UMPAN BALIK
1.1
dimana
Xs = sinyal sumber
Xd = Xi = sinyal masukan pada penguat
Xf = sinyal umpan balik
Xo = sinyal keluaran
1.1.1
sehingga sinyal keluaran juga semakin tinggi. Hal ini dikarenakan penguat ini
mempunyai faktor umpan balik bernilai positif.
Persamaan pada umpan balik negatif
Xi = Xs + Xf
Xo = A. Xi
Xo
Xi
Xf = . Xo
dimana
Af
Af
Xo
A
Xs 1 A
A
1 A
Xo
Xi
dimana
Af
Af
Xo
A
Xs 1 A
A
1 A
Distorsi dengan UB =
Dnf = 1 {(Avn/Av) . [(1- Av) / (1-AVn)
Dnf = 1 {(-80/-100) . [{1- (0,1 ).(-100)} / {(1-(0,1) . (-80)}] = 1 0,977 =
0,023
2. Memperbaiki stabilitas
Contoh jika A = - 100, = 0,1 ; maka penguatan dengan umpan balik:
Af = A / 1 + A
= - 100 / 1 + (0,1) (-100) = -9,09
Jika A berubah 10% nya sehingga menjadi -90
Maka Af = -90 /1 + (0,1) (-90) = -9,00
3. Memperlebar Bandwidth (lebar pita)
Rin = 1/(2. fL .Cin)
Sehingga : fL = 1/ (2 Rin . Cin)
Titik frekuensi tinggi dengan UB = fh = fh (1- .Av)
Titik frekuensi rendah dengan UB = fL = fL / (1- .Av)
4. Memperkecil penguatan
1.2
Avf
AIf
Xs vs
teangan sumber
Penguat tegangan
Penguat arus
GMf
RMf
1.2.1
Xs vs tegangan sumber
Penguat transkonduktans
Xs is
arus sumber
keluarannya dijadikan masukan umpan balik dan antara umpan balik dengan masukan
disusun secara seri.
Av = (hfc.ib.RE) / (ib.hic)
= (hfc.RE) / hic
Avf = Av /(1 + Av)
= {(hfc.RE) / hic} / {1 + (hfc.RE) / hic}
Avf = (hfc.RE) / {hic + (hfc.RE)
Karena:
hfc = hfe +1
hie = hic ,maka persamaan dapat ditulis menjadi:
Avf = {(hfe +1) RE} / hie + {(hfe + 1) RE}
Analisis rangakaian umban balik tegangan seri pada JFET
Karena teganga umpan balik pada RS dihilangakan; yang semula Vin = Vs + Vgs ,
menjadi Vin = Vgs ; (paralel)
Av = Vo / Vin
= {gm.Vgs (rds//RS)} / Vin
Avf, Av / 1 + Av, . Av ; maka haruslah tanpa satuan supaya dapat ditambah dengan
konstanta 1 (penyebut merupakan bilangan tanpa satuan). Av disini menjadi bersatuan
ohm; mejelma menjadi Vi/in dengan notasi RM, sehingga persamaan umum menjadi:
RM
1+ RM
RMf =
Untuk mencari Avf yang sama dengan Vo/Vs, tinggal mengalikan RMf dengan 1/Rs
(resistansi sumber sinyal)
Mengingat Rmf = Vo/is sedanga Vs = is . RS Avf = Rmf / RS
= if / Vo ; if = (Vo Vin) / RB ; karena Vin << Vo, maka untuk memudahkan
analisa.
Diberlakukan Vin 0 sehingga if Vo / RB sehingga :
= if / Vo {(Vo / RB).(1/Vo)} 1/RB
RM
Vo
is
hfe. ib ( RB/ RC )
is
ib
is
RS . RB
( RS . RB )+ ( RS . hie ) +( RB. hie)
ib
RS/ RB
=
is ( RS / RB)+ hie
RM =
Contoh aplikasi rangkaian umpan balik tegangan paralel (shunt) seperti dibawah:
RMf =
RMF =
=
2.2.3
Penguat umpan balik arus seri merupakan jenis penguat dimana arus
keluarannya dijadikan masukan umpan balik dan antara umpan balik dengan masukan
disusun secara seri.
3.
Avf =
menjadi Gmf =
GM
1+ GM
AV
1+ Av
menjadi Gmf =
GM
1+ GM
Avf dapat dicari dengan mengalikan GMf dengan RL mengingat Av = Vo/Vi ; sedang
GM = io/Vs Vo = io.RL
=
=
Vf
io
( hfeib +ib )
hfeib
( hfe+1 ) ib.
hfe ib
1+ Gm
1+ Gm
GM = io / Vs =
Bentuk GMf =
GMf =
; Gm = Lim GM ; RL 0
hfe ib
ib(hie+ )
hfe
(hie+ )
GM
1+ GM
hfe
hie+
hfe
{1+ .
}
hie+
hfe
{ ( hie+ )+ ( . hfe ) }
Avf = GMf . RL
=
Avf =
hfe. RC
{ ( hie+ )+ ( . hfe ) }
hfc. RC
{hie+ ( 1+hfe ) }
hfe. RC
{hie+ ( 1+hfe ) }
Rof = Ro .
1+ Gm
1+ Gm
atau karena Ro =
RC
Contoh rangakaian umpan balik pada penguat dengan JFET seperti gambar dibawah:
Gambar 7. Rangkaian penguat umpan balik arus seri pada penguat JFET
Gambar 8. Rangkaian ekivalen penguat umpan balik arus seri pada penguat JFET
= Vf / io = io . RS / io
GM = io / Vs =
GMf =
GM
1+ GM
gmVgs .
rds
(rds+ RS+ RD )
vgs
menjadi GMf =
gm . rds
{ ( rds+ RS+ Ro ) + ( RS . gm . rds ) }
1+ gm .rds
( rds+ RD + RS+ RS() }
GMf =
gm. rds
gm . rds
(rds+ RS+ RD)
RS . gm .rds
{1+
}
( rds+ RS+ RD )
1+ gm .rds
( rds+ RD + RS() }
Avf =
gm . rds . RD
2.2.4
keluarannya dijadikan masukan umpan balik dan antara umpan balik dengan masukan
disusun secara paralel.
Gambar 11. Rangkaian ekivalen penguat umpan balik arus paralel (shunt)
= xf / xo menjadi = if / io
Avf = Av / (1 + Av) menjadi Aif = Ai / (1 + Ai)
Avf = Vo / Vs = io . Ro / is . RS ; menjadi Avf = Aif . Ro / RS
Ai = io / is = (ic2 / ib2) . (ib2 / ic1) . (ic1 / ib1) . (ib1 / is)
Yang dapat diuraiakan menjadi ic2/ib2 = hfe2 sedang ic1/ib1 = hfe
ib2/ic1 = Rc1 / {Rc1 + hie + [RB1 // RE2 (hfe2 + 1)]}
ib1/is = {rs // (RB1 + Re2)} / {[rs // (RB1 + RE2)] +hie1}
= if / io
Besaran
xs & xf
xo
Imp. Masuk
Imp. Keluaran
= xf/xo
A = xo/xi
D=1+A
Af
Teg. Seri
Tegangan
Tegangan
Naik
Turun
vf/vo
Av = vo/vi
1 + Av
Avf =
Zif
Av
1+ Av
Zi (1+ Av)
GM
1+ GM
Zi (1+ GM)
Zo
1+ Av
1
Zo (1+ GM)
AI
1+ AI
Zi
1+ AI
Zo (1+ AI)
RE
RE2/R1.RE2
Zof
Ringkasan:
Teg. Paralel
Arus
Tegangan
Turun
Turun
if/vo
RM = vo/vi
1 + RM
Rmf =
RM
1+ RM
Zi
1+ RM
Zo
1+ RM
1/RB
penguatan
menjadi
stabil,
impedansi
input
dan
output
Hz dan batas frekuensi tingginya 10 Khz. Tentukan batas frekuensi rendah dan
frekuensi tingginya jika menerapkan umpan balik sebesar a) v = - 0,01; b) v
= - 0,1