Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

SINTESIS GARAM BESI SEBAGAI BESI (II) SULFAT

Laporan ini Diajukan untuk Memenuhi tugas Praktikum Sintesis Organik Anorganik
yang Dibimbing oleh Bapak Agustinus Ngatin,Drs,MT

Disusun oleh

Kelompok 3

Diki Wahyudi ( 201424007 )

Farhan Dermawan ( 201424008 )

Hani Maryati (201424009)

1TKPB

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2021
I. Judul : Sintesis Garam Besi Sebagai Besi ( II ) Sulfat
II. Tujuan

1. menjelaskan proses sintesis besi (II) sulfat terhidrat


2. menuliskan reaksi kimia yang terjadi
3. melakukan proses-proses fisika yang menyertainya
4. menghitung pereaksi dan produk berdasarkan reaksi stokhiometrinya
5. menghitung persen perolehan berdasarkan reaksi stokhiometrinya

III. Prinsip Dasar

Garam besi (II) sulfat terhidrat [FeSO4.7H2O) dapat dihasilkan melalui proses kimia,
reaksi antara serbuk besi (Fe) dengan larutan asam sulfat. Selain proses kimia, pada pembuatan
garam ini melibatkan proses fisika seperti pemanasan dan pengadukan, pendinginan dan
kristalisasi, serta penyaringan. Bentuk fisik dari garam ini adalah kristal berwarna biru kehijauan
disebabkan adanya ion Fe (II). Garam besi (II) sulfat terhidrat (FeSO 4.7H2O) dapat digunakan
untuk mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi pada ion Fe (II). Besi yang murni adalah logam
berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Melebur pada 1535 oC. Asam klorida (HCl) encer atau
pekat dan asam sulfat (H2SO4) encer melarutkan besi yang menghasilkan besi (II) dan gas
hidrogen.
Fe + 2H+  Fe2+ + H2

Fe + 2HCl  Fe2+ + 2Cl- + H2

Asam sulfat pekat yang panas menghasilkan ion-ion besi (II) dan belerang dioksida:
2Fe + 3H2SO4 + 6H+  2Fe3+ + 3SO4 + 6H2O
Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka ion besi (II) merupakan zat
pereduksi yang kuat. Oleh karena itu, larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan
dalam waktu yang lama.
Reaksi dengan Ion Besi (II)

Dengan memakai garam besi (II) sulfat (FeSO4.7H2O) dapat digunakan untuk
mempelajari reaksi-reaksi ion besi (II):
a. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)

Terbentuk endapan putih besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) bila tidak terdapat udara sama
sekali. Endapan ini tidak larut dalam reagensia berlebihan tetapi larut dalam asam. Bila terkena
udara, besi (II) hidroksida (Fe(OH)2) dengan ceapat dioksidasikan, yang pada akhirnya
menghasilkan besi (III) hidroksida (Fe(OH)3) yang coklat kemerahan. Pada kondisi biasa,
Fe(OH)2 nampak sebagai endapan hijau kotor; denga penambahan hidrogen peroksida, segera
dioksidasikan menjadi besi (III) hidroksida:
Fe2+ + 2OH-  Fe(OH)2

Fe(OH)2 + 2H2O + O2  4Fe(OH)3


2Fe(OH)2 + H2O2  2Fe(OH)3

b. Larutan Amonia

Terjadi pengendapan besi (II) hidroksida (Fe(OH)2). Tetapi jika ada amonium dalam
jumlah yang lebih banyak, disosiasi amonium hidoksida tertekan dan konsentrasi ion hidroksil
menjadi semakin rendah sehingga hasil kali kelarutan besi (II) hidroksida (Fe(OH) 2) tidak
tercapai dan pengendapan tidak terjadi. Proses fisika meliputi pemanasan dan pengadukan,
penyaringan, dan pendinginan.

Reaksi dengan Ion Sulfat


Pemanasan adalah suatu proses fisika yang memerlukan energi untuk menaikkan suhu sistem
dalam suatu reaksi kimia. Penguapan (eavaporasi) adalah proses pemisahan campuran dengan
cara memanaskan suatu campuran, sehingga diperoleh residu (zat sisa) yang memiliki titik didih
lebih tinggi, sedangkan zat yang titik didihnya lebih rendah menguap lebih dahulu. Filtrasi
adalah suatu proses pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel dengan cara melewatkan
campuran pada suatu penyaring (filter) sehingga partikel yang lebih kecil lolos lewat saringan dan
partikel yang besar tertahan di saringan. Kristalisasi yaitu pemisahan komponen-komponen
dalam campuran dengan cara mengkristalkan komponen tercampur dengan cara dipanaskan
kemudian didinginkan. Pengeringan adalah suatu proses pengurangan kadar air dalam suatu
bahan sampai kadar air tertentu atau perkembangan mikroorganisme terhenti
IV. Keselamatan Kerja
1. Pembuatan sintesis garam Besi (II) Sulfat Terhidrat harus dilakukan dilemari asam karena
menghasilkan reaksi gas hidrogen (H2)
2. Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti jas lab, masker, sepatu tertutup, dan sarung
tangan
3. Pembuatan larutan asam sulfat 20%, mengisi telebih dahulu aquadest pada gelas kimia lalu
tambahkan sedikit sedikti H2SO4.

V. Prosedur Kerja
V.1Alat Pendukung

No Alat No Alat

1 5

Termometer
2 buah Hot Plate
2

Botol aquades
gelas kimia 250 mL
3 7

Pipet tetes
Gelas Ukur 50 mL
4 8 2 buah Kertas Saring 2
buah Stopwatch
1 buah Batang Pengaduk
1 buah Magnetik Stirer 1
buah Spatula
Indikator pH
Statif + Corong

V.2Bahan

No bahan Kimia Keterangan

1 serbuk besi

2 larutan asam sulfat 20%


V.3Cara Kerja
Sertakan Gambar

VI. Data Pengamatan


1. Berat serbuk besi : 5,01 gram
2. Warna serbuk besi : Abu - abu
3. Reaksi serbuk besi dengan asam sulfat :

5,01 gram Fe + 80 ml H2SO4 20 %  FeSO4 + H2


( larutan warna abu kehitaman )
4. Hasil filtrasi berwarna : Hijau Muda
5. Kristal berwarna : Hijau kebiruan
6. Berat kristal : 18,56 gram
Identifikasi Ion besi (II)
1. Reaksi dengan NaOH :
Identifikasi ion Fe2+. Warna larutan yang semula berwarna hijau muda,setelah ditambah
NaOH akan terbentuk endapan berwarna hijau tua.
Identifikasi ion Fe3+. Warna larutan yang semula berwarna kuning, setelah ditambah NaOH
akan terbentuk endapan berwarna merah kecoklatan.
2. Reaksi dengan karbonat :
Identifikasi ion Fe2+. Warna larutan yang semula berwarna hijau muda setelah direaksikan
dengan ion karbonat maka larutan akan berubah warna menjadi hijau tua.
Identifikasi ion Fe3+. Warna larutan yang semula berwarna kuning setelah direaksikan
dengan ion karbonat maka akan terbentuk gelembung CO2 dan larutan berwarna
kecoklatan.
Identifikasi Ion sulfat
1. Reaksi dengan larutan Barium Klorida : Terbentuknya endapan putih.
VII. Pengolahan dan Evaluasi Data

Tuliskan reaksi yang terlibat


Hitung mol Fe dan mol H2SO4 serta mol FeSO4
Hitung mol garam FeSO4
Reaksi :
Fe + H2SO4 FeSO4 + H2

M : 0.0895 mol 0.3004 mol - -

B : 0,0895 mol 0.0895 mol 0.0895 mol 0.0895 mol

S: 0,2109 mol 0.0895 mol 0.0895 mol

Pereaksi Pembatas : Fe

10 x p x %
n Fe = g/Mr n H2SO4 = xv
Mr

5,01 gram 10 x 1.84 x 20


= =0,0895 mol = x 0,08=0,3004
56 gram/mol 98
mol

n FeSO4 = 0,0895 mol n FeSO47H2O = n FeSO4

m FeSO4 = mol x Mr n FeSO47H2O = mol x Mr

= 0.0895 x 152 = 0,0895 x 278 gr/mol

= 13,604 gram = 24,881gram

Menghitung yield/rendemen garam besi


Persentase hasil garam besi = (mol garam besi hasil percobaan) /( mol
hasil stoikhiometrinya) x 100%

18,56 gram
% yield FeSO4 7H2O = x 100 %=74,595 %
24,881 gram

18,56 gram
% yield FeSO4 = x 100 %=136,430 %
13,604 gram

VIII. Pembahasan
1. Diki Wahyudi ( 201424007)
2. Farhan Dermawan ( 201424008 )
3. Hani Maryati ( 201424009 )
Pada praktikum yang dilakukan pada tanggal 20 April 2021 yaitu mengenai sintesis
garam besi sebagai besi ( II sulfat ). Pada percobaan kali ini bahan utama yang
digunakan adalah serbuk besi murni yang berwarna abu yang direaksikan dengan
H2SO4 dan membentuk senyawa bes ( II sulfat ) dengan proses reaksi sebagai berikut :

Fe + H2SO4 FeSO4 + H2

Percobaan ini dilakukan dengan menimbang 5,01 gram serbuk besi kemudian
dilarutkan kedalam 80 mL larutan H2SO4 20 % untuk dipanaskan diatas hotplate serta
diaduk menggunakan magnetic stirerselama ± 30 menit pada suhu 80oC hingga larutan
menjadi homogen. Pada saat proses pemansan maka akan terjadi perubahan pada
larutan yaitu; perubahan warna larutan menjadi abu kehitaman disertai adanya
gelembung gas karena proses reaksi Fe dan H2SO4 menghasilkan gas hidrogen. Setelah
proses pelarutan selanjutnya ada proses filtrasi yaitu dengan mendinginkan terlebih
dahulu larutan yang telah di panaskan dan pada saat pendinginan gelembung-
gelembung pada larutan akan menghilang. Setelah didinginkan selanjutnya larutan di
filtrasi yaitu dengan menggunakan kertas saring. Hasil filtrasi yang terbentuk maka di
daptkan filtrat berwarna biru muda dan hasil residunya berwarna abu kehitaman.
Setelah melakukan proses filtrasi selanjutnya filtrat yang telah didapatkan, dipanaskan
pada suhu 125oC dengan waktu 30-45 menit hingga tersisa setengah volume larutan.
Setelah proses pemanasan, tahap selanjutnya adalah proses kristalisasi atau
pendinginan. Dari hasil proses kristalisasi maka akan didapatkan kristal berwarna
hijau dan larutan yang masih berwarna hijau karena masih mengandung Fe 2+ .
selanjutnya adalah melakukan penyaringan kristal dengan memisahkan antara filtrat
dan residunya. Setelah disaring selanjutnya kristal dikeringkan pada suhu 50o C.
Setelah kristal dikeringkan,selanjutnya dilakukan penimbangan kristal dan didapat
berat kristal sebesar 18,56 gram.

Setelah didapatkan berat kristal selanjutnya dilakukan perhitungan secara


stokiometri. Berdasarkan perhitungan stokiometeri didapatkan massa dari FeSO4 7H2O

massa percobaan
sebesar 24,881 gram. Nilai yield FeSO4 7H2O adalah ¿ x 100 %
massateoritis
18,56 gram
x 100 %=74,595 %
24,881 gram

Selanjutnya adalah pengujian filtrat untuk menentukan adanya ion besi ( II )


dan ion sulfat pada larutan. Pengujian filtrat ini dilakukan dengan identifikasi
senyawa. Identifikasi dilakukan dengan mereaksikan larutan dengan NaOH, Karbonat,
dan Barium Klorida .

Identifikasi Ion besi (II)


1. Reaksi dengan NaOH :
 Identifikasi ion Fe2+. Warna larutan yang semula berwarna hijau muda,setelah
ditambah NaOH akan terbentuk endapan berwarna hijau tua.
 Identifikasi ion Fe3+. Warna larutan yang semula berwarna kuning, setelah
ditambah NaOH akan terbentuk endapan berwarna merah kecoklatan.
2. Reaksi dengan karbonat :
 Identifikasi ion Fe2+. Warna larutan yang semula berwarna hijau muda setelah
direaksikan dengan ion karbonat maka larutan akan berubah warna menjadi
hijau tua.
 Identifikasi ion Fe3+. Warna larutan yang semula berwarna kuning setelah
direaksikan dengan ion karbonat maka akan terbentuk gelembung CO2 dan
larutan berwarna kecoklatan.
Identifikasi Ion sulfat
1. Reaksi dengan larutan Barium Klorida : Terbentuknya endapan putih.
IX. Kesimpulan
1. Proses kimia yang terjadi pada sintesis garam besi ( II sulfat ) meliputi reaksi antara
serbuk besi (Fe) dengan larutan asam sulfat.

Fe + H2SO4 FeSO4 + H2

2. Proses fisika yang terjadi pada sintesis garam besi ( II ) sulfat meliputi pemanasan,
pengadukan, pendinginan dan kristalisasi, serta penyaringan
3. Massa FeSO4 7H2O berdasarkan hasil percobaan adalah 18,56 gram
4. Massa FeSO4 7H2O berdasarkan hasil stokiometri adalah 24,881 gram
5. Nilai yield FeSO4 7H2O adalah 74,595 %
6. Pengujian filtrat ion besi ( II ) dengan mereaksikan larutan dengan NaOH menghasilkan
Ion Fe2+ : Terbentuk endapan hijau tua.
Ion Fe 3+ : Terbentuk endapan merah kecoklatan.
7. Pengujian filtrat ion sulfat dengan mereaksikan larutan serta Barium Klorida
menghasilkan endapan putih.
X. Daftar Pustaka

1. Anissa , (2010). Garam Mohr, 12 Mei 2010

2. Haryadi W.(1993). Ilmu Kimia analitik dasar, Erlangga, Jakarta

3. Sunardi , (2006), Unsur kimia deskripsi dan pemanfaatannya, Yrama Widya, Bandung

4. Svehla.G.,(1985), Analisis Anorganik kualitatif makro & semimikro, PT Kalman Media

Pustaka, jakarta

5. http://.www. Chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik/besi-ii-sulfat- diakses , 24


April 2021

6. http://www.wikipedia/besi- diakses , 24 April 2021

Anda mungkin juga menyukai