Anda di halaman 1dari 23

AQIDAH , SYARIAH, IBADAH

AKHLAK , DAN MUAMALAH


AQIDAH
A.PENGERTIAN
• Menurut Bahasa Arab
Dalam bahasa Arab, pengertian aqidah adalah kata yang berasal dari al-'aqdu yang berarti
ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya
mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat
• Menurut Bahasa
Akidah artinya simpul, ikatan, perjanjian, dan kokoh. Arti tersebut diambil dari bahasa Arab
yaitu Al Aqdu, Al-Ihkaamu, dan Ar-rabthu biquwwah. Sedangkan secara istilah, akidah merupakan
keyakinan yang dipandang benar oleh manusia.
• Menurut Istilah
Menurut istilah atau terminologi, aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang sama sekali
tak ada keraguan sedikitpun untuk orang-orang yang meyakininya
• Menurut Ulama
Aqidah adalah perkara yang harus dan wajib untuk di yakini oleh hati seseorang. hal tersebut
menyangkut tentang ketentraman hati dan jiwa dan tidak ada sedikitpun keraguan di dalamnya.
Aqidah sebagai dasar utama ajaran Islam bersumber pada Al Quran dan sunnah Rasul.
Aqidah Islam mengikat seorang Muslim sehingga ia terikat dengan segala aturan hukum
yang datang dari Islam. Oleh karena itu, menjadi seorang Muslim berarti meyakini dan
melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam, seluruh hidupnya didasarkan
kepada ajaran Islam. Hal ini seperti yang tersebut dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 208
yaitu :
ُ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذ ۡي َن ٰا َم ُنوا ۡاد ُخلُ ۡوا ِفى الس ِّۡلم َکٓا َّف ًة ۖ َواَل َت َّت ِبع ُۡوا ُخ‬
ِ ‫ط ٰو‬
‫ت‬ ِ
‌ِؕ ‫ال َّش ۡي ٰط‬
‫ن ِا َّن ٗه َلـکُمۡ َع ُد ٌّو م ُِّب ۡي ٌن‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu.”(Q.S Al-Baqarah:208)
َّ ‫اع ُب ُدوا هّٰللا َ َو ۡاج َت ِنبُوا‬
َ ۚ ‫الطا ُغ ۡو‬
‫ت‌ َف ِم ۡنهُمۡ م َّۡن َهدَى‬ ۡ ‫َو َلـ َق ۡد َب َع ۡث َنا فِ ۡى ُك ِّل ا ُ َّم ٍة رَّ س ُۡواًل اَ ِن‬
َ ‫ف َك‬
‫ان‬ َ ‫ظر ُۡوا َك ۡي‬ ُ ‫هّٰللا ُ َو ِم ۡنهُمۡ م َّۡن َح َّق ۡت َع َل ۡي ِه الض َّٰل َل ُ‌ةؕ َف ِس ۡير ُۡوا فِ ۡى ااۡل َ ۡر ِض َفا ْن‬
‫َعاقِ َب ُة‬
Artinya: Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang Telah
pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul). (Q.S An-Nahl:36)
B.Tujuan Aqidah Dalam Islam
Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang teguh.Tujuan dari
aqidah yaitu untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada AllahI semata. Karena Dia adalah pencipta
yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya
kepadaNya.Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati
dariakidah.
Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah
serta menyembah materi yang dapat di indera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan
akidah dan khurafat.Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam
pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa
Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena itu hatinya menerima
takdir-Nya, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain.
C.Fungsi Aqidah

a) Aqidah memberikan pedoman dan merupakan landasan seluruh ajaran Islam.


b) Aqidah meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
c) Aqidah berfungsi membentuk akhlak yang sholeh dan selalu berserah diri kepada Allah di dunia,
sebagai modal mencapai kebahagiaan di akhirat.
d) Aqidah berfungsi sebagai penyelamat seseorang dari keyakinan yang menyimpang, serta
menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir.
D.Penyimpangan-Penyimpangan Dalam Hal Aqidah dan Cara Menanggulangi
• Penyimpangan Hal Aqidah
1. Kebodohan Terhadap Aqidah
2. Ta’ashshub (fanatik)
3. Taqlid Buta
4. Ghuluw (berlebihan)
5. Ghaflah (lalai)
• Cara Menanggulangi
1. Kembali pada Kitabullah
2. Berpedoman pada kitab dan Ulama
SYARIAH
A.PENGERTIAN
• Menurut Bahasa
Secara etimologis, kata syariat, (dalam bahasa Arab, aslinya, syarî'ah/ ‫ )شــريعـة‬berasal dari
kata syara'a ( ‫ )شــرع‬yang berarti jalan menuju mata air. Dalam istilah Islam, syari'ah berarti jalan
besar untuk kehidupan yang baik, yakni nilai-nilai agama yang dapat memberi petunjuk bagi setiap
umat manusia.
• Menurut Istilah
Secara istilah, syari'ah adalah apa yang digariskan dan ditentukan oleh Allah dalam agama sebagai
aturan kehidupan para hamba-Nya. Syariah diartikan sebagai segala peraturan yang datang dari
Allah, baik berupa hukum-hukum Akidah, hukum yang bersifat praktik, maupun hukum akhlak
• Menurut Ulama
Imam al-Qurthubi menyebut bahwa Syari'ah artinya adalah agama yang ditetapkan oleh Allah
swt.untuk hamba-hambaNya yang terdiri dari berbagai hukum dan ketentuan
B. DALIL TENTANG SYARIAH

‫ُك ٍّل َج َع ْل َنا ِم ْن ُك ْم ِشرْ َع ًة َّو ِم ْن َهاجً ا‬


Artinya: “Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.”

C. FUNGSI DAN TUJUAN

• FUNGSI
Fungsi syariah dalam lingkup hukum Islam adalah sebagai jalan atau jembatan bagi umat
manusia dalam berpijak dan berpedoman. Selain itu, syariah juga menjadi media dalam
menjalankan kehidupan di dunia agar sampai pada tujuan akhir dengan selamat

• TUJUAN
Inti dari tujuan syariah adalah merealisasikan kemaslahatan bagi manusia dan
menghilangkan kemudharatan, sedangkan mabadi' (pokok dasar) yakni memperhatikan
nilai-nilai dasar Islam, seperti keadilan, persamaan dan kemerdekaan
D. HUKUM DAN PRINSIP SYARIAH

• HUKUM
hukum syariat Islam ada lima macam, yaitu :
 wajib
 Sunnah
 Haram
 Makruh
 Mubah

• PRINSIP
Prinsip Syariah itu ada 5, yaitu terdiri dari:
 Prinsip Kemitraan (Ta'awun)
 Prinsip Keadilan (Saling Ridho)
 Prinsip Kemanfaatan (Kemaslahatan)
 Prinsip Keseimbangan (Tawazun)
 Prinsip Keuniversalan (Rahmatan lil 'Alamiin)
IBADA
1. Ibadah secara terminologi H
Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab ‘Ibadah (‫)عبادة‬. Dalam
terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) kata ini memiliki arti:
Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan
agama.
Segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti pemeluknya

2. Ibadah menurut Islam


Ibadah menurut Islam
Disiratkan di dalam Al-Qur'an, pengertian ibadah dapat ditemukan melalui pemahaman
bahwa:
Dalam ajaran Islam, manusia itu diciptakan untuk menghamba kepada Allah, atau dengan
kata lain beribadah kepada Allah (Adz-Dzaariyaat 51:56).
Manusia yang menjalani hidup beribadah kepada Allah itu tiada lain manusia yang berada
pada shiraathal mustaqiem atau jalan yang lurus (Yaasiin 36:61)
Sedangkan manusia yang berpegang teguh kepada apa yang diwahyukan Allah, maka ia
berada pada shiraathal mustaqiem atau jalan yang lurus (Az Zukhruf 43:43).
PEMBAGIAN IBADAH
Dalam syariah Islam, pengertian ibadah yang merupakan ketundukan atau ketaatan seorang
hamba secara khusus kepada Allah diklasifikasikan menjadi beberapa macam ibadah.
Di antaranya berdasarkan jenis perbuatan hamba, kualitasnya, keberadaan 'illah di
dalamnya, dan berdasarkan ruang lingkupnya serta berdasarkan hukum syariahnya.
1. Berdasarkan Pelaksanaannya
- Macam ibadah jasmaniah dan rohaniah (jasmani dan rohani). Contohnya: salat dan puasa.
- Macam ibadah rohaniah dan maliyah (rohani dan harta). Contonya: zakat.
- Macam ibadah jasmaniah, rohaniah, dan maliyah (jasmani, rohani, dan harta). Contohnya:
ibadah haji.
2. Berdasarkan Bentuk dan Sifatnya
- Macam ibadah dalam bentuk perkataan/ lisan. Contohnya: zikir, doa, dan baca Al Quran.
- Macam ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya. Contohnya:
membantu atau menolong orang lain.
- Macam ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan bentuknya. Contohnya:
sholat, puasa, zakat, ibadah haji.
- Macam ibadah yang tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri. Contohnya:
puasa, iktikaf, dan ihram.
- Macam ibadah yang berbentuk menggugurkan hak. Contohnya: memaafkan kesalahan
orang lain dan membebaskan hutang seseorang.
3. Secara Umum
Konsep ibadah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah atau sering disebut
muamalah.
- Ibadah mahdhah adalah macam ibadah yang telah ditentukan dan menjadi syariat bagi umat Islam.
Dalam kata lain, ibadah mahdhah adalah hubungan manusia dengan Tuhan atau hubungan secara
vertikal. Ibadah sholat, zakat, puasa, dan haji dinamakan ibadah mahdhah.
- Ibadah ghairu mahdhah atau umum atau muamalah, merupakan segala perbuatan yang mendatangkan
kebaikan dan dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Ibadah ini dilakukan antar sesama
manusia atau hubungan horizontal.
MUAMALAH
A. PENGERTIAN
1. Muamalah secara etimologi
muamalah secara etimologi artinya saling bertinfak, atau saling mengamalkan.

2. Muamalah secara terminologi


Secara terminologi, muamalah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu pengertian muamalah
dalam arti luas dan dalam arti sempit. Pengertian muamalah dalam arti luas ―menghasilkan
duniawi supaya menjadi sebab suksesnya masalah ukhrawy

3.Muamalah menurut Yusuf musa


Arti muamalah menurut Muhammad Yusuf Musa adalah peraturan-peraturan
Allah yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk
menjaga kepentingan manusia
Menurut ahli fiqih
Sementara itu, pengertian muamalah menurut fiqh Islam adalah kegiatan tukar menukar
barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang ditempuhnya. Seperti
jual-beli, sewa-menyewa, utang-piutang, pinja meminjam, urusan bercocok tanam,
berserikat, dan usaha lainnya
Muamalah menurut istilah

menurut istilah Muamalah adalah hubungan


antar manusia, hubungan sosial, atau hablum
minannas
Kode etik atau aturan bermuamalah

Jadi dalam bermuamalah dalam Islam ada aturan atau kode


etik yang jelas sebagai berikut :
1. Menghindari Tadlis(Penipuan)
2. Menghindari Gharar/Tagrir/Ketidak Pastian Transaksi
3. Menghindari Riba
4. Mengindari Maysir/Judi
5. Menghindari Ikhtikar
6. Menghindari Bay'Najasy (menciptakan permintaan palsu)
AKHLAK
A. PENGERTIAN

1. Akhlak secara bahasa


Akhlak dalam bahasa Arab berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku,
perangai, atau tabiat.

2. Akhlak secara terminologi


Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh sesuatu
keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan.

3. Menurut istilah
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan dengan mudah tanpa perlu pertimbangan pikiran. Tujuan pertama dari
edukasi akhlak dalam agama adalah agar kita hidup saleh dan selalu berjalan di jalur
yang benar, yaitu jalur yang telah Allah buat.
PEMBAGIAN AKHLAK

Imam Al-Ghazali membagi akhlak menjadi mahmudah-munjiyat (baik dan


menyelamatkan) dan madzmumah-muhlikat (buruk dan menghancurkan). Akhlak yang
baik adalah taubat, khauf, zuhud, sabar, syukur, keikhlasan, dan kejujuran, tawakkal,
cinta, ridha, ingat mati.
AKHLAK TERPUJI

Akhlak mulia atau terpuji disebut juga dengan Akhlakul Mahmudah atau Akhlakul Karimah yaitu
sikap dan tingkah laku yang mulia atau terpuji terhadap Allah, sesama manusia dan
lingkungannya. sifat mulia tersebut bagi setiap muslim perlu diketahui yang bersumber dari Al
Quran dan hadis. Sifat terpuji sangat memberikan jaminan keselamatan kehidupan manusia,
dalam hubungan dengan Allah, kehidupan pribadi, bermasyarakat dan negara
AKHLAK TERCELA

Akhlak tercela disebut juga Akhlakul mazmumah yaitu Sikap dan tingkah laku yang
buruk terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk lain serta lingkungan. Berdasarkan
pengertian akhlak buruk, maka diharapkan agar setiap muslim menghindari sifat tercela
karena ini sangat merusak kehidupan manusia, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
bermasyarakat maupun kehidupan bernegara, dab begitu juga hubungan dengan Allah.
Akhlak merupakan penentu baik atau buruk
perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran Al
Quran, sebagaimana firman Allah:
‫اۤءك ُْم َر ُس ْولُنَا يُبَ ِيّ ُن لَك ُْم ك َ ِثيْ ًرا ِّم ّ َما كُنْتُ ْم‬َ ‫يٰٓا َ ْه َل ال ْ ِكتٰ ِب َق ْد َج‬
‫اۤءك ُْم ِّم َن الل ّ ٰ ِه ن ُ ْو ٌر‬ َ ‫ع ْن ك َ ِثيْ ٍرەۗ َق ْد َج‬ َ ‫خ ُف ْو َن ِم َن ال ْ ِكتٰ ِب َوي َ ْع ُف ْوا‬
ْ ُ‫ت‬
ۙ ٌ ْ‫ب ُّم ِبي‬
‫ن‬ ٌ ٰ‫ّ َو ِكت‬
Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan
kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang
dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang
menjelaskan.”
(Qs Al-maidah : ayat 15)

Anda mungkin juga menyukai