Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB 5
IBADAH DAN PEMBENTUKAN KARAKTER MUSLIM

Disusun Oleh :
Nama : Tri Noviyansyah
NIM : 19505244023
Kelas : C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERIYOGYAKARTA
TAHUN 2019
Soal:
1. Silakan Anda mencari sebanyak-banyaknya pengertian tentang ibadah dari berbagai
sumber, baik dari kamus, buku, atau jurnal, maupun dari sumber online seperti
internet, kemudian lakukan analisis dari berbagai macam pengertian tentang ibadah
tersebut, lalu simpulkan menjadi rumusan ibadah yang mudah dipahami dan mudah
diingat. Cobalah Anda identifikasi apa saja karakteristik ibadah dalam Islam!
2. Carilah ayat-ayat Alquran dan hadis-hadis Nabi saw. yang terkait dengan ibadah dan
ambillah ayat-ayat dan hadis-hadis yang Anda anggap paling penting untuk dijadikan
dasar hukum yang memperkuat penjelasan tentang ibadah dalam Islam!
Jawab:
1. Menurut KBBI, ibadah (iba-dah) memiliki arti perbuatan untuk menyatakan bakti
kepada Allah SWT., yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi
laranganNya; ibadat.
a. Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh
peraturan agama.
b. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti
pemeluknya.
c. Upacara yang berhubungan dengan agama. Ibadah secara etimologi berarti
merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan ibadah menurut istilah syar'i Ibadah adalah suatu istilah yang
mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya', baik berupa
perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang tampak (lahir).
Maka salat, zakat, puasa, haji, berbicara jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada
kedua orang tua, menyambung tali kekerabatan, menepati janji, memerintahkan yang
ma’ruf, melarang dari yang munkar, berjihad melawan orang-orang kafir dan
munafiq, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil (orang
yang kehabisan bekal di perjalanan), berbuat baik kepada orang atau hewan yang
dijadikan sebagai pekerja, memanjatkan do’a, berdzikir, membaca Al Qur’an dan lain
sebagainya adalah termasuk bagian dari ibadah. Begitu pula rasa cinta kepada Allah
dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, inabah (kembali taat) kepadaNya, memurnikan
agama (amal ketaatan) hanya untuk-Nya, bersabar terhadap keputusan (takdir)-Nya,
bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, merasa ridha terhadap qadha/takdirNya, tawakal
kepada-Nya, mengharapkan rahmat (kasih sayang)-Nya, merasa takut dari siksa-Nya
dan lain sebagainya. Ibadah merupakan salah satu inti dari ajaran Islam. Ibadah
merupakan penghambaan atau pengabdian manusia kepada yang berhak
mendapatkannya. Dalam proses ibadah ini, manusia sebagai ‘abid (yang melakukan
penghambaan) dapat segera langsung memberikan pengabdiannya kepada Allah
SWT. sebagai al-Ma’bud (yang berhak mendapatkan penghambaan). Sebagai Dzat
yang Maha Sempurna, Allah SWT. sama sekali tidak memiliki ketergantungan
kepada manusia sebagai ‘abid, tetapi sebaliknya justru manusialah yang sangat
tergantung kepada al-Ma’bud (Allah SWT.). Karena itulah, ibadah merupakan suatu
kewajiban bagi manusia untuk dapat memosisikan dirinya sebagai ‘abid. Akhirnya,
ibadahlah yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya seorang hamba dalam
membangun karakternya.
Dapat disimpulkan ibadah mencakup semua aktivitas manusia baik
perkataan maupun perbuatan yang didasari dengan niat ikhlas untuk mencapai
keridoan Allah dan mengharap pahala di akhirat kelak. Ibadah merupakan tugas
utama manusia dalam rangka berhubungan dengan Tuhannya (‘abdullah). Alquran
menegaskan bahwa diciptakannya manusia dan jin di muka bumi semata-mata untuk
beribadah kepada-Nya.
Karakteristik ibadah dalam islam berarti bakti manusia kepada Allah SWT,
karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Ibadah adalah sebagai upaya
mendekatkandiri kepada Allah SWT dengan mentaati segala perintah-Nya dan
menjauhi semua larangan-Nya. Ibadah ada yang umum ada yang khusus. Yang umum
ialah segala amalan yang diizinkan oleh Allah SWT, sedangkan yang khusus adalah
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT akan perincian-perinciannya, tingkat, dan
caracaranya yang tertentu. Dalam Islam diterangkan bahwa dalam beribadah dilarang
yang namanya "kreatifitas", sebab meng-create atau membentuk suatu ibadah dalam
agama Islam dinilai sebagai bid'ah yang dikutuk Nabi sebagai kesesatan. Bilangan
shalat lima waktu beserta tata cara menggerjakannya ataupun ketentuan ibadah haji
dan tata cara mengerjakannya misalkan adalah ibadah yang sudah ditetapkan oleh
Allah ketentuan ketentuan dan segalanya, maka sebagai manusia atau penganutnya
tidak boleh ikut campur bahkan mengubahnya. Ketentuan ajaran Islam yang begitulah
yang membuat akal tidak boleh ikut campur tangan, bahkan hak dan otoritas Tuhan
sepenuhnya. Hal yang demikian lah yang membuat atau membentuk manusia atau
penganut berserah diri, patuh dan tunduk guna mendapatkan kedamaiian dan
kesalamatan. Dan itulah yang membawa seorang hamba menjadi hamba yang sholeh,
mempunyai jiwa yang tenang, rendah hati, menyandarkan diri kepada amal sholeh
dan ibadah, dan tidak kepada nasab keturunan, semuanya itu adalah gejala kedamain
dan keamanan sebagai pengalaman dari ibadah. Sedangkan ibadah yang berarti umum
akan dibahas di selanjutnya, karena lebih mengarah kemu'amalah sebagaisesama
makhluk hidup.
2. Dasar hukum utama (Al-Qur’an) :
a. Dalam surat Al-Fatihah ayat 5, Allah SWT berfirman:

Artinya ; “ Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan Hanya kepada


Engkaulah kami mohon pertolongan .“
b. Dalam surat Yasin ayat 60, Allah SWT berfirman:

Artinya : “Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu


Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata
bagi kamu.”
c. Al – Mu’min ayat 60:

Artinya : “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada ku, niscaya akan aku
perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”
d. Az-Zariyat ayat 56:

Artinya : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku”
e. An-Nahl ayat 36:

Artinya: “Dan sungguh, kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat
(untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaqut’, kemudian di
antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam
kesesatan. Maka kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
f. Al-Isra’ ayat 23:

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah


selain dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak”
g. An-Nisa ayat 36:

Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya


dengan sesuatu apa pun”
h. Al-An’am ayat 151:
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), ‘Marilah aku bacakan apa yang diharamkan
Tuhan kepadamu. Janganlah mempersekutukan-Nya dengan apa pun…”
i. Al-kafirun ayat 1-6:
Artinya: “Katakanlah: “Hai orang-orang kafir. aku tidak akan menyembah apa
yang kamu sembah. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.dan
aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. untukmu agamamu,
dan untukkulah, agamaku.”
j. Al-baqarah ayat 256:

Artinya “tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya


telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka
Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak
akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
k. Al-Isra ayat 22:

Artinya “janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, agar
kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).”
l. Al-Isra ayat 39:

Artinya “Itulah sebagian Hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. dan


janganlah kamu Mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam Keadaan tercela lagi
dijauhkan (dari rahmat Allah).”
Dasar hukum keda (As-Sunnah)
a. Dari Mu’adz bin Jabal telah berkata:
ُُ‫ْف َردُ ُك ْنت‬َُ ‫ي ي‬َُّ ‫ل النَّب‬
َُّ ‫ص‬ ُ ُ‫سلَّ َُم َءلَيْه‬
َ ُ‫للا‬ َُ ‫ل فَقَا رُ حمُا َ َع‬
َ ‫ل َو‬ َُ ‫ي‬ ُْ ‫ ل‬: ‫ ُم َعا ُذُ َيا‬, َ ‫ي رُ تَ ُْد ُأ‬
ُْ ُ‫ل للاُ َما َحق‬ َُ ‫؟ ْالع َبادُ َع‬
‫ل ْالع َبادُ َما َحقُ َُو‬ َُ ‫ فَقَ ْلتَُ ؟ للاُ َع‬: ‫للُ ا‬ ُ ُ‫ ْعلَ ُُم ُأ َ لَ ُه‬. ‫ل‬
ُ ‫س ُْو َو َُر‬ َُ َ‫ ق‬: ُ‫ن فَإ‬
َُّ ‫ق‬َُّ ‫ْوُهُ َي ْعبُ ُُد أْنُُ ْالع َبادُ َعلَى للاُ َح‬
َ‫ل‬ َ . ‫أن للُ ا َعلَى ْالعبَادُ َحقُ َُو‬
ُ ‫شيْأُ بهُ ُك ْوا يُ ْشرُ َو‬ َُ ُ‫ب يُعَذ‬
ُْ ‫ل‬ ُْ ‫ل َم‬
َُ ‫ن‬ َُ . ُُ‫ فَقُ ْلت‬: ‫ار‬
َُ ُ‫شيْأُ بهُ كُُ يُ ْشر‬ َُ َ‫لى ي‬
َُ ‫س ْو‬
ُ ُ‫للا‬, ‫أ‬
ُ َ‫س؟ أُبْش ُرالنَّا ف‬
َ‫ل‬ َُ ‫فَيَتَّكالُ ْوا تُبْش ْر ُه ُْم‬. (‫)الصحيحين خرجه أ‬
َ ‫قَالَى‬: ‫ل‬
Artinya: “Saya pernah mengikuti Nabi SAW.naik keledai bersama beliau, beliau
bersabda kepada saya, ‘wahai Muaz! Tahukah kamu apa yang menjadi tugas dan
kewajiban hamba terhadap Allah SWT. Dan apa janji Allah terhadap hamba?’
Saya menjawab,’ Allah dan Rasul-Nyalah yang lebih mengetahui. ‘ beliau
menjawab,’Tugas dan kewajiban hamba terhadab Allah adalah agarberibadah
kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan janji
Allah kepada hamba ialah bahwasannya Allah tidak akan menyiksa orang yang
tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun’. ‘Saya bertanya,’ Ya
Rasulullah! Bolehkah saya menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-
orang? ‘ Rasulullah SAW menjawab, ‘Janganlah kamu
menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka, agar mereka tidak bersifat
apatis’.’’ (H.R. Imam Bukhari dan Imam Muslim)
b. Hadis dari Ibnu Mas’ud sebagai berikut:
َ َّ‫)البخارى رواه( الن‬
‫ار َخ َل أد نِذ للاِ دُو ِن ِمن عُو َوه َُويَد َماتَ َمن‬
Artinya: “Barang siapa mati dalam keadaan menyeru (berdoa atau beribadah)
kepada selainAllah maka ia akan masuk neraka.” (H.R. Imam Bukhari)
c. Hadis dari Sahal bin Sa’ad, berbunyi sebagai berikut:
َّ ُ‫ًار ُجال يَة‬
‫الر ع ِطيَ َّن أل‬ َ ‫سو َو َر للاَ ي ُِحب َغد‬ ُ ُ‫سولَهُ للاُ َوي ُِحبهُ لَه‬ َ ‫ي ِه يَدَ َعلَى للاُ يَفت َ ُح‬. ‫اس فَبَا‬
ُ ‫و َر‬, ُ َّ‫و ُكو يَد ُ الن‬
َ‫ن‬. ‫طا أي ُهم َلي َلتَ ُهم‬
َ ‫ع َلى ا َ و َغدَ أصبَ ُحوا فَ َل َّما ها َ يُع‬ َ ‫سو ِل َر‬ ُ ِ‫صلَّى للا‬ َ ُ‫س َع َلي ِه للا‬ َ ‫ر ُجواأن ُكل ُهم لَّ َم َو‬
‫طاهَا‬َ ‫فَقَ َل يُع‬: ‫طا ِلب ِبي أ بنُ َع ِلي ينَ أ‬ َ ‫ َف ِقي َل ؟‬: ‫ َعينَي ِه َيشت َ ِكي ه َُو‬, َ ‫سلُوا ِا َل ر َفأ‬
َ ‫ي ِه‬. ‫صقَ ِفي ِب ِه فَأَتَى‬َ ‫فَ َب‬
‫دَ َعالَهُ َو َعينَي ِه‬, ‫و َج َع ِب ِه َي ُكن لَم فَ َب َرأ َ َكأَن‬.
َ َ ‫طا فَأ‬ َّ ُ‫لَى قَا َو َية‬: َ ‫سلِكَ ُر َعلَى ن ِفد ا‬
َ ‫لر ا هُ ع‬ ُ ‫سا َحتَّى‬ َ ‫ت َن ِز ِلى ِب‬
ُ ‫ق ِِِ ِمن َعلَي ُهم يَ ِجبُ بِ َما خبِرهُم َوأ َ ِم اْلس َال اِلَى‬
‫ َحتِ ِهم‬. ‫ع ُهم اُد ث ُ َّم‬ ِ ‫ فِي ِه لَى تَعَا للاِ َح‬. ِ‫فَ َوللا‬. َ ‫ن َأل‬
َ ‫احدً َر ُجالً بِكَ للاُ يهد‬
‫ِي‬ ِ ‫غم ِمن لَكَ خَي ُر َو‬
ُ ‫النَّعَ ِم ِر‬. (‫)ومسلم ى ر البخا رواه‬
Artinya: “Besok pagi aku akan berikan bendera komando perang kepada
seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dia juga dicintai Allah dan
Rasulnya, semoga Allah memberikan kemenangan ditangannya. Semalam
suntuk orsng-orang terlibat perbincangan mengenai siapa gerangan diantara
mereka yang esok akan diberi bendera komando perang itu. Esok harinya mereka
bergegas menghadap Rasulullah SAW, lalu bertanyalah nabi SAW., ‘Mana
Alibin Abi Thalib?’ Orang-orang menjawab, ‘Dia sakit mata’, kemudian
Rasulullah SAW menyuruh mereka agar memanggil Ali. Ali pun menghadab
Nabi SAW, kemudian Nabi SAW meludahi kedua mata Ali yang sedang sakit
sambil berdoa. Seketika itu mata Ali yang sakit menjadi sembuh seakan-akan tak
ada sedikitpun tersisa rasa sakit. Kemudian Nabi SAW menyerahkan bendera
komando perang itu kepada Ali sambil memberikan intruksi, ‘bertindaklah
tenang, jangan terburu-buru sampai kamu tiba di daerah mereka. Kemudian
ajaklah mereka masuk agama islam dan beri tahukanlah kewajiban mereka
terhadap Allah. Demi Allah, jika Allah menunjukkan seorang saja dengan sebab
ajakanmu itu, niscaya hal iyu lebih baik daripada humrun na’am (unta merah
yang mahal harganya yang menjadi kebanggaan orang-orang Arab masa itu).
(H.R Bukhari dan Muslim)
d. Dalam kitab Shahih Muslim Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:
َ َ‫سا ُمهُ َودَ َمالُهُ َح َر َم للاِ ِن و د ُ ِمن يَعبُد ُ ِب َما َكفَ َر َو للاُ ا ََِّل َ َِلالَهَ ق‬
‫لى َمن‬ َ َ‫َو َج َّل َع َّز للا َعل‬
َ ‫ى بُهُ َو ِح‬
Artinya: “Barang siapa mengucapkan ‘la ilaha illallah’ dan ia mengingatkan
semua penyembahan kepada selain Allah maka haramlah harta dan darahnya
serta perhitungannya nanti ada pada Allah ‘Azza wajalla semata.”.

Anda mungkin juga menyukai