Fakultas Teknik Muhammad Hafizd Ibnu Hajar, ST., M.Sc.
Program Studi Teknik Elektro Rangkaian Resonansi-2
• Pada akhir Modul-2 dibahas rangkaian tuning
Single-Tuned, dan akan dilanjutkan pada Modul-3 ini rangkaian tuning Double-Tuned. Sebelum membahasnya, kita pahami dulu pengertian faktor kopling, k, atau koefisien kopling. • Koefisien kopling, adalah ukuran berapa banyak flux magnet yang dihasilkan kumparan primer dapat tercakup oleh luasan kumparan sekunder. Pengertian definisi koefisien kopling dapat lebih dimengerti bila memperhatikan dua contoh susunan kumparan pri-mer sekunder yang ditunjukkan pada Gbr-1. Arah panah menunjukkan cara mengubah nilai k. • Pada rangkaian audio, koefisien kopling dikehendaki sebesar 1,0 yang umumnya hanya dapat dicapai pada nilai 0,9 ~ 0,99. Sedang pada rangkaian RF, koefisien kopling terse-but umumnya dibuat antara 0,01 ~ 0,05; karena berkaitan dengan selektifitas rangkaian tuning, yaitu bandwidth yang tertentu besarnya oleh hubungan, • B = k.fO 3.1 Rangkaian Tunning Ganda • Pada rangkaian tuning ganda (double tuned circuit) seperti Gbr-2 terlihat, terdapat satu pasang rangkaian tuning tunggal seperti telah dibahas pada Modul-2. Masing-masing rangkaian tuning tersebut dapat ditala terpisah. Seandainya kedua rangkaian tuning ter-sebut ditala pada frekuensi resonansi yang sama, fo, kondisi ini disebut sebagai synchro-nously tuned, dan dapat terjadi tiga keadaan, yaitu : – Overcoupled, dimana k > kc – Critically coupled, dimana k = kc – Undercoupled, dimana k < kc • Pada rangkaian tuning ganda, kedua induktor saling menginduksi sehingga dihasilkan nilai mutual inductance, M, yang besarnya, • Sementara untuk tiga keadaan kopling di atas, ditentukan oleh nilai faktor kopling ma-sing-masing yang dibandingkan dengan nilai kc , yaitu nilai faktor kopling dalam keada-an kopling kritis. Nilai kopling kritis sendiri ditunjukkan oleh persamaan (3-3), • Bila kedua rangkaian tuning identik, maka berlaku hubungan seperti dinyatakan pada persamaan (3-4). Ketiga kondisi kopling mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gbr- 3. • Bila dalam keadaan synchronously tuned dan kedua rangkaian tuning tersebut identik serta critically coupled, maka 3 dB bandwidth double-tuned circuit tersebut adalah, 3.2. Rangkaian Staggered Pair • Kalau sekarang masing-masing rangkaian tuning tersebut ditala pada frekuensi resonan-si yang berbeda dan simetri terhadap frekuensi fo , serta gandengan dalam keadaan cri-tically coupled, maka rangkaian tuning ganda ini dinamakan staggered-pair. Rangkaian staggered-pair tersebut mempunyai kurva tanggapan frekuensi seperti ditunjukkan pada Gbr-4. Sementara 3 dB bandwidth besarnya adalah, 3.3. Nilai Empiris k • Nilai empiris koefisien kopling adalah 1,5 kali nilai koefisien kopling kritis atau sedikit overcoupled,
• Pada kondisi kopling yang diberikan persamaan (3-8), kurva tanggapan
frekuensi yang dihasilkan akan curam pada tepinya sehingga akan memberikan pemisahan yang tajam bagi frekuensi-frekuensi di luar bandwidth, disebut sebagai quick rejection. Berkaitan dengan kondisi ini, terdapat satu kemampuan rangkaian tuning ganda, yaitu selektifitas, yang didefinisikan sebagai kemampuan melewatkan sinyal pada satu pita frekuensi yang terbatas dan menahan semua frekuensi di luar pita tersebut. Kemampuan ini dapat di-anggap sebagai derajat-kesempitan rangkaian tuning. Ternyata bahwa, selektifitas rang-kaian tuning ganda lebih bagus dari rangkaian tuning tunggal (single tuned circuit). Terima Kasih Muhammad Hafizd Ibnu Hajar, ST., M.Sc.