Transistor FET
4.1 Tujuan
1. Memahami konsep dan mampu menggunakan transistor FET sebagai penguat common
source dan common drain
Berdasarkan konstruksinya terdapat beberapa jenis transistor FET, diantaranya JFET (Jun-
ction - FET) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor - FET). Berdasarkan substratnya,
FET (JFET/MOSFET) dapat dibagi lagi menjadi tipe n-channel dan p-channel. Pada
modul ini transistor yang digunakan adalah jenis MOSFET.
Berdasarkan konfigurasinya, FET dapat dibagi menjadi 3 yaitu Common Source, Common
Drain, dan Common Gate.
FET (Field Effect Transistor) merupakan komponen aktif elektronika yang biasa digunakan
sebagai penguat. FET merupakan jenis transistor yang memakai efek medan listrik dalam
aplikasinya sebagai ampli
er (penguat). Berikut ini rangkaian dasar penguat FET Common Source, Common Drain
dan Common Gate.
27
Gambar 4.2: Rangkaian Amplifier Common Source
Komponen semikonduktor FET dapat digunakan sebagai komponen aktif untuk menjadi
sumber arus.
Pada saat MOSFET digunakan untuk mendesain sebuah penguat, transistor bekerja pada
daerah saturasi. Pada daerah saturasi ini, arus pada kaki drain ditentukan oleh VGS dan
saling bebas dengan VDS . Pada kondisi ini, MOSFET bekerja sebagai sumber arus yang
diatur oleh tegangan (VGS ).
FET SK-125
28
Resistor 470 kΩ, 1 MΩ, 100 kΩ, 3.3 kΩ, 4.7 kΩ (2 buah)
3 Kapasitor 10 µF/35V
FET SK-125
2 Kapasitor 10 µF/35V
FET SK-125
Resistor 1 kΩ, 10 Ω
Potensiometer 1 kΩ
2 Kapasitor 10 µF/35V
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan coupling capasitor dan bypass capasitor
2. Apa perbedaan rangkaian ekivalen Model T dan Model dalam menganalisis operasi ac
dalam penguat transistor
3. Buat rangkaian ekivalen model faktor penguat setiap konfigurasi CE, CB dan CC
4. Pada operasi dc, Tentukan Arus Basis, Arus Kolektor, Tegangan Kolektor pada rang-
kaian Gambar 8.
Penguat Sinyal
1. Siapkan papan plug-in, catu-daya tegangan utama, generator sinyal, empat buah peng-
hambat dengan nilai masing-masing 470 kΩ, 1 MΩ, 100 kΩ, dua buah penghambat
4.7 kΩ, tiga buah kapasitor dengan nilai masing-masing 10 µF/35V, FET SK-125, dan
osiloskop.
2. Dalam keadaan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal mati, buatlah rang-
kaian seperti pada gambar berikut :
29
Gambar 4.5: Rangkaian Common Source
4. Atur besar sinyal pada Ch.1 dan frekuensi gelombang sinus seperti pada gambar.
VA Dengan Cs Tanpa Cs
(mV) Vout Av Vout Av
Impedansi Masukan
2. Putuskan titik A, kemudian rangkai generator sinyal dan penghambat 470 kΩ secara
seri.
30
3. Hidupkan catu daya tegangan utama dan generator sinyal.
Dengan Cs Tanpa Cs
VA0 VA0
VA VA0 ZIN = VA −V · R1 VA VA0 ZIN = VA −V · R1
A0 A0
Impedansi Keluaran
Dengan Cs Tanpa Cs
Vo Vo0 Zout = VoV−V0 o0 · R1 VA VA0 Zout = VoV−V0 o0 · R1
o o
Penguat Sinyal
1. Siapkan papan plug-in, catu-daya tegangan utama, generator sinyal, penghambat de-
ngan nilai masing-masing 270 Ω, 470 kΩ, 1 MΩ, 100 kΩ, 560 kΩ, kapasitor dengan nilai
masing-masing 10 µF/35V, FET SK-125, dan osiloskop.
2. Dalam keadaan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal mati, buatlah rang-
kaian seperti pada gambar berikut :
31
Gambar 4.6: Rangkaian Common Drain
4. Atur besar sinyal pada Ch.1 dan frekuensi gelombang sinus seperti pada gambar.
VA Vout Av
(mA) (V)
Impedansi Masukan
2. Putuskan titik A, kemudian rangkai generator sinyal dan penghambat 470 kΩ secara
seri.
32
3. Hidupkan catu daya tegangan utama dan generator sinyal.
VA0
VA VA0 ZIN = VA −VA0 · R1
Impedansi Keluaran
Vo −Vo0
Vo Vo0 Zout = Vo0 · R1
1. Siapkan papan plug-in, catu-daya tegangan utama, generator sinyal, penghambat de-
ngan nilai masing-masing 1 Ω, 10 kΩ, 1 kΩ, potensiometer 1 kΩ, multimeter digital,
FET SK-125, dan meter dasar.
2. Dalam keadaan catu daya mati, susunlah rangkaian seperti pada gambar berikut :
33
Gambar 4.7: Sumber Arus FET.
3. Ukur tegangan pada titik A dan tegangan E dengan menggunakan multimeter digital.
5. Matikan catu-daya.
34