Anda di halaman 1dari 10

LKS TRANSISTOR

1. Ada berapa tipe/jenis transistor bipolar (transistor), bagaimana susunan dan simbolnya
 Ada 2 tipe, Transistor tersusun dari sebuah lapisan semikonduktor tipe n yang
disisipkan diantara dua lapisan semikonduktor tipe p, yang menghasilkan transistor
jenis pnp, atau sebuah lapisan semikonduktor tipe p yang disisipkan diantara dua
lapisan semikonduktor tipe n, yang menghasilkan transistor jenis npn,

2. Transistor mempunyai tiga elektroda sebutkan! jelaskan masing-masing fungsinya!


 Transistor mempunyai tiga elektroda yaitu Emitor/Emitter sebagai pemancar (E),
Basis/Base sebagai landasan (B) dan Kolektor/Collector sebagai pengumpul (C)
3. Transistor sebagai penguat bagaimana jalannya arus dan tegangannnya?
 Tansistor sebagai penguat mempunyai polaritas

4. Secara umum sebutkan minimal 5 buah penggunaan transistor?


 Transistor dapat digunakan sebagai penguat, saklar, sensor cahaya, sensor suhu, osilator
5. Bagaimana menentukan keadaan transistor?
 Cara Mengukur Transistor PNP dengan Multimeter Analog
1. Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k
2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal
Emitor (E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti
Transistor tersebut dalam kondisi baik
3. Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke kanan
menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
 Cara Mengukur Transistor NPN dengan Multimeter Analog
1. Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k
2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis (B) dan Probe Merah pada Terminal
Emitor (E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti
Transistor tersebut dalam kondisi baik
3. Pindahkan Probe Merah pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke kanan
menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
6. Dalam hubungannya dengan catu sanbungan emetor (Emitter junction biased, JE) dan catu
sambungan kolektor (collector junction biased, JC), agar transistor dapat berfungsi sebagai
penguat apakah syaratnya?
 Agar transistor bekerja sebagai penguat diusahakann sambungan emitor mendapat
tegangan maju (junction of emitter forward biased) dan sambungan kolektor mendapat
tegangan balik (junction of colector reverse biased).
7. Transistor sebagai penguat gambarkanlah komponen arusnya, dan bagaimana hubungan
masing-masing komponen arus dan tegangannya?

 Secara umum komponen arus dalam transistor dapat dituliskan sebagai berikut :
8. Bagaimanakah hubungan antara arus kolektor dan arus basisnya?

Karena ICO diusahakan kecil jauh lebih kecil dari IB maka diperoleh

9. Terdapat tiga pengoperasian transistor sebagai penguat yaitu Basis Bersama (Common
Base, CB), Emitor Bersama (Common Emitter, CE), Kolektor Bersama (Common
Collector, CC), gambarkan rangkaiannya dan sebutkan ciri-cirinya!
 Basis Bersama (Common Base, CB)

Cirinya adalah masukan diambil pada emitor, keluaran diambil pada kolektor dan basis
dipakai bersama.
 Emitor Bersama (Common Emitter, CE)

Cirinya adalah masukan diambil pada basis, keluaran diambil pada kolektor dan emitor
dipakai bersama.
 Kolektor Bersama (Common Collector,CC)
Cirinya adalah masukan diambil pada \basis, keluaran diambil pada emitor dan kolektor
dipakai bersama.

10. Karakteristik transistor sebagai penguat berkaitan dengan impedansi masukannya,


impedansi keluarannya, penguatan arusnya dan penguatan tegangannya.
 Penguat Common Base (grounded-base)

Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di groundkan, lalu
input di masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common
Base mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.

Sifat atau karakter pada Penguat Common Base adalah :

 Adanya isolasi input dan output tinggi sehingga Feedback lebih kecil
 Cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai impedansi input tinggi yang dapat
menguatkan sinyal kecil
 Dapat dipakai sebagai penguat frekuensi tinggi (biasanya terdapat pada jalur UHF
dan VHF)
 Dapat dipakai sebagai buffer atau penyangga

 Penguat Common Emitor

Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di groundkan,
lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki kolektor . serta
mempunyai karakter sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor di-ground-
kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah Collector.

Sifat atau karakter pada Transistor sebagai Penguat Common Emitor:

 Signal output berbeda phasa 180 derajat atau berbalik phasa sebesar 180 derajat
terhadap sinyal input.
 Sangat memungkinkan adanya osilasi akibat feedback atau umpan balik
positif,sehingga  untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif.
 Sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah) terutama pada sinyal
audio
 Mempunyai stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan bias
transistor.
 Penguat Common Collector

Penguat Common Collector adalah penguat  dimana kaki kolektor transistor di


groundkan / ditanahkan , lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada
kaki emitor dan penguat ini berkarakteristik sebagai penguat arus. Rangkaian ini
hampir sama dengan Common Emitor tetapi outputnya diambil dari Emitor. Input
dihubungkan ke Basis dan output dihubungkan ke Emitor. Rangkaian ini disebut juga
dengan Emitor Follower (Pengikut Emitor) karena tegangan output hapir sama dengan
tegangan input.

Sifat atau karakter pada Transistor sebagai Penguat Common Collector:

 Signal output dan signal input satu phasa (tidak terbalik seperti Common Emitor)
 Mempunyai penguatan tegangan sama dengan 1
 Mempunyai penguatan arus tinggi (sama dengan HFE transistor)
 Karena mempunyai Impedansi input tinggi dan impedansi output rendah sehingga
cocok digunakan sebagai buffer.

11. Rangkaian setara parameter – h


 Penguat Common Emitor
 Penguat Common Base (grounded-base)

 Penguat Common Collector


12. Terdapat 3 cara untuk memberi catu basis pada penguat emitor yaitu :
 Panjar basis dengan hambatan basis RB

 Panjar basis dengan pembagi tegangan RB1 dan RB2

 Panjar basis dengan balikan tegangan


13. Menentukan arus basis (IB)

14. Menentukan IC dan IE pada rangkaian no 12


 Panjar basis dengan hambatan basis RB.

 Panjar basis dengan pembagi tegangan RB1 dan RB2.

 Panjar basis dengan balikan tegangan.

15. Menentukan VE, VB, VC, dan VCE

16. Menghitung besaran hie

17. Ketentuan membuat rangkaian setara parameter – h untuk suatu penguat (dalam analisis
ac)
 Diperlukan rangkaian setara, pada frekuensi tengah, rangkaian setara transistor
sebagai penguat input menggunakan rangkaian setara thevenin dan output sebagai
setara Norton yang dikenal dengan rangkaian setara parameter-h, sebagai berikut.
hre = faktor balikan dengan masukan terbuka (ii = 0).
hfe = penguatan arus dengan keluaran terhubung singkat (Vo = 0).
hoe = admitansi keluaran dengan masukan terbuka (ii = 0).
Dengan pendekatan, nilai hre kecil sehingga hre Vo dapat dianggap sama dengan nol
atau dapat diabaikan, sehingga dalam analisis ac selanjutnya rangkaian setara
parameter-h transistor digunakan rangkaian 5.9b.

18. Rangkaian setara parameter – h rangkaian no 12 dan menentukan nilai Zi, Z0, dan Kv
 Panjar basis dengan hambatan basis RB tanpa RE atau dengan bypass CE.

 Panjar basis dengan hambatan basis RB, dipasang RE tanpa bypass CE


 Panjar basis dengan pembagi tegangan RB1 dan RB2 dengan bypass CE

 Panjar basis dengan pembagi tegangan RB1 dan RB2 tanpa bypass CE

 Panjar basis dengan balikan tegangan tanpa RE atau dengan bypass CE

 Panjar basis dengan balikan tegangan dipasang RE tanpa bypass CE

Anda mungkin juga menyukai