Anda di halaman 1dari 5

MODUL 7 RANGKAIAN JEMBATAN WHEATSTONE

Sarah ikrimatul izmi (K1C016065)


Asisten: M.Fachrurrozy
Tanggal Percobaan: 31/06/2018
PAF15211P-Praktikum Elektronika Dasar II
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika–Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan AlamUnsoe

Abstrak tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut


merupakan tahanan yang diketahui nilainya
Pada praktikum mengenai rangkaian jembatan dengan teliti dan dapat diatur.
wheatstone bertujuan untuk membuat dan
memahami prinsip kerja dari rangkaian jembatan Pada percobaan rangkaian jembatan
wheatstone. Percobaan pertama yaitu mengukur wheatstone di lakukan dua kali percobaan yaitu
rangkaian untuk tegangan DC dengan cara untuk tegangan AC dan dengan tegangan DC
menghubung titik AB dengan tsumber tegangan dengan R1,R2,R3 sebesar 1 kilo ohm dan R1,R2,R3
sebesar 2 kilo ohm. Dimana untuk tegangan DC di
DC 9 V, mengukur tegangan titik CD dengan
gunakan dengan baterai 9 Volt sedangkan untuk
MMD, lalu mengatur potensiometer agar
tegangan AC di gunakan Generator isyarat yang
tegangan CD bernilai nol, memvariasikan
di seting AC 9 Volt.
tegangan titik CD dengan mengatur
potensiometer, kemudian R1, R2 dan R3 diganti Dimana percobaan dilakukan dengan
nilai hambatannya menjadi 2 KΩ. Percobaan memvariasikan tegangan mulai dari minimum
kedua yaitu mengukur rangkaian untuk tegangan setiap 1 volt dengan cara mengatur potensiometer
AC, caranya sama seperti saat mengukur yang di hubungkan dengan resistor. Pada
rangkaian untuk tegangan DC. Berdasarkan percobaan potensiometer di hubungkan ke resistor
praktikum yang telah dilakukan, disimpulkan yang nilai R1, R2,R3 1 KΩ kemudian setelah di
dapatkan nilai tegangan kita ganti muatan
bahwa Prinsip dasar jembatan wheatstoneadalah
resisitor dengan R1,R2,R3 2 KΩ berlaku untuk
keseimbangan. Sifat umum dari arus listrik adalah
kedua tegangan AC dan DC. Dimana jembatan
arus akan mengalir menuju polaritas yang lebih
Wheatstone pada prinsipnya menggunakan
rendah. Jika terdapat persamaan polaritas antara kesetimbangan dan deteksi nol.
kedua titik maka arus tidak akan mengalir dari
kedua titik tersebut. 2. STUDI PUSTAKA
Kata kunci: jembatan wheatstone, tegangan DC, Jembatan Wheatstone adalah suatu alat pengukur,
tegangan AC. alat ini dipergunakan untuk memperoleh
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran
1. PENDAHULUAN terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil
sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel
Pada kehidupan sehari-hari, tidak pernah lepas tanah/ kartsluiting dan sebagainya. Jembatan
dihadapkan dengan yang namanya arus listrik. Wheatstone merupakan alat yang paling umum
Ada dua arus listrik yaitu searah dan bolak-balik, digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti
Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan
(Direct Current), Sesuai dengan namanya, listrik Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana
arus searah ini mengalir ke satu jurusan saja tahanan tersebut merupakan tahanan yang
dalam kawat penghantar, yaitu dari kutub positif diketahui nilainya dengan teliti dan dapat
(+) ke kutub negatif (-). Sedangkan arus bolak- diatur[1].
balik (AC) yaitu arus yang mengalirkan bolak- Metode Jembatan Wheatstone adalah
balik dari positif ke negatif dan dari negatif ke susunan komponen-komponen elektronika yang
positif. Penerapan arus listrik searah dan bolak- berupa resistor dan catu daya di mana tampak
balik dapat dilihat di dalam rangkaian seri, seperti pada gambar di bawah :
rangkaian paralel dan juga pada jembatan
weatstone.
Rangkaian Jembatan Wheatstone
merupakan rangkaian yang terdiri dari resistor
dan catu daya (power supply). Jembatan
wheatstone sendiri adalah rangkaian jembatan
yang pada umumnya digunakan untuk mengukur
presisi tahanan dengan nilai 1 ohm sampai dengan
mega ohm.Jembatan Wheatstone terdiri dari
Gambar 2.1. Rangkaian jembatan wheatstone “Arus total yang masuk melalui suatu
titik percabangan dalam suatu
R1 , R2 dan R3 merupakan hambatan yang sudah rangkaian listrik sama dengan arus
diketahui, sedangkan Rx adalah hambatan yang total yang keluar dari titik
akan di cari besarnya. Pada keadaan setimbang, percabangan tersebut.”
galvanometer akan menunjukkan angka nol.
Artinya jumlah kuat arus pada semua
Karena tidak ada arus yang mengalir melalui
cabang yang bertemu pada suatu titik
galvanometer tersebut. Dalam keadaan ini berlaku
sama dengan nol. Hukum ini adalah
hubungan :
konsekuensi dari hukum kekekalan
muatan. Muatan yang masuk ke
R1 sebuah simpul harus meninggalkan
Rx = R3
R2 simpul tersebut karena muatan tidak
dapat terakumulasi pada sebuah
Hambatan listrik merupakan karakteristik suatu simpul.
bahan pengantar listrik/ konduktor,yang dapat di
gunakan untuk mengatur besarnya arus listrik Secara matematis, Hukum I Kirchoff
yang melewati suatu rangkaian. dapat dituliskan sebagai berikut:
Metode jembatan Wheatstone dapat di gunakan I = I1 + I2 + I3 + …
untuk mengukur hambatan listrik. Cara ini tidak
memerlukan alat ukur voltmeter dan b. Hukum II Kirchoff
amperemater, cukup satu Galvanometer untuk Hukum ini berlaku pada rangkaian
melihat apakah ada arus listrik yang melalui suatu yang tidak bercabang yang digunakan
rangkaian. Prinsip dari rangkaian jembatan untuk menganalisis beda potensial
Wheatstone adalah kesetimbangan dan deteksi (tegangan) pada suatu rangkaian
nol. tertutup. Hukum II Kirchoff biasa
Prinsip dasar jembatan wheatstone adalah disebut Hukum Tegangan Kirchoff
keseimbangan. Sifat umum dari arus listrik adalah atau Kirchoff’s Voltge Law (KVL). Bunyi
arus akan mengalir menuju polaritas yang lebih Hukum II Kirchoff:
rendah. Jika terdapat persamaan polaritas antara
kedua titik maka arus tidak akan mengalir dari “Total beda potensial (tegangan)
kedua titik tersebut. Dalam rangkaian dasar pada suatu rangaian tertutup adalah
jembatan wheatstone penghubung kedua titik tadi nol.”
disebut sebagai jembatan wheatstone[2]. Versi lain Hukum II Kirchoff yaitu:
Hukum dasar rangkaian listrik yang
bergubungan dengan jembatan Wheatstone yaitu: “Pada rangkaian tertutup jumlah
1. Hukum Ohm aljabar GGL (ε) dan jumlah
Hukum Ohm menyatakan: penurunan potensial (IR) sama
“Jika suatu arus listrik melalui suatu dengan nol.”
penghantar, maka kekuatan arus Hukum ini menjelaskan bahwa
tersebut adalah sebanding-lurus jumlah penurunan beda potensial
dengan tegangan listrik yang terdapat sama dengan nol artinya tidak ada
diantara kedua ujung penghantar energi listrik yang hilang dalam
tadi”. rangkaian atau semua energi listrik
Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm. diserap dan digunakan.
Secara matematis, hukum Ohm ini dituliskan:
V = I . R atau I = V/R Secara matematis, dapat dirumuskan
Dimana sebagai:
I : Arus listrik yang mengalir pada suatu ∑ε + ∑IR = 0
penghantar (Ampere)
V : Tegangan listrik yang terdapat pada Dimana
kedua ujung penghantar (Volt) ∑ε : Jumlah GGL sumber arus (V)
R : Hambatan listrik yang terdapat pada
suatu penghantar (Ohm) ∑IR: Jumlah penurunan tegangan (V)
[3]. I : Arus listrik (A)

2. Hukum Kirchoff R : Hambatan (Ω)


a. Hukum I Kirchoff [4].
Hukum I Kirchoff merupakan hukum
Kirchoff yang berkaitan dengan arah
arus dalam menghadapi titik
percabangan. Hukum ini berbunyi :
3. METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
adalah sebagai berikut :
B. Pengukuran tegangan AC
1. CRO
2. Generator isyarat
Mulai
3. Breadboard
4. MMD
Rangkaian dibuat dengan R1, R2 dan
5. Resistor 1 kΩ (3 buah); 2 KΩ (3 buah) R3 1 KΩ pada breadboard
6. VR 5 KΩ
Cara kerja : Titik AB dihubungkan dengan
A. Pengukuran tegangan DC sumber tegangan AC 9 V

Mulai Tegangan pada titik CD diukur


dengan MMD

Rangkaian dibuat dengan R1, R2 dan


R3 1 KΩ pada breadboard
Potensiometer (VR) diatur agar
tegangan pada titik CD bernilai nol
Titik AB dihubungkan dengan
sumber tegangan DC 9 V
Tegangan pada titik CD divariasikan
mulai dari minimum setiap 1 V
Tegangan pada titik CD diukur dengan cara mengatur potensiometer.
dengan MMD Nilai VR setiap perubahan tegangan
dicatat

Potensiometer (VR) diatur agar


tegangan pada titik CD bernilai nol R1, R2 dan R3 diganti dengan
hambatan 2 KΩ

Tegangan pada titik CD divariasikan


mulai dari minimum setiap 1 V Pengukuran dilakukan ulang seperti
dengan cara mengatur potensiometer. langkah 3 sampai dengan 5
Nilai VR setiap perubahan tegangan
dicatat
Selesai

R1, R2 dan R3 diganti dengan


hambatan 2 KΩ
4. HASIL DAN ANALISIS
A. Data pengukuran untuk tegangan DC
Pengukuran dilakukan ulang seperti
Tabel 4.1 Data pengukuran untuk
langkah 3 sampai dengan 5
tegangan DC

Vsumber R1.R2 dan R3 R1,R2, dan R3 2


Selesai (V) 1KΩ KΩ

VR VCD VR VCD
(KΩ) (V) (KΩ) (V)

9 0,3 -2,8
5. KESIMPULAN
9 0,4 -2 2,72 -1,6
Kesimpulan dari praktikum elektronika dasar
9 1,05 -1 2,27 -1 rangkaian jembatan wheatstone yang telah
dilakukan, diperoleh bahwa:
9 0,79 0 1,63 0
Prinsip kerja jembatan Wheatstone yaitu:
9 0,72 1 1,15 1 a. Hubungan antara resistivitas dan
hambatan, yang berarti setiap
9 0,34 2 0,74 2 penghantar memiliki besar hambatan
tertentu dan juga menentukan
9 0,23 2,8 0,46 3 hambatan sebagai fungsi dari
perubahan suhu.
9 0.11 4 0,24 4,3
b. Hukum Ohm yang menjelaskan tentang
hubungan antara hambatan, tegangan
Prinsip kerja jembatan Wheatstone yaitu dan arus listrik yang mana besar arus
hubungan antara resistivitas dan hambatan, yang mengalir pada galvanometer
yang berarti setiap penghantar memiliki besar diakibatkan oleh adanya suatu
hambatan tertentu dan juga menentukan hambatan.
hambatan sebagai fungsi dari perubahan suhu.
c. Hukum Kirchoff 1 dan 2 yang sesuai
Hukum Ohm yang menjelaskan tentang
dari hukum ini menjelaskan jembatan
hubungan antara hambatan, tegangan dan arus
dalam keadaan seimbang karena besar
listrik yang mana besar arus yang mengalir
arus pada keuda ujung galvanometer
pada galvanometer diakibatkan oleh adanya
sama besar sehingga saling meniadakan.
suatu hambatan.
Hukum Kirchoff 1 dan 2 yang sesuai dari
DAFTARPUSTAKA
hukum ini menjelaskan jembatan dalam
keadaan seimbang karena besar arus pada [1] Suryatmo, F, Teknik Listrik Pengukuran,
keuda ujung galvanometer sama besar sehingga Bina Aksara, Jakarta, 1986.
saling meniadakan [5].
[2] Edminister, Joseph A,Rangkaian Listrik
Perbedaan secara umum rangkaian Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1990.
dengan hambatan 1 KΩ dengan 2 KΩ yaitu baik
pada pengukuran tegangan DC, nilai V CD ketika
[3] Darmali, Ari, Panduan Lengkap Eksperimen
dipasang hambatan 1 KΩ lebih besar daripada Fisika, Wahya Media, Jakarta, 2007.
saat dipasang hambatan 2 KΩ. tetapi rentang [4] https://blog.ruangguru.com/penjelasan-
nilainya tidak terlalu tinggi. Hal ini dikarenakan hukum-i-dan-ii-kirchoff, 20 Juni 2018,
adanya batas toleransi dan error pada komponen pukul 23.10 WIB.
rangkaian.
[5] http://dedy4brother.blogspot.com/2012/05/
Perbedaan tegangan AC dan DC yaitu: jembatan-wheatstone.html, 20 juni 2018,
1. Tegangan AC lebih mudah untuk pukul 23.27 WIB.
diproduksi daripada tegangan DC;
[6] http://apipah.com/perbedaan-tegangan-ac-
2. Tegangan AC dapat dengan mudah dan-dc/, 20 Juni 2018, pukul 23.49 WIB.
diubah dan ditransmisikan, tetapi
tegangan DC sulit diubah;
3. Komponen aktif seperti induser, LAMPIRAN
kapasitor, transistor, dan amperemeter
menanggapi tegangan AC dengan cara
yang berbeda dari tegangan DC;
4. Sebuah kapasitor akan meneruskan
tegangan AC, tetapi akan memblokir
sinyal DC sedangkan induser akan
melakukan sebaliknya;
5. Daerah bersih di bawah tegangan kurva
waktu dari sinyal AC adalah nol
sedangkan untuk sinyal DC tidak nol
[6].
Gambar 7.1Rangkaian jembatan
Wheatstone

Anda mungkin juga menyukai