Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas laporan lab. instrumentasi analitik
yang diberikan oleh
2021
1. Tujuan
Praktikum pH metri dan konduktormeter ini bertujuan untuk:
• Menentukan titik akhir titrasi dengan cara mengukur pH larutan
• Membuat larutan buffer
• Menjelaskan kapasitas kapasitas larutan buffer
• Melakukan identifikasi berbagai larutan sebagai elektrolit dan non-elektrolit
serta
• Mengukur besarnya nilai konduktivitas larutan pada berbaga jenis elektrolit dan
non elektrolit baik yang bersifat, asam, basa, garam dan senyawa non elektrolit
yang diketahui dan divariasikan konsentrasinya, serta contoh sampel nyata yang
ditemui sehari-hari.
2. Landasan Teori
1) pH metri
pH didefinisikan sebagai logaritma keaktifan ion hydrogen,(untuk larutan yang
encer merupakan konsentrasi dari ion hydrogen).ph meter merupakan voltmeter
yang dapat digunakan bersama elektroda kaca sebagai elektroda penunjuk.Pada
ph meter,yang diukur adalah potensial sel bukan bukan langsung harga ph
larutan.
Keadaan ini dianggap netral karena tidak ada pengaruh dari zat lain dengan
ph=7.Agar pengolahan data menjadi lebih sederhana konsentrasi ditulis secara
logaritmis,yaitu pH=-log⌈𝐻 + ⌉.Tambahan asam mengurangi nilai pH,tambahan
basa menaikkannya.Air suling seharusnya mempunyai pH=7,tetapi
kenyataanya air suling biasanya mengandung pH sekitar 6,5 agak asam karena
ada sedikit C𝑂2 terlalrut yang berasal dari udara.
Elektroda kaca sebagai elektroda penunjuk mempunyai notasi sel
Ag |𝐴𝑔𝐶𝑙, 𝐶𝑙 − , 𝐻 + | membrane kaca.Teori elektroda kaca,titrasi asam-
basa,larutan dapar dan kapasitasnya dapat dilihat sebagi berikut:
2) Konduktometri
Menurut hukum Ohm I = E/Reaksi; di mana: I = arus dalam ampere, E =
tegangan dalam volt, Reaksi = tahanan dalam ohm. Hukum di atas berlaku bila
difusi dan reaksi elektroda tidak terjadi. Konduktansi sendiri didefinisikan
sebagai kebalikan dari tahanan sehingga I = EL. Satuan dari hantaran
(konduktansi) adalah mho. Hantaran L suatu larutan berbanding lurus pada luas
permukaan elektroda a, konsentrasi ion persatuan volume larutan Ci, pada
hantaran ekivalen ionik S1, tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda d,
sehingga:
𝑎
𝐿 = × 𝑆 × 𝐶𝑖 × 𝑆1
𝑑
Tanda S menyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap konduktansi
bersifat aditif. Karena a, dan d dalam satuan cm, maka konsentrasi C tentunya
dalam ml. Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas, maka harus dikalikan
faktor 1000. nilai d/a = S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya
konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel.
Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan, maka larutan tersebut ditaruh
dalam sebuah sel, yang tetapan selnya telah ditetapkan melalui kalibrasi dengan
suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat, misal, suatu larutan
kalium klorida standar. Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan
Wheatstone dan resistansnya diukur.
3. Alat dan Bahan
1) pH metri
Alat Bahan
Ph-meter 605 Larutan dapar Ph 4,7, dan 9
Elektroda gelas kombinasi Natrium karbonat
Neraca analitik NaOH 0,1N
labu takar 100 ml HCl 0,1 N
Gelas kimia 100 ml Natrium Borat
Pipet seukuran 25 ml
Buret 50 ml
Pengaduk magnet
2) Konduktometri
Alat Bahan
Gelas Kimia (50, 100 dan 250 ml) Air keran (Air PDAM)
Konduktometer Air Destilasi (distilled water)/deionised
water)
Botol pencuci berisi air distilasi 0.5,1.0 dan 2.0 mol/L HCl didalam 100 mL
gelas kimia
Pipet Tetes 0.5,1.0 dan 2.0 mol/L HC2H3O2 didalam
100 mL gelas kimia
Gelas Ukur 10, 50 dan 100 mL 0.5,1.0 dan 2.0 mol/L NaOH didalam 100
mL gelas kimia
NH3(aq) didalam 100 mL gelas kimia
0.5,1.0 dan 2.0 mol/L NaCl didalam 100 mL
gelas kimia
0.5,1.0 dan 2.0 mol/L Ca(OH)2 didalam 100
mL gelas kimia
0.5,1.0 dan 2.0 mol/L mol/L C12H22O11
didalam 100 mL gelas kimia
0.5,1.0 dan 2.0 mol/L CH3CH2OH didalam
100 mL gelas kimia
Gatorade™
Pocari Swet
4. Prosedur Kerja
1) pH metri
hidupkan pH gunakan pH
meter 10-20 meter bila suhu dapat Kalibrasi
elektroda disesuaikan
menit sebelum terendam dengan suhu elektroda kaca
digunakan larutan sampel
atau buffer
larutan sampel dan pH meter
percobaan
Kalibrasi Elektroda Kaca dan pH meter
Titrasi Penetralan
pipet 25 ml larutan
Siapkan buret dan isi
natrium hydrogen , celupkan elektroda gelas
dengan larutan HCl 0,1N
masukan ke dlaam gelas kombinasi yang telah
lalu timbang natrium
kimia dan tambahkan bersih
hydrogen phtalat
25ml air suling
celupkan elektroda
kedalam larutan KCl lalu
gunakan frekuensi tekan tombol Temp dan
nyalakan
pengukuran 25 KHz baca suhu larutan
konduktometer dan
tekan tombol standby
7. Hasil Pengamatan
1) pH metri
Penentuan Konsentrasi HCL
• Titrasi Asam Lemah-Basa Kuat
[KOH] = 0.105 M
Volume HCL = 10.00 ml
Volume KOH = 10.00 ml
[KOH] = 0.105 M
Volume HCL = 10.00 ml
Volume KOH = 9.50 ml
2) Konduktometri
[NaOH] = 0.015M
Volume HCl = 10 mL
Volume NaOH = 7.7 mL
a. Konsentrasi HCl
VHcl x MHCl = VNaOH x MNaOH
10 mL x MHCl = 7.7 mL x 0.015 M
7.7 𝑚𝐿 𝑥 0.015 𝑀
MHCl = 10 𝑚𝐿
= 0,0115 M
8. Pembahasan
1) pH metri
pH metri adalah salah satu metode penentuan konsentrasi zat melalui pengukuran
tingkat keasaman atau pH suatu larutan. Prinsip kerja dari pH meter hampir sama dengan
potensiometer, yaitu pengukuran didasarkan pada perbedaan potensial elektroda.
Namun, pada pH meter output nya berupa pembacaan pH sedangkan potensiometer
pembacaan nya berupa beda potensial. Di dalam pH meter terdapat elektrode gelas yang
berfungsi sebagai elektroda indikator. Elektroda indikator adalah elektroda yang
potensialnya bergantung pada konsentrasi ion yang akan ditetapkan atau bisa disebut
merupakan fungsi dari konsentrasi analit. Karena pada percobaan ini yang ditetapkan
adalah pH yang memiliki hubungan dengan konsentrasi ionH+ maka digunakan elektroda
indikator yang potensialnya bergantung pada konsentrasi ionH+ yaitu elektrode glass.
Dalam praktikum ini, kami menggunakan metode asam basa untuk menentukan konsentrasi
HCl dan CH3COOH, dan menggunakan pengukur pH untuk menentukan titik akhir titrasi
selama proses ini.
Sebelum percobaan, pengukur pH harus dikalibrasi untuk menentukan keakuratan instrumen
selama pengukuran. Kalibrasi ini menggunakan larutan buffer pH 4, 7, dan 9. Jika nilai alat
ukur sudah benar, maka alat tersebut bisa digunakan.
Saat menentukan konsentrasi asam klorida dan asam asetat berdasarkan volume, digunakan
titran, yaitu KOH dengan konsentrasi 0,105 M. Penggunaan pH meter untuk titrasi tidak
memerlukan indikator, karena pH berubah dalam titrasi asam basa hingga hampir mencapai
titik ekivalen. Ketika titik ekivalen tercapai, penambahan sedikit asam atau basa akan
menghasilkan deteksi perubahan pH yang besar sebagai indikator titik akhir. Gunakan
pengukur pH ini untuk menggambar garis pada kurva titrasi dan temukan titik perpotongan itu
adalah titik ekivalen.
2) Konduktometri
Konduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar
listrik suatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi
ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam
larutan ion yang mudah bergeraki mempunyai daya hantar listrik yang besar.
Prinsip : pengukuran perubahan konduktifitas dalam larutan ketika sejumlah ion yang dapat
mengantarkan listrik mengalami perubahan (berdasarkan hukum Ohm) Prinsip : pengukuran
perubahan konduktifitas dalam larutan ketika sejumlah ion yang dapat mengantarkan listrik
mengalami perubahan (berdasarkan hukum Ohm).
Pada Praktikum ini dilakukan titrasi konduktometri. Titrasi konduktometri yaitu merupakan
metode penentuan titik akhir titrasi larutan berdasarkan kemampuan ion untuk mentransfer
muatan antara dua elektroda. Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan
kandungan ion, asalkan ion ikut serta dalam reaksi kimia, sehingga satu ion digantikan oleh
ion lain yang berarti konduktivitasnya telah berubah. Titrasi yang dilakukan adalah titrasi HCl
dengan NaOH.
Percobaan dimulai dengan mengkalibrasi pengukur untuk menentukan konsistensinya.
Kemudian, misalnya, konduktivitas larutan elektrolit (yaitu air paling murni, air keran HCl
0,01 M, NaOH 0,01 M, dan CH3COOH 0,01 M) diukur, dan larutan non-elektrolit yaitu
alkohol 96% dan etanol 70% juga diukur. alkohol.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, titik akhir titrasi adalah 7,7 mL. Dari grafik
konduktivitas hingga volume NaOH yang ditambahkan, terlihat bahwa bentuk grafik
berfluktuasi. Di dekat titik ekivalen, grafik menurun. Namun jika melebihi titik ekivalen, grafik
akan naik kembali. Hal ini terjadi karena semakin banyak volume titran yang digunakan maka
nilai konduktivitas larutan akan berkurang, namun penambahan volume titran secara terus
menerus akan menyebabkan konduktivitas larutan meningkat, karena volume titran akan
semakin jenuh dalam larutan.
9. Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:
- Titik Ekivalen pada Percobaan pH metri Asam kuat – Basa Kuat yaitu sebesar
9,1 ml , sedangkan pada Asam Lemah – Basa kuat sebesar 9,5 ml
- Titik Ekivalen pada percobaan konduktometri yaitu sebesar 7,7 ml
- Pada Percobaan pH Metri , titik ekivalen serta gambar kurva dapat ditemukan
dari hasil pengukur pH
- Pada percobaan konduktometri juga didapat kesimpulan bahwa semakin banyak
volume titran yang digunakan maka nilai konduktivitas larutan akan berkurang
,sedangkan penambahan volume titra akan menambahka nilai konduktivitas
larutan
DAFTAR PUSTAKA
o Jobsheet-Analitik Instrumen-editFY14022018.pdf , Politeknik Negeri Bandung
o Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar (Konsep-Konsep Inti) Edisi 3. Jakarta : Penerbit
Erlangga.