Anda di halaman 1dari 3

MODUL 7 RANGKAIAN PENGUAT TRANSISTOR

Mellinia Murti Lisfitria (K1C018069)


Asisten: Simon Petrus R.S.
Tanggal Percobaan: 6/11/2019
PAF15210P-Praktikum Elektronika Dasar 1
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unsoed

Abstrak gambaran ini diode sebelah kiri disebut diode


emitter-basis atau singkatnya diode emitter.
Praktikum ke-7 adalah “Rangkaian Penguat
Transistor” dimana pada praktikum ini rangkaian
penguat yang digunakan adalah rangkaian penguat Diode sebelah kanan disebut diode kolektor-
common emitter. Dimana rangkaian penguat kolektor atau secara singkat diode kolektor[2].
common emitter ini merupakan rangkaian penguat
dengan kaki emitor dari transistor dihubungkan ke Rangkaian penguat adalah suatu rangkaian
yang digunakan untuk menguatkan sinyal
tanah (ground). Penguat jenis ini difungsikan
masukan. Rangkaian penguat terdiri dari berbagai
sebagai penguat tegangan. Karakteristik yang
macam, mulai dari yang paling sederhana sampai
menonjol dari jenis penguat common emitter
yang komplek. Rangkaian penguat juga dapat
adalah sinyal keluaran mempunyai perbedaan fase dibangun mulai dari sebuah transistor sampai
sebesar 1800. Praktikum ini bertujuan untuk beberapa transistor. Rangkaian penguat yang lebih
mencari tegangan keluaran (Vout) pada rangkaian komplek bahkan telah dikemas dalam paket IC.
penguat common emitter dengan menggunakan Berdasarkan pada fungsinya, yaitu sebagai penguat
CRO atau osiloskop. Dari hasil percobaan sinyal, rangkaian penguat juga dapat dibedakan
menunjukan ketika memvariasikan besarnya Vin berdasarkan jenis sinyal yang dikuatkan. Pada
yang dimulai pada tegangan 50 V sampai 1000 V, dasarnya rangkaian penguat ini terdiri dari penguat
besarnya Vout juga berubah meningkat dari 0,14 V arus, penguat tegangan dan penguat daya[3].
sampai 2,4 V dengan interval yang berbeda – beda.
Berikut ini adalah ketiga konfigurasi Transistor
Hal ini menunjukan bahwa semakin besar nilai Vin
yang dimaksud.
semakin besar pula nila Vout.
Kata kunci: Rangkaian penguat transistor, common
emitter, Vout.

1. PENDAHULUAN
Rangkaian penguat adalah suatu rangkaian yang
digunakan untuk menguatkan sinyal masukan.
Rangkaian penguat yang paling sederhana adalah
rangkaian penguat yang dibangun dari sebuah
Seperti namanya, yang dimaksud dengan
transistor. Rangkaian penguat transistor terdiri dari
konfigurasi Common Base (CB) atau basis bersama
tiga macam yakni rangkaian penguat common base,
adalah konfigurasi yang kaki basisnya di-ground-
common kolektor, dan common emitter. Pada
kan dan digunakan bersama untuk input maupun
praktikum ini rangkaian yang digunakan adalah
output. Pada konfigurasi Common Base, sinyal
rangkaian penguat common emitter. Tujuan dari
input dimasukan ke emitor dan sinyal outputnya
praktikum ini adalah mencari nilai tegangan
diambil dari kolektor, sedangkan kaki basisnya di-
keluaran (Vout) pada rangkaian untuk
ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga
mendapatkan nilai K. pada praktikum ini alat dan
sering disebut dengan istilah “Grounded Base”.
bahan yang digunakan adalah CRO, Catu data DC,
Konfigurasi Common Base ini menghasilkan
Breadboard, Transistor, Kapasitor, dan Resistor.
penguatan tegangan antara sinyal input dan sinyal
output namun tidak menghasilkan penguatan pada
2. STUDI PUSTAKA arus.
Transistor mempunyai dua persambungan
Konfigurasi Common Collector (CC) atau
satu antara emitter dan basis yang lain antara basis
kolektor bersama memiliki sifat dan fungsi yang
dan kolektor. Sehubungan dengan ini, suatu
berlawan dengan Common Base (basis bersama).
transistor dapat dipandang sebagai dua diode yang
Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan
dalam hubungan saling membelakang. Dalam
tegangan tanpa memperkuat arus, maka Common
1
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed
Collector ini memiliki fungsi yang dapat
Merangkai rangkaian seperti
menghasilkan penguatan arus namun tidak gambar 7.3 dalam Modul
menghasilkan penguatan tegangan.
Pada konfigurasi Common Collector, input
diumpankan ke basis transistor sedangkan hubungkan bagian masukan
outputnya diperoleh dari emitor transistor rangkaian dengan generator isyarat
dan bagian keluaran rangkaian CRO
sedangkan kolektornya di-ground-kan dan
digunakan bersama untuk input maupun output.
Konfigurasi kolektor bersama (Common Collector) ini
Atur generator isyarat dengan
sering disebut juga dengan pengikut emitor tegangan masukan sebesar
(Emitter Follower) karena tegangan sinyal output 50mVpp pada frekuensi 1 KHz
pada emitor hampir sama dengan tegangan input
basis.
Konfigurasi Common Emitter (CE) atau emitor Ukur tegangan dari rangkaian
dengan menggunakan CRO
bersama merupakan konfigurasi transistor yang
paling sering digunakan, terutama pada penguat
yang membutuhkan penguatan tegangan dan arus
secara bersamaan. Hal ini dikarenakan konfigurasi Variasikan tegangan masukan dai
50-1000 dan catat tegangan
transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan keluarannya
penguatan tegangan dan arus antara sinyal input
dan sinyal output. Gambar 3-1 Diagram
Common Emitter adalah konfigurasi transistor
dimana kaki emitor transistor di-ground-kan dan
dipergunakan bersama untuk input dan output.
Pada konfigurasi Common Emitter ini, sinyal input
4. HASIL DAN ANALISIS.
dimasukan ke basis dan sinyal outputnya diperoleh Dari percobaan ini didapat nilai tegangan keluaran
dari kaki kolektor[4]. dengan variasi tegangan masukan seperti
dituliskan pada table dibawah ini

Tabel 4-1 Data Nilai-nilai Komponen


3. METODOLOGI
RL 100 kΩ C1,C2 10μ.f
Pada praktikum “Rangkaian Penguat Transistor”
RE 56 kΩ Hfe 228
alat dan bahan yang digunakan adalah:
RB 1,2 kΩ Vcc Baterai
1. Catu Daya DC RC 2,2 kΩ
2. Breadboard
Tabel 4-2 Data Pengamatan
3. Resistor
Penguat Common Emitter
4. Kapasitor Vin Vout K
5. Transistor 50 0 0
100 0,04 0,0004
6. CRO 200 0,08 0,0004
7. Generator isyarat 300 0,12 0,0004
400 0,12 0,0003
500 0,16 0,00032
600 0,24 0,0004
700 0,28 0,0004
800 0,32 0,0004
900 0,34 0,00037
100 0,4 0,0004
0
Dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai Vout
sebanding dengan Vin. Semakin besar nilai Vin
nilai Vout juga akan semakin besar. Sedangkan
nilai K yang dihasilkan cenderung konstan. Nilai K
ini diperoleh dari membagi besarnya nilai Vout
dengan Vin.
2
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed
Rangkaian Penguat Common Emitter merupakan DAFTAR PUSTAKA
rangkaian penguat tegangan dengan rangkaian
posisi kaki emittor dari transistor dihubungkan ke [1] http://elektronika-dasar.web.id/penguat-1-
tanah (ground). Hal ini terbukti dengan satu-transistor/ 26-11-2016, 20:30
perbandingan Vin dan Vout yang berbanding lurus, [2] http://www.meka-
semakin besar Vin semakin besar pula Vout. tronika.blogspot.co.id/2013/12/transistor-
Sebagai jalur masukan sinyal dari penguat common sebagai-penguat.html 26-11-2016,20:30.
emitter adalah kaki basis sebagai jalur keluarannya
adalah kaki kolektor. [3] http://dasarelektronika2.blogspot.co.id/2014/
02/penguat-transistor.html 26-11-2016,20:30
Rangkain penguat transistor ada tiga jenis, yaitu :
Penguat common base, Penguat common kolektor, [4] http://web.if.unila.ac.id/pamous/2015/06/11/d
dan Penguat common emitter. Perbedaan pada tiga asar-elektronika-penguat-daya-dan-penguat-
jenis rangkaian penguat ini adalah terletak pada tegangan/ 26-11-2016,20:30
kaki transistor yang dihubungkan ke tanah
(ground). Apabila penguat common base adalah
rangkaian penguat dengan kaki basis dari transistor Lampiran
dihubungkan ke tanah (ground), sedangkan
penguat common kolektor adalah rangkaian
penguat dengan kaki kolektor dari transistor
dihubungkan ke tanah (ground). Keistimewaan lain
pada penguat common emittor dan basis
difungsikan sebagai penguat tegangan, sedangkan
penguat kolektor difungsikan sebagai penguat arus.

Gambar: Rangkaian Common Emitter


5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum kali ini
yaitu :
1. Common Base (CB) atau basis bersama
adalah konfigurasi yang kaki basisnya di-
ground-kan dan digunakan bersama untuk
input maupun output. Pada konfigurasi
Common Base, sinyal input dimasukan ke
emitor dan sinyal outputnya diambil dari
kolektor, sedangkan kaki basisnya di-
ground-kan. Konfigurasi Common Base ini
menghasilkan penguatan tegangan antara
sinyal input dan sinyal output namun tidak Gambar: Hasil output pada osiloskop
menghasilkan penguatan pada arus.
2. Konfigurasi Common Collector (CC) atau
kolektor bersama memiliki sifat dan fungsi
yang berlawan dengan Common Base (basis
bersama). Common Collector ini berfungsi
menghasilkan penguatan arus namun
tidak menghasilkan penguatan tegangan.
3. Common Emitter adalah konfigurasi
transistor dimana kaki emitor transistor di-
ground-kan dan dipergunakan bersama
untuk input dan output. Pada konfigurasi
Common Emitter ini, sinyal input dimasukan
ke basis dan sinyal outputnya diperoleh
dari kaki kolektor Gambar: Hasil output pada osiloskop

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pada


rangkaian penguat semakin besar nilai Vin semakin
besar juga nilai Vout nya.
3
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed

Anda mungkin juga menyukai