula manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun
kepribadiannya.
2. Lingkungan Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah
keluarga,karena semakin besar kebutuhan anak,maka orang tua menyerahkan
tanggung jawabnya sebagian kepada lembaga sekolah. Sekolah berfungsi sebagai
pembantu keluarga dalam mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan
pengajaran kepada anak-anak menganai apa yang tidak dapat atau tidak ada
kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran di dalam
keluarga.
3. Lingkungan Masyarakat Lembaga pendidikan masya-rakat merupakan lembaga
pendidikan yang ketiga sesudah keluarga dan sekolah.Corak ragam pendidikan yang
diterima anak didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang
baik pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat maupun
pembetukan kesusilaan dan keagamaan
Dari ke-3 lingkungan pendidikan diatas harus dapat berjalan seiring dan bekerja sama
dengan baik agar tujuan pendidikan anak dapat tercapai yaitu menuju khoirun nas dan
khoiro ummatin.[ Uhbiyati, Nur dan Ahmadi, Abu, Ilmu Pendidikan Islam I (IPI),
Bandung, CV. PUSTAKA SETIA, 1997]
BAB V1
A. Kesimpulan
Alquran dan Hadist merupakan Dasar utama ilmu pendidikan Islam.
Alquran mengawali konsep pendidikannya dari hal yang bersifat konkret
menuju hal yang abstrak. Sementara itu Hadistt mempunyai dua sasaran dan
dua manfaat pokok.Perkataan, sikap, dan perbuatan para sahabat juga
merupakan dasar ilmu pendidikan Islam.Untuk menetapkan hukum-hukum
yang belum ditegaskan Alquran dan Hadist, paraulama menggunakan ijtihad
untuk menetapkan hukum-hukum tersebut. Masyarakatmempunyai andil yang
sangat besar terhadap pendidikan anak-anak.
Ruang Lingkup Pendidikan Islam Yaitu meliputi pendidik, anak didik,
metode pendidikan, materi pendidikan, evaluasi pendidikan, alat-alat
pendidikan dan lingkungan.

B. Saran
Dengan kita mengetahui pengertian ilmu pendidikan islam, pendidik,
dasar ilmu pendidikan islam, metode pendidikan, materi pendidikan, evaluasi
pendidikan, alat-alat pendidikan dan lingkungan. Penulis mengharapkan agar
pembaca dapat memahami pengertian ilmu pendidikan islam khususnya bagi
mahasiswa tarbiuyah atau calon guru sebagai bekal dalam mendidik anak-
anaknya kelak.

Anda mungkin juga menyukai