Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Madu merupakan cairan kental kaya karbohidrat, yang diproduksi oleh lebah dan
nectar tanaman. Madu mengandung banyak nutrisi yang sangat bermanfaat untuk
kesehatan manusia. Zat-zat atau senyawa yang terkandung dalam madu sangat kompleks
dan kini telah diketahui tidak kurang dari 181 macam zat atau senyawa terdapat dalam
madu (Sihombing, 2005). Keunggulan madu terdapat pada kandungan enzim-enzim dan
karbohidratnya. Enzim yang dominan terdapat pada madu adalah enzim diastase dan
invertase yang berfungsi mengubah karbohidrat kompleks menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana. Karbohidrat yang terdapat dalam madu merupakan karbohidrat sederhana
dengan kandungan utamanya adalah monosakarida, sehingga lebih mudah diserap oleh
tubuh. Berbagai kandungan nutrisi madu membuat madu sangat bermanfaat untuk
kesehatan.
Madu mengandung banyak nutrisi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan
manusia. Masyarakat Mesir kuno sudah memanfaatkan madu sebagai obat luka, obat sakit
perut dan pengawet murni. Para ilmuan sudah berhasil mengidentifikasi sejumlah nutrisi
yang terdapat dalam madu serta manfaat-manfaatnya. Beberapa manfaat madu diantaranya
anti mikroba, anti virus, anti parasite, anti oksidan, anti inflammatory, anti kanker,
mengurangi peradangan kulit, mempercepat penyembuhan luka, menstimulasi regenerasi
jaringan tubuh yang rusak, sebagai sumber energi dan meningkatkan daya tahan tubuh,
serta sebagai campuran bahan pangan.
Pola hidup sehat mulai banyak dijalani oleh masyarakat, seperti mengkonsumsi
makanan dan minuman yang alami dan bebeas dari bahan pengawet berbahaya. Selain itu,
pola hidup sehat juga membudayakan konsumsi madu setiap hari, sehingga banyak
masyarakat semakin tertarik mengkonsumsi madu. Di Kota Tarakan sendiri banyak
masyarakat yang mengkonsumsi madu. Madu-madu komersial yang dikonsumsi oleh
masyarakat Kota Tarakan terdiri diri berbagai macam merek. Jumlah konsumsi madu di
Kota Tarakan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota
Tarakan.
Seiring dengan peningkatan konsumsi madu, berkembanglah cara-cara
pemalsuan madu oleh pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang berlimpah.
Berdasarkan Simamora (2010), pada saat ini madu yang terdapat di pasar Indonesia hampir
80% merupakan madu palsu. Pemalsuan madu biasanya dilakukan dengan penambahan
gula dan pengental.
Di Kota Tarakan sendiri terdapat banyak madu komersial yang beredar. Madu
komersial tersebut terdirdi dari berbagai macam merek yang mana menurut masyarakat
Kota Tarakan madu-madu yang beredar tersebut bayak sekali yang tidak murni.
Madu palsu menurut Sumoprastowo (1980) adalah semua bahan makanan yang
memakai nama madu namun tidak diolah atau tidak dihasilkan oleh lebah. Pemalsuan madu
dapat dilakukan dengan tiga faktor yaitu pemalsuan volume, mutu dan menyeluruh.
Pemalsuan volume adalah peningkatan volume madu dengan menambahkan bahan lain
yang lebih murah seperti gula (fruktosa, glukosa dan sukrosa) atau sirup. Pemalsuan mutu
dilakukan dengan memodifikasi kadar air melalui penambahan pengental. Pemalsuan
menyeluruh yaitu ‘madu’ yang dibuat tanpa menggunakan madu asli (Rachmawaty 2011).
Dalam pemalsuan madu, gula yang sering ditambahkan adalah glukosa, fruktosa,
dan sukrosa. Sedangkan dalam pemalsuan mutu, pengental yang biasa digunakan adalah
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dan gelatin. Munculnya madu palsu membuat konsumen
dirugikan, karena komposisi madu palsu berbeda dengan madu asli sehingga memiliki
manfaat yang tidak sama.
Berdasarkan permasalahn tersebut, peneliti bermaksud untuk menguji kemurnian
madu komersial yang beredar di Kota Tarakan. Adapun metode yang digunakan untuk
pengujian pemalsuan madu didasarkan pada pengetahuan yang berlaku di masyarakat
diantaranya uji bakar, uji rembes, uji koagulasi, uji kristalisasi, dan uji larut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana hasil pengujian madu komersial berdasarkan pengujian kimia yang berupa
pengukuran nilai pH, kadar air, kadar HMF (Hidroksimetilfurfural), dan kadar gula
madu (sukrosa, fruktosa, dan glukosa) sebagai indikator madu murni?
2. Bagaimana hasil uji keragaan madu komersial berdasarkan uji semut, uji larut sebagai
indicator madu murni?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil pengujian madu komersial berdasarkan pengujian kimia yang
berupa pengukuran nilai pH, kadar air, kadar HMF (Hidroksimetilfurfural), dan kadar
gula madu (sukrosa, fruktosa, dan glukosa) sebagai indikator madu murni.
2. Untuk mengetahui hasil uji keragaan madu komersial berdasarkan uji semut, uji larut
sebagai indicator madu murni.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi atau masukan
bagi perkembangan ilmu produksi dan teknologi peternakan sehingga dapat
dikembangkan dan disempurnakan ke peneliti selanjutnya.
2. Bagi Masyarakat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat Kota
Tarakan mengenai cara menguji madu komersial yang beredar.

Anda mungkin juga menyukai