Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

DISTILASI CAMPURAN BINER

Pembimbing : Retno Dwijayanti,S.Si,M.Si.

Kelompok 1
Aditya Maulana Ikhwan 191411065
Alma Fitri N 191411066
Alverel Abiyu F 191411067
Ananda Dea 191411068

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


D3 TEKNIK KIMIA
TEKNIK KIMIA
2019
I
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengukur indeks bias suatu larutan menggunakan alat refaraktometer dengan benar
2. Melakukan percobaan distilasi fraksional pada campuran biner
3. Membuat diagram titk didih terhadap komposisi berdasarkan data percobaan
II
DASAR TEORI
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) suatu bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada
Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Distilasi yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah distilasi campuran biner,
dimana zat yang digunakan adalah campuran alcohol dan aseton dengan komposisi
yang variasi.
Campuran azeotrop adalah campuran suatu zat dimana zat tersebut memiliki
titik didih minimal atau titik didih maksimal. Susunan campuran azeotrop tergantung
dari tekanan yang dipakai untuk membuat larutan- larutan dengan konsentrasi tertentu.
Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi tertentu dimana
komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran
azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan
fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture karena
komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut :

Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi
sebelum mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya dipisahkan
dari sistem kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan dan
terkondensasi (titik C). Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan seterusnya
hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan
karena komposisi campuran akan selalu tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop
digambarkan sebagai pertemuan antara kurva saturated vapor dan saturated liquid.
(ditandai dengan garis vertikal putus-putus).
Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,
yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada
tekanan atmosfer.
III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Alat :
1. Alat Destilasi 1 set 9. Waterbacth
2. Refrakrometer 1 unit 10. Reaktor 4 buah
3. Pipet Volume 2 buah 11. Pipet tetes
4. Termometer 1 buah 12. Gelas Kimia
5. Dongkrak 1 unit 13. Labu Erlenmeyer 3 buah
6. Statif dan Klem 2 buah
7. Sirkulasi
8. Labu penampung distilat

Bahan :
1. Kloroform
2. Aseton
3. Aquades
IV
PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan seperangkat alat distilasi.
2. Lalu dipasangkan/dirangkai sesuai gambar pada jobsheet.

3. Ditempat yang terpisah, buat campuran biner Kloroform dan aseton dengan
berbagai komposisi, masukan pada labu dasar bulat.
4. Komposisi campuran sebagai berikut:
Aseton (mL) 10 8 6 4 2 0
Kloroform (mL) 0 2 4 6 8 10

5. Setelah larutan sampel jadi, mengecek indeks bias awal sebelum distilasi
menggunakan alat Refraktometer.
6. Larutan biner yang sudah di cek indeks biasnya lalu disimpan pada rangkaian alat
distilasi
7. Melakukan distilasi dan menghentikan distilasi setelah keluar distilat sekitar 15
tetes. Titik didih distilat dilihat dari suhu pada saat tetesan pertama distilat pada
tabung penampungan.
8. Distilat yang diperoleh dan residu yang ada di cek kembali indeks biasnya
menggunakan alat Refraktometer.
9. Melakukan hal yang sama untuk setiap komposisi.
V
PENGOLAHAN DATA

1. Data berdasarkan literatur

Titik
Rumus Massa molekul Densitas
No Nama zat didih
molekul (gram/mol) (gram/cm3)
(oC)

1 Aseton CH3COCH3 58,089 0,79 56

2 Kloroform CHCl3 119,5 1,46 61,2

2. Data Indeks Bias

No Keterangan Komposisi
1 Aseton (mL) 10 8 6 4 2 0
2 Kloroform (mL) 0 2 4 6 8 10
3 Indeks bias (η) 1,35 1,4468 1,4731 1,4952 1,5141 1,446

3. Penentuan Titik Didih

Indeks bias Indeks bias


Kloroform Titik didih
No Aseton (mL) residu distilat
(mL) (°C)
(η) (η)
1 10 0 52 1,4241 1,3641
2 8 2 52 1,3815 1,4139
3 6 4 53 1,2971 1,4712
4 4 6 55 1,4116 1,3922
5 2 8 56 1,5562 1,5145
6 0 10 57 1,4232 1,414
VI
PERHITUNGAN
1. Aseton 10 mL : Kloroform 0 mL
Mol
Volume 0 mL Kloroform Volume 10 mL Aseton
Berat Kloroform =ρxV Berat Aseton = ρ x V
= 1,48 x 0 = 0,79 x 10
= 0 gram = 7,9 gram

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
Mol Kloroform = Mol Aseton =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
0 7,9
= 119,5 = 58,089

= 0 mol = 0,136 mol

Fraksi mol
𝒎𝒐𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕𝒐𝒏
X Aseton = 𝒎𝒐𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕𝒐𝒏+ 𝒎𝒐𝒍 𝒌𝒍𝒐𝒓𝒐𝒇𝒐𝒓𝒎
0,136
= 0,136+0

=1

2. Aseton 8 mL : Kloroform 2 mL
Mol
Volume 2 mL Kloroform Volume 8 mL Aseton
Berat etanol =ρxV Berat aseton =ρxV
= 1,48 x 2 = 0,79 x 8
= 2,96 gram = 6,32gram

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
Mol etanol = Mol aseton =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
2,96 6,32
= 119,5 = 58,089

= 0,025 mol = 0,109 mol


Fraksi mol
𝒎𝒐𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕𝒐𝒏
X aseton = 𝒎𝒐𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕𝒐𝒏+ 𝒎𝒐𝒍 𝒌𝒍𝒐𝒓𝒐𝒇𝒐𝒓𝒎
0,109
= 0,109+ 0,025

= 0,813

3. Aseton 6 mL : Kloroform 4 mL
Mol
Volume 4 mL Kloroform Volume 6 mL Aseton
Berat etanol =ρxV Berat aseton =ρxV
= 1,48 x 4 = 0,79 x 6
= 5,92 gram = 4,74gram

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
Mol etanol = Mol aseton =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
5,92 4,74
= 119,5 = 58,089

= 0,05 mol = 0,081 mol


Fraksi mol
𝒎𝒐𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕𝒐𝒏
X aseton = 𝒎𝒐𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕𝒐𝒏+ 𝒎𝒐𝒍 𝒌𝒍𝒐𝒓𝒐𝒇𝒐𝒓𝒎
0,081
= 0,081+ 0,05

= 0,618

4. Aseton 4 mL : Kloroform 6 mL
Mol
Volume 4 mL Kloroform Volume 6 mL Aseton
Berat etanol =ρxV Berat aseton =ρxV
= 1,48 x 6 = 0,79 x 4
= 8,88 gram = 3,16gram

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
Mol etanol = Mol aseton =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
8,88 3,16
= 119,5 = 58,089

= 0,074 mol = 0,054 mol


Fraksi mol
𝒎𝒐𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕𝒐𝒏
X aseton = 𝒎𝒐𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕𝒐𝒏+ 𝒎𝒐𝒍 𝒌𝒍𝒐𝒓𝒐𝒇𝒐𝒓𝒎
0,054
= 0,074+0,054

= 0,422

5. Aseton 2 mL : Kloroform 8 mL
Mol
Volume 4 mL Kloroform Volume 6 mL Aseton
Berat etanol =ρxV Berat aseton =ρxV
= 1,48 x 8 = 0,79 x 2
= 11,84 gram = 1,58gram

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
Mol etanol = Mol aseton =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
11,84 1,58
= 119,5 = 58,089

= 0,099 mol = 0,027 mol

Fraksi mol
𝒎𝒐𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕𝒐𝒏
X aseton = 𝒎𝒐𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕𝒐𝒏+ 𝒎𝒐𝒍 𝒌𝒍𝒐𝒓𝒐𝒇𝒐𝒓𝒎
0,027
= 0,027+0,099

= 0,214

6. Aseton 0 mL : Kloroform 10 mL
Mol
Volume 4 mL Kloroform Volume 6 mL Aseton
Berat etanol =ρxV Berat aseton =ρxV
= 1,48 x 10 = 0,79 x 0
= 14,8 gram = 0 gram
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
Mol etanol = Mol aseton =
𝑚𝑟 𝑚𝑟
14,8 0
= 119,5 = 58,089

= 0,124 mol = 0 mol

Fraksi mol
𝒎𝒐𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕𝒐𝒏
X aseton = 𝒎𝒐𝒍 𝒂𝒔𝒆𝒕𝒐𝒏+ 𝒎𝒐𝒍 𝒌𝒍𝒐𝒓𝒐𝒇𝒐𝒓𝒎
0
= 0+0,124

=0
VII
PEMBAHASAN
Aditya Maulana Ikhwan (191411065) :
Dalam distilasi, campuran dua zat (biner) dididihkan sehingga menguap dan uap ini
kemudian mengalir ke tempat dengan tekanan yang lebih rendah (ke arah tabung distilat).
Dalam perjalanannya uap zat yang memiliki titik didih lebih rendah mengalami penurunan
suhu sehingga terjadi kondensasi yang menyebabkan uap tersebut mencair kembali.
Pendingin tersebut berasal dari air yang mengalir berlawanan arah dengan arah uap tersebut
sehingga pendinginan lebih efektif.
Prinsip dasar dari destilasi ini adalah jumlah tertentu campuran yang akan dipisahkan,
dicampurkan dalam reaktor kemudian dipanaskan hingga suhu tertentu, sehingga didapat
destilat yang di inginkan lalu dicatat suhunya. Karena destilasi merupakan suatu metode
pemisahan fasa cair-cair, berdasarkan perbedaan titik didih dan massa jenis.
Pada praktikum kali ini zat yang digunakan yaitu aseton dan kloroform. Campuran zat
tersebut memiliki titik didih yang berdekatan (56,53oC dan 61,2oC), sehingga biasa disebut
campuran azeotrop. Campuran azeotrop merupakan campuran dua atau lebih komponen pada
komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi
biasa. Oleh karena itu, pemisahan dilakukan dengan cara kolom fraksionasi. Distilasi
fraksionasi merupakan suatu metode pemisahan zat berdasarkan perbedan titik didih yang
bedekatan. Adapun prinsip kerja dari pemisahan dengan distilasi fraksionasi yaitu pemisahan
suatu campuran dimana komponen- komponennya diuapkan dan diembunkan secara
bertingkat. Pada tahapan pemisahannya, distilasi ini menggunakan kolom vigreux.
Sedangkan zat yang dapat dipisahkan melalui alat distilasi faksionasi adalah zat yang mudah
menguap dan memiliki perbedaan titik didih yan saling berdekatan. Karena zat yang dianalisa
merupakan 2 buah campuran zat dengan variasi konsentrasi tertentu dengan titik didih aseton
sebesar 56,53 oC dan kloroform memiliki titik didih sebesar 61,2oC sehingga campuran
tersebut sering disebut azeotrop.
Prinsip kerja dari kolom fraksionasi ini adalah mendinginkan uap yang terbentuk
dengan jonjot-jonjot yang terdapat pada kolom fraksionasi, yang berhubungan langsung
dengan udara luar, sehingga fungsinya hampir sama dengan kondensor udara, yang dapat
mengembunkan uap dalam jumlah yang relatif sedikit dan pada suhu tertentu. destilasi
fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan
berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Pada proses distilasi campuran biner yang pertama keluar sebagai distilat adalah aseton.
Hal ini disebabkan karena aseton memiliki titik didih yang lebih rendah yaitu sebesar 56,53oC
dibandingkan dengan kloroform yaitu 61,2 oC, sehingga aseton menguap terlebih dahulu.
Pada penentuan titik didih campuran, titik didih dilihat pada saat terjadinya tetesan pertama,
hal ini menunjukkan telah tercapai nya titik didih campuran.
Fraksi mol aseton terhadap titik didih menunjukkan bahwa semakin kecil fraksi mol zat
dengan titik didih lebih rendah (aseton) menyebabkan titik didih campuran menjadi lebih
besar. Ini dapat dijelaskan dengan hukum raoult.

Pengaruh Fraksi Mol Terhadap Titik


didih
60
50
Titik didih oC

40
30
20 Titik didih

10
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Fraksi Mol Aseton

Grafik diatas menunjukkan bahwa semakin besar fraksi mol menyababkan titik didih
larutan menjadi lebih rendah.
Adanya zat terlarut dengan titik didih lebih tinggi di dalam suatu pelarut dapat
menurunkan tekanan uap pelarut. Tekanan uap aseton lebih besar dari tekanan larutan yang
mengandung kloroform, dan danya kesetimbangan dinamis antara fasa uap dan cairannya.
Oleh karena tekanan uap aseton lebih besar dari tekanan uap larutan aseton-kloroform maka
untuk mencapai keadaan kesetimbangan, uap aseton akan diserap oleh larutan aseton-
kloroform sampai tekanan uap di atas permukaan kedua cairan itu sama dan setimbang.
Proses tersebut menghasilkan perpindahan molekul-molekul aseton dari pelarut murni
melalui fasa uap ke dalam larutan aseton-kloroform sampai tekanan uap pada kedua
permukaan cairan mencapai kesetimbangan.
Mengenai besarnya indeks bias, dapat dilihat ditabel pengamatan bahwa indeks bias
residu sebelum dan setelah dipanaskan dengan komposisi yang sama memiliki hasil yang
berbeda. Indeks bias sebelum pemanasan seharusnya lebih kecil dibandingkan indeks bias
setelah dipanaskan. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan pemanasan, aseton menguap
lebih cepat sehingga yang tersisa dalam residu yaitu sebagian aseton yang tidak menguap dan
kloroform. Sehingga indeks bias menjadi naik, sesuai dengan indeks bias etanol yang besar.
Hubungan indeks bias terhadap kemurnian tidak bisa diukur dengan kuantitatif, yang dapat
dihitung adalah selisih indeks bias antara distilat terhadap zat murninya. Makin besar
selisihnya menunjukkan makin kecil kemurniannya. Akan tetapi, setelah dilakukan percobaan
indeks bias yang didapatkan tidak seperti teoritis karena beberapa sumber kesalahan.
VIII
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan telah disimpulkan bahwa :
1. Semakin besar titik didih suatu campuran maka semakin besar pula indeks biasnya.
2. Titik didih campuran dipengaruhi oleh susunan senyawa-senyawa pembentuk
campuran tersebut. Dan titik didih campuran berada di range titik didih satu zat
penyusun dengan zat penyusun lainnya dalam campuran tersebut.
3. campuran antara aseton dan etanol merupakan campuran azeotrop
4. Metode fraksionasi merupakan metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan
campuran aseton dan etanol berdasarkan titik didih yang berdekatan.
DAFTAR PUSTAKA
majarimagazine.com/2007/.../proses-distilasi-campuran-biner/
Bird, Tony. 1993. Kimia FisikUntukUniversitas. PT Gramedia. Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Aseton
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/pemurnian-material/metoda-
pemisahan-standar/
http://hendrisramdani.blogspot.com/2010/04/distilasi-biner-campuran-azeotrop.html

Anda mungkin juga menyukai