Anda di halaman 1dari 9

Percobaan 4.

Jembatan Wheatstone
Bab I.Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Jembatan Wheatstone dapat dikatakan sebagai hambatan. Kita ketahui saja pengertian
atau defenisi Jembatan Wheatstone merupakan sebuah jembatan penghubung, dengan
demikian Jembatan Wheatstone merupakan penghubug antar arus yang satu dengan arus yang
lainya. Jembatan Wheatstone juga dapat digunakan untuk mengatur besarnya arus listrik yang
melewati suatu rangkaian.
Selain itu juga, Jembatan Wheatstone mempunyai metode. Metode Jembatan Wheatstone
dapat digunakan untuk mengukur hambatan listrik. Dalam metode ini cara tersebut tidak
memerlukan alat ukur Voltmeter dan Amperemeter, cukup dengan Galvanometer untuk melihat
atau mengetahui apakah ada arus listrik yang melalui suatu rangkaian?. Galvanometer
merupakan pengukur suatu hambatan.
Galvanometer memiliki prinsip kerja yang dapat dinyatakan dengan persamaan:
Ra
L
L
Rx
1
2

Dimana
R
X
: hambatan yang akan ditenukan nilainya
R
a
: hambatan yang sudah diketahui nilainya
R
b
: hambatan yang sudah diketahui nilainya
R
s
: hambatan geser
Dengan demikian, dapat diambil suatu kesimpulan bahwasanya dalam merangkai
Jembatan Wheatstone harus dilakukan pembuktian atau eksperimen agar dapat mengetahui,
apakah ada arus listrik yang melalui suatu rangkaian?

1.2. Masalah
Berdasarkan dengan yang akan dipraktikan pada percobaan tersebut yakni Jembatan
Wheatstone dapat ditarik suatu kesimpulan atau dijadikan masalah adalah bagaimana cara
mahasiswa menyusun sendiri Jembatan Whaetstone? yang pada dasar teorinya banyak sekali
gambar rangkaian Jembatan Wheatstone, jadi mahasiswa dituntut lebih teliti, agar dapat dengan
baik menyusun rangkaian Jembatan Wheatstone tersebut. Selain itu yang dapat dijadikan
masalah adalah bagaimana mahasiswa mampu menentukan besarnya hambatan yang belum
diketahui oleh Jembatan Wheatstone? karena selain menyusun Jembatan Wheatstone menyusun
rangkaian Jembatan Wheatstone mahasiswa juga harus bisa menentukan besarnya hambatan
Jembatan Wheatstone yang belum diketahui? agar bisa dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari
1.3.Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.3.1.Memahami prinsip kerja Jembatan Wheatstone.
1.3.2.Menyusun sendiri rangkaian Jembatan Wheatstone.
1.3.3.Menentukan besarnya hambatan yang belum diketahui dengan Jembatan Weatstone.
1.3.4.Menghitung hambatan pengganti untuk rangkaian seri dan paralel.

1.4.Manfaat Percobaan
1.4.1.Meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam menyusun rangkaian Jembatan Wheatstone
1.4.2.Mahasiswa lebih mudah menghitung hambatan hambatan pengganti baik itu rangakian seri
maupun pararel.
1.4.3.Mahasiswa lebih teliti dalam merangkai Jembatan Wheatstone.








Bab II. Landasan Teori
hambatan listrik merupakan karakteristik suatu bahan pengantar listrik/ konduktor,yang
dapat di gunakan untukmengatur besarnya arus listrik yang melewati suatu rangkaian. Hambatan
sebuah konduktor di antara dua titik diukur dengan memasang sebuah beda potensial diantara
titik-titik tersebut dan membandingkannya dengan arus listrik yang terukur. ( R=V/ I ). Cara
pengukuran hambatan listrik dengan voltmeter dan ampermeter dapat menggunakan rangkain
sperti gambar (1) dan gambar (2).







Gambar 1. Pengukuran Hambatan cara pertama

1. Buktikan pengukuran gambar 1 menghasilkan harga R dalam persamaan (1)
A
ac
ac
R
I
V
R
(1)







Gambar 2. Pengukuran hambatan cara kedua
2. Buktikan pengukuran gambar 2 menghasilkan harga R dalam persamaan (2) !

V
AB
A
AB
R
V
I
V
R

(2)
b
I
R

R
c
a
V
A
IR
I
R

R
I
V

a
b
V
I
A

A
Metode jembatan Wheatstone dapat di gunakan untuk mengukur hambatan listrik. Cara
ini tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan amperemater,cukup satu Galvanometer untuk
melihat apakah ada arus listrik yang melalui suatu rangkaian. Prinsip dari rangkaian jembatan
Wheatstone di perlihatkan pada gambar (3).










Gambar 3. Rangkaian Jembatan Wheatstone

Keterangan Gambar :
S: Saklar penghubung
G:Galvanometer
E: Sumber tegangan arus
Rs:Hambatan geser
Ra dan Rb:Hambatan yang sudah di ketahui nilainya.
Rx: Hambatan yang akan di tentukan nilainya.
Saat saklar S di tutup,maka arus akan melewati rangkaian.Jika jarum Galvanometer
menyimpang artinya ada arus yang melewatinya,yaitu antara titik C dan D ada beda
potensial.Dengan mengatur besarnya Ra dan Rb juga hambatan geser Rs akan dapat di capai
galvanometer G tak teraliri arus,artinya tak ada beda potensial antara titik C dan D. Dengan
demikian akan berlaku persamaan :

S
B
a
R
R
R
Rx
(3)

E S

R
S

R
a

G
R
X

R
b
b
B

C
D
Untuk menyederhanakan rangkaian dan untuk menghubungkan besarnya R bergantung
pada panjang penghantar, maka rangkaian jembatan Wheatstone dapat di ubah menggunakan
kawat penghantar seperti gambar (4 ) di bawah ini:








Gambar 4. Rangkaian Jembatan Wheatstone menggunakan kontak geser di atas kawat
penghantar

Pada kawat penghantar AB di berikan suatu kontak geser yang berasl dari ujung
Galvanometer. Gunanya untuk mengatur agar tercapai pengukuran panjang L1dan L2 yang akan
menghasilkan arus di Galvanometer sama dengan NOL. Oleh karena itu pada kawat AB perlu di
lengkapi skala ukuran panjang.
Dengan menghubungkan persamaan (3) dengan persamaan (4) diperoleh hasil sebagai
berikut:
Ra
L
L
Rx
1
2
(5)






S
R
X

R
a

G
E
A
B
L1 L2
Bab III. Metodelogi
3.1. Alat dan Bahan
Satu set Rangakaian Jembatan Wheatstone, yang terdiri dari :
a.DC Power Supply
b.Galvanometer
c.2 Hambatan Pembanding ( Ra )
d.Hambatan yang akan diukur ( tertutup gelangnya )

3.2.Prosedur Percobaan
1. Susun rangkaian seperti pada gambar (4). Setelah rangkaian yang anda susun di setujui
assisten, hubungkan catu daya ke jaringan PLN.
2. Tempatkan kotak geser di tengah-tengah kawat hambatan.
3. ON kan posisi saklar catu daya.
4. Geser kotak gesernya sehingga arus yang melalui Galvanometer menjadi Nol.
5. Catat harga L
1
dan L
2
(sertakan ketidakpastiannya).
6. Ulangi langkah nomor 3-5 untuk harga Rx yang lain.
7. Ulangi langkah nomor 1-5 untuk Rx yang di hubungkan seri (gunakan hambatan di atas ).
8. Ulangi langkah nomor 1-5 untuk hambatan Rx yang di hubungkan paralel ( gunakan
hambatan di atas).











Bab IV. Hasil Pengamatan
4.1. Tabel Hasil Pengamatan Jembatan Wheatstone
v L
1
(V) L
2
(V) R
1
() R
2
() R
X
()
2 36,2 63,8 50 100 56,7
4 35 65 50 100 53,8
6 35,4 64,1 50 100 56
8 36,4 63,6 50 100 57,2
10 38,4 61,1 50 100 63,7
12 38,5 61,5 50 100 62,6

4.2. Analisa Data
R
1
L
2
= R
2
L
1


Untuk 2 volt
Pada L
1
= 36,2 dan L
2
= 63,8 dan R
1
= 100
Maka


Untuk 4 volt
Pada L
1
= 35 dan L
2
= 65 dan R
1
= 100
Maka


Untuk 6 volt
Pada L
1
= 35,9 dan L
2
= 64,1 dan R
1
= 100
Maka


Untuk 8 volt
Pada L
1
= 36,4 dan L
2
= 63,6dan R
1
= 100
Maka


Untuk 10 volt
Pada L
1
= 38,9 dan L
2
= 61,1 dan R
1
= 100
Maka


4.3. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat dilihat bahwa besar hambatan pada R
1
yang
lebih dari pada hambatan pada R
2
dengan demikian panjang kawat pada L
1
akan lebih besar
dibandingkan Pada L
2
. Dalam percobaan Jembatan Wheatstone suatu hambatan dengan jarak
yang berbeda , berbanding lurus dengan hambatan-hambatan yang lainya. Dengan jarak yang
berbeda atau berbanding juga sebagaimana telah ada persamaanya pada Jembatan Wheatstone
yakni R
1
L
2=
R
2
L
1,
dengan demikian besar hambatan kedua akan sama dengan hasil kali dari
besar hambatan pada hambatan dengan panjang kawat pada hambatan kedua perpanjang kawat
pada hambatan pertama, maka hasil yang didapatkan menunjukan perbandingan kedua hambatan
tersebut.
Dalam melakukan percobaan pada Jembatan Wheatstone susunan pada rangkaianya harus
benar dan sesuai dengan penentuan hambatan 1 dan hambatan 2 dengan panjang kawat 1 dan 2,
karena itu terjadi kesalahan pada penentuan hambatan atau panjang kawat, maka hasil praktik
yang didapat berbeda dengan hasil teori. Kesalahan pada alat juga sangat berdampak dalam hal
ini, karena alat yang digunakan rusak,maka hasil yang kita dapat akan tidak sesuai dengan
persamaan pada Jembatan Wheatstone itu sendiri.

4.4. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hambatan pada R
1

atau hambatan pertama lebih besar dari pada hambatan pada R
2
atau hambatan kedua. Dengan
demikian, jika besar hambatan R
1
diperbesar maka akan berpengaruh dengan panjang L
1
dan
sebaliknya jika pada R
2
diperkecil maka panjang kawat pada L
2
akan lebih pendek, jadi diantara
kedua hambatan tersebut terdapat perbedaan.

4.5. Daftar Pustaka
Serway, R. Physics for scientist & Engineers With Modern Physics , James Madison University
Harrison burg, Virginia, 1989 Bab 28.
Resnick & Haliday, Fisika Jilid 2 (terjemahan) Bab 32.
Tim dosen fisika dasar. 2011. Petunjuk pratikum fisika dasar II. Indralaya: Univesitas Sriwijaya
http//www.google.co.id.Jembatan Wheatstone.diakses 9 April 2011.jam 20.57, Rabu malam




Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai