CONTOH SOAL
FISIKA DASAR II
Contoh 1.1
Muatan titik q1 dan q2 terletak pada bidang XOY dengan koordinat berturut – turut (x1, y1) dan
(x2, y2).
q2
q1
Penyelesaian :
= = [(x1 x2 ) + (y1 y2 ) ] ½
12 = =
=
=
= = [(x2 x1 ) + (y2 y1 ) ] ½
21 = =
=
=
Contoh 1.2
3 31
q2 32 q3
r2 r3
q1
Penyelesaian :
Dari gambar dapat ditentukan :
=a
=a +a
Sehingga :
= dan =
=a +a =a
= = = =a
= = ( + ) = =
= ( + )
= ( + )N
= -9,0 N
= +
= +
= N
F3 = =
= 8,0 N
Arah gaya :
= arc tg
Contoh 1.3
Muatan q terletak pada bidang XOY dengan koordinat (x1, y1). Tentukan kuat medan listrik di titik
P yang koordinatnya (xp, yp).
Penyelesaian :
(P) =
= = [(x2 x1 ) + (y2 y1 ) ] ½
= =
(P) = =
Contoh 1.4
Muatan q1 = diletakkan pada koordinat, dan muatan q2 = terletak pada sumbu x positif
berjarak 0,3 m dari pusat koordinat.
a). Tentukan besar dan arah kuat medan listrik di titik P
b). Tentukan gaya yang dialami oleh muatan sebesar 2.10-3 jika diletakkan di titik P
Penyelesaian:
a). = 0,4 m
= = 0,4 m dan = =
= m
= = 0,5 m dan = =
(P)
Contoh 1.5
E(p)
p
Ѳ Ѳ
++++++++++++
A L B
d (P)
a = 2 cm
L = 3 cm
Penyelesaian :
(P)
A, = 360
O
– , sehingga =
(P)
= = = =
Sehingga,
(P) =
contoh 1.6
Sebuah partikel bermuatan q dan bermassa m berada dalam listrik serba sama-besar dan arahnya
sama di setiap titik (uniform)-E dengan arah sumbu x positif. Jika pada saat awal partikel tersebut
dalam keadaan diam pada x = 0, tentukan persamaan gerak dan energi kinetik partikel pada saat
melintas sejauh x.
Penyelesaian:
Percepatan partikel konstanta yaitu a = Qe/m sehingga partikel merupakan gerak lurus berubah
beraturan dalam arah sumbu x (tanda vektor dihilangkan karena geraknya dalam 1 dimensi).
Dengan demikian maka :
v=a.t
= ·t
x= ½ at2
= · t2
v2= x
EK = ½ mv2
=qEx
contoh 1.7
Sebuah elektron memasuki daerah yang dipengaruhi medan listrik serba sama seperti pada gambar
1.11
E
Vo
xy
v
++++++++++++++
+++
Penyelesaian :
= =
b. Komponen gerak elektron dalam arah mendatar merupakan gerak lurus beraturan,
sehingga :
t = = =
c. Perpindahan vertikal :
y = = ( )2
= -1,95 cm
Contoh 1.8
Suatu ruang berbentuk bola dengan jari-jari a mempunyai rapat muatan ruang serba sama dengan
muatan total Q. Tentukan :
TEKNIK KIMIA 2011
8
Penyelesaian :
a) Distribusi muatan mempunyai simetri bola maka kuat medan listrik yang dihasilkannya
juga mempunyai simetri bola ( mempunyai fungsi r sja, dalam arah radial ). Dibuat
permukaan Gauss berjari-jari r > a yang sepusat dengan bola, maka :
Dari hasil perhitungan E tersebut dapat disimpulkan bahwa kuat medan listrik di luar bola
yang dihasilkan oleh muatan terdistribusi merata dalam bola ekuivalendengan kuat medan
listrik yang dihasilkan oleh muatan listrik sebesar muatan bola yang diletakkan di pusat
bola.
b) Dibuat permukaan Gauss berupa bola berjari-jari r < a yang sepusat dengan bola, maka :
Dengan demikian
Hasil perhitungan E di dalam bola menujukan bahwa E - > untukr ->0 . grafik yang
menggambarkan E sebagai fungsi dari r untuk seluruh ruang, baik didalam maupun diluar bola,
contoh 1.9
Tentukan kuat medan listrik yang dihasilkan oleh muatan terdistribusi merata pada suatu bidang
datar tak terhingga luas dengan rapat muatan permukaan.
Penyelesaian :
Simetri distribusi muatan memberikan kesimpulan bahwa kuat medan listrik E pasti tegak lurus
bidang dan arah E dikedua sisi permukaan bidang berlawanan ( ingat sifat garis gaya ).
Untuk menghitung besar kuat medan listrik yang dihasilkan oleh muatan yang terdistribusi pada
bidang tersebut buatlah permukaan Gauss berupa silinder dengan sumbu tegak lurus bidang dan
luas kedua tutupnya masing-masing A serta berjarak sama terhadap bidang tersebut ( lihat gambar
1.17 )
A
E
E
Permukaan gauss
Faktor 2 pada perhitungan diatas muncul karena silinder mempunyai 2 tutup , sedangkan
permukaan selimut silinder tidak memberi sumbangan pada perhitungan karena dA pada daerah
tersebut tegak lurus E sehingga E . Da
Contoh 1.10.
Suatu bola konduktor pejal berjari-jari a mempunyai muatan positif sebesar 2 Q, delingkapi oleh
kulit bola konduktor dengan jari-jari dalam b dan jari-jari c, konsentrasi dengan bola pertama dan
bemuatan – Q (Gambar 1.20). dengan menggunakan Hukum Gauss, `tentukan kuat medan lisrik
dengan daerah:
(1) r<a
(2) a<r<c
(3) b<r<c
(4) r > c setara distribusi muatan pada kulit bola
-Q
R a
b
c
Gambar 1.20 konduktor berbentuk bola pejal jari-jari a dan bermuatan 2 Q dilingkupi oleh kulit
bola konduktor bermuatan –Q
Penyelesaian:
Karma distribusi muatan pada kedua bola mempunyai simetri bola, maka permukaan Gauss dipilih
berbentuk bola yang konsentris dengan kedua bola tersebut pada daerah-daerah yang diminta.
E2 (4πr2) = 2Q / Є0
E2 =1 2Q
4πЄ0 r2
(3) untuk b < r < c ,E3 = 0, sebab kulit bola konduktor dalam kesetimbangan. Hal ini berarti
permukaan Gauss yang di buat pada daerah ini melingkupi muatan total yang besarnya =
0. Jadi, muatan pada permukaan dalam kulit bola konduktor besarnya -2Q, dengan
demikian muatan pada permukaan luar kulit bola konduktor besarnya +Q.
(4) unutk r > c makan qin = 2Q + (-Q) = Q]
Dengan menggunakan Hukum Gauss dapat diperoleh :
Contoh 2.1 :
Suatu muatan titik 5 µC diletakkan di pusat koordinat, dan muatan titik kedua sebesar -2 µC
diletakkan pada posisi (3,0) m (Gambar 2.4a). jika titik yang sangat jauh dipilih sebagai acuan nol
potensial listrik, hitunglah :
Y
Y
(4,0) P P +
r1 r2 5m
4m
q1 q2 3m
- + -
+ X
0 (3,0) 5µC 2µC
Penyelesaian :
Potensial listrik total di P yang dihasilkan oleh dua muatan titik adalah :
a. V(P) =
=
= 7,65.103 Volt
b. W = q3 . V(P)
= (4.10-6 C) (7,65.103 V)
= 3,06.10-2 J
c. U =
= J
Contoh 2.2 :
Tentukan potensial listrik di titik P yang terletak pada sumbu kawat lingkaran bermuatan serba
sama dengan muatan total Q dan jari-jari a. Dari hasil perhitungan yang diperoleh, tentukan pula
kuat medan listrik di titik P.
Penyelesaian :
Pilih sumbu kawat lingkaran sebagai sumbu X dengan pusat koordinat di pusat lingkaran, dan
misalkan titik P berjarak x dari pusat lingkaran seperti pada gambar 2.6.
dq
a x2 + a2
x
P
Gambar 2.6
Setiap elemen dq pada kawat berjarak sama terhadap P, yaitu dan menghasilkan
potensi listrik di P sebesar :
dV(P) =
Sehingga :
V(P) = j Q dq
= ………….. (2.15)
Persamaan 2.15 menyatakan bahwa V hanya bergantung pada x untuk Q dan a tertentu. Hal ini
tidak mengherankan sebab perhitungan tersebut hanya berlaku untuk titik-titik yang terletak pada
sumbu X. Berdasarkan sifat simetri distribusi muatan, mudah diduga bahwa kuat medan listrik E
pada titik-titik yang terletak pada sumbu X hanya mempunyai komponen pada arah sumbu
tersebut. Dalam hal ini, persamaan 2.15 dapat ditulis dalam bentuk :
V(x) =
= ………………(2.16)
Ex =-
=-
=- …………. (2.17)
Jadi, kuat medan listrik di P ( yang berjarak x dari pusat koordinat ) adalah :
(P) =- 1
Contoh 2.3 :
Tenukan potensial listrik di tiik-titik yang terletak pada sumbu suatu piringan bermuatan serba
sama dengan jari-jari a dan rapat muatan permukaan σ. Dari hasil perhitungan yang diperoleh
tentukan pula kuat medan listrik di titik-titik tersebut.
Penyelesaian :
Pilih sumbu piringan sebagai sumbu X dengan pusat piringan sebagai pusat koordinator. Andaikan
titik yang ditinjau (P) berjarak x dari pusat koordinat seperti pada gambar 2.7.
a r2 + x2
x P
dr
luas permukaan = 2π r dr
Gambar 2.7. piringan dibagi menjadi cincin-cincin tipis yang konsentris dengan jari-jari r dan
tebal dr
Piringan dapat dipandang sebagai kumpulan dari cincin-cincin konsentris dengan jari-jari mulai
dari 0 hingga a. Perhatikan suatu cincin dari kumpulan tersebut yang berjari-jari r dan tebal dr,
maka muatan yang dimiliki cincin tersebut adalah :
dq = σdA = σ 2 π r dr
potensial listrik yang dihasilkan cincin ini di titik P dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan 2.15 (periksa conttoh 2.2 ) yaitu :
dV =
V =
= ……….. (2.19)
Ex =-
=-
=-
Contoh 2.4 :
Suatu ruang bentuk bola dengan jari-jari R bermuatan serba sama dengan muatan total Q. Dengan
memilih titik dengan r ∞ sebagai acuan nol untuk potensial listrik nol, tentukan :
B
C
D
Gambar 2.8 Suatu bola bermuatan serba sama dengan muatan total sebesar Q, dan titik
sembarang B, C, dan D
Penyelesaian :
a) Pada contoh 1.8, dengan Hukum Gauss telah diperoleh bahwa besar kuat medan listrik di luar
bola bermuatan serba sama adalah :
E(r) = 1 Q
r ( untuk r > R )
4 π€0 r2
Sehingga E . ds = Er dr
Dengan demikian potensial listrik di suatu titik sembarang B di luar bola yang berjarak r dari
pusat bola adalah :
_ r
VB = ∫ Er dr
∞
Contoh 2.5 :
Diketahui bahwa potensial listrik di suatu daerah yang dipengaruhi oleh muatan yang terdistribusi
dapat dinyatakan sebagai : V = 3x2y + y2 + yz. Tentukan kuat medan listrik di daerah tersebut.
Penyelesaian :
Komponen-komponen kuat medan listrik di daerah yang diminta dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.24 :
_ δ
V _ δ ( 3x2y + y2 +
Ex = =
yz )
δx δx
_ δ 2
( 3x y) _
= 6xy
δx =
_ δ
V _ δ ( 3x2y + y2 +
Ey = =
yz )
δy δy
_ ( 3x2 + 2y + z
=
)
_ δV _ δ ( 3x2y + y2 +
Ez = =
δz δz yz )
_ δ ( yz ) _
= y
δz =
Jadi, E= Ex i + Ey j + Ez R
= -6xy i – (3x2 + 2y + z ) j – y R
Contoh 2.6 :
Gunakan fungsi potensial yang dihasilkan oleh suattu muatan titik untuk menghitung kuat medan
listrik di suatu titik yang berjarak r dari muatan tersebut.
Penyelesaian :
Pottensial listrik di suatu titik yang berjarak r dari muatan titik q adalah :
1 q
V =
4 π€0 r2
Terlihat bahwa V hanya bergantung pada r saja, berarti mempunyai simetri bola, sehingga besar
kuat medan listrik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.25
_ dV _ q d 1
Er = = ( )
dr 4 π€0 dr r
_ q E q
Er = 4 atau = 4 r
π€0r2 π€0r2
Contoh 2.7 :
Suatu dipol listrik terdiri atas dua muatan titik yang sama besar tetapi tidak sejenis dan terpisah
pada jarak 2a seperti pada gambar 2.11. Hitung potensial listrik dan kuat medan listrik di titik P
yang terletak pada jarak x dari pusat dipol, dengan x >> a.
Penyelesaian :
Y
a a P
X
-q q
1 q _ q
V = [ x= ]
4 π€0 x-2 a
2qa
= 4 π€0 ( x2 -
a2 )
V 2qa
Untuk x >> a, ≈ maka
4 π€0x2
Kuat medan listrik E di titik P hanya dalam arah sumbu X saja, sehingga :
Ex _ dV 4qa
E = =
= dx 4 π€0x3
Atau
E = 4qa
4 1
π€0x3
Contoh 2.8
Dua bola konduktor berjari-jari r1 dan r2 terpisah pada suatu jarak yang jauh lebih besar daripada
jari-jari kedua bola. Kedua bola dihubungkan dengan kawat penghantar seperti pada contoh
gambar. Jika dalam kesetimbangan elektrostatik muatan masing-masing bola disebut q1 dan q2,
tentukan perbandingan besar kuat medan listrik pada permukaan kedua bola.
Q1 R1
Q2 R2
Penyelesaian:
Kedua bola dihubungkan dengan kawat penghantar, maka pada keseimbangan elektrostatik
keduanya memiliki potensial listrik sama.
Kedua bola terpisah pada jarak yang jauh (dibandingkan jari-jarinya) sehingga muatan pada kedua
bola dapat dianggap tersebar secara merata pada permukaan bola, dan kuat medan listrik pada
permukaan masing-masing bola adalah:
Contoh 2.9
Tentukan kapasitas ekuivalen (pengganti) antara titik a dan titik b pada rangkaian kapasitor seperti
pada gambar dibawah ini. Jika kapasitas masing-masing kapasitor tersebut dinyatakan dalam
satuan µF.
4 1
a b
2 8
Penyelesaian :
Dengan menggunakan persamaan 2.31 dan persamaan 2.33, rangkaian kapasitor tersebut setahap
dapat disederhanakan seperti terlihat pada gambar 2.22 sehingga akhirnya diperoleh kapasitans
pengganti sebesar 6 µF
4 1 4 4
3 2 6
a b a b a b a b
6 4
2 8 8 8
Pertama-tama menyelesaikan rangkaian kapasitor yang disusun secara seri dibagian kanan
dalam lingkaran merah:
- R1 + R2 = 1+3 = 4 µF
Lalu menambahkan dengan kapasitor dibagian sebelah kiri didalam lingkaran merah:
- + = + = = , = = 2 µF
Pertama-tama menyelesaikan rangkaian kapasitor yang disusun secara seri dibagian kiri
didalam lingkaran hijau :
- R1 + R2 = 6+2 = 8 µF
Lalu menambahkan dengan kapasitor dibagian sebelah kanan didalam lingkaran hijau:
- + = + = = , = = 4 µF
Contoh 2.10
Dua kapasitor dengan kapasitas C1 dan C2 mula-mula mempunyai beda potensial yang sama
(gambar no. 3a), kemudian dihubungkan dengan cara seperti terlihat pada gambar 3b, yaitu plat
positif kapasitor yang satu dihubungkan dengan plat negatif kapasitor yang lain. Jika C1>C2,
Tentukanlah:
a b
a b
S1 S2 S1 S2
C2
C2
Q2
Penyelesaian:
a) Misalkan beda potensial masing-masing kapasitor sebelum dihubungkan adalah V0, maka
muatan masing-masing kapasitor sebelum dihubungkan adalah:
Jika kedua plat dihubungkan seperti pada gambar, maka muatan total plat-plat yang berhubungan
adalah:
Muatan-muatan tersebut akan mengatur diri sedemikian rupa sehinga muatan-muatan pada kedua
kapasitor tersebut menghasilkan beda potensial yang sama pada kedua kapasitor (gambar b) atau
dengan kata lain kedua kapasitor itu kini terhubung secara parallel, sehingga:
b) Energi elektrostatik yang tersimpan dalam kedua kapasitor sebelum dihubungkan adalah:
Terlihat bahwa energy elektrostatik yang tersimpan dalam kedua kapasitor setelah dihubungkan
Lebih kecil dibandingkan dengan sebelum dihubungkan. Hal ini disebabkan sebagian energy
elektrostatik berubah menjadi bentuk yang energy lain, yaitu kalor dan radiasi elektromegnet
selama proses perpindahan muatan berlangsung.
Contoh 2.11
Luas Plat sebuah kapasitor plat sejajar 6 cm2, satu sama lain dipisahkan oleh kertas setebal 1 mm.
Jika tetapan dielektrik kertas = 3,7 dan kekuatan dielektriknya 1,6 . 10 7 v/m:
A ) Tentukan kapasitasnya
TEKNIK KIMIA 2011
21
Penyelesaian :
A)
b) Kekuatan dielektrik adalah suatu besaran yang menyatakan kuat medan maksimum yang masih
dapat ditahan sebelum sifat dielektrik bahan berubah (rusak)
C)
Contoh 2.12
Sebuah Kapasitor Plat sejajar dihubungkan dengan beterai sehingga bermuatan Q0 seperti pada
gambar No 5a. Jika baterai dilepaskan dari kapasitor dan selembar dielektrik dengan tetapan
dielektrik K disisipkan diantara kedua plat (gambar 5b), tentukan senergi yang tersimpan dalam
kapasitor sebelum dan sesudah disisipi dielektrik.
Q0
Dielektrik
C0 Q0 - -
+ -
V0
(a) (b)
Penyelesaian:
Energi elekrostatik yang tersimpan di dalam kapastior sebelum disisipi dielektrik adalah:
Setelah beterai dilepas dan dielektrik disisipkan dalam kapasitor muatan yang tersimpan dalam
kapasitor tetap sebesar Qo sehingga energy yang terimpan dalam kapasitor :
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa energy yang tersimpan di dalam kapasitor
berkurang, sebab K>1. Hal ini dapat dipahami dengan memperhatikan bahwa untuk memasukan
dielektrik dalam kapasitor gaya luar harus melakukan kerja negatif untuk mempertahankan
dielektrik agar tidak dipercepat. Kerja dari gaya luar tersebut tepat sama dengan U – Uo , dan
secara singkat dapat dikatakan bahwa system melakukan kerja yang positif terhadap gaya luar
sebesar Uo – U.
Contoh 2.13
Sebuah kapasitor plat sejajar tanpa dielektrik mempunyai kapasitas Co. Jika ruang diantara kedua
plat diisi dengan bahan yang mempunyai konstanta dielektrik K dengan tebal 1/3 d seperti terlihat
pada gambar. Tentukan kapasitasnya.
1/3d C1
1/3d
d
2/3d
2/3d C2
(a) (b)
Penyelesaian:
Kapasitor yang disisipi dielektriksebagian seperti pada gambar a dapat dipandang sebagai
rangkaian dua kapasitor yang terhubung seri, masing-masing dengan jarak pisah 1/3d terisi penuh
dengan dielektrik dan yang lain.mempunyai jarak pisah 2/3d tanpa di elektrik. Anggapan seperti
ini diperbolehkan sebab tidak ada beda potensial antara plat bawah C1 dan C2
Berdasarkan persamaan 2.28 dan persamaan 2.38 kapasitans kedua kapasitor adalah
Dan
Kedua kapasitor terhubung seri, maka kapasitas ekivalen kedua kapasitor adalah :
Contoh 3.1
Kawat nichrome mempunyai resistivitas 1,5.10¯⁶ Ωm dan jari-jari 0,321 mm.
a. Hitung tahanan per satuan panjang kawat tersebut.
b. Hitung arus yang melalui kawat jika panjang kawat 1 m dan diberi beda potensial 10 V.
c. Jika arus yang melalui kawat 2,16 A, hitung kuat medan listrik di dalam kawat tersebut.
Penyelesaian
a. Luas penampang kawat :
A = π . r²
= π. (0,321.10¯³ m)² = 3,24.10¯² m²
R = ρ1/A → R/1 = ρ/A = 1,5 . 10¯⁶ Ωm/3,24 . 10¯⁷ m² = 4,63 Ω/m
b. l = 1 m → R = 4,63 Ω, sehingga ;
i = V/R = 10 V/4,63 Ω = 2,16 A
Contoh 3.2
Suatu silinder berongga dengan konduktivitas σ mempunyai jari-jari dalam a, jari-jari luar b, dan
panjang L. Jika silinder tersebut dialiri arus dengan arah radial, tentukan tahanan silinder tersebut.
Penyelesaian
Andaikan potensial listrik pada permukaan dalam dan permukaan luar silinder tersebut
dipertahankan konstan masing-masing Va dan Vb, sehingga arus berarah radial. Jika silinder
dipandang sebagai kumpulan selubung-selubung silinder tipis, maka masing-masing selubung
silinder dialiri oleh arus total yang sama (i), karena muatan listrik tetap jumlahnya.
Tinjaulah suatu selubung silinder yang berjari-jari r dan tebal dr. Jika potensial pada permukaan
dalam silinder yang ditinjau V dan potensial pada permukaan luarnya V + dV, maka hubungan
antara arus dan potensial pada selubung silinder tersebut adalah :
i = JA
= σ E . 2 π rL
Karena i berharga kosntan, maka tinjauan untuk seluruh silinder berongga adalah :
Va – Vt = i/2πσL 1n (b/a)
Contoh 3.3
Suatu lampu pijar bertulisan 120 V/150 W, artinya lampu tersebut menggunakan daya listrik
sebesar 150 W bila dipasang pada beda potensial 120 V. Filamen kawat terbuat dari bahan dengan
resistivitas 6. 10¯⁵ Ω dengan luas penampang 0,1 mm².
Hitunglah :
a. Panjang filamen.
b. Arus yang melalui lampu jika dipasang pada tegangan 120 V.
c. Arus dan daya pada lampu jika dipasang pada tegangan 60 V.
Penyelesaian :
a. Dari persamaan 3.9 dan persamaan 3.15 dapat ditentukan :
ρr/A = V²/P
1 = AV²/ρP = (0,1 . 10¯⁶ m²) (120 V)²/(6 . 10¯⁵ Ωm) (150 W)
1 = 0, 16 m
Arus dan daya lampu pada beda potensial 60 V dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.
7 dan persamaan 3. 15.
i = V/R = 60 V/96 Ω = 0,625 A
P = V²/R = (60 V²)/96 Ω = 37,5 W
Perhatikan bahwa arus sebanding dengan tegangan dan daya pada lampu sebanding dengan
kuadrat jarak tegangan.
Contoh 3.4
Sebuah baterai dengan ϵ = 12 V dan tahanan dalam sebesar 0,05 Ω. Kedua ujungnya dihubungkan
dengan tahanan beban sebesar 3 Ω.
a. Hitung arus dalam rangkaian dan beda potensial antara kedua ujung baterai.
b. Hitung daya yang terpakai dalam tahanan beban dan pada tahanan baterai serta daya yang
dihasilakn baterai.
Penyelesaian :
a. i = ϵ /R + r = 12 V/3, 05 Ω = 3, 93 A
V = ϵ - ir = 12 V – (3, 93 A) (0, 05 Ω) = 11, 8 V
Untuk memeriksa hasil V yang diperoleh dapat dihitung berkurangnya tegangan yang melintas
tahanan beban, yaitu :
V = iR = (3, 93 A) (3 Ω) = 11, 8 V
Contoh 3.5
Tunjukkan bahwa daya listrik maksimum yang terpakai pada tahanan beban terjadi jika tahanan
beban sama dengan tahanan dalam sumber tegangan. Gambarkan sketsa grafik daya yang terpakai
sebagai fungsi tahanan beban dalam skala relatif terhadap tahanan dalam sumber.
Penyelesaian :
Contoh 3.6
Lima buah resistor masing-masing R=8 Ω R2=4Ω R3=2Ω R4=4Ω R5=3Ω, dirangkai seperti
gambar
Penyelesaian : R5
R1 R2
R3 R4
Gamabar 3.13 rangkaian resistor unutk contoh 3.6
a. Dengan menggunakan lambang hubungan seri dan pararel dua resistor, tahanan
ekivalen rangakian tersebut dapat di hitung dengan persamaan 3.24 dan persamaan
3.27, sebagai berikut:
b.
Contoh 3.7
Lima buah lampu, masing-masing L1=L2=L3 : 4V/2W, L4=L5 4V/4W terpasang pada
sumber tegangan dengan Є = 5V seperti pada gambar 3.14
Penyelesaian :
Masing-masing lampu dapat dianggap sebagai resistor dengan tahanan yang dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan 3.15 dan daya pada masing-masing lampu dapat juga
dihitung dengan menggunakan persamaan 3.15
a.
Dengan demikia :
Atau 8 =8
Mengingat
maka
b. Jika lampu L5 putus, maka L1,L2 dan L3 terhubung seri ( dialiri arus yang sama ).
TEKNIK KIMIA 2011
28
Tahanan masing-masing lampu dan arus yang melalui masing-masing lampu juga
sama yaitu :
Contoh 3.8
Є1
R1 R2
Є2
Gambar 3.17 suatu rangkaian seri terdiri atas dua buah batrai dan dua buah resistor
Penyelesaian :
Misalnya dipilih arus seprti pada gambar 3.17 dan arah lintasan sesuai dengan arah jarum
jam. Besar arus disetiap bagian rangkaian sama besar karena tidak ada titik cabang.
Menurut hukum kirchhoff II :
Hasil negatif pada perhitungan tersebut berarti bahwa arah arus yang sesungguhnya
berlawanan dengan arah yang dipilih
Contoh 3.9
Tiga buah resistor masing-masing dengan tahanan R1=2Ω, R2=4Ω dan R3=6Ω dna dua
buah sumber teganan masing-masing Є1=10V dan Є2=14V (tahanan dalam diabaikan)
terangkai seperti pada gambar 3.18
Tentukan :
R2
R3
Є1
R1
Gambar 3.1
Penyelesaian :
a. Terdapat tiga arus dan dipilih arah masing-masing arus seperti pada gambar 3.18
karena tiga variabel yang belum diketahui, maka untuk menyelesaikannya diperlukan
tiga persamaan, yaitu:
1. Titik cabang c :
2. Loop denganarah abcda :
Atau :
3. Loop dengan arah befcb :
Atau :
Subtitusikan persamaan (1) ke persamaan (2) dan sederhanakan persamaan (3)
maka :
Seperti pada contoh 3.8 hasil negatif pada i2 dan i3 ini berarti bahwa arah arus
yang sebenarnya pada cabang befc dan cdab berlawanan arah dengan arah yang
dipilih
b. Vbc dapat dihitung melalui berbagai lintasan. Pilihan yang paling menguntungkan
adalah melalui lintasan badc, sehingga :
Contoh 3.10
Tiga resistor, tiga sumber tegangan dan sebuah kapasitor terangaki seperti pada gambar
3.19
4V
a e
5Ω
2Ω
Gambar 3.19 b f
8V 3Ω
c g
d h
2V
Penyelesaian :
a. Pertama-tama yang harus diketahui adalah pada keadaan stasioner cabang yang
mempunyai kapasitor merupakan cabang terbuka, atau dengan kata lain arus pada
cabang tersebut berharga nol.
Dengan memilih arah arus seperti pada gambar maka :
1. Titik cabang c :
2. Loop dengan arah defcd :
3. Loop dengan arah cfgbc :
Gunakan hasil i2 dalam persamaan (2) dan (3) maka akan diperoleh :
b. Mengingatkan i = 0 pada cabang ghab, maka hukum kirchhoff kedua pada loop abgha
memberikan :
Muatan kapasitor :
Pada beberapa buku, hukum kirchhoff II dalam bentuk matematis dituliskan sebagai
berikut:
Contoh 3.11
Kapasitor tak bermuatan dengan C = 5 µF, sebuah resistor dengan R= 8.105 Ω dan sebuah sumber
t (s) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
q
0 13,2 23,6 31,6 37,9 42,8 46,6 49,5 51,8 53,6
(µC)
I (µA) 15 11,6 9,09 7,08 5,5 4,29 3,34 2,1 2,03 1,58
tegangan dengan θ = 12 V dihubungkan secara seri dan dilengkapi dengan sebuah saklar S seperti
pada Gambar 3.24
a) Tentukan tetapan waktu rangkaian, muatan maksimum pada kapasitor, arus maksimum
pada rangkaian, muatan kapasitor, serta arus rangkaian sebagai fungsi waktu setelah saklar
ditutup.
b) Buat sketsa grafik q(t) dan i(t)
E S
Penyelesaian:
a). τ = RC = (8.105 Ω) (5.10-6 F)
τ=4s
Q = CЄ = (5.10-6 F) (12V)
Q = 6.10-5 C atau 60 µC
io = 1,5.10-5 A atau 15 µA
15 0,15 µA 60 0,60 µC
50
40
10
30
20
5
10
1 2 3 4 6 1 2 3 4 5 6 7
5 7
TEKNIK KIMIA 2011
33
Contoh 4.1 :
Sebuah kawat lurus panjang berjari-jari a dilalui arus total io yang terdistribusi secara merata pada
penampang kawat. Tentukan induksi magnet pada titik-titik yang berjarak r dari sumbu kawat,
baik didalam kawat (r < a) maupun diluar kawat (r > a)
Penyelesaian
Mengikuti simetri distribusi arus dalam kawat, buatlah “lintasan ampere” yang berupa lingkaran
berjari-jari r dengan pusat pada sumbu kawat. Melihat simetri persolalan yang dibahas, B
sepanjang lintasan tersebut konstan.
Untuk r ≤ a :
in
B =
B(2 =
B= ( untuk r ≤ a)
Untuk r ≥ a
= in
B = o
B(2 = o
B= (untuk r ≥ a)
Contoh 4.2 :
Suatu bidang yang luasnya tak berhingga mempunyai arus permukaan. Jika bidang tersebut dipilih
sebagai bidang xy, arus dalam arah sumbu y, dan rapat arus permukaan tiap satuan panjang J.
Tentukan induksi magnet disekitar bidang tersebut.
Penyelesaian:
Buatlah lintasan ampere berupa persegi panjang berukuran a x b yang diletakkan sedemikian rupa
sehingga dua sisi sejajarnya yang terpanjang terletak simetri terhadap permukaan.
. . . . . . . . . x
x
e
Gambar tampak samping permukaan tak berhingga luas dengan arus J yang arahnya dinyatakan
dengan tanda 0 (arah sumbu Y)
Berdasarkan aturan sekrup kanan arah vector B di atas bidang xy ke kanan, sedangkan dibawah
bidang tersebut berarah kekiri. Tidak ada B dalam arah vertical (sumbu z) dan dengan mengingat
simetri lintasan ampere yang dibuat, besar B dikedua sisi lintasan yang sejajar bidang sama besar
sehingga
= in
B. a =
B=
Dari persamaan tersebut ternyata bahwa induksi magnet di suatu titik yang dihasilkan oleh bidang
yang luasnya tak berhingga dan dialiri arus permukaan tidak bergantung pada jarak titik tersebut
ke bidang. Hasil ini sangat mirip dengan kuat medan listrik yang dihasilkan oleh bidang yang
luasnya tak berhingga yang bermuatan listrik serba sama.
Contoh 4.3
Dengan menggunakan Hukum Ampere tentukan induksi magnet yang ditimbulkan oleh solenoida
berarus i, sangat panjang dan mempunyai jumlah lilitan per satuan panjang n.
Penyelesaian :
Anggaplah gulungan (lilitan) kawat cukup rapat dan luas penampang selenoida cukup
kecilsehingga medan magnet di dalam selenoida serba sama dalam arah sumbu dan medan magnet
di luar selenoida sama dengan nol.
TEKNIK KIMIA 2011
35
. x
. x
. x
. x
. x
. x
. B x
a
. x
. x
. x b
. x
. x
dapat dianggap hanya terdapat di dalam solenoida dan searah dengan sumbu solenoida, maka
persamaan tersebut menjadi:
B.a = µo (nxa)i
B = µo n x i
Telihat bahwa hasil ini sama dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan Hukum Biot-
Savart, tetapi perhitungannya jauh lebih sederhana.
Contoh 4.4:
Toronoida adalah kumparan kawat berarus berbentuk selubung dengan bangun geometri seperti
kue donat sedemikian rupa sehingga setiap lilitan berbentuk lingkaran yang terletak pada bidang
tegak lurus garis tengah (sumbu) toronoida (Gambar 4.10)
Toroida berarus i. Arah B didam kumparan berhimpit dengan garis singgung di setiap detik
Tentukan induksi magnet yang dihasilkan oleh toronoida dengan jumlah lilitan N, dialiri arus I,
jari-jari dalam Rd dan jari-jari luar R.
Penyelesaian
Dengan pengertian toroida seperti diatas, maka dapat dianggap arah induksi magnet di dalam
toroida merupakan arah garis singgung lingkaran-lingkaran yang konsentris dengan lingkaran
sumbu toroida.
Dibuat lintasan ampere berupa lingkaran dengan jari-jari r yang konsentris dengan lingkaran
sumbu toroida.
(a) Untuk r < Rd :
= in
B =
B=0 ( untuk r < Rd)
B =
B.2 =
B=
= (sebab jumlah arus yang masuk ke dalam lintasan ampere sama dengan
jumlah arus yang meninggalkannya)
Contoh 4.5
Sebuah electron bergerak dengan kecepatan = 2. 104 i ms-1, melintasi medan magnet serba sama
dengan B=0,5 j T.
a) Hitunglah gaya magnet yang bekerja pada electron tersebut.
b) Hitunglah gaya magnet yang bekerja pada proton jika bergerak melalui medan magnet
tersebut dengan kecepatan (3i + 4j). 105ms-1
Penyelesaian:
a). gaya magnet pada electron:
Sebuah partikel dengan massa 5.10-24 kg, bermuatan 2.10-16 C, bergerak dengan kecepatan v =
4.106 ms-1 , melintasi medan magnet B = 2 T. Jika kecepatan partikel membentuk sudut dengan
tg θ = ¾ terhadap B, tentukanah:
Penyelesaian :
v = v cos θ i + v sin θ j
F = qv X B
= -4,8 k . 10-10 N
r = mv sinθ
qB
= (10-24 kg) (4.106 ms-1) (0,6) = 1,2.10-2 m
(10-16 C) (2T)
v = v cos θ
(c) = q B
= (10-6 C) (2T)
(10-24 kg )
= 2.108 ms-1
Contoh 4.7:
Kawat berarus membentuk suatu loop seperti pada gambar 4.17. Jika kawat tersebut terletak pada
bidang xy dan B bersifat serba sama searah dengan sumbu y, tentukan gaya magnet pada bagian
kawat yang lurus pada bagian kawat yang membentuk busur setengah lingkaran
Gambar 4.17 Gaya magnet total pada loop kawat berarus dalam medan magnet serba sama
adalah nol
Penyelesaian :
Gaya magnet pada bagian kawat yang lurus dapat dihitung dengan persamaan 4.31, yaitu :
Fi = i (2R) i X Bj
= 2i R B R
Untuk menentukan gaya magnet pada bagian kawat yang melengkung, busur lingkaran dibagi –
bagi menjadi elemen – elemen ds yang cukup kecil sehingga dapat dianggap lurus. Ditinjau
elemen ds yang membentuk sudut T terhadap B. Gaya magnet pada elemen ini adalah :
dF2 = i (ds X B )
= -i ds . B sin k ds = R dθ
= -R B sin θ dθ k
Dari Gambar 4.17 terlihat bahwa untuk seluruh busur setengah lingkaran, berubah = 0 hingga =
π sehingga gaya total pada busur lingkaran :
F2 = π
0 (- i R B ) sin θ d k
=-2iRBk
Catatan : perhitungan panjang lebar untuk menghitung F2, semata – mata hanya dimaksudkan
untuk meyakinkan bahwa hasil perhitungan ini sesuai dengan persamaan (4.31) yang dapat
dilakukan secara cepat ( coba Anda lakukan sendiri ). Hasil perhitungan ini juga menunjukkan
bahwa untuk seluruh loop F1 + F2 = 0
Contoh 4.8 :
Tentukan gaya magnet antara dua kawat berarus yang sejajar seoerti pada Gambar 4.1.
Gambar 4.18 Dua kawat lurus berarus panjang diletakkan sejajar saling mengerjakan gaya satu
terhadap yang lain.
Penyelesaian :
Telah s diuraikan bahwa kawat berarus menghasilak medan magnet disekitarnya dan kawat
berarus yang berada dalam medan magnet luar mengalami gaya magnet. Dengan demikian, dua
kawat bearus yang berdekatan akan saling berinteraksi dengan gaya magnet karena yang satu
berada dalam medan magnet yang ditimbulkan oleh kawat yang ain.
Perhatikan duu kawat lurus berarus yang diletakkan sejajar pada jarak d seperti pada Gambar 4.18.
Jika kawat tersebut sangat panjang, maka induksi magnet yang dihasilkan oleh kawat I di titik –
titik pada kawat II adalah
B21 = µo i1
2π d
Dan sebaliknya:
B12 = µo i2
2π d
Arah gaya yang bekerja pada masing – masing kawat ditentukan oleh arah B dan i1 dan i2 searah,
maka kedua kawat tersebut akan saling tarik dan sebalinya. Besar gaya tarik atau gaya tolak dua
kawat sejajar yang dialiri arus masing – masing i1 dan i2 dan teripisah pada jarak b adalah:
F= µo i1 i2 1 (4.32)
2π d
F = µo i1 i2 1 (4.33)
1 2π d
Perlu diperhatikan bahwa sifat ohmmeter berbeda dengan amperemeter atau voltmeter. Hal ini
disebabkan karena R berbanding terbalik terhadap i sehingga dalam multitester (
gabungan fungsi ketiga alat tersebut ) pembaca skala untuk R berlawanan dengan pembacaan
skala untuk i dan v.
Contoh 4.9
Kumparan dalam suatu galvanometer teriri atas N lilitan dengan luas penampang A dan diletakkan
dalam medan magnet yang besarnya konstan dalam arah radial sehingga setiap saat kumparan
dapat dianggap tegak lurus terhadap medan magnet. Kumparan tersebut dihubungkan dengan
pegas dengan tetapan puntir K.
Penyelesaian:
µ=NiA
= |µ X B |
=NiAB (4.38)
Andaikan pada saat kesetimbangan tercapai kumparan menyimpang dengan sudut , maka besar
momen gaya yang dihasilkan :
=KE (4.39)
Harga pada kedua persamaan tepat sama pada saat kesetimbangan tercapai, sehingga :
θ = NiAB (4.40)
θ = 0,08 rad
= 4,6o
Berdasarkan harga bahan,secara ringkas sifat magnetik bahan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Diamagnetik : µr ≤ 1
Paramagnetik : µr ≥ 1
Feromagnetik : µr >> 1
Contoh 4.10 :
Suatu toroida dengan 300 lilitan/m dialiri arus 5A. Jika ruang di dalam kumparan toroida diisi
dengan besi yang mempunyai permeabilitas magnetik sebesar 5000 , hitunglah H, B dan M di
dalam besi tersebut.
Penyelesaian :
Bila di dalam kumparan tidak terdapat besi, maka induksi magnet B di dalam kumparan adalah B
= o n i. Dengan adanya besi,permeabilitas mpa ( o) berubah menjadi , sehingga :
B=µni
= 5000 µo n i
TEKNIK KIMIA 2011
42
= 9,43 T
Dari hasi tersebut terlihat bahwa dengan adanya besi dengan = 5000 o, B menjadi 5000 kali
semula. Selanjutnya dengan menggunakan persamaan 4.43 dan persamaan 4.42 maka :
H=
= n i = 1500 A / m
M= -H
=( -1)H
Contoh 5.1:
Suatu kumparan berbentuk bujur sangkar dengan sisi 20 cm, terdiri atas 200 lilitan dan
mempunyai tahanan total 4 ,diletakan dalam medan magnet serba sama dengan sumbu kumparan
tegak lurus medan magnet. Jika induksi magnet medan tersebut berubah secara linear mulai dari 0
hingga 1,6 T selama selang waktu 0,8s, tentukan besar ggl induksi dan arus induksi selama
perubahan medan tersebut.
Penyelesaian:
B (t) = . t = 2t
Fluks magnet :
= B A cos θ
= 2t . (0,2)2 . 1
= 0,08 t
= 200 . 0,08
=16 v
I=
= 4A
Contoh 5.2
Suatu kawat berbentuk huruf U, dilengkapi batang logam ab yang dapat digeser dan tetap
menyinggung kawat tersebut. Susunan ini diletakkan dalam medan magnet serba sama B yang
arahnya ditunjukkan dalam gamar 5.4. Jika batang ab digerakkan ke kanan dengn kecepatn V,
maka fluks magnet yang menembus loop bertambah besar dalam arah tegak lurus kedalam (x)
karena luas loop bertambah sedangkan B konstan.
Penyelesaian :
Φm = AB
= AB0 e-at
Ggl induksi :
= -1 (-a) . A. B0 e-at
= a AB0 e-at
Persamaan tersebut menunjukaan ahwa ggl induksi berubah terhadap waktu secara esponensial
mengikuti B, atau sebanding dengan B. Hasil yang demikian ini tidak berlaki secara umum,
kesebandingan tesebut diperoleh secara kebetulan hanya karena B meluruh secara eksponensial
terhadap waktu.
Gambar 5.6 (a) Sketsa grafik B(t) (b) Sketsa grafik (t)
Contoh 5.3 :
Sebuah loop bujur sangkar dengan sisi a diletakkan sebanding dengan kawat lurus sangat panjang
yang dialiri arus i (t) seperti pada Gamar 5.7. Jika i,
tentukan:
Penyelesaian :
(a) Induksi kawat magnet B yang dihasilkan oleh kawat berarus tidak serba sama, melainkan
merupakan fungsi jarak terhadap kawat. Memperhatikan sifan simetri, tinjaulah suatu
elemen luasn loop sebesar dA yang letaknya simetri terhadap kawat,berjarak x dari kawat
dan lebarnya dx. Karena dx cukup kecil, ,aka induksi magnet B diseluruh elemen tersebut
dapat dianggap homogen, yaitu:
B (x) = µo i(t)
2πx
Sehinnga d Φm = B d A
= µo i(t) a d x
2πx
= µo a i(t) d x
2π x
Φm = µo a i(t) b + a d x
2π b∫ x
= µo a i(t) (b + a) i (t)
2π b
2π b
Dt
= -1 µo a In (b - a) Im (-ω) sin ωt
2π b
2π b
Contoh 5.4:
Sebuah batang penghantar dengan panjang L diputar dengan kecepatan sudut W terhadap sumbu
tegak lurus batang lewat salah satu ujung batang. Jika batang tersebut berada dalam medan
magnet serba sama B searah dengan sumbu putar seperti pada Gambar 5.9, tentukan besar ggl
yang timbul pada batang logam trrsebut.
Penyelesaian:
Ditinjau elemen batang setebal posisi berjarak r dari sumbu putar, maka kecepatan elemen batang
tersebut adalah v = ω r dengan arah tegak lurus B maupun batang penghantar . Ggl yang timbul
pada elemen batang adalah (berdasarkan persamaan 5.6):
dЄ=Bvdr
B ω r dr
Ggl induksi pada seluruh batang penghantar:
Є =
= ⅟1/2 B ω L²
Contoh 5.5:
Sebuah batang penghantar ab dengan panjang L dan massa m bergerak sepanjang kawat sejajar
tanpa gesekan dan melintasi medan magnet B serba sama serta tegak lurus seperi pada Gambar
5.10. Jika pada saat awal batang tersebut bergerak kekanan dengan kecepatan V₀, tentukan
kecepatan batang, arus induksi dan ggl induksi pada batang sebagai fungsi waktu.
Penyelesaian:
Berdasarkan Hukum Lenz, arus induksi dalam batang ab berarah dari b ke a sehingga gaya magnet
pada batang ab adalah:
Tanda negatif pada persamaan tersebut menyatakan bahwa arah gaya magnet ke kiri. Gaya magnet
tersebut merupakan satu-satu nya gaya dalam arah horizontal sehingga menurut Hukum Newton
II:
Fm = m
-liB = m
Berdasarkan persamaan 5.6 karena Ѳ=90˚ maka: Є=Blv. Jika tahanan total loop adalah R, maka i
= Blv/R , sehingga:
-I B =m
atau = , dengan =
dt
ln
atau v = vo
i=
ε = i R = Bl vo.
Terlihat bahwa V mengecil dan selaras dengan itu Є dan i juga mengecil.
Contoh 5.6:
Sebuah solenoida yang panjang mempunyai jari-jari R dan n lilitan per satuan panjang.Jika
solenoida tersebut dialiri I = lm sin wt (Im dan w konstan), tentukan medan listrik induksi yang
dihasilkannya sebagai fungsi r (jarak ke sumbu solenoida)
Penyelesaian:
Induksi magnet B di dalam solenoid dapat dianggap serba sama dan medan magnet B di luar
solenoida dapat diabaikan. Buat loop berupa lingkaran dengan jari-jari r yang sumbunya berhimpit
dengan sumbu solenoida dengan menggunakan persamaan 5.15, maka r<R:
E.2πr = ( B . πr²)
= - πr²
E = µ₀ n lm w r /2 . sin wt
Untuk r > R :
E . 2πr = (B . πR²)
= - π R² µ₀ n lm sin wt
Hasil perhitugan tersebut menunjukkan bahwa harga maksimum ( amplitudo) medan listrik
induksi di dalam induktor (solenoida) bertambah sebanding dengan r, sedangkan di luar induktor
berkurang atau berbanding terbalik dengan r.
Contoh 5.7:
Suatu silinder berongga dengan luas penampang luar 8 cm² dililiti dengan kawat penghantar
sejumlah 40 lilitan, kemudian disekat dengan bahan isolator dan dililiti lagi dengan kawat
penghantar lain sejumlah 20 lilitan. Panjang kumparan pertama (l1 adalah 40 cm; kumparan
kedua diatur simetri terhadap kumparan pertama (Gambar 5.17) dan luas penampang kedua
kumparan dianggap sama dengan luas penampang silinder.
(a).Temukan induktans bersama (silang) antara kumparan I dan II
(b).Jika kumparan pertama dialiri arus i1 = 2 cos 100 t, hitung ggl induksi pada kumparan II
(c).Jika kumparan II dialiri arus i2 = 2 cos 100 t, hitung ggl induksi kumoaran I
TEKNIK KIMIA 2011
48
Penyelesaian:
(a). Kumparan I dianggap cukup panjang sehingga induksi magnet ditimbulkannya di daerah
dalam kumparan II.
B21 ≈
Φ21 = A₂ . B21
M21 = N₂ ( )
(b) Є₂ = - M21
= - M₂₁ di₂ / dt
= 1,28 π sin 100t mv
Contoh 5.8 :
Sebuah induktor terbuat dari kumparan kawat penghantar dengan 100 lilitan. Jika panjang
kumparan l = 16 cm dan luas penampang nya 8 cm², hituglah:
(a).induktans diri kumparan tersebut
(b).induktans diri kumparan jika kumparan tersebut disisispi antibesi dengan µ = 500 µ₀.
Penyelesaian :
(a).Dengan menganggap medan magnet di dalam kumparan bersifat serba sama, sehingga
Φm = µ₀ N I A / l
Induktans kumparan :
L = N Φm / i
= µ₀ N² A / l
(b). Dengan adanya antibesi dengan µ = 500 µ₀, maka B dan fluks magnet dalam kumparan
menjadi 500 kali semula. Dengan demikian, induktansi kumparan menjadi 500 kali semula.
L ≈ 500 . 20 π µH
= 0,01π H
= 0.0314 H
Contoh 5.9:
Suatu rangkaian seperti pada Gambar 5.20 mempunyai R = 6, L = 30 mH, dan Є = 12 Volt. Pada
saat t=0, saklar S dihubungkan dengan posisi 1.
(a).Tentukan tetapan waktu rangkaian
(b).Tentukan arus dalam rangkaian pada t = 2 ms
(c).Jika setelah arus stasioner tercapai, saklar dengan cepat dipindahkan ke posisi 2, tentukan arus
dalam rangkaian sebagai fungsi waktu yang dihitung dari saat saklar dipasang pada posisi 2.
Penyelesaian :
(a).Tetapan waktu rangkaian :
Т = L / R = 30 mH / 6 Ω = 5 ms
(b).Arus pada rangkaian, gunakan persamaan 5.29 :
i = Є / R [ 1 - e⁻⁰⁄ ]
= 12 v / 6 Ω [ 1 - e⁻⁰⁴]
= 0,66 A
.Jika saklar dipindahkan ke posisi 2, maka Є = 0 sehingga persamaan 5.26 menjadi:
-i F – L di / dt = 0
di / i = - R / L dt
ln i / i₀ = R / L t
i = in e⁻
i₀ menyatakan besar arus dalam rangkaian pada saat saklar menyentuh posisi 2, yaitu harga arus
stasioner untuk soal (a) dan (b) yang besar nya Є /R. Dengan demikian, arus dalam rangkaian jika
saklar pada posisi 2 adalah :
i (t) = Є / R Є⁻
Terlihat bahwa arus tidak langsung berhenti, akinat ggl balik yang berusaha mempertahankan arus
semula.
Contoh 5.10
Dua buah konduktor masing – masing berbentuk kulit silinder berjari – jari a dan b , panjang l
terpasang secara koaksial. Kulit dalam dialiri arus i keatas dan kulit dalam dialiri arus i kebawah.
Tentukan induktans konduktor tersebut
Hitung energy yang tersimpan dalam konduktor tersebut
Penyelesaian:
B=(μo i)/(2πr ) untuk a< r< b
B=0 untuk r < adan r>b
Tinjau suatu elemen bidang setebal dr yang berjarak r dari sumbu silinder, maka
dA = 1 dr
dan
σm= δ dA
= dr
Fluks magnet total yang melaui penampang irisan antara kedua kulit yang letaknya berhimpit
dengan arah radial :
φm = dr
= ln [ ]
L=[ ]= ln [ ]
Um=1/2 Li2
= ln [ ]
Contoh 6.1:
Sebuah kapasitor dengan kapasitas 8 μF dihubungkan dengan generator AC yang mempunyai
tegangan maksimum 150 V dan frekuensi 60Hz. Hitunglah harga reaktan kapasitif dan arus
maksimum dalam rangkaian tersebut
Penyelesaian:
Frekuensi sudut : ω = 2πf= 377 s-1
Reaktansi positif :
Xc=1/ωC=1/(377 s-1 (180-6 F))= 332 ℧
Arus maksimum dalam rangkaian :
Im= Vm/Xc=150V/332=0,452 A
Contoh 6.2
Dari gambar 6.5a, andaikan dietahui : L = 60 mH, tegangan maksimum generator AC 300 V
dengan frekuensi 60 Hz, hitunglah :
Penyelesaian :
a. Tegangan maksimum pada induktor sama dengan tegangan maksimum generator AC,
yaitu : Vm = 300 V.
b. Dari persamaan 6.12, reaktans induktif :
c. Dari persamaan 6.11 arus maksimum dalam rangkaian sama denga arus maksimum
yang melalui induktor yaitu :
Contoh 6.3 :
Dari rangkaian seri R-C-L diketahui R= 250 , L = 0,6 H, C = 3,5 F, W = 377 s-1 Vm = 150 V.
Hitunglah :
Penyelesaian:
XC = = = 758
Impedans rangkaian :
Z=
= = 588
(b) Harga maksimum arus rangkaian:
Im = = = 0,255 A
tg = = 0,255 A
= arc tg = arc tg ( )
TEKNIK KIMIA 2011
52
= -61,8
Dengan asumsi bahwa sudut fase tegangan yang dipergunakan tertinggal 64,8 terhadap arus, maka
harga-harga sesaat arus dan tegangan yang digunakan masing-masing adalah:
Contoh 6.4:
Penyelesaian:
Vrms = = = 106 V
Irms = = = 0,180 A
Daya rata-rata:
= 8,13 W
Catatan: hasil yang sama akan diperoleh bila daya rata-rata tersebut dihitung dengan
menggunakan persamaan P = . R.
Contoh 6.5:
Pada rangkaian seri R-C-L diketahui R = 150 , L = 20 mH, Vm = 20 V dan = 5000 s-1.
Tentukan besarnya kapasitas C agar arus dalam rangkaian mencapai harga maksimum dan
tentukan pula harga maksimum arus tersebut.
Penyelesaian:
=
5.103 s-1 =
C=
= = 2 F
Im = =