Anda di halaman 1dari 4

RANGKAIAN-RANGKAIAN DASAR TRANSISTOR

Supri Lestari (K1C016045)


Asisten: M.Arsya
TanggalPercobaan: 08/05/2018
PAF15210P-Praktikum Elektronika Dasar II
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika–Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan AlamUnsoed

Abstrak dimasukkan kebasis dan output diambil pada kaki


kolektor.
Telah dilakukan praktikum tentang“ Rangkaian-
Rangkaian DasarTransistor “. Adapun tujuan dari Penguat common colektor adalah penguat yang
percobaan ini yaitu memahami cara kerja serta kaki kolektor transistor digroundkan, lalu input
perbedaan rangkaian penguat TransistorCommon dimasukkan kebias dan output diambil pada kaki
Base dan Common Colector. Praktikum emitor.
dilakukandengan dua percobaan yaitu Berdasarkan teori diatas maka dilakukannya
menggunakan rangkaian penguatcommon collector praktikum ini berguna agar praktikan dapat
serta common base dengan sinyal memahami cara kerja rangkaian bias transistor
masukkanbersumber dari generator isyarat dengan common emitor, membuat grafik ciri keluaran
frekuensi 100 Hz dan1KHz. Menggunakan transistor, dan dapat menentukan besar penguatan
komponen-komponen sebagai berikut: RL= 10 Koh transitor pada rangkaian transitor common base,
m, RE= 56 ohm, RB= 1,2 M ohm, RC= 2,2Kohm, dan common colektor.
C1,C2=3 µF/ 16 V, h fe= 245 dan
VCC =9V. Metode pengambilan data dilakukan mela 2. STUDI PUSTAKA
lui pengamatan gelombang pada osiloskop untuk Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai
menentukan tegangan outpun dantegangan input sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
digunakan Transformator 9 volt sebagai penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
tegangansumber dengan memvariasikan nilai modulasi sinyal atau sebagai fungsi
tegangan masukan dari 50- 1000 mVpp, hasil bagi lainnya.Transistor dapat berfungsi semacam kran
antara sinyal output dengan sinyal inputinilah yang listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT)
disebut nilai penguatan (K). Data-data atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
yangdikumpulkan yaitu tegangan output yang pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
diimplementasikandalam grafik penguatan sumber listriknya [1].
terhadap tegangan output. Pada umumnya transistor memiliki 3 terminal,
Kata kunci: Transistor, Rangkaian Penguat yaitu basis (B), emitter (E), dan kolektor (C).
Common base, Rangkaian penguat common Tegangan yang di satu terminalnya misalnya
colektor, tegangan input, tegangan output, nilai emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan
tegangan lebih besar daripada arus input basis,
penguatan tegangan.
yaitu pada keluaran tegangan dan arus output
Kolektor. Tegangan yang di satu terminalnya
1. PENDAHULUAN
misalnya emitter dapat dipakai untuk mengatur
Transistor merupakan komponen dasar untuk arus dan tegangan yang dikuatkan melalui kolektor
system penguat.Untuk bekerja sebagai penguat, [1].
transistor harus berada dalam keadaan aktif.
Jenis-Jenis transistor NPN dan PNP memiliki jenis
Kondisi aktif dengan memberi bias pada resistor.
dan fungsi berbeda. Prinsip kerja dari transistor
Ada tiga macam konfigurasi dari rangkaian
PNP adalah: arus akan mengalir dari kolektor ke
penguat yaitu Common Emiiter (CE), Common
emitor jika basisnya dihubungkan ke ground
Base (CB), dan Common Colector (CC).
(negatif). Arus yang mengalir dari basis harus lebih
Penguat common base adalah penguat yang kaki kecil daripada arus yang mengalir dari kolektor ke
basis transistor digroundkan atau ditanahkan, lalu emitor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada
input dimasukkan dan output diambil pada kaki pin basis dipasang sebuah resistor. Sedangkan
kolektor. prinsip kerja dari Negative Positive Negative
(NPN) adalah arus akan mengalir dari emittor
Penguat common emitter adalah penguat yang kaki
menuju ke kolektor jika pada pin basis
emitor transistor digroundkan lalu input
1
Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed
dihubungkan ke sumber tegangan. Arus yang Penguat common base adalah penguat yang kaki
mengalir ke basis harus lebih kecil daripada arus basis transistor digroundkan atau ditanahkan, lalu
yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh sebab input dimasukkan dan output diambil pada kaki
itu maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang kolektor[5}.
sebuah resistor [2].
Penguat common colektor adalah penguat yang
kaki kolektor transistor digroundkan ,lalu input
dmasukkan kebias dan output diambil pada kaki
emitor[5].

3. JUDUL SUB-BAB
a. Penguat common base
b. Penguat common colector

4. METODOLOGI
Gambar 2-1 jenis-jenis transistor NPN dan PNP
Transistor dapat berfungsi juga sebagai penguat 4.1 ALAT DAN BAHAN
arus maupun tegangan yang dipakai sebagai
Peralatan dan bahan yang digunakan antar lain :
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung
(switching), stabilisasi tegangan semacam kran 1. Generator isyarat
listrik, dimana berdasarkan arus inputnya BJT
2. Osiloskop (CRO)
(Bipolar Junction Transistor) atau tegangan inputnya
FET (Field Effect Transistor )dan memungkinkan 3. Multimeter digital
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
4. Breadboard
sumber listriknya. Untuk bekerja sebagai penguat,
transistor harus berada dalam kedaan 5. Resistor 1,2 MΩ; 10 kΩ; 56 Ω; dan 2,2 kΩ
aktif.Terdapat tiga jenis tipe penguatan yang dapat
6. Kapasitor 3 Μf/16 V 2 buah
diberikan oleh transistor, yaitu penguat emitter
ditanahkan (common emitter, CE), penguat 7. Transistor 828
kolektor ditanahkan (common collector, CC), dan
8. Baterai 9 V
penguat basis ditanahkan (common base, CB) [3].
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki 4.2 CARA KERJA
emitor transistor di groundkan, lalu input di
masukkan ke basis dan output diambil pada kaki Penguat common emitter
kolektor. Penguat Common Emitor juga
mempunyai karakter sebagai penguat
tegangan.Penguat Common Emitor mempunyai
karakteristik sebagai berikut :Sinyal outputnya
berbalik fasa 180 derajat terhadap sinyal input.
Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya
umpan balik positif, sehingga sering dipasang
umpan balik negatif untuk mencegahnya.Sering
dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama
pada sinyal audio).Mempunyai stabilitas penguatan
yang rendah karena bergantung pada kestabilan
suhu dan bias transistor [4].

Gambar 2-1 rangkaian penguat common emitter

2
Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed
zlvjc()
5.
yCRO10VfH
Dibuatrngkpdeoshm
Gambar 3.3-2 Diagram cara kerja Penentuan lengkung
ciri keluaran transistor

HASIL DAN ANALISIS


Salah satu fungsi transistor yang paling banyak
digunakan di dunia elektronika adalah sebagai
penguat yaitu penguat arus, penguat tegangan, dan
penguat daya.Fungsi komponen semikonduktor ini
dapat ditemukan pada rangkaian pres-amp head,
echo, tone control, amplifier dan lain-lain. Berdasarkan
cara pemasangan ground dan pengambilan output,
penguat transistor dibagi menjadi tiga yaitu
common base, common emitter, dan common
colektor.
Pada praktikum ini membahas bagaimana prinsip
kerja rangkaian penguat common emitter yang
menggunakan transistor sebagai penguat.Transistor
merupakan komponen dasar untuk system
penguat, transistor digunakan untuk bekerja
sebagai penguat, transistor harus berada dalam
kondisi aktif.Konsisi aktif dihasilkan dengan
memberikan bias pada transistor. Pada rangkaian
penguat emitter ditanahkan, tegangan Vpp akan
menyebabkan bias maju hubungan basis dan
emitter pada transistor. Dengan mengatur Vpp dan
R dapat diatur arus yang masuk pada basis.
Penentuan besar kecilnya nilai arus yang masuk
pada basis akan mempengaruhi arus yang
dihasilkan pada kolektor. Untuk dapat mengalirkan
arus, beda potensial pada kolektor harus lebih
positif dari pada bagian emitter.

Gambar 4-1 rangkaian penguat common emitter


Setelah merangkai alat berdasarkan buku modul
praktikum selanjutnya rangkaian dihubungkan ke
sinyal generator dan osiloskop. Sinyal generator
berfungsi sebagai pemproses sinyal masukan yang
kemudian akan diubah menjadi tegangan keluaran
yang berbentuk grafik gelombang yang berbeda.
Grafik tegangan masukan berupa gelombang
sinusoida. Setelah pengkalibrasian dilakukan dan
pengaturan pada osiloskop dan sinyal generator
didapat grafik tegangan keluaran berupa grafik
gelombang sinusoida yang memiliki beda fase 180
derajat yang menghasilkan gambar gelombang
yang terbalik dari gelombang sinusoida. Ini
menunjukan bahwa rangkaian penguat common
emitter ini berfungsi sebagai penguat.Penguat
emitter mempunyai titik kerja yang stabil.Pada
tegangan emitter ini tidak terdapat tegangan
emitter AC karena pengaruh dari pengguanaan
kapasitor.

50
100
200
300
400
500
600
Tabel 4-1 data pengamatan praktikum

Vin (mVpp) Vout (mVpp)


1.2 x 103
2.2 x 103
4.2 x 103
5.6 x 103
6.4 x 103
7 x 103
7.2 x 103
K=Vout/Vin

(Vout) yang lebih besar daripada tegangan


24
22
21
18.67
16
14
12

Pada data diatas didapatkan tegangan keluaran

masukan (Vin). Karena dari fungsi kapasitor sendiri


adalah sebagai penyimpan muatan.Ketika arus
mengalir dari sumber menuju kapasitor maka
kapasitor menympan muatan yang mengalir dari
sumber sampai penuh didalam kapasitor dan
kemudian dialirkan sehingga tegangan keluaran
(Vout) yang dihasilkan pada osiloskop besar.
Sedangkan pada tegangan masukan (Vin) kecil
karena arus yang diterima seadanya dari sumber
arus.
Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed
3
Pada percobaan tentang penguat common emitter Penguat emitter ditanahkan juga mempunyai
dengan menggunakan kapasitor didapat Vout karakter sebagai penguat tegangan.Rangkaian
sebesar 1.2 x 103mVpp dan Vin sebesar 50 mVpp. penguat common emitter adalah yang paling
banyak digunakan karena memiliki sifat
menguatkan tegangan puncak amplitude dari
sinyal masukan.Penguat common emitter
mempunyai impedansi masukan 1/1- kali lebih
besar dari penguat basis ditanahkan [5].

6. KESIMPULAN
Gambar 4-2 Nilai Tegangan Masukan terkecil pada Berdasrkan percobaan yang telah dilakukan dapat
Generator Isyarat
disimpulkan bahwa :
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki
emitor transistor di groundkan, lalu input di
masukkan ke basis dan output diambil pada kaki
kolektor. Penguat Common Emitor juga
mempunyai karakter sebagai penguat
tegangan.Penguat Common Emitor mempunyai
karakteristik sebagai berikut :Sinyal outputnya
berbalik fasa 180 derajat terhadap sinyal input.
Gambar 4-2 Nilai Tegangan keluaran terkecil pada
Osiloskop Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya
umpan balik positif, sehingga sering dipasang
umpan balik negatif untuk mencegahnya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.academia.edu/18735115/
karakteristik_transistor_CE, 05 November
2017. 20.00 WIB
[2] https://vdocuments.site/documents/laporan-4-
transistor-pnp-npndoc.html ,04 Desember
Gambar 4-3 Nilai Tegangan Masukan terbesar pada 2017, 20.30 WIB
Generator Isyarat
[3] Bakri , A. Haris, dkk. , Dasar-dasar
elektronika, Universitas Negeri Makasar,
Makasar, 2008.
[4] Sriwidodo, Elektronika Dasar, Salemba
Teknika, Jakarta, 2012.
[5] Sutrisno, rangkaian elektronika (analog), UI,
Jakarta, 1994.

Gambar 4-4 Nilai Tegangan keluaran terbesar pada


Osiloskop
Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi
yang berbeda yaitu daerah saturasi, daerah cut off,
dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan
sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah
aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian
digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah
saturasi dan cut off. Daerah breakdown biasanya
dihindari karena resiko transistor hancur terlalu
besar.

4
Laporan Praktikum –Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed

Anda mungkin juga menyukai