Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

pH-metri dan Potensiometri


Dosen Pembimbing: Drs. Agustinus Ngatin, MT

Tanggal Praktikum : 4 April 2017


Tanggal Penyerahan Laporan : 18
April 2017

Disusun oleh:
M. Salman Sony A. 161411021
Nabila Khairunisa 161411022
Novianti 161411023
Qulbudin Anugrah H. 161411024

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
I. Tujuan
a. Mengukur pH larutan Naoh, Aquadest, Asam Oksalat, CH3COOH, HCL
b. Menstandarisasi Larutan HCL
c. Menentukan Konsentrasi NaOH

II. Dasar teori

Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro


kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membrane
gelas) yang telahdiketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang
tidak diketahui. Hal inidikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan
berinteraksi dengan ion hydrogen yangukurannya relative kecil dan aktif, elektroda
gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimiadari ion hydrogen atau
diistilahkan dengan potential of hydrogen. Untuk melengkapi sirkuitelektrik
dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut tidak
mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan

Gambar 1. Skema elektroda pH meter

Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh yang tersambung dengan
gelembung kacatipis yang. Didalamnya terdapat larutan KCl sebagai buffer pH 7.
Elektroda perak yang ujungnyamerupakan perak kloride (AgCl2) dihubungkan
kedalam larutan tersebut. Untuk meminimalisir pengaruh electric yang gak
diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh suatu lapisan kertas pelindung yang
biasanya terdapat dibagian dalam elektroda gelas.Pada kebanyakan pH meter
modern sudah dilengkapi dengan thermistor temperature yaitu suatualat untuk
mengkoreksi pengaruh temperature. Antara elektroda pembanding dengan
elektrodagelas sudah disusun dalam satu kesatuan.

Gambar 2.Elektroda pH meter modern

Defenisi pH Meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat tingkat keasaman atau
kebasaansuatu larutan atau yang lazimnya disebut dengan pH suatu larutan.
- pH
pH didefinisikan sebagai logaritma dari kereaktifan ion hidrogen atau untuk larutan
yang encer merupakan konsentrasi dari ion hydrogen. PH meter pada dasarnya
merupakan voltmeter yang dapat digunakan bersama elektroda kaca sebagai
elektroda penunjuk. Kaca yang digunakan sebagai elektroda terdiri dari jaringan
silikat yang bermuatan negatif yang mengandung sejumlah kation terutama ion
natrium yang dapat ditukar dengan ion hydrogen.
Elektroda gelas sebelum digunakan direndam terlebih dulu dalam air agar molekul-
molekul air masuk kedalam kisi-kisi kaca dan akan mengambang, sehingga proses
pertukaran ion akan maksimum. Dengan kata lain ion natrium dapat dengan mudah
ditukar dengan ion hydrogen. Oleh Karen aitu saat pengukuran perlu waktu respon
bagi elektroda. Bentuk elektroda kaca spesifik yaitu berupa wadah kecil yang berisi
larutan dapar asetat atau HCl 0,1N. Dengan demikian lapisan kaca mempunyai
konsentrasi H+ yang tetap dan diketahui, sedangkan lapisan luar kaca konsentrasi
H+ bergantung pada larutan yang akan diukur.

Potensiometri

Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama
(potensiometri langsung) yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu
aktivitas ion yang diamati, hal ini terutama diterapkan dalam pengukuran pH larutan
air. Kedua (titrasi langsung), ion dapat dititrasi dan potensialnya diukur sebagai
fungsi volume titran. Potensial sel, diukur sehingga dapat digunakan untuk
menentukan titik ekuivalen. Suatu petensial sel galvani bergantung pada aktifitas
spesies ion tertentu dalam larutan sel, pengukuran potensial sel menjadi penting
dalam banyak analisis kimia (Basset, 1994).

Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan
elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh
dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter yang
ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari grafik
itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak
ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal
larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek dan tidak cocok untuk
penetapan titik akhir titrasi dengan indikator (Rivai, 1995).

Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan


volume pada mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan
titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelah penambahan titran
secara berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu kertas grafik
terhadap volum titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi. Dalam banyak hal, suatu
potensiometer sederhana dapat digunakan, namun jika tersangkut elektroda gelas,
maka akan digunakan pH meter khusus. Karena pH meter ini telah menjadi
demikian biasa, maka pH meter ini dipergunakan untuk semua jenis titrasi, bahkan
apabila penggunaannya tidak diwajibkan (Basset, 1994).

Persamaan Nernst memberikan hubungan antara potensial relatif suatu elektroda dan
konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai dalam larutan. Potensiometri merupakan
aplikasi langsung dari persaman Nernst dengan cara pengukuran potensial dua
elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol. Dengan pengukuran pengukuran
potensial reversibel suatu elektroda, maka perhitungan aktivitas atau konsentrasi
suatu komponen dapat dilakukan (Rivai, 1995).

III. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
1 pH meter 1 Larutan NaOH 0,1 N
2 Potensiometer 2 Larutan HCl 0,1 N
3 Buret 50 ml 3 Larutan CH3COOH 0,1 N
4 Corong gelas 4 Larutan K2Cr2O7 0,1 N
5 Magnetic stirrer 5 Boraks (Na2B4O7.10H2O)
6 Pipet tetes 6 Asam Oksalat (C2H2O4)
7 Gelas ukur 25 ml 7 Air suling
8 Pipet ukur 1 ml, 5 ml, 10 ml 8 Air keran
9 Pipet volume 5 ml, 10 ml
10 Botol semprot
11 Labu ukur 50 ml, 100 ml
12 Gelas kimia 50 ml, 100 ml, 500 ml

IV. Prosedur Kerja


4.1 Kalibrasi Elektroda pada pH meter

Memasang elektroda
Menekan stand by
gelas kombinasi pada Mengatur tombol
dan menyalakan pH-
socket bagian slope dU/dpH pada
meter dengan
samping dari pH- angka 1
menekan On/Of
meter

Menekan tombol pH
Mencelupkan
mengukur potensial untuk mengukur pH
elektroda ke larutan
larutan larutan atau U/mV
dapar pH 7
untuk

Menekan meas dan


Menekan meas dan Mencelupkan membaca pH terukur,
membaca pH terukur, elektroda pada bila tak menunjukkan
bila tak menunjukkan larutan dapar pH 4 4,00 atau 9,00
7,00 atau pH 9 mengatur tombol
slope dU/dpH

Memutar stand by
Menekan stand by
Menekan tombol dan mengangkat
dan mengangkat
meas dan membaca elektroda serta
elektroda serta
pH membilasnya dengan
membilas
air suling

dengan air suling


kemudian
mengeringkan
dengan tissue
3. 2 Penentuan Konsentrasi Larutan HCl, CH3COOH dan C2H2O4

Menyiapkan 5 mL larutan HCl Mencelupkan elektroda ke


dalam gelas kimia dalamnya (menambahkan air
suling hingga elektroda
tercelup sempurna)

Mentitrasi larutan tersebut Menekan tombol meas dan


dengan larutan NaOH, mencatat pH awalnya
mencatat pH untuk setiap
penambahan 0,5 mL larutan
NaOH

Jika sudah selesai titrasi, Mengangkat elektroda ,


menekan tombol stand by membilas dan mengeringkan

Melakukan seperti langkah 6


dan 7 pada langkah B
4.3 Penentuan pH air

Menyiapkan 50 mL air suling Mencelupkan elektroda ke


dalam gelas kimia dalamnya. Menekan tombol
meas dan mencatat pH nya

Mengulangi pengerjaan
tersebut dengan mengganti air
suling dengan air ledeng
4.4 Pembuatan Larutan Dapar

Menimbang 0,4750 gram garam boraks Mencelupkan elektroda ke


dan melarutkan dengan air suling dalam larutan tersebut. Menekan
sampai 50 mL (dalam labu takar lalu
memindahkan ke gelas kimia)
tombol meas dan membaca
pH nya

Menekan tombol stand by Menambahkan larutan HCl (dari buret)


sampai tercapai angka pH=9 (jangan lupa
sambil diaduk) dan mencatat volume
larutan HCL yang diperlukan.
Menambahkan air hingga volume larutan
100 mL

Mengangkat elektroda,
membilas dan mengeringkan
5.4 Penentuan Kapasitas Larutan Dapar

Menyiapkan 50 mL larutan Menambahkan 1 mL NaOH


dapar pH 9 (dari langkah (yang sudah ditentukan
kerja E) dalam gelas kimia konsentrasinya, langkah C) dan
mengaduk

Mengangkat elektroda, Menekan tombol meas dan


membilas dan mengeringkan membaca pH nya

Mengulangi pengerjaan 1 s.d 4,


tetapi menggunakan air suling.

V. KESELAMATAN KERJA
1. Jas lab dan sepatu tertutup digunakan
2. Berhati-hati menggunakan peralatan mudah pecah
3. Hindari kontak langsung dengan HCl
4. Campuran sisa reaksi simpan ditempat yang disediakan
5. Cara kerja dipahami dengan benar
6. MSDS terlampir
VI. Data Pengamatan dan Perhitungan

Standarisasi NaoH :

Berat Asam Oksalat : 0,1514

N = gram/Be x 1000/v
= 0,1514/126/2 x 1000/50
= 0,048 N
Penentuan konsentrasi asam oksalat berdasarkan titrasi
NH2C2O4 x VH2C2O4 = N NaOH x VNaOH
0,048 N x 50 mL = N NaOH x 25 mL
2,4/25 = N NaOH
N NaOH = 0,096 N

N NaOH pH
o (mL )
1 0 4.46
2 0.5 4.58
3 1 4.61
4 1.5 4.65
5 2 4.68
6 2.5 4.69
7 3 4.7
8 3.5 4.71
9 4 4.73
1 4.5 4.76
0
1 5 4.78
1
1 5.5 4.81
2
1 6 4.82
3
1 6.5 4.83
4
1 7 4.87
5
1 7.5 4.89
6
1 8 4.94
7
1 8.5 4.96
8
1 9 4.99
9
2 9.5 5.01
0
2 10 5.08
1
2 10.5 5.1
2
2 11 5.15
3
2 11.5 5.2
4
2 12 5.24
5
2 12.5 5.31
6
2 13 5.35
7
2 13.5 5.4
8
2 14 5.43
9
3 14.5 5.47
0
3 15 5.5
1
3 15.5 5.54
2
3 16 5.56
3
3 16.5 5.62
4
3 17 5.64
5
3 17.5 5.67
6
3 18 5.7
7
3 18.5 5.75
8
3 19 5.77
9
4 19.5 5.83
0
4 20 5.86
1
4 20.5 5.91
2
4 21 5.92
3
4 21.5 6.02
4
4 22 6.11
5
4 22.5 6.23
6
4 23 6.43
7
4 23.5 6.62
8
4 24 6.73
9
5 24.5 7.21
0
5 25 7.38
1
5 25.5 7.95
2
5 26 8.33
3
5 26.5 8.56
4
5 27 8.68
5
5 27.5 8.81
6
5 28 8.87
7
5 28.5 8.96
8
5 29 9
9
6 29.5 9.02
0
6 30 9.07
1
6 30.5 9.11
2
6 31 9.14
3
6 31.5 9.17
4
6 32 9.19
5
6 32.5 9.21
6

Kurva pH asam oksalat terhadap volume titran


10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Penentuan Konsentrasi HCl
Volume HCl = 5 mL
Volume HCl + Aquades = 60 mL
Konsentrasi Awal = 0,1 N
N HCl x V HCl = N NaOH x VNaOH
N HCl x 5 mL = 0,096 N x 5,15 mL
5 N HCl = 0,4944 N
N HCl = 0.099 N

N NaOH pH
o (mL )
1 0 4.27
2 0.5 4.52
3 1 4.57
4 1.5 4.62
5 2 4.67
6 2.5 4.73
7 3 4.82
8 3.5 4.92
9 4 5.28
1 4.5 5.31
0
1 5 6.54
1
1 5.5 8.06
2
1 6 8.76
3
1 6.5 9.02
4
1 7 9.04
5
1 7.5 9.07
6
1 8 9.11
7
1 8.5 9.14
8
1 9 9.17
9
2 9.5 9.18
0
2 10 9.19
1
2 10.5 9.2
2
2 11 9.2
3

Kurva pH HCl terhadap volume titran


10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penentuan Konsentrasi CH3COOH
Volume CH3COOH = 5 mL
Volume CH3COOH + Aquades = 60 mL
Konsentrasi Awal = 0,1 N
N CH3COOH x V CH3COOH = N NaOH x VNaOH
N CH3COOH x 5 mL = 0,096 N x 5,05 mL
5. N CH3COOH = 0,485 N
N CH3COOH = 0.097 N

No NaOH pH
(mL )
1 0 4.75
2 0.5 5.11
3 1 5.31
4 1.5 5.48
5 2 5.57
6 2.5 5.68
7 3 5.86
8 3.5 6.01
9 4 6.25
10 4.5 6.68
11 5 8.05
12 5.5 8.99
13 6 9.29
14 6.5 9.44
15 7 9.5
16 7.5 9.51
17 8 9.58
18 8.5 9.59
19 9 9.59

Grafik pH CH3COOH terhadap volume titran


12

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penentuan pH setiap Larutan


pH air ledeng : 6,62

pH air suling : 7,17


pH HCl : 1,05

pH CH3COOH : 3,50

pH NaOH : 11,86

Menentukan kapasitas larutan dapar

Volume larutan dapar : 50 ml


pH setelah ditambah 1 mL larutan HCl 0,1 N : 8,99
pH setelah ditambah 1 mL larutan NaOH 0,1 N : 9,05
Kapasitas Larutan dapar :

Berat HCl yang digunakan :


n =M.V
= 0,1 M . 0,001
= 0,0001 mol

m HCl = n . Mr
= 0.0001 mol . 36,5 gr/mol
= 0,00365 gr

massa ekuivalen HCl yang digunakan


B=
volume
0,00365 gram
= 0. 001 L

= 3,65 gram / L
B 3,65 gram
( kapasitas larutan dapar )= = =60, 83
pH 0,06 L

Penentuan Kapasitas Air Suling

Volume air suling : 50 ml


Volume NaOH 0,1 N : 1 ml
pH air suling : 7,39
pH air suling + NaOH 0.1 N : 11,67

Menentukan konsentrasi air suling

NNaOH x V NaOH = N air suling x V air suling


0,1 N x 1 ml = N air suling x 50 ml
N air suling = 0,002 N

Menentukan nilai mol air suling

n=MxV
n = 0.002/2 x 50 /1000
n = 0,00005 mol

Menentukan massa air suling


Gram = n x Mr
Gram = 0,0005 mol x 18 gr/mol
Gram = 0,0009 gram

massa ekuivalen HCl yang digunakan


B=
volume
0,0009 gram
= 0,05 L = 0,018 gram / L
B 0,018 gram
( kapasitas air suling )= = =0,0042
pH 4,28 L

PEMBAHASAN

Praktikum pH metri bertujuan untuk mengukur pH larutan, menstandarisasi


larutan NaOH, menentukan konsentrasi HCl, CH3COOH, dan asam oksalat, menentukan
pH NaOH, HCl, CH3COOH, air suling, dan larutan dapar, dan menentukan kapasitas
larutan dapar dan air suling.

Dalam percobaan pH metri digunakan alat bernama pH meter ddengan elektroda


gelas yang berfungsi sebagai elektroda imdikator dimana potensialnya bergantung pada
konsentrasi ion yang akan ditetapkan atau bisa disebut merupakan fungsi dari analit.
Karena dari percobaan ini adalah pH yang memiliki hubungan denga konsentrasi H+
maka digunakan elektroda yang bergantugn pada konsentrasi ion H + yaitu elektroda
gelas.

Sebelum digunakan untuk mengukur pH larutan, alat pH metri haruslah


dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan yang pHnya telah diketahui sebelumnya, yaitu
ber pH 4 dan 7.

Dilakukan standarisasi NaOH dengan menggunakan larutan asam oksalat dengan


menggunakan massa sebesar 0,1514 g, dari tahap ini dapat dibuat kurva berbentuk
sigmoid sehingga dapat diketahui titik ekuivalen dari setiap larutan. Titik ekuivalen
antara asam oksalat dengan NaOH sebesar 25 mL, titik ekuivalen larutan HCl dengan
NaOH sebesar 5,15 mL dan titik ekuivalen CH3COOH dengan NaOH sebesar 5,05 mL
sehingga didapat konsentrasi asam oksalat sebesar 0,05 N. Namun berdasar hasil
perhitungan, konsentrasi asam oksalat didapatkan sebesar 0,048 N. Setelah itu NaOH
telah distandarisasi. Setelah standarisasi NaOH selanjutnya digunakan (titrasi) untuk
mencari konsentrasi dari HCl yang didapat sebesar 0,099 N dengan konsentrasi awal 0,1
N dan konsentrasi CH3COOH sebesar 0,097 N dengan konsentrasi awal 0,1 N.

Selanjutnya dilakukan penentuan pH tiap larutan menggunakan alat pH metri.


Didapat pH air ledeng sebesar 6,62, pH air suling sebesar 7,17, pH HCl sebesar 1,05, pH
CH3COOH sebesar 3,50, dan pH NaOH sebesar 11,86.

Penentuan kapasitas larutan dapar dilakukan dengan menggunakan volume


sebesar 50 mL kemudian ditambahkan dengan 1 mL larutan HCl 0,1 N dan didapat pH
sebesar 8,99 kemudian ditambahkan kembali dengan 1 mL larutan NaOH 0,1 N dan
didapat pH sebesar 9,05. Sehingga kapasitas larutan dapar didapat 60,83 gram/L.
Kemudian penentuan kapasitas air suling menggunakan volume sebesar 50 mL lalu
diukur pHnya sehingga didapat pH sebesar 7,39 kemudian ditambahkan 1 mL NaOH 0,1
N sehingga didapat pH sebesar 11,67. Sehingga kapasitas air suling didapat sebesar
0,0042 gram/L.
KESIMPULAN

Dari percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa :

pH air ledeng sebesar 6,62; pH air suling sebesar 7,17; pH HCl 0,1 N sebesar
1,05; pH CH3COOH 0,1 N sebesar 3,50; dan pH NaOH 0,1 N sebesar 11,86.

Titik ekuivalen antara asam oksalat dengan NaOH sebesar 25 mL, titik ekuivalen
larutan HCl dengan NaOH sebesar 5,15 mL dan titik ekuivalen CH 3COOH
dengan NaOH sebesar 5,05 mL.

Konsentrasi HCl hasil standarisasi sebesar 0,099 N, konsentrasi CH 3COOH


0,097 N dan konsentrasi NaOH sebesar 0,096 N.

Kapasitas larutan dapar (larutan Boraks) sebesar 60,83 gram/L dan kapasitas air
suling sebesar 0,0042 gram/L.

Larutan boraks merupakan larutan buffer, karena ketika ditambahkan larutan


NaOH pH nya tetap (dapat mempertahankan pH), Namun air suling bukanlah
larutan buffer karena ketika ditambahkan larutan NaOH pHnya langsung berubah
secara drastis

Daftar Pustaka
http://ilmubawang.blogspot.co.id/2012/03/fungsi-ph-meter.html
https://id.wikipedia.org/wiki/PH_meter

Anda mungkin juga menyukai