Anda di halaman 1dari 6

Skema Islam Sebagai Sistem

Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT atas karunia terbesar yang telah di
anugerahkan kepada kita berupa agama Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunah.

Agama Islam adalah agama yang dikehendaki oleh Alloh untuk dianut oleh hamba-Nya dari
satu-satunya agama yang diterima di sisi Alloh setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Alloh SWT telah berfirman :

ِ ِ ‫الد‬
ُ‫ين ع نْ َد ال لَّو ْاْلِ ْس ََل م‬
َ ِّ ‫إِ َّن‬
Artinya:

- “Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Alloh adalah agama Islam.” (QS; Alimron: 19)

- “Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam, maka agama tersebut tidak akan
diterima dari-Nya dan di akhirat tergolong orang-orang yang rugi.” (QS; Alimron; 85)

Agama Islam ini satu-satunya agama yang diturunkan oleh Alloh SWT, agama yang telah di
sempurnakan dan diridlai-Nya sebagai agama bagi para hamba-Nya, Alloh SWT berfirman:

‫ج عَ ْل لَوُ عِ َو ًج ا‬ ِ ِِ ِ ِ ِ
َ َ‫ْح ْم ُد ل لَّو ا لَّذ ي أَنْ َز َل عَ لَ ٰى عَ بْ د ه ا لْك ت‬
ْ َ‫اب َولَ ْم ي‬ َ ‫ال‬
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan
Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya”; (QS. Al-Kahfi; 1)

Islam sebagai sistem yang menyeluruh-integral, total atau kaffah, sesuai ketentuan syar’i
sebagai diatur dalam dasar-dasar/sumber-sumber Diinul Islam dengan sifat kerahmatannya
untuk meraih kebahagiaan dunia-akhirat.

ِ َ‫الش ي ط‬
ُ‫ان ۚ إِنَّو‬ ْ َّ ‫ات‬ َ ُ َ ِّ ‫ين آمَ نُوا ا ْد ُخ لُوا فِ ي‬
ِ ‫الس لْ ِم َك افَّةً و ََل تَ تَّبِع وا ُخ طُو‬ ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َه ا ا ل ذ‬
ٌ ِ‫لَ ُك ْم عَ ُد و مُ ب‬
‫ين‬
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
(QS. Albaqoroh; 108)

Oleh sebab itu Islam mengajarkan hal-hal pokok dan menyeluruh dalam demensi kehidupan
di dunia dan akhirot, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Syari’ah/Ritual/Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai
Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi
(batin) maupun yang tampak (lahir).

Ajakan menyembah Alloh Yang Maha Esa (attauhid) adalah isi dakwah para Nabi dan
Utusan Alloh, sejak dari Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW, seperti
dijelaskan dalam firman Alloh:
َ ‫اج تَنِبُوا ال طَّا غُو‬ ِ ً ‫ولَقَ ْد ب ع ثْ نَا فِ ي ُك لِّ أُمَّ ةٍ رس‬
‫ت‬ ْ ‫وَل أَن ا ْع بُ ُد وا ال لَّوَ َو‬ َُ ََ َ
Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut (Tuhan selain Alloh)", (QS. An-Nahel;36)

Alloh SWT telah menciptakan makhluk di dunia ini berupa jin dan manusia. Tujuan Alloh
menciptakan jin dan manusia hanyalah untuk beribadah kepada-Nya. Alloh SWT telah
berfirman:

ِ ‫اْل نْس إِ ََّل لِي ْع ب ُد‬


‫ون‬ ِ ِ ُ ‫وم ا َخ لَ ْق‬
ُ َ َ ْ ‫ت ا لْج َّن َو‬ ََ
Artinya: Dan Aku Alloh tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka
beribadah kepada-Ku Alloh. (Surat Az-zariyat : 56)

Menurut sebagian ulama’ ibadah adalah sebagai berikut:

- Syaikhul Islam (Ibnu Taimyah) berkata; Ibadah adalah taat kepada Alloh dengan
mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya melewati lisan para Rasul-Nya (Fii syarh
kitabultauhid)

- Maka ketika ditanya, “Apakah kesimpulan dari ibadah kepada Alloh Yang Maha Esa?”
aku Muhammad bin Abdul Wahab menjawab, “ yaitu taat kepada Alloh dengan
mengerjakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-nya.” (Fi majmu’ah rasa-il
fittauhid wal iman)

Karena tujuan Alloh menciptakan jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya,
maka sebagai hamba Alloh supaya selalu berusaha untuk menjalankan syariat-Nya yang
sudah diturunkan lewat para Rosul berupa risalah-Nya untuk disampaikan kepada umatnya.

Adapun ibadah yang dimaksud Alloh untuk dikerjakan oleh hamba-Nya di zaman nabi
terakhir adalah dengan menetapi agama Islam yang berpedoman pada Al-Qur’an dan As-
Sunnah (Al-Hadits).

Agama Islam dibangun atas lima perkara, seperti yang diriwayatkan dalam Hadits Bukhori,
yaitu:

Wahai Muhammad kabarilah aku tentang Islam, apa itu Islam?, maka Rosululloh SAW
menjawab, ”Islam adalah Engkau menyaksikan tiada Tuhan yang berhaq disembah
melainkan hanya Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh SAW, Engkau
mengerjakan Sholat, Engkau memberikan zakat, Engkau berpuasa dibulan Ramadhon, dan
Engkau haji ke Baitulloh jika engkau mampu jalannya (bekal dan kendaraan) ke Baitulloh.
(HR; Muslim I kitabul iman)

Islam tidak cukup hanya dengan sebuah pengakuan, namun harus dibuktikan dengan
mengamalkan kitab yang telah menjadi pedomannya yaitu Al-Qur’an, As-Sunnah (Al-
Hadits) dan hasil Ijtihad.

- Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci untuk umat Islam yang diturunkan/diwahyukan oleh
Alloh SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab yang terdiri dari 30 Juz,
114 surah dan 6236 ayat, yang isinya memuat tentang perintah, larangan dan khisah/cerita
sebagai pedoman dasar hokum yang dirahmati.

- As-Sunnah adalah segala perkataan (sabda nabi), perbuatan dan ketetapan serta
persetujuan dari nabi Muhammad SAW yang dijadikan hukum kedua setelah Al-Qur’an
dalam agama Islam.

Dilihat dari jumlah rowinya hadits di golongan ada dua macam, yaitu a) Hadits Mutawatir
dan b) Hadits Ahad.

Ditinjau dari segi kuwalitas tingkatannya sanad hadits terdiri dari; Hadits Shohih, Hadits
Hasan, Hadits Daif.

Yang selanjutnya untuk memudahkan umat Islam maka dikumpulkanlah hadits-hadits


tersebut oleh para ulama’ dalam kitab hadits, antara lain Imam Bukhori, Imam muslim,
Imam Abu Dawud, Imam At-Tirmizi, Ibnu majah, Imam Nasai dan lain-lain.

- Ijtihad adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh oleh para ulama’ atau ahli agama
untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup dalam beribadah kepada
Alloh disuatu tempat dan waktu tertentu yang belum dibahas dalam Al-Quran atau As-
Sunnah.

Jenis-jenis Ijtihad meliputi; Ijmak/kesepakatan para ulama’, Qiyas /menggabungkan/


menyamakan.

2. Aqidah/Keyakinan/Keimanan adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada
keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Sedangkan yang disebut rukun iman yaitu ada enam anatara lain; 1). Iman kepada Alloh
SWT, 2) Iman kepada Malaikat-Malaikat Alloh, 3) Iman kepada Kitab-Kitab Alloh, 4)
Iman kepada Rosul-Rosul Alloh, 5) Iman kepada Hari Akhir (Qiamat), dan 6) Iman
kepada Qodo’ dan Qodar (takdir yang baik dan yang buruk).

3. Akhlaq/Etika/Norma adalah suatu sistem nilai yang mengatur tindakan dan pola sikap
manusia di muka bumi. Adapun sistem nilai tersebut antara lain adalah ajaran Islam,
dengan al-Quran dan Sunnah Rasul sebagai sumber nilainya, dan ijtihad sebagai metode
berfikir Islami.

Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam yang memiliki kedudukan yang
sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah
dan syariah/ibadah. Ibarat pohon, akhlak merupakan buah kesempurnaan dari pohon
tersebut setelah akar dan batangnya kuat. Jadi, tidak mungkin akhlak ini akan terwujud
pada diri seseorang jika dia tidak memiliki aqidah dan syariah yang baik.

Nabi Muhammad SAW. dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa kehadirannya
di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak mulia di tengah-
tengah masyarakat. Misi Nabi ini bukan misi yang sederhana, tetapi misi yang agung yang
ternyata untuk merealisasikannya membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni lebih dari
22 tahun. Nabi melakukannya mulai dengan pembenahan aqidah masyarakat Arab, kurang
lebih 13 tahun, lalu Nabi mengajak untuk menerapkan syariah setelah aqidahnya mantap.
Dengan kedua sarana inilah (aqidah dan syariah), Nabi dapat merealisasikan akhlak yang
mulia di kalangan umat Islam pada waktu itu. Sebagaimana firman Alloh:

‫س نَةٌ لِ َم ْن َك ا َن يَ ْر ُج و ال لَّوَ َوا لْيَ ْومَ ْاْل ِخ َر‬


َ ‫ُس َو ةٌ َح‬
ِ ِ ‫لَقَ ْد َك ا َن لَ ُك م فِ ي رس‬
ْ ‫ول ال لَّو أ‬ َُ ْ
‫ير ا‬ ِ َّ
ً ‫َوذَ َك َر ال ل وَ َك ث‬
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (QS. Al-Azab; 21)

‫ك لَعَ لَ ٰى ُخ لُ ٍق عَ ظِ ي ٍم‬
َ َّ‫َو إِن‬
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qolam; 4)

A. Hubungan manusia dengan Alloh adalah dalam rangka pengabdian atau penghambaan
untuk menjalankan ibadah atau ritual kepada sang kholiq/Pencipta yang sudah di
syariatkan baik hukumnya wajib atau sunnah, halal atau harom dengan tujuan dan niat
untuk mendapatkan ridho-Nya.

Menurut penjelasan ahli fiqih hak-hak Alloh dan hak-hak hamba yaitu:

1. Hak Alloh SWT adalah segala sesuatu yang dikehendaki dengannya untuk
mendekatkan diri kepada Alloh SWT, mengagungkan-Nya dan menegakkan syiar-syiar
agama-Nya untuk menghamba, yang meliputi beriman kepada Alloh, sholat, puasa, zakat,
haji, menegakkan hukum had (Al-Furuq juz 1 halaman 141).

2. Hak hamba secara murni adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
kemaslakatan manusia yaitu ber muamalah. (Al-Furuq juz 1 halaman 140). Yang meliputi
hak-hak harta seperti utang piutang, kepemilikan, hak waris dalam hal ini perpindahan
suatu hak maupun tetapnya suatu hak. Hak-hak tersebut jika dilanggar hukumnya
menjadikan penganiayaan. (Ushul-fiqih halaman 324).

B. Hubungan manusia dengan manusia adalah interaksi hubungan baik antara umat dalam
bermu’amalah, sesuai firman Alloh SWT:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan” (Qs. An-Nahl:
90).

Dimana manusia diciptakan sebaik-baik kejadian dan dibekali dengan akal dan sarana-
sarana penyempurna yang lain agar benar-benar siap menjadi makhluk yang paling mulia.

ِ
‫س ِن تَ ْق ِوي ٍم‬
َ ‫َح‬ َ ْ‫لَقَ ْد َخ لَ ْق نَا ْاْلِ ن‬
ْ ‫س ا َن ف ي أ‬
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS.
At-Tin; 4)
Semua ini dimaksudkan agar kemungkinan manusia mengemban amanah sebagai
khalifah dan hamba yang beribadah dan memakmurkan bumi sesuai dengan petunjuk
Tuhannya. Firman Allah SWT: “Dan telah Kami muliakan anak cucu Adam dan Kami
membawa mereka didaratan dan dilautan dan Kami beri mereka rizki dari hal-hal yang
baik dan Kami telah lebihkan mereka atas kebanyakan dari makhluk yang kami
ciptakan”. (QS. Al-Isra:70).

Untuk menjaga kemuliaan dan kedudukan universal manusia sebagai satu kesatuan,
maka Islam meletakkan kaidah-kaidah yang akan menjaga hakekat kemanusiaan tersebut
dalam hubungan antar individu atau antar kelompok.

C. Hubungan manusia dengan alam adalah dual hal yang tidah bisa dipisahkan,
sunnatulloh-nya manusia membutuhkan alam untuk kesejahteraan hidupnya, sebaliknya
alam membutuhkan manusia untuk mengelola seluruh kekayaan alam yang ada
didalamnya.
1. Manusia sebagai makhluk yang mulia.
Allah menciptakan manusia sebagai penerima dan pelaksana ajarannya dan karena itu
manusia ditempatkan pada kedudukan yang mulia baik dilihat dari biologis maupun dari
segi psikologisnya. Disamping itu manusia diciptakan dengan bentuk fisik yang
harmonis dan bagus.
Agar manusia dapat mempertahankan kedudukan manusia yang mulia, maka allah
membekali dan melengkapinya dengan akal dan perasaan yang memungkinkan manusia
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam suatu proses kependidikan, kemudian
membudayakan ilmu yang dimilikinya tersebut.

2. Manusia sebagai pemelihara dan pemanfaat kelestarian alam.


Allah telah memberikan kelengkapan bagi manusia berupa potensi-potensi rokhani yang
tidak dimiliki oleh makhluk hidup lain terutama akal. Oleh karena itu, manusia diberi
tugas untuk memelihara, melestarikan, dan memanfaatkan alam sekitar. Itulah tugas
manusia sebagai penguasa di bumi ini untuk mengurus, memelihara dan mengelola alam
semesta ini.
Manusia akan kembali ke Robbnya yaitu Alloh SWT, sesuai dengan firman Alloh:

‫خ يْ رِ فِ تْ نَةً َو إِلَيْ نَا تُ ْر َج عُ و َن‬


َ ْ‫الش ِّر َوا ل‬ ِ ‫س ذَ ائِقَ ةُ ا لْم و‬
َّ ِ‫ت َونَ بْ لُو ُك ْم ب‬ َْ ٍ ‫ُك لُّ نَ ْف‬
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan
dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan. (QS. Al-Anbiyah; 35)

‫أَبْ َوابُ َه ا َوقَا َل‬‫ت‬ْ ‫ح‬ ِ َ ‫َّى إِذَ ا ج اء‬ ٰ ‫ين َك فَ ُروا إِلَ ٰى َج َه نَّمَ زُمَ ًرا ۚ َح ت‬ ِ َّ َ ‫و ِس‬
َ ‫وى ا فُت‬ ُ َ َ ‫يق ا ل ذ‬ َ
‫َويُ نْ ذِ رُونَ ُك ْم‬ ِ ‫لَ ُه م َخ زنَ تُ َه ا أَلَم ي أْتِ ُك م رس ل ِم نْ ُك م ي تْ لُو َن عَ لَيْ ُك م آي‬
‫ات َربِّ ُك ْم‬ َ ْ َ ْ ٌ ُُ ْ َ ْ َ ْ
ِ
َ ِ‫اب عَ لَى ا لْ َك اف ر‬
‫ين‬ ْ َّ‫لِقَ اءَ يَ ْو ِم كُ ْم َٰى َذ ا ۚ قَالُوا بَ لَ ٰى َولَٰ كِ ْن َح ق‬
ِ ‫ت َك لِ َم ةُ ا لْعَ َذ‬
Artinya: Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga
apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada
mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di
antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu
akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah
pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. (QS. Az-Zumar; 71)

ِ ِ ِ‫قِ يل ا ْد ُخ لُوا أَب واب ج ه نَّم َخ الِد‬


َ ‫ْم تَ َك بِّ ِر‬
‫ين‬ ُ ‫س مَ ثْ َوى ا ل‬
َ ْ‫يه ا ۚ فَب ئ‬
َ ‫ين ف‬
َ َ َ َ َ َْ َ
Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal
di dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang
menyombongkan diri. (QS. Az-Zumar; 72)

‫ت أَبْ َوابُ َه ا‬
ْ ‫ح‬ ِ َ ‫َّى إِذَ ا ج اء‬
َ ‫وى ا َوفُت‬ ُ َ ٰ ‫ْج نَّةِ زُمَ ًرا ۚ َح ت‬ َ ‫إِلَى ا ل‬ ‫َربَّ ُه ْم‬ ‫ين اتَّ قَ ْوا‬ ِ َّ َ ‫و ِس‬
َ ‫يق ا ل ذ‬ َ
‫ين‬ ِِ ِ
َ ‫وى ا َخ ال د‬
َ ُ‫عَ لَيْ كُ ْم ط بْ تُ ْم فَا ْد ُخ ل‬ ٌ‫َس ََل م‬ ‫ال لَ ُه ْم َخ َزنَ تُ َه ا‬
َ َ‫َوق‬
Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-
rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah
terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan)
atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya".
(QS. Az-Zumar; 73)

ُ ْ‫ْج نَّةِ َح ي‬ ِ ِ ِ ِ
‫ث‬ َ ‫َو َرثَ نَا ْاْلَ ْر‬
َ ‫ض نَ تَبَ َّوأُ م َن ا ل‬ َ ‫ْح ْم ُد ل لَّو ا لَّذ ي‬
ْ ‫ص َد قَ نَا َو ْع َد هُ َوأ‬ َ ‫َوقَالُوا ا ل‬
ِِ
‫ين‬ ْ ‫ش اءُ ۚ فَنِ ْع مَ أ‬
َ ‫َج ُر ا لْعَ ام ل‬ َ َ‫ن‬
Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami
dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat
dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi
orang-orang yang beramal". (QS. Az-Zumar; 73)

Jadi Islam meliputi agidah, syari’at dan akhlaq, dimana ketiganya sangat berkaitan
dan tidak bisa berdiri sendiri. Sedangkan aqidah menduduki posisi paling asasi dan
fundamental. Ibarat gedung, ia merupakan pondasi yang menguatkan seluruh
bangunan, bila pondasinya rapuh maka mustahil bangunan itu berdiri tegak, ia akan
mudah roboh karena pondasi yang tidak kokoh, ia mudah terguncang oleh angin
kencang yang setiap saat menerjang.

Demikian uraian singkat tentang skema Islam sebagai system. Smoga bermanfaat dan
terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai