Laporan ini Diajukan untuk Memenuhi tugas Praktikum Sintesis Organik Anorganik
yang Dibimbing oleh Bapak Agustinus Ngatin,Drs,MT
Disusun oleh
Kelompok 3
1TKPB
2021
I. Judul : Sintesis Garam Besi Sebagai Besi ( II ) Sulfat
II. Tujuan
Garam besi (II) sulfat terhidrat [FeSO4.7H2O) dapat dihasilkan melalui proses kimia,
reaksi antara serbuk besi (Fe) dengan larutan asam sulfat. Selain proses kimia, pada pembuatan
garam ini melibatkan proses fisika seperti pemanasan dan pengadukan, pendinginan dan
kristalisasi, serta penyaringan. Bentuk fisik dari garam ini adalah kristal berwarna biru kehijauan
disebabkan adanya ion Fe (II). Garam besi (II) sulfat terhidrat (FeSO 4.7H2O) dapat digunakan
untuk mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi pada ion Fe (II). Besi yang murni adalah logam
berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Melebur pada 1535 oC. Asam klorida (HCl) encer atau
pekat dan asam sulfat (H2SO4) encer melarutkan besi yang menghasilkan besi (II) dan gas
hidrogen.
Fe + 2H+ Fe2+ + H2
Asam sulfat pekat yang panas menghasilkan ion-ion besi (II) dan belerang dioksida:
2Fe + 3H2SO4 + 6H+ 2Fe3+ + 3SO4 + 6H2O
Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka ion besi (II) merupakan zat
pereduksi yang kuat. Oleh karena itu, larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan
dalam waktu yang lama.
Reaksi dengan Ion Besi (II)
Dengan memakai garam besi (II) sulfat (FeSO4.7H2O) dapat digunakan untuk
mempelajari reaksi-reaksi ion besi (II):
a. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)
Terbentuk endapan putih besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) bila tidak terdapat udara sama
sekali. Endapan ini tidak larut dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam asam. Bila terkena
udara, besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) dengan ceapat dioksidasikan, yang pada akhirnya
menghasilkan besi (III) hidroksida (Fe(OH)3) yang coklat kemerahan. Pada kondisi biasa,
Fe(OH)2 nampak sebagai endapan hijau kotor; denga penambahan hidrogen peroksida, segera
dioksidasikan menjadi besi (III) hidroksida:
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2
b. Larutan Amonia
Terjadi pengendapan besi (II) hidroksida (Fe(OH)2). Tetapi jika ada amonium dalam
jumlah yang lebih banyak, disosiasi amonium hidoksida tertekan dan konsentrasi ion hidroksil
menjadi semakin rendah sehingga hasil kali kelarutan besi (II) hidroksida (Fe(OH) 2) tidak
tercapai dan pengendapan tidak terjadi. Proses fisika meliputi pemanasan dan pengadukan,
penyaringan, dan pendinginan.
V. Prosedur Kerja
V.1Alat Pendukung
No Alat No Alat
1 5
Termometer
2 buah Hot Plate
2
Botol aquades
gelas kimia 250 mL
3 7
Pipet tetes
Gelas Ukur 50 mL
4 8 2 buah Kertas Saring 2
buah Stopwatch
1 buah Batang Pengaduk
1 buah Magnetik Stirer 1
buah Spatula
Indikator pH
Statif + Corong
V.2Bahan
1 serbuk besi
Pereaksi Pembatas : Fe
10 x p x %
n Fe = g/Mr n H2SO4 = xv
Mr
18,56 gram
% yield FeSO4 7H2O = x 100 %=74,595 %
24,881 gram
18,56 gram
% yield FeSO4 = x 100 %=136,430 %
13,604 gram
VIII. Pembahasan
1. Diki Wahyudi ( 201424007)
2. Farhan Dermawan ( 201424008 )
3. Hani Maryati ( 201424009 )
Pada praktikum yang dilakukan pada tanggal 20 April 2021 yaitu mengenai sintesis
garam besi sebagai besi ( II sulfat ). Pada percobaan kali ini bahan utama yang
digunakan adalah serbuk besi murni yang berwarna abu yang direaksikan dengan
H2SO4 dan membentuk senyawa bes ( II sulfat ) dengan proses reaksi sebagai berikut :
Fe + H2SO4 FeSO4 + H2
Percobaan ini dilakukan dengan menimbang 5,01 gram serbuk besi kemudian
dilarutkan kedalam 80 mL larutan H2SO4 20 % untuk dipanaskan diatas hotplate serta
diaduk menggunakan magnetic stirerselama ± 30 menit pada suhu 80oC hingga larutan
menjadi homogen. Pada saat proses pemansan maka akan terjadi perubahan pada
larutan yaitu; perubahan warna larutan menjadi abu kehitaman disertai adanya
gelembung gas karena proses reaksi Fe dan H2SO4 menghasilkan gas hidrogen. Setelah
proses pelarutan selanjutnya ada proses filtrasi yaitu dengan mendinginkan terlebih
dahulu larutan yang telah di panaskan dan pada saat pendinginan gelembung-
gelembung pada larutan akan menghilang. Setelah didinginkan selanjutnya larutan di
filtrasi yaitu dengan menggunakan kertas saring. Hasil filtrasi yang terbentuk maka di
daptkan filtrat berwarna biru muda dan hasil residunya berwarna abu kehitaman.
Setelah melakukan proses filtrasi selanjutnya filtrat yang telah didapatkan, dipanaskan
pada suhu 125oC dengan waktu 30-45 menit hingga tersisa setengah volume larutan.
Setelah proses pemanasan, tahap selanjutnya adalah proses kristalisasi atau
pendinginan. Dari hasil proses kristalisasi maka akan didapatkan kristal berwarna
hijau dan larutan yang masih berwarna hijau karena masih mengandung Fe 2+ .
selanjutnya adalah melakukan penyaringan kristal dengan memisahkan antara filtrat
dan residunya. Setelah disaring selanjutnya kristal dikeringkan pada suhu 50o C.
Setelah kristal dikeringkan,selanjutnya dilakukan penimbangan kristal dan didapat
berat kristal sebesar 18,56 gram.
massa percobaan
sebesar 24,881 gram. Nilai yield FeSO4 7H2O adalah ¿ x 100 %
massateoritis
18,56 gram
x 100 %=74,595 %
24,881 gram
Fe + H2SO4 FeSO4 + H2
2. Proses fisika yang terjadi pada sintesis garam besi ( II ) sulfat meliputi pemanasan,
pengadukan, pendinginan dan kristalisasi, serta penyaringan
3. Massa FeSO4 7H2O berdasarkan hasil percobaan adalah 18,56 gram
4. Massa FeSO4 7H2O berdasarkan hasil stokiometri adalah 24,881 gram
5. Nilai yield FeSO4 7H2O adalah 74,595 %
6. Pengujian filtrat ion besi ( II ) dengan mereaksikan larutan dengan NaOH menghasilkan
Ion Fe2+ : Terbentuk endapan hijau tua.
Ion Fe 3+ : Terbentuk endapan merah kecoklatan.
7. Pengujian filtrat ion sulfat dengan mereaksikan larutan serta Barium Klorida
menghasilkan endapan putih.
X. Daftar Pustaka
3. Sunardi , (2006), Unsur kimia deskripsi dan pemanfaatannya, Yrama Widya, Bandung
Pustaka, jakarta