Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

MEMAHAMI PENDIDIKAN ISLAM


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pembimbing : Moh. Zaiful Rasyid, M.pd.

Disusun Oleh :
NOR AMELIA NOVITA RAMADANI

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


INSTITUT AGAMA ISLAM
(IAI) AL-HAIRAT PAMEKASAN
TAHUN AKADEMIK 2023-2024
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat diperlukan sebagai proses yang mampu membangun potensi


manusia menuju kemajuan dalam segala aspek Pendidikan menurut Islam atau Pendidikan
Islami. Yakni, pendidikan yang dipahami dan yang dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai
fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Kemajuan ilmu dan teknologi yang makin canggih, telah menimbulkan berbagai macam
perubahan dalam kehidupan manusia, termasuk perubahan dalam tatanan sosial dan moral.
Dibalik kemajuan yang demikian pesat itu, mulai terasa pengaruh yang kurang
menggembirakan. Yaitu mulai tampak dan terasa menurunnya nilai-nilai luhur agama. Adat
dan norma sosial yang selama ini sangat diagungkan bangsa Indonesia mulai menurun, bahkan
kadangkala diabaikan, dikarenakan ada rasa untuk selalu ingin meraih kesuksesan dalam karier
dan kehidupan semata. Untuk menangkal hal tersebut, ada salah satu upaya yang dianggap
ampuh dalam menanganinya, yakni melalui jalur pendidikan,terutama pendidikan agama yang
khususnya pendidikan agama Islam. Sebab, pendidikan agama Islam berorientasi pada
pembekalan kemampuan intelektual tinggi yang memiliki akhlaqul karimah yang baik.

Di dalam prioritas pembangunan nasional yang dituangkan dalam Rencana


Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007)
di antaranya adalah mewujudkan masyarakat yang memiliki akhlak mulia, moral, etika,
budaya, dan juga memiliki tata krama berdasarkan falsafah Pancasila. Dan salah satu cara agar
tujuan terwujudnya masyarakat yang demikian adalah dengan cara memperkuat jati diri dan
karakter bangsa melalui pendidikan. Upaya untuk menerapkan pendidikan adalah agar warga
negara Indonesia selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum,
memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,
mengembangkan modal sosial. Kemudian agar warga negara Indonesia menerapkan nilai-nilai
luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka
memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

Peradaban dan martabat suatu bangsa dapat terwujud ketika sumber daya manusia
(SDM) bangsa itu mendukung dalam mewujudkannya. Dukungan SDM terhadap kemajuan
peradaban dan martabat bangsa dapat terlihat dari beberapa variabel yang menyertainya, dan
di Indonesia variabel tersebut mencakup iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Indonesia, 2003). SDM yang “paripurna” adalah kata
yang kiranya mewakili dari keseluruhan variabel tersebut sebagai identitas keunggulan dari
ikhtiar pemerintah, terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan Agama Islam diharapkan
mampu menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan
berakhlak mulia, akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan
dari pendidikan.1 Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan,
hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal,
nasional, regional maupun global. Pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat strategis
dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM), yang mana dalam ajaran Islam
menempatkan manusia sebagai kesatuan yang utuh antara sisi duniawi maupun ukhrowi.

Konsep pendidikan karakter sebenarnya telah ada sejak zaman rasulullah SAW. Hal ini
terbukti dari perintah Allah bahwa tugas pertama dan utama Rasulullah adalah sebagai
penyempurna akhlak bagi umatnya. Pembahasan substansi makna dari karakter sama dengan
konsep akhlak dalam Islam, keduanya membahas tentang perbuatan prilaku manusia. Al-
Ghazali menjelaskan jika akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya
lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa perlu adanya pemikiran dan
pertimbangan. Suwito menyebutkan bahwa akhlak sering disebut juga ilmu tingkah laku atau
perangai, karena dengan ilmu tersebut akan diperoleh pengetahuan tentang keutamaan-
keutamaan jiwa; bagaimana cara memperolehnya dan bagaiman membersihkan jiwa yang telah
kotor.
PEMBAHASAN

A. Memahami Pendidikan Islam

Beberapa pengertian pendidikan Islam berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli
yaitu sebagai berikut:

Menurut Drs. Ahmad D. Marimba: Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani
berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama
menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain seringkali beliau mengatakan
kepribadian utama tersebut dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang
memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan
nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Menurut Abdur Rahman Nahwawi. Pendidikan Islam ialah pengaturan dan masyarakat
yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik
dalam kehidupan individu maupun kolektif.

Memahami pendidikan Islam dapat ditelusuri melalui keseluruhan sejarah kemunculan


Islam itu sendiri. Tentu saja untuk memahaminya, tidaklah dipahami sebagai sebuah sistem
pendidikan yang sudah mapan dan sistematis, melainkan proses pendidikan lebih banyak
terjadi secara insidental bahkan mungkin lebih banyak yang bersifat jawaban dari berbagai
problematika yang berkembang pada masa itu.Pendidikan dalam Islam, secara bahasa
memiliki terma yang sangat varian. Perbedaan ini tidak terlepas dari banyaknya istilah yang
muncul dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai sumber rujukan utama pendidikan Islam
yang menyebutkan kata (kalimah) yang memiliki konotasi pendidikan atau pengajaran.
Setidaknya, ada empat (4) istilah yang digunakan untuk menyebutkan makna pendidikan,
misalnya tarbiyah, ta’dib, ta’lim dan riyadhah.

1) Al-Tarbiyah

Menurut Abdurrahman Al-Nahlawi, kata tarbiyah secara bahasa merupakan


kata yang berasal tiga (3) akar kata. Yakni pertama, raba – yarbu, yang berarti
bertambah atau bertumbuh. Pengertian ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an, surat Al-
Rum, ayat 39. Kedua, berasal dari rabiya-yarba, yang berarti menjadi dasar, dan
yang ketiga, rabba-yarubbu, yang berarti memperbaiki, menguasai urusan,
menuntut, menjaga dan memelihara.
2) Al-Ta’dib

Kata Ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba, yang berarti
pengenalan dan pengakuan yang secara bertahap ditanamkan kepada manusia
tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan
sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan
Kekuasaan dan Keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya.

3) Al-Ta’lim

Menurut Abdul Fattah Jalal dalam buku Minal Ushul al-Tarbawiyah fi al-Islam,
istilah Ta’lim diartikan dengan proses yang terus menerus diusahakan manusia
sejak lahir untuk melakukan pembinaan pengetahuan, pemahaman, pengertian,
tanggung jawab dan penanaman amanah.

4) Riyadhah

Istilah riyadhah merupakan istilah pendidikan yang digunakan dan


dikembangkan oleh Imam Al-Ghazali untuk menyebutkan istilah pelatihan terhadap
pribadi individu pada fase anak-anak, atau yang dikenal dengan riyadhatusshibyan.
Imam Al-Ghazali dalam mendidik anak, lebih menekankan pada domain afektif dan
psikomotor dibandingkan penguasan dan pengisian domain kognitif (intelektual).

B. Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Ruang lingkup pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pendidikan Islam, yang merupakan unsur-unsur utama yang sangat penting sehingga
membuat proses pendidikan Islam dapat berjalan dengan lancar dan efektif untuk mencapai
tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya, di antaranya adalah :

1) Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Dasar pendidikan Islam identik dengan dasar Islam itu sendiri, yaitu AlQur'an
dan Sunnah Rasulullah SAW yang dapat dikembangkan dengan ijma, qiyas,
maslahah mursalah. Al-Qur'an dijadikan sumber pertama dan utama dalam
pendidikan Islam, karena nilai absolut yang terkandung di dalamnya yang datang
dari Tuhan. Dan dasar yang kedua yaitu As-Sunnah, As-Sunnah adalah sesuatu
yang dinukilkan kepada Nabi SAW, berupa perkataan, perbuatan, taqrir atau
penetapan dari Rasulullah SAW.

2) Peserta Didik

Peserta didik adalah orang yang menuntut ilmu di lembaga pendidikan, bisa
disebut juga sebagai murid, santri atau mahasiswa. Betapa Islam mewajibkan dan
memuliakan orang orang yang menuntut ilmu tercermin dalam firman-firman Allah.
Di antaranya, dalam ayat ini dijelaskan bahwa menuntut ilmu itu hampir sama
kedudukannya dengan berjuang membela agama Allah: "Telak seharusnya semua
mu'min itu berangkat ke medan perang. Mengapa tidak berangkat satu rombongan
dari tiap golongan untuk memperdalam ilmu agama agar mereka dapat memberikan
peringatan (pelajaran) kepada kaumnya apabila mereka sudah kembali. Mudah-
mudahan mereka (kaumnya itu) waspada" (QS. At Taubah: 122)

3) Pendidik

Dalam konteks pendidikan Islam "pendidik" sering disebut dengan murabbi,


muallim, mu'addib, mudarris, dan mursyid. Dan kadang kala disebut melalui
gelarnya, seperti istilah ustadz dan al syaikh. Pendidik berarti juga orang dewasa,
yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu
berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam
memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah Swt. dan mampu melakukan
tugas sebagai makhluk sosial serta sebagai makhluk individu yang mandiri.

C. Fungsi Pendidikan Islam


Pendidikan agama Islam mempunyai fungsi yang sangat penting untuk pembinaan dan
penyempurnaan kepribadian dan mental anak, karena pendidikan agama Islam mempunyai
dua aspek terpenting, yaitu aspek pertama yang ditujukan kepada jiwa atau pembentukan
kepribadian anak, dan kedua, yang ditujukan kepada pikiran yakni pengajaran agama Islam
itu sendiri. Aspek pertama dari pendidikan Islam adalah yang ditujukan pada jiwa atau
pembentukan kepribadian. Artinya bahwa melalui pendidikan agama Islam ini anak didik
diberikan keyakinan tentang adanya Allah swt. Aspek kedua dari pendidikan Agama Islam
adalah yang ditujukan kepada aspek pikiran (intelektualitas), yaitu pengajaran Agama
Islam itu sendiri. Artinya, bahwa kepercayaan kepada Allah swt, beserta seluruh ciptaan-
nya tidak akan sempurna manakala isi, makna yang dikandung oleh setiap firman-Nya
(ajaran-ajaran-Nya) tidak dimengerti dan dipahami secara benar. Di sini anak didik tidak
hanya sekedar diinformasikan tentang perintah dan larangan, akan tetapi justru pada
pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana beserta argumentasinya yang dapat diyakini dan
diterima oleh akal.

Fungsi pendidikan Agama Islam di sini dapat menjadi inspirasi dan pemberi kekuatan
mental yang akan menjadi bentuk moral yang mengawasi segala tingkah laku dan petunjuk
jalan hidupnya serta menjadi obat anti penyakit gangguan jiwa. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Agama Islam adalah:

1) Memperkenalkan dan mendidik anak didik agar meyakini ke-Esaan Allah swt,
pencipta semesta alam beserta seluruh isinya; biasanya dimulai dengan
menuntunnya mengucapkan la ilaha illallah.
2) Memperkenalkan kepada anak didik apa dan mana yang diperintahkan dan mana
yang dilarang (hukum halal dan haram).
3) Menyuruh anak agar sejak dini dapat melaksanakan ibadah, baik ibadah yang
menyangkut hablumminallah maupun ibadah yang menyangkut hablumminannas.
4) Mendidik anak didik agar mencintai Rasulullah saw, mencintai ahlu baitnya dan
cinta membaca al-Qur’an.
5) Mendidik anak didik agar taat dan hormat kepada orang tua dan serta tidak merusak
lingkungannya.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan pengertian yang lain seringkali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut
dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama
Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Tentu saja untuk memahaminya,
tidaklah dipahami sebagai sebuah sistem pendidikan yang sudah mapan dan sistematis,
melainkan proses pendidikan lebih banyak terjadi secara insidental bahkan mungkin lebih
banyak yang bersifat jawaban dari berbagai problematika yang berkembang pada masa
itu.Pendidikan dalam Islam, secara bahasa memiliki terma yang sangat varian. Perbedaan
ini tidak terlepas dari banyaknya istilah yang muncul dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits
sebagai sumber rujukan utama pendidikan Islam yang menyebutkan kata (kalimah) yang
memiliki konotasi pendidikan atau pengajaran.

Ruang Lingkup Pendidikan Islam Ruang lingkup pendidikan Islam adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan Islam, yang merupakan unsur-unsur utama
yang sangat penting sehingga membuat proses pendidikan Islam dapat berjalan dengan
lancar dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan Islam
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Dan fungsi pendidikan Agama Islam di sini dapat menjadi inspirasi dan pemberi
kekuatan mental yang akan menjadi bentuk moral yang mengawasi segala tingkah laku dan
petunjuk jalan hidupnya serta menjadi obat anti penyakit gangguan jiwa.

B. Saran

Demikianlah penulisan artikel ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua kalangan
termasuk penganut keagaamaan islam, kritik dan saran kami haturkan untuk menjadi acuan
kesempurnaan artikel ini kedepanya.
DAFTAR PUSTAKA

https://wahdi.lec.uinjkt.ac.id/articles/ilmupendidikanislam

file:///C:/Users/hp/Downloads/73-80+Muhammad+Yusuf%20(1).pdf

http://hendro-suhaimi.blogspot.com/p/blog-page_2481.html#

file:///C:/Users/hp/Downloads/3574-Article%20Text-7645-1-10-20171014%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai