KESETIMBANGAN
KESETIMBANGAN UAP-CAIR
Kelompok : 3
2018
Kesetimbangan Uap-Cair
1. Tujuan
a. Mahasiswa dapat menunjukkan hubungan antara konsentrasi larutan, komposisi uap
dengan suhu pada kondisi kesetimbangan uap-cair sistem biner.
b. Mahasiswa dapat mempraktekkan percobaan distilasi sederhana.
c. Mahasiswa dapat menghitung komposisi larutan berdasarkan indeks bias.
2. Variabel
1. Variable bebas : Volume
2. Variable control : Larutan etanol-air
3. Variable terikat : Suhu dan Indeks bias larutan
Mengulangi langkah
Mengambil sampel baru dan
menganalisis sampel sebelumnya (penambahan air
dan analisa sampel) hingga
menggunakan refraktometer.
volume air total 20 mL
Indeks bias
No. Suhu ( ºC)
Destilat residu
3 70 1,334 1,34
Tabel 4.2 : Hasil perhitungan konsentrasi dan fraksi mol destilat dan residu
90
Destilat/Vapor
80 y = -20286x2 + 1314,7x + 61,175
70 R² = 0,612
Residu/Liquid
60 y = -51049x2 + 2892,4x + 39,972
R² = 0,9055 Destilat
50
Residu
40
Poly. (Destilat)
30 Poly. (Residu)
20
10
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
Kurva 4.1 : Kesetimbangan uap cair larutan air-etanol
Grafik menunjukkan temperatur saat kesetimbangan sesuai dengan fraksi mol yang
terkandung pada campuran, baik dalam cairan maupun uap. Dalam kesetimbangan fraksi mol
yang menguap dan yang teruapkan akan berbeda hingga mencapai suatu titik yang disebut
azeotrop. Titik ini merupakan campuran 2 atau lebih cairan dimana komponennya tidak dapat
dipisahkan dan ditandai dengan fraksi mol baik dalam kondisi cair maupun kondsi uap bernilai
sama.
Percobaan dilakukan dalam satu rangkaian ebulliometer yaitu suatu rangkaian yang
berfungsi mencatat titik didih dari suatu cairan yang berada dalam kesetimbangan uap-cair.
Rangkaian ini terdiri atas boiler yang disertai elemen pemanas dan
d an terhubung power supply DC
serta rangkaian destilasi dengan kondensor refluks yang berfungsi
b erfungsi mengubah uap kembali
menjadi bentuk cair. Larutan awal etanol
etano l dimasukkan ke boiler lalu ditentukan titik didih (saat
terlah setimbang) dan dilakukan penambahan air untuk mendapatkan beragam konsentrasi. Dari
rangkaian ini dapat diambil sampel dari cairan dan uap yang kemudian dianalisis.
Sampel yang diperoleh dari hasil destilasi adalah berupa sampel campuran saat berfasa
cair dan saat berfasa uap (yang telah dikondensasi menjadi cair). Sampel ini kemudian dianalisis
menggunakan refraktometer. Refraktometer adalah sebuah alat yang berfungsi mengukur indeks
bias suatu larutan. Data indeks bias memiliki relasi dengan kadar zat terlarut dalam suatu larutan
larutan
dan dari hubungan tersebut dapat diperoleh suatu fungsi yang menunukkan hubungan antara
konsentrasi dengan indeks bias suatu larutan. Pada percobaan larutan yang digunakan adalah
campuran dari etanol dan air. Sebelum menganalisa sampel, harus dtentukan dulu suatu fungsi
yang menunjukkan hubungan indeks bias dengan konsentrasi menggunakan larutan etanol
standar. Pada percobaan sudah terdapat kurva larutan standar etanol sehingga tidak perlu
dilakukan pembuatan kurva lagi. Dari kurva tersebut sampel dapat dianalisa dan dicari nilai
konsentrasi serta fraksi mol larutan.
Hasil yang didapat adalah berupa kurva yang menunjukkan perubahan fraksi mol
terhadap suhu dalam bentuk kurva kesetimbangan uap-cair berikut :
90
Destilat/Vapor
80 y = -20286x2 + 1314,7x + 61,175
70 Residu/Liquid R² = 0,612
60 y = -51049x2 + 2892,4x + 39,972 Destilat
50 R² = 0,9055
Residu
40
Poly. (Destilat)
30
Poly. (Residu)
20
10
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
6. LAMPIRAN
a. Contoh Perhitungan
Data 1 :
Indeks bias = y = 1,332
1,332 = −0,033 + 0,062 + 1,331
1,331
−0,033 + 0,062 − 0,001
0 = −0,033 0,001
= , = 1,86252
1,86252
b. Gambar