DISUSUN OLEH:
ELSHA ADRIANTI
42220012
1A TRJT
TUJUAN PERCOBAAN
Setelah selesai melakukan percobaan ini, Anda diharapkan dapat :
1. Menjelaskan jenis-jenis penguat dasar transistor .
2. Mengukur parameter-parameter penguat transistor antara lain penguatan arus, penguatan
tegangan, resistansi masukan dan resistansi keluaran.
3. Menyebutkan sifat-sifat masing-masing konfigurasi penguat.
4. Mengukur penguatan tegangan penguat transistor.
5. Menjelaskan fungsi pemberian bias pada transistor.
6. Mejelaskan fungsi transistor by-pass dan pengaruhnya terhadap penguatan sinyal.
7. Menyelidiki fungsi kapasitor kopling pada penguat dua tingkat.
8. Mengukur frekuensi respon dari penguat.
DASAR TEORI
A. Penguat Dasar Transistor
Transistor memiliki 3 elektroda (basis, emitor, dan kolektor) sehingga pada dasarnya
transistor dapat dirangkai menjadi 3 macam penguat dasar yang dikenal dengan konfigurasi
penguat yaitu :
1. Konfigurasi basis emitor (common base).
2. Konfigurasi emitor bersama (common emitor).
3. Konfigurasi kolektor bersama (common collector) yang dikenal sebagai rangkaian
pengikut emiter (emitter follower).
Ketiga jenis konfigurasi ini memiliki sifat atau harga parameter yang berbeda.
B. Penguat Bertingkat
Transistor dapat berfungsi sebagai penguat sinyal, jika sinyal AC dimasukkan pada
masukan akan mengakibatkan perubahan arus pada keluarannya. Jika resistor beban
dipasang, sinyal keluaran akan lebih besar dari masukannya. Pembesaran sinyal ini disebut
sebagai penguatan, hal ini tentunya terjadi jika transistor diberi tegangan DC dengan benar.
Dalam percobaan ini akan dilakukan pengukuran terhadap penguat transistor yang diberi
tegangan DC dengan benar. Dan dilakukan terhadap transistor dengan konfigurasi bersama,
sehingga basis sebagai masukan, sedangkan kolektor sebagai keluaran. Dalam pembahasan
perlu diperhatikan komponen yang dapat mempengaruhi sinyal AC untuk itu rangkaian
penguat dapat digambarkan sebagai berikut:
Untuk sinyal AC sumber tegangan dan kapasitor dianggap hubung singkat (diganti dengan
tahanan dalamnya), tegangan AC dasar pada pengaut adalah tegangan kolektor terhadap
ground (VCO, tegangan emiter (VE) dan tegangan basis (VB)).
Penguatan arus pada penguat transistor base bersama (hfb) mempunyai nilai kurang dari satu,
sebab arus emitor memiliki penjumlahan arus base dan arus kolektor.
Pada penguat base bersama sinyal tegangan msukan dan sinyal tegangan keluaran mempunyai fase
yang sama artinya, penambahasn sinyal tegangan masukan akan menghasilkan penambahan sinyal
tegangan keluaran.
Sambungan emiter-basis diberi bias maju oleh Ebe, sedangkan sambungan dari (Ece-Ebc) dimana
Ece-Ebc.
Masukan dimasukan lewat elektroda base sedangkan keluaran diambil dari kolektor, sehingga
untuk memperoleh penguatan arus pada rangkaian ini (hfe) adalah perbandingan perubahan arus
kolektor (Ic) terhadap perubahan arus base (Ib).
Hfe = Ic / Ib
= hfb / (1 - hfb)
Untuk rangkaian penguat dengan konfigurasi emiter bersama mempunyai penguatan arus yang
cukup besar (hfe < 1) untuk menentukan penguatan tegangan dan tegangan daya adalah sebagai
berikut :
Vin = Ib. Rin
Ib = Es / (Rs + Rin)
Ib = Vin / Rin
Ic = hfe . Ib
Ib = hfe . Vin / Rin
Vout = Ic. RL
= hfe . Vin . RL / Rin
Av = Vout / Vin → hfe. RL / Rin
Ap = Pout / Pin → Pout = Ic2 . RL
= (hfe . Ib)2 . RL
Pin = Ib2 . Rin
Ap = hfe . RL / Rin → Av . Ai
Karena faktor-faktor penguatan yang besar, maka penguat dengan konfigurasi emiter bersama ini
sangat babyak digunakan
Pada penguat ini, masukan dihubungkan pada elektroda base, sedangkan beban dipasangkan pada
emitor. Penguat arus pada konfigurasi ini adalah :
Hfc = Ic / Ib
= 1 / (1 - hfb)
= hfe + 1
Karena hfe mempunyai nilai yang besar, maka penguatan arus pada kolektor bersama adalah
hampir sama dengan penguatan arus pada emitor bersama sifat yang khas dari rangkaian ini, adalah
resistansi masukan biasanya lebih besar dari resistansi beban sinyal tegangan masukan sefasa
dengan tegangan sinyal keluaran, sehingga penguat kolektor bersama sering dipergunakan sebagai
rangkaian penyesuaian impedansi.
B. Penguat Bertingkat
1. Catu daya 1 buah
2. Multimeter 1 buah
3. Generator fungsi 1 buah
4. Osiloscope 1 buah
5. Transistor BC 500 1 buah
6. Kapasitor 100µF 1 buah
7. Resistor 10K, 37k, 150 Ohm 1 buah
8. Resistor 1K, 3k3 Ohm 1 buah
9. Pottensiometer 220 Ohm 1 buah
10. Kawat penghubung 1 buah
11. Kapasitor 100µF 2 buah
12. Kapasitor 470µF 2 buah
13. Papan percobaan 1 buah
LANGKAH PERCOBAAN
A. Penguat dasar Transistor
a) Penguatan konfigurasi base bersama
Gambar 9.4
Gambar 9.6
B. Penguatan Bertingkat
a) Penguatan CE satu tingkat
1. Rakitlah rangkaian seperti gambar 10.2.
2. Aturlah tegangan catu daya 12V hubungkan dengan rangkaian.
3. Pasang generator fungsi pada masukan, atur pada frekuensi 1Khz dengan amplitude
50 mVpp.
4. Amati bentuk gelombang masukan dan keluaran. Berapakah beda fasanya.
Beda Fase = …
5. Ukurkah tegangan masukan dan keluarnya.
Vin = …
Vout = …
6. Berapakah penguatan tegangannya
Av = …
7. Lepaskan kapasitor 470 μF pada emitor.
8. Ulangi pengukuran tegangan masukan dan keluarnya.
Vin = …
Vout = …
9. Berapakah penguatan tegangannya.
Av = …
10. Pasang kembali kapasitor pada emitter, naikkan amlitudo generator fungsi sampai
tegangan keluaran mulai distorsi (terpotong).
11. Ukur tegangan masukan dan keluarnya serta hitung penguatannya.
Vin = …
Vout = …
Av = …
12. Matikan semua peralatan yang diperlukan.
b) Penguatan bertingkat
1. Apabila hasil pengukuran tegangan pada penguat salah satu tingkat sesuai dengan
teori, beri penjelasan !
2. Apa pengaruh kapasitor emitter (Ce) terhadap penguatan tegangannya !
3. Pada saat amplitude masukan dinaikkan, tegangan keluaran akan terpotong,
jelaskan !
4. Pada penguat RC 2 tingkat apakah terjadi perbedaan penguat antara TR1 dan TR2
!
5. Pada saat resistansi base 15K diganti, gelombang keluaran menjadi cacat (distorsi),
mengapa ?
6. Gambarkan grafik frekuensi respon dan tentukan batas-batas frekuensi cut offyta.