Anda di halaman 1dari 5

MODUL VI RANGKAIAN JEMBATAN WHEATSTONE

Sukma Sewiji (H1E014046)


Asisten: Rahmat Maulana Yasin
Tanggal Percobaan: 02/06/2016
PAF15211P - Praktikum Elektronika Dasar 2
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi, dan Geofisika – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed
Abstrak Jembatan wheatstone merupakan sebuah
metode yang digunakan untuk mengukur
Rangkaian Jembatan Wheatstone merupakan acara keenam
hambatan yang belum diketahui. Selain itu
dari serangkaian acara praktikum Elektronika Dasar 2.
jembatan wheatstone digunakan untuk
Praktikum Rangkaian Jembatan Wheatstone melibatkan
mengoreksi kesalahan yang dapat terjadi dalam
alat dan bahan seperti CRO, generator isyarat, breadboard,
pengukuran hambatan menggunakan hukum ohm
MMD, resistor 1 kΩ dan 2 kΩ, variabel resistor (VR) 5
[3]. Sedangkan salah satu aplikasinya yaitu dalam
kΩ, serta baterai 9,31 V. Praktikum ini bertujuan agar
percobaan mengukur regangan pada benda uji
praktikan dapat membuat dan memahami prinsip kerja dari
berupa beton atau baja. Dalam percobaan
rangkaian Jembatan Wheatstone. Langkah kerja yang
digunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang
dilakukan yaitu merangkai dengan menggunakan R1, R2,
terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur
dan R3 1 kΩ; menguhungkan titik AB dengan sumber
dilatasi benda uji berdasarkan perubahan
tegangan; mengukur tegangan di titik CD; mengatur
hambatan penghantar di dalam strain gauge.
potensiometer agar tegangan di titik CD minimum;
Strain gauge tersebut direkatkan kuat pada benda
memvariasikan tegangan lalu mencatat nilai VR setiap
uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama
perubahan tegangan. Kemudian mengganti R1, R2, dan R3
dengan deformasi pada strain gauge [4].
dengan hambatan 2 kΩ. Langkah tersebut dilakukan
untuk tegangan DC dan AC. Hasil dari praktikum
2. STUDI PUSTAKA
rangkaian Jembatan Wheatstone berupa nilai VR untuk
tegangan DC dengan R1, R2, dan R3 1 kΩ yaitu sebesar 1 Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang
kΩ; 1,05 kΩ; dan 2,86 kΩ. Sedangkan nilai VR untuk digunakan untuk mengukur suatu yang tidak
tegangan DC dengan R1, R2, dan R3 2 kΩ yaitu sebesar diketahui hambatan listriknya dengan
1,926 kΩ; 3,16 kΩ; dan 4,8 kΩ. Nilai VR untuk menyeimbangkan rangkaian jembatan. Satu kaki
tegangan AC dengan R1, R2, dan R3 1 kΩ yaitu sebesar yang menjadi komponen pada rangkaian tersebut
0,7 kΩ; 3,47 kΩ; dan 4,85 kΩ. Sedangkan nilai VR diketahui kerjanya mirip dengan potensiometer.
untuk tegangan AC dengan R1, R2, dan R3 2 kΩ yaitu Jembatan Wheatstone adalah suatu proses
sebesar 1 kΩ; 2,96 kΩ; dan 4,88 kΩ. menentukan nilai hambatan listrik yang
presisi/tepat dan melakukan perbandingan antara
Kata kunci : Jembatan Wheatstone, nilai variabel
besar hambatan yang telah diketahui dengan
tegangan.
besar hambatan yang belum diketahui yang
tentunya dalam keadaan seimbang. Contoh
1. PENDAHULUAN
rangkaian jembatan wheatstone ada pada Gambar
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang
6. 1. Berdasarkan gambar tersebut, R1 dan R2 serta
ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833
R3 merupakan hambatan yang sudah diketahui,
lalu meningkat dan dipopulerkan oleh Sir Charles
sedangkan Rx adalah hambatan yang akan dicari
Wheatstone pada tahun 1843. Umumnya
besarnya [1].
Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk
memperoleh ketelitian dalam melaksanakan
pengukuran terhadap suatu tahanan yang Gambar 6. 1. Rangkaian Jembatan
nilainya relatif kecil sekali. Rangkaian ini dibentuk Wheatstone
oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan
segiempat A-B-C-D dan rangkaian ini
dihubungkan dengan sumber tegangan [1].
Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling
umum digunakan untuk pengukuran tahanan
yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000
Ω.Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2,
R3 dimana tahanan tersebut merupakan tahanan
yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat
diatur [2].

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 1


Hukum dasar rangkaian listrik yang Besarnya tegangan pada titik C dan D adalah
berhubungan dengan jembatan wheatstone, yaitu:
a. Hukum ohm VCD = VCB - VDB (6)
Hukum ohm menyatakan:
“Jika suatu arus listrik melalui suatu dimana
penghantar,maka kekuatan arus tersebut adalah
sebanding lurus dengan tegangan listrik yang VCB = I2 x Rx (7)
terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi”.
Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut. VDB = I1 x R3 (8)

V=IxR (1) Sehingga jika persamaan (4) disubstitusikan ke


persamaan (8) dan persamaan (5) disubstitusikan
dimana V adalah tegangan, I adalah arus, dan R ke persamaan (7) akan didapat persamaan untuk
adalah hambatan. mencari nilai tegangan pada titik CD.

b. Hukum Kirchoff VCB = x Rx (9)


Dipertengahan abad 19, Gustav Robert
Kichoff (1824-1887) menemukan cara untuk
VDB = x R3 (10)
menentukan arus listrik pada rangkaian
bercabang yang kemudian dikenal dengan hukum
Kirchoff. Hukum Kirchoff I berbunyi: Prinsip dasar dari jembatan wheatstone adalah
“Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik keseimbangan. Sifat umum dari arus listrik adalah
percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang arus akan mengalir menuju polaritas yang lebih
keluar dari titik percabangan.” rendah. Jika terdapat persamaan polaritas antara
Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut. kedua titik maka arus tidak akan mengalir dari
kedua titik tersebut. Hambatan listrik merupakan
I = I1 + I2 + I3 + ... (2) karakteristik suatu bahan pengantar
listrik/konduktor yang dapat di gunakan untuk
dimana I adalah arus yang mengalir pada mengatur besarnya arus listrik yang melewati
rangkaian. suatu rangkaian. Hambatan sebuah konduktor di
Sedangkan Hukum Kirchoff II berbunyi: antara dua titik diukur dengan memasang sebuah
“Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar beda potensial diantara titik-titik tersebut dan
GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama membandingkannya dengan arus listrik yang
dengan nol.” terukur [6].
Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut. Salah satunya aplikasi jembatan wheatstone
yaitu dalam percobaan mengukur regangan pada
V = 0 atau + IR = 0 (3) benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan
digunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang
terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi
dimana V adalah tegangan, I adalah arus, dan R
benda uji berdasarkan perubahan hambatan
adalah hambatan.
penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini
Maksud dari jumlah penurunan potensial direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi
sama dengan nol adalah tidak adanya energi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada
listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut atau strain gauge [4].
dalam arti semua energi bisa digunakan atau
diserap [5]. 3. METODOLOGI
Rangkaian jembatan wheatstone seperti pada
Gambar 6. 1 memberikan tegangan pada titik AB 3.1 ALAT DAN BAHAN
sehingga arus mengalir melewati R1 sebesar I1 dan a) Osiloskop atau CRO
melewati R2 sebesar I2. Besarnya arus yang b) Generator isyarat
mengalir dapat dihitung menggunakan c) Breadboard
persamaan berikut. d) MMD
e) Baterai 9,31 V
I1 = (4) f) VR 5 kΩ
g) Resistor 1 kΩ dan 2 kΩ.
dan

I2 = (5)

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 2


3.2 CARA KERJA potensiometer atau VR. Tetapi, nilai VCD juga
a) Membuat rangkaian seperti Gambar 6. 1 dapat dicari secara analitik menggunakan
dengan R1, R2, dan R3 1 kΩ pada papan persamaan (6), (9), dan (10). Hasil perhitungan
rangkaian; analitik tertera pada Tabel 6. 3 dan Tabel 6. 4.
b) Menghubungkan titik AB dengan
sumber tegangan DC 9,31 V; Tabel 6. 3. Data Perhitungan Analitik VCD
c) Mengukur tegangan pada titik CD untuk Tegangan DC
dengan MMD;
d) Mengatur potensiometer (VR) agar 1000 Ω Perhitungan Analatik
VAB
tegangan pada titik CD bernilai VR VCD VCB VDB VCD
(V)
minimum; (V) (V) (V) (V) (V)
e) Memvariasikan tegangan pada titik CD 1000 0,0 4,66 4,66 0,00
mulai dari minimum setiap 1 volt
1050 1,0 4,77 4,66 0,11
dengan cara mengatur potensiometer;
f) Mencatat nilai VR setiap perubahan 2800 2,0 6,90 4,66 2,24
tegangan; 2000 Ω Perhitungan Analatik
g) Mengganti nilai R1, R2, dan R3 dengan 9,31 VR VCD VCB VDB VCD
hambatan 2 kΩ; (V) (V) (V) (V) (V)
h) Melakukan pengukuran seperti langkah 1926 0,0 4,57 4,66 -0,09
c) sampai f);
3160 1,0 5,70 4,66 1,05
i) Melakukan langkan a) sampai h) tetapi
dengan menggunakan tegangan AC. 4800 1,8 6,57 4,66 1,92
(Menggunakan generator isyarat sebagai
sumber arus dan CRO untuk mengukur Tabel 6. 4. Data Perhitungan Analitik VCD
tegangan). untuk Tegangan AC

4. HASIL DAN ANALISIS 1000 Ω Perhitungan Analatik


VAB
Berdasarkan praktikum yang telah (V) VR VCD VCB VDB VCD
dilakukan diperoleh beberapa data, yaitu : (V) (V) (V) (V) (V)
700 1,2 3,71 4,50 -0,79
Tabel 6. 1. Data Pengukuran untuk Tegangan 3470 2,2 6,99 4,50 2,49
DC 4850 3,2 7,46 4,50 2,96
4870 3,6 7,47 4,50 2,97
R1, R2, dan R3 1 R1, R2, dan R3
Vsumber kΩ 2 kΩ 9 2000 Ω Perhitungan Analatik
(V) VR VCD VR VCD VR VCD VCB VDB VCD
(Ω) (V) (Ω) (V) (V) (V) (V) (V) (V)
1,00 x 1000 1,6 3,00 4,50 -1,50
9,31 0,0 1,926 0,0
103 2960 2,6 5,37 4,50 0,87
1,05 x 4880 2,2 6,38 4,50 1,88
9,31 1,0 3,160 1,0
103
2,86 x
9,31 2,0 4,800 1,8 Pada Tabel 6. 3 dan Tabel 6. 4 terlihat bahwa
103
nilai VCD dengan resistor 1 kΩ dan 2 kΩ untuk
tegangan DC dan AC berbeda. Tetapi, rentang
Tabel 6. 2. Data Pengukuran untuk Tegangan
nilainya tidak begitu tinggi. Rentang nilai tersebut
AC
dikarenakan adanya batas toleransi dan error
pada komponen rangkaian.
R1, R2, dan R3 1 R1, R2, dan R3 2
Pada praktikum Rangkaian Jembatan
Vsumber kΩ kΩ
Wheatstone digunakan resistor dengan nilai yang
(V) VR VCD VR VCD
berbeda, yaitu 1 kΩ dan 2 kΩ. Berdasarkan Tabel
(kΩ) (V) (kΩ) (V)
6. 1 dan Tabel 6. 2, terlihat bahwa semakin besar
9 0,70 1,2 1,00 1,6
nilai VCD maka nilai VR semakin besar. Hal ini
9 3,47 2,2 2,96 2,6 sesuai dengan persamaan (6), (9), dan (10) dimana
9 4,85 3,2 4,88 3,2 jika dihitung secara analitik, maka nilai V CD
berbanding lurus dengan nilai VR.
Berdasarkan Tabel 6. 1 dan Tabel 6. 2 Terdapat perbedaan saat menggunakan dua
dihasilkan nilai VCD dengan cara mengatur resistor dengan nilai yang berbeda. Perbedaan
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 3
menggunakan resistor 1 kΩ dan 2 kΩ terletak
pada nilai yang dihasilkan. Resistor 1 kΩ LAMPIRAN
menghasilkan nilai VR yang lebih besar dibanding
1. Gambar 6. 2. Lembar Kerja (1)
resistor 2 kΩ. Hal ini sesuai dengan Hukum Ohm
dimana nilai tegangan berbanding terbalik dengan
nilai hambatan [5].
Selain terdapat perbedaan menggunakan dua
resistor dengan nilai yang berbeda, ada pula
perbedaan saat menggunakan tegangan AC dan
DC. Saat menggunakan tegangan DC, sinyal
keluaran hanya berupa garis lurus. Sedangkan
saat menggunakan tegangan AC, sinyal keluaran
berbentuk sinusoidal. Selain itu, jika sumber
arusnya adalah AC, jembatan wheatstone akan
dapat digunakan untuk mengukur induktansi,
kapasitas, impedensi, dan frekuensi resonansi
dengan terlebih dahulu diadakan perubahan kecil
dalam lengan-lengannya [7].

5. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah
2. Gambar 6. 3. Lembar Kerja (2)
dilakukan dapat disimpulkan bahwa prinsip
dasar dari jembatan wheatstone adalah
keseimbangan. Sifat umum dari arus listrik
adalah arus akan mengalir menuju polaritas yang
lebih rendah. Jika terdapat persamaan polaritas
antara kedua titik maka arus tidak akan mengalir
dari kedua titik tersebut. Hambatan listrik
merupakan karakteristik suatu bahan pengantar
listrik/konduktor yang dapat di gunakan untuk
mengatur besarnya arus listrik yang melewati
suatu rangkaian. Hambatan sebuah konduktor di
antara dua titik diukur dengan memasang
sebuah beda potensial diantara titik-titik tersebut
dan membandingkannya dengan arus listrik
yang terukur [6].

DAFTAR PUSTAKA
3. Gambar 6. 4. Rangkaian Jembatan
[1] Pramudita, Saras Dian, Jurnal Jembatan
Wheatstone, UHAMKA, Jakarta, 2011. Wheatstone untuk Tegangan DC
[2] http://ari-
irawan4.blogspot.co.id/2014/05/jembatan-
wheatstone.html, 8 Juni 2016, 20.10 WIB.
[3] Susilawati, Eka, Jembatan Wheatstone,
Universitas Negeri Medan, Medan, 2014.
[4] Hough, D Young, Fisika Universitas,
Erlangga, .Jakarta, 2003.
[5] Darmali, Ari, Panduan Lengkap Eksperimen
Fisika, Wahya Media, Jakarta, 2007.
[6] Minarti, Jurnal Jembatan Wheatstone, Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar, Makassar,
2014.
[7] http://asia_hw/RangkaianJembatanWheatsto
ne.htm , 8 Juni 2016, 20.20 WIB.

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 4


4. Gambar 6. 5. Rangkaian Jembatan
Wheatstone untuk Tegangan AC

Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed 5

Anda mungkin juga menyukai