Oleh :
Kelompok 3
Massa
Titik Titik
Rumus Molekul Densitas Indeks
No Nama Zat Didih Didih
Molekul (gram/mol (gram/cm³) Bias
( ̊ C) Azeotrop
)
1 Aseton CH3COCH3 58,08 0,79 1,358 56 -
2 Kloroform CHCl3 119,38 1,49 1,445 61,2 56,1
No Keterangan Komposisi
1 Aseton (mL) 10 8 6 4 2 0
2 Kloroform (mL) 0 2 4 6 8 10
3 Indeks Bias 1,3614 1,3773 1,3913 1,4114 1,4293 1,4445
Titik
No Aseton Kloroform Indeks bias residu Indeks bias destilat
didih
1 10 0 53 1,3662 1,3661
2 8 2 55 1,3784 1,3694
3 6 4 56 1,3937 1,3890
4 4 6 54 1,4061 1,4165
5 2 8 51 1,4256 1,4258
6 0 10 56 1,4426 1,4398
B. Pengolahan Data
1. Aseton 10 mL: Klroform 0 mL
2. Aseton 8 mL : Kloroform 2 mL
4. Aseton 4 mL : kloroform 6 mL
5. Aseton 2 mL : kloroform 8 mL
6. Aseton 0 mL : kloroform 10 mL
Aseton
Kloroform
Series 3
Fraksi Mol
Indeks Bias (10^(-1))
Titik Didih
II. Pembahasan
Diki Wahyudi (201424007)
Pada praktikum kali ini, zat yang digunaan adalah aseton dan kloroform. Campuran
zat tersebut memiliki titik didih yang berdeketan (56,53°C dan 61,20°C), sehingga bisa
disebut campuran azeotrop. Distilasi untuk pemisahan kedua zat ini termasuk distilasi
fraksional karena memiliki perbedaan titik didih yang relative rendah yaitu 4,67°C.
Distilasi adalah Suatu metode pemisahan bahan kimia yang didasari oleh perbedaan
kecepatan atau voalatilitas dan suatu bahan.
Pada proses distilasi campuran biner yang pertama keluar sebagai distilat adalah
aseton. Hal ini disebabkan karena aseton memiliki titik didih yang lebih rendah yaitu sebesar
56,53°C. Aseton akan lebih cepat menguap pada suhu 61,20°C. Fraksimol aseton terhadap
titik didih menunjukan bahwa semakin kecil fraksi mol zat dengan titik didih lebih rendah,
menyebabkan titik didih campuran menjadi lebih besar. Dapat dijelaskan dengan hukum
roult.
Prinsip kerja dari pemisahan dengan distilasi fraksionasi yaitu pemisahan suatu
campuran dimana komponen-komponennya diuapkan dan di embunkan secara bertingkat.
Dari data diatas fraksi molaseton terhadap titik didih menunjukan semakin kecil fraksi
mol maka semakin besar titik didihnya.
Farhan Dermawan (201424008)
Pada Praktikum Distilasi Campuran Biner zat yang digunakan adalah Aseton dan
Kloroform. Distilasi yang dilakukan pada praktikum kedua zat ini termasuk distilasi
fraksional karena kedua zat ini memiliki perbedaan titik didih yang relatif rendah. Dalam
distilasi, campuran dua zat (biner) dididihkan sehingga menguap dan uap ini kemudian
mengalir ke tempat dengan tekanan yang lebih rendah (ke arah tabung distilat). Dalam
perjalanannya uap zat yang memiliki titik didih lebih rendah mengalami penurunan suhu
sehingga terjadi kondensasi yang menyebabkan uap tersebut mencair kembali. Pendingin
tersebut berasal dari air yang mengalir berlawanan arah dengan arah uap tersebut agar selama
pendinginan semua ruangan kondensor terisi penuh dan proses pendinginan pun bisa
maksimal.
Prinsip dasar yang dilakukan pada distilasi ini yaitu dengan mencampurkan zat tertentu
dan pada praktikum kali ini digunakannya aseton dan juga kloroform yang dicampurkan
dalam reaktor kemudian dipanaskan hingga suhu tertentu, sehingga didapat destilat yang di
inginkan lalu dicatat suhunya. Karena destilasi merupakan suatu metode pemisahan fasa cair-
cair, berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen alat destilasi terdiri atas reaktor ( tempat
untuk mereaksikan sekaligus tempat untuk memanaskan), kemudian diatasnya ada
termometer, yang berfungsi untuk megukur suhu uap yang menguap akibat pemanasan.
Kemudian ada komponen yang berfungsi untuk mendinginkan uap hasil pemanasan menjadi
embun-embun yang bersatu menjadi tetesan-tetesan larutan. Karena kondensor untuk destilasi
dipasang miring, sehingga tetesan-tetesan zat hasil pendinginan tersebut mengalir menuju ke
adapter. Adapter adalah alat yang menghubungkan antara kondensor dengan penampung
destilat, sehingga semua destilat dapat terkumpul dalam satu penampung.
Pada praktikum kali ini zat yang digunakan yaitu aseton dan kloroform. Campuran zat
tersebut memiliki titik didih yang berdekatan (56oC dan 61,2oC), sehingga biasa disebut
campuran azeotrop. Campuran azeotrop merupakan campuran dua atau lebih komponen pada
komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi
biasa. Oleh karena itu, pemisahan dilakukan dengan cara kolom fraksionasi. Distilasi
fraksionasi merupakan suatu metode pemisahan zat berdasarkan perbedan titik didih yang
berdekatan. Adapun prinsip kerja dari pemisahan dengan distilasi fraksionasi yaitu pemisahan
suatu campuran dimana komponen- komponennya diuapkan dan diembunkan secara
bertingkat. Pada tahapan pemisahannya, distilasi ini menggunakan kolom vigreux.
Sedangkan zat yang dapat dipisahkan melalui alat distilasi faksionasi adalah zat yang mudah
menguap dan memiliki perbedaan titik didih yang saling berdekatan.Karena zat yang
dianalisa merupakan 2 buah campuran zat dengan variasi konsentrasi tertentu dengan titik
didih aseton sebesar 56 oC dan kloroform memiliki titik didih sebesar 61,2 oC sehingga
campuran tersebut sering disebut azeotrop.
Pada proses distilasi campuran biner yang keluar pertama sebagai distilat adalah aseton
karena aseton memiliki titik didih yang lebih rendah di bandingkan dengan kloroform
sehingga aseton akan lebih cepat menguap dan hal tersebut menunjukan tercapainya titik
didih campuran.
Fraksi mol aseton terhadap titik didih menunjukkan bahwa semakin kecil fraksi mol zat
dengan titik didih lebih rendah (aseton) menyebabkan titik didih campuran menjadi lebih
besar. Ini dapat dijelaskan dengan hukum roult,dimana apabila di gambarkan pada grafik
dengan titik didih sebagai sumbu y dan fraksi mol sebagai sumbu x maka akan terjadi
penurunan kurva. Tetapi berdasrkan hasil pengamatan yang dilakukan kurva yang dihasilkan
tidak sesuai dengan teori karena kurva tersebut mengalami naik turun.
Mengenai besarnya indeks bias, berdasarkan teori indeks bias sebelum pemanasan akan
lebih kecil dibanding dengan indeks bias setelah pemanasan. Hal ini dikarenakan pada saat
melakukan pemanasan, aseton menguap lebih cepat sehingga yang tersisa dalam residu yaitu
sebagian aseton yang tidak menguap dan kloroform. Sehingga indeks bias menjadi naik,
sesuai dengan indeks bias kloroform yang besar. Dilihat pada tabel pengamatan bahwa indeks
bias residu sebelum dan setelah dipanaskan dengan komposisi yang sama memiliki hasil yang
berbeda. Hasil tersebut ditunjukan dengan kurva yang naik turun anatara indeks bias sebelum
pemanasan dan sesudah pemanasan.
.
III. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Praktikum Distilasi ini dapat disimpulkan:
1. Semakin besar titik didih suatu campuran maka semakin besar pula indeks biasanya.
2. Titik didih campuran berbanding lurus dengan indeks bias. Sehingga semakin besar
titik didih campuran,indeks bias campuran pun akan semakin besar
3. Titik didih campuran dipengaruhi oleh susunan senyawa-senyawa pembentuk
campuran tersebut.Dan titik didih campuran berada di range titik didih satu
zat penyusun dengan zat penyusun lainnya dalam campuran tersebut.
4. campuran antara aseton dan klroform merupakan campuran azeotrop.
5. Metode fraksionasi merupakan metode pemisahan yang digunakan untuk
memisahkancampuran aseton dan etanol berdasarkan titik didih yang berdekatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukardjo, Dr, (2000), Kimia Fisika, Jakarta: Bina aksara
Daniel, (1992), Kimia Fisika, Jakarta: Erlangga