Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

ACARA II

PEMBUATAN LARUTAN

DI SUSUN OLEH

1. Ade budi aryati (C1M022001)


2. Ahmad riza prasetyo (C1M022002)
3. AL madiah syafira (C1M022003)
4. Amelia hasanah (C1M022004)
5. Anita ramdani (C1M022005)
6. Aprilia eristiana (C1M022006)
7. Arif muhaimin (C1M022007)
8. Ayu saputri (C1M022008)
9. Ayulan (C1M022009)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui perbedaan asam dan basa berdasarkan PH larutan
b. Menetukan konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi
2. Waktu Praktikum
Jumat, 23 September 2022
3. Tempat Praktikum
Lantai III, laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Konsentrasi maksimum zat terlarut yang dapat larut dalam pelarut dengan
kuantitas tersebut kelarutan (solubility) zat terlarut tersebut. Kelarutan bergantung pada
suhu kebanyakan padatan lebih larut dalam cairan yang suhunya lebih tinggi
disbanding pada suhu yang lebih rendah, sementara gas lebih baik larut dalam cairan
dingin di banding dalam cairan panas. Suatu larutan dalam konsentrasi zat terlarutnya
sama dengan kelarutannya di sebut larutan jenus (saturated). Jika konsentrasinya lebih
rendah, larutan di sebut tak jenuh (unsaturated). Kita juga dapat membuat larutan
lewat jenuh (supersaturated), yaitu larutan tidak stabil yang mengandung konsentrasi
zat terlarut lebih besar daripada yang ada dalam larutan jenus. Larutan seperti ini
mengendapkan kelebihan zat terlarut nya jika Kristal zat terlarut di tambahkan ke
dalamnya. Larutan lewat jenuh dibuat dengan melarutkan zat terlarut pada suatu suhu
dan dengan hati-hati mengubah suhu sampai ke titik saat larutan menjadi tidak stabil
(Goldberg, 2008 : 127).

Sebagian besar reaksi kimia dilakukan dalam bentuk larutan air atau pelarut
lainnya. Molekul-molekul dalam cairan dan padatan diikat bersama oleh gaya tarik
antarmolekul. Gaya ini juga berperan penting dalam peristiwa pembentukan larutan.
Ketika suatu zat (zat terlarut) melarut ke dalam zat lainnya (pelarut), partikel-partikel
zat terlarut tersebut merata ke seluruh pelarut. Partikel zat terlarut menempati posisi
yang sebelumnya ditemati oleh molekul pelarut. Peristiwa tukar menukar posisi
tersebut di pengaruhi oleh tiga maca interaksi, yaitu : interaksi pelarut-pelarut,
interaksi pelarut zat terlarut, interaksi zat terlarut-zat terlarut ( Purwoko dan Dedi,
2006 : 3)

Fase cair yang berupa sistem dua atau multi kompoen, yakni larutan juga sangat
penting. Larutan terdiri atas cairan yang melarutkan zat (pelarut) dan zat yang larut di
dalamnya (zat terlarut). Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa padatan atau gas
asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini disebut sistem dispersi. Untuk
sistem dispersi, zat yang berfungsi sebagai pelarut di sebut medium pendispersi,
sementara zat yang berperan seperti zat terlarut tersebut dengan zat terdispersi. Baik
pada larutan ataupun sistem disperi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan atau gas.
Bahkan di bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulita dalam membedakan peran
pelarut dan zat pelarut bila kuantitas zat terlarut lebih kacil dari pelarut. Namun, bila
kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan manakah pelarut mana
terlarut. Dalam kasus terakir

Pembelajaran kimia dapat di kaitka dengan kondisi atau masalah yang ada dalam
kehidupan sehari-hari, seperti pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit, bayak
sekali masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dihubungkan dengan materi
ini, contohnya bagaimana pemanfaatan listrik untuk menangkap ikan di sungai.
Analisis statistik inferensial merupakan analisis statistik yang di gunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilya digunakan untuk populasi. Analisis ini diguakan
untuk menguji normalitas, homogenitas, dan hipotensis penelitian. Berdasarkan hasil
uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas control di ketahui bahwa data post-
test berdistribusi normal. Uji homogennitas menunjkkan bahwa data berasal dari
varians yang homogen (Jalil dkk., 2015)
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Gelas kimia 100 mL
b. Gelas ukur 50 mL
c. PH stick
d. Pipet tetes
e. Pipet volume 10 mL
f. Sendok/batang pengaduk
g. Gelas arloji
h. Timbangan analitik
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Asam klorida (HCl(aq)) 1 M
b. Aquades
c. KOH

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pembuatan larutan dari padatan
 Ditimbang padatan KOH menggunakan timbangan analitik
sebanyak 0,6 gr, 0,3 gr, 0,06 gr.
 Dimasukkan di dalam gelas kimia 100 mL
 Dilarutkan dengan aquades secukupnya
 Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
 Ditambahkan aquades sampai tanda batas ukur
 Dikocok atau dihomogenkan
 Diukur PH larutan menggunakan PH stick

Hasil

2. Kfdidfhkslxn
 Diambil larutan Hcl sebesar 5 mL, 1 mL, 0,5 mL
 Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
 Dimasukkan aquades sampai tanda batas labu ukur
 Dikocok atau dihomogenkan
 Diukur PH larutan menggunakan PH stick

Hasil

E. HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Perhitungan pH menggunakan pH stick

No Larutan yang diukur pH percobaan


1. Larutan HCl 0,1 M 1
2. Larutan HCl 0,001 M
3. Larutan HCl 0,005 M
4. Larutan KOH 0,036 M
5. Larutan KOH 0,071 M
6. Larutan KOH 0.36 M

A. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi
a. KOH
b. HCl
2. Perhitungan pH
a. Larutan KOHM
NOTE: Udh kan dikasih contoh. Penulisan rumus manfaatkan equation
dan symbol. Perlu diingat tanda samadengan (=) harus rata gk boleh
mencong.
3. Tabel Perbandingan
Tabel Perbandingan hasil pH stick dengan perhitungan pH
No Larutan yang diukur pH percobaan pH teoritis
1. Larutan HCl 0,005 M
2. Larutan HCl 0,001 M
3. Larutan HCl 0,005 M
4. Larutan KOH 0,5 M
5. Larutan KOH 1 M
6. Larutan KOH 0,36 M

B.

PEMBAHASAN
pembuatan larutan ini menggunakan larutan dari bahan padat dan cair,
serta menggunakan bahan-bahan yang memiliki fungsi masingmasing
seperti aquades. Aquades berfungsi sebagai pelarut untuk melarutkan padatan
KOH dan berfungsi untuk menambahkan cairan ke dalam larutan yang pekat.
Padatan KOH sebagai bahan pembuatan larutan dari bahan padat dan padatan
tersebut berbentuk kristal yang mudah larut dalam air. Larutan HCl pekat
merupakan bahan yang memiliki fungsi sebagai bahan dalam percobaan
pengenceran larutan atau untuk titrasi penentuan kadar basa dalam sebuah
larutan. Adapun alat timbangan analitik yang berfungsi untuk mengetahui berat
dari massa padatan KOH yang dibutuhkan pada praktikum ini yaitu sebanyak
0,6 gram; 0,3 gram; dan 0,06 gram dan dari massa larutan HCL yaitu sebanyak
5 mL;1 mL; dan 0,5 mL . Fungsi perlakuan pemindahan secara kuantitatif yaitu
untuk memastikan agar bahan yang dipindahkan tidak berantakan dan
pengukuran dan kepekatannya tidak berubah.

Dari hasil pengukuran menggunakan PH stik dapat diketahui dari hasil


percobaan yaitu PH pada KOH 0,6 gram sama dengan 14, KOH 0,3 = 13 dan
KOH 0,06 gram = 12 sedangkan nilai yang diperoleh secara teoritis yaitu Koh
0,6= 14, KOH, 0,3 = 13,69 dan 0,06 gram = 13 dari hasil analisis data yang
diperoleh terdapat perbedaan hasil PH dengan menggunakan PH stik dan secara
teoritis atau perhitungan sedangkan larutan HCl 5 ml = 0,1 HCL 1 ml = 1 dan
HCL 0,5 = 2 sedangkan hasil dari teoritas HCL 5 ml 0,69,1 m = 0 dan 0,5 = 0,
31 dari hasil Datanya ada perbedaan dari perhitungan secara teoritas dan
percobaan perbedaan nilai PH antara percobaan dan perhitungan Secara teoritis
dapat terjadi karena alat yang digunakan untuk menghitung PH masih tergolong
sederhana alat ukur PH setiap tidak dapat membaca secara detail serta
penentuan nilainya relatif dan bencana indikatornya dilengkapi dengan peta
warna. Adapun faktor lainnya adalah ketidaktelitian dalam membaca alat ukur.

C. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa perbedaaan
asam dan basa dapat diketahui berdasarkan pH, dimana larutan yang bersifat
asam adalah larutan yang memiliki pH < 7 dan larutan yang bersifat basa adalah
larutan yang memiliki pH > 7, sedangkan larutan yang memiliki pH = 7 disebut
larutan netral. Pada praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa KOH
merupakan larutan basa, karena memiliki pH lebih dari 7 sedangkan HCl
merupakan larutan asam, karena memiliki pH kurang dari 7. Perbedaan pH
berdasarkan teori dan pengukuran hasilnya tidak jauh beda, dari hasil
percobaan. Dapat diketahui bahwa hubungan antara konsentrasi asam dan basa
dengan pH berbanding lurus, karena semakin besar konsentrasi asam dan basa
maka semakin besar pula pH yang dimiliki larutan tersebut
Contents
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI.....................................1
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

MENGGUNAKAN APA STYLE

Anda mungkin juga menyukai