Disusun Oleh :
NOR AMELIA NOVITA RAMADANI
A. Latar Belakang
Peradaban dan martabat suatu bangsa dapat terwujud ketika sumber daya manusia
(SDM) bangsa itu mendukung dalam mewujudkannya. Dukungan SDM terhadap kemajuan
peradaban dan martabat bangsa dapat terlihat dari beberapa variabel yang menyertainya, dan
di Indonesia variabel tersebut mencakup iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Indonesia, 2003). SDM yang “paripurna” adalah kata
yang kiranya mewakili dari keseluruhan variabel tersebut sebagai identitas keunggulan dari
ikhtiar pemerintah, terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan Agama Islam diharapkan
mampu menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan
berakhlak mulia, akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan
dari pendidikan.1 Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan,
hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal,
nasional, regional maupun global. Pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat strategis
dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM), yang mana dalam ajaran Islam
menempatkan manusia sebagai kesatuan yang utuh antara sisi duniawi maupun ukhrowi.
Konsep pendidikan karakter sebenarnya telah ada sejak zaman rasulullah SAW. Hal ini
terbukti dari perintah Allah bahwa tugas pertama dan utama Rasulullah adalah sebagai
penyempurna akhlak bagi umatnya. Pembahasan substansi makna dari karakter sama dengan
konsep akhlak dalam Islam, keduanya membahas tentang perbuatan prilaku manusia. Al-
Ghazali menjelaskan jika akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya
lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa perlu adanya pemikiran dan
pertimbangan. Suwito menyebutkan bahwa akhlak sering disebut juga ilmu tingkah laku atau
perangai, karena dengan ilmu tersebut akan diperoleh pengetahuan tentang keutamaan-
keutamaan jiwa; bagaimana cara memperolehnya dan bagaiman membersihkan jiwa yang telah
kotor.
PEMBAHASAN
Beberapa pengertian pendidikan Islam berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli
yaitu sebagai berikut:
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba: Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani
berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama
menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain seringkali beliau mengatakan
kepribadian utama tersebut dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang
memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan
nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Menurut Abdur Rahman Nahwawi. Pendidikan Islam ialah pengaturan dan masyarakat
yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik
dalam kehidupan individu maupun kolektif.
1) Al-Tarbiyah
Kata Ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba, yang berarti
pengenalan dan pengakuan yang secara bertahap ditanamkan kepada manusia
tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan
sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan
Kekuasaan dan Keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya.
3) Al-Ta’lim
Menurut Abdul Fattah Jalal dalam buku Minal Ushul al-Tarbawiyah fi al-Islam,
istilah Ta’lim diartikan dengan proses yang terus menerus diusahakan manusia
sejak lahir untuk melakukan pembinaan pengetahuan, pemahaman, pengertian,
tanggung jawab dan penanaman amanah.
4) Riyadhah
Ruang lingkup pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pendidikan Islam, yang merupakan unsur-unsur utama yang sangat penting sehingga
membuat proses pendidikan Islam dapat berjalan dengan lancar dan efektif untuk mencapai
tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya, di antaranya adalah :
Dasar pendidikan Islam identik dengan dasar Islam itu sendiri, yaitu AlQur'an
dan Sunnah Rasulullah SAW yang dapat dikembangkan dengan ijma, qiyas,
maslahah mursalah. Al-Qur'an dijadikan sumber pertama dan utama dalam
pendidikan Islam, karena nilai absolut yang terkandung di dalamnya yang datang
dari Tuhan. Dan dasar yang kedua yaitu As-Sunnah, As-Sunnah adalah sesuatu
yang dinukilkan kepada Nabi SAW, berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau
penetapan dari Rasulullah SAW.
2) Peserta Didik
Peserta didik adalah orang yang menuntut ilmu di lembaga pendidikan, bisa
disebut juga sebagai murid, santri atau mahasiswa. Betapa Islam mewajibkan dan
memuliakan orang orang yang menuntut ilmu tercermin dalam firman-firman Allah.
Di antaranya, dalam ayat ini dijelaskan bahwa menuntut ilmu itu hampir sama
kedudukannya dengan berjuang membela agama Allah: "Telak seharusnya semua
mu'min itu berangkat ke medan perang. Mengapa tidak berangkat satu rombongan
dari tiap golongan untuk memperdalam ilmu agama agar mereka dapat memberikan
peringatan (pelajaran) kepada kaumnya apabila mereka sudah kembali. Mudah-
mudahan mereka (kaumnya itu) waspada" (QS. At Taubah: 122)
3) Pendidik
Fungsi pendidikan Agama Islam di sini dapat menjadi inspirasi dan pemberi kekuatan
mental yang akan menjadi bentuk moral yang mengawasi segala tingkah laku dan petunjuk
jalan hidupnya serta menjadi obat anti penyakit gangguan jiwa. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Agama Islam adalah:
1) Memperkenalkan dan mendidik anak didik agar meyakini ke-Esaan Allah swt,
pencipta semesta alam beserta seluruh isinya; biasanya dimulai dengan
menuntunnya mengucapkan la ilaha illallah.
2) Memperkenalkan kepada anak didik apa dan mana yang diperintahkan dan mana
yang dilarang (hukum halal dan haram).
3) Menyuruh anak agar sejak dini dapat melaksanakan ibadah, baik ibadah yang
menyangkut hablumminallah maupun ibadah yang menyangkut hablumminannas.
4) Mendidik anak didik agar mencintai Rasulullah saw, mencintai ahlu baitnya dan
cinta membaca al-Qur’an.
5) Mendidik anak didik agar taat dan hormat kepada orang tua dan serta tidak merusak
lingkungannya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan pengertian yang lain seringkali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut
dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama
Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Tentu saja untuk memahaminya,
tidaklah dipahami sebagai sebuah sistem pendidikan yang sudah mapan dan sistematis,
melainkan proses pendidikan lebih banyak terjadi secara insidental bahkan mungkin lebih
banyak yang bersifat jawaban dari berbagai problematika yang berkembang pada masa
itu.Pendidikan dalam Islam, secara bahasa memiliki terma yang sangat varian. Perbedaan
ini tidak terlepas dari banyaknya istilah yang muncul dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits
sebagai sumber rujukan utama pendidikan Islam yang menyebutkan kata (kalimah) yang
memiliki konotasi pendidikan atau pengajaran.
Ruang Lingkup Pendidikan Islam Ruang lingkup pendidikan Islam adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan Islam, yang merupakan unsur-unsur utama
yang sangat penting sehingga membuat proses pendidikan Islam dapat berjalan dengan
lancar dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan Islam
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Dan fungsi pendidikan Agama Islam di sini dapat menjadi inspirasi dan pemberi
kekuatan mental yang akan menjadi bentuk moral yang mengawasi segala tingkah laku dan
petunjuk jalan hidupnya serta menjadi obat anti penyakit gangguan jiwa.
B. Saran
Demikianlah penulisan artikel ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua kalangan
termasuk penganut keagaamaan islam, kritik dan saran kami haturkan untuk menjadi acuan
kesempurnaan artikel ini kedepanya.
DAFTAR PUSTAKA
https://wahdi.lec.uinjkt.ac.id/articles/ilmupendidikanislam
file:///C:/Users/hp/Downloads/73-80+Muhammad+Yusuf%20(1).pdf
http://hendro-suhaimi.blogspot.com/p/blog-page_2481.html#
file:///C:/Users/hp/Downloads/3574-Article%20Text-7645-1-10-20171014%20(1).pdf