Anda di halaman 1dari 36

BAB II

ELEKTRISASI DAN
MAGNETISASI
II.1 TUJUAN :
1. Tujuan Pembelajaran Umum : Memperkenalkan fenomena medan listrik
dan medan magnet
2. Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Menjelaskan terjadinya medan listrik
2. Menjelaskan muatan listrik sebagai sumber medan listrik
3. Menjelaskan sifat-sifat medan listrik
4. Menjelaskan konsep fluks listrik dan kerapatan fluks listrik
5. Menjelaskan terjadinya medan magnet
6. Menjelaskan arus sebagai sumber medan magnet
7. Menjelaskan konsep fluks magnetik dan kerapatan fluks magnetik
II.2 PENDAHULUAN
Dalam mempelajari Elektromagnetika, kita harus pusatkan perhatian pada
empat besaran vektor yang disebut medan elektromagnetik, yaitu :


E

= kuat medan listrik (volt per meter)



D

= kerapatan fluks listrik (coulomb per meter persegi)



H

= kuat medan magnet (ampere per meter)



B

= kerapatan fluks magnetic (weber per meter persegi atau tesla)


Semuanya adalah vektor yang merupakan fungsi ruang dan waktu. Medan
elektromagnetik ini selalu ada. Beberapa dari medan elektromagnetik ini berasal dari
sumber alam seperti matahari, petir dan bintang-bintang. Ada juga yang sengaja
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-1
dibangkitkan untuk keperluan tertentu, seperti gelombang radio dan sinar laser .
Medan elektromagnetik memiliki jangkauan penggunaan yang luas, mulai dari
komunikasi sampai peralatan medis, dari sonar lingkungan sampai dengan
pembangkit energi.
Pada bagian ini, akan dijelaskan fenomena medan listrik dan medan magnet
yang menjadi bagian medan elektromagnetika. Eksperimen yang menjelaskan
tentang hal ini adalah eksperimen Coulomb, Gauss, Biot-Savart, Ampere dan
faraday. Hal ikhwal yang berkaitan dengan terjadinya fenomena medan listrik dalam
buku ini disebut elektrisasi, sedangkan hal ikhwal yang berkaitan dengan terjadinya
fenomena medan magnet disebut magnetisasi. Kita akan memulai terlebih dahulu
tentang elektrisasi, dengan didahului bahasan tentang eksperimen Coulomb, disini
Coulomb mengamati perilaku antara dua muatan listrik, yang menghasilkan gaya
listrik, dari eksperimen inilah hal ihwal adanya medan listrik dijelaskan.
II.3 ELEKTRISASI
II.3.1 Hukum Eksperimental Coulomb
Coulomb (nama lengkapnya Kolonel Charles Coulomb) melakukan suatu
rangkaian percobaan untuk menentukan secara kuantitatif gaya yang bekerja antara
dua benda yang masing-masing bermuatan listrik statis, dari percobaan tersebut
Coulomb menemukan bahwa gaya antara dua benda yang sangat kecil dalam ruang
hampa yang terpisahkan pada jarak yang besar dibandingkan ukurannya, berbanding
lurus dengan besar muatan masing-masing benda tersebut dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak. Atau :

2
2 1
R
Q Q
k F
2.1
Q
1
dan Q
2
menyatakan besar muatan masing-masing benda (positif atau negatif)
yang memiliki satuan Coulomb, jika Q
1
dan Q
2
mempunyai tanda yang sama (positif
semua atau negative semua), maka gaya yang dirasakan akan tolak-menolak,
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-2
sedangkan jika berlawanan tanda (satu muatan positif dan satu muatan negatif) akan
terjadi gaya tarik-menarik.
R menyatakan jarak antara kedua benda tersebut.
k merupakan konstanta yang tergantung dari medium tempat muatan berada, yang
dirumuskan :

o r
4
1
4
1
k

2.2
dengan :
= permitivitas medium
=
r

o

r
= permitivitas relatif medium terhadap ruang hampa

o
= permitivitas ruang hampa = 8,85 x 10
12
Fm
-1

9
10 x
36
1

Fm
-1
maka dalam ruang hampa, konstanta k menjadi :

1 9
Fm 10 . 9
4
1
k


o

sehingga persamaan (2.1) menjadi :



2
2 1 9
2
0
2 1
R
Q Q
10 . 9
R 4
Q Q
F

2.3
Persamaan di atas selanjutnya disebut Hukum Coulomb.
II.3.2 Gaya Coulomb
Keberadaan muatan listrik Q
1
dan Q
2
dinyatakan sebagai tempat kedudukan
titik-titik dalam suatu ruang yang membentuk garis, sehingga keduanya dijabarkan
dalam koordinat ruang dan jarak yang menghubungkan kedua muatan tersebut satu
sama lain dinyatakan sebagai suatu vektor. Gaya Coulomb yang terjadi pada muatan
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-3
Q
2
akibat muatan Q
1
dinyatakan dalam koordinat kartesian diberikan pada gambar
2.1.

Q
1
(x
1
, y
1
, z
1
) Q
2
(x
2
, y
2
, z
2
)
x
x
x
y
z

x
Gambar 2.1 Gaya Coulomb yang terjadi pada muatan Q
2
akibat muatan Q
1
dinyatakan dalam koordinat kartesian
Dari gambar di atas, didefinisikan :
1 2 12
R R R


( ) ( )
( ) ( ) ( )
z 1 2 y 1 2 x 1 2 12
z 1 y 1 x 1 z 2 y 2 x 2 12
a z z a y y a x x R
a z a y a x a z a y a x R

+ +
+ + + +

1 2
1 2
12
12
12
R R
R R
R
R
a



( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
2
1 2
2
1 2
2
1 2
z 1 2 y 1 2 x 1 2
z z y y x x
a z z a y y a x x
+ +
+ +


Sehingga gaya coulomb pada Q
2
dituliskan sebagai vektor :
12
2
12 r
2 1 9
12
2
12 r
2 1
12 2 2
a
R
Q Q
9.10 a
R
Q kQ
a F F

2.4
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-4
dengan :
Q
1
= besar muatan 1 (coulomb)
Q
2
= besar muatan 2 (coulomb)
R
12
= jarak antar muatan (m)
12
a

= vektor satuan dengan arah dari 1 ke 2

r
= permitivitas relatif medium
Contoh 2.1 :
Dua buah muatan masing-masing Q
1
= 200 C berada di titik (1,0,3) dan Q
2
= 30 C
berada di titik (0,2,1). Jika muatan tersebut berada dalam medium udara, tentukan
gaya yang dialami oleh muatan Q
2

Solusi :
1 2 12
R R R

= (0
x
a

+ 2
y
a

+ 1
z
a

) (1.
x
a

+ 0 y
a

+ 3
z
a

)
= -
x
a

+ 2
y
a

- 2
z
a

R
12
=
2 2 2
1 2 12
) 2 ( ) 2 ( ) 1 ( R R R + +

= 3
12
a

=
3
a 2 a 2 a
z y x

+

6N
1x3
x200x10 x30x10 9x10
F
2
6 6 9
2


N a 4 a 4 a 2
3
a 2 a 2 a
6 a F F
z y x
z y x
12 2 2

,
_

+

Gaya yang dinyatakan dalam hukum Coulomb merupakan gaya timbal balik,
karena masing-masing muatan mengalami gaya yang besarnya sama, tetapi arahnya
berlawanan, sehingga kita bisa menuliskan gaya yang terjadi pada muatan Q
1
akibat
muatan Q
2
adalah :
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-5
21
2
21 r
2 1 9
21
2
21 r
2 1
2 1
a
R
Q Q
9.10 a
R
Q kQ
F - F

2.5
Hukum Coulomb merupakan hukum yang linier artinya jika kita kalikan Q
1
dengan faktor n, maka gaya yang bekerja pada Q
1
juga besarnya akan dikalikan
dengan faktor n demikian juga dengan gaya pada Q
2
. Karena linier, maka jika ada
beberapa muatan, gaya yang timbul adalah jumlah gaya yang disebabkan oleh
masing-masing muatan tersebut.
II.3.3 Medan Listrik
Gambar 2.2 menunjukan interaksi dua buah muatan listrik yang saling
berdekatan. Muatan Q adalah muatan yang diletakkan di tempat yang tetap,
sedangkan muatan q berupa muatan yang dapat bergerak bebas di sekitar Q, dan
berada dalam pengaruh medan listrik Q.

+Q
E


q
r
Gambar 2.2 Medan listrik yang terjadi pada suatu muatan.
Jika diasumsikan medan listrik di sekitar muatan Q serba sama (uniform),
untuk jarak r yang sama maka muatan q akan mendapatkan besar gaya coulomb
yang sama. Besar kecilnya gaya yang diterima q tergantung dari besar muatan Q, q,
jarak r, serta jenis medium tempat muatan tersebut berada. Jika q adalah muatan uji
sebesar 1 (satu) coulomb, maka gaya yang dialami oleh q adalah gaya persatuan
muatan .
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-6
Q = muatan sumber
q = muatan uji
r = jarak antara sumber dan
muatan uji
r
a

= vektor satuan dalam arah


radial
Jika :

Selanjutnya gaya persatuan muatan uji disebut sebagai medan listrik (
E

).
r
2
o r
a
r 4
Q
q
F
E



2.6
Medan listrik merupakan besaran vektor dan dapat dinyatakan dalam sistem
koordinat kartesian seperti diperlihatkan pada gambar 2.3.

Q
1
(x
1
, y
1
, z
1
) P(x
p
, y
p
, z
p
)
1
R


p
R


x
y
z
1p
R


q
p
Gambar 2.3 Medan listrik dalam koordinat kartesian
Dari gambar tersebut didefinisikan :

1 p
1 p
2
1 p 0 r
1
R R
R R
R R 4
Q
E

3
1 p
1 p
0
1
R R
R R
4
Q
E


3
1p
1p
0
1
R
R
4
Q
E

2.7
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-7
Contoh 2.2 :
Tentukan medan listrik di titik (0,2,3) yang disebabkan oleh muatan Q= 10 nC yang
berada di titik (1,0,1), jika muatan tersebut berada di medium udara.
Solusi :
p
R

= 0 x
a

+ 2 y
a

+ 3 z
a


1
R

= 1 x
a

+ 0 y
a

+ 1 z
a

p
R

-
1
R

= -1 x
a

+ 2 y
a

+ 2 z
a


( ) 3 2 2 1 R R
2 2 2
1 p
+ +


3
) a 2 a 2 a 1 (
x
3
x10x10 9x10
a E E
z y x
2
9 9
1p


+ +


3
) a 2 a 2 a 1 (
x 10 E
z y x

+ +

z y x
a 6,67 a 6,67 a 33 , 3 E

+ +
Vm
-1
catatan : Satuan medan listrik adalah Newton/Coulomb atau Volt/meter.
Secara definisi, medan memiliki pengertian daerah pengaruh, sedangkan
jika disambungkan menjadi medan listrik, maka pengertiannya menjadi daerah
pengaruh karena adanya sumber listrik, dalam hal ini adalah muatan listrik. Jadi
yang memunculkan fenomena medan listrik adalah karena ada sumber listrik yaitu
muatan listrik, semakin besar sumber muatannya semakin kuat intensitas medan
listrik yang dirasakan. Semakin jauh dari sumber muatan listrik, semakin lemah
intensitas medan listrik yang dirasakan, karena intensitas medan listrik berbanding
terbalik terhadap kuadrat jarak. Medan listrik yang dimaksud disini adalah medan
listrik statis, dimana baik magnitude maupun arahnya tidak berubah terhadap waktu.
II.3.4 Medan Listrik n buah Muatan
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-8
Jika ada beberapa muatan pada suatu ruang, maka medan listrik yang
disebabkan oleh beberapa buah muatan itu merupakan penjumlahan vektor dari
medan listrik masing-masing muatan.
Q
1
Q
2
P

1p
R

p
E

2
E

1
E

2p
R

Gambar 2.4 Medan listrik dari 2 buah muatan.


Gambar 2.4 menunjukan medan listrik yang diakibatkan oleh dua buah
muatan. Dari gambar ini didefinisikan :
1
E

adalah medan listrik di P yang disebabkan oleh Q


1
2
E

adalah medan listrik di P yang disebabkan oleh Q


2
Maka medan listrik yang diakibatkan oleh kedua muatan tersebut adalah:
3
2p
2p
0 r
2
3
1p
1p
0 r
1
2 1
R
R
4
Q
R
R
4
Q
E E E



+

+
2.8
3
2 p
2 p
0 r
2
3
1 p
1 p
0 r
1
R R
R R
4
Q
R R
R R
4
Q
E



2.9
Medan listrik yang disebabkan oleh n buah muatan titik, dinyatakan sebagai berikut :
n 4 3 2 1
E ... E E E E E

+ + + + +
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-9
3
kp
kp
0 r
k
n k
1 k
k
R
R
4
Q
E E

2.10

Contoh 2.3 :
Hitung medan listrik di titik P(0,3,3) yang disebabkan oleh muatan Q
1
= 5 nC yang
berada di (3,0,3) dan Q
2
= 8 nC yang berada di (3,3,0) jika muatan tersebut berada di
udara.
Solusi :
y x p 1
z y x z y x 1 p p 1
a 3 a 3 R
) a 3 a 0 a 3 ( ) a 3 a 3 a 0 ( R R R



+
+ + + +


( ) 18 0 3 3 R R R
2 2 2
1 p 1p
+ +

z x p 2
z y x z y x 2 p p 2
a 3 a 3 R
) a 0 a 3 a 3 ( ) a 3 a 3 a 0 ( R R R



+
+ + + +

( ) 18 3 0 3 R R R
2 2 2
2 p 2p
+ +

2 1
E E E

+

18
) a 3 a 0 a 3 (
18
x10 8 x 9x10
18
) a 0 a 3 a 3 (
18
x10 5 x 9x10
E
z y x
9 9
z y x
9 9

+ +
+
+ +


) a 83 , 2 a 83 , 2 ( ) a 77 , 1 a 77 , 1 ( E
z x y x

+ + +
Vm
-1
z y x
a 83 , 2 a 77 , 1 a 60 , 4 E

+ +
Vm
-1
Latihan Untuk Mahasiswa :
1. Sebuah muatan positif sebesar 2 mC (milli Coulomb) terletak dalam ruang hampa
pada titik P(3,-2,-4) dan sebuah muatan negatif sebesar 5C (micro Coulomb)
terletak pada titik R(1,-4,2).
Hitung : a. Gaya vektor pada muatan negatif
b. Besar gaya Coulomb pada muatan positif.
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-10
Jawab : a. Z y x
a 848 , 1 a 616 , 0 a 616 , 0

+
N
b. 2,04 N
2. Hitung

E
pada M(3,-4,2) dalam ruang hampa yang disebabkan oleh :
a. Muatan
C 2 Q
1

di
) 0 , 0 , 0 ( P
1

b. Muatan
C 3 Q
2

di
) 3 , 2 , 1 ( P
1

c. Muatan
C 2 Q
1

di
) 0 , 0 , 0 ( P
1
dan muatan
C 3 Q
2

di
) 3 , 2 , 1 ( P
1

Jawab : a.
Z y x
a 230 a 460 a 345

+
V/m;
b.
Z y x
a 9 , 69 a 419 a 280


V/m
c.
Z y x
a 3 , 160 a 880 a 625

+
V/m
II.3.5 Garis-garis Medan (Field Lines) dan Kerapatan Fluks
Listrik
Sifat-sifat medan listrik dapat divisualisasikan dengan garis-garis medan.
Garis-garis medan ini mengikuti arah vektor medan listrik dalam ruang. Istilah lain
dari garis-garis medan ini adalah fluks listrik (electric fluks) yang disimbolkan ,
fluks listrik berawal dari muatan positif dan berakhir di muatan negatif. Jika tidak
ada muatan negatif, maka fluks listrik berakhir di tak berhingga. Seperti pada
diilustrasikan pada gambar 2.5.
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-11
-Q +Q
+Q
Gambar 2.5 Fluks Listrik
Jika di suatu tempat terdapat muatan listrik, maka di titik-titik di luar tempat
tersebut akan dirasakan medan listrik yang merupakan gaya yang dihasilkan per
satuan muatan. Di sekitar muatan tersebut akan muncul garis-garis medan listrik
yang selanjutnya terjadi fluks listrik. Semakin besar muatan listriknya, semakin kuat
medan listrik yang dihasilkan dan semakin rapat fluks listriknya. Arah fluks listrik
sama dengan arah medan listriknya. Garis-garis fluks, bisa mewakili kondisi medan
listrik yang ada di suatu tempat, seperti diperlihatkan pada gambar 2.6. Dari gambar
tersebut, untuk medan listrik serbasama dimana magnitude yang tersebar dan arahnya
sama akan diperlihatkan oleh garis-garis fluks yang memiliki jarak yang sama satu
sama lain, sedangkan banyaknya garis fluks, mewakili besarnya magnitude yang
tersebar di tempat tersebut (gambar 2.6 a). Untuk medan tak serbasama, jarak antar
garis fluks dan banyaknya berbeda-beda (Gambar 2.6b).
Konsep fluks listrik ini berawal dari eksperimen Faraday pada tahun 1837,
yang dilakukan pada dua bola konduktor dengan diameter berbeda. Kedua bola
ditempatkan sepusat (konsentris) seperti pada gambar 2.7. Eksperimen yang
dilakukan Faraday adalah sebagai berikut :
1. Dengan membuka bagian luar, bola bagian dalam diisi dengan muatan positif
yang diketahui besarnya.
2. Kedua belahan bola digabungkan dengan erat setelah ruang diantara kedua
bola diisi bahan dielektrik setebal kira-kira 2 cm.
3. Bola luar dihilangkan muatan listriknya dengan menghubungkannya ke tanah
sebentar.
4. Bola luar tersebut dipisahkan kembali dengan hati-hati dengan menggunakan
alat yang terbuat dari bahan isolator agar tidak mengganggu muatan
induksinya.
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-12

a. Gambaran fluks
untuk medan
serbasama
b. Gambaran fluks untuk
medan tak serbasama
Gambar 2.6 Gambaran garis fluks untuk dua kondisi medan listrik
Faraday menemukan bahwa muatan total pada bola luar sama besarnya
dengan muatan semula yang ditempatkan pada bola dalam dan hal ini selalu berlaku,
tak bergantung pada bahan dielektrik yang terdapat diantara kedua bola tersebut. Ia
menyimpulkan bahwa ada semacam perpindahan dari bola dalam ke luar, yang
selanjutnya dinamakan fluks listrik. Dari eksperimen itu juga, Faraday menemukan
bahwa ketika muatan positif yang diberikan pada bola dalam ditambah, fluks
listriknya juga semakin besar, sehingga ada perbandingan lurus antara fluks listrik
dengan besar muatan listrik, atau dirumuskan :
Q
(diukur dalam coulomb) 2.11

Satu Coulomb muatan listrik, menghasilkan satu coulomb fluks listrik (dari
gambar 2.6, satu garis fluks listrik dihasilkan oleh satu coulomb muatan listrik).
Untuk muatan yang sangat banyak, fluks listrik yang dihasilkan akan semakin
banyak, sehingga didefinisikan kerapatan fluks listrik (
D

) yang diukur dalam


coulomb per meter persegi atau kadang-kadang dinyatakan sebagai garis per meter
persegi, karena tiap garis dihasilkan oleh muatan satu coulomb.
Dari gambar 2.7, bola dalam mempunyai diameter a dan bola luar
mempunyai diameter b, yang mempunyai muatan masing-masing sebesar Q dan Q.
Lintasan fluks memancar dari bola dalam ke bola luar dinyatakan dengan garis
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-13
medan yang terbagi secara simetris dan dilukiskan menurut arah radial dari bola
dalam ke bola luar.
Pada permukaan bola dalam, coulomb fluks listrik ditimbulkan oleh
muatan Q = Coulomb yang terbagi serbasama pada permulaan seluas
2 2
m a 4 .
Kerapatan fluks pada permukaan ini adalah
2
a 4

atau
2
a 4
Q


2
m / C sedangkan
kerapatan fluks pada bola luar adalah
2
b 4

atau
2
b 4
Q

.
Kerapatan fluks merupakan besaran vektor, yang arahnya radial ke luar
permukaan, sehingga dirumuskan :
R
2
a
R 4
Q
D

2.12
Satuan kerapatan fluks listrik adalah coulomb per meter persegi. Jika dibandingkan
dengan intensitas medan listrik di ruang hampa yang memiliki persamaan :
R
2
0
a
R 4
Q
E

, maka hubungan antara kerapatan fluks dengan intensitas medan


listrik adalah :

E D
0
(untuk ruang hampa) 2.13
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-14
r=a
r=b
+Q
-Q
Isolator atau bahan
dielektrik
Bola logam
konduktor
Gambar 2.7 Fluks listrik diantara kedua bola
konsentris
Jika ada suatu permukaan dengan luas S dan permukaan tersebut dilalui oleh
fluks listrik dengan kerapatan fluks listrik
D

, maka setiap bagian kecil dari luas S


atau dS dilalui fluks listrik (
d
) sebesar :
S d D d


Total fluks listrik yang menembus seluruh permukaan S adalah :

S d D

2.14
Contoh 2.4 :
Diasumsikan kerapatan fluks listrik
z x
a x 4 a xy 3 D

+ (C/m
2
). Tentukan total
fluks listrik yang menembuas permukaan z = 0 yang dibatasi oleh
. m 3 y 0 , m 5 x 0


Solusi :
Misal permukaan
z y x
a d d S d

atau boleh juga


) a ( d d S d
z y x


, jika diambil
salah satu, maka :
( ) ( )

+
z y x z x
a d d a x 4 a xy 3 S d D




5 x
0 x
3 y
0 y
y x
C 150 d xd 4
Contoh 2.5 :
Diasumsikan kerapatan fluks listrik

+ a 6 a r 9 a r 3 D
r

(C/m
2
). Tentukan total
fluks listrik yang menembuas permukaan r = 2m.
Solusi :
Diferensial luas untuk sistem koordinat bola adalah
r
2
a d d sin r S d

, sehingga :
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-15
( ) ( )


r
2
r
a d d sin r a r 9 a r 3 S d D







0
2
0
3
C 96 d d sin r 3
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-16
II.3.6 Medan Listrik yang Dihasilkan dari Distribusi Muatan
II.3.6.1 Distribusi Muatan
1. Muatan Ruang
Jika dalam suatu ruang dengan volume tertentu terdistribusi banyak muatan
listrik yang jaraknya sangat berdekatan, maka setiap elemen muatan listrik tersebut
akan berkontribusi terhadap medan listrik di suatu titik di luar daerah tersebut, yang
artinya medan listrik yang dirasakan, dihasilkan oleh muatan total pada volume
tersebut. Dari sini kita akan mendefinisikan rapat muatan (density charge), yaitu
besarnya muatan setiap satuan volume ruang (
3
m / C ) yang dirumuskan sebagai :

dv
dQ
v
2.15
Medan listrik yang dibangkitkan oleh setiap muatan diferensial
dQ
adalah :
R
2
a
R 4
dQ
E d

2.16
Muatan total dalam volume tersebut diperoleh dengan mengintegrasikan rapat
muatan untuk seluruh volume, yaitu :


vol vol
v
dv dQ Q
2.17
Medan listrik yang dihasilkan adalah Medan listrik total yang dibangkitkan oleh
seluruh muatan dalam volume tersebut, yaitu :
dv
R 4
a
E
v
2
R
v

2.18
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-17
2. Muatan Permukaan
Muatan listrik juga dapat tersebar pada suatu permukaan atau lapisan tipis
tertentu. Setiap diferensial
dQ
di permukaan tesebut juga akan menghasilkan
diferensial medan listrik :
R
2
a
R 4
dQ
E d

2.19
Jika rapat muatan permukaan kita simbolkan
S

(
2
m / C ) dan jika tidak ada
muatan-muatan lain di dalam daerah itu, maka medan listrik total yang dihasilkan
adalah :
dS
R 4
a
E
S
2
R
S

2.20
3. Muatan Garis
Jika muatan listrik tersebar sepanjang garis lurus, maka setiap muatan
diferensial sepanjang garis itu manghasilkan diferensial medan listrik :
R
2
a
R 4
dQ
E d

2.21
Jika rapat muatan garis kita simbolkan
L

( m / C ) dan jika tidak ada muatan-


muatan lain di dalam daerah itu, maka medan listrik total yang dihasilkan adalah :
dl
R 4
a
E
L
2
R
L

(2.22
Contoh 2.7 :
Diketahui pada sebuah kawat lurus terdapat rapat muatan
L

(C/m), seperti
diperlihatkan pada gambar berikut ini :
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-18

z



Gambar 2.8 Kawat lurus dengan rapat muatan
L

(C/m)
Tentukan medan listrik di titik P !
Solusi :
Vektor medan listrik yang dihasilkan oleh kawat bermuatan
L

(C/m) semuanya
mengarah keluar (arah radial) dari awal sampai ujung kawat, sehingga medan listrik
disini merupakan fungsi

dan z, seperti diperlihatkan pada gambar 2.9 dan 2.10.


Dari gambar tersebut terlihat bahwa untuk medan listrik dalam arah z saling
menghilangkan, sehingga yang ada adalah medan listrik dalam arah

, sehingga :
( )

a E E


Sedangkan persamaan medan listrik yang dihasilkan oleh muatan titik Q yang
ditempatkan di ruang hampa adalah
R
2
0
a
R 4
Q
E

Untuk diferensial muatan dQ, medan listrik total yang dihasilkan :


R
2
0
a
R 4
dQ
E

Disini :
z L
d dQ dan z R
a z a a R R


dengan magnitude :
2 2
z R +
Dan vektor satuan dalam arah R :
R
a z a
a
z
R


TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-19
Sehingga :
( )
2
3
2 2
z
0
z L
z
a z a
4
d
E
+

karena komponen dalam arah z tidak ada


maka :
( )
2
3
2 2
0
L
z
dz
4
a
E
+

Hasilnya adalah :


0
L
2
a
E

2.23

P
dQ




Gambar 2.9 Vektor medan listrik yang dihasilkan oleh diferensial muatan dQ.
atau digambarkan lebih detail sebagai berikut :
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-20

P
-z






+z

dQ
R

Gambar 2.10. Penguraian vektor medan listrik dalam arah z dan

TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &


MAGNETISASI 2-21
II.4 MAGNETISASI
Medan magnet dapat ditimbulkan oleh dua sumber, yaitu arus searah atau
direct current dan magnet permanent. Akan tetapi, setelah kita mempelajari
persamaan Maxwell, kita akan mendapatkan informasi bahwa selain arus searah dan
magnet permanent, medan listrik yang berubah terhadap waktu, dapat menghasilkan
medan magnet. Yang akan dibahas pada bagian ini adalah medan magnet yang
dihasilkan oleh arus searah. Kita akan memulai pembahasan tentang eksperimen
Oersted.

II.4.1 Eksperimen Oersted
Kompas merupakan alat yang sederhana yang bekerja berdasarkan medan
magnet yang muncul disekitarnya. Di dalamnya dilengkapi sebuah jarum yang
terbuat dari bahan magnet permanent, dimana jarum itu akan bergerak ke suatu arah
tertentu, ketika ada medan magnet yang muncul disitu. Alat inilah yang digunakan
Oersted untuk mengamati adanya medan magnet di sekitar kawat konduktor yang
dialiri arus searah I.
Ekperimen ini dilakukan oleh Oersted, yang memiliki nama lengkap Hans
Christian Oersted pada tahun 1820. Oersted menempatkan kompas di beberapa
posisi yang berdekatan dengan kawat konduktor yang dialiri arus I, seperti
diperlihatkan pada gambar 2.11. Oersted melihat bahwa jarum di kompas,
menunjuk arah yang semuanya berlawanan arah jarum jam, mengitari kawat yang
dialiri arus tersebut. Dari sini, Oersted menyimpulkan bahwa muncul medan magnet
di sekitar kawat yang dialiri arus, dengan lintasan medan magnet tersebut melingkar
mengelilingi kawat dan membentuk loop atau lintasan tertutup. Medan magnet
dirasakan semakin lemah di jarak yang jauh dari kawat. Sehingga yang menjadi
penyebab munculnya medan magnet ini adalah arus. Antara arah arus dengan arah
lintasan medan magnet mengikuti aturan tangan kanan. Hanya saja dalam
eksperimen ini Oersted belum menemukan formulasi yang dapat menentukan
kuantitas medan magnet yang dihasilkan dan parameter-parameter yang
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-22
mempengaruhinya. Jika arah arusnya ke bawah, maka arah medan magnet akan
melingkar searah jarum jam, dan arah ini ditandai dengan arah anak panah pada
setiap kompas yang dipasang di sekitar kawat.

Sumbu z
I
I
Dilihat dari atas, arah arus
keluar kertas
Gambar 2.11 Ekperimen Oersted dengan menempatkan kompas di posisi-posisi
yang dekat dengan kawat konduktor dialiri arus I.
II.4.2 Hukum Biot-Savart
Ekperimen Oersted dilanjutkan oleh dua orang ilmuwan yaitu Jean Baptise
Biot (1774 1862) dan Felix Savart (1791 1841). Mereka menemukan persamaan
matematis untuk menyatakan hubungan antara medan magnet dengan arus.
Persamaan ini dikenal dengan sebutan hukum Biot-Savart, yang ditulis secara
matematis sebagai berikut :
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-23
2
R
R 4
a Id
H d


2.24
Persamaan ini memiliki pengertian :
1. Bahwa setiap arus yang melewati potongan kecil kawat

Id
akan
menghasilkan medan magnet di jarak tertentu ( ) H d

dimana arah medan


magnetnya ditentukan oleh cross product antara arus dengan vektor satuan
R
a

.
2. Besarnya medan magnet yang dihasilkan berbanding terbalik terhadap
kuadrat jarak antara kawat dengan titik observator atau titik tinjau.
Karena setiap arus yang melewati potongan-potongan panjang kawat

Id

menghasilkan medan magnet di jarak tertentu sebesar ( ) H d

, maka medan magnet


total yang dihasilkan oleh seluruh arus yang melewati panjang kawat L, dinyatakan
sebagai berikut :

2
R
R 4
a Id
H


2.25
Persamaan ini digambarkan sebagai berikut :


I

P

Titik P adalah titik
observator
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-24
Gambar 2.12 Hukum Biot-Savart yang memperlihatkan bahwa medan magnet
muncul dari potongan-potongan atau elemen-elemen arus.
Disini :
H

adalah intensitas medan magnet (dalam Ampere/meter)


d adalah elemen atau potongan panjang kawat


I adalah arus searah (dalam ampere)

R

adalah vektor yang berawal dari kawat ke titik observator (P)



R
a

= vektor satuan yang berawal dari kawat ke titik observator (P)


Contoh 2.8 :
Sebuah kawat dengan panjang tak berhingga diletakan di sepanjang sumbu z. Kawat
ini dialiri arus I. Tentukan medan magnet yang dirasakan di sekitar kawat!
Solusi :
Kawat yang dialiri arus I diletakan di sepanjang sumbu z, disini diasumsikan bahwa
titik observator adalah titik P :

Sumbu z
I

z
P




Gambar 2.13 Penguraian vektor dari kawat yang dialiri arus untuk mendapatkan
persamaan medan magnet di titik observator P.
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-25
Dari gambar diperoleh :
B A R

+
Disini :

a B
a z ) a ( z A
a R R
z z
R

Maka : z R
a z a a R




2 2
z R +
Medan magnet total yang dirasakan di titik observator P :
( )

+

2
3
2 2
z z
2
R
) z ( 4
a z a a Idz
R 4
a d I
H

Disini :


a a a , 0 a a
z z z

Sehingga :
( )

1
1
]
1



a
2
I
z
z
4
a I
z
dz
4
a I
H
2 2 2
2
3
2 2

Jadi medan magnet yang dirasakan di titik observator yang berjarak dari kawat
yang dialiri arus I memenuhi persamaan :

a
2
I
H

2.26
Berikut ini tabel perbandingan antara medan listrik dengan medan magnet :
Table 2.1
Medan Listrik
E

Medan Magnet
H

1. Dihasilkan oleh muatan yang diam


maupun bergerak
1. Dihasilkan oleh arus searah yang
merupakan muatan bergerak
2. Arahnya dari muatan positif ke
arah radial
2. Arahnya melingkari sumbernya
dan membentuk lintasan tertutup.
3. Memiliki satuan Volt/meter 3. Memiliki satuan Ampere/meter
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-26
Contoh 2.9 :
Sebuah kawat berbentuk cincin dengan jari-jari a diletakan pada bidang x-y, kawat
ini dialiri arus I dalam arah
a

. Tentukan persamaan medan magnet yang dirasakan


pada tinggi h di sepanjang sumbu z.
Solusi :

I
Sumbu z
Sumbu y
Sumbu x
a
h
Gambar 2.14 Kawat berbentuk cincin yang dialiri arus I
Penguraian vektor yang lebih detail, diperlihatkan pada gambar 2.15 dan 2.16. Dari
gambar diperoleh :
B A R

+
Dengan :
( )

a a a a A


z
a h B


Sehingga : z R
a h a a a R

+

Elemen panjang dalam arah

adalah :
a ad d

Cincin memiliki batas-batas :


2 0
, sehingga medan magnet total yang
dirasakan di ketinggian h di atas cincin adalah :
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-27
( )
( )

+
+



2
0
2
0
2
3
2 2
z
2
R
h a 4
a h a a ) a ad ( I
R 4
a d I
H

Disini : z
a ) a ( a


sedangkan
a ) a ( a
z


I
Sumbu z
Sumbu y
Sumbu x
a
h



Gambar 2.15 Penguraian vektor untuk mendapatkan medan magnet pada ketinggian
h dari cincin berarus I.

I
Sumbu z
Sumbu y
Sumbu x
a
h








Gambar 2.16 Penguraian vektor yang memperlihatkan bahwa medan magnet dalam
arah

saling meniadakan
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-28
Dari gambar 2.16, terlihat jelas bahwa komponen medan magnet dalam arah saling
meniadakan, sedangkan komponen medan magnet dalam arah z saling menguatkan,
oleh karena itu komponen medan magnet yang ada adalah dalam arah z saja, yang
diuraikan sebagai berikut :
( )


+

2
0
2
3
2 2
z
2
d
a h 4
a Ia
H

( )
z
2
3
2 2
2
a
a h 2
Ia
H

Jadi medan magnet yang dirasakan pada ketinggian h dari kawat berbentuk cincin
yang dialiri arus I, memenuhi persamaan :
( )
z
2
3
2 2
2
a
a h 2
Ia
H

2.27
Pada titik h = 0, artinya tepat di pusat cincin, maka medan magnet yang dirasakan :
z
a
a 2
I
H

2.28
Jika arus searah yang menjadi sumber medan magnet mengalir pada
konduktor yang berbentuk lembaran, disini kita akan definisikan yang disebut rapat
arus permukaan yang diberi simbol
K

, rapat arus ini memiliki satuan


ampere/meter
2
. Untuk kasus ini, hukum Biot-Savart dituliskan sebagai berikut :

2
R
R 4
a dS K
H

2.29
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-29
Sedangkan jika arus searah mengalir pada suatu konduktor yang memiliki volume
(ruang), disini kita mendefiniskan rapat arus volume yang diberi simbol J

, rapat
arus volume ini memiliki satuan ampere/meter
3
. Untuk kasus ini, hukum Biot-Savart
dituliskan sebagai berikut :

2
R
R 4
a dv J
H


2.30
Dengan : dv = elemen kecil volume, yang bergantung bentuk ruang yang ditempati
arus, sehingga merujuk kepada tiga sistem koordinat.
dS = elemen kecil luas, yang juga bergantung pada permukaan yang
dilewati arus, sehingga merujuk pada tiga sistem koordinat.
II.4.3 Kerapatan Fluks Magnetik
Keberadaan medan magnet di suatu ruang diwakili adanya garis-garis fluks
magnetik, sama halnya seperti kasus medan listrik. Garis-garis fluks magnetik yang
rapat dan banyak jumlahnya mewakili besarnya arus yang menjadi sumber medan
magnet. Disini kita akan mendefinisikan kerapatan fluks magnetik yang diberi
simbol
B

. Hubungan antara kerapatan fluks magnetik dengan medan magnet


adalah :
H H B
o r


2.31
Dengan :
o

= permeabilitas ruang hampa =


7
10 . 4

H/m
r

= permeabilitas relatif medium terhadap permeabilitas ruang hampa , umumnya


untuk material yang bersifat magnet, nilai
r

> 1.
Sedangkan untuk material non magnetik , seperti udara, nilai
r

= 1
Untuk di ruang bebas, maka hubungan
B

dengan
H

adalah :
H B
o

2.32
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-30
Kerapatan fluks magnetik yang diberi simbol
B

memiliki satuan weber/meter


2
.
Jika pada elektrisasi, hubungan antara fluks listrik

dengan kerapatan fluks


listrik
D

dinyatakan dengan persamaan :

S d D

Maka hubungan antara fluks magnetik dengan kerapatan fluks magnetik
B

dinyatakan dengan persamaan :

S d B


2.33
Contoh 2.10 :
Tentukan kerapatan fluks magnetik
B

pada jarak 0,5 meter dari kawat konduktor


yang dialiri arus 3A dan ditempatkan di ruang bebas pada sumbu z.
Solusi :
Dengan menggunakan persamaan 2.26, kita akan mendapatkan medan magnet pada
jarak dari kawat yang dialiri arus I, yaitu :

a
2
I
H

Disini : I = 3 A dan = 0,5 meter, maka :


a
2
6
a
5 , 0 2
3
H

(ampere/meter)
Sehingga kerapatan fluks magnetik yang dirasakan di jarak 0,5 dari kawat di ruang
bebas adalah :

a 10 . 2 , 1 a
2
6
10 . 4 H B
6 7
o


(weber/meter
2
)
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-31
Contoh 2.11 :
Hitung fluks magnetik yang menembus permukaan berbentuk tabung yang memiliki
batas-batas :
< < < 45 , 2 z 0 , m 05 , 0 m 01 , 0
yang diakibatkan adanya
kerapatan fluks magnetik yang dihasilkan oleh kawat dialiri arus 2,5 A di sepanjang
sumbu z.
Solusi :
Dengan menggunakan persamaan 2.33, diperoleh :

S d B


Dimana :

a
2
5 , 2 10 . 4
a
2
I
H B
7
o
o


Karena arah fluks magnetik mengelilingi permukaan tabung, maka :

a dz d S d

Total fluks yang menembus permukaan tabung :


( )

,
_

2 z
0 z
05 , 0
01 , 0
7
a dz d a
10 . 5 , 2
Wb 805 , 0
01 , 0
05 , 0
ln 10 . 5
7

,
_



II.4.4 Gaya Magnetik Pada Suatu Partikel
Suatu partikel bermuatan yang bergerak dibawah pengaruh medan magnet
akan melakukan gaya yang mana gaya tersebut bergantung pada magnitude dari
muatan yang bergerak, kecepatan dan vektor kerapatan fluks magnetik yang terjadi.
Hal ini dirumuskan secara matematis sebagai berikut :
B U Q F

2.34
Dengan : Q = muatan listrik (Coolomb)
U

= vektor kecepatan (m/det)


TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-32

B

= kerapatan fluks magnetik (weber/m


2
) atau Tesla
Contoh 2.12 :
Sebuah partikel bermuatan 1,6.10
-19
C dengan massa 1,7.10
-27
kg bergerak dengan
kecepatan 83,5 km/s dibawah pengaruh kerapatan fluks magnetik : mT 5 B .
Hitung besar gaya magnet yang dilakukan !
Solusi :
Diasumsikan vektor kecepatan tegak lurus terhadap vektor kerapatan fluks magnetik,
sehingga :
( ) ) 10 . 5 ).( 10 . 5 , 83 ).( 10 . 6 , 1 ( QUB 90 sin B U Q B U Q F
3 3 19



N 10 . 68 , 6
17

Jika digambarkan, hubungan antara vektor kecepatan dengan vektor kerapatan fluks
magnetik dan gaya magnet, adalah sebagai berikut :



Arah masuk ke dalam kertas
Gambar 2.17 Hubungan antara vektor kecepatan dengan vektor kerapatan fluks
magnetik dan gaya magnet pada contoh 2.12.
Jika di suatau tempat bekerja medan magnet dan medan listrik pada saat yang
bersamaan , maka gaya yang dilakukan oleh suatu partikel bermuatan, memenuhi
persamaan :
) B U E ( Q F

+ 2.35

TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-33
Jika pergerakan muatan di sepanjang kawat konduktor yang dialiri arus I,
maka setiap bagian-bagian kecil muatan melakukan gaya magnet sebesar :
( ) ( )( ) ( ) B l d I B U Idt B U dQ F d

2.36
Dengan :
dt
dQ
I dan dt U l d

Jika kawat konduktor lurus dan medan yang bekerja konstan, maka setiap bagian-
bagian partikel muatan melakukan gaya sebesar :
sin ILB F
Dengan : L = panjang kawat
= sudut yang dibentuk oleh
B

dan l d

I = arus listrik
Contoh 2.13 :
Hitung gaya magnet yang dihasilkan oleh muatan yang bergerak sepanjang kawat 0,3
meter dengan membawa arus 5 A dalam arah
z
a

dibawah pengaruh medan


magnet dengan
( )
y x
3
a a 10 . 5 , 3 B



T.
Solusi :
( ) B L I F



( ) ( )( ) ( ) [ ]
y x
3
z
a a 10 . 5 , 3 a 3 , 0 5




N
2
a a
10 . 42 , 7
y x
3

,
_



TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-34
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-35
TEORI MEDAN-ELEKTRISASI &
MAGNETISASI 2-36

Anda mungkin juga menyukai