Anda di halaman 1dari 18

NAMA OBJEK

KODE OBJEK
PJ OBJEK

:
:
:

JEMBATAN WHEATSTONE
(L2)
1. DAVID GINOLA
2. FEBRIATI NANDA

LIST TEORI
1.
2.
3.
4.
5.

Pengertian jembatan Wheatstone


Hukum-Hukum yang mendasari
Penurunan rumus mencari nilai Rx
Pengertian dan fungsi Galvanometer
Aplikasi jembatan Wheatstone

RESPONSI
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Jembatan Wheatstone?
Jawab: Jembatan Wheatstone adalah Suatu rangkaian listrik untuk mengukur
hambatan yang tidak diketahui nilainya. Prinsip dasar dari jembatan
wheatstone adalah keseimbangan.
2. Jelaskan pengertian Galvanometer beserta gambarkan rangkaiannya?
Jawab: Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mendeteksi
adanya tegangan dan arus yang mengalir pada rangkaian listrik. Hasil
pendeteksian dengan alat ini relatif bernilai kecil.
(Gambar dilihat pada teori)
3. Jelaskan hukum-hukum yang berkaitan dengan Jembatan Wheatstone?
Jawab:*Hukum Ohm Besarnya arus listrik melalui suatu penghantar, maka
arus tersebut adalah sebanding dengan tegangan listrik yang terdapat
diantara kedua ujung penghantar tadi. Rumus: I = V / R
* Hukum Kirchoff Arus Jumlah kuat arus yang masuk dalam
titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar
dari titik percabangan. Jumlah I masuk = I keluar.
*Hukum Kirchoff Tegangan Dalam rangkaian tertutup, jumlah
aljabar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan
nol.

4. Turunkan rumus Rx untuk mendapatkan nilainya!


Jawab: Lihat gambar!
Vac = Vad

I1.Rx = I2.R1
I1 = (I2.R1)/Rx

(1)

Vbc = Vbd
I1.Rs = I2.R2
I1 = (I2.R2)/Rs

(2)

Pers (1) dan (2):


(I2.R1)/Rx = (I2.R2)/Rs
R1/Rx = R2/Rs
Rx = (R1/R2).Rs (3)
Pada persamaan resistansi kawat penghantar R = (L)/A
substitusikan ke pers (3) maka akan didapatkan
Rx = (L1/L2). Rs
Karena 1 = 2 dan A1 = A2 karena menggunakan kawat penghantar
yang sama.
5. Apakah perbedaan antara hambatan dan konduktivitas?
Jawab: Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan
pada ujung ujung sebuah konduktor, muatanmuatan bergeraknya
akan berpindah,sedangkan hambatan adalah kemampuan suatu bahan
untuk menentang aliran arus listrik. Bahan yang memiliki hambatan
kecil merupakan konduktor yang baik,semakin kecil hambatan semakin
bagus konduktivitas suatu bahan.
6. Sebutkan aplikasi dari Jembatan Wheatstone?
Jawab:1. Pengaplikasian pada alat dengan ThermoCouple (penentuan
hambatan pada sensor suhu).
2. Pengukuran arus pada line bawah tanah.
3. Pada strain gauge yang digunakan untuk mengukur regangan
material(baja dan beton)berdasarkan perubahan kecil penghantar
yang berdeformasi akibat gaya eksperimen.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 TUJUAN
1. Mempelajari rangkaian jembatan wheatstone sebagai pengukur hambatan.
2. Mengukur besar hambatan dan membuktikan hukum hubungan seri dan

paralel.
3. Menentukan hambatan jenis suatu kawat penghantar.
I.2 LIST TEORI
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel
Hunter Christie pada 1833 dan meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir
Charles Wheatstone pada tahun 1843. Ini digunakan untuk mengukur suatu
hambatan listrik yang tidak diketahui dengan menyeimbangkan dua kali dari
rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip
dengan aslinya potensiometer. Metode Jembatan Wheatstone adalah susunan
komponen-komponen elektronika yang berupa resistor dan catu daya
Jembatan Wheatstone dan melakukan perbandingan antara besar hambatan
yang telah diketahui dengan besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya
dalam keadaan Jembatan disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan
pada angka nol. Rangkaian Jembatan Wheatstone tersebut memiliki susunan dari
4 buah hambatan yang mana 2 dari hambatan tersebut adalah hambatan variable
dan hambatan yang belum diketahui besarnya yang disusun secara seri satu sama
lain dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah Galvanometer dan pada 2 titik
diagonal lainnya diberikan sumber tegangan. Galvanometer adalah alat yang
digunakan untuk mendeteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat ini kerjanya
tergantung pada momen yang berlaku pada kumparan di dalam magnet.Metode
Jembatan Wheatstone adalah susunan komponen-komponen elektronika yang
berupa resistor dan catu daya seperti tampak pada gambar berikut:

Rx

Rs

R
1

R2

Gambar1. Rangkaian Jembatan Wheatstone


Turunan rumus Rx (berdasarkan gambar diatas):
Misalkan arus yang mengalir pada acb adalah I1, dan arus pada adb adalah I2, Rx
adalah hambatan yang dicari nilainya dan Rs adalah hambatan standar, R1 dan R2
diasumsikan sebagai kawat penghantar untuk mencari L1 dan L2, dan dalam
persamaan ini akan ditulis sebagai R1 dan R2.
Vab-Vac=0
Vac = Vad
I1.Rx = I2.R1
I1 = (I2.R1)/Rx

(1)

Vcb = Vdb
I1.Rs = I2.R2
I1 = (I2.R2)/Rs

(2)

Pers (1) dan (2):


(I2.R1)/Rx = (I2.R2)/Rs
R1/Rx = R2/Rs
Rx = (R1/R2).Rs

(3)

Rumus resistansi pada kawat penghantar, R = (L)/A substitusikan ke pers. (3)


maka akan didapatkan
Rx = (L1/L2). Rs

...(4)

Karena 1 = 2 dan A1 = A2 karena menggunakan kawat penghantar yang sama.

Hasil kali antara hambatan berhadapan yang satu akan sama dengan hasil
kai hambatan hambatan berhadapan lainnya jika beda potensial antara c dan d
bernilai nol. Persamaan Rx . R1 = Rs . R2 dapat diturunkan dengan menerapkan
Hukum Kirchoff dalam rangkaian tersebut. Hambatan listrik suatu penghantar
merupakan karakteristik dari suatu bahan penghantar tersebut yang mana adalah
kemampuan dari penghantar itu untuk mengalirkan arus listrik.
Secara matematis dapat dituliskan:
R = p. (L/A)
Dimana:
R : Hambatan listrik suatu penghantar ().
: Resitivitas atau hambatan jenis (. m).
L : Panjang penghantar (m).
A : Luas penghantar ( m).
Hukum dasar rangkaian listrik yang berhubungan dengan jembatan wheatstone :
1. Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan Besarnya arus listrik melalui suatu penghantar,
maka

arus tersebut adalah sebanding dengan tegangan listrik yang terdapat

diantara kedua ujung penghantar tadi. Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon
Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada
sebuah

paper

yang

berjudul The

Galvanic

Circuit

Investigated

Mathematically pada tahun 1827.


Secara matematis, hukum Ohm ini dituliskan :
I=V/R
Dimana
I = arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
V = tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (Volt)
R = hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar (Ohm)
2. Hukum Kirchoff Arus
Dipertengahan abad 19, Gustav Robert Kichoff (1824-1887) menemukan
cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian

dikenal dengan hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff berbunyi Jumlah kuat arus
yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar
dari titik percabangan.
Jumlah I masuk = I keluar
Dimana I masuk = Arus yang masuk (Ampere)
I keluar = Arus yang keluar (Ampere)
3. Hukum Kirchoff Tegangan
Hukum Kirchoff II berbunyi, Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar
GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol. Maksud dari jumlah
penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak adanya energi listrik yang
hilang dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi bisa digunakan atau
diserap.
Pengertian Galvanometer
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mendeteksi
adanya tegangan dan arus yang mengalir pada rangkaian listrik. Hasil
pendeteksian dengan alat ini relatif bernilai kecil. Kebanyakan alat itu kerjanya
tergantung pada momen yang berlaku pada kumparan di dalam medan magnet.
Bentuk mula-mula dari galvanometer adalah seperti alat yang dipakai
Oersted yaitu jarum kompas yang diletakkan dibawah kawat yang dialiri arus
yang akan diukur. Kawat dan jarum diantara keduanya mengarah utara-selatan
apabila tidak ada arus di dalam kawat. Kepekaan galvanometer semacam ini
bertambah apabila kawat itu dililitkan menjadi kumparan dalam bidang vertikal
dengan jarum kompas ditengahnya. Dan instrument semacam ini dibuat oleh Lord
Kelvin pada tahun 1890, yang tingkat kepekaanya jarang sekali dilampaui oleh
alat-alat yang ada pada waktu ini.
Prinsip Kerja Jembatan Wheatstone, yaitu:
a) Hubungan antara resitivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar
memiliki besar hambatan tertentu. Dan juga menentukan hambatan sebagai
fungsi dari perubahan suhu.

b) Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara hambatan, tegangan


dan arus listrik. Yang mana besar arus yang mengalir pada galvanometer
diakibatkan oleh adanya suatu hambatan.
c) Hukum Kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hukum ini menjelaskan
jembatan dalam keadaan seimbang karena besar arus pada ke-2 ujung
galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan.
Aplikasi :
1. Pengaplikasian pada alat dengan ThermoCouple (penentuan hambatan
pada sensor suhu).
2. Pengukuran arus pada line bawah tanah.
3. Pada strain gauge yang digunakan untuk mengukur regangan material(baja
dan beton)berdasarkan perubahan kecil penghantar yang berdeformasi
akibat gaya eksperimen.

BAB II
PROSEDUR KERJA
2.1 Alat dan Komponen
1. Kawat Geser

Sebagai hambatan pengganti

R1

dan

R2

dalam praktikum

2. Resistor
Sebagai pembagi arus , penurun tegangan , pembagi tegangan dan
3.
4.
5.
6.
7.

penghambat aliran arus listrik.


Kawat Penghantar
Sebagai objek yang akan dihitung hambatan jenisnya.
Galvanometer
Sebagai alat untuk mendeteksi tegangan/arus yang relatif kecil.
Catu daya DC
Sebagai power arus DC(arus searah).
Hambatan standar(variable resistant)
Sebagai hambatan pembanding dalam praktikum
Jumper
Untuk menghubungkan komponen listrik satu dengan yang lainnya

2.2 Prosedur Percobaan


A. Mengukur besar hambatan Seri dan Paralel
1. Disusun Rangkaian seperti gambar 1
2. Diatur nilai Rs pada 100 , kemudian kontak geser K diatur sehingga
galvanometer menunjukan angka nol.
3. Dicatat Panjang L1 dan L2
4. Percobaan diulangi dengan mengubah nilai Rs pada 200 dan 300
5. Diganti Rx dengan Ry dan langkah no 2 dan 3 dilakukan. Untuk Rx
dan Ry yang dihubungkan secara seri dan paralel diulangi.
B.
1.
2.
3.

Menentukan hambatan jenis kawat penghantar


Dari gambar 1, Rx diganti dengan kawat penghantar
Panjang dan diameter kawat penghantar dicatat
Cara kerja A.2 dan A.3 dilakukan nilai Rs pada 100 diatur,

kemudian untuk nilai Rs 2 , 3 , 4 dan 5 diulangi.


4. Langkah diatas diulangi untuk panjang kawat yang berbeda-beda
(sekurang-kurangnya S panjang kawat).

2.3 Skema Alat Jembatan Wheatstone (L2)

B
E

Gambar 1.Skema alat Jembatan Wheatstone


Keterangan:
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Resistor
Galvanometer
Catu daya DC
Kabel penghubung
Kawat penghantar
Hambatan Standar

BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
III.1 Jurnal (Terlampir)
III.2 Perhitungan
A.Rangkaiaan Tunggal
A.1. Rx1
Menggunakan Rx: 387

L1 = 79 cm
L2 = 21 cm
Rs = 100
Rx1 =

L1
L2

==

79 cm
21cm

x 100

= 376,19

==

66 cm
34 cm

x 200

= 388,23

==

55 cm
45 cm

x 300

= 366,67

L1 = 66 cm
L2 = 34 cm
Rs = 200
Rx1 =

L1
L2

L1 = 55 cm
L2 = 45 cm
Rs = 300
Rx1 =

L1
L2

Tabel 1. Rangkaiaan Tunggal 1, Rx = 390,9


Rs ()
100
200
300

L1 (cm)
79
66
55

L2 (cm)
21
34
45

A.2. Rx2
Menggunakan Rx: 196,7
L1 = 69 cm
L2 = 31 cm
Rs = 100
Rx2 =

L1
L2

==

69 cm
31cm

x 100

= 222,58

Rx1 ()
376,19
388,23
366,67

L1 = 54 cm
L2 = 46 cm
Rs = 200
Rx2 =

L1
L2

==

54 cm
46 cm

x 200

= 234,78

==

42 cm
58 cm

x 300

= 217,24

L1 = 42 cm
L2 = 58 cm
Rs = 300
Rx2 =

L1
L2

Tabel 2. Rangkaiaan Tunggal 2, Rx = 196,7


Rs ()
100
200
300

L1 (cm)
69
54
42

L2 (cm)
31
46
58

Rx2 ()
222,58
234,78
217,24

B. Rangkaiaan Seri
Rxtot

= Rx1 + Rx2 = 387 + 196,7 = 583,7

L1 = 85,5 cm
L2 = 14,5 cm
Rs = 100
Rxs =

L1
L2

==

85,5 cm
14,5 cm

==

75 cm
25 cm

x 100

= 589,65

L1 = 75 cm
L2 = 25 cm
Rs = 200
Rxs =

L1
L2

x 200

= 600

L1 = 64,5 cm
L2 = 35,5 cm
Rs = 300
Rxs =

L1
L2

==

64,5 cm
35,5 cm

x 300

= 540,84

Tabel 2. Rangkaiaan Seri, Rx = 583,7


Rs ()
100
200
300

L1 (cm)
85,5
75
64,5

L2 (cm)
14,5
25
35,5

Rxs ()
589,65
600
540,84

C. Rangkaiaan Paralel

Rxtot = =

R x1 x R x 2
R x 1+ R x 2 =

387 x 196,7
387 +196,7

L1 = 59 cm
L2 = 41cm
Rs = 100
Rxs =

L1
L2

59 cm
41 cm

x 100

= 143,90

L1 = 41,5 cm
L2 = 58,5 cm
Rs = 200
Rxs =

L1
L2

L1 = 33 cm
L2 = 67 cm
Rs = 300

41,5 cm
58,5 cm

x 200

= 141,88

= 130,41

Rxs =

L1
L2

33 cm
67 cm

x 100

= 147,76

Tabel 2. Rangkaiaan Paralel, 130,41


Rs ()
100
200
300

L1 (cm)
59
41,5
33

L2 (cm)
41
58,5
67

Rxs ()
143,90
141,88
147,76

Analisa
a) Pengaruh Rs terhadap Rx
Berapapun nilai Rs, nilai Rx seharusnya sama. Karena semakin besar nilai Rs,
maka nilai L1 nya akan semakin kecil.

b) Pengaruh L1 dan L2 terhadap Rx


Nilai L1 dan L2 dipengaruhi oleh nilai Rs yang diberikan. Dimana nilai L1 dan
L2 akan mempengaruhi nilai Rx secara teori. Semakin kecil nilai L1 maka nilai
Rs akan semakin besar, begitu juga sebaliknya. Sedangkan untuk nilai Rx
seharusnya sama dengan teori.

c) Bandingkan Rx seri dan Rx Paralel


Rx seri > Rx parallel

d) Bandingkan pengaruh Rx terukur dengan Rx praktek


Nilai Rx yang diperoleh secara praktek akan mendekati nilai Rx yang diperoleh
secara teori.

e) Analisa Kesalahan dalam praktikum

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa
sebuah hambatan dapat diukur dengan menggunakan prinsip jembatan

wheatstone. Prinsipnya, ketika galvanometer menunjukkan angka nol, maka R1


dan R2 sebanding dengan L1 dan L2.
Pada rangkaian seri nilai hambatan yang didapatkan lebih besar daripada
nilai hambatan pada rangkaiaan paralel.
4.2. Saran
Sebaiknya coaching yang dilakukan penjelasan praktikumnya lebih
banyak dibahas dari pada penjelasan teori karena banyak yang saya lihat rekan
rekan banyak yang belum paham.
Penggunaan resistor ditetapkan dari awal sampai dengan akhir praktikum
Saat pengambilan data ke-n, Catudaya hendaknya dimatikan utk mencegah
resistor panas dan terjadi bau
Menjalankan jumper pada kawat penghantar utk mencari nilai L harus
hati-hati dan penuh kesabaran

JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan cara lain untuk mengukur hambatan!
Jawab: -Menggunakan Multimeter, arahkan pemutar pada pengukuran
resistansi
-Dengan menghitung gelang-gelang warna pada resistor dengan rumus
-Dengan jembatan wheatstone,dengan melakukan perbandingan antara
besar hambatan yang telah diketahui dengan besar hambatan yang

belum diketahui yang tentunya dalam keadaan Jembatan disebut


seimbang(nilai galvanometer=0)
2. Buktikan persamaan (4) dan (7)!
Jawab: persamaan (4) sama dengan penjabaran rumus diatas.
Persamaan (7):
R= I / A , dimana I =
Maka R= / A
3. Apa syarat agar R1 dan R2 sebanding dengan L1 dan L2?
Jawab: Jarum penunjuk pada galvanometer/voltmeter tepat pada posisi 0 volt.
Selain itu, Kawat yang digunakan harus homogen (mempunyai nilai
konstanta resistivitas yang sama) dan juga panjang kawat yang seragam
( sama ).
4. Bagaimana pengaruh pengukuran jika kawat geser tidak homogen?
Jawab: Maka nilai Rx akan sulit diprediksi. Karena nilai dan tidak sama. Maka
hasil hambatan yang di dapat tidak akan sesuai dengan persamaan Rs x
l2 = l1 x Rx karena beda jenis kawat beda juga nilai konstanta
resistivitasnya sehingga akan mempengaruhi nilai hambatan yang
diperoleh.
5. Mengapa pada pengukuran kapasitas,galvanometer diganti dengan
Handphone?
Jawab: Dengan menggunakan headphone kita mendapatkan nilai impedansi
secara murni. Dan baterai handphone merupoakan sel sekunder mati
yang prinsip kerjanya sama dengan kapasitor yang baik
6. Apakah satuan hambatan jenis(satuan SI)?
Jawab: Satuan SI dari hambatan adalah Ohm yang dilambangkan dengan
lambang omega ()
7. Buat bagan data pengamatan?
Jawab:
No
Rs()
1
2
3

Rx1=
L1(cm)

L2(cm)

Rs(

Rx2=
L1(cm)

L2(cm)

LAMPIRAN GAMBAR RANGKAIAN

Tambahan Saran saat Coaching

Rx

Rs

R
1

R
2

Vac = Vbd
I1.Rx = I2.R2
I1
= I2.R2/Rx ....(1)
Vad = Vbc
I2.R1 = I1.Rs
I1
= I2.R1/ Rs ...(2)
Pers 1
I2.R2/Rx
Rx

= Pers 2
= I2.R1/Rs
= R2.Rs/ R1

Anda mungkin juga menyukai