Disusun Oleh : Nama : Tri Noviyansyah NIM : 19505244023 Kelas : C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERIYOGYAKARTA TAHUN 2019 Soal: 1. Para mahasiswa, silakan Anda baca lagi uraian di atas dan baca juga artikel-artikel lain terkait serta aturan perundangan pendidikan di Indonesia, lalu jelaskan simpulan Anda apa yang dimaksud dengan pendidikan, pendidikan Islam, dan Pendidikan Agam Islam! Jawab: 1. Pengertian-pengertian pendidikan dan simpulan mengenai pendidikan dapat dirangkum sebagai berikut: Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu: memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian: proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Menurut Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Pendidikan secara etimologi berasal dari kata “paedagogie” dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “pais” artinya anak dan “again” artinya membimbing, jadi jika diartikan, paedagogie artinya bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa Romawi pendidikan berasal dari kata “educate” yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada dari dalam. Sedangkan dalam bahasa Inggris pendidikan diistilahkan dengan kata “to educate” yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual. Secara bahasa definisi pendidikan mengandung arti bimbingan yang dilakukan oleh seseorang (orang dewasa) kepada anak-anak, untuk memberikan pengajaran, perbaikan moral dan melatih intelektual. Landasan hokum yang mengatur tetang pendidikan yang ada di Indonesia khusunya adalah Undang – undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan sebagai padanan makna tarbiyah secara bahasa mempunyai asal makna tumbuh (nãma), berkembang (nasyaa), dan memperbaiki (ashlaha) (al- Suwaid, 1990: 13). Secara istilah menurut Raghib al-Isfahani tarbiyah adalah mengembangkan sesuatu setahap demi setahap sampai tercapai kesempurnaan. Dan menurut Najar, tarbiyah berarti menumbuhkembangkan potensi individu sedikit demi sedikit dengan latihan–latihan sampai potensi individu tersebut dapat mencapai kesempurnaan (Najar: 43). Syed Ali Ashraf memahami pendidikan Islam adalah sebagai proses upaya menghasilkan manusia integratif, yang memiliki sifat kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif, adil, dan jujur (Sutrisno, 2011: 5-6). Dari pengertian-pengertian yang ada maka bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam beserta lingkungannya. 2. Pengertian-pengertian pendidikan Islam dan simpulan mengenai pendidikan Islam dapat dirangkum sebagai berikut: Pengertian pendidikan yang bersifat umum, menurut Azra (1999: 4), jika dihubungkan dengan agama Islam memunculkan pngertian baru yang secara totalitas inheren mengandung makna tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Makna dari ketiga istilah ini dalam pendidikan Islam harus diwujudkan secara bersama-sama. Karena ketiga makna itu ada keterkaitan dengan makna yang dalam menyangkut peran manusia dan masyarakat, serta peran manusia dalam lingkungan dan pengabdian pada Tuhan. Istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb, walaupun kata rabb memiliki banyak arti, tetapi makna dasarnya adalah tumbuh, berkembang, memelihara, mengatur, menjaga kelestarian (eksistensinya). Secara etimologis, kata “Al-tarbiyah” merupakan kata jadian dari tiga akar kata yaitu: Pertama, rabba – yarbu- yang berarti bertambah, tumbuh dan berkembang. Pengertian ini didasarkan atas QS. Al-Rum ayat 39. Dalam pengertian ini, pendidikan (al-tarbiyah) merupakan proses menambahkan, menumbuhkan dan mengembangkan sesuatu (potensi) yang terdapat pada peserta didik baik secara psikis, fisik, spiritual maupun sosial. Kedua, rabiya – yarba - tarbiyah yang berarti tumbuh (nasya-a) berubah menjadi besar atau dewasa. Dalam pengertian ini, pendidikan (al-tarbiyah) merupakan proses untuk menumbuhkan atau mendewasakan peserta didik baik secara psikis, fisik, spiritual maupun sosial. Ketiga, rabba – yarubbu - tarbiyah yang berarti memperbaiki, memelihara, menuntun, menjaga, mengatur dan memelihara. Dalam pengertian ini, pendidikan (al-tarbiyah) merupakan proses untuk memperbaiki, memelihara, menuntun, menjaga, mengatur dan memelihara peserta didik baik secara psikis, fisik, spiritual maupun sosial. 3. Istilah Al-Tarbiyah Istilah al-tarbiyah bisa diartikan mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membesarkan, mempertumbuhkan, memproduksi dan menjinakkan. Relevansi dengan pemaknaan kata al-tarbiyah ini, Al-Syaibani berpandangan bahwa kata rabb sebagaimana termaktub dalam QS. Al-Fatihah ayat 2. mempunyai makna yang berkonotasi dengan istilah al-tarbiyah, pendidikan Islam. Sebab kata rabb (Tuhan) dan murabbi (pendidik) berasal dari akar kata yang sama. Dalam konteks ini, maka Tuhan berposisi sebagai pendidik bagi seluruh makhlukNya. Muhammad Quraish Shihab berpendapat bahwa kata rabb seakar dengan kata tarbiyah, yaitu mengarahkan sesuatu tahap demi tahap menuju kesempurnaan kejadian dan fungsinya. Abdurrahman al-Nahlawi berpendapat bahwa pengertian pendidikan Islam yang tersirat dalam istilah al-tarbiyah meliputi atas empat unsur pendekatan yaitu a. Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa; b. Mengembangkan seluruh potensi anak didik menuju kesempurnaan; c. Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan; d. Melaksanakan pendidikan secara terencana dan bertahap. Pendapat Al-Nahlawi ini sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tersurat dalam pasal 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan di atas, penulis berpendapat bahwa altarbiyah (pendidikan) adalah proses transformasi ilmu pengetahuan dari pendidikan kepada peserta didik agar ia memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya, sehingga terbentuk keimanan, ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian yang luhur. 4. Istilah Al-Ta’lim Kata ta’lim merupakan kata jadian dari akar kata ‘allama - yu’allimu – ta’lîm. Para ahli bahasa mengartikan kata ta’lim dengan pengajaran misalnya ‘allamahu al- ‘ilma yang berarti mengajarkan kepadanya ilmu pengetahuan, sedangkan tarbiyah diartikan dengan pendidikan. Secara histories, al-ta’lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan Pendidikan Islam. Para ahli pendidikan berpendapat bahwa al-ta’lim memiliki makna lebih universal dibanding al-tarbiyah atau al-ta’dib. Abdul Fattah Jalal berpendapat bahwa al-ta’lim merupakan istilah yang lebih tepat untuk memberikan definisi pendidikan. Begitu juga Rasyid Ridha memberikan arti al-ta’lim sebagai proses transfer berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa seseorang tanpa adanya batasan dan ketentuan secara spesifik. 5. Istilah Al-Ta’dib Istilah al-ta’dib biasanya diterjemahkan dengan sopan santun, budi pekerti, moral, etika, akhlak, dan adab. Istilah al-ta’dib memiliki akar kata yang sama dengan istilah adab yang berarti peradaban atau kebudayaan. Artinya, pendidikan yang baik akan melahirkan peradaban yang baik pula. Menurut Muhammad Naquib al-Attas, merupakan istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan Islam. Sementara istilah al-tarbiyah dinilai sangat luas, sebab al-tarbiyah juga berlaku untuk pendidikan terhadap binatang. Kata al-ta’dib tidak dijumpai dalam Alquran, tetapi istilah itu terdapat dalam hadis Nabi Saw. Sehingga hadis ini dijadikan rujukan dan argumen bahwa al-ta’dib dipakai juga dalam peristilahan pendidikan. Nabi saw telah bersabda yang diriwayatkan al-Askariy dari Aliy yang berarti “Tuhan telah mendidikku, maka Dia sempurnakan pendidikanku”. Berdasarkan pengertian di atas, maka al-ta’dib berarti “pengenalan” dan “pengakuan” (recognition) setiap manusia terhadap berbagai aturan dan tatanan Tuhan (sunnatullah) yang dilakukan secara berangsur-angsur, sehingga ia dapat mentaati aturan tersebut. Jadi dalam al-ta’dib itu terjadi proses perubahan sikap mental setiap individu. Misalnya proses mentaati dan menghormati kepada kedua orang tua. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam dapat dimaknai sebagai upaya mengoptimalkan perkembangan potensi manusiawi, kecakapan hidup, dan sikap kepribadian individu peserta didik menuju tercapainya kesempurnaan dan kedewasaan yang baik. Pendidikan yang orientasinya adalah sebagai proses pendewasaan dan penyempurnaan untuk tercapainya kebaikan kemanusiaan, dengan demikian mengharuskan berlangsung secara mustamirah, baik dalam situasi pergaulan, pengajaran, latihan-latihan, dan bimbingan, serta tertuju pada keutuhan pengembangan skill, sikap pribadi dan sosial, serta semangat pengabdian pada Tuhan secara kritis dan praktis. 6. Pengertian-pengertian mengenai pendidikan agama Islam dan simpulan mengenai pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut: Pengertian Pendidikan Agama Islam sebagaimana yang diungkapkan Zakiyah Daradjat, yaitu: a. Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). b. Pendidkan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam. c. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam yang telah diyakini menyeluruh, serta menjadikan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Sedangkan M. Arifin mendefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar). Jadi Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat. Berdasarkan rumusan-rumusan diatas, dapat diambil suatu pengertian, bahwa pendidikan agama Islam merupakan sarana untuk membentuk kepribadian yang utama yang mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan norma dan ukuran Islam. Pendidikan ini harus mampu membimbing, mendidik dan mengajarkan ajaran-ajaran Islam terhadap murid baik mengenai jasmani maupun rohaninya, agar jasmani dan rohani, berkembang dan tumbuh secara selaras.