Anda di halaman 1dari 6

1.1 Tujuan Praktikum.

 Mahasiswa mampu mengamati karakteristik dari rangkaian penguat Common


Basisdengan simulasi.
 Mahasiswa mampu mengamati karakteristik dari rangkaian penguat Common
Emmiter dengan simulasi.
 Mahasiswa dapat memahami tentang common basis dan common emmiter.
1.2 Alat dan Bahan.
 Laptop atau Personal Computer.

 Aplikasi multisim.

 Gambar rangkaian bertingkat.

1.3 Gambar Rangkaian

1.4 Teori Dasar


Secara umum terdapat tiga macam konfigurasi rangkaian transistor, yaitu konfigurasi basis
bersama (common-base), konfigurasi emitor bersama (common-emitter), dan konfigurasi
kolektor bersama (common-collector). Istilah bersama dalam masing-masing konfigurasi
menunjuk pada terminal yang dipakai bersama untuk input (masukan) dan output (keluaran).
Gambar dibawah menunjukkan tiga macam konfigurasi tersebut.
Konfigurasi Common Base (Basis Bersama)

Seperti namanya, yang dimaksud dengan Konfigurasi Common Base (CB) atau Basis
Bersama adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk
INPUT maupun OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke
Emitor dan sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-
kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah “Grounded Base”.
Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan
sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada arus.

Konfigurasi Common Collector (Kolektor Bersama)

Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang
berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan
penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang
dapat menghasilkan Penguatan Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan.
Pada Konfigurasi Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan
Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan
digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT.

Konfigurasi Common Emitter (Emitor Bersama)

Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi Transistor
yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan penguatan Tegangan dan
Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi Transistor dengan Common Emitter ini
menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal Input dan sinyal Output.
Common Emitter adalah konfigurasi Transistor dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan
dipergunakan bersama untuk INPUT dan OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal
INPUT dimasukan ke Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor.

1.5 Langkah percobaan.


 Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

 Membuka aplikasi multisim.

 Membuat rangkaian seperti figure diatas.

 Mengatur Vin ( CE ) dengan tegangan 10 vp-p dengan menggunakan frekuensi


1 kHz.
 Menampilkan hasil sinyal output CE pada osiloskop dengan peletakan Ch1
diantara transistor 1 dan 2.
 Mengambil data percobaan.

 Mengubah Vin ( CE ) dan menyambungkannya ke grounding.

 Mengubah Vout CE menjadi Vin CB.

 Meletakkan Ch1 osiloskop pada capasitor 3 untuk menampilkan hasil tegangan


keluaran common basis.
 Mengambil data percobaan.

1.6 Data hasil percobaan.


 Hasil sinyal Common Emmiter

Gambar 1.1 Hasil Simulasi Rangkaian Common Emitter dengan tegangan


100 Vpp dan frekuensi 27 KHz
Gambar 1 .5 Hasil Simulasi Rangkaian Common Emitter dengan tegangan
14 Vpp dan frekuensi 7 KHz

 Hasil sinyal Common Basis

Gambar 1.2 Hasil Simulasi Rangkaian Common Basis dengan tegangan


100 Vpp dan frekuensi 27 KHz
Gambar 1 .7 Hasil Simulasi Rangkaian Common Basis dengan tegangan
14 Vpp dan frekuensi 7 KHz

1.7 Analisis Data


Common Emitter
Terdapat 2 hasil yang berbeda dari 2 simulasi yang dilakukan. Selisih
yang terjadi pada input common emitter dan output common emitter.
Pada percobaan pertama dengan tegangan 100 Vpp dan frekuensi 27
KHz yang terjadi adalah tegangan input yang diukur menggunakan
multimeter ialah 2,463 mV sedangkan tegangan outputnya ialah
10,577mV. Pada percobaan kedua dengan tegangan 14 Vpp dan
frekuensi 7 KHz yang terjadi adalah tegangan input yang diukur
menggunakan multimeter ialah 8,102uV sedangkan tegangan
outputnya ialah 34,791 uV

Common Basis

Terdapat selisih yang terjadi pada input common bassis dan output
common bassis. Pada percobaan pertama dengan tegangan 100 Vpp
dan frekuensi 27 KHz yang terjadi adalah tegangan input yang diukur
menggunakan multimeter ialah 70,683 V sedangkan tegangan
outputnya ialah 21,001 V. Pada percobaan kedua dengan tegangan 14
Vpp dan frekuensi 7 KHz yang terjadi adalahtegangan input yang
diukur menggunakan multimeter ialah 9,889V sedangkan tegangan
outputnya ialah 8,25 V. Pada percobaan common bassis terjadi
penguatan tegangan.

1.8 Kesimpulan
 Pada percobaan rangkaian penguat bertingkat. Saat mencari hasil dari common
basis letak tegangan input berada diantara kaki emmiter dan kaki collector. Sedangkan
untuk tegangan outputnya pada emmiter.
 Pada percobaan rangkaian penguat bertingkat. Saat mencari hasil dari common
emmiter letak tegangan input berada pada kaki basis. Sedangkan untuk tegangan
outputnya berada diantara kaki emmiter dan kaki collector.
 Tegangan output yang dihasilkan pada simulasi berbeda pada hasil
perhitungan. Begitu juga saat diukur dengan multimeter. Hasil ini dikarenakan
transistor yang digunakan kurang cocok dengan angka yang dipakai pada saat teori.

Anda mungkin juga menyukai