Anda di halaman 1dari 4

Nama: Alfina Mariyatul Ifti

NIM: P1337433121099
Kelas: 1B

TUGAS AGAMA ISLAM

A. Pengertian Aqidah
Dalam istilah umum, pengertian aqidah adalah keyakinan yang kuat dan kokoh.
Sementara aqidah dalam istilah Islam berarti iman. Dikutip dari buku yang
berjudul Belajar Aqidah Akhlak, Muhammad Asroruddin Al Jumhuri, (2015:10),
kata aqidah berasal dari Bahasa Arab yaitu dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan,
at-tautsiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkamu yang
artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquwwah yang berarti
mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah, aqidah adalah iman yang teguh
dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Macam-macam Pengertian Aqidah
1. Aqidah tauhid rububiyah
Sesuai ajaran Islam, Aqidah tauhid rububiyah adalah keyakinan bahwa satu-
satunya pencipta adalah Allah SWT. Seperti firman Allah dalam surat Maryam
ayat 65 yang artinya,
“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara
keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-
Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut
disembah)?” (QS Maryam: 65).
2. Aqidah tauhid uluhiyah
Aqidah tauhid uluhiyah adalah keyakinan bahwa segala macam ibadah hanya
dilakukan untuk Allah SWT. Seperti firman Allah dalam surat al-Anbiyaa ayat 92
yang artinya, “Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua;
agama yang satu dan Aku adalah Rabb-mu, maka beribadahlah kepada-Ku
(semata-mata)” (QS al-Anbiyaa’:92).

3. Aqidah tauhid asma was sifat


Aqidah tauhid asma was sifat adalah keyakinan terhadap sifat dan nama milik
Allah SWT. Hal ini dikarenakan umat muslim wajib mengimani sifat dan nama
Allah atau biasa disebut Asmaul Husna. Seperti dijelaskan dalam surat Al A’raf
ayat 180 yang artinya,
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang
dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”(QS Al A’raf: 180)

B. Arti Penting Aqidah Bagi Kehidupan Manusia/Ajaran Islam


Aqidah memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Bukan hanya sekedar ilmu, Aqidah juga menentukan kualitas
agama dan masa depan seseorang. Mereka yang enggan memahami ilmu
akidah tidak jarang memilih jalan yang sesat. Jalan sesat tersebut yang
dapat membawa pada masalah-masalah dalam hidup. Oleh karena itu,
sangat penting untuk menanamkan Aqidah pada anak sejak dini. Sebagai
orang tua harus bisa membimbing anak pada jalan yang diridhai Allah
subhanahuwata’ala. Aqidah tidak hanya berperan dalam kehidupan
seseorang, tetapi juga berpengaruh dalam perkembangan Agama Islam.
Fondasi yang kokoh dalam membangun tiang Agama Islam. Awal dari
pembentukan Akhlak yang mulia. Seseorang yang beraqidah tentu
melaksanakan ibadah dengan tertib, sehingga akan tertanam dalam dirinya
akhlak yang baik. Dasar penciptaan manusia ialah untuk beribadah kepada
Allah Subhanahu wata’ala, sehingga ilmu akidah wajib untuk dipelajari
setiap umat Islam. Ada beberapa fungsi dan peran aqidah dalam kehidupan
manusia:
a. Sebagai petunjuk hidup yang tepat sehingga dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk.
b. Melindungi diri agar tidak terjerumus pada jalan yang sesat.
c. Menumbuhkan semangat beribadah kepada Allah
subhanahuwata’ala.
d. Menentramkan dan sebagai penenang jiwa.
e. Memahami dan mengikuti sunah-sunah rasul-Nya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman juga dalam surah Adz-Dzariyat: “Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. (QS. adz-Dzariyat : 56). Aqidah seorang hamba
menentukan kualitas ibadahnya diterima atau tidak oleh Allah Subhanahu
wata’ala. Menyampaikan akidah mulia merupakan misi awal para Rasul-
Nya. Sebagaimana hadits di bawah ini. Allah Subhanahuwata’ala
berfirman:
‫غوتَ فَ ِمن ُهم َمن َهدَى للاُ َو ِمن ُهم َمن َحقَّت‬ َّ ‫سولا أَ ِن اعبُدُوا للاَ َواجتَنِبُوا‬
ُ ‫الطا‬ ُ ‫َولَقَد بَعَثنَا فِي ُك ِل أ ُ َّمة َر‬
َ‫عاقِبَةُ ال ُم َك ِذبِين‬
َ َ‫ف َكان‬
َ ‫ظ ُروا كَي‬ ِ ‫ضالَلَةُ فَسِي ُرو فِي اْلَر‬
ُ ‫ض فَان‬ َّ ‫علَي ِه ال‬
َ . “Dan sungguhnya
Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilahThaghut itu”, maka di antara umat itu
ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya
orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di
muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul).” (QS. An-Nahl : 36). Berpengang kepada
Aqidah yang benar merupakan kewajiban manusia seumur hidup. Allah
berfirman yang artinya:“Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakanTuhan kami ialah Allah kemudian mereka beristiqomah (teguh
dalam pendirian mereka) maka para malaikat akan turun kepada mereka
(seraya berkata): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu
merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang
dijanjikan Allah kepadamu.”(QS. Fushilat: 30). Dan Nabi Shollallohu
‘alaihiwasallam bersabda:”katakanlah: Aku beriman kepada Allah
kemudian beristiqomah-lah (berlaku lurus-lah) kamu.” (HR. Muslim dan
lainnya). Aqidah merupakan akhir kewajiban seseorang sebelum
meninggalkan dunia yang fana ini. Nabi Shollallohu ‘alaihiwasallam
bersabda:“Barangsiapa yang akhir ucapannya “Tiada sesembahan yang
berhak disembah selain Allah niscaya dia akan masuk surga”.(HSR. Al-
Hakim)

Aqidah yang benar telah mampu menciptakan generasi terbaik dalam


sejarah umat manusia, yaitu generasi sahabat dan dua generasi sesudah
mereka. Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an, bahwa Allah telah
mengutus umat yang baik yang mana mereka menyutuh manusia untuk
berbuat baik dan mencegah hal yang buruk. Allah Berfirman dalam surah
Ali Iman ayat 110, yang artinya sebagai berukut:“Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kamu menyuruh kepada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” (QS.
Ali-Imran: 110).
Di samping itu, Aqidah ini juga mewujudkan naluri ideal (dalam diri
manusia) yang dapat mengembangkan manusia demi terwujudkan menjadi
makhluk yang sempurna, baik dari segi pemikiranya, atau pun dari segi
sepritualitasnya. Begitu juga demi terwujudnya kepribadian berakidah yang
berjalan sesuai dengan akal yang terarah, perilaku yang lurus dan siap
mengemban misi, tidak seperti kepribadian yang mengalami kesesatan
Aqidah, yang berdampak kepada prilaku yang buruk, baik kepada dirinya
maupun kepada orang secara umum.
Patut untuk diingat di sini bahwa Aqidah Islam bukan seperti Aqidah (yang
didefinisikan oleh) para filsuf yang tidak lebih dari sekedar teori pemikiran
yang tersembunyi di sudut-sudut otak manusia. Akan tetapi Aqidah Islam
adalah sebuah power yang (bersemayam dan) bergerak di dalam hati dan
berpengaruh secara positif pada jiwa dan anggota badan. Dengan ini, orang
yang memiliki Aqidah akan terdorong untuk berkiprah di medan jihad dan
amal. Atas dasar ini, Aqidah Islam (pada masa kejayaan Islam) telah
menjadi sebuah kekuatan yang aktif dan motor penggerak (bagi muslimin)
yang telah mampu mengubah perjalanan sejarah, merombak kebudayaan-
kebudayaan (yang berlaku kala itu), meletuskan revolusi-revolusi agung
dalam kehidupan manusia, baik di bidang tatanan hidup sosial maupun
pemikiran dan menciptakan kemenangan militer. Telah kita ketahui
bersama bahwa kelompok minoritas (muslim) Makkah yang tertindas telah
mampu bertahan selama tiga belas tahun menghadapi kezaliman yang
melanda mereka.

Anda mungkin juga menyukai